• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP FISIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI SUHU DAN KALOR DI SMA NEGERI 10 GOWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP FISIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI SUHU DAN KALOR DI SMA NEGERI 10 GOWA"

Copied!
180
0
0

Teks penuh

(1)ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP FISIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI SUHU DAN KALOR DI SMA NEGERI 10 GOWA. SKRIPSI. Oleh. SURYA SUTRIANA 105391108516. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA 2021.

(2) ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP FISIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI SUHU DAN KALOR DI SMA NEGERI 10 GOWA. SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Oleh. SURYA SUTRIANA 105391108516. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA 2021. i.

(3) ii.

(4) iii.

(5) iv.

(6) v.

(7) MOTTO DAN PERSEMBAHAN. setiap hari adalah belajar. tidak ada waktu terbuang hanya untuk belajar dan belajar. Skripsi ini saya persembahkan untuk Orang-yang saya sayangi dan cintai yaitu, berkat do’a dan dukungan mereka sehingga saya bisa sampai pada titik ini. Setiap nasehat selalu diberikan agar saya selalu semangat dan berjuang selama menjalankan pendidikan. Selalu ku yakini bahwa do’a ibu adalah yang paling mujarab.. vi.

(8) ABSTRAK. Surya Sutriana. 2021. Analisis Pemahaman Konsep Fisika Peserta Didik pada Materi Suhu dan Kalor di SMA Negeri 10 Gowa. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Nurlina dan Yusri Handayani Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemahaman konsep fisika pada materi suhu dan kalor peserta didik di SMA Negeri 10 Gowa. Jenis Penelitian yang digunakan yaitu Deskriptif Kuantitatif. Penelitian ini menggunakan instrumen istrumen tes diagnostik two-tier multiple choice tertutup. Hasil analisis dari penelitian yang diperoleh peserta didik kelas XI MIA 2 SMA Negeri 10 Gowa berada pada kategori sangat tinggi untuk aspek pemahaman translasi dengan ratarata 88,60, pada aspek pemahaman interpretasi berada pada kategori sedang dengan rata-rata 44,70 sedangkan pada aspek pemahaman ekstrapolasi berada pada kategori tinggi dengan rata-rata 72,7. Berdasrkan penelitian yang telah dilaksanakan pada peserta didik kelas XI MIA 2 di SMA Negeri 10 Gowa pada materi suhu dan kalor bahwa pemahaman konsep fisika peserta didik pada materi suhu dan kalor di SMA Negeri 10 Gowa berada pada kategori tinggi yaitu 65,88.. Kata Kunci : Pemahaman Konsep, Translasi, Interpretasi, Ekstrapolasi. vii.

(9) KATA PENGANTAR. Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta Alam, penulis panjatkan kehadirat-Nya. Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada baginda Nabi besar Muhammad SAW, Serta para sahabat, keluarga, dan orang-orang yang senantiasa mencari Ridha hingga akhir zaman. Skripsi dengan judul “Analisis Pemahaman Konsep Fisika Peserta Didik pada Materi Suhu dan Kalor di SMA Negeri 10 Gowa” diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Berbekal dari kekuatan dan ridha dari Allah SWT semata, maka penulisan skripsi ini dapat terselesaikan meski dalam bentuk yang sangat sederhana. Tidak sedikit hambatan dan rintangan yang penulis hadapi, akan tetapi penulis sangat menyadari sepenuhnya bahwa tidak ada keberhasilan tanpa kegagalan. Ucapan terima kasih dan penghargaan istimewa juga penulis sampaikan kepada bapak Dr. Nurlina, S.Si., M.Pd dan Ibu Yusri Handayani, S.Pd., M.Pd selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan, arahan dan semangat kepada penulis sejak penyusunan proposal hingga terselesainya skripsi ini. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-setingginya kepada : Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar. Bapak Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D,. viii.

(10) selaku Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar. Ibu Dr. Nurlina, S.Si., M.Pd dan Bapak Ma’ruf S.Pd., M.Pd , selaku Ketua dan Sekertaris Prodi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar, Ibu Yusri Handayani, S.Pd., M.Pd selaku Penasehat Akademik, serta Bapak dan Ibu dosen Prodi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah mengajar dan mendidik mulai dari semester awal hingga penulis menyelesaikan studinya di Perguruan Tinggi ini. Bapak Murtala, S.Pd., M.Si selaku kepala sekolah SMA Negeri 10 Gowa yang telah memberikan izin penulis mengadakan penelitian sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Ibu Sri Yahyuni, S.Pd selaku guru bidang studi mata pelajaran fisika di SMA Negeri 10 Gowa, yang telah memberikan izin kepada penulis mengadakan penelitian sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Peserta didik kelas XI MIA 2 dan XI MIA 3 SMA Negeri 10 Gowa atas kesediaannya menjadi subjek penelitian sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Selanjutnya ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan terima kasih kepada teman-teman seperjuangan DISPERSI 2016, khususnya teman-teman DISPERSI C dan Keluarga Tercemar. Sahabatku Raden Dwi Hasriani, Nurul Maulinda, Juharni, Wahdah Anugrah Yusuf, Nirwana, Nurdilla, Rasmayanti dan semua pihak yang telah memberikan bantuan yang tidak sempat disebutkan satu persatu atas segala bantuan dukungan dan perhatiannya mendengarkan keluh kesah penulis sehingga penulis semangat menyelesaikan skripsi ini. Teristimewa dan tersayang penulis sampaikan ucapan terima kasih yang tulus untuk kedua orang tua tercinta Ayahanda H. Sutta dan Ibunda Hj. Nahariah. ix.

(11) serta kakakku Suhartina, Sulfitri dan adikku Sulkahfi atas segala pengorbanan dan do’a yang begitu tulus yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyelesaian studi akhir ini, walaupun dengan berbagai rintangan dan cobaan. Semoga apa yang mereka berikan kepada penulis mendapatkan kebaikan dan keberkahan di dunia dan di akhirat. Dengan pertolongan yang maha kuasa, yang hadir lewat uluran tangan serta dukungan dan do’a dari orang-orang yang tulus mendoakan penulis, karenanya penulis ucapkan terima kasih yang tidak terhingga atas segala bantuan spritualnya yang telah diberikan dalam menyelesaikan skripsi ini. Akhirnya, sebagai penutup penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata kesempurnaan, karena sebagai manusia yang hina dini dan ingin berjuang untuk mencapai kesempuraannya. Oleh karena itu penulis masih serta-merta mengharapkan kritikan demi untuk mengembangkan wawasan penulis kedepannya. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan ridha-Nya kepada kita semua, Amin. Billahi Taufiq Walhidayah Wassalamu Alaikum Wr. Wb. Makassar,. Agustus 2021. Penulis. Surya Sutriana. x.

(12) DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL .................................................................................. i LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ ii PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................. iii SURAT PERNYATAAN ........................................................................... iv SURAT PERJANJIAN ............................................................................... v MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. vi ABSTRAK .................................................................................................. vii KATA PENGANTAR ................................................................................ viii DAFTAR ISI .............................................................................................. xi DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiv DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xv BAB I LATAR BELAKANG A. Latar Belakang............................................................................. 1 B. Rumusan Masalah........................................................................ 4 C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 4 D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Pemahaman Konsep .................................................. 6 B. Ciri-Ciri Pemahaman Konsep ..................................................... 10 C. Aspek-aspek Pemahaman Konsep ............................................... 11 D. Pemahaman Konsep Fisika ........................................................ 14 E. Penelitian Relevan ...................................................................... 16 F. Kerangka Pikir ............................................................................ 17 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian .......................................................................... 20 B. Populasi dan Sampel ................................................................... 20 C. Prosedur Penelitian ..................................................................... 20 D. Definisi Operasional Variabel ..................................................... 22 E. Instrumen Penelitian .................................................................. 22 F. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 27 xi.

(13) G. Teknik Analisis Data................................................................... 28 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ........................................................................... 31 B. Pembahasan ............................................................................... 39 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................. 44 B. Saran ........................................................................................... 44 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 45. xii.

(14) DAFTAR TABEL Tabel Halaman 3.1 Uji Gregory ............................................................................................... 23 3.2 Hasil Uji Validasi Instrumen Tes Pemahaman Konsep Fisika .................... 24 3.3 Kriteria Tingkat Reliabilitas Item .............................................................. 25 3.4 Jumlah item tiap aspek pemahaman pada instrumen tes pemahaman konsep fisika ............................................................................................ 26 3.5 kriteria tingkat kesukaran soal ................................................................... 27 3.6 Kriteria DayaPembeda .............................................................................. 28 3.7 Kategori Skor tes diagnostik two tier Multiple Choice ............................... 29 3.8 Kriteria persentase pemahaman konsep ..................................................... 29 4.1 Analisis Statistik Deskriptif Pemahaman Konsep Fisika Peserta didik pada Materi Suhu dan Kalor di SMA Negeri 10 Gowa ............................. 31 4.2 Ditribusi frekuensi dan persentase kategori pemahaman konsep fisika peserta didik pada materi suhu dan kalor di SMA Negeri 10 Gowa .......... 32 4.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Kategori Aspek Pemahaman Translasi 33 4.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Kategori Aspek Pemahaman Interpretasi ............................................................................................... 35 4.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Kategori Aspek Pemahaman Ekstrapolasi ............................................................................................. 36 4.6 Rata-rata setiap aspek pemahaman konsep ................................................ 37. xiii.

(15) DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 2.1 Kerangka Pikir ......................................................................................... 19 4.1 Diagram distribusi persentase berdasarkan pengkategorian skor hasil tes pemahaman konsep peserta didik untuk aspek pemahaman ...................... 33 4.2 Diagram distribusi persentase berdasarkan pengkategorian skor hasil tes pemahaman konsep peserta didik untuk aspek pemahaman translasi ... 34 4.3 Diagram distribusi persentase berdasarkan pengkategorian skor hasil tes pemahaman konsep peserta didik untuk aspek pemahaman interpretasi ............................................................................................... 36 4.4 Diagram distribusi persentase berdasarkan pengkategorian skor hasil tes pemahaman konsep peserta didik untuk aspek pemahaman ekstrapolasi .............................................................................................. 37 4.5 Diagram distribusi persentase berdasarkan kriteria skor hasil tes pemahaman konsep peserta didik ............................................................ 38. xiv.

(16) DAFTAR LAMPIRAN. Halaman LAMPIRAN A .............................................................................................. A1. Uji Grogory.............................................................................................. A2. Instrumen Penelitian ................................................................................. A3. Jawaban Peserta Didik pada Tes Uji Coba Pemahaman Konsep ............... A4. Lembar Validasi Instrumen ...................................................................... A5. Output Reliabilitas Instrumen ................................................................... A6. Output Daya Pembeda Instrumen ............................................................. A7. Tingkat Kesukaran Instrumen ................................................................... A8. Rekapitulasi tes Uji Coba Pemahaman Konsep ......................................... LAMPIRAN B............................................................................................... B1. Lembar Soal Penelitian ............................................................................. B2. Lembar Jawaban Peserta Didik ................................................................. LAMPIRAN C .............................................................................................. C1. Analisis Statistik Deskriptif ...................................................................... C2. Analisis Pemahaman Konsep .................................................................... C3. Analsis Pemahaman Konsep pada Aspek Translasi ................................... C4. Analsis Pemahaman Konsep pada Aspek Interpretasi ............................... C5. Analsis Pemahaman Konsep pada Aspek Ekstrapolasi .............................. C6. Analisis Pemahaman Konsep untuk Setiap Kriteria Penskoran.................. LAMPIRAN D .............................................................................................. D1. Persuratan ................................................................................................ D2. Dokumentasi. xv. 49 50 58 102 107 113 117 119 121 123 122 132 136 134 135 138 141 143 145 146 147.

(17) BAB I LATAR BELAKANG A.. Latar Belakang Perkembangan dunia pendidikan dalam menghadapi revolusi industri 4.0. melahirkan berbagai tantangan yang mau tidak mau harus dihadapi. Tantangan ini tidak hanya berkenaan dengan kebutuhan akan pemanfaatan sumber daya alam saja tetapi sumber daya manusia yang mumpuni. Menurut Hayani (2019:8) untuk menghadapi kemajuan ini dibutuhkan sumber daya manusia yang memiliki kecakapan hidup abad 21 untuk beradaptasi terhadap perubahan zaman. Hal ini tidak akan mungkin dapat dicapai jika lembaga-lembaga pendidikan sebagai salah satu pencetak sumber daya tidak berperan aktif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Dalam meningkatkan kualitas pembelajaran salah satu bagian dari masalah pendidikan yang menjadi pedoman yang mesti disiapkan agar dapat mencetak individu yang unggul dan bermutu. Untuk itu kualitas pendidikan perlu diperhatikan untuk kemajuan generasi bangsa yang bermutu (Agnafia, 2019). Lebih lanjut Yudianita (2015) kemudian menyatakan bahwa kualitas pendidikan masih menjadi masalah yang relatif menonjol dalam usaha perbaikan mutu sistem pendidikan nasional. Perbaikan kualitas pendidikan di Indonesia telah dilakukan dengan cara mengubah sistem pembelajaran yang cenderung bersifat teacher centered menuju pembelajaran yang lebih bermakna yaitu pembelajaran yang berpusat pada siswa. 1.

(18) 2 (students- centered). Sistem pembelajaran yang mengarahkan keterpusatan pada (students centered) hal ini akan menekankan peserta untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga akan menumbuhkan pemahaman konsep peserta didik dalam pembelajaran maupun dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari (Abriani dan Nursalam, 2016). Mata pelajaran fisika merupakan mata pelajaran yang tergolong sulit dan kurang diminati oleh peserta didik. Berdasarkan observasi sekolah dan wawancara terhadap guru dan peserta didik kelas XI MIA di SMAN 10 Gowa, tentang proses kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan guru mata pelajaran fisika dikelas bahwa sebagian kecil peserta didik mengatakan fisika itu sangat menantang dan menarik untuk dipelajari dan sebagian besar menilai mata pelajaran fisika itu sangat sulit, tidak menarik dan membosankan karena terlau banyak rumus dan hitunghitungannya sehingga susah untuk dipahami. Dalam proses pembelajaran, peserta didik lebih sering diarahkan pada kemampuan menghafal dan menggunakan rumus untuk mengerjakan soal dengan tipe yang serupa dengan contoh latihan soal, dampaknya adalah saat diberikan variasi soal yang berbeda peserta didik sulit untuk menerapkannya. Oleh karena itu, pemahaman konsep peserta didik sangatlah penting untuk dapat menyelesaikan soal-soal fisika. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Harijanto (2018). Penelitian ini berfokus pada pemahaman konsep siswa kelas XII di Kabupaten Bondowoso. Penelitian ini dilakukan dikabupaten Bondowoso tepatnya pada kelas XII semester ganjil 2017-2018. Dalam penenlitian ini terdapat tiga aspek yang digunakan diantaranya translasi, interpretasi dan ekstrapolasi. Berdasarkan penenlitian yang dilakukan oleh harijanto (2018) didapatkan pada aspek.

(19) 3 pemahaman translasi didapatkan nilai rata-rata 23,4%, untuk aspek pemahaman interpretasi didapatkan nilai rata-rata pemamahaman konsep 53,9%, sedangkan untuk aspek pemahaman ekstrapolasi didapatkan nilai rata-rata 78,0%. Hal tersebut menunjukkn bahwa pemahaman konsep peserta didik berada pada rata2 sedang. Berdasarkan hasil peneltian yang telah dilakukan oleh Harijanto (2018) pada spektrum gelombang elektromagnetik diperoleh bahwa kemampuan pemahaman konsep peserta didik yang mencakup beberapa indikator diantaranya translasi, interpretasi dan ekstrapolasi. Sehingga peneliti berinisiatif untuk melakukan penelitian yang berjudul analisis pemahaman konsep fisika terhadap peserta didik dengan jumlah indikator yang sama dari penelitian sebelumnya dimana peneliti menggunakan indikator translasi, interpretasi dan ekstrapolasi. Pemahaman Konsep yang baik akan mempengaruhi beberapa hal dalam menunjang peserta didik dalam belajar. Pemahaman konsep yang dimiliki akan menunjang peserta didik dalam belajar. Pemahaman konsep yang dimiliki siswa sangat penting saat proses pembelajaran berlangsung demi melatih kepercayaan dan mengembangkan daya pikir peserta didik. Peserta didik dengan pemahaman konsep yang tinggi akan menunjukkan hasil yang baik dibandingkan dengan peserta didik dengan pemahaman konsep yang rendah. Kemampuan pemahaman konsep berbanding lurus lurus dengan nilai hasil belajar peserta didik. Peserta didik yang memiliki pemahaman konsep yang baik akan dapat meningkatkan hasil belajar atau dapat membangun pengetahuannya dengan sangat baik. Pentingnya pemahaman konsep dalam pemecahan fisika layak dikaji dari segi manapun. Menurut (Trigono, 2017) pemahaman terhadap sebuah konsep dalam pembelajaran dapat.

(20) 4 menimbulkan pola pikir kreatif pada peserta didik. Kemudian akan menstimulus sehingga kemampuan pemahaman konsep peserta didik dapat berkembang. Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat dikatakan bahwa pemahaman konsep merupakan salah satu faktor yang dianggap penting dalam mendukung proses dan hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu peneliti ingin menganalisis tingkat kemampuan pemahaman konsep peserta didik di SMA Negeri 10 Gowa pada pembelajaran Fisika. Oleh karena itu, peneliti melaksanakan sebuah penelitian yang dapat memberikan gambaran umum mengenai kemampuan pemahaman konsep peserta didik dan melaksanakan penelitian dengan judul “Analisis Pemahaman Konsep Fisika pada Materi Suhu dan Kalor Peserta Didik di SMA Negeri 10 Gowa”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan dari uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka permasalahan yang diungkap dalam penenelitian ini yaitu seberapa besar pemahaman konsep fisika terhadap peserta didik di SMA Negeri 10 Gowa? C. Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan di tas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pemahaman konsep fisika pada materi suhu dan kalor peserta didik di SMA Negeri 10 Gowa..

(21) 5 D. Manfaaat penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Bagi peserta didik Manfaat penelitian ini bagi peserta didik adalah dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep peserta didik pada pembelajaran fisika. 2. Bagi guru Manfaat penelitian ini bagi guru yaitu agar dapat lebih mengetahui secara tepat pemahaman konsep yang dimiliki peserta didik dan menambah wawasan dalam penyelengggaraan proses belajar dalam rangka untuk lebih memahami dan mendalami materi pelajaran fisika serta lebih aktif dalam proses pembelajaran dalam upaya untuk meningkatkan pemahaman konsep peserta didik. 3. Bagi sekolah Manfaat penelitian ini bagi sekolah yaitu diharapkan dengan penelitian ini dapat memberikan sumber pemikiran sebagai alternatif meningkatkan kualitas hasil belajar melalui pemahaman konsep, khususnya kualitas kemampuan pemahaman konsep fisika di SMAN 10 Gowa..

(22) BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Pengertian Pemahaman Konsep Pemahaman merupakan pengalaman mental, seperti yang dinyatakan oleh Sierpinska Juan D. Ggodino (Susanto 2015 : 29) “understanding as object (meaning)” Pemahaman merupakan pengalaman mental yang menghubungkan antara objek lainnya. Pemahaman dipakai ketika siswa dapat menunjukkan atau membuat hubungan antar istilah, ungkapan dan konsep dalam pelajaran. Karena pemahaman dikaitkan dengan proses pembelajaran, bahkan dinyatakan pula bahwa pemahaman tidak hanya kegiatan mental, tetapi juga merupakan kegiatan sosial. Dalam Al-Qur’an pun banyak ayat-ayat yang menyatakan bahwa seorang manusia harus berpikir dan memahami. Pemahaman menjadi salah satu tugas kita sebagai makhluk hidup yang diberi keistimewaan yaitu akal. Perintah memahami terdapat dalam surat Al-Ghasyiyah ayat 17-20. Artinya : Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan, Dan langit, bagaimana ia ditinggikan?, Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan?, Dan bumi bagaimana ia dihamparkan? (Al- Ghasyiyah (88):17-20) Pada surat Al-Ghasyiyah ayat 17-20 diatas Allah memerintahkan manusia yang berakal untuk memperhatikan, memikirkan dan memahami semua ciptaanNya (Mustafa, 2015 : 108). 6.

