• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KARAKTERISTIK BINTANG IKLAN (CELEBRITY ENDORSER) TERHADAP MINAT BELI HONDA VARIO PADA PT MEGA PERSADA MANDIRI SIDOARJO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KARAKTERISTIK BINTANG IKLAN (CELEBRITY ENDORSER) TERHADAP MINAT BELI HONDA VARIO PADA PT MEGA PERSADA MANDIRI SIDOARJO."

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Manajemen

Diajukan oleh :

0612010047 / FE / EM Ardhi Liestya Priyatama

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

(2)

SKRIPSI

Diajukan oleh :

0612010047 / FE / EM Ardhi Liestya Priyatama

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

(3)

i

hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Karakteristik Bintang Iklan (Celebrity Endorser) Terhadap Minat Beli Honda Vario pada PT Mega Persada Mandiri Sidoarjo”. Untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Atas bantuan dari berbagai pihak yang telah banyak berperan guna terselesaikannya penelitian ini, penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang tulus kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP Selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Drs. Ec. Gendut Sukarno, Msi, Selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Bapak Dr. H Prasetyohadi, SE, MM Selaku Dosen Pembimbing yang dengan segala perhatian, bimbingan dan kesabarannya telah memberikan pengarahan hingga selesainya penulisan skripsi ini dengan baik.

(4)

ii

6. Semua pihak yang turut membantu dan menyediakan waktunya demi terselesainya skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih semuanya.

Semoga Allah Yang Maha Agung berkenan memberikan balasan, limpahan, berkah, rahmat, dan karunia-Nya, Amin.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dalam isi maupun penulisannya. Oleh karena itu semua kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk kesempurnaan penulisan selanjutnya. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca baik sebagai bahan kajian maupun sumber informasi, serta bermanfaat bagi semua pihak.

Surabaya, Mei 2010

(5)

iii

KATA PENGANTAR………...……….... i

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

ABTRAKSI... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...1

1.2 Rumusan Masalah...6

1.3 Tujuan Penelitian...6

1.4 Manfaat Penelitian...6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil-hasil Penelitian Terdahulu...8

2.2 Landasan teori...10

2.2.1 Pemasaran...10

2.2.1.1 Konsep Pemasaran...11

2.2.2 Promosi...13

2.2.2.1 Pengertian Promosi...13

(6)

iv

2.2.4 Endorser...17

2.2.4.1 Pengertian publik figure sebagai endorser produk...17

2.2.5 Minat Beli...25

2.2.6 Pengaruh karakteristik endorser terhadap minat beli...23

2.3 Kerangka Konseptual………...24

2.4 Hipotesis……….………...25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel...26

3.1.1 Definisi Operasional...26

3.1.2 Pengukuran Variabel...28

3.2 Tehnik Penentuan Sampel...29

3.2.1 Populasi...29

3.2.2 Sampel...30

3.3 Teknik Pengumpulan Data………....……...……...30

3.3.1 Jenis Data...…………..……...…...30

3.3.2 Sumber Data...31

3.3.3 Teknik Pengumpulan Data………...32

3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis………....32

(7)

v

3.4.5. Asumsi Model...38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian………….………...43

4.1.1 Gambaran Umum...43

4.1.2 Visi dan Misi... ...45

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian……….……….…...45

4.2.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian…………...45

4.2.2 Keadaan Responden...………...46

4.2.2.1 Usia Responden…………...46

4.2.2.2 Jenis Kelamin………...…... 46

4.2.2.3 Pekerjaan Responden...47

4.2.2.4 Frekuensi Melihat Iklan...48

4.2.3 Deskripsi Variabel Visibility………..…...48

4.2.4 Deskripsi Variabel Credibility……….…...50

4.2.5 Deskripsi Variabel Attraction………….…...52

4.2.6 Deskripsi Variabel Minat Beli...53

4.3 Analisis Data...56

(8)

