• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME AUDITOR INTERNAL TERHADAP EFEKTIVITAS PENERAPAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERNAL PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME AUDITOR INTERNAL TERHADAP EFEKTIVITAS PENERAPAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERNAL PERUSAHAAN"

Copied!
143
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

RACHMAT KASDIARTO 11412141019

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015

(2)

ii Oleh: Rachmat Kasdiarto

11412141019 ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh: (1) Independensi Auditor Internal terhadap Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Internal PDAM Tirta Bumi Sentosa Kebumen, (2) Profesionalisme Auditor Internal terhadap Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Internal PDAM Tirta Bumi Sentosa Kebumen, (3) Independensi dan Profesionalisme Auditor Internal secara bersama-sama terhadap Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Internal PDAM Tirta Bumi Sentosa Kebumen.

Penelitian ini termasuk penelitian survei. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian karyawan (auditor dan auditee) pada PDAM Tirta Bumi Sentosa Kebumen. Teknik pengambilan sampel dengan convenience sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Uji prasyarat analisis meliputi uji normalitas, uji linearitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi sederhana dan regresi berganda.

Berdasarkan hasil penelitian: (1) Terdapat pengaruh positif signifikan Independensi Auditor Internal terhadap Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Internal PDAM Tirta Bumi Sentosa Kebumen, ditunjukkan dengan persamaan regresi Y = 38.875 + 0.315 X1, nilai koefisien regresi 0.315, thitung 2.319, koefisien determinasi (r2) sebesar 0.074. (2) Terdapat pengaruh positif signifikan Profesionalisme Auditor Internal terhadap Efektivitas Penerapan Penerapan Struktur Pengendalian Internal PDAM Tirta Bumi Sentosa Kebumen, ditunjukkan dengan persamaan regresi 39.977 + 0.260 X2, nilai koefisien regresi 0.260, thitng 2.797, koefisein determinasi (r2) sebesar 0.138. (3) Terdapat pengaruh positif signifikan Independensi dan Profesionalisme Auditor Internal secara bersama-sama terhadap Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Internal PDAM Tirta Bumi Sentosa Kebumen, ditunjukkan dengan persamaan regresi Y = 34.673 + 0.221 X1+ 0.213 X2 dengan signifikansi 0.008, Ftabel5.273 dan koefisien determinasi (R2) sebesar 0.138. Kata kunci : Independensi, Profesionalisme, Pengendalian Internal

(3)
(4)
(5)
(6)

vi

“Semua orang tidak perlu menjadi malu karena pernah berbuat kesalahan, selama ia

menjadi bijaksana daripada sebelumnya.” (Kahlil Gibran)

“Sangatlah penting bagi manusia untuk memiliki kelebihan, akan tetapi jangan

sampai kelebihan yang dimiliki melemahkan orang lain.” (Penulis)

PERSEMBAHAN

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karya sederhana ini peneliti persembahkan kepada:

1. Kedua orang tua peneliti tersayang (Bapak Budi Mulyono dan Ibu Siti Chotiah), terimakasih untuk setiap doa yang dipanjatkan, kasih sayang yang dicurahkan, semangat yang diberikan, serta tetaplah menjadi inspirasi dalam hidup penulis.

2. Saudara perempuan peneliti (Rina Mulyaningtyas) yang telah memberikan doa, motivasi, dan dukungan sehingga mendorong penulis untuk segera mewujudkan cita-cita.

(7)

vii

melimpahkan rahmat, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi dengan judul “Pengaruh Independensi dan Profesionalisme Auditor Internal terhadap Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Internal Perusahaan

(Studi Kasus PDAM Tirta Bumi Sentosa Kebumen)” dengan baik dan lancar.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin dapat diselesaikan tanpa bimbingan dan peran serta dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A., Rektor Universitas Negeri Yogyakarta. 2. Dr. Sugiharsono, M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta 3. Prof. Sukirno, M.Si.,Ph.D, Ketua Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.

4. Adeng Pustikaningsih, M.Si., sebagai dosen pembimbing terbaik yang begitu sabar memberikan bimbingan dan pengarahan selama penyusunan skripsi. 5. Dhyah Setyorini, M.Si., Ak. sebagai narasumber yang telah memberikan

masukan selama penyusunan skripsi.

6. Seluruh Dosen Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.

(8)
(9)

ix

ABSTRAK ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN... xv

BAB I. PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah……... 1

B. Identifikasi Masalah ... 10 C. Pembatasan Masalah ... 11 D. Rumusan Masalah…… ... 11 E. Tujuan Penelitian ... 12 F. Manfaat Penelitian ... 12 1. Manfaat Teoritis…... 12 2. Manfaat Praktis ... 13

BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS... 15

(10)

x

4. Independensi... ... 23

5. Profesionalisme…………... 23

6. Auditor Internal………. 25

B. Penelitian yang Relevan………… ... 26

C. Kerangka Berpikir……… ....……… 29

D. Paradigma Penelitian………... 32

E. Hipotesis Penelitian………... 33

BAB III. METODE PENELITIAN ... 34

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 34

B. Jenis Penelitian………… ... 34

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 34

D. Populasi dan Sampel ... 38

E. Instrumen Penelitian………. 39

F. Teknik Pengumpulan Data ... 40

G. Teknik Analisis Data ... 41

1. Uji Instrumen... 41

2. Statistik Deskriptif... 43

3. Uji Asumsi Klasik ... 44

4. Uji Hipotesis……… ... 46

(11)

xi

D. Analisis Data……… ... 68

1. Uji Asumsi Klasik……….. 68

2. Uji Hipotesis……….. 72

E. Pembahasan Hasil Penelitian... 78

F. Keterbatasan Penelitian ... 81

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 83

A. Kesimpulan………... 83

B. Saran………... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 86

(12)

xii

2. Penetapan Skor... ... 40

3. Hasil Uji Validitas Butir Pernyataan... ... 42

4. Pedoman Memberikan Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi ... 42

5. Hasil Rangkuman Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 43

6. Karakteristik Data Penyebaran Kuisioner... 54

7. Karakteristik Responden ... 54

8. Distribusi Frekuensi Skor Variabel Independensi ... 58

9. Distribusi Kecenderungan Frekuensi Variabel Independensi ... 59

10. Distribusi Frekuensi Skor Variabel Profesionalisme ... 61

11. Distribusi Kecenderungan Frekuensi Variabel Profesionalisme ... 62

12. Distribusi Frekuensi Skor Variabel Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Internal ... 64

13. Distribusi Kecenderungan Frekuensi Variabel Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Internal Perusahaan... 66

14. Deskripsi Data Umum dari Variabel Penelitian... 67

15. Presentase Kelas Interval Variabel Penelitian ... 68

16. Presentase Distribusi Kecenderungan Frekuensi Variabel Penelitian... 68

(13)

xiii

20. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 72

21. Hasil Perhitungan R Squere Hipotesis 1 ... 73

22. Hasil Perhitungan t test Hipotesis 1 ... 73

23. Hasil Perhitungan R Squere Hipotesis 2 ... 75

24. Hasil Perhitungan t test Hipotesis 2 ... 75

25. Hasil Perhitungan R Squere Hipotesis 3 ... 76

26. Hasil Perhitungan F test Hipotesis 3 ... 77

(14)

xiv

2. Histogram Distribusi Frekuensi Variabel Independensi ... 59

3. Histogram Kecenderungan Frekuensi Variabel Independensi ... 60

4. Histogram Distribusi Frekuensi Variabel Profesionalisme... 62

5. Histogram Kecenderungan Frekuensi Profesionalisme ... 63

6. Histogram Distribusi Frekuensi Variabel Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Internal ... 65

7. Histogram Kecenderungan Frekuensi Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Internal………. 66

(15)

xv

1. Surat Izin Penelitian... 90

2. Surat Tanda Sudah Melakukan Penelitian ... 91

3. Hasil Observasi Awal PDAM Tirta Bumi Sentosa Kebumen ... 93

4. Item Pernyataan Penelitian ... 94

5. Kuisioner Penelitian... 98

6. Tabel Data Uji Instrumen ... 103

7. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 106

8. Tabel Data Penelitian... 111

9. Perhitungan untuk Menentukan Penentuan Distribusi Kecenderungan Frekuensi... 118

10. Uji Prasyarat Analisis Data... 123

(16)

1 A. Latar Belakang Masalah

Kegiatan bisnis yang dilakukan oleh manusia selalu dihadapkan oleh sebuah permasalahan dan kendala, padahal setiap bisnis diharapkan untuk bisa bertahan sesuai dengan tujuan perusahaan dalam persaingan di era global. Keadaan tersebut menuntut para pemimpin atau manajemen perusahaan untuk dapat mengelola kegiatan perusahaannya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Semakin besar suatu perusahaan maka semakin banyak pula kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan, baik kegiatan yang berhubungan dengan pihak dalam maupun pihak luar perusahaan. Oleh karena itu, manajemen perusahaan tidak cukup hanya diberi informasi mengenai aktivitas keuangan perusahaan namun juga dibutuhkan adanya pengembangan dalam bidang pemeriksaan, yang secara independen berfungsi melakukan penilaian dalam perusahaan untuk memberikan pelayanan terhadap pelaksanaan pengujian dan penilaian mengenai kecukupan efektivitas pengendalian, dan pada situasi ini dibutuhkan adanya peran auditor internal yang dimaksudkan untuk memperbaiki kinerja perusahaan (Hiro Tugiman, 2000: 4).

Auditing internal merupakan bagian yang penting dari komponen pemeriksaan atas pengendalian internal suatu entitas. Menurut Institue of Internal

(17)

yang independen dan objektif, yang dirancang untuk menambah nilai dan memperbaiki operasi organisasi (William, Raymond, dan Johnson, 2002: 491). Auditing internal dimaksudkan untuk dapat membantu organisasi dalam mencapai tujuan dengan menggunakan pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi serta meningkatkan efektivitas proses manajemen risiko, pengendalian, dan pengelolaan. Oleh karena itu, ruang lingkup audit internal tidak hanya menyangkut kebenaran dan kewajaran perhitungan matematis, namun mencakup seluruh aspek organisasi perusahaan.

Fungsi audit internal adalah melakukan kegiatan bebas dan memberikan saran-saran kepada manajemen untuk mengukur dan meneliti aktivitas perusahaan diantaranya adalah efektivitas pelaksanaan pengendalian internal. Pihak yang berhak untuk melakukan fungsi tersebut adalah auditor internal yang merupakan karyawan suatu perusahaan tempat mereka melakukan audit secara independen (Abdul Halim, 2003: 11).

Auditor internal merupakan fungsi penilaian independen yang dibentuk dalam perusahaan untuk memberikan jasa dalam lingkup pengujian dan evaluasi terhadap kecukupan dan keefektivan pelaksanaan pengendalian internal yang dimiliki perusahaan. Efektivitas pelaksanaan struktur pengendalian internal yang baik didasarkan pada unsur-unsur pengendalian internal (Widia Endang, 2009: 3)

Ada lima komponen struktur pengendalian internal menurut Arens Elder dan Beasley (2003: 274), yaitu: control environment, risk assessment, control activities,

(18)

struktur pengendalian internal yang efektif akan tercapai. Hal tersebut berarti keandalan dari struktur pengendalian internal dapat diwujudkan.

Struktur Pengendalian Internal (SPI) merupakan suatu hal yang memegang peranan penting dalam audit, khususnya auditing internal. Struktur pengendalian internal dijalankan oleh seluruh entitas yang merupakan sebuah rangkain proses, yang mana proses tersebut mencakup berbagai macam kebijakan dan prosedur yang sistematis, bervariasi, dan memiliki tujuan seperti: menjaga keandalan pelaporan keuangan suatu perusahaan, menjaga efektivitas dan efisiensi operasi yang dijalankan, serta menjaga kepatuhan hukum dan peraturan yang berlaku dimana perusahaan berdiri.

Perusahaan yang memiliki struktur pengendalian internal yang memadai akan dapat merencanakan dan mengendalikan operasi perusahaan untuk mencapai sasaran atau tujuan perusahaan. Sedangkan perusahaan yang tidak memiliki struktur pengendalian internal memadai atau tidak efektif, akan berakibat negatif bagi perusahaan. Hal tersebut dicerminkan dengan maraknya tidakan korupsi dan penyelewengan hak serta kewajiban yang berakibat kepada tidak tercapainya tujuan perusahaan.

Salah satu contoh mengenai pengendalian internal yang tidak memadai yaitu kasus yang menimpa FYBS (Foundation for Youth Bible Studies), dimana akuntan kepala FYBS tersebut telah menggelapkan atau menyelewengkan dana sebesar $2 juta selama empat tahun terakhir. Kasus tersebut terjadi karena lemahnya pengendalian internal pada FYBS dalam prosedur pengiriman dana dari kegiatan

(19)

usahanya sehingga memungkinkan akuntan kepala untuk mengantongi sebagian cek pendapatan untuk kepentingan pribadi (Arens, Elder, Beasly. 2006: 369).

Kasus tersebut mencerminkan bagaiama pentingnya pemahaman mengenai struktur pengendalian internal harus dimiliki oleh auditor internal. Auditor internal harus melakukan prosedur audit yang juga meliputi prosedur untuk memperoleh pemahaman struktur pengendalian internal. Hal tersebut dikarenakan struktur pengendalian internal merupakan salah satu tipe bukti audit, sehingga auditor mempunyai kepentingan untuk memperoleh bukti yang cukup atas struktur pengendalian internal klien.

Auditor internal dalam melaksanakan tugas haruslah mempunyai kemampuan untuk memahami kriteria yang digunakan serta mampu menentukan jumlah bahan bukti yang diperlukan untuk mendukung kesimpulan yang dibuat serta rekomendasi yang akan diambilnya. Selain itu auditor juga harus mempunyai sikap independen, hal tersebut dimaksudkan agar keputusan yang diambil tidaklah bias.

Berdasarkan ketentuan yang dimuat dalam buku Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) Standar Auditing (SA) Seksi 220, Pernyataan Standar Auditing (PSA) No. 4, seorang auditor internal haruslah bersikap independen yang berarti tidak mudah dipengaruhi. Hal tersebut dikarenakan seorang auditor bekerja untuk kepentingan umum. Auditor internal merupakan auditor yang bekerja dalam perusahaan sehingga sikap independen sangat dibutuhkan untuk kemajuan perusahaan lewat keputusan-keputusan yang disarankan melalui manajer perusahaan.

(20)

Selain sikap independen dalam melakukan audit perusahaan, seorang auditor internal juga harus mempunyai sikap profesionalisme dalam pekerjaan. Profesionalisme dapat dikatakan sebagi keahlian dalam melakukan suatu pekerjaan tertentu. Webster’s Ninth New Collegiate Dictionary (1983) yang dikutip dalam artikel Murtanto (1999: 39) mendefinisikan keahlian sebagai ketrampilan dari seorang ahli. Ahli didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki tingkat ketrampilan tertentu atau pengetahuan yang tinggi dalam subjek tertentu yang diperoleh dari pelatihan atau pengalaman. Selain itu dalam artikel yang sama Hayes Roth, et. al (1983) dalam mendefiniskan keahlian sebagai keberadaan dari pengetahuan tentang suatu lingkungan tertentu, pemahaman terhadap masalah-masalah yang timbul dalam lingkungan tersebut, dan ketrampilan untuk memecahkan masalah tersebut. Sedangkan perilaku profesional sendiri adalah perilaku yang konsisten dari setiap anggota dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi (Abdul Halim, 2003: 32).

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Bumi Sentosa Kebumen merupakan perusahaan milik daerah yang bergerak dalam bidang pelayanan air bersih kepada masyarakat disuatu wilayah tertentu. Sama halnya dengan perusahaan lain pada umumnya, PDAM Tirta Bumi Sentosa harus dikelola secara efektif dan efisien termasuk juga Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang merupakan bentuk usaha yang dikelola oleh pemerintah daerah sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD).

(21)

PAD merupakan salah satu sumber pendapatan yang sangat penting bagi daerah karena pendapatan ini seluruhnya diperoleh dan berasal dari daerah itu sendiri. Oleh karena itu, daerah mempunyai hak penuh untuk memanfaatkan PAD sesuai kebutuhan dan prioritas daerah. PAD setiap daerah perlu dipacu untuk mendapatkan hasil yang maksimal karena daerah harus mampu meningkatkan dan menggali potensi PAD yang dimiliki sebagai perwujudan otonomi daerah sesuai dengan Undang-Undang No. 22 Tahun 1999.

Pengelolaan secara efektif dan efisien yang dilakukan oleh perusahaan dimaksudkan agar tujuan perusahaan bisa tercapai, dan hal tersebut dilaksanakan apabila pengendalian internal berjalan secara efektif. Pengendalian internal pada PDAM Tirta Bumi Sentosa Kebumen sudah dilaksanakan, akan tetapi beberapa pengendalian internal tersebut seringkali tidak tepat sasaran atau tidak berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Seperti yang dijelaskan oleh Bapak Suparno selaku kepala bagian administrasi umum dan kepegawaian pada PDAM Tirta Bumi Sentosa Kebumen. Beberapa pengendalian yang dimaksud seperti, kurang berfungsinya kartu presensi kehadiran karyawan karena setelah presensi karyawan tidak sedikit yang langsung keluar dari kantor untuk melakukan kepentingan pribadi saat jam kerja padahal kartu presensi tersebut dimaksudkan untuk mengetahui berapa jumlah karyawan yang sedang berada dalam kantor untuk melakukan tugas.

Selain itu mengenai pengamanan harta perusahaan, uang dari transaksi pembayaran tidak langsung disetor ke bank atau tidak langsung disimpan di tempat yang aman akan tetapi uang tersebut diserahkan kepada salah satu karyawan yang

(22)

memang bertanggungjawab untuk mengamankan uang tersebut. Hal itu bisa jadi berakibat buruk terhadap harta perusahaan karena akan menimbulkan risiko kecurangan dan pencurian.

Pengelolaan tersebut tidak bisa dilakukan oleh manajemen seorang diri, karena mengingat semakin luas lingkup dan ukuran PDAM Tirta Bumi Sentosa Kebumen yang mengakibatkan di dalam banyak hal manajemen tidak dapat melakukan pengendalian secara langsung atau secara pribadi terhadap jalannya operasi perusahaan. Oleh karena itu dalam usaha menciptakan struktur pengendalian internal yang efektif, PDAM Tirta Bumi Sentosa Kebumen memerlukan staf auditor internal, pada perusahaan disebut dengan nama Satuan Pengawas Internal. Hal tersebut sesuai dengan pedoman audit internal yang dimiliki oleh BUMD (Widia Endang, 2009: 4). Selain itu berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 3 tahun 1983, yaitu mengenai tata cara pembinaan dan pengawasan perusahaan jawatan (Perjan), perusahaan umum (Perum), dan perusahaan perseroan, pada dasarnya SPI memiliki fungsi yang sama dengan auditor internal.

Pengawas internal memiliki tanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugas pemeriksaan internal, untuk itu dibutuhkan independensi dan keahlian profesional yang cukup agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Pemeriksaan internal merupakan kegiatan yang penting untuk menilai sejauh mana kebijakan yang ditetapkan perusahaan telah terlaksana dengan tepat, dan apabila terdapat penyimpangan pengawas internal harus segera melakukan tindakan koreksi agar tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik.

(23)

Kecenderungan mengenai pengawas internal yang tidak independen dan kurang kompeten dibidang audit sangat mungkin untuk terjadi, mengingat pengawas internal yang berada di PDAM Tirta Bumi Sentosa Kebumen dipilih secara langsung oleh direktur utama atau pimpinan perusahaan tanpa melihat jenjang pendidikan dan karir minimal apabila seseorang berminat untuk menjadi seorang auditor internal. Seperti yang diketahui bahwa satuan pengawas internal pada PDAM Tirta Bumi Sentosa Kebumen beranggotakan tiga orang personel, dimana jenjang pendidikan yang dimiliki berbeda-beda, yaitu SMA, Diploma, dan Strata 1. Setiap pergantian direktur, akan ada pula pergantian atau rotasi jabatan untuk menjadi seorang auditor internal di PDAM Tirta Bumi Sentosa Kebumen, dan masing-masing karyawan memiliki kesempatan yang sama bergantung dari keputusan dewan direksi.

Padahal pada kenyataannya banyak kriteria sebuah profesi yang melekat pada auditor internal untuk disebut sebagai seseorang yang profesional: memiliki dasar ilmu yang jelas, program sertfikasi, program pengembangan dan profesional berkelanjutan, dan adanya kode etik (Sawyer, Dittenhofer, dan Scheiner, 2009: 11). Hal tersebut akan sangat berpengaruh terhadap kesehatan perusahaan itu sendiri. Pentingnya eksistensi seorang pengawas internal, menuntut mereka untuk memiliki sikap independensi dan profesionalisme dalam melaksanakan tugas pemeriksaan internal. Akibatnya jika pengawas internal tidak memiliki sikap independensi dan keahlian profesional maka efektivitas pengendalian internal perusahaan tidak dapat dinilai dengan baik. Hal tersebut karena, akan menimbulkan berat sebelah, tidak jujur dalam melakukan pemeriksaan saat bekerja. Berdasarkan uraian tersebut, penulis

(24)

tertarik untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan pengaruh independensi dan profesionalisme auditor internal terhadap efektivitas penerapan struktur pengendalian internal perusahaan, dimana penulis memilih PDAM Tirta Bumi Sentosa Kebumen sebagai objek kasus.

Penelitian ini merupakan penelitian yang melanjutkan penelitian-penelitian sebelumnya. Studi mengenai pengaruh independensi dan profesionalisme auditor internal terhadap efektivitas penerapan struktur pengendalian internal perusahaan dengan PDAM Tirta Bumi Sentosa Kebumen sebagai objek studi kasus, sepanjang sepengetahuan penulis belum pernah ada. Penelitian sejenis yang dilakukan umumnya dilakukan dengan kombinasi variabel yang berbeda, dan kalaupun variabel yang diteliti, tempat penelitian berbeda. Seperti penelitian yang pernah dilakukan

oleh Desyanti dan Ratnadi (2006) mengenai “Pengaruh Independensi, Keahlian

Profesional, dan Pengalaman Kerja Pengawas Internal terhadap Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Internal pada Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten

Bandung”. Penelitian tersebut menemukan bahwa independensi, keahalian

profesional, dan pengalaman kerja pengawas internal, baik secara simultan maupun parsial berpengaruh signifikan terhadap efektivitas penerapan struktur pengendalian internal pada Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Bandung, dan variabel keahlian profesional berpengaruh dominan terhadap efektivitas penerapan struktur pengendalian internal.

Perbedaan dalam penelitian yang dilakukan penulis kali ini yaitu penulis ingin melihat apakah independensi dan profesionalisme auditor internal berpengaruh secara

(25)

signifikan terhadap efektivitas penerapan struktur pengendalian internal pada PDAM Tirta Bumi Sentosa Kabupaten Kebumen. Variabel pengalaman kerja pengawas internal sengaja dihapus oleh penulis dikarenakan berdasarkan informasi dari dari pihak dalam perusahaan, pengalaman kerja tidak menjadi syarat untuk bisa menjadi Satuan Pengawas Internal pada PDAM Tirta Bumi Sentosa Kabupaten Kebumen.

Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini akan membahas tentang “PENGARUH

INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME AUDITOR INTERNAL

TERHADAP EFEKTIVITAS PENERAPAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERNAL PERUSAHAAN (Studi Kasus PDAM Tirta Bumi Sentosa Kebumen). B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi permasalahan-permasalahan sebagai berikut:

1. Semakin luas lingkup dan ukuran perusahaan mengakibatkan manajemen tidak dapat melakukan pengendalian secara langsung atau pribadi terhadap jalannya operasi perusahaan.

2. Perusahaan yang tidak memiliki struktur pengendalian internal memadai atau tidak efektif, akan berakibat negatif bagi perusahaan. Hal tersebut dicerminkan dengan maraknya tindakan korupsi dan penyelewengan hak serta kewajiban yang berakibat kepada tidak tercapainya tujuan perusahaan.

3. Efektivitas pengendalian internal perusahaan tidak dapat dinilai dengan baik apabila auditor internal tidak memiliki sikap independensi dan profesionalisme dalam bekerja.

(26)

4. Pengendalian internal pada PDAM Tirta Bumi Sentosa seringkali tidak tepat sasaran atau tidak sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

5. Timbulnya pertanyaan mengenai independensi dan profesionalisme yang dimiliki oleh auditor internal pada PDAM Tirta Bumi Sentosa dikarenakan pemilihan secara langsung berada di tangan direktur utama atau pihak manajemen tanpa melihat jenjang pendidikan dan pengalaman kerja.

C. Pembatasan Masalah

Agar hasil penelitian yang didapatkan terfokus pada permasalahan dan agar terhindar dari penafsiran yang tidak diinginkan dari hasil penelitian, maka penelitian ini dititikberatkan kepada pengaruh independensi dan profesionalisme auditor internal terhadap efektivitas penerapan struktur pengendalian internal. Dipilihnya variabel bebas tersebut di atas dikarenakan variabel bebas tersebut diduga memiliki pengaruh terhadap efektivitas penerapan struktur pengendalian internal. Peneliti memilih responden yaitu karyawan di PDAM Tirta Bumi Sentosa Kebumen. Karyawan yang dipilih yaitu staf divisi SPI (Satuan Pengawas Internal) dan staf divisi teraudit oleh SPI (auditee).

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pengaruh independensi auditor internal terhadap efektivitas penerapan struktur pengendalian internal pada PDAM Tirta Bumi Sentosa?

(27)

2. Bagaimanakah pengaruh profesionalisme auditor internal terhadap efektivitas penerapan struktur pengendalian internal pada PDAM Tirta Bumi Sentosa Kebumen?

3. Bagaimanakah independensi dan profesionalisme auditor internal secara bersama-sama berpengaruh terhadap efektivitas penerapan struktur pengendalian internal pada PDAM Tirta Bumi Sentosa Kebumen?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh:

1. Independensi auditor internal terhadap efetivitas penerapan struktur pengendalian internal PDAM Tirta Bumi Sentosa Kebumen.

2. Profesionalisme auditor internal terhadap efektivitas penerapan struktur pengendalian internal PDAM Tirta Bumi Sentosa Kebumen.

3. Independensi dan profesionalisme auditor internal secara bersama-sama terhadap efektivitas penerapan struktur pengendalian internal PDAM Tirta Bumi Sentosa Kebumen.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian dapat memperkuat penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan efektivitas penerapan struktur pengendalian internal perusahaan.

(28)

b. Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi pada pengembangan terhadap literatur-literatur maupun penelitian di bidang akuntansi khususnya bidang auditing.

c. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan memberikan sumbangan konseptual bagi peneliti sejenis maupun civitas akademika lainnya khususnya di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

Memperluas pengetahuan peneliti mengenai independensi auditor internal, profesionalisme auditor internal, dan struktur pengendalian internal. Selain itu dapat mengasah kemampuan dan ketrampilan berpikir dalam hal penyelesain masalah sehingga dapat bermanfaat dimasa depan.

b. Bagi Perusahaan/Manajemen

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi atau tambahan informasi mengenai pentingnya sikap independensi dan profesionalisme seorang auditor internal. Sikap tersebut berfungsi untuk melakukan penilaian terhadap efektivitas penerapan struktur pengendalian pada PDAM Tirta Bumi Sentosa Kebumen.

(29)

c. Bagi Pihak Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai wahana dan referensi dalam pemikiran dan penalaran untuk memutuskan masalah yang baru dalam penelitian. Kemudian selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan dalam memperluas pengetahuan.

(30)

15 A. Kajian Teoritis

1. Struktur Pengendalian Internal

Menurut Arens (2008: 282), SOA mengharuskan manajemen untuk meyakinkan bahwa mereka telah merancang pengendalian dan prosedur pengungkapan untuk memastikan bahwa informasi yang material mengenai risiko bisnis telah disampaikan pada manajemen. Prosedur tersebut mencakup rentang informasi yang lebih luas ketimbang yang dicakup oleh penerbit pengendalian internal atas pelaporan keuangan. Prosedur itu harus menangkap semua informasi yang relevan untuk menilai kebutuhan akan pengembangan pengungkapan dan risiko yang bersangkutan dengan bisnis perusahaan.

SOA juga mewajibkan manajemen untuk meyakinkan bahwa mereka telah memberitahu auditor dan komite audit tentang setiap definisi yang signifikan dalam pengendalian internal, termasuk kelemahan yang material. Informasi tersebut bisa menjadi bahan pertimbangan auditor untuk mengevaluasi dengan baik bagaimana pengendalian internal dapat mempengaruhi kemungkinan salah saji yang material. Pada dasarnya pengendalian adalah suatu kegiatan dalam pelaksanaan dan perencanaan, sehingga apabila terdapat penyimpangan dapat segera diatasi atau dikembalikan sesuai dengan rencana yang diinginkan.

(31)

Statement on Auditing Standar (SAS) No. 55 mendefinisikan pengendalian internal sebagai,

“Suatu proses yang dihasilkan oleh dewan direksi entitas, manajemen,

dan personel lainnya, yang dirancang untuk memberikan kepastian yang layak dalam pencapaian tujuan kategori-kategori berikut: (1) keandalan (realibilitas) laporan keuangan, (2) ketaatan terhadap hukum dan peraturan

yang berlaku, dan (3) efektivitas dan efisiensi operasi” (Guy, Alderman, dan

Winters, 2002: 226).

Pengendalian internal dalam perusahaan pada dasarnya melaksanakan tiga fungsi penting. Tiga fungsi penting tersebut yaitu: pengendalian pencegahan, pengendalian untuk pemeriksaan, dan pengendalian korektif (Romney dan Steinbart. 2003: 229).

Mulyadi (2002) berpendapat bahwa struktur pengendalian internal meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, memeriksa ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen.

Struktur pengendalian yang diterapkan dalam perusahaan merupakan faktor yang sangat menentukan bagi efektivitas kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan. Struktur pengendalian internal meliputi kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur yang ditetapkan untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa tujuan tertentu perusahaan tersebut akan dapat dicapai (Munawir, 1995).

Tujuan yang pertama dan kedua dari struktur pengendalian internal yaitu mengamankan kekayaan dan menguji ketepatan dapat dipenuhi dengan pengendalian akuntansi yang baik. Sedangkan tujuan ketiga dan keempat yaitu

(32)

menggalakan efisiensi dan mendirong ditaatinya kebijakan pimpinan dapat diatasi dengan pengendalian administrasi yang baik.

Pengendalian administratif dapat berupa suatu rencana perusahaan, prosedur-prosedur, dan catatan-catatan yang berhubungan dengan proses pembuatan keputusan yang membawa kepada tindakan manajemen untuk menyetujui atau memberi wewenang terhadap transaskis (Abdul Halim, 2003: 200).

Menurut Abdul Halim (2003: 200), Pengendalian akuntansi meliputi rencana organisasi serta prosedur-prosedur juga catatan-catatan yang berhubungan dengan pengamanan harta kekayaan perusahaan dan dipercayainya catatan-catatan.

2. Komponen COSO

Menurut rerangka kerja terpadu pengendalian internal COSO (Commite

of Sponsoring Organization), pengendalian internal dirancang dan dipengaruhi

oleh dewan entitas direksi, manajemen, dan personel lainnya untuk memberikan keyakinana memadai tetantang tujuan entitas (Messeler, Glover, Prawitt, 2014: 192). Laporan COSO mengidentifikasi ada lima komponen pengendalian internal yang saling berhubungan, antara lain:

a. Lingkungan pengendalian (control environment)

Lingkungan pengendalian merupakan komponen pertama dari lima komponen pengendalian internal lain. Lingkungan pengendalian juga bisa dikatakan sebagai sebuah pondasi dari komponen-komponen pengendalian

(33)

sistem yang lain. Lingkungan pengendalian terdiri dari faktor-faktor seperti integritas, etika dan tingkah laku, kesadaran pengendalian, komitmen pada kompetensi, dewan komite audit, struktur organisasi, otoritas dan tanggung jawab, kebijakan SDM dan prosedurnya, serta pengaruh-pengaruh eksternal (Romney dan Steinbart. 2003: 232). Secara singkat lingkungan pengendalian (control environment) merupakan sekumpulan orang yang melakukan aktivitas dan lingkungan di mana mereka beroperasi.

b. Penilaian risiko (risk assessment)

Penilaian atau penakisran risiko merupakan sebuah proses mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko yang mempengaruhi tujuan perusahaan. Hal penting yang harus diperhatikan yaitu adalah proses penilaian risiko, mekanisme untuk mengantisipasi, identifikasi serta reaksi pada kejadian signifikan, proses dan prosedur untuk mengidentifikasi perubahan Prinsip Akuntansi yang berlaku umum, praktik bisnis dan pengendalian internal.

Contoh risiko yang relevan dengan proses pelaporan keuangan termasuk perubahan lingkungan operasi organisasi, perubahan personel, perubahan sistem informasi, teknologi baru, perubahan dalam industri, lini produk baru, dan regulasi hukum atau peraturan akuntansi baru (Bodnar dan Hopwood, 2006: 140).

(34)

c. Aktivitas pengendalian (control activities)

Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur untuk membantu memastikan bahwa arahan manajemen dilaksanakan dengan baik (Bodnar dan Hopwood, 2006: 140). Beberapa faktor yang termasuk dalam aktivitas pengendalian yakni sebagai berikut (Warren, et, al. 2006: 239): (1) pegawai yang kompeten, perputaran tugas, dan cuti wajib, (2) pemisahan tanggung jawab untuk operasi yang berkaitan, (3) pemisahan operasi, pengamanan aktiva, dan akuntansi, (4) prosedur pembuktian dan pengamanan.

d. Informasi dan komunikasi (information and communication)

Informasi dan komunikasi merupakan sebuah sistem yang dapat mengindentifikasi, merangkap, dan merubah informasi bagi kode etik profesi dan operasi pengendalian. Sistem yang sering dikenal dalam dunia akuntansi yaitu sistem akuntansi. Sistem akuntansi dibentuk setelah dikembangkannya aktivitas dikembangkan, hal tersebut dikarenakan metode pemrosesan dalam aktivitas pengendalian harus ditentukan.

Sistem akuntansi umumnya terdiri dari subsistem akuntansi yang masing-masing didesain untuk memproses transaksi jenis tertentu. Meskipun berbeda menurut jenis transaksi yang diproses, semua subsistem akuntansi mengikuti urutan prosedur yang sama. Prosedur tersebut dinamakan siklus akuntansi (Romney dan Steinbart, 2003: 249).

(35)

e. Pemantauan (monitoring)

Pemantauan yaitu menilai kinerja pengendalian internal secara berkala dan membuat modifikasi sesuai dengan perubahan kondisi. Metode utama untuk menilai kinerja mencakup (Romney dan Steinbart, 2003: 249):

1) Supervisi yang efektif

Supervisi yang efektif mencakup melatih dan mendampingi pegawai, mengawasi kinerja mereka, mengoreksi kesalahan dan melindungi aset dengan cara mengawasi pegawai yang memiliki akses ke hal-hal khusus.

2) Akuntansi pertanggungjawaban

Sistem akuntansi pertanggungjawaban mencakup anggaran kuota, jadwal, biaya standar, dan standar-standar kualitas laporan kinerja yang membandingkan kinerja yang aktual dengan kinerja yang direncanakan serta menunjukkan perbedaan yang signifikan dan prosedur untuk meyelidiki perbedaan yang signifikan dan mengambil tindakan tepat pada waktunya untuk mengoreksi kondisi-kondisi yang mengarah pada perbedaan tersebut.

3) Audit internal

Audit internal mencakup peninjauan ulang keandalan dan integritas informasi keuangan dan operasi serta menyediakan penilaian kesadaran pegawai terhadap prosedur dan kebijakan manajemen, hukum, dan peraturan yang berlaku serta mengevaluasi efisiensi dan keefektifan manajemen.

3. Penilaian Efektivitas Struktur Pengendalian Internal

Evaluasi struktur pengendalian internal dalam suatu sistem pada dasarnya dilakukan oleh auditor untuk mengetahui berbagai kelemahan pengendalian material dalam sebuah system dan dampak akibat oleh kelemahan yang ditimbulkan. Evaluasi terhadap struktur pengendalian internal sangat penting untuk dilakukan karena pengendalian internal merupakan salah satu kunci utama dalam memastikan keandalan laporan keuangan.

(36)

Sistem yang baik adalah sistem informasi akuntansi yang mempunyai pengendalian internal yang memadai. Menurut Arens dan Loebbecke (2009: 258), manajemen dalam merancang struktur pengendalian internal mempunyai kepentingan-kepentingan yaitu keandalan laporan keuangan, mendorong efektivitas dan efisiensi operasional, dan ketaatan pada hukum dan peraturan.

Dalam audit, prosedur pemeriksaan ditentukan oleh efektif atau tidaknya struktur pengendalian internal. Penilaian atas struktur pengendalian internal dilakukan untuk menentukan baik atau buruknya serta efektif tidaknya suatu struktur pengendalian internal. Menurut Vinda Dwipita (2011: 29-30), tujuan dilakukannya penilaian struktur pengendalian internal adalah:

a. Mengimplementasi standar pekerjaan lapangan kedua yang menyatakan bahwa: pemahaman memadai atas pengendalian internal harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sikap, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.

b. Aspek fundamental dan tanggung jawab pengelolaan manajemen. Manajemen harus memberikan informasi untuk memastikan perusahaan telah dikelola dengan baik, dan struktur pengendalian internal merupakan salah satu alat yang dapat dipakai untuk menilai bahwa perusahaan telah dikelola dengan tepat oleh manajemen.

c. Struktur pengendalian manajemen yang memadai dapat memberikan keyakinan kepada auditor untuk meyakini bukti-bukti yang dimiliki serta merancang pemeriksaan yang akan dilakukan.

Pada saat melakukan penelaahan dan penilaian struktur pengendalian internal, terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan. Dalam bukunya yang berjudul Accounting Information System, a Cycle Approach, Robonson, Davis, dan Alderman menyebutkan bahwa terdapat tujuh langkah yang dapat dilakukan, antara lain:

(37)

a. Memahami sistem informasi akuntansi yang dimiliki perusahaan, termasuk prosedur dan pengawasan serta menelaah transaksi tertentu bahwa klien telah meyadari dan mencatat sistem tersebut dengan layak.

b. Membuat dan memilih daftar pertanyaan struktur pengendalian internal yang cocok.

c. Menilai sistem yang berjalan dengan mengidentifikasi pengendalian akuntansi internal yang kuat dan lemah.

d. Membahas kelemahan pengendalian internal, sehingga dapat menjelaskan kemungkinan struktur pengendalian internal pengganti. Apabila tidakada struktur pengendalian pengganti, maka akuntan perlu mempertimbangkan dampaknya terhadap laporan keuangan dan pengujian pemeriksaannya. e. Merancang atau memodifikasi dan melaksanakan suatu program pengujian

fungsi dalam rangka memastikan struktur pengendalian internal yang telah dijalankan.

f. Melaporkan kelemahan struktur pengendalian internal kepada klien dengan menggunakan management latter.

g. Berdasarkan langkah 1-6, akuntan dapat merancang atau memodifikasi program pemeriksaan dan melaksanakan pekerjaan pemeriksaan untuk memberikan pendapat terhadap laporan keuangan klien.

Efektivitas merupakan kriteria utama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan. Bernard (1982: 117) menjelaskan bahwa, efektivitas adalah suatu tindakan yang akan efektif kalau mencapai tujuan yang telah ditentukan, sedangkan Arens, et. al (2008: 496) mendefinisikan efektivitas sebagai sesuatu yang merujuk ke pencapaian tujuan..

Tujuan perusahaan harus diformulasikan dengan suatu cara dan memungkinkan penilaian pencapaiannya dapat dilakukan terhadap pencapainnya. Menurut Handoko (1998), ada beberapa kriteria dalam menilai efektivitas, yaitu: kegunaan, ketepatan dan objektifitas, ruang lingkup, efektifitas biaya, akuntabilitas, dan ketepatan waktu.

(38)

4. Independensi

Independensi bisa dikatakan merupakan sikap seseorang untuk bertindak jujur, tidak memihak, dan bertanggung jawab serta melaporkan temuan-temuan hanya berdasarkan bukti yang ada. Independensi dalam audit berarti merupakan cara pandang yang tidak memihak di dalam penyelenggaraan pengujian audit, evaluasi hasil audit, dan penyusunan laporan audit.

Menurut Abdul Halim (2001: 21) ada tiga aspek independensi seorang auditor, yaitu: (1) Independence in fact (independensi senyatanya) yakni auditor harus mempunyai kejujuran yang tinggi. (2) Independence in appearance (independensi dalam penampilan) yang merupakan pandangan pihak lain terhadap diri auditor sehubungan dengan pelaksanaan audit. Auditor harus menjaga kedudukannya sedemikian rupa sehingga pihak lain akan mempercayai sikap independensi dan objektifitasnya. (3) Independence in competence (independensi dari sudut keahlian) yang berhubungan erat dengan kompetensi atau kemampuan auditor dalam melaksanakan dan meyelesaikan tugasnya.

5. Profesionalisme

Secara konseptual, terdapat perbedaan perbedaan makna antara profesi dan profesional. Profesi merupakan suatu jenis pekerjaan yang memenuhi beberapa kriteria (Lekatompessy, 2003), sedangkan profesionalisme merupakan atribut individual yang penting tanpa melihat suatu pekerjaan merupakan suatu profesi atau tidak (Kalbers dan Fogarty, 1995: 72).

(39)

Hubungan antara profesi dengan profesionalisme juga sangat erat, hal tersebut dikarenakan dalam hampir setiap profesi, konsep pemeliharaan profesionalisme (due professional care) dan konsep yang berhubungan dengan praktisi yang bijaksana (prudent practitioner) selalu ada (Guy, Alderman, dan Winters. 2002: 26).

Auditor harus menggunakan sikap profesionalismenya dari tahap perencanaan audit untuk melaksanakan prosedur audit selama pekerjaan lapangan hingga penerbitan laporan audit. Memperhatikan sikap profesionalisme mengharuskan auditor untuk menggunakan skeptisme profesional. Statements on

Auditing Standards No. 82, Consideration of Fraud in a Financial Statement

Audit, (AU 316), mendefinisikan skeptisme profesional sebagai sikap yang selalu

mempertanyakan arti dan penilaian kritis terhadap bukti audit (Guy, Alderman, Winters. 2002: 26).

Selain itu penggunaan sikap profesionalisme memungkinkan auditor memperoleh keyakinan yang cukup bahwa laporan keuangan telah bebas dari kesalahan yang material. Auditor internal mengumpulkan bukti yang akan memeberinya dasar yang layak untuk membentuk suatu pendapat dan opini. Sifat uji selektif yang membutuhkan pertimbangan mengenai bidang yang diuji dan sifat, waktu, serta luasnya pengujian yang dilakukan. Pengujian tersebut hanya dapat memberikan keyakinan yang memadai, bukan keyakinan yang absolut (Guy, Alderman, Winters. 2002: 27).

(40)

Menurut Hall (1968) terdapat lima dimensi profesionalisme, yaitu:

a. Pengabdian pada profesi, yaitu dicerminkan dari dedikasi profesionalisme dengan menggunakan pengetahuan dan kecakapann yang dimiliki.

b. Kewajiban sosial, merupakan pandangan tentang pentingnya peranan profesi dan manfaat yang diperoleh baik masyarakat maupun profesional karena pekerjaan tersebut.

c. Kemandirian, merupakan suatu pandangan seseorang yang profesional harus mampu membuat keputusan sendiri tanpa tekanan dari pihak lain. d. Keyakinan terhadap peraturan profesi, suatu keyakinan bahwa yang paling

berwenang menilai pekerjaan profesional adalah rekan sesama profesi. e. Hubungan dengan sesama profesi, menggunakan ikatan profesi sebagai

acuan termasuk di dalamnya organisasi formal dan kelompok kolega informal sebagai ide utama dalam pekerjaan.

6. Auditor Internal

Menurut Arens, Elder, dan Beasley (2008: 21), Auditor internal adalah auditor yang dipekerjakaan oleh perusahaan untuk melakukan audit bagi manajemen, tanggung jawabnya sangat beragam tergantung dari perusahaan pemberi kerja. Oleh sebab itu internal auditor senantiasa berusaha untuk menyempurnakan dan melengkapi setiap kegiatan dengan penilaian langsung atas setiap bentuk pengawasan untuk dapat mengikuti perkembangan dunia usaha yang semakin kompleks.

Auditor internal atau pengawas internal haruslah memahami sifat dan luasnya pelaksanaan kegiatan pada setiap jenjang organisasi, dan juga diarahkan untuk menilai organisasi sebagai tujuan utama. Titik utama pemeriksaan yaitu pemeriksaan manajemen, yang dilakukan dengan mengetahui kebijaksanaan manajemen, ketepatan rapat umum pemegang saham, peraturan pemerintah, dan peraturan lain yang berkaitan.

(41)

Menurut Sucipto (2003) auditor internal adalah tim yang melaksanakan fungsi audit di dalam perusahaan, auditor internal mempunyai status sebagai pegawai perusahaan yang melakukan audit. Tugas dari seorang auditor internal yaitu membantu pimpinan, maka fungsi auditor internal harus sesuai dengan fungsi manajemen yang dapat digolongkan sebagai berikut (Sucipto, 2003: 3):

a. Fungsi perencanaan, merupakan perencanaan operasi melalui saluran manajemen yang sah yang meliputi rencana jangka panjang maupun jangka pendek sesuai dengan tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan,

b. Fungsi pengawasan, termasuk di dalamnya pengembangan testing dan perbaikan kelayakan yang berarti dengan membandingkan standar dengan hasil pekerjaan dan membantu pimpinan dalam menetapkan kesesuaian antara hasil nyata dengan standar,

c. Fungsi pelaporan, yang meliputi penyajian intepretasi dan analisa data keuangan bagi pimpinan dan menekankan penilaian data dan referensi perusahaan serta tujuan dari metode bagian-bagian.

d. Fungsi akuntansi, termasuk pembentukan perusahaan dan akuntansi umum, akuntansi biaya dengan sistem dan metode yang mencakup rancangan dan pembentukan serta pemeliharaan semua buku-buku catatan transaski akuntansi keuangan yang objektif dan menyesuaikan dengan prinsip-prinsip akuntansi dengan internal auditing yang baik,

e. Fungsi lain-lain, termasuk pemberian nasehat perpajakan, memperbaiki sistem dan prosedur serta internal audit.

Dari fungsi-fungsi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa auditor internal harus mampu menilai dan dan mengevaluasi berbagai hasil yang telah dicapai manajemen, maupun mendeteksi dan mengantisipasi kelemahan yang mungkin terjadi di masa depan serta dapat menciptakan komunikasi yang baik. B. Penelitian yang Relevan

1. Ni Made Diah Dianwati dan Wayan Ramantha (2013)

Penelitian yang dilakukan oleh Ni Made Diah Dianwati dan Wayan

(42)

Profesional, dan Pengalaman Kerja Auditor Internal terhadap Efektivitas Struktur Pengendalian Internal Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Gianyar”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Independensi, Keahlian Profesional, dan Pengalaman Kerja Auditor Internal (badan pengawas) berpengaruh positif terhadap Efektivitas Struktur Pengendalian Internal pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Kabupaten Gianyar.

Data pada penelitian ini sebanyak 25 responden yang merupakan karyawan dari Bank Perkreditan Rakyat Kabupaten Gianyar. Metode pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, sedangkan pengumpulan data dilakukan melalui dokumentasi dan kuisioner.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang relevan adalah terletak pada variabel independen yaitu pengaruh Independensi, serta variabel dependen yaitu Efektivitas Struktur Pengendalian Internal. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang relevan yaitu pada penelitian ini menggunakan variabel Profesionalisme Auditor Internal serta sampel dan populasi pada penelitian ini yaitu berada di PDAM Tirta Bumi Sentosa Kebumen.

2. Argo Dwi Saputra (2009)

Penelitian yang dilakukan oleh Argo Dwi Saputra berjudul “Pengaruh Profesionalisme dan Pengalaman Kerja Internal Auditor terhadap Efektivitas Penerapan Sistem Pengendalian Intern Perusahaan melalui Motivasi sebagai

Variabel Intervening”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa (a)

(43)

secara signifikan terhadap Motivasi, (b) Profesionalisme dan Pengalaman Kerja Internal Auditor memiliki pengaruh secara signifikan terhadap Efektifitas Penerapan Sistem Pengendalian Internal Perusahaan, (c) Motivasi memiliki pengaruh secara signifikan terhadap Efektivitas Penerapan Sistem Pengendalian Intern Perusahaan, (d) Profesionalisme dan Pengalaman Kerja Internal Auditor memiliki pengaruh secara signifikan terhadap Efektivitas Penerapan Sistem Pengendalian Internal Perusahaan melalui Motivasi sebagai variabel intervening.

Penelitian ini menggunakan data primer melalui kuisioner yang

dilakukan di PT. Bank “X”. Kuisioner yang disebar berjumlah seratus sepuluh

buah akan tetapi hanya delapan puluh satu yang kembali.

Persamaan penelitian Argo Dwi dengan penelitian ini adalah pada variabel independen yaitu Profesionalisme, selain itu juga terdapat pada variabel dependen yaitu sama-sama meneliti mengenai Efektivitas Pengendalian Internal perusahaan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Argo Dwi yaitu pada variabel independen Pengalaman kerja, dimana peneliti sekarang menggantinya dengan variabel Independensi Auditor Internal. Selain itu peneliti sekarang tidak menggunakan variabel intervening seperti yang dilakukan oleh Argo Dwi. Peneliti sekarang juga menggunakan populasi dan sampel yang berbeda, yaitu pada PDAM Tirta Bumi Sentosa Kebumen.

3. Widia Endang Nurmalasari (2009)

Penelitian yang dilakukan oleh Widia Endang berjudul “Pengaruh Audit Internal terhadap Efektivitas Pelaksanaan Struktur Pengendalian Intern pada

(44)

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di Kabupaten Kuningan Propinsi Jawa

Barat”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa audit internal yang terdiri dari

Independensi, Keahlian Profesional, Lingkup Pekerjaan, Pelaksanaan Pekerjaan Audit, Pengalaman Kerja, Jumlah Staf Audit Internal, Pengelolaan Bagian Audit Internal berpengaruh terhadap Efektivitas Pelaksanaan Struktur Pengendalian Internal.

Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dengan menggunakan kuisioner. Kuisioner yang terkumpul pada penelitian ini berjumlah 27 kuisioner, dimana responden berasal dari unit Satuan Pengawas Internal (SPI) dan karyawan bagian keuangan di BUMD.

Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Widia Endang dengan penelitian ini yaitu terletak pada variabel dependen Efektivitas Pelaksanaan Struktur Pengendalian Internal Perusahaan. Selain itu Independensi dan Profesionalisme juga diteliti sebagai salah satu unsur dari variabel independen oleh Widia Endang, dan akan digunakan oleh peneliti sebagai variabel independen. Perbedaannya yaitu terletak pada teknik analisis, dimana penelitian yang dilakukan oleh Widia Endang hanya menggunakan teknik analisis regresi sederhana, sedangkan peneliti sekarang menggunakan teknik regresi berganda. C. Kerangka Berpikir

Penelitian ini melibatkan 3 variabel yang terdiri dari atas 2 variabel independen, dan satu variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Independensi dan Profesionalisme Auditor Internal, sedangkan variabel

(45)

dependen dalam penelitian ini adalah Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Internal Perusahaan.

1. Pengaruh Independensi Auditor Internal terhadap Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Internal Perusahaan

Dalam tuganya melakukan penilaian terhadap efektivitas struktur pengendalian internal perusahaan, auditor internal dituntut untuk mempunyai sikap independensi yang tinggi. Independensi dalam audit berarti mengambil sudut pandang yang tidak bias (Arens, Elder, dan Beasley. 2008: 111). Independensi pada auditor dapat berhubungan dengan pengungkapan masalah pengendalian internal suatu perusahaan. Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang obyektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya.

Evaluasi struktur pengendalian internal dalam suatu sistem pada dasarnya dilakukan oleh auditor untuk mengetahui berbagai kelemahan pengendalian material dalam sebuah system dan dampak akibat oleh kelemahan yang ditimbulkan. Oleh karena itu dalam melakukan tugasnya, agar opini dan kesimpulan yang nantinya akan diambil tidak bias, independensi sangat penting untuk diterapkan, hal tersebut karena evaluasi terhadap struktur pengendalian internal merupakan kunci utama dalam memastikan keandalan laporan keuangan.

(46)

2. Pengaruh Profesionalisme Auditor Internal terhadap Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Internal Perusahaan

Profesionalisme sangat diperlukan oleh auditor internal dalam menilai efektivitas penerapan struktur pengendalian internal perusahaan. Elemen-elemen dari profesionalisme yaitu ketaatan terhadap kode etik profesional, pengetahuan, ketrampilan, disiplin ilmu, hubungan dan komunikasi antar manusia, serta pendidikan berkelanjutan (Grefita, 2011). Penggunaan sikap profesionalisme memungkinkan auditor untuk dapat mengumpulkan bukti yang akan memberinya dasar yang layak untuk membentuk suatu pendapat dan opini.

3. Pengaruh Independensi dan Profesionalisme Auditor Internal bersama-sama terhadap Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Internal

Independensi diperlukan auditor internal agar opini atau pendapat yang dikeluarkan tidak terdapat bias, sedangkan profesionalisme diperlukan oleh auditor internal agar bukti yang didapatkannya untuk mengeluarkan pendapat bisa memberikannya keyakinan yang layak terhadap sesuatu. Oleh karena itu kedua sikap tersebut sangat diperlukan oleh auditor internal. Selain itu apabila seorang auditor internal mempunyai kedua sifat tersebut, pengendalian internal yang terdapat pada perusahaan dapat berjalan secara efektif. Hal tersebut dikarenakan kelemahan yang ada bisa dengan cepat dideteksi serta pemecahan masalah juga bisa dilakukan dengan segera, sehingga penerapan struktur pengendalian internal berjalan secara efektif.

(47)

D. Pradigma Penelitian

Dari penjelasan kerangka penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat dibuat sebuah pradigma penelitian mengenai penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Pradigma Penelitian Keterangan:

: Pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen

: Pengaruh antara variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Y X1 Independensi H3 X2 Profesionalisme (Variabel Independen)

Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Internal

(Variabel Dependen)

H1

(48)

E. Hipotesis Penelitian

Dari penjelasan kerangka pemikiran dan pradigma penelitian sebelumnya di atas, maka hipotesis penelitian yang diajukan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1 : Independensi Auditor Internal berpengaruh positif terhadap Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Internal Perusahaan.

H2 : Profesionalisme Auditor Internal berpengaruh positif terhadap Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Internal Perusahaan.

H3 : Independensi dan Profesionalisme Auditor Internal secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Internal Perusahaan.

(49)

34 A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PDAM Tirta Bumi Sentosa Kebumen. Penelitian ini mengambil waktu pada tanggal 9 Januari 2015 sampai dengan 19 Januari 2015.

B. Jenis Penelitian

Menurut jenis penelitiannya, penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk menjelaskan suatu fenomena empiris yang disertai data statistik, karakteristik dan pola hubungan antar variabel. Apabila dilihat dari karakteristiknya, penelitian ini termask pada penelitian kausal-komparatif yaitu tipe penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih (Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 2002: 27). Tujuan dari penelitian kausal komparatif adalah untuk mencari jawaban secara mendasar tentang sebab akibat dan menyelidiki hubungan sebab akibat. Pada penelitian ini variabel terikat Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Internal (Y) dipengaruhi oleh variabel bebas Independensi Auditor Internal (X1), dan Profesionalisme Auditor Internal (X2).

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel merupakan atribut seseorang atau obyek yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain. Sedangkan

(50)

operasional didefinisikan sebagai seperangkat petunjuk yang lengkap tentang apa yang harus diamati dan bagaimana mengukur suatu variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Independensi Auditor Internal, Profesionalisme Auditor Internal, dan Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Internal Perusahaan.

1. Varibel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010: 4). Variabel dependen yang digunakan pada penelitian ini adalah Efektivitas Struktur Pengendalian Internal Perusahaan.

Efektivitas struktur pengendalian internal pada penelitian ini diartikan sebagai kemampuan sistem pengendalian internal yang direncanakan dan ditetapkan agar mampu mewujudkan tujuannya yaitu, keandalan laporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, serta efektivitas dan efisiensi operasi. Tercapainya tujuan tersebut diwujudkan dalam bentuk adanya unsur-unsur sistem pengendalian internal dalam pengelolaan perusahaan secara efektif dan efisien (Karina, 2010).

Variabel Efektivitas Struktur Pengendalian Internal diukur dengan menggunakan lima unsur sistem pengendalian internal COSO. Satuan pengukuran yang digunakan adalah Skala Likert. Lima unsur pengendalian internal COSO, yaitu kerangka kerja pengendalian internal yang paling luas diterima di Amerika Serikat, dirancang dan diimplementasikan oleh manajemen untuk memberikan

(51)

kepastian yang layak bahwa tujuan pengendalian akan tercapai (Arens, Elder, dan Beasley, 2008: 376). Lima unsur pengendalian internal tersebut yaitu lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan.

Lingkungan pengendalian terdiri atas tindakan, kebijakan, dan prosedur yang mencerminkan sikap menajemen puncak, para direktur, dan pemilik entitas secara keseluruhan mengenai pengendalian internal serta arti pentingnya bagi entitas tersebut. Penilaian risiko berkaitan dengan tindakan yang dilakukan manajemen untuk mengidentifikasi dan menganalisis risiko-risiko yang relevan dengan penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan GAAP (Generally

Accepted Accounting Principles). Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan

prosedur, selain yang sudah termasuk dalam keempat komponen utama lainnya, yaitu membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan telah diambil untuk menangani risiko guna mencapai tujuan entitas. Informasi dan komunikasi bertujuan adalah untuk memulai, mencatat, memproses, dan melaporkan transaksi yang dilakukan entitasitu serta mempertahankan akuntabilitas aktiva terkait. 2. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2010: 4). Pada penelitian ini terdapat 2 variabel independen, yaitu:

(52)

a. Independensi Auditor Internal

Independensi dalam auditor dapat berhubungan dengan pengungkapan masalah pengendalian internal suatu perusahaan (Zhang Yang, et, al. 2007). Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan objektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya. Auditor tidak hanya harus independen dalam fakta, akan tetapi juga harus independen dalam penampilan. Menurut Arens, Elder, dan Beasley (2008: 111) dalam independensi dibagi menjadi dua, yaitu independensi dalam fakta

(independence in fact) ada apabila auditor senyatanya mampu

mempertahankan sikap tidak bias sepanjang audit, dan independensi dalam penampilan (independence in appearance) adalah hasil dari intepretasi lain atas independensi ini. Oleh karena itu, pada penelitian ini yang menjadi indikator untuk variabel independensi auditor internal adalah independence in

fact, dan independence in appearance. Satuan pengukur yang digunakan

adalah Skala Likert.

b. Profesionalisme Auditor Internal

Profesionalisme adalah suatu atribut individual yang penting tanpa melihat suatu pekerjaan merupakan profesi atau tidak. Profesionalisme dapat dilihat dari kondisi-kondisi kesempurnaan teknik yang dimiliki seseorang melalui dengan pengetahuan yang dimilikinya disertai latihan dan belajar selama bertahun-tahun yang berguna untuk mengembangkan teknik tersebut,

(53)

dan keinginan untuk mencapai kesempurnaan dan keunggulan dibandingkan dengan rekan sejawatnya (Kalbers dan Fogarty (1995)). Variabel profesionalisme mempunyai 5 indikator, yaitu pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kemadirian, keyakinan terhadap profesi, dan hubungan dengan sesama profesi. Satuan pengkur yang digunakan adalah Skala Likert. D. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006: 130). Selain itu menurut Sugiyono (2010: 61), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2010: 61). Populasi penelitian ini adalah karyawan PDAM Tirta Bumi Sentosa Kebumen yang berjumlah 115 (data bagian administrasi umum dan kepegawaian per Januari 2015). Semua populasi diberikan kesempatan untuk mengisi kuisioner untuk medapatkan informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang ada.

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 2006: 131). Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 133) sampel yang diambil haruslah dapat menggambarkan keadaan populasi yang ada, atau dengan kata lain sampel harus representatif. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan convenience sampling. Convenience sampling adalah teknik penentuan sampel dengan preferensi peneliti karena periset memiliki kebebasan untuk memilih siapa saja yang dapat ditemui (Gendro Wiyono, 2011: 88). Oleh karena itu, sampel

(54)

pada penelitian ini yaitu karyawan pada PDAM Tirta Bumi Sentosa Kebumen baik sebagai auditor (yaitu Satuan Pengawas Internal) maupun auditee (karyawan teraudit) yang mudah ditemui.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat ukur yang digunakan dalam melakukan penelitian. Penelitian ini menggunakan instrument angket atau kuisioner. Data dikumpulkan dari para responden dengan menggunakan kuesioner dengan Skala Likert yang nantinya untuk mengukur Independensi Auditor Internal, Profesionalisme Auditor Internal, dan Efektivitas Penerapan Strukur Pengendalian Internal pada PDAM Tirta Bumi Sentosa Kebumen.

1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

No. Variabel Indikator Butir

Pernyataan

a. Independensi Independensi dalam fakta 1,2,3,4,5

Independensi dalam penampilan 6,7,8,9,10

b. Profesionalisme Pengabdian pada profesi 2,1,8

Kewajiban sosial 3,4,7

Kemandirian 5,6

Keyakinan terhadap profesi 11,12

Hubungan dengan sesame profesi 9,10

c. Efektivitas Struktur Pengendalian Internal Lingkungan pengendalian 1,2,3 Penilaian risiko 4,5,6 Aktivitas Pengendalian 7,8,9

Informasi dan komunikasi 10,11,12

(55)

2. Penetapan Skor

Penetapan skor diberikan kepada butir-butir pernyataan penelitian di dalam kuesioner. Pemberian skor terhadap butir-butir pernyataan akan diukur menggunakan skala Likert. Skala likert yang digunakan dalam penelitian ini berdimensi empat seperti yang tertera dibawah ini.

Tabel 2. Penetapan Skor

Indikator Postif

Sangat Setuju 4

Setuju 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian ini menggunakan metode kuisioner. Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2012: 142). Metode ini dianggap mempunyai keuntungan sebagai pengumpul data yang baik. Subjek adalah orang yang paling mengetahui mengenai keadaan dirinya sendiri, apa yang dinyatakan subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya serta intepretasi tentang pernyataan yang diajukan adalah sama dengan yang dimaksudkan oleh peneliti. Setiap pernyataan digunakan untuk mengungkap jawaban-jawaban yang mempunyai makna dalam menguji hipotesis.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang dikumpulkan langsung dari sumber pertama. Data primer penelitian dikumpulkan

(56)

melalui penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan kuisioner yang disebarkan kepada karyawan PDAM Tirta Bumi Sentosa Kebumen.

G. Teknik Analisis Data 1. Uji Instrumen

Instrumen pada sebuah penelitian merupakan kunci dari diperolehnya data yang akurat. Instrumen penelitian yang baik adalah instrumen penelitian yang valid dan reliabel. Dengan digunakannya instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data maka diharapkan hasil penelitian akan valid dan reliabel walaupun instrumen yang digunakan pernah digunakan pada penelitian sebelumnya, karena berbedanya objek yang digunakan.

a. Uji Validitas

Pada penelitian ini, uji validitas dengan melakukan korelasi antara skor butir pertanyaan dengan total secara konstruk. Pengujian untuk menentukan signifikan atau tidak signifikan dengan membandingkan r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = n-2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel (Danang Sunyoto, 2007: 79). Pengujian menggunakan tingat signifikansi 0.05 dengan kriteria pengujian apabila nilai pearson correlation< r tabel maka butir pertanyaan dikatakan tidak valid, dan apabila nilai pearson correlation > r tabel maka butir pertanyaan dikatakan valid. Hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran 7, sedangkan rangkuman hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut:

(57)

Tabel 3. Hasil Uji Validitas Butir Pernyataan

No. Variabel Jumlah Butir Jumlah Valid Jumlah Gugur

1. Independensi 10 9 1

2. Profesionalisme 12 10 2

3. Efektivitas SPI 15 14 1

Sumber: Data primer yang diolah, 2015 b. Uji Reliabilitas

Realibilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dan variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten dari waktu ke waktu.

Pada penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan cara one shot yaitu pengukuran hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan mengukur korelasi antar jawaban dengan menggunakan Cronbach alfa. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach alfa lebih dari 0.60 (Imam Ghozali, 2011: 48).

Tabel 4. Pedoman untuk Memberikan Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0.00-0.199 Sangat Rendah 0.20-0.399 Rendah 0.40-0.599 Sedang 0.60-0.799 Kuat 0.80-1.000 Sangat Kuat Sumber : Sugiyono (2010: 231)

Variabel dikatakan reliabel jika nilai Alpha Cronbach > 0,60 (Bhuono Agung Nugroho, 2005: 72). Berdasarkan hasil analisis dari kuisioner

Gambar

Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Tabel 4. Pedoman untuk Memberikan Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan
Tabel 5. Hasil Rangkuman Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Tabel 7. Karakteristik Responden
+7

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR INTERNAL TERHADAP EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (Survey pada Auditor Internal BUMN yang berkantor pusat di

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar kompetensi dan independensi auditor internal memiliki pengaruh terhadap penerapan prinsip-prinsip

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Profesionalisme dan Independensi Auditor Internal, Terhadap Kualitas Audit pada Inspektorat Kabupaten Takalar.

Untuk meningkatkan independensi auditor internal dapat dilakukan pengawasan lebih lanjut oleh Komite Audit perusahaan untuk mengevaluasi pekerjaan auditor internal

Artinya, Pengendalian audit internal dan Independensi auditor berpengaruh signifikan sebesar 70,1% Berdasarkan penelitian bahwa variable Pengendalian Internal Audit

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Profesionalisme dan Independensi Auditor Internal, Terhadap Kualitas Audit pada Inspektorat Kabupaten Takalar.

Hal ini menunjukkan bahwa kedua variabel bebas yang terdiri dari Independensi dan Profesionalisme berpengaruh terhadap Kualitas Audit Internal sebesar 19,00 %,

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa secara simultan variabel kompetensi, profesionalisme, independensi dan peran auditor internal berpengaruh