PENGARUH LABA KOTOR, LABA OPERASI, LABA BERSIH
DAN ARUS KAS UNTUK MEMPREDIKSI ARUS KAS DI
MASA MENDATANG PADA PERUSAHAAN FOOD &
BEVERAGES YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
Disusun Oleh :
Maya Widiana
0713010136/ FE/ AK
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur pada tanggal 27 Mei 2011
Pembimbing : Tim Penguji :
Pembimbing Utama Ketua
Dra. Ec. Sari Andayani, MAKs Drs. Ec. Saiful Anwar, MSi
Sekretaris
Dra.Ec. Sari Andayani, MAKs
Anggota
Dra. Ec Dwi Suhartini, MAKs
Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul : “Pengaruh Laba Kotor, Laba Operasi, Laba Bersih dan Arus
Kas Untuk Memprediksi Arus Kas Di Masa Mendatang Pada
Perusahaan Food & Beverages yang Terdaftar Di BEI “.
Penyususun skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak terselesaikan tanpa adanya bantuan, bimbingan serta saran – saran dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr H. R. Teguh Soedarto MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, SE, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. 3. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi selaku Kaprogdi Fakultas Ekonomi
4. Ibu Dra. Ec. Sari Andayani, M.AKs selaku dosen pembimbing yang dengan kesabaran, ketelatenan, dan kerelaan telah membimbing dan memberi petunjuk sampai terselesainya skripsi ini.
5. Bapak Drs. Ec. H.Munari, MM selaku dosen wali yang telah memberi nasihat selama ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen beserta Staff Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa timur, khususnya program studi Akuntansi yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat selama ini.
7. Papa dan Mama tercinta, teman-teman angkatan 2007, my best friend Ria aseptin, dan seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa dan dukungan baik secara moril maupun materiil selama ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, oleh karenanya penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran bagi perbaikan di masa mendatang. Besar harapan, semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca.
Surabaya, Mei 2011
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
ABSTRAKSI ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1.Latar Belakang ... 1
1.2.Perumusan Masalah ... 7
1.3.Tujuan Penelitian... 7
1.4.Manfaat Penelitian... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9
2.1.Hasil Penelitian Terdahulu ... 9
2.2.Landasan Teori ... 13
2.2.1. Laporan Keuangan ... 13
2.2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan ... 14
2.2.1.2. Pentingnya Laporan Keuangan ... 13
2.2.1.3. Tujuan Laporan Keuangan ... 17
2.2.1.4. Karakteristik Laporan Keuangan ... 18
2.2.1.5. Sifat & Keterbatasan Laporan Keuangan ... 20
2.2.1.7. Susunan Laporan Keuangan... 22
2.2.2. Laba ... 25
2.2.2.1. Pengertian Laba... 25
2.2.2.2. Karakteristik Laba ... 26
2.2.2.3. Tujuan Pelaporan Laba Bersih ... 29
2.2.2.4. Keunggulan dan Kelemahan Laba ... 29
2.2.2.5. Metode Pelaporan Laba Rugi ... 31
2.2.3. Arus Kas ... 31
2.2.3.1. Tujuan Arus Kas ... 34
2.2.3.2. Kegunaan Arus Kas ... 35
2.2.3.3. Klasifikasi Arus Kas ... 36
2.2.3.4. Metode Pelaporan Arus Kas ... 37
2.2.4. Prediksi Arus Kas ... 38
2.2.5. Pengaruh Antara Variabel Laba Kotor (X1), Laba Operasi (X2), Laba Bersih (X3) dan Arus Kas (X4) Terhadap Variabel Prediksi Arus Kas (Y) ... 40
2.2.6. Kerangka Pikir ... 41
2.2.7. Hipotesis ... 42
BAB III METODE PENELITIAN ... 41
3.1.Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 43
3.1.1. Variabel Bebas (Independent Variable) ... 43
3.1.2. Variabel Terikat (Dependent Variable) ... 44
3.3.Teknik Pengumpulan Data ... 47
3.3.1. Jenis Data ... 47
3.3.2. Sumber Data ... 48
3.3.3. Pengumpulan Data ... 48
3.4.Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 49
3.4.1. Uji Normalitas ... 49
3.4.2. Uji Asumsi Klasik ... 50
3.4.2.1. Autokorelasi ... 51
3.4.2.2. Multikolinieritas ... 52
3.4.2.3. Heteroskedastisitas ... 52
3.4.3. Uji Regresi ... 53
3.4.4. Uji Hipotesis ... 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 57
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 61
4.2.1. ... U ji Normalitas ... 67
4.2.2. ... U ji Asumsi Klasik ... 68
4.3. Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis ... 73
4.3.2. ... U ji Hipotesis ... 75 4.3.2.1. ... U
ji Kesesuaian Model atau Uji F ... 75 4.3.2.2. ... U
ji Parsial atau Uji t ... 76
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian ... 78 4.4.1. ... I
mplikasi Hasil Penelitian ... 78 4.4.2. ... P
erbedaan Dengan Penelitian Sebelumnya ... 80 4.4.3. ... K
onfirmasi Hasil Penelitian Dengan Tujuan
Dan Manfaat ... 81 4.4.4. Keterbatasan Penelitian ... 82 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 83
5.1. ... K esimpulan ... 83 5.2. ... S
aran ... 83 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Perkembangan laba kotor, laba operasi, laba bersih dan arus kas bersih Perusahaan Food and Beverages
di Bursa efek Indonesia periode 2006-2008 ... 4
Tabel 3.1. Deteksi adanya autokorelasi dengan criteria Durbin Watson ... 51
Tabel 4.1. Rekapitulasi Data : “Laba Kotor (X1)” Periode 2006 – 2008 ... 61
Tabel 4.2 Rekapitulasi Data : “Laba Operasi (X2)” Periode 2006 – 2008 ... 63
Tabel 4.3. Rekapitulasi Data : “Laba Bersih (X3)” Periode 2006 – 2008 ... 64
Tabel 4.4. Rekapitulasi Data : “Arus Kas Bersih (X4)” Periode 2006 – 2008 ... 65
Tabel 4.5. Rekapitulasi Data : “Prediksi Arus Kas (Y)” Periode 2007 – 2009 ... 66
Tabel 4.6. Hasil Uji Normalitas ... 67
Tabel 4.7. Hasil Uji Multkolinieritas ... 70
Tabel 4.8. Hasil Uji Multkolinieritas Analisis Komponen Utama ... 71
Tabel 4.9. Hasil Pendugaan Parameter Regresi Linier Berganda ... 73
Tabel 4.10. Hasil Analisis Hubungan Kesesuaian Model ... 75
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Tabulasi Data Variabel Bebas (X), Laba Kotor (X1), Laba Operasi (X2), Laba Bersih (X3) dan Arus Kas (X4) Perusahaan Food & Beverages Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006 – 2008
Lampiran 2. Data Penelitian Setelah Analisis Komponen Utama
Lampiran 3. Tabulasi Data : Variabel Terikat (Y) Arus Kas (T) Perusahaan Food & Beverages Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007 – 2009
Lampiran 4. Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov DENGAN PROGRAM MiniTab
Lampiran 5. Hasil Heteroskedastisitas dan autokorelasi Dengan Program Minitab Lampiran 6. Uji Multikolinieritas awal menggunakan Minitab
Lampiran 7. Hasil Regresi Komponen Utama dari Minitab dan Hasil Multikolinieritas menggunakan Komponen Utama
Lampiran 8. Hasil persamaan Regresi Linier Baru Dari Peubah komponen utama ke Peubah asalnya
Pengaruh Laba Kotor, Laba Operasi, Laba Bersih dan Arus Kas
Untuk Memprediksi Arus Kas Di Masa Mendatang Pada
Perusahaan Food & Beverages yang Terdaftar Di BEI
Maya Widiana
Abstraksi
Dengan semakin ketatnya persaingan setiap perusahaan akan berupaya menjadi yang terbaik dari perusahaan lainnya, hal ini memaksa perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya. Kinerja perusahaan salah satunya dapat dilihat dari laporan keuangan, laporan keuangan dengan kualitas yang baik dapat menunjukan kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakainya baik pihak eksternal maupun internal dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan laba rugi (laba kotor, laba operasi, laba bersih) dan arus kas pada beberapa perusahaan mengalami ketidakstabilan. Ada beberapa yang mengalami kerugian dan pemborosan dalam menggunakan kas perusahaan. Hal ini berarti bahwa investor harus berhati-hati dalam menginvestasikan modal sehingga dapat mengurangi resiko yang timbul dari penanaman modal. Sehubungan dengan permasalahan tersebut di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah laba kotor, laba operasi, laba bersih dan arus kas memiliki pengaruh positif dalam memprediksi arus kas di masa mendatang.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa Laporan Keuangan (Laporan Laba Rugi dan Arus Kas) periode 2006-2009 dari Perusahaan Food&Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel yang diambil sebanyak 10 perusahaan dari 16 perusahaan Food&Beverages. Data laporan keuangan Laba Rugi dan Arus Kas yang digunakan adalah berjumlah 70 laporan Keuangan. Sedangkan untuk mengetahui pengaruh positif laba kotor, laba opersi, laba bersih dan arus kas dalam memprediksi arus kas di masa mendatang digunakan uji regresi linier berganda serta uji hipotesis menggunakan uji Kesesuaian Model (uji F) dan uji parsial (uji t).
Hasil analisis menunjukan berdasarkan uji kesesuaian model (uji F) menunjukan bahwa laba kotor, laba operasi, laba bersih dan arus kas tidak memiliki pengaruh positif dalam memprediksi arus kas masa depan, dan berdasarkan uji parsial (uji t) arus kas memiliki kemampuan paling dominan dalam memprediksi arus kas masa depan, sehingga hipotesis I dan II yang di ajukan tidak terbukti kebenarannya.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Di era globalisasi sekarang ini, persaingan dalam dunia usaha menjadi semakin ketat. Dengan semakin ketatnya persaingan, maka setiap perusahaan akan berupaya menjadi yang terbaik dari perusahaan lainnya, hal ini memaksa perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya. Kinerja perusahaan salah satunya dapat dilihat dari laporan keuangan, laporan keuangan dengan kualitas yang baik dapat menunjukan kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakainya baik pihak eksternal maupun internal dalam pengambilan keputusan ekonomi. Banyak pihak seperti investor, kreditor, analis sekuritas dan pihak-pihak lain yang membutuhkan laporan keuangan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi.
investor dan kreditor dalam menilai prospek arus kas bersih perusahaan (Triyono, 2007).
Laporan keuangan melaporkan hasil historis, namun pemakai laporan keuangan lebih sering tertarik pada apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Karena itu, keahlian yang perlu dikembangkan pemakai laporan keuangan adalah bagaimana menggunakan laporan keuangan historis untuk memprediksi masa yang akan datang.
Pada awalnya laporan keuangan hanya terdiri atas neraca dan laporan laba/rugi. Sebaliknya laporan arus kas mulai diwajibkan pelaporannya pada tahun 1987 melalui SFAS NO. 95. Di indonesia kewajiban untuk melaporkan arus kas dimulai pada tahun 1994 dengan adanya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.2 yang menyatakan bahwa perusahaan harus menyusun laporan arus kas dan menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tak terpisahkan (integral) dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan.
Selain laporan arus kas, laporan laba rugi juga merupakan laporan keuangan yang terkait dengan prediksi arus kas di masa mendatang. Laporan laba rugi merupakan laporan utama mengenai kinerja dari suatu perusahaan selama periode tertentu. Laporan laba rugi memuat banyak angka laba, yaitu laba kotor, laba operasi, dan laba bersih. Riset akuntansi terutama yang mencari hubungan angka laba dengan arus kas selalu menggunakan angka laba, tidak banyak peneliti yang menggunakan angka laba kotor, laba operasi, dan laba bersih. Dalam penelitian ini, ingin menguji kemampuan dari masing-masing angka laba tersebut (laba kotor, laba operasi, laba bersih) terhadap arus kas masa mendatang.
Pertimbangan untuk apa mengetahui prediksi arus kas dapat diamati bahwa tujuan penyajian informasi arus kas dalam PSAK No.2 digunakan sebagai dasar untuk menilai perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan kas.
dengan prediktor arus kas dalam memprediksi arus kas satu tahun kedepan. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hepi Syafriadi (2000) bahwa arus kas adalah prediktor yang lebih baik atas arus kas dalam periode prediksi jangka pendek (1-2 tahun) dibanding prediktor laba atas arus kas.
Pertumbuhan laba kotor, laba operasi, laba bersih dan arus kas yang dihasilkan oleh perusahaan Food & Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2006-2009 mengalami perubahan yang fluktuatif dimana masing-masing perusahaan mengalami peningkatan maupun penurunan, bahkan terdapat beberapa perusahaan yang mengalami rugi. Berikut ini tersaji tingkat laba dan arus kas yang dihasilkan Perusahaan food and beverages yang Go Publik menurut laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006-2008 :
Tabel 1.1. : Perkembangan laba kotor, laba operasi, laba bersih dan arus kas bersih Perusahaan Food and Beverages di Bursa efek Indonesia periode 2006-2008
(dalam jutaan)
No Perusahaan Tahun Laba Kotor (X1) Laba Operasi (X2)
Laba Bersih (X3)
Arus Kas Bersih (X4)
1 PT. Cahaya Kalbar 2006 30.510,65 8.443,18 15.291,19 16.341,46
2007 89.464,56 42.723,16 24.676,36 12.868,79
2008 223.156,98 87.682,69 27.867,56 6.156,89
2 PT. Delta Djakarta 2006 188.633,51 51.681,67 43.284,21 117.968,37
2007 197.517,82 60.611,90 47.330,71 164.549,50
2008 284.331,55 100.038,74 83.754,36 289.951,37
3
PT. Fast Food
Indonesia 2006 784.870,39 87.890,53 68.928,80 98.340,48
2007 972.540,80 133.732,13 102.537,33 174.835,76
4
PT. Indofood Sukses
Makmur 2006 5.180.223,00 1.971.761,00 661.210,00 1.796.689,00
2007 6.625.543,00 2.876.440,00 980.357,00 4.638.061,00
2008 8.976.917,00 7.341.476,00 1.034.389,00 4.271.208,00
5 PT. Mayora Indah 2006 506.931,02 170.904,61 93.575,80 54.255,39
2007 628.559,81 238.713,34 141.589,14 120.002,11
2008 753.923,14 345.420,11 196.230,05 316.330,70
6
PT. Multi Bintang
Indonesiai 2006 424.317,00 131.108,00 73.581,00 4.759,00
2007 442.572,00 133.153,00 84.385,00 44.207,00
2008 639.105,00 286.286,00 222.307,00 276.849,00
7 PT. Siantar Top 2006 86.834,85 14.794,70 14.426,01 4.250,91
2007 84.162,65 27.147,33 15.594,77 7.296,33
2008 90.628,73 29.169,34 4.816,50 5.138,19
8 PT. Sierad Produce 2006 172.599,69 68.257,68 40.953,74 16.679,00
2007 158.589,81 48.916,87 21.196,44 9.051,64
2008 215.762,38 74.453,24 27.253,53 46.047,31
9
PT. Sinar Mas Agro
Resource 2006 854.662,47 617.084,79 620.005,20 323.764,48
2007 2.225.248,05 1.663.241,90 988.943,86 329.623,02
2008 3.755.775,76 2.140.511,07 1.046.389,27 480.277,28
10 PT. Tiga Pilar 2006 48.342,61 27.289,38 129,87 13.999,49
2007 115.288,65 81.053,96 15.759,72 15.968,71
2008 152.892,07 112.976,28 28.686,16 20.278,78
11 Aqua Golden 2006 - -
2007 119.189.715.973 89.270.712.280 65.912.835.099 44.200,125
2008 126.683.768.725 95.634.374.933 82.339.933.380 60.938,37
12 Tunas Baru Lampung 2006 262.420.476 (134.784.472) (52.884.100) 151.592,48
2007 442.667.032 252.457.929 97.227.232 220.400,378
2008 812.682.326 368.157.035 63.336.773 357.901,89
13 Ades Water Indonesia 2006 836.000 (127.514.000) (128.794.000) 409.000
2007 (281.000) (123.033.000) (154.851.000) 4.025.000
2008 35.606.000 38.740.000 15.200.00 29.311.000
14 Sekar Laut 2006 39.079.226 2.408.674 4.637.123.899 6.764.185,16
2007 41.076.306.581 1.132.537.624 5.741.580.571 7.094,741
2008 5.6899.628.403 7.090.863.462 4.271.023.656 12.851,58
15 Sekar Bumi 2006 (25.899.764) (7.713.600) (14.170.440) 8.999.374,03
2007 31.762.738.156 (36.370.827,36) (4.608.089,21) 9.814.060,93
2008 62.382.966.606 8.416.670.745 (27.467,79) 16.927.802,32
16
Pio Neerindo Goorment
International, tbk 2006 90.216.240.994 (3.285,88) (1.650,84) 6.463.207,91
2007 104.785.655.135 4.945.499.42 3.163.410.623 5.446.471,41
2008 131.220.040.827 13.732.429.914 4.287.122.917 7.866.531,61
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa pertumbuhan laba kotor, laba operasi, laba bersih dan arus kas yang dihasilkan oleh perusahaan Food & Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2006-2008 mengalami perubahan yang fluktuatif dimana masing-masing perusahaan mengalami peningkatan maupun penurunan. Terdapat beberapa perusahaan yang mengalami rugi dan dapat dilihat juga bagaimana suatu perusahaan dalam menggunakan aliran kasnya. Hal ini disebabkan karena ketatnya persaingan yang timbul dari perusahaan yang sejenis, tingkat penjualan dan dapat juga dipengaruhi oleh kinerja masing-masing perusahaan.
Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui dan membuktikan apakah laba yang terdiri dari tiga angka laba yaitu laba kotor, laba operasi, laba bersih dan arus kas mempunyai pengaruh terhadap perusahaan food & beverages dalam menghasilkan kas dan setara kas yang terjadi terhadap arus kas di masa mendatang.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penelitian ini mengambil judul ““Pengaruh Laba Kotor, Laba Operasi,
Laba Bersih dan Arus Kas Untuk Memprediksi Arus Kas Di Masa
Mendatang Pada Perusahaan Food & Beverages yang Terdaftar Di
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dan penjelasan pada latar belakang tersebut diatas, maka rumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah laba kotor, laba operasi, laba bersih dan arus kas berpengaruh positif dalam memprediksi arus kas di masa mendatang pada perusahaan food & beverages?
2. Apakah laba kotor, laba operasi, laba bersih dan arus kas yang memiliki kemampuan paling dominan dalam memprediksi arus kas di masa mendatang pada perusahaan food & beverages?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, maka secara garis besar tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk menguji secara empiris apakah laba kotor, laba operasi, laba bersih dan arus kas memiliki pengaruh positif dalam memprediksi arus kas di masa depan.
1.4. Manfaat Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian diharapkan memberikan manfaat antara lain :
a. Secara umum 1. Bagi manajemen
hasil penelitian ini dapat dijadikan input dalam menentukan kebijakan perusahaan dan mengambil keputusan.
2. Bagi investor maupun Calon Investor
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada investor maupun calon investor sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penanaman modal di perusahaan yang Go Publik.
b. Bagi Peneliti
Sebagai langkah kongkrit untuk penerapan ilmu berdasarkan teori yang selama ini didapat, serta dapat menambah pengetahuan tentang pengaruh laba kotor, laba bersih dan arus kas dalam memprediksi arus kas di masa mendatang.
c. Bagi Akademis
Sebagai tambahan koleksi perpustakaan, bahan referensi dan bahan masukan bagi peneliti yang lebih lanjut, yang berhubungan dengan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh penelitian lain
yang dapat digunakan sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian
yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Antara lain pernah
dilakukan oleh :
1. Lutfi Ramadhan (2008)
Judul :
“Pengaruh laba dan arus kas dalam memprediksi laba dan arus kas
yang akan datang pada perusahaan otomotif yang go publik di Bursa
Efek Jakarta”
1. Perumusan Masalah
a. Apakah laba dan arus kas memiliki pengaruh dalam
memprediksi laba tahun depan pada perusahaan otomotif yang
go publik di Bursa Efek Jakarta?
b. Apakah laba dan arus kas memiliki pengaruh dalam
memprediksi arus kas tahun depan pada perusahaan otomotif
yang Go Publik di Bursa Efek Jakarta?
a. Diduga bahwa laba berpengaruh dalam memprediksi laba
tahun depan perusahaan otomotif yang Go Publik di Bursa
Efek Jakarta.
b. Diduga bahwa arus kas operasional dalam memprediksi laba
tahun depan perusahaan otomotif yang Go Publik di Bursa
Efek Jakarta.
3. Kesimpulan
a. Hipotesis yang diajukan yakni diduga terdapat pengaruh antara
laba terhadap laba tahun depan pada perusahaan otomotif yang
go publik di Bursa Efek pada tahun 2003 hingga tahun 2005
dapat terbukti kebenarannya.
b. Hipotesis yang diajukan yakni diduga terdapat pengaruh antara
arus kas operasional terhadap laba tahun depan pada
perusahaan otomotif yang Go Publik di Bursa Efek Jakarta
pada tahun 2003 hingga tahun 2005 dapat terbukti
kebenarannya.
2. MARISCA DWI ARIANI (2010)
Judul :
“Pengaruh laba kotor, laba operasi, laba bersih dalam memprediksi arus
kas dimasa mendatang (studi empiris pada perusahaan manufaktur di
Bursa Efek Indonesia)”.
a. Apakah laba kotor, laba operasi, laba bersih berpengaruh signifikan
terhadap arus kas dimasa mendatang?
b. Apakah laba kotor, laba operasi, laba bersih yang memiliki
kemampuan paling baik dalam memprediksi arus kas di masa
mendatang?
2. Hipotesis
a. Laba kotor berpengaruh signifikan dan positif dalam memprediksi
arus kas di masa depan
b. Laba operasi berpengaruh signifikan dan positif dalam
memprediksi arus kas di masa depan
c. Laba bersih berpengaruh signifikan dan positif dalam memprediksi
arus kas di masa depan
d. Informasi laba kotor, laba operasi, laba bersih secara simultan
berpengaruh signifikan dalam memprediksi arus kas masa depan.
e. Laba kotor lebih baik dibandingkan dengan laba operasi dan laba
bersih dalam memprediksi arus kas masa depan.
3. Kesimpulan
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa H1, H4, dan H5 berhasil
diterima karena hasilnya signifikan. Penelitian ini menunjukkan
adanya pengaruh signifikan antara laba kotor, laba operasi, laba
bersih dalam memprediksi arus kas masa depan.
3. Baridwan dan Parawiyati (1999)
“Kemampuan Laba dan Arus Kas dalam Memprediksi Arus Kas Masa
Depan”
1. Perumusan Masalah
a. Apakah laba dan arus kas merupakan prediktor dalam memprediksi
laba dimasa mendatang?
b. Apakah laba dan arus kas merupakan prediktor dalam memprediksi
arus kas di masa mendatang?
c. Apakah laba memberikan kemampuan pediksi inkremental
terhadap arus kas.
2. Hipotesis
a. Prediktor laba memberikan pengaruh yang lebih besar dibanding
dengan prediktor arus kas.
b. Prediktor laba mempunyai hubungan yang lebih erat terhadap arus
kas dibanding dengan prediktor arus kas.
c. Prediktor laba memiliki kemampuan prediksi inkremental dalam
memprediksi arus kas.
3. Kesimpulan
Dalam menguji kemampuan prediktor laba dibanding prediktor arus
kas dalam memprediksi laba satu tahun kedepan menunjukan bahwa
kedua prediktor tersebut adalah signifikansebagai alat pengubah. Dan
kemampuan prediktor laba dibanding prediktor arus kas dalam
adalah signifikan dan prediktor laba memberikan pengaruh yang lebih
besar dibanding prediktor arus kas.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Laporan Keuangan
2.2.1.1.Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan setiap perusahaan memegang peranan penting
bagi kelangsungan hidup perusahaan, laporan keuangan dulu hanya
merupakan alat penguji pekerjaan pembukuan, akan tetapi saat ini laporan
keuangan juga digunakan sebagai dasar dalam menentukan atau menilai
posisi keuangan perusahaan, laporan keuangan juga merupakan dasar bagi
upaya analitis atas suatu perusahaan.
