• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)GAMBARAN SANITASI DASAR, LINGKUNGAN PEMUKIMAN DAN PERILAKU PENGHUNI SERTA KELUHAN KESEHATAN KULIT DI PANTI ASUHAN AL MANAR KOTA PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2017. SKRIPSI. OLEH SRI MEI SUZANNAH NASUTION NIM : 131000273. FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017. 1 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(2) 2. GAMBARAN SANITASI DASAR, LINGKUNGAN PEMUKIMAN DAN PERILAKU PENGHUNI SERTA KELUHAN KESEHATAN KULIT DI PANTI ASUHAN AL MANAR KOTA PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2017. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat. OLEH : SRI MEI SUZANNAH NASUTION NIM : 131000273. FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(3) HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “GAMBARAN SANITASI DASAR, LINGKUNGAN PEMUKIMAN DAN PERILAKU PENGHUNI SERTA KELUHAN KESEHATAN KULIT DI PANTI ASUHAN AL MANAR KOTA PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2017” ini beserta seluruh isinya adalah benar hasil karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.. Medan,. APRIL 2017. SRI MEI SUZANNAH NASUTION. i UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(4) ii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(5) ABSTRAK Panti asuhan adalah salah satu hunian yang merupakan sebuah wadah untuk menampung anak-anak yatim piatu ataupun anak yang dititipkan orangtuanya karena tidak mampu. Berbeda dengan anak-anak yang berada dalam tatanan rumah tangga yang diasuh secara langsung oleh ibu rumah tangga. Kurangnya pengasuhan anak-anak tentang perilaku kesehatan dapat menimbulkan berbagai keluhan kesehatan kulit maupun keluhan kesehatan lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sanitasi dasar, lingkungan pemukiman dan perilaku penghuni serta keluhan kesehatan kulit di Panti Asuhan Al Manar Kota Padangsidimpuan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dalam bentuk survei. Populasi dalam penelitian ini adalah 180 orang. Sampel penelitian adalah 64 orang penghuni Panti Asuhan dengan cara undian. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah proportional simple random sampling. Data disajikan dengan menggunakan frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fasilitas sanitasi dasar di Panti suhan Al Manar belum memenuhi syarat kesehatan. Komponen fisik di kamar putri belum memenuhi syarat, di kamar putra Khalifah belum memenuhi syarat dan di kamar putra Mujahidin juga belum memenuhi syarat kesehatan. Perilaku penghuni tentang sanitasi dasar dan personal hygiene, 70% memiliki pengetahuan baik, 70% memiliki sikap baik, dan 7% memiliki tindakan baik. Penghuni panti asuhan yang mengalami keluhan kesehatan kulit sebesar 78,1%. Kesimpulan pada penelitian ini adalah ditemukannya keluhan kesehatan kulit di panti asuhan Al Manar Padangsidimpuan. Maka diharapkan penghuni panti asuhan lebih memperhatikan perilaku kesehatan seperti kebersihan perorangan dan dapat memanfaatkan fasilitas sanitasi dasar dengan baik sehingga terhindar dari penyakit kulit.. Kata kunci : Panti Asuhan, Sanitasi Dasar, Perilku Kesehatan, Keluhan Kesehatan Kulit. iii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(6) ABSTACT An orphanage is a residential institution devoted to the care of orphans – children whose biological parents are deceased or otherwise unable or unwilling to care for them. In contrast to children who are in the order of the household are taken care of directly by the housewife. Lack of parenting children about health can cause a variety of health complaints of skin and other healt complaints The aim of this research was to determine the basic sanitation, urban environment, and the behavior of occupants as well as skin health complaints at the Orphanage Al Manar Padangsidimpuan. The type of the research was descriptive research with survey forms. The population of this study were 180 persons. The persons were 64 Orphanage chosen randomly. The sampling technique in this research was proportional simple random sampling. The presentation of the data uses the frequency. The results of the research at the Orphanage Al Manar showed that basic facility of sanitation in Orphanage Al Manar didn’t meet the health standard. The components of sanitary in female’s rest room had nor me the health standard, in male’s Khalifah and Mujahidin rest room had not meet the health standart. Occupants’ behavior on basic sanitation and personal hygiene ,70% had good knowledge, 70% have a good attitude, and 7% had good action. Orphanage residents who had complaints of skin health by 78,1%. The conclusion of this research was the discovery of skin health complaints in Orphanage Al Manar Padangsidimpuan. It is expected that the orphanage residents pay more attention to health behaviors such a personal hygiene and basic facilities can utilize the well so as to avoid skin diseases.. Key Words : Orphanage. Basic Sanitation, Health Behavior, Skin Health Complaints. iv UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(7) KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya. yang telah memberikan kesempatan penulis. untuk dapat. menyelesaikan penulisan skripsi ini, yang merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini berjudul: “Gambaran Sanitasi Dasar, Lingkungan Pemukiman dan Perilaku Penghuni serta Keluhan Kesehatan Kulit di Panti Asuhan Al Manar Kota Padangsidimpuan Tahun 2017”. Penulis menyadari bahwa di dalam pelaksanaan penulisan ini banyak mengalami kesulitan-kesulitan dan hambatan, namun berkat bimbingan dan arahan dari dosen pembimbing maka penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kelemahan serta kekurangan-kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan masukan serta saran yang bersifat membangun di masa yang akan datang. Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum. selaku Rektor Universitas Sumatera Utara. 2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si. selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.. v UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(8) 3. Ir. Evi Naria, M.Kes. sebagai Dosen Pembimbing I yang banyak memberikan motivasi, saran, masukan dan pengarahan kepada penulis selama penulisan skripsi. 4. Dr. dr. Taufik Ashar, M.K.M. sebagai Dosen Pembimbing II yang banyak memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi kepada penulis selama penulisan skripsi dan sekaligus sebagai Ketua Jurusan Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. 5. Dra. Nurmaini, M.K.M, Ph.D. sebagai Dosen Penguji I, terima kasih atas bimbingan dan dukungan Ibu kepada penulis selama penulisan skripsi. 6. Ir. Indra Chahaya S, M.Si. sebagai Dosen Penguji II, terima kasih atas bimbingan dan dukungan Ibu kepada penulis selama penulisan skripsi. 7. Prof. Dr. Ir. Albiner Siagian, M.Si. selaku Dosen Penasehat Akademik selama penulis menjalani perkuliahan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. 8. Seluruh Bapak/Ibu dosen dan seluruh staf di Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas. Sumatera. Utara,. khususnya. Departemen. Kesehatan Lingkungan yang telah membimbing selama perkuliahan. 9. Bapak H. Mustapa Kemal Napitupulu selaku ketua Yayasan Pendidikan dan Panti Asuhan Al Manar Kota Padangsidimpuan, staf/para pegawai pendidikan dan panti asuhan dan juga para santri-santri panti asuhan yang telah banyak memberikan bantuan dan waktunya pada penulis saat melaksanakan penelitian di Panti Asuhan.. vi UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(9) 10. Kedua Orang Tua yang paling saya sayangi dan cintai yang selalu mendoakan, memberikan semangat dan dukungan Sukri Nasution dan Erlina Piliang. 11. Abangku yang aku sayangi Riza Fakhrummi Nasution yang selalu memberikan semangat dan dukungan. 12. Sahabat-sahabat yang paling aku sayangi yang menjadi tempat berbagi suka dan duka bersama, tempat bermain dan yang selalu memberikan dorongan, motivasi serta semangat (Darman Saidi Harahap, Mardiani Putri Harahap, Meyrisa Hazizie Lubis, Recci Labesa Nasution, Widya Dwinanda) 13. Teman-teman terdekat yang menjadi tempat belajar dan bermain (Chairunisa, Deani Rahma Suri Admaja, Kiki Damayanthy, Laila Fitriana Dewi, Siska Anggraini) 14. Teman-teman kelompok 19 PBL Desa Melati 2 Kecamatan Perbaungan (Annisa Ayu R, Anri Mario R, Intan SF Munthe, Natasya Prima, Santi Simamora, Tomy Hidayat) 15. Teman-teman kelompok LKP Rs.Royal Prima Medan (Dedek Liasna Sipayung, Erni Novani, Heppy Karyanti Zai, Theresia B Bath) 16. Teman-teman seperjuangan akademik di FKM USU secara khusus Departemen Kesehatan Lingkungan FKM USU yang telah memberikan semangat kepada penulis. 17. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini sehingga semua dapat diselesaikan.. vii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(10) Secara khusus skripsi ini penulis persembahkan kepada orang tua, Sukri Nasution dan Erlina Piliang yang telah membesarkan dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang. Senantiasa memberikan doa, dukungan, nasihat, izin kebebasan belajar sehingga memberi pengajaran berarti dalam hidup ini. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi siapa saja serta untuk kemajuan ilmu pengetahuan. Demikianlah yang penulis dapat sampaikan, atas segala kesalahan dan kekurangannya penulis mohon maaf sebesar-besarnya.. Medan, April 2017 Penulis. Sri Mei Suzannah Nasution. viii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(11) DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama. : Sri Mei Suzannah Nasution. Tempat lahir. : Padangsidimpuan. Tanggal lahir. : 27 Mei 1995. Agama. : Islam. Anak ke. : 2 dari 2 bersaudara. Nama Ayah. : Sukri Nasution. Suku Bangsa Ayah. : Mandailing. Nama Ibu. : Erlina Piliang. Suku Bangsa Ibu. : Minang. Riwayat Pendidikan Formal Tahun 2001-2007. : SD Negeri 200117 Sadabuan Padangsidimpuan. Tahun 2007-2010. : Madrasah Tsanawiyah Negeri Model Padangsidimpuan. Tahun 2010-2013. : SMA Negeri 1 Padangsidimpuan. Tahun 2013-2017. : S-1 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. ix UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(12) DAFTAR ISI. Halaman. HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI................................ ... i HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... ... ii ABSTRAK...................................................................................................... . iii ABSTRACT.................................................................................................... . iv KATA PENGANTAR................................................................................... .. v DAFTAR RIWAYAT HIDUP.................................................................. ....... viii DAFTAR ISI............................................................................................. ....... ix DAFTAR TABEL.......................................................................................... .. xii DAFTAR GAMBAR..................................................................................... .. xiv DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. .. xv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 4 1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................4 1.3.1 Tujuan Umum......................................................................... 4 1.3.2 Tujuan Khusus........................................................................ 5 1.4 Manfaat Penelitian............................................................................ 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sanitasi Dasar.................................................................................... 7 2.1.1 Penyediaan Air Bersih............................................................ 7 2.1.2 Pembuangan Sampah............................................................. . 11 2.1.3 Pembuangan Tinja................................................................... 13 2.1.4 Pembuangan Air Limbah.................................................... .... 16 2.2 Lingkungan Pemukiman ................................................................... 17 2.2.1 Pengertian Pemukiman............................................................17 2.2.2 Syarat Rumah Sehat................................................................ 17 2.2.3 Panti Asuhan........................................................................... 20 2.3 Perilaku Penghuni............................................................................ 20 2.3.1 Pengetahuan.......................................................................... .. 21 2.3.2Sikap......................................................................................... 23 2.3.3 Tindakan................................................................................... 24 2.4 Kulit .................................................................................................. 29 2.4.1 Pengertian Kulit ......................................................................... 29 2.4.2 Fungsi Kulit................................................................................ 29 2.4.3 Penyebab Penyakit Kulit...... ...................................................... 30 2.4.4 Jenis-Jenis Keluhan Kesehatan Kulit........................................ . 31 2.5 Kerangka Konsep................................................................................ 34. x UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(13) BAB III METODE PENELITIA 3.1 Jenis Penelitian ..................................................................................... 35 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 35 3.2.1 Lokasi Penelitian ......................................................................... 35 3.2.2 Waktu Penelitian.......................................................................... 35 3.3 Populasi dan Sampel ............................................................................. 35 3.3.1 Populasi ....................................................................................... 35 3.3.2 Sampel ......................................................................................... 36 3.4 Metode Pengumpulan Data................................................................... 37 3.4.1 Data Primer .................................................................................. 37 3.4.2 Data Skunder ............................................................................... 38 3.5 Definisi Operasional ............................................................................ 38 3.6 Metode Pengukuran ............................................................................. 40 3.6.1 Keluhan Penyakit Kulit............................................................ ... 40 3.6.2 Perilaku.................................................................................... ... 41 3.6.3 Kondisi komponen fisik dan sanitasi dasar asrama..................... 43 3.7 Metode Analisa Data .......................................................................... 45 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Panti Asuhan Al Manar Padangsidimpuan......... 46 4.2 Karakteristik Responden.................................................................. . 47 4.3 Gambaran Sanitasi Dasar Panti Asuhan........................................... 48 4.4 Gambaran Lingkungan Pemukiman Panti asuhan............................ 51 4.5 Perilaku Penghuni tentang Sanitasi Dasar dan Personal Hygiene... 53 4.5.1 Pengetahuan............................................................................. 53 4.5.2 Sikap......................................................................................... 57 4.5.3 Tindakan................................................................................... 60 4.6 Gambaran Keluhan Kesehatan Kulit Penghuni Panti Asuhan.......... 63 BAB V PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden............................................................... . 66 5.2 Gambaran Sanitasi Dasar Panti Asuhan......................................... 67 5.3 Lingkungan Pemukiman Panti Asuhan.......................................... 71 5.4 Perilaku Penghuni tentang Sanitasi Dasar dan Personal Hygiene.. 72 5.4.1 Pengetahuan.......................................................................... 72 5.4.2 Sikap..................................................................................... 74 5.4.3 Tindakan............................................................................... 75 5.5 Gambaran Keluhan Kesehatan Kulit Penghuni Panti Asuhan........77. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan.................................................................................. 79 6.2 Saran............................................................................................ 80 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN. xi UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(14) DAFTAR TABEL. Halaman. Tabel 3.1. Tabel 4.1. Tabel 4.2. Tabel 4.3. Tabel 4.4. Tabel 4.5. Tabel 4.6. Tabel 4.7. Penentuan hasil penilaian komponen fisik panti asuhan menurut permenkes no 829/menkes/sk/vii/1999 tentang perumahan seha.... 43. Distribusi karakteristik responden berdasarkan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan lama tinggal penghuni panti asuhan al manar padangsidimpuan…............................. ..... 47. Hasil Pengamatan Fasilitas Sanitasi Dasar Air Bersih Panti Asuhan Al Manar Padangsidimpuan ............................................ 48. Hasil Pengamatan Fasilitas Sanitasi Dasar Pembuangan Sampah Panti Asuhan Al Manar Padangsidimpuan................... 48. Hasil Pengamatan Fasilitas Sanitasi Dasar Pembuangan Tinja Panti Asuhan Al Manar Padangsidimpuan .................................. 49. Hasil Pengamatan Fasilitas Sanitasi Dasar Pembuangan Air Limbah Panti Asuhan Al Manar Padangsidimpuan ................... 50. Hasil Pengamatan Komponen Fisik Panti Asuhan Al Manar Padangsidimpuan................. ............................................................ 51. Distribusi Pengetahuan Responden di Panti Asuhan Al Manar Padangsidimpuan Tentang Sanitasi Dasar... ................................ 53. xii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(15) Tabel 4.8. Distribusi Pengetahuan Responden di Panti Asuhan Al Manar Padangsidimpuan Tentang Personal Hygiene........................... ......................................................... 54. Tabel 4.9. Distribusi Kategori Pengetahuan Responden di Panti Asuhan Al Manar Padangsidimpuan ........................................................... 56. Tabel 4.10 Distribusi Sikap Responden di Panti Asuhan Al Manar Padangsidimpuan tentang Sanitasi Dasar .................................... 57. Tabel 4.11 Distribusi Sikap Responden di Panti Asuhan Al Manar Padangsidimpuan tentang Personal Hygiene............................... 58. Tabel 4.12 Distribusi Kategori Sikap Responden di Panti Asuhan Al Manar. Padangsidimpuan tentang Sanitasi Dasar dan Personal Hygiene................................................................................... ........... 60. Tabel 4.13 Distribusi Tindakan Responden di Panti Asuhan Al Manar Padangsidimpuan tentang Sanitasi Dasar................ ..................... 61. Tabel 4.14 Distribusi Tindakan Responden di Panti Asuhan Al Manar Padangsidimpuan tentang Personal Hygiene................ ............... 61. Tabel 4.15 Distribusi Kategori Tindakan Responden di Panti Asuhan Al. Manar Padangsidimpuan tentang Sanitasi Dasar dan Personal Hygiene................................................................................... ........... 63. Tabel 4.16 Distribusi Frekuensi Keluhan Kesehatan Kulit Penghuni di Panti Asuhan Al Amanar Padangsidimpuan ................................ 63. Tabel 4.17 Distribusi Kategori Jenis Keluhan Kesehatan Kulit. Responden di Panti Asuhan Al Manar Padangsidimpuan .......... 64. xiii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(16) DAFTAR GAMBAR. Halaman Gambar 2.5 Kerangka Konsep ...................................................... 34. xiv UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(17) DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner Penelitian. Lampiran 2. Lembar Observasi Penelitian. Lampiran 3. Keputusan Menteri Kesehatan No. 829 Tahun 1999 Tentang : Persyaratan Kesehatan Perumahan. Lampiran 4. Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 1988 Tentang : Rumah Susun. Lampiran 5. Surat Permohonan Izin Penelitian Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Lampiran 6. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian dari Panti Asuhan Al Manar Kota Padangsidimpuan. Lampiran 7. Dokumentasi Penelitian. xv UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(18) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keadaan perumahan dan pemukiman adalah salah satu faktor yang. menentukan hygiene dan sanitasi lingkungan, tempat dimana hygiene dan sanitasi lingkungan diperbaiki, mortalitas dan mortabitas menurun dan wabah berkurang dengan sendirinya, seperti yang dikemukakan WHO bahwa perumahan yang tidak cukup dan terlalu sempit mengakibatkan pula tingginya kejadian penyakit dalam masyarakat. Karena rumah terlalu sempit maka penularan bibit penyakit dari manusia yang satu kemanusia yang lain akan lebih mudah terjadi (Entjang, 2000) Dalam kehidupan sehari-hari sangat diperlukan untuk menjaga kebersihan diri terutama menjaga kebersihan kulit karena kulit merupakan bagian yang sangat vital pada diri manusia sehingga apabila ada gangguan pada kulit bisa menimbulkan masalah kesehatan seperti terjadinya keluhan kesehatan kulit berupa gatal-gatal, bintik-bintik merah, dan keluhan kesehatan kulit lainnya. Sanitasi merupakan salah satu upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan lingkungan dari subjeknya, misalnya menyediakan air bersih untuk keperluan mencuci tangan, menyediakan tempat sampah agar tidak dibuang sembarangan (Depkes RI 2004). Menurut Slamet (2007), kurangnya air bersih khususnya untuk menjaga kebersihan diri, dapat menimbulkan berbagai penyakit kulit. Hal ini terjadi karena bakteri yang selalu ada pada kulit mempunyai kesempatan untuk berkembang. Penyakit kulit disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, infestasi oleh parasit dan. 1 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(19) 2. reaksi alergi (Harahap, 2000). Faktor yang berperan dalam penularan penyakit kulit adalah sosial ekonomi yang rendah, hygiene perorangan yang jelek, lingkungan yang tidak saniter, dan perilakuyang tidak mendukung kesehatan. Faktor yang paling dominan adalah kemiskinan dan hygiene perorangan yang jelek (Notobroto, 2005). Penyakit kulit masih menjadi masalah di Indonesia. Menurut Direktur Jendral Pelayanan Medik Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2006 penyakit kulit dan jaringan subkutan berdasarkan prevelensi 10 penyakit terbanyak pada masyarakat Indonesia menduduki peringkat kedua setelah infeksi saluran pernapasan akut dengan jumlah 501.280 kasus atau 3,16% kasus (Bahar,2009) Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan adanya keterkaitan yang signifikan antara personal hygiene dan kelengkapan sanitasi dasar dengan kejadian penyakit kulit. Sebagaimana penelitian yang telah dilakukan oleh Frenki (2011), kejadian penyakit skabies disebuah pondok pesantren di Jakarta mencapai 78,70% dan di Kabupaten Pasuruan kejadian penyakit skabies sebesar 66,70% (Depkes, 2000). Sejalan dengan penelitian Frenki (2011), penelitian yang telah dilakukan oleh Akmal, dkk. (2013) di Pesantren Pondok Pendidikan Islam Darul Ulum Palarik, Air Pacah membuktikan secara statistik kejadian skabies mempunyai hubungan dengan personal hygiene (p=0,00). Penelitian serupa yang dilakukan oleh Sadjida (2013), yaitu ada hubungan yang bermakna antara kebersihan tempat tidur dan sprei sebesar 2,5% yang. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(20) 3. menyebabkan keluhan penyakit kulit di kelurahan Denai kecamatan Denai Kota Medan Panti Asuhan yang terdapat di Pulo Brayan yaitu Panti Asuhan AlJamiyatul Washliyah Pulo Brayan Medan telah di jumpai beberapa santri dari seluruh penghuni panti mengalami gangguan kesehatan kulit. Panti Asuhan adalah salah satu hunian yang merupakan sebuah wadah untuk menampung anak-anak yatim piatu. Dimana anak-anak yatim piatu (ataupun anak yang dititipkan orangtuanya karena tidak mampu) biasanya tinggal, mendapatkan pendidikan, dan juga dibekali berbagai keterampilan agar dapat berguna di kehidupan nanti (Anonim, 2008). Panti asuhan dikelola sebagai tempat pengasuhan anak-anak secara berkelompok. Berbeda dengan anak-anak yang berada dalam tatanan rumah tangga yang diasuh secara langsung oleh ibu rumah tangga (anggota rumah tangga) kurangnya pengasuhan anak-anak tentang perilaku kesehehatan dapat menimbulkan berbagai keluhan kesehatan kulit maupun keluhan kesehatan lainnya. Hasil survei pendahuluan yang dilakukan peneliti didapat permasalahan diantaranya adalah sumber air bersih sering mati sehingga menyulitkan penghuni untuk melakukan aktivitas seperti mandi dan mencuci. Permasalahan lainnya menurut pengakuan salah satu penghuni panti asuhan Al Manar yaitu efri mereka jarang sekali untuk menjemur dan mengganti alas tempat tidur dikarenakan tidak ada waktu untuk menjemur kasur dan mengganti alas tempat tidur, selain itu Panti asuhan Al-manar hanya mempunyai sedikit persediaan alas tempat tidur, karena hal tersebutlah yang menjadi alasan mereka malas untuk menjaga kebersihan.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(21) 4. Sejalan dengan observasi, peneliti juga melakukan wawancara singkat sehingga sehingga diketahui 8 dari 10 orang penghuni Panti Asuhan Al-Manar yang diwawancari mengalami keluhan penyakit kulit seperti bintik-bintik merah, bercak warna putih dikulit dan ruam pada kulit. 1.2. Rumusan Masalah Panti asuhan memiliki kamar mandi yang kotor dan bau serta tidak. memiliki tempat sampah sehingga tidak jarang penghuni wanita membuang pembalut dikamar mandi. Saluran pembuangan air limbah di panti asuhan tidak tertutup sehingga sering sekali sumbat dan menimbulkan bau yang tidak sedap. Hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran akan pentingnya kebersihan pada penghuni serta kurangnya prasarana yang disediakan oleh panti asuhan Al-manar. Berdasarkan wawancara singkat yang telah dilakukan oleh peneliti, 8 dari 10 orang penghuni panti asuhan Al-manar yang di wawancarai mengalami keluhan penyakit kulit seperti gatal-gatal, bintik-bintik merah, dan bercak warna putih dikulit. 1.3. Tujuan Penelitian. 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui sanitasi dasar, lingkungan pemukiman dan perilaku penghuni serta keluhan kesehatan kulit di Panti Asuhan Al Manar Kota Padangsidimpuan tahun 2017.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(22) 5. 1.3.2 Tujuan Khusus 1.. Mengetahui. karakteristik. individu. (umur,. jenis. kelamin,. tingkat. pendidikan dan lama tinggal) penghuni Panti Asuhan Al Manar Kota Padangsidimpuan. 2.. Mengetahui sanitasi dasar, meliputi penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan tinja dan pembuangan air limbah di Panti Asuhan Al Manar Kota Padangsidimpuan.. 3.. Mengetahui lingkungan pemukiman, meliputi komponen fisik panti asuhan yaitu dinding, lantai, ventilasi dan pencahayaan di Panti Asuhan Al Manar Kota Padangsidimpuan.. 4.. Mengetahui perilaku penghuni, meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan penghuni terhadap sanitasi dasar dan personal hygiene di Panti Asuhan Al Manar Kota Padangsidimpuan.. 5.. Mengetahui keluhan kesehatan kulit penghuni di Panti Asuhan Al Manar Kota Padangsidimpuan.. 1.4. Manfaat Penelitian. 1.. Masukan bagi pihak pengelola panti asuhan Al Manar mengenai gambaran sanitasi dasar dan lingkungan pemukiman di panti asuhan.. 2.. Menambah. masukan. bagi. penghuni. panti. asuhan. agar. lebih. memperhatikan perilaku kesehatan untuk mengurangi keluhan kesehatan kulit.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(23) 6. 3.. Menambah pengetahuan peneliti mengenai sanitasi dasar, lingkungan pemukiman dan perilaku penghuni serta mengenai keluhan kesehatan kulit.. 4.. Dapat dijadikan referensi dan masukan bagi peneliti-peneliti lain di kemudian hari.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(24) BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Sanitasi Dasar Sanitasi dasar yang berkaitan langsung dengan masalah kesehatan meliputi. penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan tinja dan pembuangan air limbah (Tarigan, 2008). 