• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KULIAH KERJA PROFESI DIVISI UNIT MANAGER PRODUKSI FILM AKU DAN BINEKA DI YAYASAN KEMBANG GULA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KULIAH KERJA PROFESI DIVISI UNIT MANAGER PRODUKSI FILM AKU DAN BINEKA DI YAYASAN KEMBANG GULA"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KULIAH KERJA PROFESI

DIVISI UNIT MANAGER

PRODUKSI FILM AKU DAN BINEKA DI YAYASAN KEMBANG GULA

Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Kerja Profesi (KKP)

Program Studi Televisi dan Film Jurusan Seni Media Rekam

Oleh :

ARDHIKA SURYA ADI NIM. 16148111

FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA

SURAKARTA 2021

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan kasih karunia-Nya kegiatan Kuliah Kerja Profesi (KKP) di Yayasan Kembang Gula dapat terlaksana pada 01 November 2020 – 18 Desember 2020. Proses akhir dari Kuliah Kerja Profesi ini adalah laporan yang memberikan gambaran dan penjelasan tentang proses kerja dan kegiatan yang dilakukan selama KKP berlangsung. Laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan mata kuliah Kuliah Kerja Profesi (KKP) Program Studi Televisi dan Film Institut Seni Indonesia Surakarta.

Tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak, pelaksanaan KKP tidak akan berjalan lancar. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Nerfita Primadewi, S.Sn, M.Sn yang telah membimbing serta memberi arahan selama proses Kuliah Kerja Profesi (KKP) hingga laporan KKP dapat diselesaikan.

2. Seluruh tim Yayasan Kembang Gula yang telah bersedia bertukar ilmu dan pikiran selama proses Kuliah Kerja Profesi.

3. Seluruh kru film AKU DAN BINEKA yang telah memberikan pembelajaran serta pengalaman dalam proses Kuliah Kerja Profesi (KKP).

4. Mbak Helva dan Mas Ricas yang telah berbagi ilmu dan pengalaman dalam divisi produksi dalam produksi film AKU DAN BINEKA.

5. Bapak dan Ibu dan keluarga yang selalu mendukung segala proses Kuliah Kerja Profesi (KKP) baik dari segi materi maupun moral.

6. Raka Widhi Setia, Ilham Ardi Prasetyo, Ahmad Faiz dan Fadel Muhammad

(4)

Ridwan yang telah menemani dalam suka maupun duka selama proses KKP berlangsung.

7. Agung Gunawan, Afrizal, Kevin Sulistio yang telah menemani dan membantu menyusun laporan ini dari awal sampai selesai.

8. Teman-teman mahasiswa Prodi Televisi dan Film yang senantiasa saling memberikan dukungannya.

9. Berbagai pihak yang selama kegiatan KKP berlangsung telah membantu dan mendukung.

Laporan ini diharapkan dapat bermanfaat dan dipergunakan sebagaimana mestinya bagi semua pihak. Penulis menyadari betul laporan ini banyak kekurangan. Penulis sangat mengharapkan masukan dan kritikan dari berbagai pihak, agar laporan ini lebih bermanfaat bagi kita semua. Atas partisipasi dan apresiasinya terhadap laporan ini, penulis mengucapkan terima kasih.

Surakarta, 6 Februari 2021

Ardhika Surya Adi

(5)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 2

C. Manfaat... 3

D. Waktu Pelaksanaan KKP ... 4

E. Lokasi Pelaksanaan KKP ... 4

BAB II MATERI DAN METODE KULIAH KERJA PROFESI A. Materi Kuliah Kerja Profesi 1. Materi Umum ... 5

2. Materi Khusus ... 7

B. Metode Kuliah Kerja Profesi 1. Pengumpulan Data Primer ... 9

a. Observasi ... 9

b. Wawancara ... 10

2. Pengumpulan Data Sekunder ... 11

(6)

a. Analisis Dokumen dan Rekaman ... 12

b. Studi Pustaka... 12

BAB III PELAKSANAAN KULIAH KERJA PROFESI A. Tinjauan Umum Perusahaan 1. Sejarah Umum Perusahaan ... 13

2. Visi dan Misi Perusahaan... 15

3. Struktur Organisasi... 15

4. Program Kerja Perusahaan ... 15

B. Pelaksanaan Kuliah Kerja Profesi 1. Rencana Pelaksanaan KKP ... 22

2. Realisasi Kegiatan KKP ... 23

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 28

B. Saran ... 29

DAFTARPUSTAKA...30

LAMPIRAN ...31

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kantor Yayasan Kembang Gula ... 4

Gambar 2.Preproduction Meeting di Ndaleme Eyang, Surakarta ... 10

Gambar 3. Rapat devisi produksi di Laweyan Coffe, Surakarta ... 11

Gambar 4. Logo Yayasan Kembang Gula ... 13

Gambar 5. Struktur Organisasi Yayasan Kembang Gula ... 15

Gambar 6. Logo Program Festival Film Merdeka ... 16

Gambar 7.Dokumentasi pemutaran film di Kampung Pelangi, Mojosongo ... 17

Gambar 8.Dokumentasi Nonton Bareng Film Aruna Dan Lidahnya ... 17

Gambar 9. Dokumentasi ekshibisi pemuda-pemudi Karang Taruna ... 19

Gambar 10.Kegiatan pengambilan gambar oleh siswa kelas sinema di SMA Kalam Kudus Surakarta ... 20

Gambar 11.Dokumentasi siswa peserta ekskul Kelas Sinema menonton film dalam materi Apresiasi.di SMA Kalam Kudus Surakarta ...20

Gambar 12.Arsip poster 3 Warna 1 Cita ... 21

Gambar 13.Salah satu adegan dalam film 3 Warna 1 Cita ... 21

Gambar 14.Rapat divisi produksi membahas fasilitas produksi, Coffeshop Sangndoro ... 24

