• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH JUMLAH LALU LINTAS TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN JALAN DI JALAN ASPAL KELAS III A DI KABUPATEN LAMONGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH JUMLAH LALU LINTAS TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN JALAN DI JALAN ASPAL KELAS III A DI KABUPATEN LAMONGAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

LAMONGAN

Rio Rahma Dhana¹, Zulkifli Lubis²

¹Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Universitas Islam Lamongan

²Dosen Fakultas Teknik Sipil Universitas Islam Lamongan, email : cheppy_lubis@yahoo.com ABSTRAK

Volume lalu lintas merupakan salah satu penyebab terjadinya kerusakan jalan. Perkerasan lentur umumnya dipakai pada jalan yang memiliki lalu lintas cukup padat. Dengan jumlah kendaraan yang semakin bertambah dimungkinkan jalan akan mengalami kerusakan dalam waktu yang relatif pendek.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh volume kendaraan dengan tingkat kerusakan jalan dan hubungan volume kendaraan dengan tingkat kerusakan jalan pada perkerasan lentur. Sehingga dapat diprediksikan lebih awal nilai kerusakan jalan yang akan terjadi. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis volume kendaraan dan tingkat kerusakan jalan dengan metode regresi. Yaitu untuk mendapatkan fungsi hubungan tersebut dengan nilai R² (koefisien determinasi) yang menunjukkan besarnya pengaruh perubahan variasi volume jenis kendaraan terhadap perubahan nilai kerusakan jalan. Penelitian ini dilakukan di ruas Jl. Raya mantub, Jl. Raya Mantub perbatasan Mojokerto , Jl Raya Kali Anyar-Pahlawan, Jl.

Raya Mastrib.

Terdapat hubungan antara volume jenis kendaraan dengan nilai kerusakan jalan. Dengan hasil R² = 0,852426160478154 yang menunjukan besarnya pengaruh variable X terhadap variable Y dengan presentase sebesar 85 %. Dengan hasil persamaan antara kendaraan ringan (X1), kendaraan berat (X2) dan nilai kerusakan jalan (Y) = (0,0221709456360073.x1) + (0,00142965982412543.x2) + (39,8823647155308), Hasil yang diperoleh dari analisis regresi non linear menunjukan besarnya pengaruh variabel x terhadap variabel y. Semakin besar hasil korelasi maka semakin besar pula pengaruh variabel x terhadap variabel y.

Kata Kunci : Nilai Kerusakan Jalan,Lalu lintas, Aspal, Regresi, LHR

I. PENDAHULUAN

Menurut laporan BPJ Kabupaten Lamongan tingkat laju pertumbuhan setiap tahun megalami peningkatan. Seiring dengan hal tersebut mengakibatkan peningkatan mobilitas penduduk sehingga muncul banyak kendaraan-kendaraan berat yang melintas di jalan raya. Salah satu prasarana transportasi adalah jalan yang merupakan kebutuhan pokok dalam kegiatan masyarakat. Hal ini dikarenakan jalan sebagai bagian prasarana transportasi yang mempunyai peran penting dalam bidang ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup, politik, pertahanan dan keamanan. Dengan melihat hal ini maka diperlukan peningkatan baik kuantitas maupun kualitas jalan yang memenuhi kebutuhan masyarakat. Salah satu jenis transportasi adalah transportasi darat, dimana transportasi darat yang paling berperan adalah jalan raya. Jalan raya sebagai sarana transportasi memegang peranan yang sangat penting bagi pengembangan suatu daerah. jalan raya juga untuk mendukung keberhasilan pembangunan daerah itu sendiri.

Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, dalam rangka meningkatkan penyediaan transportasi darat, maka jalan merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dalam

pembangunan maupun pemeliharaan. Dalam proses pemeliharaan, kerusakan jalan kadang terjadi lebih dini dari masa pelayanan yang disebabkan oleh adanya banyak faktor, antara lain faktor manusia dan faktor alam. Faktor – faktor alam yang dapat mempengaruhi mutu perkerasan jalan diantaranya air, perubahan suhu, cuaca dan temperatur udara.

