• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Optimasi Penjadwalan Kereta Api (Studi Kasus Pada Jadwal Kereta Api Di Pt Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung Lintasan Bandung - Cicalengka).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Model Optimasi Penjadwalan Kereta Api (Studi Kasus Pada Jadwal Kereta Api Di Pt Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung Lintasan Bandung - Cicalengka)."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL OPTIMASI PENJADWALAN KERETA API

(Studi Kasus pada Jadwal Kereta Api di PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung Lintasan Bandung – Cicalengka)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Program Studi Matematika Konsentrasi Terapan

Oleh

DWI AGUSTINA SAPRIYANTI 0902313

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

DWI AGUSTINA SAPRIYANTI

MODEL OPTIMASI PENJADWALAN KERETA API (STUDI KASUS PADA JADWAL KERETA API

DI PT KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAOP 2 BANDUNG LINTASAN BANDUNG - CICALENGKA)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Khusnul Novianingsih, S.Si., M.Si. NIP. 197711282008122001

Pembimbing II

Husty Serviana Husain, S.Si., M.Si. NIP. 198009182008122002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI

(3)

MODEL OPTIMASI PENJADWALAN KERETA API

(Studi Kasus pada Jadwal Kereta Api di PT Kereta Api Indonesia (Persero)

Daop 2 Bandung Lintasan Bandung – Cicalengka)

Oleh

Dwi Agustina Sapriyanti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Dwi Agustina Sapriyanti 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(4)

MODEL OPTIMASI PENJADWALAN KERETA API (STUDI KASUS PADA JADWAL KERETA API

DI PT KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAOP 2 BANDUNG LINTASAN BANDUNG - CICALENGKA)

ABSTRAK

Kereta api merupakan angkutan umum yang banyak diminati oleh masyarakat khususnya di daerah Bandung, oleh karena itu diperlukan penjadwalan yang tepat agar dapat mengoptimalkan waktu tempuh kereta api. Pada skripsi ini dibangun sebuah model optimasi penjadwalan kereta api dengan pendekatan integer programming yang meminimumkan waktu keterlambatan di lintasan Bandung – Cicalengka. Untuk menyelesaikan optimasi tersebut digunakan algoritma branch and bound. Branch and bound secara sistematis mengabaikan sekumpulan kandidat solusi yang tidak potensial menuju solusi optimal dengan menggunakan estimasi batas atas dan batas bawah (upper and lower estimated bounds) dari kuantitas yang dioptimasi. Berdasarkan model optimasi yang telah dibangun, waktu keterlambatan yang diperoleh di lintasan Bandung – Cicalengka adalah sebesar 630 menit.

(5)

OPTIMIZATION MODEL OF TRAIN SCHEDULING (A CASE STUDY OF TRAIN SCHEDULE

IN PT KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAOP 2 BANDUNG PATH BANDUNG – CICALENGKA)

ABSTRACT

Train is public transportation which attracts many people especially in Bandung area, due to that reason the precise scheduling is needed in order to optimalize train scheduling through integer programming approach which minimizes delay in path Bandung-Cicalengka. To solve the optimization, branch and bound is systematically neglect a group of solution candidate which is not potential towards optimum solution by using upper and lower estimated bounds from optimized quantity. Based on optimization model which has been built, delay which is acquired in path Bandung-Cicalengka as much 630 minutes.

(6)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ……….. ABSTRAK ………... ABSTRACT ……….... KATA PENGANTAR ………. UCAPAN TERIMAKASIH ……… DAFTAR ISI ………... DAFTAR GAMBAR ………... DAFTAR TABEL ………... DAFTAR LAMPIRAN ………... BAB I PENDAHULUAN ………

1.1Latar Belakang ………..

1.2Batasan Masalah ………

1.3Rumusan Masalah ………..

1.4Tujuan Penulisan ………...

1.5Manfaat Penulisan ……….

1.5.1 Aspek Teoritis ………

1.5.2 Aspek Praktis ………..

1.6Sistematika Penulisan ………

BAB II KAJIAN TEORI……….. 2.1Linear Programming(Pemrograman Linear) ………....

2.2Integer Linear Programming ……….

2.3Algoritma Branch and Bound ………

BAB III DESKRIPSI DAN PEMODELAN MASALAH ………...

3.1 Deskripsi Permasalahan ………

3.2 Asumsi ………..

3.3 Model Matematika ………

3.3.1 Himpunan, Parameter, dan Variabel ………

3.3.2 Fungsi Tujuan ………..

3.3.3 Kendala –kendala ………

(7)

3.4 Teknik Penyelesaian ……….

3.5 Contoh Kasus Sederhana ………..

BAB IV STUDI KASUS PENJADWALAN KERETA API PADA

JADWAL KERETA API PT KERETA API INDONESIA DAOP 2

BANDUNG LINTASAN BANDUNG – CICALENGKA ……….…

4.1Himpunan dan Parameter ………..…

4.2Hasil ………...

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……….. DAFTAR PUSTAKA ……….. LAMPIRAN ………

16

17

23

25

28

35

36

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal.

Gambar 2.1 Cabang-cabang permasalahan masalah integer programming...

Gambar 2.2 Bagan Algoritma Branch and Bound………...

Gambar 3.1 Contoh jalur kereta api antara Stasiun A dan Stasiun B ………..

Gambar 3.2 Lintasan Kereta Api Stasiun A –Stasiun C ……….

Gambar 4.1 Lintasan Kereta Api Stasiun Bandung – Stasiun Cicalengka ….. 9

12

13

17

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Hal.

Tabel 3.1 Waktu tinggal minimal untuk masing-masing kereta api pada

setiap rel ………...

Tabel 3.2 waktu tinggal maksimal untuk masing-masing kereta api pada setiap rel ………... Tabel 3.3 Jadwal Keberangkatan dari Stasiun A menuju Stasiun C …………

Tabel 3.4 Jadwal Keberangkatan dari Stasiun C menuju Stasiun A ………… Tabel 4.1 Waktu Kedatangan Kereta Api ………... Tabel 4.2 Jalur yang Ditempuh Masing-masing Kereta Api ………...

Tabel 4.3 Selisih minimum antara kereta api k dan l saat menggunakan rel i

secara berurutan ………...

Tabel 4.4 Keterlambatan Masing-masing Kereta Api ……….

Tabel 4.5 Jadwal Kereta Api Bandung –Cicalengka ………..

Tabel 4.6 Jadwal Kereta Api Cicalengka –Bandung ……….. 19

19

22

22

24

26

28

28

31

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal.

Lampiran 1 Syntax LINGO 10 Contoh Kasus Sederhana ………...

Lampiran 2. Syntax LINGO 10 Contoh Kasus Sederhana Penjadwalan

Kereta Api ………

Lampiran 2 dan untuk masing-masing kereta api …….………....

Lampiran 4. Output Waktu Kedatangan Kereta Api pada Microsoft Excel

Lampiran 5. Output Waktu Keberangkatan Kereta Api pada Microsoft Excel

38

40

44

51

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kereta api adalah sarana transportasi berupa kendaraan dengan tenaga

gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan kendaraan lainnya, yang

akan ataupun sedang bergerak di rel. Kereta api merupakan alat transportasi

massal yang umumnya terdiri dari lokomotif (kendaraan dengan tenaga gerak

yang berjalan sendiri) dan rangkaian kereta atau gerbong (dirangkaikan dengan

kendaraan lainnya). Rangkaian kereta atau gerbong tersebut berukuran relatif luas

sehingga mampu memuat penumpang maupun barang dalam skala besar. Karena

sifatnya sebagai angkutan massal efektif, beberapa negara berusaha

memanfaatkannya secara maksimal sebagai alat transportasi utama angkutan darat

baik di dalam kota, antarkota, maupun antarnegara (Wikipedia: 2013).

Di Indonesia, khusunya di daerah Bandung kereta api merupakan salah

satu angkutan darat yang banyak diminati masyarakat, hal ini dikarenakan biaya

yang relatif murah dan waktu tempuh yang cepat dibandingkan angkutan darat

lainnya. Selain itu, kelebihan kereta api lainnya adalah ramah lingkungan dan

relatif aman. Oleh karena itu, diperlukan penjadwalan yang tepat agar dapat

mengoptimalkan perjalanan kereta api. Sistem penjadwalan kereta api merupakan

masalah yang tidak mudah untuk dipecahkan karena harus memperhatikan banyak

aturan dan batasan, salahsatunya adalah jalur yang digunakan merupakan jalur

tunggal yaitu jalur yang digunakan untuk dua arah yang berbeda. Jadwal berisi

tentang waktu kedatangan dan waktu keberangkatan kereta api pada setiap stasiun

yang dilewati kereta api tersebut.

Dalam skripsi ini akan dibahas penyelesaian masalah penjadwalan kereta

api dengan pendekatan integer linear programming (ILP). Integer linear

programming atau integer programming adalah optimasi matematika untuk

menemukan solusi dimana setiap solusinya berupa bilangan bulat. Dalam hal ini

akan dibuat sebuah model matematis untuk meminimumkan waktu keterlambatan

(12)

2

beberapa batasan yang lain, diantaranya adalah batasan waktu penggunaan rel

kereta api dan aturan selisih waktu untuk dua kereta api agar kedua kereta api

tersebut tidak bertabrakan. Untuk menyelesaikan model integer programming

yang telah dibuat digunakan algoritma branch and bound. Menurut Suyanto (2010

: 81) branch and bound adalah suatu algoritma umum untuk pencarian solusi

optimal dari berbagai masalah optimasi, khususnya optimasi diskrit. Branch and

bound secara sistematis mengabaikan sekumpulan kandidat solusi yang tidak

potensial menuju solusi optimal dengan menggunakan estimasi batas atas dan

batas bawah (upper and lower estimated bounds) dari kuantitas yang dioptimasi.

Metode ini pertama kali diusulkan oleh A. H. Land & A. G. Doig pada tahun

1960.

1.2Batasan Masalah

Batasan-batasan masalah penjadwalan kereta api yang akan dibahas dalam

skripsi ini terdiri dari:

1. Jalur kereta api yang digunakan adalah jalur tunggal, yaitu jalur kereta

yang dapat dipergunakan untuk dua arah yang berbeda.

2. Parameter penjadwalan yang digunakan adalah jumlah rangkaian kereta

api, kapasitas jalur yang tersedia, dan waktu penggunaan rel untuk setiap

kereta api.

3. Metode yang digunakan untuk penyelesaian pemodelan integer

programming adalah menggunakan metode branch and bound.

1.3Rumusan Masalah

Masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah:

1. Bagaimana memodelkan masalah penjadwalan kereta api?

2. Bagaimana menyelesaikan masalah optimasi dari masalah penjadwalan

kereta api?

3. Apakah model matematika yang dibangun pada jadwal di PT Kereta Api

Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung lintasan Bandung–Cicalengka dapat

(13)

3

1.4Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah:

1. Membangun model optimasi dari masalah penjadwalan kereta api.

2. Menyelesaikan masalah optimasi dari masalah penjadwalan kereta api

sehingga diperoleh jadwal kereta api yang dapat meminimumkan waktu

keterlambatan.

3. Mendapatkan jadwal kereta api di PT Kereta Api Indonesia (Persero)

Daop 2 Bandung lintasan Bandung – Cicalengka yang meminimumkan

waktu keterlambatan.

1.5Manfaat Penulisan

1.5.1 Aspek Teoritis

Melalui skripsi ini diharapkan dapat memperkaya, memperluas, dan

memperdalam wawasan serta pengetahuan mengenai model optimasi matematika

terutama bentuk integer programming.

1.5.2 Aspek Praktis

Manfaat yang diperoleh melalui penulisan skripsi ini adalah dapat

menemukan jadwal yang optimal sehingga dapat meminimumkan waktu

keterlambatan kereta api dari stasiun asal ke stasiun tujuan sehingga dapat

dijadikan referensi jadwal bagi petugas penyelenggara kereta api.

1.6Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memberikan penjelasan tentang latar belakang masalah,

rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika

penulisan skripsi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan teori dan konsep yang berhubungan dengan

(14)

4

BAB III DESKRIPSI DAN FORMULASI PERMASALAHAN

Bab ini berisikan deskripsi dan pemodelan masalah untuk

meminimumkan jumlah keterlambatan kereta api.

