1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia mempunyai dua musim yaitu musim kering dan musim
penghujan. Bencana banjir termasuk bencana yang hampir pasti terjadi
ketika musim penghujan tiba. Banjir umumnya terjadi pada saat aliran air
melebihi volume air yang dapat ditampung dalam sungai, danau, rawa,
drainase, maupun saluran air lainnya pada selang waktu tertentu (Tim
Penyusun, Buku Pegangan Guru: Pendidikan Siaga Bencana. 2008:VII-I).
Sedikitnya ada lima faktor penting penyebab banjir di Indonesia,
yaitu faktor hujan, faktor hancurnya retensi Daerah Aliran Sungai (DAS),
faktor kesalahan perencanaan pembangunan alur sungai, faktor
pendangkalan sungai, dan faktor kesalahan tata wilayah serta
pembangunan sarana-prasarana. (Agus: 2009:97)
Kota Surakarta terletak diantara 110045’14”BT - 110045’35” BT
dan 7036’LS -7056’LS. Kota Surakarta merupakan daerah dataran rendah
dengan ketinggian ±92 m dari permukaan laut (dpl), berbatasan dengan di
sebelah Utara dengan Kabupaten Boyolali, sebelah Timur Kabupaten
Karanganyar, sebelah Selatan Kabupaten Sukoharjo dan di sebelah Barat
Kabupaten Sukoharjo dan merupakan salah satu kota yang dilewati oleh
Sungai Bengawan Solo, sehingga menyebabkan Kota Surakarta menjadi
2
Desember 2007, banjir ini merupakan banjir terbesar setelah tahun 1966.
Hal ini pernah terjadi pada tahun 1966, 2007, 2009, serta 2010 pada saat
itu sebagian daerah di Kota Surakarta terendam banjir, diantaranya adalah
Kecamatan Pasar Kliwon dan Kecamatan Jebres. Berdasarkan indeks
rawan bencana (Sumber: http://dibi.bnpb.go.id/DesInventar/dashboard.jsp)
bencana banjir masuk peringkat pertama dengan prosentase 38%.
Banjir di Kota Surakarta terjadi pada hari Minggu, 21 Februari
2010 pukul 17.00 s/d 20.00. Daerah yang terkena banjir meliputi:
Kelurahan Semanggi, Kelurahan Joyosuran, Kelurahan Pasar Kliwon, dan
Kelurahan Pajang. Kelurahan Semanggi Rt 04 Rw XIII, Rw IV, V, VI, dan
Rw XII. Kelurahan Joyosuran Rt 09 Rw I Dan Rt 02 Rw VIII. Kelurahan
Pasar Kliwon diantaranya Kampung Joyosudiran Rt 02 Rw XII. Kelurahan
Pajang diantaranya Kampung Totosari Rt 01 Rt XIV dan Kampung
110°51'30" Pritha Suci Nurafani Riyanto
A610100063 Program Studi Pendidikan Geografi
Tahun 2014
1. Peta Rupa Bumi Indonesia Skala 1:25.000 Badan Informasi Geospasial (BIG) 2. Survei Lapangan
Sumber:
3
Tranverse Mercator
Universal Tranverse Mercator 49 South
WGS 1984
Poyeksi : Grid Koordinat : Zona :
Jalan Kereta Api
Sungai SMA Islam 1 Surakarta
A
Banjir
Tidak Banjir Keterangan Bencana Banjir
!!
SMA ISLAM 1 Surakarta
Su ngai
Sungai Pepe
Sungai Jenes
480100 481000 481900 482800
9
Gambar 1.1 Peta Bencana Banjir Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta Tahun 2010
4
Secara administrasi Kelurahan Joyosuran terletak di Kecamatan
Pasar Kliwon, Kota Surakarta. Luas wilayah Kelurahan Joyosuran adalah
54,00 Ha, ketinggian tempat 80-100 di atas permukaan laut (dpl) dengan
kemiringan tanah 0-40° (Kecamatan Pasar Kliwon Dalam Angka 2012).
Perekonomian Kelurahan Joyosuran atau Kecamatan Pasar Kliwon
terkenal dengan usaha perdagangan yaitu banyaknya industri kecil seperti
besi bekas dan peti pembuat jenazah. Sosial budaya yang terbentuk saat ini
adalah adanya kegiatan atau pembentukan Forum Anak Surakarta sebagai
wadah penyampaian aspirasi. (Sumber: Survey lapang)
Banjir yang disebabkan oleh hujan yang cukup deras
mengakibatkan aliran Sungai Jenes meluap sehingga terjadi banjir di
beberapa wilayah, ruas jalan dan pemukiman penduduk di Kecamatan
Pasar Kliwon dengan ketinggian air antara 50 cm s/d 120 cm. Selain itu
juga mengakibatkan fasilitas-fasilitas umum terendam oleh banjir
diantaranya puskesmas dan fasilitas pendidikan baik SD, SMP, maupun
SMA. (Sumber: Kantor KESBANGPOL dan Limnas Kota Surakarta).
Secara administratif SMA Islam 1 Surakarta terletak di Jl.
Brigjend Sudiarto No. 151, Desa atau Kelurahan Joyosuran, Kecamatan
Pasar Kliwon, Kabupaten/ Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah.
Berdasarkan keterangan Ibu Dwidjajanti S.Pd sebagai wakil kurikulum di
SMA Islam 1 Surakarta berkomentar, tidak adanya kerusakan pada
bangunan sekolah, tetapi SMA Islam 1 Surakarta terendam air banjir
oleh air, terutama di gudang sekolah, ruang laboratorium, dan ruang
perpustakaan yang pada tahun 2007 lalu masih berada di lantai bawah
sehingga menyebabkan buku-buku di sekolah menjadi basah. Pada saat itu
tengah berlangsungnya ujian sekolah sehingga para peserta didik tepaksa
untuk diliburkan dan ujian yang akan dilaksanakan diundur. Karena letak
SMA Islam 1 Surakarta yang bersebalahan dengan Sungai Jenes/ Kali
Kecing dengan jarak ±2 m sehingga besar kemungkinan terjadi banjir
luapan sungai, dan untuk saat ini bagian pinggir sungai telah dibangun
tanggul untuk mengantisipasi luapan air sungai. Jika terjadi hujan yang
lebat dan cukup lama, halaman sekolah SMA Islam 1 Surakarta akan
tergenang oleh air, dan saat air akan memasuki ruangan di lantai bawah
maka guru akan bergotong royong untuk memindahkan aset-aset sekolah
ke lantai atas. (Sumber: Wawancara Wakil Kurikulum).
Sekolah yang dijadikan sebagai lembaga pendidikan memiliki
peranan penting dalam penerapan pendidikan kebencanaan untuk
meningkatkan kesiapsiagaaan guru dengan metode sosialisasi terhadap
bencana banjir.
Penelitian ini mengambil di SMA Islam 1 Surakarta, Kelurahan
Joyosuran, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta. Bencana memang
tidak dapat dihindari namun dapat diperkecil resikonya dengan
meningkatkan pertahanan/ pengetahuan untuk menghadapi bencana.
6
bagi warga sekolah, sehingga diperlukan adanya pendidikan kebencanaan
dan dapat dijadikan sebagai bekal dalam menghadapi bencana.
Pentingnya sosialisasi kepada guru-guru di SMA Islam 1 dalam
menghadapi bencana banjir akan sangat membantu dalam menumbuh
kembangkan pengetahuan dan kesiapsiagaan guru dalam menghadapi
bencana banjir.
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti ingin mengajukan
penelitian dengan judul “PENGARUH SOSIALISASI DENGAN
METODE DISKUSI TERHADAP KESIAPSIAGAAN GURU DALAM
MENGHADAPI BANJIR DI SMA ISLAM 1 SURAKARTA”.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas dapat diidentifikasi
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Perlunya sosialisasi kesiapsiagaan terhadap bencana banjir.
2. Pentingnya kesiapsiagaan guru SMA Islam 1 Surakarta terhadap
bencana banjir.
C. PEMBATASAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka penulis
membatasi agar penelitian ini efisien dan tepat waktu, adapun hal-hal yang
1. Subyek penelitian adalah guru di SMA Islam 1 Surakarta
2. Obyek penelitian adalah kesiapsiagaan terhadap bencana banjir
D. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perumusan
masalah yang diajukan oleh penulis adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kesiapsiagaan guru SMA Islam 1 Surakarta dalam
menghadapi banjir sebelum dan sesudah sosialisasi ?
2. Apakah metode sosialisasi mempengaruhi kesiapsiagaan guru SMA
Islam 1 Surakarta dalam menghadapi bencana banjir ?
E. TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan, maka tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui kesiapsiagaan guru SMA Islam 1 Surakarta terhadap
bencana banjir di lingkungan sekolah.
2. Mengetahui pengaruh metode sosialisasi terhadap kesiapsiagaan
guru SMA Islam 1 Surakarta dalam menghadapi bencana banjir.
F. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini memberi dua manfaat, yaitu manfaat yang
8
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini memiliki manfaat teoritis yaitu:
Masukan kepada sekolah yang digunakan sebagai lokasi
penelitian, agar meningkatkan kesiapsiagaan dari resiko bencana
banjir yang pernah terjadi lingkungan sekolah.
2. Manfaat Praktis
Peneliti ini memiliki beberapa manfaat praktis:
a) Bagi Pemerintah Daerah/ Kota, Memberikan gambaran untuk
perencanaan pelatihan tentang kebencanaan dalam menghadapi
bencana guna mengurangi resiko bencana banjir.
b) Bagi Akademis/ Universitas Muhammadiyah Surakarta,
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi bagi
peneliti yang lain terutama masalah kesiapsiagaan dalam
menghadapi bencana banjir di lingkup pendidikan.
c) Bagi Peneliti, sangat bermanfaat sebagai tambahan ilmu
pengetahuan dan melatih dalam menerapkan ilmu yang
dipelajari selama ini. Selain itu penelitian ini juga bermanfaat
sebagai syarat untuk meraih gelar kesarjanaan Strata 1 di
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas