• Tidak ada hasil yang ditemukan

Miftahurrohman 1, Ahmad Shofiyuddin Ichsan 2, Rohmat Dwi Yunianta 3 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Miftahurrohman 1, Ahmad Shofiyuddin Ichsan 2, Rohmat Dwi Yunianta 3 1"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

===========================================================================

UPAYA GURU AL-QUR’AN HADIS DALAM

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS 2 MI SANANUL ULA PIYUNGAN BANTUL YOGYAKARTA PADA MASA PANDEMI

Miftahurrohman

1

, Ahmad Shofiyuddin Ichsan

2

, Rohmat Dwi Yunianta

3

1

Institut Ilmu Al Qur’an An Nur Yogyakarta

2

Institut Ilmu Al Qur’an An Nur Yogyakarta

3

Institut Ilmu Al Qur’an An Nur Yogyakarta

Info Artikel: ABSTRAK

Diterima: 29 Agustus 2021 Direvisi: 30 Agustus 2021 Dipublikasikan: 31 Agustus 2021

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya guru al-Qur’an Hadis dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas 2 MI Sananul Ula Piyungan Bantul Yogyakarta pada masa pandemi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Metode pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini adalah: (1) upaya guru mapel al-Qur’an Hadis kelas 2 MI Sananul Ula dalam meningkatkan hasil belajar siswa tahun pelajaran 2020-2021, antara lain: penggunaan WhatsApp untuk memudahkan interaksi, dan mengatur kelas online dengan WhatsApp, (2) hasil upaya guru tersebut adalah berdasarkan nilai rapot yang peneliti dapatkan dari guru al-Qur’an Hadis kelas 2 MI Sananul Ula mununjukkan bahwa hasil belajar siswa siswi MI Sananul Ula semakin meningkat. Adapun faktor pendukung atas upaya yang dilakukan guru yaitu: (1) mudahnya pengguaan WhatsApp, (2) aplikasi ringan dan familiar, (3) keberadaan wali murid yang bersedia mendampingi anak belajar, (4) sumber belajar beragam tersedia dengan berbagai format, (5) koreksi hasil belajar menjadi fleksibel. Sedangkan faktor penghambatnya yaitu: (1) sinyal di area pedesaan yang tidak stabil, (2) perangkat handphone atau laptop sering dipakai orang tua untuk bekerja, (3) perangkat handphone dipakai bergiliran dengan saudara yang juga mengerjakan tugas sekolah, (4) banyak grup WhatsApp, sehingga performa smartphone menurun, dan (5) siswa tergoda membuka hal selain yang terkait dengan pembelajaran.

.

This study aims to determine the efforts of Al-Qur'an Hadith teachers in improving the learning outcomes of grade 2 students at MI Sananul Ula Piyungan Bantul Yogyakarta in the pandemic.

This study uses a descriptive qualitative approach. Methods of data collection using the method of observation, interviews, and documentation. The study results are: (1) the efforts of the grade 2 Al-Qur'an Hadith teacher at MI Sananul Ula in improving student learning outcomes for 2020-2021, including: using WhatsApp to facilitate interaction, and managing online classes with WhatsApp, (2) the results of the teacher's efforts are based on the report card scores that the researchers got from the second grade Al-Qur'an Hadith teacher at MI Sananul Ula. It shows that the learning outcomes of MI Sananul Ula students are increasing. The supporting factors for the efforts made by the teacher are: (1) the ease of using WhatsApp, (2) a light and familiar application, (3) the presence of guardians who are willing to accompany children to learn, (4) various learning resources are available in various Kata Kunci:

Guru

Al Qur’an Hadis Hasil belajar

Madrasah Ibtidaiyah Pandemi Covid-19

(2)

===========================================================================

formats, (5 ) correction of learning outcomes to be flexible. While the inhibiting factors are: (1) unstable signals in rural areas, (2) mobile phones or laptops are often used by parents for work, (3) cellphone devices are used in turns with relatives who are also doing schoolwork, (4) many groups WhatsApp, so that smartphone performance decreases, and (5) students are tempted to open things other than those related to learning.

How to Cite: Miftahurrohman; Ichsan, A.S; & Yunianta, R.D. (2021). Upaya Guru Al-Qur’an Hadis dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 2 MI Sananul Ula Piyungan Bantul Yogyakarta pada Masa Pandemi. QuranicEdu: Journal of Islamic Education, 1(1).

Koresponden:

Nama: Ahmad Shofiyuddin Ichsan

Email : ahmad.shofiyuddin.ichsan@gmail.com

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan bagian yang inhern dengan kehidupan.

Pemahaman seperti ini, mungkin terkesan dipaksakan, tetapi jika mencoba merunut alur dan proses kehidupan manusia, maka tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan telah mewarnai jalan panjang kehidupan manusia dari awal hingga akhir. Pendidikan menjadi pengawal sejati dan menjadi kebutuhan asasi manusia (Yusuf, 2018:7).

Dalam dunia Pendidikan Agama Islam, seorang guru PAI mempunyai pengaruh besar dalam hal meningkatkan hasil belajar siswa. Seorang guru PAI harus bisa membawakan materi yang dikuasainya untuk disampaikan kepada siswa dengan baik sehingga dapat dimengerti oleh siswa. Selain itu, guru PAI harus bisa mengaplikasikan kemampuan yang dimilikinya secara nyata dan menyeluruh. Pendidikan Agama Islam adalah proses pembelajaran atau interaksi antara Pendidik dan Peserta didik di sekolah atau dilingkungan tertentu yang bertujuan membimbing, membina dan melatih pengetahuan, pemahaman dan keterampilan agar peserta didik mampu menjalani kehidupan sosialnya (Saekan, 2017:148).

