• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAM ACHIVEMENT DIVISION) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK KELAS VIII-1 SMP SWASTA GBKP KABANJAHE TAHUN AJARAN 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAM ACHIVEMENT DIVISION) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK KELAS VIII-1 SMP SWASTA GBKP KABANJAHE TAHUN AJARAN 2013/2014."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK

MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

STAD ( STUDENT TEAMS ACHIEVEMENTS DIVISION ) PADA SISWA KELAS VIII SMP SWASTA GBKP KABANJAHE

TAHUN AJARAN 2013-2014

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat- Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh :

REHMADAN IHSAN PILIAN TARIGAN NIM : 609411055

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

segala berkat dan karunia yang telah diberikan-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Lompat

Jauh Gaya Jongkok Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

STAD (Student Team Acihement Division) Pada Siswa SMP Swasta GBKP

Kabanjahe Tahun Ajaran 2013/14”. Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi

salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Medan.

Sebagai manusia biasa, peneliti sadar pasti dalam penulisan skripsi ini

masih banyak terdapat kesalahan, kekurangan dan keterbatasan kemampuan

dimana-mana, namun berkat dukungan dan doa dari pihak yang memberikan

bantuan moril dan materil secara langsung dan tidak lansung serta kerja keras

yang peneliti lakukan, akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan juga. Untuk itu

melalui kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terimaksih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri

Medan

2. Bapak Drs. Basyaruddin Daulay, M.Kes, selaku Dekan FIK UNIMED

3. Bapak Drs. Suharjo, M.Pd, selaku Pembantu Dekan I FIK UNIMED, Bapak

Drs.Mesnan, M.Kes, selaku Pembantu Dekan II FIK UNIMED, Bapak Dr.

(5)

4. Bapak Drs. Suryadi Damanik, M.Kes. selaku Ketua Jurusan PJKR FIK

UNIMED

5. Bapak Afri Tantri, S.Pd, M.Pd. selaku Sekretaris Jurusan PJKR FIK

UNIMED

6. Bapak Drs. Suryadi Damanik, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing Skripsi

Penulis yang selalu memberikan bimbingan demi terselesaikannya skripsi ini.

7. Bapak/Ibu Dosen dan Staf Pegawai di lingkungan FIK UNIMED yangjuga

turut serta dalam membantu penyelesaian skripsi ini.

8. Terima kasih kepada Kepala Sekolah SMP Swasta GBKP Kabanjahe

Kabupaten Karo Bapak Drs. Heryanta Ginting yang telah memberikan izin

melakukan penelitian di sekolah tersebut. Bapak Bastanta Barus S.Pd selaku

Guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, serta Bapak/Ibu guru dan

staf tata usaha yang telah banyak membantu selama melakukan penelitian ini.

Terima kasih kepada adik-adik siswa kelas VIII-1 selaku subjek penelitian.

9. Teristimewa penulis ucapkan ribuan terimakasih kepada Kedua Orang Tua

Tercinta Ayahanda Benhur Tarigan dan Ibunda Mariahayati br. Ginting yang

telah mengasuh dan membesarkan penulis yang selalu mendoakan penulis

dalam lindungan Yesus Kristus dan selalu memberikan seluruh kasih

sayangnya yang tiada henti-hentinya guna untuk membuat penulis selalu

bahagia dan selalu memberikan restunya. Teristimewa juga kepada Mama

tercinta (Trianingsih) dan buat yang kusayangi Arini Madame S yang selalu

(6)

