• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN MUKIM DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DI KECAMATAN RIKIT GAIB KABUPATEN GAYO LUES PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERAN MUKIM DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DI KECAMATAN RIKIT GAIB KABUPATEN GAYO LUES PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN MUKIM DALAM PENYELENGGARAAN

PEMERINTAHAN DI KECAMATAN RIKIT GAIB

KABUPATEN GAYO LUES PROVINSI

NANGGROE ACEH DARUSSALAM

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

L e r i m a n NIM. 081233110002

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

Leriman, NIM. 081233110002 Jurusan PP-Kn Fakultas Ilmu Sosial “Peran Mukim Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan di Kecamatan Rikit Gaib Kabupaten Gayo Lues Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peran Mukim Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan di Kecamatan Rikit Gaib Kabupaten Gayo Lues Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

Populasi dalam penelitian ini adalah kepala Mukim di Kecamatan Rikit Gaib Beserta staf dan seluruh anggotanya yang berjumlah 13 orang dan sampel yang digunakan adalah seluruh populasi tersebut, sehingga penelitian ini dinamakan penelitian populasi. Adapun alat pengumpulan data yang digunakan adalah dengan cara observasi, angket, dan wawancara. Angket merupakan alat pengumpul data yang berisi pertanyaan tertulis (quetioner) yang di isi oleh responden (sampel).

Teknik pengolahan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah analisa data deskriptif yang di ujikan dalam tabel frekuensi.

(5)

KATA PENGANTAR

Bismillahirohmannirrohim,

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan berkah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan

jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Medan.

Dengan pengetahuan dan pengalaman yang terbatas akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan judul : “Peran Mukim Dalam Penyelenggaraan

Pemerintahan di Kecamatan Rikit Gaib Kabupaten Gayo Lues Provinsi Nanggroe

Aceh Darussalam”.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, mengenai

isi maupun dalam pemakaian bahasa, sehingga penulis mengharapkan saran dan

kritikan yang membangun untuk perbaikan yang lebih baik. Mudah-mudahan

skripsi ini bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi para pembaca.

Skripsi ini juga terselesaikan berkat bantuan dari beberapa pihak. Untuk

itu penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Ibnu Hajar Damanik, M.Si, sebagai Rektor Universitas

Negeri Medan.

2. Bapak Drs. H. Restu, MS, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial

3. Ibu Dra. Yusna Melianti, M.H, sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Pancasila

dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan dan

(6)

4. Bapak Parlaungan Gabriel Siahaan, SH, M.Hum, sebagai Sekretaris Jurusan

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Negeri Medan dan sebagai dosen penguji.

5. Bapak Dr. Denny Setiawan, M.Si Sebagai Kepala Laboratorium Jurusan

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Negeri Medan.

6. Drs. Halking M.Si sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

membimbing serta memberi banyak masukan dalam menyelesaikan skripsi ini

7. Dra. Rosnah Siregar, M.Si sebagai Pembimbing Akademik dan sebagai Dosen

Penguji atau Pembanding Utama.

8. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan yang telah banyak memberi

bekali ilmu dan etika berperilaku serta membantu penulis.

9. Bapak Sugiono sebagai Pegawai Administrasi yang telah banyak berjasa

dalam membantu penulis.

10.Buat yang tercinta dan tersayang dalam hidup penulis ayahanda Justar dan

Suriati Ibunda yang telah membesarkan penulis dan atas segala bekal ilmu

kehidupan yang sangat bermanfaat serta dukungan yang tidak ternilai

harganya baik berupa materi maupun semangat sehingga penulis dapat

menyelesaikan pendidikan sampai jenjang perguruan tinggi. Dan kepada

adik-adiku tersayang yaitu Arpon Melodi Prima, Khairun Ikwan dan Asnah Nila

yang telah mendoakan dan memberikan semangat kepada penulis sehingga

(7)

11.Buat kak Fery dan bang Umar penulis mengucapkan beribu terima kasih

karena telah mendukung, pemberi semangat, dan membantu penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini.

12.Buat sahabat-sahabat karib tercinta penulis yakni, Enda Paradana, Hamdani

Hakim, Ahmad Suleman, Jumi Lessa Ginting, Iis Hernisya Ginting, Elvi

Novia Prastika, Dedi Sutrisno Madina Qudsia Kasdan Harap, dan semua

teman penulis stambuk 2008 terkuhusus kelas regular “B”, yang telah

mendukung, mendoakan serta membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini, dan atas kenangan indah yang tak akan terlupakan bersama kalian dan

akan selalu penulis kenang dalam hidup.

