• Tidak ada hasil yang ditemukan

*Bidang Minat Epidemiologi *, Fakultas Kesehatan Masyarakat*, Universitas Sam Ratulangi*

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "*Bidang Minat Epidemiologi *, Fakultas Kesehatan Masyarakat*, Universitas Sam Ratulangi*"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK, AKTIFITAS FISIK DAN KONSUMSI ALKOHOL PADA LAKI-LAKI USIA ≥ 18 TAHUN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI DESA PULISAN TAHUN 2017

Indah Hamadi*, Grace D. Kandou*,Afnal Asrifuddin*

*Bidang Minat Epidemiologi *, Fakultas Kesehatan Masyarakat*, Universitas Sam Ratulangi*

ABSTRAK

Menurut World Health Organization pada tahun 2013 hipertensi merupakan penyebab utama kematian didunia yaitu sebesar 45% dari kematian jantung dan di Indonesia penyakit hipertensi sebesar 25,8%. Hipertensi menduduki peringkat kedua di Sulawesi Utara pada tahun 2016 dengan jumlah kasus 24.965 dan di Kabupaten Minahasa Utara sebesar 2.389. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan merokok, aktifitas fisik, dan konsumsi alkohol dengan kejadian di Desa Pulisan Kecamatan Likupang Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2017. Jenis penelitian ini yang digunakan observasional analitik dengan desain Cross Sectional Study (study potong-lintang) dilaksanakan di Desa Pulisan 2017. Pengambilan sampel yang digunakan 94 responden dengan tingkat kepercayaan 95% dan α = 0,05. Penderita Hipertensi sebanyak 73,4% responden yang tidak menderita hipertensi sebanyak 26,6 responden yang memiliki kebiasaan merokok sebanyak 91,5% responden dan yang tidak memiliki kebiasaan merokok 8,5%, melakukan aktifitas fisik sebanyak 5,3% responden, mengkonsumsi alkohol sebanyak 88,8% responden dan tidak mengkonsumsi alkohol sebanyak 11,7 responden. Terdapat hubungan antara kebiasaan merokok, aktifitas fisik, dan konsumsi alkohol pada laki-laki usia ≥18 tahun dengan kejadian hipertensi di Desa Pulisan Tahun 2017

Kata Kunci: Hipertensi, Kebiasaan Merokok, Aktifitas Fisik, Konsumsi Alkohol

ABSTRACT

According to the World Health Organization, in 2013 hypertension, which is categorized as a heart disease, is the leading cause of death in the world, which is in the amount of 45% of all cases. In Indonesia itself, hypertension is in the amount of 25.8%. In 2016, hypertension ranked second as the most dangerous disease in North Sulawesi with 24.965 cases. The north Minahasa Regency had 2,389 cases in particular. This study was conducted to determine the relationship between smoking habit, physical activity, and alcohol consumption with hypertension accurrence in Pulisan Village, Likupang Sub-district, North Minahasa Regency in 2017. This type of research uses the observasional analytical method using Cross Sectional Study design conducted in Desa Pulisan in 2017. The sampling involved 94 respondents with 95% confidence level and α = 0,05.

As much as 73,4% of respondents suffered hypertension, while 26.6% of respondents did not suffer hypertension. Meanwhile, as much as 91.5% of respondents had a habit of smoking while 8.5%

did not. As much as 94.7% of the respondents performed physical avctivities while 5.3% of them did not. As much as 88.8% of the respondents consumed alcohol while 11,7% respondents did not.

Conclusion: There is relationship between smoking habit, physical activity, and alcohol consumption in men aged ≥18 years with the occurrence of hypertension in Pulisan Village in 2017.

Keywords: Hypertension, Smoking Habit, Physical Activity, Alcohol Consumption

(2)

2 PENDAHULUAN

Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan salah satu penyebab utama kematian di dunia, 56 juta kematian yang terjadi pada tahun 2012 ada 68%

yang bertanggung jawab menurut (WHO,2014). Penyakit Tidak Menular menjadi masalah sangat serius pada saat ini yaitu hipertensi (Triyanto, 2014).