Mengingat kondisi saat ini masih dalam situasi pandemi Covid-19 yang

merubah segalanya dalam proses pendidikan. Proses pendidikan pada masa

sebelum pandemi mengharuskan pembelajaran dilakukan dengan tatap muka

langsung yang melibatkan pendidik dan peserta didik untuk melakukan kegiatan

belajar mengajar di ruang kelas masing masing. Namun berbanding terbalik

dengan kondisi saat ini yang mau tidak mau pembelajaran harus dilakukan

(3)

===========================================================================

secara online guna memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19 yang merupakan usaha dari pemerintah. Usaha-usaha penyegahan Covid-19 agar tidak semakin tersebar, tidak saling terpapar virus ini, maka pemerintah mengeluarkan kebijakan-kebijakan beberapa peraturan di Indonesia berupa memberlakukan karangtina mandiri dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk wilayah Jawa dan Bali (Telaumbanua, 2020:60).

Pada awal 2021, pemerintah menggunakan istilah baru untuk menggantikan PSBB, yaitu PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat). Pada saat terlaksananya PPKM ini, pemerintah memberlakukan 75% Work From Home (WFH) untuk aktivitas perkantoran, pembelajaran secara daring untuk sektor pendidikan, pembatasan jam operasional untuk pusat perbelanjaan, dan penutupan fasilitas umum. PPKM ini dilakukan pemerintah untuk mengurangi penyebaran virus Covid 19 yang semakin hari semakin meningkat (Fadholi, 2021).

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Jarak Jauh, dikemukakan bahwa pendidikan jarak jauh dapat diselenggarakan pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.

Pendidikan jarak jauh berfungsi memberikan layanan pendidikan kepada kelompok masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan secara tatap muka atau reguler.

Semua aktivitas pendidikan terganggu dengan adanya pandemi Covid-19 khususnya jenjang pendidikan kelas bawah seperti Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah terkait dengan proses belajar mengajar yang mengalami perubahan yang sangat signifikan sehingga membutuhkan penyesuaian yang cukup lama. Namun proses belajar mengajar harus tetap dilakukan supaya peserta didik mendapatkan haknya dalam memperoleh ilmu pengetahuan. Di lain sisi, ada kegelisaan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran agar dapat disampaikan ke peserta didik sesuai dengan kondisi peserta didik sehingga membutuhkan upaya-upaya penerapan pembelajaran yang cemerlang.

Dalam suatu lembaga pendidikan, guru atau pendidik memiliki peran sentral

dalam sisi operasional (Daradjat, 1992:39). Berdasarkan Undang-Undang R.I.

(4)

===========================================================================

No. 14/2005 Pasal 1 (1) “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”. Maka, seorang guru dalam suatu lembaga pendidikan memiliki tanggung jawab yang tidak sederhana. Tidak hanya transfer of knowledge saja, melainkan juga penanaman nilai-nilai kebaikan. Tentu saja di era pandemi ini tugas pendidik menjadi semakin berat.

Di dunia pendidikan, hasil belajar memiliki makna yang penting baik bagi guru, siswa maupun sekolah. Bagi siswa, hasil belajar membawa kepuasan atas siswa yang memperoleh nilai yang bagus, sementara bagi siswa yang mendapatkan nilai yang kurang memuaskan maka siswa itu setidaknya akan melakukan usaha untuk membenahi kekurangannya ketika dalam proses pembelajaran maupun usaha yang lainnya. Dari sudut pandang seorang guru, hasil belajar akan dapat mengetahui pemetaan kemampuan siswa dan sebagai alat evaluasi atas strategi yang digunakan guru dalam melakukan proses pembelajaran. Dari sudut pandang sekolah, hasil belajar bisa sebagai alat ukur sekolah dalam memilih program dan juga sebagai pedoman bagi sekolah untuk mengetahui apakah yang dilakukan sekolah sudah memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP) ataukah belum (Widoyoko, 2018:11-12).

Dalam konteks penelitian ini, hasil penelitian awal peneliti menunjukkan

bahwa kelas 2 Mapel Al-Qur’an Hadis MI Sananul Ula memperoleh hasil yang

memuaskan dengan berdasarkan informasi yang peneliti dapatkan. Atas dasar

sulitnya menemukan strategi, metode media dan segala hal terkait

pembelajaran pada masa pandemi, dan kemudian muncul hasil penelitian awal

peneliti yang menunjukkan bahwa nilai kelas 2 Mapel Al-Qur’an Hadis di MI

Sananul Ula sangat memuaskan, maka penelitian ini layak dan penting untuk

dilakukan, karena jika penelitian ini tidak dilakukan guru-guru yang memiliki

masalah dengan hasil belajar di masa pandemi akan kekurangan referensi

dalam memecahkan persoalan mereka. Maka dari itu, dalam penelitian ini

peneliti akan mengungkapkan bagaimana upaya guru Al-Qur’an Hadist dalam

meningkatkan hasil belajar siswa kelas 2 MI Sananul Ula Piyungan tahun

(5)

===========================================================================

pelajaran 2020-2021 pada masa pandemi dan apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam upaya guru tersebut.

METODE PENELITIAN

Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan menggunakan jenis penelitian deskriptif. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif dapat mendeskripsikan perilaku orang, situasi di lapangan dan kegiatan-kegiatan lainnya. Dilain sisi maksud dari jenis penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan variabel pada pokok permasalahan yang diteliti dengan tanpa adanya hubungan sesama variabel (Faisal, 1992:19). Deskriptif kualitatif merupakan penelitian yang berlandaskan pada fenomenologis. Fenomenologis yaitu realita yang terjadi pada tempat yang diteliti. Bogdan dan Tylor dalam bukunya Lexy, mengatakan bahwa penelitian kualitatif yaitu prosedur penelitian yang bisa menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata dalam bentuk tulisan maupun lisan berasal dari orang yang sedang diteliti (Moleong, 1999:13).