13.Buat yang adinda tersayang Nikita Desayev Rambe beserta keluarga yang

tidak pernah lelah memberikan dukungan kepada penulis sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

14.Dan kepada semua pihak yang telah membantu penulis sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini. Penulis ucapkan banyak terima kasih.

Mengingat keterbatasan kemampuan dan waktu yang ada, penulis

menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih belum sempurna, baik dari

segi isi maupun tata bahasanya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran

yang membangun dari para pembaca untuk melengkapi skripsi ini.

Medan, Juli 2012

Penulis

(8)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setelah reformasi, terjadi beberapa amandemen terhadap UUD 1945.

Salah satu pengaturan penting yang mendapat tempat dalam perubahan tersebut

adalah mengenai pemerintahanan di daerah. Sebagai salah satu negara yang

berkembang Indonesia adalah negara yang demokratis yang selalu mengalami

perubahan di segala bidang meliputi penyediaan pelayanan publik yang ekonomis

efektif, efesien dan transparan. Paradigma baru tersebut merubah masyarakat

sebagai pemegang kedaulatan negara. Dalam Pasal 18 disebutkan, bahwa Negara

Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas Daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota,

yang tiap-tiap Provinsi, Kabupaten, dan Kota itu mempunyai pemerintahan

daerah. Pemerintah Daerah (Pemda) mengatur sendiri urusan rumah tangga

menurut asas otonomi dan perbantuan. Pemerintah daerah (Pemda) menjalankan

otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang

ditentukan sebagai urusan pemerintah pusat.

Pelaksaanaan otonomi daerah kini memasuki tahapan baru setelah

undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang pemerintah daerah yang kini di revisi

menjadi undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah dan

Undang-undang Nomor 33 tahun 2004 tetang perimbangan keuangan antara

Pemerintah pusat dan Daerah. Maka dengan berbagai ketentuan yang telah dibuat

sedemikian rupa kebebasan daerah untuk menjalankan daerah tidak terpengaruh

oleh pemerintah pusat.

(9)

2

Seiring di cetuskanya undang-undang Nomor 32 tahun 2004, pemerintah

daerah dengan sangat bebas menjalankan roda pemerintahan sesuai dengan apa

yang telah menjadi visi dan misi daerah tersebut. Berlakunya undang-undang

tetang pemerintah daerah membuat pemerintah daerah menjadi sangat berkuasa di

daerah pemerintahannya, hal demikian membuat pemerintah daerah provinsi

sekarang ini menjadi salah satu alat fasilitator dari pemerintah daerah

Kabupaten/Kota tersebut. Maksud dan tujuan dicetuskannya undang-undang

tersebut adalah tentang pemberian hak dan wewenang khusus dari pemerintah

pusat kepada pemerintah daerah untuk mengatur daerah kekuasaan dan wewenang

untuk mengatur rumah tangganya sendiri.

Terbentuknya bangsa Indonesia yang hendak dicapai yaitu menciptakan

masyarakat yang adil dan makmur dan sejahtera dapat terlaksana. Masyarakat

diharapkan bisa menuju keberhasilan bersama dengan semangat juang guna

membangun bangsa Indonesia pada titik jaya dalam bidang di sektor kehidupan

masyarakat. Pemberian hak otonom tersebut membawa pengaruh yang cukup

berkompeten dalam mengatur pemerintahan Daerah.

Berbagai undang-undang tersebut telah memberi kebebasan dan

kewenangan yang besar kepada Aceh dalam melakukan pengelolaan kekayaan

alam dan juga kebebasan menjalankan sistem pemerintahan menurut

karakteristiknya. Khusus mengenai sistem pemerintahan yang demikian,

sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari bagaimana pengelolaannya. Harus di

(10)

3

Jadi dalam hal ini, apa yang tertulis di dalam kitab undang-undang, sesungguhnya

membutuhkan implementasinya dalam kenyataan.

Terwujudnya otonomi khusus yang di tuangkan dalam undang-undang

Nomor 18 Tahun 2001 tentang otonomi khusus Provinsi Daerah Istimewa Aceh

sebagai provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), yang paling mendasar dari

undang-undang tersebut adalah pemberian kesempatan yang lebih luas untuk

mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri termasuk sumber ekonomi,

menggali dan memberdayakan sumber daya alam (SDA) dan juga sumber daya

manusia (SDM), menumbuh kembangkan prakarsa, kreativitas dan demokrasi,

menggalikan dan mengimplementasikan tata masyarakat yang sesuai dengan

nilai-nilai luhur Aceh.

