ARTIKEL
ARTIKEL
HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI ALKOHOL DENGAN KEJADIAN
HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI ALKOHOL DENGAN KEJADIAN
SIROSIS HEPATIS PADA PASIEN HEPATIC DISORDERS DI RUANG
SIROSIS HEPATIS PADA PASIEN HEPATIC DISORDERS DI RUANG
PERAWATAN LONTARA 1 RSUP DR.WAHIDIN SUDIROHUSODO
PERAWATAN LONTARA 1 RSUP DR.WAHIDIN SUDIROHUSODO
MAKASSAR
MAKASSAR
LA META WALI
LA META WALI
21206204
21206204
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR
MAKASSAR
MAKASSAR
HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI ALKOHOL DENGAN KEJADIAN
SIROSIS HEPATIS PADA PASIEN HEPATIC DISORDERS DI RUANG
PERAWATAN LONTARA 1 RSUP DR.WAHIDIN SUDIROHUSODO
MAKASSAR
LA META WALI
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Makassar Program Studi Ilmu Keperawatan
ABSTRAK
P
Pada tahun 2003 prevalensi sirosis hati di Indonesia adalah 1-2,4%. Laporan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan Desember 2008 menyatakan Sulawesi Selatan preverensi pengkonsumsi alkohol adalah sebanyak 32,9% , dan data yang pada tahun 2014 di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar preverensi pengkonsumsi alkohol sebanyak 30 orang. Mengetahui hubungan kebiasaan konsumsi alkohol
dengan kejadian sirosis hepatis pada pasien hepatic disorders di Ruang Perawatan Lontara 1 RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar 2014.
Penelitian dilaksanakan di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar mulai tanggal 11 sampai 11 April 2014 dengan menggunakan desain Deskriptif analitik non eksperimen, degan metode pendekatan mengunakan rancangan Croos Sectional, pengambilan sampel mengunakan metode Nonprobaliti Sampling dengan teknik “accidential sampling ” pada pasien di ruang perawatan lontara 1 RSUP Dr. Wahidin Sudiorhusodo Makassar dengan jumlah sampel 30 responden. Data dianalisis secara statistik dengan uji Chi Square dengan
tingkat singnivikan < 0,05.
Hasil penelitian menunjukan dari 30 responden penderita Hepatic Disorders yang memiliki kebiasaan konsumsi alkohol berat atau ringan sebanyak 18 orang mengalami sirosis hepatis. Penguji hipotesis mengunakan analisis statistik uji chi square pada tingkat kemaknaan 0,05 diperoleh adanya hubungan antara kebiasaan konsusmi alkohol berat/kronis dengan kejadian sirosis hepatis karena nilai p (0,000) < 0,05.
Perlu ada pembinaan dan penyuluhan tentang dampak buruk dari kebisaan konsumsi alkohol apakah itu akut atau kronik, perlu menjaga kesehatan dan menghindari dari kebiasaan buruk konsumsi alkohol sehingga dapat menikmati kesehatan dan hidup yang sejahtera.
PENDAHULUAN
Penyalagunaan alkohol telah
menjadi masalah pada hampir setiap
negara di seluruh dunia. Menurut
(WHO, 2011). Diperkirakan sebanyak
2,5 juta penduduk dunia meninggal
setiap tahunya akibat penyalagunaan
alkohol. Salah satu penyakit yang
terjadi akibat kebiasaan konsumsi
alkohol adalah Sirosis Hepatis. Data
Word Health Organizatin (WHO)
menunjukan jumlah penderita sirosis di
Dunia pada 2000 mencapai 170-juta
orang atau tiga persen dari penduduk
dunia. Menurut Paulus, sirosis kini
menjadi ancaman serius karena
prevalensi terus meningkat. Jumlah itu
terus bertambah tiga jutaan sampai
empat jutaan pasien setiap tahun.
Jumlah alkohol yang dikonsumsi di
prancis telah melonjat tinggi. Prancis
termasuk dalam 20 besar Negara
dengan konsumsi alkohol terbanyak
didunia.
Data statistik di prancis angka
kematian yang disebabkan oleh alkohol
berkisar sekitar 12.000 orang pertahun.
Lima juta orang mengalami hidup yang
bermasalah baik dari segi kesehatan
maupun kehidupan sosial akibat
pengunaan alkohol (Hartati Nurwijaya,
2009).
Menurut institut Nasional
statistik dan ekonomi ( Istitut National
de la Staistique et des etydes
ekonemigues), tahun 2008, rata-rata
orang mengonsumsi alkohol sekitar
13% perbulan atau setara dengan tiga
gelas. Seringnya muncul pemberitaan
tentang tata niaga miras (minuman
keras) setidaknya merupakan indikasi
bahwa minuman beralkohol banyak
dikomsumsi oleh masyarakat Indonesia
(Pribadi, 2008). Sedangkan Pada 2003
prevalensi sirosis hati di Indonesia
adalah 1-2,4%. Laporan Badan
Penelitian dan Pengembangan
Desember 2008 menyatakan bahwa
Sumatra Utara prevalensi komsumsi
alkohol 12 bulan terakhir adalah 6,1%,
prevelensi konsumsi alkohol satu bulan
terakhir adalah 71,9%. Sedangkan di
Tapinuli Utara prevalensi konsumsi
alkohol 12 bulan terakhir adalah 17,8%,
prevalensi satu bulan terakhir adalah
78,2%. Perilaku minum alkohol pada
umur 15-24 tahun di Sumatra Utara
dalam 12 bulan terakhir adalah 4,5%,
konsumsi alkohol satu bulan ahir adalah
67,0%. sementara di Sulawesi Selatan
preverensi pengkonsumsi alkohol
adalah 32,9% Berdasarkan daerah, di
Sumatra Utara prevalensi peminum
alkohol 12 bulan akhir adalah lebih
tinggi pada pedesaan sebesar 7,7%,
konsumsi alkohol satu bulan akhir
adalah 71,6%, (Depkes RI, (2008).
Secara medis, kematian akan
didapatkan seseorang jika kadar alkohol
dalam darahnya sudah mencapai 400
mg/dL (Budiman, 2009). Alkohol yang
biasa dijumpai di dalam minuman keras
adalah ethyl alcohol atau disebut juga
etanol, dengan rumus kimia C2 H5 OH,
namun biasanya lebih sering disebut
sebagai alkohol saja. Jenis senyawa
alkohol lainya adalah metanol,
propanol, butanol, dan lain-lain.
Metanol atau methy lalcohol digunakan
sebagai bahan bakar (spiritu) dan dapat
menyebabkan kebutaan. Propanol atau
propyl alcohol d igunakan sebagai
bahan pembersih, elektronik, CD,
monitor dan lain-lain. Sedangakan
butanol atau buthyl alcohol juga
digunkan sebagai bahan bakar (Hartati
Nurwijaya, 2009).
Alkohol merupakan substansi
yang paling banyak digunakan di dunia,
dan tidak ada obat lain yang dipelajari
sebanyak alkohol. Dalam ilmu kimia,
alkohol (atau alkanol) adalah nama
yang umum untuk senyawa organik
yang memiliki gugusan hidroksil (OH)
sendiri terikat pada atom hidrogen
dan/atom karbon lain (Hartati
Nurwijaya, 2009).
Di Ruang Perawatan Lontara 1
RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo
Makassar tercatat jumlah pasien dengan
sirosis hepatis ditemukan data sebesar
128 orang pasien yang dirawat selama
2012 dan 83 kasus. Dari data awal yang
telah didapat dari RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar dan banyaknya
kematian akibat alkohol dan
penyalagunaanya dan berdampak pada
kelainan sebagian organ terkusus pada
sirosis hepatis maka
maka peneliti tertarik
untuk melakukan
penelitian tentang Hubungan kebiasaan
Konsumsi Alkohol Dengan Terjadinya
Sirosis Hepatis Pada Pasien Hepatic
Desolders Di Ruang Perawatan Lontara
1 RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo
Makassar.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah
penelitian Deskriptif analitik non
eksperimen dengan metode pendekatan
mengunakan rancangan Croos Sectinal,
dimana hubungan alkohol dengan
kejadian sirosis hepatis diobservasi
suatu saat (point time approach) artinya
setiap subjek/sampel penelitian
diobservasi sekali saja.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Univariat
Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan
Umur Di Ruang Perawatan Lontara I RSUP.
Dr. Wahidin Sudirohusodo
Makassar
Sumber : Data primer, 2014
Tabel menunjukkan
umur terendah 30-39
sebanyak 7 orang (23,3%),
dan umur tertinggi 50-69
sebanyak 12 orang (40,0%). Umur (Tahun) n % 30-39 7 23,3 40-49 11 36.7 50-69 12 40,0 Jumlah 30 100,0
Distribusi Frekuensi Sampel
Berdasarkan Pendidikan Di Ruang Perawatan Lontara I
RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Pendi dikan n % SD 1 2 4 0, 0 SLTP 8 2 6, 7 SLTA 8 2 6, 7 SI 2 6, 7 Jumla h 3 0 2 1, 0 Sumber : Data primer, 2014 Tabel menunjukkan pendidikan terendah SD sebanyak 12 orang (40,0%),
Dan pendidikan tertinggi SI
sebanyak 2 orang (6,7%).
Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Pekerjaan Di Ruang Perawatan Lontara I
RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Tabel menunjukan Pekerjaan tertinggi PNS sebanyak 2 orang (6,7%),
dan terendah Lain-lain
sebanyak 21 orang (70,0%).
Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan kebiasaan konsumsi Alkohol Di Ruang
Perawatan Lontara I RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Kebiasaan Konsumsi Alkohol n Berat 14 Ringan 16 Jumlah 30 Sumber : Data primer, 2014 Tabel menunjukkan
bahwa responden yang
mempunyai kebiasaan
konsumsi alkohol Berat
sebanyak 14 orang (46,7%), Pekerjaan n % PNS 2 6,7 Pegawai Swasta 1 3,3 Wiraswasta 6 20,0 Lain-lain 21 70,0 Jumlah 30 100,0
dan Ringan sebanyak 16
orang (53,3%).
Distribusi Frekuensi Penderita Hepatic Disorders Di Ruang
Perawatan Lontara I RSUP Dr.Wahidin Sudirohusodo
Makassar
Sumber : Data primer,
2014
Tabel menunjukkan
bahwa dari 30 Penderita
Hepatic Disorders yang
Sirosis berjumlah 18 orang
(60,0%), dan bukan
sebanyak 12 (40,0%).
Analisis Bivariat
Analisa bivariat yang
digunakan adalah analisis uji
Chi Square untuk mengetahuai
adanya hubungan kebiasaan
konsumsi alkohol
dengan kejadian
sirosis hepatis pada
pesien hepatic
disorders.
a.
Hubungan Kebiasaan
Konsumsi Alkohol Dengan
kejadian Sirosis Hepatis
Pada Pasien Hepatic
Disordesr di Ruang
Perawatan Lontara I RSUP
Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar Hepatic Disorders n % Sirosis 18 60,0 Bukan 12 40,0 Jumlah 30 100,0
Hubungan Kebiasaan Konsumsi Alkohol Dengan kejadian
Sirosis Hepatis Pada Pasien Hepatic Disorders
di RSUP Dr. Wahidin Sudirohuso Makassar
Sumber : Data primer, 2014
Tabel menunjukan
bahwa dari 30 responden
yang ditemukan, yang
menderita penyakit hepatic
disorders dan memiliki
kebiasaan konsumsi alkohol
berat yang mengalami sirosis
sebanyak 14 orang
(100,0%), di bandingkan
yang memiliki kebiasaan
konsumsi alkohol ringan
yang mengalami sirosis
sebanyak 4 orang (25,0%).
Berdasarkan hasil uji chi
square antara variabel
kebiasaan konsumsi alkohol
dengan variabel kejadian
sirosis hepati s dipero leh nilai P = 0,000 P < = 0,05, hal ini
berarti ada hubungan antara
kebiasaan konsumsi alkohol
dengan kejadian sirosis
hepatis pada pasien hepatic
disorders di Ruang
Perawatan Lontara I RSUP
Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar 2014. Kebiasaan Konsumsi Alkohol Hepatic Disorders Jumlah P Sirosis Bukan n % n % n % 0,000 Berat 14 100,0 0 0,0 14 100,0 Ringan 4 25,0 12 75,0 16 100,0 Jumlah 18 60,0 12 40,0 30 100,0
Pembahasan
1. Hubungan Kebiasaan Konsumsi
Alkohol Dengan Kejadian
Sirosis Hepatis Pada Pasien
Hepatic Disorders Di Ruang
Perawatan Lontara I RSUP Dr.
Wahidin Sudirohusodo
Makassar
Konsumsi etanol dalam
jumlah yang besar dan terus
menerus (peminum) dapat
merusak sel hati hepatosit yang
pada akhirnya menimbulkan
berbagai penyakit hati seperti”
sirosis hati” (Pospos, 2002).
Selain radikal hidroksietil pada
peminum alkohol kronis terjadi
peningkatan radikal bebas lain
yang sumbernya belum jelas.
Diperkirakan sumber dari
radikal bebas tersebut adalah
xanthin okxidase dan NADPH
sebab penghambatan enzim
tersebut dapat menurunkan
produksi radikal bebas pada
tikus yang diberikan etanol
(Kono, et al, 2001).
Pada penelitian yang
dilakukan (Jawi, et al, 2007).
Mengenai pemberian alkohol
akut maupun kronis terhadap
kadar SGOT dan SPGT
menunjukan bahwa pemberian
alkohol akut dan alkohol kronis
(selama 14 hari) tidak
menimbulkan SGOT dan SGPT
secara bermakna. Kadar SOGT
dan SGPT kelompok kontrol
sedikit lebih rendah
dibandingkan dengan kelompok
alkohol akut dan kelompok
alkohol kronis. Kadar SGOT
dan SPGT pada kelompok
alkohol akut dan kelompok
alkohol kronis hampir sama
(p<0,05). (Penelitian Jawi, et al.
2007), menunjukan bahwa
kronis juga menyebabkan
perubahan pada jaringn hati dan
akan mengalami kerusakan.
Penelitian lain yang
diberikan etanol diawali 10
gram /kg/hari kemudian
dinaikan menjadi 16 gram/hari
selama empat minggu, dengan
intragastric infusion terjadi
kerusan jaringan hati akibat
oxidative stress (Nanji, et al,
2003).
Pada penelitian Ni Made
Suaniti dkk, konsumsi alkohol
secara terus menerus dapat
mengakibatkan penyakit hati
alkoholoik yang dapat diketahui
lebih awal dengan penentuan
biomarker-biomarker Dari
alkohol. Salah satunya adalah
enzim yang digunakan untuk
mengoksidasi etanol adalah
ALDH. Pada sampel serum tikus
Wister yang diambel setalah 6
jam konsumsi alkohol akut 5%
mengandung ladar ALDH
sebesra 117,15 dan setelah 24
jam konsumsi alkohol kadar
ALDH sebesar 108,14% terjadi
peningkantan Kadar ALDH
dibanding yang tidak diberikan
alkohol.
Konsumsi alkohol kronis
atau berat berkaitan erta dengan
gangguan organ diantaranya
hepatitis alkoholik, fatty liver,
dan yang paling sering
mengakibatkan kematian adalah
komplikasi akibat sirosis hepatis
yang 15-20% terjadi pada
oranr-orang alkoholik kronis, (Hendri
Halim, 2006).
Alkohol menyebabkan
cedera hepar melalui berbagai
mekanisme, seperti energy
seluler dari jalur metabolic
esensial, metabolism lemak,
ekuivalen berlebihna didalam
hati, terutama sebagai NADH.
Produksi NADH yang
berlebiahn inilah nampkanya
yang mendasari sejumlah
gangguan metabolism yang
menyertai alkoholisme berat atu
kronis, (Katzung, 2001).
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Dari hasil penelitian
diketahui bahwa 30 orang
pasien hepatic disorders
memiliki kebiasaan
mengkonsumsi alkohol di
Ruang Perawatan Lontara 1
RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar
2. Dari hasil penelitian diketahui
bahwa dari 30 orang
penderita hepatic disorders
yang menderita sirosis hepatis
sebanyak 18 orang (60,0%),
di Ruang Perawatan Lontara
1 RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar
3. Dari hasil penelitian diketahui
bahwa ada hubungan antara
kebiasaan konsumsi alkohol
berat/kronis dengan kejadian
sirosis hepatis pada pasien
hepatic disorders yakni
pengkonsumsi alkohol berat
sebanyak 14 orang (46,7%),
dibandingkan pengkonsumsi
alkohol ringan sebanyak 4
orang (25,0%), di Ruang
Perawatan Lontara 1 RSUP
Dr. Wahidin Sudirohusodo
Makassar.
Saran
1. Perlunya kesadaran
masyarakat agar tidak
dengan mengkonsumsi
alkohol akan menambah kerja
orang tubuh terutaam hati
yang akan mempengaruhi
terjadinay penyakit hati dan
jika tidak ditangani akan
menjadi sirosis hepatis
2. Perlunya dilakukan
penyuluhan yang lebih
3. intensif dari aparat terkait
mengenai hubungan alkohol
dengan penyakit hati
(Sirosis), agar masyarakat
dapat melakukan upaya
pencegahan sedini mungkin
sehingga angka morbiditas
dan mortalitas sirosis hepatis
dapat diminimalisir.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Syamsul. 2012. Kebiasaan Konsumsi Minuman Keras Sebagai Perilaku Remaja Menyimpang Studi Kasus Trehadap Mahasiswa Universitas Trunojo Madura. Diakses tanggal 14 Januari 2014.
Depkes RI. 2008. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar RISKESDAS
Indonesia, (online),
http://ejournal.litbang.depkes.go.id./ind ex.Php/bkp/articel/ download /47/158. Diakses Tanggal 15 Januari 2014
Esse Puji, Syatriani, S.dkk. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi Edisi 10.
Stik Makassar
Fleming M. Dkk, 2007. Etanol Dasar Farmakologi Terapi : Jakarta : EGC
Hidayat Alimul A, 2011. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknin Analisis Data. Salemba Medika,
Jakarta.
Hadi, S. 2002. Gastroenterologi, Penerbit Albumun Bandung, Bandung
Hartati Nurwijaya & Ikawati Zullies Dkk, 2009. Bahay Alkohol Dan Mencegah Kecanduanya. PT. Elex Media Komputindo, KOMPAS GRAMEDIA – Jakarta
Hendri, Halim. Dkk, 2006. Pemberina Alkohol Peroral Secara Kronis Menurunkan Kepadatan Sel Granula Cerebellum Pada Tikus Putuh. Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Madah, Yogyakarta.
Ira Oktaviana, 2012. Aspek farmakokinetik Klinik Obat-Obatan Yang Digunakan Pada Pasien Sirosis Hati. Di Bangsal Interne RSUP. DR. M
Jami Padang. Diakses Tanggal 14 Januari 2014
Jawi IM, Sutirta-Yasa WP, Saputra H, 2007. Gambaran Histologi Hepar Serta Kadar SGOT & SGPT Darah Mencit Yang Diberikan Alkohol Secara Akut Dan Kronis. Dexa Media 1 (20): 23-26.
Katzung, Bertram G.2001. farmakologi Dasar Dan Klinik. Buku II Jakarta :
Salemba Medika .
Kemenkes RI, 2011. Pedoman Interpretasi Data klinik
Kono H, Rusyn I, Uesung T, 2001. Piphenyleneiodonium Sulfate An Nadph Oxidase Inhibitor Prevents Early Alcohol-Induced Livets Injuty In The Rat. AJP-Gastrointestinal And Liver
Physiology 280: G1005-G1012
Menkes RI NO.86/Menkes/Per/1V/77. Tentang minuman keras
Mansur, 2008. Toksikologi Dan Distribusi Agent Toksik.(online), htpp://library.usu.ac.id/download/fk/ked okteran-Mansyur2.Pdf.Diakses Tanggal 15 Januari 2014
Masters, S.B, 2002. Farmakologi Dasar Dan Klinik Edisi 4, EGC,
Jakarta
Nursalam. 2009. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrument Penelitian Keperawatan. Salemba Medika,
Nanji AA, 2003. Curcumin Prevents Alcohol-Induced Liver Disease In Rats By Inhibiting The Expresion Of NF-KB-Dependent Genes. AJP-Gatsrointestinal And Liver Physiology “ 284: G321-G327
Pande Made, Saskara Aditya Dkk, 2012. Laporan Kasusu Sirosis Hepatis.Bagian /SMF Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/Rumah Sakit Umum Pusat Sangala Denpassar. Diakses Tanggal 14 Januari 2014
Pribadi E.T, 2008. Penyalagunaan Alkohol Di Indonesia 46 Halaman.
(online),
http://www.scrib.com/doc/19502600/17 /1V-2-Rekomendasi. Diakses Tanggal 15 Januari 2014
Pospos NS, 2002. Bukti Gambaran Etanol Merusak Sel Hati & Pengaruhnya Terhadap Kosentrasi ATP Intraseluler Medika. No 1 Tahun
XXV11. 17-20
Price S.A, 2006, Patofisologis Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Edisi 6,
EGC, Jakarta.
Purnama Putra Dwi Yustinus, 2010. Perilaku Minum Alcohol Dikalagan Mahasiswa Ditinjau Dari Presepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tuaa. Fakultas Psikologi Universitas Katolik Segijakparanata Semarang. Diakses Tanggal 15 Januari 2014
Rekam Medik RSUP DR. Wahidin Sudirohusodo, 2013. Data penyakit sirosis hepatis. Makassar
Sri Nuriani, 2011. Hubungan Konsumsi Alkohol Dengan Fungsi Hati. Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang.
Suhaemi, 2002. Disfungsi Autonomik Dan Neu Ropati Perifer Pada Penderita Sirosis Hati. Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Diakses 14 Januari 2014
Sudoyo AW, Seti Yohadi B. Dkk, 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi V, 83-88 Interna Publishing, Jakarta.
Thannickal & Fanbung, 2000. Reaktive oxygen Species In Cell Signaling. AJP – Lung Cell And Mol Physiologi.279: L1005.L1028
Word Health Organization, 2011. Global Status Report On Alcohol And
Healt.73 hlm.(online),
http://www.who.int/subtance
abuce/publication/global alcohol report/ms bg surpr ofiles.pdf.Diakses Tanggal 15 Januari 2014
Zhou Z,Wang L,Song Z. 2003. A Critical Involment Of Oxidative Stress In acute Alcohol-Induced hepatic TNF-A Production. TNF-American Journal Of Phatology.163 :1137-46.
Zakhari Samir, 2006. Overvie how Is Alcohol Metabolized By the Body? National Institute On Alcohol Abuse
And Alcoholisme (NIAAA) 5635, Fisher Lane. MSC 9304 Bethesda.