Jadi menurut peneliti, pendekatan yang sesuai dengan pokok permasalahan yang dihadapi mengharuskan peneliti akan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Dengan tujuan supaya penelitian ini akan mempermudah perolehan data dan menyerap masalah yang ada pada obyek penelitian dengan judul Upaya guru Al-Qur’an Hadist dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 2 MI Sananul Ula Piyungan Tahun Pelajaran 2020-2021 pada Masa Pandemi.

Menggunakan metode kualitatif tentunya membutuhkan beberapa pertimbangan. Yang pertama, metode kualitatif lebih mudah dalam penyesuaian jika menghadapi berbagai permasalahan yang terjadi dilapangan.

Kedua, metode ini lebih bisa menyesuaikan diri secara fleksibel dengan banyaknya pengaruh yang dihadapi terkait dengan pola-pola nilai yang dibahas oleh peneliti (Moleong:1999:30).

Metode deskriptif kualitatif sangat memungkinkan untuk peneliti bisa

memahami obyek yang mau diteliti secara personal dan menjadikan responden

bisa mengungkapkan pendapatnya sesuai dengan realitanya. Peneliti mampu

(6)

===========================================================================

mengambil contoh dari pengalaman responden dalam kehidupan sehari-harinya ketika membaur dengan masyarakat. Peneliti dapat mengkaji permasalahan baru yang datang dari suatu kelompok atau responden itu sendiri dengan berbagai pengalaman yang dimiliki oleh responden yang sebelumnya belum pernah diketahui oleh peneliti.

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiyono, 2015:9).

Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MI Sananul Ula Piyungan yang merupakan salah satu sekolah Madrasah Ibtidaiyah yang ada di Srimartani Piyungan Bantul, mempunyai visi bertaqwa, berprestasi, berkepribadian, terampil dan mandiri.

Tepatnya berada di Dusun Daraman, Srimartani, Piyungan, Bantul. MI Sananul Ula merupakan sekolah madrasah yang memiliki kegiatan keagamaan dan yang menjadi keunggulannya dibandingkan dengan sekolah-sekolah yang lainnya. Sekolah yang memiliki program tahfidz yang setiap tahunnya meluluskan kurang lebih satu kelas. Selain program tahfidz, ada juga keunggulan lainnya seperti sekolah yang berbasis pondok pesantren, adanya asrama bagi siswa yang mau menambah ilmu agamanya dengan adanya pelajaran kitab di dalamnya.

Data dan Sumber Data 1. Jenis Data

Data yaitu sesuatu hal yang diperoleh ketika berada dilapangan dan

sedang melakukan penelitian dalam bentuk apapun yang belum diolah oleh

peneliti. Pengertian lain, data juga bisa diartikan sebagai sesuatu hal yang

bisa dianggap atau diketahui. Menurut jenisnya, Data itu sendiri dibagi

menjadi dua bagian, yaitu:

(7)

===========================================================================

a. Data kualitatif

Yakni penyajian data dalam bentuk kata verbal dan bukan tertuang dalam bentuk angka. Dengan penyajian data seperti itulah membuat data ini menjadi data primer (utama) dalam proses penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Berikut adalah beberapa data kualitatif:

1) Gambaran umum MI Sananul Ula Piyungan 2) Literatur yang berkaitan dengan Guru PAI.

3) Dokumen dalam bentuk tulisan yang berkaitan dengan penelitian yang peneliti lakukan.

b. Data kuantitatif

Yaitu pengukuran data ini dapat dilakukan secara langsung dan bisa dihitung. Yang termuat dalam data kuantitatif di penelitian ini yaitu:

1) Jumlah Guru dan jumlah Siswa 2) Sarana dan Prasarana

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

a. Sumber data primer

Sumber data yang bisa langsung memberikan informasi kepada peneliti adalah:

1) Kepala Madrasah MI Sananul Ula Piyungan untuk mencari data tentang sejarah berdirinya sekolah juga terkait dengan managemen sekolah.

2) Guru bidang humas MI Sananul Ula Piyungan guna memperoleh data terkait dengan sarana dan prasarana dalam menunjang kegiatan-kegiatan meningkatkan hasil belajar siswa.

3) Guru PAI MI Sananul Ula Piyungan guna memperolah data terkait

proses pembelajaran yang dilakukan guru PAI untuk meningkatkan

hasil belajar siswa, selain itu juga untuk mengetahui beberapa faktor

penghambat dan pendukungnya.

(8)

===========================================================================

4) Melakukan wawancara kepada 2 perwakilan wali siswa MI Sananul Ula Piyungan untuk mencari data tentang bagaimana sikap orang tua terhadap pendidikan anak yang harus terus berkembang di masa pandemi.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data ini bersifat tidak langsung yang bisa memberikan datanya kepada peneliti setiap saat. Seperti data dari perpustakaan mengenai guru Agama Islam dan hasil belajar mata pelajaran Al Qur’an Hadis.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yakni membicarakan tentang bagaimana cara peneliti mengumpulkan data. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan beberapa metode dalam pengumpulan data, sebagai berikut:

1. Metode observasi

Metode observasi merupakan suatu teknik cara pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Kegiatan tersebut bisa berkenaan dengan cara guru mengajar, siswa belajar, kepala sekolah yang sedang memberikan pengarahan personil bidang kepegawaian yang sedang rapat dan lain sebagainya. Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek di tempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa sehingga observasi berada bersama objek yang diselidiki, disebut observasi langsung. Sedangkan observasi tidak langsung adalah pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya suatu peristiwa yang akan diselidiki, misalnya peristiwa tersebut diamati melalui film, rangkaian slide, atau rangkaian foto (Sukmadinata, 2010:220).

