• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI HIDROSFER DI KELAS VII SMP NEGERI 3 PEMATANGSIANTAR T.A. 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI HIDROSFER DI KELAS VII SMP NEGERI 3 PEMATANGSIANTAR T.A. 2013/2014."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT

UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

SISWA PADA MATERI HIDROSFER DI KELAS VII SMP

NEGERI 3 PEMATANGSIANTAR T.A 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

ROSANI YENI E MUNTHE NIM. 3103331050

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)

3

3

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Cooperatif Script Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Hidrosfer di Kelas VII SMP Negeri 3 Pematangsiantar T.A. 2013/2014 untuk memenuhi persyaratan akademis sebagai mahasiswa dalam proses penilaian untuk menyelesaikan Program Pendidikan S1 pada Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Medan. Penulis menyadari sepenuhnya, penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi isi maupun teknik penyusunannya.

Dalam menyelesaikan Penelitian ini peneliti telah banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu peneliti mengucapkan terima kasih terutama kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor UNIMED beserta staf yang mendampingi beliau. 2. Bapak Dr. H. Restu, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial.

3. Bapak Drs. W. Lumbantoruan, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Geografi sekaligus dosen pembimbing akademik yang telah banyak memberikan bimbingan selama perkuliahan.

4. Bapak Drs. Muhammad Arif, M.Pd selaku pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, motivasi, saran serta dukungan yang tidak ternilai harganya.

5. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan waktu, saran maupun dukungan dalam penulisan skripsi ini.

6. Ibu Dra. Elfayetti, M.P selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan waktu, saran maupun dukungan dalam penulisan skripsi ini.

7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen di Jurusan Pendidikan Geografi serta Bapak H. Siagian selaku staf administrasi yang telah banyak membantu kelancaran administrasi penulis.

8. Bapak L. Simangunsong, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Pematangsiantar beserta staf yang mengizinkan penulis melakukan penelitian serta mengambil data.

9. Ibu B.Simbolon, S.Pd selaku guru geografi SMP Negeri 3 Pematangsiantar yang telah membantu penulis sehingga penelitian ini terlaksana dengan baik.

10. Kepada seluruh siswa VII - 7 yang ikut serta membantu penulis demi kelancaran penelitian ini. 11. Kepada Orang Tua penulis, Bapak P. Munthe dan Ibu M. Barus tercinta yang telah memberikan

(3)

4

3

semangat dan doanya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Dan tidak lupa kepada namja – chingu Gustaf Angelius Manurung yang tidak pernah bosan memberikan dukungan dan semangat.

12. Teman - teman di Jurusan Pendidikan Geografi stambuk 2010 terkhusus buat teman-teman di kelas BEST GO dan teman-teman terbaikku (Nurhasannah, Heldiana, Ayu Nengsih, Krisha Titin, Rhenny, Melda dan Juliana) yang selalu setia menjadi teman dalam suka dan duka selama di perkuliahan. 13. Teman di tempat tinggal saya ( Melinda, Fitri Romaito, Deasy, Lola dan Lady) terimakasih buat

semangatnya.

14. Seluruh teman-teman PPLT di SMP SWASTA Santa Maria Kabanjahe terimakasih buat semangat nya.

Kiranya Tuhan melimpahkan kebaikanNya kepada pihak yang telah memberikan bantuannya.

Medan, 15 Juli 2014

(4)

viii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 4

C.Pembatasan Masalah ... 4

D.Rumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

A.Kerangka Teoritis ... 6

B.Penelitian Yang Relevan ... 25

C.Kerangka Berpikir ... 28

D.Hipotesis Tindakan ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

A.Lokasi Penelitian ... 30

B.Subjek dan Objek Penelitian ... 30

C.Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 30

D.Jenis Penelitian ... 28

E. Teknik Pengumpulan Data ... 31

F. Pengembangan Instrumen Penelitian ... 37

G.Teknik Analisis Data ... 41

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 44

(5)

ix

B.Kondisi Non Fisik ... 45

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 55

A.Hasil Penelitian ... 55

B.Pembahasan ... 56

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 69

A.Kesimpulan ... 69

B.Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 70

(6)

x

DAFTAR TABEL

No Uraian Hal

1. Alur dan Tahapan PTK ... 35

2. Kriteria Penilaian Aktivitas Belajar Siswa ... 38

3. Kriteria Penilaian Kerja Kelompok ... 35

4. Kisi – kisi Tes ... 40

5. Data Tenaga Pengajar dan Pegawai... 46

6. Keadaan Siswa ... 47

7. Saran dan Prasarana ... 48

8. Kategori Aktivitas Siswa Siklus I ... 59

9. Aktivitas Siswa Per Aspek Pada Siklus I ... 59

10. Frekuensi Skor Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I ... 61

11. Kategori Aktivitas Siswa Siklus II ... 65

12. Aktivitas Siswa Per Aspek Pada Siklus II ... 66

(7)

xi

DAFTAR GAMBAR

No Uraian Hal

1. Siklus Hidrologi ... 16

2. Jenis Siklus Hidrologi ... 17

3. Bagan Kerangka Berfikir ... 30

4. Siklus PTK ... 33

5. Sekolah SMP Negeri 3 Pematangsiantar ... 43

6. Sarana Dan Prasarana ... 44

7. Struktur Organisasi ... 51

8. Denah Lokasi ... 52

9. Peta Kota Pematangsiantar ... 53

10. Peta Kecamatan Siantar Selatan ... 54

11. Peneliti melaksanakan kegiatan awal ... 56

12. Siswa berdiskusi dengan pasangannya ... 57

13. Siswa melakukan peran sebagai pembicara... 57

14. Siswa menjawab soal post tes siklus I ... 58

15. Grafik Aktivitas Siswa Siklus I ... 60

16. Grafik Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 61

17. Peneliti dan guru membimbing siswa dalam diskusi kelompok ... 64

19. Observer mengamati aktivitas siswa didalam kelas ... 65

(8)

xii

21. . Grafik Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 67

22. Peningkatan Aktivitas Belajar Siklus I dan Siklus II ... 68

22. Grafik Peningkatan Persentase Ketuntasan

(9)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

No Uraian Hal

1. Tabel analisis butir soal ... 74

2. Uji Validitas Analisis Soal No 1dan 4 ... 75

3. Tabel Validitas Tiap Butir Soal ... 79

4. Perhitungan Reliabilitas Tes ... 80

5. Tabel r ... 81

6. Silabus ... 83

7. RPP Siklus I ... 85

8. RPP Siklus II ... 90

9. Lembar Aktivitas Siswa... 95

10. Post Tes Siklus I ... 96

11. Post Tes Siklus II ... 99

12. Kunci Jawaban Post Tes Siklus I dan II ... 102

13. Lembar Kerja Kelompok Siklus I ... 103

14. Lembar Kerja Kelompok Siklus II ... 104

15. Kunci Jawaban Lembar Kerja Kelompok Siklus I dan II ... 105

16. Wacana Siklus I ... 108

17. Wacana Siklus II ... 113

18. Aktivitas Siswa Siklus I ... 115

(10)

xiv

20. Hasil Post Tes Siklus I ... 121

21. Hasil Post Tes Siklus II ... 123

22. Hasil LKK Siklus I ... 125

23. Hasil LKK Siklus II ... 126

22. Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I ... 127

(11)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dan perdaban manusia

yang terus berkembang. Hal ini sejalan dengan pembawaan manusia yang

memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupan.Pada masa

yang telah lewat, dunia pendidikan terus berubah.Kompetensi yang dibutuhkan

oleh masyarakat terus menerus berubah, apalagi di dalam dunia terbuka, yaitu

didalam dunia modern dalam era globalisasi.Kompetensi-kompetensi yang harus

dimiliki oleh seseorang dalam lembaga pendidikan haruslah memenuhi standar.

Pendidikan masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai

perangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Kelas masih berfokus pada guru sebagai

sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah menjadi pilihan utama strategi

belajar.Untuk itu diperlukan sebuah strategi belajar baru yang lebih

memberdayakan siswa.Sebuah strategi belajar yang tidak mengharuskan siswa

menghafal fakta-fakta, tetapi sebuah strategi yang mendorong siswa

mengkontruksikan dibenak mereka sendiri. Dalam proses belajar, anak belajar

dari pengalaman sendiri, mengkonstruksi pengetahuan kemudian memberi makna

pada pengetahuan itu. Melalui proses belajar yang dialami sendiri, menemukan

sendiri, secara berkelompok seperti bermain, maka anak menjadi senang, sehingga

tumbuhlah minat untuk belajar, khususnya belajar Geografi.

Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda

dengan mata pelajaran – mata pelajaran lainnya, tidak terkecuali mata pelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) untuk SMP memiliki karaktristik tertentu, yang

(12)

2

antara lain: IPS merupakan perpaduan dari beberapa disiplin ilmu sosial antara

lain : Sosiologi, Geografi, Ekonomi dan Sejarah. Materi bagian IPS terdiri atas

sejumlah konsep, prinsip dan tema yang berkenaan dengan hakekat kehidupan

manusia sebagai makhluk sosial (homo socious) dan Materi IPS senantiasa

berkenaan dengan fenomena dinamika sosial, budaya, dan ekonomi yang menjadi

bagian integral dalam kehidupan masyarakat dari waktu ke waktu dan dari satu

tempat ke tempat yang lain baik dalam skala kelompok masyarakat, lokal,

nasional, regional, dan global.

Berdasarkan karateristik tersebut diatas, dalam pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial dirasakan menghadapi masalah yakni rendahnya hasil belajar

siswa. Hal itulah yang melatarbelakangi Penelitian Tindakan Kelas ini.

Rendahnya hasil belajar siswa tersebut disebabkan adanya dugaan rendahnya

aktivitas dan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran, siswa kurang

berminat bertanya kepada guru saat PBM dilaksanakan. Sesuai hasil wawancara

penulis dengan B. Simbolon (2014) selaku guru bidang studi IPS kelas VII-7 di

SMP Negeri 3 Pematangsiantar bahwa hasil ulangan harian pada pokok materi

hidrosfer menunjukkan dari 29 siswa dikelas, terdapat 18 orang (60%)

memperoleh nilai dibawah 69 dan 11 0rang (40%) yang mencapai standar

kelulusan minimal yaitu 70. Dari hasil pengamatan yang diperoleh pada saat

proses belajar mengajar didalam kelas, guru sudah berusaha menerapkan model

pembelajaran, malakukan tanya jawab, dan pemberian tugas tetapi siswa tetap

kurang bersemangat terhadap pelajaran yang diberikan sehingga guru kembali lagi

menerapkan metode ceramah didalam kelas, guru jauh lebih aktif dibandingkan

(13)

3

respon siswa terhadap pertanyaan yang diajukan guru pada saat proses belajar

mengajar.

Dalam rangka perbaikan pembelajaran bagi siswa dengan penerapan

model yang bermanfaat dan tidak membosankan salah satunya adalah model

pembelajaran Cooperative Script. Adapun kelebihan model ini adalah : (1)

mengajarkan siswa untuk percaya kepada guru dan lebih percaya lagi pada

kemampuan sendiri untuk berpikir, (2) mencari informasi dari sumber lain dan

belajara dari siswa lain, (3) mendorong siswa untuk mengungkapkan idenya

secara verbal dan membandingkan dengan ide temannya. Kelebihan – kelebihan

ini bermakna ketika dalam proses pemecahan masalah, membantu siswa belajar

menghormati siswa yang pintar dan siwa yang kurang pintar dan menerima

perbedaan yang ada, menyediakan kesempatan kepada siswa untuk

membandingkan jawabannya dan menilai ketepatan jawaban, mendorong siswa

yang kurang pintar untuk tetap berbuat, menghargai ide orang lain dan

meningkatkan kemampuan berpikir kreatif.

Tujuan pembelajaran yang harus dicapai melalui model Cooperative

Scriptyaitu siswa dapat mendeskripsikan siklus hidrologi dan bagian – bagiannya,

Mengklasifikasikan bentuk tubuh air permukaan dan air tanah serta

pemanfaatannya, Mendeskripsikan zone laut menurut letak dan kedalamannya.

Dengan penerapan model Cooperative Scriptsiswa dituntut untuk menumbuhkan

ide-ide atau gagasan baru mengenai siklus hidrologi, daya berfikir kritis serta

mengembangkan jiwa keberanian dalam menyampaikan hal-hal baru yang

diyakininya benar sesuai dengan materi yang diajarkan. Selain itu, model

(14)

4

untuk mencapai hasil akademik dan sosial termasuk meningkatkan prestasi,

percaya diri dan hubungan interpersonal positif antara satu siswa dengan siswa

yang lain dan model pembelajaran ini memudahkan siswa melakukan interaksi

sosial, sehingga mengembangkan keterampilan berdiskusi, dan siswa bisa lebih

menghargai orang lain.

Berdasarkan uraian diatas, dengan menerapkan model Cooperative Script

diharapkan mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa di kelas pada

bidang studi IPS Terpadu, khusunya materi Hidrosfer kelas VII SMP Negeri 3

Pematangsiantar.

B. Identifikasi masalah

Dari latar belakang diatas, maka masalah – masalah penelitian adalah : (1)

guru masih lebih aktif dibandingkan dengan siswa dan masih menggunakan

metode konvensional di dalam kelas. (2) rendahnya aktivitas siswa di dalam kelas.

(3) Hasil belajar siswa rendah yakni sebesar 60% yang belum tuntas.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan dari uraian identifikasi masalah di atas, maka peneliti

membatasi permasalahan dari penelitian iniadalah : (1) rendahnya aktivitas siswa

didalam kelas dan (2)hasil belajar siswa yang masih rendah yaitu sebesar 60%

(15)

5

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dikaji ada beberapa

permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah Ada peningkatan aktivitas belajar siswa pada materi hidrosfer

dengan penerapan model Cooperative Script di kelas VII SMP Negeri 3

Pematangsiantar T.A 2013/2014.