Dari kematian penyakit jantung dengan total mortalitas penyakit, Hipertensi bertanggung jawab 45% dari penyakit jantung dengan 51% total mortalitas kematian akibat stroke (WHO, 2013)

Berdasarkan data World Health Organisation (WHO, 2011) menunjukan salah satu penyebab kematian yaitu penyakit hipertensi. Penderita hipertensi dari 50% yang diketahui mendapat pengobatan hanya 25%, yang diobati dengan baik tiap tahunya dan hanya 12,5%, dan di seluruh dunia terdapat 7 juta orang yang meninggal akibat hipertensi. Berdasarkan data WHO di seluruh dunia,

sekitar 972 juta orang atau 26,4%

penghuni bumi menginap hipertensi, angka ini kemungkinan akan terjadi peningkatan menjadi 29,2% di tahun 2025.

Menurut Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 prevalensi nasional pada penduduk umur 18 tahun keatas, hipertensi di Indonesia adalah sebesar 25,8 %. Prevalensi hipertensi di

Indonesia terdiagnosis melalui kuesioner tenaga kesehatan yang sudah diperoleh sebesar 9,4% dan terdapat 9,5% sedang minum obat. Jadi 0,1 % yang meminum obat sendiri. Responden yang sedang meminum obat hipertensi 26,5%

walaupun mempunyai tekanan darah normal. Prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 26,5 %. (Kemenkes RI, 2013).

Data prevalensi hipertensi di Provinsi Sulawesi Utara, Kabupaten Minahasa Utara Kecamatan Likupang berdasarkan surveilans berbasis puskesmas pada tahun 2016 penyakit hipertensi masuk peringkat ke dua dengan jumlah kasus sebesar 2,389.

Berdasarkan data-data diatas penulis tertarik melakukan penelitian antara kebiasaan merokok, aktivitas fisik, dan konsumsi alkohol dengan kejadian hipertensi di Desa Pulisan Kecamatan Likupang Kabupaten Minahasa Utara.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini yang digunakan yaitu observasional analitik dengan desain penelitian Cross Sectional Study (study potong-lintang)Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Mei Tahun 2017 di Pulisan Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara. Populasi dari penelitian ini yaitu seluruh laki-laki berusia 18 tahun ke atas.

(3)

3 HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Karateristik Responden

Karateristik Responden Frekuensi % Umur

18-25 7 7,4

26-35 23 24,5

36-45 27 28,7

45-55 32 34,0

56-65 5 5,3

Pendidikan

SD 19 20,0

SMP 41 43,6

SMA 32 34,0

S1 2 2,1

Pekerjaan

Nelayan 34 36,2

Petani 23 24,5

PNS 2 2,1

Swasta 35 37,2

Karakteristik Responden Usia 45-55 tahun yaitu sebanyak 32 laki-laki dengan presentase (34,0%) dan yang paling sedikit berada pada usia 56-65 tahun dengan presentase (5,3%). Umur merupakan variabel yang penting karena angka kesakitan dan angka kematian.

Umur juga dapat mempengaruhi status kesehatan karena ada kecenderungan penyakit menyerang umur tertentu.

Kategori umur menurut Depkes RI (2009)

Tingkat pendidikan responden sebagian besar adalah Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 41 orang (43,6%), tingkat pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 32 orang(34,0%), kemudian tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD) sebanyak 19 orang (20,0%) dan tingkat pendidikan Strata 1 (S1) sebanyak 2 orang (2,1%). Responden dalam

penelitian ini paling banyak berpendidikan SMP dan paling sedikit S1 atau disebut Strata 1. Hampir semua belum pernah mendapatkan edukasi atau informasi kesehatan tentang pemeriksaan hipertensi. Padahal pendidikan dapat menjembatani informasi kesehatan dan tindakan kesehatan (Ahmadi, 2014)

Sebagian besar pekerjaan responden adalah nelayan dan swasta sebanyak 35 responden (36,2%), sedangkan jenis pekerjaan sebagai petani 23 responden dengan presentase (24,5%), PNS memiliki jumlah yaitu 2 dengan presentase (2,1%). Pekerjaan juga merupakan variabel yang dapat dilihat hubungannya dengan angka kesakitan atau kematian, dimana jenis pekerjaan bisa menyebabkan timbulnya penyakit melalui dengan beberapa cara yaitu adanya faktor risiko dan

(4)

4 lingkungan kerja, selain itu penghasilan dan pekerjaan dapat terjadi penyakit misalnya status sosial ekonomi rendah biasanya kurang memahami mengenai kesehatan, tidak mampu membeli makanan yang bergizi, tidak mampu membeli obat, dan tidak bisa mengakses pelayanan kesehatan. (Maryani dan Muliani, 2010)

Tabel 2 .Karateristik Variabel Penelitian Variabel Frekuensi % Hipertensi

Ya 69 7,4

Tidak 25 24,5

Kebiasaan Merokok

Ya 86 34,0

Tidak 8 5,3

Aktifitas Fisik

Kurang Aktif 5 20,0

Aktif 89 94,7

Konsumsi Alkohol

Ya Tidak

83 11

88,3 11,7 Hipertensi yang paling banyak terdapat pada kelompok ya dengan 69 responden (73,4%) Presentase dan yang paling sedikit terdapat pada kelompok tidak Hipertensi yaitu 25 responden (26,6%) presentase. Gaya hidup yang tidak sehat seperti kebiasaan merokok, kurangnya aktivitas fisik, dan mengkonsumsi alkohol secara berlebihan menjadi penyebab hipertensi di Desa Pulisan. Prevalensi di Indonesia yang dapat melalui pengukuran pada kelompok umur ≥18 tahun tergolong

cukup tinggi, data Riskesdas (2013) setiap propinsi di Indonesia daerah pesisir memiliki prevalensi lebih tinggi dibagian perdesaan dibandingkan masyarakat yang tinggal dikota.

Kebiasaan merokok yang paling banyak terdapat pada kelompok yang memiliki kebiasaan merokok yaitu 86 responden (91,5%) Presentase dan yang paling sedikit terdapat pada kelompok tidak memiliki kebiasaan merokok yaitu 8 responden (8,5%) presentase.

Merokok merupakan kebiasaan orang yang menghisap batang rokok yang dilakukan beberapa alasan ingin coba- coba, ikut-ikutan kepada orang tua/orang dewasa. Banyak sekali orang yang merokok tetapi tidak mengetahui efek atau dampak dari rokok tersebut.

Kebanyakan laki-laki di Desa Pulisan memiliki kebiaaan merokok karena bisa membuat mereka lebih semangat menjalankan aktivitas mereka, bahkan ada yang mengatakan jika mereka tidak merokok membuat mereka menjadi tidak fokus dalam pekerjaan.

Aktifitas fisik yang paling banyak terdapat pada kelompok aktif dengan 89 responden (94,7%) dan yang paling sedikit terdapat pada kelompok kurang aktif melakukan aktivitas fisik yaitu 5 responden (5,3%). Aktifitas Fisik merupakan suatu bentuk gerakan yang dilakukan oleh otot-otot rangka untuk mengeluarkan tenaga seperti melakukan

(5)

5 suatu pekerjaan. Responden di pulisan sering melakukan aktifitas fisik yang berat disebabkan ada hubungannya dengan pekerjaan mereka masing- masing contohnya petani dan pekerja tambang yang banyak memerlukan aktifitas fisik yang berat. Pulisan salah satu desa dengan masyarakat yang memiliki pekerjaan dengan menguras aktifitas fisik yang berat karena masyarakat laki-laki yang berada di pulisan paling besar pekerjaan mereka banyak menghabiskan waktu

Konsumsi alkohol yang paling banyak terdapat 83 responden (88,3%) dan yang paling sedikit terdapat pada kelompok tidak konsumsi alkohol yaitu 11 responden (11,7%). Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Pulisan Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara diketahui bahwa Minahasa Utara khususnya pulisan jika membuat acara-acara besar contohnya perkawinan, perayaan ulang tahun, minuman cap tikus atau arak harus ada dengan alasan untuk mendukung memeriakan acara, bagaiamana tidak mendapatkan hipertensi acara apapun itu suka atau duka cap tikus selalu ada bahkan sudah menjadi kebiasaan masyarakat Desa Pulisan.

Tabel 3. Analisis Hubungan Antara Variabel

Analisis Hubungan antara Kebiasaam Merokok dengan hipertensi

67 dari 86 (71,3%) kebiasaan merokok menderita hipertensi dan sebanyak 6 dari 8 responden yang tidak mengalami kebiasaan merokok. Hasil pengujian hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi yang dilakukan dengan menggunakan uji chi square dengan menggunakan batas signifikansi 0,05, nilai signifikansi yang di dapatkan yaitu 0,004 kurang dari 0,05. Hal ini berarti bahwa H1 di terima dan H0 di tolak atau terdapat hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadiaan hipertensi di Desa Pulisan, penelitian ini sejalan oleh Wowor (2014) di Kecamatan Tumpaso mengatakan paling banyak yang mengalami hipertensi pasien dengan mengkonsumsi rokok sampai 70%. Riskesdas 2013 menunjukkan bahwa proporsi perokok di Indonesia masih cukup tinggi (29,3%) dengan kebiasaan merokok setiap hari, sedangkan untuk Sulawesi Utara masuk dalam peringkat 14 secara Nasional untuk proporsi perokok setiap harinya.

