098/5/PGSD-Reg/8/Juli/2014
PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK
MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS)
SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA
(Penelitian Tindakan Kelas pada Materi Pokok Gaya Magnet di Kelas V SD Negeri 3 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Semester II
Tahun Ajaran 2013/2014)
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi PGSD
oleh
Fauziah Lestari
1003392
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PEDAGOGIK
Penerapan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Keterampilan
Proses Sains (KPS) Siswa pada Pembelajaran IPA
Oleh Fauziah Lestari
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Fauziah Lestari 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DARTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat penelitian ... 4
E. Hipotesis penelitian ... 5
F. Penjelasan Istilah ... 6
BAB II PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS V SEKOLAH DASAR ... 7
A. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ... 7
1. Hakikat IPA ... 7
2. Karakteristik IPA ... 9
3. Tujuan dan ruang lingkup IPA di SD... 10
4. Materi Gaya Magnet ... 11
B. Keterampilan Proses Sains ... 11
1. Definisi Keterampilan Proses Sains ... 11
C. Metode Eksperimen ... 15
1. Pengertian Metode Eksperimen ... 15
2. Tujuan Metode Eksperimen ... 16
3. Langkah-Langkah Metode Eksperimen ... 16
4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Eksperimen ... 18
D. Penelitian yang Relevan ... 18
E. Kerangka Berpikir ... 19
BAB III METODE PENELITIAN ... 20
A. Metode Penelitian ... 20
B. Model PTK yang Dikembangkan ... 21
C. Lokasi, Waktu, dan Subjek Penelitian ... 23
D. Prosedur Penelitian ... 23
E. Instrumen Penelitian ... 27
F. Teknik Pengumpulan Data ... 28
G. Analisis dan Pengolahan Data ... 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 33
A. Hasil Penelitian ... 33
1. Deskripsi Awal ... 33
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 34
a. Tahap Perencanaan ... 34
b. Tahap pelaksanaan ... 35
c. Hasil Observasi TIndakan Pembelajaran Siklus I ... 39
d. Refleksi terhadap Tindakan pembelajaran Siklus I ... 44
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 46
a. Tahap Perencanaan ... 46
b. Tahap pelaksanaan ... 47
c. Hasil Observasi TIndakan Pembelajaran Siklus II ... 51
4. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III ... 56
a. Tahap Perencanaan ... 56
b. Tahap pelaksanaan ... 57
c. Hasil Observasi TIndakan Pembelajaran Siklus III ... 60
d. Refleksi terhadap Tindakan pembelajaran Siklus III ... 64
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 65
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 73
A. Simpulan... 73
B. Rekomendasi ... 74
DAFTAR PUSTAKA ... 75
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 77
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Perbandingan Jenis-Jenis Keterampilan Proses Sains... 12
3.1 Teknik Pengumpulan Data ... 28
3.2 Interpretasi Nilai Gain Ternormalisasi ... 30
3.3 Kriteria IPK Hasil Observasi ... 32
4.1 Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I ... 36
4.2 Temuan Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I ... 40
4.3 Perolehan Rata-Rata Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa Siklus I ... 42
4.4 Perolehan Rata-Rata Hasil Pre-test dan Post-test Keterampilan Proses Sains Siswa Siklus I ... 42
4.5 Aspek Soal Keterampilan Proses Sains Siklus I ... 43
4.6 Refleksi Siklus I ... 44
4.7 Aktivitas Guru dan Siswa Siklus II ... 48
4.8Temuan Aktivitas Guru dan Siswa Siklus II ... 52
4.9 Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa Siklus II... 53
4.10 Hasil Pre-test dan Post-test Keterampilan Proses Sains Siswa Siklus II ... 53
4.11 Aspek Soal Keterampilan Proses Sains Siklus II ... 54
4.12 Refleksi Siklus II ... 55
4.13 Aktivitas Guru dan Siswa Siklus III... 57
4.14 Temuan Aktivitas Guru dan Siswa Siklus III ... 61
4.15 Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa Siklus III ... 62
4.16 Hasil Pre-test dan Post-test Keterampilan Proses Sains Siswa Siklus III ... 62
4.18 Refleksi Siklus III ... 64
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerangka Berpikir ... 19
3.1 Adaptasi desain penelitian dari model spiral Kemmis dan Taggart... 21
4.1 Persentase <g> Aspek KPS Siklus I Simpulan ... 43
4.2 Persentase <g> Aspek KPS Siklus II ... 54
4.3 Persentase <g> Aspek KPS Siklus III... 63
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
A. Instrumen Pembelajaran dan Penelitian
A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 77
A.2 Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 82
A.3 Lembar Pre-test Siklus I ... 84
A.4 Lembar Post-test Siklus I ... 89
A.5 Kisi-Kisi Soal Siklus I ... 94
A.6 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I ... 101
A.7 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 104
A.8 Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains Siklus I ... 107
A.9 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 110
A.10 Lembar Kerja Siswa Siklus II ... 115
A.11 Lembar Pre-test Siklus II ... 118
A.12 Lembar Post-test Siklus II ... 124
A.13 Kisi-Kisi Soal Siklus II... 130
A.14 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II ... 139
A.15 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 142
A.16 .Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains Siklus II ... 145
A.17 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus III ... 148
A.18 Lembar Kerja Siswa Siklus III... 153
A.19 Lembar Pre-test Siklus III ... 156
A.20 .Lembar Post-test Siklus III ... 163
A.21 Kisi-Kisi Soal Siklus III ... 169
A.23 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 180
A.24 Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains Siklus III ... 183
B. Hasil Penelitian B.1 Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 186
B.2 Sampel Pre-test Siklus I ... 188
B.3 Sampel Post-test Siklus I ... 193
B.4 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I ... 198
B.5 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 201
B.6 Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains Siklus I ... 204
B.7 Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus II ... 207
B.8 Sampel Pre-test Siklus II ... 210
B.9 Sampel Post-test Siklus II ... 215
B.10 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II ... 220
B.11 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 223
B.12 Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains Siklus II ... 226
B.13 Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus III ... 229
B.14 Sampel Pre-test Siklus III ... 232
B.15 Sampel Post-test Siklus III ... 237
B.16 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus III ... 242
B.17 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 245
B.18 Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains Siklus III ... 248
C. Rekapitulasi Data C.1 Hasil Analisis dan Pengolahan Data Lembar Observasi Guru Siklus I ... 251
C.2 Hasil Analisis dan Pengolahan Data Lembar Observasi Siswa Siklus I... 254
C.4 Hasil Analisis dan Pengolahan Data Lembar Observasi Siswa
Siklus II ... 260
C.5 Hasil Analisis dan Pengolahan Data Lembar Observasi Guru
Siklus III ... 263
C.6 Hasil Analisis dan Pengolahan Data Lembar Observasi Siswa
Siklus III ... 266
C.7 Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa
Siklus I ... 269
C.8 Hasil Pre-test dan Post-test Keterampilan Proses sains Siswa Siklus
I ... 271
C.9 Perolehan Pre-test Aspek Keterampilan Proses Sains
Siklus I ... 273
C 10 Perolehan Post-test Aspek Keterampilan Proses Sains
Siklus I ... 274
C.11 Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa
Siklus II ... 275
C.12 Hasil Pre-test dan Post-test Keterampilan Proses sains Siswa Siklus
II ... 277
C.13 Perolehan Pre-test Aspek Keterampilan Proses Sains
Siklus II ... 279
C 14 Perolehan Post-test Aspek Keterampilan Proses Sains
Siklus II ... 280
C.15 Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa
Siklus III ... 281
C.16 Hasil Pre-test dan Post-test Keterampilan Proses sains Siswa Siklus
III ... 283
C.17 Perolehan Pre-test Aspek Keterampilan Proses Sains
C 18 Perolehan Post-test Aspek Keterampilan Proses Sains
Siklus IIII ... 286
D. Administrasi Penelitian
D.1 Permohonan Izin Mengadakan Penelitian untuk
Rektor UPI ... 287
D.2 Surat Keputusan Pengangkatan Dosen
Pembimbing ... 288
D.3 Permohonan Izin Penelitian untuk Kepala Kesatuan Bangsa
Perlindungan dan pemberdayaan Masyarakat ... 289
D.4 Surat Keterangan Izin Penelitian dari Kepala Kantor Kesatuan
Bangsa dan Politik Kabupaten Bandung Barat ... 290
D.5 Surat Pernyataan Mengadakan penelitian dari SD Negeri 3 Cibogo
... 291
D.6 Surat Keterangan Izin Penelitian dari Kecamatan
Lembang ... 292
E. Dokumentasi
ABSTRAK
PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) SISWA
PADA PEMBELAJARAN IPA Oleh
Fauziah Lestari 1003392
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih rendahnya proses pembelajaran di salah satu Sekolah Dasar, dikarenakan guru masih melaksanakan pembelajaran secara konvensional yaitu metode ceramah. Hal tersebut berdampak terhadap rendahnya keterampilan proses sains siswa. Oleh karena itu, metode eksperimen digunakan sebagai solusinya. Penelitian ini bertujuan untuk, (1) mendeskripsikan perencanaan pembelajaran IPA pada materi gaya magnet melalui penerapan metode eksperimen dalam meningkatkan keterampilan proses sains siswa, (2) mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran IPA pada materi gaya magnet melalui penerapan metode eksperimen dalam meningkatkan keterampilan proses sains siswa, dan (3) mengetahui peningkatan keterampilan proses sains siswa pada pembelajaran IPA materi gaya magnet melalui penerapan metode eksperimen. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Mc. Taggart dengan jumlah tiga siklus. Subjek penelitian kelas ini adalah kelas V SDN 3 Cibogo yang berjumlah 27 siswa, dengan teknik pengumpulan data berupa pre-test dan post-test, serta lembar observasi guru dan siswa. Hasil penelitian dengan menerapkan metode eksperimen menunjukkan bahwa penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari analisis lembar observasi keterampilan proses siswa pada setiap siklusnya, yaitu pada siklus I keterampilan proses sains siswa berada pada kategori cukup terampil, pada siklus II kategori terampil, dan pada siklus III kategori sangat terampil. Selain itu didapat pula peningkatan post-test keterampilan proses sains dari setiap siklusnya, yaitu pada siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 65,77, siklus II diperoleh nilai rata-rata sebesar 68,46, dan siklus III diperoleh nilai rata-rata sebesar 85,22. Keterampilan proses sains yang diukur dalam penelitian ini adalah keterampilan mengklasifikasi, memprediksi, merencanakan percobaan, dan menyimpulkan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa.
ABSTRACT
THE APPLICATION OF EXPERIMENTAL METHODS TO IMPROVE SCIENCE PROCESS SKILLS STUDENTS
THE STUDY OF NATURAL SCIENCE By Therefore, the experimental method used for the solution. This research aims to, (1) describe the planning of learning natural science material on magnetic force through the application of experimental methods in improving the process of science skills of students, (2) describe the implementation of learning natural science material on magnetic force through the application of experimental methods in improving the skills of the process of science students, and (3) know science process skills improvement students learning natural science material magnetic force through the application of methods of experimentation. The methods used in this research is the research methods class action model Kemmis and Mc. Taggart with the sum of the three cycles. The subject class is class V SDN 3 Cibogo totalling 27 students, with data collection techniques in the form of pre-and post test-test observation sheet, as well as teachers and students. Research results by applying the experimental method indicates that the application of experimental methods can improve the skills of the process of science students. It can be seen from the analysis of the observation process skills sheets students on every cycle, i.e. in cycle I process skills science students are at a sufficient skilled categories, on cycle II category of skilled, and in cycle III highly skilled categories. In addition had also increased post-science process skill test of every cycle, i.e. in cycle I gained an average rating of 65,77, cycle II obtained an average value of 68,46, and cycle III obtained average value of 85,22. Science process skills measured in this study are the skills of classifying, predicting, planning experiments, and conclude. Based on the results of such research, it can be concluded that the application of experimental methods can improve the skills of the process of science students.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan
terdiri dari pendidikan formal, nonformal dan informal yang mempelajari berbagai
bidang studi, salah satunya yaitu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA merupakan
ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam
secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang
berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan sebagai hasil dari pemikiran dan penyelidikan ilmuwan yang dilakukan
dengan keterampilan bereksperimen dengan menggunakan metode ilmiah.
Secara umum kegiatan pembelajaran IPA berhubungan dengan
eksperimen. Hal tersebut bertujuan agar menghindari verbalisme dan agar
mengkonkretkan hal yang abstrak pada suatu materi. Siswa akan lebih mudah
memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak dengan melakukan kegiatan
yang melibatkan panca inderanya dan dilakukan oleh dirinya sendiri.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Lederman (1998) terhadap
guru-guru di luar negeri, mereka menyatakan bahwa hal yang terpenting dalam belajar
IPA adalah siswa merasa nyaman dan senang dalam pembelajaran agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Dengan terciptanya perasaan nyaman dan senang
tersebut, akan mematahkan pendapat yang menyatakan bahwa IPA itu sulit.
Kenyamanan dan ketertarikan siswa terhadap suatu pembelajaran akan muncul
apabila dalam proses pembelajaran melibatkan siswa itu sendiri. Agar siswa
merasa nyaman dan senang dalam pembelajaran, dibutuhkan suatu metode
pembelajaran. Metode pembelajaran yang cocok adalah metode eksperimen. IPA
identik dengan melakukan eksperimen. Dengan eksperimen, siswa diberi
kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri untuk memperoleh
suatu kebenaran dengan melibatkan keterampilan proses yang dimilikinya, dan
2
menyenangkan. Hal tersebut sejalan dengan tujuan IPA di SD yaitu agar siswa
mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah, dan membuat keputusan. Dari penjelasan tersebut sudah
jelas bahwa IPA tidak hanya berisi produk, tetapi juga meliputi proses. Widodo dkk. (2010, hlm. 46) memandang bahwa “keterampilan proses sains di Sekolah Dasar meliputi keterampilan mengamati, merencanakan percobaan, memprediksi,
menafsirkan hasil pengamatan dan menarik kesimpulan, serta mengkomunikasikan”. Selain itu, kegiatan eksperimen dapat membantu pemahaman siswa terhadap pelajaran menjadi lebih bermakna. Dengan belajar
bermakna, para siswa mempunyai pengetahuan yang luas menggunakan
keterampilan proses sains.
Kenyataan yang terjadi di lapangan pada proses pembelajaran IPA di
SDN 3 Cibogo, guru masih melaksanakan secara konvensional, yaitu hanya
menggunakan metode ceramah. Guru belum melaksanakan pembelajaran secara
aktif dan kreatif yang melibatkan siswa didalamnya. Siswa hanya menerima
informasi yang disampaikan guru. Dalam proses pembelajaran, guru hanya
terpaku pada buku sumber yang dijadikan pedoman untuk mengajar. Hal tersebut
jelas bertentangan dengan hakikat dan pembelajaran IPA. Dampak yang timbul
adalah ketakutan siswa terhadap mata pelajaran IPA yang dipandangnya sebagai
pelajaran yang sulit dan membosankan karena berisi hafalan-hafalan.
Sebagaimana dikemukakan oleh Piaget (dalam Dahar, 1996) pada usia 7-11 tahun
seharusnya anak sudah dapat berpikir logis. Tetapi pada kenyataannya
kemampuan berpikir dan keterampilan proses sains yang dimiliki siswa sangatlah
kurang. Hal tersebut dilihat dari perolehan tes awal yang dilakukan oleh peneliti,
dengan nilai rata-rata keterampilan proses sains siswa kelas V di SDN 3 Cibogo
pada materi gaya magnet yaitu sebesar 64,47 dengan ketuntasan 47,37% dari
KKM kelas yang telah ditentukan yaitu 70. Hal tersebut dikarenakan
ketidakbiasaan mereka melakukan suatu kegiatan yang memberikan pengalaman
secara langsung. Itulah yang mengakibatkan siswa kurang memiliki keterampilan
proses sains. Dalam kejadian ini guru hanya menjelaskan materi tanpa melakukan
3
guru menggunakan metode eksperimen dalam pembelajarannya agar
kesalahan-kesalahan yang terjadi hasil dari ceramah dapat diperbaiki melalui percobaan dan
contoh kongkret, yaitu dengan menghadirkan objek sebenarnya.
Pada hakikatnya, pembelajaran IPA bertujuan untuk memperoleh bekal
pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA. Agar tujuan pembelajaran IPA
terpenuhi oleh peserta didik, maka peneliti merasa pentingnya suatu metode untuk
meningkatkan keterampilan proses sains siswa terhadap materi pokok gaya
magnet dalam pembelajaran IPA di kelas V SDN 3 Cibogo. Untuk membuktikan
dugaan dari penelitian tersebut, peneliti merasa tertarik untuk menelitinya dengan
judul, “Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses
Sains Siswa Pada Pembelajaran IPA”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan
permasalahan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran IPA pada materi gaya magnet
melalui penerapan metode eksperimen dalam meningkatkan keterampilan
proses sains siswa di kelas V SDN 3 Cibogo?
2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran IPA pada materi gaya magnet
melalui penerapan metode eksperimen dalam meningkatkan keterampilan
proses sains siswa di kelas V SDN 3 Cibogo?
3. Bagaimanakah peningkatan keterampilan proses sains siswa pada
pembelajaran IPA materi gaya magnet melalui penerapan metode eksperimen
4
C. Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menemukan peningkatan
keterampilan proses sains siswa mengenai gaya magnet dalam pembelajaran IPA
dengan menggunakan metode eksperimen di kelas V SDN 3 Cibogo. Secara
spesifik tujuan penelitian ini yaitu:
1. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran IPA pada materi gaya magnet
melalui penerapan metode eksperimen dalam meningkatkan keterampilan
proses sains siswa di kelas V SDN 3 Cibogo
2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran IPA pada materi gaya magnet
melalui penerapan metode eksperimen dalam meningkatkan keterampilan
proses sains siswa di kelas V SDN 3 Cibogo
3. Mengetahui peningkatan keterampilan proses sains siswa pada pembelajaran
IPA materi gaya magnet melalui penerapan metode eksperimen di kelas V
SDN 3 Cibogo
D. Manfaat Hasil Penelitian 1. Manfaat Teoretis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam
dunia pendidikan bahwa peningkatan keterampilan proses sains siswa dalam
pembelajaran IPA pada materi gaya magnet dapat dilakukan dengan
menggunakan metode eksperimen.
2. Manfaat Praktis
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan memiliki manfaat
sebagai berikut:
a. Bagi siswa
1) Siswa dapat meningkatkan keterampilan proses sains terhadap materi gaya
magnet dalam pembelajaran IPA
2) Memberikan pengalaman langsung kepada siswa sehingga siswa tidak
5
3) Siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan aktif, inovatif, kreatif, efektif
dan menyenangkan
b. Bagi guru
1)Memberikan pilihan kepada guru untuk menggunakan metode yang sesuai
dengan pembelajaran yang bertujuan untuk menunjang keberhasilan
pembelajaran
2)Memberikan masukan dalam pemilihan dan penerapan strategi
pembelajaran IPA dengan memperhatikan karakteristik siswa
3)Menumbuhkan minat belajar siswa agar pembelajaran menjadi lebih aktif,
inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan
c. Bagi peneliti
1) Memberikan pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan dalam
penggunaan metode eksperimen dan penerapannya terhadap materi gaya
magnet dalam pembelajaran IPA
2) Peneliti mampu mendeteksi permasalahan yang ada di dalam proses
pembelajaran, sekaligus mencari alternatif pemecahan masalah yang tepat
3) Peneliti mampu memperbaiki proses pembelajaran di dalam kelas dalam
rangka meningkatkan keterampilan proses sains siswa terhadap materi
gaya magnet dalam pembelajaran IPA
d. Bagi sekolah
Sebagai masukan bagi guru SD yang mengarahkan kepada peningkatan
keterampilan proses sains siswa dalam pembelajaran IPA pada materi gaya
magnet dengan menggunakan metode eksperimen.
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dari penelitian ini yaitu jika metode eksperimen diterapkan,
maka dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa dalam pembelajaran
6
F. Penjelasan Istilah
1. Metode eksperimen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah cara penyajian
pelajaran dengan memberikan pengalaman langsung kepada siswa yang
bertujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai
jawaban atau persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan
percobaan sendiri. Metode eksperimen terdiri dari tiga langkah, yaitu
perencanaan eksperimen, pelaksanaan eksperimen, dan tindak lanjut
eksperimen. Keterlaksanaan penerapan metode eksperimen ini diukur
menggunakan lembar observasi terhadap aktivitas guru dan siswa.
2. Keterampilan proses sains yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
keterampilan dasar yang dimiliki seseorang untuk memperoleh informasi
tentang alam yang tidak hanya melibatkan kemampuan berpikirnya saja, tetapi
juga kecakapannya dalam penggunaan alat dan bahan ketika melakukan suatu
proses, dan juga melibatkan kemampuannya dalam berinteraksi dengan
sesama. Aspek keterampilan proses sains yang diukur dalam penelitian ini ada
empat. Pertama, keterampilan mengelompokkan dengan indikator mencari
perbedaan, mencari kesamaan, mengontraskan ciri-ciri, membandingkan, dan
mencari dasar penggolongan. Kedua, keterampilan memprediksi dengan
indikator mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi
berdasarkan pola yang terjadi sebelumnya/pola yang ada. Ketiga, keterampilan
merencanakan percobaan dengan indikator menentukan alat dan bahan
percobaan, mengetetahui apa yang akan diamati dalam percobaan, dan
menentukan langkah kerja dalam percobaan. Keempat, keterampilan membuat
kesimpulan dengan indikator memaknai hasil percobaan, menarik kesimpulan
yang tepat dan menggabung berbagai informasi yang terpisah menjadi
pernyataan yang bermakna. Cara mengukur keterampilan proses sains dalam
penelitian ini yaitu dengan tes objektif berupa soal Pilihan Ganda (PG) yang
dilakukan sebelum dan sesudah pembelajaran dilaksanakan dan lembar
observasi aktivitas siswa ketika melakukan eksperimen yang dinilai
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. PTK menurut Sanjaya (2012, hlm. 26) adalah
Proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut.
Selain itu, menurut Kusumah dan Dwitagama (2012, hlm. 9), “PTK adalah
penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara (1)
merencanakan, (2) melaksanakan, dan (3) merefleksikan tindakan secara
kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru,
sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat”.
Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian
tindakan kelas merupakan proses pemecahan masalah yang dilakukan secara
bertahap dengan prosedur yang jelas dan dengan data-data yang ada, dilaksanakan
secara kolaboratif oleh peneliti dan partisipan yang bertujuan untuk memperbaiki
dan meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam kelas yang diperoleh dengan
cara siklus kegiatan penelitian.
Pengertian siklus atau putaran dalam PTK menurut Sanjaya (2012, hlm. 77), ”…satu kali proses pembelajaran sesuai dengan pembelajaran yang telah disusun”. Menurutnya, PTK dikatakan berhasil apabila masalah yang dikaji semakin mengerucut atau masalah semakin terpecahkan, serta perolehan hasil
belajar dari siklus ke siklus semakin meningkat. Kusumah dan Dwitagama (2012, hlm. 26) menyatakan, “siklus yang baik biasanya lebih dari dua siklus agar PTK yang dilakukan benar-benar terasa keberhasilannya dan nampak terlihat
21
B. Model PTK yang Dikembangkan
Model PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah model spiral
dari Kemmis dan Taggart (dalam Kusumah dan Dwitagama, 2012, hlm. 20) yang
terdiri dari perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Keempat komponen tersebut dipandang sebagai satu
siklus. Siklus merupakan putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan,
pengamatan, dan refleksi. Model ini merupakan pengembangan dari model yang
diutarakan oleh Kurt lewin. Perbedaannya, pada komponen tindakan dan
pengamatan dijadikan sebagai kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, yang pada
pelaksanaannya tindakan dan pengamatan dilakukan dalam satu waktu yaitu
ketika tindakan dilaksanakan, pengamatanpun harus dilaksanakan. Untuk lebih
jelasnya, berikut adalah desain penelitian dari model spiral Kemmis dan Taggart.
Gambar 3.1 Adaptasi desain penelitian dari model spiral Kemmis dan Taggart Identifikasi Masalah
Perencanaan 1
Pelaksanaan Observasi
Refleksi
Hasil Refleksi Siklus I
Perencanaan 2
Pelaksanaan Observasi
Refleksi
Hasil Refleksi Siklus II
Perencanaan 3
Pelaksanaan Observasi
Refleksi
22
Adapun penjelasan dari desain penelitian di atas adalah sebagai berikut.
1. Perencanaan (planning)
Perencanaan dalam PTK disusun berdasarkan hasil tes awal yang
bertujuan untuk mendapatkan gambaran umum tentang masalah yang ada.
Sanjaya (2012, hlm. 78) menyatakan, “perencanaan dalam setiap siklus disusun perencanaan pembelajaran untuk perbaikan pembelajaran”. Menurutnya, pada tahap perencanaan ini lebih ditonjolkan perlakuan khususnya oleh guru dalam
proses pembelajaran. Perencanaan yang dilakukan menurut Kusumah dan
Dwitagama (2012, hlm. 39) adalah teknik pembelajaran, media dan materi
pembelajaran, dsb. Perencanaan tersebut dituangkan kedalam Rancangan
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Setelah membuat RPP, kemudian membuat
Lembar Kerja Siswa (LKS), kisi-kisi soal, soal pre-test dan post-test, serta instrumen-instrumen pengamatan.
2. Tindakan (acting)
Tindakan merupakan pelaksanaan oleh guru/peneliti berdasarkan
perencanaan yang telah disusun, kemudian dijadikan acuan untuk memperbaiki
pada tindakan selanjutnya. Pada tahap ini dilaksanakannya tindakan-tindakan dari
RPP yang telah dirumuskan, meliputi pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.
3. Pengamatan (observing)
Pengamatan merupakan kegiatan pengumpulan data oleh peneliti dan
observer selama proses belajar mengajar berlangsung, mengamati pengaruh dari
tindakan yang dilakukan, keadaan pada proses pembelajaran, dan kendala dari
tindakan yang dilakukan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sanjaya (2012, hlm. 79), “observer dapat mencatat berbagai kelamahan dan kekuatan yang dilakukan guru dalam melaksanakan tindakan, sehingga hasilnya dapat dijadikan masukan ketika guru melakukan refleksi untuk penyusunan rencana ulang”. Pada tahap ini, observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas guru, siswa, serta
keterampilan proses sains siswa ketika dilaksanakannya percobaan.
4. Refleksi (reflecting)
Refleksi merupakan kegiatan merenung atau mengingat suatu tindakan
yang telah dilakukan dengan cara menganalisis hasil pengamatan yang bertujuan
23
guru/peneliti melakukan perbaikan pada perencanaan selanjutnya. Pada tahap ini
guru/peneliti menganalisis hasil pengamatan, memaknai data hasil analisis,
mengambil suatu kesimpulan untuk memperbaikinya sebagai pedoman untuk
perancangan siklus selanjutnya, sebagaimana yang dikemukakan oleh Wijaya (2012, hlm. 80), “dari hasil refleksi, guru dapat mencatat berbagai kekurangan yang perlu diperbaiki, sehingga dapat dijadikan dasar dalam penyusunan rencana ulang”.
C. Lokasi, Waktu, dan Subjek Penelitian
Penelitian dilakukan di SDN 3 Cibogo, Kecamatan Lembang, Kabupaten
Bandung Barat. Subjek penelitian ini adalah 27 siswa kelas V SDN 3 Cibogo,
dengan 15 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan pada tahun ajaran 2013/2014
Semester 2. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret s/d Juni 2014 kurang lebih
selama 4 bulan. Penelitian ini dilaksanakan secara bersamaan dengan kegiatan
pembelajaran yang bertujuan agar tidak mengganggu proses belajar mengajar.
D. Prosedur Penelitian
PTK ini dirancang untuk dilaksanakan dalam tiga siklus. Masing-masing
siklus dirancang untuk dilaksanakan dalam satu pertemuan yaitu 2x35 menit.
Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).
Siklus I
a. Tahap Perencanaan
1) Mengajukan permohonan izin penelitian kepada Kepala Sekolah SDN 3
Cibogo Kabupaten Bandung Barat.
2) Melakukan observasi terhadap situasi kelas, tes awal, dan identifikasi
masalah.
3) Memilih penerapan metode ekperimen untuk mengatasi permasalahan
tersebut.
4) Membuat kesepakatan dengan teman sejawat untuk menjadi observer dan
24
5) Menetapkan skenario pembelajaran dan pokok bahasan yang akan
digunakan dalam penelitian, yaitu gaya magnet.
6) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) IPA dengan
menggunakan metode eksperimen. Pada siklus I siswa bereksperimen
mengenai magnet menarik benda-benda tertentu.
7) Merencanakan media pembelajaran yang akan digunakan.
8) Menyiapkan LKS.
9) Menyiapkan instrumen tes tertulis berupa lembar soal tes KPS dalam
bentuk Pilihan Ganda (PG).
10) Menyiapkan lembar observasi aktivitas guru dan siswa, serta KPS siswa.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Memberikan lembar observasi kepada observer untuk diisi.
2) Melaksanakan pembelajaran IPA mengenai magnet dapat menarik
benda-benda tertentu sesuai dengan RPP yang meliputi pendahuluan, kegiatan inti,
dan penutup.
c. Tahap Pengamatan
1) Observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa, serta
KPS siswa dalam pembelajaran IPA materi pokok gaya magnet dengan
menggunakan metode eksperimen.
2) Observer mengisi lembar observasi.
3)Observer mencatat semua aktivitas belajar yang terjadi pada lembar
observasi sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap refleksi.
d. Tahap Refleksi
1) Peneliti dibantu observer mendiskusikan hasil pengamatan yang terjadi di
kelas selama proses pembelajaran.
2) Menganalisis hasil pengamatan, memaknai data hasil analisis, dan
mengambil suatu kesimpulan untuk memperbaikinya sebagai pedoman
25
Siklus II
a. Tahap Perencanaan
1) Refleksi mengenai kekurangan pada siklus I untuk memperbaiki dan
meningkatkan kualitas pembelajaran pada pelaksanaan siklus II
berdasarkan observasi dan refleksi sebelumnya.
2) Menetapkan teknis metode eksperimen yang akan digunakan.
3) Menyusun RPP dengan memperhatikan refleksi pada siklus I. Pada siklus
II, siswa akan melakukan eksperimen mengenai kekuatan gaya magnet,
guru sebagai fasilitator dan pembimbing.
4) Merencanakan media pembelajaran yang akan digunakan.
5) Menyiapkan LKS.
6) Menyiapkan instrumen tes tertulis berupa lembar soal tes KPS dalam
bentuk PG.
7) Menyiapkan lembar observasi aktivitas guru dan siswa, serta KPS siswa.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Memberikan lembar observasi kepada observer untuk diisi.
2) Melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus II mengenai kekuatan gaya
magnet berdasarkan RPP yang telah disusun dengan mempertimbangkan
perbaikan-perbaikan pada siklus I.
c. Tahap Pengamatan
1) Observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa, serta
KPS siswa dalam pembelajaran IPA materi pokok gaya magnet dengan
menggunakan metode eksperimen.
2) Observer mengisi lembar observasi.
3) Observer mencatat semua aktivitas belajar yang terjadi pada lembar
observasi sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap refleksi.
d. Tahap Refleksi
1) Peneliti dibantu observer mendiskusikan hasil pengamatan yang terjadi di
26
2) Menganalisis hasil pengamatan, memaknai data hasil analisis, dan
mengambil suatu kesimpulan untuk memperbaikinya sebagai pedoman
untuk perancangan siklus III.
Siklus III
a. Tahap Perencanaan
1) Refleksi mengenai kekurangan pada siklus II untuk memperbaiki dan
meningkatkan kualitas pembelajaran pada pelaksanaan siklus III
berdasarkan observasi dan refleksi sebelumnya.
2) Menetapkan teknis metode eksperimen yang akan digunakan.
3) Menyusun RPP dengan memperhatikan refleksi pada siklus II. Pada siklus
III, siswa akan melakukan eksperimen mengenai cara membuat magnet,
guru sebagai fasilitator dan pembimbing.
4) Merencanakan media pembelajaran yang akan digunakan.
5) Menyiapkan LKS.
6) Menyiapkan instrumen tes tertulis berupa lembar soal tes KPS dalam
bentuk PG.
7) Menyiapkan lembar observasi aktivitas guru dan siswa, serta KPS siswa.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Memberikan lembar observasi kepada observer untuk diisi.
2) Melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus III mengenai pemanfaatan
magnet dan cara membuat magnet berdasarkan RPP yang telah disusun
dengan mempertimbangkan perbaikan-perbaikan pada siklus II.
c. Tahap Pengamatan
1) Observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa, serta
KPS siswa dalam pembelajaran IPA materi pokok gaya magnet dengan
menggunakan metode eksperimen.
2) Observer mengisi lembar observasi.
3) Observer mencatat semua aktivitas belajar yang terjadi pada lembar
observasi sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap refleksi.
27
d. Tahap Refleksi
1) Peneliti dibantu observer mendiskusikan hasil pengamatan yang terjadi di
kelas selama proses pembelajaran.
2) Menganalisis hasil pengamatan, memaknai data hasil analisis apakah
terjadi perbaikan atau tidak, yang kemudian mengambil suatu kesimpulan
untuk mengetahui apakah pembelajaran menggunakan metode eksperimen
dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa atau tidak pada
materi pokok gaya magnet.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data penelitian. Tanpa instrumen yang tepat, penelitian tidak akan
berjalan lancar seperti yang diharapkan. Adapun instrumen penelitian yang
digunakan pada penelitian ini ialah sebagai berikut.
1. Instrumen Tes
Instrumen ini digunakan untuk mengukur keterampilan proses sains
siswa pada pembelajaran IPA dalam bentuk tes objektif yaitu Pilihan Ganda (PG)
sebanyak sepuluh butir soal dan jumlah pilihan sebanyak empat, dengan kriteria
penilaian jika benar mendapat nilai 1 sedangkan jika salah mendapat 0 (Purwanto,
1985, hlm. 64). Tes ini dilaksanakan dua kali, pertama yaitu pada saat sebelum
pokok bahasan gaya magnet diajarkan awal (pre-test), yang bertujuan untuk
melihat dan mengetahui keterampilan proses sains awal siswa terhadap materi.
Kedua, pada saat pembelajaran selesai dilaksanakan (post-test), yang bertujuan untuk mengukur keterampilan proses sains siswa sebagai hasil penggunaan
metode eksperimen. Aspek-aspek keterampilan proses sains yang diukur pada
penelitian ini adalah keterampilan mengelompokkan, memprediksi, merencanakan
percobaan, dan menyimpulkan.
2. Instrumen Non Tes
a. Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa
Lembar observasi ini digunakan sebagai pedoman untuk mengamati
28
berlangsung dan mencatatnya (Sanjaya, 2012; Kusumah dan Dwitagama, 2012).
Observasi terhadap aktivitas guru difokuskan kepada keterlaksanaan guru
terhadap pembelajaran dengan metode eksperimen pada materi pokok gaya
magnet. Sedangkan observasi terhadap aktivitas siswa difokuskan kepada kinerja
siswa ketika pembelajaran berlangsung. Teman sejawat (guru) bertindak sebagai
pengamat/observer yang telah sepakat untuk berkolaborasi dalam mengobservasi
penelitian ini.
b. Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa
Lembar observasi ini berisikan empat aspek keterampilan proses sains
siswa beserta kriteria penilaiannya yang menggunakan rubrik dengan rentang skor
nol sampai empat (0-4). Penilaian ini bertujuan untuk menilai keterampilan proses
sains siswa dalam kegiatan eksperimen dengan LKS sebagai pedoman
melakukannya.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
3.1 Tabel Teknik Pengumpulan Data
No Jenis Data Teknik
Pengumpulan Data Keterangan
1. Aktivitas guru dan
siswa
Observasi Dilaksanakan saat pembelajaran
2. Keterampilan proses
sains siswa
Observasi Dilaksanakan pada saat
melakukan percobaan
3. Keterampilan proses
sains siswa
Tes (pre-test dan
post-tes)
Dilaksanakan di awal dan di
29
G. Analisis dan Pengolahan Data
Data yang telah terkumpul sebagai keterampilan proses sains siswa dapat
dibedakan atas tes tertulis dan tidak tertulis. Pemberian skor dibedakan menjadi
data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif yaitu penilaian yang diberikan dalam
bentuk deskripsi sebagai hasil dari penilaian lembar observasi aktivitas guru dan
siswa. Sedangkan data kuantitatif yaitu penilaian yang diberikan dalam bentuk
angka, sebagai hasil dari penilaian tes tertulis pre-test dan post-test keterampilan proses sains siswa dan hasil observasi terhadap keterampilan proses sains siswa
ketika melakukan eksperimen. Adapun pengolahan datanya adalah sebagai
berikut.
1. Tes Tertulis
Data ini diperoleh dari pengolahan data instrumen tes KPS siswa yang
berbentuk pilihan ganda dengan sepuluh butir soal dan empat pilihan jawaban.
Agar unsur subjektivitas penilaian dihindari, maka ketika penskoran soal terlebih
dahulu ditentukan skor dari setiap jawaban hasil tes (pre-test dan post-test). \Setelah ditentukan skor dari setiap jawaban, kemudian hitung skor total pre-test dan post-test setiap siswa dengan rumus (Purwanto, 1985, hlm. 102):
NP
Keterangan:
NP = Nilai persen yang dicari atau diharapkan
R = Skor mentah yang diperoleh siswa
SM = Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan
100 = Bilangan tetap
Besarnya nilai yang diperoleh siswa merupakan persentase dari skor
maksimum ideal yang seharusnya dicapai jika tes tersebut dikerjakan dengan
hasil 100% benar. Dengan kata lain, jika materi tes benar-benar mewakili seluruh
bahan pelajaran yang telah diajarkan sesuai dengan kurikulum, maka nilai yang
diperoleh siswa menunjukkan besarnya persentase penguasaan siswa terhadap
30
Setelah mengetahui nilai dari setiap siswa, kemudian dihitung rata-rata
nilai seluruh siswa setiap siklusnya dengan menggunakan rumus sebagai berikut
(Sudjana, hlm. 109).
Keterangan:
= Rata-rata
ΣX = Jumlah seluruh skor N = Banyaknya subjek
Untuk mengetahui persentase peningkatan keterampilan proses sains
siswa yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran, dihitung dengan
menggunakan gain yang dinormalisasi dengan rumus g faktor berikut ini Hake (dalam Asshagab, 2012, hlm. 63).
Persentase < g >
Keterangan:
< g > = Rata-rata gain yang dinormalisasi
S post = Skor tes akhir S pre = Skor tes awal
S maks = Skor maksimum ideal
Ktiteria perolehan persentase g dapat dilihat pada tabel 3.2
Tabel 3. 2 Interpretasi Nilai Gain Ternormalisasi
Persentase Kategori
% <g> > 70,0 Tinggi
30,0 ≤ % <g> ≤ 70,0 Sedang
% <g> < 30,0 Rendah
Hake (dalam Asshagab, 2012, hlm. 63)
31
2. Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa
Penilaian lembar observasi ini berupa deskripsi untuk hasil pengamatan
kinerja guru dan aktivitas siswa pada proses pembelajaran, sehingga dapat
diketahui kekurangan-kekurangan yang terdapat pada pelaksanaan pembelajaran
(Sanjaya, 2012; Kusumah dan Dwitagama, 2012).
Pada penelitian ini digunakan observer sebanyak tiga orang pada setiap
siklusnya, yaitu tiga orang teman sejawat. Menurut Sanjaya (2012, hlm. 112), “pengamatan tentang sesuatu sebaiknya menggunakan banyak pengamat sehingga masing-masing pengamat dapat memberikan pendapat sesuai dengan pengamatannya agar peneliti dapat terhindar dari kesalahan menyimpulkan”.
Pengolahan data pada tahapan ini bergantung pada lembar observasinya,
juga pada jelas tidaknya pencatatan hasil pengamatannya. Deskripsi yang telah
dipaparkan oleh observer, dibaca dan dipahami oleh peneliti agar dapat diketahui
kekurangan dan kelebihannya. Tanggapan positif dan negatif menjadi bahan
refleksi bagi peneliti. Hal tersebut bertujuan untuk melakukan perbaikan proses
pembelajaran dengan metode eksperimen pada siklus selanjutnya.
3. Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa
Pengamatan terhadap Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa ini
dilaksanakan ketika siswa melakukan percobaan. Pengolahan data pada lembar
observasi KPS siswa yaitu dengan menjumlahkan skor yang diperoleh siswa dari
kriteria keterampilan proses yang dicapainya. Skor yang diperoleh kemudian
dihitung persentasenya dengan rumus sebagai berikut.
Untuk mengetahui nilai rata-rata KPS seluruh siswa setiap siklusnya,
dapat menggunakan rumus sebagai berikut.
Selanjutnya, menghitung Indeks Prestasi Kelompok (IPK). Nurkancana
32
prestasi yang dicapai oleh kelompok sebagai satu kesatuan dalam suatu tes yang kita berikan”. IPK dapat dihitung dengan membagi nilai rata-rata dengan nilai maksimum tes tersebut, dan kemudian mengalikan hasil bagi ini dengan 100.
Adapun rumusnya dalah sebagai berikut.
Keterangan:
IPK = Indeks Prestasi Kelompok
M = Mean atau nilai rata-rata
SMI = Skor Maksimal Ideal
Setelah menghitung besarnya IPK, kemudian langkah selanjutnya
menafsirkan atau menentukan kategori IPK. Adapun interpretasi IPK adalah
sebagai berikut (Panggabean dalam Herdiana, 2013, hlm. 31).
Tabel 3.3Kriteria IPK Hasil Observasi No Kategori Prestasi Kelas Interpretasi
1. 0,00-30,00 Sangat kurang terampil
2. 31,00-54,00 Kurang terampil
3. 55,00-74,00 Cukup terampil
4. 75,00-89,00 Terampil
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas V SD Negeri 3 Cibogo mengenai, “Penerapan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains (KPS) Siswa pada Pembelajaran IPA”, maka diperoleh simpulan sebagai berikut:
1. Perencanaan pembelajaran dengan menerapkan metode eksperimen yaitu
dengan pembuatan RPP yang mencakup Standar Kompetensi, Kompetensi
Dasar, indikator pembelajaran, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran,
pendekatan dan metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, sumber
dan media pembelajaran, serta penilaian. Langkah-langkah pembelajaran yang
dibuat pada ketiga siklus ini berdasarkan langkah-langkah metode eksperimen
yang terdiri dari tiga tahapan kegiatan. Ketiga tahapan tersebut adalah
persiapan eksperimen, pelaksanaan eksperimen, dan tindak lanjut eksperimen.
Selain dibuat RPP, dibuat pula lembar kerja siswa, soal evaluasi, kisi-kisi soal,
lembar observasi aktivitas guru dan siswa, serta lembar observasi
keterampilan proses sains siswa.
2. Pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menerapkan metode eksperimen dapat
meningkatkan keterampilan proses sains siswa yang dilihat dari peningkatan
aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran. Pada siklus I terdapat enam
poin kekurangan pada aktivitas guru dan siswa, pada siklus II terdapat dua
poin kekurangan pada aktivitas guru dan siswa, pada siklus III seluruh
aktivitas guru dan siswa sudah terlaksana dengan baik. Hal tersebut diperoleh
dari hasil analisis terhadap penilaian observer pada lembar observasi yang
telah disediakan oleh peneliti.
3. Keterampilan proses sains siswa di kelas V SDN 3 Cibogo dengan
menerapkan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA mengalami
peningkatan. Hal tersebut dilihat daari hasil pengamatan keterampilan proses
sains siswa ketika bereksperimen pada siklus I diperoleh keterampilan yang
74
siklus III diperoleh keterampilan yang sangat terampil. Selain itu, didapat pula
dari hasil post-test setiap siklusnya. Hasil post-test keterampilan proses sains siswa pada siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 65, 77, pada siklus II
diperoleh nilai rata sebesar 68, 46, dan pada siklus III diperoleh nilai
rata-rata sebesar 85,22. Hal tersebut menunjukkan peningkatan dari hasil tes
keterampilan proses sains siswa dilihat dari kemampuan awal siswa dengan
nilai rata-rata sebesar 64,47. Selain itu, ketuntasan belajar siswa dilihat dari
KKM yang telah ditentukan dari setiap siklusnya meningkat pula. Pada siklus
I ketuntasan belajar siswa sebesar 42,31%, pada siklus II sebesar 50% dan
pada siklus III sebesar 95,65%.
B. Rekomendasi
Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan, maka
peneliti menyampaikan rekomendasi sebagai berikut:
1. Bagi guru, direkomendasikan dapat merencanakan pembelajaran dengan baik,
agar pelaksanaannya berjalan dengan baik pula dan mendapatkan peningkatan
pembelajaran. Selain itu, guru memilih dan menerapkan strategi pembelajaran
yang disesuaikan dengan kemampuan kognitif siswa dan materi pembelajaran.
Guru dapat menerapkan metode eksperimen dalam pembelajaran guna
menciptakan suasana kelas yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan. Ketika melakukan eksperimen, sebaiknya mempersiapkan alat
dan bahan percobaan yang sederhana agar tidak mengeluarkan banyak biaya.
2. Bagi sekolah, direkomendasikan agar dapat mendukung dan memotivasi
terhadap guru-guru untuk menerapkan model, metode, dan strategi
pembelajaran, salah satunya dengan cara menyediakan alat peraga dan media
pembelajaran.
3. Bagi peneliti selanjutnya, direkomendasikan untuk menerapkan metode
eksperimen dalam pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan proses
75
DAFTAR PUSTAKA
Asshagab, S. M. N. (2012) Penerapan model pembelajaran CLIS untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan pemahaman konsep hukum newton siswa. Tesis, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.
Dahar, R. W. (1996) Teori-teori belajar. Jakarta: Erlangga.
Dewi, S. (2008) Keterampilan proses sains. Bandung: Tinta Emas.
Djamarah, S. B. dan Zain, A. (2010) Strategi belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Haryanto. (2004) Sains untuk SD kelas V. Jakarta: Erlangga.
Herdiana, L. (2013) Meningkatkan keterampilan proses sains siswa pada mata pelajaran IPA materi gaya melalui penerapan model learning cycle 7E. Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia.
Kusumah, W. dan Dwitagama, D. (2012) Mengenal penelitian tindakan kelas. Jakarta: Indeks.
Lederman, N. G. (1998) Teachers understanding of the nature of science and classroom practice: factors that facilitate or impede the relationship. journal of research in science teaching. Vol. 36, No. 8. [ Online ]. Tersedia di:
http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download [Diakses 19 Maret 2014].
Nendra. (2011) Penggunaan metode eksperimen untuk meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan proses siswa tentang pengaruh kegiatan manusia terhadap keseimbangan lingkungan dalam pembelajaran IPA. Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia.
Nurkancana, W. dan Sumartana, P. P. N. (1986) Evaluasi pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Nuryani, L. (2010) Meningkatkan hasil belajar siswa pada materi gaya magnet melalui metode eksperimen. Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia.
Purwanto, N. (1985) Prinsip-prinsip dan teknik evaluasi pengajaran. Bandung: Remadja Karya.
Putra, S. R. (2013) Desain belajar mengajar kreatif berbasis sains. Yogyakarta: DIVA Press.
76
Samantowa, U. (2011) Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks.
Sanjaya, W. (2012) Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Kencana.
Sudjana, N. (2009) Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sulistyorini, S. (2007) Model pembelajaran IPA Sekolah Dasar dan penerapannya dalam KTSP. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Susanto, A. (2014) Teori belajar dan pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana.