TESIS
EVALUASI KINERJA PEMERINTAH TERHADAP KEPUASAN PETANI
PADA OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI PADA
DAERAH IRIGASI TUNGKUB DAS SUNGI
I NYOMAN SETIAWAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
TESIS
EVALUASI KINERJA PEMERINTAH TERHADAP KEPUASAN PETANI
PADA OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI PADA
DAERAH IRIGASI TUNGKUB DAS SUNGI
I NYOMAN SETIAWAN
NIM. 1391561026PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
EVALUASI KINERJA PEMERINTAH TERHADAP KEPUASAN PETANI
PADA OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI PADA
DAERAH IRIGASI TUNGKUB DAS SUNGI
Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister
Pada Program Magister, Program Studi Teknik Sipil
Program Pascasarjana Universitas Udayana
I NYOMAN SETIAWAN
NIM. 1391561026PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
iii
LEMBAR PENGESAHAN
TESIS INI TELAH DISETUJUI TANGGAL 06 JUNI 2016
Mengetahui Pembimbing I
Prof. Ir. I Nyoman Norken, SU, Ph.D Nip. 19530819 198003 1 004
Pembimbing II
Kadek Diana Hermayani, ST, MT, Ph.D Nip. 19711204 199803 2 001
Ketua Program Studi Magister Teknik Sipil Program Pascasarjana
Universitas Udayana,
Putu Alit Suthanaya, ST,MEngSC, Ph.D Nip. 19690805 199503 1 001
Direktur
Program Pascasarjana Universitas Udayana,
iv
LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS
Tesis ini Telah Diuji Pada Tanggal 06 Juni 2016
Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, No.2511/UN14.4/HK/2016, Tanggal 01 Juni 2016
Ketua : Prof. Ir. I Nyoman Norken, SU, PhD
Anggota :
1. Kadek Diana Hermayani, ST, MT, Ph.D 2. Ir. I Gusti Bagus Sila Darma, MT, Ph.D 3. Dr. Ir. I Nyoman Budiartha R.M., MSc
v
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Nama : I Nyoman Setiawan Nim : 1391561026
Program Studi : Magister Teknik Sipil Universitas Udayana.
Judul Tesis : Evaluasi Kinerja Pemerintah Terhadap Kepuasan Petani Pada Operasi Dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Pada Daerah Irigasi Tungkub Das Sungi
Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat. Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas RI No. 17 Tahun 2010 dan peraturan perundangan yang berlaku
Denpasar, 13 Juni 2016
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul ”Evaluasi Kinerja Pemerintah Terhadap Kepuasan Petani Pada Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Pada Daerah Irigasi Tungkub DAS Sungi
Pada kesempatan ini perkenanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Prof. Ir. I Nyoman Norken, SU, PhD, Ibu Kadek Diana Harmayani, ST, MT, PhD, Bapak Ir. I Gusti Bagus Sila Darma,MT, PhD, Bapak Dr. Ir. I Nyoman Budiartha RM, MSc, Ibu Dr. Eng Ni Nyoman Pujianiki, ST, MT, MEng yang juga telah memberikan bimbingan, masukan, serta saran – saran untuk penyempurnaan penelitian ini.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Prof. Dr. Dr Ketut Suastika, Sp.PD,KEMD selaku Rektor Universitas Udayana beserta staff atas kesempatan yang diberikan untuk mengikuti studi pada Program Pascasarjana Universitas Udayana. Terimakasih Kepada Prof. Dr.dr. A.A Raka Sudewi, Sp.S(K) selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Udayana dan Kepada I Putu Alit Suthanaya, ST, MengSC,Ph.D selaku ketua Prodi Magister Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Udayana.
Ucapan terimakasih penulis juga sampaikan kepada Pengamat DAS Tukad Sungi serta para Petani Pemakai Air di Daerah Irigasi Tungkub. Penulis sampaikan juga ucapan terimakasih kepada Istri Ni Wayan Suartika Yanti, SE beserta anak tersayang Putu Raka Dinata Ardi Setiawan yang telah memberikan dukungan sehingga dapat berkonsentrasi menyelesaikan tesis ini. Terakhir ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada teman – teman: Yuliartha, Ketut Asmara putra, Pande Darma Setiawan, Angga, Made Sure, serta staff satu ruangan yang telah memberikan motivasi.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang. Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan penyelesaian tesis ini, serta kepada penulis sekeluarga.
Denpasar, Juni 2016
vii
EVALUASI KINERJA PEMERINTAH TERHADAP KEPUASAN PETANI
PADA OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI PADA
DAERAH IRIGASI TUNGKUB DAS SUNGI
ABSTRAK
Bali memiliki sumber daya air untuk dikembangkan dan dikelola secara menyeluruh, terpadu, ramah lingkungan dan berkesinambungan untuk kesejahteraan masyarakat. Dari pengamatan secara fisik langsung kelapangan dan melalui data kondisi jaringan Daerah Irigasi (DI) Pada daerah Irigasi Tungkub DAS Sungi khususnya pada saluran primer dan sekunder yang merupakan kewenangan pemerintah ditemukan beberapa indikasi kerusakan dan kebocoran air, terdapat pasangan permanen yang mengalami kebocoran akibat kerusakan, serta saluran sekunder yang masih dalam kondisi saluran tanpa pasangan/ existing tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat kinerja Pemerintah dalam Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi serta mengevaluasi seberapa besar tingkat kepuasan petani terhadap layanan pemerintah dalam Operasi danPemeliharaan Jaringan Irigasi.
Penelitian ini dilakukan pada Daerah Irigasi Tungkub DAS Sungi, digunakan pendekatan eksploratif dan bersifat deskriptif analitis. Dalam hal ini pendekatan eksploratif yaitu mempelajari dan meneliti tentang Daerah Irigasi Tungkub secara langsung, baik melalui kuisioner dan juga observasi atau pengamatan secara langsung.Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling yang melibatkan 70 responden, terdiri dari pihak yang expertise dalam bidangnya. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dengan skala likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi petani.
Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat kinerja pemerintah dalam kegiatan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi pada daerah irigasi tungkub DAS Sungi bahwa pemerintah memiliki kinerja baik dengan pencapaian nilai rata- rata 3.34 dan prosentase pencapai rata –rata sebesar 85.89 %. Sedangkan tingkat kepuasan petani terhadap kinerja yang dilakukan pemerintah menunjukan nilai prosentase lebih kecil yakni sebesar 83.11%, pencapaian tersebut diatas di peroleh dari hasil jawaban responden. Dimana tingkat kepuasan petani akan meningkat bilamana pemerintah mampu menampung aspirasi keinginan petani serta perlu diadakannya peyuluhan dan pelatihan kepada petani terkait kegiatan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi.
viii
EVALUATION PERFORMANCE OF THE GOVERMENT TO FARMER
SATISFACTION IN OPERATION AND MAINTENANCE IRRIGATION
NETWORK ON IRRIGATION AREA TUNGKUBDAS SUNGI.
ABSTRACT
Bali has water resource to be developed and maintained in overall, integrated, eco friendly and continual for the society prosperity. From the physically direct observation to the subject area and through the data of condition district Irrigation system: in Indonesia language Irrigation area (DI). At Tungkub irrigation district especially DAS Sungi primer and secondary line which is the basically government authority, which there are found some of indication damage and water leak, there are permanent installation already leak which is caused by the damage, and the secondary canal is in condition without a pair/grown existing. This research is proposed to analyze the governmentlevel of performance in operation and maintained irrigation network and also to analyze how much farmer satisfaction into government service in operation and maintenance irrigation network.
These researches take the place at Irrigation Tangkub DAS sungi district, using explorative method and descriptive analytic feature. In this case explorative mean that is study and observation the irrigation of Tangkub district directly, both by questionnaire and observation or direct research observation. In collecting data using purposive sampling method, which involve 48 respondents that consist from party is expertise in their field. The analyze data is using descript qualitative method with Richter scale technique to measure gesture, opinion and farmers' perceptions.
The result of the research showing that the government level of performance in operation action and maintained irrigation network at Tangkub DAS Sungi district that government has a good action which take the achievement equally score 3.34 and presents equally achievement 85.89%. While the level of farmer satisfaction into government action showing present score smaller 83.11%, each achievement take from respondences answers where the farmer satisfaction will be increase when the government able to accommodate inspiration the farmer need and there are must counseling and training to the farmer’s related into operation and maintenance irrigation network.
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian masih memegang
peranan yang sangat penting dalam menunjang masyarakat.Lebih dari 80%
produksi beras nasional dihasilkan dari sawah beririgasi yang terhimpun dalam
Daerah Irigasi (Hasan, 2005). Berdasarkan PP No. 77 Tentang Irigasi tahun 2001,
irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang pertanian,
yang jenisnya meliputi irigasi air permukaan, irigasi air bawah tanah, irigasi
pompa dan irigasi tambak. Sistem irigasi keberlanjutan adalah perwujudan untuk
mendukung produktivitas usaha tani guna meningkatkan produksi pertanian dalam
rangka ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan masyarakat. Irigasi memiliki
kepentingan dalam pemberdayaan sawah dan dapat memenuhi kebutuhan air bagi
usaha pertanian dalam jumlah dan waktu serta kualitas yang diperlukan sesuai
dengan kebutuhan semua tanaman sesuai dengan pola tanam yang telah
ditetapkan.
Infrastruktur dan sarana irigasi merupakan salah satu faktor penting dalam
proses usahatani. Infrastruktur irigasi sangat menentukan ketersediaan air yang
berdampak langsung terhadap kualitas dan kuantitas tanaman khususnya
padi.Infrastruktur tersebut dibangun pemerintah ataupun masyarakat petani
sendiri. Dalam suatu lahan pertanian dimana jumlah air yang dibutuhkan
disesuaikan dengan kebutuhan air tanaman. Pemberian air dapat dinyatakan
2 mungkin sesuai dengan kebutuhan tanaman pada lahan potensial yang
ada.Menurut Pedoman Teknis Pengembangan Jaringan Irigasi (2014), pemberian
air irigasi dari hulu (upstream) sampai dengan hilir (downstream) memerlukan
sarana dan prasarana irigasi yang memadai. Sarana dan prasana tersebut dapat
berupa bendungan, bendung, saluran primer dan sekunder, box bagi, bangunan
ukur, saluran tersier serta saluran tingkat usaha tani (TUT). Rusaknya salah satu
bangunanirigasi akan mempengaruhi kinerja sistem yang ada sehingga
mengakibatkan efisien dan efektifitas irigasi menurun. Kesatuan wilayah yang
mendapatkan air dari satu jaringan irigasi disebut dengan daerah irigasi (DI).
Bali memiliki sumber daya air untuk dikembangkan dan dikelola secara
menyeluruh, terpadu, ramah lingkungan dan berkesinambungan untuk
kesejahteraan masyarakatnya. Bali memiliki Daerah Aliran Sungai (DAS)
sebanyak 391 DAS, luas 5.636,67 km2 dan panjang sungai 2.776,09 km. Kewenangan dan tanggung jawab pemerintah, pemerintah provinsi dan
pemerintah kabupaten/kota dalam pengelolaan daerah irigasi diatur dalam
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 14/PRT/M/2015
tanggal 21 april 2015 tentang Kriteria dan Penetapan Status Daerah Irigasi,
dimana pada Pasal 18 menjelaskan bahwa kewenangan dan tanggung jawab
Pemerintah dan Pemerintah Daerah dengan ketentuan Daerah Irigasi (DI) dengan
luas diatas 3000 ha adalah menjadi wewenangdan tanggung jawab Pemerintah
Pusat, Daerah Irigasi (DI) antara 1000 ha–3000 ha adalah kewenangan Pemerintah
Provinsi dan Daerah Irigasi (DI) lebih kecil 1000 ha adalah sepenuhnya menjadi
kewenangan dan tanggungjawab Pemerintah kabupaten, sedangkan jika berada
3 Jaringan tersier sepenuhnya merupakan tanggungjawab organisasi perkumpulan
petani pemakai air (P3A) dalam hal ini adalah masyarakat petani (subak).
Kewenangan pemerintah pusat yakni Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat yang dimana sebagai perpanjangan tangannya di Bali yaitu
Balai Wilayah Sungai Bali-Penida. Adapun Daerah Aliran Sungai (DAS) yang
menjadi kewenangan Balai Wilayah Sungai Bali–Penida sebanyak 9 DAS
meliputi : DAS Yeh Hoo, DAS Sungi, DAS Penet, DAS Ayung, DAS Oos, DAS
Petanu, DAS Pakerisan, DAS Unda dan DAS Saba. Kesembilan DAS tersebut
mempunyai luas area sebesar 42.304,84 Ha dengan jumlah Daerah Irigasi (DI)
sebanyak 112 Daerah Irigasi, diantaranya DI Tungkub DAS Sungi.
Sesuai dengan data dari Rancangan Pola SDA BWS Bali-Penida tahun
2014, potensi ketersediaan air permukaan di Bali sebesar 207,57 m3/detik dan kebutuhan air untuk memenuhi irigasi sebesar 45,067 m3/detik. Dengan potensi yang sangat besar telah dilakukan pembangunan infrastruktur irigasi sebanyak
799 infrastruktur yang diantaranya terdapat waduk, bendung permanen, bendung
bronjong, pengambilan bebas, pompa, empelan, bak penampungan serta
pengambilan lainnya. Seperti pada Daerah Irigasi Tungkub yang terletak di
Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungi mempunyai luasan baku 1.092 ha, yang
kebutuhan air irigasinya dipenuhi oleh Bendung Tungkub. Sesuai gambar Skema
Jaringan Irigasi DI Tungkub, Daerah Irigasi Tungkub mempunyai 5 saluran induk
yang diantaranya Saluran Induk Tungkub, Saluran Induk Anyar, Saluran Induk
Ulaman, Saluran Induk Kekeran dan Saluran Induk Apit Yeh,serta mempunyai 6
4 Pada daerah Irigasi Tungkub DAS Sungi dari pengamatan secara fisik
langsung ke lapangan dan melalui data kondisi jaringan Daerah Irigasi (DI)
Tungkub DAS Sungi tahun 2012 khususnya pada saluran primer dan sekunder
yang merupakan kewenangan pemerintah ditemukan beberapa indikasi kerusakan
dan kebocoran air pada jaringan Irigasi DI Tungkub DAS sungi. Adapun beberapa
indikasi tersebut diantaranya ialah pada bangunnan BT.1 dan BT.2 terjadi
kerusakan pada pintu akibat karatan, ruas BT.1–BT.2a terdapat pasangan
permanen yang mengalami kebocoran akibat kerusakan. Menurut kondisi data
jaringan tahun 2012 dari petugas pengamat DI Tungkub diterangkan juga terdapat
saluran induk dan saluran sekunder yang masih dalam kondisi saluran tanpa
pasangan/ existing tanah. Perlu diketahui Operasi dan Pemeliharaan (O&P) pada
tingkat saluran primer dan sekunder merupakan kewenangan pemerintah.Dengan
telah di optimalkannya saluran primer dan sekunder juga akan berpengaruh pada
kelangsungan keberadaan air pada saluran tersier sehingga kebutuhan air untuk
irigasi di persawahan terpenuhi.
Berdasarkan uraian diatas, sangatlah perlu dilakukan pengkajian
mengingat sangat pentingnya peranan pihak yang terkait dalam operasional serta
pemeliharaan jaringan irigasi. Sehingga perlu dilakukan Evaluasi Kinerja
Pemerintah terhadap Kepuasan Petani pada Operasi dan Pemeliharaan Jaringan
Irigasi pada Daerah Irigasi Tungkub DAS Sungi untuk mengetahui penyebab
terjadikurang maksimalnya kinerja pemerintah dalam kegiatan Operasi dan
5 1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka masalah pada
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.2.1 Bagaimanakah tingkat kinerja Pemerintah dalam Operasi dan
Pemeliharaan Jaringan Irigasi pada Daerah Irigasi Tungkub DAS Sungi?
1.2.2 Bagaimanakah kepuasan perkumpulan petani pemakai air (subak) terhadap
pelayanan yang diberikan pemerintah dalam Operasi dan Pemeliharaan
jaringan irigasi pada Daerah Irigasi Tungkub DAS Sungi?
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut :
1.3.1 Untuk menganalisis tingkat kinerja Pemerintah dalam Operasi dan
Pemeliharaan Jaringan Irigasi pada Daerah Irigasi Tungkub DAS Sungi.
1.3.2 Untuk menganalisis seberapa besar tingkat kepuasan petani terhadap
layanan pemerintah dalam Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi pada
Daerah Irigasi Tungkub DAS Sungi.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.4.1 Dapat memberikan informasi kepada Mahasiswa tentang besarnya kinerja
pemerintah dalam Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi pada Daerah
6 1.4.2 Dapat menganalisis tingkat kepuasan petani terhadap layanan pemerintah
dalam Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi pada Daerah Irigasi
Tungkub di DAS Sungi.
1.4.3 Bagi Mahasiswa dapat melakukan pengembangan lebih lanjut terhadap
penelitian ini.
1.5. Lingkup dan Batasan Penelitian
Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga
nantinya dapat memberi arah yang lebih baik dan memudahkan dalam
penyelesaian suatu masalah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, perlu
dilakukan pembatasan yaitu :
1.5.1 Lokasi penelitian yang ditinjau hanya pada saluran primer dan sekunder
pada jaringan irigasi DI Tungkub DAS Sungi.
1.5.2 Pengambilan responden pada pihak perkumpulan petani pengguna air
(P3A/Subak) yang memanfaatkan air pada Daerah Irigasi Tungkub DAS
7 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Irigasi
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 30/PRT/M/2007 irigasi
adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk
menunjang pertanian. Jenis irigasi seperti irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi
air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak. Secara umum tujuan dari
irigasi adalah sebagai berikut.