10. Bapak Drs. Benny Subadiman, M,Kes dan Bapak Bangun Setia Hsb, S,Pd,

M,Or selaku Dosen tempat penulis selalu meminta bimbingan dan diskusi

11. Rekan – rekan mahasiswa FIK UNIMED khususnya PKR’09, dan tentunya

bagi Bob Rahmat Manalu, Dian Rahmad Ramadan Ginting, Haris Purnama,

Muhamad Noer Fadlan dan Solehuddin Alhuda serta adik kost saya Thomson

Ivo Tarigan, sahabat dan semua pihak yang tak bisa penulis sebutkan satu

persatu yang telah banyak membantu dan senantiasa mendukung penulis

dengan motivasi untuk tetap semangat dalam menyelesaikan dan

memperbaiki skripsi ini. Semoga Tuhan Yesus Kristus membalas segala

kebaikan yang kalian berikan kepada penulis. Amin…

Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang turut serta

memberikan bantuan dan sumbangan pemikiran selama penulis mengikuti

perkuliahan.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat berguna bagi

pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri. Dan memperkaya wawasan Ilmu

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Amin

Medan, Februari 2014

Penulis

(7)

ABSTRAK

REHMADAN IHSAN PILIAN TARIGAN, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achivement Division) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Kelas VIII-1 SMP Swasta GBKP Kabanjahe Tahun Ajaran 2013/2014.

(Pembimbing : SURYADI DAMANIK)

Skripsi Medan : Fakultas Ilmu Keolahragaan (UNIMED) 2014

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui peningkatan hasil belajar

lompat jauh gaya jongkok melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD (Student Team Achievement Division) pada siswa kelas VIII-1 SMP Swasta

GBKP Kabanjahe Tahun Ajaran 2013/2014. Dari hasil data awal (pre-test) yang

telah dilakukan menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam melakukan lompat

jauh gaya jongkok rendah dan hal ini berdampak pada hasil belajar siswa.

Metode penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Untuk

memperoleh data dalam penelitian ini maka dilakukan tes hasil belajar I dan tes

hasil belajar II yang berbentuk aplikasi teknik dasar lompat jauh gaya jongkok.

Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas kelas VIII-1 SMP Swasta

GBKP Kabanjahe yang berjumlah 33 orang siswa. Dan objek penelitian adalah

model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Setelah data terkumpul akan dilakukan analisis, maka diperoleh

hasil analisisnya :(1) dari tes hasil belajar 1 di siklus I diperoleh 21 orang

(63,63%) yang telah mencapai ketuntasan belajar, (2) dari tes hasil belajar II di

siklus II diperoleh 28 orang (84,84%) yang telah mencapai ketuntasan belajar.

Berdasarkan hasil analisis data dapat dikatakan bahwa melalui penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division)

dapat meningkatkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok siswa SMP Swasta

(8)

DAFTAR ISI

3. Hakeket Model Pembelajaran Kooperatif ... 32

3.1STAD (Student Team Achievement Division)... 38

(9)

C. Hipotesis .. ... 44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 45

A. Jenis Penelitian ... ... ... 45

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 45

1. Lokasi Penelitian ... 45

2. Waktu Penelitian ... 45

C. Subjek Penelitian dan Objek Penelitian ... 45

D. Desain Penelitian ... 46

E. Instrumen Penelitian ... 54

F. Teknik Analisis Data ... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 58

A. Hasil Penelitian ... ... 58

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 85

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 89

A. Kesimpulan ... 89

B. Saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 91

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Fase-Fase Pembelajaran Koopertif Tipe STAD... 41

2. Aspek yang Dinilai pada Proses Hasil Belajar Lompat Jauh

Gaya Jongkok ... 55

3. Hasil Obsevasi Penilaian Berdasarkan Lembar Portofolio

Lompat Jauh Gaya Jongkok Siklus I ... 66

4. Frekuensi Nilai Test Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa

Siklus I ... 69

5. Hasil Obsevasi Penilaian Berdasarkan Lembar Portofolio

Lompat Jauh Gaya Jongkok Siklus II ... 79

6. Frekuensi Nilai Test Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa

Siklus I ... 81

7. Perbandingan Hasil Belajar Pre-Test, Siklus I, dan Siklus II ... 83

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Lapangan ( Bak Pasir) Lompat Jauh ... 20