(6)

6 Analisis Hubungan antara Aktifitas Fisik dengan hipertensi

1 (20,0%) dari 5 responden yang kurang aktif melakukan aktifitas fisik, ada 80 dari 89 responden yang aktif melakukan aktivitas fisik mengalami hipertensi.

Hasil pengujian hubungan antara aktifitas fisik dengan kejadian hipertensi yang dilakukan dengan menggunakan uji chi square diperoleh nilai p=0,001 (p-value > 0,05). Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak yang artinya ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi di Desa Pulisan. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa H1 diterima yang artinya ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi di Desa Pulisan.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa kurangnya aktifitas fisik lebih cenderung berpotensi untuk terjadinya hipertensi dan lebih berisiko sebesar 1,02 kali dibanding orang yang tidak melakukan aktivitas fisiknya.

Kurangnya aktifitas fisik akan meningkatkan daya tahan tubuh menjadi lemah dan lesuh sehingga semua penyakit dengan gampang menyerang

tubuh kita contohnya hipertensi.

Penelitian ini sejalan oleh Sihombing (2010) terjadi hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi, bahwa kurang beraktifitas fisik akan mengalami risiko hipertensi. Penelitian ini sama dengan (Sutanto, 2010; Wahiduddin, dkk 2013) Tingginya aktivitas fisik dipulisan karenakan pekerjaan masyarakat khususnya laki-laki di Desa Pulisan cukup tinggi sehingga rata-rata laki-laki yang berada di Desa Pulisan banyak melakukan aktifitas fisik.

Analisis Hubungan antara Aktifitas Fisik dengan hipertensi

Berdasarkan data yang menunjukan sebanyak 66 dari 83 responden (70,2%) yang konsumsi alkohol menderita hipertensi dan sebanyak 8 dari 11 responden yang tidak konsumsi alkohol.

Hasil pengujian hubungan antara konsumsi alkohol dengan kejadian hipertensi yang dilakukan dengan menggunakan uji chi square dengan menggunakan batas signifikansi 0,05, nilai signifikansi yang di dapatkan yaitu 0,001 kurang dari 0,05. Hal ini berarti bahwa H1 di terima dan H0 di tolak atau

(7)

7 terdapat hubungan antara konsumsi alkohol dengan kejadiaan hipertensi di Desa Pulisan. Hasil ini sama halnya dengan penelitian Oroh (2013) bahwa ada hubungan antara konsumsi alkohol dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Tumaratas Kecamatan Langowan Kabupaten Minahasa tahun 2013, jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Berdasarkan uji statistik hasil analisis antara konsumsi alkohol dengan kejadian hipertensi diperoleh nilai p=0,000.hal ini menunjukan bahwa konsumsi alkohol ada hubungan dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Tumaratas yang dihasilkan nilai OR yaitu 4,378 (CI 95% =1,864-10,285) ini berarti menunjukan mengkonsumsi alkohol memiliki peluang yang 4,378 kali lebih besar mengidap hipertensi dibandingkan responden yang tidak mengkonsumsi alkohol.

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Desa Pulisan tentang hubungan antara kebiasaan merokok, aktivitas fisik, dan konsumsi alkohol pada laki-laki sia ≥18 tahun dengan kejadian hipertensi di Desa Pulisan Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2017, kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi

di Desa Pulisan Kabupaten MinahasaUtara

2. Ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi di Desa Pulisan Kabupaten MinahasaUtara 3. Ada hubungan antara konsumsi

alkohol dengan kejadian hipertensi di Desa Pulisan Kabupaten MinahasaUtara

SARAN

Dari kesimpulan diatas maka dapat uraikan saran sebagai berikut:

1. Bagi masyarakat.

Disarankan bagi masyarakat kali- laki yang berada di wilayah Desa Pulisan agar lebih memperhatikan pola hidup yang baik termasuk merubah pola hidup kebiasaan merokok, aktivitas fisik, dan konsumsi alkohol agar membiasakan pola hidup yang lebih sehat dengan bebasnya asap rokok, sering melakukan olahraga, berhenti meminum beralkohol.

