• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

098/5/PGSD-Reg/8/Juli/2014

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS)

SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

(Penelitian Tindakan Kelas pada Materi Pokok Gaya Magnet di Kelas V SD Negeri 3 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Semester II

Tahun Ajaran 2013/2014)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi PGSD

oleh

Fauziah Lestari

1003392

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

(2)

Penerapan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Keterampilan

Proses Sains (KPS) Siswa pada Pembelajaran IPA

Oleh Fauziah Lestari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Fauziah Lestari 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DARTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat penelitian ... 4

E. Hipotesis penelitian ... 5

F. Penjelasan Istilah ... 6

BAB II PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS V SEKOLAH DASAR ... 7

A. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ... 7

1. Hakikat IPA ... 7

2. Karakteristik IPA ... 9

3. Tujuan dan ruang lingkup IPA di SD... 10

4. Materi Gaya Magnet ... 11

B. Keterampilan Proses Sains ... 11

1. Definisi Keterampilan Proses Sains ... 11

(5)

C. Metode Eksperimen ... 15

1. Pengertian Metode Eksperimen ... 15

2. Tujuan Metode Eksperimen ... 16

3. Langkah-Langkah Metode Eksperimen ... 16

4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Eksperimen ... 18

D. Penelitian yang Relevan ... 18

E. Kerangka Berpikir ... 19

BAB III METODE PENELITIAN ... 20

A. Metode Penelitian ... 20

B. Model PTK yang Dikembangkan ... 21

C. Lokasi, Waktu, dan Subjek Penelitian ... 23

D. Prosedur Penelitian ... 23

E. Instrumen Penelitian ... 27

F. Teknik Pengumpulan Data ... 28

G. Analisis dan Pengolahan Data ... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 33

A. Hasil Penelitian ... 33

1. Deskripsi Awal ... 33

2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 34

a. Tahap Perencanaan ... 34

b. Tahap pelaksanaan ... 35

c. Hasil Observasi TIndakan Pembelajaran Siklus I ... 39

d. Refleksi terhadap Tindakan pembelajaran Siklus I ... 44

3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 46

a. Tahap Perencanaan ... 46

b. Tahap pelaksanaan ... 47

c. Hasil Observasi TIndakan Pembelajaran Siklus II ... 51

(6)

4. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III ... 56

a. Tahap Perencanaan ... 56

b. Tahap pelaksanaan ... 57

c. Hasil Observasi TIndakan Pembelajaran Siklus III ... 60

d. Refleksi terhadap Tindakan pembelajaran Siklus III ... 64

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 65

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 73

A. Simpulan... 73

B. Rekomendasi ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 75

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 77

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Perbandingan Jenis-Jenis Keterampilan Proses Sains... 12

3.1 Teknik Pengumpulan Data ... 28

3.2 Interpretasi Nilai Gain Ternormalisasi ... 30

3.3 Kriteria IPK Hasil Observasi ... 32

4.1 Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I ... 36

4.2 Temuan Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I ... 40

4.3 Perolehan Rata-Rata Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa Siklus I ... 42

4.4 Perolehan Rata-Rata Hasil Pre-test dan Post-test Keterampilan Proses Sains Siswa Siklus I ... 42

4.5 Aspek Soal Keterampilan Proses Sains Siklus I ... 43

4.6 Refleksi Siklus I ... 44

4.7 Aktivitas Guru dan Siswa Siklus II ... 48

4.8Temuan Aktivitas Guru dan Siswa Siklus II ... 52

4.9 Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa Siklus II... 53

4.10 Hasil Pre-test dan Post-test Keterampilan Proses Sains Siswa Siklus II ... 53

4.11 Aspek Soal Keterampilan Proses Sains Siklus II ... 54

4.12 Refleksi Siklus II ... 55

4.13 Aktivitas Guru dan Siswa Siklus III... 57

4.14 Temuan Aktivitas Guru dan Siswa Siklus III ... 61

4.15 Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa Siklus III ... 62

4.16 Hasil Pre-test dan Post-test Keterampilan Proses Sains Siswa Siklus III ... 62

(8)

4.18 Refleksi Siklus III ... 64

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Berpikir ... 19

3.1 Adaptasi desain penelitian dari model spiral Kemmis dan Taggart... 21

4.1 Persentase <g> Aspek KPS Siklus I Simpulan ... 43

4.2 Persentase <g> Aspek KPS Siklus II ... 54

4.3 Persentase <g> Aspek KPS Siklus III... 63

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

A. Instrumen Pembelajaran dan Penelitian

A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 77

A.2 Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 82

A.3 Lembar Pre-test Siklus I ... 84

A.4 Lembar Post-test Siklus I ... 89

A.5 Kisi-Kisi Soal Siklus I ... 94

A.6 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I ... 101

A.7 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 104

A.8 Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains Siklus I ... 107

A.9 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 110

A.10 Lembar Kerja Siswa Siklus II ... 115

A.11 Lembar Pre-test Siklus II ... 118

A.12 Lembar Post-test Siklus II ... 124

A.13 Kisi-Kisi Soal Siklus II... 130

A.14 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II ... 139

A.15 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 142

A.16 .Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains Siklus II ... 145

A.17 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus III ... 148

A.18 Lembar Kerja Siswa Siklus III... 153

A.19 Lembar Pre-test Siklus III ... 156

A.20 .Lembar Post-test Siklus III ... 163

A.21 Kisi-Kisi Soal Siklus III ... 169

(11)

A.23 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 180

A.24 Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains Siklus III ... 183

B. Hasil Penelitian B.1 Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 186

B.2 Sampel Pre-test Siklus I ... 188

B.3 Sampel Post-test Siklus I ... 193

B.4 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I ... 198

B.5 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 201

B.6 Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains Siklus I ... 204

B.7 Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus II ... 207

B.8 Sampel Pre-test Siklus II ... 210

B.9 Sampel Post-test Siklus II ... 215

B.10 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II ... 220

B.11 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 223

B.12 Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains Siklus II ... 226

B.13 Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus III ... 229

B.14 Sampel Pre-test Siklus III ... 232

B.15 Sampel Post-test Siklus III ... 237

B.16 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus III ... 242

B.17 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 245

B.18 Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains Siklus III ... 248

C. Rekapitulasi Data C.1 Hasil Analisis dan Pengolahan Data Lembar Observasi Guru Siklus I ... 251

C.2 Hasil Analisis dan Pengolahan Data Lembar Observasi Siswa Siklus I... 254

(12)

