• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERUBAHAN MIKROORGANISME TANAH BEKAS TAMBANG BATUBARA DAN HASIL TANAMAN JAGUNG (Zea mays) MELALUI PEMANFAATAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERUBAHAN MIKROORGANISME TANAH BEKAS TAMBANG BATUBARA DAN HASIL TANAMAN JAGUNG (Zea mays) MELALUI PEMANFAATAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PERUBAHAN MIKROORGANISME TANAH BEKAS

TAMBANG BATUBARA DAN HASIL TANAMAN JAGUNG

(

Zea mays

) MELALUI PEMANFAATAN FUNGI MIKORIZA

ARBUSKULA

Oleh :

SRI WAHYUNI BP 0810212197

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS

(2)

PERUBAHAN MIKROORGANISME TANAH BEKAS TAMBANG

BATUBARA DAN HASIL TANAMAN JAGUNG (

Zea mays

)

MELALUI PEMANFAATAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA

ABSTRAK

Reklamasi merupakan suatu proses mengupayakan lahan bekas tambang agar dapat digunakan kembali untuk tujuan lain setelah tambang ditutup, salah satunya dengan penanaman kembali. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi biologis tanah bekas tambang batubara sebelum dan setelah diberikan FMA serta mengetahui dosis FMA yang efektif terhadap produksi jagung di tanah bekas tambang batubara. Penelitian ini telah dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Andalas Padang dari Januari sampai dengan Mei 2013. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan lima perlakuan yaitu 0 g FMA/pot (A); 5 g FMA/pot (B); 10 g FMA/pot (C); 15 g FMA/pot (D) dan 20 g FMA/pot (E) dan tiga ulangan. Data hasil penelitian ini dianalisis menggunakan uji F dan dilanjutkan dengan uji LSD pada taraf nyata 5% jika F hitung perlakuan berbeda nyata atau F hitung > F Tabel. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa tanah bekas tambang batubara yang diberikan inokulan FMA mengalami perubahan terhadap kondisi biologis tanah. Hal ini terlihat pada pengamatan respirasi dan populasi mikroorganisme tanah dibandingkan dengan kontrol. Aplikasi FMA meningkatan persentase dan intensitas infeksinya yang berbanding lurus terhadap bobot biji tanaman jagung. Akan tetapi masih belum sebanding dengan produktifitas tanaman jagung selain di tanah bekas tambang.

(3)

UTILIZATION OF ARBUSCULAR MYCORRHIZAL FUNGI ON

CHANGE OF SOIL MICROORGANISM OF COAL MINE LAND

AND CORN (

Zea mays

) PRODUCTION

Abstract

Reclamation is a process of seeking mined land to be used for other purpose after the mine is closed, one of them with replating. This experiment was carried out at Greenhouse Faculty of Agriculture Andalas University Padang from January to May 2013. The purpose of this study was to determine the biological condition of coal mine land before and after being given FMA and to identify the effectivity on corn production. This study used a completely randomized design with five treatments : 0 g FMA/pot (A), 5 g FMA/pot (B), 10 g FMA/pot (C), 15 g FMA/pot (D) and 20 g FMA/pot (E) and three replications. The data resulted were analyzed the variance using F test and then followed by LSD 5% significanct level if F-calculated > F-table. From the results of this study it was found that the coal mine land given with FMA changed soil biological condition. This could be seen in the analysis of respiration and soil microorganism populations compared with controls. Application of FMA increased the percentage and intensity of infection which was proportional to the weight of corn seed. However, the yield was still un comparable to the yield of maize crop in common soils.

(4)

I. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Sektor industri merupakan salah satu sektor ekonomi yang telah

memberikan kontribusi besar dalam meningkatkan pendapatan nasional.

Penambangan adalah suatu sektor industri yang memanfaatkan sumberdaya alam

baik dari dalam maupun dari luar permukaan bumi. World Coal Institute (2005)

menyatakan salah satu jenis penambangan tersebut adalah batubara (coal) yang

merupakan sedimen mineral organik dengan komposisi utama yang terdiri dari

karbon, hidrogen dan oksigen.

Tambang terbuka (opened mining) merupakan sistem penambangan yang

umum digunakan pada kegiatan ekstraksi batubara di Indonesia. Hal ini

disebabkan karena cadangan batubara di Indonesia umumnya terletak dekat

dengan permukaan tanah, sehingga penambangan terbuka merupakan cara yang

paling ekonomis (Widyati, 2007). Namun demikian, sistem penambangan terbuka

memiliki resiko kerusakan lingkungan yang besar karena dilakukan dengan

menyingkirkan seluruh lapisan tanah yang berada di atas deposit batubara.

Worl Coal Institute (2005) menyatakan formasi batuan tempat

terbentuknya batubara di Indonesia umumnya tersusun atas mineral sulfidik.

Mineral ini apabila bersinggungan dengan udara atau air akan cepat teroksidasi

yang menghasilkan air asam tambang. Hal ini akan mengakibatkan pH tanah dan

air mengalami penurunan secara drastis. Lahan bekas penambangan umumnya

mempunyai sifat fisika dan kimia yang tidak menguntungkan, bertekstur pasir,

berkerikil atau berbatu, kemampuan menahan air kurang dari 20%, kandungan

unsur hara rendah, pH rendah, kapasitas tukar kation rendah, kandungan logam

berat seperti alumunium, besi dan mangan yang tinggi (Prayudyaningsih dan

Tikupang, 2007). Keadaan ini akan menurunkan aktivitas mikroba yang kemudian

juga akan menyebabkan keracunan terhadap vegetasi di tanah bekas tambang.

Widyati (2008) menyatakan bahwa tanah mempunyai kemampuan untuk

memulihkan keadaannya yang disebut dengan daya lenting tanah (soil resilience).

Akan tetapi, lahan bekas tambang yang telah mengalami degradasi tinggi

(5)

kecepatan akumulasi logam. Karena hal tersebut, maka campur tangan manusia

sangat dibutuhkan dalam reklamasilahan bekas tambang.

Reklamasi merupakan suatu proses mengupayakan lahan bekas tambang

agar dapat digunakan kembali untuk tujuan lain setelah tambang ditutup (World

Coal Institute, 2005). Tujuan reklamasi sesuai dengan UU No.26 Tahun 2007,

yaitu untuk mengelola lingkungan bekas tambang menjadi daerah yang bebas

pencemaran secara lestari dalam jangka waktu yang lama. Proses reklamasi areal

bekas tambang dapat dipercepat dengan bantuan mikroorganisme tanah karena

mampu menghalangi tanaman menyerap logam dengan cara menahan logam di

akar (Rao, 1994). Salah satu jenis mikroorganisme tanah yang dapat digunakan

dalam reklamasi yaitu Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA).

Menurut Husin (1994), FMA merupakan suatu bentuk hubungan simbiosis

mutualistik antara cendawan (myces) dan perakaran (rhiza) tumbuhan tingkat

tinggi. Nuhamara (1994 cit Dewi, 2007) menyatakan fungsi FMA dalam

membantu perkembangan tanaman, yaitu : (1) dapat meningkatkan absorbsi hara

dari dalam tanah, (2) berperan sebagai penghalang biologis terhadap infeksi

patogen akar, (3) meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kekeringan dan

kelembaban yang ektrim, dan (4) meningkatkan produksi hormon pertumbuhan

dan zat pengatur tumbuh lainnya seperti auxin.

Pemanfaatan FMA merupakan alternatif lain dalam menanggulangi

permasalahan yang timbul di lahan bekas tambang karena FMA cukup efektif,

dan ramah lingkungan. Disamping itu FMA dapat membantu meningkatkan

produktifitas dan kualitas tanaman terutama yang di tanam di lahan-lahan yang

kurang subur. Menurut Iskandar (2002 cit Novriani dan Majdid, 2009) prinsip

kerja dari FMA adalah dengan menginfeksi sistem perakaran tanaman inang dan

memproduksi jalinan hifa secara intensif sehingga dapat memacu pertumbuhan

tanaman dengan meningkatkan kapasitas dalam penyerapan unsur hara.

Hubungan mutualistik antara FMA dengan tanaman terjadi karena

tanaman inang dapat menyediakan fotosintat untuk mikoriza sebagai sumber

energi, sedangkan mikoriza menyuplai mineral-mineral anorganik yang berasal

dari tanah untuk tanaman inang. FMA dapat bersimbiosis dengan sebagian besar

(6)

perkebunan (Musfal, 2010). Tanaman pangan yang menjadi salah satu makanan

pokok di Indonesia adalah tanaman jagung. Tanaman ini termasuk tanaman

penting selain padi serta mengandung karbohidrat tinggi dan dapat diolah dalam

berbagai jenis makanan. Menurut Effendi (1979) tanaman ini juga memiliki daya

adaptasi yang tinggi bila dibandingkan tanaman pokok lainnya.

Produktivitas tanaman yang tinggi tidak hanya didukung oleh jenis

tanaman maupun pengelolaan tanah yang baik, akan tetapi juga harus didukung

oleh keadaan biologis tanah yang baik pula. Kondisi biologis tanah ditandai

dengan aktifitas mikroorganisme tanah. Sutedjo (1991) menyatakan adanya

mikroorganisme tanah akan mempengaruhi tingkat kesuburan tanah melalui

proses pelapukan bahan organik dalam tanah sehingga unsur hara menjadi tersedia

bagi tanaman.

Keberadaan FMA bersifat sinergis dengan mikroorganisme potensial

lainnya seperti bakteri penambat N, bakteri pelarut fosfat (Zhu, 2003 cit Dewi,

2007), serta dekomposer (selulolitik) (Prayudyaningsih dan Tikupang, 2007).

Berdasarkan kemampuan tersebut maka fungi mikoriza dapat berfungsi untuk

meningkatkan bioreklamasi mikroorganisme potensial di sekitar tanaman.

Keberadaan mikroorganisme tanah potensial memiliki peranan sangat penting

bagi perkembangan dan kelangsungan hidup tanaman.

Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan, maka penulis telah

melakukan penelitian dengan judul “Perubahan Mikroorganisme Tanah Bekas

Tambang Batubara dan Hasil Tanaman Jagung (Zea Mays) melalui Pemanfaatan

Fungi Mikoriza Arbuskula.”

1.2Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

a. Mengetahui kondisi biologis tanah bekas tambang batubara sebelum dan

setelah diberikan FMA.

b. Mengetahui pengaruh dan dosis FMA yang terbaik terhadap produksi jagung

Referensi

Dokumen terkait

BPRS Al Salaam Amal Salman cabang Warung Jambu Bogor, melakukan promosi yang sangat gencar karena melihat tahun 2007 jumlah nasabah terus meningkat dan

Aastatel 2005–2011 läbis Eestis kehavälise viljastamise protseduuri 4445 naist, kelle protseduuride ja ravimite eest tasuti Eesti Haigekassa eelarvest ja riigieelar- vest..

Penelitian ini menjelaskan bahwa 36 balita yang memiliki kepadatan tempat tinggal kurang dan diantaranya 18 balita mengalami pneumonia, hal ini bisa dikatakan

Dari Gambar 12 dapat disimpulkan bahwa pengaktivasi yang baik digunakan pada arang aktif untuk mengadsorbsi logam Timbal (Pb) adalah pengaktivasi dengan menggunakan larutan asam

[r]

Nilai paramater yang diinput ke dalam program HEC-HMS untuk proses verifikasi ialah nilai yang paling optimal ( optimized value ) dari kalibrasi untuk

Dari penjelasan tentang manajemen kurikulum yang dilaksanakan di MDNU ini sebenarnya sudah mencapai pada manajemen kurikulum yang cukup maju dan tidak seperti