Berdasarkan pemaparan di atas, maka peneliti menerapkan metode

observasi langsung dengan mendatangi obyek yang ingin diteliti. Hal

tersebut dilakukan karena untuk memperkuat data, sehingga akan

mendapatkan informasi secara detail.

(9)

===========================================================================

2. Metode wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 1999:186). Narasumber yang diinterview yaitu Kepala Madrasah, Humas, guru al-Qur’an Hadist, dan 2 wali siswa. Wawancara ini berkaitan dengan upaya guru Al-Qur’an Hadist dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas 2 MI Sananul Ula Piyungan tahun pelajaran 2020-2021 pada masa pandemi

3. Metode dokumentasi

Penggunaan dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan Moleong, 1999:217). Dokumentasi ini bertujuan untuk mengarsipkan data- data yang diperoleh ketika berada di lokasi penelitian untuk dijadikan bukti valid yang bisa dipertanggung jawaban. Namun juga sangat Berfungsi untuk menguatkan data-data yang diperoleh dari obervasi maupun wawancara.

Metode Analisis Data

Menurut Bogdan dan Biklen, analisis ini merupakan sebuah upaya yang

dikerjakan sesuai dengan data, mengorganisasikannya, memiih dan

memilahnya, mensintensiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan

sesuatu yang penting dan bisa dipelajari, dan menemukan sesuatu yang bisa

dijadikan cerita ke orang lain (Moleong, 1999:248). Penetapan orang sebagai

informan kunci yaitu orang yang mempunyai pengaruh tinggi dalam obyek

penelitian yang mau diteliti saat dilapangan menjadi proses awal penelitian

kualitatif. Setelah menetapkan orang sebagai informan kunci maka peneliti

melakukan wawancara dan mencatat apa saja hasil dari wawancara yang

dilakukan. Peneliti juga harus memperhatikan obyek penelitian dan bisa

mengajukan segala pertanyaan yang menarik yang bersifat deskriptif, kemudian

(10)

===========================================================================

dilakukan analisa hasil wawancara untuk menghasilkan data yang valid (Sugiyono, 2015:253).

Pengecekan Keabsahan Data

Pengecekan data bisa dikatakan valid harus menggunakan beberapa teknik. Oleh karenanya, untuk memperoleh data yang valid maka peneliti menggunakan teknik-teknik berikut:

a. Kecukupan Referensi

Teknik kecukupan referensi dilaksanakan peneliti guna untuk memperoleh data dari bahan dokumentasi, atau dari catatan yang ditemukan di lokasi penelitian. Peneliti perlu memperkuat hasil penelitiannya dengan adanya dokumen dan catatan-catatan dari hasil penelitian terdahulu. Dengan memperbanyak referensi, peneliti dapat mengkoreksi kembali keabsahan data-data dan informasi yang diperoleh peneliti ketika di lokasi penelitian.

b. Triangulasi

Adanya triangulasi dalam penelitian guna untuk mengecek keabsahan data dengan cara membandingkan data yang diperoleh dari sumber lain.

Adapun jenis triangulasi yang diambil oleh peneliti yaitu Triangulasi Sumber Data. Sumber data ini mempunyai arti pembandingan dan pengecekan kembali terkait kepercayaan dari informasi yang didapatkan melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Moleong, 1999:330).

Sumber data ini dapat dilakukan dengan cara:

1) Pembandingan data antara hasil observasi denga hasil wawancara.

2) Pembandingan data hasil wawancara dengan data hasil dokumentasi 3) Membandingkan cara pandang orang dengan pendapat dan pandangan

orang lain

(11)

===========================================================================

HASIL DAN PEMBAHASAN

Upaya Guru Al Qur’an Hadis dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 2 MI Sananul Ula Tahun Pelajaran 2020-2021 pada Masa Pandemi

Salah satu indikator keberhasilan penyelenggaraan pembelajaran adalah tercapainya hasil belajar berdasarkan target yang telah ditetapkan. Atas dasar itu maka guru perlu melakukan usaha-usaha agar hasil belajar siswa dapat meningkat.

Dari hasil penelitian ini, diperoleh data dan informasi bahwa guru Al-Qur’an Hadis MI Sananul Ula kelas 2 tahun pelajaran 2020-2021 telah melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Upaya-upaya yang dimaksud adalah: (1) penggunaan Whatsapp untuk memudahkan interaksi, dan (2) mengatur kelas online dengan Whatsapp.

1. Penggunaan Whatsapp untuk memudahkan interaksi

Situasi pandemi saat ini mengharuskan pembelajaran tatap muka ditiadakan dan mulai menerapkan proses belajar melalui daring (jarak jauh) sehingga perlu menyediakan platform pembelajaran yang bisa digunakan oleh peserta didik secara efektif dan tepat. Aplikasi WhatsApp bisa jadi alternatif sebagai media pembelajaran daring yang sangat tepat. Hal tersebut dikarenakan aplikasi WhatsApp mempunyai sejumlah fitur-fitur sederhana sehingga mudah untuk dioperasikan, bahkan oleh peserta didik level SD sekalipun.

“Saya pilih Whatsapp dan tidak memilih produk google atau microsoft karena lebih mudah dan juga lebih familiar sehingga dapat memudahkan baik wali murid maupun murid itu sendiri untuk bisa mengikuti pembelajaran dan penugasan yang disampaikan oleh Guru” (wawancara personal dengan NR, guru Al Qur’an Hadis pada 17 Maret 2021).

Begitu jawaban guru al-Qur’an Hadis Kelas 2 MI Sananul Ula ketika

ditanya tentang pemilihan WhatsApp sebagai platform pembelajaran dan

penugasan. Hal ini menunjukkan bahwa Guru mempertimbangkan peserta

(12)

===========================================================================

didik dalam memilih media yang dapat menunjang kelancaran proses pembelajaran. Adapun bebeapa fitur yang digunakan guru al-Qur’an Hadis Kelas 2 MI Sananul Ula untuk melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan Whatsapp di antaranya: a) Membuat grup WhatsApp, b) Kirim file, link, dan pesan dan c) Video call.

a. Membuat grup WhatsApp

Tahap awal dalam memulai tahun pelajaran baru, guru membuat grup WhatsApp perkelas. Hal ini dilakukan untuk memudahkan komunikasi dan proses pembelajaran. Dalam pembuatannya guru al-Qur’an Hadis melakukan komunikasi terlebih dahulu dengan wali kelas 2.

b. Kirim file, link, dan pesan

Untuk melaksanakan pembelajaran ataupun penugasan, guru menggunakan variasi. Secara bergantian, guru terkadang mengirim file, link ataupun pesan menyesuaikan materi dan penugasan yang dilaksanakan. Hal ini juga bertujuan mengindari kejenuhan peserta didik dan juga menyesuaikan dengan kecocokan metode penyampaian materi.

c. Video call

Fitur lain yang digunakan oleh guru adalah video call. Fitur ini digunakan oleh guru untuk beberapa tujuan, di antaranya: 1) melaksanakan konsultasi belajar, (2) menambah motivasi peserta didik yang nilainya menurun, dan (3) menjalin komunikasi dengan wali murid.

Fitur-fitur tersebut dirasa sudah cukup bagi guru al-Qur’an Hadis untuk melaksanakan pembelajaran dan penilaian.

Berdasar hasil observasi, guru al-Qur’an Hadis kelas 2 melakukan upaya peningkatan hasil belajar dengan melakukan interaksi secara terjadwal terhadap peserta didik. Pada saat berinterkasi, guru menyisipkan motivasi-motivasi kecil agar peserta didik semangat dalam melakukan aktifitas belajar. Motivasi diberikan kepada peserta didik ketika tidak mengumpulkan tugas, nilai peserta didik di bawah KKM, dan ketika menyampaikan materi yang tingkat kerumitannya tinggi.

a. Tidak mengumpulkan tugas

(13)

===========================================================================

Ketika dalam penugasan terdapat peserta didik yang tidak mengumpulkan tugas, maka respon guru al-Qur’an Hadis adalah dengan mencatat dan menandai nama-nama anak, dan kemudian memberinya motivasi baik secara langsung maupun melalui grup.

b. Nilai di bawah KKM

Adapun bagi peserta didik yang melaksnakan pembelajaran dan mengerjakan tugas yang diberikan namun belum mencapai KKM, maka guru memberi motivasi dan menumbuhkan keyakinannya bahwa siswa tersebut sejatinya bisa menuntaskannya asal dengan usaha yang lebih keras.

c. Terdapat materi dengan tingkat pencapaian rendah

Dalam mata pelajaran al-Qur’an Hadis kelas 2, terdapat materi yang sulit dikuasai peserta didik, baik karena materinya rumit untuk anak kelas 2, atau karena kuantitas ayat yang dihafalkan. Contohnya seperti menulis sambung huruf hijaiyah, hafalan hadis, surah al-Bayyinah dan yang lainnya.

“Saat melakukan interaksi kepada siswa, saya menyisipkan sedikit motivasi agar mereka yang nilainya kurang dan sering terlambat dalam menyerahkan tugas bisa kembali semangat dan termotivasi. Tentu ini tidak berlaku untuk semua siswa, hanya mereka-mereka yang saya rasa perlu saja.” (wawancara personal dengan NR, guru Al Qur’an Hadis pada 17 Maret 2021).

Begitu kata guru mapel al-Qur’an Hadis kelas 2 MI Sananul Ula

ketika ditanya tentang pelaksanaan interaksi melalui WhatsApp. Selain

melaksanakan interaksi dengan peserta didik, guru al-Qur’an Hadis juga

melaksanakan interaksi dengan wali murid. Dalam pelaksanaan proses

pembelajaran, tidak sedikit orang tua / wali peserta didik ikut

mendampingi anak-anaknya dalam belajar. Maka suatu saat jika

terdapat hal yang belum jelas wali murid biasanya melakukan interaksi

dengan guru mapel al-Qur’an Hadis untuk mendapatkan penjelasan lebih

lanjut melalui WhatsApp.

(14)

===========================================================================

Dalam pelaksanaannya, guru meminta wali murid menyampaikan rutinitas dan kegiatan belajar peserta didik selama di rumah. Wali murid menyampaikan masalah-masalah belajar peserta didik, dan guru membantu wali menyelesaikan masalah tersebut (hasil observasi pada Maret 2021).

2. Mengatur Kelas Online dengan WhatsApp

Saat melakukan observasi, diperoleh data bahwa guru telah menyiapkan dan mengatur kelas online dengan aplikasi WhatsApp. Pelaksanaan absen, pembelajaran dan penugasan dilakukan sesuai jadwal yang telah ditetapkan oleh kurikulum MI Sananul Ula.

Dalam proses pembelajaran, guru biasanya memulai kelas dengan berdoa dan menyiapkan sumber belajar bagi peserta didik dalam bentuk audio (rekaman hafalan atau penjelasan lisan), teks (modul dan buku paket) serta video (link/file video langsung) untuk memfasilitasi beragamnya gaya belajar peserta didik. Sumber belajar tersebut kemudian dipost ke grup WA untuk kemudian didownload dan dipelajari oleh peserta didik dengan pendampingan orang tua atau wali masing-masing. Jika terdapat hal yang belum jelas, peserta didik dipersilahkan menghubungi guru mapel al-Qur’an Hadis.

Selanjutnya, guru tidak hanya berhenti pada pembelajaran saja, namun juga melaksanakan evaluasi. Evaluasi sendiri adalah proses pengukuran atau penilaian. Berhasil dan tidaknya suatu pendidikan dalam mencapai tujuannya dapat dilihat dari evaluasi terhadap output yang dihasilkan. Dengan kompetensi yang di milikinya, maka setiap guru harus mengadakan evaluasi setelah materi yang di ajarkan selesai.

Berdasarkan hasil interview, diketahui bahwa evaluasi yang dilakukan oleh guru al-Qur’an Hadis Kelas 2 MI Sananul Ula adalah ulangan per KD, PTS, dan PAT .

Menurut guru al-Qur’an Hadis, evaluasi tersebut dilakukan dengan tujuan

mengukur kemampuan siswa dalam menguasai materi yang disampaikan,

disamping juga sebagai bahan evaluasi pelaksanaan proses pembelajaran

yang dilakukan oleh guru. Evaluasi dilakukan oleh guru dengan berbagai

(15)

===========================================================================

macam bentuk, seperti tes, lisan praktik atau yang lainnya menyesuaikan kebutuhan (wawancara personal dengan NR, guru Al Qur’an Hadis pada 25 Maret 2021).

Hasil Upaya Guru Al Qur’an Hadis dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 2 MI Sananul Ula Tahun Pelajaran 2020-2021 pada Masa Pandemi

Setelah melaksanakan upaya-upaya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan metode pembelajaran daring, diperolehlah hasil belajar selama satu tahun pelajaran. Data hasil pembelajaran dalam satu tahun pelajaran akan peneliti sampaikan per semester.

Berdasarkan data penilaian mata pelajaran al-Qur’an Hadis kelas 2 MI Sananul Ula Tahun Pelajaran 2020-2021 menunjukkan bahwa komponen penilaian yang dilakukan oleh guru al-Qur’an Hadis menggunakan Kompetensi Dasar dengan penilaian pengetahuan dalam bentuk pengumpulan tugas tertulis, tugas lisan, tugas guru. Namun format penilaian Kompetensi Dasar keterampilan guru al-Qur’an Hadis menggunakan bentuk penilaian tugas portofolio, dan praktek kerja. Dari penilaian yang dilakukan oleh guru al-Qur’an Hadis di MI Sananul Ula Piyungan berhasil meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran melalui WhatApp. Hasil upaya yang dilakukan oleh guru mata pelajaran al-Qur’an Hadis kelas 2 MI Sananul ula Tahun Pelajaran 2020-2021 adalah sebagai berikut:

1. Whatsapp sebagai alat interaksi yang mudah

Berdasarkan upaya guru al-Qur’an Hadis kelas 2 MI Sananul Ula Piyungan yang memanfaatkan aplikasi WhatsApp untuk pembelajaran untuk mempermudah interaksi antara guru, orang tua, dan siswa dengan memaksimalkan fitur-fiturnya seperti penggunaan grup WhatsApp, kirim file, link, pesan, dan video call.

“Saya menggunakan WA untuk menunjang pembelajaran

mengingat kondisi lingkungan warga sekolah terletak di

pedesaan yang notabenenya terkendala oleh sinyal dan

mengakibatkan sulitnya proses pembelajaran dengan melalui

(16)

===========================================================================

google classroom sehingga saya menggunakan aplikasi wa dan alhamdulillah hasilnya bisa memuaskan. Terbukti dari nilai KKM 71 dan hasil siswa siswi mendapatkan nilai rata-rata 85 keatas.”

(wawancara personal dengan NR, guru Al Qur’an Hadis pada 21 Maret 2021).

Begitu jawaban guru al-Qur’an Hadis kelas 2 MI Sananul Ula Ketika ditanya tentang hasil pembelajaran siswa yang meningkat dengan menggunakan aplikasi WhatsApp. Berdasarkan nilai rapot yang peneliti dapatkan dari guru al-Qur’an Hadis kelas 2 MI Sananul Ula mununjukkan bahwa hasil belajar siswa siswi MI Sananul Ula meningkat dengan rinciannya sebagai berikut: a) Kelas 2a mendapatkan nilai rata-rata 88.9, b) kelas 2b mendapatkan nilai rata-rata 87, c) kelas 2c mendapatkan nilai rata-rata 88.

2. WhatsApp dijadikan sebagai pengatur kelas online

Upaya-upaya yang dilakukan oleh guru al-Qur’an Hadis untuk mengatur kelas online dengan media WhatApp menunjukkan hasil yang positif mengingat banyaknya respon dari wali siswa yang begitu peduli dengan Pendidikan buah hari mereka. Dibuktikan dengan pengumpulan tugas yang tertib sesuai dengan jadwal pelajarannya walaupun dengan banyak kesibukan yang dijalani oleh wali siswa.

“Berkaitan dengan pembelajaran secara online melalui wa.

Saya rasa lebih memudahkan ya pak, karena wa itu kan salah satu aplikasi yang sering dibuka dan digunakan, jadi Ketika ada tugas langsung bisa kebaca dan dikerjakan.” (wawancara personal dengan DN, wali siswa pada 29 Maret 2021)

Berdasarkan jawaban wali siswa diatas, ketika ditanya tanggapannya

mengenai pembelajaran online melalui WhatsApp menunjukkan bahwa

dengan kendala keterbatasan media dan sinyal untuk mengikuti

pembelajaran secara online. Maka sangat membantu sekali jika guru

menerapkan pembelajaran melalui WhatsApp.

(17)

===========================================================================

Faktor Pendukung dan Penghambat Upaya Guru Al Qur’an Hadis dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 2 MI Sananul Ula Tahun Pelajaran 2020-2021 pada masa pandemi

Dalam melaksnakan pembelajaran, guru al-Qur’an Hadis Kelas 2 MI Sananul Ula menemui faktor pendukung dan penghambat untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Berikut ini kami sampaikan faktor pendukung dan penghambatnya.

