DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
SURAT PERNYATAAN... iii
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR ... v
UCAPAN TERIMAKASIH ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1.Latar Belakang ... 1
1.2.Identifikasi Masalah ... 3
1.3.Batasan Masalah... 3
1.4.Rumusan Masalah ... 4
1.5.Tujuan Penelitian ... 5
1.6.Manfaat Penelitian ... 5
1.7.Sistematika Penulisan ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 8
2.1.Kajian Pustaka ... 8
2.1.1.Belajar dan Pembelajaran ... 8
2.1.2. Metode Pembelajaran ... 9
2.1.3. Peningkatan Kemampuan ... 9
2.1.4. Memecahkan Masalah ... 11
2.1.5. Kulsponsi ... 18
2.1.6. Hasil Belajar ... 23
2.1.7. Menghitung Kebutuhan Pupuk... 24
BAB III METODE PENELITIAN ... 28
3.1. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 28
3.2. Metode dan Desain Penelitian ... 28
3.3. Definisi Operasional... 29
3.4. Variabel Penelitian ... 30
3.5. Populasi dan Sampel ... 31
3.6. Instrumen Penelitian ... 31
3.7. Tahapan Penelitian ... 34
3.8. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ... 40
3.9. Teknik Pengolahan Data Penelitian ... 41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 44
4.1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 44
4.2. Hasil Analisis Data ... 47
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian ... 58
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 63
5.1. Kesimpulan ... 63
5.2. Rekomendasi ... 64
DAFTAR PUSTAKA ... 65
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Pedoman Penilaian Kemampuan Pemecahan Masalah
Menurut Schoen danOehmke ... 17
Tabel 3.1.Desain Penelitain... 28
Tabel 3.2. KriteriaDaya Pembeda Soal ... 33
Tabel 3.3. Kriteria Tingkat Kesukaran Soal ... 34
Tabel 3.4. Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen .... 36
Tabel 3.5. Konversi Nilai ... 43
Tabel 4.1. Perbandingan Nilai Rata-rata Kemampuan Memecahkan Masalah Pre Test Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 49
Tabel 4.2. Perbandingan Nilai Rata-rata Kemampuan Memecahkan Masalah Post Test Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 51
Tabel 4.3. Perbandingan Distribusi Frekuensi Skor Pre Test Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 52
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Skema Kerangka Pemikiran ... 27
Gambar 4.1. Diagram Perbandingan NilaiRata-rata Pre Test Kemampuan
Memecahkan Masalah Kelas Kontroldan Kelas Eksperimen ... 48
Gambar 4.2. Diagram Perbandingan Nilai Rata-rataPost Test Kemampuan
Memecahkan Masalah Kelas Kontroldan Kelas Eksperimen ... 50
Gambara 4.3.Diagram Perbandingan Nilai Rata-rata Pre Test Kelas Kontrol
dan Kelas Eksperimen ... 52
Gambara 4.4.Diagram Perbandingan Nilai Rata-rata Post Test Kelas Kontrol
dan Kelas Eksperimen ... 54
Gambara 4.5.Diagram Perbandingan Hasil Uji N-Gain Kemampuan
Memecahkan Masalah Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 56
Gambara 4.6.Diagram Perbandingan Hasil Uji N-Gain Kelas Kontrol dan
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran1 Rencana Pelaksanaa Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ... 68
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen .... 77
Lampiran 3 Kisi-kisi Soal ... 99
Lampiran 4 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 101
Lampiran 5 Data Nilai Pre Test Kemampuan Memecahkan Masalah Kelas Kontrol ... 105
Lampiran 6 Data Nilai Post Test Kemampuan Memecahkan Masalah Kelas Kontrol ... 106
Lampiran 7 Data Nilai Pre Test Kemampuan Memecahkan Masalah Kelas Eksperimen ... 107
Lampiran 8 Data Nilai Post Test Kemampuan Memecahkan Masalah Kelas Eksperimen ... 108
Lampiran 9 Nilai Rata-rata Pre Test Kemampuan Memecahkan Masalah Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 109
Lampiran 10 Nilai Rata-rata Post Test Kemampuan Memecahkan Masalah Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 109
Lampiran 11 Perhitungan Nilai N-gain Kemampuan Memecahkan Masalah Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 110
Lampiran 12 Menginterpretasikan Nilai Individu ... 112
Lampiran 13 Nilai Rata-rata Pre Test ... 113
Lampiran 14 Nilai Rata-rata Post Test ... 114
Lampiran 15 Data Uji Gain Kelas Kontrol ... 115
Lampiran 16 Data Uji Gain Kelas Eksperimen... 116
Lampiran 17 Tingkat Kesukaran Kelas Eksperimen ... 117
Lampiran 18 Tingkat Kesukaran Kelas Kontrol ... 118
Lampiran 19 Daya Pembeda Kelas Kontrol... 119
Lampiran 20 Daya Pembeda Kelas Eksperimen ... 121
Lampiran 21 Dokumentasi Penelitian ... 123
Lampiran 23 Lembar Telaah Soal/ Expert-judgement ... 126
Lampiran 24 Lembar Observasi Keterlaksanakan RPP Kelas Eksperimen ... 137
Lampiran 25 Surat Telah Melakukan Penelitian ... 143
Lampiran 26 Surat SK Pembimbing ... 144
BAB I
PENDAHULUAN
I.1.Latar Belakang
Pendidikan di Indonesia terbagi menjadi tiga sistem. Hal tersebut
dituangkan dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 18 (1) Pendidikan menengah merupakan
lanjutan pendidikan dasar. (2) Pendidikan menengah terdiri atas
pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. (3)
Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA),
Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan
Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.
