• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Kebiasaan Konsumsi Alkohol Dengan Kejadian Sirosis Hepatis Pada Pasien Hepatic Disorders Di Ruang Perawatan Lontara 1 Rsup Drwahidin Sudirohusodo Makassar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan Kebiasaan Konsumsi Alkohol Dengan Kejadian Sirosis Hepatis Pada Pasien Hepatic Disorders Di Ruang Perawatan Lontara 1 Rsup Drwahidin Sudirohusodo Makassar"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

ARTIKEL

ARTIKEL

HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI ALKOHOL DENGAN KEJADIAN

HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI ALKOHOL DENGAN KEJADIAN

SIROSIS HEPATIS PADA PASIEN HEPATIC DISORDERS DI RUANG

SIROSIS HEPATIS PADA PASIEN HEPATIC DISORDERS DI RUANG

PERAWATAN LONTARA 1 RSUP DR.WAHIDIN SUDIROHUSODO

PERAWATAN LONTARA 1 RSUP DR.WAHIDIN SUDIROHUSODO

MAKASSAR

MAKASSAR

LA META WALI

LA META WALI

21206204

21206204

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR

MAKASSAR

MAKASSAR

(2)

HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI ALKOHOL DENGAN KEJADIAN

SIROSIS HEPATIS PADA PASIEN HEPATIC DISORDERS DI RUANG

PERAWATAN LONTARA 1 RSUP DR.WAHIDIN SUDIROHUSODO

MAKASSAR

LA META WALI

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Makassar Program Studi Ilmu Keperawatan

ABSTRAK

P

Pada tahun 2003 prevalensi sirosis hati di Indonesia adalah 1-2,4%. Laporan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan Desember 2008 menyatakan Sulawesi Selatan preverensi pengkonsumsi alkohol adalah sebanyak 32,9% , dan data yang pada tahun 2014 di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar preverensi  pengkonsumsi alkohol sebanyak 30 orang. Mengetahui hubungan kebiasaan konsumsi alkohol

dengan kejadian sirosis hepatis pada pasien hepatic disorders di Ruang Perawatan Lontara 1 RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar 2014.

Penelitian dilaksanakan di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar mulai tanggal 11 sampai 11 April 2014 dengan menggunakan desain  Deskriptif analitik   non eksperimen, degan metode pendekatan mengunakan rancangan Croos Sectional, pengambilan sampel mengunakan metode  Nonprobaliti Sampling  dengan teknik “accidential sampling ”  pada pasien di ruang perawatan lontara 1 RSUP Dr. Wahidin Sudiorhusodo Makassar dengan  jumlah sampel 30 responden. Data dianalisis secara statistik dengan uji Chi Square dengan

tingkat singnivikan  < 0,05.

Hasil penelitian menunjukan dari 30 responden penderita Hepatic Disorders yang memiliki kebiasaan konsumsi alkohol berat atau ringan sebanyak 18 orang mengalami sirosis hepatis. Penguji hipotesis mengunakan analisis statistik uji chi square  pada tingkat kemaknaan 0,05 diperoleh adanya hubungan antara kebiasaan konsusmi alkohol berat/kronis dengan kejadian sirosis hepatis karena nilai p (0,000) < 0,05.

Perlu ada pembinaan dan penyuluhan tentang dampak buruk dari kebisaan konsumsi alkohol apakah itu akut atau kronik, perlu menjaga kesehatan dan menghindari dari kebiasaan  buruk konsumsi alkohol sehingga dapat menikmati kesehatan dan hidup yang sejahtera.

(3)

PENDAHULUAN

Penyalagunaan alkohol telah

menjadi masalah pada hampir setiap

negara di seluruh dunia. Menurut

(WHO, 2011). Diperkirakan sebanyak

2,5 juta penduduk dunia meninggal

setiap tahunya akibat penyalagunaan

alkohol. Salah satu penyakit yang

terjadi akibat kebiasaan konsumsi

alkohol adalah Sirosis Hepatis. Data

Word Health Organizatin (WHO)

menunjukan jumlah penderita sirosis di

Dunia pada 2000 mencapai 170-juta

orang atau tiga persen dari penduduk

dunia. Menurut Paulus, sirosis kini

menjadi ancaman serius karena

 prevalensi terus meningkat. Jumlah itu

terus bertambah tiga jutaan sampai

empat jutaan pasien setiap tahun.

Jumlah alkohol yang dikonsumsi di

 prancis telah melonjat tinggi. Prancis

termasuk dalam 20 besar Negara

dengan konsumsi alkohol terbanyak

didunia.

Data statistik di prancis angka

kematian yang disebabkan oleh alkohol

 berkisar sekitar 12.000 orang pertahun.

Lima juta orang mengalami hidup yang

 bermasalah baik dari segi kesehatan

maupun kehidupan sosial akibat

 pengunaan alkohol (Hartati Nurwijaya,

2009).

Menurut institut Nasional

statistik dan ekonomi ( Istitut National

de la Staistique et des etydes

ekonemigues), tahun 2008, rata-rata

orang mengonsumsi alkohol sekitar

13% perbulan atau setara dengan tiga

gelas. Seringnya muncul pemberitaan

tentang tata niaga miras (minuman

keras) setidaknya merupakan indikasi

 bahwa minuman beralkohol banyak

dikomsumsi oleh masyarakat Indonesia

(Pribadi, 2008). Sedangkan Pada 2003

 prevalensi sirosis hati di Indonesia

adalah 1-2,4%. Laporan Badan

Penelitian dan Pengembangan

(4)

Desember 2008 menyatakan bahwa

Sumatra Utara prevalensi komsumsi

alkohol 12 bulan terakhir adalah 6,1%,

 prevelensi konsumsi alkohol satu bulan

terakhir adalah 71,9%. Sedangkan di

Tapinuli Utara prevalensi konsumsi

alkohol 12 bulan terakhir adalah 17,8%,

 prevalensi satu bulan terakhir adalah

78,2%. Perilaku minum alkohol pada

umur 15-24 tahun di Sumatra Utara

dalam 12 bulan terakhir adalah 4,5%,

konsumsi alkohol satu bulan ahir adalah

67,0%. sementara di Sulawesi Selatan

 preverensi pengkonsumsi alkohol

adalah 32,9% Berdasarkan daerah, di

Sumatra Utara prevalensi peminum

alkohol 12 bulan akhir adalah lebih

tinggi pada pedesaan sebesar 7,7%,

konsumsi alkohol satu bulan akhir

adalah 71,6%, (Depkes RI, (2008).

Secara medis, kematian akan

didapatkan seseorang jika kadar alkohol

dalam darahnya sudah mencapai 400

mg/dL (Budiman, 2009). Alkohol yang

 biasa dijumpai di dalam minuman keras

adalah ethyl alcohol atau disebut juga

etanol, dengan rumus kimia C2 H5 OH,

namun biasanya lebih sering disebut

sebagai alkohol saja. Jenis senyawa

alkohol lainya adalah metanol,

 propanol, butanol, dan lain-lain.

Metanol atau methy lalcohol digunakan

sebagai bahan bakar (spiritu) dan dapat

menyebabkan kebutaan. Propanol atau

 propyl alcohol d igunakan sebagai

 bahan pembersih, elektronik, CD,

monitor dan lain-lain. Sedangakan

 butanol atau buthyl alcohol  juga

digunkan sebagai bahan bakar (Hartati

 Nurwijaya, 2009).

Alkohol merupakan substansi

yang paling banyak digunakan di dunia,

dan tidak ada obat lain yang dipelajari

sebanyak alkohol. Dalam ilmu kimia,

alkohol (atau alkanol) adalah nama

yang umum untuk senyawa organik

yang memiliki gugusan hidroksil (OH)

(5)

sendiri terikat pada atom hidrogen

dan/atom karbon lain (Hartati

 Nurwijaya, 2009).

Di Ruang Perawatan Lontara 1

RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo

Makassar tercatat jumlah pasien dengan

sirosis hepatis ditemukan data sebesar

128 orang pasien yang dirawat selama

2012 dan 83 kasus. Dari data awal yang

telah didapat dari RSUP Dr. Wahidin

Sudirohusodo Makassar dan banyaknya

kematian akibat alkohol dan

 penyalagunaanya dan berdampak pada

kelainan sebagian organ terkusus pada

sirosis hepatis maka

maka peneliti tertarik

untuk melakukan

 penelitian tentang Hubungan kebiasaan

Konsumsi Alkohol Dengan Terjadinya

Sirosis Hepatis Pada Pasien Hepatic

Desolders Di Ruang Perawatan Lontara

1 RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo

Makassar.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah

 penelitian  Deskriptif analitik   non

eksperimen dengan metode pendekatan

mengunakan rancangan Croos Sectinal,

dimana hubungan alkohol dengan

kejadian sirosis hepatis diobservasi

suatu saat (point time approach) artinya

setiap subjek/sampel penelitian

diobservasi sekali saja.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Univariat

Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan

Umur Di Ruang Perawatan Lontara I RSUP.

Dr. Wahidin Sudirohusodo

Makassar

Sumber : Data primer, 2014

Tabel menunjukkan

umur terendah 30-39

sebanyak 7 orang (23,3%),

dan umur tertinggi 50-69

sebanyak 12 orang (40,0%). Umur (Tahun) n % 30-39 7 23,3 40-49 11 36.7 50-69 12 40,0 Jumlah 30 100,0

(6)

Distribusi Frekuensi Sampel

Berdasarkan Pendidikan Di Ruang Perawatan Lontara I

RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Pendi dikan n % SD 1 2 4 0, 0 SLTP 8 2 6, 7 SLTA 8 2 6, 7 SI 2 6, 7 Jumla h 3 0 2 1, 0 Sumber : Data  primer, 2014 Tabel menunjukkan  pendidikan terendah SD sebanyak 12 orang (40,0%),

Dan pendidikan tertinggi SI

sebanyak 2 orang (6,7%).

Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Pekerjaan Di Ruang Perawatan Lontara I

RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Tabel menunjukan Pekerjaan tertinggi PNS sebanyak 2 orang (6,7%),

dan terendah Lain-lain

sebanyak 21 orang (70,0%).

Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan kebiasaan konsumsi Alkohol Di Ruang

Perawatan Lontara I RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Kebiasaan Konsumsi Alkohol n Berat 14 Ringan 16 Jumlah 30 Sumber : Data  primer, 2014 Tabel menunjukkan

 bahwa responden yang

mempunyai kebiasaan

konsumsi alkohol Berat

sebanyak 14 orang (46,7%), Pekerjaan n % PNS 2 6,7 Pegawai Swasta 1 3,3 Wiraswasta 6 20,0 Lain-lain 21 70,0 Jumlah 30 100,0

(7)

dan Ringan sebanyak 16

orang (53,3%).

Distribusi Frekuensi Penderita Hepatic Disorders Di Ruang

Perawatan Lontara I RSUP Dr.Wahidin Sudirohusodo

Makassar

Sumber : Data primer,

2014

Tabel menunjukkan

 bahwa dari 30 Penderita

Hepatic Disorders yang

Sirosis berjumlah 18 orang

(60,0%), dan bukan

sebanyak 12 (40,0%).

Analisis Bivariat

Analisa bivariat yang

digunakan adalah analisis uji

Chi Square  untuk mengetahuai

adanya hubungan kebiasaan

konsumsi alkohol

dengan kejadian

sirosis hepatis pada

 pesien hepatic

disorders.

a.

Hubungan Kebiasaan

Konsumsi Alkohol Dengan

kejadian Sirosis Hepatis

Pada Pasien Hepatic

Disordesr di Ruang

Perawatan Lontara I RSUP

Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar Hepatic Disorders n % Sirosis 18 60,0 Bukan 12 40,0 Jumlah 30 100,0

(8)

Hubungan Kebiasaan Konsumsi Alkohol Dengan kejadian

Sirosis Hepatis Pada Pasien Hepatic Disorders

di RSUP Dr. Wahidin Sudirohuso Makassar

Sumber : Data primer, 2014

Tabel menunjukan

 bahwa dari 30 responden

yang ditemukan, yang

menderita penyakit hepatic

disorders dan memiliki

kebiasaan konsumsi alkohol

 berat yang mengalami sirosis

sebanyak 14 orang

(100,0%), di bandingkan

yang memiliki kebiasaan

konsumsi alkohol ringan

yang mengalami sirosis

sebanyak 4 orang (25,0%).

Berdasarkan hasil uji chi

 square antara variabel

kebiasaan konsumsi alkohol

dengan variabel kejadian

sirosis hepati s dipero leh nilai  P  = 0,000  P <   = 0,05, hal ini

 berarti ada hubungan antara

kebiasaan konsumsi alkohol

dengan kejadian sirosis

hepatis pada pasien hepatic

disorders di Ruang

Perawatan Lontara I RSUP

Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar 2014. Kebiasaan Konsumsi Alkohol Hepatic Disorders Jumlah P Sirosis Bukan n % n % n % 0,000 Berat 14 100,0 0 0,0 14 100,0 Ringan 4 25,0 12 75,0 16 100,0 Jumlah 18 60,0 12 40,0 30 100,0

(9)

Pembahasan

1. Hubungan Kebiasaan Konsumsi

Alkohol Dengan Kejadian

Sirosis Hepatis Pada Pasien

Hepatic Disorders Di Ruang

Perawatan Lontara I RSUP Dr.

Wahidin Sudirohusodo

Makassar

Konsumsi etanol dalam

 jumlah yang besar dan terus

menerus (peminum) dapat

merusak sel hati hepatosit yang

 pada akhirnya menimbulkan

 berbagai penyakit hati seperti”

sirosis hati” (Pospos, 2002).

Selain radikal hidroksietil pada

 peminum alkohol kronis terjadi

 peningkatan radikal bebas lain

yang sumbernya belum jelas.

Diperkirakan sumber dari

radikal bebas tersebut adalah

 xanthin okxidase dan NADPH

sebab penghambatan enzim

tersebut dapat menurunkan

 produksi radikal bebas pada

tikus yang diberikan etanol

(Kono, et al, 2001).

Pada penelitian yang

dilakukan (Jawi, et al, 2007).

Mengenai pemberian alkohol

akut maupun kronis terhadap

kadar SGOT dan SPGT

menunjukan bahwa pemberian

alkohol akut dan alkohol kronis

(selama 14 hari) tidak

menimbulkan SGOT dan SGPT

secara bermakna. Kadar SOGT

dan SGPT kelompok kontrol

sedikit lebih rendah

dibandingkan dengan kelompok

alkohol akut dan kelompok

alkohol kronis. Kadar SGOT

dan SPGT pada kelompok

alkohol akut dan kelompok

alkohol kronis hampir sama

(p<0,05). (Penelitian Jawi, et al.

2007), menunjukan bahwa

(10)

kronis juga menyebabkan

 perubahan pada jaringn hati dan

akan mengalami kerusakan.

Penelitian lain yang

diberikan etanol diawali 10

gram /kg/hari kemudian

dinaikan menjadi 16 gram/hari

selama empat minggu, dengan

intragastric infusion terjadi

kerusan jaringan hati akibat

oxidative stress (Nanji, et al,

2003).

Pada penelitian Ni Made

Suaniti dkk, konsumsi alkohol

secara terus menerus dapat

mengakibatkan penyakit hati

alkoholoik yang dapat diketahui

lebih awal dengan penentuan

 biomarker-biomarker Dari

alkohol. Salah satunya adalah

enzim yang digunakan untuk

mengoksidasi etanol adalah

ALDH. Pada sampel serum tikus

Wister yang diambel setalah 6

 jam konsumsi alkohol akut 5%

mengandung ladar ALDH

sebesra 117,15 dan setelah 24

 jam konsumsi alkohol kadar

ALDH sebesar 108,14% terjadi

 peningkantan Kadar ALDH

dibanding yang tidak diberikan

alkohol.

Konsumsi alkohol kronis

atau berat berkaitan erta dengan

gangguan organ diantaranya

hepatitis alkoholik, fatty liver,

dan yang paling sering

mengakibatkan kematian adalah

komplikasi akibat sirosis hepatis

yang 15-20% terjadi pada

oranr-orang alkoholik kronis, (Hendri

Halim, 2006).

Alkohol menyebabkan

cedera hepar melalui berbagai

mekanisme, seperti energy

seluler dari jalur metabolic

esensial, metabolism lemak,

(11)

ekuivalen berlebihna didalam

hati, terutama sebagai NADH.

Produksi NADH yang

 berlebiahn inilah nampkanya

yang mendasari sejumlah

gangguan metabolism yang

menyertai alkoholisme berat atu

kronis, (Katzung, 2001).

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil

 penelitian yang dilakukan, maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai

 berikut:

1. Dari hasil penelitian

diketahui bahwa 30 orang

 pasien hepatic disorders

memiliki kebiasaan

mengkonsumsi alkohol di

Ruang Perawatan Lontara 1

RSUP Dr. Wahidin

Sudirohusodo Makassar

2. Dari hasil penelitian diketahui

 bahwa dari 30 orang

 penderita hepatic disorders

yang menderita sirosis hepatis

sebanyak 18 orang (60,0%),

di Ruang Perawatan Lontara

1 RSUP Dr. Wahidin

Sudirohusodo Makassar

3. Dari hasil penelitian diketahui

 bahwa ada hubungan antara

kebiasaan konsumsi alkohol

 berat/kronis dengan kejadian

sirosis hepatis pada pasien

hepatic disorders yakni

 pengkonsumsi alkohol berat

sebanyak 14 orang (46,7%),

dibandingkan pengkonsumsi

alkohol ringan sebanyak 4

orang (25,0%), di Ruang

Perawatan Lontara 1 RSUP

Dr. Wahidin Sudirohusodo

Makassar.

Saran

1. Perlunya kesadaran

masyarakat agar tidak

(12)

dengan mengkonsumsi

alkohol akan menambah kerja

orang tubuh terutaam hati

yang akan mempengaruhi

terjadinay penyakit hati dan

 jika tidak ditangani akan

menjadi sirosis hepatis

2. Perlunya dilakukan

 penyuluhan yang lebih

3. intensif dari aparat terkait

mengenai hubungan alkohol

dengan penyakit hati

(Sirosis), agar masyarakat

dapat melakukan upaya

 pencegahan sedini mungkin

sehingga angka morbiditas

dan mortalitas sirosis hepatis

dapat diminimalisir.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Syamsul. 2012.  Kebiasaan  Konsumsi Minuman Keras Sebagai  Perilaku Remaja Menyimpang Studi Kasus Trehadap Mahasiswa Universitas Trunojo Madura. Diakses tanggal 14 Januari 2014.

Depkes RI. 2008.  Laporan Hasil Riset  Kesehatan Dasar RISKESDAS

Indonesia, (online),

http://ejournal.litbang.depkes.go.id./ind ex.Php/bkp/articel/ download /47/158. Diakses Tanggal 15 Januari 2014

Esse Puji, Syatriani, S.dkk. 2014.  Pedoman Penulisan Skripsi Edisi 10.

Stik Makassar

Fleming M. Dkk, 2007.  Etanol Dasar  Farmakologi Terapi : Jakarta : EGC

Hidayat Alimul A, 2011.  Metode  Penelitian Keperawatan dan Teknin  Analisis Data. Salemba Medika,

Jakarta.

Hadi, S. 2002. Gastroenterologi, Penerbit Albumun Bandung, Bandung

Hartati Nurwijaya & Ikawati Zullies Dkk, 2009.  Bahay Alkohol Dan  Mencegah Kecanduanya. PT. Elex Media Komputindo, KOMPAS GRAMEDIA – Jakarta

Hendri, Halim. Dkk, 2006.  Pemberina  Alkohol Peroral Secara Kronis  Menurunkan Kepadatan Sel Granula Cerebellum Pada Tikus Putuh. Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Madah, Yogyakarta.

Ira Oktaviana, 2012.  Aspek  farmakokinetik Klinik Obat-Obatan Yang Digunakan Pada Pasien Sirosis  Hati. Di Bangsal Interne RSUP. DR. M

(13)

Jami Padang. Diakses Tanggal 14 Januari 2014

Jawi IM, Sutirta-Yasa WP, Saputra H, 2007. Gambaran Histologi Hepar Serta  Kadar SGOT & SGPT Darah Mencit Yang Diberikan Alkohol Secara Akut  Dan Kronis. Dexa Media 1 (20): 23-26.

Katzung, Bertram G.2001. farmakologi  Dasar Dan Klinik. Buku II Jakarta :

Salemba Medika .

Kemenkes RI, 2011.  Pedoman  Interpretasi Data klinik

Kono H, Rusyn I, Uesung T, 2001.  Piphenyleneiodonium Sulfate An Nadph Oxidase Inhibitor Prevents Early  Alcohol-Induced Livets Injuty In The  Rat. AJP-Gastrointestinal And Liver

Physiology 280: G1005-G1012

Menkes RI NO.86/Menkes/Per/1V/77. Tentang minuman keras

Mansur, 2008. Toksikologi Dan  Distribusi Agent Toksik.(online), htpp://library.usu.ac.id/download/fk/ked okteran-Mansyur2.Pdf.Diakses Tanggal 15 Januari 2014

Masters, S.B, 2002.  Farmakologi  Dasar Dan Klinik Edisi 4, EGC,

Jakarta

 Nursalam. 2009.  Konsep dan  Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu  Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrument Penelitian  Keperawatan. Salemba Medika,

 Nanji AA, 2003. Curcumin Prevents  Alcohol-Induced Liver Disease In Rats  By Inhibiting The Expresion Of  NF-KB-Dependent Genes. AJP-Gatsrointestinal And Liver Physiology “ 284: G321-G327

Pande Made, Saskara Aditya Dkk, 2012.  Laporan Kasusu Sirosis  Hepatis.Bagian /SMF Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/Rumah Sakit Umum Pusat Sangala Denpassar. Diakses Tanggal 14 Januari 2014

Pribadi E.T, 2008.  Penyalagunaan  Alkohol Di Indonesia 46 Halaman.

(online),

http://www.scrib.com/doc/19502600/17 /1V-2-Rekomendasi. Diakses Tanggal 15 Januari 2014

Pospos NS, 2002.  Bukti Gambaran  Etanol Merusak Sel Hati &  Pengaruhnya Terhadap Kosentrasi ATP  Intraseluler Medika. No 1 Tahun

XXV11. 17-20

Price S.A, 2006,  Patofisologis Konsep  Klinis Proses-Proses Penyakit,  Edisi 6,

EGC, Jakarta.

Purnama Putra Dwi Yustinus, 2010.  Perilaku Minum Alcohol Dikalagan  Mahasiswa Ditinjau Dari Presepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tuaa. Fakultas Psikologi Universitas Katolik Segijakparanata Semarang. Diakses Tanggal 15 Januari 2014

(14)

Rekam Medik RSUP DR. Wahidin Sudirohusodo, 2013.  Data penyakit  sirosis hepatis. Makassar

Sri Nuriani, 2011. Hubungan Konsumsi  Alkohol Dengan Fungsi Hati. Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang.

Suhaemi, 2002.  Disfungsi Autonomik  Dan Neu Ropati Perifer Pada Penderita Sirosis Hati. Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Diakses 14 Januari 2014

Sudoyo AW, Seti Yohadi B. Dkk, 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi V, 83-88 Interna Publishing, Jakarta.

Thannickal & Fanbung, 2000.  Reaktive oxygen Species In Cell Signaling. AJP –  Lung Cell And Mol Physiologi.279: L1005.L1028

Word Health Organization, 2011. Global Status Report On Alcohol And

 Healt.73 hlm.(online),

http://www.who.int/subtance

abuce/publication/global alcohol report/ms bg surpr ofiles.pdf.Diakses Tanggal 15 Januari 2014

Zhou Z,Wang L,Song Z. 2003.  A Critical Involment Of Oxidative Stress  In acute Alcohol-Induced hepatic TNF-A Production. TNF-American Journal Of Phatology.163 :1137-46.

Zakhari Samir, 2006. Overvie how Is  Alcohol Metabolized By the Body?  National Institute On Alcohol Abuse

And Alcoholisme (NIAAA) 5635, Fisher Lane. MSC 9304 Bethesda.

Gambar

Tabel  menunjukkan  bahwa  dari  30  Penderita Hepatic  Disorders  yang Sirosis  berjumlah  18  orang (60,0%),  dan  bukan sebanyak 12 (40,0%).

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis secara statistik menunjukkan rerata asupan pakan standar sebelum dan setelah intervensi kelompok kontrol, jus jeruk nipis dan kombinasi jus pare

Dari beberapa penjelasan tentang pengertian lingkungan dan pendidikan, penulis dapat simpulkan bahwa Lingkungan Pendidikan adalah segala sesuatu yang mencakup iklim,

Gedung ini dirancang menggunakan Sistem rangka gedung yang mampu menahan paling banyak 25 persen gaya gempa yang ditetapkan dan dinding geser beton bertulang khusus

Berdasarkan Rencana Struktur Ruang di RTRW Kota Padang Tahun 2010 – 2030 Koridor Ampang termasuk kedalam Pusat Kota bagian tengah yaitu Pusat Kota Lama

Hasil penelitian ramuan formula jamu aprodisiaka yang terdiri dari infusa rimpang temulawak 15 gram, buah cabe jawa 3 gram, herba pegagan 9 gram, buah krangean 3

Konseling rehabilitasi adalah suatu proses sistematis yang membantu orang dengan kecacatan fisik, mental, perkembangan, kognitif, dan emosi untuk mencapai tujuan