• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MELALUI PEMBELAJARAN KULSPONSI PADA KOMPETENSI DASAR MENGHITUNG KEBUTUHAN PUPUK: Penelitian di Lakukan di SMK Negeri 1 Bojongpicung Cianjur.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MELALUI PEMBELAJARAN KULSPONSI PADA KOMPETENSI DASAR MENGHITUNG KEBUTUHAN PUPUK: Penelitian di Lakukan di SMK Negeri 1 Bojongpicung Cianjur."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

UCAPAN TERIMAKASIH ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Identifikasi Masalah ... 3

1.3.Batasan Masalah... 3

1.4.Rumusan Masalah ... 4

1.5.Tujuan Penelitian ... 5

1.6.Manfaat Penelitian ... 5

1.7.Sistematika Penulisan ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 8

2.1.Kajian Pustaka ... 8

2.1.1.Belajar dan Pembelajaran ... 8

2.1.2. Metode Pembelajaran ... 9

2.1.3. Peningkatan Kemampuan ... 9

2.1.4. Memecahkan Masalah ... 11

2.1.5. Kulsponsi ... 18

2.1.6. Hasil Belajar ... 23

2.1.7. Menghitung Kebutuhan Pupuk... 24

(2)

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

3.1. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 28

3.2. Metode dan Desain Penelitian ... 28

3.3. Definisi Operasional... 29

3.4. Variabel Penelitian ... 30

3.5. Populasi dan Sampel ... 31

3.6. Instrumen Penelitian ... 31

3.7. Tahapan Penelitian ... 34

3.8. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ... 40

3.9. Teknik Pengolahan Data Penelitian ... 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 44

4.1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 44

4.2. Hasil Analisis Data ... 47

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian ... 58

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 63

5.1. Kesimpulan ... 63

5.2. Rekomendasi ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 65

LAMPIRAN

(3)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Pedoman Penilaian Kemampuan Pemecahan Masalah

Menurut Schoen danOehmke ... 17

Tabel 3.1.Desain Penelitain... 28

Tabel 3.2. KriteriaDaya Pembeda Soal ... 33

Tabel 3.3. Kriteria Tingkat Kesukaran Soal ... 34

Tabel 3.4. Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen .... 36

Tabel 3.5. Konversi Nilai ... 43

Tabel 4.1. Perbandingan Nilai Rata-rata Kemampuan Memecahkan Masalah Pre Test Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 49

Tabel 4.2. Perbandingan Nilai Rata-rata Kemampuan Memecahkan Masalah Post Test Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 51

Tabel 4.3. Perbandingan Distribusi Frekuensi Skor Pre Test Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 52

(4)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Skema Kerangka Pemikiran ... 27

Gambar 4.1. Diagram Perbandingan NilaiRata-rata Pre Test Kemampuan

Memecahkan Masalah Kelas Kontroldan Kelas Eksperimen ... 48

Gambar 4.2. Diagram Perbandingan Nilai Rata-rataPost Test Kemampuan

Memecahkan Masalah Kelas Kontroldan Kelas Eksperimen ... 50

Gambara 4.3.Diagram Perbandingan Nilai Rata-rata Pre Test Kelas Kontrol

dan Kelas Eksperimen ... 52

Gambara 4.4.Diagram Perbandingan Nilai Rata-rata Post Test Kelas Kontrol

dan Kelas Eksperimen ... 54

Gambara 4.5.Diagram Perbandingan Hasil Uji N-Gain Kemampuan

Memecahkan Masalah Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 56

Gambara 4.6.Diagram Perbandingan Hasil Uji N-Gain Kelas Kontrol dan

(5)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran1 Rencana Pelaksanaa Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ... 68

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen .... 77

Lampiran 3 Kisi-kisi Soal ... 99

Lampiran 4 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 101

Lampiran 5 Data Nilai Pre Test Kemampuan Memecahkan Masalah Kelas Kontrol ... 105

Lampiran 6 Data Nilai Post Test Kemampuan Memecahkan Masalah Kelas Kontrol ... 106

Lampiran 7 Data Nilai Pre Test Kemampuan Memecahkan Masalah Kelas Eksperimen ... 107

Lampiran 8 Data Nilai Post Test Kemampuan Memecahkan Masalah Kelas Eksperimen ... 108

Lampiran 9 Nilai Rata-rata Pre Test Kemampuan Memecahkan Masalah Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 109

Lampiran 10 Nilai Rata-rata Post Test Kemampuan Memecahkan Masalah Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 109

Lampiran 11 Perhitungan Nilai N-gain Kemampuan Memecahkan Masalah Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 110