SMK merupakan salah satu lembaga pendidikan yang bertanggung
jawab untuk menciptakan sumber daya manusia yang memiliki
kemampuan, keterampilan dan keahlian, sehingga lulusannya dapat
mengembangkan kinerja apabila terjun dalam dunia kerja. Pendidikan
SMK itu sendiri bertujuan meningkatkan kemampuan siswa untuk dapat
mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan kesenian, serta menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan
kerja dan mengembangkan sikap professional (Isjoni:2003).
Penyelenggaraan proses pembelajaran dilaksanakan melalui bagaimana
siswa mampu untuk memecahkan masalah pada pembelajaran yang di
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran
produktif kelas X Agribisnis Produksi Tanaman (APT) SMK Negeri 1
Bojongpicung terdapat permasalahan rendahnya hasil belajar pada
menghitung kebutuhan pupuk bagi siswa. Rendahnya prestasi siswa pada
kompetensi dasar menghitung kebutuhan pupuk berdasarkan studi
pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti ditemukan bahwa pada
kompetensi dasar menghitung kebutuhan pupuk pada tahun 2011-2012
rata-rata siswa belum mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal 75, oleh
karena itu untuk mengatasi permasalahan tersebut siswa perlu melakukan
latihan secara terbimbing agar kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat
ditunjukan serta siswa dapat mengambil hikmah dalam belajar dari
kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan. Latihan dengan guru bisa
dilakukan di dalam kelas pada proses pembelajaran dengan kulsponsi
dimana siswa diberi latihan-latihan yaitu dengan memberi soal uraian.
Dalam melakukan latihan, siswa mendapat bimbingan baik secara individu
maupun kelompok.
Kulsponsi merupakan gabungan dari metode ceramah, responsi,
dan latihan terbimbing.Pada pembelajaran kulsponsi melalui metode
ceramah, siswa mendapat penjelasan materi pelajaran dari guru, sedangkan
melalui metode responsi dan latihan terbimbing siswa dapat belajar secara
aktif dalam pembelajaran yang diberikan dengan mengarahkan kepada
Berdasarkan uraian, penulis terdorong untuk melakukan penelitian
dengan judul “Peningkatan Kemampuan Siswa Dalam Memecahkan
Masalah Melalui Pembelajaran Kulsponsi Pada Kompetensi Dasar
Menghitung Kebutuhan Pupuk”(Penelitian dilakukan di SMK Negeri 1
Bojongpicung).
I.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang dapat di identifikasi suatu masalah
yang akan diteliti yaitu:
1. Siswa mengalami kesulitanketika melakukan perhitungan kebutuhan
pupuk bagi tanaman.
2. Metode pembelajaran yang digunakan kurang menarik dan
pembelajaran kurang aktif.
3. Siswa belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) pada
kompetensi dasar menghitung kebutuhan pupuk.
I.3.Batasan Masalah
Agar penelitian lebih terarah, maka di dalam penelitian ini penulis
melakukan batasan masalah pada:
1. Kemampuan siswa dalam memecahkanmasalah melalui
pembelajarankonvensional pada kompetensi dasar menghitung
kebutuhan pupuk meliputi empat aspek yaitu : Kemampuan memahami
melakukan perhitungan, kemampuan memeriksa kembali hasil (Kelas
Kontrol).
2. Kemampuan siswa dalam memecahkanmasalah melalui pembelajaran
kulsponsi pada kompetensi menghitung kebutuhan pupuk meliputi
empat aspek yaitu : Kemampuan memahami masalah, kemampuan
membuat rencana pemecahan, kemampuan melakukan perhitungan,
Kemampuan memeriksa kembali hasil (Kelas Eksperimen).
I.4.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka penulis merumuskan
masalah, yaitu Bagaimana peningkatan kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah melalui pembelajaran kulsponsi pada kompetensi
dasar menghitung kebutuhan pupuk di SMK Negeri 1 Bojongpicung, yang
meliputi empat aspek :
a) Kemampuan memahami masalah
b) Kemampuan membuat rencana pemecahan
c) Kemampuan melakukan perhitungan
I.5.Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum :
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah melalui pembelajaram
kulsponsi pada kompetensi dasar menghitung kebutuhan pupuk.
2. Tujuan Khusus:
Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah melalui pembelajaran
kulsponsi pada kompetensi dasar menghitung kebutuhan pupuk
meliputi empat aspek, yaitu :
a) Kemampuan memahami masalah
b) Kemampuan membuat rencana pemecahan
c) Kemampuan melakukan perhitungan
d) Kemampuan memeriksa kembali hasil
I.6.Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Memberikan informasi sejauh mana pengaruhpembelajaran kulsponsi
terhadap peningkatan kemampuan memecahkan masalah siswa pada
2. Sebagai bahan masukan bagi guru dalam meningkatkan kemampuan
memecahkan masalah siswa pada kompetensi dasar menghitung
kebutuhan pupuk.
I.7.Sistematika Penulisan
Agar pembahasan dalam penelitian ini terdapat kesinambungan
dan sistematis, maka dalam penulisannya ini mencakup lima bab
berdasarkan pembahasan sebagai berikut :
BAB 1 PENDAHULUAN, berisi tentang latar belakang penelitian,
identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN,
berisi tentang kajian pustaka mengenai belajar dan pembelajaran, metode
pembelajaran,pengertian kemampuan, pengertian pemecahan masalah,
menghitung kebutuhan pupuk, serta kerangka pemikiran.
BAB III METODE PENELITIAN, berisi tentang lokasi dan subjek
penelitian, metode dan desain penelitian, definisi operasional, variabel
penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian, tahapan penelitian,
teknik pengumpulan data penelitian serta teknik pengolahan dan analisis
data.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN, berisi tentang hasil
penelitian selama dilapangan serta berisi mengenai pembahasan dari hasil
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI, berisi tentang
kesimpulan dari hasil penelitian dan rekomendasi dari peneliti
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB III
METODE PENELITIAN
1.1.Lokasi Dan Subjek Penelitian
1. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri
1 Bojongpicung Kabupaten Cianjur.
2. Subjek penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas X Agribisnis Produksi Tanaman
SMK Negeri 1 Bojongpicung Kabupaten Cianjur.
1.2.Metode Dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi
eksperimental design. Metode ini dipilih karena harus dijalankan dengan
menyelidiki suatu kelompok yang diberikan perlakuan. Desain penelitian
yang digunakan adalah desain penelitian control group pretes-posttest.
Adapun rancangan penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen Q1 X1 Q3
Kontrol Q2 X2 Q4
Keterangan: Q1 dan Q2 :Pretest
Q3 dan Q4 :Posttest
X1: Penggunaan Model Pembelajaran Kulsponsi
X2 : Penggunaan Model Pembelajaran Konvensional
1.3.Definisi Operasional
Guna menghindari salah penafsiran dalam penelitian ini, maka penulis
menjelaskan istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut:
1. Peningkatan kemampuan
Peningkatan kemampuan merupakan potensi yang
menitikberatkan kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa
berdasarkan pengalaman kehidupannya sehari-hari, sehingga
pengalamannya itu dapat dijadikan sumber untuk memcahkan maalah
yang diberikan oleh guru.
2. Memecahkan masalah
Memecahkan masalah merupakan suatu aktifitas dasar bagi
manusia karena pendidikan pada hakikatnya adalah suatu proses secara
terus menerus yang ada pada manusia untuk menghadapi atau
memecahkan masalah-masalah dalam hidupnya sehingga siswa harus
selalu dilatihkan kemampuan pemecahan masalah. Pemecahan masalah
merupakan suatu kegiatan manusia yang menerapkan konsep-konsep dan
aturan-aturan yang diperoleh sebelumnya. Dahar (1996:135) dalam
3. Pembelajaran
Pembelajaran menurut Trianto (2009:17) merupakan aspek
kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak spenuhnya dapat dijelaskan.
Pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan siswa,
dimana antara keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan
terarah menuju pada suatu target yang telah di terapkan sebelumnya.
4. Pembelajaran kulsponsi
Utomo dan Ruijter (1991:206) mengungkapkan bahwa kulsponsi
adalah suatu cara penyelenggaraan pembelajaran yang merupakan
kombinasi antara pembelajaran ceramah, responsi dan pembelajaran
latihan terbimbing. Melalui pembelajaran kulsponsi diharapkan kelemahan
dari masing-masing metode yang diterapkan dalam pembelajaran dapat
diminimalkan.
1.4.Variabel Penelitian
Variabel dibedakan menjadi dua kategori, yaitu variabel
eksperimen dan variabel kontrol.Variabel eksperimen pada penelitian ini
adalah hasil belajar kelas yang menggunakan pembelajaran Kulsponsi
(X1).Variabel kontrol pada penelitian ini adalah hasil belajar kelas yang
1.5.Populasi dan Sampel
Populasi keseluruh subjek yang berada pada lingkungan
penelitian.Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X APT SMKN 1
Bojongpicung Cianjur. Berdasarkan distribusi populasi pada tiap kelas, yang
menjadi sampel penelitian ini merupakan sampel total. Sehingga sampel
dalam penelitian ini diambil sebesar populasi yaitu seluruh siswa kelas X
APT sebanyak 2 kelas.
1.6.Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga
lebih mudah diolah.Instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data pada
penelitian yaitu tes kemampuan memecahkan masalah.
Instrumen ini dibuat oleh peneliti.Tes kemampuan memecahkan
masalah terdiri dari soal uraian dengan disertai wacana yang berisikan
masalah tentang kebutuhan pupuk. Soal uraian ini memuat langkah-langkah
dalam memecahkan masalah, yaitu memahami masalah, merencanakan
pemecahan masalah, melaksanakan perhitungan dan memeriksa kembali
proses dan hasil.
Untuk memperoleh soal uraian yang baik, sama halnya dengan soal
maupun analisis kuantitatif. Analisis kualitatif atau yang dikenal dengan
telaah mutu soal dilakuka setelah soal tersusun (Zulaiha, 2011:26).
1. Analisis kualitatif ini dilakukan oleh ahli yang menguasai materi atau
Expert-judgement, yaitu oleh guru produktif dan ketua jurusan
Agribisnis Produksi Tanaman (APT) SMK Negeri 1 Bojongpicung
serta oleh dosen PPPPTK Pertanian Cianjur.
2. Analisis Kuantitatif dilakukan untuk memperoleh apakah sebuah soal
dapat membedakan antara siswa yang mempunyai kemampuan tinggi
dengan kemampuan rendah. Dari hasil analisis kuantitatif dapat
diketahui daya pembeda soal dan tingkat kesukaran.
a. Daya Pembeda
Dari hasil analisis kuantitatif soal uraian diperoleh daya
pembeda soal dan tingkat kesukaran.Soal yang baik adalah soal
yang dapat membedakan kelompok siswa yang berkemampuan
tinggi dan berkemampuan rendah. Indeks yang dapat mengukur
perbedaan itu adalah daya beda (item discrimination). Daya
pembeda soal uraian diperoleh melalui perhitungan dengan
menggunakan rumus :
DP : daya pembeda soal uraian
MeanA : rata-rata skor siswa kelompok atas
MeanB : rata-rata skor siswa pada kelompok bawah
Skor Maksimum : skor maksimum yang ada pada pedoman penskoran
��=
MeanA −Mean B
Soal yang baik atau diterima bila memiliki daya pembeda
soal di atas 0,25 karena soal tersebut dapat membedakan kelompok
siswa yang berkemampuan tinggi dan berkemampuan rendah.
Berikut ini kriteria daya pembeda soal:
Tabel 3.2. Kriteria Daya Pembeda Soal
Kriteria Daya Pembeda Keterangan
DP > 0,25 Diterima
0 > DP ≤ 0,25 Diperbaiki
DP ≤ 0 Ditolak
(Zulaiha, 2011:29)
a. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran adalah proporsi siswa yang menjawab
benar.Tingkat kesukaran berkisar antara 0 sampai dengan 1.Makin
besar tingkat kesukaran makin mudah soal tersebut begitu pula
sebaiknya makin kecil tingkat kesukaran makin sukar soal tersebut.
Menurut klasifikasi Puspendik dalam (Zulaiha, 2011:35)
tingkat kesukaran soal diperoleh melalui perhitungan dengan
menggunakan rumus :
TK : tingkat kesukaran soal uraian
Mean : rata-rata skor siswa
Skor Maksimum : skor maksimum yang ada pada pedoman penskoran
TK =
Mean
Tingkat kesukaran biasanya dibagi menjadi 3 kategori yaitu soal
sukar, soal sedang dan soal mudah.Berikut ini kriteria tingkat kesukaran
soal.
Tabel 3.3. Kriteria Tingkat Kesukaran Soal
Kriteria Tingkat Kesukaran Kategori
TK < 0,3 Sukar
0,3 ≤ TK ≤ 0,7 Sedang
TK > 0,7 Mudah
(Zulaiha, 2011:36)
1.7.Tahapan Penelitian
Tahapan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Tahap persiapan
Pada tahap persiapan penulis melaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai
berikut :
a. Orientasi atau studi pendahuluan hingga identifikasi awal masalah,
b. Menentukan judul penelitian dan membuat proposal penelitian,
c. Melaksanakan bimbingan proposal penelitian dengan dosen
pembimbing,
d. Melaksanakan seminar proposal penelitian (seminar 1),
e. Memperbaiki proposal penelitian dari hasil seminar I dan disesuaikan
dengan arahan dari para dosen pembimbing,
f. Mengajukan surat izin observasi dan penelitian di SMK Negeri 1
Bojongpicung,
g. Melaksanakan observasi tempat penelitian di SMK Negeri 1
h. Mengadakan konsultasi hasil penelitian dengan Guru Mata Pelajaran
Produktif yang mengampu kompetensi dasar menghitung kebutuhan
pupuk,
i. Membagi subjek penelitian menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok kontrol menggunakan
pembelajaran konvensional, sedangkan kelompok eksperimen
menggunakan pembelajaran kulsponsi,
j. Menyusun instrumen penelitian dan perangkat pembelajarannya
(rencana pelaksanaan pembelajaran, bahan ajar, soal pre test dan post
test);
k. Memberikan pre test dengan menggunakan soal uraian, setelah terlebih
dahulu meminta lembar expert judgement (pernyataan) pada guru mata
pelajaran yang bersangkutan dan dosen PPPPTK Pertanian Cianjur
guna validasi soal-soal tersebut,
l. Mengolah data hasil pre test, data hasil pre test kemudian diuji beda
antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen.
2. Tahap pelaksanaan
Penelitian ini dilakukan selama tiga kali pertemuan. Secara
Penelitian ini melakukan pembelajaran secara konvensional pada
kelompok kontrol dan melakukan pembelajaran pada kelompok
eksperimen dengan pembelajarankulsponsi.Pembelajaran secara
konvensional dilakukan dengan metode ceramah. Sedangkan
dengan menggunakan metode ceramah, metode responsi dan metode
latihan terbimbing serta menggunakan media serta sumber belajar.
Pelaksanaan pembelajaran antara kelas kontrol dengan kelas
eksperimen pada setiap pertemuan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.4. Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol dan KelasEksperimen
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Pertemuan I
Kegiatan awal :
Ber do’a sebelum pelajaran berlangsung absensi siswa
pre test
Kegiatan inti :
Guru memberikan materi pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran
konvensional
Guru menyimpulkan materi pebelajaran
Kegiatan akhir :
Guru
menginformasikan materi pelajaran selanjutnya dan
Kegiatan awal :
Berdoa,sebelum pelajaran berlangsung
Absensi siswa Pre test
memungkinkan
munculnya reaksi individu terhapa stimulus yang diberikan
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai sebagai hasil pembelajaran yang dilakukan
Guru menempatkan bahan pelajaran dalam kerangka yang lebih besar
Memberikan apersepsi
Kegiatan inti :
Guru menempatkan bahan pelajaran dalam kerangka yang lebih besar
Guru menjelaskan materi dengan menggunakan pembelajaran kulsponsi Guru mengajukan
pertanyaan-pertanyaan kepada siswa untuk mengaktifkan siswa
Kegiatan akhir :
menutup pelajaran kerja siswa sambil memberikan penguatan Guru menginformasikan
materi pembelajaran selanjutnya
Guru menutup pelajaran dengan
Pertemuan II
Kegiatan awal :
Berdo’a sebelum
pelajaran berlangsung Absensi siswa
Kegiatan inti :
Guru memberikan materi dengan menggunakan pembelajaran konvensional
Guru menyimpulkan materi pebelajaran
Kegiatan awal :
Berdo’a sebelum pelajaran berlangsung Absensi siswa
