• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM PETANI BUNGA DI DESA RAYA. serta menetap di Tanah Karo. Menurut orang tua dahulu, Togan Raya merupakan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM PETANI BUNGA DI DESA RAYA. serta menetap di Tanah Karo. Menurut orang tua dahulu, Togan Raya merupakan"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM PETANI BUNGA DI DESA RAYA

2.1. Sejarah Desa Raya

Nama Desa Raya pada mulanya berawal dari sebuah marga karo yang bernama Togan Raya. Togan Raya merupakan manusia pertama suku karo yang berasal dari India yang lahir ± 200 SM. Togan Raya kemudian berkelana dan tiba serta menetap di Tanah Karo. Menurut orang tua dahulu, Togan Raya merupakan seorang yang sakti sehingga apapun yang diucapkannya akan menjadi kenyataan, karena itulah Togan Raya sangat dihormati dan disegani di daerahnya. Lambat laun Togan Raya membentuk keluarga dan perkampungan di sekitar tempatnya tinggal dan untuk menghormati beliau maka daerah tempat mereka tinggal dinamai dengan sebutan Raya atau yang lebih dikenal dengan sebutan Desa Raya.

Desa Raya sendiri berisikan keturunan-keturunan Togan Raya atau yang lebih dikenal dengan Marga Ketaren. Marga Ketaren sendiri terbagi menjadi 2 yaitu Ketaren Batu Maler dan Ketaren Togan Raya dan hingga sekarang penduduk desa ini mayoritas bermarga Ketaren. Marga lain yang bertempat tinggal di desa ini adalah Marga Sembiring, Karo-Karo, Tarigan dan Ginting. Sedangkan marga pendatang misalnya berasal dari daerah Toba seperti Silalahi, Marbun, Sihombing dan lain

(2)

sebagainya, sedangkan etnis lain yang tinggal di desa ini adalah seperti Jawa dan Cina. Penduduk pendatang adalah orang-orang yang berasal dari daerah lain dan menetap sebagai warga desa akibat dari perkawinan dengan putra/putri desa, namun sebagian besar ada yang tidak didasari oleh alasan perkawinan, tetapi ada yang sengaja datang untuk mencari pekerjaan sebagai buruh tani dan akhirnya memilih untuk tinggal menetap di Desa Raya.

Secara administratif sebelum tahun 1984 Desa Raya tergabung dalam Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo. Tahun 1985 sampai tahun 1990 Desa Raya masuk dalam Kecamatan Perwakilan Brastagi. Pada tahun 1991 Kecamatan Perwakilan Brastagi menjadi defenitif yang secara otomatis desa-desa yang terdapat di dalamnya menjadi wilayah Kecamatan Brastagi termasuk Desa Raya. Adapun Kepala Desa yang pernah menjabat menjadi Kepala Desa Raya adalah sebagai berikut:

1. Cekem Ketaren 2. Luari Ketaren 3. Berngab Sinuhaji 4. Palaren Ketaren 5. Nendeng Purba

6. Salam Maulana Ginting

(3)

9. Budiman Ketaren (2009-2014)

2.2. Letak Geografis, Iklim dan Luas Wilayah

Lokasi wilayah merupakan salah satu penunjang bagi kemajuan suatu daerah di mana kemajuan ini akan mendukung peningkatan kesejahteraan hidup penduduknya.

Desa Raya merupakan salah satu dari 10 Desa/Kelurahan di wilayah Kecamatan Brastagi yang terletak 2,5 km ke arah Selatan dari Ibukota Kecamatan dan 5 km ke arah Utara Ibukota Kabupaten Karo Kabanjahe. Desa Raya berada disepanjang Jl.