BAB IV STUDI KASUS PENJADWALAN KERETA API PADA JADWAL

KERETA API PT KERETA API INDONESIA DAOP 2

BANDUNG LINTASAN BANDUNG – CICALENGKA

Pada bab ini akan dibahas mengenai studi kasus yang dilakukan

terhadap jadwal yang diperoleh dari PT Kereta Api Indonesia (Persero)

Daop 2 Bandung.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan kesimpulan dan rekomendasi dari hasil-hasil

penerapan integer programming yang telah dipaparkan dalam bab

sebelumnya, serta menjawab rumusan masalah yang telah

(15)

13

BAB III

DESKRIPSI DAN FORMULASI PERMASALAHAN

3.1 Deskripsi Permasalahan

Perjalanan kereta api didefinisikan sebagai kereta api yang bergerak dari

stasiun asal ke stasiun tujuan melewati sejumlah rel. Setiap perjalanan diberikan

waktu kedatangan awal. Selain itu, setiap perjalanan mempunyai waktu tinggal

minimal dan maksimal di setiap rel yang digunakan. Untuk rel yang berada di

stasiun, waktu tinggal merupakan waktu untuk menghentikan perjalanan kereta

api di stasiun itu. Sedangkan, untuk rel yang tidak berada di stasiun, waktu tinggal

adalah waktu tempuh kereta api di rel tersebut. Berdasarkan banyaknya kereta api

yang ditugaskan dan kapasitas jalur yang tersedia, akan dibuat sebuah

penjadwalan kereta api yang meminimalkan waktu keterlambatan.

Stasiun A Stasiun B

Gambar 3.1 Contoh jalur kereta api antara Stasiun A dan Stasiun B

(1, 2, 3, 4, dan 5 adalah rel yang terdapat sepanjang jalur

antara Stasiun A dan Stasiun B)

3.2 Asumsi

Pada skripsi ini digunakan asumsi-asumsi berikut:

1. Jenis kereta api yang digunakan ada empat yaitu kereta kereta api lokal

ekonomi, kereta api lokal patas, kereta api ekspres jarak jauh, dan kereta

api ekonomi jarak jauh. Kecepatan masing-masing kereta api tergantung

kepada jenis kereta api dan dianggap konstan, ini menyebabkan waktu

tinggal di setiap rel berbeda-beda, baik di rel yang berada di dalam stasiun

maupun di luar stasiun.

2. Jadwal perjalanan kereta api yang akan ditentukan adalah jadwal

perjalanan untuk satu hari. 1 2

3

(16)

14

3. Tidak ada prioritas kereta api.

3.3 Model Matematika

Sebelum memodelkan permasalahan penjadwalan kereta api ini diperlukan

beberapa definisi dari himpunan, parameter, dan variabel yang diperlukan. Model

matematika yang digunakan dalam skripsi ini merupakan kajian dari

Transportation research part B, 43:837-851 karangan Yusin Lee dan Chuen-Yih

Chen pada tahun 2009.

3.3.1 Himpunan, Parameter, dan Variabel

a. Himpunan

: Himpunan kereta api

: Himpunan rel

: Himpunan stasiun

: Himpunan dari semua rel yang dilewati oleh kereta api k

: Himpunan rel yang berada di stasiun : Himpunan rel yang berada di luar stasiun

b. Parameter

: Waktu minimal yang diperlukan oleh kereta api k untuk menyelesaikan perjalanan

: Waktu tinggal minimal untuk kereta api k pada rel i

: Waktu tinggal maksimal untuk kereta api k pada rel i

: Rel pertama yang digunakan oleh kereta api k

: Rel terakhir yang digunakan oleh kereta api k

: Rel yang digunakan oleh kereta api k sebelum menggunakan rel i

(17)

15

c. Variabel

: Total waktu keterlambatan untuk kereta api k (menit)

: Waktu ketika kereta api k memasuki rel i (menit)

: Waktu ketika kereta api k meninggalkan rel i (menit)