vi

4.3.5 Evaluasi Normalitas….………...……….………61

4.3.6. Analisis Model One – Step Approach to SEM………..…… .62

4.3.7. Uji Kausalitas………...64

4.3.8. Analisi Unidimensi First Order………...65

4.3.9. Analisis Unidimensi Second Order………...66

4.4. Pembahasan……….……...……...67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ……….………...68

5.2 Saran……….………...68 DAFTAR PUSTAKA

(9)

vii

1. Realisasi Data Brand Value Sepeda Motor Bebek Automatic...5

2. Jumlah Penjualan Sepeda Motor Honda Vario Tahun 2009... 5

3. Goodness of Fit Indices...39

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia...46

5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...47

6. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan...47

7. Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi melihat iklan...48

8. Hasil Jawaban Responden Untuk Variabel Visibility... 49

9. Hasil Jawaban Responden Untuk Variabel Credibility... 50

10. Hasil Jawaban Responden Untuk Variabel Attraction...52

11. Hasil Jawaban Responden Untuk Variabel Minat Beli...54

12. Outlier Data...57

13. Realibilitas Data... 58

14. Validitas Data...59

15. Construct Realibility dan Variance Extracted... 60

16. Normalitas Data... 62

17. Model One-Step Approach-Base Model... 64

18. Hasil Uji Kausalitas... 65

(10)
(11)

ix

(12)

x

LAMPIRAN

Lampiran :

1. Tabulasi Jawaban Responden 2. Hasil Data Uji Outlier

(13)

xi Oleh :

Ardhi Liestya Priyatama ABSTRAKSI

Bintang iklan merupakan salah satu elemen penting dalam sebuah iklan guna meningkatkan minat beli konsumen suatu produk oleh sebab itu pemilihan bintang iklan harus sesuai dengan karakteristik produk yang akan di iklankan. Namun pada tahun 2009 brand value Honda Vario berada di urutan ke dua dibawah yamaha Mio sedangkan penjualan honda Vario pada PT Mega Persada Mandiri sidoarjo cenderung menurun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Karakteristik bintang iklan terhadap minat beli Honda Vario.

Penelitian ini dilakukan di wilayah Sidoarjo dan pengambilan sample dilakukan secara purposive sampling dengan sampel calon responden yang ingin membeli HondaVario di PT Mega Persada Mandiri sidoarjo dan pernah menyaksikan iklan Honda Vario yang dibintangi oleh Agnes Monica, data dikumpulkan melalui kuesioner yang disusun dalam bentuk sematic differential scale. Teknik analisis menggunakan Structural Equation Modelling (SEM)

Hasil dari penelitian ini dapat dilihat pada uji kausalitas yang menunjukkan bahwa variabel karakteristik bintang iklan berpengaruh signifikan positif terhadap minat beli dapat diterima.

(14)

1

1.1 Latar Belakang

Pemasaran dalam era global telah mengalami banyak perubahan,

saat ini disadari bahwa pemasaran tidak hanya menjual produk yang di

hasilkan oleh perusahaan, tetapi lebih jauh dari itu perusahaan harus

memberikan perhatian lebih agar tercipta kepuasan pelanggan, oleh sebab

itu perusahaan yang sukses adalah perusahaan yang berhasil memuaskan

pelanggannya, sehingga tercipta loyalitas terhadap produk yang

ditawarkan, tentu saja hal ini tidak mudah dilakukan mengingat persaingan

yang begitu ketat antar para produsen untuk merebut dan menguasai pasar.

Dalam hal ini perusahaan harus menciptakan strategi pemasaran yang

efektif dan efisien, mulai dari mencari produk apa yang sesuai dengan

kebutuhan konsumen, hingga menjalin hubungan baik dengan konsumen

setelah produk tersebut terjual.

Menyadari bahwa pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok

yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan

kelangsungan hidupnya, guna dapat bersaing di era global perusahaan

dituntut agar tidak hanya sekedar menciptakan dan mengembangkan suatu

produk yang berkualitas, dengan harga yang menarik kemudian

(15)

mampu berkomunikasi dengan para pelanggannya sekarang, maupun

dengan para pelanggan mereka dimasa yang akan datang.

Komunikasi ini juga bertujuan untuk memberikan informasi kepada

para konsumen mengenai produk yang telah dihasilkan oleh perusahaan,

dan memposisikan produk tersebut secara tepat dibenak para konsumen.

