• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF DALAM FISIKA PESERTA DIDIK KELAS XI IPA4 SMA NEGERI 2 GOWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF DALAM FISIKA PESERTA DIDIK KELAS XI IPA4 SMA NEGERI 2 GOWA"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

1

ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF DALAM FISIKA PESERTA DIDIK KELAS XI IPA4 SMA NEGERI 2 GOWA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Ujian Skripsi guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Prodi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

RIA INDRIYANI 10539 1405 15

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA 2020

(2)
(3)
(4)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : RIA INDRIYANI

NIM : 10539 1405 15

Program Studi : Pendidikan Fisika

Judul Skripsi : Analisis Keterampilan Berpikir Kreatif dalam Fisika Peserta Didik Kelas XI IPA4 SMA Negeri 2 Gowa

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau dibuatkan oleh siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, Januari 2020 Yang Membuat Pernyataan

RIA INDRIYANI

(5)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERJANJIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : RIA INDRIYANI NIM : 10539 1405 15 Program Studi : Pendidikan Fisika

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dengan Judul :Analisis Keterampilan Berpikir Kreatif dalam Fisika Peserta Didik Kelas XI IPA4 SMA Negeri 2 Gowa

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai penyusunan proposal sampai selesainya skripsi ini, saya menyusunnya sendiri tanpa dibuatkan oleh siapapun.

2. Dalam penyusunan skripsi ini saya akan selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing, yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam menyusun skripsi ini.

4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, Januari 2020 Yang Membuat Perjanjian

RIA INDRIYANI

(6)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Apabila Allah Taala sudah ridha, biarpun seluruh alam berpaling tidak menjadi masalah. Kalau Allah sudah menerima, biarpun semua manusia menolak tidak akan berpengaruh. Setelah Dia ridha dan menerima, jika Dia berkehendak dan sesuai dengan hikmah-Nya, menjadikan manusia menerimanya meskipun tanpa kalian minta”.

(Badiuzzaman Said Nursi)

Kupersembahkan karya ini untuk:

Kedua orangtua yang sangat berjasa dalam hidupku.

Nihil sampai pada tahap ini tanpa doa dan restu kalian.

Cucuran keringat yang tak henti, yang tak pernah kenal lelah.

Dan juga teruntuk teman-teman seperjuangan diperantauan yang selalu hadir Tetap ada dikala suka dan duka, tak hentinya memberi semangat dan motivasi Terimakasih, semoga Allah SWT meridhoi langka kita. Aamiin.

(7)

ABSTRAK

Ria Indriyani. 2020. Analisis Keterampilan Berpikir Kreatif dalam Fisika Peserta Didik Kelas XI IPA4 SMA Negeri 2 Gowa. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Dr.Ahmad Yani dan Pembimbing II Ma’ruf.

Masalah utama dalam penelitian ini yaitu bagaimana keterampilan berpikir kreatif dalam fisika peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keterampilan berpikir kreatif dalam fisika peserta didik kelas XI IPA4 SMA Negeri 2 Gowa tahun ajaran 2019/2020.

Jenis penelitian adalah penelitian Expost Facto yang bersifat deskriptif.

Penelitian ini hanya menggunakan satu variabel tanpa menghubungkan dengan veriabel lain. Sampel penelitian ini adalah peserta didik kelas XI IPA4 yang berjumlah sebanyak 30 peserta didik yang ditentukan dengan Simple random sampling. Instrument penelitian yang digunakan adalah tes keterampilan berpikir kreatif fisika yang memenuhi kriteria valid sebanyak 9 item. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tingkat keterampilan berpikir kreatif peserta didik sebesar 77, 85.

Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat bahwa tingkat keterampilan berpikir kreatif peserta didik kelas XI IPA4 berada pada kategori tinggi. Adapun saran agar penelitian berikutnya dapat menggunakan indikator berpikir kreatif yang berbeda.

Kata kunci : Berpikir Kreatif

(8)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Berkat karunia serta rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul:

“Analisis Keterampilan Berpikir Kreatif dalam Fisika Peserta Didik Kelas XI IPA4 SMA Negeri 2 Gowa” . Diri ini tak akan henti- hentinya bertahmid atas anugerah pada setiap detik, langkah, nafas yang telah diberikan kepada penulis sehinggas kripsi ini dapat terselesaikan dan menjadi salah satu bukti dari sederet berkah-Mu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih sangat jauh dari kata sempurna, namun segala daya dan upaya telah penulis kerahkan untuk membuat tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam dunia Pendidikan tentunya, terkhusus dalam ruang lingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Selain itu berbagai pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam perampungan tulisan ini penulis mengucapkan terimakasih banyak. Rasa hormat dan haru penulis ucapkan kepada kedua orang tua yakni Alm. Mahmuddin dan Maryam yang senantisa berdoa, mengasuh, mendidik, mengurus, sampai membiayai penulis dalam proses pencarian ilmu. Tak lupa pula penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada bapak Dr. Ahmad Yani, M.Si selaku pembimbing I, dan kepada bapak Ma’ruf S.Pd., M.Pd. selaku pembimbing II yang

(9)

telah memberikan bimbingan, arahan, motivasi, serta meluangkan waktunya sejak awal penyusunan proposal sampai selesainya skripsi ini.

Di samping itu, penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada:

Prof. Dr. H. Abdul Rahman Rahim, S.E., M.M , selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makasaar, Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D , sekalu Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, Dr. Nurlina, S.Si., M.Pd, selaku ketua Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar, Ma’ruf, S.Pd, M.Pd selaku sekretaris Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar dan Dosen Program Studi Pendidikan Fisika yang telah membekali penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis tentunya.

Ucapan terimakasih pula yang sebesar- besarnya kepada Kepala Sekolah, Guru, Staf SMA Negeri 2 Gowa, dan bapak Ibrahim Sijaya, S.Pd, selaku guru Fisika disekolah tersebut yang telah memberikan izin, arahan, masukan, dan bantuan untuk melakukan penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih banyak kepada teman- teman seperjuangan jurusan Pendidikan Fisika angkatan 2015 yang senantiasa menyemangati dan memberi masukan, serta sahabat- sahabatku yang selalu menyemangati penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Dengan segala bentuk kerendahan hati, penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan sarannya yang bersifat membangun sehingga penulis dapat berkarya lebih baik lagi pada masa yang akan dating. Dengan harapan dan doa penulis, semoga skripsi ini memberikan manfaat dan menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya di bidang Pendidikan Fisika.

(10)

Billahi Fii Sabillil Haq. Fastabiqul Khaerat.

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.