2. Bagi Puskesmas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan kepada pihak puskesmas untuk kemudian dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam penentuan kebijakan-kebijakan dibidang kesehatan khususnya penyakit hipertensi. Puskesmas juga diharapkan dapat meningkatkan

(8)

8 fungsi Preventif dan Promotif kepada masyarakat tekait dengan pentingnya penanggulangan penyakithipertensi pada masyarakat secara umum khusunya laki-laki yang ada di Desa Pulisan.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, I.K, dan Amri, S. 2014.

Pengembangan dan Model Pembelajaran Tematik Integratif.

Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya Departemen Kesehatan. 2009. Sistem

Kesehatan Nasional: Bentuk dan Cara Pembangunan Kesehatan Jakarta: Departemen Kesehatan RI Kementrian Kesehatan 2007. Laporan

Nasional Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007. Badan Litbangkes, Depkes RI : Jakarta Kementrian Kesehatan 2013. Laporan

Nasional Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Badan Litbangkes, Depkes RI : Jakarta Mariani, L., Muliani, R. 2010.

Epidemiologi

Kesehatan.Yogyakarta: Graha Ilmu Oroh, D. 2013. Hubungan Antara

Kebiasaan Merokok dan Konsumsi Alkohol Dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasiem Poliklinik Umum di Puskesmas Tumaratas Kec.Langowan Barat Kab.

Minahasa, (online)

(http://fkmunsrat.ac.id/wp-

content/uplods/2013/08/Jurnal- Diyan-Nina-A-Oroh-091511117- EPID, Pdf, diakses Juni 2017

Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara

Profil Kesehatan Puskesmas Likupang 2016

Sihombing, M, 2010. Hubungan Perilaku Merokok, Konsumsi Makanan atau Minuman. Dan Aktivitas Fisik dengan Penyakit Hipertensi Pada Responden Obes Usia Dewasa Di Indonesia. (online) Majalah Kedokteran Indonesia,

Volume: 60 Nomor: 9

(Http://Indonesia,digitaljournals.org/

index.php/idmed/article/viewfile/73 7/740, diakses Juni 2017)

Sutanto, 2010. Cekal (Cegah dan Tangkal) Penyakit Modern:

Hipertensi, Stroke, Jantung, Kolesterol, dan Diabetes (Gejala- gejala dan Pengendalian), Yogyakarta : Andi (diakses pada 27 maret 2017)

World Health Organization 2013. A.

Global Brief On Hypertension.

Genewa, Switzerland 2013

World Health Organization 2014.Global Status Report on alcohol and health 2014. Genewa, Switzerland

World Health Organization. 2011.

Noncommunicable Diseases.

Genewa, Switzerland

Gambar

Tabel 3.   Analisis  Hubungan  Antara  Variabel

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan penelitian adalah: (1) pengetahuan responden di wilayah kerja Puskesmas Colomadu 1 tentang gangguan jiwa mayoritas adalah termasuk kategori pengetahuan cukup, (2)

Persepsi siswa terhadap kompetensi profesional guru agama akan berhubungan erat dengan intensitas belajar mereka pada mata pelajaran pendidikan agama Islam, maka dari

Berdasarkan Rencana Struktur Ruang di RTRW Kota Padang Tahun 2010 – 2030 Koridor Ampang termasuk kedalam Pusat Kota bagian tengah yaitu Pusat Kota Lama

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh interaksi yang nyata antara isolat mikroba pelarut fosfat dengan dosis pupuk P terhadap P tersedia,

Bila Jusoh mengaku bahawa ia sangat berminat untuk memperisterikan Melor, tentulah dirasakan begitu keterlaluan dan bercanggah dengan sifatnya sebagai orang agama. Jusoh

1) Anak akan mengalami trauma psikososial akut. Kosa kata ”Polisi”, ”Jaksa”, ”Hakim”, ”Sidang Pengadilan” adalah teror mental yang meruntuhkan struktur

Setelah semua pertanyaan dalam sistem telah terjawab dengan benar oleh dokter maka akan muncul diagnosis penyakit gigi sementara dengan penyakit fraktur gigi yang

Piretrum ( Chrysanthemum cinerarii- folium Trev.) merupakan salah satu tanaman yang berpotensi sebagai pestisida nabati. Keterbatas-an informasi pemupukan pada tanaman