Gambar 15. Menyiapkan transportasi untuk alat dan crew di hotel kusuma Surakarta ... 25

Gambar 16.Mengkoordinir akomodasi crew, Laweyan, Surakarta ... 25

Gambar 17.Evaluasi Film Aku Dan Bineka di basecamp Laweyan ... 26

Gambar 18.Program Pemutaran Reguler di Hotel Premiere, Solo Baru ... 27

(8)

Gambar 20. Sutradara mempresentasikan director statement ... 32

Gambar 21. Cek penginapan untuk crew film Aku dan Bineka ... 33

Gambar 22. Meeting divisi produksi membahas fasilitas produksi film Aku dan Bineka ... 33

Gambar 23. Memfasilitasi tempat dan konsumsi untuk casting film Aku Dan Bineka ... 34

Gambar 24. Shooting hari pertama di Alun-Alun Lor Surakarta ... 34

Gambar 25. Shooting hari kedua di pasar buku Gladak Surakarta ... 35

Gambar 26. shooting di lokasi kampung Kauman Surakarta ... 35

Gambar 27. Evaluasi kru Solo dalam film Aku Dan Bineka ... 36

Gambar 28. Pemutaran reguler event sesi tuku ... 36

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan memiliki peran penting dalam membentuk keterampilan dan kecakapan seseorang untuk memasuki dunia kerja. Pendidikan dalam perguruan tinggi masih terbatas pada pemberian teori dan praktek skala kecil. Kuliah Kerja Profesi (KKP) merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk memberikan kesempatan bagi mahasiswa agar dapat mengamati dan terjun langsung pada dunia kerja yang relevan terutama dibidang industri kreatif. KKP yang dilakukan terutama pada Prodi Televisi dan Film bertujuan agar mahasiswa dapat mengasah kemampuan hard skill nya sehingga tidak hanya mengandalkan pada kemampuan soft skill saja.

KKP ini wajib diikuti oleh mahasiswa yang telah menempuh minimal 100 SKS (Satuan Kredit Semester) dan dilaksanakan pada semester tujuh. Adanya KKP ini diharapakan mahasiswa mampu menerapkan ilmu-ilmu yang telah dipelajari selama semester satu hingga semester enam. Tidak hanya menerapkan ilmu yang ada, mahasiswa juga dapat menyerap ilmu yang ada sehingga dapat mengembangkan kemampuannya dan dapat menjadi bekal untuk memasuki dunia kerja sesungguhnya.

Yayasan Kembang Gula merupakan sebuah yayasan yang didirikan sejak tahun 2016. Organisasi ini fokus bergerak kepada para pelaku perfilman di kota Solo yang ingin mewujudkan terciptanya manusia yang beradab. Berangkat dari persoalan-persoalan di masyarakat yang sedang berkembang, Yayasan Kembang

(10)

masyarakat umum.

Yayasan Kembang Gula telah menghasilkan program-program yang di tujukan untuk masyarakat umum antara lain Festival Film Merdeka, Pemuran Reguler, Apresiasi, Workshop, Kelas Sinema, dan Produksi. Pada tahun ini Yayasan Kembang Gula memiliki dua program yang sedang dijalankan yaitu produksi film Aku Dan Bineka yang berkolaborasi dengan Ravacana Films dan pemutaran film yang bekerjasama dengan salah satu dana usaha mikro. Aku Dan Bineka merupakan program yang didanai oleh KEMENDIKBUD untuk memproduksi film bertema

‘anak’.

Sedangkan pemutaran film tersebut bekerjasama dengan Sesi Tuku. Sasaran film Aku Dan Bineka diproduksi adalah untuk anak-anak dan orang tua diseluruh Indonesia, terutama Solo Raya. Sedangkan Sesi Tuku bertujuan untuk mengedukasi pembeli yang datang di Event tersebut.

B. Tujuan

Pelaksanaan Kuliah Kerja Profesi (KKP) di Yayasan Kembang Gula bertujuan untuk :

1. Menerapkan Tri Dharma Perguruan Tinggi sesuai visi, misi, dan tujuan ISI Surakarta.

2. Mengembangkan kemampuan mahasiswa untuk belajar menerapkan ilmu pengetahuan di lingkungan dunia kerja.

3. Meningkatkan kemampuan bekerjasama dalam sebuah tim.

4. Mengembangkan kemampuan untuk melakukan pendekatan, riset dan pengembangan sebuah ide.

(11)

5. Pembekalan terhadap mahasiswa untuk menjadi seorang yang berpotensi, kompeten, dan profesional agar siap memasuki dunia kerja.

6. Memahami konsep-konsep non akademis di dunia kerja.

C. Manfaat

1. Bagi Mahasiswa

a. Memahamipenyutradaraan dunia kerja di Yayasan Kembang Gula.

b. Mengasah kemampuan dalam produksi dan proses kreatif di bidang film fiksi.

c. Memperoleh kesempatan untuk memantapkan diri menghadapi dunia kerja, baik dalam segi mental maupun keterampilan kerja.

d. Mengembangkan dan menjalin relasis secara profesional dengan instansi/lembaga di bidang televisi dan perfilman.

2. Bagi Lembaga Pendidikan (Institut Seni Indonesia Surakarta)

a. Memperoleh cara untuk mengevaluasi pencapaian kompetensi lulusan dengan materi pengajaran yang diberikan.

b. Mendapatkan informasi mengenai kompetensi dan kualifikasi SDM yang dibutuhkan oleh perusahaan.

c. Menjalin hubungan mutualisme antara lembaga pendidikan dan perusahaan.

3. Bagi Yayasan Kembang Gula

a. Sebagai sarana informasi pemantauan generasi siap kerja di bidang pendidikan terutama bidang industri kreatif.

b. Memperoleh calon tenaga kerja terdidik yang diperlukan di bidangnya.

