(PETROKIMIA GRESIK GROUP) GRESIK
SKRIPSI
Oleh :
Cecilia Dina A 0913215013/FE/EA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
(PETROKIMIA GRESIK GROUP) GRESIK
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syar atan
Dalam Memperoleh Gelar Sar jana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Cecilia Dina A 0913215013/FE/EA
FAKULTAS EKONOMI
DESENTRALISASI TERHADAP SISTEM AKUNTANSI MANAJ EMEN
PADA PT. GRESIK CIPTA SEJ AHTERA
(PETROKIMIA GRESIK GROUP) GRESIK
Oleh:
Cecilia Dina A
0913215013/FE/EA
Telah diper tahankan dihadapan dan diter ima oleh Tim Penguji Sk r ipsi J ur usan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veter an” J awa Timur Pada Tanggal : 25 Mei 2012
Pembimbing Tim Penguji
Pembimbing Utama Ketua
Dr a. Ec. Tituk Diah W, M.Aks Dr s. Ec. Tamadoy Thamr in, MM
Seker tar is
Dr a. Ec. Tituk Diah W, M.Aks
Anggota
Dr a. Ec. Sar i Andayani, M.Aks
Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veter an” J awa Timur
Puji syukur kehadirat Tuhan YME atas segala karunian-Nya yang telah
dilimpahkan kepada penulis , sehingga skripsi ini terselesaikan. Tanpa petunjuk
dan pertolongan-Nya mustahil rasanya penulis dapat menyelesaikan tugas ini
dengan baik.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh oleh
mahasiswa jenjang pendidikan Strata – 1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran “ jawa Timur guna meraih gelar
kesarjanaan.
Tentunya dalam penyusunan skripsi ini ada kesalahan – kesalahan dan
kekurangan yang masih perlu diperbaiki. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan skripsi ini.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah mendapatkan bantuan,
bimbingan, dorongan dan nasehat dari banyak pihak, maka melalui kesempatan
ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sangat dalam
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas
Pembangunan nasional “ Veteran “ Jawa Timur.
2. Bapak Dr. H. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM selaku Dekan Fakultas
4. Ibu Dra. Ec. Tituk Diah W, MAKS, selaku Dosen Pembimbing yang dengan
kesabaran dan ketulusan hati menyediakan waktu untuk memberikan
bimbingan dan pengarahan yang sangat berguna kepada penulis hingga
terselesaikannya skripsi ini.
5. Bapak Hadi Sanyoto, Bapak Erwym Adi S, Bapak Joko Purwanto, Mas Widya
Nanang S, Mas Bagus Adita, selaku pihak PT. Gresik Cipta Sejahtera.
6. Seluruh Dosen dan Staff fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan
Nasional “ Veteran “ Jawa Timur.
7. Bapak dan Ibu beserta keluarga tercinta yang telah memberikan kasih saying,
do’a dan dukungan baik materiil maupun spiritual kepada penulis.
8. Berbagai pihak yang turut membantu dan menyediakan waktu demi
terselesainya skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu – persatu.
Akhir Kata, penulis berharap agar skripsi yang disusun sesuai dengan
kemampuan dan pengetahuan penulis yang terbatas ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang membutuhkan, terutama bagi penulis sendiri.
Surabaya, 30 April 2012
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
ABSTRAKSI ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA ... 7
2.1 Penelitian Terdahulu ... 7
2.1.2 Persamaan dan Perbedaan Peneliti terdahulu ... 9
2.2 Landasan Teori ... 10
2.2.1 Sistem Informasi Akuntansi Manajemen ... 10
2.2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Manajemen ... 10
2.2.1.2 Tujuan Sistem Akuntansi Manajemen ... 11
2.2.1.3 Fungsi Informasi Akuntansi Manajemen ... 12
2.2.2.1 Pengertian Lingkungan ... 17
2.2.2.2 Pengertian Ketidakpastian Lingkungan ... 23
2.2.2.3 Tipe-tipe Ketidakpastian Lingkungan ... 24
2.2.2.4 Sebab-sebab Ketidakpastian lingkungan ... 26
2.2.3 Desentralisasi ... 26
2.2.3.1 Pengertian desentralisasi ... 26
2.2.3.2 Manfaat Desentralisasi ... 28
2.2.3.3 Alasan-alasan Melakukan Desentralisasi ... 29
2.2.3.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Desentralisasi ... 31
2.2.3.5 Keuntungan Desentralisasi ... 31
2.2.3.6 Kelemahan-kelemahan Desentralisasi ... 34
2.2.4 Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan Terhadap Sistem Akuntansi Manajemen ... 34
2.2.5 Pengaruh Desentralisasi Terhadap Sistem Akuntansi Manajemen ... 35
2.3 Kerangka Pikir ... 36
2.4 Hipotesis ... 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 38
3.2 Teknik Penentuan Sampel ... 40
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 43
3.3.1 Jenis Data ... 43
3.3.2 Sumber Data ... 43
3.3.3 Pengumpulan Data ... 43
3.4 Uji Kualitas Data ... 44
3.4.1 Uji Validitas, Uji Realibilitas, Uji Normalitas ... 44
3.4.1.1 Uji Validitas ... 44
3.4.1.2 Uji Realibilitas ... 45
3.4.1.3 Uji Normalitas ... 46
3.4.2 Uji Asumsi Klasik ... 47
3.4.3 Teknik Analisis ... 48
3.4.4 Uji Hipotesis ... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 51
4.1.1 Sejarah Singkat PT. Gresik Cipta Sejahtera ... 51
4.1.2 Lokasi Perusahaan ... 52
4.1.3 Visi dan Misi ... 52
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 66
4.2.1 Rekapitulasi Jawaban Variabel Ketidakpastian Lingkungan (X1) ... 66
4.2.2 Rekapitulasi Jawaban Variabel Desentralisasi (X2) ... 68
4.2.3 Rekapitulasi Jawaban Variabel Sistem Akuntansi Manajemen (Y) ... 69
4.3 Uji Kualitas data 4.3.1 Uji Validitas ... 70
4.3.1.1 Uji Validitas Variabel Ketidalpastian Lingkungan (X1) ... 70
4.3.1.2 Uji Validitas Desentralisasi (X2) ... 72
4.3.1.3 Uji Validitas Variabel Sistem Akuntansi Manajemen (Y) ... 73
4.3.2 Uji Realibilitas ... 74
4.3.3 Uji Normalitas ... 75
4.4 Analisis dan uji Hipotesis ... 76
4.4.1 Uji Asumsi Klasik ... 76
4.4.2 Penentuan Persamaan Regresi ... 77
4.4.3 Uji Hipotesis ... 79
4.4.3.1 Uji F ... 79
4.5.1 Implikasi Penelitian ... 82
4.5.2 Perbedaan Hasil Penelitian Terdahulu ... 84
4.5.3 Keterbatasan Penelitian ... 85
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 86
5.1 Kesimpulan ... 86
5.2 Saran ... 86
DAFTAR PUSTAKA
TABEL 1.1 Persamaan dan Perbedaan Peneliti Tedahulu ... 9
TABEL 4.1 Rekapitulasi Jawaban Variabel Ketidakpastian Lingkungan
(X1) ... 67
TABEL 4.2 Rekapitulasi Jawaban Variabel Desentralisasi (X2) ... 68
TABEL 4.3 Rekapitulasi Jawaban Variabel Sistem Akuntansi
Manajemen (Y) ... 69
TABEL 4.4 Hasil Uji Validitas Variabel Ketidakpastian Lingkungan
(X1) Putaran Ke-1 ... 71
TABEL 4.5 Hasil Uji Validitas Variabel Ketidakpastian Lingkungan
(X1) Putaran Ke-2 ... 71
TABEL 4.6 Hasil Uji Validitas Variabel Desentralisasi (X2) Putaran
Ke-1 ... 72
TABEL 4.7 Hasil Uji Validitas Variabel Desentralisasi (X2) Putaran
Ke-2 ... 73
TABEL 4.8 Hasil Uji Validitas Variabel Desentralisasi (X2) Putaran
Ke-3... 73
TABEL 4.9 Hasil Uji Validitas Variabel Sistem Akuntansi Manajemen
(Y) ... 74
TABEL 4.10 Hasil Uji Reliabilitas ... 75
TABEL 4.14 Persamaan Regresi ... 78
TABEL 4.15 Uji F... 80
TABEL 4.16 Koefisien Determinasi ... ... 81
TABEL 4.17 Uji T ...…. 81
GAMBAR 1 Kerangka Pikir ... 36
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian
Lampiran 2. Data Hasil Penyebaran Kuesioner
Lampiran 3A. Output Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel
Ketidakpastian Lingkungan Putaran ke-1
Lampiran 3B. Output Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel
Ketidakpastian Lingkungan Putaran ke-2
Lampiran 4A. Output Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel
Desentralisasi Putaran ke-1
Lampiran 4B. Output Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel
Desentralisasi Putaran ke-2
Lampiran 4C. Output Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Desentralisasi
Putaran ke-3
Lampiran 5. Output Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Sistem Akuntansi
Manajemen
Lampiran 6. Input Regresi Linier Berganda
Lampiran 7. Output Uji Normalitas
(PETROKIMIA GRESIK GROUP)
GRESIK
Oleh
Cecilia Dina Adhikaputr i
ABSTRAKSI
Dalam dunia bisnis revolusi teknologi menyebabkan perubahan yang luar biasa dalam persaingan, produksi, pemasaran dan pengelolaan sumber daya manusia. Hal ini terjadi karena lingkungan bisnis telah mengalami perubahan yang ditandai dengan meningkatnya kondisi ketidakpastian lingkungan. Kondisi tingkat ketidakpastian lingkungan yang tinggi akan menyebabkan kesulitan dalam kegiatan perencanaan dan kontrol dan akan mempengaruhi tingkat informasi yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan. Informasi memiliki nilai yang potensial, karena dapat memberikan kontribusi langsung dalam menentukan pilihan, dapat meningkatkan pemahaman manajer terhadap dunia nyata serta dapat mengidentifikasikan aktivitas yang relevan. Dengan adanya informasi sistem akuntansi manajemen dapat memudahkan para manajer atau eksekutif untuk mengontrol biaya, mengukur dan meningkatkan produktivitas. Adanya peran Sistem Akuntansi Manajemen dalam membantu manajer dalam mengatur secara langsung tugas-tugas dan pemecahan masalah-masalah yang dihadapi. PT. Gresik Cipta Sejahtera merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang manufacturing yang dimana perusaan ini membutuhkan suatu Sistem desentralisasi yang merupakan suatu pendelegasian wewenang dan tanggung jawab kepada para manajer lebih rendah.