Menurut ketentuan SAK (2009 : 3), tujuan laporan keuangan
adalah sebagai berikut :
a. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja,
serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat
bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan
b. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi
kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian,
laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin
dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena
secara umum digambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa
c. Laporan keuangan juga menunjukan apa telah dilakukan manajemen
(stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber
daya dipercayakan kepadanya.
Menurut Baridwan (2000:17), laporan keuangan merupakan
ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari
transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan.
Dalam Manajemen Keuangan dikemukakan “bahwa laporan
keuangan melaporkan prestasi historis dari suatu perusahaan dan
memberikan dasar bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi, untuk
membuat proyeksi dam peramalan untuk masa depan”.(Weston &
Thomas,2000:24)
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa laporan
keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pembukuan yang
merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi
selama satu periode akuntansi dan dinyatakan dalam satuan uang.
2.2.1.2. Pentingnya Laporan Keuangan
Para pengelola organisasi, baik yang berorientasi laba (
profit-oriented organization) maupun yang tidak berorientasi laba ( non-profit
oriented organization ) akan selalu dihadapkan pada pengambilan
keputusan untuk masa datang. Baik buruknya keputusan yang diambil
Para pemakai laporan keuangan ini menggunakan laporan
keuangan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang berbeda, sedangkan
para pemakai laporan keuangan tersebut adalah :
a. Investor, penanaman modal beresiko dan penasehat mereka
berkepentingan dengan resiko yang melekat serta hasil pengembangan
investasi yang mereka lakukan, juga informasi yang membantu mereka
untuk menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual
investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang
memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk
membayar deviden.
b. Karyawan, karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka
tertarik pada investor mengenal stabilitas dan probabilitas perusahaan
serta investor yang memungkinkan mereka untuk menilai perusahaan
dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan kesempatan kerja.
c. Pemberi pinjaman, mereka tertarik dengan investor keuangan yang
memungkinkan untuk memutuskan apakah pinjaman beserta bungan
pada saat jatuh tempo
d. Pemasok dan kreditur usaha lainnya, mereka tertarik dengan investasi
yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang
hutang akan di bayar pada saat jatuh tempo. Kreditur usaha
berkepentingan kepada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih
pendek dapat memberikan pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan
e. Pelanggan, mereka berkepentingan dengan investasi mengenai
kelangsungan hidup, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian
jangka panjang dengan, atau tergantung pada perusahaan.
f. Pemerintah, pemerintah dan lembaga yang ada dibawah kekuasaannya
berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu
kepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan
investasi untuk mengatur aktivitas perusahaanm menetapkan
kebijaksanaan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik
pendapatan nasional dan pendapatan lainnya.
g. Masyarakat, perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dengan
berbagai cara. Misalnya, perusahaan dapat memberikan kontribusi
pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang
dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik.
Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan
investasi kecenderungan dan perkembangan terakhir kemakmuran
perusahaan serta rangkaian aktivitasnya. (Ikatan Akuntansi Indonesia,
2009:2.)
2.2.1.3. Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Baridwan (2000:17), tujuan laporan keuangan adalah
sebagai berikut : “Laporan keuangan dibuat oleh manajemen dengan
tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yag dibebankan
dapat juga digunakan untuk memenuhi tujuan lain yaitu sebagai laporan
kepada pihak-pihak diluar perusahaan. Laporan Keuangan merupakan
ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari
transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang
bersangkutan.
Tujuan umum laporan keuangan tersebut yaitu untuk :
a. Memberikan informasi mengenai sumber-sumber ekonomi dan
kewajiban serta modal perusahaan
b. Memberikan informasi mengenai perubahan dalam sumber-sumber
ekonomi netto (sumber dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang
timbul dari aktivitas-aktivitas usaha dalam rangka memperoleh laba
c. Memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai
laporan keuangan dalam mengestimasi potensi perusahaan dalam
menghasilkan laba
d. Memberikan informasi lainnya mengenai perubahan dalam
sumber-sumber ekonomi dan kewajiban, seperti informasi mengenai aktivitas
pembelanjaan dan penanaman
e. Menyediakan informasi lain yang berhubungan dengan laporan
keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan.
(Baridwan,2000:4)
Berdasarkan penjelasan diatas maka ditarik kesimpulan bahwa
tujuan utama laporan keuangan adalah sebagai alat penyampaian informasi
sehingga dapat digunakan dengan baik dan benar untuk pengambilan
keputusan ekonomi.
2.2.1.4. Karakteristik Laporan Keuangan
Karakteristik kualitatif laporan keuangan merupakan ciri khas yang
membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai,
terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu, dapat dipahami,
relevan, keandalan dan dapat diperbandingkan. (Baridwan, 2000:5)
a. Dapat di pahami
Karakteristik ini mengandung pengertian bahwa kualitas penting
informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah
kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai
b. Relevan
Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi
keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi
peristiwa masa lalu, masa kini dan masa depan. Relevansi informas
dipengaruhi hakekat dan materialitasnya. Materialitasnya sendiri
tergantung pada besarnya pos atau kesalahan yang dinilai sesuai dengan
situasi khusus dari kelalaian dalam mencantumkan (onnision) atau
kesalahan dalam mencatat (misstatement). Karenanya, matrealitasnya
lebih merupakan suatu ambang batas atau titik pemisah dari suatu
karakteristik kualitatif pokok yang harus dimiliki agar informasi
dipandang berguna.
Informasi memiliki kualitas andal (realible) jika bebas dari pengertian
yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan
pemakainya sebagai penyajian yang tulus dan jujur (faithful
respresentation) dari yang seharusnya di sajikan atau yang secara wajar
diharapkan dapat disajikan.
d. Dapat dibandingkan
Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan
antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan
kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan lapora
keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan,
kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif.
2.2.1.5. Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan
Dalam Standar Akuntansi Indonesia ( Ikatan Akuntansi Indonesia,
2004:11) secara terpisah menjelaskan tentang sifat dan keterbatasan
laporan keuangan sebagai berikut :
a. Laporan keuangan bersifat sejarah, yang tidak lain merupakan
kejadian-kejadian yang telah lewat, maka terdapat keterbatasan dalam
kegunaannya.
b. Laporan keuangan bersifat umum bukan untuk memenuhi kebutuhan
tiap-tiap pemakai
c. Laporan keuangan itu sebagai hasil dari pemakaian stelsel timbulnya
tidak lepas dari penaksiran-penaksiran dan
pertimbangan-pertimbangan
d. Laporan keuangan bersifat konserfatif dalam menghadapi
ketidakpastian, peristiwa-peristiwa yang tidak menguntungkan segera
diperhitungkan kerugiannya : harta, kekayaan bersih dan pendapatan
bersih yang selalu dihitung dalam nilainya paling rendah
e. Laporan keuangan lebih menekankan bagaimana keadaan sebenarnya
peristiwa-peristiwa dilihat dari sudut ekonomis dari pada berpegang
pada formilnya.
f. Laporan keuangan menggunakan istilah-istilah, dalam hubungan ini
serinmg kedapatan istilah-istilah yang umumnya di pakai dan
diberikan pengertian yang khusus, dilain pihak laportan keuangan
mengikuti perkembangan dunia usaha. (Munawir, 1998:10-11)
2.2.1.6 Unsur Laporan Keuangan
Unsur laporan keuangan menurut PSAK No.1 (2009:12), adalah
unsur yang berkaitan langsung dengan pengukuran posisi keuangan yaitu :
1. Aktiva
Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aktiva adalah
potensi dari aktiva tersebut untuk memberikan sumbangan, baik
langsung maupun tidak langsung arus kas dan setara kas kepada
perusahaan.
Karakteristik esensial kewajiban (liabilities) adalah bahwa perusahaan
mempunyai kewajiban (obligation) masa kini, kewajiban adalah suatu
tugas atau tanggung jawab untuk bertindak atau untuk melaksanakan
sesuatu dengan cara tertentu.
3. Ekuitas
Ekuitas adalah hak rasidual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi
semua kewajiban. Sedangkan unsur laporan keuangan yang berkaitan
dengan pengukuran kinerja dalam laporan keuangan laba rugi adalah :
a. Penghasilan
Definisi penghasilan (income) meliputi baik pendapatan
(revenue) maupun keuntungan (gains), pendapatan timbul
dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa dan dikenal
dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan
jasa (fees), bunga, deviden, royalti dan sewa, keuntungan
mencerminkan kenaikan manfaat ekonomi dan dengan
demikian pada hakikatnya tidak berbeda dengan pendapatan.
b. Beban
Definisi beban mencakupi baik kerugian maupun beban yang
timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa,
beban tersebut biasanya berbentuk arus keluar atau
berkurangnya aktiva seperti kas (dan setara kas), persediaan
2.2.1.7. Susunan Laporan Keuangan
Menurut PSAK No.1 (2009:1.2), laporan keuangan yang lengkap
terdiri dari komponen-komponen berikut ini :
a. Neraca
b. Laporan Laba Rugi
c. Laporan perubahan ekuitas
d. Laporan arus kas, dan
e. Catatan atas laporan keuangan
Penjelasan dari masing-masing komponen tersebut di atas adalah sebagai
berikut :
a. Neraca
Neraca melaporkan jumlah aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik.
(Warren,2005:27). Neraca memberikan informasi mengenai sifat dan
jumlah investasi dalam sumber daya perusahaan, kewajiban kepada
kreditor perusahaan, dan ekuitas pemilik dalam sumberdaya bersih
perusahaan.
Neraca dapat digunakan untuk menilai risiko perusahaan dan arus kas
masa depan. (Kieso,2002:216)
b. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi melaporkan pendapatan dan beban selama periode
waktu tertentu berdasarkan konsep penandingan atau pengaitan.
Laporan laba rugi juga melaporkan kelebihan pendapatan terhadap
Perhitungan laba rugi adalah laporan yang mengukur keberhasilan
operasi perusahaan untuk suatu periode waktu tertentu. Masyarakat
bisnis dan investasi menggunakan laporan ini untuk menentukan
profitabilitas, nilai investasi, dan kelayakan kredit. (Kieso,2002:117)
c. Laporan perubahan ekuitas
Menurut Warren (2005:25), laporan ekuitas pemilik melaporkan
perubahan ekuitas pemilik selama jangka waktu tertentu. Laporan
tersebut dipersiapkan setelah laporan laba rugi, karena laba bersih atau
rugi bersih periode berjalan harus dilaporkan dalam laporan ini. Tiga
jenis transaksi yang mempengaruhi ekuitas pemilik adalah :
1. Investasi awal
2. Pendapatan dan beban
3. Penarikan oleh pemilik
d. Laporan arus kas
Tujuan laporan arus kas adalah memberikan informasi yang relevan
mengenai penerimaan dan pembayaran kas dari suatu perusahaan
selama satu periode. (Kieso,2002:279)
Laporan arus kas terdiri dari tiga bagian : (1) aktivitas operasi, (2)
aktivitas investasi, (3) aktivitas pendanaan. (Warren,2005:27)
e. Catatan atas laporan keuangan.
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap
berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan
keuangan. Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan :
1. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan
kebijakan akuntansi yang dipilh dan diterapkan terhadap
peristiwa dan transaksi yang penting.
2. Informasi yang diwajibkan dalam pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan tetapi tidak disajikan di neraca, laporan
laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas.
3. Informasi tambahan yang disajikan dalam laporan keuangan
tetapi diperlukan dalam penyajian secara wajar.
Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau
rincian jumlah yang tertera dalam neraca, laporan laba rugi, laporan
arus kas, dan laporan perubahan ekuitas serta tambahan seperti
kewajiban kontinjensi dan komitmen. (SAK,2009:1.13)
2.2.2. Laba
2.2.2.1 Pengertian Laba
Menurut Baridwan (2000:31) laba adalah kenaikan modal (aktiva
bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang
terjadi dari suatu badan usaha selama suatu periode kecuali yang timbul
dari pendapatan (revenue) atau investasi oleh pemilik.
Pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa laba adalah selisih
kenaikkan bersih atas modal yang berasal dari kegiatan usaha, dari sudut
pandang akuntansi yang dimaksud dengan laba itu adalah perbedaan antar
revenue yang direalisasikan yang timbul dari transaksi pada periode
tertentu diharapkan pada biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode
tertentu.
2.2.2.2. Karakteristik Laba
Konsep laba akuntansi, Belkoui (1994:233) Menyebutkan bahwa
laba akuntansi memiliki lima karakteristik sebagai berikut :
1. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi aktual terutama yang
berasdal dari penjualan barang atau jasa
2. Laba akuntansi didasarkan pada postulat periodisasi dan mengacu pada
kinerja perusahaan selama satu periode tertentu.
3. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan
pemahaman khusus tentang definisi, pengukuran dan pengakuan
pendapatan
4. Laba akuntansi memerlukan pengukuran tentang biaya (expenses)
dalam bentuk cost histories.
5. Laba akuntansi menghendaki adanya penandingan (matching) antara
pendapatan dengan biaya yang relevan dan berkaitan dengan
pendapatan tersebut.
Menurut Belkoui (1994:230-232) laba umumnya dipandang
pembayaran dividen, pedoman investasi dan pengambilan keputusan dan
unsur prediksi :
a. Laba adalah bagi perpajakan dan pembagian kembali kekayaan
dikalangan pribadi. Suatu jenis laba yang dikenal sebagai alat kena
pajak, dihitung sesuai dengan aturan-aturan yang ditentyukan oleh
dinas perpajakan pemerintah.
b. Laba dianggap sebagai pedoman bagi kebijakan deviden dan
penahanan laba suatu perusahaan. Laba itu diakui sebagai suatu
indikator dan jumlah maksimum yang harus dibagikan sebagai dividen
dan ditahan untuk perluasan atas diinvestasikan kembali di dalam
perusahaan
c. Laba pada umunya dipandang sebagai suatu investasi dan pedoman
pengambilan keputusan. Telah umum dihipotesiskan bahwa para
investor berusaha untuk mengaksimisasi pengembalian atas modal
yang di investasikan, yang sepadan dengan tingkat resiko yang dapat
diterima.
d. Laba dipandang sebagai suatu perantara prediktif yang membantu
dalam peramalan laba mendatang dan peristiwa ekonomi yang akan
datang. Nyatanya, nilai laba di masa lalu, yang didasarkan pada biaya
historis dan nilai terjalin, terbukti berguna dalam meramalkan nilai
e. Laba dianggap sebagai suatu ukuran efisien. Laba adalah suatu ukuran
kepengurusan manajemen atas sumber daya suatu kesatuan dan ukuran
efisiensi manajemen dalam menjalankan usaha suatu perusahaan.
Kesimpulannya, laba memegang peranan dalam berbagai bidang,
tetapi kegunaannya dipengaruhi oleh sejumlah keterbatasan, seperti
ditunjukkan lima unsur di atas.
Ketiga angka laba akuntansi yakni laba kotor, laba operasi dan laba
bersih bermanfaat untuk pengukuran efisiensi manajer dalam mengelola
perusahaan. Investor dan kreditor yakin bahwa ukuran kinerja yang
diutamakan dalam penilaian kinerja perusahaan adalah ukuran kinerja
yang mampu menggambarkan kondisi dan prospek perusahaan di masa
mendatang dengan lebih baik. Penilaian kinerja perusahaan ini didasarkan
melalui informasi pada laporan laba rugi yang menyajikan informasi laba
kotor, laba operasi dan laba bersih.
Laba kotor adalah selisih dari pendapatan perusahaan dikurangi
dengan cost barang terjual. Cost barang terjual adalah semua biaya yang
dikorbankan, untuk perusahaan pemanufakturan perhitungan dimulai dari
tahap ketika bahan mbaku masuk ke pabrik, diolah, hingga dijual. Semua
biaya-biaya langsung yang berhubungan dengan penciptaan produk
tersebut dikelompokkan sebagai cost barang terjual.