Jamin Ginting yang merupakan Jalan Negara sepanjang 3,5 km dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

- Sebelah Utara : Desa Rumah Brastagi

- Sebelah Selatan : Desa Sumbul/Sumber mufakat - Sebelah Barat : Desa Guru Singa, Desa Kaban - Sebelah Timur : Desa Aji Julu dan Ajijahe

Adapun luas wilayah Desa Raya adalah ± 500 ha dan terletak di dataran tinggi Bukit Barisan dengan ketinggian 1320 dpl. Iklim Desa Raya sebagaimana desa-desa lain di wilayah Indonesia mempunyai iklim kemarau dan penghujan yang menyolok, sehingga hal tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap produktivitas tanaman hortikultura. Rata-rata suhu harian Desa Raya berkisar 16ºC dengan rata-rata curah hujan tahunan 144 mm. Bila ditinjau dari luas daerah ini berdasarkan penggunaan tanahnya maka penduduknya rata-rata berprofesi di bidang agraris dengan tanaman

(4)

utamanya adalah tanaman holtikultura dan berbagai jenis tanaman hias seperti bunga.

Hal ini juga didukung oleh kondisi tanah yang sangat subur sehingga sangat cocok untuk usaha agraris. Berikut dapat dilihat tabel komposisi luas daerah Desa Raya.

Tabel 1. Luas Wilayah (ha) Menurut Jenis Penggunaannya di Desa Raya

No. Peruntukan Lahan Luas Presentase

1. Persawahan 20 ha 4.00%

2. Tegalan/Perladangan 342 ha 68.40%

3. Perumahan/Pemukiman 126 ha 25.20%

5. Lainnya 12 ha 2.40%

Jumlah 500 ha 100%

Sumber : Monografi Desa Raya Tahun 2010

Dilihat dari komposisi luas wilayah maka yang paling banyak difungsikan adalah lahan pertanian sehingga penduduk di Desa Raya secara umum hidup dengan mata pencaharian sebagai petani (65,9%).

(5)

2.3. Keadaan dan Susunan Penduduk

2.3.1. Keadaan Penduduk

Penduduk merupakan modal dasar pembangunan suatu daerah, maka peranan penduduk pada suatu daerah sangat penting juga sebagai tenaga kerja dalam pembangunan, sebab salah satu prinsip berdirinya suatu negara haruslah ada penduduk atau rakyat. Jika penduduk tidak ada maka negara pun tidak akan terbentuk dan sumber daya yang tersedia tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya.

Menurut data Desa Raya terdiri dari 1268 Kepala Keluarga dengan jumlah penduduk 5838 jiwa yang tersebar. Keadaan penduduk sangat beraneka ragam. Ini dapat dilihat dari jumlah penduduk, tingkat pendidikan penduduk, serta mata pencaharian penduduk. Sementara mayoritas suku bangsa yang mendiami Desa Raya adalah suku batak Karo, sedangkan suku minoritas adalah suku batak Toba dan Jawa.

Dalam kehidupan sehari-hari, penduduk desa ini masih memegang penuh sifat kekeluargaan, seperti saling menyapa, saling mengenal antara satu dengan yang lain, bahkan kepada orang asing atau pendatang mereka tidak segan-segan untuk memberikan informasi tentang apa yang ditanyakan.

Kekerabatan penduduk Desa Raya juga terbukti dari setiap acara-acara adat yang diadakan, baik acara adat kemalangan, pernikahan, pesta tahunan dan lain

(6)

sebagainya mereka selalu saling menghadiri dan saling membantu sehingga terciptalah suatu hubungan yang harmonis antara sesama penduduk di desa ini. Selain itu juga sistem kekerabatan yang ada di Desa Raya didukung oleh adanya pertalian darah diantara sesama penduduk sehingga sifat gotong-royong dan saling bersahabat masih kuat pada penduduk yang tinggal di desa ini.

2.3.2. Susunan Penduduk

Jumlah penduduk Desa Raya saat ini secara keseluruhan mencapai 5.838 jiwa, yang terdiri dari laki-laki berjumlah 2.575 jiwa dan perempuan berjumlah 3.263 jiwa.

Dengan jumlah penduduk 5.838 jiwa maka Desa Raya terdiri dari 1.268 keluarga.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

(7)

Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia dan Jenis Kelamin No Kelompok Umur Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan

1. 0-1 85 115 200

2. 1-5 200 210 410

3. 5-7 60 70 130

4. 7-12 248 292 540

5. 12-15 100 130 230

6. 16-20 105 133 238

7. 21-25 280 385 665

8. 26-30 400 498 898

9. 31-40 402 555 957

10. 41-50 360 400 760

11. 51-55 210 300 510

12. 56-60 85 105 190

13. 60 ke atas 40 70 110

Jumlah 2575 3263 5838

Sumber : Monografi Desa Raya Tahun 2010

(8)

Dari tabel di atas terlihat bahwa jumlah penduduk berdasarkan kelompok usia dan jenis kelamin laki-laki adalah 2575 jiwa lebih kecil jumlahnya dari jumlah penduduk berdasarkan kelompok usia dan jenis kelamin perempuan adalah 3263 jiwa.

Selisih jumlah penduduk laki-laki dan perempuan adalah 688 jiwa.

2.3.3. Jumlah Penduduk Menurut Jenjang Pendidikan

Mutu dan kualitas dari suatu daerah dapat dilihat dari kualitas sumber daya manusianya. Semakin tinggi kualitas dari sumber daya manusia yang ada di satu daerah maka semakin besarlah kemungkinan daerah tersebut dapat berkembang, untuk itulah sangat diperlukan pendidikan yang sangat optimal untuk setiap masyarakat agar masyarakat tersebut dapat mengembangkan daerahnya dengan baik.

Berikut akan dilampirkan data berupa tabel dari jumlah penduduk yang ada di Desa Raya menurut jenjang pendidikan.

(9)

Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Jenjang Pendidikan

No. Pendidikan Jumlah

1. Belum/ Tidak Tamat SD 4734

2. Tamat SD 304

3. Tamat SMP 105

4. Tamat SLTA 403

5. Diploma 82

6. S-1 180

7. Kejar Paket A &B 30

Jumlah 5838

Sumber : Monografi Desa Raya Tahun 2010

Dari tabel di atas dapat kita jumlah penduduk yang belum dan tidak tamat SD masih sangat tinggi dengan jumlah 4734 orang, dibandingkan dengan tamatan SD dengan jumlah 304 orang, jumlah tamatan SMP 105 orang, tamatan SLTA dengan jumlah 403, diploma dengan jumlah 82 orang, S-1 dengan jumlah 180 orang, dan kejar paket A & B dengan jumlah 30 orang.

(10)

2.3.4. Susunan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Mata pencaharian adalah kegiatan utama suatu kelompok masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada umumnya mata pencaharian penduduk yang ada di Desa Raya adalah sebagai petani. Hal ini terlihat dari lahan-lahan yang ada di

Desa Raya yang digunakan sebagai lahan pertanian khususnya untuk jenis tanaman hortikultura seperti tanaman-tanaman bunga. Meskipun desa ini tidak terlalu besar tetapi masyarakat di sana memanfaatkan lahan yang ada untuk bidang pertanian apalagi didukung dengan kesuburan tanahnya. Hal ini juga terbukti dari hampir disetiap lahan-lahan dekat rumah penduduk baik yang ada di depan rumah maupun di samping rumah dijadikan sebagai media untuk bercocok tanam mereka. Sedangkan yang hidup sebagai pedagang, jasa pemerintahan, industri dan lain sebagainya hanya sebagian kecil saja.

(11)

Tabel 4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

No. Mata Pencaharian Jumlah

1. Pegawai Negeri Sipil 261

2. Industri 68

3. Petani 2530

4. Buruh Tani 780

5. Lainnya 200

Jumlah 3839

Sumber :Monografi Desa Raya Tahun 2010

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah pegawai negeri sipil sebesar 261 jiwa, dibidang industri sebesar 68 jiwa, buruh tani sebesar 780 jiwa, petani sebesar 2530 jiwa dan lainnya sebesar 200 jiwa. Mata pencaharian lainnya disini termasuk halnya tukang bangunan, tukang pangkas, supir angkutan dan lain sebagainya. Hal ini terlihat bahwa jumlah penduduk yang bermata pencaharian paling banyak adalah sebagai petani.

2.3.5. Susunan Penduduk Berdasarkan Agama

Setiap daerah memiliki masyarakat yang menganut agama atau kepercayaan yang cenderung berbeda. Demikian juga halnya di Desa Raya terdapat berbagai pemeluk agama. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :

(12)

Tabel 5. Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama

No. Agama Jumlah

1. Islam 1264

2. Katolik 368

3. Kristen Protestan 4200

4. Hindu/Budha 6

Jumlah 5838

Sumber : Monografi Desa Raya Tahun 2010

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa masyarakat yang ada di Desa Raya mayoritas memeluk agama Kristen Protestan dengan jumlah 4200 jiwa, Kristen Katolik dengan jumlah 368 jiwa, pemeluk agama Islam dengan jumlah 1264 jiwa dan paling sedikit adalah penduduk yang memeluk agama Hindu/Budha dengan jumlah 6 jiwa.

(13)

2.4. Sarana dan Prasarana di Desa Raya

2.4.1. Sarana Pendidikan dan Pemerintahan

Salah satu pengukuran maju tidaknya suatu daerah adalah dengan melihat kualitas dari sumber daya manusia yang ada di daerah tersebut. Untuk itu ketersediaan sarana pendidikan dan pemerintahan tidak boleh diabaikan dalam satu daerah tersebut. Berikut akan dilampirkan data berupa tabel tentang sarana dan prasarana pendidikan dan pemerintahan yang ada di Desa Raya :

Tabel 6. Sarana dan Prasarana Pendidikan dan Pemerintahan yang ada di Desa Raya

No. Sarana dan Prasarana Pemilik/Pengelola Jumlah

1. Balai Desa Desa (Badan Usaha

Milik Desa)

1

2. Kantor Pemerintahan Pemerintah 5

3. Pendidikan PAUD Pemerintah 1

4. Pendidikan PAUD Swasta 2

5. Pendidikan Dasar (SD) Pemerintah 2

6. Pendidikan Menengah Pertama (SLTP)

Pemerintah 1

7. SMU/SMIK Swasta 1

8. Perguruan Tinggi Swasta 1

Sumber : Monografi Desa Raya Tahun 2010

(14)

Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat bahwa sarana pendidikan dan pemerintahan yang ada di Desa Raya cukup memadai dikarenakan sarana dan prasarana yang ada terutama untuk pendidikan cukup melengkapi sebagai standar jenjang pendidikan yang ada di Indonesia, ini dapat dilihat dari tersedianya bangunan sekolah SD sebanyak 2 unit yang merupakan Sekolah Dasar Negeri. Untuk melanjutkan kejenjang pendidikan selanjutnya yaitu SLTP (Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama) di Desa Raya terdapat 1 unit bangunan sekolah SLTP yang juga milik negara atau sekolah negeri. Sedangkan untuk tingkat SMU/SMIK hanya tersedia 1 unit bangunan sekolah yang merupakan milik swasta. Terakhir adalah 1 unit bangunan untuk perguruan tinggi yang merupakan milik swasta dan berbasis pada pendidikan keperawatan dan kebidanan.

Desa Raya yang terbentang di sepanjang jalan Jamin Ginting yang merupakan jalan Negara membuat posisi Desa Raya sangat Strategis dalam pengembangan wilayah Kecamatan Brastagi. Oleh karena itu jika anak-anak yang ada di Desa Raya ingin melanjutkan pendidikannya di Luar Daerah mereka, baik itu untuk melanjutkan pendidikan SLTP (Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama), SMU/SMK (Sekolah Menengah Umum/Sekolah Menengah Kejuruan) maupun kejenjang perguruan tinggi baik swasta maupun negeri mereka tidak khawatir. Hal ini dikarenakan letak Desa Raya yang strategis yang tidak terlalu jauh dari wilayah Kecamatan Brastagi maupun Kecamatan Kabanjahe sehingga tidak menyulitkan

(15)

melanjutkan ke kota-kota besar seperti Kota Medan. Bagi orangtua yang mampu dari segi ekonomi anak-anak mereka akan disekolahkan sampai ke luar provinsi seperti Jakarta, Yogyakarta, dan Bandung.

2.4.2. Sarana Kesehatan

Tabel 7. Sarana dan Prasarana Kesehatan di Desa Raya No. Sarana dan Prasarana Pemilik/Pengelola Jumlah

1. Rumah Sakit Umum Swasta 3

2. Polindes /BKIA Swasta/Pemerintah 5

Sumber : Monografi Desa Raya Tahun 2010

Sarana kesehatan sangatlah penting untuk diperhatikan di setiap daerah, hal ini bertujuan untuk menjaga kondisi setiap masyarakat agar terhindar dan dapat mengobati setiap masyarakat yang sakit. Sarana kesehatan di Desa Raya terdiri dari rumah sakit umum yang dikelola pihak swasta sebanyak 3 unit bangunan dan juga memiliki Polindes/BKIA yang dikelola oleh swasta dan pemerintah sebanyak 5 unit bangunan. Meskipun Desa Raya tidak terlalu besar seperti daerah-daerah atau desa lainnya akan tetapi Desa Raya memiliki fasilitas yang cukup lengkap dalam bidang kesehatan. Jadi, para warga sekitar Desa Raya tidak perlu khawatir jika mereka ingin berobat dikarenakan sarana dan prasarana yang ada di Desa mereka sudah terbilang cukup lengkap. Desa Raya juga menyediakan Puskesmas Pembantu yang terletak di dekat pemukiman warga sehingga sangat memudahkan para warga yang ingin berobat maupun memeriksa kesehatan mereka tanpa harus pergi ke rumah sakit.

(16)

2.4.3. Prasarana Perhubungan/Jalan yang ada di Desa Raya Berdasarkan Klasifikasinya

Akses menuju Desa Raya tidaklah sulit dan dapat ditempuh dengan mudah, hal ini dikarenakan Desa Raya memiliki posisi yang strategis karena terhubung langsung dengan daerah lain melalui jalan Negara (jalan Jamin Ginting). Keadaan jalan desa secara umum baik, hanya saja apabila musim hujan dibeberapa ruas jalan mengalami hambatan terutama jalan-jalan usaha tani yang becek dan berlumpur.

Berikut akan dilampirkan data berupa tabel prasarana perhubungan/jalan di Desa Raya.

(17)

Tabel 8. Prasarana Perhubungan/ Jalan Desa Raya BerdasarkanKlasifikasinya

No. Jenis Prasarana/ Jalan Panjang (km)

Keterangan/ Keadaan

1. Jalan Negara 3,5 Hotmix, belum ada parit

2. Jalan Provinsi - -

3. Jalan Kabupaten 0.7 Aspal

4. Jalan Kecamatan - -

5. Jalan Desa 1,0 Aspal, berlubang-lubang

6. Jalan usaha tani 4,8 Perkerasan (LPB Telford) 7. Jalan usaha tani 9,5 Jalan tanah

8. Jalan usaha tani 3,5 Jalan setapak

Jumlah 23,0

Sumber : Monografi Desa Raya 2010

Dari tabel di atas dapat kita lihat kondisi atau keadaan dari jalur perhubungan jalan yang ada di Desa Raya. Untuk mencapai desa ini dapat dilakukan dengan mudah, karena setiap harinya ada angkutan berupa minibus maupun angkutan- angkutan desa yang berukuran kecil yang melintas di desa ini. Hal ini dikarenakan letak Desa Raya yang strategis yang tidak jauh dari kota Kecamatan Brastagi maupun Kecamatan Kabanjahe. Jika masyarakat ingin pergi ke kota Kecamatan Brastagi baik untuk membeli kebutuhan sehari-hari maupun kebutuhan pertanian dengan menggunakan angkutan umum hanya mengeluarkan ongkos Rp. 2.000,-.