2. Apakah ada peningkatan hasil belajar siswa pada materi hidrosfer dengan

penerapan model Cooperative Script di kelas VII SMP Negeri 3

Pematangsiantar T.A 2013/2014

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui :

1. Ada peningkatan aktivitas belajar siswa pada materi hidrosfer dengan

penerapan model Cooperative Script di kelas VII SMP Negeri 3

Pematangsiantar T.A 2013/2014.

2. Ada peningkatan hasil bela jar siswa pada materi hidrosfer dengan

penerapan model Cooperative Script di kelas VII SMP Negeri 3

Pematangsiantar T.A 2013/2014

F. Manfaat Penelitian

1. Sekolah, sebagai penentu kebijakan dalam upaya meningkatkan prestasi

(16)

6

2. Guru, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan model dan strategi

pembelajaran yang dapat memberikan manfaat bagi siswa.

3. Siswa, dapat meningkatkan minat belajar dan melatih sikap sosial untuk

saling peduli terhadap keberhasilan siswa lain dalam mencapai tujuan

belajar.

4. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang peranan guru dalam

meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar dikelas

(17)

54

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Penelitian

Penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 3 Pematangsiantar menerapkan model

pembelajaran Cooperative Script pada materi Hidrosfer di kelas VII – 7 semester II tahun ajaran 2013/2014.Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus.Setiap siklus dalam

penelitian ini terdiri dari 2 x 45 menit. Adapun tahapan yang dilakukan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan siklus 1 a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan peneliti berkonsultasi dengan guru mengenai kondisi

dan gambaran siswa di dalam kelas. Setelah itu adapun kegiatan yang dilakukan antara

lain : (1)Menyusun rencana pelaksanaan pemmbelajaran (RPP) sesuai dengan

langkah-langkah model pembelajaran Cooperative Script, (2) Mempersiapkan lembar observasi

aktivitas untuk siswa sesuai dengan model pembelajaran Cooperative Script,

(3)Mempersiapakan materi diskusi berupa wacana untuk siswa, (4)Mempersiapkan soal

post test sesuai dengan materi yang diajarkan, (5)Membagi siswa secara berpasangan

sesuai dengan langkah – langkah Cooperative Script, (6) Mempersiapkan nomor dada untuk siswa sehingga mempermudah kegiatan observasi aktivitas yang akan dilakukan.

Adapun untuk mengisi lembar aktivitas, peneliti dibantu oleh dua orang observer dari

pihak mahasiswa yaitu saudari Heldiana S dan saudari Nurhasanah.Sebelum observasi

dilakukan terlebih dahulu peneliti menjelaskan kepada observer tentang tugas mereka

guna hasil yang baik.Kemudian memberikan lembar observasi aktivitas siswa kepada

masing masing observer.

(18)

55

b. Tindakan

Pada tahap ini, peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran berdasarkan RPP.

Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 2 jam pelajaran (2 x 45 menit). Pada

kegiatan awal (5 menit), peneliti mengucap salam dan memeriksa kehadiran siswa,

kebersihan dan kerapian ruangan kelas, setelah itu peneliti memberi pertanyaan

pembuka yang berkaitan dengan pelajaran, peneliti menyampaikan tujuan dari

pembelajaran dan peneliti menjelaskan model pembelajaran yang akan diterapkan yaitu

model Cooperative Script.

Gambar10.Peneliti Melaksanakan Kegiatan Awal Sesuai Dengan RPP Di Kelas VII -7 SMP Negeri 3 Pematangsiantar

Setelah itu, pada kegiatan inti peneliti membagi peserta didik untuk

berpasangan, membagi wacana/materi untuk dibaca dan dibuat ringkasannya. Setelah

(19)

56

pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar kemudian menyuruh siswa untuk

bertukar peran, pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya (20 menit).

Gambar 11. Siswa Sedang Berdiskusi Dengan Pasangan NyaDan Melakukan Perannya Sebagai PembicaraDi Kelas VII -7 SMP Negeri 3

Pematangsiantar

Siswa mendiskusikanide pokok dari wacana tentang Hidrosfer yang telah

dibagikan bersama dengan pasangannya, setelah itu siswa yang berperan sebagai

pembicara membacakan ide pokok yang diperoleh dari hasil diskusinya.