Lampiran 12 Menginterpretasikan Nilai Individu ... 112

Lampiran 13 Nilai Rata-rata Pre Test ... 113

Lampiran 14 Nilai Rata-rata Post Test ... 114

Lampiran 15 Data Uji Gain Kelas Kontrol ... 115

Lampiran 16 Data Uji Gain Kelas Eksperimen... 116

Lampiran 17 Tingkat Kesukaran Kelas Eksperimen ... 117

Lampiran 18 Tingkat Kesukaran Kelas Kontrol ... 118

Lampiran 19 Daya Pembeda Kelas Kontrol... 119

Lampiran 20 Daya Pembeda Kelas Eksperimen ... 121

Lampiran 21 Dokumentasi Penelitian ... 123

(6)

Lampiran 23 Lembar Telaah Soal/ Expert-judgement ... 126

Lampiran 24 Lembar Observasi Keterlaksanakan RPP Kelas Eksperimen ... 137

Lampiran 25 Surat Telah Melakukan Penelitian ... 143

Lampiran 26 Surat SK Pembimbing ... 144

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1.Latar Belakang

Pendidikan di Indonesia terbagi menjadi tiga sistem. Hal tersebut

dituangkan dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Pasal 18 (1) Pendidikan menengah merupakan

lanjutan pendidikan dasar. (2) Pendidikan menengah terdiri atas

pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. (3)

Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA),

Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan

Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.

SMK merupakan salah satu lembaga pendidikan yang bertanggung

jawab untuk menciptakan sumber daya manusia yang memiliki

kemampuan, keterampilan dan keahlian, sehingga lulusannya dapat

mengembangkan kinerja apabila terjun dalam dunia kerja. Pendidikan

SMK itu sendiri bertujuan meningkatkan kemampuan siswa untuk dapat

mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,

teknologi dan kesenian, serta menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan

kerja dan mengembangkan sikap professional (Isjoni:2003).

Penyelenggaraan proses pembelajaran dilaksanakan melalui bagaimana

siswa mampu untuk memecahkan masalah pada pembelajaran yang di

(8)

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran

produktif kelas X Agribisnis Produksi Tanaman (APT) SMK Negeri 1

Bojongpicung terdapat permasalahan rendahnya hasil belajar pada

menghitung kebutuhan pupuk bagi siswa. Rendahnya prestasi siswa pada

kompetensi dasar menghitung kebutuhan pupuk berdasarkan studi

pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti ditemukan bahwa pada

kompetensi dasar menghitung kebutuhan pupuk pada tahun 2011-2012

rata-rata siswa belum mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal 75, oleh

karena itu untuk mengatasi permasalahan tersebut siswa perlu melakukan

latihan secara terbimbing agar kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat

ditunjukan serta siswa dapat mengambil hikmah dalam belajar dari

kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan. Latihan dengan guru bisa

dilakukan di dalam kelas pada proses pembelajaran dengan kulsponsi

dimana siswa diberi latihan-latihan yaitu dengan memberi soal uraian.

Dalam melakukan latihan, siswa mendapat bimbingan baik secara individu

maupun kelompok.

Kulsponsi merupakan gabungan dari metode ceramah, responsi,

dan latihan terbimbing.Pada pembelajaran kulsponsi melalui metode

ceramah, siswa mendapat penjelasan materi pelajaran dari guru, sedangkan

melalui metode responsi dan latihan terbimbing siswa dapat belajar secara

aktif dalam pembelajaran yang diberikan dengan mengarahkan kepada

(9)

Berdasarkan uraian, penulis terdorong untuk melakukan penelitian

dengan judul “Peningkatan Kemampuan Siswa Dalam Memecahkan

Masalah Melalui Pembelajaran Kulsponsi Pada Kompetensi Dasar

Menghitung Kebutuhan Pupuk”(Penelitian dilakukan di SMK Negeri 1

Bojongpicung).

I.2.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang dapat di identifikasi suatu masalah

yang akan diteliti yaitu:

1. Siswa mengalami kesulitanketika melakukan perhitungan kebutuhan

pupuk bagi tanaman.

2. Metode pembelajaran yang digunakan kurang menarik dan

pembelajaran kurang aktif.

3. Siswa belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) pada

kompetensi dasar menghitung kebutuhan pupuk.

I.3.Batasan Masalah

Agar penelitian lebih terarah, maka di dalam penelitian ini penulis

melakukan batasan masalah pada:

1. Kemampuan siswa dalam memecahkanmasalah melalui

pembelajarankonvensional pada kompetensi dasar menghitung

kebutuhan pupuk meliputi empat aspek yaitu : Kemampuan memahami

(10)

melakukan perhitungan, kemampuan memeriksa kembali hasil (Kelas

Kontrol).

2. Kemampuan siswa dalam memecahkanmasalah melalui pembelajaran

kulsponsi pada kompetensi menghitung kebutuhan pupuk meliputi

empat aspek yaitu : Kemampuan memahami masalah, kemampuan

membuat rencana pemecahan, kemampuan melakukan perhitungan,

Kemampuan memeriksa kembali hasil (Kelas Eksperimen).