(23) 7 Menurut Carin dan Sund (Susanto 2016 : 6), pemahaman adalah suatu proses yang terdiri dari tujuh tahapan kemampuan yaitu:. 1. Menerjemahkan konsep dengan bahasa sendiri. 2. Menafsirkan hubungan antar konsep. 3. Memperhitungkan data dengan melibatkan konsep. 4. Menerapkan pengetahuan dan pemahaman dalam memecahkan suatu masalah pada situasi baru. 5. Menganalisis/memecah konsep menjadi beberapa bagian dan menunjukkan paham hubungannya. 6. Menyatukan ide menjadi sebuah bentuk yang baru dengan bahasanya sendiri. 7. Menilai/membuat keputusan berdasar pada fakta.. Dari ketujuh kemampuan tersebut pemahaman dapat dikategorikan kepada beberapa aspek, dengan kriteria-kriteria sebagai berikut. 1) Pemahaman. merupakan. kemampuan. untuk. menerangkan. dan. menginterpretasikan sesuatu, ini berarti bahwa seseorang yang telah memahami sesuatu atau telah memperoleh pemahaman akan mampu menerangkan atau menjelaskan kembali apa yang telah ia terima. Selain itu, bagi mereka yang telah memahami tersebut, maka ia mampu memberikan interpretasi atau menafsirkan secara luas sesuai dengan keadaan yang ada saat ini dan yang akan datang. 2) Pemahaman bukan sekedar mengetahui. Yang biasanya hanya sebatas mengingat kembali pengalaman dan memproduksi apa yang pernah dipelajari..

(24) 8 Bagi orang yang benar-benar telah paham ia akan mampu memberikan gambaran, contoh, dan penjelasan yang lebih luas dan memadai. 3) Pemahaman lebih dari sekedar mengetahui, karena pemahaman melibatkan proses mental yang dimanis, dengan memahami ia akan mampu memberikan uraian dan penjelasan yang lebih kreatif, tidak hanya memberikan gambaran yang lebih luas dan baru sesuai dengan kondisi saat ini. 4) Pemahaman merupakan suatu proses bertahap yang masing-masing tahap mempunyai. kemampuan. tersendiri,. seperti,. menerjemahkan,. menginterpretasikan, ekstrapolasi, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Pemahaman merupakan kemampuan menjelaskan kembali pengetahuan yang dimiliki dengan menggunakan kata-kata sendiri. Menurut Driver dan Leach dalam Nurlitasari (2017), yaitu pemahaman adalah suatu kemampuan untuk memaparkan suatu aktivitas yang dilakukan oleh peserta didik. Pemahaman konsep adalah dasar dari aspek yang digunakan, dengan adanya pemahaman konsep peserta didik akan lebih gampang dalam menghadapi suatu masalah sehingga peserta didik memiliki persiapan konsep dalam menghadapi permasalahan di dalam pembelajaran.berdasarkan hal tersebut pemahaman konsep dapat digunakan untuk berpikir dan berinteraksi, bukan hanya berinteraksi dengan tepat dan baik karena dengan adanya suatu pemahaman peserta didik memiliki dasar dalam melakukan komunikasi. Jika suatu pemahaman konsep belum maksimal maka peserta didik akan mengalami kemunduran dalam hal pemecahan masalah sehingga mereka akan mengalami kemunduran dalam hal berpikir berpikir dan dalam menyampaikan suatu konsep..

(25) 9 Menurut Sudarminto (2002 : 87) konsep secara umum dapat dirumuskan pengertiannya sebagai suatu representasi abstrak dan umum tentang sesuatu. Sebagai suatu representasi abstrak dan umum tentu saja konsep merupakan suatu hal yang bersifat mental. Representasi sesuatu itu terjadi dalam pikiran. Konsep adalah suatu medium yang menghubungkan suatu subjek pelaku dan objek yang diketahui, pikiran dan kenyataannya. Pemahaman konsep menurut Alatas Wahuni dkk. (2019) adalah proses untuk benar-benar memahami suatu hal abstrak dimana keadaan yang mungkin dilakukan seseorang untuk menggolongkan suatu kejadian atau peristiwa serta objek, dan pemahaman konsep dapat diperoleh melalui proses belajar. Pemahaman konsep dalam kegiatan pembelajaran dianggap penting agar siswa dapat memahami serta memaknai ilmu pengetahuan dengan benar. Konsep fisika terbentuk dari hasil kesimpulan umum dari pengamatan terhadap fenomena dalam kehidupan seharihari. Jadi pemahaman konsep fisika adalah kemampuan menafsirkan atau mengungkapkan makna dari suatu konsep fisika serta menghubungkannya dengan konsep lain dan peristiwa dalam kehidupan sehari-hari. Konsep bukanlah merupakan kesatuan yang sungguh-sungguh konkret di alam ini. Konsep merupakan sesuatu yang dibangun oleh otak manusia dalam usahanya untuk memahami sesuatu dan mengatasi kesukaran yang ditimbulkannya. Dengan demikian konsep tidak dapat begitu saja dipindahkan dari seseorang kepada yang lainnya, tetapi sebaiknya dibangun oleh orang yang belajar. Belajar konsep merupakan hasil utama pendidikan. Konsep merupakan dasar berpikir, selain itu konsep merupakan dasar untuk melakukan proses mental.

(26) 10 yang lebih tinggi, misalnya untuk dapat memecahkan masalah seseorang harus mengetahui aturan-aturam yang relevan, dan aturan-aturan ini didasarkan pada konsep-konsep yang diperoleh. Pemahaman konsep adalah kemampuan individu untuk memahami suatu konsep tertentu. Seorang siswa telah memiliki pemahaman konsep apabila siswa telah menangkap makna atau arti dari suatu konsep menurut Suleman (Nahdi dkk 2018 : 10). Dari pendapat tersebut seorang siswa yang mempunyai pemahaman ia akan mampu menjelaskan kembali materi yang sudah dipelajarinya berdasarkan pemahamannya sendiri sihingga pembelajaran akan menjadi bermakna.. B. Ciri-Ciri Pemahaman Konsep Susanto (2015 : 29) mengatakan bahwa ciri Pemahaman konsep dapat dikemukakan sebagai berikut : 1. Menyebutkan definisi konsep dan dapat menjelaskan dengan kata-kata sendiri 2. Menunjukkan beberapa contoh dan non contoh 3. Mengenal sejumlah sifat-sifat esensialnya. Selain ciri pemahaman konsep tersebut, ada beberapa ciri pemahaman konsep lainnya yaitu : 1. Dapat menggunakan konsep itu untuk mendefinisikan konsep lain 2. Mengenal hubungan konsep itu dengan konsep-konsep yang berdekatan 3. Dapat menggunakan konsep itu untuk menyelesaikan masalah. Menurut (Dalyono, 2009:55-60) mengemukakan bahwa “faktor-faktor yang mempengaruhi belajar meliputi faktor internal (kesehatan, intelegensi, bakat,.

(27) 11 minat, motivasi dan cara belajar) dan faktor ekternal (keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan sekitar)”.. C. Aspek-aspek Pemahaman Konsep Menurut Salirawati (2018:223) Memahami ialah mampu mengontruksi arti dan pesan pembelajaran, yang mengikuti komunikasi lisan, tulisan dan grafis (construct meaning from instructional messages, including oral, written, and graphic communication).. Dalam hal ini, peserta didik harus mengetahui fakta-fakta tertentu bila ia hendak mengerti konsep-konsep yang dikembangkan dari saling berhubungan di antaranya. Akibatya, peserta didik harus memiliki fakta-fakta ini yang terorganisasi dalam pikirannya. Di tingkat pemahaman, seseorang memiliki kemampuan untuk menangkap makna dan arti tentang hal yang dipelajari. Adanya kemampuan dalam menguraikan isi pokok bacaan; mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu kebentuk lain. Kemampuan ini setingkat lebih tinggi daripada kemampuan. Bloom membagi ranah koginitif dalam 6 taksonomi dan meletakkan pemahaman lebih tinggi dari pengetahuan (ingatan). Oleh. karena. memahami. adalah. suatu. kata. kerja. yang. belum. operasional,biasanya perilaku yang dituntut untuk menguji pemahaman dituntut dengan menggunakan kata kerja operasional kegiatan yang dilakukan antara lain memberi contoh, mengklasifikasi, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, meginterpretasi, dan menerangkan. Pemahaman konseptual merupakan kemampuan siswa dalam memahami dan menginterpretasikan objek, peristiwa, dan fenomena secara keseluruhan.

(28) 12 dengan menggunakan konstruksi bahasanya sendiri (Moran dan Keeley, 2015; Nugroho dan Suryadarma, 2018 ; Putranta dan Himawan, 2019). Pemahaman konseptual siswa dapat diukur dengan indikator kemampuan peserta didik dalam pemahaman translasi, interpretasi, dan ekstrapolasi (Geary dkk., 2017; Nugroho dan Suryadarma, 2018 ; Putranta dan Himawan, 2019). Bloom (dalam sagala, 2014:77) secara lebih rinci dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Translation (translasi) Translation (translasi) yang berarti bahwa individu dapat menempatkan komunikasi kebahasa lain, kedalam istilah lain, atau kebentuk komunikasi lain. Kemampuan ini berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menerjemahkan konsepsi abstrak menjadi suatu model simbolik sehingga mempermudah siswa dalam. mempelajarinya.. Terdapat. beberapa. kemampuan. dalam. proses. menerjemahkan, diantaranya adalah: a. Menerjemahkan suatu abstraksi kepada abstraksi yang lain. b. Menerjemahkan suatu simbolik ke satu bentuk lain atau sebaliknya. c. Terjemahan dari satu bentuk perkataan ke bentuk yang lain. 2. Interpretation (interpretasi) Interpretation (interpretasi) jenis ini melibatkan komunikasi sebagai konfigurasi ide yang pemahamannya mungkin membutuhkan penataan ulang menjadi konfigurasi baru dibenak individu dan menghubungkan bagian-bagian dari suatu kejadian, membedakan yang pokok dengan yang bukan pokok. Kemampuan ini lebih luas dari menerjemahkan. Bukti perilaku interpretasi dapat ditemukan.

(29) 13 dalam kesimpulan, generalisasi, atau ringkasan yang dihasilkan oleh individu. Terdapat beberapa kemampuan dalam proses menafsirkan, diantaranya adalah a. Kemampuan untuk memahami dan menginterprestasi berbagai bacaan secara dalam dan jelas. b. Kemampuan untuk membedakan pembenaran atau penyangkalan suatu kesimpulan yang digambarkan oleh suatu data. c. Kemampuan untuk menafsirkan berbagai data sosial. 3. Extrapolation (ekstrapolasi) Extrapolation (ekstrapolasi) kemampuan melihat makna yang tersirat, dapat membuat asumsi tentang konsekuensi dari suatu kejadian. Kemampuan pemahaman jenis ekstrapolasi ini berbeda dengan kedua jenis lainnya dan memiliki tingkatan yang lebih tinggi. Kemampuan pemahaman jenis ekstrapolasi ini menurut kemampuan intelektual yang lebih tinggi tentang kemungkinan apa yang akan berlaku. Beberapa kemampuan dalam proses mengekstrapolasi diantaranya adalah: 1. Kemampuan menarik kesimpulan dari suatu pernyataan yang eksplisit. 2. Kemampuan menggambarkan kesimpulan dan menyatakannya secara efektif (mengenali batas data tersebut, memformulasikan kesimpulan yang akurat dan mempertahankan hipotesis). 3. Kemampuan menyisipkan satu data dalam sekumpulan data terlihat dari kecenderungannya. 4. Kemampuan untuk memperkirakan konsekuensi dan suatu bentuk komunikasi yang digambarkan..

(30) 14 D. Pemahaman Konsep Fisika Pemahaman berasal dari kata "paham" dalam kamus Bahasa Indonesia diartikan menjadi benar. Seseorang dikatakan paham terdapat suatu hal, apabila orang tersebut mengerti benar dan mampu menjelaskannya. Salah satu tujuan pengajaran yang penting adalah membantu peserta didik memahami konsep utama dalam suatu objek, bukan sekedar mengingat fakta yang terpisah-pisah. Pemahaman konsep akan berkembang apabila guru dapat membantu peserta didik mengekplorasi topik secara mendalam dan memberi contoh yang tepat dan menarik dari suatu konsep. Belajar konsep adalah kegiatan mengenali sifat yang sama dan terdapat pada berbagai objek atau peristiwa, disebabkan adanya sifat yang sama tersebut. Seorang peserta didik dikatakan telah memahami konsep apabila ia telah mampu mengenali dan mengabstrak sifat yang sama tersebut, yang merupakan ciri khas dari konsep yang telah dipelajari, dan telah mampu membuat generalisasi terhadap konsep tersebut. Artinya, peserta didik telah memahami keberadaan konsep tersebut tidak lagi terkait dengan suatu benda konkret tertentu atau peristiwa tertentu tetapi bersifat umum. Pemahaman atau comprehension dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. Karena itu belajar berarti harus mengerti dan impilikasinya, sehingga menyebabkan pelajar dapat memahami suatu situasi. Dalam belajar, unsur pemahaman itu tidak dapat dipisahkan dari ungsur psikologis lain, seperti motivasi, konsentrasi, dan reaksi pembelajar dapat mengembangkan fakta-fakta, ide-ide atau skil. Perlu diingat bahwa pemahaman itu tidak sekedar tahu, tetapi juga menghendaki agar pembelajar dapat memanfaatkan bahan-bahan yang telah.

(31) 15 dipahami. Kalau sudah demikian, belajar akan bersifat mendasar. Kemudian perlu juga ditegaskan bahwa pemahaman bersifat dinamis. (Haling, A.2006: 7-8) Menurut Nurbaya (2015) Pemahaman konsep fisika merupakan hal yang paling dasar dalam mempelajari fisika.Seorang peserta didik dituntut untuk memahami konsep atau fakta yang diketahuinya, sehingga peserta didik dapat mengembangkan kemampuannya. dan. menyelesaikan permasalahan. yang. ada.Sebagian besar konsep-konsep fisika merupakan konsep yang abstrak dan bahkan mereka sendiri tidak mengenali konsep-konsep kunci ataupun hubungan antara konsep yang diperlukan untuk memahami konsep tersebut, akibatnya peserta didik tidak dapat membangun pemahaman konsep yang fundamental pada awal mereka belajar fisika. Selain itu, Eli Trisnowati dan Firdaus (2017) mengemukakan bahwa pemahaman konsep fisika adalah kemampuan merumuskan makna dari pesan pembelajaran dan mampu mengkomunikasikannya dalam bentuk lisan, tulisan maupun grafik tentang konsep-konsep fisika. Dari uraian diatas, Pemahaman konsep fisika merupakan kemampuan dalam memahami, memaknai dan menerjemahkankonsep-konsep fisika sesuai dengan pembentukan pemahaman yang dimilikinya serta dapat menghubungkannya dengan peristiwa kehidupan sehari-hari sehingga mampu mengungkapkan kembali kedalam bahasa yang lebih mudah dipahami..

(32) 16 E. Penelitian Relevan Adapun peneltian yang relevan dengan peneltian ini adalah sebagai berikut : 1. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah peneltian yang dilakukan oleh Rosyida (2020). Berdasarkan peneltiannya dapat disimpulkan bahwa pada aspek pemahaman translasi pada matapelajaran matematika adalah 12,40 dengan kategori tertinggi diantara aspek pemahaman konsep yang lain yaitu dari skor 20. Untuk aspek pemahaman interpretasi konsep pada matapelajaran matematika rata-rata yang didapatkan peserta didik adalah 6,57 dari skor maksimal 16. Dan untuk aspek pemahaman ekstrapolasi didapatkan rata-rata 3,83 dari skor maksimal yang digunakan yaitu 8. Dalam hal ini terdapat 8 peserta didik yang masuk dalam kategori tinggi pada pemahaman konsepnya. Dalam hal ini aspek pemahaman traslasi dan interpretasi adalah aspek yang paling dikuasi peserta didik. Sedangkan untuk aspek pemahaman ekstapolasi masih berada pada kategori sedang. 2. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah peneltian yang dilakukan oleh Prastowo (2017). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penneliti dapat ditarik kesimpulan bahwa pemahaman konsep pada indikator mengitung konstanta pegas disertai grafik hubungan antara Gaya (F) berada pada kategori sangat baik. Hal tersebut dapat dilihat dari suatu pemcapaian peserta didik disetiap aspek pemahamannya untuk aspek traslasi didapatkan 95,9%, untuk aspek interpretasi didapatkan 95,9%, sedangkan untuk aspek ekstrapolasi didapatkan 93,2%. Berbeda untuk indikator pemahaman menghitung konstanta untuk masing-masing pegas yang disajikan tiga buah pegas berada pada kategori paling rendah hal tersebut ditunjukkan dengan pencapaian yang didapatkan.

(33) 17 peserta didik disetiap aspek pemahaman. Hal tesebut dapat dilihat dengan pencapaiannya seperti pada aspek translasi didapatkan 87,7%, untuk aspek interpretasi didapatkan 88,5% sedangkan untuk aspek ekstrapolasi didapatkan 57,95%. 3. Penelitian yang relevan engan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan Anisfaizurrahmah (2018). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kelas XII IPA 1 SMA Negeri 1 Pakue. Untuk pemahaman translasi didapatkan ratarata pemahaman konsep 77%, untuk pemaahaman konsep interpretasi didapatkan rata-rata pemahaman konsep 71%, sedangkan untuk pemahaman ektrapolasi didapatkan rata-rata 77%. Berdasarkan hasil yang dapatkan peserta didik untuk setiap aspek dapat disimpulkan bahwa pada pembelajaran ini dengan menggunakan inquiri terbimbing pada kelas XI IPA 1 di SMA Negeri 1 Pakue berada pada kategori baik. F. Kerangka Pikir Pemahaman konsep setiap peserta didik memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran. Hal ini berpengaruh untuk perkembangan kognitif peserta didik. Dimana proses pembelajaran yang di terapkan juga kurang melatihkan peserta didik kepada pemahaman konsep. Problematika yang selama ini menghantui pendidikan adalah dalam hal Kualitas pendidikan seperti penerapan metode/model dalam proses pembelajaran. Kebanyakan guru masih menerapkan pembelajaran yang bersifat konvensional tidak mengacu terhadap pemahaman konsep peserta didik. Kurang kreatifnya guru dalam menggunakan model pembelajaran di kelas menyebabkan pelaksanaan pembelajaran cenderung monoton meskipun upaya pemerintah yang sudah mengubah sistem pendidikan dari.

(34) 18 pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa ini belum berjalan sebagaimana mestinya. Kemampuan pemahaman konsep adalah seorang peserta didik yang memiliki suatu kemampuan pemahaman agar dapat menguraikan kembali konsep yang telas didapatkan berdarkan apa yang peserta didik ketahui, sehingga pembelajaran akan lebih bermakna. Untuk dapat memahamani konsep pembelajaran fisika dalam penelitian ini, terdapat tiga aspek yang digunakan untuk mengukur pemahaman konsep yaitu translasi, interpretasi dan ekstrapolasi. Tes pemahaman konsep yang digunakan adalah tes diagnostik two-tier multiple choice. Dimana tes tersebut merupakan suatu tes yang dikembangkan oleh David F. Treagust pada tahun 1988 dimana bentuknya berupa soal pilihan ganda yang bertingkat dua. Dimana tingkat pertama merupakan pilihan jawaban dari suatu soal yang dibuat, sedangkan untuk tingkat kedua berupa alasan dari jawaban yang dipilih pada tingkat pertama (Rositasari dkk, 2014). Rusilowati (2015) juga mengatakan bahwa denngan tes diagnostik two-tiwe multiple choice memberikan pilihan jawaban berdarkan apa yang dipilih peserta didik. Menurut Tuyzuz (2009) dengan digunakannya tes diagnostik. teo-tier. Multiple choice kemungkinan dapat mengurangi persentase menebak peserta didik hinggaa 4%. Peserta didik juga dapat mengetahui tingkat terjadinya miskonsep peserta didik berdasarkan kategori yang digunakan. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti melakukan analisis terhadap pemahaman konsep fisika peserta didik di SMA Negeri 10 Gowa. Berikut bagan alur kerangka berpikir dalam penelitian ini yang disajikan pada Gambar 2.1..

(35) 19. Pemahaman konsep peseerta didik rendah. Fisika menjadi salah satu cabang ilmu yang membutuhkan kemampuan pemahaman yang baik yang harus dimiliki oleh peserta didik. Alat evaluasi yang dapat menganalisis pemahaman konsep peserta didik adalah tes diagnostik two tier multiple choice. translasi. interpretasi. ekstrapolasi. menganalisis pemahaman konsep fisika pada materi suhu dan kalor peserta didik di SMA Negeri 10 Gowa. Bagan 2.1 Kerangka Pikir.

(36) BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilakukan untuk mengungkapkan gambaran tentang pemahaman konsep peserta didik dalam materi fisika. B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI MIA SMAN 10 GOWA Kabupaten Gowa tahun ajaran 2020/2021. 2. Sampel Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan simple random sampling. Adapun yang menjadi sampel penelitian ini adalah peserta didik kelas XI MIA 2 SMA Negeri 10 Gowa. C. Prosedur Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui 3 tahap yakni: tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir. 1. Tahap Persiapan Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan beberapa persiapan, yaitu: 20.

(37) 21 a. Berkonsultasi dengan kepala sekolah dan guru mata pelajaran fisika yang bersangkutan untuk meminta izin melakukan penelitian terhadap peserta didik SMAN 10 Gowa. b.. Berkonsultasi dengan guru mata pelajaran fisika untuk mengetahui tentang keadaan peserta didik kelas XI MIA, dan memberitahukan materi fisika yang akan dijadikan tes kemampuan pemahaman konsep, serta waktu pelaksanaan penelitian.. c.. Menyusun instrument penelitian, dimana instrument penelitian yang digunakan untuk memperoleh data kemampuan pemahaman konsep peserta didik kelas XI MIA.. d.. Melakukan uji validasi instrument penelitian.. 2. Tahap Pelaksanaan a. Sebelum membagikan instrument penelitian kepada peserta didik, peneliti menjelaskan terlebih dahulu jenis tes yang akan dilakukan serta membimbing peserta didik untuk menjawab tes pemahaman konsep dan memberikan contoh cara mengerjakan tes kemampuan pemahaman konsep. b. Membagikan soal kepada peserta didik melalui Whatts-App untuk mengisi instrument tes kemampuan pemahaman konsep kemudian hasilnya dikirim kembali melalui whattsapp dengan personal contact..

(38) 22 3. Tahap Akhir Setelah semua pelaksanaan penlitian selesai, maka selanjutnya peneliti menganalisis semua data yang terkumpul untuk menganalisis kemampuan pemahaman konsep peserta didik. D. Definisi Operasional Variabel Kemampuan pemhaman konsep adalah adalah kemampuan individu untuk memahami suatu konsep tertentu yang meliputi translasi, interpretasi dan ekstrapolasi dengan menenggunakan tes diagnostik Two-Tier Multiple Choice tertutup yang terdiri dari 17 butir soal E. Instrument Penelitian Dalam penelitian ini instrument yang digunakan oleh peneliti adalah soal tes pemahaman konsep dalam bentuk tes diagnostik two-tier multiple choice tertutup. Penelitian ini menggunakan aspek pemahaman konsep yaitu translasi, interpretasi dan ekstrapolasi pada materi suhu dan kalor. Instrumen soal pemahaman konsep yang telah di setujui oleh pembimbing berjumlah 33 soal dan Sebelum peneliti memberikan soal tes dan angket kepada peserta didik, instrument tes pemahaman konsep tersebut divalidasi oleh dua dosen ahli. Sebelum diberikan kepada peserta didik, instrumen dianalisis terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas perangkat yang digunakan. Selain itu, instrumen tersebut divalidasi oleh dua pakar (ahli), kemudian di analisis dengan menggunakan uji Gregory. Persamaan uji Gregory dapat diuraikan sebagai berikut (Yulianti,2016):.

(39) 23 Tabel 3.1 Uji Gregory Validator I. Validator II. (1-2) Kurang. (1-2) Kurang Relevan. (3-4) Sangat Relevan. A. B. C. D. Relevan (3-4) Sangat Relevan (sumber : Yulianti,2016) 𝑟=. 𝐷 𝐴+𝐵+𝐶+𝐷. Dengan: r. = Validasi isi. D. = Sel yang menunjukkan persetujuan antar kedua validator. A. = Sel yang menunjukkan perbedaan pandang antara validator pertama dan kedua. B dan C = Sel yang menunjukkan perbedaan pandangan antara validator pertama dan kedua Jika r ≥ 0,75 maka instrumen layak untuk digunakan.. Adapun tahap penyusunan dan pengembangan instrument dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menyusun instrument tes diagnostik two-tier multiple choice tertutup. Soal tes pemahaman konsep fisika yang berjumlah 33 butir soal 2. Mengkonsultasikan instrument yang telah dibuat kepada dosen pembimbing yang kemudian akan divalidasi oleh tim validator yang terdiri dari dua orang dosen ahli. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2015 : 121). Namun dalam penelitian ini ada dua uji validitas yang sesuai dan yang digunakan yaitu, pengujian.

(40) 24 validitas isi. Pengujian validitas tersebut sesuai karena pada penelitian ini dilakukan validasi intrumen tes oleh validator ahli atau orang yang paham pada instrumen pemahaman. 3. Melakukan uji coba lapangan untuk masing-masing instrumen. Data yang diperoleh dari hasil uji coba kemudian dianalisis dengan uji validitas, uji reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran. a. Uji Validitas Menurut Riyanto dan harmawan (2020:63) validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan itu mengacuh pada sejauh mana suatu instrumen menjalankan fungsi. Instrumen dikatakan valid jika instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Dalam hal ini peneliti menggunakan bantuan program SPSS 26 untuk mengetahui item yang valid dan tidak valid dalam tes uji coba pemahaman konsep Tabel 3.2 Hasil Uji Validasi Instrumen Tes Pemahaman Konsep Fisika Instrumen. Jumlah Item awal. Tes Pemahaman Konsep. 33. Nomor item yang drop 1, 2, 6, 7, 8, 9, 11, 13, 14, 15, 16, 23, 25, 27, 30, 32. Jumlah item yang drop 16. Nomor item yang valid. 3, 4, 5, 10, 13, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 24, 26, 28, 29, 31, 33. Jumlah item yang valid 17. (Sumber : Data Lampiran A6) b. Uji Reliabilitas Menurut Riyanto dan harmawan (2020:63) reliabilitas alat ukur adalah ketetapan atau keajengan alat tersebut dalam mengukur apa yang diukurnya. Untuk.

(41) 25 mengetahui apakah instrumen yang digunakan dalam penelitian dapat dipercaya sebagai alat pengumpulan data, maka harus ditentukan reliabilitasnya. Untuk perhitungan reliabilitas dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS 26, dengan uji statistik Cronbach Alpha. Kriteria pengujian reliabilitas menurut Depdiknas (Chonstantika, 2012:63) ditunjukan pada tabel dibawah ini. Tabel 3.3 Kriteria Tingkat Reliabilitas Item Rentang Nilai Kategori > 0,80-1,00 > 0,60-0,80 > 0,40-0,60 > 0,20-0,40 0,00-0,20 (sumber : Chonstantika, 2012:63). Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah. Berdasarkan hasil uji reliabilitas untuk instrument tes pemahaman konsep, di peroleh nilai berdasarkan persamaan Cronbach Alpha yaitu 0,703 Berdasarkan tabel kriteria Reliabilitas maka instrumen tes pemahaman konsep memiliki kriteria Reliabilitas tinggi. Tabel 3.4 Jumlah item tiap aspek pemahaman pada instrumen tes pemahaman konsep fisika Aspek Pemahaman Translasi. Nomor Soal 1, 4,8, 13, 18, 19, 27, 28, 30, 31, 32. Jumlah Soal 11. Interpretasi. 2, 5, 7, 11, 10, 12, 17, 21, 25, 26, 29. 11. ekstrapolasi. 3, 6, 9, 14, 15, 16, 20, 22, 23, 24, 33. 11. Jumlah. (sumber : Data Lampiran A2). 33.

(42) 26 c. Taraf kesukaran Menurut Arikunto (2013) Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang peserta didik untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan peserta didik menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya. Adapun rumus untuk mencari indeks kesukaran yaitu sebagai berikut. 𝑇𝐾 =. 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑠𝑜𝑎𝑙. Analisis data untuk tingkat kesukaran pada uji coba tes pemahaman konsep peneliti menggunakan bantuan aplikasi Microsoft Office excel 2016 dalam pengelolahan data yang dihasilkan. Kriteria pengujian reliabilitas menurut Arikunto (2009:210) ditunjukan pada tabel dibawah ini. Tabel 3.5. kriteria tingkat kesukaran soal Nilai P Kategori 0,0-0,29 Sukar 0,30 – 0,69 Sedang 0,70 – 1,0 Mudah (sumber : Arikunto, 2009:210). d. Daya Pembeda Menurut Damayanti dkk (2020:105) daya pembeda suatu soal adalah kemampuan sebuah soal untuk membedakan siswa yang menguasai materi tes dan siswa yang kurang menguasai tes. Dari aspek daya pembeda, suatu soal dikatakan baik apabila soal tersebut hanya mampu dijawab oleh siswa yang menguasai materi.

(43) 27 tes. Untuk perhitungan daya pembeda peneliti menggunakan bantuan program SPSS 26, dengan melihat Corrected Item-Total Correlation. Kriteria pengujian Daya pembeda Menurut Arikunto (2016:232) ditunjukan pada tabel dibawah ini. Tabel 3.6. Kriteria DayaPembeda Harga Daya Pembeda Kriteria <0,00 Sangat Lemah 0,00 – 0,20 Lemah 0,21 – 0,40 Sedang 0,41 – 0,70 Baik 0,71 – 1,00 Sangat Baik (sumber : Arikunto, 2016:232) F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Tes pemahaman konsep Memberikan tes kemampuan pemahaman konsep pada masing-masing peserta didik dengan menggunakan instrument. yang sebelumnya telah. dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan dilakukan validasi oleh tim validator untuk melihat kelayakan dari instrument yang dibuat. Tes kemampuan pemahaman konsep berupa soal pilihan ganda dalam bentuk tes diagnostik dengan indikator yang akan diukur dalam penelitian ini adalah translasi, interpretasi dan ekstrapolasi. Bentuk instrumen tes dalam penelitian ini adalah dalam bentuk tes diagnostik two tier multiple choice. Namun dikarenakan tidak dapat dilakukan secara langsung di sekolah dikarenakan adanya wabah covid-19 sehingga proses belajar mengajar dilaksanakan secara virtual di rumah masing-masing, maka dari itu tes kemampuan pemahaman konsep dibagikan kepada setiap peserta didik.

(44) 28 secara online menggunakan whatshapp group. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data yang relevan mengenai kemampuan pemahaman konsep peserta didik. 2. Dokumentasi Dokumentasi menurut Sugiyono (2016:329) adalah suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumentasi, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang dapat mendukung penelitian. Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa hasil tes kemampuan pemahaman konsep yang telah dikerjakan oleh peserta didik. G. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam peneiltian ini adalah analisis deskriptif serta interpretasi pemahaman konsep data dari hasil tes diagnostik twotier multiple choice tertutup dengan mengikuti ketentuan berikut. 1. Tes Pemahaman Konsep a. Untuk mengelompokkan tingkat hasil tes kemampuan pemahaman konsep menggunakan tes diagnostik two-tier multiple choice tertutup maka menggunakan kategori yang disusun oleh Özmen dkk (2008). Tabel 3.7. Kategori Skor tes diagnostik two tier Multiple Choice Kategori First part Second part benar Benar salah Benar benar Salah salah Salah (sumber : Özmen dkk, 2008). Skor. penjelasan. 3 2 1 0. Paham konsep Kesalahan konsep (KK-1) Kesalahan konsep (KK-2) Tidak paham konsep.

(45) 29 b. Perhitungan persentase rata-rata skor peserta didik Persentase siswa dikelompokkan menjadi kategori paham konsep, tidak paham konsep, dan miskonsepsi yang dihitung dengan rumus sebagai berikut:. 𝑃=. 𝑓 × 100% 𝑁. Keterangan : p = angka persentase (per kelompok) f = jumlah siswa tiap kelompok dari setiap soal N = jumlah siswa yang dijadikan subjek penelitian Tabel 3.8. Kriteria persentase pemahaman konsep Persentase 0% ≤ P < 20% 20% ≤ P < 40% 40% ≤ P < 60% 60% ≤ P < 80% 80% ≤ P < 100% (Sumber : Arikunto, 2006). Kriteria Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi. 2. Analisis Statistik Deskriptif Menurut Sugyiyono (Purnomo 2017 : 37) Analisis Deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Data yang dikumpulkan dari penelitian ini adalah diolah dengan menggunakan analisis statistik yaitu statistika deskriptif. Statistika deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik responden penelitian untuk.

(46) 30 keperluan tersebut digunakan nilai minimum, nilai maksimum, mean(rata-rata), frekuensi dan standar deviasi dengan menggunakan bantuan SPSS 26..

(47) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif mengenai pemahaman konsep peserta didik di SMA Negeri 10 Gowa. Adapun kelas yang menjadi subjek penelitian ini yaitu kelas XI MIA 2 yang telah mempelajari materi suhu dan kalor. Data penelitian dikumpulkan dengan memberikan tes diagnostik two-tier multiple choice tertutup sebanyak 17 butir soal. Selanjutnya data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif. 1. Analisis Statitistik Deskriptif a. Analisis Statistik Deskriptif Data statistik deskriptif pemahaman konsep fisika peserta didik pada materi suhu dan kalor SMA Negeri 10 Gowa dapat dilihat pada tabel 4.1 Tabel 4.1 Analisis Statistik Deskriptif Pemahaman Konsep Fisika Peserta didik pada Materi Suhu dan Kalor di SMA Negeri 10 Gowa Statistik Deskriptif Nilai Minimum Nilai Maksimum Mean Standar Deviasi Jumlah Sampel (sumber : Data lampiran C1). Pemahaman Konsep Fisika 72,5 51 65,88 4,59 34. Tabel 4.1 merupakan hasil analisis statistik deskriptif yang menunjukkan bahwa data yang diperoleh dari 34 peserta didik sebagai subjek penelitian memiliki rata-rata pemahaman konsep peserta didik yaitu 65,88 berada pada kategori tinggi, kemudian untuk nilai minimum dari pemahaman konsep peserta didik yaitu 51,. 31.

(48) 32 nilai maksimum yaitu 72,5. Dengan jumlah sampel 34 maka untuk standar deviasi pada nilai pemahaman konsep peserta didik yaitu sebesar 4,59. b. Hasil Pemahaman Konsep Soal tes diagnostik two-tier multiple choice tertutup sebanyak 17 nomor. Persentase kategori pemahaman konsep fisika peserta didik pada materi suhu dan kalor di SMA Negeri 10 Gowa berdasarkan rubrik pemahaman konsep dapat dilihat pada tabel 4.2. berikut Tabel 4.2 Ditribusi frekuensi dan persentase kategori pemahaman konsep fisika peserta didik pada materi suhu dan kalor di SMA Negeri 10 Gowa Interval Kategori 0 ≤ P < 20% Sangat rendah 20% ≤ P < 40% Rendah 40% ≤ P < 60% Sedang 60% ≤ P < 80% Tinggi 80% ≤ P < 100% Sangat tinggi (sumber : Data lampiran C2). Frekuensi 0 0 4 30 0. Persentase (%) 0,00 0,00 11,76 88,24 0,00. Tabel 4.2 menunjukkan bahwa tingkat pemahaman konsep peserta didik materi suhu dan kalor di SMA Negeri 10 Gowa pada kategori tinggi. Hal ini dibuktikan dengan persentase yang tinggi dibandingkan kategori yang lain yaitu sebesar 88,24%, kemudian nilai persentase kategori sedang sebesar 11,76% dan untuk kategori sangat rendah, rendah dan sangat tinggi yaitu sebesar 0%. Berdasarkan tabel 4.3, kategori hasil tes pemahaman konsep peserta didik didik untuk aspek pemahaman translasi dapat ditunjukkan dengan diagram batang seperti pada gambar 4.1.

(49) 33. 88.24. Persentase (%). 100 80 60. 40 20. 11.76 0. 0. 0. 0 Sangat rendah Gambar. 4.1. Rendah. Sedang. Tinggi. Sangat tinggi. Diagram distribusi persentase berdasarkan pengkategorian skor hasil tes pemahaman konsep peserta didik untuk aspek pemahaman. 2. Distribusi frekuennsi dan persentase kategori tiap aspek pemahaman konsep fisika peserta didik pada materi suhu dan kalor di SMA Negeri 10 Gowa Nilai peserta didik pada masing-masing indikator dihitung berdasarkan rubrik dan rumusan penilaian yang dikategorikan berdasarkan pengkategorian pemahaman konsep serta disajikan dalam tabel frekuensi dan persentase di bawah ini. a. Translasi Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Kategori Aspek Pemahaman Translasi Interval Kategori 0 ≤ P < 20% Sangat rendah 20% ≤ P < 40% Rendah 40% ≤ P < 60% Sedang 60% ≤ P < 80% Tinggi 80% ≤ P < 100% Sangat tinggi (Sumber: Data Lampiran C3). Frekuensi 0 0 0 3 31. Persentase (%) 0,00 0,00 0,00 8,82 91,18.

(50) 34 Tabel 4.3 menunjukkan bahwa pemhaman konsep peserta didik pada aspek menyimpulkan bahwa sebagian besar berada pada kategori sangat tinggi yaitu sebesar 91,18%. Hal ini menunjukkan bahwa peserta didik mampu memahami konsep fisika pada materi suhu dan kalor untuk aspek pemahaman translasi. Selain berada pada kategori sangat tinggi, beberapa siswa juga berada pada kategori tinggi yaitu sebesar 8,82%. Berdasarkan tabel 4.3, kategori hasil tes pemahaman konsep peserta didik didik untuk aspek pemahaman translasi dapat ditunjukkan dengan diagram batang seperti pada gambar 4.2.. 100. 91.18. 90. Persentase (%). 80 70 60 50 40 30 20. 8.82. 10. 0. 0. 0. 0 Sangat rendah. Gambar. 4.2. Rendah. Sedang. Tinggi. Sangat tinggi. Diagram distribusi persentase berdasarkan pengkategorian skor hasil tes pemahaman konsep peserta didik untuk aspek pemahaman translasi.

(51) 35 b. Interpetasi Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Kategori Aspek Pemahaman Interpretasi Interval Kategori 0 ≤ P < 20% Sangat rendah 20% ≤ P < 40% Rendah 40% ≤ P < 60% Sedang 60% ≤ P < 80% Tinggi 80% ≤ P < 100% Sangat tinggi (sumber : Data lampiran C4). Frekuensi 0 3 27 4 0. Persentase (%) 0,00 8,82 79,41 11,77 0,00. Tabel 4.4 menunjukkan bahwa pemahaman konsep peserta didik pada aspek memberikan penjelasan langsung tepatnya pada aspek pemahaman konsep interpretasi berada pada kategori sedang yaitu 79,41%. Hal ini menunjukkan bahwa peserta didik cukup mampu untuk menyelesaikan permasalahan pada aspek pemahaman interpretasi, walaupun belum sepenuhnya mampu namun dapat dikatakan memiliki kemampuan cukup baik. Hal ini terlihat karena pada persentase kategori tinggi sebesar 11,77% dan terdapat beberapa pesertata didik yang berada pada kategori rendah sebesar 8,82% ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa peserts didik yang masih kurang dalam aspek pemahaman ini. Berdasarkan tabel 4.4, kategori hasil tes pemahaman konsep peserta didik didik untuk aspek pemahaman interpretasi dapat ditunjukkan dengan diagram batang seperti pada gambar 4.3..

