• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN PT SEMEN GRESIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN PT SEMEN GRESIK"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

PEDOMAN

TATA KELOLA PERUSAHAAN

PT SEMEN GRESIK

(2)

LEMBAR PENGESAHAN DIREKSI

Rembang, 02 Agustus 2021,

Subhan Direktur Utama

Soni Asrul Sani Direktur Produksi

Muchamad Supriyadi Direktur Keuangan & SDM

MF RYA AJ GMR

(3)

LEMBAR PENGESAHAN DEWAN KOMISARIS

Hendi Prio Santoso Komisaris Utama

Widodo Santoso Komisaris

Jakarta, 03 Agustus 2021,

Yoke Candra Katon

Komisaris

(4)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ...1

1.2 Maksud dan Tujuan ...2

1.3 Ruang Lingkup ...2

1.4 Visi, Misi dan Budaya Perusahaan ...3

1.4.1 Visi PT Semen Gresik...3

1.4.2 Misi PT Semen Gresik ...3

1.4.3 Budaya PT Semen Gresik ...3

1.5 Prinsip-Prinsip GCG ...4

1.6 Istilah dan Definisi ...5

1.7 Istilah dan Definisi ...6

BAB 2 STRUKTUR TATA KELOLA PERUSAHAAN ... 8

2.1. Rapat Umum Pemegang Saham ...8

2.2. Dewan Komisaris ...8

2.2.1 Tugas Dewan Komisaris ...8

2.2.2 Evaluasi Kinerja dan Pelaporan ... 11

2.2.3 Remunerasi ... 11

2.3. Organ Pendukung Dewan Komisaris ... 11

2.3.1 Komite Audit ... 11

2.3.2 Sekretaris Dewan Komisaris ... 12

2.4. Direksi ... 13

2.4.1 Tugas Direksi ... 13

(5)

2.4.2 Hak Direksi ... 13

2.4.3 Kewajiban Direksi ... 13

2.4.4 Komposisi Direksi ... 14

2.4.5 Rapat Direksi... 14

2.4.6 Evaluasi Direksi... 14

2.4.7 Remunerasi ... 15

2.5. Organ Pendukung Direksi ... 15

2.5.1 Auditor Internal ... 15

2.5.2 Sekretaris Perusahaan ... 16

BAB 3 KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN ... 17

3.1 Peraturan yang Mengatur Tata Kerja Karyawan ... 17

3.2 Kebijakan Sistem Penilaian Kinerja dan Remunerasi ... 17

3.3 Kebijakan dan Peraturan Terkait Pengelolaan Keuangan dan Akuntansi ... 17

3.4 Kebijakan Terkait Pelaksanaan Manajemen Mutu ... 18

3.5 Kebijakan Terkait Pengelolaan Aset ... 18

3.6 Kebijakan Terkait Hubungan dengan Anak Perusahaan ... 18

3.7 Kebijakan Terkait Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan (K3L) ... 18

3.8 Kebijakan Terkait Penerapan Pengendalian Internal ... 19

3.9 Kebijakan Terkait Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ... 19

3.10Kebijakan Komunikasi dengan Pemegang Saham ... 19

3.11Kebijakan Terkait Pemenuhan Hak-Hak Kreditur ... 20

3.12Kebijakan Terkait Keterbukaan Informasi... 20

3.13Kebijakan Terkait Pencegahan Terjadinya Informasi Orang Dalam (Insider Trading) ... 20

3.14Kebijakan Dalam Rangka Menjaga Rahasia Perusahaan ... 20

3.15Kebijakan Terkait Benturan Kepentingan ... 21

3.16Kebijakan Terkait Praktik Anti Korupsi, Gratifikasi, dan Fraud ... 21

(6)

3.17Kebijakan Terkait Penerapan Whsitle Blowing System... 21

3.18Etika Usaha dan Etika Kerja (Code of Conduct) ... 21

BAB 4 PEMEGANG SAHAM ... 23

4.1 Hak-hak Pemegang Saham ... 23

4.2 Pemegang Saham Pengendali ... 23

4.3 Tanggung Jawab Perusahaan ... 23

BAB 5 PENGELOLAAN HUBUNGAN DENGAN STAKEHOLDERS ... 25

BAB 6 TRANSAKSI MATERIAL PERUSAHAAN ... 26

6.1 Transaksi Material ... 26

6.1.1 Nilai Transaksi Material ... 26

BAB 7 PENGUKURAN TERHADAP PENERAPAN GCG ... 27

BAB 8 PENUTUP ... 28

(7)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

PT Semen Gresik (“Perusahaan”) memiliki komitmen untuk menerapkan praktik-praktik bisnis yang sehat dan beretika dalam menjalankan usaha dan aktivitas bisnis, serta mengimplementasikan Good Corporate Governance (“GCG”) secara konsisten berlandaskan pada standar etika bisnis yang tinggi. Implementasi GCG bagi Perusahaan tidak hanya dipandang sebagai bagian dari pemenuhan atau kepatuhan terhadap regulasi, namun juga sebagai kebutuhan dalam meningkatkan kinerja Perusahaan menuju well governed company. Perusahaan memandang pentingnya penyusunan Pedoman Tata Kelola Perusahaan yang diterapkan secara konsisten di seluruh lini dan aspek pengelolaan usaha Perusahaan sebagai standar landasan operasionalnya. Hal tersebut agar nilai-nilai yang dimiliki oleh para pemangku kepentingan (Stakeholders) dapat didayagunakan serta ditingkatkan secara optimal dan menghasilkan pola hubungan yang menguntungkan.

Sebagaimana ditetapkan dalam Surat Edaran Kementerian Badan Usaha Milik Negara (“BUMN”) No. SE-7/MBU/07.2020 tanggal 01 Juli 2020 tentang Nilai-Nilai Utama (Core Values) Sumber Daya Manusia BUMN, maka semua BUMN termasuk Perusahaan selaku anak perusahaan BUMN wajib menerapkan Nilai-Nilai Utama AKHLAK menjadi Budaya Perusahaan yang telah ditetapkan dalam Surat Keputusan Direksi No. 26 Tahun 2020.

Core Values AKHLAK selanjutnya menjadi Nilai-Nilai Utama Budaya Perusahaan yang akan diimplementasikan dalam perilaku kerja setiap Insan Perusahaan di semua level.

Untuk mencapai visi dan misi tersebut, Perusahaan menyusun Pedoman Tata Kelola Perusahaan yang bersumber dari Budaya Perusahaan. Pedoman Tata Kelola Perusahaan merupakan landasan untuk memastikan setiap kebijakan Perusahaan telah sesuai dengan Prinsip-Prinsip GCG, sedangkan implementasinya akan dituangkan dalam Kebijakan Perusahaan, Board Manual, Pedoman Etika Perusahaan, dan pedoman lainnya yang terkait dengan penerapan GCG.

(8)

1.2 Maksud dan Tujuan

Tujuan penyusunan Pedoman Tata Kelola Perusahaan ini, antara lain sebagai berikut : 1. Mengoptimalkan nilai (value) Perusahaan bagi Pemegang Saham dengan tetap

memperhatikan kepentingan Stakeholders dan mondorong tercapainya kesinambungan bisnis didasarkan prinsip transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, independensi/kemandirian, serta kewajaran dan kesetaraan;

2. Mendorong agar Organ Perusahaan yaitu RUPS, Dewan Komisaris dan Direksi dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan dilandasi oleh nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

3. Mendorong pengelolaan Perusahaan lebih profesional, transparan dan efisien, serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian Organ Perusahaan;

4. Mendorong dan mendukung pengembangan, pengelolaan sumber daya Perusahaan dan pengelolaan risiko usaha Perusahaan dengan penerapan prinsip kehati-hatian (prudent), akuntabilitas, dan bertanggungjawab sejalan dengan prinsip-prinsip GCG;

5. Mendorong timbulnya kesadaran dan tanggung jawab sosial Perusahaan terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan terutama di sekitar Perusahaan;

6. Memberikan pedoman bagi seluruh Insan Perusahaan dalam menjalankan pengelolaan Perusahaan secara profesional, transparan dan efisien serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian, dilandasi nilai moral dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan serta kesadaran akan tanggung jawab sosial Perusahaan terhadap Stakeholders dan lingkungan;

7. Meningkatkan daya saing Perusahaan baik secara nasional maupun internasional, sehingga mampu mendapatkan kepercayaan pasar guna mendorong arus investasi dan pertumbuhan ekonomi nasional yang berkesinambungan.

1.3 Ruang Lingkup

Pedoman Tata Kelola Perusahaan disusun sebagai panduan bagi Perusahaan dan seluruh Insan Perusahaan dalam menjalankan aktivitas serta berhubungan dengan para pemangku kepentingan (stakeholder), sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan dan/

atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(9)

1.4 Visi, Misi dan Budaya Perusahaan 1.4.1 Visi PT Semen Gresik

Menjadi Perusahaan Persemenan Yang Ramah Lingkungan Dan Paling Efisien di Asia Tenggara

1.4.2 Misi PT Semen Gresik

1. Memproduksi, memperdagangkan semen yang berorientasi kepada kepuasan pelanggan dengan menggunakan teknologi yang ramah lingkungan.

2. Meningkatkan keunggulan daya saing Perusahaan yang inovatif dalam bidang produksi, pemasaran, sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.

3. Memberdayakan dan mensinergikan sumber daya yang dimiliki untuk memperoleh Net Corporate Margin Grup Semen Indonesia

4. Memberikan nilai tambah yang berkesinambungan bagi para pemangku kepentingan dengan menjunjung tinggi etika bisnis dan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG).

1.4.3 Budaya PT Semen Gresik

Nilai-Nilai Inti Perusahaan menjadi dasar dalam pembentukan Budaya Perusahaan terdiri dari 6 (enam) Nilai Inti, yaitu Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif (“AKHLAK”).

Amanah Kami Memegang teguh kepercayaan yang diberikan

1. Memenuhi janji dan komitemen.

2. Bertanggung jawab atas tugas keputusan dan tindakan yang dilakukan.

3. Berpegang teguh kepada nilai moral dan etika.

Kompeten Kami terus belajar dan mengembangkan kapabilitas

1. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah.

2. Membantu orang lain belajar.

3. Menyelesaikan tugas dengan kualitas terbaik.

Harmonis Kami saling peduli dan menghargai perbedaan

1. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya.

2. Suka menolong orang lain.

(10)

3. Membangun lingkungan kerja yang kondusif.

Loyal Kami berdedikasi dan mengutamakan

kepentingan Bangsa dan Negara

1. Menjaga nama baik sesame karyawan pimpinan, BUMN dan Negara

2. Rela berkorban untuk mencapai tujuan yang lebih besar.

3. Patuh kepada pimpinan sepanjang tidak bertentangan dengan hukum dan etika.

Adaptif Kami terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan ataupun menghadapi perubahan

1. Cepat menyesuaikan diri untuk menjadi lebih baik.

2. Terus-menerus melakukan perbaikan mengikuti perkembangan teknologi.

3. Bertindak proaktif.

Kolaboratif Kami membangun kerjasama yang sinergis

1. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk

berkontribusi.

2. Terbuka dalam bekerjasama untuk menghasilkan nilai tambah.

3. Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama.

1.5 Prinsip-Prinsip GCG

Penerapan GCG di lingkungan Perusahaan didasari atas prinsip-prinsip:

1. Transparansi (transparency), yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengungkapkan informasi material dan relevan mengenai Perusahaan.

2. Akuntabilitas (accountability), yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban Organ sehingga pengelolaan Perusahaan terlaksana secara efektif.

3. Pertanggungjawaban (responsibility), yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan Perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.

(11)

4. Independen (independency), yaitu keadaan di mana Perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan prinsip- prinsip korporasi yang sehat.

5. Kewajaran (fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak Pemangku Kepentingan (stakeholders) yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundangundangan.

1.6 Istilah dan Definisi

1.

Anak Perusahaan adalah Perusahaan terbatas yang lebih dari 50% sahamnya dimiliki oleh Perusahaan dan/atau Perusahaan terbatas yang dikendalikan oleh Perusahaan.

2.

Aset adalah aktiva tetap bergerak maupun tidak bergerak milik Perusahaan.

3.

Auditor Eksternal adalah kantor akuntan publik yang ditunjuk untuk melakukan audit atas laporan keuangan untuk memberikan pendapat yang independen dan obyektif mengenai kewajaran, ketaatazasan dan kesesuaian laporan keuangan Perusahaan dengan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4.

Benturan Kepentingan adalah situasi dimana Insan Perusahaan karena kedudukan dan wewenang yang dimilikinya dalam Perusahaan, mempunyai perbedaan kepentingan ekonomis pribadi atau keluarga dengan kepentingan ekonomis Perusahaan yang mempengaruhi langsung maupun tidak langsung terhadap pelaksanaan tugas yang diamanatkan oleh Perusahaan.

5.

Dewan Komisaris adalah organ perusahaan yang bertugas melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, dan memberikan nasihat kepada Direksi. Dewan Komisaris merupakan keseluruhan anggota Dewan Komisaris sebagai suatu kesatuan Dewan (Board).

6.

Direksi adalah organ perusahaan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perusahaan untuk kepentingan dan tujuan Perusahaan serta mewakili Perusahaan, baik di dalam maupun di luar pengadilan, sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar. Direksi merupakan keseluruhan, Direktur sebagai satu kesatuan Dewan (Board).

7.

Good Corporate Governance (GCG) adalah prinsip-prinsip yang mendasari suatu proses dan mekanisme pengelolaan Perusahaan berlandaskan peraturan perundang-undangan dan etika berusaha.

(12)

8.

Insan Perusahaan adalah keseluruhan Dewan Komisaris, Organ Pendukung Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan Perusahaan maupun Anak Perusahaan.

9.

Mitra Kerja adalah Perusahaan yang menjadi mitra Perusahaan dalam kegiatan seperti, termasuk namun tidak terbatas, Kontrak Operasi Bersama (Join Operation Contract), Joint Venture dan mitra usaha lainnya.

10.

Organ Perusahaan adalah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris serta Direksi.

11.

Karyawan adalah tenaga kerja yang memiliki hubungan ketenagakerjaan dengan Perusahaan serta tenaga kerja Perusahaan lain yang ditugaskan di Perusahaan.

12.

Para Pemangku Kepentingan (stakeholders) adalah mereka yang terpengaruh secara langsung oleh keputusan strategis dan operasional Perusahaan, termasuk namun tidak terbatas pada Pemegang Saham, Pemerintah, investor, Karyawan, Mitra Kerja, pelanggan, masyarakat terutama disekitar tempat usaha Perusahaan.

13.

Perusahaan adalah PT Semen Gresik

14.

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) adalah Organ Perusahaan yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Dewan Komisaris dan Direksi dalam batas yang ditentukan dalam Undang-Undang Perusahaan Terbatas dan/atau Anggaran Dasar Perusahaan.

15.

Remunerasi adalah gaji, honorarium, tunjangan dan fasilitas lainnya yang diberikan Perusahaan dan diterima oleh Insan Perusahaan.

16.

Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) adalah penjabaran tahunan dari Rencana Jangka Panjang (RJP) Perusahaan.

17.

Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) adalah rencana strategis yang mencakup rumusan mengenai tujuan dan sasaran yang hendak dicapai oleh Perusahaan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun.

1.7 Istilah dan Definisi

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perusahaan Terbatas.

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

4. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal.

5. Peraturan Menteri BUMN Nomor Per-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik

(13)

Negara, berikut perubahannya sebagaimana ditetapkan melalui Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-09/MBU/2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor Per-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara.

6. Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-12/MBU/2012 tentang Organ Pendukung Dewan Komisaris/ Dewan Pengawas Badan Usaha Milik Negara.

7. Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-04/MBU/06/2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-03/ MBU/2012 Tentang Pedoman Pengangkatan Anggota Direksi dan Anggota Dewan Komisaris Anak Perusahaan Badan Usaha Milik Negara.

8. Keputusan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara No SK- 16/S.MBU/2012 tentang Indikator/Parameter Penilaian Dan Evaluasi Atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara.

9. Anggaran Dasar Perusahaan dan termasuk setiap perubahannya yang terjadi di kemudian hari.

10. Pedoman Tata Kelola Perusahaan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk., (dan termasuk setiap perubahan yang terjadi dikemudian hari) selaku Induk Perusahaan.

(14)

BAB 2

STRUKTUR TATA KELOLA PERUSAHAAN

2.1. Rapat Umum Pemegang Saham

Rapat Umum Pemegang Saham merupakan organ Perusahaan yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas yang ditentukan dalam Undang-Undang Perusahaan Terbatas dan/atau Anggaran Dasar Perusahaan.

1. RUPS terdiri dari :

1. RUPS Tahunan wajib diadakan setiap tahun, paling lambat 6 (enam) bulan setelah penutupan tahun buku Perusahaan.

2. RUPS Lainnya dapat diadakan setiap waktu berdasarkan kebutuhan untuk kepentingan Perusahaan.

2. Penyelenggaraan RUPS tersebut dapat dilakukan atas permintaan seorang atau lebih Pemegang Saham yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu per sepuluh) atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara, dengan memenuhi ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan. Penyelenggaraan RUPS juga dapat dilakukan atas permintaan Dewan Komisaris.

3. RUPS diadakan di tempat kedudukan Perusahaan atau di tempat Perusahaan melakukan kegiatan usaha utamanya atau wilayah lain dimanapun juga dalam wilayah Republik Indonesia.

Ketentuan mengenai penyelenggaraan RUPS diatur lebih lanjut di dalam Anggaran Dasar Perusahaan.

2.2. Dewan Komisaris

Dewan Komisaris merupakan Organ Perusahaan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai dengan Anggaran Dasar serta memberi nasihat kepada Direksi. Dewan Komisaris harus memantau dan memastikan bahwa pengelolaan GCG di Perusahaan telah diterapkan secara efektif dan berkelanjutan.

2.2.1 Tugas Dewan Komisaris

1. Dewan Komisaris bertugas melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya baik mengenai Perusahaan maupun usaha Perusahaan yang dilakukan oleh Direksi serta memberikan nasihat kepada Direksi termasuk pengawasan terhadap pelaksanaan Rencana Jangka Panjang Perusahaan, Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan serta ketentuan Anggaran Dasar dan Keputusan

(15)

RUPS, serta peraturan perundang-undangan, untuk kepentingan Perusahaan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perusahaan.

2. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada angka 1, maka : 1. Dewan Komisaris berwenang untuk :

i. Memeriksa buku, surat, serta dokumen lainnya, memeriksa kas untuk keperluan verifikasi dan lain-lain surat berharga dan memeriksa kekayaan Perusahaan;

ii. Memasuki pekarangan, gedung, dan kantor yang dipergunakan oleh Perusahaan;

iii. Meminta penjelasan dari Direksi dan/atau pejabat lainnya mengenai segala persoalan yang menyangkut pengelolaan Perusahaan.

Penjabaran rinci tentang wewenang Dewan Komisaris dijelaskan dalam Anggaran Dasar dan/atau Board Manual.

2. Dewan Komisaris berkewajiban untuk :

i. Melakukan pengawasan kepada Direksi untuk mencapai kinerja sebagaimana tercantum dalam kontrak manajemen berikut segala perubahannya yang ditetapkan oleh Pemegang Saham Mayoritas;

ii. Memberikan nasihat kepada Direksi dalam melaksanakan pengurusan Perusahaan;

iii. Memberikan laporan dan penjelasan berkala serta laporan lainnya kepada Pemegang Saham setiap kali diminta oleh Pemegang Saham, menurut cara dan waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Penjabaran rinci tentang kewajiban Dewan Komisaris dijelaskan dalam Anggaran Dasar dan/atau Board Manual.

3. Dalam melaksanakan tugasnya tersebut setiap anggota Dewan Komisaris harus :

a. Mematuhi Anggaran Dasar Perusahaan dan peraturan perundang- undangan serta prinsip-prinsip profesionalisme, efisiensi, transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban, serta kewajaran;

b. Beritikad baik, penuh kehati-hatian dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi untuk kepentingan Perusahaan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perusahaan.

4. Dalam kondisi tertentu, Dewan Komisaris wajib menyelenggarakan RUPS tahunan dan RUPS lainnya sesuai dengan kewenangannya sebagaimana

(16)

diatur dalam peraturan perundang-undangan dan Anggaran Dasar Perusahaan.

5. Pertanggungjawaban Dewan Komisaris

a. Dewan Komisaris dalam fungsinya sebagai pengawas, menyampaikan laporan pertanggungjawaban pengawasan atas pengelolaan Perusahaan oleh Direksi. Laporan pengawasan Dewan Komisaris merupakan bagian dari laporan tahunan yang disampaikan kepada RUPS untuk memperoleh persetujuan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan dan Anggaran Dasar Perusahaan;

b. Dengan diberikannya persetujuan atas laporan tahunan dan pengesahan atas laporan keuangan, berarti RUPS telah memberikan pembebasan dan pelunasan tanggung jawab kepada masing-masing anggota Dewan Komisaris sejauh tindakan tersebut tercermin dalam laporan tahunan dan laporan keuangan kecuali perbuatan penggelapan, penipuan dan tindak pidana lainnya;

c. Pertanggungjawaban Dewan Komisaris kepada RUPS merupakan perwujudan akuntabilitas pengawasan atas pengelolaan Perusahaan dalam rangka pelaksanaan GCG.

6. Komposisi Dewan Komisaris

a. Komposisi dan Jumlah Dewan Komisaris ditetapkan oleh RUPS dan mengacu pada ketentuan dalam Anggaran Dasar Perusahaan dengan memperhatikan Visi, Misi dan rencana strategis Perusahaan, sehingga memungkinkan pengambilan keputusan yang efektif, tepat dan cepat serta dapat bertindak secara independen;

b. Dewan Komisaris terdiri dari sekurang-kurangnya 1 (satu) orang. Dalam hal anggota Dewan Komisaris lebih dari 1 (satu) orang, maka salah seorang diantaranya diangkat sebagai Komisaris Utama.

Penjabaran rinci tentang komposisi, pengangkatan, dan pemberhentian Dewan Komisaris dijelaskan dalam Anggaran Dasar dan/atau Board Manual.

7. Rapat Dewan Komisaris

a. Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan setiap waktu apabila dianggap perlu berdasarkan:

i. permintaan seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris;

ii. permintaan tertulis seorang atau lebih anggota Direksi; atau iii. permintaan satu atau lebih pemegang saham yang bersama-

sama mewakili 1/10 bagian dari seluruh jumlah saham dengan hak suara yang sah;

(17)

b. Rapat Dewan Komisaris bersama Rapat Direksi wajib dilaksanakan secara berkala sekurang-kurangnya sekali setiap bulan, atas permintaan seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris.

Penjabaran rinci tentang mekanisme rapat Dewan Komisaris dijelaskan dalam Anggaran Dasar dan/atau Board Manual.

2.2.2 Evaluasi Kinerja dan Pelaporan

Kinerja Dewan Komisaris akan dievaluasi setiap tahun oleh Pemegang Saham dalam RUPS. Hasil evaluasi kinerja Dewan Komisaris dapat digunakan untuk :

1. Dasar pemberian tantiem/insentif kinerja;

2. Bahan pertimbangan bagi pemegang saham untuk memberhentikan Anggota Dewan Komisaris sewaktu-waktu apabila tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik;

3. Sarana penilaian efektivitas kinerja Dewan Komisaris dan dasar pembebasan dari tanggung jawab (acquit at de charge).

Terkait dengan pelaporan, Dewan komisaris memiliki kewajiban untuk :

1. Melaporkan kepada Perusahaan mengenai kepemilikan sahamnya dan/atau keluarganya pada Perusahaan yang bersangkutan dan Perusahaan lain, termasuk setiap perubahannya;

2. Menyampaikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku yang baru lampau kepada RUPS.

Penjabaran rinci tentang evaluasi kinerja dan pelaporan Dewan Komisaris dijelaskan dalam Anggaran Dasar dan/atau Board Manual.

2.2.3 Remunerasi

Anggota Dewan Komisaris diberikan honorarium, tunjangan, fasilitas dan/atau tantiem/insentif kinerja dalam jumlah yang ditetapkan oleh RUPS. Besarnya remunerasi Dewan Komisaris diungkapkan dalam laporan tahunan Perusahaan.

Penetapan remunerasi menjadi salah satu mata acara rapat dalam RUPS Tahunan.

2.3. Organ Pendukung Dewan Komisaris 2.3.1 Komite Audit

Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dalam membantu melaksanakan tugas dan fungsi

(18)

Dewan Komisaris. Penjabaran rinci tentang komposisi, masa jabatan, tugas dan wewenang Komite Audit dijelaskan dalam Board Manual dan/atau Surat Keputusan Dewan Komisaris terkait Komite Audit.

2.3.2 Sekretaris Dewan Komisaris

Dewan Komisaris dapat membentuk Sekretariat Dewan Komisaris yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Dewan Komisaris dibantu staf Sekretaris Dewan Komisaris. Sekretaris Dewan Komisaris dan staf Sekretaris Dewan Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Komisaris. Sekretaris Dewan Komisaris berasal dari luar Perusahaan.

Tugas Sekretaris Dewan Komisaris

1. Sekretaris Dewan Komisaris bertugas melakukan kegiatan untuk membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugasnya berupa :

a. Mempersiapkan rapat, termasuk bahan rapat (briefing sheet) Dewan Komisaris;

b. Membuat risalah rapat Dewan Komisaris sesuai ketentuan anggaran dasar perusahaan;

c. Mengadministrasikan dokumen Dewan Komisaris baik surat masuk, surat keluar, risalah rapat mauun dokumen lainnya;

d. Menyusun rancangan Rencana kerja dan Anggaran Dewan Komisaris;

e. Menyusun rancangan laporan-laporan Dewan Komisaris;

f. memberikan informasi yang dibutuhkan oleh Dewn Komisaris;

g. Menjadi penghubung Dewan Komisaris dengan pihak lain.

2. Selain melaksanakan tugas sebagaimana pada angka 1 di atas, Sekretaris Dewan Komisaris juga melaksanakan tugas lain berupa :

a. Memastikan bahwa Dewan Komisaris mematuhi peraturan perundang- undangan serta menerapkan prinsip-prinsip GCG;

b. Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh Dewan Komisaris secara berkala dan/atau sewaktu-waktu apabila diminta;

c. Mengkoordinasikan anggota komite, jika diperlukan dalam rangka memperlancar tugas Dewan Komisaris;

d. Sebagai penghubung (liasion officer) Dewan Komisaris dengan pihak lain.

Penjabaran rinci tentang Sekretaris Dewan Komisaris dijelaskan dalam Board Manual dan/atau Surat Keputusan Dewan Komisaris terkait Sekretaris Dewan Komisaris.

(19)

2.4. Direksi

Direksi adalah Organ Perusahaan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perusahaan untuk keperntingan Perusahaan, sesuai dengan maksud dan tujuan Perusahaan serta mewakili Perusahaan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar.

2.4.1 Tugas Direksi

Direksi bertugas menjalankan segala tindakan yang berkaitan dan bertanggung jawab atas pengurusan Perusahaan untuk kepentingan Perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuan Perusahaan serta mewakili Perusahaan baik di dalam maupun di luar pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian dengan pembatasan-pembatasan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang- undangan, Anggaran Dasar Perusahaan dan/atau Keputusan RUPS.

Penjabaran rinci tentang tugas Direksi dijelaskan dalam Anggaran Dasar dan/atau Board Manual.

2.4.2 Hak Direksi

1. Menetapkan kebijakan yang dipandang tepat dalam kepengurusan Perusahaan;

2. Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi untuk mewakili Perusahaan di dalam dan di luar pengadilan kepada seorang atau beberapa orang yang khusus ditunjuk untuk itu termasuk pekerja Perusahaan baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama dan/atau badan lain;

3. Mengatur ketentuan tentang pekerja Perusahaan termasuk penetapan upah, pensiun atau jaminan hari tua dan penghasilan lain bagi pekerja Perusahaan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Penjabaran rinci tentang hak Direksi dijelaskan dalam Anggaran Dasar dan/atau Board Manual.

2.4.3 Kewajiban Direksi

1. Mengusahaan dan menjamin terlaksananya usaha dan kegiatan Perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuan serta kegiatan usaha;

2. Mencapai kinerja sebagaimana tercantum dalam kontrak manajemen berikut segala perubahannya yang ditetapkan oleh Pemegang Saham mayoritas;

3. Menyiapkan pada waktunya Rencana Jangka Panjang Perusahaan, Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan dan rencana kerja lainnya berikut segala

(20)

perubahannya sesuai aspirasi dan arahan dari Pemegang Saham Mayoritas untuk mendapatkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham.

Penjabaran rinci tentang kewajiban Direksi dijelaskan dalam Anggaran Dasar dan/atau Board Manual.

2.4.4 Komposisi Direksi

1.

Perusahaan diurus dan dipimpin oleh suatu Direksi dibawah pengawasan Dewan Komisaris yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan Perusahaan, sekurang-kurangnya terdiri dari 1 (satu) orang;

2. Anggota Direksi diangkat dan diberhentikan oleh RUPS, masa jabatan anggota Direksi adalah untuk jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak ditutupnya atau tanggal yang ditetapkan RUPS yang mengangkatnya dan berakhir pada RUPS Tahunan kelima setelah tanggal pengangkatannya, dengan syarat tidak boleh melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun.

3. Setelah masa jabatannya berakhir, Anggota Direksi dapat diangkat kembali oleh RUPS untuk 1 (satu) kali masa jabatan.

Penjabaran rinci tentang komposisi, pengangkatan, dan pemberhentian Direksi dijelaskan dalam Anggaran Dasar dan/atau Board Manual.

2.4.5 Rapat Direksi

1. Direksi wajib mengadakan rapat Direksi secara berkala paling sedikit 1 (satu) kali dalam setiap bulan;

2. Direksi wajib mengadakan rapat Direksi bersama Dewan Komisaris secara berkala paling sedikit sekali dalam 1 (satu) bulan;

3. Penyelenggaraan rapat Direksi dapat dilakukan setiap waktu apabila : a. Dipandang perlu oleh seorang atau lebih anggota Direksi;

b. Atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris.

4. Pemanggilan rapat Direksi harus dilakukan oleh anggota Direksi yang berhak mewakili Direksi.

Penjabaran rinci tentang mekanisme rapat Direksi dijelaskan dalam Anggaran Dasar dan/atau Board Manual.

2.4.6 Evaluasi Direksi

Kinerja Direksi akan dievaluasi setiap tahun oleh Pemegang Saham dalam RUPS.

Hasil evaluasi kinerja Direksi dapat digunakan untuk : 1. Dasar pemberian tantiem/insentif kinerja;

(21)

2. Bahan pertimbangan bagi Pemegang Saham untuk memberhentikan Anggota Direksi sewaktu-waktu apabila tidak dapat memenuhi kewajibannya yang telah disepakati dalam kontrak manajemen, tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik;

3. Sarana penilaian efektivitas kinerja Direksi dan dasar pemberian pembebasan dari tanggung jawab (acquit et de charge).

Terkait dengan pelaporan, Direksi memiliki kewajiban untuk :

1. Melaporkan kepada Perusahaan mengenai kepemilikan sahamnya dan/atau keluarganya pada Perusahaan yang bersangkutan dan Perusahaan lain, termasuk setiap perubahannya;

2. Menyampaikan laporan kinerja Perusahaan kepada pemegang saham mayoritas.

3. Menyampaikan laporan tahunan yang telah dilakukan selama tahun buku yang baru lampau kepada RUPS.

Penjabaran rinci tentang Evaluasi kerja Direksi dijelaskan dalam Anggaran Dasar dan/atau Board Manual.

2.4.7 Remunerasi

2.5. Organ Pendukung Direksi 2.5.1 Auditor Internal

Auditor Internal merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Sistem Pengendalian Internal Perusahaan. Direksi wajib membentuk fungsi Internal Audit yang merupakan unit kerja yang melakukan kegiatan assurance dan konsultansi yang independen dan obyektif.

Penjabaran rinci tentang Auditor Internal dijelaskan dalam Board Manual.

Anggota Direksi diberikan gaji, tunjangan, fasilitas, dan/atau tantiem/insentif kinerja dalam jumlah yang ditetapkan oleh RUPS. Besarnya remunerasi Direksi diungkapkan dalam laporan tahunan Perusahaan. Penetapan remunerasi menjadi salah satu mata acara rapat dan ditetapkan dalam RUPS Tahunan.

(22)

2.5.2 Sekretaris Perusahaan

Sekretaris Perusahaan adalah orang perseorangan atau penanggung jawab dari unit kerja yang menjalankan Fungsi Sekretaris Perusahaan, dalam hal ini Fungsi Sekretaris Perusahaan dilaksanakan oleh Departemen Komunikasi & Hukum.

Departemen Komunikasi & Hukum selaku pelaksana Fungsi Sekretaris Perusahaan bertanggung jawab kepada Direksi.

Penjabaran rinci tentang Sekretaris Perusahaan dijelaskan dalam Board Manual.

(23)

BAB 3

KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

3.1 Peraturan yang Mengatur Tata Kerja Karyawan

Perusahaan, dalam rangka mengatur tata kerja pegawainya dapat membuat Perjanjian Kerja Bersama (“PKB”), Masa berlaku PKB paling lama 2 (dua) tahun terhitung sejak ditandatangani atau diatur lain dalam PKB. Dalam hal perundingan PKB belum mencapai kesepakatan, maka dalam waktu 30 (tiga puluh) hari masa berlaku PKB berakhir, dapat diperpanjang 1 (satu) kali paling lama 1 (satu) tahun dengan kesepakatan para pihak.

Perusahaan menganggap karyawan sebagai asset utama Perusahaan yang sangat berperan dalam perkembangan Perusahaan. Oleh karena itu sumber daya manusia dikelola oleh Perusahaan secara optimal guna memastikan bahwa Perusahaan selalu memiliki karyawan yang unggul dan dapat diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan Perusahaan.

3.2 Kebijakan Sistem Penilaian Kinerja dan Remunerasi

Perusahaan menetapkan sistem penilaian kinerja yang digunakan untuk melakukan evaluasi dan analisa serta dapat digunakan sebagai dasar pemberian reward and punishment atas capaian kinerja. Perusahaan menetapkan target kinerja yang didasarkan pada asumsi-asumsi dan analisa yang realistis dan akurat serta dapat memberikan motivasi untuk mencapainya. Penilaian kinerja dilakukan secara adil, transparan dan independen dengan menggunakan indikator kinerja kunci yang ditetapkan dengan mempertimbangkan aspek relevan, dapat diukur (measurable), dapat diperbandingkan (comparable), komprehensif dan wajar (reasonable). Capaian Key Performance Indicator (KPI) merupakan salah satu pertimbangan Perusahaan dalam memberikan tantiem/ insentif kinerja kepada anggota Direksi dan Dewan Komisaris berdasarkan penetapan RUPS. Perusahaan memiliki sistem remunerasi yang dibangun secara adil dan transparan. Perusahaan melakukan review secara berkala terhadap sistem remunerasi dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan khususnya di bidang ketenagakerjaan dan faktor penting lainnya.

3.3 Kebijakan dan Peraturan Terkait Pengelolaan Keuangan dan Akuntansi

Perusahaan melakukan pengelolaan keuangan Perusahaan secara profesional dan terbuka berdasarkan prinsip kehati-hatian. Perusahaan menjamin bahwa kebijakan akuntansi Perusahaan merefleksikan setiap transaksi keuangan dan perubahan aset serta menjamin bahwa semua transaksi keuangan dicatat secara akurat sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Pengelolaan keuangan Perusahaan

(24)

dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip akuntabilitas melalui pemisahan fungsi dan tugas secara jelas yaitu antara fungsi verifikasi, pencatatan dan pelaporan, penyimpanan dan penyetoran serta otorisasi.

3.4 Kebijakan Terkait Pelaksanaan Manajemen Mutu

Perusahaan berkomitmen untuk menerapkan sistem manajemen mutu secara konsisten dan terpadu di semua fungsi dan tingkatan dengan memperhatikan efektivitas proses bisnis dan kinerja Perusahaan secara menyeluruh dalam rangka peningkatan produktivitas dan daya saing. Perusahaan mendorong untuk dilaksanakannya sistem manajemen mutu secara terus menerus, proaktif, sistematis dan menjadi budaya kerja.

Perusahaan menetapkan kebijakan bahwa sistem manajemen mutu harus dilaksanakan oleh semua pekerja di semua tingkat dilandasi dengan prinsip mengutamakan kepentingan Perusahaan, fokus kepada kepuasan pelanggan dan Stakeholders, melibatkan seluruh jajaran Perusahaan serta memperhatikan lingkungan.

3.5 Kebijakan Terkait Pengelolaan Aset

Perusahaan melakukan pengelolaan aset berdasarkan prinsip pemanfaatan tertinggi dan terbaik (optimalisasi) atas setiap aset Perusahaan (highest and best uses) secara prudent. Perusahaan memandang bahwa aset Perusahaan meliputi tidak hanya harta yang bernilai uang (tangible) dan nyata tapi juga harta intelektual (intellectual property).

Perusahaan melindungi intellectual property yang dimiliki oleh Perusahaan dan tidak melakukan apapun yang dapat membahayakan nilainya. Perusahaan menghargai hak- hak intellectual property yang sah dari Perusahaan atau pribadi lain.

3.6 Kebijakan Terkait Hubungan dengan Anak Perusahaan

Perusahaan senantiasa menjalin hubungan yang baik dengan Anak Perusahaan dalam upaya membangun sinergi dan meningkatkan citra Perusahaan, sesuai prinsip-prinsip GCG dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

3.7 Kebijakan Terkait Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan (K3L)

Perusahaan berkomitmen menetapkan aspek K3L dalam setiap kegiatan secara konsisten untuk meminimalkan potensi dampak negatif dan mengupayakan nihil kerugian pada manusia dan lingkungan (zero accident). Perusahaan menyediakan lingkungan kerja yang aman dan sehat dengan memastikan bahwa lokasi usaha serta

(25)

fasilitas, sarana dan prasarana Perusahaan lainnya, memenuhi peraturan perundang- undangan yang berlaku berkenaan dengan kesehatan dan keselamatan kerja.

3.8 Kebijakan Terkait Penerapan Pengendalian Internal

Perusahaan menetapkan suatu sistem pengendalian internal yang efektif untuk mengamankan investasi dan aset Perusahaan yang antara lain mencakup lingkungan pengendalian, pengkajian, dan pengelolaan risiko aktivitas pengendalian, sistem informasi dan komunikasi serta monitoring. Pelaksanaan sistem pengendalian internal dilakukan oleh seluruh Insan Perusahaan dan unit Internal Audit Perusahaan yang memiliki tugas utama untuk melaksanakan evaluasi terhadap proses pengendalian kegiatan operasi, pengelolaan risiko dan tata kelola Perusahaan dalam rangka memastikan efektivitas pencapaian tujuan Perusahaan. Fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan sistem pengendalian internal di Perusahaan dilakukan Komite Audit melalui penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan dan hasil audit yang dilakukan oleh Internal Audit dan Auditor Eksternal, memberikan rekomendasi terhadap penyempurnaan sistem pengendalian internal dan memastikan telah terdapatnya prosedur riviu yang memuaskan terhadap segala informasi yang dikeluarkan Perusahaan.

3.9 Kebijakan Terkait Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Perusahaan menyadari bahwa Perusahaan mempunyai kewajiban dan tanggung jawab secara hukum, sosial, moral serta etika terhadap kepentingan masyarakat sekitar mengingat keberhasilan Perusahaan tidak terlepas dari hubungan yang harmonis, dinamis, serta saling menguntungkan dengan masyarakat sekitar. Untuk itu Perusahaan menetapkan program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) sebagai upaya strategis yang merupakan bagian dari visi dan misi Perusahaan dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan hubungan yang harmonis antara Perusahaan dengan masyarakat sekitar sehingga tercipta kondisi yang kondusif dalam mendukung pengembangan usaha dan pertumbuhan Perusahaan.

Pelaksananaan tanggung jawab sosial Perusahaan dilaksanakan berdasarkan prinsip- prinsip partisipatif, akuntabilitas, partnership, community development dan sustainable.

3.10 Kebijakan Komunikasi dengan Pemegang Saham

Kebijakan ini dimaksudkan agar Pemegang Saham memperoleh pemahaman lebih jelas atas informasi yang telah dipublikasikan kepada masyarakat, dan agar Pemegang

(26)

Saham dapat memberikan masukan kepada Perusahaan, sebagaimana diatur dalam kebijakan komunikasi Perusahaan. Kebijakan ini bertujuan untuk memberikan kesetaraan kepada seluruh Pemegang Saham dan untuk meningkatkan partisipasi dan peran Pemegang Saham dalam melaksanakan program komunikasi Perusahaan.

3.11 Kebijakan Terkait Pemenuhan Hak-Hak Kreditur

Kebijakan ini digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pinjaman kepada kreditur, dengan tujuan untuk menjaga terpebuhinya hak-hak dan menjaga kepercayaan kreditur kepada Perusahaan, sebagaimana diatur dalam Pedoman Perilaku Etika Perusahaan.

3.12 Kebijakan Terkait Keterbukaan Informasi

Perusahaan membuat kebijakan terkait dengan pengungkapan Informasi Perusahaan yang disusun untuk menjamin keamanan dan kerahasiaan informasi dan memastikan bahwa Perusahaan telah mengungkapkan dan menyampaikan informasi yang merupakan Informasi atau fakta material yang wajib diungkapkan kepada Publik secara adil dan merata kepada pihak-pihak yang berkepentingan tanpa memberikan perlakuan istimewa kepada pihak tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku.

3.13 Kebijakan Terkait Pencegahan Terjadinya Informasi Orang Dalam (Insider Trading) Perusahaan berupaya untuk meminimalisir terjadinya insider trading dengan menetapkan standar etika yang wajib dipatuhi oleh Insan Perusahaan, sebagaimana diatur dalam Pedoman Perilaku Etika Perusahaan.

3.14 Kebijakan Dalam Rangka Menjaga Rahasia Perusahaan

Perusahaan berpegang kepada ketentuan kerahasiaan sebagaimana ditentukan dalam Anggaran Dasar, peraturan perundangan dan Pedoman Etika Perusahaan, termasuk namun tidak terbatas pada:

1. Direksi dan Dewan Komisaris bertanggung jawab untuk menjaga kerahasiaan informasi Perusahaan;

2. Internal auditor, external auditor, anggota komite di bawah Dewan Komisaris dan Karyawan wajib merahasiakan informasi yang diperoleh sewaktu melaksanakan tugasnya sesuai ketentuan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(27)

3.15 Kebijakan Terkait Benturan Kepentingan

Perusahaan melarang setiap Insan Perusahaan berada dalam situasi yang menimbulkan benturan kepentingan. Perusahaan mendefinisikan benturan kepentingan sebagai pertentangan kepentingan ekonomis pribadi dengan kepentingan ekonomis Perusahaan yang berdampak pada objektivitas serta pertimbangan komersial.

Perusahaan menetapkan kebijakan agar setiap keputusan yang dihasilkan oleh setiap Insan Perusahaan semata-semata demi kepentingan terbaik Perusahaan.

3.16 Kebijakan Terkait Praktik Anti Korupsi, Gratifikasi, dan Fraud

Kebijakan anti korupsi, gratifikasi dan fraud bermanfaat untuk memastikan agar kegiatan usaha Perusahaan dilakukan secara legal, prudent, dan sesuai dengan prinsip GCG. Kebijakan ini juga merupakan salah satu bentuk pencegahan Perusahaan terhadap praktik korupsi, baik memberi ataupun menerima dari pihak lain, sebagaimana diatur dalam Pedoman Perilaku Etika Perusahaan, Kebijakan Pengendalian Gratifikasi, dan Pedoman terkait lainnya.

3.17 Kebijakan Terkait Penerapan Whsitle Blowing System

Untuk meningkatkan kepatuhan Insan Perusahaan terhadap peraturan Perusahaan dan standar etika yang berlaku serta mencegah terjadinya tindakan pelanggaran, Perusahaan menetapkan dan menerapkan Pedoman Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing System) di lingkungan Perusahaan. Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing System) merupakan sistem yang digunakan untuk menampung, mengolah dan menindaklanjuti serta membuat pelaporan atas informasi yang disampaikan oleh pelapor mengenai tindakan pelanggaran yang terjadi di lingkungan Perusahaan. Pelaporan yang diperoleh dari mekanisme Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing System) ini akan mendapatkan perhatian dan tindak lanjut, termasuk juga pemberian sanksi dan hukuman yang tepat agar dapat memberikan efek jera bagi pelaku pelanggaran dan juga bagi mereka yang berniat melakukan hal tersebut.

3.18 Etika Usaha dan Etika Kerja (Code of Conduct)

Pelaksanaan GCG perlu dilandasi oleh integritas yang tinggi, sehingga diperlukan Pedoman Perilaku Etika merupakan sekumpulan komitmen etika perilaku dalam menjalankan bisnis di Perusahaan badi Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan, yang disusun dan digunakan sebagai pedoman untuk mempengaruhi, membentuk, mengatur dan melakukan tingkah laku yang konsisten berdasarkan prinsip-prinsip

(28)

berkesadaran (ethical sensibility), berpikir etis (ethical reasoning), dan berperilaku etis (ethical conduct).

(29)

BAB 4

PEMEGANG SAHAM

4.1 Hak-hak Pemegang Saham

1. Hak untuk menghadiri, menyatakan pendapat, dan memberikan suara dalam RUPS berdasarkan ketentuan bahwa 1 (satu) saham memberikan hak kepada pemegangnya untuk mengeluarkan 1 (satu) suara.

2. Setiap Pemegang Saham berhak mengajukan gugatan terhadap Perusahan ke Pengadilan Negeri apabila dirugikan karena tindakan Perusahaan yang dianggap tidak adil dan tanpa alasan wajar sebagai akibat keputusan RUPS, Direksi, dan/atau Dewan Komisaris.

Penjabaran rinci tentang hak Pemegang Saham dijelaskan dalam Anggaran Dasar perusahaan.

4.2 Pemegang Saham Pengendali

Pemegang Saham pengendali adalah 1 (satu) Pemegang Saham yang memiliki mayoritas (lebih dari 50%) hak suara dari seluruh saham dengan hak suara. Pemegang Saham pengendali bertanggung jawab untuk :

1. Memperhatikan kepentingan Pemegang Saham minoritas dan para pemangku kepentingan lainnya sesuai dengan Anggaran Dasar dan peraturan perundang- undangan yang berlaku.

2. Mengungkapkan kepada pihak yang berwenang informasi tentang Pemegang Saham pengendali saham dengan ultimate shareholders dalam hal terdapat dugaan terjadi pelanggaran ketentuan Anggaran Dasar dan/atau peraturan perundang- undangan yang berlaku, atau dalam hal diminta oleh instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan yang berlaku.

3. Mengupayakan agar akuntabilitas dan hubungan antara perusahaan-perusahaan yang dibawah kendalinya dilakukan secara jelas.

4.3 Tanggung Jawab Perusahaan

Direksi dan Dewan Komisaris berkewajiban menjamin terpenuhinya hak dan tanggung jawab dari setiap Pemegang Saham berdasarkan prinsip kesetaraan dan kewajaran sesuai dengan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam melaksanakan hal ini, Direksi, dan Dewan Komisaris senantiasa mendorong penerapannya berdasarkan kententuan berikut :

(30)

1. Melindungi hak-hak Pemegang Saham sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Menyelenggaran RUPS dan daftar Pemegang Saham secara tertib dan teratur sesuai dengan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Menyediakan informasi mengenai Perusahaan secara tepat waktu, benar dan teratur bagi seluruh Pemegang Saham.

Penjabaran rinci tentang tanggung jawab Perusahaan dijelaskan dalam Anggaran Dasar Perusahaan.

(31)

BAB 5

PENGELOLAAN HUBUNGAN DENGAN STAKEHOLDERS

Perusahaan menyadari bahwa keberhasilan penerapan GCG di Perusahaan tidak terlepas dari dukungan para pemangku kepentingan (stakeholders). Stakeholders memiliki peran yang sangat penting melalui komitmennya untuk senantiasa menerapkan prinsip-prinsip GCG dan standar etika yang tinggi dalam melakukan hubungan dengan Perusahaan Oleh karenanya, pengelolaan stakeholders diarahkan pada kepentingan bisnis perusahaan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan, keselamatan dan kesehatan kerja, dan lingkungan, serta memperhatikan skala prioritas dan saling menghargai sehingga tercapai keseimbangan dan keharmonisan antara :

1. Dimensi bisnis yang berorientasi pada penciptaan nilai (value creation) dan kepuasan pelanggan.

2. Dimensi sosial yang menyangkut aspek etika usaha dan tanggung jawab sosial Perusahaan, kondisi kesehatan dan keselamatan serta kesejahteraan pekerja dan aspek sosial kemasyarakatan.

3. Dimensi lingkungan yang mengerahkan Perusahaan untuk memperhatikan aspek kelestarian dan keseimbangan lingkungan hidup di sekitar unit operasi/ lapangan usaha.

Penjabaran rinci tentang pengelolaan hubungan dengan stakeholders dijelaskan dalam Pedoman Perilaku Etika.

(32)

BAB 6

TRANSAKSI MATERIAL PERUSAHAAN

6.1 Transaksi Material

Transaksi material, termasuk namun tidak terbatas pada kegiatan:

1. Penyertaan dalam badan usaha, proyek, dan/ atau kegiatan usaha tertentu.

2. Pembelian, penjualan, pengalihan, tukar menukar asset atau segmen usaha.

3. Kerja sama dengan badan usaha lain atau pihak lain dalam bentuk Kerja Sama Operasi (KSO), Kerja Sama Usaha (KSU), kerja sama lisensi, Bangun Guna Serah, Bangun Serah Guna dan Bangun Guna Milik.

4. Sewa menyewa asset.

5. Pinjam meminjam dana.

6. Menjaminkan asset, dan/atau 7. Memberikan jaminan perusahaan.

Dengan nilai sama atau diatas 50% (lima puluh persen) jumlah kekayaan bersih Perusahaan dalam 1 (satu) transaksi atau lebih baik berkaitan satu sama lain maupun tidak untuk suatu tujuan atau kegiatan tertentu, batas kewenangan atas setiap transaksi diatur lebih rinci dalam ketentuan Anggaran Dasar Perusahaan.

6.1.1 Nilai Transaksi Material

Nilai Transaksi Material sebagaimana dimaksud dalam angka 6.1 dihitung berdasarkan laporan keuangan sebagai berikut :

1. Laporan keuangan tahunan yang diaudit.

2. Laporan keuangan tengah tahunan yang disertai laporan akuntan dalam rangka penelaahan terbatas paling sedikit untuk akun ekuitas, atau

3. Laporan keuangan interim yang diaudit selain laporan keuangan interim tengah tahunan, dalam hal perusahaan mempunyai laporan keuangan interim.

(33)

BAB 7

PENGUKURAN TERHADAP PENERAPAN GCG

Perusahaan wajib melakukan pengukuran terhadap penerapan GCG dalam bentuk :

1. Penilaian (assessment), yaitu program untuk mengidentifikasi pelaksanaan GCG di Perusahaan melalui pengukuran pelaksanaan dan penerapannya di perusahaan yang dilaksanakan secara berkala setiap 2 (dua) tahun;

2. Evaluasi (review), yaitu program untuk mendeskripsikan tindak lanjut pelaksanaan dan penerapan GCG yang dilakukan pada tahun berikutnya setelah penilaian sebagaimana dimaksud pada angka 1, yang meliputi evaluasi terhadap hasil penilaian dan tindak lanjut atas rekomendasi perbaikan. Hasil penilaian dan evaluasi dilaporkan dalam laporan tahunan.

Pedoman ini akan senantiasa diperbaiki atas dasar peraturan perundang-undangan yang berlaku, diseseuaikan dengan perkembangan serta kebutuhan Perusahaan, dan rekomendasi hasil GCG Assessment.

(34)

BAB 8 PENUTUP

Tata Kelola Perusahaan merupakan suatu sistem yang menjamin pengelolaan yang baik dalam penentuan dan pencapaian tujuan Perusahaan sehingga wajib diterapkan secara konsisten.

Pelaksanaan Pedoman Tata Kelola Perusahaan ini diharapkan dapat menjamin Perusahaan untuk selalu menjadalankan aktivitas bisnisnya sesuai standar etika dan prinsip-prinsip GCG.

Sehubungan dengan pelaksanaan GCG, Perusahaan berupaya untuk melakukan hal-hal sebagai berikut :

1. Membangun komitmen, keterlibatan langsung dan kepemimpinan dari Dewan Komisaris dan Direksi;

2. Mengembangkan budaya Perusahaan yang baik sebagai landasan untuk mengarahkan dan mengembangkan pola pikir dan perilaku;

3. Menciptakan iklim berorganisasi yang sehat;

4. Melaksanakan Pedoman Perilaku Etika dan Pedoman lainnya yang terkait dengan implementasi GCG.

Perusahaan melakukan evaluasi terhadap Pedoman Tata Kelola Perusahaan untuk mengetahui dan mengukur kesesuaiannya dengan kebutuhan Perusahaan, serta efektivitas dari program implementasi penerapan GCG yang dilaksanakan. Pengembangan terhadap Pedoman Tata Kelola Perusahaan dan perbaikan dari program implementasinya akan dilakukan secara berkesinambungan. Komitmen dan dukungan seluruh Insan Perusahaan dan stakeholders lainnya merupakan kunci keberhasilan implementasi GCG.

Apabila terdapat perubahan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang digunakan sebagai acuan dalam penyusunan Pedoman Tata Kelola Perusahaan, maka yang dijadikan acuan adalah perubahan ketentuan dan peraturan perundang-undangan tersebut sampai diterbitkannya Pedoman Tata Kelola Perusahaan yang telah dimutakhirkan.

Referensi

Dokumen terkait

Bogor: Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, Insttut Pertanian Bogor.. Patogenesis

Perlu dilakukan uji beberapa varietas padi (Oryza sativa L.) dengan perlakuan cekaman kekeringan pada fase vegetatif dan di ambil benihnya untuk di identifikasi dan

Perusahaan- perusahaan perlu berpatisipasi aktif dalam penanganan masalah K3 dengan menyediakan rencana yang baik, yang dikenal sebagai Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kedua, dengan merujuk cerita/ isi, maka dapat diketahui bahwa nilai-nilai pendidikan Islam yang terdapat dalam novel Sang Hafidz dari timur karya munawir borut baik nilai

bisa ditarik adalah bahwa jika benar pesantren telah dirintis oleh Syaikh Maulana Malik Ibrahim sebagai penyebar Islam pertama di Jawa, maka bisa dipahami apabila para

Hasil analisa laboratorium baik megaskopis maupun mineralogi menunjukan bahwa mineral penyusun fosil kayu adalah Quartz (SiO 2 ) dengan kualitas bagus sebagai batu

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai upaya untuk mengungkap dan mendokumentasikan khasanah budaya di masyarakat Kampung Naga terkait matematika yang dapat digunakan sebagai

Lingkungan fisik stasiun 7 dan 8 perlu dijaga karena lokasinya berdekatan dengan lokasi kegiatan PLTD/G yang memungkinkan tercecernya limbah minyak/oli dan sampah organik,