(18)

Jika masyarakat yang ada di Desa Raya ingin mengangkat hasil pertanian mereka dari ladang terutama untuk hasil panen bunga ke Pasar Bunga, maka para petani dapat menyewa minibus untuk mengangkut hasil pertanian mereka menuju Pasar Bunga yang terletak di balai desa Raya tersebut. Terkadang untuk menjual hasil pertanian para petani tidak perlu membawa atau menjual semua hasil pertanian mereka terutama hasil panen bunga ke pasar bunga untuk dijual. Hal ini dikarenakan kebanyakan para pembeli bunga yang biasanya para pedagang bunga langsung datang ke kebun para petani untuk membeli bunga. Hal ini dilakukan para pedagang agar mereka bisa mendapatkan bunga yang masih sangat segar dan berkualitas karena mereka dapat lebih leluasa memilih bunga yang lebih bagus untuk dijual daripada di pasar bunga.

(19)

2.5. Bahasa

Daerah Desa Raya merupakan daerah perbatasan antara wilayah Kecamatan Kabanjahe dengan Kecamatan Brastagi yang masing-masing daerah tersebut termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Tanah Karo, sehingga otomatis penduduk yang ada di Desa Raya menggunakan bahasa Karo sebagai bahasa sehari-hari.

Mayoritas suku bangsa yang tinggal di Desa Raya adalah suku Karo, meskipun demikian ada juga beberapa suku Lain seperti suku batak Toba, dan Jawa yang tinggal di desa tersebut. Suku-suku lain di luar suku Karo juga berbahasa Karo karena daerah tempat mereka tinggal merupakan daerah Karo sehingga secara otomatis mereka juga ikut membaur dengan masyarakat sekitar.

2.6. Struktur Sosial dan Organisasi Kemasyarakatan

Struktur sosial masyarakat ialah hubungan-hubungan dari bentuk-bentuk kelompok yang timbul sebagai akibat dari hubungan-hubungan individu di dalam masyarakat. Hubungan yang dimaksud sering kali disebut dengan sistem kekerabatan.

Sistem kekerabatan adalah hubungan kekeluargaan yang dilakukan individu-individu yang disebabkan oleh hubungan darah atau perkawinan diantara suatu kelompok.

Dengan demikian kekerabatan dapat terjadi berdasarkan dua hal yaitu :

(20)

• Berdasarkan atas hubungan darah

Berdasarkan hubungan darah terdapat adanya hubungan berdasarkan keturunan asal. Pada masyarakat Karo salah satunya yaitu Desa Raya, garis keturunan ditentukan dari pihak laki-laki (patrilineal) yang membawa nama keluarga (marga). Laki-laki ataupun perempuan yang mempunyai marga yang sama merupakan satu kerabat meskipun mereka tidak satu keluarga dan tidak adanya hubungan darah. Jika terdapat ada yang melakukan perkawinan dalam satu marga maka akan dikenakan sanksi adat sesuai dengan daerah masing- masing. Biasanya bila ada yang melanggar akan dikenakan sanksi seperti dikucilkan maupun diusir dari daerah tempat mereka tinggal.

• Berdasarkan atas hubungan perkawinan

Dengan adanya hubungan perkawinan, timbul kekerabatan dengan pihak- pihak dari tiap-tiap marga dan bukan hanya dari dua pihak keluarga melainkan banyak pihak.

2.7. Gambaran Petani Bunga

Hampir seluruh penduduk di Desa Raya berprofesi sebagai petani bunga.

Meskipun beberapa diantaranya memiliki pekerjaan lain sebagai pekerjaan utama mereka akan tetapi penduduk di sana juga menanam bunga sebagai pekerjaan sampingannya, bahkan terkadang pekerjaan menanam bunga lebih diutamakan

(21)

masyarakat Desa Raya karena selain alam yang berpotensi untuk diolah sebagai lahan pertanian juga dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga mereka masing-masing.

Pekerjaan sebagai petani adalah pekerjaan dimana petani mengolah lahan pertanian untuk ditanami berbagai tanaman yang sesuai dengan kondisi alam yang cocok untuk ditanami dan difungsikan dan juga disesuaikan dengan modal petani untuk mengembangkan lahan pertanian mereka. Untuk mengembangkan lahan pertanian tidak hanya dibutuhkan tenaga dan modal tetapi juga teknik dan pengetahuan yang dimiliki para petani yang mereka gunakan untuk mengembangkan lahan pertanian mereka. Seperti yang dilakukan para petani yang ada di Desa Raya, untuk mengembangkan dan membudidayakan tanaman bunga agar menghasilkan produksi tanaman yang berkualitas dan sesuai dengan keinginan pasar maka mereka melakukan beberapa tahapan. Tahapan inilah yang dilihat sebagai variabel dan kriteria petani seperti : pengolahan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan sampai kepada masa panen dan juga kepada siapa petani menjual hasil panen bunganya.

Desa Raya sudah terkenal sebagai penghasil tanaman hias bunga terbesar di Kecamatan Brastagi Kabupaten Karo. Meskipun demikian para petani yang ada di sana tidak hanya menanam bunga sebagai tanaman utamanya tetapi juga menanam tanaman hortikultura lain seperti kentang, lobak, kol, wortel dan sayuran lainnya karena menurut pengakuan para petani disana untuk menanam bunga dibutuhkan

(22)

perawatan yang lebih intensif dibandingan dengan tanaman lainnya, sehingga untuk menghindari atau mengurangi kerugian mereka menanam tanaman lain.

Sekilas penanaman bunga sangat mudah, akan tetapi jika tidak teliti dan sabar bunga yang dihasilkan tidak akan bagus dan memuaskan, tidak seperti tanaman lain tanaman bunga setiap saat harus diperhatikan agar tidak terkena penyakit dan hama.

Di Desa Raya sendiri teknik menanam bunga dilakukan dengan dua cara atau dengan menggunakan dua media penanaman, yaitu dengan media alam terbuka dan dengan menggunakan media Greenhouse (rumah kaca). Dengan menggunakan media yang berbeda tentu berbeda pulalah cara penanamannya meskipun jenis tanaman yang ditanam sama.

Untuk jam kerja dan tenaga yang digunakan dalam menanam bunga tergantung dari berapa luasnya lahan yang digunakan petani untuk menanam bunga dan tergantung modal yang dimiliki. Bagi para petani yang menggunakan media terbuka biasanya luas lahan yang digunakan rata-rata berkisar 2 rantai s/d 4 rantai, akan tetapi ada juga beberapa petani yang memiliki luas lahan yang lebih tidak digunakan sepenuhnya untuk menanam bunga, terkadang setengah dari luas lahan digunakan untuk menanam tanaman lain. Lahan yang digunakan untuk menanam bunga tidak hanya di ladang para petani tetapi juga halaman pekarangan rumah mereka digunakan sebagai media untuk menanam bunga, baik pekarangan yang ada di depan, samping dan belakang rumah. Mereka selalu memanfaatkan lahan yang

(23)

dimiliki. Sementara untuk tenaga kerja bagi petani yang menggunakan media alam terbuka biasanya selalu mengandalkan tenaga sendiri atau tenaga keluarga jika akan menanam dan memanen. Bagi mereka jika menggunakan tenaga pekerja (aron) akan menambah pengeluaran saja. Mereka lebih memilih untuk mengerjakan sendiri karena menurut para petani mereka masih sanggup untuk mengerjakannya sendiri dan mereka juga selalu dibantu oleh anak-anak mereka sehabis pulang sekolah.

Bagi petani yang menggunakan media greenhouse (rumah kaca) untuk media tanamnya luas lahan yang dipergunakan juga tergantung dari lahan yang mereka miliki. Di Desa Raya sendiri luas lahan yang digunakan untuk media greenhouse cukup beragam. Ada petani yang menanam bunga dalam satu media greenhouse dengan luas lahan 12x 28 meter. Ada juga petani yang menanam bunga dengan luas lahan berkisar 12 rantai dengan 3 media greenhouse di dalamnya. Bagi petani yang menggunakan media greenhouse sebagai media tanamanya biasanya dibuat tidak jauh dari rumah petani. Hal ini disebabkan agar petani mudah untuk mengontrol tanamannya, hal ini dikarenakan bunga yang ditanam dalam media greenhouse lebih membutuhkan perawatan khusus dibandingkan dengan media bunga yang ditanam dalam media terbuka.