1. Untuk menyediakan cairan yang diperlukan dalam pertumbuhan tanaman.
2. Untuk mengairi tanaman pada saat musim kemarau yang pendek.
3. Untuk mendinginkan tanah dan atmosfir, sehingga menimbulkan lingkungan
yang baik.
4. Untuk mengurangi bahaya pembekuan.
5. Untuk mengurangi garam dalam tanah.
6. Untuk mengurangi bahaya erosi tanah.
7. Untuk melunakkan pembajakan dan gumpalan tanah.
8. Untuk memperlambat terbentuknya tunas dengan pendinginan karena
penguapan.
2.2. Jaringan Irigasi
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
No.12/PRT/M/2015 tentang Pedoman Eksploitasi dan Pemeliharaan, jaringan
8 pengaturan air irigasi, mulai dari penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan
dan pembuangan air irigasi.Sedangkan satu kesatuan lahan/wilayah yang
mendapatkan air dari satu jaringan irigasi disebut daerah irigasi. Jenis jaringan
irigasi adalah sebagai berikut:
1. Jaringan irigasi primer adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri atas
bangunan utama, saluran induk/primer, saluran pembuangannya, bangunan
bagi, bangunan bagi-sadap, bangunan sadap, dan bangunan pelengkapnya.
2. Jaringan irigasi sekunder adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri
atas saluran sekunder, saluran pembuangannya, bangunan bagi, bangunan
bagisadap, bangunan sadap, dan bangunan pelengkapnya.
3. Jaringan irigasi tersier adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai
prasarana pelayanan air irigasi dalam petak tersier yang terdiri atas saluran
tersier, saluran kuarter dan saluran pembuang, boks tersier, boks kuarter,
serta bangunan pelengkapnya.
Dalam Kriteria Perencanaan Bagian Jaringan Irigasi KP.01 Departemen
Pekerjaan Umum DirektoratJenderal Pengairan tahun 1986 terdapat ketentuan
yang mengatur tentang jaringan irigasi. Pada buku tersebut dijelaskan bahwa
fungsi suatu jaringan irigasi dapat dibedakan menjadi 4 (empat) unsur, yaitu :
1. Bangunan utama (headwork),merupakan bangunan yang berfungsi untuk
mengambil air dari sumbernya, umumnya adalah sungai atau waduk.
2. Jaringan pembawa, berupa saluran yang mengalirkan air irigasi ke
petak-petak tersier.
3. Petak-petak tersier dengan sistem pembagian air dan sistem pembuangan
9 kelebihannya ditampung dalam suatu sistem pembuangan didalam petak
tersier.
4. Sistem pembuangan yang ada di luar daerah irigasi untuk membuang
kelebihan air irigasi ke sungai atau saluran-saluran alamiah lainnya.
2.3. Daerah Aliran Sungai (DAS)
Daerah Aliran Sungai merupakan daerah yang dibatasi
punggung-punggung gunung dimana air hujan yang jatuh pada daerah tersebut akan
ditampung oleh punggung gunung tersebut dan akan dialirkan melalui
sungai-sungai kecil ke sungai-sungai utama (Asdak,1995). Karena Daerah Aliran
Sungai(DAS)dianggap sebagai suatu sistem, dalam pengembangannya Daerah
Aliran Sungai (DAS) harus diperlakukan sebagai suatu sistem. Dengan
memperlakukan sebagai suatu sistem dan pengembangannya bertujuan untuk
memenuhi tujuan pembangunan berkelanjutan, maka sasaran pengembangan
Daerah Aliran Sungai(DAS) akan menciptakan ciri–ciri yang baik sebagai
berikut: (Agus,dkk, 2007)
1. Mampu memberikan produktivitas lahan yang tinggi. Setiap bidang lahan
harus memberikan produktivitas yang cukup tinggi sehingga dapat
mendukung kehidupan yang layak bagi petani yang mengusahakannya.
2. Mampu mewujudkan, pemerataan produktivitas di seluruh Daerah Aliran
Sungai (DAS).
3. Dapat menjamin kelestarian sumber daya air.
Salah satu fungsi utama dari Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah sebagai
10 daerah hilir. Alih guna lahan hutan menjadi lahan pertanian akan mempengaruhi
kuantitas dan kualitas tata air pada DAS yang akan lebih dirasakan oleh petani di
daerah hilir.
2.4. Bangunan Irigasi
Bangunan irigasi diperlukan untuk menunjang pengambilan dan
pengaturan air. Dalam Kriteria Perencanaan Bagian Jaringan Irigasi KP.01
Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Pengairan tahun 1986 jenis
bangunan irigasi adalah bangunan utama, bangunan pembawa, bangunan bagi dan
sadap, bangunan pengukur dan pengatur, bangunan pengatur muka air, bangunan
pembuang dan penguras, bangunan pelengkap, serta bangunan lindung.
2.4.1. Bangunan Utama
Bangunan utama merupakan penyadap dari sumber air yang kemudian
akan dialirkan ke seluruh daerah irigasi yang akan dilayani. Menurut sumber
airnya bangunan utama diklasifikasikan menjadi beberapa kategori yaitu :
1. Bendung
Bendung adalah bangunan air yang dibangun melintang sungai yang sengaja
dibuat dengan maksud untuk meninggikan elevasi muka air sungai. Dengan
menaikkan muka air sesuai elevasi yang telah direncanakan maka air akan
dialirkan secara gravitasi ke daerah yang akan dilayani/daerah yang memerlukan
air. ada beberapa jenis bendung yang diantaranya :
a. Bendung tetap (weir)
b. Bendung gerak (barrage)
11 Pada umumnya bangunan bendung biasanya dilengkap dengan bangunan
pengelak, peredam energi, bangunan pengambilan, bangunan pembilas, kantong
lumpur dan tanggul banjir.
2. Pengambilan bebas
Pengambilan bebas ialah bangunan yang dibuat di tepi sungai dengan
langsung menyadap air sungai untuk dialirkan ke daerah irigasi yang dilayani.
Pada bangunan ini tidak menentukan tinggi elevasi muka air sungai. Bangunan ini
bisa dibuat bila elevasi sungai lebih tinggi dari daerah layanan sehingga air dapat
mengalirkan secara gravitasi menuju daerah yang akan dilayani.
3. Pengambilan dari waduk
Pada umumnya waduk dibangun sebagai tempat penampungan air pada saat
terjadi kelebihan air, waduk biasanya dibangun memiliki banyak kegunaan seperti
untuk irigasi, pembangkit listrik, peredam banjir, pariwisata dan perikanan. Salah
satu kegunaan waduk untuk irigasi, maka pada bangunan outlet dilengkapi dengan
bangunan sadap untuk irigasi yang akan di alokasikan untuk pemberian air
sebagai fungsi luar daerah irigasi yang dilayani serta karakteristik waduk.
4. Stasiun pompa
Bangunan pengambilan air dengan pompa menjadi pilihan apabila upaya
penyadapan air secara gravitasi tidak memungkinkan untuk dilakukan baik secara
teknis maupun ekonomis. Pengambilan air irigasi dengan pompa merupakan
investasi awal yang tidak begitu besar, tetapi biaya operasi dan eksploitasinya
12 2.4.2. Bangunan Pembawa
Bangunan pembawa merupakan bangunan yang berfungsi membawa atau
mengalirkan air dari sumbernya menuju petak irigasi. Yang termasuk bangunan
pembawa adalah saluran primer yaitu saluran yang membawa air dari bangunan
sadap menuju saluran sekunder dan ke petak-petak tersier yang diairi, yang batas
ujungnya adalah pada bangunan bagi yang terakhir, saluran sekunder yaitu saluran
yang membawa air dari bangunan yang menyadap dari saluran primer menuju
petak-petak tersier yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut yang batas
akhirnya adalah bangunan sadap terakhir, saluran tersier dan saluran kwarter.
Bangunan pada bangunan pembawa adalah bangunan yang terdapat pada saluran
pembawa (khususnya saluran primer dan sekunder) seperti bangunan pengatur,
bangunan pengukur debit, bangunan pembawa lainnya dan bangunan pelengkap
(KP-01, 1986).
1. Bangunan pengatur
Bangunan pengatur adalah bangunan bagi, sadap dan bagi sadap. Bangunan
bagi adalah bangunan air yang terletak pada saluran primer dan sekunder dan
berfungsi untuk membagi aliran antara dua saluran atau lebih. Bangunan
sadap adalah bangunan yang befungsi untuk menyadap atau mengambil air
dari saluran primer ke saluran sekunder atau tersier dan atau dari saluran
sekunder ke saluran tersier. Sedangkan bangunan bagi sadap adalah rangkaian
bangunan bagi dan sadap.
2. Bangunan pengukur debit
Menurut Standar Perencanaan Irigasi KP-02 (1986) bangunan pengukur debit
13 Beberapa bangunan ukur dapat juga dipakai untuk mengatur aliran air.
beberapa contoh bangunan ukur adalah ambang lebar, cipolleti, parshall,
romijn, crump de gruyter dan Constant Head Orifice (CHO).
3. Bangunan pembawa lainnya
Bangunan pembawa lainnya ini dibedakan berdasarkan alirannya, yaitu
bangunan dengan aliran superkritis dan bangunan dengan aliran subkritis.
Bangunan dengan aliran superkritis diperlukan di tempat dimana lereng
medannya lebih curam daripada kemiringan maksimum saluran, contohnya
bangunan terjunan dan got miring. Sedangkan bangunan dengan aliran
subkritis, contohnya adalah gorong–gorong, talang, shipon, dan flume.
4. Bangunan pelengkap
Bangunan pelengkap adalah bangunan yang dibuat untuk mengatasi
halangan/rintangan sepanjang saluran dan bangunan lainnya. Bangunan
pelengkap ini dibuat di sepanjang saluran pembawa, contohnya:
a. Pagar dan rel pengaman.
b. Tempat cuci, tempat cuci ini berupa tangga pada tanggul saluran yang
berfungsi untuk memudahkan penduduk yang tinggal dekat saluran
mencapai air saluran.
c. Kolam mandi ternak
d. Kisi–kisi penyaring, yang berfungsi untuk mencegah tersumbatnya
bangunan (siphon dan gorong–gorong panjang) oleh benda–benda yang
14 2.5. Irigasi Menurut Sistem Irigasi Subak
Arti subak dalam Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 9 Tahun 2012
tentang Subak, adalah organisasi tradisional dibidang tata guna air dan atau tata
tanaman di tingkat usaha tani pada masyarakat adat di Bali yang bersifat
sosioagraris, religius, ekonomis yang secara historis terus tumbuh dan
berkembang.
Yang ditekankan pada sistem subak adalah keadilan dalam memperoleh
air. Apabila air yang mengalir tidak cukup untuk mengairi seluruh areal sawah
maka pemberian air dilakukan dengan cara pergiliran atau rotasi, yaitu subak
dibagi menjadi bagian lebih kecil yang disebut tempek. Pola rotasi biasanya
diawasi oleh patelik (petugas yang ditunjuk untuk mengawasi pergiliran air).
Selain dengan cara rotasi pada sistem subak juga dikenal pengaturan pemberian
air dengan sistem nyorog yaitu dengan mengatur waktu tanam tidak bersamaan.
Pola operasi dan pemeliharaan ditingkat subak biasanya diselenggarakan
melalui mekanisme musyawarah mufakat dalam sangkepan. Langkah perbaikan
atau rehabilitasi pada bangunan dan saluran irigasi, sehingga kehilangan air akibat
kebocoran pada saluran dapat dihindari, dan juga dikaitkan dengan pola dan
jadwal tanam yang hendak diterapkan dalam suatu organisasi subak. Ketika
hendak mengambil keputusan tentang pola dan jadwal tanam itulah musim atau
iklim akan diperhitungkan.
2.5.1. Sistem Jaringan Irigasi Subak
Subak sebagai organisasi yang mempunyai fungsi utama untuk mengatur
15 tradisionalnya, dimana konstruksi jaringan sangat disesuaikan oleh kondisi fisik
alam dimana jaringan itu dikonstruksi. Kondisi alam Bali yang bergelombang dan
dilalui oleh banyak sungai menjadikan luasan lahan sawah yang sempit, maka
dengan kearifan yang sangat tinggi subak telah berupaya menekan pemanfaatan
lahan sekecil mungkin dibebaskan untuk pembangunan jaringan irigasi. Maka atas
dasar pertimbangan itu ketika subak membangunan jaringan irigasi, banyak
memanfaatkan alur alam berupa lembah atau pangkung sebagai saluran pembawa.
Secara prinsip antara jaringan irigasi dengan jaringan irigasi subak
memiliki tugas dan kewajiban yang sama. Sehingga dalam penelitian ini yang
dimaksud dengan jaringan irigasi adalah jaringan irigasi subak. Jaringan irigasi
subak sudah dikonstruksi sedemikian lengkap mulai dari bangunan pengambilan
pada sumber air, bangunan pembagi dan pengambilan di saluran sampai saluran
distribusi di petak-petak sawah, seperti ditunjukkan dalam gambar jaringan irigasi
subak pada Gambar 2.1. serta ilustrasi wilayah subak dalam wilayah desa adat
16 Gambar 2.1. Jaringan Irigasi Subak
Sumber : Sushila (2006)
Pura Ulun Empelan
Pura
Empelan (Bendung Subak)
Aungan (Terowongan)
Telabah (Saluran Pembawa)
Tembuku Aya (B.Bagi Utama)
Tembuku Pemaron
Telabah Pemaron (Saluran Kedua)
Tembuku Daanan (B. Sadap)
Telabah Daanan (Saluran Ketiga)
Telabah Pengutangan (Saluran Pembuang)
17 Gambar 2.2. Ilustrasi Wilayah Subak dalam Wilayah Desa Adat
Sumber : Sushila (2006)
2.6. Evaluasi Kinerja
Evaluasi kinerja atau penilaian prestasi yang dikemukaan L.C Menggison
(1998) dalam Mangkunegara (2000) adalah suatu proses yang digunakan untuk
menentukan apakah seorang melakukan pekerjaannya sesuai dengan tugas dan
tanggung jawabnya. Menurut A.E. Sikula (1981) yang dikutib oleh Mangkunegara
(2000) mengemukakan bahwa evaluasi kinerja merupakan evaluasi yang
sistematis dari pekerjaan dan potensi yang dapat dikembangkan. Evaluasi dalam
proses penafsiran atau penentuan nilai, kualitas atau status dari beberapa obyek
orang ataupun sesuatu (barang). Dari beberapa pendapat ahli tersebut dapat
disimpulkan bahwa evaluasi kinerja adalah penilaian yang dilakukan secara
sistematis untuk mengetahui hasil pekerjaan dan kinerja organisasi. Disamping
itu, tujuan dari evaluasi kinerja adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan
Desa Adat - A Desa Adat - B
Desa Adat - C
Subak - X
18 kinerja organisasi melalui peningkatan kinerja dari Sumber Daya Manusia (SDM)
organisasi tersebut.
Evaluasi kinerja terhadap tenaga kerja biasanya dilakukan oleh pihak
manajemen atau pegawai yang berwenang untuk memberikan penilaian terhadap
tenaga kerja yang bersangkutan dan biasanya merupakan atasan langsung atau
juga bisa dari pihak lain yang diberikan wewenang atau ditunjuk langsung untuk
memberikan penilaian. Dalam melakukan evaluasi kinerja terhadap seorang, pihak
yang berwenang memberikan penilaian seringkali menghadapi dua alternatif
pilihan yang harus diambil, yaitu dengan cara memberikan penilaian kinerja
berdasarkan deskripsi pekerjaan yang telah ditetapkan sebelumnya, dan dengan
cara menilai kinerja berdasarkan harapan-harapan pribadinya mengenai pekerjaan
tersebut.{posted on 24 februari 2012 by Hadi Muttaqin Hasyim}
Jika evaluasi kinerja tersebut mendapatkan penilaian yang baik maka akan
berpengaruh dengan kepuasan petani. Pada dasarnya kepuasan adalah tingkat
perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja yang dirasakan dengan
harapannya. Sedangkan kepuasan petani dapat didefinisikan secara sederhana
sebagai keadaan dimana kebutuhan, keinginan dan harapan petani dapat terpenuhi
19 2.7. Pemerintah
Pemerintah secara etimologis berasal dari kata Yunani, Kubernan atau
nakoda kapal yang artinya mengadap ke depan. Sedangkan “memerintah” berarti
melihat ke depan, menentukan berbagai kebijakan yang diselenggarakan untuk
mencapai tujuan masyarakat Negara. Dalam hal ini evaluasi kinerja pemerintah
adalah penilaian yang dilakukan secara sistematis untuk mengetahui hasil
pekerjaan dan kinerja pemerintah. Pemerintah yang dimaksud dalam penelitian ini
sesuai dengan Peraturan Pemerintah Pekerjaan Uumum No. 30/PRT/M/2007
tentang Pedoman Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi Partisipatif yaitu
penanggung jawab kegiatan pengelolaan jaringan irigasi adalah Pemerintah,
Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, badan usaha, badan sosial,
kelompok masyarakat, atau perseorangan yang melaksanakan pembangunan,
peningkatan, operasi, pemeliharaan atau rehabilitasi jaringan irigasi di suatu
wilayah tertentu. Pemerintah termasuk di dalamnya Pemerintah Provinsi,
Pemerintah Kabupaten/Kota, serta dinas-dinas yang membidangi irigasi yang
beperan sebagai pembuat kebijakan, perancang dan administrator sesuai dengan
kewenangannya bertanggungjawab dalam pengembangan dan pengelolaan sistem
irigasi primer dan sekunder. Pemerintah dalam pengelolaan jaringan irigasi terkait
dengan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi mencakup Direktorat Sumber
Daya Air - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Pemerintah
20 2.8. Operasi dan Pemeliharaan
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor: 12/PRT/M/2015 yang dimaksud dengan Eksploitasi dan Pemeliharaan
jaringan irigasi adalah upaya pengaturan air irigasi dan pembuangannya, termasuk
kegiatan membuka menutup pintu bangunan irigasi, menyusun rencana tata
tanam, menyusun sistem golongan, menyusun rencana pembagian air,
melaksanakan kalibrasi pintu/bangunan, mengumpulkan data, memantau, dan
mengevaluasi. Sedangkan pemeliharaan jaringan irigasi adalah upaya menjaga
dan mengamankan jaringan irigasi agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna
memperlancar pelaksanaan operasi dan mempertahankan kelestariannya.
Berdasarkan Ketentuan Undang-Undang No 11 Tahun 1974 tentang
Pengairan dan Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Irigasi pelaksanaan
operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi ditetapkan:
1. Pelaksanaan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi primer dan sekunder
menjadi wewenang dan tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah
sesuai dengankewenangannya.
2. Pelaksanaan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi tersier menjadi hak dan
tanggungjawab masyarakat petani pemakai air.
2.9. Kinerja Pemerintah terhadap Kepuasan Petani dalam Operasi dan
PemeliharaanJaringan Irigasi
Dalam hal ini kinerja pemerintah dalam operasi dan pemeliharaan jaringan
irigasi berpedoman terhadap tugas Pemerintah yang telah tercantum dalam
21 12/PRT/M/2015 tentang Pedoman Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi.
Sebagai ketentuan Daerah Irigasi yang menjadi tanggung jawab dan wewenang
pemerintah telah diatur pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 77
tahun 2001 tentang irigasi dan mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat No. 14/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan
Status Daerah Irigasi dimana peraturan ini menjelaskan tentang wewenangan dan
tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah dengan ketentuan: Daerah
Irigasidengan luas diatas 3000 ha menjadi wewenang dan tanggung jawab
Pemerintah, Daerah Irigasi antara 1000 ha–3000 ha kewenangan Pemerintah
Provinsi dan Daerah Irigasi lebih kecil dari 1000 ha sepenuhnya menjadi
kewenangan dan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten,sedangkan jika berada
pada lintas kabupaten maka menjadi tanggungjawab Pemerintah Provinsi. Kinerja
Pemerintah dalam Operasi Pemeliharaan Jaringan Irigasi ini berfungsi untuk
memberikan pelayanan kepada petani, agar petani mendapatkan air irigasi sesuai
dengan kebutuhan masing–masing subak.
2.9.1. Kinerja Pemerintah dalam Operasi Jaringan Irigasi
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor: 12/PRT/M/2015 tentang Pedoman Eksploitasi dan Pemeliharaan
Jaringan Irigasi, Pemerintah memiliki peran serta kinerja yang sangat penting
dalam kegiatan operasi jaringan irigasi adapun kinerja yang dilakukan
pemerintah adalah:
1. Mengumpulkan data (data debit, data curah hujan, data luas tanam,serta
22 2. Membuat Rencana Penyediaan Air Tahunan, Pembagian dan Pemberian
Air Tahunan, Rencana Tata Tanam Tahunan, Rencana Pengeringan, dll.
3. Berperan sebagai pembimbing atau penasehat yang memberi masukan dan
pertimbangan berkaitan dengan ketersediaan air yang mungkin bisa
dipergunakan untuk pertanian.
4. Melaksanakan pembagian dan pemberian air (termasuk pekerjaan:
membuat laporan permintaan air, mengisi papan operasi, mengatur bukaan
pintu)
5. Melakukan pengoperasian pada bangunan irigasi
6. Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan operasi jaringan irigasi,
melaporkan jika terjadi kekurangan air yang kritis.
2.9.2. Kinerja Pemerintah dalam Pemeliharaan Jaringan Irigasi
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor: 12/PRT/M/2015 tentang Pedoman Eksploitasi dan Pemeliharaan
Jaringan Irigasi, selain dalam kegiatan operasi jaringan irigasi pemerintah juga
turut mempunyai kewajiban dalam pemeliharaan jaringan irigasi tersebut.
Adapun kinerja pemerintah dalam pemeliharaan jaringan irigasi dapat dibagi
dalam pengamanan jaringan irigasi, pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala
dan penanggulangan/perbaikan darurat, hal tersebut diuraikan sebagai berikut:
• Pengamanan jaringan irigasi
Pengamanan merupakan suatu tindak pemeliharaan yang di dalamnya
terdapat tindak pencegahan serta tindakan pengamanan, yang diuraikan sebagai
23 1. Tindakan pencegahan, berikut tindakan pencegahan yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
a. Melarang pengambilan batu, pasir dan tanah pada lokasi ±500 m sebelah
hulu dan ±1.000 m sebelah hilir bendung irigasi atau sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
b. Melarang memandikan hewan selain di tempat yang telah ditentukan
dengan memasang papan larangan.
c. Menetapkan garis sempadan saluran sesuai ketentuan dan peraturan yang
berlaku.
d. Memasang papan larangan tentang penggarapan tanah dan mendirikan
bangunan di dalam garis sempadan saluran.
e. Petugas pengelola irigasi harus mengontrol patok-patok batas tanah
pengairan supaya tidak dipindahkan oleh masyarakat.
f. Memasang papan larangan untuk kendaraan yang melintas jalan inspeksi
yang melebihi kelas jalan.
g. Melarang mandi di sekitar bangunan atau lokasi-lokasi yang berbahaya.
h. Melarang mendirikan bangunan dan atau menanam pohon di tanggul
saluran irigasi.
i. Mengadakan penyuluhan/sosialisasi kepada masyarakat dan instansi terkait
24 2. Tindakan pengamanan, tindakan pengamanan yang dapat dilakukan adalah
sebagai berikut :
a. Membuat bangunan pengamanan ditempat tempat yang berbahaya, seperti:
disekitar bangunan utama, siphon, ruas saluran yang tebingnya curam,
daerah padat penduduk dan lainnya.
b. Penyediaan tempat mandi hewan dan tangga cuci.
c. Pemasangan penghalang di jalan inspeksi dan tanggul-tanggul saluran
berupa portal, patok.
• Pemeliharaan rutin
Pemeliharaan rutin merupakan kegiatan perawatan dalam rangka
mempertahankan kondisi Jaringan Irigasi yang dilaksanakan secara terus menerus
tanpa ada bagian konstruksi yang diubah atau diganti. Kegiatan pemeliharaan
rutin meliputi :
1. Yang bersifat perawatan :
a. Memberikan minyak pelumas pada bagian pintu.
b. Membersihkan saluran dan bangunan dari tanaman liar dan semak-semak. c. Membersihkan saluran dan bangunan dari sampah dan kotoran.
d. Pembuangan endapan lumpur di bangunan ukur.
e. Memelihara tanaman lindung di sekitar bangunan dan di tepi luar tanggul
saluran.
2. Yang bersifat perbaikan:
a. Menutup lubang-lubang bocoran kecil di saluran/bangunan.
b. Perbaikan kecil pada pasangan, misalnya siaran/plesteran yang retak atau
25
• Pemeliharaan berkala
Pemeliharaan berkala merupakan kegiatan perawatan dan perbaikan yang
dilaksanakan secara berkala yang direncanakan dan dilaksanakan oleh dinas yang
membidangi Irigasi dan dapat bekerja sama dengan P3A/GP3A/IP3A secara
swakelola berdasarkan kemampuan lembaga tersebut dan dapat pula dilaksanakan
secara kontraktual. Adapun pekerjaan pemeliharaan berkala meliputi :
1. Pemeliharaan berkala yang bersifat perawatan
a. Pengecatan pintu
b. Pembuangan lumpur di bangunan dan saluran
2. Pemeliharaan berkala yang bersifat perbaikan
a. Perbaikan bendung, bangunan pengambilan dan bangunan pengatur
b. Perbaikan bangunan ukur dan kelengkapannya
c. Perbaikan saluran dan perbaikan pintu-pintu dan skot balk
d. Perbaikan fasilitas pendukung seperti kantor, rumah dinas, kendaraan dan
peralatan, serta perbaikan jalan inpeksi
3. Pemeliharaan berkala yang bersifat penggantian
a. Penggantian pintu
b. Penggantian alat ukur
c. Penggantian peil schall
• Penanggulangan/perbaikan darurat
Pekerjaan perbaikan darurat yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Melakukan perbaikan pada bangunan irigasi yang mengalami kerusakan
26 Dinas/pengelola irigasi atau yang disediakan masyarakat seperti (bronjong,
karung plastik, batu, pasir, bambu, batang kelapa, dan lain - lain).
2. Selanjutnya perbaikan darurat ini disempurnakan dengan konstruksi yang
permanen dan dianggarkan secepatnya melalui program rehabilitasi
2.9.3. Kepuasan Petani Pemakai Air Terhadap Kinerja Pemerintah.
Kepuasan merupakan suatu ungkapan perasaan seseorang dimana harapan
sesuai dengan keinginan. Kepuasan akan meningkat, bilamana semua keinginan
bisa berjalan sesuai dengan yang direncanakan atau harapan. Kinerja yang
dilakukan pemerintah dalam kegiatan operasi dan pemeliharaan akan berdampak
pada tingkat kepuasan petani pemakai air. Kinerja yang dilakukan pemerintah
hendaknya dapat menampung aspirasi keinginan petani pemakai air, namun tetap
berdasarkan peraturan yang berlaku dalam kegiatan operasi dan pemeliharaan.
2.10. Daerah Irigasi
Daerah Irigasi (DI) merupakan satu kesatuan wilayah yang mendapatkan
air dari suatu jaringan irigasi. Dimana Daerah Irigasi menggunakan bangunan
utama atau mata air sebagai sumber air yang akan dialirkan melaui suatu sistem
jaringan irigasi yang dibawa dari saluran pembawa sampai ke petak–petak tersier.
Dalam penelitian ini, peneliti akan meninjau lebih jauh Daerah Irigasi (DI)
Tungkub pada DAS Sungi. Berdasarkan data Rancangan Pola SDA BWS
Bali-Penida tahun 2014 diketahui bahwa potensi ketersediaan air permukaan di Bali
sebesar 207,57 m3/dt sedangkan kebutuhan air untuk memenuhi irigasi sebesar 45,067 m3/dt Daerah Irigasi Tungkub berada pada DAS Sungi yang terletak pada kecamatan Marga kabupaten Tabanan. Dengan luas baku 1.092 ha, kebutuhan
27 5 saluran primer atau saluran induk dan 6 saluran sekunder, diantaranya adalah
Saluran Induk Tungkup, Saluran Induk Anyar, Saluran Induk Ulaman, Saluran
Induk Kekeran dan Saluran Induk Apit Yeh. Sedangkan saluran sekundernya
adalah saluran sekunder Yeh Pandang, saluran sekunder Teba, saluran sekunder
Lanyaran, saluran sekunder Dalem, saluran sekunder Kungkung, dan saluran
sekunder Segeh. Pada daerah Irigasi Tungkub ini juga terdiri dari 6 subak.
Pada daerah Irigasi Tungkub DAS Sungi dari pengamatan secara fisik
langsung ke lapangan dan melalui data kondisi jaringan Daerah Irigasi (DI)
Tungkub DAS Sungi tahun 2012 khususnya pada saluran primer dan sekunder
yang merupakan kewenangan pemerintah ditemukan beberapa indikasi kerusakan
dan kebocoran air pada jaringan Irigasi DI Tungkub DAS sungi. Adapun beberapa
indikasi tersebut diantaranya ialah pada bangunnan BT.1 dan BT.2 terjadi
kerusakan pada pintu akibat karatan, ruas BT.1–BT.2a terdapat pasangan
permanen yang mengalami kebocoran akibat kerusakan. Menurut kondisi data
jaringan tahun 2012 dari petugas pengamat DI Tungkub diterangkan juga terdapat
saluran induk dan saluran sekunder yang masih dalam kondisi saluran tanpa
pasangan/existing tanah. Perlu diketahui Operasi dan Pemeliharaan (O&P) pada
tingkat saluran primer dan sekunder merupakan kewenangan pemerintah sehingga