COMPARISON BETWEEN SINGLE SCHIZANDRAE AND
COMBINATION SCHIZANDRAE (CURLIV PLUS) IN CHRONIC HEPATITIS
A. Djumhana, D. Girawan, S.A. Abdurachman, J. R Saketi., M.B Bestari
Many drugs have been developed to improve hepatocellular function in chronic hepatitis. These drugs
include schizandrae, silymarin, curcuma, liquiritiae, and pyridoxine (vitamin B6).
This study is conducted to assess comparison between single schizandrae and schizandrae
in combination with silymarin, curcuma, liquiritiae, and vitamin B6 in chonic hepatitis patients (Curliv
plus).
In a prospectively randomized, clinical trial, double blind parallel design and repeated
measures on 44 patients with chronic hepatitis. The subjects divided into 2 equal numbered groups.
Each group received single schizandrae 3 times daily or combination schizandrae 3 times daily for a
period of 28 days. Every patients before treatment underwent examination hemoglobin, leucocyt,
platelet, prothrombin time (PT) , international normalized ratio (INR), transaminase (SGOT and
SGPT), total protein, albumin, HBsAg, anti HCV,total bilirubin, direct bilirubin, abdominal ultrasound.
Repeated examination serum GOT and GPT, PT , INR, total protein, albumin, total bilirubin, direct
bilirubin after treatment. Statistical analysis was done based on t-test.
After single schizandrae administration there was no statistically significant reduction of mean
SGOT 68.77 to 61.32 U/L (p > 0.05), SGPT from 78.47 to 72.11 U/L (p > 0.05), PT from 14.24 to
13.95 seconds (p > 0.05), total bilirubin from 1.17 to 1.07 mg/dl (p > 0.05).
After combination schizandrae administration there was a statistically significant reduction of
mean SGPT from 95.94 to 83.94 U/L (p < 0.05), and total bilirubin from 1.95 to 1.27 mg/dl (p < 0.05).
No statistically significant of mean SGOT 85.00 to 80.50 U/L (p > 0.05), PT from 14.18 to 14.17
seconds (p > 0.05).
These results show that in chronic hepatitis patients combination schizandrae may improve
I. Latar Belakang
Penyakit hati kronik saat ini masih merupakan masalah besar di dunia. Pengobatan hepatitis
kronik akibat virus masih sulit dijangkau oleh sebagian besar masyarakat Indonesia karena
biaya yang besar . Penyakit hepatitis kronik ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti virus
hepatitis, perlemakan hati non alkoholik, otoimun, obat-obatan, alkoholisme.1
Banyak obat-obatan yang telah dikembangkan untuk memperbaiki kelainan fungsi
hati pada hepatitis kronik. Obat-obatan tersebut diantaranya adalah:
1. Schizandrae yang dapat menghambat nekroinflamasi sel hati, normalisasi fungsi
hati, regenerasi sel hati, anti-hepatocarcinogenesis.2,3
2. Sylimarin mempunyai efek anti oksidan kuat, stabilisator membrane sel,
regenerasi sel hati, dan memuluhkan kerusakan struktur sel hati.4,5
3. Curcuma mempunyai efek kolagoga (mengaktifkan sekresi kolesterol dan
empedu).6,7
4. Liquiritiae dapat meningkatkan sistem imunitas (imunoregulator).8
5. Vitamin B6 membantu metabolisme asam amino yang dibutuhkan oleh hepar.9
6. Choline bitartrate menjaga kenormalan fungsi hati, melindungi hati dari sirosis.10
Pada saat ini terdapat obat yang mengandung shizandrae tunggal dan obat lain yang
mengandung schizandrae yang dikombinasikan dengan sylimarin, curcuma, liquiritiae,
vitamin B6, dan choline bitartrate.
Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan efek schizanrae tunggal dan
schizandrae kombinasi (Curliv plus) pada penderita hepatitis kronik.
II. Metodologi penelitian
Bahan penelitian adalah dua macam kaplet dengan bentuk , rasa, dan bau yang sama. Satu
schizandrae fructus 135 mg, sylimarin phytosome 35 mg, ekstrak curcuma xanthorizzae rhiz.
150 mg, liquiritiae radix 135 mg, choline bitartrate 150 mg, vitamin B6 2 mg.
Penelitian ini merupakan penelitian uji klinis acak tersamar ganda, dengan rancangan
paralel, dan pengukuran berulang. Sampel penelitian adalah penderita hepatitis kronik.
Sampel penelitian dibagi dalam dua kelompok masing-masing dengan ukuran sampel 23
orang. Sampling dilakukan secara berurutan berdasarkan kriteria inklusi hingga mencapai
ukuran sampel yang telah ditentukan. Randomisasi melalui random permuted blocks.
Kriteria inklusi adalah penderita hepatitis kronik dan tidak sedang menjalani terapi
anti virus. Dasar diagnosis hepatitis kronis adalah penderita sudah diketahui minimal dalam 6
bulan terakhir mempunyai kadar SGOT dan SGPT > 1,5 kali diatas batas atas nilai normal.
Terhadap seluruh subyek penelitian dilakukan pemeriksaan SGOT, SGPT, bilirubin total,
bilirubin direk, HBsAg, Anti HCV, PT, INR. Selanjutnya penderita mendapat kaplet
schizandrae tunggal 3 x 1 per hari atau Schizandrae kombinasi 3 x 1 kaplet per hari selama 28
hari. Pada akhir pengobatan dilakukan pemeriksaan ulangan SGOT, SGPT, bilirubin total,
bilirubin indirek, PT, INR.
Analisis statistik dengan t-test.
III. Hasil penelitian
Jumlah penderita yang menyelesaikan penelitian dari kelompok schizandrae tunggal
sebanyak 19 orang dan dari kelompok scizandrae kombinasi sebanyak 18 orang. Lima belas
orang perempuan, 22 orang laki-laki, berumur antara 21 – 76 tahun.
Tabel 3.1 Etiologi hepatitis kronik
Kelompok Hepatits B (Jumlah)
Hepatitis C (Jumlah}
Hepatitis B dan C (Jumlah)
Lain-lain (Jumlah)
Schizandrae tunggal 3 9 0 7
Tabel 3.2 Efek Schizandrae tunggal pada hepatitis kronik
Tabel 3.3 Efek Schizandrae kombinasi (Curliv plus) pada hepatitis kronik
Variabel Pre terapi
Menghadapi berbagai keterbatasan modalitas terapi hepatitis kronik yang tersedia saat ini
obat-obatan hepatoprotektor merupakan salah satu pilihan yang bisa dipergunakan terutama
untuk masyarakat Indonesia yang menghadapi kendala biaya untuk mendapatkan obat anti
virus.
Pada penelitian ini pemberian schizandrae tunggal dapat menurunkan SGOT, SGPT,
bilirubin total, PT, INR tetapi tidak signifikan. Pemberian schizandrae kombinasi
menurunkan kadar SGPT dan biliribin total dengan perbedaan yang signifikan.
V. Kesimpulan
Pemberian kombinasi schizandrae fructus 135 mg, sylimarin phytosome 35 mg, ekstrak
curcuma xanthorizzae rhiz. 150 mg, liquiritiae radix 135 mg, choline bitartrate 150 mg,
vitamin B6 2 mg sebanyak 3 x 1 kaplet / hari selama 28 hari menunjukan penurunan SGOT
Daftar Pustaka
1. Hasan I, Gani A.R, Budhihusodo U, Lesmana L.A, Akbar N, Sulaiman A, Noer M.S. Kombinasi sylimarin, curcuma complex, dan echinacea pada hepatitis virus kronik: sebuah laporan pendahuluan. Makalah liver update 2002.
2. Liu G.T. From the study of fructus schizandrae to the discovery of biphenyl dimethyl-dicarboxylate. Acta Pharmaceutica Sinica, 1983, 18 (9): 714.
3. Hancke J.L, Burgos R.A, Ahumada F. Schizandrae chinensis (Turcz) baill, Fitoterapia, 1999, 70: 451-471.
4. Vailati A, Arisitia L, Sozze E, Milani F, Inglese V, Galenda P, et al. F. Randomized open study of the dose-effect relationship of a short course of IdB 1016 in patients with viral or alcoholic hepatitis. Fitoterapia, 1993, 3 (64): 219-228.
5. Buzzelli G, Moscarella S, Giusti A, Duchini A, Marena C, Lampertico M. A pilot study on the liver protective effect of sylibinphosphatidylcholine complex (IdB1016) in chronic active hepatitis. International journal oc clinical pharmacology, therapy and toxicology, 1993, 9 (11): 456-60.
6. Kiso Y, Suzuki Y, Watanabe N, Oshima Y, Hikino M. Antihepatotoxic principles of curcuma longa rhizomes. Planta medica, 1983, 49: 185.
7. Hadi S. Manfaat temulawak ditinjau dari segi kedokteran. Simposium nasional temulawak, 1985, Bandung
8. Shim S.B, Kim N.J, Kim D.H. β-Glucuronidase inhibitory activity and hepatoprotective
effect of 18β-Glycyrrhetinic acid from the rhizomes of glycyrrhiza uralensis. Planta
medica, 2000, 66: 40-43.
9. Natow A, Heslin J.A. Vitamin profiles, In: Complete books of vitamins and minerals. Publication International Ltd, Illinois, 1988: 133-139.