Sedangkan faktor manusia yaitu diantaranya berupa tonase atau muatan kendaraan – kendaraan berat yang melebihi kapasitas dan volume kendaraan yang semakin meningkat. Dari faktor – faktor itu semua jika terjadi secara terus menerus dapat menyebabkan kerusakan pada jalan yang dilewati, dan tentunya akan merugikan semua pihak – pihak yang terkait (Eko Agus Nugroho , 2013, Pengaruh Jumlah Kendaraan Terhadap Kerusakan Jalan Aspal Kelas II Di Kabupaten Semarang, Semarang, Universitas Negeri Semarang).

Kenyataan dilapangan menunjukan bahwa pada jaringan jalan tertentu khususnya diperkotaan terjadi ketidak seimbangan antara tingkat pertumbuhan jalan disatu sisi dengan tingkat pertumbuhan kendaraan disisi yang lain, dimana pertumbuhan jalan jauh lebih kecil daripada tingkat pertumbuhan kendaraan, hal ini berarti menunjukkan terjadinya pembebanan yang

(2)

belebihan pada jalan. Kondisi semacam ini mengakibatkan terjadinya kerusakan jalan, kenyamanan perjalanan terganggu, tingkat keamanan pengendara. Dimana kesemuanya itu menjurus kearah terjadinya pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas.

Hal tersebut diatas bisa terjadi karena didalam proses perencanaan ada beberapa faktor yang memang sulit atau tidak menentu untuk diprediksikan, seperti jenis kendaraan yang melintas , tingkat pertumbuhan kendaraan yang tidak stabil dan yang paling utama adanya perluasan atau peningkatan kegiatan dijalan yangmembutuhkan daerah manfaat lalu lintas yang lebih besar Dari hal – hal tersebut diatas, maka perlunya informasi data Lalu Lintas harian Rata- Rata (LHR) yaitu dengan perhitungan volume lalu lintas pada jalan sehingga salah satu faktor penyebab terjadinya pembebanan terhadap jalan yang berlebihan dapat dihindari yang pada gilirannya tingkat pelayanan jalan yang optimal dapat dipertahankan.

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yaitu sebagai berikut

1. Mengetahui pengaruh nilai kerusakan jalan di jalan aspal kelas IIIA di Kabupeten Lamongan.

2. Mengetahui hubungan antara volume dengan tingkat kerusakan jalan di jalan aspal kelas IIIA di Kabupaten Lamongan.

II. METODE PENELITIAN

Pada metode penelitian terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan agar mendapatkan hasil penelitian yang meliputi studi pendahuluan untuk mengetahui karakteristik ruas jalan.

Dilanjutkan dengan menentukan tempat survey.

Langkah selanjutnya adalah identifukasi permasalahan merupakan pengenalan masalah yang akan dibahas lalu dilanjutkan dengan pengumpulan data rimer dan data skunder.

Diagram Alir Penelitian

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian III. PEMBAHASAN

Daerah Penelitian

Jalan yang menjadi obyek penelitian dalam Penelitian ini berada di wilayah Kabupaten Lamongan

Gambar 2. Lokasi Penelitian

(3)

Tabel 1. Data Inventori Jalan

Sumber : Hasil Survey Langsung

Data Kerusakan Jalan

Data kerusakan jalan diperoleh dari data primer, yaitu mensurvei langsung di lapangan. Data ini berisi data dimensi dan luas kerusakan jalan berdasarkan klasifikasi kerusakan jalan dari Dinas Bina Marga, yaitu berupa tambalan, retak, lepas, lubang, alur, gelombang, dan amblas.

Nilai kerusakan jalan (Nr) ini merupakan jumlah total dari setiap nilai jumlah kerusakan pada suatu ruas jalan. Cara perhitungannya dimulai dari data dimensi kerusakan jalan tersebut dihitung menjadi satuan luas yang kemudian dibandingkan dengan luas jalan yang ditinjau. Kemudian dari hasil perbandingan tersebut akan muncul hasil berupa prosentase. Hasil prosentase ini disebut dengan nilai prosentase kerusakan (Np), dari nilai prosentase kerusakan ini maka akan dibagi menjadi 4 (empat) kategori tingkat kerusakan, yaitu : jika <

5% maka nilainya adalah 2; 5% - 20% maka nilainya adalah 3; 20% - 40% maka nilainya 5 dan jika > 40% maka nilainya 7. 40

Setelah didapatkan nilai Np, maka langkah selanjutnya adalah memasukkan bobot nilai kerusakan jalan (Nj), bobot nilai ini sudah ditentukan oleh Dinas Bina Marga.