: Waktu keterlambatan kereta api k pada rel i (menit)

3.3.2 Fungsi Tujuan

Fungsi tujuan permasalahan ini adalah untuk meminimumkan waktu

keterlambatan seluruh kereta api, sehingga dapat dirumuskan dalam fungsi

berikut:

Minimumkan ∑ (3.1)

3.3.3 Kendala – kendala

Adapun kendala-kendala yang harus dipenuhi terdiri dari:

1. Setiap kereta api k menempati rel i paling sedikit selama .

(3.2)

2. Jika kereta api k menggunakan rel i lebih dari kelebihan waktu

tersebut dianggap sebagai keterlambatan.

(3.3)

3. Aturan penggunaan satu rel oleh dua kereta pada saat yang bersamaan,

sehingga harus ada selisih minimum waktu agar kedua kereta tidak

bertabrakan.

(3.4)

4. Waktu kereta api k meninggalkan rel yang telah digunakannya tepat

sebelum memasuki rel i sama dengan waktu kereta api k memasuki rel i.

(3.5)

5. Waktu saat kereta api k meninggalkan jalur terakhir dikurangi waktu saat

kereta api k memasuki jalur pertama sama dengan total keterlambatan

kereta api k ditambah dengan waktu minimal yang diperlukan kereta api k

(18)

16

(3.6)

6. Variabel bernilai non-negatif dan integer.

dan integer

dan integer

dan integer

dan integer

(3.7)

Selengkapnya, model matematika dari masalah penjadwalan kereta api

dirumuskan dalam model integer programming sebagai berikut:

Minimumkan ∑

berdasar

dan integer

dan integer

dan integer

dan integer

3.4 Teknik Penyelesaian

Teknik penyelesaian yang digunakan untuk menyelesaikan model integer

programming di atas adalah menggunakan algoritma branch and bound. Pada bab

sebelumnya telah dipaparkan mengenai algoritma branch and bound, berikut

merupakan langkah-langkah algoritma branch and bound menurut Hartanto :

1. Selesaikan integer programming dengan metode simpleks biasa tanpa

(19)

17

2. Teliti solusi optimumnya. Jika variabel basis yang diharapkan bulat,

solusi optimum bulat telah tercapai. Jika satu atau lebih variabel basis

yang diharapkan bulat ternyata tidak bulat, lanjutkan ke langkah 3.

3. Nilai solusi pecah yang layak dicabangkan ke dalam sub-sub masalah.

Tujuannya adalah untuk menghilangkan solusi kontinyu yang tidak

memenuhi persyaratan bulat dalam masalah itu. Pencabangan itu

dilakukan melalui kendala-kendala mutually exclusive yang perlu

untuk memenuhi persyaratan bulat dengan jaminan tidak ada solusi

bulat layak yang tidak diikut sertakan.

4. Untuk setiap sub-masalah, nilai solusi optimum fungsi tujuan

ditetapkan sebagai batas atas. Solusi bulat terbaik menjadi batas bawah

(pada awalnya, ini adalah solusi kontinyu yang dibulatkan ke bawah).

Sub-sub masalah yang memiliki batas atas kurang dari batas bawah

yang ada, tidak diikut sertakan pada analisa selanjutnya. Suatu solusi

bulat layak adalah sama baik atau lebih baik dari batas atas untuk

setiap sub masalah yang dicari. Jika solusi yang demikian terjadi, suatu

sub masalah dengan batas atas terbaik dipilih untuk dicabangkan.

5. Kembali ke langkah 3.

3.5 Contoh Kasus Sederhana

Berikut ini disajikan contoh kasus dalam masalah penjadwalan kereta api.

Misalkan terdapat tiga stasiun yaitu Stasiun A, Stasiun B, dan Stasiun C.

Masing-masing stasiun memiliki kapasitas dua rel dan antar stasiun dihubungkan oleh satu

rel seperti disajikan dalam gambar berikut.