Makassar, Februari 2020

Penulis

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

SURAT PERNYATAAN... iv

SURAT PERJANJIAN ... v

MOTTO DAN PERSEMBUHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

A. Kajian Pustaka ... 6

B. Kerangka Pikir... 13

BAB III METODE PENELITIAN... 14

A. Jenis dan Lokasi Penelitian ... 14

B. Variabel Penelitian ... 14

C. Definisi Operasional Variabel ... 14

D. Populasi dan Sampul ... 15

E. Instrumen Penelitian ... 15

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 15

G. Teknik Pengempulan Data ... 16

H. Teknik Analisis Data ... 16

(12)

BAB IV PEMBAHASAN...19

A. Hasil Penelitian ... 19

B. Pembahasan...24

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 27

A. Simpulan ... 27

B. Saran ... 27

DAFTAR PUSTAKA...29 LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Kategori Skor Hasil Berpikir Kreatif ... 18 4.1 Statistik Hasil Tes Keterampilan Berpikir Kreatif Fisika ... 19 4.2 Kategorisasi Skor Hasil Tes Keterampilan Berpikir Kreatif Fisika ... 21 4.3 Skor Rata-rata Hasil Tes untuk Satiap Indikator Keterampilan Berpikir

Kreatif Fisika ... 22 4.4 Kategorisasi untuk setiap Indikator Keterampilab Berpikir kreatif

Fisika ... 23

(14)

DAFTAR GAMBAR

Tabel Halaman

2.1 Skema Alur Kerangka Pikir ... 13 4.1 Diagram Kategorisasi dan Persentase Skor Hasil Berpikir Kreatif

Fisika ... 22 4.2 Diagram Skor Rata-rata untuk Setiap Indikator Keterampilan Berpikir

Kreatif Fisika ... 23 4.3 Diagram Kategorisasi untuk setiap Indikator keterampilan Berpikir Kreatif

Fisika ... 24

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A

A.1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian A.2. Instrumen Keterampilan Berpikir Kreatif Fisika Sebelum Validasi

A.3. Instrumen Keterampilan Berpikir Kreatif Fisika Setelah Validasi A.4. Rubrik Penilaian Keterampilan Berpikir Kreatif Fisika

LAMPIRAN B B.1. Uji Validitas B.2. Uji Reliabilitas LAMPIRAN C

C. Analisis Deskriptif LAMPIRAN D

D. Dokumentasi LAMPIRAN E

E. Persuratan

(16)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan alat yang menentukan untuk mencapai kemajuan dalam segala bidang kehidupan. Dalam memilih dan membina hidup yang baik, yang sesuai dengan martabat manusia. Pendidikan akan terasa gersang apabila tidak berhasil mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas (baik dari segi spiritual, intelegensi, dan skill). Untuk itu, perlu diusahakan peningkatan mutu pendidikan, agar bangsa kita tidak terus bertahan pada yang sedang berkembang tetapi dapat menyandang predikat bangsa maju dan tidak kalah saing dengan bangsa lain.

Pendidikan dalam undang-undang No.23 Tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengembangan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Depdiknas, 2003:23). Sehubungan dengan itu Ki Hajar Dewantara mengungkapkan bahwa pendidikan sebagai tuntutan segala kekuatan kodrat yang ada pada anak agar mereka kelak menjadi manusia dan anggota masyarakat yang dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya (Jeffry,2017:35). Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pendidikan merupakan proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha

(17)

mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara, dan perbuatan mendidik (Tim Redaksi KBBI, 2005: 263)

Berdasarkan definisi di atas dapat diketahui bahwa orientasi pendidikan adalah untuk mendewasakan dan mematangkan peserta didik sehingga akan menjadi sosok pribadi yang memiliki kemandirian bebagai persoalan baik yang muncul selama mengikuti proses pendidikan maupun yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari.

Pendidikan fisika merupakan salah satu program studi yang layak untuk dipertimbangkan eksistensinya. Hal ini dikarenakan peran dan fungsi dari fisika itu sendiri yang mencakup hampir seluruh bidang kehidupan dan tanpa disadari selalu diterapkan oleh seluruh lapisan masyarakat.

Mata pelajaran fisika merupakan salah satu mata pelajaran dalam rumpun sains yang mengacu pada pengembangan kemampuan berpikir analisis induktif dan deduktif. Fisika juga dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar dan dapat mengembangkan pengetahuan peserta didik, keterampilan dan sikap percaya diri. Salah satu tujuan mata pelajaran fisika di SMA adalah agar peserta didik mampu menguasai pengetahuan, konsep-konsep dan prinsip fisika serta mempunyai kemampuan dalam mengembangkan pengetahuan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.

Dalam hal ini yang dapat dilakukan adalah mengembangkan kemampuan berpikir kreatif. Berpikir kreatif merupakan potensi yang dimiliki oleh setiap manusia dan juga merupakan hasil interaksi antara peserta

(18)

didik, pendidik dengan lingkungannya. Berpikir kreatif identik dengan mengungkapkan suatu gagasan baru atau menyelesaikan suatu permasalahan dalam pembelajaran berbeda dari yang lainnya. Dalam pengertian ini gagasan yang dituangkan berdasarkan akal pemikiran sehat dan logis serta tidak menyinggung ataupun menyalahkan gagasan orang lain. Selain itu, jika merujuk pada salah satu dari tujuan pendidikan menurut Nur (Armandita, 2013:130) adalah mampu menjadikan anak berpikir kreatif baik dalam hal menyelesaikan atau memecahkan permasalahan maupun mengkomunikasikan atau menyampaikan pikirannya. Maka dari itu dalam melaksanakan suatu pembelajaran didalam kelas harus melibatkan peserta didik secara aktif agar keterampilan-keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik dapat dikembangkan dengan baik.

Menurut Tringgono (2018:165) setiap orang memiliki potensi kreatif dan karakteristik berpikir kratif yang berbeda-beda. Stimulus yang tepat diharapkan mampu mengembangkan potensi berpikir kreatif tersebut.

Namun, pada kenyataan di lapangan, pendidik kurang memfasilitasi potensi berpikir kreatif yang dimiliki oleh peserta didik. Pendidik cenderunng memiliki idealisme tersendiri dalam peroleh jawaban tanpa memperhatikan potensi berpikir kreatif kreatif yang dimiliki oleh peserta didik. Dalam pelaksanaan pembelajaran, pendidik hanya berpatokan pada fakta benar salah, terutama pada saat mengerjakan soal-soal fisika tanpa melihat proses berpikir peserta didik. Sehingga peneliti mencoba merancang penelitian yang dilakukan pada peserta didik dalam mengerjakan soal-soal fisika.

(19)

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti terdorong untuk melakukan penelitian mengenai ”Analisis Keterampilan Berpikir Kreatif dalam Fisika peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 2 Gowa ”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang di ungkap dalam penelitian ini adalah :

“Bagaimana keterampilan berpikir kreatif dalam fisika peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 2 Gowa?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :

Untuk menganalisis keterampilan berpikir kreatif dalam fisika peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 2 Gowa.

D. Manfaat Penelitian

Adapaun manfaat yang diharapkan daru peneliti ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Siswa

Diharapkan siswa dapat mengelola kemampuan berpikir kreatifnnya dengan baik sehingga dapat tercipta semangat dan motivasi yang tinggi untuk lebih memahami materi pembelajaran yang dilaksanakan

2. Bagi Guru

Memberi masukan bagi guru mengenai pentingnya kemampuan berpikir kreatif peserta didik

(20)

3. Bagi Sekolah

Hasil penelititan ini diharapkan dapat menjadi kontribusi positif untuk meningkatkan mutu pendidikan Fisika di SMA Negeri 2 Gowa 4. Bagi Peneliti

Memberikan ilmu pengetahuan baru, wawasan, dan pengalaman yang sangat berharga serta bermanfaat bagi peneliti dalam mengembangkan kemampuan berpikir kreatif sebagai calon guru pada tingkat sekolah menengah atas.

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Berpikir

Pengertian berpikir secara umum dilandasi oleh asumsi aktivitas mental atau intelektual yang melibatkan kesadaran dan subjektivitas individu. Hal ini dapat merujuk ke suatu tindakan pemikiran atau ide-ide atau pengaturan ide.

Pengertian Gilmer (1970), berpikir merupakan suatu pemecahan masalah dan proses penggunaan gagasan atau lambang-lambang pengganti suatu aktivitas yang tampak secara fisik. Selain itu ia mendefinisikan bahwa berpikir merupakan suatu proses dari penyajian suatu peristiwa internal dan eksternal, kepemilikan masa lalu, masa sekarang, dan masa depan yang satu sama lain saling berinteraksi (Wowo,2013:2). Selaras dengan hal tersebut Berpikir yaitu memberikan perspektif baru atau menangkap peluang baru sehingga memunculkan ide-ide baru yang belum pernah ada (Novisita, 2108 :34).

Plato, mengatakan bahwa berpikir adalah aktivitas ide. Berdasarkan pendapat terakhir dari plato dikemukakan dau kenyataan yaitu :

a). Bahwa berpikir adalah aktivitas, jadi subjek yang berpikir aktif.

(22)

b). Bahwa aktivitas itu sifatnya ideasional, jadi bukan sensoris atau motoris, walaupun dapat disertai oleh kedua hal itu: berpikir itu mempergunakan absraksi-absraksi atau “ideas”.

Sehubungan dengan itu, menurut Soemanto (2006), Berpikir mempunyai arti yang meletakkan hubungan antara bagian pengetahuan yang diperoleh manusia. Adapun yang dimaksud dengan pengetahuan disini mencakup segala konsep, gagasan, dan pengertianyang telah dimiliki atau diperoleh manusia. Berpikir merupakan proses yang dinamis yang menempuh tiga langka berpikir yaitu, pembentukan pengertian, pembentukan pendapat, dan pembentukan keputusan. (Ishaq dan Krisna, 2013 :65)

Berdasarkan beberapa pandangan dan devinisi yang diuraikan, maka berpikir merupakan aktivitas mental atau intelektual, proses penyajian pristiwa secara internal dan eksternal yang bersifat rasional yang kemudian mengahsilkan pengetahuan baik berupa konsep, gagasan dan kesimpulan hingga merujuk pada perubahan tingkah laku suatu individu.

2. Keterampilan Berpikir Kreatif

Menurut Munandar (Rahma,2017:157) berpikir kreatif adalah kemampuan menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanannya pada kuantitas, ketepatgunaan, dan keberagaman jawaban berdasarkan data atau infrormasi yang disedia.

Berpikir kreatif juga berarti menciptakan suatu gagasan atau ide yang baru untuk menghasilkan jawaban atau cara yang baru atau unik dalam

(23)

menyelesaikan sebuah masalah. Berpikir kreatif mengabaikan hubungan- hubungan yang sudah mapan, dan menciptakan hubungan-hubungan tersendiri. Selain itu berpikir kreatif merupakan memberikan macam-macam kemungkinan jawaban berdasarkan informasi yang diberikan dengan penekanan pada keragaman jumlah dan kesesuaian (Yhana,2018 :65)

Keterampilan berpikir kreatif adalah keterampilan mengembangkan atau menemukan ide atau gagasan asli, estetis dan konstruktif yang berhubungan dengan pandangan dan konsep serta menekankan pada aspek berpikir intuitif dan rasional khususnya dalam menggunakan informasi dan bahan untuk memunculkan atau menjelaskannya dengan perspektif asli pemikir (Liliasari dan tawil, 2013:60)

Indikator-indikator Berpikir Kreatif dalam Pembelajaran

Mc Groger (2007) berpedampat bahwa keterampilan berpikir memiliki pola berpikir divergen yang didalamnya: 1) bukan karakteristik dari pola pikir yang dimiliki beberapa orang yang berbakat; 2) berpikir kreatif dapat diterapkan melalui teknik yang bervariasi; 3) program berpikir kreatif dapat digunakan dalam mengembangkan keterampilan berpikir kreatif; 4) subjektivitas atau objektivitas dari proses pembelajaran dapat mempengaruhi pola berpikir kreatif; 5) kesadaran guru dalam mengembangkan keterampilan kreatif dapat membantu mereka unutk berkembang.

(24)

Lawson (1979) mengungkapkan tiga tahapan dan beberapa indikator dalam pengembangan berpikir kreatif dalam pembelajaran. Ketiga tahapan dan indikator tersebut sebagai berikut :

Tahap pertama

Meningkatkan antisipasi. Indikator-indikatornya : 1) menghadapi ambigius dan ketidakpastian; 2) mengajukan pertanyaan untuk meningkatkan dugaan dan harapan; 3) menciptakan kesadaran; 4) kebutuhan dimasa datang atau kesulitan yang akan dihadapi; 5) membangun dari pengetahuan pembelajaran yang sudah ada; 6) menstimulasi rasa ingin tahu dan keingin untuk tahu; 7) membuat rasa familiar menjadi keanehan yang familiar; 8) membebaskan diri dari rangkaian hambatan; 9) melihat informasi yang sama dari sudut pandang yang berbeda; 10) mengajukan pertanyaan yang proaktif untuk membuat belajar berpikir tentang informasi yang ada dengan cara yang berbeda; 11) membuat belajar berpikir tentang informasi yang ada dengan cara yang berbeda; 12) membuat perkiraan dari informasi yang terbatas; 13) tujuan dari pelajaran dibuat jelas yang menunjukkan hubungan antara belajar yang diharapkan dan masalah sekarang atau masalah yang akan datang; 14) hanya struktur yang cukup untuk memberikan petunjuk dan arahan; 15) memngambil langkah selanjutnya yang diketahui; 16) kesiapan fisik atau tubuh sebagai pemanasan untuk informasi yang akan disampaikan.

Tahap Kedua

Pada tahap ini berhubungan dengan menemukan hal-hal yang diharapkan dan tidak diharapkan serta memperdalam ekspetasi. Indikator-

(25)

indikatornya mencakup: 1) meningkatnya kesadaran terhadap masalah dan kesulitan; 2) menerima keterbatasan yang membangun sebagai tantangan daripada membuat improvisasi secara sinis dengan apa yang tersedia; 3) mendorong karakteristik dan prediosasi kepribadian yang kreatif; 4) mempatenkan proses pemecahan masalah secara kreatif dalam sebuah cara sistematis dalam menangani masalah dan informasi yang dimiliki; 5) mengelaborasi informasi dengan hati-hati; 6) menyajikan informasi yang tidak lengkap dan memberikan kesempatan belajar mengajukan masalah untuk melengkapi kesenjangan; 7) menumpang tindikan elemen yang tidak relevan; 8) membuat pertanyaan terbuka; 9) mencari kejujuran dan realisasi;

10) mengidentifikasi dan mendorong penerimaan keahlian dan realisasi; 11) meningkatkan dan dengan sengaja membuat kejutan dan 12) mendorong pebelajar melakukan visualisasi

Tahap Ketiga

Menuju arah yang lebih jauh dan terus maju. Indikator- indikatornya meliputi: 1) bermain dengan ambiguitas; 2) memperdalam kesadaran terhadap sebuah masalah, kesulitan atau kekurangan informasi;

3) mengakui potensi keunikan pembelajar; 4) meningkatkan perhatian/keingintahuan terhadap suatu masalah; 5) menantang respons atau solusi yang konstrutif; 6) melihat hubungan yang jelas antara informasi baru dan karir dimasa yang datang; 7) menerima batasan dengan kreatif dan membangun; 8) menggali lebih dalam menuju kea rah dibalik sesuatu yang nyata dan diterima; 9) membuat pemikiran yang berbeda dan diterima; 10) mendorong solusi elegan, solusi dari benturan, konflik dan misteri yang

(26)

tidak terpecahkan; 11) melakukan esperimen; 12) membuat keanehan familiar atau sesuatu familiar yang aneh; 13) mendorong proyeksi masa depan; 14) mengajak pada ketidakmungkinan; 15) menciptakan humor dan sesuatu yang lucu dalam informasi yang diberikan; 16) mendorong penilaian yang berbeda dan menggunkan berbeda prosedur menyelesaikan masalah;

17) menghubungkan informasi dari disiplin yang berbeda; 18) melihat informasi yang sama dengan cara yang berbeda; 19) mendorong manipulasi ide atau objek; 20) merumuskan hipotesis dan pengujinya dan 21) berkonfrontasi dan meneliti paradoks (Liliasari dan Tawil, 2013:66).

Adapun indikator keterampilan berpikir kreatif yang digunakan pada penelitian ini berpedoman pada indikator-indikator keterampilan berpikir kreatif dan tahapannya yang telah dijelaskan di atas kemudian disesuaikan dengan karakteristik penilaian. Indikator berpikir kreatif tersebut adalah :

1) Memprediksi yaitu dimana peserta didik di tuntut untukmampu menerka serta mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati.

2) Menemukan sebab-sebab yaitu dimana peserta didik mampu untuk menemukan sebab-sebab atau hal-hal yang menyebabkan sehingga kejadian itu dapat terjadi.

3) Menerka akibat dari suatu sebab kejadian yaitu dimana peserta didik 4) Mampu untuk menebak, memperkirakan, menduga ataupun menerka

suatu akibat yang akan tejadi dari suatu sebab kejadian.

(27)

5) Mengemukakan pertanyaan atau bertanya yaitu dimana peserta didik dituntut agar mampu untuk mengajukan ataupun mengemukakan pertanyaan dari penjelasan yang diberikan.

6) Evaluasi yaitu dimana peserta didik diharapkan untuk mampu memberikan jawaban yang sesaui dengan kebenaran yang diketahui atau memberikan suatu alasan yang logis.

Adapun berpikir kreatif, menurut Ennis (Tawil dan Liliasari, 2013:8) dapat dimanifestasikan dalam lima kelompok keterampilan berpikir, yakni : 1) memberikan penjelasan sederhana (elementary clarification); 2) membangun keterampilan dasar (basic support); 3) menyimpulkan (inference); 4) memberikan penjelasan lanjut (advanced clarification); 5) mengatur strategi dan taktik (strategy and tactics).

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa, keterampilan berpikir kreatif adalah keterampilan atau kemapuan kognitif untuk memunculkan dan mengembangkan gagasan baru, ide baru sebagai pengembangan dari ide yang telah lahir sebelumnya dan keterampilan untuk memechkan masalah secara divergen (dari beberapa sudut pandang)

Berpikir kreatif ini harus dikembangkan dan dilatih. Guru dapat melatih keterampilan bepikir kreatif peserta didik dalam suasana pembelajaran dikelas. Salah satunya menerapkan pembelajaran yang mengembangkan gagasan mereka secara bebas namun tetap dibawah bimbingan guru sebagai fasilitator.

(28)

B. Kerangka Pikir

Keterampilan berpikir kreatif memiliki peranan yang sangat mentukan dan mendorong peserta didik untuk belajar dengan penuh perhatian dan konsentrasi dalam menyelesaikan sutau masalah, dimana solusi dari masalah yang diberikan dapat diselesaikan secara nyata. Unutk mengetahui keterampilan berpikir kretaif siswa ada 5 indikator yang terdapat didalamnya yaitu memprediksi, menemukan sebab-sebab, menerka akibat dari suatu sebab, mengemukakan pertanyaan, dan evaluasi.

Gambar 2.1 Skema Alur Kerangka Pikir Masalah

Keterampilan Berpikir Kreatif

Menerka Akibat dari Suatu Sebab Menemukan Sebab

Kejadian Memprediksi

Menyelesaikan Masalah

(29)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi Penelitian

1. Jenis penelitian Jenis penelitian

ini yaitu penelitian Expost Facto yang bersifat deskriptif untuk memperoleh data kuantitatif karena peneliti tidak memberikan perlakuan kepada responden sehingga penelitian ini hanya mengungkapkan variable itu apa adanya tanpa menghubungkan dengan variabel lain.

2. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian bertempat di SMA Negeri 2 Gowa.

B. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat variabel tunggal yaitu keterampilan berpikir kreatif pada peserta didik

C. Definisi Operasional Variabel

Keterampilan berpikir kreatif adalah kemampuan peserta didik memunculkan dan mengembangkan gagasan baru untuk menyelesaikan suatu permasalahan dalam pembelajaran yang berbeda dari yang sebelumnya.

Dalam hal ini peserta didik memperoleh skor yang diperoleh dari menyelesaikan soal-soal fisika yang terjaring melalui instrumen keterampilan berpikir kreatif, dengan tiga cakupan indikator yaitu mampu memprediksi, menemukan sebab-sebab kejadian, dan menerka akibat dari suatu sebab kejadian.

(30)

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Gowa tahun ajaran 2019/2020 yang terdiri dari 7 kelas, yaitu kelas XI IPA1, XI IPA2, XI IPA3, XI IPA4, XI IPA5, XI IPA6, dan XI IPA7 . 2. Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah simple random sampling dimana pengambilan secara utuh/secara kelompok berdasarkan

populasinya dan terpilihlah kelas kelas XI IPA4.

E. Instrumen penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes keterampilan berpikir kreatif yaitu serentetan pertanyaan atau latihan dalam bentuk uraian ataupun essay yang digunakan untuk mengukur tingkat keterampilan berpikir kreatif pada peserta didik.

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Pada penelitian ini prosedurnya adalah sebagai berikut : 1. Tahap Persiapan

a. Berkonsultasi dengan kepala sekolah dan guru bidang studi SMA untuk meminta izin melaksanakan penelitian

b. Observasi ke sekolah SMA atau mencari informasi tentang tingkat kemampuan berpikir kreatif peserta didik dengan cara mewawancarai guru bidang study fisika di sekolah tersebut.

c. Menyusun tes keterampilan berpikir kreatif.

2. Tahap Pelaksanaan

(31)

a. Melaksanakan tes uji coba untuk mengetahui kevalidan dan reliabilitas instrumen

b. Melaksanakan cara pengisian tes keterampilan berpikir kreatif

c. Membagikan tes keterampilan berpikir kreatif dalam fisika pada peserta didik

3. Tahap Akhir

Setelah seluruh kegiaitan dilaksanakan maka dilakukan analisis dari data yang telah diperoleh untuk mengetahui sejauh mana tujuan dari penelitian yang dilakukan terjawab.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpula data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan memberikan tes pada masing-masing peserta didik, menggunakan instrumen yang sebelumnya diuji cobakan untuk mengetahui validitas dan rebilitasnya.

H. Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan dari penelitian ini adalah diolah dengan menggunakan analisis statistik yaitu statistika deskriptif. Statistika deskriptif digunakan

untuk mendeskripsikan karakteristik responden penelitian. Untuk keperluan tersebut digunakan skor rata-rata, standar deviasi, dan distributif frekuensi.

Adapun rumus yang digunakan untuk setiap sub sebagai berikut : 1.Menghitung Rentang rata

Rentang Data (R) = Xf – Xr

(32)

Keterangan :

Xf = Skor Maksimum Xr = Skor Minimun 2. Menghitung Jumlah Kelas Interval

Jumlah kelas interval (K) = 1 + 3,3 log n 3. Menghitung Panjang Kelas

Panjang kelas =

4. Menghitung Rata-Rata

Rata-Rata ( ̅) =

Keterangan :

( ̅) = Nilai rata-rata

∑ = Jumlah Nilai x ke i sampai n = Jumlah individu

5. Menghitung Standar Deviasi

S = √

(Sugiyono, 2015 :58) Keterangan :

S = Standar deviasi

Xi = Jumlah x ke 1 sampai ke n

̅ = Nilai rata-rata

= Banyaknya subjek penelitian 6. Kategori Penilaian

(33)

Untuk mengelompokkan tingkat hasil tes keterampilan berpikir kreatif maka akan menggunakan 5 kategori atau 5 skala yakni sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sagat tinggi yang diperoleh berdasarkan data hasil tes peserta didik, di mana rentang skornya 0-100 dari jumlah skor yang diharapkan 100.

Tabel 3.1 Kategori Skor Hasil Tes Berpikir Kreatif

Rentang Skor Kategori

0 – 20 Sangat rendah

21 – 40 Rendah

41 – 60 Sedang

61 – 80 Tinggi

81- 100 Sangat Tinggi

(Ridwan, 2018:41)

(34)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Analisis Deskriptif Keterampilan Berpikir Kreatif Fisika.

Skor hasil tes keterampilan berpikir kreatif fisika pada peserta didik kelas XI IPA4 SMA Negeri 2 Gowa untuk secara keseluruhan dapat di lihat pada lampiran C. Adapun gambaran analisis deskriptif peserta didik kelas XI IPA4 tahun ajaran 2019/2020 semester ganjil yang telah di lakukan tes untuk mengetahui tingkat keterampilan berpikir kreatif peserta didik dirangkum dalam table berikut.

Table 4.1 Statistik Hasil Tes Keterampilan Berpikir Kreatif Fisika pada Peserta Didik Kelas XI IPA4 di SMA Negeri 2 Gowa

Statistik Nilai-Nilai Statistika

Jumlah Sampel 30

Jumlah Kelas Interval 6

Panjang Kelas Interval 5

Skor Maksimum Ideal 100

Skor Minimum Ideal 0

Skor Maksimum 96

Skor Minimum 66

Rentang Skor 30

Skor Rata-Rata 77,85

Standar Deviasi 7,29

Dari Tabel 4.1 mengenai statistika deskriptif keterampilan berpikir kreatif fisika peserta didik kelas XI IPA4 SMA Negeri 2 Gowa menunjukkan bahwa skor maksimum yang dicapai oleh peserta didik setelah dilakukan tes adalah 96

(35)

dari skor maksimum idealnya 100 dan skor minimum yang dicapai peserta didik adalah 66 dari skor minimum idealnya 0 yang mungkin dicapai. Skor rata-rata 77,85 dan standar deviasi yaitu 7,29.

Jika hasil tes keterampilan berpikir kreatif fisika peserta didik kelas XI IPA4 SMA Negeri 2 Gowa dibuat dalam tabel distribusi maka dapat pula dibuat tabel untuk mengetahui kategori penilaian hasil tes keterampilan berpikir kreatif peserta didik sebagai berikut.

Tabel 4.2. Kategorisasi Skor Hasil Tes Keterampilan Berpikir Kreatif Fisika Peserta Didik Kelas XI IPA4 SMA Negeri 2 Gowa No. Interval

Skor

Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 0 – 20 Sangat rendah 0 0

2 21 - 40 Rendah 0 0

3 41 - 60 Sedang 0 0

4 61 - 80 Tinggi 21 70

5 81- 100 Sangat Tinggi 9 30

Berdasarkan Tabel 4.2 mengenai kategori dan persentase skor hasil tes keterampilan berpikir kreatif fisika di atas menunjukkan bahwa dari 30 peserta didik menjadi sampel penelitian tidak ada peserta didik yang berada dalam kategori sangat rendah, rendah, sedang, 21 peserta didik (70%) berada dalam kategori tinggi dan 9 peserta didik (30%) berada dalam kategori sangat tinggi.

(36)

Adapun gambaran tentang persentase skor hasil berpikir kreatif peserta fisika yang di susun berdasarkan kategori pada tabel 4.2 dapat dilihat dalam bentuk diagram batang pada gambar 4.1 di bawah ini.

Gambar 4.1 Diagram Kategorisasi dan Persentase Skor Hasil Tes Keterampilan Berpikir Berpikir Kreatif Fisika Peserta Didik Kelas XI IPA4 di SMA Negeri 2 Gowa

2. Skor Rata-Rata Hasil Tes Keterampilan Berepikir Kreatif Fisika untuk setiap Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif.

Berdasarkan hasil tes keterampilan berpikir kreatif fisika barikut ini akan dipaparkan pencapaian skor rata-rata untuk setiap indikator keterampilan berpikir kreatif.

Tabel.4.3 Skor Rata-Rata Hasil Tes untuk Setiap Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif Fisika.

Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif

Indikator

Memprediksi (A) 7,29

Menemukan Sebab kejadian (B) 8,78 Menerka Akibat dari Suatu Sebab (C) 9,76

0 10 20 30 40 50 60 70

Sangat Rendah

Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

0 0 0

21

9

0 0 0

70

30 Kategori dan Persentase Skor Hasil Keterampilan

Berpikir Kreatif

(37)

Hasil analisis diatas menunjukkan bahwa indikator keterampilan berpikir kreatif fisika yang paling menonjol pada peserta didik adalah menerka akibat dari suatu sebab dengan skor rata-rata 9,76 dan menemukan sebab kejadian dengan skor 8,78 sedangkan indikator keterampilan berpikir kreatif yang paling rendah adalah memprediksi yaitu 7,29. Adapun gambaran tentang rata-rata skor untuk setiap indikator keterampilan berpikir kreatif pada peserta didik kelas XI IPA4 dapat dilihat dalam bentuk diagram pada gambar 4.2

Gambar 4.2 Diagram skor Rata-Rata untuk setiap Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif Fisika

Jika skor rata-rata untuk setiap indikator keterampilan berpikir kreatif fisika pada peserta didik kelas XI IPA4 diatas dibuat dalam tabel skor rata-rata untuk setiap indikator maka dapat pula dibuat tabel untuk mengetahui kategori setiap indikator keterampilan berpikir kreatif fisika sebagai berikut.

7.29

8.78

9.76

0 2 4 6 8 10

Memprediksi Menemukan Menerka Skor Rata-rata Setiap Indikator

(38)

Tabel 4.4 Kategori untuk setiap Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif Fisika

No Indikator Ket.Berpikir Kreatif Kategori Skor rata-rata

1 Memprediksi (A) Rendah 7,29

2 Menemukan Sebab Kejadian (B) Sedang 8,78

3 Menerka Akibat dari Suatu Sebab (C) Tinggi 9,76

Selanjutnya pengkategorian untuk setiap indikator keterampilan berepikir kreatif fisika juga dapat dilihat dari diagram berikut ini.

Gambar 4.3. Diagram Kategorisasi untuk setiap Indikator keterampilan Berpikir Kreatif Fisika

B. Pembahasan

Berdasarkan kajian pustaka dan hasil penelitian yang diperoleh maka pada bagian ini akan dikemukakan pembahasan mengenai hasil penelitian yang bertujuan untuk mengetahui tingkat keterampilan berpikir kreatif fisika

7.29

8.78

9.76

0 2 4 6 8 10

A B C

Rendah sedang Tinggi Kategorisasi Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif

(39)

pada peserta didik kelas XI IPA4 SMA Negeri 2 Gowa baik secara keseluruhan maupun untuk setiap indikator.

Dari hasil analisis deskriptif pada tabel 4.1 yang memperlihatkan bahwa skor maksimum yang dicapai oleh peserta didik setelah dilakukan tes yaitu 96 dan skor minimum yang dicapai peserta didik yaitu 66 serta skor rata-rata yaitu 77,85 dengan standar deviasi yaitu 7,29.

Berdasarkan tabel 4.2 mengenai kategorisasi dan persentase komulatif skor hasil tes keterampilan berpikir kreatif fisika peserta didikkelas XI IPA4 SMA Negeri 2 Gowa menunjukkan bahwa skor rata-rata peserta didik berada pada rentang kategori tinggi dengan persentase 70%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat keterampilan berpikir kretaif peserta didik kelas XI IPA4 SMA Negeri 2 Gowa terbilang tinggi.

Berdasarkan Tabel 4.3 mengenai skor rata-rata untuk setiap indikator keterampilan berpikir kreatiif fisika peserta didik kelas XI IPA4 SMA Negeri 2 Gowa menunjukkan bahwa indikator keterampilan berpikir kreatif yang mendapat skor rata-rata tertinggi adalah indikator menerka akibat dari suatu sebab, dan yang mendapat skor rata-rata terendah adalah indikator dimana peserta didik mampu memprediksi suatu kejadian. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai keterampilan berpikir kreatif untuk setiap indikator maka akan dijelaskan secara lebih rinci yaitu sebagai berikut :

a. Indikator : Memprediksi

Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa indikator ini memiliki skor rata-rata yang terendah dari indikator lainnya yaitu 7,29. Dimana pada indikator ini peserta didik kurang mampu memprediksi masalah yang

(40)

diberikan, peserta didik juga belum bisa mengeluarkan gagasan-gagasan yang dimiliki,dan terkadang peserta didik menjawab dengan jawaban yang di dapat dari bacaan .

b. Indikator : Menemukan sebab kejadian

Pada indikator ini, berdasarkan hasil penelitian skor rata-rata indikator yang diperoleh adalah 8,87 masuk dalam kategori sedang karena peserta didik mampu memberikan jawaban yang sesuai dengan kebenaran yang diketahui.

c. Indikator : Menerka akibat suatu sebab kejadian

Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa indikator ini memiliki nilai skor rata-rata tertinggi dari indikator yang lainnya yaitu 9,76 dalam kategori tinggi karena peserta didik mampu memberikan jawaban yang sesuai masalah yang di berikan serta peseta didik mampu menerka akibat dari suatu kejadian.