(12)

D. Waktu Pelaksanaan KKP

KKP dilaksanakan selama satu bulan terhitung sejak tanggal 01 November 2020 – 18 Desember 2020. Adapun hari dan jam kerja telah ditentukan oleh pihak Yayasan Kembang Gula yaitu tergantung fleksibelitas agenda dalam hal apapun yang berkaitan dengan Yayasann Kembang Gula dan apabila ada kegiatan di hari Sabtu dan Minggu ataupun diluar jam kerja maka akan tetap masuk.

E. Lokasi Pelaksanaan KKP

Gambar 1. Kantor Yayasan Kembang Gula (Sumber : Ardhika Surya, 02 November 2020)

Nama Perusahaaan : Yayasan Kembang Gula

Alamat : Jl. Melati XXII, Fajar Indah Raya No.7 Colomadu Kabupaten Karanganyar, Jawa

Tengah indonesia.

Telepon : (+62) 1959032929 Alamat Situs : www.kembanggula.id

(13)

BAB II

MATERI DAN METODE KERJA PROFESI

A. Materi Kuliah Kerja Profesi 1. Materi Umum

Media komunikasi merupakan suatu sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Media sangat dominan dan berperan penting dalam berkomunikasi, salah satu media komunikasi yang berperan penting adalah film. Film merupakan salah satu sarana komunikasi masa yang memiliki pengaruh cukup besar dan cukup ampuh terhadap massa yang menjadi sasarannya. Mengingat pentingnya peran audiovisual, banyak bermunculan rumah-rumah produksi yang menyediakan jasa untuk membuat karya- karya audiovisual. Banyak proses yang dilakukan untuk menciptakan sebuah karya audiovisual. Semua hal harus direncanakan dengan matang agar apa yang disampaikan dapat sesuai dan tepat sasaran.

Semakin berkembangnya jaman, semakin berkembang pula ragam film yang ada. Film tidak hanya digunakan sebagai sarana hiburan, melainkan digunakan sebagai sarana informasi dan edukasi. Film merupakan sub sektor dari industri kreatif yang memiliki potensi besar terhadap perekonomian nasional dan berpengaruh besar kepada perkembangan peradaban seni media rekam.

Secara umum film dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu; dokumenter, fiksi dan eksperimental.1 Film-film tersebut dihasilkan melalui tiga tahap yaitu praproduksi, produksi dan pascaproduksi. Tahapan tersebut dilakukan agar

(14)

menghasilkan film yang sesuai dengan rencana dan tepat sasaran. Kru yang terlibat juga harus menyatukan visi dan misi antara satu dengan yang lain.

Tanpa disadari setiap membincangkan tentang film akan selalu bersinggungan dengan unsur-unsur pembentuk film. Sehingga dapat dikatakan bahwa untuk memahami sebuah film tidak lepas dari unsur-unsur pembentuk film.2 Unsur pembentukan film terbagi menjadi dua bagian yaitu unsur naratif dan unsur sinematik. Dua unsur tersebut saling berinteraksi dan bersinambungan satu sama lain untuk membentuk sebuah film.

Unsur naratif adalah materi atau bahan yang berhubungan dengan aspek cerita film. Setiap film fiksi tidak lepas dari unsur naratif, karena dalam cerita pasti mempunyai unsur tokoh, masalah, konflik, lokasi, dan waktu. Semua terbentuk untuk menjadikan sebuah film mempunyai elemen sebab-akibat yang akan pasti akan berkesinambungan dan mengokohkan satu-kesatuan elemen yang ada dalam suatu film.

Sedangkan unsur sinematik adalah aspek teknis ketika produksi nantinya, seperti mise-en-scene, yang memiliki empat bagian pokok; Setting, lighting, wardrobe and make-up, dan actor. Bahan baku yang memadai belum tentu menghasilkan sesuatu yang baik jika kita salah mengolahnya, sebuah film dengan cerita atau tema kuat menjadi tidak berarti tanpa pencapaian sinematik yang memadai. Dengan kata lain semua unsur yang terjadi dalam film adalah bentuk pengokohan yankuat disebabkan mempertimbangkan banyak hal yang tanpa sadar mempunyai keterkaitan dengan calon penonton yang akan melihat nantinya.

2 Himawan Pratista. Memahami Film. 2017. Hlm. 23

(15)

2. Materi Khusus

Dalam pembuatan sebuah karya audiovisual diperlukan orang-orang yang berkompeten dibidangnya. Salah satu peran penting dalam pembuatan karya tersebut adalah divisi produksi. Divisi produksi tidak hanya fokus pada audio dan visual, divisi ini mencakup banyak hal mulai dari kebutuhan konsumsi, finansial, logistik dan lainnya. Berikut kru yang tergabung dalam divisi produksi, antara lain:

a. Produser

Bertanggungjawab pada suatu produksi secara keseluruhan.

Memimpin manajemen produksi dari awal hingga selesai produksi. Mulai dari menentukan budget hingga memilih kru yang akan bertanggungjawab dalam produksi yang dipimpinnya.

b. Unit Manajer

Unit manajer bertanggungjawab untuk memastikan segala sesuatu yang bersinggungan dengan produksi (bersifat fisik bukan kreatif) berjalan dengan baik. Memastikan semua kru yang terlibat dalam keadaan baik, alat yang digunakan tidak ada yang rusak atau hilang hingga menyiapkan logistik. Biasanya seorang unit manajer akan dibantu oleh production assistant serta pembantu umum.

c. Akuntan Produksi

Bertugas untuk memantau dan mengelola perputaran kas dalam satu produksi. Melakukan tugas-tugas bendahara anatara lain memcatat pemasukan dan pengeluaran selama produksi, bekerjasama dengan

(16)

produser agar budget dapat terjaga dengan baik.

d. Manajer Lokasi

Manajer lokasi bekerja untuk mencari lokasi yang sesuai dengan visi sutradara. Ia bertugas untuk mengurus segala perizinan mulai dari biaya sewa, izin keramaian, uang keamanan dan lain sebagainya. Hal ini dilakukan agar proses produksi dapat berjalan dengan aman, nyaman dan tenteram.

