• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar itu terjadi dalam diri seseorang, yang dipengaruhi oleh latar belakang,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar itu terjadi dalam diri seseorang, yang dipengaruhi oleh latar belakang,"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar itu terjadi dalam diri seseorang, yang dipengaruhi oleh latar belakang, kemampuan prasyarat, kondisi fisik, dan pengalaman seseorang, minat dan motivasi, serta adanya upaya khusus untuk menciptakan proses belajar itu sendiri. Untuk mendukung terjadinya proses belajar dibutuhkan media pembelajaran, pengajar, lingkungan, dan sumber belajar (Yusufhadi Miarso, 2009). Proses belajar dapat dilakukan tidak hanya dengan bertatap muka saja di kelas secara konvensional. Proses belajar terjadi karena seseorang ingin belajar dan difasilitasi dengan baik, diantaranya melalui model belajar telelearning atau online learning (Dewi Salma Prawiradilaga, 2012 : 35).

Jaringan global melalui online learning mengantisipasi daya jangkau lokasi belajar yang cenderung terpisah dan terpencil. Universitas Terbuka adalah satu-satunya Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia yang secara menyeluruh menerapkan Belajar Jarak Jauh. Selain menjalankan Model Belajar Jarak Jauh dan online learning (Dewi Salma Prawiradilaga, 2012 : 75 -76) Universitas Terbuka Surakarta juga menjalankan pertemuan tutorial tatap muka dan tutorial online.

Universitas Terbuka menerapkan sistem belajar jarak jauh dan terbuka. Istilah jarak jauh artinya pembelajaran tidak dilakukan secara tatap muka, melainkan menggunakan media, baik modul maupun audio/video, internet, siaran radio dan televisi. Universitas Terbuka menerapkan belajar secara mandiri seperi mengikuti tutorial secara tatap muka maupun melalui internet. Apabila mengalami kesulitan belajar, mahasiswa dapat meminta informasi tentang bantuan belajar kepada Unit Program Belajar Jarak Jauh Universitas Terbuka (UPBJJ-UT) setempat (Katalog Universitas Terbuka 2013, 2012).

Jenis tutorial yang disediakan Universitas Terbuka terbagi menjadi tiga yaitu Tutorial tatap muka, Tutorial online dan Tutorial melalui radio; televisi dan media cetak. Jenis pertama adalah Tutorial tatap muka (TTM) yang dikelompokkan menjadi 2 yaitu TTM wajib dan TTM Atas Permintaan Mahasiswa (TTM Atpem). TTM wajib maupun TTM Atpem dilaksanakan oleh UPBJJ-UT. Tutorial dilakukan sebanyak 8 kali pertemuan per mata kuliah.

(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Selama tutorial mahasiswa diberi 3 tugas, pada pertemuan ke 3, 5, dan 7. Tutor berasal dari PTN/PTS/Dinas Pendidikan/LPMP/instansi lain yang telah memenuhi persyaratan sesuai ketentuan Universitas Terbuka. Jenis kedua adalah Tutorial online (Tuton) yang terdiri dari Tuton mata kuliah dan Tuton Tugas Akhir Program (TAP) serta Tuton Pembimbingan Karya Ilmiah. Tuton dapat diakses melalui situs Universitas Terbuka (www.ut.ac.id), dengan memilih menu UT online dan sub-menu tutorial online. Jenis ketiga adalah Tutorial melalui radio, televisi, dan media cetak. Caranya mahasiswa mengikuti tutorial radio melalui program nasional 4 RRI dengan gelombang FM 92.8 MHz pada pukul 14.35 15.00 WIB yang disiarkan 6 kali dalam 1 minggu mulai Senin sampai dengan Sabtu. Sementara untuk siaran televisi melalui TV Edukasi saluran 2 melalui Satelit Telkom 1 (Katalog Universitas Terbuka 2013, 2012).

Kebutuhan untuk meninggalkan paham kognitivisme pada masa kini tidak berarti ditinggalkannya MOOCs (Massive Open Online Courses), yang tampaknya akan berkembang pesat di kalangan Universitas di seluruh dunia di masa mendatang (Marc Clara, Elena Barbera, 2013). Jadi baik online learning maupun pembelajaran tatap muka sebenarnya memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Kelemahan pada online learning, seperti bagaimana interaksi langsung dan diskusi antara peserta didik yang sulit

dilakukan bisa diatasi oleh kelebihan pada pembelajaran tatap muka. Begitu pula sebaliknya, kelemahan pada tatap muka, seperti diharuskannya hadir ke kelas dapat diatasi oleh kelebihan online learning yang hanya perlu diakses dari jarak jauh menggunakan koneksi internet dan tidak akan tertinggal materi pembelajaran.

Perubahan paradigma mengenai outcomes pembelajaran dapat diawali dari desain ruang kelas yang tidak selalu tertata secara konvensional, namun sudah mulai disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran. Alternatif belajar di luar ruang kelas juga perlu dibiasakan sejak sekarang (Miftahul Huda, 2013 : 19).

Jaringan global memungkinkan peserta didik menempuh pendidikan dan pelatihan tidak di suatu lokasi yang ditentukan. Peserta didik dapat mengikuti program pembelajaran melalui belajar online. Peserta didik hanya perlu mengakses program dengan duduk di depan laptop, netbook atau tablet. Tetapi online learning memiliki kelemahan seperti bagaimanakah memindahkan atau membentuk ruang kelas dalam dunia maya. Bagaimanakah sikap guru, serta penyajian materi untuk kelas maya tersebut (Dewi Salma Prawiradilaga, 2012).

(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Pada abad ke-21 seperti saat ini metode pembelajaran langsung seperti pertemuan tatap muka yang dilakukan dengan ceramah oleh Dosen semakin tidak efektif, karena semakin banyak para Dosen yang hanya berbicara dan berbicara. Dosen harus menyadari bahwa tugasnya adalah menyiapkan peserta didiknya untuk menghadapi masa depan, dimana teknologi akan menjadi satu miliar kali lebih hebat daripada yang sekarang (Schrum, 2012 : 3). Maka online learning adalah tepat digunakan untuk metode pembelajaran saat ini, karena ini metode pendekatan inovatif dalam menyampaikan pembelajaran yang telah dirancang dengan baik, berpusat pada peserta didik, interaktif dan dapat memfasilitasi pembelajaran untuk siapa saja, dimana saja dan kapan saja dengan memanfaatkan atribut-atribut dan sumber dari beragam teknologi digital bersama dengan bahan ajar lain yang tepat untuk lingkungan belajar yang bersifat terbuka, terdistribusi dan fleksibel (Khan, 2005 : 3).

Lingkungan belajar yang baru seperti online learning : belajar tidak lagi dikelas, memungkinkan peserta didik belajar di rumah sendiri, di rumah rekan-rekannya, di perpustakaan, di sebuah kamar hotel jika peserta didik sedang berlibur, di sebuah kamar rumah sakit jika sedang sakit. Setiap ruang yang diberikan dapat menjadi lingkungan belajar yang disediakan saat peserta didik memiliki sebuah laptop (Andrew Kitchenham, 2011).

Berdasarkan pokok-pokok pikiran yang telah diuraikan diatas, peneliti memandang penting untuk diadakan penelitian tentang Pelaksanaan Blended Learning dalam mata kuliah Otomasi Kearsipan pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Semester V di Universitas Terbuka Surakarta.

B. Fokus Penelitian

Pelaksanaan Blended Learning dalam mata kuliah Otomasi Kearsipan pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan

1. Bagaimana Perencanaan Pelaksanaan Blended Learning dalam mata kuliah Otomasi Kearsipan pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Semester V di Universitas Terbuka Surakarta?

2. Bagaimana Pelaksanaan Blended Learning dalam mata kuliah Otomasi Kearsipan pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Semester V di Universitas Terbuka Surakarta?

(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 3. Faktor apa yang menjadi hambatan dalam Pelaksanaan Blended learning pada Mahasiswa

Jurusan Ilmu Perpustakaan semester V di Universitas Terbuka Surakarta?

4. Bagaimana hasil belajar mata kuliah Otomasi Kearsipan pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Semester V di Universitas Terbuka Surakarta?

C. Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Dari permasalahan tersebut diatas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

a. Untuk mendeskripsikan bagaimana Perencanaan Pelaksanaan Blended Learning dalam mata kuliah Otomasi Kearsipan pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Semester V di Universitas Terbuka Surakarta.

b. Untuk mendeskripsikan bagaimana Pelaksanaan Pelaksanaan Blended Learning dalam mata kuliah Otomasi Kearsipan pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Semester V di Universitas Terbuka Surakarta.

c. Untuk mengetahui faktor apa yang menjadi hambatan dalam Pelaksanaan Blended Learning dalam mata kuliah Otomasi Kearsipan pada Mahasiswa Jurusan Ilmu

Perpustakaan Semester V di Universitas Terbuka Surakarta.

d. Untuk mengetahui bagaimana hasil Pelaksanaan Blended Learning dalam mata kuliah Otomasi Kearsipan pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Semester V di Universitas Terbuka Surakarta.

2. Manfaat Hasil Penelitian a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam mengembangkan, serta meningkatkan mutu dan penyelenggaraan pendidikan yang profesional dan baik di Indonesia sehingga tercipta sumber daya manusia yang berkualitas baik bagi pembelajar dan peserta didik.

b. Manfaat Praktis

1) Dengan diketahui ada tidaknya pengaruh Pelaksanaan Blended Learning dalam mata kuliah Otomasi Kearsipan dapat memberikan petunjuk bagi para Pembelajar

(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id untuk menggunakan model belajar yang tepat, guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

2) Dapat diketahuinya model belajar mana yang lebih tepat untuk meningkatkan prestasi belajar mahasiswa maka penggunaannya dapat dikembangkan lebih lanjut.

3) Dapat memberikan informasi bagi Universitas Terbuka Surakarta dalam meningkatkan kualitas pembelajaran mata kuliah Otomasi Kearsipan dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat.

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga dapat dilihat hasil penilaian rata – rata yang dicapai nilai dari kegiatan kondisi awal 64,77 dan pada silkus pertama nilai rata – rata yang dicapai 65,45

Hasil penelitian ini adalah faktor penyebab kesulitan belajar siswa kelas VII SMP Negeri 2 Magelang pada mata pelajaran bahasa Jawa yang disebabkan oleh faktor

Pada tahap pertama ini kajian difokuskan pada kajian yang sifatnya linguistis antropologis untuk mengetahui : bentuk teks atau naskah yang memuat bentuk

Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan dengan masing-masing pertemuan 3 x 35 menit. Materi pembelajaran yaitu peranan para tokoh dalam

Ini terlihat dari hasil pada proses pembelajaran menggunakan metode outbound sebagai berikut: (a) bersabar menunggu giliran total hasil observasi mencapai

Masalah utama yang akan dijawab dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah : Apakah penerapan Metode pembelajaran Make a Match (Menjodohkan) dan MediaKartundapat

Pra rancangan industri batik tulis sutera ATBM dengan zat warna reaktif dingin (Procion Blue MX) ini bertujuan untuk menciptakan suatu produk kain dengan desain batik dan wama

Komunitas anak bawang digerakkan oleh para mahasiswa jadi jika bisa lebih baik terus untuk dikembangkan lagi dikarenakan anak-anak pada zaman sekarang memerlukan