Dalam penataan pemerintahan di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

(NAD) berbeda dengan Daerah lain di Indonesia, dimana Provinsi Nanggroe Aceh

Darussalam terdiri dari lima strata pemerintahan yaitu Provinsi, Kabupaten,

Kecamatan. Dalam mengimplementasikan otonomi khusus dalam menata susunan

pemerintahan daerah bersama DPRD Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam telah

menetapkan beberapa Qanun, di antaranya Qanun nomor 4 dan 5 Tahun 2003

tentang pemerintahan Mukim dan Gampong (Desa)

Pemerintah Mukim merupakan lembaga yang masih di akui dan menjadi

lembaga pemeritahan di masyarakat Aceh dalam menyelenggarakan berbagai

permasalah masyarakat, oleh karena itu Mukim mempunyai peranan penting

dalam kehidupan dan penghidupan masyarakat di provinsi Nanggroe Aceh

(11)

4

ayat 3 Mukim adalah kesatuan masyarakat hukum dalam Provinsi Nanggroe Aceh

Darussalam yang terdiri atas gabungan beberapa Gampong (Desa) yang

mempunyai batas wilayah tertentu dan harta kekakyaan sendiri, berkedudukan

langsung dibawah camat atau nama lain yang dipimpin oleh Mukim atau nama

lain.

Seperti pelaksanaan pemerintahan Mukim dibeberapa kabupaten di

Nanggroe Aceh Darussalam, penyelengaraan pemerintahan Mukim di Kabupaten

Gayo Lues khususnya di Kecamatan Rikit Gaib memberi sedikit ruang

permasalahan. Hal ini di dasari dengan bagaimana lembaga pemerintahan Mukim

melakukan perannya di tangah masyarakat.

Pemerintahan Mukim merupakan pemerintahan yang diakui secara hukum

yang pelaksanaan disesuaikan dengan undang-undang yang berlaku . Hal ini

termaktub di dalam Qanun Aceh Nomor 4 Tahun 2003 pasal 3 yang menyebutkan

Mukim mempunyai tugas menyelengarakan pemerintahan, pelaksanaan

pembangunan, pembinaan masyrakat dan peningkatan pelaksanaan syari’at Islam.

Otonomi khusus yang diberikan pemerintah pusat kepada Provinsi

Nanggroe Aceh Darussalam untuk memngurus dan mengelola pemerintahannya

sendiri, hal ini tentu memberi ruang kepada provinsi ini membentuk pemerintah

Mukim di dalam suatu kecamatan yang membawahi bebepara Gampong (Desa).

Adanya pemerintahan Mukim tentunya dapat mengurangi tugas yang di

emban oleh Camat selaku pimpinan kecamatan. Dalam hal ini Mukim mempunyai

(12)

5

pembinanaan masyarakat, sengketa adat, pelayanan masyarakat dan pembangunan

secara fisik dan spiritual sekaligus efektifnya pelaksanaan syari’at islam.

Penyelenggaraan pemerintahan Mukim yang bisa mengayomi dan

memihak untuk kepentingan sangat diharapkan. Secara faktual, pemerintah

Mukim masih mengalami kevakukam, hal ini karena belum adanya kejelasan

fungsi dan kewenangan Mukim dalam melakukan pemerintahan, karena sejauh ini

Mukim masih terpokus dalam hal-hal yang adat-istiadat dan syari’at Islam saja. Mengaktifkan Mukim kembali terkait dengan ketegasan menganai

wewenang dan fungsi yang hendak dilekatkan kepada Mukim. Hal ini membuat

penyelenggaraan pemerintahan Mukim menjadi rancu atau sering berbarengan

dengan pemerintahan camat, seperti pelayanan masyarakat, pembangunan

masyarakat dan lain-lain

Berdasarkan analisa penulis yang menjadi pokok permasalahan dalam

lembaga Mukim adalah penyelenggraan pemerintahan Mukim dalam menjalan

fungsi dan kewenangan ditengah masyarakat, sehingga lembaga Mukim dapat

memberikan pelayanan kepada masyakat dalam menyelesaiakn persoalan yang

dihadapi masyarakat.

Berdasarkan uraian di atas, Maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian ini dengan judul Peran Mukim Dalam Penyelenggaraan

Pemerintahan di Kecamatan Rikit Gaib Kabupaten Gayo Lues Provinsi

(13)

6

B. Identifikasi Masalah

Tahapan Identifikasi masalah adalah kegiatan yang berupa mencari

sebanyak-banyaknya masalah dari penelitian yang dilakukan, maka penulis dapat

mengidentifikasi masalah pada penelitian adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana penyelenggaraan pemerintahan Mukim.