Untuk penentuan sampel dalam penelitian ini digunakan teknik purposive sampling. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 34, kriterianya adalah kepala devisi, kepala bagian, kepala seksi dan kepala regu pada PT.Gresik Cipta Sejahtera. Sumber data diperoleh dari penyebaran kuesioner, kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis Regresi Linier Berganda.
Dari hasil pengujian diperoleh kesimpulan bahwa ketidakpastian lingkungan dan desentralisasi memiliki pengaruh nyata terhadap sistem akuntansi manajemen
1.1. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini revolusi teknologi telah melanda segala bidang
kegiatan manusia di dunia ini. Dalam dunia bisnis khususnya, revolusi
teknologi tersebut menyebabkan perubahan yang luar biasa dalam
persaingan, produksi, pemasaran dan pengelolaan sumber daya manusia.
Sifat persaingan yang tajam tersebut akan menjadi masalah yang serius bagi
perusahaan, hal ini terjadi karena lingkungan bisnis telah mengalami
perubahan yang ditandai dengan meningkatnya kondisi ketidakpastian
lingkungan.
Kondisi tingkat ketidakpastian lingkungan yang tinggi akan
menyebabkan kesulitan dalam kegiatan perencanaan dan kontrol dan akan
mempengaruhi tingkat informasi yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan.
Perbedaan struktur organisasional akan mengakibatkan terjadinya
perbedaan dalam kebutuhan akan informasi karena tugas dan tanggung
jawab yang dihadapi berbeda, oleh karena itu yang harus disediakan dengan
sistem penyedia informasi yang diperlukan dalam suatu perusahaan, dalam
kondisi seperti tersebut diatas, informasi akan menjadi komoditi yang sangat
berguna bagi perusahaan dalam kegiatan perencanaan, kontrol dan
pembuatan keputusan. Informasi memiliki nilai yang potensial, karena dapat
meningkatkan pemahaman manajer terhadap dunia nyata serta dapat
mengidentifikasikan aktivitas yang relevan (Prasetyo 2002:120).
Persaingan bisnis yang meningkat dewasa ini menuntut perusahaan
untuk memanfaatkan kemampuan yang ada semaksimal mungkin agar
unggul dalam persaingan. Perusahaan sebagai suatu organisasi bisnis
merupakan lembaga yang menyediakan barang dan jasa yang diperlukan
oleh masyarakat, sebagai suatu lembaga penghasil barang dan jasa maka
perusahaan mempunyai tujuan utama yaitu untuk memperoleh laba yang
sebesar-besarnya sesuai dengan pertumbuhan perusahaan jangka panjang
guna menjaga kelangsungan hidup perusahaan.
Untuk memudahkan pencapaian tujuan tersebut maka suatu
perusahan membutuhkan adanya manajemen, karena tanpa manajemen
semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit, dalam hal
ini manajemen merupakan proses membuat perencanaan,
mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan berbagai usaha dari
anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk
mencapai sasaran, oleh karena itu manajemen perlu memiliki kemampuan
untuk melihat dan menggunakan peluang, mengidentifikasi masalah, dan
menyelesaikan serta mengimplementasikan proses adaptasi dengan tepat.
Manajemen juga berkewajiban mempertahankan kelangsungan hidup serta
mengendalikan organisasi hingga tujuan yang diharapkan tercapai.
Sistem informasi organisasi dalam situasi lingkungan dan bentuk
hanya terbatas pada informasi keuangan internal organisasi dengan
menggunakan data keuangan historis (historical data). Peranan dari sistem
akuntansi manajemen dalam membantu manajer memberikan arahan serta
mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam suatu organisasi telah
menyebabkan evolusi yang besar dalam implementasi sitem akuntansi
manajemen, hal ini membutuhkan data eksternal dan data bukan keuangan
yang menekankan kepada pemasaran, inovasi produk, perencanaan stratejik
dan informasi yang berguna dalam mengambil keputusan, semakin tingginya
tingkat persaingan di pasaran perdagangan yang disebabkan oleh
penggunaan teknologi produksi yang modern, deregulasi ekonomi dan
penswastaan perusahaan-perusahaan yang dimiliki oleh pemerintah,
menyebabkan para pengambil keputusan merasakan bahwa penggunaan
sistem akuntansi manajemen sangat penting.
Disamping persaingan yang bersifat global, turun naik nilai mata
uang merupakan faktor-faktor penting dalam mempertimbangkan penerapan
sistem akuntansi manajemen, hal ini disebabkan oleh sistem akuntansi
manajemen dapat menyediakan informasi yang terbaru serta mampu
mengikuti perkembangan keadaan perdagangan yang sedang berlangsung.
Informasi sistem akuntansi manajemen dapat memudahkan
pengguna (para manajer atau eksekutif) untuk mengontrol biaya, mengukur
dan meningkatkan produktivitas, dan dapat pula memberikan dukungan
terhadap prows produksi (johnson & Kaplan, 1987). Hal ini sudah tentu
sistem akuntansi manajemen dalam keadaan tingkat perubahan lingkungan
yang tidak menentu. Secara konvensional, selain SAM hanya terbatas pada
informasi keuangan internal organisasi dengan menggunakan data historis.
Disamping itu, meningkatnya peran SAM dalam membantu manajer dalam
mengatur secara langsung tugas-tugas dan pemecahan masalah-masalah
yang dihadapi, SAM memungkinkan untuk menghasilkan evolusi yang besar
dalam penyediaan informasi-informasi penting dalam mengambil keputusan
data eksternal dan data bukan keuangan, yang diperlukan oleh pembuat
keputusan adalah data yang mencakup informasi tentang pemasaran, inovasi
produk dan strategi perencanaan. Selain itu, data tersebut dapat digunakan
untuk memprediksi keadaan yang akan terjadi di masa yang akan datang dan
sekaligus dapat membuat keputusan. Banyak penelitian yang dilakukan
untuk menguji sejauh mana perkembangan penggunaan tersebut dirasakan
sangat bermanfaat bagi manajer (Chenhall & Morris, 1986).
Sistem desentralisasi merupakan pendelegasian wewenang dan
tanggung jawab kepada para manajer lebih rendah. Tingkat pendelegasian
menunjukan seberapa jauh manajemennya yang lebih tinggi mengizinkan
manajemen yang lebih rendah untuk membuat kebijakan secara independen
artinya pendelegasian yang diberikan kepada manajemen yang lebih rendah
PT. Gresik Cipta Sejahtera merupakan salah satu perusahaan di
lingkungan PT. Petrokimia Gresik Group yang sahamnya dimiliki oleh
Yayasan Petrokimia Gresik (YPG) dan Koperasi karyawan Keluarga Besar
Petrokimia Gresik (K3PG). PT. Gresik Cipta Sejahtera adalah perusahaan
yang bergerak dibidang manufaktur. Bidang usaha yang dijalankan adalah
distributor pupuk, bahan kimia, dan pestisida.
Dan dari uraian diatas maka dapatlah menjadi gambaran umum
penerapan sistem akuntansi manajemen juga dilakukan pada PT. Gresik
Cipta Sejahtera (Petrokimia Gresik Group). Maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul “ Pengar uh Ketidakpastian
Lingkungan dan Desentr alisasi Terhadap Sistem Akuntansi
Manajemen Pada PT. Gr esik Cipta Sejahter a (Petr okimia Gr esik
Gr oup) “.
1.2. Per umusan Masalah
Berdasarkan penjelasan dari latar belakang diatas, maka perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah ketidakpastian lingkungan berpengaruh terhadap sistem
akuntansi manajemen Pada PT. Gresik Cipta Sejahtera (Petrokimia
Group) Gresik ?
2. Apakah Desentralisasi berpengaruh terhadap sistem akuntansi
manajemen Pada PT. Gresik Cipta Sejahtera (Petrokimia Group)
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan permasalahan yang telah
dikemukakan diatas secara garis besar penelitian ini bertujuan untuk
menguji dan meneliti secara empiris pengaruh ketidakpastian lingkungan
dan desentralisasi terhadap sistem akuntansi manajemen.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat ganda,
disamping bermanfaat secara teoritis juga mempunyai manfaat praktis.
Adapun manfaat penelitian ini dapat bermanfaat bagi :
1. Bagi Peneliti
Memberi gambaran secara realistis tentang permasalahan dalam
hubungannya dengan ilmu pengetahuan yang pernah penulis pelajari
sehingga akan membuka wawasan berpikir dalam praktek dunia usaha.
2. Bagi Per usahaan
Memberikan informasi yang bermanfaat untuk pertimbangan dalam
meningkatkan kinerja perusahaan agar lebih produktif dan efisien
dimasa yang akan datang.
3. Bagi Akademis
Dapat digunakan sebagai bahan acuan dasar penelitian sejenis yang
mungkin dapat diterapkan pada perguruan tinggi dimasa yang akan
2.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang
dapat dipakai sebagai bahan masukan yang berkaitan dengan penelitian ini
telah dilakukan oleh :
A.Kir mizi Ritonga & Yuser r ie Zainuddin ( 2002 )
a. Judul :
Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan terhadap Penerapan Sistem
Akuntansi Manajemen: Struktur Organisasi sebagai Faktor Moderasi.
b. Permasalahan :
Apakah ketidakpastian lingkunagan perpengaruh terhadap sistem
akuntansi manajemen.
c. Kesimpulan :
Bahwa pengaruh persepsi ketidakpastian lingkungan terhadap ciri-ciri
informasi (cakupan luas, tepat baktu dan pengumpulan) sistem
akuntansi manajemen tidak semuanya bisa dimoderasi oleh
B.Aida Ainul Mar diyah & Gudono ( 2001 )
a. Judul :
Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan dan Desentralisasi terhadap
Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen.
b. Permasalahan :
Apakah ada pengaruh antara interaksi ketidakpastian lingkungan
dengan desentralisasi terhadap karakteristik masing-masing informasi
system akuntansi manajemen yaitu broad scope, timeliness, agregasi,
dan integrasi.
c. Kesimpulan :
bahwa tingkat ketidakpastian tinggi, maka dibutuhkan desentralisasi
yang semakin andal agar dapat meningkatkan karakteristik informasi
system akuntansi manajemen.
C.Nur naeni ( 2009 )
a. Judul :
Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan dan Desentralisai terhadap
Sitem Akuntansi Manajemen
b. Permasalahan :
Apakah terdapat pengaruh ketidakpastian lingkungan dan
c. Kesimpulan :
1. Ketidakpastian lingkungan berpengaruh nyata terhadap SAM
dengan tingkat signifikan dibawah 5%.
2. Desentralisasi tidak berpengaruh nyata terhadap SAM dengan
tingkat signifikan diatas 5%.
2.1.2. Per samaan dan Per bedaan Peneliti Terdahulu
Tabel 1 : Persamaan dan perbedaan Peneliti Terdahulu
Sumber : Peneliti
No Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel
1. Kirmizi Ritonga dan Yuserrie Zainuddin (2002)
Pengaruh Ketidaktentuan
Lingkungan Terhadap
Penerapan Sistem Akuntansi
Manajemen: Struktur
Organisasi Sebagai Faktor Moderasi.
X1 : Persepsi
Ketidaktentuan Lingkungan X2 : Wewenang X3 : Formalisasi
Y : Sistem Akuntansi Manajemen.
2. Aida Ainul
Mardiyah dan Gudono (2001)
Pengaruh Ketidakpastian
Lingkungan dan Desentralisasi Terhadap Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen
X1 : Ketidakpastian
Lingkungan X2 : Desentralisasi
Y : Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen 3. Nurnaeni
(2009)
Pengaruh Ketidakpastian
Lingkungan dan Desentralisasi Terhadap Sistem Akuntansi Manajemen
X1 : Ketidakpastian
Lingkungan X2 : Desentralisasi
Y : Sistem Akuntansi Manajemen
4. Cecilia Dina A
(2011)
Pengaruh Ketidakpastian
Lingkungan dan Desentralisasi Terhadap Sistem Akuntansi Manajemen Pada PT. Gresik Cipta Sejahtera (Petrokimia Group) Gresik
X1 : Ketidakpastian
Lingkungan X2 : Desentralisasi
2.2. Landasan Teor i
2.2.1. Sistem Infor masi Akuntansi Manajemen
2.2.1.1. Penger tian Sistem Infor masi Akuntansi Manajemen
Seiring dengan kemajuan teknologi digunakan oleh badan
usaha dunia informasi pun mengalami perkembangan yang pesat.
Informasi adalah kunci sukses di dalam pengendalian badan usaha.
Kemajuan ini dapat dilihat baik dari segi peningkatan intelektual sumber
daya yang mengolah informasi serta ketepatan waktu dalam
menyajikannya. Penggunaan yang menggunakan komputerisasi
membantu pengolahan menjadi tepat dan teliti.
Menurut Hansen & Mowen (1997:4) sistem informasi
akuntansi manajemen (management accounting information system) adalah sistem informasi yang menghasilkan keluaran (output) dengan menggunakan (input) dan memprosesnya untuk mencapai tujuan khusus manajemen.
Menurut Chia (1995) dalam Ritonga dan Zainuddin (2002:105)
menyatakan bahwa sitem akuntansi manajemen adalah suatu mekanisme
pengawasan organisasi yang dapat memudahkan pengawasan dengan
cara membuat laporan dan menciptakan tindakan-tindakan yang nyata
terhadap penilaian kinerja dari setiap komponen-komponen dalam sebuah
organisai.
Menurut Nazaruddin (1998) dalam Prasetyo (2002:122) sistem
serta merupakan alat yang efektif dalam menyediakan informasi yang
berguna untuk memprediksi konsekuensi yang mungkin terjadi dari
berbagai alternatif aktivitas yang dapat dilakukan.
Menurut Atkinson (1995) dalam Prasetyo (2002:122)
menyatakan bahwa sistem akuntansi manajemen adalah sistem informasi
yang mengumpulkan data operasional dan finansial, memprosesnya,
menyimpannya dan melaporkan kepada pengguna.
Dari semua pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa
sistem akuntansi manajemen adalah suatu informasi data operasional,
finansial yang diproses dan akan mengahasilkan suatu produk informasi
akuntansi manajemen.
2.2.1.2. Tujuan Sistem Ak untansi Manajemen
Sistem informasi akuntansi manajemen tidak terikat oleh suatu
kriteria formal yang menjelaskan sifat dari masukan atau atau
proses-bahkan keluarnya. Kriteria tersebut fleksibel dan berdasarkan pada tujuan
yang hendak dicapai manajemen.
Menurut Hansen & Mowen (1997:4) sistem akuntansi
manajemen mempunyai tiga tujuan utama, yaitu :
1. Untuk menyediakan informasi yang digunakan dalam penghitungan
biaya jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen.
2. Untuk menyediakan informasi yang digunakan dalam perencanaan,
3. Untuk menyediakan informasi yang berguna dalam pengambilan
keputusan.
Ketiga tujuan ini mengungkapkan bahwa manajer dan
pengguna lainnya membutuhkan informasi akuntansi manajemen dan
perlu mengetahui bagaimana cara menggunakannya. Informasi
akuntansi manajemen dapat membantu manajer mengidentifikasi
suatu masalah, menyelesaikan masalah, dan mengevaluasi kinerja
(informasi akuntansi dibutuhkan dan digunakan dalam semua lingkup
manajemen, meliputi perencanaan, pengendalian dan pengambilan
keputusan).
2.2.1.3. Fungsi Infor masi Akuntansi Manajemen
Menurut Munawir (2002:5) informasi akuntansi yang
dipersiapkan khusus untuk membantu manajemen dinamakan
management accounting information. Informasi tersebut dapat digunakan dalam melaksanakan tiga fungsi utama manajemen yaitu :
1. Perencanaan (planning)
Dibuat oleh semua tingkatan manajemen dalam semua organisasi,
yang merupakan proses penentuan apa yang akan dilakukan di masa
depan. Perencanaan berkaitan dengan pembuatan keputusan tentang
alternative yang akan dipilih. Keputusan dibuat dengan
a. Pengakuan bahwa ada suatu masalah atau kesempatan yang
perlu dipecahkan atau ditangani.
b. Identifikasi alternatif-alternatif pemecahan terhadap masalah
atau kesempatan tersebut.
c. Penganalisaan dampak atau konsekuensi dari tiap-tiap
alternatif.
d. Membandingkan dampak atau konsekuensi dari tiap-tiap
alternatif untuk menentukan atau memilih alternatif yang
terbaik.
2. Implementasi atau koordinasi
Rencana memerlukan supervise dari manajer yang bersangkutan.
Tanggung jawab manajemen adalah melaksanakan rencana yang telah
dibuat dan mengubah rencana tersebut untuk disesuaikan dengan
kondisi baru, jika situasi berubah yang tidak diduga sebelumnya dan
berdampak pada lebih dari satu bagian dalam organisasi, maka
manajer-manajer yang terpengaruh tersebut harus mengkoordinasikan
responnya, karena pada waktu awal penyusunan perencanaan
dikoordinasikan maka jika terjadi perubahan-perubahan tersebut juga
dikoordinasikan.
3. Pengendalian
Suatu proses yang dilaksanakan untuk mendapatkan jaminan yang
benar sehingga tujuan atau kondisi yang telah direncanakan
sebelumnya akan dapat dicapai atau dipertahankan.
2.2.1.4. Kar akter istik Sistem Ak untansi Manajemen
Hasil penelitian Chenhall dan Moris (Mardiyah & Gudono,
2001:7) ditemukan bukti empiris mengenai karakteristik informasi yang
bermanfaat menurut persepsi para manajerial terdiri dari broadscope, timeliness, aggregate, integrated. Informasi akuntansi manajemen yang handal mengacu pada semakin tingginya tingkat ketersediian informasi
yang memiliki ciri-ciri yang telah diteliti oleh Chenhall dan Morris
(1986) sebelumnya. Karakteristik informasi akuntansi manajemen
menurut penelitian tersebut adalah :
1. Informasi Broadscope Sistem Akuntansi Manajemen
Informasi broadscope adalah informasi yang memperhatikan dimensi
fokus, time horizon, dan kuantifikasi (Gordon dan Narayana, 1984).
Informasi broadscope memberikan informasi tentang faktor-faktor
eksternal maupun internal perusahaan, informasi non ekonomi,
estimasi kejadian yang mungkin terjadi di masa akan datang dan
informasi yang berhubungan dengan aspek-aspek lingkungan
(chenhall dan Morris, 1986)
2. Informasi Timeliness Sistem Akuntansi Manajemen
Ketepatan waktu menunjukan rentang waktu antara permohonan
pelaporan informasi. Informasi tepat waktu akan mempengaruhi
kemampuan manajer dalam merespon setiap kejadian atau
permasalahan. Apabila informasi tersebut tidak disampaikan
permasalahan. Apabila informasi tersebut tidak disampaikan dengan
tepat waktu akan menyebabkan informasi tersebut kehilangan nilai
dalam mempengaruhi kualitas keputusan. Informasi tepat waktu juga
akan mendukung para manajer menghadapi ketidakpastian lingkungan
yang semakin komplek, kondisi organisasi akan memerlukan
dukungan dari informasi tepat waktu.
3. Informasi Aggregasi Sistem Akuntansi Manajemen
Informasi agregasi merupakan informasi yang memperhatikan
penerapan bentuk kebijakan formal atau model analitikal informasi
hasil akhir yang didasarkan pada waktu (misal: bulanan, kuartal).
Informasi yang teragregasi dengan tepat akan memberikan masukan
pendukung dalam proses pengambilan keputusan, karena waktu yang
dibutuhkan untuk mengevaluasi informasi lebih sedikit dibandingkan
dengan informasi tak teragregasi.
4. Informasi Intergrasi Sistem Akuntansi Manajemen
Informasi terintegritas dari sistem akuntansi manajemen
mencerminkan bahwa terdapat koordinasi antar segmen sub-unit yang
satu dengan lainnya. Informasi integrasi mencakup aspek seperti
ketentuan target atau aktivitas yang dihitung dari proses interaksi antar
ataupun ketergantungan sub-unit satu dengan sub-unit yang lainnya
akan tercerminkan dalam informasi integrasi (Mardiyah dan Gudono,
2001:8).
Kesimpulan yang dapat diambil adalah informasi
terintegrasi bermanfaat bagi manajer ketika mereka dihadapkan untuk
melakukan decision making yang mungkin akan berpengaruh pada sub-unit lainnya. Informasi ini juga menunjukkan sifat transparasi
informasi dari masing-masing manajer.
2.2.1.5. Tipe Infor masi Akuntansi Manajemen
Menurut Munawir (2002:305) pada dasarnya ada tiga tipe
informasi akuntansi manajemen yaitu :
1. Informasi akuntansi penuh
Informasi akuntansi penuh mencakup informasi mengenai biaya,
pendapaan, dan aktiva baik informasi historis maupun informasi masa
depan. Informasi biaya penuh mengukur biaya langsung dan biaya
tidak langsung untuk setiap produk, segmen, divisi, atau aktivitas
tertentu) baik informasi biaya masa lalu atau informasi biaya masa
depan yang diprediksi, sehingga bermanfaat untuk penyusunan
laporan keuangan dan penyusunan program atau keputusan lainnya.
2. Informasi akuntansi diferensial
manajemen untuk pengambilan keputusan memilih salah satu
alternative tindakan yang terbaik. Penentuan biaya masa lalu hanya
sebagai landasan untuk melakukan prediksi.
3. Informasi akuntansi pertanggung jawaban
Informasi akuntansi pertanggungjawaban adalah biaya, pendapatan,
laba dan investasi yang terjadi pada suatu pusat pertanggungjawaban,
yaitu suatu unit organisasi yang dipimpin oleh manajer yang
bertanggung jawab atas unit yang dipimpinnya, yang pada umumnya
terdiri dari pusat biaya, pusat pendapatan, pusat laba, dan pusat
investasi. Informasi pertanggungjawaban masa lalu digunakan untuk
menilai prestasi atau kinerja manajer pusat pertanggungjawaban,
sekaligus untuk memotivasi manajer yang bersangkutan. Sedangkan
informasi masa depan digunakn dalam proses perencanaan khususnya
dalam proses penyusunan anggaran tahunan
2.2.2. Ketidakpastian Lingk ungan
2.2.2.1.Penger tian Lingkungan
Menurut Duncan (1972) dalam Prasetyo (2002:122)
mendefinisikan lingkungan sebagai seluruh factor social dan fisik yang
secara langsung mempengaruhi pembuatan keputusan orang-orang dalam
organisasi.
Menurut Robbins dan Coulter (1999:86) istilah lingkungan
organisasi itu. Sesuai dengan keberadaannya lingkungan dibedakan
menjadi dua, yaitu :
1. Lingkungan Umum
Lingkungan umum mencakup segala sesuatu di luar organisasi itu.
Lingkungan umum itu mencakup keadaan-keadaan yang dapat
mempengaruhi organisasi tersebut tetapi yang relevansinya tidak jelas,
misalnya :
a. Kondisi Ekonomi
Tingkat suku bunga, laju inflasi, perubahan-perubahan dalam
pendapatan yang dapat dibelanjakan, indeks pasar saham dan
tahap siklus bisnis umum merupakan factor ekonomi dalam
lingkungan umum yang dapat mempengaruhi praktek-praktek
manajemen dalam sebuah organisasi.
b. Kondisi Politik
Keadaan politik mencakup stabilitas umum negara-negara
dimana organisasi beroperasi dan sikap-sikap khusus yang
dimiliki oleh pejabat-pejabat pemerintah terpilih terhadap
dunia usaha.
c. Kondisi Sosial
Manajet-manajer harus menyelesaikan praktik mereka dengan
harapan masyarakat yang berubah-ubah dimana mereka
berkerja. Sewaktu nilai, kebiasaan dan cita rasa berubah
tawaran produk maupun jasa mereka dan kebijakan operasi
internal mereka.
d. Global
Globalisasi merupakan salah satu faktor penting yang
mempengaruhi para manajer dan organisasi. Sebagai bagian
dari lingkungan luar, para manajer perusahaan besar maupun
kecil ditantang oleh meningkatnya jumlah pesaing-pesaing
global dan pasar-pasar konsumen.
e. Kondisi Teknologi
Kita hidup dalam zaman perubahan teknologi. Lingkungan
teknologi mempengaruhi organisasi misalnya saja dalam
mendesain kantor. Kantor-kontor praktis telah menjadi pusat
komunikasi. Para manajer sekarang dapat menghubungkan
komputer, telepon, fotocopy, mesin-mesin fax, penyimpanan
arsip dan kegiatan-kegiatan kantor mereka lainnya menjadi
sebuah sistem terpadu. Sungguh, banyak organisasi
menggunakan internet (system komunikasi internal yang
menggunakan teknologi internet dan dapat di akses hanya oleh
para karyawan organisasi tersebut) guna membantu para
karyawan mengerjakan tugas mereka secara efektif dan
efisien. Bagi para manajer di semua organisasi,
kemajuan-kemajuan teknologi ini berarti kemampuan mengambil
2. Lingkungan Khusus
Lingkungan khusus adalah bagian lingkungan yang secara langsung
berkaitan dengan penempatan sasaran-sasaran sebuah organisasi.
Lingkungan khusus terdiri atas pendukung-pendukung yang sangat
penting yang dapat mempengaruhi efektifitas organisasi tersebut.
Setiap lingkungan khusus organisasi bersifat dapat berubah-ubah
bersama dengan keadaan lazimnya, lingkungan tersebut akan
mencakup kelompok yang mempunyai kepentingan khusus, seperti :
a. Pemasok-pemasok
Apabila kita merenungkan pemasok-pemasok sebuah organisasi,
lazimnya kita membayangkan perusahaan-perusahaan yang
menyediakan bahan-bahan dan peralatan. Tetapi, istilah
pemasok-pemasok mencakup pula penyedia masukan keuangan dan tenaga
kerja. Pemegang saham, bank, perusahaan asuransi, dana-dana
pension, dan lembaga-lembaga serupa lain yang diperlukan untuk
menjamin kelangsungan pasokan modal terus-menerus.
b. Pelanggan-pelanggan
Organisasi-organisasi itu ada untuk memenuhi kebutuhan para
pelanggan. Para pelanggan/klienlah yang menyerap keluaran
organisasi pemerintah. Pelanggan-pelanggan jelas merupakan
kemungkinan ketidakpastian bagi sebuah organisasi. Citarasa
pelanggan dapat berubah. Mereka dapat menjadi tidak puas dengan
menghadapi ketidakpastian yang jauh lebih besar sebagai akibat
pelanggan-pelanggan mereka dari pada organisasi-organisasi lain.
c. Pesaing-pesaing
Semua organisasi, sekalipun yang monopoli, mempunyai satu
pesaing atau lebih. Para manajer tidak boleh mengabaikan
persaingan. Apabila mereka mengabaikannya, mereka akan
membayar mahal. Misalnya, banyak masalah yang timbul di
perusahaan kereta api sejak 1940-an hingga 1970-an, disebabkan
oleh kegagalan mereka untuk memahami siapa pesaing-pesaing
mereka. Mereka beranggapan bahwa mereka berada dalam bisnis
kereta api padahal sebetulnya mereka berada dalam bisnis
transportasi. Truk, kapal laut, transportasi udara dan bus serta
mobil pribadi semuannya merupakan pesaing kereta api ini. Contoh
ini mengilustrasikan bahwa pesaing-pesaing dalam rangka harga,
jasa-jasa yang ditawarkan, produk-produk yang dikembangkan, dan
semacamnya merupakan suatu kekuatan penting lingkungan yang
harus dipantau oleh para manajer dan yang harus siap mereka
tanggapi.
d. Pemerintah
Pemerintah setempat mempengaruhi apa yang dapat dan tidak
dapat dilakukan oleh organisasi-organisasi. Terlebih dengan adanya
memperluas dan memodifikasi banyak pedoman dan peraturan
serta perundang-undangan dalam bidang perekonomian.
e. Kelompok-kelompok Penekan
Para manajer harus menyadari kelompok-kelompok keputusan
khusus seperti lembaga-lembaga yang melindungi hak-hak
konsumen yang berusaha untuk mempengaruhi tindakan-tindakan
organisasi tersebut. Misalnya kelompok-kelompok aksi yang
dilakukan oleh warga Amerika serikat yang telah berhasil menekan
penerbit-penerbit buku sejarah Amerika untuk sekolah dasar
maupun sekolah menengah mengubah isi yang dirasakan
menyakitkan hati anggota kelompok-kelompok tersebut.
Sebagaimana telah kita ketahui, organisasi-organisasi itu bukanlah
mencakup diri sendiri atau memenuhi kebutuhannya sendiri.
Mereka berinteraksi dengan dan dipengaruhi oleh lingkungannya.
Organisasi-organisasi tergantung pada lingkungan mereka sebagai
sumber masukan-masukan dan sebagai penerima pengeluaran
berinteraksi dengan dan dipengaruhi oleh lingkungannya. Dengan
demikian pemasok, pelanggan, badan pemerintah,
kelompok-kelompok masyarakat tertentu, dan pendukung-pendukung serupa
2.2.2.2. Penger tian Ketidakpastian lingkungan
Menurut Duncan (1972) dalam ritonga & Zainuddin (2002:105)
mengidentifikasikan ketidaktentuan lingkungan adalah sebagai totalitas
faktor sosial dan fisik yang diperhitungkan atau dipertimbangkan dalam
sikap mengambil keputusan dari setiap individu-individu dalam
organisasi.
Kemudian Duncan melanjutkan bahwa ketidakpastian lingkungan itu
dapat didefinisikan sebagai :
1. Kurangnya informasi yang berkaitan dengan faktor-faktor
lingkungan dalam pengambilan keputusan.
2. Ketidakmampuan untuk mengetahui hasil yang diperoleh dari
keputusan-keputusan yang diambil sehingga besarnya kerugian yang
diderita akibat kesalahan dalam mengambil keputusan tidak dapat
diidentifikasi secara jelas.
3. Ketidakmampuan menentukan kemungkinan-kemungkinan akan
berlakunya ketidaktentuan lingkungan itu dapat mempengaruhi
keberhasilan dan kegagalan terhadap keputusan-keputusan yang
diambil dalam menjalankan fungsi masing-masing unit.
Ketidakpastian lingkungan adalah kondisi lingkungan eksternal
yang dapat mempengaruhi operasionalisasi perusahaan (Otley, 1980)
dalam Mardiyah & Gudono (2001:5)
Menurut Miliken (1987) menyatakan ketidakpastian lingkungan
memprediksi sesuatu secara akurat. Seseorang berada dalam kondisi
ketidakpastian bila ia merasa dirinya tidak memiliki informasi yang cukup
untuk membuat prediksi secara akurat, atau bila ia merasa bahwa dirinya
tidak mampu membedakan antara data yang relevan dengan data yan
tidak relevan.
Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
ketidakpastian lingkungan merupakan ketidakmampuan suatu organisasi
melakukan pengambilan keputusan dan memprediksi suatu informasi
yang akurat dan relevan, dan dapat mempengaruhi keberhasilan dan
kegagalan terhadap keputusan-keputusan yang diambil dalam
menjalankan fungsi masing-masing unit.
2.2.2.3. Tipe-tipe Ketidakpastian Lingk ungan
Miliken (1987) dalam Laksamana dan Muslichah (2002:14)
mengidentifikasikan tipe-tipe ketidakpastian lingkungan :
1. Ketidakpastian Keadaan (State Uncertainty)
Seseorang merasakan ketidakpastian keadaan jika ia merasakan
bahwa lingkungkungan organisasi tidak dapat diprediksi, artinya
seseorang tidak paham bagaimana komponen lingkungan akan
mengalami perubahan. Seorang manajer dapat merasakan tidak pasti
terhadap tindakan apa yang harus dilakukan dalam menghadapi
dinamika para pemasok, pesaing, pelanggan, konsumen dan lain
perubahan lingkungan yang relevan, seperti perubahan teknologi,
budaya, demografi dan lain-lain.
2. Ketidakpastian Pengaruh
Berkaitan dengan ketidakmampuan seseorang untuk memprediksi
pengaruh lingkungan terhadap organisasi. Ketidakpastian pengaruh
ini meliputi sifat, kedalaman dan waktu. Seorang manajer berada
dalam ketidakpastian pengaruh ini bila ia merasa tidak pasti terhadap
bagaimana suatu peristiwa berpengaruh terhadap perusahaan (sifat),
seberapa jauh peristiwa tersebut berpengaruh (kedalaman), dan
kapan pengaruh tersebut akan sampai pada perusahaan (waktu)
3. Ketidakpastian respon
Adalah usaha untuk memahami pilihan respon apa yang tersedia bagi
organisasi dan manfaat dari tiap-tiap respon yang akan dilakukan.
Dengan demikian, ketidakpastian respon didefinisikan sebagai
ketiadaan pengetahuan tentang pilihan respond an ketidakmampuan
untuk memprediksi konsekuensi yang mungkin timbul sebagai akibat
pilihan respon.
2.2.2.4. Sebab-sebab Ketidakpastian Lingkungan
Menurut Duncan (1972), kutipan Steers (1985:104). Ketidakpastian
lingkungan disebabkan oleh 3 kondisi yaitu :
a. Kurangnya informasi mengenai factor lingkungan yang bertalian
b. Ketidakmampuan secara tepat menetapkan kemungkinan mengenai
cara faktor-faktor lingkungan itu mempengaruhi keberasilan atau
kegagalan sebuah unit penentu dalam melaksanakan fungsinya.
c. Kurangnya informasi kerugian yang harus dipikul akibat keputusan
atau langkah yang keliru.
2.2.3. Desentr alisasi
2.2.3.1. Penger tian Desentralisasi
Menurut Stoner dan Freeman (1992:451) delegasi adalah proses
penyerahan wewenang dari satu tingkatan manajemen kepada tingkatan
manajemen berikutnya yang berada dibawahnya.
Heller dan Yulk (1969) dalam Mardiyah dan gudono (2001:5)
menyatakan bahwa desentralisasi merupakan pendelegasian wewenang
dan tanggung jawab kepada manajer yang lebih rendah.
Menurut Hanson dan Mowen (2005:118) Desentralisasi adalah
praktik pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada
jenjang yang lebih rendah.
Dapat disimpulkan bahwa desentralisasi merupakan
pendelegasian wewenang kepada jenjang yang lebih rendah untuk
mengambil keputusan tertentu di unit organisasi yang dipimpinnya.
Atau dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa desentralisasi terkait
besar wewenang di delegasikan keseluruh organisasi yang
bersangkutan, semakin terdesentralisasi organisai tersebut.
Tingkat pendelegasian menunjukan seberapa jauh manajemen
yang lebih tinggi mengizinkan manajemen yang lebih rendah untuk
membuat kebijakan secara independen artinya pendelegasian yang
diberikan kepada manajemen yang lebih rendah (sub ordinate) dalam kaitannya dengan otoritas pembuatan keputusan (decision making) dan desentralisasi memerlukan tanggung jawab terhadap aktivitas sub ordinate tersebut. Otoritas disini memberikan pengertian sebagai hak untuk menentukan penugasan, sedangkan tanggung jawab adalah
kewajiban untuk mencapai tugas yang telah ditetapkan (Helleriegel dan
Slocum, 1978) dalam mardiyah dan Gudono (2001:7)
Pus organisai yang terdesentralisasi terdapat empat kegiatan
yang terjadi ketika delegasi dilakukan (Handoko, 2003:224), antara
lain:
1. Pendelegasian menetapkan dan memberikan tujuan dan tugas
kepaada bawahan.
2. Pendelegasian melimpahkan wewenang yang diperlukan untuk
mencapai tujuan dan tugas.
3. Penerimaan delegasi baik implicit atau eksplisit, menimbulkan
kewajiban dan tanggung jawab.
4. Pendelegasian menerima pertanggungjawaban bawahan untuk
2.2.3.2. Manfaat Desentralisasi
Menurut (Gorrison, 1997:133) manfaat dari desentralisasi meliputi :
1. Melalui penyebaran beban pengambilan keputusan diantara
berbagai tingkat manajemen, manajemen dibebastugaskan dari
sebagian besar penyelesaian masalah sehari-hari dan diberi
kebebasan untuk mengkonsentrasikan para perencanaan dan
koordinasi upaya jangka panjang.
2. Dengan memperkenalkan manajer mengendalikan pengambilan
keputusan yang lebih penting, member pelatihan yang baik
seandainya manajer tesebut menanjak karirnya di organisasi.
3. Penambahan tanggung jawab dan wewenang untuk mengambil
keputusan sering mengakibatkan bertambahnya kepuasan kerja dan
member rangsangan yang lebih besar kepada manajer untuk
mencurahkan segala upaya yang terbaik.
4. Keputusan lebih baik diambil pada tingkatan dalam suatu
organisasi dimana masalah timbul. Anggota manajemen teras
sering berada dalam posisi yang menyangkut operasi sehari-hari
karena mereka kurang mengenal permasalahan atau kondisi
setempat yang mungkin ada.
5. Desentralisasi member suatu dasar yang lebih efektif terhadap
2.2.3.3. Alasan-alasan Melakukan Desentr alisasi
Sejauh mana desentralisasi itu membantu sebuah organisasi
mencapai sasaran secara efisien, barulah bisa dilakukan bahwa
desentralisasi memang mempunyai arti. Dalam memilih pendekatan
desentralisasi terhadap manajemen, alasan-alasan berikut ini biasanya
perlu dipertimbangkan (Hansen dan Mowen, 2005:118) :
1. Kemudahan terhadap pengumpulan dan pemanfaatan informasi lokal
Ketika mendapatkan kualitas keputusan dipengaruhi oleh kualitas
informasi yang tersedia, ketika perusahaan tumbuh dalam ukuran dan
beroperasi dalam wilayah dan pasar yang berbeda, manajemen pusat
tidak dapat memahami kondisi-kondisi lokal. Namun, manajer yang
berhubungan dekat dengan kondisi-kondisi pengoperasian wilayah
akses untuk informasi ini, sehingga manajer local lebih sering unggul
dalam membuat keputusan yang lebih baik.
2. Fokus manajemen pusat
Dengan desentralisasi keputusan-keputusan operasi manajemen pusat
bebas berperan dalam upaya perumusan perencanaan dan
pengambilan keputusan strategis. Kelangsungan operasi jangka
panjang dari perusahaan harus lebih penting bagi manajemen pusat
daripada operasi sehari-hari.
3. Melatih dan memotivasi manajer
Organisasi selalu membutuhkan manajer yang terlatih untuk
menghasilkan keputusan terbaik ialah manajer Yang boleh
dipromosikan pertanggungjawaban yang lebih besar mampu
menghasilkan keputusan kerja yang lebih tinggi dan memotivasi
manajer lokal untuk berupaya lebih baik, sehingga inisiatif dan
kreatifitas yang lebih tinggi akan muncul. Tentu saja, sejauh mana
manfaat yang terkait dengan perilaku tersebut dapat direalisasikan
akan sangat tergantung pada cara-cara mengevaluasi dan menghargai
kinerja para manajer.
4. Meningkatkan daya saing
Perusahaan besar sekarang menyadari bahwa mereka tidak akan
mampu bertahan apabila tetap mengoperasikan suatu divisi yang tidak
berdaya saing akan lepas, sedangkan bagi yang memiliki daya saing
akan tetap dipertahankan, bahkan manajernya akan dipromosikan.
Delegasi dibutuhkan karena manajer tidak selalu mempunyai semua
pengetahuan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan. Sehingga,
agar organisasi dapat menggunakan sumber daya-sumber dayanya
lebih efisien maka pelaksanaan tugas-tugas tertentu didelegasikan
pada tingkatan organisasi yang serendah mungkin dimana terdapat
cukup kemampuan dan informasi untuk menyelesaikannya.
2.2.3.4. Faktor -faktor Yang Mempengar uhi desentr alisasi
Menurut Stoner & Freeman (1992:453) ada tiga faktor desentralisasi
1. Strategi dan lingkungan organisasi
Strategi suatu organisasi akan mempengaruhi jenis pasar, lingkungan
teknologi, dan persaingan yang harus dihadapi organisasi.
2. Ukuran dan tingkat perkembangan organisasi
Hampir mustahil untuk menjalankan suatu organisasi secara efisien
dengan memberikan semua wewenang pengambilan keputusan pada
satu atau beberapa manajer puncak.
3. Karakteristik organisasi.
Sampai sejauh mana wewenang pengambilan keputusan itu
disentralisasi juga dipengaruhi oleh karakteristik didalam perusahaan
itu sendiri.
2.2.3.5. Keuntungan Desentr alisasi
Menurut (Hockert, 1995 : 28) keuntungan – keuntungan dari
desentralisasi dapat ditunjukan sebagai berikut :
1. Dilihat dari segi psikologis, desentralisasi cenderung menaikan
inisiatif pimpinan setempat.
2. Pengorganisasian data secara lokal mencegah untuk bersifat pasif
atau bekerja kurang baik dengan menggunakan alasan – alasan
”laporan datang terlambat” atau ”laporannya salah”. Faktor ini
sebagai bersifat psikologis dalam hubungan dengan manfaat –
3. Duplikasi pekerjaan dapat dihindarkan, terutama apabila cabang atau
pabrik menyelenggarakan catatan – catatan agar dapat memiliki
informasi yang mutakhir atau dapat mengecek laporan dari kantor
pusat.
4. Dalam keadaan biasa, dapat dicapai hasil – hasil yang lebih cepat.
Apabila seluruh operasi berada di bawah pengendalian setempat,
maka setiap usaha akan dilakukan untuk memperoleh data yang tepat
pada waktunya. Ini akan berguna bagi pengendalian biaya yang lebih
ketat.
5. Tanggungjawab akuntansi yang lebih luas pada lapangan setempat
merupakan suatu cara melatih tenaga kerja setempat mencapai
promosi dan biasanya menghasilkan suatu organisasi yang lebih
baik.
6. Personalia yang cakap dapat segera menyiapkan data dari kantor
pusat seperti halnya pada organisasi yang terpusat. Desentralisasi
bukanlah merupakan alat untuk tidak menghiraukan data bagi
pengendalian manajemen.
7. Desentralisasi bukanlah berarti menolak adanya kesatuan dan
keseragaman. Ia memberikan fleksibelitas dan tetap memungkinkan
diterapkannya praktek dan kebijakan akuntansi melalui pengguna
Menurut Munawir (2002: 422) keuntungan adanya desentralisasi
sangat besar, terutama untuk perusahaan-perusahaan besar. Ada beberapa
alasan penting kelebihan desentralisasi dibanding dengan sentralisasi.
1. Manajer tingkat yang lebih rendah memiliki pengetahuan yang terbaik
tentang kondisi setempat, sehingga mampu merespon perubahan
kondisi yang terjadi, dan mampu mengambil keputusan yang lebih
baik dibanding dengan keputusan atasannya.
2. Memberikan kesempatan bagi para manajer tingkat yang lebih rendah
di dalam mempersiapkan diri untuk jabatan yang lebih tinggi.
Memotivasi para manajer untuk bekerja dengan penuh tanggung
jawab.
3. Memberikan kebebasan bagi para manajer dalam pengambilan
keputusan sehingga merasa statusnya lebih tinggi. Dengan kata lain,
desentralisasi dapat memotivasi para manajer untuk berprestasi.
4. Top manajer dapat mengkonsentrasikan pada permasalahan yang lebih
besar, perencanaan jangka panjang, dan dapat mengevaluasi kinerja
manajer tingkat yang lebih rendah dengan lebih baik.
2.2.3.6. Kelemahan-k elemahan desentr alisasi
Menurut Munawir (2002: 422) ada beberapa kelemahan
1. Para manajer mungkin membuat keputusan-keputusan yang hanya
menguntungkan unit yang dipimpinnya, dengan akibat yang
merugikan perusahaan secara keseluruhan.
2. Para manajer mempunyai kecenderungan untuk memiliki sendiri
unit-unit pelayanan (misalnya pembangkit listrik, bengkel) yang
sebenarnya lebih menguntungkan atau lebih murah jika jasa tersebut
dihasilkan secara terpusat.
3. Biaya pengumpulan dan pengolahan informasi akan lebih mahal.
2.2.4. Penga r uh Ketidakpastian Lingkungan Ter hadap Sistem Akuntansi
Manajemen
Variabel ketidakpastian lingkungan merupakan variable kontekstual
yang penting karena kondisi tersebut akan membuat kegiatan perencanaan
dan kontrol menjadi lebih sulit (Chenhall dan Morris, 1986). Perencanaan
akan menjadi problemik dalam situasi operasi yang tidak pasti disebabkan
oleh kejadian-kejadian di masa yang akan datang yang tidak dapat
diprediksikan. Demikian juga kegiatan control akan terpengaruh oleh
kondisi ketidakpastian tersebut.
Dalam kondisi ketidakpastian lingkungan yang tinggi, informasi
merupakan komoditi yang sangat berguna sekali dalamproses kegiatan
perencanaan dan kontrol dalam suatu organisasi. Sistem akuntansi
manajemen yang andal (ditunjukan dengan tingkat ketersediaan informasi
waktu dan relevan, dimana para manajer memiliki kebutuhan informasi
yang berbeda, dengan demikian dapat dikatakan bahwa tingkat
ketidakpastian lingkungan akan mempengaruhi tingkat ketersediaan
informasi system akuntansi manajemen.
2.2.5 Penga r uh Desentr alisasi ter hadap Sistem Akuntansi manajemen
Watson (1975) dalam (Mardiyah dan Gudono, 2001 : 9) menyatakan
karakteristik sistem akuntansi manajemen mengarah ke mekanisme yang
akan mendukung struktur orgsnisasi. Disamping itu adanya kondisi
desentralisasi para manajer memiliki peran yang lebih besar dalam
pembuatan keputusan dan pengimlementasiannya, serta lebih bertanggung
jawab terhadap aktivitas unit kerja yang dipimpinnya.
Adanya desentralisasi ini akan menyebabkan para manajer yang dikenai
limpahan wewenang membutuhkan karakteristik sistem akuntansi
manajemen yang andal agar dapat menyediakan kebutuhan informasi yang
tepat waktu dan relevan dalam pembuatan kebijakan dan mencapai tujuan
yang telah ditetapkan (Kaplan dan Atkinson, 1989, Emmanuel et,al, 1990,
Gul et,al, 1995) juga menyatakan bahwa proses informasi merupakan
komplemen dari desentralisasi. Desentralisasi juga akan mempengaruhi
proses informasi itu dikumpulkan, diolah, dan dikomunikasikan dalam
organisasi (Gerloff, 1985) dalam jurnal (Mardiyah dan Gudono, 2001 : 9).
Berdasarkan teorikontijensi Otley (1980) mengemukakan perlu adanya
meningkatkan karakteristik sistem akuntansi manajemen. Kesesuaian
tersebut adalah bila tingkat desentralisasi tinggi maka karakteristik sistem
akuntansi manajemen akan semakin andal (Gul dan Chia, 1995)
2.3 Ker angka Pikir
Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan di atas, maka
kerangka pikir dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1 Ker angka Pikir
Keter angan :
Variabel Bebas : Ketidakpastian Lingkungan ( X1 ), Desentralisasi ( X2 ).
Variabel Terikat : Sistem akuntansi manajemen ( Y )
: Mempengaruhi variabel bebas terhadap variabel terikat.
: Diuji dengan menggunakan uji Statistik Regresi Linier
Berganda. Ketidakpastian
Lingkungan ( X1 )
Desentralisasi ( X2 )
Sistem akuntansi Manajemen
( Y )
2.4 Hipotesis
Berdasarkan dengan latar belakang masalah, perumusan masalah
dan landasan teori yang digunakan, maka dapat dirumuskan hipotesis
penelitian sebagai berikut :
H1 : Bahwa Ketidakpastian Lingkungan dan Desentralisasi berpengaruh
terhadap Sistem akuntansi Manajemen.
H2 : Bahwa Desentralisasi berpengaruh terhadap Sistem akuntansi
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Var iabel
3.1.1. Definisi Operasional
Variabel – variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
variabel Ketidakpastian Lingkungan (X1) dan Desentralisasi (X2) sebagai
variabel – variabel bebas serta Sistem Akuntansi Manajemen (Y) sebagai
variabel terikat. Konsep dan definisi secara operasional setiap variabel
dengan hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah :
a. Variabel tidak bebas (Y), yaitu Sistem Akuntansi Manajemen
b. Variabel bebas (X) terdiri dari :
X1 = Ketidakpastian Lingkungan
X2 = Desentralisasi
1. Sistem Akuntansi Manajemen (Y)
Sistem akuntansi manajemen adalah suatu informasi data operasional,
finansial yang diproses dan akan mengahasilkan suatu produk informasi
akuntansi manajemen.
2. Ketidakpastian Lingkungan (X1)
Adalah ketidakmampuan suatu organisasi melakukan pengambilan
keputusan dan memprediksi suatu informasi yang akurat dan relevan,
keputusan-keputusan yang diambil dalam menjalankan fungsi
masing-masing unit.
3. Desentralisasi (X2)
Adalah pendelegasian wewenang kepada jenjang yang lebih rendah
untuk mengambil keputusan tertentu di unit organisasi yang
dipimpinnya. Atau dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa
desentralisasi terkait dengan pendelegasian wewenang manajer dan
sebaliknya semakin besar wewenang di delegasikan keseluruh
organisasi yang bersangkutan, semakin terdesentralisasi organisai
tersebut
3.1.2. Pengukuran Var iabel
Kuesioner (daftar pertanyaan) disusun dan dibagikan kepada para
responden, pertanyaan pada kuesioner dimaksudkan untuk mengetahui
keberadaan dari variabel tersebut. Skala pengukuran yang digunakan
dalam penelitian ini adalah skala interval yaitu skala yang menunjukan
tingkatan dan jarak yang sama diantara titik bipolarnya. Skala pengukuran
yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala interval (Sumarsono,
2004 : 25). Sedangkan teknik penyusunan kuesionernya menggunakan
sekala sematic differential dengan skor antara1 (sangat tidak setuju) dan 7 (sangat setuju)
Jawaban dengan nilai 1 – 3 berarti ketidakpastian lingkungan cenderung
tidak setuju, nilai 4 berarti ketidakpastian lingkungan antara sangat tidak
setuju dan sangat setuju, sedangkan nilai 5 – 7 berarti ketidakpastian
lingkungan cenderung sangat setuju.
Kuesioner terdiri dari 3 bagian yaitu :
1. Ketidakpastian Lingkungan (X1).
Variabel ketidakpastian lingkungan dalam penelitian ini diukur
dengan menggunakan 12 item pertanyaan yang digunakan oleh
Duncan (1972) dan Muslimah (1998)
2. Desentralisasi (X2).
Variabel Desentralisasi dalam penelitian ini diukur dengan
menggunakan instrument yang telah dikembangkan oleh Gordon dan
Narayana (1984) dengan menggunakan 5 item pertanyaan.
3. Sistem Akuntansi Manajemen (Y).
Variabel Sistem Akuntansi Manajemen menggunakan instrument yang
dikembangkan oleh Chenhall dan morris (1986) yang terdiri dari 5
item pertanyaan.
3.2. Teknik Penentuan Sampel
a. Populasi
Menurut Sumarsono (2002 : 44) populasi merupakan kelompok
subyek/obyek yang memiliki ciri – ciri atau karakteristik tertentu yang
tersebut akan dikenai generalisasi dari hasil penelitian. Jumlah populasi
dalam penelitian ini sebanyak 45 responden yang terdiri dari kepala
devisi, kepala bagian, kepala seksi, kepala regu. Jumlah responden untuk
wilayah Gresik (Kantor pusat) sebanyak 34 responden sedangkan
responden di kantor cabang yang berada diluar jawa sebanyak 11
responden. Periode pengamatan yang dilaksanakan selama 5 bulan
terhitung dari bulan Oktober 2011 – Februari 2012.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri yang
sama dengan populasi tersebut (Sumarsono, 2004 : 44). Teknik penarikan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sample dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010 : 85). Kriterianya adalah kepala
devisi, kepala bagian, kepala seksi, kepala regu wilayah Gresik (kantor
pusat). Peneliti tidak mengambil responden dari wilayah Malang, Jawa
tengah, Medan Makasar, dan Lampung dikarenakan tidak dapat
terjangkau. Maka jumlah responden yang diambil untuk wilayah Gresik
(kantor pusat) sebanyak 34 responden.
Berikut adalah susunan atau tingkat kerja pada PT. Gresik Cipta
Sejahtera (Petrokimia Gresik group) yang dijadikan sampel dalam
1. Kepala Divisi Perdagangan Umum dan Jasa
2. Kepala Divisi Agribisnis
3. Kepala Divisi Administrasi dan Keuangan
4. Kepala Divisi SDM dan Umum
5. Kepala Bagian Pengembangan Usaha
6. Kepala Bagian Perdagangan Umum
7. Perdagangan Jasa
8. Kepala Bagian Akuntansi
9. Kepala Bagian Keuangan
10.Kepala bagian Pemasaran Pupuk retail
11.Pemasaran pupuk korporasi
12.Kepala Bagian Sumber Daya Manusia
13.Kepala Bagian Sekertariat
14.Kepala Seksi Administrasi dan keuangan
15.Kepala Seksi Pembukuan dan Anggaran
16.Kepala Seksi perbendaharaan
17.Kepala Seksi Administrasi Personalia
18.Kepala Seksi Sekertariat dan Umum
19.Kepala Seksi Penagihan
20.Kepala Seksi Pajak dan Asuransi
21.Kepala Regu keuangan
22.Kepala Regu Pembukuan
24.Kepala Regu Administrasi Personalia
25.Kepala Regu Sekertariat
26.Kepala Regu SDM dan Umum
27.Kepala Regu Anggaran
28.Kepala Regu Verifikasi Pembayaran
29.Kepala regu penggajian
30.Kepala Regu umum
31.Kepala Regu Operasional dan Penagihan
32.Kepala Regu Penagihan
33.Kepala Regu Pajak
34.Kepala Regu Asuransi
3.3. Teknik Pengumpulan Data
3.3.1. J enis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Primer
yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh
orang yang melakukan penelitian atau orang yang memerlukannya (Hasan,
2002:82).
3.3.2. Sumber Data
Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari kadiv,
kabag, kasi dan karu pada PT. Gresik Cipta Sejahtera (Petrokimia Gresik
3.3.3. Pengumpulan Data
Periode atau teknik yang dipergunakan untuk memperoleh data –
data yang diperlukan, antara lain :
a. Wawancara
Merupakan salah satu teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang
harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya
kecil/sedikit (Sugiyono, 2010:137)
b. Kuesioner
Merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara member seperangkat pertanyaan atau pernyatann tertulis kepada
responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010:142)
c. Observasi
Merupakan suatu proses yang komplek, suatu proses yang tersusun
dari berbagai proses sosiologis dan psikologis. Dua diantara yang
terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan (Hadi, 1986)
3.4. Uji Kualitas Data
3.4.1. Uji Validitas, Uji Realibilitas, Uji Nor malitas
3.4.1.1.Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat
pengukur itu (kuesioner) mengukur apa yang diinginkan. Valid atau
tidaknya alat ukur tersebut dapat diuji dengan mengkolerasikan antara
skor yang diperoleh pada masing-masing butir pertanyaan dengan skor
total yang diperoleh dari penjumlahan semua skor pertanyaan.
Suatu kuesioner dikatakan valid atau tidak jika pertanyaan pada
kuesioner mampu untuk mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut. Valid atau tidaknya alat ukur tersebut dapat dilihat
dari kolom corrected item total correlation (rhitung). Koefisien masing-masing item kemudian dibandingkan dengan nilai rkritis dengan kriteria
pengujian sebagai berikut :
- Jika nilai rhitung > 0,30 berarti pernyataan valid.
- Jika nilai rhitung ≤ 0,30 berarti pernyataan tidak valid. (Azwar, 1997:158)
3.4.1.2. Uji Realibilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah jawaban yang
diberikan responden dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Dengan
perkataan lain, hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan
pengukuran dua kali atau lebih terhadap objek dan alat pengukur yang
antaranya adalah teknik pengukuran ulang dan teknik belah dua
(Sumarsono, 2004 : 34).
Kriteria pengukuran reliabilitas dilakukan dengan cara One Shot atau pengukuran sekali saja. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistic Cronbach Alpha (a). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.60 (Ghozali, 2001:133).
3.4.1.3. Uji Nor malitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data
mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data
tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai
metode di antaranya adalah metode Kolmogorov Smirnov (Sumarsono, 2004 : 40).
Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi
data mengikuti distribusi normal adalah :
1. Jika signifikan atau nilai probabilitasnya lebih kecil dari 5 % maka
distribusi adalah tidak normal.
2. Jika signifikan atau nilai prob