Tabel 2. Bobot Nilai Kerusakan Jalan (Nj)

No Jenis Kerusakan Nj

1 Konstruksi beton tanpa

kerusakan 2

2 Konstruksi penetrasi tanpa

kerusakan 3

3 Tambalan 4

4 Retak 5

5 Lepas 5,5

6 Lubang 6

7 Alur 6

8 Gelombang 6,6

9 Amblas 7

10 Belahan 7

Sumber : Bina Marga

Kemudian jika sudah didapatkan nilai Np dan Nj, selanjutnya menghitung nilai Nq, yaitu nilai jumlah kerusakan. Besarnya nilai jumlah kerusakan

(Nq) diperoleh dari perkalian antara nilai Np dengan nilai Nj. Sebagai contoh jika kerusakan jalan berupa retak dengan nilai Np = 5 dan nilai Nj

= 5, maka nilai Nq adalah 25, yang berarti tingkat kerusakan jalan untuk retak adalah sedang, dan begitupun selanjutnya.

Data dimensi kerusakan setiap jenis kerusakan jalan dapat dilihat pada Lampiran 1 dan data nilai kerusakan jalan (Nr) yang diperoleh dalam penelitian ini.

Tabel 3. Perhitungan Nilai Kerusakan Jalan(Nr)

Jalan Raya Mastrib No Jenis kerusakan

Luas jalan Rusak

(m2) Luas Jalan total (m2)

Np % Np Nj Nq Pros rusak

1 Kontruksi beton

tanpa kerusakan 0 21000 0% 0 2 0

Sedikit Sekali 2 Kontruksi

penerasi tanpa kerusakan

0 21000 0% 0 3 0 Sedikit Sekali 3 Tambalan 330 21000 1,57% 2 4 8 Sedikit 4 Reiak 1900 21000 9,05% 3 5 15 Sedang 5 Lepas 42 21000 0,20% 2 5,5 11 Sedikit 6 Lubang 3 21000 0,01% 2 6 12 Sedikit 7 Alur

1 21000 0,00% 2 6 12 Sedikit Sekali 8 Gelombang 36 21000 0,17% 2 6,6 13 Sedikit 9 Amblas 14 21000 0,07% 2 7 14 Sedikit 1

0

Belahan 0 21000 0% 0 7 0 Sedikit Sekali

Nr 85

,2

Sumber : Hasil perhitugan sendiri Dari hasil perhitungan Nr pada Tabel 3. hasil Nr yang didapatkan yaitu pada Jalan Raya Pahlawan- Jalan Raya Kalianyar yaitu 85,2; Jalan Raya Mantub 85,2; Jalan Mantub perbatasan Mojokerto 95,2; kemudian Jalan Mastrib 71,2.. Dengan hal ini maka, jika analisa kerusakan jalan ini digabungkan dengan analisa volume kendaraan dan analisa waktu, hasil persamaan yang terjadi bisa diterima, karena analisa volume kendaraan dan analisa waktu di kedua jalan sama – sama berbeda.

Data Volume Lalu Lintas

Jalan – jalan di Kabupaten Lamongan yang menjadi daerah penelitian, merupakan jalan – jalan utama masyarakat untuk pindah dari satu tempat ke tempat lain. Mayoritas kendaraan – kendaraan yang lewat merupakan kendaraan – kendaraan dengan muatan/tonase yang besar, yang terdiri dari angkutan barang dan angkutan manusia.

Data volume lalu lintas yang didapatkan merupakan data yang disurvei langsung pada lokasi studi. Data tersebut digunakan untuk mengetahui letak jam puncak dari volume lalu lintas yang terjadi di jalan – jalan yang menjadi daerah penelitian di Kabupaten Lamongan. Dari data ini kemudian digunakan sebagai acuan dalam penentuan waktu yang akan dipakai untuk menghitung kembali volume lalu lintas yang terjadi pada jam puncak, agar data yang didapatkan lebih

Nama Jalan

Data Inventori

Jalan Kali Anyar –Jalan

Pahlawan Lamongan

Jalan Raya Mantub

Jalan Raya Mantub Perbatasan

Mojokerto Jalan Raya Mastrip Panjang ruas

(km)

2,5 3 3 3,5

Jumlah Jalur 2 2 2 2

Jumlah Lajur 2 2 2 2

Lebar Ruas (m)

6 6 6 6

Median tidak tidak tidak tidak

Jenis kontruksi jalan

aspal aspal aspal aspal

(4)

valid, sekaligus sebagai data primer dalam penelitian Penelitian ini.

Dalam data primer ini, survei counting yang dilakukan hanya 1 (satu) jam saja, karena data volume lalu lintas yang dibutuhkan hanya pada saat jam puncak saja, sebagai contoh jika jam puncak dari data sekunder terjadi pada pukul 06.30 – 07.30 WIB, Dari data survey yag dilakukan terdapat data lalu lintas harian rata-rata dapat dilihat dari table berikut :

Tabel 4. Tabel Jumlah kendaraan JALAN RAYA MANTUP

NO JENIS

KENDAARAN

JUMLAH KENDARAAN

SATUAN ( SMP )

1 Sepeda Motor 1865 932,5

2 Kendaraan

Ringan 268 268

3 Bus Besar 15 22,5

4 Kendaraan

Menengah 79 102,7

Jumlah 2.227 1.325,7

Sumber : Hasil survey langsung JALAN RAYA MANTUB PERBATASAN MOJOKERTO

NO JENIS

KENDAARAN

JUMLAH KENDARAA

N

SATUAN ( SMP )

1 Sepeda Motor 1795 897,5

2 Kendaraan

Ringan 268 268

3 Bus Besar 15 22,5

4 Kendaraan

Menengah 79 102,7

Jumlah 2.157 1.290,7

Sumber : Hasil survey langsung JALAN RAYA MASTRIP

NO JENIS

KENDAARAN

JUMLAH KENDARAAN

SATUAN ( SMP )

1 Sepeda Motor 1565 782,5

2 Kendaraan

Ringan 238 238

3 Bus Besar 2 3

4 Kendaraan

Menengah 14 18,2

Jumlah 1.819 1.041,7

Sumber : Hasil survey langsung JALAN RAYA PAHLAWAN-KALI ANYAR

NO JENIS

KENDAARAN

JUMLAH KENDARAAN

SATUAN ( SMP )

1 Sepeda Motor 1450 725

2 Kendaraan

Ringan 224 224

3 Bus Besar 1 1,5

4 Kendaraan

Menengah 34 44,2

Jumlah 1.709 994,7

Sumber : Hasil survey langsung

Data primer yang digunakan dalam analisa pengaruh jumlah kendaraan terhadap kerusakan jalan dalam penelitian ini yaitu data angka jumlah volume kendaraan pada jam puncak dalam satuan smp/jam. Rekap volume lalu lintas dalam satuan kendaraan/jam dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 5. Volume Lalu Lintas Pada Jam Puncak (kend/jam)

Nama Jalan Volume lalu lintas (kend/jam)

Jalan Raya Mantub 2.227

Jalan Raya Mantub Perbatasan

Mojokerto 2.157

Jalan Raya Mastrib 1.819

Jalan Raya Pahlawan-Kali Anyar 1.709 Sumber : Hasil perhitungan sendiri

Dari data pada Tabel 5. menunjukkan bahwa volume lalu lintas kendaraan paling tinggi terjadi di Jalan Raya Mantub, yaitu sebesar 2.227 kend/jam, yang terjadi pada pukul 6.30 – 07.30 WIB.

Sedangkan urutan tertinggi selanjutnya terjadi di Jalan Raya Mantub Perbatasan Mojokerto dengan 2.157 kend/jam yang terjadi pada pukul 6.30 – 07.30 WIB. Selanjutnya yaitu jalan Raya Mastrib 1.819 kend/jam, kemudian jalan Raya Pahlawan- Kali Anyar 1.709 kend/jam, yang sama – sama terjadi pada pukul 6.30 – 07.30 WIB.

