• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Perilaku Cybersex Ditinjau dari Jenis Kelamin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Perilaku Cybersex Ditinjau dari Jenis Kelamin"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Salah satu bentuk dari kecanggihan teknologi komputer di bidang komunikasi adalah internet.

Tidak hanya situs

situs yang menampilkan informasi yang penting saja, banyak juga bisnis gelap

yaitu bisnis seks, salah satunya adalah situs

situs yang berisi pornografi/

cybersex

. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui perbedaan perilaku

cybersex

ditinjau dari jenis kelamin. Subjek

dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1 di Kota Solo yang berjumlah 80 orang, diantaranya 40

mahasiswa laki-laki dan 40 mahasiswa perempuan yang pernah mengakses muatan

pornografi/seksual di internet (

cybersex

) dan pengambilan sampel dilakukan dengan

menggunakan teknik

snowball sampling.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam

penelitian dengan cara menyebar skala. Skala Perilaku

Cybersex

dari Delmonico & Miller (2003)

digunakan yang berisi bentuk-bentuk perilaku

cybersex,

yaitu

online sexual compulsivity, online

sexual behaviour-social, online sexual behaviour-isolated, online sexual spending

dan

interest in

online sexual behaviour

. Analisis data yang digunakan untuk melihat perbedaan perilaku

cybersex

pada jenis kelamin tersebut adalah

Independent Sample Test.

Hasil yang diperoleh dari

perhitungan tersebut adalah nilai

t-test

sebesar -0,450 (p>0,05). Rata-rata perilaku

cybersex

mahasiswa perempuan (5,025) dibandingkan mahasiswa laki-laki (4,65). Kesimpulannya bahwa

tidak ada perbedaan perilaku

cybersex

ditinjau dari jenis kelamin.

(2)

Abstract

One form of sophistication of computer technology in the field of communication is the internet.

Not only the sites that display important information, many dark businesses like sex businesses,

one is the sites that contain pornographic/cybersex. This study aimed to determine the

differences in cybersex behaviour in terms of the sex. The subjects of this study are scholar

students from Solo city. Amounting to 80 people, contain 40 male students and 40 female

students who has been accessed pornographic/sexuality material from the internet (cybersex)

and sampling was done using snowball sampling technique. The sampling technique in this study

was done with spreading scale. There is one scale wich used, cybersex behaviour scale from

Delmonico & Miller (2003) about the forms of cybersex behaviour, that is online sexual

compulsivity, online sexual behaviour-social, online sexual behaviour-isolated, online sexual

spending and interest in online sexual behaviour. The analysis of the data that used to see the

difference cybersex behaviour to the sex is Independent Sample Test. The result from the

calculation is t-test value -0,450 (p> 0,05). The average of cybersex behaviour from female

students (5,025) compare to male students (4,65). The conclusion is there no difference of

cybersex behaviourin terms of the sex.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Jember, terima kasih atas semua. bimbingan

Secara spesifik, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh suhu dan waktu operasi terhadap penurunan kadar kafein, memperoleh kondisi optimum pada produksi

Setelah itu akan diperoleh usulan strategi SI/TI yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan, untuk mendapatkan keluaran tersebut maka perlu adanya identifikasi masalah dan

Pembangunan Rumah Susun Untuk Lokasi Binaan (Lokbin) Rawa Buaya (Struktur dan Arsitektur) - Multi Years Dinas Perumahan dan Gedung Pemda Pembangunan Rusun Pulo Gebang Blok 5

The national ALS dataset and field data of the Swiss National Forest Inventory were used to calibrate estimation models for mean and maximum height, basal

Auditor Trampil Pemula, dan Auditor Trampil Pratama serta Auditor Ahli Pratama sampai dengan Auditor Ahli Madya yang berada di Kantor Pusat, apabila dalam jangka waktu 6 (enam)

dengan pemanfaatan pelayanan antenatal oleh ibu hamil adalah faktor predisposisi,.. faktor pemungkin