C.4 Hasil Analisis dan Pengolahan Data Lembar Observasi Siswa

Siklus II ... 260

C.5 Hasil Analisis dan Pengolahan Data Lembar Observasi Guru

Siklus III ... 263

C.6 Hasil Analisis dan Pengolahan Data Lembar Observasi Siswa

Siklus III ... 266

C.7 Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa

Siklus I ... 269

C.8 Hasil Pre-test dan Post-test Keterampilan Proses sains Siswa Siklus

I ... 271

C.9 Perolehan Pre-test Aspek Keterampilan Proses Sains

Siklus I ... 273

C 10 Perolehan Post-test Aspek Keterampilan Proses Sains

Siklus I ... 274

C.11 Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa

Siklus II ... 275

C.12 Hasil Pre-test dan Post-test Keterampilan Proses sains Siswa Siklus

II ... 277

C.13 Perolehan Pre-test Aspek Keterampilan Proses Sains

Siklus II ... 279

C 14 Perolehan Post-test Aspek Keterampilan Proses Sains

Siklus II ... 280

C.15 Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa

Siklus III ... 281

C.16 Hasil Pre-test dan Post-test Keterampilan Proses sains Siswa Siklus

III ... 283

C.17 Perolehan Pre-test Aspek Keterampilan Proses Sains

(13)

C 18 Perolehan Post-test Aspek Keterampilan Proses Sains

Siklus IIII ... 286

D. Administrasi Penelitian

D.1 Permohonan Izin Mengadakan Penelitian untuk

Rektor UPI ... 287

D.2 Surat Keputusan Pengangkatan Dosen

Pembimbing ... 288

D.3 Permohonan Izin Penelitian untuk Kepala Kesatuan Bangsa

Perlindungan dan pemberdayaan Masyarakat ... 289

D.4 Surat Keterangan Izin Penelitian dari Kepala Kantor Kesatuan

Bangsa dan Politik Kabupaten Bandung Barat ... 290

D.5 Surat Pernyataan Mengadakan penelitian dari SD Negeri 3 Cibogo

... 291

D.6 Surat Keterangan Izin Penelitian dari Kecamatan

Lembang ... 292

E. Dokumentasi

(14)

ABSTRAK

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) SISWA

PADA PEMBELAJARAN IPA Oleh

Fauziah Lestari 1003392

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih rendahnya proses pembelajaran di salah satu Sekolah Dasar, dikarenakan guru masih melaksanakan pembelajaran secara konvensional yaitu metode ceramah. Hal tersebut berdampak terhadap rendahnya keterampilan proses sains siswa. Oleh karena itu, metode eksperimen digunakan sebagai solusinya. Penelitian ini bertujuan untuk, (1) mendeskripsikan perencanaan pembelajaran IPA pada materi gaya magnet melalui penerapan metode eksperimen dalam meningkatkan keterampilan proses sains siswa, (2) mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran IPA pada materi gaya magnet melalui penerapan metode eksperimen dalam meningkatkan keterampilan proses sains siswa, dan (3) mengetahui peningkatan keterampilan proses sains siswa pada pembelajaran IPA materi gaya magnet melalui penerapan metode eksperimen. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Mc. Taggart dengan jumlah tiga siklus. Subjek penelitian kelas ini adalah kelas V SDN 3 Cibogo yang berjumlah 27 siswa, dengan teknik pengumpulan data berupa pre-test dan post-test, serta lembar observasi guru dan siswa. Hasil penelitian dengan menerapkan metode eksperimen menunjukkan bahwa penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari analisis lembar observasi keterampilan proses siswa pada setiap siklusnya, yaitu pada siklus I keterampilan proses sains siswa berada pada kategori cukup terampil, pada siklus II kategori terampil, dan pada siklus III kategori sangat terampil. Selain itu didapat pula peningkatan post-test keterampilan proses sains dari setiap siklusnya, yaitu pada siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 65,77, siklus II diperoleh nilai rata-rata sebesar 68,46, dan siklus III diperoleh nilai rata-rata sebesar 85,22. Keterampilan proses sains yang diukur dalam penelitian ini adalah keterampilan mengklasifikasi, memprediksi, merencanakan percobaan, dan menyimpulkan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa.

(15)

ABSTRACT

THE APPLICATION OF EXPERIMENTAL METHODS TO IMPROVE SCIENCE PROCESS SKILLS STUDENTS

THE STUDY OF NATURAL SCIENCE By Therefore, the experimental method used for the solution. This research aims to, (1) describe the planning of learning natural science material on magnetic force through the application of experimental methods in improving the process of science skills of students, (2) describe the implementation of learning natural science material on magnetic force through the application of experimental methods in improving the skills of the process of science students, and (3) know science process skills improvement students learning natural science material magnetic force through the application of methods of experimentation. The methods used in this research is the research methods class action model Kemmis and Mc. Taggart with the sum of the three cycles. The subject class is class V SDN 3 Cibogo totalling 27 students, with data collection techniques in the form of pre-and post test-test observation sheet, as well as teachers and students. Research results by applying the experimental method indicates that the application of experimental methods can improve the skills of the process of science students. It can be seen from the analysis of the observation process skills sheets students on every cycle, i.e. in cycle I process skills science students are at a sufficient skilled categories, on cycle II category of skilled, and in cycle III highly skilled categories. In addition had also increased post-science process skill test of every cycle, i.e. in cycle I gained an average rating of 65,77, cycle II obtained an average value of 68,46, and cycle III obtained average value of 85,22. Science process skills measured in this study are the skills of classifying, predicting, planning experiments, and conclude. Based on the results of such research, it can be concluded that the application of experimental methods can improve the skills of the process of science students.

(16)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

terdiri dari pendidikan formal, nonformal dan informal yang mempelajari berbagai

bidang studi, salah satunya yaitu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA merupakan

ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam

secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang

berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses

penemuan sebagai hasil dari pemikiran dan penyelidikan ilmuwan yang dilakukan

dengan keterampilan bereksperimen dengan menggunakan metode ilmiah.

Secara umum kegiatan pembelajaran IPA berhubungan dengan

eksperimen. Hal tersebut bertujuan agar menghindari verbalisme dan agar

mengkonkretkan hal yang abstrak pada suatu materi. Siswa akan lebih mudah

memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak dengan melakukan kegiatan

yang melibatkan panca inderanya dan dilakukan oleh dirinya sendiri.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Lederman (1998) terhadap

guru-guru di luar negeri, mereka menyatakan bahwa hal yang terpenting dalam belajar

IPA adalah siswa merasa nyaman dan senang dalam pembelajaran agar tujuan

pembelajaran dapat tercapai. Dengan terciptanya perasaan nyaman dan senang

tersebut, akan mematahkan pendapat yang menyatakan bahwa IPA itu sulit.

Kenyamanan dan ketertarikan siswa terhadap suatu pembelajaran akan muncul

apabila dalam proses pembelajaran melibatkan siswa itu sendiri. Agar siswa

merasa nyaman dan senang dalam pembelajaran, dibutuhkan suatu metode

pembelajaran. Metode pembelajaran yang cocok adalah metode eksperimen. IPA

identik dengan melakukan eksperimen. Dengan eksperimen, siswa diberi

kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri untuk memperoleh

suatu kebenaran dengan melibatkan keterampilan proses yang dimilikinya, dan

(17)

2

menyenangkan. Hal tersebut sejalan dengan tujuan IPA di SD yaitu agar siswa

mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah, dan membuat keputusan. Dari penjelasan tersebut sudah

jelas bahwa IPA tidak hanya berisi produk, tetapi juga meliputi proses. Widodo dkk. (2010, hlm. 46) memandang bahwa “keterampilan proses sains di Sekolah Dasar meliputi keterampilan mengamati, merencanakan percobaan, memprediksi,

menafsirkan hasil pengamatan dan menarik kesimpulan, serta mengkomunikasikan”. Selain itu, kegiatan eksperimen dapat membantu pemahaman siswa terhadap pelajaran menjadi lebih bermakna. Dengan belajar

bermakna, para siswa mempunyai pengetahuan yang luas menggunakan

keterampilan proses sains.

Kenyataan yang terjadi di lapangan pada proses pembelajaran IPA di

SDN 3 Cibogo, guru masih melaksanakan secara konvensional, yaitu hanya

menggunakan metode ceramah. Guru belum melaksanakan pembelajaran secara

aktif dan kreatif yang melibatkan siswa didalamnya. Siswa hanya menerima

informasi yang disampaikan guru. Dalam proses pembelajaran, guru hanya

terpaku pada buku sumber yang dijadikan pedoman untuk mengajar. Hal tersebut

jelas bertentangan dengan hakikat dan pembelajaran IPA. Dampak yang timbul

adalah ketakutan siswa terhadap mata pelajaran IPA yang dipandangnya sebagai

pelajaran yang sulit dan membosankan karena berisi hafalan-hafalan.

Sebagaimana dikemukakan oleh Piaget (dalam Dahar, 1996) pada usia 7-11 tahun

seharusnya anak sudah dapat berpikir logis. Tetapi pada kenyataannya

kemampuan berpikir dan keterampilan proses sains yang dimiliki siswa sangatlah

kurang. Hal tersebut dilihat dari perolehan tes awal yang dilakukan oleh peneliti,

dengan nilai rata-rata keterampilan proses sains siswa kelas V di SDN 3 Cibogo

pada materi gaya magnet yaitu sebesar 64,47 dengan ketuntasan 47,37% dari

KKM kelas yang telah ditentukan yaitu 70. Hal tersebut dikarenakan

ketidakbiasaan mereka melakukan suatu kegiatan yang memberikan pengalaman

secara langsung. Itulah yang mengakibatkan siswa kurang memiliki keterampilan

proses sains. Dalam kejadian ini guru hanya menjelaskan materi tanpa melakukan

(18)

3

guru menggunakan metode eksperimen dalam pembelajarannya agar

kesalahan-kesalahan yang terjadi hasil dari ceramah dapat diperbaiki melalui percobaan dan

contoh kongkret, yaitu dengan menghadirkan objek sebenarnya.

Pada hakikatnya, pembelajaran IPA bertujuan untuk memperoleh bekal

pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA. Agar tujuan pembelajaran IPA

terpenuhi oleh peserta didik, maka peneliti merasa pentingnya suatu metode untuk

meningkatkan keterampilan proses sains siswa terhadap materi pokok gaya

magnet dalam pembelajaran IPA di kelas V SDN 3 Cibogo. Untuk membuktikan

dugaan dari penelitian tersebut, peneliti merasa tertarik untuk menelitinya dengan

judul, “Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses

Sains Siswa Pada Pembelajaran IPA”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan

permasalahan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran IPA pada materi gaya magnet

melalui penerapan metode eksperimen dalam meningkatkan keterampilan

proses sains siswa di kelas V SDN 3 Cibogo?

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran IPA pada materi gaya magnet

melalui penerapan metode eksperimen dalam meningkatkan keterampilan

proses sains siswa di kelas V SDN 3 Cibogo?

3. Bagaimanakah peningkatan keterampilan proses sains siswa pada

pembelajaran IPA materi gaya magnet melalui penerapan metode eksperimen

(19)

4

C. Tujuan Penelitian

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menemukan peningkatan

keterampilan proses sains siswa mengenai gaya magnet dalam pembelajaran IPA

dengan menggunakan metode eksperimen di kelas V SDN 3 Cibogo. Secara

spesifik tujuan penelitian ini yaitu:

1. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran IPA pada materi gaya magnet

melalui penerapan metode eksperimen dalam meningkatkan keterampilan

proses sains siswa di kelas V SDN 3 Cibogo

2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran IPA pada materi gaya magnet

melalui penerapan metode eksperimen dalam meningkatkan keterampilan

proses sains siswa di kelas V SDN 3 Cibogo

3. Mengetahui peningkatan keterampilan proses sains siswa pada pembelajaran

IPA materi gaya magnet melalui penerapan metode eksperimen di kelas V

SDN 3 Cibogo

D. Manfaat Hasil Penelitian 1. Manfaat Teoretis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam

dunia pendidikan bahwa peningkatan keterampilan proses sains siswa dalam

pembelajaran IPA pada materi gaya magnet dapat dilakukan dengan

menggunakan metode eksperimen.

2. Manfaat Praktis

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan memiliki manfaat

sebagai berikut:

a. Bagi siswa

1) Siswa dapat meningkatkan keterampilan proses sains terhadap materi gaya

magnet dalam pembelajaran IPA

2) Memberikan pengalaman langsung kepada siswa sehingga siswa tidak

(20)

5

3) Siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan aktif, inovatif, kreatif, efektif

dan menyenangkan

b. Bagi guru

1)Memberikan pilihan kepada guru untuk menggunakan metode yang sesuai

dengan pembelajaran yang bertujuan untuk menunjang keberhasilan

pembelajaran

2)Memberikan masukan dalam pemilihan dan penerapan strategi

pembelajaran IPA dengan memperhatikan karakteristik siswa

3)Menumbuhkan minat belajar siswa agar pembelajaran menjadi lebih aktif,

inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan

c. Bagi peneliti

1) Memberikan pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan dalam

penggunaan metode eksperimen dan penerapannya terhadap materi gaya

magnet dalam pembelajaran IPA

2) Peneliti mampu mendeteksi permasalahan yang ada di dalam proses

pembelajaran, sekaligus mencari alternatif pemecahan masalah yang tepat

3) Peneliti mampu memperbaiki proses pembelajaran di dalam kelas dalam

rangka meningkatkan keterampilan proses sains siswa terhadap materi

gaya magnet dalam pembelajaran IPA

d. Bagi sekolah

Sebagai masukan bagi guru SD yang mengarahkan kepada peningkatan

keterampilan proses sains siswa dalam pembelajaran IPA pada materi gaya

magnet dengan menggunakan metode eksperimen.

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dari penelitian ini yaitu jika metode eksperimen diterapkan,

maka dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa dalam pembelajaran

(21)

6

F. Penjelasan Istilah

1. Metode eksperimen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah cara penyajian

pelajaran dengan memberikan pengalaman langsung kepada siswa yang

bertujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai

jawaban atau persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan

percobaan sendiri. Metode eksperimen terdiri dari tiga langkah, yaitu

perencanaan eksperimen, pelaksanaan eksperimen, dan tindak lanjut

eksperimen. Keterlaksanaan penerapan metode eksperimen ini diukur

menggunakan lembar observasi terhadap aktivitas guru dan siswa.

2. Keterampilan proses sains yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

keterampilan dasar yang dimiliki seseorang untuk memperoleh informasi

tentang alam yang tidak hanya melibatkan kemampuan berpikirnya saja, tetapi

juga kecakapannya dalam penggunaan alat dan bahan ketika melakukan suatu

proses, dan juga melibatkan kemampuannya dalam berinteraksi dengan

sesama. Aspek keterampilan proses sains yang diukur dalam penelitian ini ada

empat. Pertama, keterampilan mengelompokkan dengan indikator mencari

perbedaan, mencari kesamaan, mengontraskan ciri-ciri, membandingkan, dan

mencari dasar penggolongan. Kedua, keterampilan memprediksi dengan

indikator mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi

berdasarkan pola yang terjadi sebelumnya/pola yang ada. Ketiga, keterampilan

merencanakan percobaan dengan indikator menentukan alat dan bahan

percobaan, mengetetahui apa yang akan diamati dalam percobaan, dan

menentukan langkah kerja dalam percobaan. Keempat, keterampilan membuat

kesimpulan dengan indikator memaknai hasil percobaan, menarik kesimpulan

yang tepat dan menggabung berbagai informasi yang terpisah menjadi

pernyataan yang bermakna. Cara mengukur keterampilan proses sains dalam

penelitian ini yaitu dengan tes objektif berupa soal Pilihan Ganda (PG) yang

dilakukan sebelum dan sesudah pembelajaran dilaksanakan dan lembar

observasi aktivitas siswa ketika melakukan eksperimen yang dinilai

(22)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. PTK menurut Sanjaya (2012, hlm. 26) adalah

Proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut.

Selain itu, menurut Kusumah dan Dwitagama (2012, hlm. 9), “PTK adalah

penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara (1)

merencanakan, (2) melaksanakan, dan (3) merefleksikan tindakan secara

kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru,

sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat”.

Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian

tindakan kelas merupakan proses pemecahan masalah yang dilakukan secara

bertahap dengan prosedur yang jelas dan dengan data-data yang ada, dilaksanakan

secara kolaboratif oleh peneliti dan partisipan yang bertujuan untuk memperbaiki

dan meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam kelas yang diperoleh dengan

cara siklus kegiatan penelitian.

Pengertian siklus atau putaran dalam PTK menurut Sanjaya (2012, hlm. 77), ”…satu kali proses pembelajaran sesuai dengan pembelajaran yang telah disusun”. Menurutnya, PTK dikatakan berhasil apabila masalah yang dikaji semakin mengerucut atau masalah semakin terpecahkan, serta perolehan hasil

belajar dari siklus ke siklus semakin meningkat. Kusumah dan Dwitagama (2012, hlm. 26) menyatakan, “siklus yang baik biasanya lebih dari dua siklus agar PTK yang dilakukan benar-benar terasa keberhasilannya dan nampak terlihat

(23)

21

B. Model PTK yang Dikembangkan

Model PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah model spiral

dari Kemmis dan Taggart (dalam Kusumah dan Dwitagama, 2012, hlm. 20) yang

terdiri dari perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Keempat komponen tersebut dipandang sebagai satu

siklus. Siklus merupakan putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan,

pengamatan, dan refleksi. Model ini merupakan pengembangan dari model yang

diutarakan oleh Kurt lewin. Perbedaannya, pada komponen tindakan dan

pengamatan dijadikan sebagai kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, yang pada

pelaksanaannya tindakan dan pengamatan dilakukan dalam satu waktu yaitu

ketika tindakan dilaksanakan, pengamatanpun harus dilaksanakan. Untuk lebih

jelasnya, berikut adalah desain penelitian dari model spiral Kemmis dan Taggart.

Gambar 3.1 Adaptasi desain penelitian dari model spiral Kemmis dan Taggart Identifikasi Masalah

Perencanaan 1

Pelaksanaan Observasi

Refleksi

Hasil Refleksi Siklus I

Perencanaan 2

Pelaksanaan Observasi

Refleksi

Hasil Refleksi Siklus II

Perencanaan 3

Pelaksanaan Observasi

Refleksi

(24)

22

Adapun penjelasan dari desain penelitian di atas adalah sebagai berikut.

1. Perencanaan (planning)

Perencanaan dalam PTK disusun berdasarkan hasil tes awal yang

bertujuan untuk mendapatkan gambaran umum tentang masalah yang ada.

Sanjaya (2012, hlm. 78) menyatakan, “perencanaan dalam setiap siklus disusun perencanaan pembelajaran untuk perbaikan pembelajaran”. Menurutnya, pada tahap perencanaan ini lebih ditonjolkan perlakuan khususnya oleh guru dalam

proses pembelajaran. Perencanaan yang dilakukan menurut Kusumah dan

Dwitagama (2012, hlm. 39) adalah teknik pembelajaran, media dan materi

pembelajaran, dsb. Perencanaan tersebut dituangkan kedalam Rancangan

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Setelah membuat RPP, kemudian membuat

Lembar Kerja Siswa (LKS), kisi-kisi soal, soal pre-test dan post-test, serta instrumen-instrumen pengamatan.

2. Tindakan (acting)

Tindakan merupakan pelaksanaan oleh guru/peneliti berdasarkan

perencanaan yang telah disusun, kemudian dijadikan acuan untuk memperbaiki

pada tindakan selanjutnya. Pada tahap ini dilaksanakannya tindakan-tindakan dari

RPP yang telah dirumuskan, meliputi pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.

3. Pengamatan (observing)

Pengamatan merupakan kegiatan pengumpulan data oleh peneliti dan

observer selama proses belajar mengajar berlangsung, mengamati pengaruh dari

tindakan yang dilakukan, keadaan pada proses pembelajaran, dan kendala dari

tindakan yang dilakukan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sanjaya (2012, hlm. 79), “observer dapat mencatat berbagai kelamahan dan kekuatan yang dilakukan guru dalam melaksanakan tindakan, sehingga hasilnya dapat dijadikan masukan ketika guru melakukan refleksi untuk penyusunan rencana ulang”. Pada tahap ini, observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas guru, siswa, serta

keterampilan proses sains siswa ketika dilaksanakannya percobaan.

4. Refleksi (reflecting)

Refleksi merupakan kegiatan merenung atau mengingat suatu tindakan

yang telah dilakukan dengan cara menganalisis hasil pengamatan yang bertujuan

(25)

23

guru/peneliti melakukan perbaikan pada perencanaan selanjutnya. Pada tahap ini

guru/peneliti menganalisis hasil pengamatan, memaknai data hasil analisis,

mengambil suatu kesimpulan untuk memperbaikinya sebagai pedoman untuk

perancangan siklus selanjutnya, sebagaimana yang dikemukakan oleh Wijaya (2012, hlm. 80), “dari hasil refleksi, guru dapat mencatat berbagai kekurangan yang perlu diperbaiki, sehingga dapat dijadikan dasar dalam penyusunan rencana ulang”.

C. Lokasi, Waktu, dan Subjek Penelitian

Penelitian dilakukan di SDN 3 Cibogo, Kecamatan Lembang, Kabupaten

Bandung Barat. Subjek penelitian ini adalah 27 siswa kelas V SDN 3 Cibogo,

dengan 15 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan pada tahun ajaran 2013/2014

Semester 2. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret s/d Juni 2014 kurang lebih

selama 4 bulan. Penelitian ini dilaksanakan secara bersamaan dengan kegiatan

pembelajaran yang bertujuan agar tidak mengganggu proses belajar mengajar.

D. Prosedur Penelitian

PTK ini dirancang untuk dilaksanakan dalam tiga siklus. Masing-masing

siklus dirancang untuk dilaksanakan dalam satu pertemuan yaitu 2x35 menit.

Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).

Siklus I

a. Tahap Perencanaan

1) Mengajukan permohonan izin penelitian kepada Kepala Sekolah SDN 3

Cibogo Kabupaten Bandung Barat.

2) Melakukan observasi terhadap situasi kelas, tes awal, dan identifikasi

masalah.

3) Memilih penerapan metode ekperimen untuk mengatasi permasalahan

tersebut.

4) Membuat kesepakatan dengan teman sejawat untuk menjadi observer dan

(26)

24

5) Menetapkan skenario pembelajaran dan pokok bahasan yang akan

digunakan dalam penelitian, yaitu gaya magnet.

6) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) IPA dengan

menggunakan metode eksperimen. Pada siklus I siswa bereksperimen

mengenai magnet menarik benda-benda tertentu.

7) Merencanakan media pembelajaran yang akan digunakan.

8) Menyiapkan LKS.

9) Menyiapkan instrumen tes tertulis berupa lembar soal tes KPS dalam

bentuk Pilihan Ganda (PG).

10) Menyiapkan lembar observasi aktivitas guru dan siswa, serta KPS siswa.

b. Tahap Pelaksanaan

1) Memberikan lembar observasi kepada observer untuk diisi.

2) Melaksanakan pembelajaran IPA mengenai magnet dapat menarik

benda-benda tertentu sesuai dengan RPP yang meliputi pendahuluan, kegiatan inti,

dan penutup.

c. Tahap Pengamatan

1) Observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa, serta

KPS siswa dalam pembelajaran IPA materi pokok gaya magnet dengan

menggunakan metode eksperimen.

2) Observer mengisi lembar observasi.

3)Observer mencatat semua aktivitas belajar yang terjadi pada lembar

observasi sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap refleksi.

d. Tahap Refleksi

1) Peneliti dibantu observer mendiskusikan hasil pengamatan yang terjadi di

kelas selama proses pembelajaran.

2) Menganalisis hasil pengamatan, memaknai data hasil analisis, dan

mengambil suatu kesimpulan untuk memperbaikinya sebagai pedoman

(27)

25

Siklus II

a. Tahap Perencanaan

1) Refleksi mengenai kekurangan pada siklus I untuk memperbaiki dan

meningkatkan kualitas pembelajaran pada pelaksanaan siklus II

berdasarkan observasi dan refleksi sebelumnya.

2) Menetapkan teknis metode eksperimen yang akan digunakan.

3) Menyusun RPP dengan memperhatikan refleksi pada siklus I. Pada siklus

II, siswa akan melakukan eksperimen mengenai kekuatan gaya magnet,

guru sebagai fasilitator dan pembimbing.

4) Merencanakan media pembelajaran yang akan digunakan.

5) Menyiapkan LKS.

6) Menyiapkan instrumen tes tertulis berupa lembar soal tes KPS dalam

bentuk PG.

7) Menyiapkan lembar observasi aktivitas guru dan siswa, serta KPS siswa.

b. Tahap Pelaksanaan

1) Memberikan lembar observasi kepada observer untuk diisi.

2) Melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus II mengenai kekuatan gaya

magnet berdasarkan RPP yang telah disusun dengan mempertimbangkan

perbaikan-perbaikan pada siklus I.

c. Tahap Pengamatan

1) Observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa, serta

KPS siswa dalam pembelajaran IPA materi pokok gaya magnet dengan

menggunakan metode eksperimen.

2) Observer mengisi lembar observasi.

3) Observer mencatat semua aktivitas belajar yang terjadi pada lembar

observasi sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap refleksi.

d. Tahap Refleksi

1) Peneliti dibantu observer mendiskusikan hasil pengamatan yang terjadi di

(28)

26

2) Menganalisis hasil pengamatan, memaknai data hasil analisis, dan

mengambil suatu kesimpulan untuk memperbaikinya sebagai pedoman

untuk perancangan siklus III.

Siklus III

a. Tahap Perencanaan

1) Refleksi mengenai kekurangan pada siklus II untuk memperbaiki dan

meningkatkan kualitas pembelajaran pada pelaksanaan siklus III

berdasarkan observasi dan refleksi sebelumnya.

2) Menetapkan teknis metode eksperimen yang akan digunakan.

3) Menyusun RPP dengan memperhatikan refleksi pada siklus II. Pada siklus

III, siswa akan melakukan eksperimen mengenai cara membuat magnet,

guru sebagai fasilitator dan pembimbing.

4) Merencanakan media pembelajaran yang akan digunakan.

5) Menyiapkan LKS.

6) Menyiapkan instrumen tes tertulis berupa lembar soal tes KPS dalam

bentuk PG.

7) Menyiapkan lembar observasi aktivitas guru dan siswa, serta KPS siswa.

b. Tahap Pelaksanaan

1) Memberikan lembar observasi kepada observer untuk diisi.

2) Melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus III mengenai pemanfaatan

magnet dan cara membuat magnet berdasarkan RPP yang telah disusun

dengan mempertimbangkan perbaikan-perbaikan pada siklus II.

c. Tahap Pengamatan

1) Observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa, serta

KPS siswa dalam pembelajaran IPA materi pokok gaya magnet dengan

menggunakan metode eksperimen.

2) Observer mengisi lembar observasi.

3) Observer mencatat semua aktivitas belajar yang terjadi pada lembar

observasi sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap refleksi.

(29)

27

d. Tahap Refleksi

1) Peneliti dibantu observer mendiskusikan hasil pengamatan yang terjadi di

kelas selama proses pembelajaran.

2) Menganalisis hasil pengamatan, memaknai data hasil analisis apakah

terjadi perbaikan atau tidak, yang kemudian mengambil suatu kesimpulan

untuk mengetahui apakah pembelajaran menggunakan metode eksperimen

dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa atau tidak pada

materi pokok gaya magnet.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data penelitian. Tanpa instrumen yang tepat, penelitian tidak akan

berjalan lancar seperti yang diharapkan. Adapun instrumen penelitian yang

digunakan pada penelitian ini ialah sebagai berikut.

1. Instrumen Tes

Instrumen ini digunakan untuk mengukur keterampilan proses sains

siswa pada pembelajaran IPA dalam bentuk tes objektif yaitu Pilihan Ganda (PG)

sebanyak sepuluh butir soal dan jumlah pilihan sebanyak empat, dengan kriteria

penilaian jika benar mendapat nilai 1 sedangkan jika salah mendapat 0 (Purwanto,

1985, hlm. 64). Tes ini dilaksanakan dua kali, pertama yaitu pada saat sebelum

pokok bahasan gaya magnet diajarkan awal (pre-test), yang bertujuan untuk

melihat dan mengetahui keterampilan proses sains awal siswa terhadap materi.

Kedua, pada saat pembelajaran selesai dilaksanakan (post-test), yang bertujuan untuk mengukur keterampilan proses sains siswa sebagai hasil penggunaan

metode eksperimen. Aspek-aspek keterampilan proses sains yang diukur pada

penelitian ini adalah keterampilan mengelompokkan, memprediksi, merencanakan

percobaan, dan menyimpulkan.

2. Instrumen Non Tes

a. Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa

Lembar observasi ini digunakan sebagai pedoman untuk mengamati

(30)

28

berlangsung dan mencatatnya (Sanjaya, 2012; Kusumah dan Dwitagama, 2012).

Observasi terhadap aktivitas guru difokuskan kepada keterlaksanaan guru

terhadap pembelajaran dengan metode eksperimen pada materi pokok gaya

magnet. Sedangkan observasi terhadap aktivitas siswa difokuskan kepada kinerja

siswa ketika pembelajaran berlangsung. Teman sejawat (guru) bertindak sebagai

pengamat/observer yang telah sepakat untuk berkolaborasi dalam mengobservasi

penelitian ini.

b. Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa

Lembar observasi ini berisikan empat aspek keterampilan proses sains

siswa beserta kriteria penilaiannya yang menggunakan rubrik dengan rentang skor

nol sampai empat (0-4). Penilaian ini bertujuan untuk menilai keterampilan proses

sains siswa dalam kegiatan eksperimen dengan LKS sebagai pedoman

melakukannya.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang digunakan oleh

peneliti untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini

dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

3.1 Tabel Teknik Pengumpulan Data

No Jenis Data Teknik

Pengumpulan Data Keterangan

1. Aktivitas guru dan

siswa

Observasi Dilaksanakan saat pembelajaran

2. Keterampilan proses

sains siswa

Observasi Dilaksanakan pada saat

melakukan percobaan

3. Keterampilan proses

sains siswa

Tes (pre-test dan

post-tes)

Dilaksanakan di awal dan di

(31)

29

G. Analisis dan Pengolahan Data

Data yang telah terkumpul sebagai keterampilan proses sains siswa dapat

dibedakan atas tes tertulis dan tidak tertulis. Pemberian skor dibedakan menjadi

data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif yaitu penilaian yang diberikan dalam

bentuk deskripsi sebagai hasil dari penilaian lembar observasi aktivitas guru dan

siswa. Sedangkan data kuantitatif yaitu penilaian yang diberikan dalam bentuk

angka, sebagai hasil dari penilaian tes tertulis pre-test dan post-test keterampilan proses sains siswa dan hasil observasi terhadap keterampilan proses sains siswa

ketika melakukan eksperimen. Adapun pengolahan datanya adalah sebagai

berikut.

1. Tes Tertulis

Data ini diperoleh dari pengolahan data instrumen tes KPS siswa yang

berbentuk pilihan ganda dengan sepuluh butir soal dan empat pilihan jawaban.

Agar unsur subjektivitas penilaian dihindari, maka ketika penskoran soal terlebih

dahulu ditentukan skor dari setiap jawaban hasil tes (pre-test dan post-test). \Setelah ditentukan skor dari setiap jawaban, kemudian hitung skor total pre-test dan post-test setiap siswa dengan rumus (Purwanto, 1985, hlm. 102):

NP

Keterangan:

NP = Nilai persen yang dicari atau diharapkan

R = Skor mentah yang diperoleh siswa

SM = Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan

100 = Bilangan tetap

Besarnya nilai yang diperoleh siswa merupakan persentase dari skor

maksimum ideal yang seharusnya dicapai jika tes tersebut dikerjakan dengan

hasil 100% benar. Dengan kata lain, jika materi tes benar-benar mewakili seluruh

bahan pelajaran yang telah diajarkan sesuai dengan kurikulum, maka nilai yang

diperoleh siswa menunjukkan besarnya persentase penguasaan siswa terhadap

(32)

30

Setelah mengetahui nilai dari setiap siswa, kemudian dihitung rata-rata

nilai seluruh siswa setiap siklusnya dengan menggunakan rumus sebagai berikut

(Sudjana, hlm. 109).

Keterangan:

= Rata-rata

ΣX = Jumlah seluruh skor N = Banyaknya subjek

Untuk mengetahui persentase peningkatan keterampilan proses sains

siswa yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran, dihitung dengan

menggunakan gain yang dinormalisasi dengan rumus g faktor berikut ini Hake (dalam Asshagab, 2012, hlm. 63).

Persentase < g >

Keterangan:

< g > = Rata-rata gain yang dinormalisasi

S post = Skor tes akhir S pre = Skor tes awal

S maks = Skor maksimum ideal

Ktiteria perolehan persentase g dapat dilihat pada tabel 3.2

Tabel 3. 2 Interpretasi Nilai Gain Ternormalisasi

Persentase Kategori

% <g> > 70,0 Tinggi

30,0 ≤ % <g> ≤ 70,0 Sedang

% <g> < 30,0 Rendah

Hake (dalam Asshagab, 2012, hlm. 63)

(33)

31

2. Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa

Penilaian lembar observasi ini berupa deskripsi untuk hasil pengamatan

kinerja guru dan aktivitas siswa pada proses pembelajaran, sehingga dapat

diketahui kekurangan-kekurangan yang terdapat pada pelaksanaan pembelajaran

(Sanjaya, 2012; Kusumah dan Dwitagama, 2012).

Pada penelitian ini digunakan observer sebanyak tiga orang pada setiap

siklusnya, yaitu tiga orang teman sejawat. Menurut Sanjaya (2012, hlm. 112), “pengamatan tentang sesuatu sebaiknya menggunakan banyak pengamat sehingga masing-masing pengamat dapat memberikan pendapat sesuai dengan pengamatannya agar peneliti dapat terhindar dari kesalahan menyimpulkan”.

Pengolahan data pada tahapan ini bergantung pada lembar observasinya,

juga pada jelas tidaknya pencatatan hasil pengamatannya. Deskripsi yang telah

dipaparkan oleh observer, dibaca dan dipahami oleh peneliti agar dapat diketahui

kekurangan dan kelebihannya. Tanggapan positif dan negatif menjadi bahan

refleksi bagi peneliti. Hal tersebut bertujuan untuk melakukan perbaikan proses

pembelajaran dengan metode eksperimen pada siklus selanjutnya.

3. Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa

Pengamatan terhadap Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa ini

dilaksanakan ketika siswa melakukan percobaan. Pengolahan data pada lembar

observasi KPS siswa yaitu dengan menjumlahkan skor yang diperoleh siswa dari

kriteria keterampilan proses yang dicapainya. Skor yang diperoleh kemudian

dihitung persentasenya dengan rumus sebagai berikut.

Untuk mengetahui nilai rata-rata KPS seluruh siswa setiap siklusnya,

dapat menggunakan rumus sebagai berikut.

Selanjutnya, menghitung Indeks Prestasi Kelompok (IPK). Nurkancana

(34)

32

prestasi yang dicapai oleh kelompok sebagai satu kesatuan dalam suatu tes yang kita berikan”. IPK dapat dihitung dengan membagi nilai rata-rata dengan nilai maksimum tes tersebut, dan kemudian mengalikan hasil bagi ini dengan 100.

Adapun rumusnya dalah sebagai berikut.

Keterangan:

IPK = Indeks Prestasi Kelompok

M = Mean atau nilai rata-rata

SMI = Skor Maksimal Ideal

Setelah menghitung besarnya IPK, kemudian langkah selanjutnya

menafsirkan atau menentukan kategori IPK. Adapun interpretasi IPK adalah

sebagai berikut (Panggabean dalam Herdiana, 2013, hlm. 31).

Tabel 3.3Kriteria IPK Hasil Observasi No Kategori Prestasi Kelas Interpretasi

1. 0,00-30,00 Sangat kurang terampil

2. 31,00-54,00 Kurang terampil

3. 55,00-74,00 Cukup terampil

4. 75,00-89,00 Terampil

(35)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas V SD Negeri 3 Cibogo mengenai, “Penerapan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains (KPS) Siswa pada Pembelajaran IPA”, maka diperoleh simpulan sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran dengan menerapkan metode eksperimen yaitu

dengan pembuatan RPP yang mencakup Standar Kompetensi, Kompetensi

Dasar, indikator pembelajaran, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran,

pendekatan dan metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, sumber

dan media pembelajaran, serta penilaian. Langkah-langkah pembelajaran yang

dibuat pada ketiga siklus ini berdasarkan langkah-langkah metode eksperimen

yang terdiri dari tiga tahapan kegiatan. Ketiga tahapan tersebut adalah

persiapan eksperimen, pelaksanaan eksperimen, dan tindak lanjut eksperimen.

Selain dibuat RPP, dibuat pula lembar kerja siswa, soal evaluasi, kisi-kisi soal,

lembar observasi aktivitas guru dan siswa, serta lembar observasi

keterampilan proses sains siswa.

2. Pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menerapkan metode eksperimen dapat

meningkatkan keterampilan proses sains siswa yang dilihat dari peningkatan

aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran. Pada siklus I terdapat enam

poin kekurangan pada aktivitas guru dan siswa, pada siklus II terdapat dua

poin kekurangan pada aktivitas guru dan siswa, pada siklus III seluruh

aktivitas guru dan siswa sudah terlaksana dengan baik. Hal tersebut diperoleh

dari hasil analisis terhadap penilaian observer pada lembar observasi yang

telah disediakan oleh peneliti.

3. Keterampilan proses sains siswa di kelas V SDN 3 Cibogo dengan

menerapkan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA mengalami

peningkatan. Hal tersebut dilihat daari hasil pengamatan keterampilan proses

sains siswa ketika bereksperimen pada siklus I diperoleh keterampilan yang

(36)

74

siklus III diperoleh keterampilan yang sangat terampil. Selain itu, didapat pula

dari hasil post-test setiap siklusnya. Hasil post-test keterampilan proses sains siswa pada siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 65, 77, pada siklus II

diperoleh nilai rata sebesar 68, 46, dan pada siklus III diperoleh nilai

rata-rata sebesar 85,22. Hal tersebut menunjukkan peningkatan dari hasil tes

keterampilan proses sains siswa dilihat dari kemampuan awal siswa dengan

nilai rata-rata sebesar 64,47. Selain itu, ketuntasan belajar siswa dilihat dari

KKM yang telah ditentukan dari setiap siklusnya meningkat pula. Pada siklus

I ketuntasan belajar siswa sebesar 42,31%, pada siklus II sebesar 50% dan

pada siklus III sebesar 95,65%.

B. Rekomendasi

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan, maka

peneliti menyampaikan rekomendasi sebagai berikut:

1. Bagi guru, direkomendasikan dapat merencanakan pembelajaran dengan baik,

agar pelaksanaannya berjalan dengan baik pula dan mendapatkan peningkatan

pembelajaran. Selain itu, guru memilih dan menerapkan strategi pembelajaran

yang disesuaikan dengan kemampuan kognitif siswa dan materi pembelajaran.

Guru dapat menerapkan metode eksperimen dalam pembelajaran guna

menciptakan suasana kelas yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan

menyenangkan. Ketika melakukan eksperimen, sebaiknya mempersiapkan alat

dan bahan percobaan yang sederhana agar tidak mengeluarkan banyak biaya.

2. Bagi sekolah, direkomendasikan agar dapat mendukung dan memotivasi

terhadap guru-guru untuk menerapkan model, metode, dan strategi

pembelajaran, salah satunya dengan cara menyediakan alat peraga dan media

pembelajaran.

3. Bagi peneliti selanjutnya, direkomendasikan untuk menerapkan metode

eksperimen dalam pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan proses

(37)

75

DAFTAR PUSTAKA

Asshagab, S. M. N. (2012) Penerapan model pembelajaran CLIS untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan pemahaman konsep hukum newton siswa. Tesis, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.

Dahar, R. W. (1996) Teori-teori belajar. Jakarta: Erlangga.

Dewi, S. (2008) Keterampilan proses sains. Bandung: Tinta Emas.

Djamarah, S. B. dan Zain, A. (2010) Strategi belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Haryanto. (2004) Sains untuk SD kelas V. Jakarta: Erlangga.

Herdiana, L. (2013) Meningkatkan keterampilan proses sains siswa pada mata pelajaran IPA materi gaya melalui penerapan model learning cycle 7E. Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia.

Kusumah, W. dan Dwitagama, D. (2012) Mengenal penelitian tindakan kelas. Jakarta: Indeks.

Lederman, N. G. (1998) Teachers understanding of the nature of science and classroom practice: factors that facilitate or impede the relationship. journal of research in science teaching. Vol. 36, No. 8. [ Online ]. Tersedia di:

http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download [Diakses 19 Maret 2014].

Nendra. (2011) Penggunaan metode eksperimen untuk meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan proses siswa tentang pengaruh kegiatan manusia terhadap keseimbangan lingkungan dalam pembelajaran IPA. Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia.

Nurkancana, W. dan Sumartana, P. P. N. (1986) Evaluasi pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Nuryani, L. (2010) Meningkatkan hasil belajar siswa pada materi gaya magnet melalui metode eksperimen. Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia.

Purwanto, N. (1985) Prinsip-prinsip dan teknik evaluasi pengajaran. Bandung: Remadja Karya.

Putra, S. R. (2013) Desain belajar mengajar kreatif berbasis sains. Yogyakarta: DIVA Press.

(38)

76

Samantowa, U. (2011) Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks.

Sanjaya, W. (2012) Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Kencana.

Sudjana, N. (2009) Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sulistyorini, S. (2007) Model pembelajaran IPA Sekolah Dasar dan penerapannya dalam KTSP. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Susanto, A. (2014) Teori belajar dan pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana.

Gambar

Gambar 3.1 Adaptasi desain penelitian dari model spiral Kemmis dan Taggart
Tabel 3.3Kriteria IPK Hasil Observasi

Referensi

Dokumen terkait

penelitian ini adalah “bagaimanakah penerapan metode eksperimen untuk mengembangkan keterampilan proses sains siswa SD kelas V pada mata

Penerapan model pembelajaran Project Based Learning dengan metode Eksperimen dalam penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa yang

Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Rekomendasi dalam upaya perbaikan kegiatan pembelajaran di sekolah yaitu dalam proses belajar mengajar hendaknya guru mencoba penerapan metode eksperimen, karena melalui

Penerapan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa pada Pembelajaran IPA dengan Materi Pokok Sifat-Sifat Cahaya.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian tentang peningkatan keterampilan proses siswa dengan menggunakan metode eksperimen pada pelajaran IPA di kelas

Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan deskripsi, analisis dan refleksi dari proses pembelajaran pada konsep gaya magnet dengan penerapan pendekatan keterampilan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian tentang peningkatan keterampilan proses siswa dengan menggunakan metode eksperimen pada pelajaran IPA di kelas