Menciptakan suasana belajar yang menarik, memungkinkan
munculnya reaksi individu terhapa stimulus yang diberikan
Menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai sebagai hasil pembelajaran yang dilakukan
Guru menempatkan bahan pelajaran dalam kerangka yang lebih besar
Memberikan apersepsi
Kegiatan inti :
Guru menjelaskan bagian-bagian materi yang penting dengan menggunakan
pembelajaran kulsponsi Guru mengajukan
pertanyaan-pertanyaan untuk mengaktifkan siswa/ respon siswa Menggalakan siswa untuk
bertanya dan memberikan tanggapan
Siswa aktif bertanya kepada guru
Kegiatan akhir :
Guru
menginformasikan materi pelajaran selanjutnya dan menutup pelajaran
yang diberikan secara berkelompok
Siswa maju kedepan papan tulis untuk mengerjakan soal
Guru membimbing siswa terhadap kesulitan-kesulitan yang dialami pada saat mengejarkan soal latihan
Siswa mengoreksi diri sendiri dalam
mengerjakan soal-soal latihan
Kegiatan akhir :
Guru menyimpulkan materi pembelajaran Guru menanggapi hasil
kerja peserta didik sambil memberikan penguatan Guru menginformasikan
materi pembelajaran selanjutnya
Guru menutup pelajaran
Pertemuan III
Kegiatan awal :
Berdoa, sebelum pelajaran berlangsung Absensi siswa
Kegiatan inti :
Guru memberikan materi dengan menggunakan
Kegiatan awal :
Berdo’a sebelum
pelajaran berlangsung Absensi siswa
Menciptakan suasana belajar yang menarik, memungkinkan
munculnya reaksi individu terhapa stimulus yang diberikan
Menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai sebagai hasil pembelajaran yang dilakukan
Kegiatan inti :
pembelajaran konvensional
Guru menyimpulkan materi pebelajaran
Kegiatan akhir :
Post test, guru menutup pelajaran
Guru menjelaskan materi dengan menggunakan pembelajaran kulsponsi Guru mengajukan
pertanyaan-pertanyaan kepada siswa untuk mengaktifkan peserta didik/respon siswa Siswa aktif bertanya Siswa memecahkan
masalah yang terkait dengan soal-soal latihan yang diberikan secara berkelompok
Siswa maju kedepan papan tulis untuk mengerjakan soal
Guru membimbing siswa terhadap kesulitan-kesulitan yang dialami pada saat mengejarkan soal latihan
Siswa mengoreksis diri sendiri dalam
mengerjakan soal-soal latihan
Kegiatan akhir :
Guru menyimpulkan materi pembelajaran Guru menanggapi proses
pembelajaran sambil memberikan penguatan, Guru memberikan post
test
Guru menutup pelajaran
3. Tahap pengolahan data
a. Menganalisis hasil tes (pretes dan postes)
b. Pengolahan data dilakukan untuk menguji peningkatan (gain)
d. Penyusunan laporan skripsi.
3.6.Teknik Pengumpulan Data Penelitian
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian.Dalam penelitian ini
penulis menggunakan teknik pengumpulan data tes uraian. Data yang
diperoleh dengan teknik-teknik tersebut dikumpulkan secara bertahap pada
setiap pelaksanaan pembelajaran, mengenai materi yang akan dan telah
diberikan kepada subjek penelitian. Pada penelitian ini metode tes digunakan
untuk mengumpulkan data mengenai pengetahuan awal siswa (pre test) dan
hasil belajar siswa (post test).
Tipe tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe tes uraian.
Penggunaan tipe tes uraian memiliki keunggulan, Ruseffendi (1998:104)
menyatakan bahwa dengan tipe tes uraian akan terlihat sifat kreatif pada diri
siswa dan hanya siswa yang telah menguasai materi secara betul-betullah
yang dapat memberikan jawaban yang baik dan benar. Pemberian tes uraian
dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan penalaran induktif siswa.Melalui
tes uraian dapat diketahui dari langkah-langkah pengerjaan siswa, pola pikir
3.7.Teknik Pengolahan Dan Analisis Data
Analisis data penelitian merupakan langkah yang sangat penting dalam
kegiatan penelitian, analisis data yang benar dan tepat akan menghasilkan
kesimpulan yang benar. Analisis data yang dilakukan yaitu :
1. Menghitung skor tes individu per aspek kemampuan
Hasil pre test dan post testsiswa dinilai dengan menggunakan kriteria
penilaian yang sudah ditetapkan. Nilai rata-rata yang di hitung adalah nilai
per aspek yaitu nilai: Memahami masalah, membuat rencana pemecahan,
melaksanakan perhitungan dan memeriksa kembali hasil.
�1 =
1 �
2 = 2
Keterangan :
M1 = nilai rata-rata kelas eksperimen
X = nilai data per aspek
kemampuan dikelas eksperimen n1 = jumlah soal
M2 = nilai rata-rata kelas kontrol
Y = nilai data pek aspek kemampuan di kelas kontrol n2 = jumlah soal
2. Menghitung skor tes individu
Hasil pre test dan post testsiswa dinilai scara keseluruhan dengan
menggunakan kriteria penilaian yang sudah ditetapkan.
3. Menghitung nilai rata-rata kelas
Rumus untuk mencari mean kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah
sebagai berikut :
�1 =
1 �
Keterangan :
M1 = nilai rata-rata kelas eksperimen
X = nilai data di kelas eksperimen n1 = jumlah data di kelas
eksperimen
M2 = nilai rata-rata kelas kontrol
Y = nilai data di kelas kontrol n2 = jumlah data di kelas control
4. Data yang diperoleh dari nilai siswa diolah menjadi nilai huruf dengan
interpretasi A (Amat Baik), B (Baik), C (Cukup), D (Kurang), dan E
(Kurang Sekali). Menentukan nilai huruf tersebut dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
a. Menentukan skor maksimal ideal
b. Mencari mean ideal dengan rumus:
Mean ideal M = 1
2x skor maksimal ideal
(Purwanto, 2007: 95)
c. Mencari deviasi standar dengan menggunakan rumus:
Deviasi standar DS = 1
3M
(Purwanto, 2007: 95)
d. Menentukan batas bawah D atau batas lulus dimana batas lulus sama
dengan mean
e. Menentukan batas atas D dengan menggunakan rumus :
D = M + 1 SUD
(Purwanto, 2007: 95)
f. Menentukan batas atas C dengan menggunakan rumus :
C = M + 2 SUD
g. Menentukan batas atas B dengan menggunakan rumus :
B = M + 3 SUD
(Purwanto, 2007: 95)
Data perhitungan nilai huruf terdapat pada lampiran 5. Adapun konversi
nilai tersaji pada tabel berikut ini.
Tabel 3.5. Konversi Nilai
No Nilai Huruf Keterangan
1 ≥ 88,26 A AmatBaik
2 75,6 – 88,25 B Baik
3 62,76 – 75,5 C Cukup
4 50,01 – 62,75 D Kurang
5 ≤ 50 E KurangSekali
5. Uji Gain (peningkatan)
Data peningkatan merupakan data yang diperoleh dari selisih
antara pre test dan post test yang diberikan kepada siswa. Pengujian
peningkatan dilakukan dengan menggunakan rumus gain skor
ternormalisasi. < �>= � − � �
� �� � − � �
Keterangan :
< g > = gain skor ternormalisasi Post test = skor hasil post test Pre test = skor hasil pre test Skor maksimum = skor tertinggi
Menurut Hake (1998), tingkat perolehan gain skor ternormalisasi
dikategorikan ke dalam tiga kategori, yaitu :
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1.Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan oleh penulis
mengenai Peningkatan Kemampuan Siswa Dalam Memecahkan Masalah
Melalui Pembelajaran Kuslponsi Pada Kompetensi Dasar Menghitung
Kebutuhan Pupuk (Penelitian dilakukan di SMK Negeri 1 Bojongpicung
Cianjur) dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil penelitian terdapat peningkatan kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah pada kompetensi dasar Menghitung Kebutuhan
Pupuk. Dimana pada kelas kontrol menerapkan pembelajaran
Konvensional, sedangkan pada kelas eksperimen menerapkan
pembelajaran Kulsponsi. Dari peningkatan ini sehingga dapat
dikatakan bahwa penerapan pembelajaran Kulsponsi lebih berhasil
dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah
pada Kompetensi Dasar Menghitung Kebutuhan Pupuk.
2. Peningkatan kemampuan memecahkan masalah pada aspek memahami
masalah kelas eksperimen dan kelas kontrol berada pada interpretasi
Tinggi. Tetapi hasil nilai gain atau indeks kedua kelas tersebut
berbeda, nilai gain atau indeks nya lebih besar kelas eksperimen
sebesar 0,95 sedangkan dengan kelas kontrol sebesar 0,88.
3. Hasil penelitian terdapat perbedaan bahwa peningkatan kemampuan
kelas eksperimen berada pada interpretasi Tinggi sedangkan pada kelas
kontrol berada pada interpretasi Sedang.
4. Hasil penelitian terdapat perbedaan bahwa peningkatan kemampuan
memecahkan masalah pada aspek melaksanakan perhitungan untuk
kelas eksperimen berada pada interpretasi Tinggi sedangkan pada kelas
kontrol berada pada interpretasi Sedang.
5. Hasil penelitian terdapat perbedaan bahwa peningkatan kemampuan
memecahkan masalah pada aspek memeriksa kembali hasil untuk kelas
eksperimen berada pada interpretasi Sedang ini dikarenakan karena
ketidak telitian siswa dalam memeriksa kembali hasil dari awal, selain
itu karena jam pelajaran yang sudah habis dan adanya faktor eksternal
yaitu karena siswa pengen cepat beres melihat siswa lain yang sudah
beres dalam mengerjakan soal, sedangkan pada kelas kontrol berada
pada interpretasi Rendah.
5.2.REKOMENDASI
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah penulis
lakukan, bahwa penerapan pembelajaran kulsponsi dapat meningkatkan
kemampuan hasil belajar siswa untuk memecahkan masalah pada
menghitung kebutuhan pupuk. Oleh karena itu pembelajaran kulsponsi
dapat diaplikasikan terhadap proses pembelajaran pada kompetensi dasar
menghitung kebutuhan pupuk. Selain itu siswa yang belum mencapai
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2011). Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir Siswa Pada Pembelajaran Teknologi Informasi Dan Teknoligi (TIK).[Online] Tersedia
:http://ilmucerdaspendidikan.wordpress.com/2011/04/27/penerapan- strategi-pembelajaran-peningkatan-kemampuan-berfikir-siswa-pada-pembelajaran-teknologi-informasi-dan-komunikasi-tik/[06 Juli 2012]
Arikunto.(2005). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik (Cetakan ketigabelas).Jakarta. PT Asdi Mahasatya
Arvio.(2012). Pengertian Kemampuan Kognitif.[Online]. Tersedia: http://education-vionet.blogspot.com/2012/04/pengertian-kemampuan-kognitif.htm [21Juni 2012]
Dimyati, Mudjiono. (2002). Belajar Dan Pembelajaran (Cetakan kedua). Jalarta. PT Asdi Mahasatya
Hanurda.(2012). Kemampuan (ability).Universitas Kristen Petra.[Online]. Tersdia:http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?submit.x=20&submit.y=23&p age=2&qual=high&submitval=prev&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Feman %2F2008%2Fjiunkpe-ns-s1-2008-31403361-9052-hanurda-chapter2.pdf [27 Juni 2012]
Isjoni.(2003). SMK Dan Permasalahannya.[Online]. Tersedia: http://re-searchengines.com/isjoni3.html [06 Juli 2012]
Istanto, Djatmiko. (2012). Inkonsistensi Penyelenggaraan Pendidikan Sekolah Menengah Atas Dan Sekolah Menengah Kejuruan. Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogya.
Juniarti, Santi R. (2007). Penerapan Metode Praktikum Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Memecahkan Masalah Pada Pembelajaran Fisika. Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.
Lasti Utama, Ridha. (2009). Analisis Kecakapan Berpikir Siswa SMA Pada Pembelajaran Aplikatif.[Online]. Tersedia:
Purwanto, M. Ngalim. 2007. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Rosdakarya
Sugioyono.(2010). Metode Penelitian Bisnis. Bandung.Alfabeta.
Sugiyono.(2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D (Cetakan Kelimabelas).Bandung. Alfabeta
Trianto (2009). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Surabaya : Prestasi Pustaka
Utami, Rhida lasti. (2011). Analisis Kemampuan Memecahkan Masalah Siswa Pada Konsep Sistem Pertahanan Tubuh Melalui Problem Based Learning. Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.
Yuwarmansyan, Mustafa Ibrahim. (2012). Metode Belajar Kulsponsi.[Online]. Tersedia: http://www.scribd.com/archive/plans?doc=57661293 [14 Agustus 2012]