Berdasarkan dari hasil analisi data statistik diatas deskriptif dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa tingkat keterampilan berpikir kreatif dalam fisika peserta didik kelas XI IPA4 SMA Negeri 2 Gowa terbilang tinggi. Salah satu yang menyebabkan tingginya keterampilan berpikir kreatif peserta didik yakni peserta didik di minta terlebih dahulu untuk mencari dan memahami materi lalu di adakan diskusi kelompok selain itu juga sering dilakukan pembelajaran yang melibatkan peserta didik seperti praktikum.

(41)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada keseluruhan tahapan penelitian yang berkaitan dengan keterampilan berpikir kreatif dalam fisika peserta didik kelas XI IPA4 SMA Negeri 2 Gowa. Maka simpulan yang dapat ditulis yaitu :

Di peroleh skor rata-rata indikator analisis keterampilan berpikir kreatif yaitu menerka akibat dari suatu sebab sebesar 9,76 menemukan sebab kejadian sebesar 8,78 dan memprediksi sebesar 7,29. Pada pengkategorian, yang memperoleh kategori sangat tinggi sebanyak 9 orang peserta didik, kategori tinggi sebanyak 21 orang peserta didik, dan kategori sedang, rendah, dan sangat rendah tidak seorangpun peserta didik berada pada kategori tersebut. Untuk tes keseluruhan diperoleh skor rata-rata sebesar 77,85 atau dengan persentase 70% dari jumlah peserta didik secara keseluruhan, sehingga analisis keterampilan berpikir kreatif peserta didik berada pada kategori tinggi, hal ini di sebabkan karena peserta didik di minta terlebih dahulu mencari dan memahami metari pembelajaran, kemudian dilakukannya diskusi kelompok selain itu juga guru sering mengadakan praktikum dan menyelesaikan soal-soal latihan secara rutin.

(42)

B. Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang di perloeh dari penelitian ini, maka penulis menyerankan kepada peneliti selanjutnya agar menindaklanjuti penelitian analisis keterampilan berpikir kreatif ini menggunakan indikator-indikator yang berbeda.

(43)

DAFTAR PUSTAKA

Alfianadevi. Y.M & Prihatnani.E. 2018. Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa SMP dalam Menyelesaikan Soal Bangun Ruang Sisi Datar. Jurnal Mitra Pendidikan. Vol 2 (1) : Universitas Kristen Satya.

Armandita, P. 2017. Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Pembelajaran Fisika Di Kelas XI MIA 3 SMA Negeri 11 Kota Jambi. Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan. Vol 10 (2). Universitas Jambi.

Cucun.C. & Indra.E.I. 2017. 1700 Bank Soal Bimbingan Pemanatapan Fisika untuk SMA. Bandung : Yrama Widia.

Faelasofi, R. 2017. Identifikasi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Pokok Bahasan Peluang. Jurnal Edumath. Vol 3 (2) : Muhammadiyah Pringsewu Lampung.

Handika.J. 2017. Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal dalam Perspektif Keilmuan Fisika. Jurnal Pendidikan. Vol 3 (1) : Istitut IKIP PGRI Madiun Huda, N.M. & Aji, S.D. 2017. Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika

Berbasis Problem Based Learning untuk Mningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika. Science Education Jurnal. Vol.1 (1):

Universitas Kanjuruhan Malang

Ishak.M. & Dwi.S.D.J. 2017. Pengaruh Pendekatan Saintifik Menggunakan Model Pembelajaran Discouvery dan Kooperatif Tipe Stad Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik SDN 13 Ampean. Jurnal Pijar Mipa. Vol.XII (1) : Universitas Mataram.

Jatmiko, B. & Andira D.P.A. 2019. Perbandingan Model Pembelajaran Guided Inquiry dan Problem Based Learning Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik. Jurnal Pendidikan. Vol.08 (3): Universitas Negeri Surabaya.

(44)

Liliasari. & Tawil.M. 2013. Berpikir Kompleks dan Implementasinya dalam Pembelajaran Ipa. Makassar : Universitas negeri Makassar.

Muliyaningsih.T & Ratu.S. 2018. Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP dalam Memecahkan Masalah Matematika pada Materi Pola Barisan Bilangan. Jurnal Pendidikan Berkarakter. Vol 1 (1) : Universitas Kristen Satya Wacana.

Nurfitriani. 2018. Pengaruh Pemecahan Masalah Terhadap Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 3 Barru. Makassar : Universitas Muhammadiyah Makassar.

Nuriadin. I. & Perbowo, K.S. 2005. Analisis Korelasi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Terhadap Hasil Belajar Matematika Peserta Didik SMP Negeri 3 Luranggung Kuningan Jawa Barat. Jurnal Ilmiah. Vol 2 (1). STKIP Siliwangi Bandung

Nurlela. 2016. Keterampilan Berpikir Keratif Fisika Peserta Didik Kelas XI IPA1 SMA Negeri 2 Bua Ponrang. Makassar : Universitas Muhammadiyah Makassar.

Riduwan. 2018. Dasar-Dasar Statistika. Bandung : Alfabeta

Sudarisman, S. 2015. Memahami Hakikat dan Karakteristik Pembelajaran Biologi dalam Upaya Menjawab Tantangan Abad 21 Serta Optimalisasi Implementasi Kurikulum 2013. Jurnal Florea. Vol 2 (1). Universitas Sebelas Maret Surakarta

Sudarman, M. 2016. Mengembangkan Keterampilan Bepikir Kreatif. Jakarta : Raja Graindo Persada.

Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Tim Penyusun FKIP Unismuh Makassar. 2018. Pedoman Penulisan Skripsi.

Makassar : Universitas Muhammadiyah Makassar.

(45)

Tim Solusi Cerdas. 2014. Trik Cerdas Bank Soal Fisika. Solo : Genta Smart Publisher

Tringgono, M.M. 2018. Evaluasi Pembelajaran Fisika Berbasis Pemecahan Masalah Sebagai Stimulus Perkembangan Kemampuan Berpikir Kreatif Mahasiswa. Jurnal Education. Vol 3 (2): IKIP PGRI Jember.

(46)

46

(47)

33

LAMPIRAN A

 Lampiran A.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian

 Lampiran A.2 Instrumen Keterampilan Berpikir Kreatif Fisika Sebelum Validasi

 Lampiran A.3 Instrumen Keterampilan Berpikir Kreatif Fisika Setelah Validasi

 Lampiran A.4 Rubrik Penilaian Keterampilan Berepikir Kreatif Fisika

(48)

33

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

Tabel 1. Kisi-kisi Tes Keterampilan Berpikir Kreatif Sebelum Uji Coba.

Indikator

Keterampilan Berpikir Kreatif

Klasifikasi No. Item

Memprediksi C3 1,2,3,4,5

Menemukan Sebab Kejadian

C2 6,7,8,9,10

Menerka Akibat Dari Suatu Sebab

C1 11,12,13,14,15

Tabel 2. Kisi-kisi Tes Keterampilan Berpikir Kreatif Setelah Uji Coba.

Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif

Klasifikasi No. Item

Memprediksi C3 1,2,3,

Menemukan Sebab Kejadian

C2 4,5,6

Menerka Akibat Dari Suatu Sebab

C1 7,8,9

(49)

34

Instrumen Keterampilan Berpikir Kreatif Fisika Sebelum Validasi Tabel A.3 : Kisi-kisi Soal Keterampilan Berpikir Kreatif Fisika Pada Materi

Suhu dan Kalor Sebelum Validasi

Indikator Ket. Berpikir

Kreatif

Klasifikasi Soal dan Kunci Jawaban

Memprediksi C3

1. Pada umumnya zat padat, zat cair, dan gas akan memuai ketika di panaskan dan menyusut ketika di dinginkan, kecuali air.

Air memiliki keistimewaan yang di sebut anomali air. Berikut grafik anomaly pada air. Jelaskan proses anomali air berdasarkan grafik tersebut !

Volume

Suhu 4 C Jawaban :

Molekul air dalam bentuk padat (es) penuh rongga, sedangkan dalam bentuk cair (air) lebih rapat. Sehingga jika air di panaskan antara 0 C sampai 4 C molekul air akan makin merapat sehingga volumenya akan menyusut. Setelah lebih dari 4 C, air akan kembali memuia seperti zat cair lainnya.

2. Jika sebuah wadah di isi air sampai penuh kemudian di panaskan maka air tersebut akan mendidih. Bagaimana proses yang terjadi pada air hingga air tersebut mendidih !

Jawaban :

(50)

Ketika air akan mendidih, tampak gelembungan-gelembungan dari dasar panci atau wadah bergerak ke atas.

Peristiwa ini terjadi karena air bagian bawah yang mendapatkan panas terlebih dahulu mempunyai massa jenis yang lebih keci dari pada air di bagian atas.

Akibatnya, molekul air yang suhunya panas bergerak ke atas digantikan dengan air yang brsuhu lebih dingin. Hal ini terjadi secara terus menerus .

3. Terdapat kasus yang di temukan dalam kehidupan sehari-hari yaitu mengapa ketika memasak air di gunung akan lebih cepat mendidih di banding di daerah dataran rendah ?

Jawaban :

Tekanan udara di gunung lebih kecil dari pada tekanan udara di pesisir karenanya titik didih didataran tinggi lebih rendah.

Hal ini menyebabkan molekul-molekul air lebih muda terlepas ke udara menjadi uap (mendidih).

4. Terdapat fenomena, ketika kita berada di dekat api unggun badan kita akan terasa panas. Mengapa demikian ?

Jawaban :

Fenomena tersebut di sebabkan karena adanya perpindahan panas secara radiasi.

Dimana perpindahan panas secara radiasi terjadi tanpa melalui zat perantara.

5. Berikut adalah proses pemindahan kalor secara konduksi yang terjadi pada logam.

Berdasarkan gambar tersebut bagaimanakah cara perpindahan kalor tersebut!

(51)

Jawab :

Perpindahan kalor secara konduksi ialah perpindahan kalor melalui zat tanpa disertai perpindahan partikel-partikel zat tersebut. Pada bagian zat yang panas, molekul-molekul bergetar lebih cepat dan membentur molekul-molekul lain di sekitarnya. Benturan-benturan itu mengakibatkan molekul-molekul di sekitarnya juga bergetar lebih cepat dan suhunya naik (semakin panas).

Perpindahan kalor secara konduksi terjadi pada zat padat, seperti logam.

Menemukan sebab

kejadian

C2 6. Ketika Es batu yang berasal dari freezer di keluarkan, maka lambat laun es batu akan mengalami perubahan wujud menjadi air.

Bagaiamanakah proses perubahan wujud tersebut ?

Jawaban:

Perubahan wujud terjadi akibat adanya peristiwa pelepasasn dan penyerapan kalor . partikel es tersusun sangat rapi dan saling tatrik menarik. Ketika es dikeluarkan dari freezer, es akan menyerap kalor sehingga pertikel menjadi agak renggang dan gaya tarik menariknya lemah.

7. Jika salah satu ujung batang logam dimasukkan ke dalam api atau di panaskan maka ujung batang yang lainnya akan ikut menjadi panas, walaupun tidak dimasukkan ke dalam api. Bagaimanakah proses yang terjadi sehingga seluruh logam mengalami panas !

Jawaban :

Proses perpindahan kalor yang terjadi

Referensi

Dokumen terkait

Dengan penelitian ini manfaat yang diperoleh bagi guru adalah guru dapat lebih mengetahui tingkat keterampilan proses sains peserta didik dalam pembelajaran

Sintering adalah pemanasan yang lebih tinggi dari pada tahap kalsinasi yang bertujuan agar butiran- butiran (grains) dalam partikel – partikel yang berdekatan dapat

Dalam hal ini peserta didik memperoleh skor yang diperoleh dari menyelesaikan soal-soal fisika yang terjaring melalui instrumen keterampilan berpikir kreatif,

Segala puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas segala limpahan dan kemurahan rahmat hidayahnya serta kurnianya yang telah memberikan

Hal ini tentu menandakan optimasi ion Li + dalam material tersebut semakin baik, sehingga sangat jelas anoda tersebut dapat memiliki kapasitas yang paling besar bila

Sedangkan, sistem demineralisasi AP 1000 terdiri dari tiga tahap proses yaitu pengolahan awal, demineralisasi primer yang terdiri dari dua unit RO dan

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa skor rata-rata keterampilan berpikir kritis peserta didik kelas XI MIPA SMA Negeri 8 Makassar berada pada kategori

intensitas orang tua berkomunikasi lewat saluran telepon atau dunia internet membuat kelekatan antara orang tua dengan remaja lebih rendah daripada berkomunikasi