Seperti proses produksi pada umumnya tahapan proses produksi ini dibagi ke dalam tiga tahapan, yaitu praproduksi, produksi, dan pasca produksi. Praproduksi dilaksanakan selama 1 bulan, produksi dilakukan selama 4 hari dan tahapan pasca produksi dilakukan selama 1 bulan.

Berikut adalah susunan tim produksi film Aku Dan Bineka:

Produser : Fanny Chotimah Line Producer : Helvana D. Yunian Unit Manager : Ardhika Surya Adi Location Manager : Ricas

Penulis Naskah :Puspa Intan FM

Director : Wahyu Agung Prasetya Astrada 1 : Tiara Kristiningtyas Astrada 2 : Ainul Rifki

Astrada 3 : Gloria Debby Yemima Art Director : Ariesta Maulina Lighting : Mizan Reka Deva Sound : Pandu Maulana

(17)

3. Metode Kuliah Kerja Profesi

Penulis melakukan beberapa proses agar mendapatkan informasi dan data yang valid ketika melakukan Kuliah Kerja Produksi (KKP). Proses tersebut dengan mengunakan Metode Kuliah Kerja Profesi pada umumnya.

Data yang dibutuhkan penulis berupa data audiovisual, gambar, angka, huruf, tulisan, suasana dan keadaan. Pencarian dan pengumpulan data dibagi dengan dua cara yaitu dengan mencari data primer dan data sekunder.

1. Pengumpulan Data Primer a. Observasi

Observasi adalah aktivitas terhadap suatu proses atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian.

Proses awal Kuliah Kerja Profesi (KKP) dimulai, penulis melakukan pertemuan atau Pra Production Meeting (PPM) dengan kru Solo atas agenda yang disusun oleh Yayasan Kembang di caffee Daleme Eyang. Di sana penulis berkenalan sekaligus pengakraban dengan beberapa orang yang aktif di Yayasan Kembang Gula maupun orang lain yang diluar yayasan namun ikut andil dalam produksi yang akan datang.

Dibantu oleh staf Yayasan Kembang Gula, penulis bisa mendapatkan lebih banyak lagi informasi terutama tentang visi misi film yang akan diproduksi nanti; Aku Dan Bineka. Kemudian penulis mengamati alur kerja tim

(18)

produksi dan kreatif juga memantau jadwal yang telah dibuat oleh tim produksi di papan, dan membaca list fasilitas yang dibutuhkan diproduksi nantinya.

Berdasarkan observasi yang dilakukan setelah menjalani KKP, penulis dapat mengetahui bahwa sebelum kegiatan program dimulai segalanya telah dirapatkan dan akan dikoordinasi ketika rapat besar. Pada hari dilaksanakan kegiatan, setiap panitia atau pihak yang terlibat saling mengingatkan agar tidak terjadi hal-hal diluar rencana. Setelah kegiatan selesai akan diadakan evaluasi serta transkrip dari notulensi yang telah dilaksanakan di hari kegiatan berlangsung.

Gambar 2. Praporduction Meeting di Ndaleme Eyang, Surakarta (Sumber : Dokumentasi Helvana, 14 November 2020)

b. Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung dengan peneliti dan responden. komunikasi berlangsung dalam bentuk tanyajawab dalam hubungan tatap muka, sehingga gerak dan mimic responden merupakan pola media yang melengkapi kata kata ferbal.3

3Gulo, W. 2000. Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo. Hal 119

(19)

Wawancara juga harus mengamati siapa yang tepat menjadi narasumber ssat diwawancarai, agar mendapatkan data–data yang diinginkan. Wawancara dilakukan di sela sela Kuliah Kerja Profesi (KKP).

Banyak yang didapat dari wawancara karena narasumber yang dipilih sangat tepat, tidak terlalu tertutup melainkan memberi informasi sebanyak mungkin yang ia mengerti.

c. Partisipasi

Partisipasi merupakan kegiatan yang dilakukan secara langsung dan terlibat secara aktif pada proses kerja terutama pada jobdesc yang telah ditekuni. Selama melakukan Kuliah Kerja Profesi (KKP), penulis turut serta dalam melakukan rangkaian kegiatan pra produksi yang dikerjakan oleh departemen produksi.

Gambar 3. Rapat devisi produksi di Laweyan Coffe, Laweyan Surakarta (Sumber : Dokumentasi Ardhika Surya, 08 November 2020)

2. Pengumpulan Data Sekunder

Data sekunder ialah sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh

(20)

pihak lain).4 Data yang dikumpulkan berupa dokumentasi, maupun data-data penting lainnya. Pengumpulan data sekunder, penulis menggunakan metode analisis dokumen dan dokumentasi, serta studi pustaka.

a. Analisis Dokumen dan dokumentasi

Analisis dokumen yang digunakan penulis merupakan catatan atau data-data berupa skenario, jadwal produksi, dan callsheet.

Berdasarkan analisis dokumen inilah, data yang didapat digunakan untuk mendukung laporan KKP milik penulis, sedangkan dokumentasi berupa hasil foto dan video diperoleh penulis selama Kuliah Kerja Profesi (KKP) di Yayasan Kembang Gula dimana penulis ikut serta membantu jalannya proses produksi film Aku Dan Bineka.

b. Studi Pustaka

Studi pustaka yang dilakukan oleh penulis bertujuan untuk mendapatkan informasi yang relevan, dengan topik yang sedang diteliti oleh penulis. Informasi tersebut di dapatkan dari buku, artikel, juga menggunakan beberapa dokumen yang didapat dari staf Yayasan Kembang Gula dan berbagai literasi internet.

