• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK ROLE PLAYING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MAKALAH BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK ROLE PLAYING"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK ROLE PLAYING

Makalah ini disusun guna memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Bimbingan Kelompok Dosen Pengampu Dr. Naharus Surur, M.Pd.

Disusun oleh:

Adhelliya Sekar. T. P (K3119003) Amelia Maharani (K3119015) Dheang Alfaredo (K3119029) Fatikah Garnis. M. (K3119041) Nashry Annasifah (K3119061) Salsa Juvilia. D. (K3119075)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2021

(2)

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan tugas berupa penyusunan makalah Bimbingan Kelompok Teknik Role Playing

Makalah ini ditulis berisi paparan tentang Bimbingan Konseling Teknik Role Playing.

Meski dengan sedikit keterbatasan dan kekurangan, penulis merasa senang makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu dan menghasilkan banyak manfaat bagi perkuliahan Bimbingan dan Konseling.

Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Dr. Naharus Surur, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Teori Bimbingan Kelompok yang telah membimbing kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari masih memiliki banyak kekurangan dalam pembuatan makalah, semoga kedepannya penulis dapat memperbaiki kekurangan dan semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca. Terimakasih

Surakarta, Rabu 10 November 2021

Penyusun

(3)

3 DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... 2

DAFTAR ISI ... 3

I. PENDAHULUAN ... 4

A. Latar Belakang ... 4

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan ... 5

II. PEMBAHASAN ... 6

A. Pengertian Bimbingan Kelompok Teknik Role Playing ... 6

B. Tujuan Bimbingan Kelompok Teknik Role Playing... 6

C. Langkah-langkah Bimbingan Kelompok Teknik Role Playing ... 8

D. Kelebihan & Kekurangan Bimbingan Kelompok Teknik Role Playing ... 10

E. Implementasi Bimbingan Kelompok Teknik Role Playing ... 11

III. PENUTUP ... 12

A. Kesimpulan ... 12

DAFTAR PUSTAKA ... 13

(4)

4

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan perkembanagan zaman, layanan bimbingan konseling telah mengalami banyak kemajuan seiring dengan itu berkembang juga persoalan yang dihadapi klien.

Perkembangan layanan bimbingan dan konseling dapat dilihat dari bentuk pelayannannya yang mulai bervariasi. Salah satunya telah muncul layanan bimbingan kelompok yang memasukkan permainan dalam pelaksanaan layanannya.

Ada banyak jenis permainan yang digunakan dalam jenis layanan ini, salah satunya adalah role playing. Role playing atau biasa disebut bermain peran adalah salah satu bentuk pelaksanaan layanan BK yang biasanya diterapkan pada sekolompok anak. Anak-anak yang mengikuti layanan bimbingan ini bisa berperan menjadi apapun yang dia inginkan.

Misalnya mereka ingin berperan sebagai seorang polisi, maka mereka bisa seolah-olahb memerankan sosok polisi yang sesuai dengan apa yang ada dalam pikiran mereka, misalnya seorang polisi membawa pistol dan seolah-olah mengatur lalu lintas, maka anak tersebut mampu menirukannya. Role playing juga dapat membangun sosialisasi, karena permainan diterapkan pada sekelompok individu. Sehingga akan ada keterkaitan anatara satu peran dengan peran yang lain. Yang mana hal ini dapat menjadi pemicu munculnya sosialisasi antara individu satu dengan individu lain.

Dari sini dapat diketahui bahwa permainan, khususnya role playing atau bermain peran adalah salah satu media dalam bimbingan konseling untuk membantu menyelesaikan masalah klient, khusunya anak-anak. Karena anak mungkin belum mampu mengatakan apa masalah atau kesulitan yang dihadapinya. Tetapi dengan role playing ini, anak memperlihatkan perilakunya. Dari situlah konselor dapat mengetahui masalah anak tersebut dan mencari solusi bagaimana jalan keluarnya. Bahkan tidak menutup kemungkinan masalah yang dihadapi anak dapat terselesaikan dalam proses role playing yang selama ini diikutinya.

(5)

5 B. Rumusan Masalah

1. Pengertian Bimbingan Kelompok Teknik Role Playing 2. Tujuan Bimbingan Kelompok Teknik Role Playing

3. Langkah-langkah Bimbingan Kelompok Teknik Role Playing

4. Kelebihan & Kekurangan Bimbingan Kelompok Teknik Role Playing 5. Implementasi dari Bimbingan Kelompok Teknik Role Playing

C. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Memenuhi tugas mata kuliah Teori Bimbingan Kelompok

2. Memberi suatu informasi kepada pembaca mengenai Bimbingan Kelompok Teknik Role Playing

(6)

6

II. PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ROLE PLAYING

Teknik bermain peran atau role play merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan dalam penyelenggaraan bimbingan dan konseling kelompok. “Role Playing methode is an unstructured simulation and the performance is impromptu” (Lewis, 1969: 304) atau metode bermainan peran adalah metode pembelajaran yang dilakukan tanpa persiapan terlebih dahulu. Metode bermain peran dapat pula dikatakan sebagai

“Suatu metode pembelajaran dengan cara seolah-olah berada dalam suatu situasi untuk memperoleh suatu pemahaman tentang suatu konsep”.

Menurut Hackey & Cormier (dalam Erford, 2017) Role Playing adalah sebuah teknik yang merupakan campuran antara terapi conditioned reflex (reflek terkondisi) dari Salter, teknik psikodrama dari Moreno, dan fixed role therapy (terapi peran tetap) dari Kelly. Pada kebanyakan role play, seseorang memainkan peranannya sendiri, peran orang lain, sejumlah keadaan atau reaksi-reaksinya sendiri. Kemudian klien/

konseli melalui role playing menerima umpan balik dari konselor atau dari para anggota kelompok.

B. TUJUAN ROLE PLAYING

Menurut Nasution (1997) menyebutkan ada beberapa tujuan yang ingin dicapai melalui teknik role playing, yaitu menghayati sesuatu kejadian yang sebenarnya terjadi, memahami sebab dari suatu kejadian serta akibatnya, membentuk konsep diri yang mandiri, membina peserta didik dalam kemampuan memcahkan masalah, kritis, analisis, komunikasi, dan kehidupan sosial.

Nasution (1997) menyebutkan bahwa, terdapat beberapa tujuan dalam Teknik Role Playing, diantaranya adalah :

1. menghayati sesuatu kejadian yang sebenarnya terjadi, memahami sebab dari suatu kejadian serta akibatnya

2. membentuk konsep diri yang mandiri,membina peserta didik dalam kemampuan memecahkan masalah, kritis,analisis, komunikasi, dan kehidupans osial.

(7)

7

3. Melalui bermain peran / role playing konseli dapat mempelajari keterampilan- keterampilan baru, mengeksplorasi berbagai macam perilaku, dan mengamati bagaimana perilaku-perilaku itu mempengaruhi oranglain (Erfrod, 2017).

Tujuan teknik role playing menurut pendapat Safitri tahun (2017) ialah : Teknik role playing digunakan untuk memberikan kesenangan pada peserta didik serta menumbuhkan motivasi yang tinggi bagi pembelajaran. Dengan role playing, peserta didik mampu belajar untuk mengungkapkan diri , sehingga kesempatan untuk belajar berbicara lebih luas. Nikmah (2017) juga berpendapat bahwa dengan teknik role playing atau bermain peran, peserta didik akan menjadi lebih aktif berbicara serta akan melatih keberanian mereka untuk tampil didepan teman-temannya.

Tujuan Teknik Role Playing:

1. Memberikan pemahaman terkait emosi, motivasi, dan aksi kepada peserta didik Dewi, Antari, & Dantes (2014)

2. untuk mengkreasi peristiwa sejarah, mengkreasi peristiwa-peristiwa aktual, atau kejadian-kejadian yang mungkin muncul pada masa mendatang.Baroroh (2011) 3. Teknik ini bisa dikatakan efektif dalam menanggulangi permasalahan yang terjadi

terhadap siswa dalam meningkatkan rasa kepedulian antar siswa terutama kepedulian sosial.

4. Menyenangkan dan dapat menimbulkan motivasi bagi pembelajaran 5. Semakin banyak kesempatan pembelajaran untuk mengungkapkan diri 6. Memberikan kesempatan yang lebih luas untuk berbicara.

Menurut Blatner (Zauinuddin, 2017) mengemukakan bahwa dengan teknik role playing dapat digunakan dalam upaya membantu peserta didik untuk tertarik dan terlibat dalam proses bimbingan, peserta didik tidak hanya belajar berdasarkan kajian teori melainkan juga belajar untuk mengintegrasikan pengetahuan ke dalam tindakan, cara menghadapai dan memecahkan masalah, belajar mencari dan mengembangkan ide atau alternatif solusi atas permasalahan yang dihadapi dengan kreatif. Peserta didik juga belajar dalam memahami perspektif orang lain, dengan belajar memerankan suatu karakter, peserta didik akan menghayati peran tersebut sehingga peserta didik akan menghayati terkait tugas dan profesi peran yang dijalaninya sekaligus belajar memahami karakter yang diperankannya itu bimbingan kelompok dengan teknik Role Playing dapat digunakan untuk menunjukkan efek-efek sosial dan

(8)

8

psikologi agresivitas yang ditimbulkan siswa. Teknik ini dapat dilakukan dalam bimbingan kelompok, karena bimbingan kelompok memiliki klien yang banyak dan Role Playing dilakukan siswa untuk menunjukkan perilaku yang sama dalam konteks sosial. Pelaku dan penonton adalah klien dalam bimbingan kelompok, setelah peragaan maka mereka akan segera melakukan diskusi untuk melakukan interpretasi terhadap perilaku yang di tampilkan.

Teknik role playing merupakan suatu teknik pemecahan masalah yang dirancang dengan tujuan untuk mengeksplorasi situasi dan perilaku manusia. Peserta didik merupakan individu yang menghadapi berbagai situasi dalam hidupnya sehingga ia yang menuntut dalam melakukan tindakan serta pilihan. Peserta didik harus dibantu dalam kesadaran akan nilai dan konsekuensi yang muncul dalam dirinya beserta orang lain. Teknik role playing dalam bimbingan kelompok bertujuan dalam memberikan bantuan kepada individu yang disetting dalam suasana kelompok menggunakan teknik bermain peran sehingga memungkinkan remaja dalam berksplorasi , berekspresi , serta berperan aktif dalam diskusi terbimbing yang diharapkan dapat memecahkan masalah dan mengungkapkan solusi alternatif beserta konsekuensinya.

C. LANGKAH – LANGKAH ROLE PLAYING

Agar dapat menjadi model pembelajaran dalam interaksi sosial yang benar- benar efektif, terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan oleh konselor dalam aplikasi role playing, yaitu: (1) kualitas pemeranan, (2) analisis yang mengiringi pemeranan, dan (3) persepsi peserta didik mengenai kesamaan permainan peranan dengan kehidupan nyata. Langkah-langkah melaksanakan role playing menurut Shaftels (dalam Anwar, 2018)

Tahap I: Pemanasan

a. mengidentifikasi dan mengenalkan masalah;

b. memperjelas masalah;

c. menafsirkan masalah;

d. menjelaskan role playing;

Tahap II: Memilih Partisipan

(9)

9 a. menganalisis peran;

b. memilih pemain yang akan melakukan peran;

Tahap III: Mengatur Setting Tempat Kejadian a. mengatur sesi-sesi atau batas-batas tindakan;

b. menegaskan kembali peran;

c. lebih mendekat pada situasi yang bermasalah;

Tahap IV: Menyiapkan Observer

a. memutuskan apa yang akan dicari atau diamati;

b. memberikan tugas pengamatan;

Tahap V: Pemeranan a. memulai role playing;

b. mengukuhkan role playing;

c. mengakhiri role playing;

Tahap VI: Diskusi dan Evaluasi

a. mereview pemeranan (kejadian, posisi, kenyataan);

b. mendiskusikan fokus-fokus utama;

c. mengembangkan pemeranan selanjutnya;

Tahap VII: Pemeranan Kembali a. memainkan peran yang telah direvisi;

b. memberi masukan atau Alternatif perilaku dalam langkah selanjutnya Tahap VIII: Diskusi dan Evaluasi

(Sama seperti pada fase enam)

Tahap IX: Berbagi Pengalaman dan Melakukan Generalisasi

Menghubungkan situasi yang bermasalah dengan kehidupan sehari-hari serta masalah-masalah aktual. Menjelaskan prinsip-prinsip umum dalam tingkah laku.

(10)

10

D. KELEBIHAN & KEKURANGAN ROLE PLAYING

Menurut pendapat Djamarah, (2010:89-90) role playing mempunyai kelebihan dan kekurangan, adapun kelebihan dari role playing adalah sebagai berikut :

1. Siswa memilih dirinya untuk melatih, memahami dan mengingat isi bahan yang akan didramakan. Sebagai pemain harus memahami, menghayati isi cerita secara keseluruhan, terutama untuk materi yang harus diperankan. Dengan demikian daya ingat siswa harus tajam dan tahan lama.

2. Siswa akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif. Pada waktu bermain drama para permain dituntut untuk mengemukakan pendapatnya sesuai dengan waktu yang tersedia.

3. Bakat yang terdapat pada siswa dapat dipupuk sehingga dimungkinkan akan muncul atau tumbuh bibit seni drama sekolah. Jika seni drama mereka dibina dengan baik kemungkinan besar mereka dibina dengan baik kemungkinan besar mereka akan menjadi pemain yang baik kelak.

4. Kerjasama antar pemain dapat ditimbulkan dan dibina dengan sebaikbaiknya.

Jika kerjasama mereka dibina dengan baik, hal ini akan menjadi bekal mereka bekerjasama dengan orang lain atau kelak di dunia kerja.

5. Siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan menbagi tanggung jawab sesamanya. Melalui role playing, dilatih akan tanggung jawab dalam bersikap dan tingkah laku seperti apa yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

6. Bahasa lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar mudah dipahami orang lain. Tutur kata yang baik dan sopan akan dibina melalui teknik ini, hal ini akan bermanfaat jika diterapkan di kehidupan sehari-hari dalam bertutur kata dengan orang lain.

Sedangkan kelemahan dari teknik role playing adalah : a. Banyak memakan waktu

b. Memerlukan tempat yang cukup luas

c. Sering kelas lain terganggu oleh suara pemain dan para penonton yang kadang- kadang bertepuk tangan, dan sebagainya.

(11)

11

E. IMPLEMENTASI BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK ROLE PLAYING Bimbingan kelompok menjadi salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk membantu siswa mencegah timbulnya masalah dan mengembangkan potensinya.

Salah satu teknik bimbingan kelompok yaitu dengan cara teknik role playing (Hikmah, 2017). Teknik role playing telah banyak diimplementasikan dan menunjukkan keefektifannya, seperti:

Penelitian yang dilakukan oleh Yunzira Anwar (2018) dengan judul

“Efektivitas Teknik Role Playing Dalam Meningkatkan Komunikasi Siswa dan Guru di SMPN 2 KEMBANG TANJONG” menunjukkan bahwa adanya peningkatan setelah dilakukan teknik role playing. Melalui role playing siswa dapat merasakan bagaimana cara berinteraksi dengan baik. Komunikasi siswa dan guru mencapai tingkat kemampuan komunikasi interpersonal yang efektif setiap aspeknya, yaitu kemampuan terhadap pengiriman pesan atau informasi disertai adanya feedback yang diwujudkan dalam bentuk keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif dan kesetaraan.

Penelitian yang dilakukan oleh Lailatul Nikmah (2017) dengan judul

“Efektivitas Teknik Role Playing untuk Meningkatkan Percaya Diri Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Kediri Tahun Pelajaran 2016/2017” menunjukan bahwa teknik role playing efektif untuk meningkatkan percaya diri. Teknik role playing dapat memberikan perubahan pada sikap percaya diri siswa di sekolah menjadi meningkat.

Melalui role playing siswa dapat menyadari bahwa akan ada rasa yang muncul dari diri pribadi siswa yaitu rasa percaya diri yang akan membuatnya menjadi pribadi yang kuat, mampu mengatasi keadaan dengan baik, mengetahui kapasitas diri sendiri, memandang semua hal secara optimis, kualitas kepribadian meningkat, serta mampu mengontrol emosi dengan baik.

(12)

12

III. PENUTUP

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pemaparan dan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa:

pengertian dari role playing ialah keadaan seseorang memainkan peranannya sendiri, peran orang lain, sejumlah keadaan atau reaksi-reaksinya sendiri. Kemudian klien/ konseli melalui role playing menerima umpan balik dari konselor atau dari para anggota kelompok.

Kemudian tujaun siswa dalam bimbingan kelompok teknik role playing ini ialah agar mereka menghayati sesuatu kejadian yang sebenarnya terjadi, memahami sebab dari suatu kejadian serta akibatnya, membentuk konsep diri yang mandiri, membina peserta didik dalam kemampuan memcahkan masalah, kritis, analisis, komunikasi, dan kehidupan sosial.

Kemudian terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan oleh konselor dalam aplikasi role playing, yaitu: (1) kualitas pemeranan, (2) analisis yang mengiringi pemeranan, dan (3) persepsi peserta didik mengenai kesamaan permainan peranan dengan kehidupan nyata.

Untuk langkah langkahnya tersedia dalam 9 tahapan. Teknik role playing telah banyak diimplementasikan dan menunjukkan keefektifannya, salah satunya seperti pada Penelitian yang dilakukan oleh Yunzira Anwar (2018) dengan judul “Efektivitas Teknik Role Playing Dalam Meningkatkan Komunikasi Siswa dan Guru di SMPN 2 KEMBANG TANJONG”

(13)

13

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Y. (2018). Efektivitas Teknik Role Playing dalam Meningkatkan Komunikasi Siswa dan Guru di SMPN 2 Kembang Tanjong (Doctoral dissertation, UIN Ar-Raniry Banda Aceh).

Haolah, S., Rohaeti, E. E., & Rosita, T. (2020). Penerapan Bimbingan Kelompok Teknik Role Playing Untuk Meningkatkan Kematangan Karier. FOKUS (Kajian Bimbingan &

Konseling dalam Pendidikan), 3(1), 1-8.

Hidayat, K., & Widigdo, R. J. (2018). BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK ROLE PLAYING UNTUK MENGURANGI KECEMASAN SISWA SMK MENGHADAPI WAWANCARA KERJA. Jurnal Konseling Komprehensif: Kajian Teori dan Praktik Bimbingan dan Konseling, 5(1), 26-30.

Hikmah, L. (2017). Efektivitas Teknik Role Playing untuk Meningkatkan Percaya Diri Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Kediri Tahun Pelajaran 2016/2017. Universitas Nusantara Pgri Kediri.

Minsyar, M., & Yusup, S. N. (2018). PENERAPAN TEKNIK ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN RASA KEPEDULIAN ANTAR SISWA. FOKUS (Kajian Bimbingan & Konseling dalam Pendidikan), 1(2), 64-73.

Nasution, Hery Bajora. 2012. Kecemasan Berkomunikasi Antarpribadi dalam Tes Wawancara Kerja. E Jurnal. https://jurnal.usu.ac.id/index.php/fl ow/article/viewFile/404/249 Rahman, A. (2019). PENGARUH TEKNIK ROLE PLAYING PADA BIMBINGAN

KELOMPOK TERHADAP BERKURANGNYA PERILAKU BULLYING SISWA BERMASALAH DI SMK NEGERI 1 BARRU. Jurnal Bimbingan dan Konseling, 6(2), 55-65.

(14)

14

Referensi

Dokumen terkait

Bentuk merupakan salah satu fitur citra yang dapat digunakan untuk mendeteksi objek. atau batas

The first question is about how to design a set of vocabulary materials for the second grade students of KanisiusNotoyudan elementary school in Yogyakarta using Task-Based

Sistem evaluasi hasil studi dilakukan oleh dosen PA melalui 3 (tiga) kali pertemuan dalam satu semester yaitu pada saat awal semester, menjelang UTS dan menjelang UAS.

listrik ( tariff adjustment ) pada tarif tenaga listrik yang disediakan oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).. sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri

2OO"OOO.W,-(D,Ea tat*s jab ruplalfi zudah termasuk paiak dan t:ung:.ttan resmi lairurya. Nama

tfrjruIt ratu$ fua WIah lima uba tupial* sudah terrnasuk natak dan r:uncutan resmi lainnva. Nama

Perusahaan (dagang) dapat mengatasi kesulitan di atas dengan membuat buku tambahan khusus untuk mencatat perubahan utang dagang atau pun perubahan piutang dagang secara rinci

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan kegiatan AMP di Kabupaten Langkat tidak begitu baik, hal ini terlihat kurangnya frekuensi kegiatan AMP yang dilakukan dalam setahun