Pada kegiatan penutup, Peneliti bersama dengan siswa menyimpulkan ide pokok

dari wacana yang telah didiskusikan.Kemudian peneliti membagikan soal post tes Iuntuk

dikerjakan (15 menit), selanjutnya mengumpulkan lembar jawaban siswa, memberi

tugas rumah dan mengakhiri pelajaran dengan salam penutup untuk mengakhiri

(20)

57

Gambar 12.Siswa sedang menjawab Post Test siklus I di kelas VII SMP Negeri 3 pematangsiantar Tahun 2014

c. Observasi

Selama proses pembelajaran berlangsung, observer mengamati aktivitas siswa

yang terlihat di dalam kelas dengan menggunakan lembar observasi sesuai dengan

kriteria penilaian yang telah ditentukan, dimana setiap aspek yang diamati memiliki

skor 1-3. Aspek-aspek yang diamati oleh observer yakni (1) memperhatikan, (2)

menyimak, (3) membaca, (4) berbicara, (5) diskusi dan (6) Bersemangat. Penilaian

keenam aspek tersebut terlihat dalam proses pembelajaran menggunakan model

Cooperative Script, untuk membantu observer dalam mengamati aktivitas maka setiap

siswa diberi nomor dada yang disesuaikan dengan nomor urut mereka duduk didalam

(21)

58

Tabel8.Data Aktivitas Siswa Per Aspek Pada Siklus I Di Kelas VII SMP 3 Pematangsiantar Tahun 2014

Sumber : Data Primer Olahan, 2014

Keterangan:

F : Frekuensi SC : Skor Nilai C : Cukup B : Baik

Tabel9.Kategori Aktivitas Siswa Siklus I Di Kelas VII SMP 3 Pematang siantar Tahun 2014

No. Kategori Aktivitas Jumlah Persentase (%)

1.

Sumber : Data Primer Olahan, 2014

Dari table 9 menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa yang termasuk dalam

kategori baik yakni 34,48%, aktivitas belajar siswa yang termasuk dalam kategori cukup

yakni 44,83% , dan aktivitas belajar siswa yang termasuk dalam kategori kurang yakni

(22)

59

Gambar13 . Grafik Aktivitas Siswa Siklus I Di Kelas VII SMP 3 Pematang Siantar Tahun 2014

Dari tabel 8 di atas hasil observasi kreativitas siswa dengan rata-rata aktivitas

siswa pada siklus I adalah 1,85 dan ini tergolong pada kriteria cukup dengan persentase

sebesar 62,83%. Untuk aspek memperhatikan rata - rata skornya adalah (1,69),

menyimak rata – rata skornya adalah (1,69), Membaca (1,93), Berbicara (2,34), Diskusi (2,07) dan bersemangat dengan rata – rata skornya (1,59). Dalam hal ini kreativitas siswa dalam pembelajran masih kurang baik sehingga masih perlu dilakukan perbaikan

pada siklus berikutnya.

Aktivitas siswa biasanya juga akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Hasil

belajar siswa secara individu diperoleh dari penggabungan 40% nilai LKK dan 60%

nilai post tes untuk mempermudah melihat ketuntasan belajar siswa, dapat dilihat pada

tabel 10 dan gambar 14. 0

20 40 60 80 100

Bersemangat

Diskusi

Berbicara

Membaca

Menyimak

(23)

60

Tabel 10.Frekuensi Skor Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I Di Kelas VII SMP 3 Pematangsiantar Tahun 2014

No. Interval Frekuensi Persentase (%) Ketuntasan 1. Sumber : Data Primer Olahan, 2014

Dari tabel 10 diatas dapat diketahui yang mencapai ketuntasan belajar secara

individu adalah 18 orang dengan mencapai nilai KKM ≥ 70 maka secara klasikal ketuntasan belajar belum mencapai karena pada siklus I persentase ketuntasan hanya

62.07%, sementara dikatakan tuntas apabila mencapai 85% dari keseluruhan siswa.

Untuk lebih jelas dapat di lihat pada gambar berikut ini.

Gambar14 . Grafik Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I Di Kelas VII SMP 3 Pematangsiantar Tahun 2014

Dapat disimpulkan bahwa pada siklus ini belum mencapai ketuntasan secara

klasikal maka perlu dilakukan siklus ke II untuk meningkatkan ketuntasan belajar siswa. Tuntas (62,07%)

(24)

61

Hasil dari siklus I dijadikan acuan dalam memberi tindakan pada siklus berikutnya

sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada pelaksanaan siklus I masih ditemukan

permasalahan, hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang belum mencapai KKM

secara individual.Permasalahan yang terjadi pada siklus I yaitu (1) masih banyak siswa

yang kurang memperhatikan temannya pada saat membacakan ide pokok, sehingga

siswa kurang mampu untuk mengingat dan menghapal ide – ide pokok dari wacana pembelajaran. (2) masih terdapat siswa yang kurang menyimak pada saat teman nya

berperan sebagai pembaca, sehingga kurang mampu untuk menunjuk kan ide pokok, (3)

hanya sebagian siswa yang benar – benar diskusi dengan pasangannya, (4) Aktivitas siswa pada siklus I ternyata hanya pada kategori cukup sehingga perlu diadakan

perbaikan, (5) Hasil belajar siswa belum optimal dan ketuntasan hasil belajar siswa

secara klasikal pada siklus I masih belum tuntas.

2. Pelaksanaan Siklus II a. Perencanaan

Tahap perencanaan siklus II dilakukan dengan menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) untuk memperbaiki siklus ke I agar proses pembelajaran dapat

berjalan dengan baik. Berdasarkan permasalahan yang terdapat pada siklus I, peneliti

beserta guru melakukan upaya untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan salah

satu cara pada siklus II guru masuk ke kelas mendampingi peneliti dan observer.

(25)

62

– masing, (3) Guru Mengarahkan siswa untuk menjawab tes yang diberikan dengan

sungguh – sungguh sehingga hasilnya lebih baik dari sebelumnya. b. Tindakan

Pada tahap ini , yang dilakukan yaitu melaksanakan kegiatan pembelajaran

berdasarkan RPP.Pada kegiatan awal, Guru mengucap salam dan peneliti memeriksa

kehadiran siswa, kebersihan dan kerapian ruangan kelas, guru juga yang membuka

pelajaran dan menyampaikan motivasi yaitu agar siswa lebih bersemangat dalam

berdiskusi sehingga dapat menemukan ide pokok dengan baik dan dapat melakukan

peran nya masing – masing yaitu sebagai pembicara dan pendengar. Kemudian peneliti menyampaikan tujuan dari pembelajaran. Pada tahap ini, peneliti meminta siswa agar

duduk dengan pasangannya masing – masing sesuai dengan siklus sebelumnya, kemudian peneliti meminta siswa agar lebih fokus dalam memperhatikan penjelasan

dari guru terkait dengan model pembelajaran yang diterapkan.Hal ini dilakukan agar

memudahkan siswa dalam berdiskusi dengan pasangannya untuk menemukan ide pokok

dari wacana yang dibagikan.

Pada kegiatan selanjutnya, peneliti membagi wacana/materi untuk dibaca dan

dibuat ringkasannya.Setelah itu peneliti dan peserta didik menetapkan siapa yang

pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar

kemudian meminta siswa untuk bertukar peran, pembicara ditukar menjadi pendengar

dan sebaliknya (20 menit).

Siswa mendiskusikan ide pokok dari wacana tentang Hidrosfer yang telah

dibagikan bersama dengan pasangannya, setelah itu siswa yang berperan sebagai

(26)

63

Gambar 15.Peneliti dan Guru Membimbing Siswa Dalam Diskusi Kelompok Di Kelas VII SMP 3 Pematangsiantar Tahun 2014

Setelah diskusi berakhir peneliti dan siswa menyimpulkan hasil diskusi berupa

ide pokok secara bersama – sama. Setelah pembelajaran berakhir seperti siklus I, siswa kembali menjawab soal post tes berupa soal pilihan ganda. Selanjutnya mengumpulkan

lembar jawaban siswa dan mengakhiri pelajaran dengan salam.

c. Observasi

Selama proses pembelajaran berlangsung, observer mengamati aktivitas siswa

yang terlihat di dalam kelas dengan menggunakan lembar observasi sesuai dengan

kriteria penilaian yang telah ditentukan, dimana setiap aspek yang diamati memiliki

skor 1-3. Aspek-aspek yang diamati oleh observer yakni (1) memperhatikan, (2)

menyimak, (3) membaca, (4) berbicara, (5) diskusi dan (6) Bersemangat. Penilaian

keenam aspek tersebut terlihat dalam proses pembelajaran menggunakan model

(27)

64

siswa diberi nomor dada yang disesuaikan dengan nomor urut mereka duduk didalam

kelas.

Gambar 16. Observer Mengamati Aktivitas Siswa Di Dalam Kelas Di Kelas VII SMP 3 Pematangsiantar Tahun 2014

Hasil data observasi aktivitas belajar siswa secara individual dapat dilihat

pada lampiran.Selanjutnya dapat dilihat aktivitas siswa pada tabel 11.

Tabel11 . Data Aktivitas Siswa Per Aspek Pada Siklus II Di Kelas VII SMP 3 Pematangsiantar Tahun 2014

Sumber : Data Primer Olahan, 2014

Keterangan:

F : Frekuensi SC : Skor Nilai B : Baik

Tabel12.Kategori Aktivitas Siswa Siklus II Di Kelas VII SMP 3 Pematang Siantar Tahun 2014

(28)

65

Sumber : Data Primer Olahan, 2014

Dari tabel 12menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa yang termasuk dalam

kategori baik yakni 93,10% aktivitas belajar siswa yang termasuk dalam kategori cukup

yakni 6,90%, dan aktivitas belajar siswa yang termasuk dalam kategori Baik.

Gambar 16. Grafik Aktivitas Siswa Siklus Ii Di Kelas Vii Smp 3 Pematang siantar Tahun 2014

Dari tabel 11 di atas hasil observasi kreativitas siswa dengan rata-rata aktivitas

siswa pada siklus II adalah 2,70 dan ini tergolong pada kriteria baik dengan persentase

sebesar 90,21%. Untuk aspek memperhatikan rata - rata skornya adalah (2,89),

menyimak rata – rata skornya adalah (2,75), Membaca (2,68), Berbicara (2,55), Diskusi (2,48) dan bersemangat dengan rata – rata skornya (2,89). Dalam hal ini kreativitas siswa dalam pembelajaran sudah baik karena sudah terdapat peningkatan dalam

(29)

66

Aktivitas siswa biasanya juga akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Sama

dengan siklus I, hasil belajar siswa secara individu diperoleh dari penggabungan 40%

nilai LKK dan 60% nilai post tesuntuk mempermudah melihat ketuntasan belajar siswa,

dapat dilihat pada tabel 13dan gambar 18.

Tabel 13.Frekuensi Skor Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II Di Kelas VII SMP 3 Pematangsiantar Tahun 2014

No. Interval Frekuensi Persentase (%) Keterangan

1.

Sumber : Data Primer Olahan, 2014

Dari tabel 13 diatas dapat diketahui yang mencapai ketuntasan belajar secara

individu adalah 28 orang dengan mencapai nilai KKM ≥ 70 maka secara klasikal ketuntasan belajar sudah tercapai karena pada siklus II persentase ketuntasan 96,56%,

dimana lebih dari 85% dari keseluruhan siswa sudah mencapai KKM. Untuk lebih jelas

dapat di lihat pada gambar berikut ini.

Tuntas (96,56 %)

(30)

67

Gambar 18. Grafik Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II Di Kelas VII SMP 3 Pematangsiantar Tahun 2014

Dapat disimpulkan bahwa pada siklus ini ketuntasan secara klasikal sudah

tercapai, dimana 28 siswa telah mencapai KKM dengan persentase 96,56%, maka tidak

perlu dilakukan siklus berikutnya hanya sampai siklus II saja.

a. Refleksi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan 2 siklus diperoleh

peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada siklus II. Dimana pada siklus ke II

peneliti didampingi guru bidang studi di dalam kelas, dengan kolaborasi ini semua

aktivitas siswa seperti memperhatikan, menyimak, membaca, berbicara, diskusi dan

bersemangat berada dalam kategori baik, untuk lebih jelasnya peningkatan aktivitas

(31)

68

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Siklus I (%)

Siklus II (%)

Gambar 19. Peningkatan aktivitas belajar Siklus I dan Siklus II Di Kelas VII SMP 3 Pematangsiantar Tahun 2014

Berdasarkan gambar dapat dilihat bahwa setiap aktivitas pada siklus I

mengalami peningkatan pada siklus II. Untuk melihat ketuntasan belajar siklus I dan

siklus II dapat dilihat pada gambar 20 dan tabel 14 berikut.

Tabel 14. Rekapitulasi Nilai Ketuntasan Siklus I dan Siklus II Di Kelas VII SMP 3 Pematangsiantar Tahun 2014

No Uraian Tuntas Tidak Tuntas Nilai Rata - rata

F Persen (%) F Persen (%)

1 Siklus I 18 62,07 11 37,93 73,93

(32)

69

Gambar 20.Grafik Peningkatan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Dari Siklus I ke Siklus II Di SMP Negeri 3 Pematangsiantar

Tahun 2014

Ketuntasan belajar siswa pada siklus I yaitu 62,07% dan meningkat menjadi

96,56% pada siklus II, sehingga dapat ditentukan bahwa ketuntasan hasil belajar siswa

pada siklus II sudah mencapai ketentuan 85% untuk ketuntasan klasikal suatu kelas.

B. Pembahasan

1. Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar yang

melibat kan unsur jiwa raga, mulai dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis.Adapun

aktivitas yang di nilai pada penelitian ini yaitu : (1) memperhatikan, (2) menyimak, (3)

membaca, (4) berbicara, (5) diskusi dan (6) bersemangat. Dimana setiap aspek memiliki

bobot nilai tertinggi 3 dan terendah 1. Apabila siswa melakukan aktivitas sesuai dengan

kriteria penilaian aktivitas siswa maka siswa tersebut berhak memperoleh skor

maksimal yaitu 3. Aktivitas belajar ini dinilai oleh dua orang observer dari kalangan 0

20 40 60 80 100

Siklus I Siklus II

Tuntas (%)

(33)

70

mahasiswa yang sudah mengetahui kriteria penilaian aktivitas pada model pambelajaran

yang di terapkan.

Pada Siklus I aspek memperhatikan (1,69), menyimak (1,69), membaca (1,93),

berbicara (2,34), diskusi (2,07), dan bersemangat (1,59) dengan jumlah rata – rata 1,88 dimana masih berada pada kategori cukup. Dan pada siklus ke II aspek memperhatikan

(2,89), menyimak (2,75), membaca (2,68), berbicara (2,55), diskusi (2,48), dan

bersemangat (2,89) dengan rata – rata 2,70 maka siklus kedua berada pada kategori Baik.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada siklus I aktivitas siswa

mencapai 62,83% dan pada siklus II menjadi 90,60%. Hasil penelitian pada siklus I

menunjukkan bahwa penerapan model pembellajaran Cooperative Script dapat

meningkat kan hasil belajar siswa, tetapi masih perlu ditingkatkan lagi. Oleh sebab itu

perlu diakukan refleksi untuk siklus II guna meningkatkan kreativitas belajar secara

menyeluruh.

Pada siklus II kreativitas belajar siswa mengalami peningkatan dari masing – masing aspek yang dinilai. Masing – masing peningkatannya untuk aspek memperhatikan sebesar 40,00%, aspek menyimak sebesar 35,33%, aspek membaca

sebesar 25%, aspek berbicara sebesar 7,00%, aspek diskusi 16,00% dan aspek

bersemangat 43,33%. Pada siklus II ini dapat dilihat bahwa siswa mampu membantu

mengingat dan menghapal ide – ide pokok terlihat dari aspek memperhatikan sebesar 40,00% serta mampu menunjuk kan ide pokok dengan baik. Keadaan tersebut sesuai

dengan yang dikemukakan Kunandar (2008) mengatakan peningkatan aktivitas siswa

(34)

71

siswa yang bertanya dan menjawab, meningkatnya jumlah siswa yang saling

berinteraksi membahas materi pelajaran.

Hal ini juga seirama dengan yang dikatakan oleh Slameto (2003) menyatakan

bila siswa menjadi partisipan yang aktif, akan memperoleh pengetahuan yang lebih

baik. Dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas, karena tanpa adanya aktivitas

maka kegiatan belajar mengajar mungkin tidak akan berlangsung dengan baik.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu materi

tertentu. Untuk melihat hasil belajar dilakukan suatu penilaian terhadap siswa yang

bertujuan untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai suatu materi atau belum.

Nilai hasil belajar dapat diperoleh dari nilai post test dan lembar kerja kelompok

siswa. Dimana 60 % dari post test dan 40% dari nilai kerja kelompok siswa.

Hal ini sesuai dengan hipotesa yang diajukan, hasil belajar pada siklus I yakni

62,07% siswa yang nilainya mencapai KKM sedangkan hasil belajar siswa secara

individu pada siklus II yaitu 96,56%. Dengan demikian dapat diketahui penerapan

model pembelajaran Cooperative Script dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada

materi Hidrosfer sebesar 34,49%. Ini terlihat dari hasil belajar pada siklus I yakni

62,07% siswa yang nilainya dikatakan tuntas, dan 37,93% siswa yang nilainya

dikatakan tidak tuntas sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar yakni

96,56% siswa yang nilainya dikatakan tuntas dan 3,44% siswa yang nilainya dikatakan

Gambar

Gambar10.Peneliti Melaksanakan Kegiatan Awal Sesuai Dengan RPP Di
Gambar 11. Siswa Sedang Berdiskusi Dengan Pasangan NyaDan Melakukan
Gambar 12.Siswa sedang menjawab Post Test siklus I di kelas VII SMP
Tabel8.Data Aktivitas Siswa Per Aspek Pada Siklus I Di Kelas VII SMP 3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam proses pengintegrasian aplikasi SERVICEDESK ITS ini diperlukan beberapa penyesuaian antara SERVICEDESK ITS dengan sistem Single Sign On (SSO) myITS, seperti pada menu

Kesimpulan dari penelitian Putz-Bankuti et al ini yaitu terdapat hubungan signifikan dari 25(OH)D dengan derajat disfungsi hati dan memberi kesan bahwa rendahnya kadar

P SURABAYA 03-05-1977 III/b DOKTER SPESIALIS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH RSUD Dr.. DEDI SUSILA, Sp.An.KMN L SURABAYA 20-03-1977 III/b ANESTESIOLOGI DAN

Stewart dan Co dalam, Juniah (2007:10) menyimpulkan secara sederhana dari formula tersebut bahwa EVA adalah keuntungan operasi bersih dikurangi dengan beban sesungguhnya

Kesimpulan ini diambil dari kenyataan bahwa betapa banyak hal yang ada di alam ini, bisa dirasakan keberadaannya oleh manusia, tetapi tidak dapat dijangkau oleh akal manusia

Kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa pembelajaran Biologi yang menggunakan inkuiri terbimbing lebih baik dari pada pembelajaran inkuiri bebas termodifikasi,

Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya

Dari empat tahapan manajemen kinerja, karyawan menyatakan pada tahapan penilaian kinerja dan tahapan tindak lanjut kinerja membutuhkan beberapa perbaikan yang harus