4.Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. 2014. Hlm 131

(21)

BAB III

PELAKSANAAN KULIAH KERJA PROFESI

A. Tinjauan Umum Perusahaan

1. Sejarah Berdirinya Yayasan Kembang Gula

Yayasan Kembang Gula didirikan pada tahun 2016. Ada delapan pendiri Yayasan Kembang Gula waktu itu Fanny, Pilar, Ricas, Ayu, Titi, Iyan, dan Primbon. Selaku seniman dan para pegiat film mereka berinisiatif membuat suatu kelompok dengan tujuan bersama; keadaan menjadi lebih baik dalam menyikapi permasalahan tentang toleransi dan isu terorisme.

Gambar 4. Logo Yayasan Kembang Gula

(Sumber : situs www.kembanggula.id/tentang/, 10 Januari 2021)

Pembentukan awal Kembang Gula Berangkat dari kegelisahan situasi politik di Indonesia di mana Jakarta sedang ramai membicarakan tentang Ahok dan beberapa daerah di indonesia sedang riuh isu terorisme yang berimbas tajam sampai ke Solo dengan identiknya sebagai kota “sumbu pendek” dalam dua hal tersebut.

Dengan niat disertai berkah semesta, semua langsung antusias dan memberikan masukan saran beberapa program acara supaya benar-benar terjadi dengan cara sederhana tapi serius. Sebelumnya sudah ada Festival Film Solo, akan

(22)

sineas merasa kehausan memeriahkan dunia film terutama festival.

Pada bulan Agustus 2016 Yayasan Kembang Gula mengadakan acara Festival Film Merdeka bekerjasama dengan karang taruna salah satu kampung daerah Solo, alhasil masyarakat terhibur dan pemuda-pemudi yang membantu merasa ada dampak positif yang mampu mereka ambil kemudian dikembangkan.

Karena (mungkin) dengan cara itu Fanny dan teman-teman mampu mengurangi dampak doktrin militan yang sangat berdampak terhadap toleransi dan kegeberagaman.

Selang 6 bulan. Yayasan Kembang Gula akan mendapatkan bantuan pemerintah tapi harus melalui syarat-syarat badan hukum. Berhubung Yayasan Kembang Gula waktu itu masih menjadi komunitas, dengan sigap anggota waktu itu berinisiatif untuk menjadikan Yayasan Kembang Gula sebagai yayasan kemudian diresmikan oleh notaris pada tahun 2017. Dengan membentuk Yayasan diharapkan Kembang Gula akan jauh lebih disiplin, terukur, dan serius ketimbang komunitas. Dengan Pemborongan nama ‘Yayasan Kembang Gula’ yang sudah resmi dalam dan tercatat di negara sebagai suatu yayasan, akhirnya Yayasan Kembang Gula ikut serta dalam pendanaan dari pusbang film dan lain-lain dan tembus untuk dapat bantuan alat pemutaran, biaya produksi dokumenter, dan yang terakhir FBK.

Dari segi nama Yayasan Kembang Gula tercetus dari saran Fanny. Alasan pertama supaya mudah diingat masyarakat, tidak rumit diucapkan semua golongan, tidak ingin terlalu politis. Akan tetapi dibagian pemaknaan mendalamnya nama Kembang Gula diambil dari sejarah pada zaman mangkunegaran IX, waktu itu Solo adalah kota pabrik gula yang sangat makmur sampai kas negara waktu itu

(23)

menggunakan dari laba pabrik gula, dengan hal itu Yayasan Kembang Gula kemudian diambil dengan harapan memberikan sumbangsih terhadap negara melalui media film.

2. Visi dan Misi Yayasan Kembang Gula

“Bekerja untuk mengispirasi, mendidik, mencatat, dan membuat karya adalah misi utama Kembang Gula.”

3. Struktur Organisasi Yayasan Kembang Gula

Gambar 5. Struktur Organisasi Yayasan Kembang Gula (Sumber : website Yayasan Kembang Gula, 10 Januari 2021)

4. Program Kerja Yayasan Kembang Gula

Yayasan Kekmbang Gula memiliki program-program yang telah dijalankan hingga saat ini, program–program tersebut antara lain:

a. Festival Film Merdeka

Festival Film Merdeka (FFM) adalah program yang diadakan di kota Surakarta (Solo) setiap bulan Agustus. FFM mengusung semangat untuk menjadikan film sebagai tontonan merakyat, dapat dinikmati oleh semua

(24)

kalangan. Film-film yang diputar mengacu pada nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang terkandung dalam Pancasila.

FFM menyebarkan keberagaman, perdamaian dan pengetahuan. Hal ini sejalan dengan visi dan misi festival untuk mewujudkan masyarakat yang bahagia dan toleran sehingga film tidak hanya menjadi tontonan semata namun juga bisa menjadi sarana belajar dalam berproses bersama.

Gambar 6. Logo Program Festival Film Merdeka (Sumber: situs ffm.kembanggula.id, 10 Januari 2021)

b. Pemutaran Reguler

Pemutaran Reguler merupakan kegiatan pemutaran rutin yang digelar setiap bulan atau pemutaran insidental diadakan di kampung atau sekolah di wilayah kota Solo. Hal ini dilakukan untuk mempererat jaringan titik putar guna mendukung penyelenggaraan Festival Film Merdeka maupun dukungan untuk Program Apresiasi. Selain itu penyelenggaraan pemutaran lagu dadakan dilakukan untuk kebutuhan kedekatan seperti respon darurat fenomena yang sedang melayani masyarakat.

(25)

Gambar 7. Dokumentasi pemutaran film pendek dokumenter dan fiksi di Kampung Pelangi, Mojosongo.

(Sumber: situs kembanggula.id/program/tarreg/, 10 Januari 2021)

c. Apresiasi

Kami menggelar acara nonton bareng untuk siapa saja yang ingin menonton film Indonesia di bioskop dengan membagikan tiket gratis. Kami mendokumentasikan komentar-komentar penonton terkait film yang diputar dan mendiskusikannya dalam kelas-kelas pertemuan khusus yang terbuka untuk umum. Secara khusus kami bekerja sama dengan produser film yang ingin menyelenggarakan acara nonton bareng dengan atau diskusi dengan pembuat film.