Sementara untuk tenaga kerja, kebanyakan petani yang menggunakan media greenhouse menggunakan tenaga pekerja (aron) di ladangnya akan tetapi ada juga petani yang tidak menggunakan jasa tenaga pekerja (aron) melainkan mengerjakannya sendiri atau dengan bantuan anggota keluarga saja. Bagi petani yang menggunakan tenaga pekerja (aron) biasanya dikarenakan mereka memiliki lahan

(24)

yang cukup luas sehingga media greenhouse yang dibuat lebih dari satu sehingga mereka membutuhkan tenaga pekerja untuk membudidayakan bunga.

Jam kerja yang digunakan atau lamanya petani bekerja di ladang baik di media terbuka maupun dengan menggunakan media greenhouse tidak memiliki perbedaan yang jauh. Berikut jadwal jam kerja petani:

- Pukul 08.00 WIB berangkat ke ladang - Pukul 08.30 - 11.30 WIB bekerja - Pukul 12.00 WIB istirahat

- Pukul 12.30 – 13.30 WIB bekerja - Pukul 14.00 WIB makan siang - Pukul 16.30 pulang ke rumah

Jam kerja ini juga berlaku pada petani pekerja (aron) bahkan petani yang bekerja dalam media greenhouse baik si pemilik maupun petani pekerja beberapa diantaranya pulang lebih lama karena tanaman yang menggunakan media ini perawatannya lebih intensif dibandingkan dengan media terbuka.

Lama petani menanam bunga cukup beragam, ada petani yang menanam bunga sudah 15 tahun, 10 tahun dan 5 tahun. Menurut mereka membudidayakan bunga cukup menguntungkan mengingat masa panen bunga juga tidak terlalu lama hanya berkisar 90 hari sampai 100 hari masa panen. Akan tetapi dibutuhkan kesabaran yang lebih ekstra untuk menanam bunga dibandingkan dengan menanam

(25)

panen tiap minggunya tetap ada sehingga pendapatan keluarga tidak akan berkurang dan tetap ada tiap minggunya juga.

Hasil panen bunga biasanya dijual langsung ke pasar bunga yang ada di Desa Raya yang selalu diadakan dua kali setiap minggunya, yaitu setiap hari senin dan kamis, akan tetapi ada juga pembeli yang langsung membeli bunga ke ladang petani.

Biasanya pembeli ini merupakan pedagang bunga yang berasal dari luar kota Brastagi. Ada juga pembeli yang sudah memesan bunga kepada petani sehari sebelumnya sehingga pembeli tidak bersusah payah lagi mencari bunga yang diinginkannya.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis deskripsi frekuensi perolehan siswa terhadap daftar cek list mengenai angket lingkungan sosial, pada faktor lingkungan sosial ini terdiri

 Memberikan contoh peristiwa gerak benda akibat adanya gaya yang berubah terhadap

mendeskripsikan prinsip-prinsip dasar peta dan pemetaan; (2) mempraktikkan keterampilan dasar peta dan pemetaan; dan (3) menganalisis lokasi industri dan

Sedang Suprihanto mengatakan bahwa kinerja atau prestasi kerja seorang karyawan pada dasarnya adalah hasil kerja seseorang karyawan selama periode tertentu dibandingkan

Nilai Perilaku Total Krng Ckp Baik Nilai Penget Ckp 1 4,3% 2 8,7% 3 13,0% Baik 1 4,3% 13,0% 3 69,6% 16 87,0% 20 Total 2 8,7% 5 21,7% 16 69,6% 23 100,0% Hasil distribusi

Dalam penyediaan informasi dimaksud, Bank Indonesia, di samping memanfaatkan (dengan cara mengolah) data dan hasil Survei berbagai pihak, juga akan melakukan Survei secara

Salmonella dapat diisolasi dari feses dengan angka prevalensi 1%, sedangkan dari feses ayam sekitar 36,15%.. 8

Hal ini diduga disebabkan karena kadar air yang lebih rendah pada perlakuan interval penyiraman setiap 12 hari, menyebabkan menurunnya infeksi mikoriza pada akar semai