(52) Persentase (%). 36. 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0. 79.41. 0. Sangat rendah Gambar. 11.77. 8.82. 4.3. 0. Rendah. Sedang. Tinggi. Sangat tinggi. Diagram distribusi persentase berdasarkan pengkategorian skor hasil tes pemahaman konsep peserta didik untuk aspek pemahaman interpretasi. c. Ekstrapolasi Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Kategori Aspek Pemahaman Ekstrapolasi interval Kategori 0 ≤ P < 20% Sangat rendah 20% ≤ P < 40% Rendah 40% ≤ P < 60% Sedang 60% ≤ P < 80% Tinggi 80% ≤ P < 100% Sangat tinggi (sumber : Data lampiran C5). Frekuensi 0 0 1 29 4. Persentase (%) 0,00 0,00 2,94 85,29 11,77. Tabel 4.5 menunjukkan bahwa pemahaman konsep peserta didik pada aspek pemahaman ekstrapoasi berada pada kategori tinggi sebesar 85,29%. Hal ini menunjukkan bahwa peserta didik mampu untuk menentukan suatu tindakan yang tepat dalam menanggapi suatu masalah yang diberikan. Selain berada kategori tinggi, terdapat beberapa peserta didik juga berada pada kategori sangat tinggi sebesar 11,77% dan peserta didik yang berada pada kategori sedang sebesar 2,94%..

(53) 37 Hal ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa peserta didik yang masih kurang dalam aspek pemahaman ini. Berdasarkan tabel 4.5, kategori hasil tes pemahaman konsep peserta didik didik untuk aspek pemahaman translasi dapat ditunjukkan. Persentase (%). dengan diagram batang seperti pada gambar 4.4.. 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Sangat rendah. Gambar. 4.4. Rendah. Sedang. Tinggi. Sangat tinggi. Diagram distribusi persentase berdasarkan pengkategorian skor hasil tes pemahaman konsep peserta didik untuk aspek pemahaman ekstrapolasi. 3. Rata-rata setiap aspek pemahaman konsep Rata-rata tiap. aspek. pemahaman konsep. dihasilkan. berdasarkan. pengkategorian pemahaman konsep dapat dilihat pada tabel 4.6. Tabel 4.6 Rata-rata setiap aspek pemahaman konsep Aspek pemahaman konsep Translasi Interpretasi ekstrapolasi (sumber : Data lampiran C). Rata-rata 88,60 44,7 72,7. kategori Sangat tinggi Sedang tinggi.

(54) 38 Tabel 4.6 menggambarkan rata-rata tiap indikator pemahaman konsep. Tabel menunjukkan rata-rata tertinggi berada pada aspek pemahaman konsep translasi dengan rata-rata 88,60. Tertinggi kedua berada pada indikator ekstrapolasi dengan rata-rata 72,7. Selanjutnya aspek pemahaman interpretasi berada pada kategori sedang dengan rata-rata 44,7. Rata-rata setiap kriteria pemahaman konsep fisika berdasarkan penskoran Selanjutnya pemahaman konsep dinyatakan dalam bentuk grafik yang dapat melukiskan persentase pemahaman konsep berdarkan kriteria penskoran pemahaman konsep maka akan diperoleh hasil seperti gambar 4.6. 100.00% 90.00% 80.00%. Persentase (%). 70.00% 60.00%. 55.50%. 50.00% 40.00% 30.00% 17.80%. 20.00%. 11.50%. 15.70%. 10.00% 0.00% Paham konsep. Kesalahan konsep (KK-1). Kesalahan Konsep (KK-2). Tidak paham konsep. Gambar 4.5 Diagram distribusi persentase berdasarkan kriteria skor hasil tes pemahaman konsep peserta didik.

(55) 39 Peserta didik dikategorikan paham konsep apabila dalam menjawab soal yang diberikan peserta didik menjawab benar dan pernyataan benar atas alasannya. Berdasarkan gambar 4.5 dapat diketahui bahwa siswa paham konsep persentase rata-rata tertinggi yaitu 55,50% Peserta didik yang mengalami kesalahan konsep (KK-1) apabila dalam menjawab soal yang diberikan kepada peserta didik menjawab salah atas pertanyaan dan menjawab benar atas alasan yang diberikan. Berdasarkan gambar 4.5 dapat diketahui bahwa peserta didik yang mengalami kesalahan konsep yaitu 11,50% Peserta didik yang mengalami kesalahan konsep (KK-2) apabila dalam menjawab soal yang diberikan kepada peserta didik menjawab benar atas pertanyaan dan menjawab salah atas alasan yang diberikan. Berdasarkan gambar 4.6 dapat diketahui bahwa peserta didik yang mengalami kesalahan konsep yaitu 17,80% Peserta didik yang tidak paham konsep apabila dalam menjawab soal yang diberikan kepada peserta didik menjawab salah atas pertanyaan dan menjawab salah atas alasan yang diberikan. Berdasarkan Berdasarkan gambar 4.5 dapat diketahui bahwa peserta didik yang tidak paham konsep yaitu 15,17% B. Pembahasan Analisis penelitian ini untuk mengetahui pemahaman konsep fisika peserta didik pada materi suhu dan kalor di SMA Negeri 10 Gowa. Penelitian ini dilakukan dengan instrumen tes diagnostik two-tier multiple choice dengan alasan tertutup yang dikelompokkan dalam kategori tingkat pemahaman konsep berdasarkan.

(56) 40 jawaban peserta didik, yaitu paham konsep, kesalahan konsep (KK-1), kesalahan konsep (KK-2) dan tidak paham konsep. Pemahaman konsep yang digunakan dalam penelitian ini memiliki beberapa aspek pemahaman menurut Sagala (2014:77), yaitu translasi, interpretasi dan ekstrapolasi. Berdasarkan hasil analisis deskriptif pada tabel 4.1 mengenai distribusi frekuensi berdasarkan pengkategorian skor hasil tes pemahaman konsep peserta didik kelas XI MIA 2 SMA Negeri 10 Gowa dapat dilihat bahwa pemhaman konsep peserta didik berada pada kategori tinggi, dimana dari 17 butir soal yang diajukan dalam tes, peserta didik mampu memperoleh skor tertinggi yaitu 72,6 dan skor terendah yaitu 51. Dari 34 peserta didik yang berada pada kategori tinggi terdapat 30 peserta didik mencapai persentase 88,24%, sementara untuk kategori sedang terdapat 4 peserta didik dengan persentase 11,76% dan untuk kategori sangat tinggi, rendah dan sangat rendah dengan persentase 0%. Berdasarkan hasil analisis tersebut mengenai persentase tes pemahaman konsep dengan menggunakan tes diagnostik two-tier Multiple Choice tertutup peserta didik pada materi suhu dan kalor kelas XI MIA 2 SMA Negeri 10 Gowa. Berdasarkan tabel 4.6 mengenai skor rata-rata untuk setiap aspek pemahaman konsep peserta didik SMA Negeri 10 Gowa menunjukkan bahwa aspek pemahaman mendapat skor rata-rata tertinggi adalah aspek pemahaman translasi, kemudian aspek pemahaman ekstrapolasi dan aspek pemahaman konsep yang mendapat skor rata-rata terbawah adalah interpretasi. Berdasarkan data yang diperoleh juga menunjukkan bahwa pemahaman konsep di SMA Negeri 10 Gowa memiliki kategori yang berbeda-beda pada semua indikatornya..

(57) 41 Pada aspek pemahaman konsep translasi yang dimiliki oleh peserta didik berada pada kategori sangat tinggi dengan rata-rata 88,60. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar peserta didik sudah mampu menyelesaikan permasalahan pada aspek pemahaman translasi. Hal ini sejalan dengan pendapat Mustika (2020) bahwa aspek pemahaman translasi adalah tingkat terendah dari pemahaman konsep. sehingga peserta didik lebih mudah mengerjakan soal walaupun masih ada beberapa peserta didik yang belum bisa meyelesaikan tes pemahaman konsep dengan tepat. Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Sudjana (2012) yang mengatakan bahwa translasi berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam menerjemahkan kalimat kedalam bentuk yang lebih sesuai dengan keadaan dirinya. Sehingga peserta didik lebih mudah untuk menjawab tes pemahaman konsep tersebut. Pada aspek pemahaman konsep interpretasi yang dimiliki oleh peserta didik berada pada kategori sedang dengan rata-rata 44,7. Hal ini menunjukkan bahwa peserta didik memiliki pemahaman yang cukup baik untuk menafsirkan, menjelaskan, membandingkan, membedakan dan mempertentangkan makna yang terdapat dalam bentuk simbol. Walaupun belum menyeluruh namun sebagian besar peserta didik sudah memiliki kemampuan pemahaman konsep yang cukup baik. Berdasarkan hasil analisis jawabaan peserta didik ditemuakan bahwa peserta didik yang memiliki pemahaman konsep yang kurang maksimal pada aspek ini, karena peserta didik kurang mampu mengaitkan satu konsep satu sama lain, sehingga peserta didik masih bingung dalam menyelesaikan tes pemahaman konsep fisika. Hal ini sejalan dengan pendapat Luzyawati (2017) bahwa mereka hanya bisa menjelaskan setiap konsep secara baik, namun jika dihadapkan pada suatu permasalahan yang menurut mereka untuk mengaitkan beberapa konsep tersebut,.

(58) 42 sebagian peserta didik masih mengalami kesulitan. Peserta didik yang kurang mampu memahami konsep dikarenakan dalam proses pembelajaran masih mengutamakan proses menghafal. Pada aspek pemahaman konsep ekstapolasi yang dimiliki oleh peserta didik berada pada kategori tinggi dengan rata-rata 72,7. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar peserta didik sudah mampu menyelesaikan permasalahan pada aspek pemahaman ekstrapoasi.. Peserta didik yang berhasil pada aspek pemahaman. konsep ekstrspolasi menurut Hajeriati (2016) berarti peserta didik tersebut sudah mampu menemukan sendiri kesimpulan dari konsep yang telah dikontruk. Dan kemampuan pemahamahan konsep esktrapolasi mencakup pemikiran atau prediksi yang dilandasi oleh pemahaman kecenderungan atau kondisi yang dijelaskan dalam bentuk lain. Berdasarkan dari hasil analisis jawaban peserta didik bahwa ditemukan peserta didik yang belum mampu untuk menarik kesimpulan dari suatu pernyataan yang eksplisit. Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Maure dkk (2020) yang mengatakan bahwa peserta didik yang cenderung hanya memperhatikan dan menerima konsep yang sudah ada tanpa berpikir untuk memahami bagaimana konsep itu terbentuk sehingga ketika melakukan penarikan kesimpulan peserta didik akan mengalami kesulitan. Berdasarkan hasil analisis data statistik dan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep fisika peserta didik pada materi suhu dan kalor kelas XI MIA 2 di SMA Negeti 10 Gowa terbilang tinggi. Walaupun masih terdapat peserta didik yang belum maksimal. Hal ini disebabkan karena terdapat.

(59) 43 peserta didik yang masih berfokus menghafal setiap konsep tanpa memahami konsep tersebut sehingga beberapa peserta didik yang belum tepat dalam memiliki konsep sebagai dasar alasan menjawab tes yang diberikan. Hal ini sejalan dengan penelitian Rosyidah dkk (2020) bahwa pemahaman konsep yang masih belum maksimal dikarenakan peserta didik yang hanya datang, duduk, dengar, catat dan hafal dikelas tanpa memahamani konsep suatu topik atau materi fisika mengakami kesulitan untuk menyelesaikannya. Hal ini dikarenakan mereka tidak memahami soal akan tetapi mereka hanya terbiasa menghafal soal saja sehingga terdapat beberapa peserta didik yang pemahaman konsepnya belum maksimal. Pemahaman konsep peserta didik perlu ditingkatkan dengan berfokus lagi dengan evaluasi kembali terhadap proses pembelajaran yang dilakukan, karena dengan proses pembelajaran yang sesuai pemahaman konsep peserta didik akan meningkat. Selama melakukan penelitian ini, peneliti merasakan beberapa keterbatasan, karena penelitian terjadi pada saat pandemi COVID-19. Akibat dari pandemi tersebt sekolah-sekolah terpaksa diliburkan untuk mencegah penularan, dan imbasnya penelitian ini tidak berjalan sebagaimana mestinya terutama dalam hal penyebaran tes pemahaman konsep yang seharusnya dilakukan langsung pada sekolah yang bersangkutan dan berganti menggunakan metode online. Waktu tunggu agar soal tes pemahaman konsep untuk mendapat jumlah respon peserta didik pun yang diinginkan juga akhirnya sangat lama. Dan peneliti juga harus mencari sekolah yang lain apabila ada sekolah yang menolak untuk melakukan penelitian ditempat tersebut..

(60) BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasrkan penelitian yang telah dilaksanakan pada peserta didik kelas XI MIA 2 di SMA Negeri 10 Gowa pada materi suhu dan kalor bahwa pemahaman konsep fisika peserta didik pada materi suhu dan kalor di SMA Negeri 10 Gowa berada pada kategori tinggi yaitu 65,88. B. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, maka terdapat beberapa hal yang disarankan oleh peneliti diantanya 1. Guru diharapkan untuk memperhatikan dan menentukan metode pengajaran yang sesuai dengan konsep yang akan diberikan sehingga peserta didik mudah memahami konsep dengan baik. 2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui tingkat pemahaman fisika peserta didik secara mendalam sebagai evaluasi bagi guru fisika dalam melaksanakan proses pembelajaran.. 44.

(61) DAFTAR PUSTAKA. Abriani, A., & Nursalam. (2016). Peningkatan Pemahaman Konsep Mata Pelajaran Fisika Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Evidence Based Learning Dalam Pelaksanaan Guided Inquiry. Jurnal Pendidikan Fisika, 4(1), 40–43. Agnafia, D. N. 2019. Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Pembelajaran Biologi. Florea, 6(1), 45-53. Anisfaizurrahmah. (2018). Strategi Pembeljaran Inkuiry Terbimbing terhadap Pemahaman Konsep Fisika Peserta Didik SMA Negeri 1 Pakue. Jurnal Pendidikan Fisika, 6, 1–7. Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Arikunto, S. 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi 6. Jakarta : Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Kedua. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, S. 2016. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Dahar, Ratna Wilis. (2011). Teori-teori belajar & pembelajaran. Indonesia, Bandung: Erlangga Dalyono, M. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta. Rineka Cipta Darmayanti, Ni Wayang Sri dan I Komang Wisnu Budi Wijaya. 2020. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Nilacakra Hadiwiyanti, Irma. 2015. Analisis Pemahaman Konsep Fisika Siswa SMP dan Penerapannya di Lingkungan Sekitar. Skripsi. Tidak di Terbitksn. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan alam. Universitas Negeri Semarang. Semarang Harijanto, A. (2018). Seminar Nasional Pendidikan Fisika 2018 Seminar Nasional Pendidikan Fisika 2018. 3, 162–166. Haling, Abdul. 2007. Belajar dan Pembelajaran, Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar. Irmayani, Ntu R dkk. 2019. Kinerja Pendamping Program Keluarga Harapan Pasca Diklat Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga. Jakarta : Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, Budaya Pendidikan, Penelitian dan Penyuluhan Sosial. Jusman, & Hajeriati. (n.d.). Abstract : The purpose of this study was to determine the comparison of Inquiry Learning and Guided Inquiry Motodes at Physics 45.

(62) 46 Education Department ,. 3, 54–61. Kasmadi & Nia. S.S. 2016. Panduan Modern Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta. KBBI, 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). [Online] Available at: http://kbbi.web.id/pusat, L. Maure, Y., D. Djong, K., & B. N. Dosinaeng, W. (2020). Analisis Pemahaman Konsep Matematik Siswa Sma Pada Materi Program Linear. Asimtot : Jurnal Kependidikan Matematika, 2(1), 47–56. https://doi.org/10.30822/ asimtot.v2i1.500 Luzyawati, L. 2017. Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Materi Alat Indera Melalui Model Pembelajaran Inquiry Pictorial Riddle. Edu Sains: Jurnal Pendidikan Sains & Matematika, 5(2), 9-21. Maulida, R. F., Darmawan, P., & Prayekti, N. (2019). Analisis Pemahaman Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Terkait Teorema Pythagoras. Prosiding Seminar Nasional MIPA UNIBA 2019, 198–204. Meylindra, I., Ibnu, S., dan Sulistina, O. (2013). Identifikasi Pemahaman Konsep Larutan Asam Basa melalui Gambaran Mikroskopik pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 5 Malang Nahdi, Dede Salim. 2018. Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Melalui Penerapan Metode Demonstrasi pada Mata Pelajaran Ipa. Jurnal Cakrawala Pendas. p-ISSN: 2442-7470 e-ISSN: 2579-4442 Ormrod, Jeanne E. (2008). Psikologi Pendidikan: Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang. Jakarta: Erlangga Özmen, H., Demircioǧlu, H., & Demircioǧlu, G. (2009). The effects of conceptual change texts accompanied with animations on overcoming 11th grade students’ alternative conceptions of chemical bonding. Computers and Education, 52(3), 681–695. https://doi.org/10.1016/j.compedu.2008.11.017 Pancarita & Zainah. (2019). Analisis Pemahaman Matematis Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita. Jurnal Pendidikan, 20(1), 79–86. Pinarbasi, T. (2007). Turkish undergraduate students’ misconceptions on acid and bases. Journal of Baltic Science Education. 6(1). ISSN 1648–3898 prastowo, sri handoyono budi. (2020). Seminar Nasional Pendidikan Fisika 2019 Seminar Nasional Pendidikan Fisika 2019. 4(1), 107–110. Purnomo, Rochmat Aldy. 2017. Analisis Statistik Ekonomi dan Bisnis dengan SPSS. Ponorogo: CVWade Group Putranta, H., & Supahar. (2019). Development of physics-tier tests (PysTT) to measure students’ conceptual understanding and creative thinking skills: A qualitative synthesis. Journal for the Education of Gifted Young Scientists, 7(3), 747–775. https://doi.org/10.17478/jegys.587203.

Referensi

Dokumen terkait

Kalor laten suatu zat ialah kalor yang dibutuhkan untuk merubah satu satuan massa zat dari suatu tingkat wujud ke tingkat wujud yang lain pada suhu dan tekanan yang tetap.. Jika

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) tingkat pemahaman siswa tentang konsep suhu, kalor, dan perpindahan kalor belum seluruhnya siswa paham, karena dari hasil

Pada penelitian ini telah dihasilkan media pembelajaran fisika berbasis lectora inspire yang layak digunakan untuk pembelajaran fisika materi pokok suhu, kalor,

Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika Berbasis SMA Contextual Teaching And Learning (CTL) Pada Materi Suhu, Kalor Dan Perpindahan Kalor Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Beberapa peserta didik masih mengalami kesalahan dalam memahami beberapa konsep suhu dan kalor, diantaranya peserta didik belum paham tentang pemuaian keping bimetal

Abstrak: Penerapan Pendekatan Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Fisika Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 1 Ma’rang. Penelitian ini bertujuan

Evalusi mencakup pemahaman dan penalaran. Bahan ajar dikembangkan pada materi suhu dan kalor dan sumber belajar yang digunakan adalah handout, LKPD dan buku Fisika

Multimedia interaktif berbasis android pada mata pelajaran fisika pokok bahasan suhu, kalor, dan perpindahan kalor untuk SMA kelas XI yang dikembangkan berdasarkan hasil