Gambar 8. Dokumentasi Nonton Bareng Film Aruna Dan Lidahnya (Sumber: situs kembanggula.id/program/apresiasi/, 10 Januari 2020)

(26)

d. Workshop/Bengkel

Pelatihan diadakan untuk pengembangan kapasitas bagi pembuat film amatir maupun profesional guna mendukung visi misi Kembang Gula.

Pelatihan ini termasuk kelas Script Development lab, dan Editing lab yang dilakukan untuk mengarahkan pembuat film untuk lebih memperhatikan isu-isu yang berkaitan dengan tema hak asasi manusia dengan cara yang tepat.

Lab Pengembangan Skrip: Peserta difasilitasi untuk mengembangkan cerita dengan tema-tema yang ada untuk mewujudkan visi Kembang Gula dan difasilitasi untuk ide dan gagasan cerita ke dalam naskah dengan bantuan mentor profesional sesuai bidang dan kapasitasnya.

Laboratorium pengeditan: Peserta akan difasilitasi dan diarahkan ke pengawasan film dengan penguasaan teknis pengeditan dan non teknis untuk mendukung perspektif yang tepat.

Selain pelatihan untuk para pembuat film, Kembang Gula juga memberikan pelatihan kepada para ekshibitor untuk mendukung pelaksanaan program Festival Film Merdeka. Pelatihan ini diadakan melalui kerjasama dengan para pemuda-pemudi di kampung-kampung yang akan mengadakan pemutaran secara mandiri. Materi pelatihan berupa pengenalan sarana prasarana penunjang pemutaran dan acara manajemen.

(27)

Gambar 9. Dokumentasi ekshibisi pemuda-pemudi Karang Taruna.

(Sumber: situs kembanggula.id/program/workshop//, 10 Januari 2021)

e. Kelas Sinema

Kelas Sinema merupakan ruang belajar bagi para pelajar.

Kembang Gula bekerja sama dengan lembaga sekolah formal dalam program ekstrakurikuler. Kelas pertemuan satu kali setiap minggu dengan durasi waktu 2 jam. Program terbagi dalam materi apresiasi dan produksi.

Materi Apresiasi: para pelajar menonton film-film pendek pilihan yang bisa menambah referensi mereka. Setelah menonton dilanjutkan dengan diskusi bersama.

Materi Produksi: para pelajar memiliki kesempatan untuk mempelajari berbagai tahapan dalam produksi film pendek mulai dari pengembangan ide cerita dan penulisan naskah, shooting dan editing. Diharapkan mereka memiliki bekal kemampuan dari aspek teknis dan non teknis film dasar. Kurikulum disesuaikan untuk tidak mengganggu kegiatan utama sekolah.

(28)

Gambar 10. Kegiatan pengambilan gambar oleh siswa kelas sinema di SMA Kalam Kudus Surakarta

(Sumber: Situs kembanggula.id/program/lasnem/, 10 Januari 2021)

Gambar 11. Dokumentasi siswa peserta ekskul Kelas Sinema menonton film dalam materi Apresiasi.di SMA Kalam Kudus Surakarta

(Sumber: Situs kembanggula.id/program/lasnem/, 10 Januari 2021)

f. Produksi

Kembang Gula memproduksi film yang bertujuan untuk mempercepat terwujudnya visi Kembang Gula juga untuk meningkatkan standar produksi tertentu dalam khasanah industri perfilman Indonesia secara independen.

(29)

Film-film yang diproduksi tidak terbatas pada bentuk tertentu, Fiksi, Dokumenter, pendek maupun panjang. Salah satu film yang sedang diproduksi adalah film fiksi panjang berjudul 3 Warna 1 Cita bekerja sama dengan Yayasan Kalam Kudus Surakarta

Gambar 12. Arsip poster 3 Warna 1 Cita.

(Sumber: Situs kembanggula.id/program/produksi/, 10 Januari 2021)

Gambar 13. Salah satu adegan dalam film 3 Warna 1 Cita.

(Sumber: Situs kembanggula.id/program/produksi/, 10 Januari 2021)

(30)

B. Pelaksaan Kuliah Kerja Profesi 1. Rencana Pelaksanaan KKP

Pelaksanaan KKP wajib ditempuh oleh mahasiswa Program Studi Televisi dan Film Institut Seni Indonesia Surakarta untuk memenuhi kebutuhan SKS sebelum menempuh skripsi. KKP merupakan mata kuliah yang melatih mahasiwanya untuk menerapkan ilmu–ilmu yang dipelajarinya selama di perkuliahan untuk dipraktekan secara langsung di lapangan. Pilihan tempat KKP dijatuhkan di Yayasan Kembang Gula karena ingin mempelajari riset yang baik di yayasan tersebut.

Pelaksanaan KKP diawali dengan mengirim dan mengajukan proposal sebagai divisi konten kreator kemudian dikirim ke email Yayasan Kembang Gula. Setelah menunggu kurang lebih 1 bulan, pada hari Selasa tanggal 26 Oktober 2020 dihubungi oleh salah staf Yayasan Kembang Gula dan diminta untuk datang ke kantor Yayasan Kembang Gula untuk wawancara.

Pada hari Jumat tanggal 29 Oktober 2020 bertemu langsung dengan mbak Helvana selaku salah satu staf di Yayasan Kembang Gula.

Penulis diminta bercerita tentang pengalaman produksi film yang telah dilakukan beserta divisi pada tiap produksi.

Tidak hanya mengobrol tentang pengalaman, dijelaskan pula tentang prosedur dan hal apa saja yang harus dilakukan jika melakukan proses magang di Yayasan Kembang Gula. Penulis diharapkan untuk ikut berproses dalam program Produksi dan Pemutaran Reguler. Dalam produksi film divisi yang dipilih sesuai dengan apa yang diinginkan.

(31)

Wawancara dilakukan selama kurang lebih satu jam hingga sepakat menentukan waktu magang yang akan dimulai pada tanggal 01 November 2020.

2. Realisasi selama Kegiatan KKP

Sesuai dengan rencana, KKP dimulai pada tanggal 01 November 2020. Pada hari pertama dikenalkan tentang Background Yayasan Kembang Gula: Visi Misi, Program dan semacamnya. Serta dijelaskan secara detail tentang workflow Yayasan Kembang Gula kedepannya yang mempunyai beberapa agenda. Agenda pertama yang dilakukan adalah produksi film yang akan bekerjasama dengan rumah produksi Ravacana Films.

Disutradarai oleh Wahyu Agung Prasetya, diproduseri oleh Fanny Chotimah, dan Puspa sebagai penulis naskah. Tak luput dijelaskan tentang tema film yang akan diangkat, dan dikorelasikan dengan visi-misi Yayasan Kembang Gula. Film yang akan diproduksi berjudul Aku Dan Bineka.

Agenda berikutnya adalah Pemutaran Reguler. Pemutaran Reguler adalah kegiatan pemutaran rutin yang digelar setiap bulan atau pemutaran insidental diadakan di kampung atau sekolah di wilayah kota Solo. Dan hal- hal yang akan menghasilkan target audience segala macamya. Hal ini dilakukan untuk mempererat jaringan titik putar guna mendukung penyelenggaraan Festival Film Merdeka maupun dukungan untuk Program Apresiasi. Selain itu penyelenggaraan pemutaran lagu dadakan dilakukan untuk kebutuhan kedekatan seperti respon darurat fenomena yang sedang melayani masyarakat. Dalam dua agenda tersebut ada beberapa kegiatan yang dilakukan supaya dapat direalisasikan dengan baik antara lain:

(32)

1. PRODUKSI FILM a. Prapoduksi

Praproduksi adalah kegiatan yang dilakukan sebelum tahap pengambilan gambar dalam suatu produksi film. Tahap praproduksi dilakukan agar film yang dihasilkan dapat sesuai dengan apa yang sudah dibangun dalam director statement.

Praproduksi dilaksanakan pada tanggal 05 November 2020, disana kami saling memperkenalkan diri antara satu dengan yang lain. Mengingat kegiatan ini dilakukan di masa pandemi Covid-19, maka seluruh kru yang terlibat harus menjalani protokol kesehatan, salah satunya Rapid Test.

Pada tanggal 07 November 2020 sampai 18 November 2020 penulis memahami dan mempersiapkan segala fasilitas produksi dengan cara menganalisis dan mencatat kebutuhan setiap divisi dan setiap crew kemudian menyewa, membeli dan meminjam segala fasilitas yang dibutuhkan ketika proses produksi.

Gambar 14. Rapat divisi produksi membahas fasilitas produksi, Coffeshop Sangndoro (Sumber: Ardhika Surya 12 November 2020)

b. Produksi

Produksi dilakukan selama empat hari dari tanggal 19 November 2020

(33)

sampai 22 November 2020. Pada tahap ini penulis ditugaskan mencatat, membeli atau menyewa segala fasilitas produksi yang bersifat mendadak.

Mengatur transportasi seluruh crew dan mempersiapkan konsumsi seluruh crew dengan dibantu oleh tim pembantu umum.

Gambar 15. Menyiapkan transportasi untuk alat dan crew di hotel kusuma, Surakarta (Sumber: Ardhika Surya 20 November 2020)

Gambar 16. Mengkoordinir akomodasi crew, Laweyan Surakarta (Sumber: Ardhika Surya 20 November 2020)

Secara keseluruhan proses produksi berjalan dengan baik, meskipun ada beberapa kendala namun tidak sampai mengganggu kinerja tim produksi

(34)

c. Pascaproduksi

Pascaproduksi adalah tahap akhir proses pembuatan film Aku Dan Bineka. Ada dua kegiatan yang dilakukan penulis pada tahap ini yaitu evaluasi produksi dan promosi film melalui media sosial. Pada proses evaluasi produksi semua divisi diwajjibkan untuk saling berpendapat dan mengutaran apa yang menjadi kendala selama produksi berlangsung.

Gambar 17. Evaluasi Film Aku Dan Bineka di basecamp Laweyan.

(Sumber: Ardhika Surya 23 November 2020)

2. Pemutaran Reguler

Pemutaran ini bekerjasama dengan event Sesi Tuku yang dilaksanakan di Hotel Premiere Solo Baru pada tanggal 04 Desember 2020. Sesi Tuku merupakan Event jual-beli yang target pembelinya para pemuda. tidak hanya itu Sesi Tuku juga selalu menyongsong kepada para pengunjung untuk sensitif dan peduli terhadap sekitar. Berkaitan dengan itu penulis menyarankan ide untuk film yang akan diputarkan di pasar malam versi pemuda itu kemudian dimusyawarahkan kepada staf Yayasan Kembang Gula. Setelah menampung beberapa aspirasi, akhirnya hasil akhir dari bermusyawarah Yayasan Kembang Gula adalah memutar dua film dokumenter pendek yaitu: Yoasu

(2019) dan Pop Eye (2018).

(35)

Gambar 18. Program Pemutaran Reguler di Hotel Premiere, Solo Baru.

(Sumber: Ardhika Surya 04 Desember 2020)

(36)

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

KKP merupakan mata kuliah wajib semester tujuh yang harus ditempuh oleh mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta guna mempersiapkan diri menghadapi dan bersaing dalam dunia kerja khususnya industri kreatif. Pelaksanaan KKP dilakukan di Yayasan Kembang Gula selama kurun waktu satu bulan, yaitu 01 November 2020– 18 Desember 2020 di program Produksi dan Pemutaran Reguler.

Selama menjalani KKP di Yayasan Kembang Gula penulis banyak mempelajari tentang sebuah ilmu kerja kolektif dan praktek produksi filmindustri. Mulai dari tahap hanya pengamatan hingga ikut langsung dalampembuatan film tersebut. Tidak hanya tentang pembuatan film, penulis juga berkesempatan untuk ikut ambil bagian dalam mencurahkan atau menyarankan beberapa ide. Penulis mendapatkan banyak sekali ilmu dan masukan terkait ide maupun gagasan sebelum memulai suatu produksi film fiksi sampai ke distribusi. Dalam pendistribusian tersebut kami dibertahu tentang sketsa atau strategi, seperti memilih lokasi, konten film, pertimbangan audience, bahkan sampai bagian teknis dalam pemilihan proyektor.

Demikianlah pelaksanaan kegiatan KKP yang telah penulis laksanakan di Yayasan Kembang Gula. Segala ilmu, pengetahuan serta pengalaman yang didapatkan sangatlah berarti dan berharga bagi penulis untuk menunjang kesiapan dalam memasuki dunia industri yang lebih nyata di masa mendatang.

(37)

B. Saran

Pelaksanaan Kuliah Kerja Profesi selama kurang lebih 1 bulan dan mendapat banyak keuntungan salah satunya mempelajari situasi di tempat kerja, belajar tentang lingkungan kerja dan peraturan, etika, tanggung jawab, manajemen waktu serta profesionalisme.

Pelaksanaan mata Kuliah Kerja Profesi di Yayasan Kembang Gula pada periode berikutnya disarankan kepada mahasiswa agar tidak hanya terpaku pada kepentingan perkuliahan, alangkah lebih baik juga sebagai sarana untuk menambah relasi dan memperbanyak jaringan maupun kenalan. Hal ini cukup bermanfaat untuk memperluas wawasan secara pribadi dan sangat membantu untuk membuka peluang lapangan perkerjaan nantinya.

(38)

DAFTAR PUSTAKA Buku

Himawan Patista. 2017. Memahami Film Edisi 2. Sleman DIY: Montase Press Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Gulo, W. 2000. Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo.

Internet

https://isi-ska.ac.id/dosen/

kembanggula.id/tentang/ diakses pada tanggal 9 Januari 2020

https://www.kembanggula.id/kemitraan/ diakses pada tanggal 9 Januari 2020 https://www.kembanggula.id/blog/?page=4 diakses pada tanggal 9 Januari 2020 https://www.kembanggula.id/program/ diakses pada tanggal 9 Januari 2020

(39)

LAMPIRAN

(40)

DOKUMENTASI

Gambar 19 : pertemuan awal kru Solo di Ndaleme Eyang (Sumber : Dokumentasi Pribadi KKP, 2020)

Gambar 20 :Sutradara mempresentasikan director statement (Sumber : Dokumentasi Dhea Sancia, 2020)

(41)

Gambar 21: Cek penginapan untuk crew film Aku Dan Bineka (Sumber : Dokumentasi Helvana 10 November 2020)

Gambar 22: Meeting divisi produksi membahas fasilitas produksi film Aku dan Bineka

(Sumber : Dokumentasi Yayasan Kembang Gula, 13 November 2020)

(42)

Gambar 23. Memfasilitasi tempat dan konsumsi untuk casting film Aku Dan Bineka (Sumber : Dokumentasi pribadi, 2020)

Gambar 24: shooting hari pertama di Alun-Alun Lor Surakarta (Sumber : Dokumentasi Yayasan Kembang Gula, 2020)

(43)

Gambar 25. Shooting hari kedua di pasar buku Gladak Surakarta (Sumber : Dokumentasi Yayasan Kembang Gula, 2020)

Gambar 26: shooting di lokasi kampung Kauman Surakarta (Sumber : Dokumentasi Yayasan Kembang Gula, 2020)

(44)

Gambar 27. Evaluasi kru Solo dalam film Aku Dan Bineka (Sumber : Dokumentasi Yayasan Kembang Gula, 2020)

Gambar 28. pemutaran reguler event sesi tuku (Sumber : Dokumentasi Yayasan Kembang Gula, 2020)

(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)

LIST BELANJA PERALATAN DAN RENTAL EQUIPMENT PRODUKSI

(53)
(54)
(55)
(56)
(57)

SHOOTING SCHEDULE DAY 1

(58)

SHOOTING SCHEDULE DAY 2

(59)

SHOOTING SCHEDULE DAY 3

(60)

SHOOTING SCHEDULE DAY 4

Referensi

Dokumen terkait

Tampaknya realitas kehidupan Callie di dunia modern yang memiliki orangtua bercerai membuatnya mudah bersimpati dengan nasib Amelia si gadis kecil yang ternyata adalah anak hasil

Menurut para informan pengelolaan daya tarik wisata di Gorontlao masih kurang dan kerjasama secra pentahelix juga perlu dilakukan untuk membangun pariwisata Gorontalo,

Pengambilan sampel pada penelitian ini berdasarkan pendapat Supranto (2001) bahwa untuk memperoleh hasil baik dari suatu analisis faktor, maka jumlah responden yang diambil

Berbagai organisasi masyarakat yang berhasil bertahan melalui periode tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti, pertama, organisasi masyarakat yang muncul

Kegiatan pada siklus I pertemuan II ini diikuti oleh seluruh partisipan internal institusi dari STIKes Bhakti Mulia dan sesuai dengan jadwal. Pada awalnya ketua pelaksana

a) Fungsi informatif, yaitu organisasi dipandang sebagai suatu sistem proses informasi. Bermakna seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang

Berlatar dari kondisi diatas, kemudian banyak bermunculan gagasan untuk membuat sebuah stasiun kereta api eksekutif di Kabupaten Gresik, sehingga dapat mengurangi kepadatan penumpang

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji pengaruh antara Orientasi Etis Idealisme, Orientasi Etis Relativisme, Love of Money, dan Pengetahuan terhadap