• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER YANG DIKOMBINASIKAN DENGAN MIND MAPPING TERHADAP KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR KIMIA SMA PADA MATERI POKOK SISTEM KOLOID.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER YANG DIKOMBINASIKAN DENGAN MIND MAPPING TERHADAP KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR KIMIA SMA PADA MATERI POKOK SISTEM KOLOID."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER YANG DIKOMBINASIKAN DENGAN MIND MAPPING TERHADAP

KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR KIMIA SMA PADA MATERI POKOK SISTEM KOLOID

Oleh: Rosmala Manalu

NIM 408131086

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN MEDAN

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas

segala berkat dan rahmat-Nya kepada penulis sehingga penyusunan skripsi ini

dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Skripsi berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Advance Organizer yang Dikombinasikan dengan Mind Mapping Terhadap Kreativitas dan Hasil Belajar Kimia SMA pada Materi Pokok Sistem Koloid”, disusun untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

UNIMED.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: Bapak

Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.S, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah

banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal

penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih

juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Albinus Silalahi, M.S, Bapak Prof. Dr.

Suharta, M.Si dan Ibu Ir. Nurfajriani, M.Si selaku dosen penguji yang telah

memberikan masukan dan saran-saran untuk perbaikan penyusunan skripsi ini.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada bapak Dra. Ratu Evina Dibiyanti, M.Si

selaku dosen pembimbing akademik dan kepada seluruh bapak dan ibu Dosen

beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA Unimed yang sudah membantu

penulis.

Selanjutnya penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kepala sekolah

SMA Negeri 3 Medan yaitu Bapak Drs. Sahlan Daulay, M.Pd yang telah

memberikan izin penelitian di sekolah yang bersangkutan dan kepada Bapak

Wakil Kepala Sekolah, guru- guru dan para pegawai SMA Negeri 3 Medan yang

telah banyak membantu penulis selama proses penelitian berlangsung.

Teristimewa saya sampaikan terima kasih kepada orang tua tercinta,

Ayahanda M.Manalu dan Ibunda N.Panjaitan yang telah memberikan dukungan

moral dan materil , yang senantiasa mendoakan dan member dorongan kepada

penulis untuk menyelesaikan skripsi ini tepat waktu. Terima kasih juga kepada

(4)

Paruma, Libora, Lian, Kristiana Manalu yang selalu memberikan semangat

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Terima kasih juga kepada kakak Kelompok KTB-ku k’Novariana dan satu

KTB Sofia Agafi di UKMKP UP-MIPA (pak tua Julinton, Ruth Gokil, Lauren

Kalem, bibi Naumi, Adi anak baru, Eks Cory Sirait) yang selalu memberikan

dukungan dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini juga kepada

sahabat-sahabat saya : Titi, Lia, Bed Jes, Arimanto, Kepoku sayang (Rapika dan Basa Kres), Rotio, Sasi, Sopan, dan seluruh mahasiswa Kimia Dik A’08 yang selalu memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih juga kepada k’friska dan b’julius yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian

skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi

maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi

(5)

iii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER YANG DIKOMBINASIKAN DENGAN MIND MAPPING TERHADAP

KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR KIMIA SMA PADA MATERI POKOK SISTEM KOLOID

Rosmala Manalu (408131086)

ABSTRAK

(6)

DAFTAR ISI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 2.1. Kerangka Teoritis 7 2.1.1. Hasil Belajar Kimia 7 2.1.2. Kreativitas 8 2.1.2.1. Pengertian Kreativitas 8

2.1.2.2. Ciri-Ciri Kreativitas 8 2.1.2.3. Cara-Cara Mengembangkan Kreativitas 9 2.1.2.4. Pentingnya Kreativitas 11

2.1.4.1. Pengertian Model Pembelajaran Advance Organizer 14

2.1.4.2. Tujuan Dan Manfaat Advance Organizer 15

2.1.4.3. Kelebihan Dan Kekurangan Model Pembelajaran Advance Organizer 15

2.1.5.4. Koloid Liofil dan Koloid Liofob 22

(7)

2.3. Hipotesis 24

2.3.1. Hipotesis 1 24

2.3.1. Hipotesis II 25

2.3.3. Hipotesis III 25

BAB III METODE PENELITIAN 26

3.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian 26

3.1.1. Lokasi Penelitian 26

3.1.2. Waktu Penelitian 26

3.2. Populasi Dan Sampel Penelitian 26

3.2.1. Populasi 26

3.2.2. Sampel 26

3.3. Instrumen Penelitian 27

3.3.1. Tes 27

3.3.2. Lembar Observasi 29

3.4. Jenis Dan Desain Penelitian 29

3.4.1. Jenis Penelitian 29

3.4.2. Desain Penelitian 30

3.5. Prosedur Penelitian 30

3.6. Teknik Analisis Data 33

3.6.1. Uji Normalitas 33

3.6.2. Uji Homogenitas 33

3.6.3. Uji Hipotesis 33

3.6.4. Data Hasil Belajar 35

3.6.5. Data Kreativitas Belajar Siswa 35

3.6.6. Persen (%) Peningkatan Hasil Belajar 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 37

4.1. Hasil Standarisasi Instrumen Penelitian 37

4.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian 39

4.3. Pengujian Persyaratan Analisis Data 40

4.3.1. Uji Normalitas Data 41

4.3.2. Uji Homogenitas Data 41

4.3.3. Uji Hipotesis 42

4.3.3.1. Uji Hipotesis I 42

4.3.3.2. Uji Hipotesis II 43

4.3.3.3. Uji Hipotesis III 44

4.4. Peningkatan Hasil Belajar 45

4.5. Kontribusi Mind Mapping 45

4.6. Pembahasan 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 50

5.1. Kesimpulan 50

5.2. Saran 50

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Struktur Pengajaran Model Pembelajaran Advance

Organizer 17

Tabel 2.2. Perbedaan antara Suspensi, Koloid, dan Larutan 19

Tabel 2.3. Nama dan Jenis Koloid 20

Tabel 3.4. Rancangan Penelitian 30

Tabel 4.1. Data pretes dan posttest siswa kelas eksperimen 1 (pembelajaran advance organizer dikombinasikan

dengan mind mapping) 39

Tabel 4.2. Data pretes dan postes siswa kelas eksperimen II

(pembelajaran advance organizer) 39

Tabel 4.3. Data kreativitas belajar siswa pada pembelajaran advance organizer dikombinasikan dengan mind mapping (eksperimen I) dan pada pembelajaran

advance organizer (eksperimen II) 39

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Kreativitas belajar siswa pada

kedua eksperimen 39

Tabel 4.5. Nilai rata-rata kreativitas dan hasil belajar siswa pada

kedua eksperimen 40

Tabel 4.6. Hasil Uji Normalitas Data 41

Tabel 4.7. Hasil Uji Homogenitas Levene’s Test 42

Tabel 4.8. Hasil Uji Hipotesis I I 43

Tabel 4.9. Hasil Uji Hipotesis II 44

Tabel 4.10.Hasil Uji Hipotesis III 44

Tabel 4.11.Data rata-rata gain kelas eksperimen I dan

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Contoh Gambar Peta Pikiran (Mind Mapping) 14

Gambar 3.1. Skematik Pelaksanaan Penelitian 32

Gambar 4.1. Histogram Frekuensi Kreativitas belajar siswa pada

kedua eksperimen 40

Gambar 4.2. Histogram nilai rata-rata kreativitas dan hasil belajar

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus 54

Lampiran 2 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 56

Lampiran 3 Instrumen Soal dan Jawaban 80

Lampiran 4 Kisi-kisi soal tes 85

Lampiran 5 Lembar Observasi Kreativitas 86

Lampiran 6 Uji Validitas Tes 87

Lampiran 7 Uji Reliabilitas Tes 91

Lampiran 8 Uji Tingkat Kesukaran 94

Lampiran 9 Uji Daya Beda 97

Lampiran 10 Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen I 100

Lampiran 11 Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen II 101

Lampiran 12 Tabel Kreativitas Belajar Siswa 102

Lampiran 13 Data Kreativitas Belajar Siswa 114

Lampiran 14 Uji Normalitas Data 116

Lampiran 15 Homogenitas Data 121

Lampiran 16 Pengujian Hipotesis 122

Lampiran 17 Deskriptor Observasi Kreativitas Siswa 125

Lampiran 18 Lembar Penilaian Mind Mapping 127

Lampiran 19 Distribusi Hasil Mind Mapping Siswa 128

Lampiran 20 Perhitungan Peningkatan Hasil belajar 129

Lampiran 21 Tabel Nilai-nilai r-Product moment 130

Lampiran 22 Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran 131

(11)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang harus selalu

ditingkatkan kualitasnya. Berdasarkan Undang – Undang No. 20 Tahun 2003

(Sisdiknas, Pasal 3), Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan

dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mewujudkan

tujuan nasional tersebut, dalam tatanan mikro pendidikan harus mampu

menghasilkan SDM berkualitas dan profesional sesuai dengan tujuan pendidikan.

Kenyataannya kualitas pendidikan di Indonesia sangat memprihatinkan.

Menurut World Economic Forum, pendidikan Indonesia berada di level 54 dari

131 negara. Hal ini jauh di bawah peringkat daya saing sesama Negara ASEAN

seperti Malaysia yang berada di urutan ke-21 dan Singapura pada urutan ke-7. Hal

ini menunjukkan bahwa SDM kita sangat tidak kompetitif (Asyirint, 2010).

Pendidikan merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan untuk

meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Dalam

menghadapi era globalisasi, pendidikan harus mampu menciptakan sumber daya

manusia yang tangguh. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan mutu

pendidikan di Indonesia.

Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu

pendidikan di Indonesia adalah dengan menetapkan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP). Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) perlu didukung oleh iklim pembelajaran yang kondusif bagi terciptanya

suasana yang aman, nyaman dan tertib, sehingga proses pembelajaran dapat

berlangsung dengan menyenangkan (enjoyable learning). Suasana tersebut akan

(12)

2

sekolah, bersifat adaptif, dan proaktif serta memiliki jiwa kewirausahaan tinggi

(ulet, inovatif, dan berani mengambil resiko), tidak saja bagi peserta didik, tetapi

juga guru dan pimpinannya (Mulyasa, 2006). Untuk mencapai idealisme seperti

kondisi itu, lembaga pendidikan masih dihadapkan pada berbagai permasalahan

menyangkut diri siswa, pengajar, maupun fasilitas pembelajaran.

Permasalahan-permasalahan tersebut juga timbul pada materi pelajaran kimia. Hal ini terlihat

dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap beberapa orang siswa, mereka

mengatakan bahwa mereka tidak tertarik dengan pelajaran kimia, karena banyak

konsep-konsep yang harus dihapalkan dan perhitungan-perhitungan yang sangat

rumit yang dianggap sulit , tidak menarik dan membosankan bagi siswa.

Berdasarkan studi awal peneliti di SMA Negeri 3 Medan tanggal 21

januari 2012 yang merupakan salah satu SMA negeri di kota Medan, guru

kimianya masih menggunakan model pembelajaran konvensional. Metode

pembelajaran yang lebih banyak digunakan adalah metode ceramah, tanya jawab,

dan penugasan. Model pembelajaran ini lebih banyak berpusat pada guru, dimana

komunikasi lebih banyak satu arah dari guru ke siswa menyebabkan siswa terpaku

mendengar dan betul-betul membosankan, situasi pembelajaran diarahkan pada

learning to know, dan permasalahan yang disampaikan cenderung bersifat

akademik (book oriented) tidak mengacu pada masalah-masalah kontekstual yang

dekat dengan kehidupan siswa sehingga pembelajaran kimia menjadi kurang

bermakna bagi siswa. Hal ini yang menyebabkan partisipasi siswa didalam belajar

kimia rendah yang berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah pula.

Masalah yang dihadapi guru kimia di SMA/MA selain rendahnya hasil

belajar siswa juga kurangnya kreativitas siswa. Kreativitas sebagai kemampuan

untuk menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan

gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau

sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur

yang sudah ada sebelumnya (Munandar, 1999).

Dalam proses pembelajaran di sekolah, siswa kurang didorong untuk

mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di kelas diarahkan

(13)

3

kognitifnya saja. Pendidikan tidak diarahkan untuk mengembangkan dan

membangun karakter serta potensi yang dimiliki. Dengan kata lain, proses

pendidikan tidak diarahkan membentuk manusia cerdas, memiliki kemampuan

memecahkan masalah hidup, serta tidak diarahkan untuk membentuk manusia

kreatif dan inovatif.

Berdasarkan masalah di atas salah satu upaya yang dilakukan untuk

meningkatkan hasil belajar siswa dalam bidang studi kimia diperlukan cara yang

tepat untuk memotivasi siswa dan mengembangkan kreativitas serta sikap inovatif

dari pendidiknya agar siswa mau belajar dan membuat siswa aktif dalam proses

belajar. Adapun model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah Advance

Organizer.

Model pembelajaran Advance Organizer memiliki kelebihan yang

digunakan untuk mengatasi kesulitan siswa, yaitu mengarahkan dan menolong

siswa dalam menanamkan pengetahuan baru. Advance Organizer merupakan

suatu pertolongan mental yang disajikan sebelum materi baru, yang digunakan

untuk membantu siswa mengingat kembali informasi yang berhubungan dan

mengaitkan kembali pengetahuan lama dengan materi yang baru diajarkan (Dahar,

1989). Untuk mempermudah siswa mengingat informasi lebih lama,

mengembangkan pemahaman dan memperoleh pandangan baru dapat digunakan

dengan bantuan peta pikiran (mind mapping).

Peta pikiran (Mind Mapping) adalah sebuah sistem berpikir yang bekerja

sesuai dengan cara kerja alami otak manusia dan mampu membuka dan

memanfaatkan seluruh potensi dan kapasitasnya. Sistem ini mampu

memberdayakan seluruh potensi, kapasitas, dan kemampuan otak manusia

sehingga menjamin tingkat kreativitas dan kemampuan berpikir yang lebih tinggi

bagi penggunanya (Windura, 2008).

Hasil penelitian Asnidawati (2011), menyatakan bahwa peta pikiran dapat

membantu siswa memahami dan mengingat lebih banyak materi pembelajaran dan

menjadikan kegiatan belajar lebih menyenangkan dan tidak membosankan. Begitu

juga dengan hasil penelitian Supini (2010) menunjukkan bahwa hasil belajar

(14)

4

tinggi daripada hasil belajar biologi siswa yang menggunakan teknik meringkas

tanpa peta pikiran.

Fitriani paninduri (2010) dalam skripsinya yang berjudul Efektivitas

Model Pembelajaran Advance Organizer Dengan Peta Konsep Dalam

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Reaksi Oksidasi Reduksi

menunjukkan bahwa efektivitas model pembelajaran advance organizer dengan

peta konsep dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan reaksi

oksidasi reduksi sebesar 43,46%. Begitu juga dengan hasil penelitian Mutiara

Agustina Nst (2010) menunjukkan bahwa Model pembelajaran Advance

Organizer dengan peta konsep memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

hasil belajar siswa yaitu sebesar 14,29 %.

Hasil penelitian Rahmadani Purba (2011) juga menunjukkan bahwa model

pembelajaran Advance Organizer lebih baik daripada model pembelajaran

konvensional. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil belajar siswa pada kelas

eksperimen yang menggunakan model Advance Organizer yang rata-rata nilainya

72,50 sedangkan rata-rata hasil belajar siswa pada kelas control yang

menggunakan model pembelajaran konvensional adalah 60,63. Begitu juga

dengan hasil penelitian Indah permata namora nasution (2011) menunjukkan

bahwa Advance Organizer dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII SMP

Negeri 6 Medan.

Berdasarkan Uraian di atas penulis ingin melakukan penelitian dengan

judul: “Pengaruh Model Pembelajaran Advance organizer yang Dikombinasikan dengan Mind Mapping Terhadap Kreativitas dan Hasil Belajar Kimia SMA pada Materi Pokok Sistem Koloid”.

1.2. Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka yang menjadi

ruang lingkup masalah dalam penelitian ini adalah penerapan model

pembelajaran Advance Organizer yang dikombinasikan dengan Mind

Mapping dan pengaruhnya terhadap kreativitas siswa dan hasil belajar kimia

(15)

5

1.3. Batasan masalah

Agar penelitian lebih terarah dan terfokus, maka diperlukan adanya

pembatasan masalah, yaitu :

1. Materi pelajaran kimia didasarkan pada KTSP 2006 untuk mata pelajaran

kimia pada kelas XI (sepuluh) semester genap yaitu sistem koloid

2. Model pembelajaran yang digunakan Advance Organizer dan tehnik

mencatat yang digunakan adalah mind mapping

3. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 3 Medan Kecamatan Medan Barat

4. Penilaian yang dilihat yaitu hasil belajar dan kreativitas belajar siswa.

1.4. Rumusan masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ada pengaruh model pembelajaran Advance Organizer yang

dikombinasikan dengan Mind Mapping terhadap hasil belajar kimia siswa

kelas XI IPA Semester II SMA Negeri 3 Medan?

2. Apakah ada pengaruh model pembelajaran Advance Organizer yang

dikombinasikan dengan Mind Mapping terhadap kreativitas siswa kelas XI

IPA Semester II SMA Negeri 3 Medan?

3. Apakah ada hubungan kreativitas siswa yang diajarkan dengan model

pembelajaran advance organizer yang dikombinasikan dengan mind

mapping terhadap hasil belajar siswa?

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh model pembelajaran Advance

Organizer yang dikombinasikan dengan Mind Mapping terhadap hasil

belajar kimia siswa kelas XI IPA Semester II SMA Negeri 3 Medan

2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh model pembelajaran Advance

Organizer yang dikombinasikan dengan Mind Mapping terhadap

(16)

6

3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kreativitas siswa dengan

hasil belajar kimia yang diajarkan dengan model pembelajaran Advance

Organizer yang dikombinasikan dengan Mind Mapping

1.6. Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi guru kimia dan calon guru kimia, sebagai bahan masukan dalam

pemilihan model pembelajaran yang tepat agar dapat meningkatkan

kreativitas dan hasil belajar siswa.

2. Peneliti,untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran

Advance Organizer yang dikombinasikan dengan Mind Mapping terhadap

peningkatan kreativitas dan hasil belajar siswa

3. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai informasi dan bahan masukan untuk

meningkatkan kualitas pendidikan

4. Bagi siswa, Siswa,untuk meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa

dalam pembelajaran

1.7. Definisi Operasional

1. Advance Organizer merupakan suatu pertolongan mental yang disajikan

sebelum materi baru, yang digunakan untuk membantu siswa mengingat

kembali informasi yang berhubungan dan mengaitkan kembali

pengetahuan lama dengan materi yang baru diajarkan (Dahar, 1989).

2. Kreativitas sebagai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru,

sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat

diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk

melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada

sebelumnya (Munandar, 1999).

3. Peta pikiran (Mind Mapping) adalah sebuah sistem berpikir yang bekerja

sesuai dengan cara kerja alami otak manusia dan mampu membuka dan

(17)

50

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah yang telah dilakukan maka dapat

diambil kesimpulan yaitu:

1. Ada pengaruh model pembelajaran advance organizer yang

dikombinasikan dengan mind mapping terhadap hasil belajar pada materi

pokok sistem koloid.

2. Ada pengaruh model pembelajaran advance organizer yang

dikombinasikan dengan mind mapping terhadap kreativitas belajar pada

materi pokok sistem koloid.

3. Ada hubungan antara kreativitas siswa dengan hasil belajar kimia yang

diajarkan dengan model pembelajaran Advance Organizer yang

dikombinasikan dengan Mind Mapping.

5.2. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas

maka peneliti menyarankan hal-hal berikut:

1. Bagi guru dan calon guru diharapkan dapat menerapkan model

pembelajaran advance organizer dikombinasikan dengan mind mapping

dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa dan kreativitas belajar

siswa.

2. Bagi para pembaca dan peneliti lainnya, sebagai informasi dan masukan

untuk menambah informasi dan referensi apabila hendak melakukan

penelitian yang sejenis pada tempat dan waktu yang berbeda.

3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut yang relevan dengan pokok bahasan

yang berbeda sebagai langkah konkrit untuk meningkatkan mutu

(18)

51

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., ( 2007), Dasar-dasar Evaluasi, Jakarta, Bumi Aksara

Asmani, Jamal Ma’mur, (2011), Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah, Yogyakarta, DIVA Press

Asnidawati, (2011), Meningkatkan Hasil Belajar Akuntansi Dengan Penggunaan Peta Pikiran Pada Kelas X Akuntansi SMK Negeri 1 Rantau Utara, Tesis, Program Studi Teknologi pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Medan

Aqib, Zainal, (2011), Pendidikan Karakter Membangun Perilaku Positif Anak Bangsa, Bandung, Yrama Widya

Dahar, Ratna Wilis, (1989), Teori-Teori Belajar, Erlangga, Jakarta

De porter, Bobbi dan Mike Hernacki, (1999), Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan, Kaifa, Bandung

Dimyati dan Mudjiono, (2002), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta

Djamarah dan Aswan Zain, (2010), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta

Harahap, Rofiqoh Hasan, (2010), Pengaruh Model Pembelajaran Advance Organizer dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar siswa pada materi pokok Gerak Di kelas VII semester II MTsN Medan T.P 2009/2010, Skripsi, Universitas Negeri Medan, Medan

Joyce, B., (2001), Model of Teaching, Pustaka belajar, Yogyakarta

Mulyasa, H. E., (2009), Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah, Bumu Aksara, Jakarta

Munandar, Utami, (1992), Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah Petunjuk bagi Para Guru dan Orang Tua, Gramedia, Jakarta

_______________, (1999), Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, Rineka Cipta, Jakarta

(19)

52

Nasution, Mutiara Agustina, (2010), Pengaruh Model Pembelajaran Advance Organizer dengan Peta Konsep terhadap Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Reaksi Redoks di Kelas X Semester II MAN 3 Medan t.p. 2009/2010, Skripsi, Universitas Negeri Medan, Medan

Ningsih, R. S., (2007), Sains Kimia 2, Bumi Aksara, Jakarta

Paninduri, Fitriani, (2010), Efektivitas Model Pembelajaran Advance Organizer Dengan Peta Konsep Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Reaksi Oksidasi Reduksi, Skripsi, FMIPA Universitas Negeri Medan, Medan

Purba, Michael, (2006), Kimia Jilid 2 Untuk SMA Kelas XI, Erlangga, Jakarta

Rahardjo, B.S., (2008), Kimia Berbasis Eksperimen 2, Platinum, Jakarta

Sanjaya, Wina, (2010), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Prenada Media Group, Jakarta

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta

Supini, (2010), Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Teknik Meringkas Catatan Menggunakan Peta Pikiran Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Biologi Siswa SMA Negeri di Kabupaten Deli Serdang, Tesis, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Medan

Syafriani, Dewi, (2012), Pengembangan Model Pembelajaran dalam Upaya Membentuk Keperibadian yang Berkarakter Mulia dan Hasil Belajar yang Tinggi pada Materi Bentuk Geometri Molekul, Tesis, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan,

Tarigan, Simson, (2009), Pengantar Metode Penelitian Ilmiah, Universitas Negeri Medan, Medan

Gambar

Gambar 2.1. Contoh Gambar Peta Pikiran (Mind MappingGambar 3.1. Skematik Pelaksanaan Penelitian  Gambar 4.1

Referensi

Dokumen terkait

[r]

maka dengan segala daya upaya dari pengetahuan yang tercurah, penulis berusaha untuk menuangkan dalam bentuk skripsi yang sederhana ini dengan judul: “PENGARUH KEPEMIMPINAN,

Hubungan Pengetahuan, Pendidikan, Pendapatan Keluarga dan Persepsi Pasien Tentang Petugas Kesehatan dengan Keteraturan Pengobatan Penderita Tuberkulosis di Kabupaten

Membran polisulfon dengan dadah karbon aktif sengon konsentrasi 2%, dapat diaplikasikan sebagai membran filtrasi untuk pembersihan air, namun diperlukan pengembangan dan

Pemanfaatan ikan pelagis dalam produk pangan telah dikaji, namun demikian pemanfaatan ikan cakalang dalam produk mie sagu belum pernah dilakukan. Interaksi protein

Physical Meat Characteristics of Local Thin Tail Sheep based on Calpastatin (CAST) Genotype

A. Pada tingkat SMP, peserta didik sudah memasuki tahap perkembangan intelektual operasi formal. Hal ini menurut teori belajar .... Teori belajar bermakna, Ausuble C. Di dalam

 Hidayat (2013) juga menemukan bahwa 6 penyebab utama penyaluran zakat tidak optimal: (1) SDM terbatas kualitas dan kuantitas, (2) Tidak seimbang