Angka laba operasi adalah selisih laba kotor dengan biaya-biaya
operasi. Biaya-biaya operasi adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan
perusahaan dan bersifat operatif. Selain itu, biaya-biaya ini diasumsikan
memiliki hubungan dengan mpenciptaan pendapatan. Diantara biaya-biaya
operasi tersebut adalah : biaya gaji karyawan, biaya administrasi, biaya
perjalanan dinas, biaya iklan dan promosi, biaya penyusutan dan lain-lain.
Angka laba bersih adalah angka yang menunjukkan selisih antara
seluruh pendapatan dari kegiatan operasi perusahaan maupun non operasi
perusahaan. Dengan demikian, sesungguhnya laba bersih ini adalah laba
yang menunjukkanbagian laba yang akan ditahan di dalam perusahaan dan
yang akan dibagikan sebagai dividen.
Masing-masing dari hasil laba tersebut, memiliki kandungan
informasi tersendiri yang dapat digunakan untuk aliran kas masa depan.
2.2.2.3. Tujuan Pelaporan Laba Bersih
Menurut Hendriksen (2000:130) tujuan utama pelaporan laba
adalah untuk memberikan informasi yang berguna bagi mereka yang
paling berkepentingan dengan laporan keuangan. Salah satu tujuan dasar
yang dianggap paling penting bagi semua pemakai laporan keuangan
adalah untuk membedakan antara modal yang diinvestasikan dan laba,
antara stok dan arus keuangan sebagai bagian dari proses akuntansi
deskriptif.
Tujuan yang lebih khusus meliputi penggunaan laba sebagai
pengukuran efisiensi manajemen, penggunaan laba historis untuk
akan datang dan penggunaan laba sebagai pengukuran keberhasilan serta
sebagai pedoman pengambilan keputusan manajerial di masa yang akan
datang.
2.2.2.4 Keunggulan dan Kelemahan Laba
Adapun keunggulan dan kelemahan laba menurut Belkoui
(1994:232-234) :
a. laba akuntansi teruji dalam sejarah dimana pemakai laporan keuangan
masih mempercayai laba akuntansi masih bermanfaat untuk membantu
pengambilan keputusan ekonomi.
b. Laba akuntansi di ukur dan dilaporkan secara obyektif dapat di uji
kebenarannya karena didasarkan pada transaksi / fakta aktual, yang di
dukung bukti obyektif.
c. Atas dasar prinsip realisasi dalam mengakui pendapatan, laba
akuntansi memenuhi kriteria konservatisme. Artinya, akuntansi tidak
mengakui perubahan nilai tetapi hanya mengakui untung yang
direalisasikan.
d. Laba akuntansi dipandang bermanfaat untuk tujuan pengendalian
terutama pertanggungjawaban manajemen.
Kelemahan dari laba akuntansi adalah :
a. laba akuntansi gagal mengakui kenaikkan nilai aktiva yang belum
direalisasikan dalam satu periode karena prinsip cost historis dan
b. Laba akuntansi yang didasarkan pada cost historis mempersulit
perbandingan laporan keuangan karena adanya perbedaan merode
perhitungan cost dan metode alokasi.
c. Laba akuntansi yang didasarkan prinsip realisasi, cost historis, dan
konservatisme dapat menghasilkan data yang menyesatkan dan
tidak relevan.
2.2.2.5. Metode Pelaporan Laba Rugi
Bentuk laporan Laba rugi dapat disusun sesuai dengan keinginan
dan tujuan perusahaan. Namun, penyusunan tidak dibuat dalam bentuk
yang sembarangan, sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Laporan
laba rugi dapat disusun dalam dua bentuk (Kasmir, 2008:49) :
1. Bentuk Tunggal (single step), merupakan gabungan dari jumlah
seluruh penghasilan, baik pokok (operasional) maupun di luar pokok
(nonoperasional) dijadikan satu, kemudian jumlah biaya pokok dan
diluar pokok juga dijadikan satu.
2. Bentuk Majemuk (multiple step), merupakan pemisahan antara
komponen usaha pokok (operasional) dengan diluar pokok
(nonoperasional). Artinya terlebih dahulu dikurangi antara pengahsilan
pokok dengan biaya pokok, kemudian baru ditambahkan dengan hasil
2.2.3. Arus Kas
Laporan arus kas menyajikan informasi mengenai aliran kas masuk
dan arus kas keluar untuk mengetahui keadaan kas badan usaha di masa
yang akan datang. Laporan ini di tujukan kepada pihak yang
berkepentingan baik pihak eksternal maupun manajemen badan usaha
untuk nmemberikan gambaran mengenai tingkat likuiditas dari badan
usaha tersebut. (Kieso & Weygandt,2002:376) menyatakan bahwa sumber
informasi untuk menyiapkan laporan arus kas biasanya berasal dari tiga
sumber yaitu :
1. Neraca komparatif menyajikan jumlah perubahan aktiva, kewajiban,
dan ekuitas dari awal hingga akhir periode
2. Laporan laba-rugi periode berjalan berisi data yang membantu
pembaca menentukan jumlah kas yang diterima dari atau digunakan
oleh operasi selama periode berjalan.
3. Data transaksi tertentu dari buku besar umum memberikan informasi
tambahan terinci yang dibutuhkan untuk menentukan bagaimana kas
diterima dan digunakan selama periode berjalan.
Menurut PSAK NO.2 (2009:2.2) arus kas adalah arus kas masuk
dan arus kas keluar atau setara kas. Setara kas adalah investasi yang
sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat
dijadikan kas dalam junlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa arus kas adalah
daftar yang memuat angka-angka nilai arus kas masuk dan arus kas keluar
atau kas dari kegiatan operasional perusahaan yang diterbitkan setiap
tahun.
Informasi yang disediakan dalam daftar arus kas, bila dipakai
dengan pengungkapan dan informasi yang berkaitan dengan laporan
keuangan yang lain, harus dapat membantu para penanaman modal,
kreditur dan pihak lainnya untuk : (Keiso, 2002:373)
a. Menetapkan kemampuan entitas untuk menghasilkan arus kas di masa
depan
b. Menentukan kemampuan entitas untuk membayar dividen dan
memenuhi kewajibannya
c. Menetapkan penyebab perbedaan antara laba bersih dan arus kas
bersih dari kegistsn operasi
d. Transaksi investasi dan pembiayaan yang melibatkan kas dan nonkas
selama suatu periode.
Menurut Skousen, dkk (2004:316) beberapa alasan pentingnya
penggunaan arus kas adalah :
a. Kadang laba (earning) gagal
Pada beberapa situasi, laba bersih gagal memberikan gambaran yang
akurat tentang kinerja sebuah perusahaan pada periode tertentu.
Misalnya: rugi yang dilaporkan tidak perlu dikhawatirkan selama arus
dapat terus berjalan untuk saat ini, tetapi rugi yang dilaporkan
mungkin mengidentifikasikan masalah yang membayangi dimasa
depan. Begitu juga untuk perusahaan yang pertumbuhannya tinggi,
tidak ada jaminan bahwa dengan laba yang positif tersedia arus kas
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang sudah
berjalan.
b. Semuanya ada dalam satu halaman
Laporan arus kas terdiri dari informasi tentang aktivitas opersai,
investigasi dan pendanaan. Intinya, apa saja yang ingin diketahui
tentang kinerja perusahaan pada suatu periode diikhtisarkan dalam satu
laporan. Aktivitas operasi digunakan untuk mengetahui seberapa
sukses opersai tahun ini. Aktivitas investasi digunakan untuk
mengetahui investasi apa saja yang dilakukan. Akitivitas pendanaan
digunakan untuk mengetahui dari mana dana untuk membiayai semua
hal.
c. Sebagai alat peramal
Saat akan meramalkan masa depan, sebuah laporan arus kas adalah
alat yang sangat baik untuk menganalisis apakah rencana-rencana
operasi, investasi dan pendanaan konsisten dan dapat dijalankan.
2.2.3.1 Tujuan Arus Kas
Simamora (2002:406) mengungkapkan bahwa tujuan utama
Laporan Arus Kas adalah untuk menyediakan informasi perihal
akuntansi. Tujuan sampingannya adalah untuk menyajikan informasi
tentang aktivitas-aktivitas operasi, investasi, pendanaan selama periode
akuntansi.
Ditambahkan oleh (Munawir,2002:241), tujuan dan kegunaan
informasi arus kas sebagai berikut “ informasi tentang arus kas suatu
perusahaan berguna bagi para pemakai laopran keuangan sebagai dasar
untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara
kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas
tersebut”. Perusahaan harus menyusun laporan arus kas sesuai dengan
persyaratan yang berlaku, dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai
bagian yang tak terpisah (integral) dari laporan keuangan untuk setiap
periode penyajian laporan keuangan.
Dengan informasi arus kas kemungkinan para pemakai
mengembangkan metode untuk menilai dan membandingkan nilai
sekarang dari arus kas masa depan (future cash flows) dari berbagai
perusahaan.
2.2.3.2. Kegunaan Arus Kas
Menurut Horngren (2007:149), Laporan arus kas mempunyai
beberapa kegunaan yaitu :
a. Prediksi arus kas masa depan. Penerimaan dan pengeluaran kas masa
lalu adalah dasar perkiraan yang baik bagi arus kas masa depan.
b. Mengevaluasi Keputusan Manajemen. Apabila para manajer membuat
berkembang. Apabila mereka membuat keputusan investasi yang tidak
bijaksan, perusahaan akan mengalami kerugian.
c. Laporan arus kas melaporkan arus kas dari operasi dan investasi yang
dilakukan perusahaan. Para investor dan kreditor menggunakan
informasi arus kas untuk mengevaluasi keputusan para manajer.
d. Prediksi kemampuan untuk melakukan pembayaran kredit kepada
pemberi pinjaman dan untuk membayar deviden kepada para
pemegang saham. Pemberi pinjaman ingin memperoleh bunga dan
pokok dari pinjaman mereka. Para pemegang saham menginginkan
deviden atas investasinya. Laporan arus kas membantu memprediksi
apakah perusahaan dapat melakukan pembayaran tersebut.
2.2.3.3. Klasifikasi Arus Kas
Dalam penyajian Laporan Arus Kas, harus diklarifikasikan sesuai
dengan masing-masing aktivitasnya sebagaimana ditentukan oleh PSAK
NO.2 (IAI,2009:2.2) bahwa “ Laporan arus kas harus melaporkan arus kas
selama periode tertentu dan klasifikasi menurut aktivitas operasi, investasi
dan pendanaan”.
Dijelaskan lagi oleh Munawir (2002:244-249) bahwa laporan arus
kas mengklarifikasi setiap penerimaan dan pengeluaran ke dalam :
a. Aktivita Operasi (operating activities).
Aktivitas operasi didefinisikan sebagai seluruh transaksi penerimaan
berkaitan dengan biaya operasi, termasuk pembayaran kepada
pemasok barang barang atau jasa, pembayaran upah, bunga dan pajak
(arus kas yang diperoleh dari aktivitas penghasilan utama pendapatan
perusahaan)
b. Aktivitas Investasi ( investing activities)
Aktivitas investasi meliputi perolehan aktiva jangka panjang termasuk
pembelian surat berharga yang tidak disertai dengan kas dan peminjam
uang (loan receivable) serta kebalikannya yaitu penjualan aktiva
jangka panjang dan pelunasan pinjaman.
c. Aktivitas Pendanaan (financing activities)
Aktivitas pendanaan meliputi aktivitas peminjaman uang yang terdiri
dari utang hipotik, utang obligasi dan bentuk utang jangka panjang
lainnya serta emisi saham baru, pembayaran kembali pinjaman jangka
panjang, pembayaran deviden kepada pemegang saham dan
penggunaan kas untuk penarikan kembali saham perusahaan.
2.2.3.4. Metode Pelaporan Arus Kas
Menurut Warren, dkk (2000:45), terdapat dua metode alternatif
pelaporan arus kas dari aktivitas operasi dalam Laporan Arus Kas. Kedua
metode tersebut adalah :
1. Metode Langsung (direct method)
Metode langsung melaporkan sumber kas operasi dan penggunaan kas
pelanggan. Sedangkan penggunaan utama dari kas operasi meliputi kas
yang dibayarkan kepada pemasok atas barang dagang dan jasa serta
kas yang dibayarkan kepada pegawai sebagai upah.
2. Metode tidak langsung (indirect method)
Metode tidak langsung melaporkan arus kas operasi yang dimulai
dengan laba bersih kemudian disesuaikan dengan pendapatan serta
beban yang tidak melibatkan penerimaan atau pembayaran kas.
Dengan kata lain laba bersih akrual disesuaikan untuk menentukan
jumlah bersih arus kas dari aktivitas operasi.
2.2.4. Prediksi Arus Kas
Kesukaran yang timbul dalam penggunaan informasi arus kas
adalah adanya transaksi-transaksi penting yang dilakukan tanpa melalui
kas. Contohnya, aktiva tetap diperoleh dengan hutang jangka panjang atau
pengeluaran saham dalam hal-hal seperti ini perlu adanya informasi
tambahan mengenai kemungkinan bahwa arus kas dikemudian hari
berbeda dari arus kas di masa yang lalu.
Informasi tambahan juga diperlukan sehubungan dengan adanya
kontrak-kontrak atau perikatan-perikatan baru yang membawa akibat
terhadap arus kas seperti : lease jangka panjang, commitment untuk dan
pensiun, dan lain-lain.
Menurut Husnan (1996:137), masalah dalam penaksiran arus kas
arus kas yang relevan pendefinisi, karena taksiran menyangkut masa yang
akan datang, maka akan selalu terbuka peluang untuk melakukan
kesalahan.
Kesalahan mungkin tidak disengaja dilakukan tetapi mugkin juga
disengaja dilakukan untuk menaksir arus kas yang relevan perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Taksiran arus kas atas dasar setelah pajak. Perhatikan bahwa yang
dinikmati oleh pemilik perusahaan adalah kas masuk bersih setelah
pajak.
b. Taksiran arus kas atas dasar incremental atau selisih. Rencana
peluncuran produk baru mungkin akan mengakibatkan
pengurangan penjualan produk lama (kanibalisme), lebih-lebih
kalau produk-produk tersebut ternyata mempunyai pasar yang
sama
c. Taksiran arus kas yang timbul karena keputusan investasi
d. Jangan masukkan sunk cost (biaya yang telah terjadi sehingga
tidak akan berubah karena keputusan yang akan kita ambil)
Seringkali kita menaksirkan arus kas dipergunakan taksiran laba
rugi sesuai dengan prinsip akuntansi, dan kemudian merubahnya menjadi
2.2.5. Pengaruh Antara Variabel Laba Kotor (X1), Laba Operasi (X2), Laba
Bersih (X3) dan Arus Kas (X4) Terhadap Variabel Prediksi Arus Kas
(Y)
Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai
perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian perolehannya.
Menurut Simamora (2002:406) Laporan arus kas digunakan untuk
menyediakan informasi perihal penerimaan dan pengeluaran kas sebuah
perusahaan selama periode akuntansi dan untuk menyajikan informasi
tentang aktivitas-aktivitas operasi, investasi dan pendanaan selama periode
akuntansi.
Menurut PSAK (2009:2.2) arus kas adalah arus kas masuk dan arus
kas keluar atau setara kas. Setara kas adalah investasi yang sifatnya sangat
likuid, berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam
jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan.
Pengaruh antara variabel laba kotor (X1), laba operasi (X2), laba
bersih (X3) dan arus kas (X4) terhadap variabel prediksi arus kas (Y)
ditunjukan dengan hasil penelitian Baridwan dan Parawiyati (1999),
Ramadhan (2008) yang membuktikan bahwa laba dan arus memiliki
pengaruh dalam memprediksi arus kas dimasa mendatang dan laba
memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap arus kas di banding arus kas
itu sendiri. Laba dan arus kas yang digunakan, merupakan prediktor yang
disimpulkan bahwa laba kotor, laba operasi, laba bersih dan arus kas
bersih dapat digunakan sebagai dasar dalam memprediksi arus kas di masa
mendatang.
2.2.6. Kerangka Pikir
Berdasarkan penelitian terdahulu dan landasarn teori yang ada dan
penjelasan yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat dibuat suatu
diagram pikir sebagai berikut :
Uji Statistik Regresi Linier Berganda Laba Kotor
(X1)
Laba Operasi (X2)
Laba Bersih (X3)
Arus Kas (X4)
Arus Kas Masa Depan
Dengan rumus sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e (Djarwanto, 1996 :176)
Dimana :
Y = merupakan variabel dependen arus kas masa mendatang a = merupakan konstanta
b1,b2,b3,b4 = koefisien regresi dari masing-masing variabel
X1 = laba kotor
X2 = laba operasi
X3 = laba bersih
X4 = arus kas
e = standar eror
2.2.7. Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah dan landasan teori yang telah
dikemukakan, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Diduga bahwa terdapat pengaruh yang positif antara laba kotor, laba
operasi, laba bersih dan arus kas terhadap arus kas di masa
mendatang.
2. Diduga bahwa laba kotor memiliki kemampuan paling dominan
dibandingkan dengan laba operasi, laba bersih dan arus kas dalam
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional adalah definisi sebuah ide dalam istilah yang
dapat di ukur dengan mengurangi tingkat abstraksinya melalui
penggambaran dimensi dan elemennya (Sekaran, 2006:240).
3.1.1. Variabel Bebas ( independent Variable).
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel
terikat, entah secara positif maupun negatif (Sekaran, 2006:117). Variabel
bebas yang akan di ukur dalam penelitian ini yaitu :
1. Laba Kotor (X1)
Adalah selisih dari pendapatan perusahaan dikurangi dengan cost
barang terjual. Data dalam penelitian variabel ini diambil dari laporan
keuangan perusahaan terutama laporan laba rugi. Dan untuk
pengukurannya menggunakan skala rasio dengan satuan rupiah.
2. Laba operasi (X2)
Adalah kelebihan laba kotor terhadap total beban operasi perusahaan.
Data dalam penelitian variabel ini diambil dari laporan keuangan
perusahaan terutama laporan laba rugi. Dan untuk pengukurannya
menggunakan skala rasio dengan satuan rupiah.
Adalah angka yang menunjukkan selisih seluruh pendapatan dengan
biaya-biaya operasi perusahaan maupun non operasi perusahaan Data
dalam penelitian variabel ini diambil dari laporan keuangan
perusahaan terutama laporan laba rugi. Dan untuk pengukurannya
menggunakan skala rasio dengan satuan rupiah.
4. Arus Kas (X4)
Adalah arus kas masuk dan arus kas keluar atau setara kas ( PSAK
NO.2) Data dalam penelitian ini di ambil dari laporan keuangan
perusahaan terutama arus kas. Dan untuk pengukurannya
menggunakan skala rasio dan di ukur dengan dalam satuan rupiah.
3.1.2. Variabel Terikat (dependent variable)
Variabel terikat adalah variabel yang menjadi perhatian utama
peneliti untuk dijelaskan variabilitas atau memprediksinya (Sekaran,
2006:116). Variabel terikat atau variabel tidak bebas yang akan di ukur
dalam penelitian ini yaitu :
1. Prediksi arus kas (Y)
Merupakan perkiraan arus kas pada periode mendatang (t+1) yang
diperoleh dari laporan keuangan arus kas. Pengukuran arus kas
adalah arus kas bersih yang diperoleh dari selisih antara arus kas
masuk dan arus kas keluar dari aktivitas operasi, aktivitas
2002:21). Skala pengukurannya adalah rasio dan diukur dalam
satuan rupiah.
3.2. Teknik Penentuan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah kumpulan dari semua kemungkinan
orang-orang, benda-benda dan ukuran lain yang menjadi objek penelitian
atau kumpulan seluruh objek yang menjadi perhatian (Suharyadi dan
Purwanto, 2004:323)
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan Food And
Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2006
hingga tahun 2009, perusahaan yang dijadikan dalam penelitian ini
terdiri dari:
1. PT.Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk
2. PT. Cahaya Kalbar, Tbk
3. PT. Delta Djakarta, Tbk
4. PT. Fast Food Indonesia, Tbk
5. PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk
6. PT. Mayora Indah, Tbk
7. PT. Siantar Top, Tbk
8. PT. Sierad Produce, Tbk
9. PT. Sinar Mas Agro Resources&technology, Tbk
11. PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk
12. PT. Aqua Golden Mississippi, Tbk
13.PT. Tunas Baru Lampung, Tbk
14.PT. Ades Water Indonesia, Tbk
15.PT. Sekar Laut, Tbk
16.PT. Sekar Bumi, Tbk
b. Sampel
Sampel adalah suatu bagian dari populasi tertentu yang menjadi
perhatian (Suharyadi dan Purwanto S.K., 2004:323). Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive
sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan tujuan tertentu dan
tidak semua individu atau elemen dalam populasi mendapat peluang
yang sama untuk diambil sebagai sampel. Kriteria sampel yang
diambil adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan Food And Beverages yang go publik dan terdaftar di
Bursa Efek Indonesia
2. Perusahaan Food And Beverages yang mempublikasikan laporan
keuangan per-31 Desember 2006 sampai 31 Desember 2009
3. Perusahaan Food And Beverages yang dalam penelitian tidak
mengalami Kerugian pada tahun 2006 sampai tahun 2009.
Dalam penelitian ini seluruh data laporan keuangan diperoleh
dari 16 perusahaan Food And Beverages yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini
adalah :
1. PT.Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk
2. PT. Cahaya Kalbar, Tbk
3. PT. Delta Djakarta, Tbk
4. PT. Fast Food Indonesia, Tbk
5. PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk
6. PT. Mayora Indah, Tbk
7. PT. Siantar Top, Tbk
8. PT. Sierad Produce, Tbk
9. PT. Sinar Mas Agro Resources & Technology, Tbk
10. PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk
3.3. Teknik Pengumpulan Data
3.3.1. Jenis Data
Menurut Nazir (1998:58), data dapat digolongkan menjadi 2 jenis,
yaitu:
a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber pada
saat kejadian
b. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder
yang meliputi laporan keuangan (Laporan Laba Rugi dan Arus Kas )
periode tahun 2006 sampai tahun 2009 dari perusahaan Food And
Beverages yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia.
3.3.2. Sumber Data
Sumber data merupakan asal mula pengambilan data (Nazir,
1998:212) keseluruhan atas keuangan yang diperlukan dalam penelitian ini
diperoleh langsung dari perpustakaan Bursa Efek Indonesia dan
perusahaan manufaktur yang Go Publik (terdaftar) di Bursa Efek
Indonesia dapat dilihat di situs internet dengan alamat www.idx.co.id
3.3.3. Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dapat dibagi atas beberapa cara (Nazir,
1998:212), yaitu ;
a. Metode pengamatan langsung adalah pengambilan data dari sumber
dengan cara tatap muka langsung dan percakapan
b. Metode dokumentasi adalah pengumpulan data dengan cara
mempelajari dan menganalisa dokumen-dokumen penting yang
berfungsi sebagai sumber data.
Dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi yaitu
Indonesia dan dapat dilihat di situs internet dengan alamat
www.idx.co.id.
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis
Penelitan ini menggunakan alat analisis yang disesuaikan dengan
kebutuhan pengukuran variabel-variabel yang didasarkan pada kinerja
perusahaan untuk mengukur pengaruh beberapa variabel bebas terhadap
variabel terikat.
3.4.1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data
mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data
tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai
metode diantaranya adalah metode Kolmogorov Smirnov Test dengan
menggunakan program Minitab (Sumarsono, 2002:40)
Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi
data mengikuti distribusi normal adalah :
a. Jika nilai P-value (nilai probabilitasnya)lebih kecil dari 5%, maka
distribusi adalah tidak normal
b. Jika nilai P-value (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5%, maka