Pemberian informasi dapat dilakukan melalui packaging produk, brosur,

peragaan, ataupun kunjungan salesman/salesgirl, namun demikian iklan

masih diaanggap paling efektif. Banyak perusahaan yang memanfaatkan

media iklan sebagai sarana mempengaruhi konsumen untuk melakukan

pembelian terhadap produk yang diiklankan, iklan berperan penting

sebagai sumber informasi yang diperlukan untuk mengetahui kelebihan dan

kekurangan suatu produk.

Media iklan menjadi salah satu bentuk pilihan alternative

pemasaran yang menarik, selain itu adanya unsur hiburan yang mendukung

pembentukan persepsi konsumen tehadap suatu produk, Pemilihan media

yang tepat juga menjadi salah satu cara agar pesan yang disampaikan

kepada konsumen mendapat tanggapan yang positif. Televisi dianggap

sebagai salah satu media yang mempunyai pemirsa paling banyak dan

jangkauan yang sangat luas, serta mampu menampilkan gambar dan suara

secara bersamaan, sehingga mampu memberikan kesan yang baik pada

produk yang diiklankan.

Bintang televisi, aktor film,dan atlet terkenal banyak yang

(16)

produk. Bintang iklan (celebrity endorser) berperan sebagai orang yang

berbicara tentang produk, yang akan mempengaruhi sikap dan perilaku

konsumen yang menunjuk pada produk yang didukungnya. Selebriti

dipandang sebagai individu yang digemari oleh masyarakat dan memiliki

keunggulan atraktif yang membedakannya dari individu lain, kata-kata

yang diucapkan dan karisma dari seorang selebriti mampu mempengaruhi

sesorang untuk mengarhkan perhatian kepadanya. Diharapkan dengan

memakai “mulut” selebriti, maka konsumen semakin percaya bahwa

produk yang diiklankan itu benar-benar berkualitas (Kunto,2004)

konsumen akan lebih tertarik untuk melakukan pembelian terhadap suatu

barang atau jasa yang telah didukung oleh selebriti dibandingkan dengan

barang atau jasa yang tidak didukung oleh selebriti (Dyson&turco,1998)

Pada umumnya masyarakat sering menghubungkan sesuatu merek

dengan selebriti pendukungnya sehingga sangat penting bagi pemasar

untuk dapat memilih selebrity yang tepat untuk iklannya, agar tidak

berdampak buruk terhadap produk atau merek yang bersangkutan

dikemudian hari. (Baker 2001:40) “In fact, it has been found that negative

information about Celebrity endorser not only influence consumer’s

perception of the celebrity but also the endorser product”. Jadi bila

ditemukan informasi yang kurang baik dari selebrity atau perusahaan salah

memilih selebrity yang akan dijadikan bintang iklan produknya maka akan

(17)

Astra honda motor adalah perusahaan yang dikenal agresif dalam

memasarkan produknya baik melalui iklan maupun dengan cara promosi

lainnya tak terkecuali dengan Honda Vario, disetiap iklannya Honda vario

selalu memakai bintang-bintang papan atas. Contohnya saja Agnes monica

dan VJ daniel, mereka ditunjuk sebagai bintang iklan honda Vario, seperti

yang kita ketahui kedua bintang tersebut merupakan bintang terkenal yang

mempunyai kemampuan dan prestasi yang tidak diragukan lagi di

bidangnya, sehingga diharapkan mampu meningkatkan evektifitas iklan

serta dapat mempengaruhi para konsumen untuk membeli Honda Vario.

Walaupun Honda Vario adalah produk yang relatif baru, mereka berusaha

untuk menunjukkan eksistensinya sebagai salah satu produsen sepeda

motor yang berkualitas. Dengan selogannya “I am Vario what about you”

Honda Vario berusaha menunjukkan bahwa produknya menawarkan fitur

dengan teknologi yang canggih, serta dapat dinikmati disegala kondisi.

Dengan konsep tersebut diharapkan dapat memberikan citra positif di

benak para konsumen. Menurut data yang dilansir oleh majalah SWA

no.16 / XXV terbitan Agustus 2009 mengenai brand value sepeda motor

(18)

Tabel 1. Realisasi Data Brand Value sepeda motor bebek automatic pada Tahun 2006, 2008 dan 2009

Merek  TOM Ad  Brand TOM  Brand Share  Brand Value  2009  2008  2006 

Berdasarkan tabel 1 dapat diuraikan bahwa pada tahun 2009 Brand

value Honda Vario tidak dapat menandingi Yamaha Mio. Pada tahun 2009

brand value Yamaha Mio sebesar 69,8 sedangkan Honda Vario sebesar

48,6. Dan berikut adalah data penjualan Honda Mio yang mengalami

penurunan penjualan pada PT. Mega Persada Mandiri yang merupakan

salah satu dealer resmi Honda di Sidoarjo, berikut prosentase data

penjualan Honda Vario dalam tri wulan:

Tabel 2. Jumlah penjualan Honda Vario pada tahun 2009

Tahun 2009 Jumlah Penjualan Prosentase (%)

Triwulan 1 34 16,19%

Dari data penjualan diatas selama tahun 2009 hanya dapat

menjual 210 unit dan tidak dapat memenuhi target penjualan yang

(19)

Bintang iklan (Celebrity endorser) berperan sebagai orang yang

berbicara tentang produk, yang mempengaruhi sikap dan prilaku yang

didukungnya, menurut beberapa penelitian menunjukkan bahwa penjualan

produk meningkat akibat penggunaan akibat dari penggunaan bintang

iklan, sikap dan persepsi konsumen bertambah ketika seorang bintang idola

iklan mendukung produk tersebut (Shimp, 2001)

Dari fenomena diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian untuk

mengetahui pengaruh karakteristik bintang iklan (selebrity endorser) terhadap minat beli konsumen Honda Vario.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut : Apakah karakteristik bintang iklan mempunyai pengaruh

terhadap minat beli konsumen ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :Untuk mengetahui pengaruh karakteristik

bintang iklan (celebrity endorser) terhadap minat beli konsumen Honda Vario.

1.4 Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada

pihak-pihak yang berkepentingan:

(20)

Penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai prilaku konsumen

dan diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk

menentukan kebijakan guna pengambilan keputusan yang harus dilakukan

dalam upaya mempertahankan efesiensi dan kemajuan perusahaan

2 Sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya

berhubungan dengan endorser dan minat beli.

3. Sebagai bahan informasi bagi pihak lain yang berkepentingan serta

menambah literature perpustakaan sehingga memberikan manfaat bagi

(21)

8

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu

1 Jurnal penelitian tahun 2005 oleh Sukmawati dan Suyono dengan judul

analisis pengaruh karakteristik bintang idola iklan ( celebrity endorser)

terhadap minat beli konsumen sebuah multifitamin. Faktor penelitian ini

adalah faktor faktor apa saja yang harus di miliki oleh seorang bintang

iklan guna menimbulkan kecenderungan minat beli konsumen sebuah

multifitamin. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi faktor-faktor atau

karakteristik apa saja yang dipertimbangkan oleh konsumen untuk

membeli produk multifitamin. Peneltian ini dilakukan di fakultas ekonomi

UNS Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa S-1 reguler fakultas

ekonomi UNS yang masih aktif dalam perkuliahan. Metode pengambilan

sampel menggunakan purposive sampling, yaitu mahasiswa yang pernah

melihat tayangan iklan multivitamin di televisi, data dikumpulkan melalui

kuesioner sebanyak 104.

2 Penelitian yang juga dilakukan oleh Apri Susianto , 2007 skripsi FE/EM

UPN “Veteran” Jawa Timur dengan judul “Pengaruh Public Figure

Sebagai Product Endorser Terhadap Minat Beli Konsumen Obat Flu

Mixagrip di Rungkut Tengah Surabaya”. Penelitian ini meneliti untuk

mengetahui pengaruh public figure sebagai product endorser terhadap

(22)

digunakan adalah SEM (Structural Equation Modeling). Populasi dalam

penelitian ini adalah penduduk Rungkut Tengah Surabaya sebanyak 350

orang dengan tehnik pengambilan sampel non probability sampling. Hasil

penelitian ini adalah adanya pengaruh public figure sebagai product

terhadap minat beli yang signifikan.

3 Penelitian yang juga dilakukan oleh Haryo Dwi Jayanto , 2009 skripsi

FE/EM UPN “Veteran” Jawa Timur dengan judul “Pengaruh Citra Merek

dan Endorser Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Sepeda Motor Honda

di Wilayah Surabaya”. Penelitian ini meneliti untuk mengetahui

pengaruh citra merek dan endorser terhadap minat beli. Teknik analisis

yang digunakan adalah SEM (Structural Equation Modeling). Populasi

dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berkunjung di dealer sepeda

motor Honda di Surabaya dengan tehnik pengambilan sampel accidental

sampling. Hasil penelitian ini adalah adanya pengaruh citra merek

terhadap minat beli yang signifikan, sedangkan endorser tidak

berpengaruh terhadap minat beli.

 

 

 

 

 

 

 

(23)

2.2. Landasan Teori 2.2.1. Pemasaran

Banyak orang yang memiliki pengertian yang berbeda mengenai

pemasaran. Sebagian mengenal pemasaran sebagai kegiatan menjual atau

proses menciptakan penjualan. Sebenarnya pengertian pemasaran memilki

arti yang sangat luas

Menurut Stanton (1991:7) Pemasaran adalah suatu sistem total dari

kegiatan bisnis yang dirancang untuk menentukan harga, mempromosikan

dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan

baik kepada konsumen saat ini maupun konsumen potensial.

Dari definisi diatas, kita dapat mengetahui bahwa arti pemasaran

adalah jauh lebih uas dari arti penjualan. Pemasaran mencakup usaha

perusahaan yang dimulai dengan mengidentifikasikan kebutuhan

konsumen yang perlu dipuaskan, produk yang sesuai, menentukan

cara-cara promosi dan penyaluran atau penjualan produk tersebut. Jadi,

kegiatan pemasaran merupakan kegiatan-kegiatan yang saling

berhubungan sebagai suatu sistem. Hal ini terlihat dari tujuan dari konep

pemasaran adalah melakukan kegiatan serta keinginan konsumen dengan

mendapatkan sejumlah laba. Sedangkan konsep penjualan dilakukan,

jumlah dan jenis personal yang terlibat dalam pemasaran hanya sebagian

dan tenaga promosional ( termasuk salesman), lain halnya dengan konsep

pemasaran yang dimana seluruh personalia dalam perusahaan ikut

(24)

Kotler (2000:9) dengan bukunya yang berjudul “ Manajemen

Pemasaran” mengemukakan definisi pemasaran bahwa “is a societal

proces by which individuals and groups obtain what they need and want

through creating,offering and freely exchanging products and service of

value with others” jadi pemasaran adalah proses social dimana individu

dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan

dengan menciptakan dan mempertukarkan produk dan nilai dengan

individu dengan kelompok lainnya.

Menurut kotler (2000:9) manajemen pemasaran adalah “is the

process of planing and executing the conception, pricing, promotion and

distribution of ideas, goods, services to create exchanges that satisfy

individual and organizational goals” jadi manajemen pemasaran adalah

proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi

serta menyalurkan gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran

yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi.

2.2.1.1. Konsep Pemasaran

Para usahawan sudah mengenal bahwa pemasran merupakan faktor

penting untuk mencapai sukses bagi perusahaannya.dasar pemikiran yang

terkandung didalam konsep pemasaran dapat digolongkan menjadi 3 unsur

(25)

a. Orientasi pada konsumen

Dalam upaya memasarkan hasil produksinya, produsen

hendaknya mempehatikan selera konsumen, karena produk yang

dihasilkan lebih banyak berhubungan dengan konsumen sebagai

penggunanya.

Bagi peruasahaan yang benar-benar ingin memperhatikan

konsumen, harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan

dilayani

2. Menetukan kelompok pembeli yang akan dijadikan sasaran

penjualan

3. