• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkomunikasi pada manusia mungkin tidak sepenting makan, minum,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkomunikasi pada manusia mungkin tidak sepenting makan, minum,"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komunikasi Massa

2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa

Pada hakikatnya setiap manusia perlu berkomunikasi, taraf berkomunikasi pada manusia mungkin tidak sepenting makan, minum, atau menghirup oksigen, namun tanpa berkomunikasi, manusia layaknya bukan makhluk hidup. Bila dilihat dari etimologinya, komunikasi berasal dari bahasa latin “communicatus” yang berarti “berbagi” atau “menjadi milik bersama”. Dengan demikian, kata komunikasi menurut kamus bahasa mengacu pada suatu upaya yang bertujuan untuk mencapai kebersamaan.

Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan media elektronik). Awal perkembangannya, komunikasi massa berasal dari perkembangan kata media of mass communication (media komunikasi massa). Dan dalam hal ini kita juga perlu membedakan massa dalam arti “umum” dengan massa dalam arti komunikasi massa. Kata massa secara umum lebih mendekati arti secara

(2)

sosiologis. Dengan kata lain, massa yang dimaksud dalam hal itu adalah kumpulan individu yang berada di suatu lokasi tertentu.1

Agar tidak ada kerancuan dan perbedaan persepsi tentang massa, ada baiknya kita membedakan arti massa dalam komunikasi massa dengan massa dalam arti umum. Massa dalam komunikasi massa lebih menunjuk pada penerima pesan yang berkaitan dengan media massa.

Dengan kata lain, massa disini berarti massa yang sikap dan perilakunya berkaitan dengan peran media massa. Oleh karena itu, massa disini menunjuk kepada khalayak, audience, pemirsa atau pembaca.

Ada banyak versi tentang arti dari media massa dalam komunikasi massa, namun dari sekian banyak definisi bisa dikatakan bentuk media massa antara lain media elektronik (televisi dan radio), media cetak (koran, majalah, tabloid), buku dan film. Dalam perkembangan komunikasi massa yang sudah sangat modern ini, ada satu perkembangan media massa, yakni ditemukannya internet. Belum ada definisi komunikasi massa yang memasukan internet dalam media massa. Padahal jika ditinjau dari ciri, fungsi, dan elemennya, internet jelas masuk dalam bentuk komunikasi massa.

      

1 Wawan Kuswandi, komunikasi massa sebuah analisis media televisi, PT. Rineka Cipta, Jakarta, hal.vi

 

(3)

Dengan demikian media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan peran secara serempak dan cepat kepada audience yang luas dan heterogen. Di bawah ini adalah sifat komunikasi dan media massa, yaitu :2

1. Media Massa Menimbulkan Keserempakan

Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya, adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas.

Bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula.

Effendy (1999) mengartikan keserempakan media massa itu ialah keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah.

2. Komunikannya Anonim dan Heterogen

Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen. Pada komunikasi antar pribadi, komunikator akan mengenal komunikannya, mengetahui identitasnya, seperti nama, pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal, bahkan mungkin mengenal       

2 Rakhmat, pada Komala. Dalam Karlinah, dkk. 1999

(4)

sikap dan perilakunya. Sedangkan dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonim), karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka.3

Di samping anonim, komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokan berdasarkan faktor usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan tingkat ekonominya.

3. Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan

Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan sekaligus. Pada komunikasi antar pribadi, unsur hubungan sangat penting. Sebaliknya, pada komunikasi massa, yang penting adalah unsur isi.

Pada komunikasi antar pribadi, pesan yang disampaikan atau topik yang dibicarakan tidak perlu menggunakan sistematika tertentu, misalnya dibagi-bagi menjadi pendahuluan, pembahasan, dan kesimpulan. Maka, dalam komunikasi antar pribadi, yang menentukan efektifitas komunikasi bukanlah struktur, dan aspek hubungan manusia bukan pada “apa”.

      

3 Nurrudin, pengantar komunikasi massa, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2007. Hal.4     

(5)

Dalam komunikasi massa, pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang akan digunakan.

4. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah

Komunikasi massa merupakan komunikasi dengan menggunakan atau melalui media massa. Karena melalui media massa maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak ada dialog sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi antar pribadi.

Dengan demikian, komunikasi massa itu bersifat satu arah.

2.1.2 Karakteristik Komunikasi massa :

1. Ditujukan pada khalayak yang luas, heterogen, anonim, tersebar dan tidak mengenal batas geografis-kultural.

2. Bersifat umum, bukan perorangan atau pribadi. Kegiatan penciptaan pesan melilbatkan orang banyak dan terorganisasi.

3. Pola penyampaian bersifat cepat dan tidak terkendala oleh waktu dalam menjangkau khalayak yang luas.

4. Penyampaian pesan cenderung satu arah.

5. Kegiatan komunikasi terencana, terjadwal dan terorganisasi.

(6)

6. Penyampaian pesan bersifat berkala, tidak bersifat temporer.

7. Isi pesan mencakup berbagai aspek kehidupan manusia (ekonomi, sosial, budaya, politik dll).

Memahami komunikasi massa tidak akan terlepas dari media massa, karena objek kajian terbesar adalah pada peran dan pengaruh yang dimainkan media massa. Di bawah ini akan diuraikan faktor- faktor yang mendasar dari media massa :4

1. Media massa merupakan industri yang berubah dan berkembang yang menciptakan lapangan kerja, barang dan jasa serta menghidupkan industri lain yang terkait. Media juga merupakan industri sendiri yang memiliki peraturan dan norma-norma yang menghubungkan institusi tersebut dengan masyarakat dan institusi sosial lainnya. Di lain pihak, institusi media di atur oleh masyarakat.

2. Media massa merupakan sumber kekuatan- alat kontrol, manajemen, inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai penganti kekuatan atau sumber daya lainnya

3. Media merupakan forum atau agen yang semakin berperan untuk menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang bertaraf nasional maupun internasional.

      

4 RM Soenarto, Programa Televisi, FFTV-IKJ Press, Jakarta, 2007

(7)

4. Media seringkali berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan, bukan saja dalam pengertian pengembangan bentuk seni dan simbol tetapi juga dalam pengertian pengembangan tata cara, mode, gaya hidup dan norma-norma.

5. Media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial, tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif. Media menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan.

2.1.3 Dampak Komunikasi Massa

Perkembangan pemikiran tentang dampak dapat dikatakan memiliki “riwayat alamiah”, karena perkembangan itu sangat ditentukan oleh susunan waktu dan tempat, serta dipengaruhi beberapa faktor lingkungan. Pada tahap pertama, dampak berkembang dari awal abad 19 sampai tahun 1930-an. Media yang berkembang dengan baik mengemban pengaruh yang cukup untuk membentuk opini dan keyakinan, serta mengubah kebiasaan hidup. Pada tahap kedua dimulai hingga awal tahun 1960-an, banyak studi terpisah yang dilakukan mengenai dampak, terutama film, program-program, dan kampanye secara keseluruhan.

Tahap penelitian ketiga masih berlangsung hingga sekarang, dan merupakan tahap di mana dampak dan kemungkinannya masih ditelaah, tanpa menolak kesimpulan peneliti sebelumnya, melainkan didasarkan

(8)

atas perbaikan konsep tentang proses sosial dan media yang mungkin terlibat.

Dampak pada salah satu tingkat menyiratkan dampak pada tingkat lainnya, maka diadakanlah perbedaan dasar (broad distinction) yaitu :

2.1.3.1 Dampak Kognitif (berkaitan dengan pengetahuan dan opini)

Dampak kognitif adalah dampak yang timbul pada komunikan yang menyebabkan dia menjadi tahu atau meningkat intelektualitasnya. Dengan kata lain, tujuan komunikator hanyalah berkisar pada upaya mengubah pikiran dari komunikan, pengetahuan dan kesadaran terjadi pada tahap kognitif, dan dampak kognitif berhubungan dengan pikiran atau penalaran sehingga khalayak yang tidak tahu, bingung atau tidak mengerti menjadi tahu dan jelas. Dampak kognitif terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami atau dipersepsi khalayak, dampak ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan atau informasi.5

2.1.3.2 Dampak Afektif (berkaitan dengan sikap dan perasaan)

Dampak afektif muncul setelah pengetahuan orang berubah akibat suatu tayangan, setelah menyaksikan suatu tayangan maka dalam pikirannya akan timbul sebuah penilaian baru mengenai       

5 Onong Uchjana Efendy, ilmu teori dan filsafat komunikasi, Jakarta : PT Remaja Rosda Karya, 1995, hal : 319

(9)

suatu hal. Setelah itu, maka dia mampu untuk menentukan sikapnya. Dari yang tidak suka menjadi suka atau sebaliknya, tahap pembentukan sikap dan perasaan inilah yang merupakan tahap afektif.

Dampak afektif timbul apabila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi atau dibenci khalayak. Dampak afektif merupakan lanjutan dari dampak kognitif, khalayak tidak hanya berubah dalam tingkat pengetahuan melainkan dampak ini ada hubungan dengan emosi, sikap atau nilai-nilai.

Dampak afektif berkaitan dengan perasaan, akibat dari menonton acara televisi atau bioskop, membaca surat kabar dan mendengarkan radio maka akan timbul perasaan tertentu pada khalayak perasaan akibat terpaan media massa itu bermacam- macam, perasaan senang hingga terbahak-bahak, sedih hingga mencucurkan air mata, takut sampai merinding dan perasaan lain yang hanya bergejolak dalam hati.6

Komunikasi massa merupakan sejenis kekuatan sosial yang dapat menggerakan proses sosial ke arah suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dulu.

Untuk mengetahui secara tepat dan rinci kekuatan sosial yang dimiliki komunikasi massa dan hasil yang dicapainya dalam       

6 Ibid.

(10)

menggerakan proses sosial tidaklah mudah. Oleh karena itu, efek atau hasil yang dapat dicapai oleh komunikasi yang dilaksanakan lewat berbagai media (lisan, tulisan, visual dan audio visual) perlu dikaji melalui metode tertentu yang bersifat analisis psikologi dan analisis sosial. Yang dimaksud dengan analisis psikologi adalah kekuatan sosial yang merupakan hasil kerja dan berkaitan dengan watak serta kodrat manusia. Sedangkan analisis sosial adalah peristiwa sosial yang terjadi akibat komunikasi massa dengan penggunaan media massa yang sangat unik serta kompleks.

Kita lebih tertarik pada apa yang dilakukan media terhadap kita daripada apa yang kita lakukan terhadap media massa. Sebagai contoh, kita ingin mengetahui untuk apa kita membaca surat kabar, mendengarkan radio siaran, menonton televisi, dan seterusnya, tapi kita tidak mau tahu bagaimana surat kabar, radio siaran, dan televisi dapat menambah pengetahuan, mengubah sikap, atau menggerakan perilaku kita. Dampak hanyalah perubahan perilaku manusia setelah diterpa pesan media massa. Oleh karena fokusnya pesan, maka dampak harus berkaitan dengan pesan yang disampaikan media massa.

2.1.4 Fungsi Komunikasi Massa

Fungsi Komunikasi Massa, adalah sebagai:

1. Pengawasan dan penyebaran budaya 2. Popularisasi dan fungsi validasi

(11)

3. Komersialisasi 4. Kontak sosial 5. Rasa kemanusiaan.

2.1.5 Media Komunikasi Massa

Dalam Komunikasi Massa, media dibutuhkan sebagai alat perantara antara komunikan dan komunikator. Media komunikasi terdiri dari media cetak dan media elektronik. Media cetak dapat berbentuk surat kabar, majalah, tabloid, dan lain sebagainya.

Sedangkan media elektronik terdiri dari radio dan televisi.7

2.2 Media Massa

Media Massa, Pers, Radio dan Televisi dalam proses komunikasi massa semakin banyak dijadikan obyek studi dan asumsi dasar bahwa memiliki peran dan asumsi-asumsi itu berarti.8

1. Media merupakan idealisme yang berubah dan berkembang yang menciptakan lapangan kerja, barang dan jasa serta menghidupkan industri lain yang terkait.

      

7 Wawan Kuswandi, komunikasi massa sebuah analisis media televisi, PT. Rineka Cipta, Jakarta, hal.vi 

8 Tommy Suprapto, Berkarier di Bidang Broadcast, Media Pressindo, Yogyakarta, 2006

(12)

2. Media Massa merupakan sumber kekuatan alat kontrol, manajemen, dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber-sumber lainnya.

3. Media Massa merupakan lokasi (atau forum) yang semakin berpeluang menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang bertaraf nasional maupun internasional.

4. Media Massa seringkali menjadi wahana pengembangan kebudayaan bukan saja dalam mengantar perkembangan bentuk seni dan simbol, tetapi juga dalam mengantar perkembangan tata cara mode, gaya hidup, dan norma-norma.

5. Media Massa telah menjadi sumber dominan, bukan saja bagi individu dalam memperoleh gambaran dan citra realitas sosial, tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif.

Dua pandangan terkait peran dan fungsi media dalam masyarakat yaitu, media menekankan nilai-nilai komersial pada segala sesuatu, dan memandang khalayak sebagai konsumen atau media yang beragam dan pluralis, kreatif, dan sadar bahwa terlampau banyak kekuatan media yang bisa berlawanan dengan berbagai kepentingan demokrasi.9

Hadirnya teknologi media baru merupakan sejarah tentang institusi media dan dorongan para kapitalis untuk memperluas pasar. Bisa juga

      

9 Granville Williams (1996) 

(13)

dikatakan bahwa teknologi media merupakan bagian dari budaya komoditas yang menembus masyarakat kita.

2.3 Televisi Sebagai Media Massa

Media Radio mulai menurun seiring dengan munculnya televisi sebagai salah satu bentuk media massa. Media televisi merupakan industri yang padat modal, padat teknologi, dan padat sumber daya manusia. Media massa adalah wadah dimana masyarakat memperoleh segala informasi dan hiburan melalui televisi.

2.3.1 Pengertian Televisi

Salah satu media komunikasi massa adalah televisi, televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Kata televisi berasal dari kata tele dan vision, yang memiliki arti masing-masing jauh (tele) dan tampak (vision). Jadi televisi berarti tampak atau dapat melihat dari jarak jauh. Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia. Di Indonesia 'televisi' secara tidak formal disebut dengan TV, tivi, teve atau tipi. Pada masa globalisasi ini industri penyiaran sangatlah mengalami pemesatan baik teknologi maupun ilmu pengetahuan serta peningkatan program-programnya. Berbagai macam program yang ditayangkan oleh stasiun televisi seperti drama, film, reality show,

(14)

variety show, game show, dan news memberikan pendidikan, hiburan, informasi dan lain sebagainya bagi khalayak.

2.3.2 Kekurangan dan Kelebihan Media Televisi

Upaya menyampaikan informasi melalui media cetak, audio dan audiovisual, masing-masing memiliki kelebihan tetapi juga memiliki kekurangan. Berdasarkan sifatnya :

Tabel 2.1

Kelebihan dan kekurangan media cetak, radio, dan televisi

Jenis Media Sifat

Cetak Dapat dibaca, dimana, kapan saja Dapat dibaca berulang- berulang Daya rangsang rendah

Pengolahan bisa mekanik, bisa elektris Biaya relatif murah

Daya jangkau terbatas

Radio Dapat didengar bila siaran Daya rangsang rendah Elektris

Biaya relatif murah Daya jangkau besar

(15)

Televisi Dapat didengar dan dilihat bila ada siaran

Dapat dilihat dan didengar kembali, bila diputar kembali

Daya rangsang sangat tinggi Elektris

Sangat mahal Daya jangkau besar

2.3.3 Karakteristik Televisi

Televisi sebagai media massa memiliki kelebihan sendiri dibandingkan dengan media massa lainnya. Namun bukan berarti lantas saling bersaing menjatuhkan satu sama lainnya, akan tetapi bebas mengisi dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimiliki masing-masing media massa tersebut, baik surat kabar, televisi maupun radio.10

Meskipun layar televisi dapat dipergunakan untuk tujuan lebih dari sekedar penghadiran gambar-gambar penyiaran (Broadcast Image), beberapa orang masih berpikir tentang “televisi” dengan

mengacu pada serangkaian program yang memancar luas melalui       

10 Graeme Burton, membincangkan televisi, Yogyakarta : Jalasutra, 2007, hal.8 

(16)

sederet channel atau saluran. Pandangan lain ihwal televisi adalah bahwa televisi merupakan aktivitas industri dan sebentuk teknologi.

Pandangan ini lebih tertarik pada masalah kontrol (dan kekuasaan) perusahaan-perusahan televisi, pada globalisasi, pada implikasi perubahan teknologi terhadap masyarakat (dan khalayak).

2.4 Program Televisi

Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan beragam jenisnya. Pada dasarnya apa saja bisa dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama program iu menarik dan disukai audien, dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum dan peraturan yang berlaku.11

2.4.1 Pengertian Program Televisi

Kata program berasal dari bahasa inggris programme yang berarti acara atau rencana. Undang-undang penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara tetapi menggunakan istilah siaran yang didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk. Program televisi mupakan segala hal

      

11 Fred Wibowo, teknik produksi program televisi, Yogyakarta : Pinus Book Publisher.2007, hal.17

(17)

yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiennya.12

2.4.2 Jenis Jenis Program Televisi

Genre (jenis) program itu sendiri terbagi-terbagi, antara lain :

Tabel 2.2

Jenis-jenis (genre) Program

Drama Non Drama News

Komedi Tragedi Cinta Legenda Horror

Musik Talk Show Game Show Variety Show Quiz

Feature News Documenter

Dalam program, sebagian besar dibagi menjadi dua jenis yaitu berita dan non berita. Yang dimaksud non berita adalah semua jenis acara yang bersifat hiburan baik itu dalam kategori drama ataupun non drama. Sedangkan yang masuk dalam jenis berita ialah yang berhubungan dengan hard news.

      

12 RM Soenarto, Programa Televisi, FFTV-IKJ Press, Jakarta, 2007

(18)

2.5 Sinetron Komedi

Televisi sebagai media yang paling akrab dengan masyarakat karena sifatnya yang audio visual itu, mempunyai pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan media cetak dan media elektronik.13 Sinetron adalah sinema elektronik, pertunjukan sandiwara (drama) dibuat khusus untuk penayangan di media elektronik seperti televisi. Sinetron merupakan salah satu media komunikasi massa pandang dan dengar. Pembuatannya melalui proses produksi yang panjang, dengan melibatkan banyak orang. Gambar diambil dengan menggunakan kamera elektronik dan direkam dengan menggunakan kaset video.

Dalam bahasa Inggris sinetron disebut soap opera sedangkan dalam bahasa Spanyol disebut telenovela.14

Sinetron dapat dimasukan kedalam salah satu kategori drama. Drama adalah jenis cerita fiksi yang bercerita tentang kehidupan dan prilaku manusia sehari-hari. Masih ada lima jenis drama yang dikenal, yaitu drama komedi, drama misteri, drama laga/action, melodrama, dan drama sejarah.15

Islam KTP termasuk kedalam drama komedi, jenis drama ini dapat digolongkan menjadi empat jenis lagi, yaitu :

      

13 Astrid S.Susanto, Komunikasi Massa, Bandung, Remaja Rosda Karya, 1996, hal 10

14 Sumber Wikipedia 2008, pengertian sinetron

15 Elizabeth Lutters, Kunci Sukses Dalam Menulis Skenario, Jakarta, 2004, hal 35-38

(19)

1. Komedi Situasi yaitu cerita lucu yang kelucuannya bukan berasal dari para pemain, melainkan karena situasinya.

2. Komedi Slaptic adalah cerita lucu yang diciptakan dengan adegan menyakiti para pemainnya, atau dengan gerak vulgar dan kasar.

3. Komedi Satire adalah cerita lucu yang penuh sindiran tajam.

4. Komedi Farce adalah cerita lucu yang bersifat dagelan atau sengaja menciptakan kelucuan-kelucuan dengan dialog dan gerak laku lucu.16

Dari keempat jenis drama diatas, sinetron komedi Islam KTP masuk kedalam komedi situasi.

Sinetron komedi merupakan satu genre yang terdiri dari karakter-karakter yang tetap didalam suatu format dimana terdapat satu atau lebih jalan cerita yang bersifat humor. Sinetron komedi merujuk pada pentingnya tokoh dalam memecahkan narasi tersebut, ciri tokoh itulah yang membuat kita tertawa, ciri yang juga kerap memunculkan masalah dan solusi.17

Sinetron komedi memiliki ciri-ciri yaitu :

1. Karakter tokoh yang tetap.

2. Terdapat konflik-konflik tertentu yang diangkat dalam cerita.

3. Diakhir cerita terdapat kesimpulan yang explicit dan implicit.

4. Menonjolkan karakter tertentu yang menjadi fokus cerita.

      

16 Ibid, hal 36

17 Grame Burton, Membincangkan Televisi : pengantar studi televisi, Jalasutra, Yogyakarta, hal 181

(20)

5. Jalan cerita habis dalam satu episode saja.

6. Tetap berkesinambungan.

7. “enesenble cost structure” karakter ini merupakan perpaduan sifat- sifat manusia pada umumnya.

Istilah drama digunakan untuk menggambarkan segala aksi dari sebuah sandiwara yang lebih bias, dengan “komedi” berarti sandiwara lebih bersifat

“lucu” dari pada hanya sekedar happy ending. Perpaduan antara genre drama dan genre komedi disebut “komedi drama”.

2.6 Khalayak

Istilah khalayak media berlaku universal dan secara sederhana dapat diartikan sebagai sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar, pemirsa, penonton dari berbagai media. Kumpulan ini disebut sebagai khalayak dalam bentuk yang paling dikenali dan versi yang diterapkan dalam hampir seluruh penelitian media itu sendiri. Calusse (1968) menunjukan beberapa kerumitan untuk membedakan beberapa kadar keikutsertaan dan keterlibatan khalayak.

1. Khalayak yang pertama dan terbesar adalah populasi yang tersedia untuk menerima tawaran komunikasi tertentu. dengan demikian semua yang memiliki pesawat televisi adalah audiens televisi dalam artian tertentu.

2. Khalayak kedua merupakan khalayak yang menerima hal-hal yang ditawarkan dengan kadar yang berbeda-beda seperti pemirsa televisi regular, pembeli surat kabar dan sebagainya.

(21)

3. Khalayak ketiga adalah khalayak yang mencatat penerimaan isi pesan masih dalam bagian lebih kecil yang mengedepankan pesan yang ditawarkan.18

Khalayak adalah penerima, sasaran, pendengar, decoder, dan komunikan19. Khalayak secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Khalayak yang merupakan faktor penentu keberhasilan komunikasi. Karena komunikator tentunya patokan keberhasilan upaya yang ia lakukan itu adalah apabila pesan-pesan yang disampaikan melalui saluran/medium yang dapat diterima/sampai ke khalayak sasaran.

Dipahami dan mendapatkan tanggapan positif dalam arti sesuai dengan harapan si komunikator.

2.6.1 Karakteristik Khalayak

1. Khalayak sebagai penggarap informasi

Pada dasarnya proses penggarapan informasi yang terjadi pada pihak penerima (khalayak) bersifat “selektif”. Pihak penerima pesan pada saat berhadapan dengan “bentuk informasi” tertentu akan melakukan decoding (pemecahan kode-kode pesan). Sehingga tidak seluruh isi informasi akan dapat diserap oleh si penerima secara utuh.

2. Khalayak sebagai Problem Solver       

18 Dennis McQuail, Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Erlangga. Jakarta. 1996 hal 203

19 JB Wahyudi, Dasar-dasar Jurnalistik Radio dan Televisi. Pustaka Umum. Jakarta. 1996 hal 9 

(22)

Khalayak jelas tidak terlepas dari permasalahan kehidupan yang dihadapi mereka masing-masing. Mereka juga akan selalu berupaya mencari jalan pemecahannya. Tujuan optimal tertentu meniadakan keseluruhan permasalahan. Tujuan minimal meringankan beban yang timbul oleh permasalahan yang ada.

3. Khalayak sebagai Mediator

Pada dasarnya proses penyebaran informasi tidak berhenti pada khalayak sasaran langsung sebagai barisan pertama. Proses penyebaran informasi yang demikian ini lazim disebut sebagai multi step communication.

4. Khalayak yang mencari pembela

Pada suatu waktu seseorang dapat mengalami krisis keyakinan dan diliputi rasa ketidakpastian. Hal ini bisa terjadi karena adanya sesuatu yang baru yang mempengaruhi keyakinannya atau karena faktor-faktor lainnya.

5. Khalayak sebagai anggota kelompok

Sebagai makhluk sosial, seseorang individu juga terikat oleh nila-nilai kelompok yang diikutinya baik secara formal maupun informal.

6. Khalayak sebagai kelompok

Secara sosiologis, masyarakat terdiri dari kelompok-kelompok orang yang mempunyai ciri-ciri tertentu. Ciri-ciri ini bisa menyangkut cirri demografis

(23)

seperti jenis kelamin, usia, pekerjaan, asal kesukaan, dan lain-lain dan bisa juga cirri lain yang nondemografis seperti nilai-nilai, ideologis, orientasi, kesukaan/hobi, dan lain-lain.

7. Selera Khalayak

Adalah manusiawi sifatnya apabila tiap orang mempunyai selera yang berbeda satu sama lainnya. Dalam kaitannya dengan media massa tercetak seperti surat kabar dan majalah misalnya selera khalayak ini bisa menyangkut aspek-aspek jenis isi informasi, teknik penyajian, ataupun bentuk/formatnya.

8. Khalayak sebagai khalayaknya satu medium

Boleh jadi sejumlah orang dalam masyarakat telah menjadi khalayak yang setia dari satu atau beberapa media massa tertentu. Tingkat aktifitas terhadap media massa tersebut sudah sedemikian kuatnya sehingga sulit untuk beralih atau berpindah ke media massa lainnya.20

2.7 Teori Stimulus Respons ( S- R )

Teori Stimulus Respons adalah teori atau model komunikasi yang paling mendasar dan sederhana. Model ini mengingatkan kita bahwa apabila ada aksi maka akan timbul reaksi. Contohnya, si Alvin tersenyum kepada Dara, kemudian Dara membalas tersenyum pula itu merupakan pola Stimulus Respons (S-R).

      

20 Ibid.

(24)

Proses ini merupakan bentuk pertukaran informasi yang dapat menimbulkan efek untuk mengubah tindakan komunikasi (communication act).

Model Stimulus Respons (S-R) mengasumsikan bahwa prilaku individu karena stimulus yang datang dari luar dirinya, bukan atas dasar motif dan sikap yang dimiliki.

Model ini juga beranggapan bahwa kata-kata verbal, tanda-tanda nonverbal, gambar-gambar, dan tindakan akan merangsang orang lain untuk memberikan respon dengan cara tertentu. Kita dapat juga mengatakan bahwa proses ini merupakan perpindahan informasi ataupun gagasan. Proses ini dapat berupa timbal balik dan mempunyai efek yang banyak. Setiap efek dapat merubah perilaku dari komunikasi.21

STIMULUS RESPONS

Gambar Model Stimulus Respons (S-R)22

 

      

21 Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, PT. Gramedia Widiasarna Indonesia, Jakarta 2004, Hal : 13-15

22John C. Zacharis and Coleman C. Bender. Speech Communication: A Rational Approach. New York: John Wiley, 1976, Hal:35

Referensi

Dokumen terkait

Penerimaan Terhadap Program KB.. KESIMPULAN DAN

perawatan dan pengobatan pasien sebagaimana yang telah diupayakan oleh para tenaga kesehatan dan pihak terkait. Lembar ini harus ditandatangani oleh dokter yang merawat

Dalam pelaksanaan Pembangunan Nasional segenap kemampuan modal dan potensi dalam negeri harus dimanfaatkan dengan disertai kebijaksanaan serta langkah-langkah guna membantu,

Saat lampu sudah menyala maka sensor LDR disini akan mendeteksi keadaan intensitas cahaya sekitar dan nilai keluaran LDR ini akan masuk ke ADC internal pada

Kegiatan pengabdian pada masyarakat dengan judul ““Upaya Pencegahan Penyakit Kulit pada Bayi melalui Penyuluhan Perawatan Kulit” yang telah dilaksanakan di Pos

Dari hasil penelitian Studi Tentang Kontrol Nada Dalam Pembelajaran Vokal Tingkat Dasar di Purwa Cakara Music Studio Cimahi dapat disimpulkan bahwakemampuan guru

Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan konseling eksistensial humanistik dengan teknik meditasi dapat

Waktu Sumber Belajar Teknik Bentuk Instrum en Contoh Instrumen 6.1 Menjelaskan pengertian sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah Macam- macam sujud 1!.