2.1.1 Penyediaan Air Bersih Air merupakan salah satu kebutuhan hidup dan merupakan dasar bagi perikehidupan di bumi. Tanpa air, berbagai proses kehidupan tidak dapat berlangsung. Oleh karena itu, penyediaan air merupakan salah satu kebutuhan utama bagi manusia untuk kelangsungan hidup dan menjadi faktor penentu dalam kesehatan dan kesejahteraan masyarakat (Sumantri, 2010). Menurut Chandra (2006), ditinjau dari sudut ilmu kesehatan masyarakat, penyediaan sumber air bersih harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat karena persediaan air bersih yang terbatas memudahkan timbulnya penyakit di masyarakat. Volume rata-rata kebutuhan air setiap individu per hari berkisar antara 150-200 liter atau 35-40 galon. Kebutuhan air tersebut bervariasi dan bergantung pada keadaan iklim, standar kehidupan, dan kebiasaan masyarakat. A.. Sumber Air Menurut Sumantri (2010), air yang berada di permukaan bumi ini berasal. dari berbagai sumber. Berdasarkan letak sumbernya, air dapat dibagi menjadi:. 1.. Air Angkasa (Hujan) 7 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(25) 8. Air angkasa atau air hujan merupakan sumber utama air di bumi. walau pada saat presipitasi merupakan air yang paling bersih, air tersebut cenderung mengalami pencemaran ketika berada di atmosfer. 2.. Air Permukaan Air permukaan yang meliputi badan-badan air semacam sungai, danau,. telaga, waduk, terjun, dan sumur permukaan. Menurut Chandra (2006) Air permukaan merupakan salah satu sumber penting bahan baku air bersih. Faktorfaktor yang harus diperhatikan antara lain: a.. Mutu atau kualitas baku. b.. Jumlah atau kuantitasnya. c.. Kontuinitasnya. 3.. Air Tanah Air tanah berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi yang. kemudian mengalami penyerapan ke dalam tanah dan mengalami proses filtrasi secara alamiah. B.. Persyaratan dan Penyediaan Air Bersih Sistem penyediaan air bersih harus memenuhi beberapa persyaratan utama.. Persyaratan tersebut meliputi kualitatif, pesyaratan kuantitatif dan persyaratan kontuinitas. 1.. Persyaratan Kualitatif Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990).. Syarat – syarat kualitas air bersih diantaranya adalah sebagai berikut: a.. Syarat fisik: tidak berbau , tidak berasa. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(26) 9. b.. Syarat kimia: kadar besi maksimum yang diperbolehkan 1,0 mg/l, kesadahan maksimal 500 mg/l.. c.. Syarat mikrobiologis: jumlah total koliform dalam 100 ml air yang diperiksa maksimal adalah 50 untuk air yang berasal dari bukan perpipaan dan 10 untuk air yang berasal dari perpipaan.. 2.. Persyaratan Kuantitatif (Debit) Syarat kuantitas adalah jumlah air yang dibutuhkan setiap hari tergantung. kepada aktifitas dan tingkat kebutuhan. Makin banyak aktifitas yang dilakukan maka kebutuhan air akan semakin besar. Secara kuantitas di Indonesia diperkirakan dibutuhkan air sebanyak 138,5 liter/orang/hari dengan perincian yaitu untuk mandi, cuci kakus 12 liter, minum 2 liter, cuci pakaian 10,7 liter, kebersihan rumah 31,4 liter (Slamet, 2002). 3.. Persyaratan Kontinuitas Air baku untuk air bersih harus dapat diambil terus menerus dengan. fluktuasi debit yang relatif tetap, baik pada saat musim kemarau maupun musim hujan. Kontinuitas juga dapat diartikan bahwa air bersih harus tersedia 24 jam per hari, atau setiap saat diperlukan, kebutuhan air tersedia. Akan tetapi kondisi ideal tersebut hampir tidak dapat dipenuhi pada setiap wilayah di Indonesia, sehingga untuk menentukan tingkat kontinuitas pemakaian air dapat dilakukan dengan cara pendekatan aktifitas konsumen terhadap prioritas pemakaian air. Prioritas pemakaian air yaitu minimal selama 12 jam per hari, yaitu pada jam-jam aktifitas kehidupan, yaitu pada pukul 06.00 – 18.00 WIB.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(27) 10. Menurut Mubarak dan Chayatin (2009), air yang diperuntukkan bagi konsumsi manusia harus berasal dari sumber yang bersih dan aman. Batasanbatasan sumber air yang bersih dan aman tersebut antara lain : a.. Bebas dari kontaminasi kuman atau bibit penyakit.. b.. Bebas dari substansi kimia yang berbahaya dan beracun.. c.. Tidak berasa dan tidak berbau. d.. Dapat dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan domestik dan rumah tangga.. e.. Memenuhi standar minimal yang ditentukan oleh WHO atau Departemen Kesehatan RI.. C.. Pengaruh Air Terhadap Kesehatan Air tidak memenuhi persyaratan kesehatan merupakan media penularan. penyakit karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan, terutama penyakit perut (Slamet,2002). Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan air dapat dibagi menjadi kelompok-kelompok berdasarkan cara penularannya. Menurut Kusnoputranto (2000), ada 4 macam klasifikasi penyakit yang berhubungan dengan air sebagai media penularan penyakit yaitu : 1.. Water Born Desease, yaitu penyakit yang penularannya melalui air yang terkontaminasi oleh bakteri pathogen dari penderita atau karier misalnya Cholera, Typhoid, Hepatitis dan Dysentri Basiler.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(28) 11. 2.. Water based Disease, yaitu penyakit yang ditularkan air pada orang lain melalui persediaan air sebagai pejamu (host) perantara, misalnya Schistosomiasis.. 3.. Water Washed disease, yaitu penyakit yang disebabkan oleh kurangnya air untuk pemeliharaan kebersihan perorangan dan air untuk kebersihan alatalat terutama alat dapur dan alat makan. Diantaranya adalah penyakit kulit penyakit infeksi aluran pencernaan seperti diare.. 4.. Water related insect vectors, vektor-vektor insektisida yang berhubungan dengan air yaitu penyakit yang vektornya berkembang biak dalam air, misalnya malaria, demam berdarah, yellow fever, Trypanosomiasis.. 2.1.2 Pembuangan Sampah A.. Pengertian Sampah Menurut definisi (WHO), sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan,. tidak dipakai, tidak disenangani, atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. Menurut sumantri (2002), ada beberapa batasan-batasan lain, tetapi pada umumnya mengandung prinsipprinsip yang sama, yaitu : a.. Adanya sesuatu benda atau zat benda padat atau bahan.. b.. Adanya hubungan langsung/tak langsung dengan aktivitas manusia.. c.. Benda atau bahan tersebut tidak dipakai lagi, tak disenangi dan dibuang.. d.. Dibuang dalam arti pembuangannya dengan cara-cara yang diterima oleh umum (perlu pengelolaan yang baik).. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(29) 12. B.. Tempat Pembuangan Sampah Menurut Notoatmodjo (2003), tempat pembuangan sampah dikategorikan. baik menurut fungsi apabila memenuhi syarat sebagai berikut : a.. Terbuat dari bahan kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air, permukaan halus pada bagian dalam.. b.. Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup sehingga tidak mengotori tangan.. c.. Mudah diisi dan dikosongkan/ dibersihkan.. d.. Jumlah dan volume sesuai dengan produk sampah pada tiap tempat kegiatan.. e.. Sampah dari setiap ruang dibuang setiap hari.. C.. Tempat Pembuangan Sampah Sementara Sampah yang telah dikumpulkan di tempat sampah akan dipindahkan ke. tempat pembuangan sampah sementara (TPS). Menurut Chandra (2006), persyaratan TPS antara lain adalah sebagai berikut: a.. Konstruksi harus kuat dan tidak bocor.. b.. Memiliki tutup dan mudah dibuka tanpa mengotori tangan.. c.. Ukuran sesuai sehingga mudah diangkut oleh satu orang.. d.. Tidak terbuat dari bak beton permanen, tidak menjadi tempat perindukan serang, terhindar dari gangguan binatang.. e.. TPS terletak di tempat yang mudah dijangkau kendaraan pengangkut sampah.. f.. TPS dikosongkan < 3 x 24 jam.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(30) 13. D.. Pengangkutan Sampah Sampah yang berada di TPS selanjutnya akan diangkut oleh kendaraan. dengan pengangkut sampah dan dibawa menuju tempat pembuangan akhir (TPA) sampah. Persyaratan yang harus dipenuhi dalam pengangkutan sampah antara lain adalah sebagai berikut : a.. Alat pengangkut harus dilengkapi dengan penutup sampah, minimal dengan jaring.. b.. Tinggi bak maksimum 1,6 m dan sebaiknya ada alat ungkit.. c.. Kapasitas disesuaikan dengan kondisi/ kelas jalan yang akan dilalui.. d.. Bak truk/ dasar kontainer sebaiknya dilengkapi pengaman air.. 2.1.3 Pembuangan Tinja A.. Pengertian Jamban Jamban adalah suatu bangunan yang digunakan untuk membuang dan. mengumpulkan kotoran manusia dalam suatu tempat tertentu, dan tidak menjadi penyebab atau penyebar penyakit dan mengotori lingkungan pemukiman. (Ditjen P2M &PL, 1998). Menurut Soeparman S (2003), jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkan. B.. Jenis-Jenis Jamban Menurut Chayatin (2009) , jenis-jenis jamban sebagai berikut :. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(31) 14. 1.. Cemplung Bentuk jamban ini adalah yang paling sederhana. Jamban cemplung ini. hanya terdiri atas sebuah galian yang di atasnya diberi lantai dan tempat jongkok. Lantai jamban ini dapat dibuat dari bambu atau kayu, tetapi dapat juga terbuat dari batu bata atau beton. Jamban semacam ini masih menimbulkan gangguan karena baunya. 2.. Plengsengan Jamban semacam ini memiliki lubang tempat jongkok yang dihubungkan. oleh suatu saluran miring ke tempat pembuangan kotoran. Jadi tempat jongkok dari jamban ini tidak dibuat persis di atas penampungannya, tetapi agak jauh. Jamban semacam ini sedikit lebih baik dan menguntungkan daripada jamban cemplung, karena baunya agak berkurang dan keamanan bagi pemakai lebih terjamin. 3.. Leher angsa (angsa latrine) Jamban leher angsa adalah jamban leher lubang kloset berbentuk. lengkung, dengan demikian akan terisi air gunanya sebagai sumbat sehingga dapat mencegah bau busuk serta masuknya binatang-binatang kecil. Jamban model ini adalah model yang terbaik dan dianjurkan dalam kesehatan lingkungan (Azwar, 1996). C.. Syarat Jamban Menurut Depkes RI (2004), terdapat beberapa syarat jamban sehat, antara. lain :. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(32) 15. 1.. Tidak mencemari sumber air minum, letak lubang penampung berjarak 1015 meter dari sumber air minum.. 2.. Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga maupun tikus.. 3.. Cukup luas dan landai/miring ke arah lubang jongkok sehingga tidak mencemari tanah di sekitarnya.. 4.. Mudah dibersihkan dan aman penggunannya.. 5.. Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan berwarna.. 6.. Cukup penerangan, menurut Kepmenkes No.519 Tahun 2008 pencahayaan minimal 100 lux.. 7.. Lantai kedap air, menurut Arifin dan abdullah (2010) pembersihan harus dilakukan secara periodik.. 8.. Ventilasi cukup baik, 20% dari luas lantai.. 9.. Tersedia air dan alat pembersih.. 10.. Jumlah minimum jamban di panti asuhan adalah 1:25 untuk laki-laki dan 1:20 untuk anak perempuan. Jamban hendaklah selalu dijaga dan dipelihara dengan baik. Adapun cara. pemeliharaan yang baik menurut Depkes RI 2004 adalah sebagai berikut: 1.. Lantai jamban hendaknya selalu bersih, kering dan tidak ada kotoran yang terlihat.. 2.. Di sekeliling jamban tidak ada genangan air.. 3.. Tidak ada sampah berserakan.. 4.. Rumah jamban dalam keadaan baik. Menurut Enjang (2000) fungsi rumah jamban untuk tempat berlindung pemakainya dari pengaruh sekitarnya.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(33) 16. Baik ditinjau dari segi kenyamanan maupun estetika. Konstruksinya disesuaikan dengan keadaan tingkat ekonomi rumah tangga. 5.. Lalat, tikus dan kecoa tidak ada. Menurut Abdullah (2010), lantai jamban harus diplester rapat agar tidak terdapat celah-celah yang biasanya menjadi sarang kecoa atau serangga lainnya.. 6.. Tersedia alat pembersih (Depkes RI, 2004).. 7.. Bila ada yang rusak segera diperbaiki. 2.1.4 Pembuangan Air Limbah A.. Pengertian Air Limbah Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari. rumah tangga industri, maupun tempat-tempat umum lainnya. Saluran pembuangan air limbah (SPAL) yang tidak mengalir lancar dengan bentuk tidak tertutup dibanyak tempat, sehingga air limbah menggenang ditempat terbuka. Keadaan ini berpotensi sebagai tempat berkembangbiak vektor dan bernilai negatif dari aspek estetika (Soejadi, 2003). B.. Sistem Pengolahan Air Limbah Menurut Chandra (2007), sistem pengolahan air limbah yang diterapkan. harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1.. Tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap sumber-sumber air minum.. 2.. Tidak mengakibatkan pencemaran air permukaan.. 3.. Tidak menimbulkan pencemaran pada flora dan fauna yang hidup di air dalam penggunaan sehari-hari.. 4.. Tidak dihinggapi oleh vektor atau serangga yang menyebabkan penyakit.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(34) 17. 5.. Tidak terbuka dan harus tertutup.. 6.. Tidak menimbulkan bau atau aroma tidak sedap.. 2.2. Lingkungan Pemukiman. 2.2.1. Pengertian Pemukiman Menurut Slamet ( 2009 ), Lembaga pemukiman terbentuk karena manusia. memerlukan tempat untuk tinggal dan bernaung. Dahulu kala manusia bermukim di tempat-tempat yang telah tersedia secara alami seperti goa-goa ataupun pohonpohon. Tetapi dengan meningkatnya teknologi, maka manusia saat ini dapat bermukim di rumah, sehingga terbentuk perumahan ataupun pemukiman, sekalipun dalam sekali kecil, Definisi ini membawa banyak konsekuensi, yakni bahwa selain kualitas rumah yang harus baik, diperlukan pula segala fasilitas yang dibutuhkan untuk tumbuh dan berkembang. Fasilitas itu sebaiknya ada pada suatu daerah pemukiman, ataupun letaknya tidak terlalu jauh dari rumah. Misalnya, fasilitas pendidikan, pasar/toko, tempat kerja, fasilitas air bersih dan lain-lain. Tidak adanya kemudahan untuk mendapatkan fasilitas tadi dapat menimbulkan persoalan kesehatan. 2.2.2 Syarat Rumah Sehat Persyaratan kesehatan suatu rumah tinggal sesuai dengan Permenkes No.829/Menkes/SK/VII/1999 adalah sebagai berikut:. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(35) 18. 1.. Bahan bangunan. a.. Tidak terbuat dari bahan-bahan yang dapat melepaskan zat-zat yang dapat membahayakan kesehatan, antara lain:. b.. 1). Debu total tidak lebih dari 150 mg/m3. 2). Asbes bebas tidak melebihi 0,5 fiber/m3/jam. 3). Timah hitam (Pb) tidak melebihi 300 mg/kg. Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya mikroorganisme patogen.. 2.. Komponen fisik dan penataan ruang rumah Komponen rumah harus mempunyai persyaratan fisik dan biologi sebagai. berikut: a.. Lantai kedap air dan mudah dibersihkan. b.. Dinding 1). Di ruang tidur dan ruang keluarga dilengkapi dengan sarana ventilasi untuk pengaturan sirkulasi udara.. 2). Di kamar mandi dan tempat cuci harus kedap air dan mudah di bersihkan.. 3). Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan.. 4). Bubungan rumah yang memiliki tinggi 10 meter atau lebih harus dilengkapi dengan penangkal petir.. 5). Ruang di dalam rumah harus ditata agar berfungsi sebagai ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, ruang tidur, ruang dapur kamar mandi dan ruang bermain anak.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(36) 19. 6) 3.. Ruang dapur harus dilengkapi dengan sarana pembuangan asap.. Pencahayaan alam atau buatan langsung maupun tidak langsung dapat menerangi seluruh ruangan minimal intensitasnya 60 lux. dan tidak. menyilaukan mata. 4.. Kualitas udara di dalam rumah tidak melebihi ketentuan sebagai berikut:. a.. Suhu udara berkisar antara 18-300C. b.. Kelembaban udara berkisar antara 40-70%. c.. Konsentrasi gas SO2, tidak melebihi 0,10 ppm/8jam. d.. Konsentrasi gas formaldehid tidak melebihi 120 mg/m2. 5.. Ventilasi luas penghawaan atau ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% dari luas lantai.. 6.. Binatang penular penyakit tidak ada tikus, nyamuk ataupun lalat yang bersarang di dalam rumah.. 7.. Penyediaan air. a.. Tersedia sarana air bersih dengan kapasitas 60 liter/hari/orang.. b.. Kualitas air minum harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan atau air minum sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.. 8.. Tersedia sarana penyimpanan yang aman.. 9.. Limbah Limbah cair yang berasal dari rumah tidak mencemari sumber air, tidak menimbulkan bau dan tidak mencemari permukaan tanah. Limbah padat. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(37) 20. harus dikelola agar tidak menimbulkan bau, pencemaran terhadap permukaan tanah serta air tanah. 10.. Kepadatan hunian ruang tidur Luas ruang tidur minimal 8 m2 dan tidak dianjurkan lebih dari 2 orang dalam satu ruang tidur, kecuali anak dibawah usia 5 tahun (Depkes RI, 1999). 2.2.3 Panti Asuhan Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan panti asuhan adalah sebagai rumah tempat memelihara dan merawat anak yatim piatu dan sebagainya. Menurut Departemen Sosial Republik Indonesia, menjelaskan bahwa panti asuhan adalah suatu lembaga usaha kesejahteraan sosial yang mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan kesejahteraan sosial pada anak terlantar dengan melaksanakan penyantunan dan pengentasan anak terlantar, memberikan pelayanan pengganti orang tua/wali anak dalam memenuhi kebutuhan fisik, mental dan sosial kepada anak asuh sehingga memperoleh kesempatan yang luas, tepat dan memadai bagi pengembangan kepribadiannya sesuai dengan yang di harapkan sebagai bagian dari generasi penerus cita-cita bangsa dan sebagai insan yang akan turut serta aktif dalam bidang pembangunan nasional.. 2.3. Perilaku Penghuni Perilaku dari pandangan biologis merupakan suatu kegiatan atau aktivitas. organisme yang bersangkutan. Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(38) 21. (organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan (Notoatmodjo, 2007). Menurut Slamet (2002), perilaku terhadap lingkungan kesehatan adalah respon seseorang terhadap lingkungan sebagai determinan kesehatan manusia. Lingkup perilaku ini seluas lingkup kesehatan lingkungan itu sendiri. Perilaku ini mencakup hal-hal berikut : a.. Perilaku sehubungan dengan air bersih, termasuk di dalamnya komponen, manfaat, dan penggunaan air bersih untuk kepentingan kesehatan.. b.. Perilaku sehubungan dengan pembuangan air kotor, yang menyangkut segi-segi hygiene pemeliharaan teknik, dan penggunaannya.. c.. Perilaku sehubungan dengan limbah, baik limbah padat maupun limbah cair. Termasuk di dalamnya sistem pembuangan sampah dan air limbah, serta dampak pembuatan limbah yang tidak baik.. d.. Perilaku sehubungan dengan rumah yang sehat, yang meliputi ventilasi, pencahayaan, lantai, dan sebagainya.. e.. Perilaku sehubungan dengan pembersihan sarang-sarang nyamuk (vektor) dan sebagainya. Perilaku kesehatan memiliki tiga domain, yakni pengetahuan, sikap, dan. tindakan (Notoatmodjo, 2007). 2.3.1 Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan memiliki 6 tingkatan :. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(39) 22. 1.. Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.. 2.. Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat mengiterpretasi materi tersebut secara benar.. 3.. Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.. 4.. Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.. 5.. Sintesis (synthesis) Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.. 6.. Evaluasi (evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(40) 23. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket atau menanyakan tentang isi materi yang ingin di ukur dari subjek penelitian atau responden. 2.3.2 Sikap Menurut Notoatmodjo (2003), sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap terdiri dari berbagai tingkatan, yakni: 1.. Menerima (receiving) Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).. 2.. Merespons (responding) Memberikan. jawaban. apabila. dirinya. ditanya,. mengerjakan. dan. menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. 3.. Menghargai (valuing) Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah indikasi sikap.. 4.. Bertanggung jawab (responsible) Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi. Pengukuran sikap dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara. langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat responden terhadap suatu objek. Pendapat tersebut dalam bentuk setuju, kurang setuju, dan tidak setuju atas pernyataan yang disediakan.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(41) 24. 2.3.3 Tindakan Tindakan yang tercakup dalam domain psikomotorik mempunyai empat tingkatan ( Notoatmodjo, 2003 ) : 1.. Persepsi (perception) yaitu mengenal atau memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil.. 2.. Respon terpimpin (guided response), yaitu dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh.. 3.. Mekanisme (mecanism) yaitu apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan.. 4.. Adaptasi (adaptation), yaitu suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik.. A.. Personal Hygiene Menurut Isro’in dan Andaryono (2012), Personal Hygiene merupakan. suatu tindakan untuk memilihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan, baik fisik maupun psikisnya. Seseorang dapat dikatakan memiliki personal hygiene yang baik apabila seseorang tersebut dapat menjaga kebersihan tubuhnya yang meliputi kebersihan kulit, kuku, rambut, mulut dan gigi, pakaian, mata, hidung, dan telinga serta kebersihan genitalia (Badri, 2008). Menurut Wartonah (2010), personal hygiene ini sendiri bertujuan untuk memelihara kebersihan diri, menciptakan keindahan, serta meningkatkan derajat kesehatan individu sehingga dapat mencegah timbulnya penyakit pada diri invidu itu sendiri maupun orang lain.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(42) 25. B.. Macam-Macam Personal Hygiene Menurut Isro’in dan Andaryono (2012), macam-macam personal hygiene. antara lain : 1.. Kebersihan Kulit Dalam memelihara kebersihan kulit kebiasaan-kebiasaan yang sehat harus. selalu diperhatikan, antara lain yaitu : a.. Menggunakan barang-barang keperluan sehari-hari milik sendiri. b.. Mandi minimal dua kali dalam sehari dengan menggunakan sabun.. c.. Bagi yang terlibat olahraga maupun pekerjaan lain yang mengeluarkan banyak keringat dianjurkan langsung mandi.. d.. Tidak memakai sabun dan handuk yang sama dengan orang lain.. e.. Menjaga kebersihan pakaian.. 2.. Kebersihan kaki, tangan dan kuku Menurut Irianto (2007), tangan dapat menjadi perantara penularan kuman.. Untuk menghindari bahaya terjadinya penularan kuman maka hal yang harus dilakukan antara lain: a.. Membersihkan tangan sebelum dan sesudah makan dengan memakai sabun sehingga lebih efektif menghilangkan kuman yang ada pada tangan.. b.. Memotong kuku secara teratur, sehingga kotoran tidak tertinggal di balik kuku (Nurjannah, 2012). c.. Mencuci kaki setelah pulang dari bepergian dan sebelum tidur agar tetap bersih dan terhindar dari sumber penyakit.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(43) 26. 3.. Kebersihan Rambut Memelihara kebersihan rambut dan kulit kepala agar terlihat bersih dan. indah, maka perlu memperhatikan hal-hal berikut : a.. Mencuci rambut sekurang-kurangnya 2x dalam seminggu. d.. Mencuci rambut dengan menggunakan sampo ataupun bahan pencuci rambut lainnya.. e.. Sebaiknya menggunaka alat-alat pemeliharaan rambut sendiri.. 4.. Kebersihan Genetalia Kurangnya pengetahuan tentang kebersihan genetalia, membuat banyak. remaja mengalami infeksi di alat reproduksinya dan sekitarnya. Area genetalia merupakan tempat yang lembab dan kurang sinar matahari. Menurut Frenki (2011), cara untuk menghindari gangguan kesehatan kulit pada genitalia dan area di sekitarnya antara lain adalah : a.. Alat kelamin perlu dibersihkan setiap sesudah buang air besar maupun buang air kercil. Cebok dengan mengalirkan air dari arah yang benar, yakni dari depan ke belakang dan bukan sebaliknya dengan menggunakan air yang bersih. Pada cara cebok yang salah, perempuan lebih mudah terkena infeksi karena kuman dari belakang (dubur) dapat masuk ke dalam genitalia.. b.. Mengenakan celana dalam keadaan kering serta sering mengganti celana dalam setiap sehabis mandi. Bila alat reproduksi yang lembab dan basah, keasaman akan meningkat sehingga memudahkan pertumbuhan jamur.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(44) 27. 5.. Kebersihan tempat tidur dan sprei Sebaiknya menjemur kasur tempat tidur minimal sekali seminggu dan juga. selalu ganti sprei tempat tidur sekali satu minggu. Jika lebih dari satu minggu akan banyak debu yang menempel pada sprei. Didalam debu terdapat tungu yang bisa menembus pori-pori sprei. Kotoran tungau ini adalah penyebab alergi yang bisa membuat sesak napas, kulit kemerahan, bersin-bersin dan gatal-gatal. Untuk menghindari hal tersebut sebaiknya merapikan dan membersihkan tempat tidur setiap sebelum dan sesudah bangun tidur agar terbebas dari debu, kotoran maupun serangga yang terkumpul pada sprei (Hidayat, 2009). 6.. Kebersihan pakaian Menurut Hidayat (2009), hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menjaga. kebersihan pakaian adalah : a.. Mengganti pakaian dua kali sehari.. b.. Selalu menyetrika pakaian.. c.. Mencuci pakaian menggunakan detergen.. d.. Menjemur pakaian dibawah matahari.. e.. Tidak bertukar pakaian dengan teman. Dampak yang sering dijumpai karena tidak memperhatikan kebersihan. pakaian adalah penyakit kulit (skabies, jamur, panu, infeksi bakteri pioderma). C.. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene menurut Depkes RI. (2000), antara lain :. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(45) 28. 1.. Citra Tubuh (Body Image). Gambaran individu terhadap bagaimana dirinya berpenampilan semestinya sangat berpengaruh pada kesadaran untuk menjaga kebersihan diri sendiri.. 2.. Praktik Sosial Interaksi sosial individu selama hidupnya dapat meningkatkan personal hygiene. Sejak kecil, anak-anak mendapat praktek hygiene dari orang tua seperti menggosok gigi sebelum tidur sehingga hal tersebut akan terbiasa hingga dewasa.. 3.. Status sosial ekonomi Perbedaan status sosial ekonomi akan menjadikan tingkat personal hygiene seseorang berbeda. Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuannya memerlukan uang untuk menyediakannya.. 4.. Pengetahuan Pengetahuan akan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesadaran seseorang dalam menjaga kebersihan dan dapat meningkatkan kesehatan.. 5.. Budaya Aturan adat istiadat dapat mempengaruhi seseorang untuk tidak menjaga kebersihan diri selama beberapa waktu tertentu seperti disebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(46) 29. 6.. Kebiasaan seseorang Banyak individu yang tidak menjaga kebersihan diri seperti jarang menggosok gigi pada malam hari karena tidak biasa melakukannya.. 2.4. Kulit. 2.4.1 Pengertian Kulit Kulit adalah salah satu aspek vital yang perlu diperhatikan dalam personal hygiene. Kulit merupakan pembungkus elastik, yang dapat melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan, dan bersambungan dengan selaput lendir yang melapisi rongga-rongga dan lubang-lubang masuk kulit. Begitu vitalnya kulit, maka setiap ada gangguan dalam kulit, dapat menimbulkan berbagai masalah yang serius dalam kesehatan (Isro’in dan Andarmoyo, 2012). Kulit merupakan organ terbesar dalam tubuh, luasnya sekitar 2 m². Kulit merupakan bagian luar yang lentur dan lembut. Kulit merupakan benteng pertahanan pertama dari berbagai ancaman yang datang dari luar seperti kuman, virus dan bakteri (Ayu, 2015). 2.4.2 Fungsi Kulit Kulit merupakan bagian terluar dari tubuh sehingga berperan sebagai pelindung tubuh dari kerusakan atau pengaruh lingkungan yang buruk. Ada beberapa fungsi kulit, diantaranya: 1.. Pelindung Jaringan tanduk sel epidermis paling luar membatasi masuknya benda-benda dari luar dan keluarnya cairan berlebihan dari dalam tubuh.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(47) 30. Melanin yang memberi warna pada kulit dari akibat buruk sinar ultra violet. 2.. Pengatur Suhu di waktu suhu dingin peredaran di kulit berkurang guna mempertahankan suhu badan. Pada waktu suhu panas, peredaran darah di kulit meningkat dan terjadi penguapan keringat dari kelenjar keringat, sehingga suhu tubuh dapat di jaga tidak terlalu panas.. 3.. Penyerapan Kulit dapat menyerap bahan tertentu seperti gas dan zat larut dalam lemak lebih mudah masuk kedalam kulit dan masuk ke peredaran darah, karena dapat bercampur dengan lemak yang menutupi permukaan kulit masuknya zat-zat tersebut melalui folikel rambut dan hanya sekali yang melalui muara kelenjar keringat.. 4.. Indera Perasa di kulit karena rangsangan terhadap sensoris dalam kulit. Fungsi indera perasa yang utama adalah merasakan nyeri, perabaan, panas dan dingin.. 2.4.3 Penyebab Penyakit Kulit Jumlah agen yang menjadi penyebab penyakit kulit sangat banyak antara lain sebagai berikut: (Fregert, 1988) 1.. Agen-agen fisik, antara lain disebabkan oleh tekanan atau gesekan, kondisi cuaca,. panas,. radiasi,. dan. serat-serat. mineral.. Agen-agen. fisik. menyebabkan trauma mekanik, termal atau radiasi langsung pada kulit. Kebanyakan iritan kulit langsung merusak kulit dengan jalan: a.. Mengubah pHnya,. b.. Beraksi dengan protein-proteinnya,. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(48) 31. 7.. c.. Mengekstrasi lemak dari lapisan luarnya,. d.. Merendahkan daya tahan kulit.. Agen-agen kimia, terbagi menjadi 4 kategori yaitu: a.. Iritan primer berupa asam, basa, pelarut lemak, detergen, garamgaram logam.. b.. Sensitizer berupa logam dan garam-garamnya, senyawa-senyawa yang berasal dari anilin, derivat nitro aromatik, resin, bahan-bahan kimia karet, obat-obatan antibiotik, kosmetik, tanam-tanaman, dan lain-lain.. c.. Agen-agen aknegenik berupa nafialen dan bifenil, minyak mineral.. d.. Photosensitizer berupa antransen, pitch, derivat asam amni benzoat, hidrokarbon aromatik klor, pewarna akridin, dan lain-lain. 8.. Agen-agen bilogis, seperti mikroorganisme, parasit kulit dan produkproduknya. Jenis agen biologis ini umumnya merupakan zat pemicu terjadinya penyakit kulit. 2.4.4 Jenis-Jenis Keluhan Kesehatan Kulit 1.. Penyakit kulit karena infeksi bakteri adalah skrofuloderma, tuberkolosis kutis verukosa, kusta (lepra), patek. Keluhan Kesehatan kulit karena infeksi bakteri pada kulit yang paling sering adalah pioderma (Harahap, 2000).. 2.. Penyakit kulit karena parasit dan insekta adalah scabies, pedikulosis kapitis, pedikulosis korporis, pedikulosis pubis, creeping eruption,. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(49) 32. amebiasis kutis gigitan serangga, trikomoniasi. Keluhan kesehatan pada kulit: gatal-gatal terutama pada malam hari. 3.. Penyakit kulit karena jamur adalah Pitariasis Versikolor (panu), tinea nigra palmaris, tinea kapitis, tinea barbae, tinea korporis, tinea imbrikata, tinea pedis, tinea manus, tinea kruris, kandidiasis, sporotrikosis, aktinomikosis, kromomikosis, fikomikosis, misetoma. Keluhan Kesehatan kulit karena infeksi jamur pada kulit yang paling sering adalah Pitariasis Versikolor (panu) (Harahap, 2000). Penyebab Pitariasis Versikolor (panu) adalah Malazessia furfur ini akan terlihat sebagai spora yang bundar dengan dinding yang tebal atau dua lapis dinding, ditemukan dalam kelompok bersama pseudohifa yang biasanya pendek seperti gambaran spaghetti dan meatballs. Pitariasis Versikolor (panu) terjadi bila terdapat perubahan keseimbangan hubungan antara hospes dengan ragi sebagai flora normal kulit. Keadaan yang mempengaruhi keseimbangan antara hospes dengan ragi tersebut diduga adalah faktor lingkungan atau faktor suseptibilitas individual. Faktor lingkungan diantaranya adalah lingkungan mikro pada kulit misalnya kelembaban kulit. Sedangkan faktor individual antara lain adanya kecenderungan genetik, atau adanya penyakit yang mendasarimisalnya sindrom chusing atau malnutrisi.. 4.. Penyakit kulit alergi adalah dermatitis kontak toksik, dermatitis kontak alergik, dermatitis okupasional, dermatitis atopic, dermatitis stasis, dermatitis numularis, dermatitis solaris, pompliks, eritema nodosum dan lain-lain (Harahap, 2000). Pada umumnya keluhan kesehatan pada kulit. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(50) 33. adalah rasa gatal-gatal (saat pagi, siang, malam, ataupun sepanjang hari), muncul bintik-bintik merah/bentol-bentol/bula-bula yang berisi cairan bening ataupun nanah pada kulit permukaan tubuh timbul ruam-ruam (Graham, 2005).. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(51) 34. 2.5. Kerangka Konsep. Sanitasi Dasar    . Penyediaan air bersih Pembuangan sampah Pembuangan tinja Pembuangan air limbah. Lingkungan Pemukiman meliputi Komponen Fisik Panti Asuhan    . Dinding Lantai Ventilasi Pencahayaan. Keluhan Kesehatan Kulit. Perilaku Penghuni tentang Sanitasi Dasar dan Personal Hygiene 1. Pengetahuan 2. Sikap 3. Tindakan. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(52) BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan bentuk. survei untuk mengetahui sanitasi dasar, lingkungan pemukiman, dan perilaku penghuni serta keluhan kesehatan kulit di panti asuhan Al Manar Kota Padangsidimpuan.. 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian. 3.2.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini di lakukan di Panti Asuhan Al Manar Kota Padangsidimpuan. yang beralamat di Jl. Jendral Abdul Haris Nasution Desa Ujunggurap Kec. Padangsdimpuan Batunadua.. Adapun alasan memilih lokasi karena di Panti Asuhan ini belum pernah dilakukan penelitian mengenai gambaran sanitasi dasar, lingkungan pemukiman dan perilaku penghuni serta keluhan kesehatan kulit di panti asuhan Al-Manar Kota Padangsidimpuan. 3.2.2 Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2016 s/d April 2017.. 3.3. Populasi dan Sampel. 3.3.1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penghuni panti asuhan Al. Manar Kota Padangsidimpuan. Penghuni asrama putri berjumlah 60 orang dan. 35 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(53) 36. penghuni asrama putra berjumlah 120 orang. Total populasi dalam penelitian ini sebanyak 180 orang. 3.3.2 Sampel a.. Besar sampel Sampel adalah sebagian dari populasi yang ditentukan jumlahnya dengan. metode perhitungan tertentu. Teknik pengambilan sampel dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan proportionated simple random sampling. Perhitungan besar sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin sebagai berikut : Rumus : 𝑛 = 𝑛=. 𝑁 1+𝑁 (𝑑2 ). 180 1+180 (0,1 𝑥 0,1). 𝑛 = 64,28 ≅ 64 orang responden Keterangan : N = Besar Populasi n = Besar Sampel d = Tingkat kepercayaan / ketepatan yang (0,1) Dari rumus di atas, maka sampel yang di butuhkan adalah 64 orang. b.. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan proportionated simple. random sampling. Hakikat dari pengambilan sampel secara acak sederhana adalah bahwa setiap anggota atau unit dari populasi mempunyai kesempatan yang sama secara proporsional untuk diseleksi sebagai sampel.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(54) 37. Populasi sendiri terbagi ke dalam tiga bagian (Ruang kamar putri, Ruang kamar putra Khalifah, dan Ruang kamar putra Mujahidin) yang masing-masing berjumlah: 1.. Ruang kamar putri. 2.. Ruang kamar putra Khalifah (R2). 3.. Ruang kamar putra Mujahidin (R3) : 60 orang. (R1). : 60 orang : 60 orang. Maka jumlah sampel yang diambil berdasarkan masing-masing bagian tersebut ditentukan kembali dengan rumus sebagai berikut : 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠. n = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 x jumlah sampel yang ditentukan R1 = R2 = R3 =. 60 180 60 180 60 180. X 64 = 21,33 dibulatkan 22 X 64 = 21,33 dibulatkan 21 X 64 = 21,33 dibulatkan 21. Sehingga dari keseluruhan sample kelas tersebut adalah 22 + 21 +21 = 64 sampel, yang ditentukan dengan simple random sampling, dengan mnggunakan cara undian.. 3.4. Metode Pengumpulan Data. 3.4.1. Data Primer Data primer diperoleh dari observasi dan wawancara langsung dengan. penghuni panti asuhan yang terpilih menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan dan pilihan jawaban yang telah disediakan.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(55) 38. 3.4.2. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari pengasuh panti asuhan Al Manar yakni. berupa data: 1.. Profil singkat Panti Suhan Al Amanar Desa Ujunggurap (Alamat dan Tahun Peresmian). 2.. Jumlah penghuni putra dan penghuni putri Panti Asuhan Al Amanar.. 3.. Sarana dan prasarana yang terdapat di Panti Asuhan Al Manar.. 3.5. Definisi Operasional. 1.. Sanitasi dasar adalah penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan tinja, pembuangan air limbah di panti asuhan.. 2.. Penyediaan air bersih adalah sarana air bersih dan kualitasi fisik yang ada di panti asuhan.. 3.. Pembuang sampah adalah sarana pembuangan sampah yang dimiliki oleh penghuni panti asuhan.. 4.. Pembuangan tinja adalah sarana pembuangan tinja yang dipergunakan oleh penghuni panti asuhan.. 5.. Pembuangan air limbah adalah sarana pembuangan air limbah yang dipakai oleh penghuni panti asuhan.. 6.. Lingkungan pemukiman adalah komponen fisik panti asuhan yang meliputi dinding, lantai, ventilasi, dan pencahayaan di dalam kamar panti asuhan.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(56) 39. 7.. Dinding adalah suatu struktur padat yang membatasi dan melindungi suatu area yang ada di dalam kamar penghuni panti asuhan.. 8.. Lantai adalah bagian dasar sebuah uangan yang memiliki peran penting dlaam melakukan aktivitas sehari-hari yang berada di dalam kamar penghuni panti asuhan.. 9.. Ventilasi adalah pergerakan udara masuk kedalam dan keluar dari ruang tertutup yang berada didalam kamar penghuni panti asuhan, luas ventilasi yang permanen minimal 10% dari luas lantai.. 10.. Pencahayaan adalah keadaan penerangan ruangan dalam ruangan kamar panti asuhan baik bersumber alami maupun buatan yaitu cukup dan tidak silau sehingga dapat digunakan untuk membaca dengan normal.. 11.. Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang atau organisme tentang sanitasi dasar dan personal hygiene.. 12.. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui penghuni panti asuhan tentang sanitasi dasar dan personal hygiene.. 13.. Sikap yaitu respon yang diberikan penghuni panti asuhan terhadap sanitasi dasar dan personal hygiene.. 14.. Tindakan adalah mekanisme dari suatu pengamatan yang muncul dari persepsi sehingga ada respon untuk menunjukkan suatu tindakan yang dilakukan oleh penghuni panti asuhan terhadap sanitasi dasar dan personal hygiene.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(57) 40. 15.. Personal hygiene adalah upaya menjaga kebersihan diri yang meliputi kebersihan kulit, kebersihan tangan,kaki dan kuku, kebersihan rambut, kebersihan genetial yang dilakukan penghuni panti asuhan Al-manar.. 16.. Keluhan gangguan kesehatan kulit adalah keluhana yang dirasakan penderita berupa rasa gatal-gatal (pagi, siang, malam ataupun sepanjang hari), muncul bintik-bintik merah, bentol-bentol, nanah, kulit permukaan tubuh bersisik, bengkak, bintil/gelembung berisi air, atau pun bisul berdasarkan observasi dan wawancara dengan penghuni panti asuhan.. 3.6. Metode Pengukuran. 3.6.1. Keluhan Penyakit Kulit. a.. Ada, jika ada salah satu keluhan yang dirasakan responden berupa rasa gatal-gatal (pagi, siang, malam, ataupun sepanjang hari), muncul bintikbintik merah, bentol-bentol, nanah, kulit permukaan tubuh bersisik, bengkak / gelembung berisi air, ataupun bisul.. b.. Tidak ada, jika tidak ada salah satu keluhan yang dirasakan responden berupa rasa gatal-gatal (pagi, siang, malam, ataupun sepanjang hari), muncul bintik-bintik merah, bentol-bentol, nanah, kulit permukaan tubuh bersisik, bengkak / gelembung berisi air, ataupun bisul.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(58) 41. 3.6.2 Perilaku A.. Pengetahuan Pengetahuan ditentukan berdasarkan jumlah pernyataan dalam instrumen. angket yang tersedia lampiran yaitu dengan memilih sejumlah pernyataan dengan pilihan jawaban a, b dan c. a.. Jika responden memilih jawaban yang benar akan mendapat skor 1.. b.. Jika responden memilih jawaban yang tidak benar akan mendapat skor 0. Berdasarkan total nilai yang diperoleh dari 25 pertanyaan, maka total nilai. maksimal adalah 30. Berdasarkan skala likert (Sugiono,2007) pengetahuan responden dikategorikan sebagai berikut : a.. Baik, jika skor yang diperoleh responden ≥ 23 atau menjawab benar ≥ 75 %. b.. Sedang, jika skor yang diperoleh responden 14 – 22 atau menjawab benar 45-74 %. c.. Buruk, jika responden memperoleh nilai < 14 atau menjawab benar < 45 %. B.. Sikap Pengukuran sikap dilakukan dengan mengajukan pertayaan pada. responden dengan jumlah pertanyaan sebanyak 30 buah, dengan alternatif jawaban sebanyak 5 pilihan (sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju atau sangat tidak setuju). Adapun sistem pemberian skor sikap adalah sebagai berikut: a.. Jika responden mimilih jawaban sangat setuju mendapat skor 4. b.. Jika responden memilih jawaban setuju mendapat skor 3. c.. Jika responden memilih jawaban kurang setuju mendapat skor 2. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(59) 42. d.. Jika responden memilih jawaban tidak setuju mendapat skor 1. e.. Jika responden mimilih jawaban sangat tidak setuju mendapat skor 0 Khusus untuk pertanyan no 4, 5, 6, 7, 11, 14, 15, 17, 21, 26 jawaban sangat. tidak setuju = 4, jawaban tidak setuju = 3, jawaban kurang setuju = 2, jawaban setuju = 1 dan jawaban sangat setuju = 0. Berdasarkan total nilai yang diperoleh dari 30 pertanyaan , maka total nilai maksimal adalah 120. Berdasarkan skala likert (Sugiono, 2007) sikap responden dapat dikategorikan sebagai berikut : a.. Baik, jika skor yang diperoleh responden ≥ 45 atau menjawab benar ≥ 75 %. b.. Sedang, jika skor yang diperoleh responden 27- 44 menjawab benar 45-74 %. c.. Buruk, jika responden memperoleh nilai < 27 atau menjawab benar < 45 %. C.. Tindakan Penilaian terhadap tindakan dilakukan dengan membagikan kuesioner. kepada responden. Kuesioner tentang tindakan berisi pertanyaan sebanyak 25 buah, dengan alternatif jawaban sebanyak 3 pilihan (selalu, kadang-kadang atau tidak pernah). Adapun sistem pemberian skor sikap adalah sebagai berikut : a.. Jika responden memilih jawaban selalu , mendapat skor 2. b.. Jika responden memilih jawaban kadang-kadang mendapat skor 1. c.. Jika responden memilih jawaban tidak pernah mendapat skor 0 Khusus untuk pertanyaan no 2, 6, 7, 11, 12, 14, 15, 17, 22, 24 jawaban. tidak pernah = 2, jawaban kadang-kadang = 1 dan jawaban selalu = 0. Berdasarkan total nilai yang diperoleh dari 25 pertanyaan , maka total nilai. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(60) 43. maksimal adalah 50. Berdasarkan skala likert (Sugiono,2007) sikap responden dapat dikategorikan sebagai berikut : a.. Baik, jika skor yang diperoleh responden ≥ 38 atau menjawab benar ≥ 75 %. b.. Sedang, jika skor yang diperoleh responden 23 – 37 atau menjawab benar 45-74 %. c.. Buruk, jika responden memperoleh nilai < 22 atau menjawab benar < 45 %. 3.6.3 Kondisi komponen fisik dan sanitasi dasar panti asuhan Kondisi komponen fisik dan sanitasi panti asuhan ditentukan pengamatan terhadap komponen rumah dan sarana sanitasi yang diperoleh dari data observasi yang menggunaka lembar observasi komponen dan sanitasi dasar asrama yang disesuaikan. dengan. teknik. penilaian. rumah. sehat. Permenkes. No. 829/MENKES/SK/VII/1999 tentang Perumahan Sehat, kelengkapan fasilitas rumah susun menurut PP No. 4 tahun 1988 tentang rumah susun. Penentuan hasil penilaian komponen fisik panti asuhan adalah sebagai berikut : Tabel 3.1 Penentuan Hasil Penilaian Komponen Fisik Panti Asuhan menurut Permenkes No 829/MENKES/SK/VII/1999 Tentang Perumahan Sehat Komponen Fisik Panti Asuhan Skor I Dinding 1 Bukan tembok (terbuat dari anyaman bambu/ilalang) 0 2 Semi permanen, setengah tembok, pasangan bata atau batu 1 yang tidak diplester, papan yang tidak kedap air 3 Permanen (tembok, pasangan batu bata yang di plester) 2 papan kedap air II Lantai 1 Tanah 0 2 Papan/anyaman bambu dekat dengan tanah/plesteran yang 1 retak dan berdebu 3 Diplester/ubin/keramik/papan (rumah panggung) 2. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(61) 44. III. IV. Ventilasi 1 Tidak ada 0 2 Ada, luas ventilasi <10% dari luas lantai 1 3 Ada, luas ventilasi >10% dari luas lantai 2 Pencahayaan 1 Tidak terang, tidak dapat dipergunakan untuk membaca 0 2 Kurang terang sehingga kurang jelas untuk membaca dengan 1 normal 3 Terang dan tidak silau sehingga dapat membaca dengan 2 normal Berdasarkan tabel lembar observasi komponen fisik panti asuhan. didapatkan bahwa skor maksimal adalah 12. Penentuan hasil penilaian komponen fisik panti asuhan berdasarkan kriteria sebagai berikut : 1.. Memenuhi syarat : apabila skor yang diperoleh 10-12 atau 80-100%.. 2.. Tidak memenuhi syarat : apabila skor yang diperoleh < 10 atau <80%. Berdasarkan tabel lembar observasi sanitasi panti asuhan didapatkan. bahwa skor maksimal pada panti asuhan yang menggunakan sumber air PAM adalah 51 yang dimana setiap point diberi skor 1. Penentuan hasil penilaian fasilitas sanitasi dasar panti asuhan yang menggunakan sumber air PAM berdasarkan kriteria sebagai berikut: 1.. Memenuhi syarat : apabila skor yang diperoleh 42-51 atau 80-100%.. 2.. Tidak memenuhi syarat : apabila skor yang diperoleh < 42 atau <80%. Berdasarkan tabel lembar obsevasi sanitasi panti asuhan didapatkan bahwa. skor maksimal pada panti asuhan yang menggunakan mata air/ air pegunungan adalah 53 yang dimana setiap point diberi skor 1. Penentuan hasil penilaian fasilitas sanitasi dasar panti asuhan yang menggunak air sumur gali/ sumur bor berdasarkan kriteria sebagai berikut : 1.. Memenuhi syarat : apabila skor yang diperoleh 42-53 atau 80-100%... 2.. Tidak memenuhi syarat : apabila skor yang diperoleh < 42 atau <80%.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(62) 45. 3.7.. Teknik Analisa Data Analisa data dilakukan dengan mendeskripsikan masing-masing variabel. yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi setelah dikumpulkan dan diolah dengan menggunakan komputer.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(63) BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Panti Asuhan Al Manar Padangsidimpuan Panti Asuhan Al Manar Kota Padangsidimpuan terletak di Jalan Jendral. Abdul Haris Nasution Desa Ujunggurap Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua, Kota Padangsidimpuan. Panti Asuhan Al Manar Padangsidimpuan ini didirikan pada tanggal 27 juni 1974 oleh H.Mustapa Kemal Napitulu sebagai ketua yayasan. Berdirinya Panti Asuhan Al Manar ini didasari dengan rasa ikhlas H.Mustapa Kemal Napitupulu untuk membantu, melindungi, memelihara, merawat, membesarkan serta mendidik anak-anak yatim piatu, fakir dan miskin, dan anak-anak yang kurang mampu agar anak-anak tersebut tidak merasa kekurangan dan agar dapat memajukan anak-anak tersebut sehingga menjadi anak yang berguna bagi semua orang. Panti Asuhan Al Manar Padangsidimpuan mempunyai area asrama dan sekolah ± 9 Hektar, memiliki asrama dan prasarana antara lain : 1.. 1 (satu) ruang kantor Panti Asuhan. 2.. 1 ruangan kamar putri. 3.. 2 (dua) ruangan kamar putra. 4.. 2 kamar mandi. 5.. 1 (satu) dapur umum. 6.. Ruang makan. 7.. Ruang ibadah (Musholla). 8.. Lapangan sarana olahraga (Volly Ball, Badminton, futsal dll). 46 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Manusia, Ditjen Sumbei Daya lptek dal] Dikti, kAlri mohor baD uan Kctua I,PPM untuk menginformasikan kepada par:a dosen sclaku promotor untu.k mengu rggah pr'oposal

The sustainable, dynamic and participative solution includes (i) land cover and land use mapping using remote sensing and GIS, (ii) population density mapping using

dalam rangka meningkatkan mutu dosen dan pengenalan program Insentif Riset Sinas (INSINAS), bersama ini kami sampaikan bahwa DRPM Dikti akan melaksanakan kegiatan Sosialisasi

The aim of this paper is to present the specific methods by which 3D scanning and photogrammetric techniques were incorporated into the architectural study, the documentation and

Jawaban yang benar untuk mengisi titik-titik adalah .... Pompa air mengisi bak selama 35 menit. Volume bak tersebut 7000 liter. Debit pompa adalah ... Hasil perpangkatan tiga dari

[r]

Surat penugasan ini diberikan untuk dipergunakan dan dilaksanakan sebaik- baiknya.. Yogyakart\ 23 September

PERINGKAT AKREDITASI    KESEIMBANGAN ANTARA FOKUS PENILAIAN KE-LAYAKAN DAN KINERJA SEKOLAH/MADRASAH KESEIMBANGAN ANTARA PENILAIAN INTERNAL DAN EKSTERNAL KESEIMBANGAN HASIL