I.4.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka penulis merumuskan

masalah, yaitu Bagaimana peningkatan kemampuan siswa dalam

memecahkan masalah melalui pembelajaran kulsponsi pada kompetensi

dasar menghitung kebutuhan pupuk di SMK Negeri 1 Bojongpicung, yang

meliputi empat aspek :

a) Kemampuan memahami masalah

b) Kemampuan membuat rencana pemecahan

c) Kemampuan melakukan perhitungan

(11)

I.5.Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum :

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan

kemampuan siswa dalam memecahkan masalah melalui pembelajaram

kulsponsi pada kompetensi dasar menghitung kebutuhan pupuk.

2. Tujuan Khusus:

Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan

kemampuan siswa dalam memecahkan masalah melalui pembelajaran

kulsponsi pada kompetensi dasar menghitung kebutuhan pupuk

meliputi empat aspek, yaitu :

a) Kemampuan memahami masalah

b) Kemampuan membuat rencana pemecahan

c) Kemampuan melakukan perhitungan

d) Kemampuan memeriksa kembali hasil

I.6.Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Memberikan informasi sejauh mana pengaruhpembelajaran kulsponsi

terhadap peningkatan kemampuan memecahkan masalah siswa pada

(12)

2. Sebagai bahan masukan bagi guru dalam meningkatkan kemampuan

memecahkan masalah siswa pada kompetensi dasar menghitung

kebutuhan pupuk.

I.7.Sistematika Penulisan

Agar pembahasan dalam penelitian ini terdapat kesinambungan

dan sistematis, maka dalam penulisannya ini mencakup lima bab

berdasarkan pembahasan sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN, berisi tentang latar belakang penelitian,

identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN,

berisi tentang kajian pustaka mengenai belajar dan pembelajaran, metode

pembelajaran,pengertian kemampuan, pengertian pemecahan masalah,

menghitung kebutuhan pupuk, serta kerangka pemikiran.

BAB III METODE PENELITIAN, berisi tentang lokasi dan subjek

penelitian, metode dan desain penelitian, definisi operasional, variabel

penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian, tahapan penelitian,

teknik pengumpulan data penelitian serta teknik pengolahan dan analisis

data.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN, berisi tentang hasil

penelitian selama dilapangan serta berisi mengenai pembahasan dari hasil

(13)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI, berisi tentang

kesimpulan dari hasil penelitian dan rekomendasi dari peneliti

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(14)

BAB III

METODE PENELITIAN

1.1.Lokasi Dan Subjek Penelitian

1. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri

1 Bojongpicung Kabupaten Cianjur.

2. Subjek penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas X Agribisnis Produksi Tanaman

SMK Negeri 1 Bojongpicung Kabupaten Cianjur.

1.2.Metode Dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi

eksperimental design. Metode ini dipilih karena harus dijalankan dengan

menyelidiki suatu kelompok yang diberikan perlakuan. Desain penelitian

yang digunakan adalah desain penelitian control group pretes-posttest.

Adapun rancangan penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen Q1 X1 Q3

Kontrol Q2 X2 Q4

(15)

Keterangan: Q1 dan Q2 :Pretest

Q3 dan Q4 :Posttest

X1: Penggunaan Model Pembelajaran Kulsponsi

X2 : Penggunaan Model Pembelajaran Konvensional

1.3.Definisi Operasional

Guna menghindari salah penafsiran dalam penelitian ini, maka penulis

menjelaskan istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut:

1. Peningkatan kemampuan

Peningkatan kemampuan merupakan potensi yang

menitikberatkan kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa

berdasarkan pengalaman kehidupannya sehari-hari, sehingga

pengalamannya itu dapat dijadikan sumber untuk memcahkan maalah

yang diberikan oleh guru.

2. Memecahkan masalah

Memecahkan masalah merupakan suatu aktifitas dasar bagi

manusia karena pendidikan pada hakikatnya adalah suatu proses secara

terus menerus yang ada pada manusia untuk menghadapi atau

memecahkan masalah-masalah dalam hidupnya sehingga siswa harus

selalu dilatihkan kemampuan pemecahan masalah. Pemecahan masalah

merupakan suatu kegiatan manusia yang menerapkan konsep-konsep dan

aturan-aturan yang diperoleh sebelumnya. Dahar (1996:135) dalam

(16)

3. Pembelajaran

Pembelajaran menurut Trianto (2009:17) merupakan aspek

kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak spenuhnya dapat dijelaskan.

Pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan siswa,

dimana antara keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan

terarah menuju pada suatu target yang telah di terapkan sebelumnya.

4. Pembelajaran kulsponsi

Utomo dan Ruijter (1991:206) mengungkapkan bahwa kulsponsi

adalah suatu cara penyelenggaraan pembelajaran yang merupakan

kombinasi antara pembelajaran ceramah, responsi dan pembelajaran

latihan terbimbing. Melalui pembelajaran kulsponsi diharapkan kelemahan

dari masing-masing metode yang diterapkan dalam pembelajaran dapat

diminimalkan.

1.4.Variabel Penelitian

Variabel dibedakan menjadi dua kategori, yaitu variabel

eksperimen dan variabel kontrol.Variabel eksperimen pada penelitian ini

adalah hasil belajar kelas yang menggunakan pembelajaran Kulsponsi

(X1).Variabel kontrol pada penelitian ini adalah hasil belajar kelas yang

(17)

1.5.Populasi dan Sampel

Populasi keseluruh subjek yang berada pada lingkungan

penelitian.Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X APT SMKN 1

Bojongpicung Cianjur. Berdasarkan distribusi populasi pada tiap kelas, yang

menjadi sampel penelitian ini merupakan sampel total. Sehingga sampel

dalam penelitian ini diambil sebesar populasi yaitu seluruh siswa kelas X

APT sebanyak 2 kelas.

1.6.Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga

lebih mudah diolah.Instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data pada

penelitian yaitu tes kemampuan memecahkan masalah.

Instrumen ini dibuat oleh peneliti.Tes kemampuan memecahkan

masalah terdiri dari soal uraian dengan disertai wacana yang berisikan

masalah tentang kebutuhan pupuk. Soal uraian ini memuat langkah-langkah

dalam memecahkan masalah, yaitu memahami masalah, merencanakan

pemecahan masalah, melaksanakan perhitungan dan memeriksa kembali

proses dan hasil.

Untuk memperoleh soal uraian yang baik, sama halnya dengan soal

(18)

maupun analisis kuantitatif. Analisis kualitatif atau yang dikenal dengan

telaah mutu soal dilakuka setelah soal tersusun (Zulaiha, 2011:26).

1. Analisis kualitatif ini dilakukan oleh ahli yang menguasai materi atau

Expert-judgement, yaitu oleh guru produktif dan ketua jurusan

Agribisnis Produksi Tanaman (APT) SMK Negeri 1 Bojongpicung

serta oleh dosen PPPPTK Pertanian Cianjur.

2. Analisis Kuantitatif dilakukan untuk memperoleh apakah sebuah soal

dapat membedakan antara siswa yang mempunyai kemampuan tinggi

dengan kemampuan rendah. Dari hasil analisis kuantitatif dapat

diketahui daya pembeda soal dan tingkat kesukaran.

a. Daya Pembeda

Dari hasil analisis kuantitatif soal uraian diperoleh daya

pembeda soal dan tingkat kesukaran.Soal yang baik adalah soal

yang dapat membedakan kelompok siswa yang berkemampuan

tinggi dan berkemampuan rendah. Indeks yang dapat mengukur

perbedaan itu adalah daya beda (item discrimination). Daya

pembeda soal uraian diperoleh melalui perhitungan dengan

menggunakan rumus :

DP : daya pembeda soal uraian

MeanA : rata-rata skor siswa kelompok atas

MeanB : rata-rata skor siswa pada kelompok bawah

Skor Maksimum : skor maksimum yang ada pada pedoman penskoran

��=

MeanA −Mean B

(19)

Soal yang baik atau diterima bila memiliki daya pembeda

soal di atas 0,25 karena soal tersebut dapat membedakan kelompok

siswa yang berkemampuan tinggi dan berkemampuan rendah.

Berikut ini kriteria daya pembeda soal:

Tabel 3.2. Kriteria Daya Pembeda Soal

Kriteria Daya Pembeda Keterangan

DP > 0,25 Diterima

0 > DP ≤ 0,25 Diperbaiki

DP ≤ 0 Ditolak

(Zulaiha, 2011:29)

a. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran adalah proporsi siswa yang menjawab

benar.Tingkat kesukaran berkisar antara 0 sampai dengan 1.Makin

besar tingkat kesukaran makin mudah soal tersebut begitu pula

sebaiknya makin kecil tingkat kesukaran makin sukar soal tersebut.

Menurut klasifikasi Puspendik dalam (Zulaiha, 2011:35)

tingkat kesukaran soal diperoleh melalui perhitungan dengan

menggunakan rumus :

TK : tingkat kesukaran soal uraian

Mean : rata-rata skor siswa

Skor Maksimum : skor maksimum yang ada pada pedoman penskoran

TK =

Mean

(20)

Tingkat kesukaran biasanya dibagi menjadi 3 kategori yaitu soal

sukar, soal sedang dan soal mudah.Berikut ini kriteria tingkat kesukaran

soal.

Tabel 3.3. Kriteria Tingkat Kesukaran Soal

Kriteria Tingkat Kesukaran Kategori

TK < 0,3 Sukar

0,3 ≤ TK ≤ 0,7 Sedang

TK > 0,7 Mudah

(Zulaiha, 2011:36)

1.7.Tahapan Penelitian

Tahapan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tahap persiapan

Pada tahap persiapan penulis melaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai

berikut :

a. Orientasi atau studi pendahuluan hingga identifikasi awal masalah,

b. Menentukan judul penelitian dan membuat proposal penelitian,

c. Melaksanakan bimbingan proposal penelitian dengan dosen

pembimbing,

d. Melaksanakan seminar proposal penelitian (seminar 1),

e. Memperbaiki proposal penelitian dari hasil seminar I dan disesuaikan

dengan arahan dari para dosen pembimbing,

f. Mengajukan surat izin observasi dan penelitian di SMK Negeri 1

Bojongpicung,

g. Melaksanakan observasi tempat penelitian di SMK Negeri 1

(21)

h. Mengadakan konsultasi hasil penelitian dengan Guru Mata Pelajaran

Produktif yang mengampu kompetensi dasar menghitung kebutuhan

pupuk,

i. Membagi subjek penelitian menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok kontrol menggunakan

pembelajaran konvensional, sedangkan kelompok eksperimen

menggunakan pembelajaran kulsponsi,

j. Menyusun instrumen penelitian dan perangkat pembelajarannya

(rencana pelaksanaan pembelajaran, bahan ajar, soal pre test dan post

test);

k. Memberikan pre test dengan menggunakan soal uraian, setelah terlebih

dahulu meminta lembar expert judgement (pernyataan) pada guru mata

pelajaran yang bersangkutan dan dosen PPPPTK Pertanian Cianjur

guna validasi soal-soal tersebut,

l. Mengolah data hasil pre test, data hasil pre test kemudian diuji beda

antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen.

2. Tahap pelaksanaan

Penelitian ini dilakukan selama tiga kali pertemuan. Secara

Penelitian ini melakukan pembelajaran secara konvensional pada

kelompok kontrol dan melakukan pembelajaran pada kelompok

eksperimen dengan pembelajarankulsponsi.Pembelajaran secara

konvensional dilakukan dengan metode ceramah. Sedangkan

(22)

dengan menggunakan metode ceramah, metode responsi dan metode

latihan terbimbing serta menggunakan media serta sumber belajar.

Pelaksanaan pembelajaran antara kelas kontrol dengan kelas

eksperimen pada setiap pertemuan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.4. Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol dan KelasEksperimen

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Pertemuan I

Kegiatan awal :

 Ber do’a sebelum pelajaran berlangsung absensi siswa

pre test

Kegiatan inti :

 Guru memberikan materi pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran

konvensional

 Guru menyimpulkan materi pebelajaran

Kegiatan akhir :

 Guru

menginformasikan materi pelajaran selanjutnya dan

Kegiatan awal :

 Berdoa,sebelum pelajaran berlangsung

 Absensi siswa  Pre test

 memungkinkan

munculnya reaksi individu terhapa stimulus yang diberikan

 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai sebagai hasil pembelajaran yang dilakukan

 Guru menempatkan bahan pelajaran dalam kerangka yang lebih besar

Memberikan apersepsi

Kegiatan inti :

 Guru menempatkan bahan pelajaran dalam kerangka yang lebih besar

 Guru menjelaskan materi dengan menggunakan pembelajaran kulsponsi  Guru mengajukan

pertanyaan-pertanyaan kepada siswa untuk mengaktifkan siswa

Kegiatan akhir :

(23)

menutup pelajaran kerja siswa sambil memberikan penguatan  Guru menginformasikan

materi pembelajaran selanjutnya

 Guru menutup pelajaran dengan

Pertemuan II

Kegiatan awal :

 Berdo’a sebelum

pelajaran berlangsung  Absensi siswa

Kegiatan inti :

 Guru memberikan materi dengan menggunakan pembelajaran konvensional

 Guru menyimpulkan materi pebelajaran

Kegiatan awal :

 Berdo’a sebelum pelajaran berlangsung  Absensi siswa

 Menciptakan suasana belajar yang menarik, memungkinkan

munculnya reaksi individu terhapa stimulus yang diberikan

 Menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai sebagai hasil pembelajaran yang dilakukan

 Guru menempatkan bahan pelajaran dalam kerangka yang lebih besar

 Memberikan apersepsi

Kegiatan inti :

 Guru menjelaskan bagian-bagian materi yang penting dengan menggunakan

pembelajaran kulsponsi  Guru mengajukan

pertanyaan-pertanyaan untuk mengaktifkan siswa/ respon siswa  Menggalakan siswa untuk

bertanya dan memberikan tanggapan

 Siswa aktif bertanya kepada guru

(24)

Kegiatan akhir :

 Guru

menginformasikan materi pelajaran selanjutnya dan menutup pelajaran

yang diberikan secara berkelompok

 Siswa maju kedepan papan tulis untuk mengerjakan soal

 Guru membimbing siswa terhadap kesulitan-kesulitan yang dialami pada saat mengejarkan soal latihan

 Siswa mengoreksi diri sendiri dalam

mengerjakan soal-soal latihan

Kegiatan akhir :

 Guru menyimpulkan materi pembelajaran  Guru menanggapi hasil

kerja peserta didik sambil memberikan penguatan  Guru menginformasikan

materi pembelajaran selanjutnya

 Guru menutup pelajaran

Pertemuan III

Kegiatan awal :

Berdoa, sebelum pelajaran berlangsung  Absensi siswa

Kegiatan inti :

Guru memberikan materi dengan menggunakan

Kegiatan awal :

 Berdo’a sebelum

pelajaran berlangsung  Absensi siswa

 Menciptakan suasana belajar yang menarik, memungkinkan

munculnya reaksi individu terhapa stimulus yang diberikan

 Menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai sebagai hasil pembelajaran yang dilakukan

Kegiatan inti :

(25)

pembelajaran konvensional

 Guru menyimpulkan materi pebelajaran

Kegiatan akhir :

Post test, guru menutup pelajaran

 Guru menjelaskan materi dengan menggunakan pembelajaran kulsponsi  Guru mengajukan

pertanyaan-pertanyaan kepada siswa untuk mengaktifkan peserta didik/respon siswa  Siswa aktif bertanya  Siswa memecahkan

masalah yang terkait dengan soal-soal latihan yang diberikan secara berkelompok

 Siswa maju kedepan papan tulis untuk mengerjakan soal

 Guru membimbing siswa terhadap kesulitan-kesulitan yang dialami pada saat mengejarkan soal latihan

 Siswa mengoreksis diri sendiri dalam

mengerjakan soal-soal latihan

Kegiatan akhir :

 Guru menyimpulkan materi pembelajaran  Guru menanggapi proses

pembelajaran sambil memberikan penguatan,  Guru memberikan post

test

 Guru menutup pelajaran

3. Tahap pengolahan data

a. Menganalisis hasil tes (pretes dan postes)

b. Pengolahan data dilakukan untuk menguji peningkatan (gain)

(26)

d. Penyusunan laporan skripsi.

3.6.Teknik Pengumpulan Data Penelitian

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang

dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian.Dalam penelitian ini

penulis menggunakan teknik pengumpulan data tes uraian. Data yang

diperoleh dengan teknik-teknik tersebut dikumpulkan secara bertahap pada

setiap pelaksanaan pembelajaran, mengenai materi yang akan dan telah

diberikan kepada subjek penelitian. Pada penelitian ini metode tes digunakan

untuk mengumpulkan data mengenai pengetahuan awal siswa (pre test) dan

hasil belajar siswa (post test).

Tipe tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe tes uraian.

Penggunaan tipe tes uraian memiliki keunggulan, Ruseffendi (1998:104)

menyatakan bahwa dengan tipe tes uraian akan terlihat sifat kreatif pada diri

siswa dan hanya siswa yang telah menguasai materi secara betul-betullah

yang dapat memberikan jawaban yang baik dan benar. Pemberian tes uraian

dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan penalaran induktif siswa.Melalui

tes uraian dapat diketahui dari langkah-langkah pengerjaan siswa, pola pikir

(27)

3.7.Teknik Pengolahan Dan Analisis Data

Analisis data penelitian merupakan langkah yang sangat penting dalam

kegiatan penelitian, analisis data yang benar dan tepat akan menghasilkan

kesimpulan yang benar. Analisis data yang dilakukan yaitu :

1. Menghitung skor tes individu per aspek kemampuan

Hasil pre test dan post testsiswa dinilai dengan menggunakan kriteria

penilaian yang sudah ditetapkan. Nilai rata-rata yang di hitung adalah nilai

per aspek yaitu nilai: Memahami masalah, membuat rencana pemecahan,

melaksanakan perhitungan dan memeriksa kembali hasil.

�1 =

1 �

2 = 2

Keterangan :

M1 = nilai rata-rata kelas eksperimen

X = nilai data per aspek

kemampuan dikelas eksperimen n1 = jumlah soal

M2 = nilai rata-rata kelas kontrol

Y = nilai data pek aspek kemampuan di kelas kontrol n2 = jumlah soal

2. Menghitung skor tes individu

Hasil pre test dan post testsiswa dinilai scara keseluruhan dengan

menggunakan kriteria penilaian yang sudah ditetapkan.

3. Menghitung nilai rata-rata kelas

Rumus untuk mencari mean kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah

sebagai berikut :

�1 =

1 �

(28)

Keterangan :

M1 = nilai rata-rata kelas eksperimen

X = nilai data di kelas eksperimen n1 = jumlah data di kelas

eksperimen

M2 = nilai rata-rata kelas kontrol

Y = nilai data di kelas kontrol n2 = jumlah data di kelas control

4. Data yang diperoleh dari nilai siswa diolah menjadi nilai huruf dengan

interpretasi A (Amat Baik), B (Baik), C (Cukup), D (Kurang), dan E

(Kurang Sekali). Menentukan nilai huruf tersebut dilakukan dengan cara

sebagai berikut :

a. Menentukan skor maksimal ideal

b. Mencari mean ideal dengan rumus:

Mean ideal M = 1

2x skor maksimal ideal

(Purwanto, 2007: 95)

c. Mencari deviasi standar dengan menggunakan rumus:

Deviasi standar DS = 1

3M

(Purwanto, 2007: 95)

d. Menentukan batas bawah D atau batas lulus dimana batas lulus sama

dengan mean

e. Menentukan batas atas D dengan menggunakan rumus :

D = M + 1 SUD

(Purwanto, 2007: 95)

f. Menentukan batas atas C dengan menggunakan rumus :

C = M + 2 SUD

(29)

g. Menentukan batas atas B dengan menggunakan rumus :

B = M + 3 SUD

(Purwanto, 2007: 95)

Data perhitungan nilai huruf terdapat pada lampiran 5. Adapun konversi

nilai tersaji pada tabel berikut ini.

Tabel 3.5. Konversi Nilai

No Nilai Huruf Keterangan

1 ≥ 88,26 A AmatBaik

2 75,6 – 88,25 B Baik

3 62,76 – 75,5 C Cukup

4 50,01 – 62,75 D Kurang

5 ≤ 50 E KurangSekali

5. Uji Gain (peningkatan)

Data peningkatan merupakan data yang diperoleh dari selisih

antara pre test dan post test yang diberikan kepada siswa. Pengujian

peningkatan dilakukan dengan menggunakan rumus gain skor

ternormalisasi. < �>= � − � �

� �� � − � �

Keterangan :

< g > = gain skor ternormalisasi Post test = skor hasil post test Pre test = skor hasil pre test Skor maksimum = skor tertinggi

Menurut Hake (1998), tingkat perolehan gain skor ternormalisasi

dikategorikan ke dalam tiga kategori, yaitu :

(30)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1.Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan oleh penulis

mengenai Peningkatan Kemampuan Siswa Dalam Memecahkan Masalah

Melalui Pembelajaran Kuslponsi Pada Kompetensi Dasar Menghitung

Kebutuhan Pupuk (Penelitian dilakukan di SMK Negeri 1 Bojongpicung

Cianjur) dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil penelitian terdapat peningkatan kemampuan siswa dalam

memecahkan masalah pada kompetensi dasar Menghitung Kebutuhan

Pupuk. Dimana pada kelas kontrol menerapkan pembelajaran

Konvensional, sedangkan pada kelas eksperimen menerapkan

pembelajaran Kulsponsi. Dari peningkatan ini sehingga dapat

dikatakan bahwa penerapan pembelajaran Kulsponsi lebih berhasil

dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah

pada Kompetensi Dasar Menghitung Kebutuhan Pupuk.

2. Peningkatan kemampuan memecahkan masalah pada aspek memahami

masalah kelas eksperimen dan kelas kontrol berada pada interpretasi

Tinggi. Tetapi hasil nilai gain atau indeks kedua kelas tersebut

berbeda, nilai gain atau indeks nya lebih besar kelas eksperimen

sebesar 0,95 sedangkan dengan kelas kontrol sebesar 0,88.

3. Hasil penelitian terdapat perbedaan bahwa peningkatan kemampuan

(31)

kelas eksperimen berada pada interpretasi Tinggi sedangkan pada kelas

kontrol berada pada interpretasi Sedang.

4. Hasil penelitian terdapat perbedaan bahwa peningkatan kemampuan

memecahkan masalah pada aspek melaksanakan perhitungan untuk

kelas eksperimen berada pada interpretasi Tinggi sedangkan pada kelas

kontrol berada pada interpretasi Sedang.

5. Hasil penelitian terdapat perbedaan bahwa peningkatan kemampuan

memecahkan masalah pada aspek memeriksa kembali hasil untuk kelas

eksperimen berada pada interpretasi Sedang ini dikarenakan karena

ketidak telitian siswa dalam memeriksa kembali hasil dari awal, selain

itu karena jam pelajaran yang sudah habis dan adanya faktor eksternal

yaitu karena siswa pengen cepat beres melihat siswa lain yang sudah

beres dalam mengerjakan soal, sedangkan pada kelas kontrol berada

pada interpretasi Rendah.

5.2.REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah penulis

lakukan, bahwa penerapan pembelajaran kulsponsi dapat meningkatkan

kemampuan hasil belajar siswa untuk memecahkan masalah pada

menghitung kebutuhan pupuk. Oleh karena itu pembelajaran kulsponsi

dapat diaplikasikan terhadap proses pembelajaran pada kompetensi dasar

menghitung kebutuhan pupuk. Selain itu siswa yang belum mencapai

(32)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2011). Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir Siswa Pada Pembelajaran Teknologi Informasi Dan Teknoligi (TIK).[Online] Tersedia

:http://ilmucerdaspendidikan.wordpress.com/2011/04/27/penerapan- strategi-pembelajaran-peningkatan-kemampuan-berfikir-siswa-pada-pembelajaran-teknologi-informasi-dan-komunikasi-tik/[06 Juli 2012]

Arikunto.(2005). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik (Cetakan ketigabelas).Jakarta. PT Asdi Mahasatya

Arvio.(2012). Pengertian Kemampuan Kognitif.[Online]. Tersedia: http://education-vionet.blogspot.com/2012/04/pengertian-kemampuan-kognitif.htm [21Juni 2012]

Dimyati, Mudjiono. (2002). Belajar Dan Pembelajaran (Cetakan kedua). Jalarta. PT Asdi Mahasatya

Hanurda.(2012). Kemampuan (ability).Universitas Kristen Petra.[Online]. Tersdia:http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?submit.x=20&submit.y=23&p age=2&qual=high&submitval=prev&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Feman %2F2008%2Fjiunkpe-ns-s1-2008-31403361-9052-hanurda-chapter2.pdf [27 Juni 2012]

Isjoni.(2003). SMK Dan Permasalahannya.[Online]. Tersedia: http://re-searchengines.com/isjoni3.html [06 Juli 2012]

Istanto, Djatmiko. (2012). Inkonsistensi Penyelenggaraan Pendidikan Sekolah Menengah Atas Dan Sekolah Menengah Kejuruan. Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogya.

Juniarti, Santi R. (2007). Penerapan Metode Praktikum Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Memecahkan Masalah Pada Pembelajaran Fisika. Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.

Lasti Utama, Ridha. (2009). Analisis Kecakapan Berpikir Siswa SMA Pada Pembelajaran Aplikatif.[Online]. Tersedia:

(33)

Purwanto, M. Ngalim. 2007. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Rosdakarya

Sugioyono.(2010). Metode Penelitian Bisnis. Bandung.Alfabeta.

Sugiyono.(2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D (Cetakan Kelimabelas).Bandung. Alfabeta

Trianto (2009). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Surabaya : Prestasi Pustaka

Utami, Rhida lasti. (2011). Analisis Kemampuan Memecahkan Masalah Siswa Pada Konsep Sistem Pertahanan Tubuh Melalui Problem Based Learning. Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.

Yuwarmansyan, Mustafa Ibrahim. (2012). Metode Belajar Kulsponsi.[Online]. Tersedia: http://www.scribd.com/archive/plans?doc=57661293 [14 Agustus 2012]

Gambar

Gambar 4.2. Diagram Perbandingan Nilai Rata-rataPost Test Kemampuan
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.2. Kriteria Daya Pembeda Soal
Tabel 3.3. Kriteria Tingkat Kesukaran Soal
+3

Referensi

Dokumen terkait

Data primer adalah data yang ada dalam penelitian ini hasil dari penerapan strategi permainan bahasa dengan kartu aksara yang disusun dalam perlatihan membaca permulaan

Unsur penting dalam memenangkan persaingan perusahaan harus mengerti dengan benar masalah yang berkaitan dengan pembiayaan, terutama memahami perilaku biaya. Tingkah laku biaya

Apabila kurva LRAC adalah seperti yang ditunjukkan oleh grafik (iii), industri biasanya terdiri dari perusahaan-perusahaan yang sangat besar ukurannyadan jumalah perusahaan

APLIKASI PHOTOSHOP D ALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN ED ITING FOTO PAD A ANAK TUNARUNGU TINGKAT SMALB.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Waham adalah suatu keyakinan kokoh yang salah dan tidak sesuai dengan.. fakta dan keyakinan tersebut mungkin “aneh” (misalnya”saya adalah

Direktur utama perum bulog Mustafa Abubakar /menyampaikan bahwa mengingat bahwa tahun ini pemilu /maka bulog sangat memperhatikan pengamanan atas ketahanan pangan secara nasional

Ketua STIMIK AMIKOM Yogyakarta / DR M Suyanto berbincang ramah mengenai berbagai hal dari konflik di bumi palestina hingga berbagai dukungan yang telah dilakukan untuk

Pengaruh Strategi Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik pada Pasien Waham Terhadap Kemampuan Menilai Realita di Rumah Sakit Jiwa Daerah1. Pemprovsu Medan Kode