1. Faktor Pendukung

Faktor pendukung atas upaya yang dilakukan guru al-Qur’an Hadis Kelas 2 MI Sananul Ula untuk meningkatkan hasil belajar siswa yaitu:

a. Mudahnya pengguaan WhatsApp

WhatsApp merupakan salah satu perangkat lunak yang mudah digunakan. Fitur-fiturnya yang sederhana menjadikan peserta didik dan wali murid tidak merasa kesulitan saat mengikuti arahan pembelajaran dan penugasan, juga dalam melakukan interaksi dengan guru mapel al- Qur’an Hadis.

b. Aplikasi ringan dan familiar

Dengan menggunakan WhatsApp, peserta didik ataupun wali murid tidak perlu menginstal aplikasi lain untuk bisa mengikuti pembelajaran, sehingga sistem operasional smartphone bisa menjadi lebih ringan.

Selain itu aplikasi WhatsApp merupakan salah satu aplikasi yang familiar, telah dikenal oleh semua orang sehingga wali murid tidak perlu belajar dari awal untuk bisa menggunakan aplikasi tersebut, terutama kaitannya dengan pembelajaran.

c. Keberadaan wali murid yang bersedia mendampingi anak belajar

Salah satu faktor pendukung dalam upaya guru meningkatkan hasil

belajar mapel al-Qur’an Hadis adalah keberadaan orang tua yang

bersedia mendampingi anak ketika melaksanakan aktifitas belajar. Anak

kelas 2 tentu masih belum bisa belajar secara mandiri, sehingga

(18)

===========================================================================

keberadaan orang tua sangat penting untuk membantu anak menguasai materi yang diberikan oleh guru.

d. Sumber belajar beragam tersedia dengan berbagai format

Aplikasi WhatsApp memungkinkan guru untuk mengirim berbagai media dan sumber belajar seperti teks, video, audio baik dengan mengirimkan filenya secara langsung ataupun dengan menyertakan link download. Hal ini sangat membantu guru dalam melakukan pembelajaran secara daring.

e. Koreksi hasil belajar menjadi fleksibel

Salah satu faktor pendukung pembelajaran daring adalah memudahkan guru dalam melaksanakan penilaian, sehingga dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja.

2. Faktor Penghambat

Adapun faktor penghambat atas upaya yang dilakukan guru al-Qur’an Hadis Kelas 2 MI Sananul Ula untuk meningkatkan hasil belajar siswa yaitu:

a. Sinyal di area pedesaan yang tidak stabil

Salah satu kendala pembelajaran daring adalah tidak stabilnya sinyal di area pedesaan. Beberapa siswa dan wali murid mengeluhkan masalah sinyal ini. Ketika dikomunikasikan dengan guru mapel al-Qur’an Hadis kelas 2, guru kemudian memberikan kemudahan berupa layanan konsultasi langsung secara berkala.

b. Perangkat handphone atau laptop dipakai orang tua ketika jam kerja Keberadaan perangkat merupakan salah satu hal penting dalam menunjang pembelajaran secara daring. Tanpa ada perangkat yang sesuai, pembelajaran daring akan sulit terlaksana dengan baik.

Akibatnya, hasil belajar siswa akan sulit mencapai target yang telah

ditetapkan. Ketika dikomunikasikan dengan guru mapel al-Qur’an Hadis

kelas 2, guru kemudian memberikan kemudahan berupa kelonggaran

pengiriman tugas.

(19)

===========================================================================

c. Perangkat dipakai bergiliran dengan saudara yang juga mengerjakan tugas sekolah

Sama dengan permasalahan pada poin “b”, permasalahan ini juga menghambat proses pembelajaran dan evaluasi, maka ketika dikomunikasikan dengan guru mapel al-Qur’an Hadis kelas 2, guru kemudian memberikan kemudahan berupa kelonggaran pengiriman tugas.

d. Banyak grup WhatsApp, sehingga performa smartphone menurun

Salah satu fitur dan kelebihan WhatsApp yang dapat digunakan untuk kemudahan melaksanakan proses pembelajaran adalah fitur Group WhatsApp. Namun kelebihan ini juga mempengaruhi kinerja smartphone.

Dengan banyaknya group dan file yang masuk, maka ketika menjalankan aplikasi ataupun ketika melakukan proses backup data, hal ini bisa menjadikan performa handphone menurun.

e. Siswa tergoda membuka hal selain yang terkait dengan pembelajaran Beberapa wali mengeluh karena siswa mudah tergoda untuk membuka hal selain yang terkait dengan pembelajaran ketika belajar melalui WhatsApp. Dalam hal ini guru meminta wali untuk senantiasa mendampingi anak ketika belajar mengingat usia anak belum mendukung untuk bisa belajar secara mandiri.

KESIMPULAN

Guru mapel al-Qur’an Hadis kelas 2 MI Sananul Ula dalam meningkatkan hasil belajar siswa tahun pelajaran 2020-2021 di masa pandemi telah melakukan berbagai upaya, di antaranya penggunaan Whatsapp (WA) untuk memudahkan interaksi, dan mengatur kelas online melalui Whatsapp tersebut.

Melalui kedua upaya tersebut, terdapat peningkatan yang cukup signifikan dari

hasil belajar siswa. Adapun faktor pendukung atas upaya yang dilakukan guru

al-Qur’an Hadis tersebut di antaranya: mudahnya pengguaan WA, aplikasi

(20)

===========================================================================

ringan dan familiar, keberadaan wali murid yang bersedia mendampingi anak belajar, sumber belajar beragam tersedia dengan berbagai format, koreksi hasil belajar menjadi fleksibel. Sedangkan faktor penghambatnya yaitu: sinyal di area pedesaan yang tidak stabil, perangkat handphone atau laptop dipakai orang tua ketika jam kerja, perangkat handphone dipakai bergiliran dengan saudara yang juga mengerjakan tugas sekolah, banyak grup WhatsApp, sehingga performa smartphone menurun, dan siswa tergoda membuka hal-hal di luar pembelajaran di sekolah.

REFERENSI

Ahmadi, Abu. & Widodo, Supriyono. (1991). Psikologi belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Bilfaqih, Yusuf., & Qomarudin, M. Nur. (2015). Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring. Yogyakarta: CV Budi Utama

Djamarah, Syaiful Bahri. (2000). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.

Jakarta: Rineka Cipta

Djamarah, Syaiful Bahri. (2002). Psikolgi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta

Faisal, Sanapiah. (1992). Format-format Penelitian Sosial. Jakarta: Rajawali Press

Hamalik, Oemar. (2005). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Hamka Abdul Aziz. (2012). Karakter Guru Profesional. Jakarta: Al-Mawardi Prima.

Ichsan, Ahmad Shofiyuddin. (2020). Pandemi Covid-19 dalam Telaah Kritis Sosiologi Pendidikan. Magistra: Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Vol. 7 No. 2.

Khon, Abdul Majid (2010). Didaktika Islamika: Jurnal Tarbiyah Dan Keguruan:

Analisis Materi Al-Qur’an Hadis Madrasah Ibtidaiyah, http://didaktika.fitk- uinjkt.ac.id/2010/02/analisismateri-alquran-hadis-madrasah.html, diakses pada tanggal 14 Maret 2021.

Kompri. (2016). Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru dan Siswa. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya Offset

Mahnun, Nunu. (2020) Implementasi Pembelajaran Online dan Optimalisasi Pengelolaan Pembelajaran Berbasis online di Perguruan Tinggi Islam dalam Mewujudkan World Class University. Jurnal IJEM. Vol. 1 No.1 Marimba, Ahmad D. (1998). Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bulan Bintang Moleong, Lexy J. (1999). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Muhaimin. (2005). Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam.

Jakarta: Raja Grafindo Persada

Munir. (2009). Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan

Komunikasi. Bandung: Alfabeta

(21)

===========================================================================

Munir. (2010). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi & Komunikasi. Bandung:

Alfabeta

Nata, Abudin. (2001). Perspektif Islam tentang Hubungan Guru-Murid : Studi Pemikiran Tasawuf AlGhazali. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

RI, Departemen Agama. (2002). Al-Qur’an dan Terjemahnya. Surabaya: Terbit Terang

RI, Departemen Pendidikan (2003). Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional 2003. Jakarta: Sinar Grafika

RI, Departemen Pendidikan. (2003). Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 10. Jakarta: Sinar Grafikka

RI, Kementerian Agama. (2020). Al Qur’an Hadis MI Kelas II. Jakarta: Direktorat KSKK Madrasah

Saekan, Mukhamad. (2017). Ideologi Kemanusiaan dalam Pendidikan Agama Islam, Edukasi: Jurnal Penelitian Pendidikan Islam. Vol. 12 No. 1.

Santika, I Wayan Eka. (2020). Pendidikan Karakter pada Pembelajaran Daring, Jurnal Indonesian Values and Character Education. Vol. 3 No. 1.

Shodiq, Imam Ja’far., & Salmiah, Husniyatus. (2020). Pemanfaatan Media Pembelajaran E-Learning Menggunakan WhatsApp Sebagai Solusi ditengah Penyebaran Covid-19 di MI Nurul Huda Jelu, Jurnal Studi Keislaman. Vol. 6 No. 2

Sudjana, Nana. (2005). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2010) Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya

Suparlan. (2005). Menjadi Guru Efektif. Yogyakarta: Hikayat Publishing Suparlan. (2006). Guru Sebagai Profesi. Yogyakarta: Hikayat Publishing

Telaumbanua, Dalinama. (2020). Urgensi Pembentukan Aturan Terkait Pencegahan Covid-19 Di Indonesia, QALAMUNA: Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Agama, Vol 12 No. 2.

Undang-Undang R.I. Nomor 14 Tahun 2005, Guru dan Dosen, Pasal 1, Ayat (1) Usman, Uzer. (2001). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya Widoyoko, Eko Putro. (2018). Penilaian Hasil Pembelajaran di Sekolah,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Yusuf, Munir. (2018). Pengantar Ilmu Pendidikan. Palopo: Kampus IAIN Palopo

Referensi

Dokumen terkait

 Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang pengertian peradilan Islam  Peserta didik mengamati tayangan slide tentang fungsi peradilan dalam islam  Peserta didik

yang mendapat pembelajaran dengan model kooperatif tipe. CIRC lebih tinggi dibanding dengan peserta

1) Guru membuka pembelajaran dengan salam dan berdoa bersama dipimpin oleh seorang peserta didik dengan penuh khidmat. 2) Guru memulai pembelajaran dengan pembacaan

Karena dengan media audio visual peserta didik tidak hanya mendengarkan uraian dari penjelasan guru tetapi peserta didik juga mengamati film- film pendek yang ditayangkan

Guru menugaskan peserta didik untuk mempelajari dan mencari referensi dari berbagai sumber yang relevan mengenai Bentuk Pangkat, Peserta didik diberi kesempatan

1) Peserta didik dipersilakan berdoa menurut agama dan kepercayaannya masing-masing sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. 2) Peserta didik merespon salam dan pertanyaan

Dengan penjelasan guru melalui audio visual power point peserta didik mampu memecahkan (C4) masalah perkalian dan pembagian pecahan dalam bentuk soal cerita berkaitan dengan

1) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran... 2) Memberi motivasi belajar peserta didik secara kontekstual sesuai manfaatdan aplikasi