• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTEMUAN 11 RUANG VEKTOR 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERTEMUAN 11 RUANG VEKTOR 1"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

PERTEMUAN 11

(2)

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah menyelesaikan pertemuan ini mahasiswa diharapkan :

 Dapat mengetahui definisi dan sifat-sifat dari ruang vektor

 Dapat mengetahui definisi dan sifat-sifat dari subruang vektor

 Dapat menghitung kombinasi linier dan span

 Dapat mengetahui contoh aplikasinya

(3)

Ruang Vektor

(bentuk Umum)

(4)

Ruang Vektor

V adalah himpunan tidak kosong

Didefinisikan 2 operasi terhadap obyek- obyek di V:

penjumlahan, notasi u + v

perkalian skalar, notasi kv

(5)

Ruang Vektor

V disebut ruang vektor jika dipenuhi 10 (sepuluh) aksioma berikut:

1. Jika u, v  V maka (u + v)  V 2. u + v = v + u

3. u + ( v + w ) = ( u + v ) + w

4. Ada vektor nol 0  V sedemikian sehingga 0 + u = u + 0 = u 5. Untuk tiap u  V, ada vektor –u  V yang dinamakan negatif u

sedemikian sehingga u + (– u) = (– u) + u = 0 6. Jika k adalah skalar dan u  V, maka ku  V 7. k (u + v) = ku + kv

8. (k+m)u = ku + mu 9. k(mu) = (km) u 10. 1u = u

(6)

Ruang Vektor

perhatikan aksioma 1, 4, 5, 6 berikut:

1. Jika u, v  V maka (u + v)  V

4. Ada vektor nol 0  V sedemikian sehingga 0 + u = u + 0 = u 5. Untuk tiap u  V, ada vektor –u  V yang dinamakan negatif u

sedemikian sehingga u +(-u) = (-u) + u = 0

6. Jika k adalah skalar dan u  V, maka k u  V

u v

0

u u u

v

ruang vektor bukan ruang vektor ruang vektor bukan ruang vektor

0 -v

-u

0

(7)

Teorema 5.1.1:

V merupakan ruang vektor, u  V dan k adalah skalar .

Maka

1) 0u = 0 2) k0 = 0

3) (–1)u = -u

4) Jika ku = 0, maka k = 0 atau u = 0

(8)

Contoh :

V = himpunan semua tripel bilangan nyata (x,y,z) dengan operasi-operasi

penjumlahan : (x, y, z) + (x’, y’, z’) = (x+x’, y+y’, z+z’) perkalian skalar : k(x, y, z) = (kx, y, z)

Apakah V merupakan ruang vektor ?

(9)

penjumlahan : (x, y, z) + (x’, y’, z’) = (x + x’, y + y’, z + z’) perkalian skalar : k(x, y, z) = (kx, y, z)

V disebut ruang vektor jika dipenuhi 10 aksioma berikut:

1. Jika u, v  V maka (u + v)  V

jika u, v adalah tripel, maka (u+v) adalah tripel juga

2. u + v = v + u

penjumlahan dua tripel, menurut aturan penjumlahan di atas, bersifat komutatif

(x, y, z) + (x’, y’, z’) = (x + x’, y + y’, z + z’) = (x’ + x, y’ + y, z’ + z) = (x’, y’, z’) + (x, y, z) 3. u + ( v + w ) = ( u + v ) + w

(10)

penjumlahan : (x, y, z) + (x’, y’, z’) = (x+x’, y+y’, z+z’) perkalian skalar : k(x, y, z) = (kx, y, z)

4. Ada vektor nol 0  V sedemikian sehingga 0 + u = u + 0 = u vektor nol 0 = (0, 0, 0)

5. Untuk tiap u  V, ada vektor –u  V yg dinamakan negatif u sedemikian sehingga u + (-u) =( -u) + u = 0

negasi dari vektor (x, y, z) = (– x, – y, – z)

6. Jika k adalah skalar dan u  V, maka ku  V jika k adalah skalar, maka ku adalah tripel

(11)

penjumlahan : (x, y, z) + (x’, y’, z’) = (x+x’, y+y’, z+z’) perkalian skalar : k(x, y, z) = (kx, y, z)

7. k(u + v) = ku + kv ?

k ( (x, y, z) + (x’, y’, z’) )= k (x+x’, y+y’, z+z’) = ( k(x+x’), y+y’, z+z’)

= (kx, y, z) + (kx’, y’, z’) = k(x, y, z) + k(x’, y’, z’)

8. (k + m)u = ku + mu ?

(k + m)u =( (k + m) x, y, z )

ku + mu = ( kx, y, z ) + ( mx, y, z ) = ( (k + m) x, 2y, 2z ) ternyata (k + m)u

ku + mu

Karena aksioma 8 gagal, maka V bukan ruang vektor

(12)

penjumlahan : (x, y, z) + (x’, y’, z’) = (x+x’, y+y’, z+z’) perkalian skalar : k(x, y, z) = (kx, y, z)

9. k(mu) = (km)u

k(mu) = k(mx , y, z) = (km x, y, z) = (km)u

10. 1u = u

1(x, y, z) = (1x, y, z) = (x, y, z)

(13)

Bab 5.2

Sub-ruang

(subspace)

(14)

Ruang Vektor

Himpunan dengan operasi penjumlahan &

perkalian skalar.

V disebut ruang vektor jika dipenuhi 10

(sepuluh) aksioma.

(15)

Ruang Vektor

W disebut ruang vektor jika dipenuhi 10 (sepuluh) aksioma berikut:

1. Jika u, v  W maka (u + v)  W diketahui 2. u + v = v + u (*)diwariskan dari ruang vektor V 3. u + ( v + w ) = ( u + v ) + w (*)

4. Ada vektor nol 0  W sedemikian sehingga 0 + u = u + 0 = u

5. Untuk tiap u  W, ada vektor –u  W yang dinamakan negatif u sedemikian sehingga u + (– u) = (– u) + u = 0

6. Jika k adalah skalar dan u  W, maka ku  W diketahui 7. k (u + v) = ku + kv (*)

8. (k+m)u = ku + mu (*)

9. k(mu) = (km) u (*)

10. 1u = u (*)

(16)

Ruang Vektor

W disebut ruang vektor jika dipenuhi 10 (sepuluh) aksioma berikut:

4. Ada vektor nol 0  W sedemikian sehingga 0 + u = u + 0 = u

5. Untuk tiap u  W, ada vektor –u  W yang dinamakan negatif u sedemikian sehingga u + (– u) = (– u) + u = 0

Bukti 4: k = 0, u  W  ku = 0 lihat Teorema 5.1.1.(a)

menurut 6: Jika k adalah skalar dan u  W, maka ku  W maka vektor nol 0  W

Bukti 5: k = – 1 , u  W  ku = ( – 1 ) u = – u lihat Teorema 5.1.1.(c)

(17)

Sub-Ruang :

W merupakan subset dari V.

W disebut sub-ruang dari V jika dan hanya jika

W adalah ruang vektor, di bawah operasi penjumlahan dan perkalian skalar yang didefinisikan di V, artinya

1. Jika u, v  W maka (u + v)  W

6. Jika k adalah skalar dan u  W, maka ku  W

(18)

V

u

– u v

– v 0

(u+v) – (u+v)

u – u

0

(u+v) v

– v

– (u+v)

W W

V

(19)

Teorema 5.2.1.:

W merupakan subset dari V.

W disebut sub-ruang dari V jika dan hanya jika 1. Jika u, v  W maka (u + v)  W

6. Jika k adalah skalar dan u  W, maka ku  W

Bukti: (1) diketahui : W subruang dari V buktikan : 1 dan 6

(2) diketahui : 1 dan 6

buktikan : W subruang dari V

(artinya buktikan aksioma 1-10 dipenuhi di W)

(20)

Teorema 5.2.1.:

W merupakan subset dari V.

W disebut sub-ruang dari V jika dan hanya jika 1. Jika u, v  W maka (u + v)  W

6. Jika k adalah skalar dan u  W, maka ku  W

Bukti: (1) diketahui : W subruang dari V buktikan : 1 dan 6

bukti : karena W adalah sub-ruang V,

maka W sendiri adalah ruang vektor

(21)

Teorema 5.2.1.:

W merupakan subset dari V.

W disebut sub-ruang dari V jika dan hanya jika 1. Jika u, v  W maka (u + v)  W

6. Jika k adalah skalar dan u  W, maka ku  W

Bukti: (2) diketahui : 1 dan 6

buktikan : W subruang dari V

(artinya buktikan aksioma 1-10 dipenuhi di W)

(22)

Contoh :

3 4

3 3 4 4

3 4

(1, 0, , )

(1,1), (0,1, , )

(0,1, , )

u x x

u v v x y x y

v y y

        

 

Misalkan W merupakan kumpulan vektor (x

1

,x

2

, x

3,

x

4

) di R

4

yang memenuhi persamaan x

1.

x

2

= 0, apakah W merupakan subruang?

Ambil :

(23)

Sub Ruang Hasil Jawaban SPL

Himpunan dari semua vektor yang merupakan jawaban dari sistem persamaan homogin merupakan subruang di R

n

, dengan orde A adalah m x n.

Contoh :

Diberikan SPL homogen,

x

1

+ 3x

2

– 5x

3

+ 7x

4

= 0

x

1

+ 4 x

2

– 19x

3

+ 10x

4

= 0

2x + 5x – 26x + 11x = 0

(24)

Matriks Eselon-nya : 1 0 3 2 0 1 4 3 0 0 0 0

 

 

  

 

 

 

3 4

x x

 

1 2 3 4

3 2 3 2

4 3 4 3

1 0

0 1

x

u (3, 4,1, 0) dan v (2, 3, 0,1)

x s t

x s t

x s t

x s

x t

su tv

      

      

      

      

      

   

 

variable bebas, misal : x3 = s dan x4 = t  x2 = 4s – 3t dan x1 = 3s + 2t

Jawaban dalam bentuk vektor :

(25)

Kombinasi Linier (Linear Combination)

&

Rentang

(Span)

(26)

Definisi:

Vektor w disebut kombinasi linier dari v

1

, v

2

, …, v

n

jika w = k

1

v

1

+ k

2

v

2

+ ….. + k

n

v

n

k

1

, k

2

, ….. k

n

adalah skalar

Teorema 5.2.3.:

Jika v

1

, v

2

, …, v

n

merupakan himpunan vektor di V, maka 1. Himpunan dari semua kombinasi linier dari v

1

, v

2

, …, v

n

,

disebut himpunan W, adalah subspace V

(27)

Teorema 5.2.3.:

Jika v

1

, v

2

, …, v

r

merupakan himpunan vektor di V, maka

1. Himpunan dari semua kombinasi linier dari v

1

, v

2

, …, v

r

, disebut himpunan W, adalah subspace V

2. W adalah subspace terkecil yang berisi v

1

, v

2

, …, v

r

Bukti 1: W adalah subspace

jika u, v  W , maka (u + v)  W

Vektor u, v  W; k

i

, c

i

, a

i

adalah skalar

u = c

1

v

1

+ c

2

v

2

+ ….. + c

r

v

r

kombinasi linier dari v

1

, v

2

, …, v

r

v = k

1

v

1

+ k

2

v

2

+ ….. + k

r

v

r

kombinasi linier dari v

1

, v

2

, …, v

r

(u + v) = (c

1

+ k

1

)v

1

+ (c

2

+ k

2

)v

2

+ ….. + (c

r

+ k

r

)v

r

= a

1

v

1

+ a

2

v

2

+ ….. + a

r

v

r

kombinasi linier dari v , v , …, v

(28)

Teorema 5.2.3.:

Jika v

1

, v

2

, …, v

r

merupakan himpunan vektor di V, maka

1. Himpunan dari semua kombinasi linier dari v

1

, v

2

, …, v

r

, disebut himpunan W, adalah subspace V

2. W adalah subspace terkecil yang berisi v

1

, v

2

, …, v

r

Bukti 1: W adalah subspace

jika u  W , maka ku  W

Vektor u  W; k, c

i

, d

i

adalah skalar

u = c

1

v

1

+ c

2

v

2

+ ….. + c

r

v

r

kombinasi linier dari v

1

, v

2

, …, v

r

ku = kc

1

v

1

+ kc

2

v

2

+ ….. + kc

r

v

r

(29)

Contoh (1) :

Nyatakanlah=(7,7,9,11) sebagai kombinasi linier dari=(2,0,3,1),= (4,1,3,2) dan= (1,3,-1,3)

1 1 2 1 3 3

as us us u

1 2 3

2 4 1 7

0 1 3 7

3 3 1 9

1 2 3 11

s s s

       

       

         

       

       

       

Jawab :

Tentukanlah s

1

,s

2

, dan s

3

yang memenuhi :

Dalam bentuk matriks dinyatakanlah sebagai :

2s

1

+ 4s

2

+ s

3

= 7 s

2

+ 3s

3

= 7 3s

1

+ 3s

2

– s

3

= 9 s

1

+ 2s

2

+ 3s

3

= 11

ATAU

(30)

Matriks lengkapnya : 2 4 1 7

0 1 3 7

3 3 1 9

1 2 3 11

 

 

 

  

 

 

2 4 1 7

0 1 3 7

13 39

0 0 2 2

0 0 0 0

 

 

 

 

 

 

 

s

3

= 3, s

2

= -2, dan s

1

= 6

Matriks Eselonnya :

(31)

Contoh (2) :

Jika u = (1,2,-1) dan v = (6,4,2), tunjukkan bahwa w = (9,2,7) adalah kombinasi linier dari u dan v

Penyelesaian:

(9,2,7) = k

1

(1,2,-1) + k

2

(6,4,2) SPL nya :

k

1

+ 6 k

2

= 9 2k

1

+ 4 k

2

= 2 -k

1

+ 2 k

2

= 7

Jika diselesaikan, didapatkan k

1

= -3 dan k

2

= 2

(32)

Rentang:

Diketahui suatu Ruang Vektor V S = {v

1

, v

2

, …, v

r

} dan S  V

W = { x | x merupakan kombinasi linier vektor-vektor S

artinya: x = k

1

v

1

+ k

2

v

2

+ ….. + k

n

v

r

}

maka S adalah rentang (span) W

(33)

apakah R(7,7,9,11) == direntang adalah kombinasi linier dari

Merentang : u=(2,0,3,1),

v= (4,1,3,2) dan

w= (1,3,-1,3)

(34)

Contoh (1):

Jika u = (1,0,0),v = (0,1,0),dan w = (0,0,1) membangun R

3

sebab setiap vektor (x,y,z) di R

3

dapat dinyatakan sebagai (x,y,z) = x + y + z

Contoh (2):

Tentukan apakah vektor-vektor berikut merupakan span di R3

 u = (2,2,2), v = (0,0,3), w = (0,1,1)

 u = (3,1,4), v = (2,-3,5), w = (5,-2,9)

 u = (3,1,4), v = (2,-3,5), w = (5,-2,9), z = (1,4,-1)

(35)

Catatan

 jumlah vektor penyusun > jumlah ruang

 tidak merentang

 Determinan matriks = 0  tidak merentang

 Hasil SPL = non trivial  tidak merentang

(36)

Contoh:

R

2

: ruang vektor di bawah operasi penjumlahan vektor &

perkalian skalar

Sub-Ruang di R 2 : { (0, 0) } dan R 2 sendiri

R

3

: ruang vektor di bawah operasi penjumlahan vektor &

perkalian skalar

Sub-Ruang di R 3 : { (0, 0, 0) } dan R 3 sendiri

(37)
(38)
(39)

c) (a,b,c), dimana b = a + c

Jadi vektornya baru bisa ditulis (a, a+c, c)

ambil U = (a

1,

a

1

+ c

1

, c

1

) dan V = (a

2

, a

2

+c

2

, c

2

) U + V = (a

1 +

a

2 ,

a

1

+ c

1 +

a

2

+c

2

, c

1 +

c

2

) memenuhi Ambil k skalar k U = k (a

1,

a

1

+ c

1

, c

1

)

= ( k a

1,

k(a

1

+ c

1)

, k c

1

) memenuhi

Jadi sub ruang R

3

(40)

Semua vektor yang berbentuk (a,b,c) ; b = a + c + 1 Jadi bisa ditulis (a, (a + c + 1), c)

ambil U  (a, ( a

1

+c

1

+1), c

1

)

1, )

,

( a

2

a

2

c

2

c

2

V   

a

1

a

2

, a

1

a

2

c

1

c

2

2 , c

1

c

2

V

U        

Ternyata b = a

1

+ a

2

+c

1

+ c

2

+ 2 tidak memenuhi, jadi bukan sub ruang.

Adalah vektor (a, b, c)

Referensi

Dokumen terkait

Perkalian antara vektor dan skalar memiliki arti yang sederhana, yaitu hasil kali suatu skalar k dengan sebuah vektor a, dituliskan sebagai ka, didefinisikan sebagai sebuah

TUGAS: Selidikilah apakah himpunan berikut membentuk ruang vektor bentuk operasi jumlah dan perkalian yang didefinisikan. Buktikan = merupakan ruang

menentukan hasil kali vektor dengan skalar pada bangun ruang.. menentukan hasil penjumlahan vektor-vektor pada bangun

Berdasarkan pada pembuktian dari operasi penjumlahan dan perkalian dari matriks fuzzy, maka diperoleh kesimpulan bahwa dengan operasi penjumlahan dan perkalian skalar

• Jika W adalah sekumpulan dari satu vektor atau lebih dari ruang vektor V, maka W disebut. sebagai sub ruang V, jika dan hanya jika kedua kondisi di bawah ini

Karena himpunan yang dilengkapi dengan operasi penjumlahan dan operasi perkalian dengan skalar memenuhi delapan aksioma pada Definisi 2.2.5, maka dengan

Seperti pada vektor di R 2 , dalam operasi penjumlahan atau pengurangan, hanya komponen sejenis yang dijumlahkan atau dikurangkan... Perkalian vektor

1. Elemen-elemen dari suatu field disebut skalar. ℝ merupakan field karena memenuhi 10 aksioma pada field. ℝ tertutup terhadap operasi penjumlahan dan perkalian,.. Contoh