• Tidak ada hasil yang ditemukan

PREPARASI DAN UJI SWELLING RATIO HIDROGEL BERBAHAN DASAR POLIVINIL ALKOHOL-BIOFLOKULAN DYT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PREPARASI DAN UJI SWELLING RATIO HIDROGEL BERBAHAN DASAR POLIVINIL ALKOHOL-BIOFLOKULAN DYT."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

PREPARASI DAN UJI SWELLING RATIO HIDROGEL BERBAHAN DASAR POLIVINIL ALKOHOL - BIOFLOKULAN DYT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Sains di Bidang Kimia

Oleh :

RIMA YULIANTI NURASTUTI

0807634

PROGRAM STUDI KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PREPARASI DAN UJI SWELLING RATIO HIDROGEL BERBAHAN

DASAR POLIVINIL ALKOHOL – BIOFLOKULAN DYT

Oleh

Rima Yulianti Nurastuti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Science pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam

© Rima Yulianti Nurastuti di 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PREPARASI DAN UJI SWELLING RATIO HIDROGEL BERBAHAN

DASAR POLIVINIL ALKOHOL – BIOFLOKULAN DYT

Oleh:

Rima Yulianti Nurastuti

0807634

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Pembimbing I

Dr. Hendrawan, M.Si

NIP. 196309111989011001

Pembimbing II

Dr. Yaya Sonjaya, M.Si

NIP. 196502121990031002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI

(4)

PERNYATAAN

“Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Preparasi dan Uji

Swelling Ratio Hidrogel Berbahan Dasar Polivinil Alkohol – Bioflokulan DYT

ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak

melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai etika

keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap

menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan keapada saya apabila kemudian

ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau

ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Januari 2013

Yang membuat pernyataan,

(5)

Abstrak

Material polimer hidrogel berbahan dasar polivinil alkohol - bioflokulan DYT. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi komposisi dan temperatur terhadap hidrogel berbahan dasar polivinil alkohol - bioflokulan DYT Volume polivinil alkohol dan bioflokulan DYT dalam hidrogel dibuat bervariasi sedangkan volume larutan crosslink yang ditambahkan tetap.. Hidrogel dikeringkan dalam oven bersuhu 50oC dalam waktu 8 jam. Pengaruh komposisi polivinil alkohol pada hidrogel polivinil alkohol - bioflokulan DYT adalah semakin banyak volume polivinil alkohol yang ditambahkan maka hidrogel yang didapat akan semakin rigid dan kuat sebaliknya semakin tinggi volume bioflokulan DYT yang ditambahkan maka hidrogel akan semakin fleksibel. Pengaruh suhu 25oC atau suhu 30oC pada hidrogel polivinil alkohol – bioflokulan DYT menurut krakter fisik dan swelling ratio tidak terbedakan. Loading air pada hidrogel polivinil alkohol – bioflokulan DYT memberikan massa stabil setelah perendaman selama 11 jam. Hasil analisis SEM polivinil alkohol - bioflokulan DYT menunjukkan besar pori pada hidrogel larutan polivinil alkohol yang disintesis pada suhu reaksi 25oC memiliki besar pori 0.1 -1.26 µm, pada suhu reaksi 30oC sebesar 0.02 – 1 µm; dan besar pori hidrogel polivinil alkohol – bioflokulan DYT sebesar 0.03-0.45 µm.

(6)

Abstract

Polymer material polyvinyl alcohol - bioflokulan DYT hydrogel based has been prepared. The purpose of this study was to determine the effect of variations in composition and temperature of the polyvinyl alcohol - bioflocculant DYT hydrogel-based. Volume polyvinyl alcohol hydrogel and bioflocculant DYT be varied while the volume of Crosslink added, fixed. Hydrogel was dried in oven at 50 ° C within 8 hours. Effect of polyvinyl alcohol hydrogel composition of polyvinyl alcohol - bioflokulan DYT is the more volume polyvinyl alcohol added to, hydrogel obtained will be more rigid and strong otherwise the higher volume DYT bioflocculant added, the hydrogel will be more flexible. Effect of temperature of 25oC or 30oC in polyvinyl alcohol - bioflocculant DYT hydrogel by physical character and swelling ratio indistinguishable. Loading water in polyvinyl alcohol hydrogel - bioflokulan DYT provide stable mass after 11 hours. The results of SEM analysis of polyvinyl alcohol - bioflokulan DYT show large pores in polyvinyl alcohol hydrogel solution synthesized at a reaction temperature of 25 ° C has a large pore -1.26 0.1 μm, the reaction temperature of 30oC for 0.02 - 1 μm, and the pores of polyvinyl alcohol hydrogel - bioflocculant DYT by 0:03 to 0:45 μm.

(7)

DAFTAR ISI

2.13. Analisis Struktur Permukaan ... 21

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 26

3.2. Desain Penelitian ... 26

(8)

3.3.1. Alat ... 28

3.3.2. Bahan ... 28

3.4. Prosedur Penelitian ... 28

3.4.1. Tahap Preparasi DYT ... 28

3.4.2. Tahap Pembuatan Pelarut NaOH... 28

3.4.3. Tahap Pembuatan Ekstrak Bioflokulan DYT ... 29

3.4.4. Tahap Pembuatan Larutan Polivinil Alkohol ... 29

3.4.5. Tahap Pembuatan Larutan Crosslink ... 29

3.4.6. Sintesis Hidrogel Bioflokulan DYT – Polivinil Alkohol ... 29

3.4.7. Tahap Karakterisasi ... 30

3.4.5.1. Uji Swelling Ratio ... 30

3.4.5.2. Analisis Struktur Permukaan ... 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 31

4.1. Tahap Preparasi Hidrogel Polivinil Alkohol – Bioflokulan DYT ... 31

4.1.1. Persiapan Bubukan Simplisia DYT ... 31

4.1.2. Persiapan Bioflokulan DYT ... 31

4.1.3. Persiapan dan Karakter Fisik Hidrogel Polivinil Alkohol-Bioflokulan DYT dengan Berbagai Variasi Komposisi dan Suhu 32

4.2. Tahap Karakterisasi Hidrogel PVA – Bioflokulan DYT ... 38

4.2.1 Pengujian Swelling Ratio Hidrogel PVA - Bioflokulan DYT .. 38

4.2.1.1. Pengujian Swelling Ratio Hidrogel PVA - Bioflokulan DYT pada Variasi Suhu 38 4.2.1.2. Pengujian Swelling Ratio Hidrogel PVA - Bioflokulan DYT terhadap Waktu 40 4.2.2. Uji Bentuk Morfologi Permukaan Hidrogel Polivinil Alkohol-Bioflokulan DYT ... 42

4.3. Uji Daya Tahan Hidrogel Terhadap Beberapa Pelarut ... 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 46

(9)

5.2. Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA ... xi

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Perbedaan Spesifikasi antara SEM dan Mikroskop Optik... 22

Tabel 4.1. Perbandingan Volume Larutan Polivinil Alkohol, Bioflokulan DYT

dan Crosslink ... 35

Tabel 4.2. Perbandingan Volume Larutan Polivinil Alkohol, Bioflokulan DYT

dan Crosslink pada Suhu 25oC. dan suhu 30oC. ... 36

Tabel 4.3. Tabel perbandingan swelling ratio hidrogel di lima variasi

komposisi dan dua variasi suhu. ... 38

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Struktur Molekul Senyawa Kristal BioflokulanDYT

Gambar 2.2. Skema ilustrasi penggunaan bahan kimia sebagai

cross-linker untuk menghasilkan cross-linked hydrogel 15

Gambar 2.3. Struktur Glutaraldehida ... 16

Gambar 2.4. Kombinasi dasar dari penggabungan dua polimer. (a) Campuran polimer, tidak ada ikatan antara rantai; (b) graft copolymer; (c) struktur kopolimer blok; (d) struktur AB-graft copolymer; (e) struktur IPN; (f) struktur semi-IPN. ... 18

Gambar 2.5. Ilustrasi Pembentukan Sequential IPN ... 19

Gambar 2.6. Ilustrasi Pembentukan Simultaneous interpenetrating network (SIN). ... 19

(12)

Gambar 4.5. Grafik swelling ratio hidrogel optimum (PVA 7,5 mL;

Bioflokulan DYT 2,5 mL dan crosslink 5,0 mL) terhadap

waktu... 41

Gambar 4.6. Gambar Hasil Uji SEM dari Hidrogel komposisi PVA 10,0 mL,

Bioflokulan DYT 0 mL dan larutan crosslink 5,0 mL pada suhu

25oC ... 42

Gambar 4.7. Gambar Hasil Uji SEM dari Hidrogel komposisi PVA 10,0 mL,

Bioflokulan DYT 0 mL dan larutan crosslink 5,0 mL pada suhu

30oC ... 42

Gambar 4.8. Gambar Hasil Uji SEM dari Hidrogel komposisi PVA 7,5 mL,

Bioflokulan DYT 2,5 mL dan larutan crosslink 5,0 mL pada

suhu 30oC... 44

Gambar 4.9. (a) Hidrogel sebelum ditambahkan larutan crosslink;

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I : Data dan Perhitungan ... 48

LAMPIRAN II : Karakterisasi SEM ... 58

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia adalah negara agraris yang memiliki sektor pertanian

sebagai salah satu perhatian utamanya. Hal penting di dalam sektor pertanian

ketersediaan air dan ketersediaan nutrisi bagi tanaman. Ketersediaan nutrisi

biasanya oleh para petani disediakan dari pupuk.

Pupuk adalah produk yang menaikkan tingkat nutrien yang tersedia

untuk tanaman dan/atau kebutuhan kimia dan fisik dari tanah (Ullmann,

2007). Namun penambahan pupuk secara berlebihan dan tidak terkontrol

justru dapat menyebabkan masalah lingkungan baru karena nutrisi dari pupuk

lebih banyak terbawa oleh aliran air (leaching) daripada terikat dan tehisap

oleh tanaman (Addiscott, 2007).

Inilah pentingnya peran industri pupuk untuk terus berinovasi sejalan

dengan industri pertanian dunia. Industri pupuk akan terus dihadapkan pada

tantangan untuk selalu meningkatkan efisiensi dari penggunaannya dan untuk

meminimalisasi semua akibatnya terhadap lingkungan (Trenkel, 2010). Salah

satu cara untuk meningkatkan nutrisi pada tanah secara efisien tanpa

menimbulkan kerusakan lingkungan adalah dengan menggunakan metode

(15)

2

Istilah Slow-release menurut Shaviv digunakan apabila laju pelepasan

nutriennya lebih lambat dari pupuk biasa, namun laju, pola dan waktu

pelepasan tidak diketahui dengan baik. Sedangkan istilah controlled-release

digunakan apabila pupuk tersebut memiliki laju, pola dan waktu pelepasan

yang telah diketahui dan terkontrol saat penyiapan atau preparasi dilakukan

(Trenkel, 2010).

Penggunaan pupuk dengan metode controlled-release memang

masih jarang digunakan karena harganya yang relatif mahal dibandingkan

dengan pupuk konvensional serta sampai sekarang belum ada metode standar

yang dapat dijadikan sebagai acuan pola pelepasan nutrien (Trenkel, 2010).

Namun, pupuk dengan metode controlled-release mampu mengurangi

tingkat racun di lingkungan akibat pupuk konvensional. Selain itu pupuk

dengan metode controlled-release dapat menghemat tenaga, waktu dan

energi saat pemberian pupuk. Keberadaan pupuk dengan metode

controlled-release juga dapat memastikan ketersediaan nutrisi bagi tanaman di lahan

tertutup karena CRF mengurangi kemungkinan terjadinya hilangnya nutrisi

saat pelepasan nutrien (Ullmann, 2007).

Konsekuensinya, untuk managemen pupuk menggunakan metode

controlled-release yang baik, informasi detail dari beberapa parameter dari

pola pelepasan dibutuhkan. Beberapa parameter tersebut menurut Shaviv

(16)

3

 Pola pelepasan nutrien

 Waktu pelepasan nutrien

 Efek temperatur terhadap pelepasan nutrien

Prinsip metode Controlled-release adalah menkapsulisasi nutrisi

dengan protective coating yang tidak mudah larut dalam air, semipermeabel

atau material impermiabel berpori diantaranya yaitu hidrogel (Trenkel, 2010).

Pengembangan pupuk dengan metode controlled-release divariasikan

dari coating yang menkapsulisasi pupuk konvensional. Coating yang

digunakan biasanya menggunakan Non-organik coating, sulphur-based

polimer coating dan coating dari polimer organik (Shaviv, 2000). Coating

dari bahan polimer lebih banyak dipilih karena sifatnya yang biodegradble

dan lebih mudah serta murah didapat. Salah satu polimer organik yang dipilih

adalah polivinil alkohol.

Polivinil alkohol adalah senyawa polimer bersifat plastis,

biodegradable dan dapat larut dalam air. Beberapa penelitian hidrogel

menggunakan Polivinil alkohol (Rekso, 2007; Han et al, 2008) untuk

mensintesis hidrogel sebagai Contolled-release (Jamnongkan et al, 2010; Han

et al, 2008) telah berhasil disintesis dan dikarakterisasi.

Sebagai variasi polimer, di beberapa penelitian sebelumnya telah

digunakan salah satu polimer bahan alam yaitu Kitosan (Jamnongkan et al,

(17)

4

gamma untuk mensistesis hidrogelnya dan menunjukkan bahwa hidrogel

PVA-Kitosan dapat digunakan sebagai bahan biomaterial.

Untuk menaikkan nilai keanekaragaman hayati Indonesia dan

diharapkan mampu memberikan tambahan variasi polimer di alam yang dapat

digunakan sebagai hidrogel untuk kepentingan pupuk dengan metode

controlled-release, maka kemudian ditambahkan Bioflokulan DYT.

Bioflokulan DYT diketahui memiliki gugus –OH dimana gugus ini

diasumsikan dapat terikat bersama polivinil alkohol oleh crosslink yang ada

membentuk hidrogel. Bioflokulan DYT apabila dilarutkan dengan suatu

pelarut maka memiliki tekstur yang berlendir sehingga memiliki potensi

untuk dijadikan salah satu bahan pembentukan gel yang merupakan fenomena

yang menarik dan sangat kompleks (Supriyandini, 2011). Sedangkan sifat

kimia yang dikandung oleh bioflokulan DYT memiliki zat aktif yang dapat

digolongkan dalam flavanoid, dan polifenol. Serta mengandung gugus gugus

–OH, dan N-H yang berpotensi sebagai dan terikat pada crosslinker. Oleh

karena itu, bioflokulan DYT dapat dijadikan salah satu bahan yang berpotensi

dalam pembuatan hidrogel (Mubarok, 2007).

Selain itu, variasi perbedaan suhu kemudian dijadikan variabel dalam

sintesis hidrogel. Suhu yang digunakan adalah suhu 25oC dan suhu 30oC, ada

dua pengaruh suhu yang digunakan adalah untuk melihat trend hidrogel yang

ada pada pengaruh perbedaan suhu ini dilihat dari swelling ratio hidrogel

tersebut. Parameter yang digunakan di penelitian ini adalah swelling ratio.

(18)

5

dalam menyerap air dengan fungsi waktu dan merupakan salah satu

penentuan dasar dari kualitas hidrogel tersebut.

Sebagai karakterisasi tambahan adalah uji Scanning Electron

Microscopy untuk melihat morfologi permukaan hidrogel yang telah

disintesis.

1.2. Perumusan Masalah

Di penelitian ini, masalah yang dikaji adalah bagaimana variasi

komposisi bahan dan variasi suhu mempengaruhi preparasi hidrogel berbahan

dasar polivinil alkohol – bioflokulan DYT dilihat dari swelling rationya.

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk memberikan informasi pengaruh variasi komposisi bahan polivinil

alkohol atau bahan bioflokulan DYT pada hidrogel berbahan dasar

polivinil alkohol - bioflokulan DYT.

2. Untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap hidrogel berbahan dasar

(19)

6

1.4. Manfaat Penelitian

Setelah melakukan penelitian ini, peneliti diharapkan mampu untuk

1. Memberikan informasi pengaruh variasi komposisi bahan polivinil alkohol

atau bahan bioflokulan DYT dan variasi suhu terhadap hidrogel berbahan

dasar polivinil alkohol - bioflokulan DYT.

2. Memberikan informasi pengaruh variabel suhu dan variasi komposisi

bahan terhadap swelling ratio hidrogel berbahan dasar polivinil alkohol

(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

Kimia Lingkungan Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI yang beralamat di Jl.

Dr. Setiabudhi No.229 Bandung. Untuk keperluan Analisis digunakan

Laboratorium Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi dan Kelautan (P3GL).

Waktu penelitian di mulai pada bulan Maret 2012.

3.2. Desain Penelitian

Desain penelitian dibagi dalam beberapa tahap, yaitu pembuatan

Bioflokulan DYT, sintesis hidrogel berbahan dasar Bioflokulan DYT– Polivinil

Alkohol, dan tahap karakterisasi hidrogel berbahan dasar Bioflokulan DYT–

Polivinil Alkohol.

(21)

27

Gambar 3.1. Diagram Alir Pembuatan Bioflokulan DYT

Gambar 3.2. Diagram Alir Sintesis Hidrogel Polivinil Alkohol – Bioflokulan DYT Sampel daun basah

 Dilarutkan dalam 99 mL NaOH hangat  Diaduk

 Diaduk diatas stirer selama 15 menit

Larutan Polivinil Alkohol Larutan Crosslink Bioflokulan DYT

(22)

28

3.3 Alat dan Bahan

3.3.1. Alat

Scanning electron spectroscopy (SEM) , pH meter, magnetic stirer, alat-alat gelas

standar, botol semprot, kertas saring, corong buchner, neraca analitik, kaca arloji dan

cetakan plastik.

3.3.2. Bahan

Bahan yang digunakan adalah padatan PVA, tanaman DYT, glutaraldehida p.a.

(merck), metanol, natrium hidroksida (NaOH) pelet, asam asetat p.a. (Merck),asam sulfat

dan aquadest.

3.4 Prosedur Penelitian

3.4.1. Tahap Preparasi DYT

Pada tahap ini, DYT basah di bersihkan dan dikeringkan di udara terbuka

yang kemudian dihaluskan dengan cara diblender kering tanpa air dan disaring.

DYT yang telah halus kemudian digunakan untuk perlakuan selanjutnya.

3.4.2. Tahap Pembuatan Pelarut NaOH

Pelet NaOH 98 % ditimbang sebanyak 1 gram kemudian dilarutkan

dalam 100 mL aquades, diencerkan terus menerus menggunakan aquades sampai

didapatkan pH 8-10. Setelah didapatkan pH yang diinginkan, larutan NaOH

(23)

29

3.4.3. Tahap Pembuatan Ekstrak Bioflokulan DYT

DYT ditimbang sebanyak 1 gram dilarutkan dalam 99mL NaOH hangat.

Diukur pHnya apakah sampai pH 8-10. Larutan DYT kemudian disaring.

3.4.4. Tahap Pembuatan Larutan Polivinil Alkohol

Padatan PVA ditambah sebanyak 10 gram dilarutkan dalam 100 mL

aquades, diaduk menggunakan stirer sampai homogen dalam suhu kamar.

3.4.5 Tahap Pembuatan Larutan Crosslink

Larutan Crosslink 100 mL dibuat dari campuran 50 % methanol, 10 %

asam asetat, 1,25% glutraldehid dan 10% asam sulfat dengan perbandingan rasio

larutan 3:2:1:1.

3.4.6. Sintesis Hidrogel Bioflokulan DYT – Polivinil Alkohol

Pada tahap ini, larutan polivinil alkohol dimasukkan dalam gelas kimia

dengan komposisi berbeda-beda secara berurutan yaitu 0 mL; 2,5 mL; 5,0 mL;

7,5 mL; dan 10,0 mL, diaduk dalam stirer kemudian ditambahkan larutan

bioflokulan DYT secara berurutan yaitu 10,0 mL; 7,5 mL; 5,0 mL; 2,5 mL; dan 0

mL, setelah tercampur rata dicampurkan larutan crosslink. Sintesis dilakukan lagi

dengan perbedaan variabel variasi suhu yaitu suhu 25oC dan 30oC. Setelah

tercampur sampai homogen, campuran dituangkan ke dalam cetakan plastik.

(24)

30

3.4.7 Tahap Karakterisasi

Pada tahap ini, dilakukan karakterisasi terhadap hidrogel hasil sintesis.

Karakterisasi yang dilakukan meliputi uji morfologi hidrogel menggunakan SEM

dan uji swelling ratio dibandingkan dengan pengaruh perbedaan variabel suhu,

komposisi dan waktu.

3.4.7.1. Uji swelling ratio

Sampel dituangkan ke dalam aquades sebanyak 100 mL. Pada

interval waktu tertentu air yang diserap sampel, %SR , diukur menurut

persamaan

dengan Wb adalah berat basah (swollen) dan Wk adalah berat kering

hidrogel.

3.4.7.2. Analisis Struktur Permukaan

Analisis strukutur permukaan dilakukan menggunakan Scanning

Elektron Microscopy (SEM) untuk mengetahui struktur permukaan

hidrogel polivinil alkohol – bioflokulan DYT hasil sintesis dengan

(25)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan

hal-hal berikut:

1. Pengaruh variasi komposisi bahan polivinil alkohol atau bahan bioflokulan

DYT pada hidrogel berbahan dasar polivinil alkohol - bioflokulan DYT

adalah semakin banyak polivinil alkohol yang ditambahkan maka hidrogel

yang didapat akan semakin rigid, sebaliknya semakin banyak bioflokulan

DYT yang ditambahkan hidrogel yang didapat akan semakin fleksibel.

2. Pengaruh variabel suhu 25oC dan suhu 30oC secara fisik dan swelling ratio

pada hidrogel berbahan dasar larutan polivinil alkohol – bioflokulan DYT

tidak terbedakan.

3. Hidrogel Polivinil alkohol – Bioflokulan DYT terbentuk pada komposisi II

(PVA 2,5 mL; DYT 7,5 mL), komposisi III (PVA 5 mL; DYT 5 mL),

Komposisi IV (PVA 7,5 mL; DYT 2,5 mL); Komposisi V (PVA 10,0 mL;

DYT 0 mL)

4. Hasil analisis struktur permukaan menunjukkan pada hidrogel berbahan

dasar larutan polivinil alkohol pada suhu 25oC memiliki besar pori 0.1

-1.26 µm, sedangkan pada hidrogel berbahaln laruta polivinil alkohol pada

(26)

47

µm. Sedangkan pada hidrogel berbahan dasar polivinil alkohol –

bioflokulan DYT yang disintesis pada suhu 30oC memiliki besar pori

0.03-0.45 µm.

5. Hidrogel larutan PVA - bioflokulanDYT dengan komposisi larutan PVA

7,5 mL; bioflokulan DYT 2,5 mL; dan larutan crosslink 5,0 mL yang

disintesis pada suhu 25oC akan mengalami swelling ratio yang konstan

setelah perendaman selama 11 jam.

5.2.Saran

Berikut saran-saran penelitian yang diajukan agar penelitian selanjutnya

dapat menghasilkan produk hidrogel berbahan dasar larutan polivinil alkohol –

bioflokulan DYT yang lebih baik lagi:

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap sintesis hidrogel berbahan

dasar larutan polivinil alkohol - bioflokulan DYT serta penambahan

variabel untuk karakterisasi uji struktur, uji ketahanan dan pengaruh

penambahan kation-kation garam atau pengaruh unsur makro dan mikro

pada hidrogel berbahan dasar larutan polivinil alkohol – bioflokulan DYT

2. Perlu diperhatikan kondisi tekanan, temperatur dan kelembapan saat

pembuatan hidrogel berbahan dasar larutan polivinil alkohol - bioflokulan

DYT, terutama saat proses pengeringan. Perlu dilakukan penelitian

pengaruh penambahan kation-kation garam terhadap hidrogel berbahan

(27)

Rima Yulianti Nurastuti, 2013

Preparasi Dan Uji Swelling Ratio Hidrogel Berbahan Dasar Polivinil Alkohol-Bioflokulan DYT

DAFTAR PUSTAKA

Aouada, et. al. (2010). “Polyacrylamide and methylcellulose hydrogel as delivery vehicle for the controlled release of paraquat pesticide”. Journal of Materials Science, 45, 18, (September 2010)

Apsari, H. (2010). Preparasi dan Karakterisasi Membran Kitosan yang Dicrosslinking dengan Glutaraldehida Melalui Metode Presipitasi. Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung: Tidak Diterbitkan.

Deligkaris, et. al. (2010). “Hydrogel-based devices for biomedical applications”. El Sevier Sensors and Actuators B: Chemical, 147 (2), June 2010.

Erizal. (2010). “Sintesis dan Karakterisasi Hidrogel Superabsorben Poliakrilamida (PAAM) Berikatan Silang – Karaginan Hasil Iradiasi Gamma”. Indonesian. Journal Chemistry., 2010, 10 (1), 12 – 19

Gulrez, Syed K. H. et al. (2011). Hydrogels: Methods of Preparation, Characterisation and Applications, Progress in Molecular and Environmental Bioengineering - From Analysis and Modeling to Technology Applications, Angelo Carpi Ed. Tersedia: http://www.intechopen.com

Han, et. al. (2009). "Controlled-release fertilizer emcapsulated by starch/polyvinyl alcohol coating". El sevier Desalination 240 : 21-26, 2009.

Hennink, W. E. & Nostrum, C. F. v. (2002) “Novel crosslinking methods to design hydrogels”. Advanced Drug Delivery Reviews 54 : 13–36, 2002.

.

Lesmana, I. (2006). Karakterisasi Kristal Bioflokulan DYT Bentuk Batang Dengan Menggunakan Metoda FTIR, XRD, TG/DTA. Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung: Tidak Diterbitkan.

(28)

Rima Yulianti Nurastuti, 2013

Preparasi Dan Uji Swelling Ratio Hidrogel Berbahan Dasar Polivinil Alkohol-Bioflokulan DYT

Muthoharoh, dkk. (2012). Sintesis Polimer Superabsorben dari Hidrogel Kitosan Terikat Silang. Skripsi. Program Reguler Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia. Depok : tidak diterbitkan.

Ogur. (2005). “Polyvinyl alcohol: materials, processing and applications”. Volume 16, Number 12, 2005. ISSN: 0889-3144

Rosadi, N. (2010). Kajian Tentang Efek Garam Mgcl2 Pada Ekstraksi Senyawa Bioflokulan DYT Dengan Metode Refluks. Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung: Tidak Diterbitkan.

Setiabudi, Aguss dkk. (20120. Karakterisasi Material (Prinsip dan Aplikasinya dalam Penelitian Kimia. Bandung : UPI Press.

Shaviv. 2000. “Advances in Controlled Release of Fertilizers”. Advances in Agronomy, 71:1-49 Word version, before printing.

Siswanto, H. (2007). Kristalisasi dan Pengujian Sifat-Sifat Kristal Bioflokulan-DYT. Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung: Tidak Diterbitkan.

Sperling, H. (1994). Interpenetrating Polymer Network: Advances in Chemistry . Washington, DC: American Chemical Society.

Supriyandini, Andi. (2011). Preparasi dan Karakterisasi Membran Kitosan-Glutaraldehida-DYT melalui metode prespitasi. Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung: Tidak Diterbitkan.

T.Jamnongkan, et al. (2010). “Controlled-Release Fertilizer Based on Chitosan Hydrogel: Phosphorus Release Kinetics”. Science Journal Ubonratchathani University, Vol. 1, No. 1, 2010

Wahyono, Dwi. (2010). Ciri Nanopartikel Kitosan dan Pengaruhnya Pada Ukuran Partikel dan Efisiensi Penyalutan Ketoprofen. Tesis Institut Pertanian Bogor, Bogor: Tidak Diterbitkan. [Online] Tersedia : http:// repository.ipb.ac.id/ handle/ 123456789/40988 [21 Januari 2013]

Gambar

Tabel 4.1. Perbandingan Volume Larutan Polivinil Alkohol, Bioflokulan DYT
Gambar 4.5.  Grafik swelling ratio hidrogel optimum (PVA 7,5 mL;
Gambar 3.1. Diagram Alir Pembuatan Bioflokulan DYT

Referensi

Dokumen terkait

Hasil estimasi menunjukkan bahwa variabel yang memengaruhi nilai ekspor kertas Indonesia adalah GDP riil Indonesia, GDP riil negara tujuan, harga ekspor, dan jarak ekonomi

• Kegiatan ini bertujuan untuk memberikanpemahaman kepada siswa tentang jenis-jenisusaha ekonomi dalam masyarakat (IPS KD 3.3 dan 4.3) dan urutan peristiwa

Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai gambaran perilaku diet remaja putri sehingga memberikan perhatian khusus terhadap remaja

Pengujian hipotesis menggunakan uji t menunjukkan bahwa nilai signifikansi pada variabel bebas (Persepsi Pengembangan Karir) terhadap variabel terikat (intensi turnover)

Tidak berarti menutup kemungkinan melakukan eksperimen (murni) pada bidang sosial, dengan mempertimbangkan beberapa hal, upaya mendapatkan kelompok random ( memiliki

tahun 2008 melanjutkan pendidikan pada Sekolah Pasca Sarjana, Universitas. Pendidikan Indonesia, Program Magister S.2, pada Program

penelitian ini adalah “ Pengaruh persepsi pengembangan karir terhadap intensi turnover karyawan di PT. Bank Sumut Di Kota

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Anak Usia Dini. Oleh : ROHMAT NIM