Gambar 3.2 Lintasan Kereta Api Stasiun A – Stasiun C Stasiun A Stasiun B Stasiun C

1

2

3

4

5

6

7

(20)

18

Dalam masalah penjadwalan ini terdapat dua jenis kereta yaitu kereta patas

dan kereta ekonomi, kereta patas hanya berhenti di Stasiun A dan Stasiun C,

sedangkan kereta ekonomi berhenti di Stasiun A, Stasiun B, dan Stasiun C.

Terdapat 2 rangkaian kereta patas yaitu kereta 1 dan 2, dan terdapat 2 rangkaian

kereta ekonomi yaitu kereta 3 dan 4. Kecepatan masing-masing kereta

diasumsikan sama.

Sebelum memodelkan masalah penjadwalan kereta api ini ke dalam model

matematika, perlu didefinisikan mengenai himpunan dan parameter dari

permasalahan ini.

a. Himpunan

: {1, 2, 3, 4}

: {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8}

: {Stasiun A, Stasiun B, Stasiun C}

: {1, 3, 4, 6, 7}

: {7, 6, 4, 3, 1}

: {2, 3, 5, 6, 8}

: {8, 6, 5, 3, 2}

: {1, 2, 4, 5, 7, 8} : {3, 6}

: {1, 2, 3, 4}

: {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8} : 24

: 24 : 27 : 27

: Waktu tinggal minimal untuk kereta api k pada rel i

(21)

19

Tabel 3.1 Waktu tinggal minimal untuk masing-masing kereta api pada setiap rel

Rel

Kereta 1 2 3 4 5 6 7 8

1 6 0 5 3 0 4 6 0

2 6 0 5 3 0 4 6 0

3 0 6 5 0 6 4 0 6

4 0 6 5 0 6 4 0 6

Tabel 3.2 waktu tinggal maksimal untuk masing-masing kereta api pada setiap rel

Rel

Kereta 1 2 3 4 5 6 7 8

1 8 0 8 5 0 7 8 0

2 8 0 8 5 0 7 8 0

3 0 8 8 0 8 7 0 8

4 0 8 8 0 8 7 0 8

: {1}

: {7}

: {2}

: {8}

: {7}

: {1}

: {8}

: {2}

: 5, = 3 dan 4, = 6

Model penjadwalan ini selanjutnya dapat diformulasikan ke dalam bentuk

integer programming sebagai berikut.

(22)

20

Dengan kendala

1.

 Untuk kereta 1

 Untuk kereta 3

 Untuk kereta 2

 Untuk kereta 4

2.

 Untuk kereta 1

 Untuk kereta 2

 Untuk kereta 3

 Untuk kereta 4

(23)

21

 Untuk rel 3

 Untuk rel 6

4.

 Untuk kereta 1

 Untuk kereta 2

 Untuk kereta 3

 Untuk kereta 4

5.

6. dan integer

Model matematika di atas diselesaikan menggunakan software LINGO 10

dan menghasilkan fungsi objektif sebesar 44, ini berarti total keterlambatan

(24)

22

menit, kereta api 2 terlambat 13 menit, kereta api 3 terlambat 8 menit, dan kereta

api 4 terlambat 15 menit.

Berikut ini merupakan jadwal yang diperoleh menggunakan software

LINGO 10:

Tabel 3.3 Jadwal Keberangkatan dari Stasiun A menuju Stasiun C

A B C

Dat Ber Dat Ber Dat Ber

Menit ke-

Patas 1 5 11 16 27 31 37

Ekonomi 1 10 21 26 35 39 45

Tabel 3.4 Jadwal Keberangkatan dari Stasiun C menuju Stasiun A

C B A

Dat Ber Dat Ber Dat Ber

Menit ke-

Patas 2 5 11 15 31 36 42

(25)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Masalah penjadwalan kereta api dapat dimodelkan dalam bentuk model

integer programming dengan fungsi objektif meminimumkan total waktu

keterlambatan kereta api yang ada.

2. Dengan menerapkan algoritma branch and bound model penjadwalan

kereta api dapat diselesaikan sehingga menghasilkan penjadwalan kereta

yang optimal, yaitu jadwal kereta api yang akan meminimumkan total

waktu keterlambatan kereta api.

3. Implementasi model matematika yang dibangun untuk kasus penjadwalan

kereta di PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung lintasan

Bandung – Cicalengka menunjukkan bahwa model tersebut dapat

diaplikasikan dengan baik (well implemented).

5.2Saran

Setelah membahas dan menerapkan pendekatan integer programming

dalam masalah penjadwalan keret api, penulis dapat memberikan saran sebagai

berikut.

1. Model penjadwalan kereta api ini dapat dikembangkan misalnya

dengan menambahkan kendala supaya dapat meminimumkan biaya

operasional, adanya prioritas kereta api, dan lain sebagainya.

2. Menggunakan model linear programming yang lain untuk mencari

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2003). Operation Research : 343. [Online]. Tersedia : http://www.doc.ic.ac.uk/~br/berc/linearprog.pdf

Hartanto, Eko. (t.t). Integer Programming. [Online]. Tersedia : http://eko_hartanto.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/28374/Integer.pd f [11 Maret 2013]

Kaufmann, Arnold. (1964). Methods and Models of Operations Research. London : Prentice-Hall, Inc

Komarudin. (2012). Algoritma Branch And Bound untuk Programa Integer.

[Online]. Tersedia :

http://staff.blog.ui.ac.id/komarudin74/2012/04/08/algoritma-branch-and-bound-untuk-programa-integer/ [28 Mei 2013]

Lee, Yusin, and Chen, Chuen-Yih. (2009). Modeling and Solving Train Pathing Problem. Transportation research part B, 43:837-851.

Setianto, Dwi. (2011). Penjadwalan Kereta Api Menggunakan Pemrograman Linear Integer. Skripsi pada Departemen Matematika IPB : tidak diterbitkan.

Siswanto. (2007). Operation Research Jilid 1. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Suyanto. (2010). Algoritma Optimasi (Deterministik atau Probabilistik). Yogyakarta : Graha Ilmu.

Taha, Hamdy A. (1996). Riset Operasi, Jilid 1. Tangerang : Binarupa Aksara.

Tapilouw, Marthen. (t.t). Modul 1 Model Matematika Suatu Program Linear.

Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Indonesia : Tidak diterbitkan.

Wikipedia. (2012). Pemrograman Linear. [Online]. Tersedia : http://id.wikipedia.org/wiki/Pemrograman_linear

Gambar

Gambar 2.1 Cabang-cabang permasalahan masalah integer programming.....
Gambar 3.1 Contoh jalur kereta api antara Stasiun A dan Stasiun B
Gambar 3.2 Lintasan Kereta Api Stasiun A – Stasiun C
Tabel 3.1 Waktu tinggal minimal untuk masing-masing kereta api pada setiap rel
+2

Referensi

Dokumen terkait

Demikian pengumuman ini kami sampaikan, apabila ada peserta yang berkeberatan dengan pengumuman ini dapat menyampaikan sanggahan secara tertulis dan diterima paling

Siswa menyimak penjelasan guru tentang pentingnya sikap disiplin yang akan dikembangkan dalam pembelajaran.. Siswa dan guru mendiskusikan perkembangan kegiatan literasi yang

Menurut Ngainun Naim dan Achmad Sauqi (2008:161-224), kerangka operasional dalam membangun pendidikan yang berperspektif pluralis-multikultural dapat dilakukan melalui

Memang tak dapat dipungkiri, bahwa dengan ditetapkannya Sertifikat Standar Lingkungan Intemasional mempunyai dampak yang sangat luas terhadap tingkat pertumbuhana dan

Penerapan model pembelajaran Team Assited Individualization (TAI) dalam pembelajaran IPS (Ekonomi) dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan melihat hasil tes

Berdasarkan data yang diperoleh melalui hasil observasi dan wawancara maka dapat disimpulkan bahwa perencanaan sarana prasarana di sekolah kepala sekolah

Hanya 1 contoh landscape Tidak mempu memberikan contoh Kebenaran Contoh Landscape Diungkapkan dengan benar, sesuai dengan teori dan dilengkapi dengan foto atau

Dalam Sistem Kontrol lup terbuka keluaran ditentukan hanya oleh penyetelan masukan dan keluaran tidak mempengaruhi masukan sedangkan dalam Sistem Kontrol lup tertutup