2. Peran pemerintahan Mukim melakukan fungsinya.

3. Hal-hal yang perlu dibenahi oleh pemerintahan Mukim.

4. Peran Mukim Dalam melaksanakan pemerintahan.

5. pelaksanaan fungsi dan wewenang Mukim.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat keterbatasan waktu, ruang, materi dan tempat maka penelitian

ini perlu dibatasi agar pembahasan tetap terfokus pada objek masalah yang akan

diteliti dan tidak melebar sehingga diperoleh pemecahan masalah yang jelas serta

terarah. Adapun yang menjadi pembatasan masalah penulis adalah peran Mukim

dalam menyelenggraan Pemerintahan.

D. Rumusan Masalah

Dari Identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka penulis

dapat merumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah apa saja peranan

Mukim dalam Penyelenggraan Pemerintahan di Kecamatan Rikit Gaib.

E. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan pasti mempunyai tujuan tertentu yang

hendak dicapai, karena tujuan akan memberikan arah yang jelas, tolak ukur dalam

(14)

7

Mengetahui peranan Mukim dalam penyelenggaraan pemerintahannya Kecamatan

Rikit Gaib .

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah :

1. Bagi Instansi, penelitian ini diharapkan akan bisa menambah bahan

masukan terhadap Pemerintah Daerah Kabupaten Gayo Lues

mengenai terutama kepada seluruh Mukim. Penelitian ini juga

diharapkan bisa menjadi bahan panduan kepada Pemerintah Mukim

dalam penyelenggraan pemerintahan

2. Bagi penulis, demikian juga penelitian ini diharapkan dapat

menambah wawasan, cakrawala dan sebagai bekal ilmu pengetahuan

penulis dalam mengembangkan dan melaksanakan tugas dilapangan

nantinya serta diharapkan sebagai input bagi Pemerintah serta

instansi-inansist lain yang terkait di dalamnya.

3. Bagi masyarakat, di harapkan penelitan ini bisa memberikan sedikit

pencerahan sejauh mana Mukim dapat melakukan pemerintahannya di

dalam masyarakat.

(15)

61

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah kita melihat hasil dari pengambilan data, dari jawaban responden,

dapat kita simpulkan bahwasanya Mukim beperan dalam menyelenggarakan

pemerintahan di Kecamatan Rikit Gaib. Di mana Mukim harus menjalankan

Fungsi selaku lembaga pemerintah. Adapun penyelenggraan pemerintahan Mukim

yaitu :

1. Mukim yang merupakan salah satu lembaga pemerintahan perpanjangan

tangan dari pemerintah daerah yang berkedudukan di bawah camat dengan

mempunyai Anggaran Rumah Tangga (ART) sendiri serta Mukim

mempunyai hak Preogratif dalam menentukan dan menjalankan roda

pemerintahan dengan sendiri tanpa campur tangan pihak lain Selama

masih dalam aturan yang berlaku.

2. Mukim mempunyai peranan penting dalam membangun dan membina

kecamatan desa-desa yang berada dibawah naungannya dengan

memberikan berbagai program yang yang diperuntukan untuk

mensejahterakan masyarakat.

3. Mukim juga berperan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat

dalam menanggulangi kesenjangan sosial, Sekaligus dapat menjadi jebatan

antara masyarakat dengan Camat dalam menyalurkan aspirasi mereka.

4. Penyelenggaraan pemerintahan Mukim tidak terlepas dari penguatan

sistem adat dan keikut sertaan dalam penanganan sengketa adat sehingga

(16)

62

tidak menimbulkan permasalahan yang berlanjut, dengan membuat sebuah

keputusan adat berdasarkan kesepatan bersama.

B. Saran

Pada bagian ini penulis memberikan saran yang kiranya perlu mendapat

perhatian sebagai berikut :

1. Mukim selaku lembaga pemerintahan sebaiknya dapat membenahi diri

dalam mencari solusi dalam mengurangi kendala-kendala yang dihadapi

agar tidak terus-terusan berlanjut.

2. Masyarakat juga sangat berperan penting dalam mendukung

terlaksanakannya program dengan baik, karena tanpa anya dukungan dari

masyarakat setempat maka apapapun yang dilakukan akan percuma dan

sia-sia saja.

3. Pemerintah daerah baik tingkat I (satu) ataupun tinggkat II (dua) juga

mempunyai andil dalam mewujudkan pemerintahan Mukim baik dengan

membuat Qanun yang lebih jelas guna menghindari penyalahgunaan

kewenangan dalam sesama pemerintahan.

4. Membina keharmonisan sesama pemerintahan agar dapat mebangun

(17)

63

DAFTAR PUSTAKA

Akbar,Purnomo.2008. Pengantar Statistik. Jakarta : Bumi Aksara

Arikunto,Suharsimi.2006.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta:Rineka Cipta

2007. Manajemen Penelitin.Jakarta :Rineka Cipta

Biro Pemerintahan Sektariat Daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.2004. Petunjuk Tekni Penyelenggaraan Pemerintahan Mukim Dalam Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

Pedoman Penulisan Skripsil. 2005. Buku pedoman Penulisan Skripsi. Medan : Fakultas Ilmu Sosial. Unimed

Gayatri. Irine H dkk. 2008. Dinamika Kelembagaan Mukim Era Otonomi Khusus Aceh. Jakarta : LIPI Pres, Anggota Ikapi.

Huda, Ni’matul .2007 Hukum Tata Negara Indonesiaj.Jakarta:Raja Grafindo Persada

Juanda. 2004. Hukum Pemerintahan Daerah Pasang Surut Hubungan Kewenanganan Anatar Dan Kepala Daerah. Bandung : P.T Allumni.

Ndraha, Talizidu. 2003. Kybernology Ilmu Pemerintahan Baru. Jakarta: Rineka Cipta

Sarundajang.2002. Arus Balik Kekuasaan Pusat Ke Daerah. Jakarta:Pustaka Sinar Harapan.

Suhartono,Irawan.2008.Metode Penelitain Sosial. Bandung. Remaja Rosdakarya

Syarief,Sanusi M.2005.Gampong Dan Mukim di Aceh Menuju Rekontruksi Pasca Tsunami.Bogor : Pustaka Latin.

Syafiie, Inu Kencana. 2005. Pengantar Ilmu Pemerintahan. Bandung : PT Refika Adiatam.

Widjaja, H.AW.2003. Pemerintahan Desa dan Administrasi Desa Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979 (sebuah Tinjauan). Jakarta:Raja Grafindo Persada

Undang-Undang

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

(18)

64

Qanun Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 4 tahun 2003 tentang Pemerintahan Mukim Dalam Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

Qanun Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 5 tahun 2003 tentang Pemerintahan Gampong Dalam Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh

Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Jurnal

Rico, Handiman . 2007. Vol. 13 No. 17 Tata Guna Tanah Dan Tata Ruang

Mukim

. JKPP ( jaringan Kerja Pemetaan Partisipan partisipatif)

Modul

Fadhlullah.2006. Kedudukan dan Kewenangan Pemerintah Gampong Dna Mukim Dalam sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia. BRR (Badan Rehabilitasi dan Rekontruksi): Modul

Ismail.2006. Strategi Umum Pengembangan Adat Budaya Gampong dan Mukim. BRR (Badan Rehabilitasi

Kamaruddin.2006.Manajemen Pembinaan Dan Pengembangan Mukim Dan Gampong Dalam Rangka Meningkatkan. BRR (Badan Rehabilitasi dan Rekontruksi): Modul

Poniri. 2006. Peningkatan Kinerja Pemerintahan Gamong dan Mukim Dalam Pemberdayaan Masyarakat. BRR (Badan Rehabilitasi dan Rekontruksi):Modul

Referensi

Dokumen terkait

Belum layak Pasien autoimun tidak dianjurkan untuk diberikan vaksinasi Covid sampai hasil penelitian yang lebih jelas telah dipublikasi... HIV Layak (dengan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang terdapat dalam pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Estimasi hasil perhitungan gas rumah kaca BAU Baseline sampai dengan Tahun 2020 yang disertai aksi mitigasi untuk sektor limbah secara lebih jelasnya dapat dilihat pada

Dengan kedua teknologi ini, bukan berarti bersifat kompetitif, namun diharapkan dapat saling melengkapi untuk membua suatu halaman web yang sesuai dengan kebutuhan. Pada tulisan

Menindaklanjuti Peraturan dimaksud maka Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan melalui Bappeda dengan dukungan dari Bappenas dan JICA ( Japan International Cooperation

Untuk itu penulis membuat suatu program aplikasi enkripsi data yang mampu meningkatkan keamanan data atau file. Program ini dapat melindungi data berupa file dengan berbagai

Emisi RAD-GRK Provinsi Maluku berasal dari 3 (tiga) bidang yaitu 1) Berbasis Lahan, 2) Berbasis Energi dan 3) Pengelolaan Limbah, dimana pada tahun 2010 emisi Gas Rumah Kaca

Pembuatan website Alex Fitnes Center ini dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan MySQL Dalam hal ini penulis menggunakan program macromedia dreamweaver mx untuk