2. Gambar Lompat Jauh Gaya Jongkok ... 21

3. Gambar Lompat Jauh Gaya Melenting ... 22

4. Gambar Lompat Jauh Gaya Berjalan Di Udara ... 22

5. Ilustrasi Gerakan Lompat Jauh dari Gerkan Awal sampai Mendarat ... 24

6. Ilustrasi Gerakan Awalan Lompat Jauh Gaya Jongkok ... 25

7. Ilustrasi Gerakan Tolakan Lompat Jauh Gaya Jongkok ... 27

8. Ilustrasi Gerakan Badan Di Udara Pada Lompat Jauh Gaya Jongkok ... 28

9. Ilustrasi Gerakan Mendarat Lompat Jauh Gaya Jongkok ... 29

10. Desain Siklus Penelitian Tindakan Kelas... ... 46

11. Perbandingan Penilaian Portofolio Siklus I dan Siklus II ... 80

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

5. Data Pre-Test Hasil Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Kelas VIII-1 SMP GBKP Kabanjahe... 103

6. Reduksi Nilai Pre-Test Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Kelas VII 1 SMP GBKP Kabanjahe ... 105

7. Paparan Nilai Pre-Test ... 106

8. Portofolio Penilaian Proses Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Teknik Awalan (Post-Tes I) Abdi Aginta ... 107

9. Portofolio Penilaian Proses Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Teknik Awalan (Post-Tes I) Aditya Pilihenta ... 108

10.Portofolio Penilaian Proses Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Teknik Awalan (Post-Tes I) Anes Margaretta ... 109

11.Portofolio Penilaian Proses Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Teknik Tolakan (Post-Tes I) Abdi Aginta ... 111

12.Portofolio Penilaian Proses Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Teknik Tolakan (Post-Tes I) Aditya Pilihenta ... 112

13.Portofolio Penilaian Proses Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Teknik Tolakan (Post-Tes I) Anes Margaretta ... 113

14.Portofolio Penilaian Proses Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Teknik Melayang (Post-Tes I) Abdi Aginta ... 114

15.Portofolio Penilaian Proses Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Teknik Melayang (Post-Tes I) Aditya Pilihenta ... 115

16.Portofolio Penilaian Proses Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Teknik Melayang (Post-Tes I) Anes Margaretta ... 116

(13)

Gaya Jongkok Teknik Mendarat (Post-Tes I) Abdi Aginta ... 117

18.Portofolio Penilaian Proses Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Teknik Mendarat (Post-Tes I) Aditya PIlihenta ... 118

19.Portofolio Penilaian Proses Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Teknik Mendarat (Post-Tes I) Anes Margaretta ... 119

20.Data Post-Test Siklus I Hasil Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Kelas VIII-1 SMP GBKP Kabanjahe... 120

21.Reduksi Nilai Post-Test Siklus I Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Kelas VII 1 SMP GBKP Kabanjahe ... 122

22.Paparan Nilai Post-Test Siklus I ... 124

23.Deskripsi Nilai Setiap Kelompok Siklus I ... 125

24.Lembar Observasi Penilaian Bagi Guru Siklus I ... 126

25.Lembar Observasi Penilaian Bagi Siswa Siklus I ... 129

26.Portofolio Penilaian Proses Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Teknik Awalan (Post-Tes II) Abdi Aginta ... 131

27. Portofolio Penilaian Proses Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Teknik Awalan (Post-Tes II) Aditya Pilihenta ... 132

28. Portofolio Penilaian Proses Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Teknik Awalan (Post-Tes II) Anes Margaretta ... 133

29. Portofolio Penilaian Proses Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Teknik Tolakan (Post-Tes II) Abdi Aginta ... 134

30. Portofolio Penilaian Proses Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Teknik Tolakan (Post-Tes II) Aditya Pilihenta ... 135

31. Portofolio Penilaian Proses Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Teknik Tolakan (Post-Tes II) Anes Margaretta ... 136

(14)

33. Portofolio Penilaian Proses Hasil Belajar Lompat Jauh

Gaya Jongkok Teknik Melayang (Post-Tes II) Aditya Pilihenta ... 138

34. Portofolio Penilaian Proses Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Teknik Melayang (Post-Tes II) Anes Margaretta ... 139

35. Portofolio Penilaian Proses Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Teknik Mendarat (Post-Tes II) Abdi Aginta ... 140

36. Portofolio Penilaian Proses Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Teknik Mendarat (Post-Tes II) Aditya Pilihenta ... 141

37. Portofolio Penilaian Proses Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Teknik Mendarat (Post-Tes II) Anes Margaretta ... 142

38. Data Post-Test Siklus II Hasil Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Kelas VIII-1 SMP GBKP Kabanjahe ... 143

39. Reduksi Nilai Post-Test Siklus II Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Kelas VIII-1 SMP GBKP Kabanjahe ... 144

40. Paparan Nilai Post-Test Siklus II ... 146

41. Deskripsi Nilai Setiap Kelompok Siklus II ... 148

42. Lembar Observasi Penilaian Bagi Guru Siklus II ... 149

43. Lembar Observasi Penilaian Bagi Siswa Siklus II ... 152

44. Rumus Mencari Persentase Setiap Indikator Lembar Portofolio Pada Tahap Observasi Siklus I dan Siklus II ... 154

45. Susunan Kepanitiaan Pengambilan Data ... 156

(15)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Terdapat beberapa hal yang sangat penting untuk kita kritis dari konsep

pendidikan menurut undang-undang tersebut. Pertama, pendidikan adalah usaha

sadar yang terencana, hal ini berarti proses pendidikan di sekolah bukanlah proses

yang dilaksanakan secara asal-asalan, akan tetapi proses yang bertujuan sehingga

segala sesuatu yang dilakukan guru dan siswa diarahkan pada pencapaian tujuan.

Kedua, proses pendidikan yang terencana itu diarahkan untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses belajar, hal ini berarti pendidikan tidak boleh

mengesampingkan proses belajar mengajar. Ketiga, suasana belajar itu diarahkan

agar peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya, itu berarti pendidikan

itu harus berorientasi kepada siswa. Keempat, akhir dari proses pendidikan adalah

kemampuan anak memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

(16)

Pada dasarnya pendidikan adalah usaha sadar yang menumbuh

kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong

dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Selama ini guru dipandang sebagai

informasi utama, namun semakin majunya teknologi maka siswa dapat dengan

mudah mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkannya, maka dari itu

seorang guru harus bisa tanggap dan mampu menyesuaikan diri terhadap

perkembangan teknologi tersebut.

Para guru diharapkan mempertimbangkan bentuk-bentuk rangsangan yang

dapat ditumbuhkan dari berbagai media pengajaran, dan pendidikan tidak akan

berlangsung dengan baik dalam situasi penggunaan media yang tunggal, misalnya

dengan ceramah saja. Siswa akan terangsang dengan penggunaan berbagai cara,

dan yang benar-benar berhasil adalah guru yang mengeksplorasi segala

kemungkinan-kemungkinan tersebut dengan tertib dan teratur.

Peristiwa belajar memerlukan kaitan antara guru dan siswa, apabila proses

interaksi ini dapat berjalan dengan baik di dalam proses belajar mengajar, maka

tujuan belajar mengajar dapat tercapai. Guru hendaknya dapat menciptakan

lingkungan belajar yang dapat merangsang dan mendorong siswanya dalam

kegiatan pembelajaran. Guru sebagai tenaga pendidikan mempunyai peran yang

sangat penting dalam proses pembelajaran di sekolah. Salah satu peran guru

adalah menciptakan suasana yang nyaman dan menjaga kelas agar tetap kondusif.

Keberhasilan suatu belajar tidak hanya tergantung pada siswa saja, tetapi juga

(17)

Mata pelajaran pendidikan jasmani adalah salah satu yang wajib di ikuti

oleh siswa di sekolah. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan merupakan bagian

integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan

aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir,

keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola

hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga

dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka

mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan jasmani adalah suatu proses

pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan

kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan

perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi.

Meskipun pendidikan jasmani itu merupakan proses pendidikan melalui

aktivitas jasmani dan olahraga, namun tujuan yang hendak dicapai oleh

pendidikan jasmani bukan hanya aspek fisik, tetapi lebih bersifat pedagogis

proporsional. Artinya nilai-nilai pendidikan yang terkait dengan aspek intelektual,

moral, sikap, keterampilan fisik dam kebugaran jasmani, serta estetika

dikembangkan secara selaras, seimbang, dan serasi.

Dalam Pendidikan Jasmani,banyak materi pelajaran yang harus diajarkan

termasuk materi “atletik”. Atletik terdiri dari lari,lompat dan lempar, dalam hal ini

peneliti terfokus pada lompat jauh gaya jongkok, dimana dalam Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran terdapat tiga indikator untuk lompat jauh, yaitu

;melakukan gerakan dasar lompat jauh dengan hitungan, melakukan gerakan

(18)

sederhana, dan melakukan gerakan lompat jauh dengan awalan, tolakan,

melayang, dan mendarat tanpa alat.

Memberikan pembelajaran atletik yang menarik, praktis dan diminati

siswa adalah tugas seorang guru, khususnya guru penjas. Oleh karena itu guru

harus mampu menyesuaikan kebutuhan yang berhubungan dengan siswa dan

materi pembelajaran tersebut. Guru juga harus mampu menerapkan pendekatan,

model, metode dan strategi yang sesuai dengan materi pembelajaran yang akan

disampaikan.

Berdasarkan dari hasil observasi peneliti di SMP Swasta GBKP Kabanjahe

pada tanggal 7 Juni 2013, bahwa pembelajaran belum maksimal dan guru belum

optimal materi pendidikan jasmani tentang lompat jauh sehingga siswa masih

kurang memahami teknik lompat jauh gaya jongkok. Adapun faktor-faktor

penyebab siswa SMP Swasta GBKP Kabanjahe kurang baik dalam melakukan

teknik nomor lompat jauh dalam cabang atletik adalah keterbatasan sarana dan

prasarana, dimana sekolah tersebut hanya memiliki (1) satu bak lompat jauh. Guru

pendidikan jasmani tidak menerapkan secara optimal pembelajaran kelompok

dalam materi lompat jauh gaya jongkok. Selain itu guru juga belum optimal

menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, kondisi ini disebabkan proses

pembelajaran yang dilakukan guru selama ini masih monoton dan kurang

mendukung terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Selama ini guru masih

menggunakan metode mengajar konvensional (metode lama), seperti metode

ceramah, komando dan demonstrasi. Dan siswa juga tidak bekerjasama untuk

(19)

melainkan hanya bermain sendiri dan siswa tidak serius dalam mengikuti

pelajaran dan siswa lebih suka bermain-main saat pelajaran berlangsung.

Sehingga peristiwa tersebut mengakibatkan hasil belajarnya rendah dan

tidak memenuhi standart kelulusan, Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang

ada disekolah tersebut. Dimana KKM yang ada disekolah tersebut adalah 75,

sedangkan dari hasil observasi pada kelas VIII.1 yang berjumlah 33 siswa hanya 8

orang siswa yang tuntas (25,8%), dan 23 orang siswa tidak tuntas (74,2%).

Untuk menyelesaikan masalah diatas perlu diterapkan strategi

pembelejaran yang tepat yaitu melaui penerapan model pembelajaran kooperatif

dengan tipe STAD ( Student Teams Achievements Division ). Dengan pemilihan

metode yang tepat dan menarik bagi siswa, seperti halnya pembelajaran kooperatif

lainnya, pembelajaran tipe STAD dapat memaksimalkan proses pembelajaran

sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD ( Student Teams Achievements

Division ) merupakan pembelajaran kooperatif yang palin sederhana dan cocok

digunakan guru yang baru menggunakan pembelajaran kooperatif. Secra umum

langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri dari 5 tahap, yaitu :

(a) tahap penyajian materi, (b) tahap kerja kelompok, (c) tahap tes individu, (d)

tahap penghitungan skor individu, (e) tahap pemberian penghargaan kelompok.

Pembelajaran koperatif tipe STAD adalah model pembelajaran dengan

menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat atau enam

orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras,

(20)

interaksi yang positif dengan sesama ketika mereka belajar dalam tim dalam

memecahkan suatu masalah.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka

peneliti dapat mengidentifikasi beberapa masalah yang timbul antara lain:

1. Sarana dan prasarana di sekolah tersebut belum sesuai standar ukuran yang

sesuai dan belum lengkap semuanya.

2. Guru tidak menerapkan secara optimal pembelajaran kelompok.

3. Pembelajaran tidak bervariasi sehingga pembelajaran tersebut terkesan

kurang menarik

4. Kurangnya sifat kerjasama antara siswa pada saat pelajaran berlangsung.

5. Hasil belajar rendah dan masih banyak belum memenuhi standart KKM.

C. Pembatasan Masalah

Dari beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi, peneliti membatasi

masalah yaitu peningkatan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ( Student Teams

Achievements Division ) pada siswa kelas VIII SMP Swasta GBKP Kabanjahe

(21)

D. Rumusan Masalah

Dari batasan masalah yang telah dikemukakan diatas maka dapat

dirumuskan permasalahan yang akan diteliti adalah sebagai berikut :

Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif STAD ( Student Teams

Achievements Division ) dapat meningkatkan hasil belajar lompat jauh gaya

jongkok pada siswa kelas VIII SMP Swasta GBKP Kabanjahe tahun ajaran

2013-2014?

E. Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan permasalahan diatas, maka yang menjadi tujuan

penelitian ini adalah :

Untuk meningkatkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok melaui

penerapan model pembelajaran kooperatif STAD ( Student Teams Achievements

Division ) pada siswa terhadap pada siswa kelas VIII SMP Swasta GBKP

Kabanjahe tahun ajaran 2013-2014.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Bagi siswa diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar, memotivasi dan

dapat membuat merasa senang terhadap mata pelajaran penjas khususnya

(22)

2. Sebagai bahan masukan dan umpan balik bagi guru pendidikan jasmani di

SMP Swasta GBKP Kabanjahe untuk lebih meningkatkan mutu

pendidikan jasmani dan pemberian metode atau model pembelajaran

pendidikan jasmani yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar dalam

nomor lompat jauh gaya jongkok.

3. Bagi pihak sekolah agar dapat menerapkan model-model pembelajaran

kooperatif dalam mengajar agas siswa-siswi nya tidak jenuh.

4. Bagi peneliti sendiri agar dapat mengembangkan ilmu dan keterampilan

lebih baik lagi terutama dalam memehami model pembelajaran Kooperatif

Tipe STAD (Student Teams Achievements Division )

5. Sebagai referensi dan masukan bagi Akademis Fakultas Ilmu

Keolahragaan UNIMED dan pihak lain dalam melaksanakan penelitian

(23)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah dibahas di bab IV dapat ditarik kesimpulan bahwa melalui

penerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil

belajar lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas VIII SMP Swasta GBKP

Kabanjahe Tahun Ajaran 2013/2014.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti sarankan hal-hal sebagai

berikut:

1. Dalam kegiatan belajar mengajar guru diharapkan menjadikan

pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai suatu alternatif dalam mata

pelajaran Pendidikan Jasamani, Olahraga dan Rekreasi untuk

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

2. Dari hasil penelitian ditemukan kebanyakan siswa tidak berani

mengajukan pendapat ataupun pertanyaan tentang hal-hal yang belum

dimengerti secara langsung kepada guru ketika proses pembelajaran

berlangsung, maka disarankan kepada guru yang akan melaksanakan

strategi ini diharapkan dapat mempelajari bagaimana cara memotivasi

(24)

3. Kepada para teman-teman mahasiswa FIK UNIMED agar dapat mencoba

melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menerapkan

pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi lain.

4. Untuk penulis sendiri sebagi acuan dalam proses pengajaran nantinya

setelah menjadi guru.

5. Dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi para peneliti berikutnya dengan

(25)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,Suharsimi.dkk.2010.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi Persada

Aqib, Zainal, dkk.2009.Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SMP, SMA, SMK.Bandung : Yrama Widya

Bernhard,G.1993.Atletik prinsip dasar latihan loncat tinggi,jauh,jangkit dan loncat galah. Semarang :Dahara Prizi

Darmodiharjo, Darji.1980. Olahraga dan Kesehatan. Jakarta : CV Baru

Isjoni, H.2009. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta :Pustaka Pelajar

Kamus besar bahasa indonesia(2005)

Kristianto Agus (2001). Skema Siklus Penelitian Tindakan Kelas dalam Pendidikan dan Kepelatihan Olahraga. Universitas Negeri Solo. Press, Surakarta

Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangann Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Kurikulum penjas SMP (2004)

Nasidah, (1992). Pengembangan Kurikulum Pendidikan Jasmani dan

Kesehatan.Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Oemar, Hamalik (2008) Pendidikan Jasmani Olahraga, Bandung: Bumi Aksara

Rusli,dkk (2000). Strategi Belajar Mengajar Penjas.Depdikbud : Direktorat

Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah

(2004). Supervisi Pedidikan Jasmani.Depdikbud : Direktorat Jenderal

Pendidikan Dasar dan Menengah.

.

(26)

Sanjaya, Wina. 2010 . Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana

Siddik,D.Zafar.2011. Mengajar dan Melatih Atletik. Bandung :PT Remaja Rosdakarya

Sistem penilaian berbasis kompetensi SMP (2004)

Slavin, R. E. 2005. Coverative Learning: teori, riset dan praktik. Bandung : Nusa

Media

Subroto, Toto (2000). Pemantapan kemampuan mengajar ( PKM ). Departement

Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pendidikan Dasar & Menengah

Sudjana, Nana.2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Suherman A., Y.M. Saputra, dan Y. Hendrayana. 2001. Pembelajaran Atletik Pendekatan Permainan dan Kompetisi untuk Siswa SMU/SMK. Jakarta: Direktorat Jendral Olahraga

Syarifuddin, Aip.1992. Atletik. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga

Kependidikan

Warsidi, Edi. 2009. Apakah Atletik Itu?. Bandung : Sarana Ilmu Pustaka

Widya, Mochamad Djumidar. 2004. Belajar Berlatih Gerak-Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Gambar

Tabel
Gambar

Referensi

Dokumen terkait

Kedua orang tua peneliti yang telah memberikan dukungan baik secara moril maupun materil, menuntun peneliti dengan sabar serta doa restu yang selalu diberikan kepada peneliti

Tabel 3.28 Hasil Uji Homogenitas Varians Skor Postes Keterampilan Sosial 124 Tabel 3.29 Hasil Uji Kesamaan Rata-Rata Skor Postes Keterampilan Sosial 125 Tabel 3.30

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa: 1) Ada pengaruh prestasi belajar antara pembelajaran dengan metode eksperimen

kemajuan belajar siswa, penilaian kelas juga dapat digunakan untuk melihat seberapa jauh proses belajar mengajar telah berhasil. Apabila sebagian besar atau

Tingkat kesamaan komposisi serangga kanopi pohon apel di Poncokusumo dan Bumiaji yang dikoleksi dengan perangkap bejana warna kuning dan biru pada musim berbunga dan

Sholawat serta salam semoga tercurakan kepada Nabi Muhammad, yang kepada beliau diturunkan wahyu ilahi Al-Qur’an, semoga tercurah pula kepada keluarga

Keterangan : Membawa Dokumen Asli Perusahaan Sesuai dengan diisi pada Isian Kualifikasi serta Dokumen Penawaran Asli 1 (satu) rangkap sesuai dengan dokumen yang

Dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh sistem akan diperoleh nilai bobot dari hasil training yang akan digunakan untuk testing dan prediksi data.. Sistem prediksi