Pada Tabel.5. ini terjadi selisih angka volume kendaraan yang cukup banyak, hal ini disebabkan oleh perhitungan yang dilakukan tanpa

memperhatikan satuan jenis kendaraan dengan satuan mobil penumpang (smp). Apabila satuan kendaraan/jam dikonversi menjadi smp/jam, maka volume lau lintas dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6. Volume Lalu Lintas Pada Jam Puncak (smp/jam)

Nama Jalan Volume lalu lintas (smp/jam)

Jalan Raya Mantub 1.325,7

Jalan Raya Mantub Perbatasan

Mojokerto 1.290,7

Jalan Raya Mastrip 1.041,7

Jalan Raya Pahlawan-Kali Anyar 994,7 Sumber : Hasil Perhitungan sendiri

Pada Tabel 6 .terjadi perubahan selisih angka pada volume lalu lintas yang menjadi lebih sedikit, perbedaan yang sangat signifikan dapat dilihat pada jalan Raya Mantub dengan jalan Raya Mantub Perbatasan Mojokerto Jalan, hal ini sangat berbeda jika dibandingkan berdasarkan kendaraan/jam.

Perbedaan tersebut terjadi akibat jenis atau komposisi kendaraan yang berbeda – beda yang melintasi jalan tersebut. Oleh sebab itu untuk menyamakan satuan volume lalu lintas yang akan digunakan harus dikonversi menjadi satuan mobil

(5)

penumpang (smp), yang tujuannya untuk menyamakan satuan di setiap jenis atau komposisi kendaraan.

Data Waktu

Waktu merupakan suatu faktor yang sangat penting dalam suatu konstruksi, salah satunya pada konstruksi jalan, hal ini dikarenakan jalan mempunyai umur rencana yang terbatas, sebagai contoh jika jalan menggunakan perkerasan lentur atau aspal, umur rencananya adalah 10 tahun dan jalan dengan perkerasan kaku atau beton, maka umur rencananya adalah 20 tahun. Data waktu pada penelitian ini merupakan data sekunder yang

diperoleh dari Direktorat Jendral Bina Marga Satuan Kerja Lamongan, data waktu ini hanya didapatkan secara lisan saja, karena untuk data secara tertulis waktu terakhir jalan tersebut diperbaiki atau ditingkatkan tidak ada. Data waktu yang didapatkan hanya berupa data bulan dan tahun waktu terakhir jalan tersebut diperbaiki atau ditingkatkan. Tetapi untuk analisa dalam penelitian ini data waktu tersebut harus diubah menjadi satuan jam, karena analisa ini saling berhubungan dengan analisa volume kendaraan yang menggunakan satuan per jam. (lihat Tabel 7)

Tabel 7. Perhitungan Waktu Dalam Satuan Jam

Sumber : Hasil Perhitungan sendiri

Perhitungan waktu pada Tabel 7. ini dimulai dari perhitungan selisih bulan antara waktu terakhir jalan tersebut diperbaiki atau ditingkatkan sampai waktu jalan tersebut disurvei kembali. Setelah itu didapatkan hasil dalam satuan bulan, kemudian satuan bulan tersebut dikonversi menjadi satuan jam dengan cara jumlah bulan tersebut dikalikan dengan 30 hari dan dikalikan dengan 24 jam.

Sebagai contoh adalah pada Tabel 7. didapatkan hasil bahwa pada Jalan Raya Mantub, Jalan Raya Mantub Perbatasan Mojokerto dan Jalan Raya Mastrip umur jalan yang dihasilkan sama – sama 21 bulan yang kemudian dikonversi menjadi 15.120 jam, sedangkan Jalan Raya Pahlawan-Kali Anyar umur jalan yang dihasilkan 9 bulan dan dikonversi menjadi 6.480 jam.

Hubungan Analisa Data

Dari semua analisa data yang telah dilakukan, kemudian menghitung hasil perhitungan hubungan antara volume lalu lintas dengan nilai kerusakan jalan dan waktu. Perhitungan ini dianalisis dengan regresi non linear, yang menggunakan aplikasi komputer Microsoft Excel. Volume lalu lintas dan waktu sebagai variabel x, yang masing – masing adalah x1 dan x2, sedangkan kerusakan jalan sebagai variabel y. Pada hasil persamaan yang digunakan adalah persamaan y = ax1 + ax2 + c, karena terdapat 2 (dua) variabel x, yaitu volume lalu lintas dan waktu, karena waktu merupakan salah faktor yang sangat berpengaruh dalam kerusakan jalan, dan 1 (satu) variabel y, yaitu nilai kerusakan jalan. Rekapitulasi antara variabel x dan y dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Rekapitulasi Variabel X dan Y Nama Jalan

Volume

(smp/jam) Waktu (Jam)

Nr (y)

(x1) (x2)

Jalan Raya Mantub 1.325,7 15.120 95,2

Jalan Raya Mantub

Perbatasan Mojokerto 1.290,7 15.120 85,2

Jalan Raya Mastrib 1.041,7 15.120 85,2

Jalan Raya Pahlawan-Kali

Anyar 994,7 6.480 71,2

Sumber : Hasil Perhitungan sendiri

No Nama Jalan Waktu Terakhir

Diperbaiki

Waktu Disurvei

Umur Jalan

(bulan) Jam 1 Jalan Raya Mantub September 2013 Mei 2015 21 15.120 2 Jalan Raya Mantub

Perbatasan Mojokerto September 2013 Mei 2015 21 15.120 3 Jalan Raya Mastrib September 2013 Mei 2015 21 15.120 4 Jalan Raya Pahlawan-

Kali Anyar September 2014 Mei 2015 9 6.480

(6)

Hasil persamaan hubungan antara variabel x dan y dari rekapitulasi pada Tabel 8. dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 4.9 Persamaan Hubungan Antara Variabel X Dan Y

Sumber : Hasil perhitungan sendiri

Dari hasil perhitungan persamaan pada Tabel 4.9. persamaan yang dihasilkan adalah y =

0,0221709456360073.x1 +

0,00142965982412543.x2 + 39,8823647155308, dengan regresi non linear (R2) = 0,852426160478154. Hasil yang diperoleh dari analisis regresi non linear menunjukan besarnya pengaruh variabel x terhadap variabel y. Semakin

besar hasil korelasi maka semakin besar pula pengaruh variabel x terhadap variabel y. Pada persamaan tersebut, nilai y merupakan nilai kerusakan jalan dan nilai x1 dan x2 merupakan volume lalu lintas dan waktu. Sebagai contoh perhitungan dari persamaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Contoh Hasil Perhitungan Nilai Y (Kerusakan Jalan) y = 0,0221709456360073.x1 + 0,00142965982412543.x2 + 39,8823647155308

Volume

(smp/jam) Waktu (jam)

(x1) (x2)

0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000 11000

0 0

500 52,4

1000 64,91

1500 77,43

2000 89,94

2500 102,5

3000 115

3500 127,5

4000 140

4500 152,5

5000 165

5500 177,5

Sumber : Hasil Perhitungan sendiri

(7)

Dari Tabel 10. didapatkan bahwa jika nilai pada variabel x1 yaitu volume lalu lintas dan x2 yaitu waktu semakin besar, maka nilai pada variabel y yaitu nilai kerusakan jalan juga akan semakin besar.

Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah : 1. Nilai kerusakan jalan (Nr) di Jalan Raya Mantub,

Jalan Raya Mantub Perbatasan Mojokerto, Jalan Raya Mastrib, Jalan Raya Pahlawan - Kali Anyar Lamongan secara berturut – turut adalah 95,2; 85,2; 85,2 dan 71,2.

2. Volume lalu lintas pada jam puncak berdasarkan satuan mobil penumpang (smp)/jam Jalan Raya Mantub, Jalan Raya Mantub Perbatasan Mojokerto, Jalan Raya Mastrib, Jalan Raya Pahlawan - Kali Anyar Lamongan secara berturut – turut adalah 1.325,7 smp/jam, 1.290,7 smp/jam, 1.041,7 smp/jam dan 994,7 smp/jam.

3. Hasil persamaan dari analisa volume lalu lintas, nilai kerusakan jalan dan waktu adalah y =

0,0221709456360073.x1 +

0,00142965982412543.x2 +

39,8823647155308, dengan regresi non linear (R2) atau korelasi antara variabel x dengan y yaitu = 0,852426160478154.

4. Hasil persamaan ini berguna untuk mengetahui prediksi nilai kerusakan jalan atau Nr yang akan terjadi pada waktu – waktu berikutnya di ruas jalan yang ditinjau pada Penelitian ini, yaitu ruas Jalan Raya Mantub, Jalan Raya Mantub Perbatasan Mojokerto, Jalan Raya Mastrib, Jalan Raya Pahlawan - Kali Anyar Lamongan 5. Semakin besar volume lalu lintas dan semakn

bertambahnya umur jalan maka tingkat kerusakan jalan akan semakin bertambah

Daftar Pustaka :

(TPGJAK) No. 038/T/BM/1997 http://ppsdmd.bpsdm.dephub.go.id/73)

Dewi Handayani Untari Ningsih, 2010, Analisa Optimasi Jaringan Jalan Berdasar

Kepadatan Lalulintas di Wilayah Semarang dengan Berbantuan Sistem Informasi Geografi (Studi Kasus Wilayah Dati II Semarang), Universitas Stikubank Semarang

Eko Agus Nugroho , 2013, Pengaruh Jumlah Kendaraan Terhadap Kerusakan Jalan Aspal Kelas II Di Kabupaten Semarang, Semarang, Universitas Negeri Semarang Hendarsin, Shirley L. 2000. Perencanaan Teknik

Jalan Raya. Bandung : Politeknik Negeri Bandung.

Hendarsin, Shirley L. 2000. Perencanaan Teknik Jalan Raya. Bandung : Politeknik Negeri Bandung.

Homburger W.S. James H Kell and David D.

Perkins, Fundamental of Traffic Engineering, 13 Th edition, Institute of Transportation Studies, University of California at Berkeley, 1992.

Manual desain perkerasan jalan, (Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat Bina Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) :

Direktorat Jenderal Bina Marga.

Marga 2012)

Observasi pengamatan kerusakan jalan (Soeratno dan Arsyad, 2003).

Perencanaan wilayah Kabupaten Lamongan permukiman (rencana tata ruang Undang – Undang No. 38 Tahun 2004 Tentang

Jalan. wilayah Kabupaten Lamongan ).

Gambar

Gambar 1.  Diagram Alir Penelitian III.  PEMBAHASAN
Tabel 2. Bobot Nilai Kerusakan Jalan (Nj)
Tabel 4. Tabel Jumlah kendaraan   JALAN RAYA MANTUP
Tabel 7. Perhitungan Waktu Dalam Satuan Jam
+2

Referensi

Dokumen terkait

Mereka berpandangan bahwa peperangan adalah suatu dosa yang telah diorganisir untuk mana Gereja dan para pengikut Kristus tidak akan terlibat dalam kejahatan ini.. Hal ini

tugas akhir yang berjudul KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM KELUARGA ETNIS JAWA-MAKASSAR (Studi Pada Keluarga Etnis Jawa-Makassar di Asrama Yon Zipur 10/2 Kostrad

Mewujudkan Peradilan Tata Usaha Negara yang berwibawa adalah merupakan tugas kita bersama, mulai dari pimpinan tertinggi sampai dengan staf, dari seluruh personel

Dari data yang diperoleh pada mobil pemadam kebakaran dengan pompa sentrifugal 1500 GPM yang dilakukan 3 kali pengujian dan menggunakan berbagai ukuran pipa yaitu 4 in, 5 in dan 6

Hal ini dapat menjadi dasar dan rekomendasi bahwa dalam mengekstraksi VCO lebih efisien jika menggunakan pelarut etanol karena di samping sifatnya yang aman dari

Disarankan untuk melakukan penelitian serupa menggunakan stratified random sampling dalam pemilihan subjek untuk meratakan level IPK , penelitian lanjutan mengenai

Berdasarkan beberapa hasil yang didapatkan, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini adalah riset pertama cendawan di Arboretum Inamberi dan ditemukan 34 spesies

diperoleh kesimpulan bahwa ada pengaruh yang signifikan pada pengurangan rasa nyeri persalinan kala I fase aktif sebelum dan sesudah dilakukan intervensi dengan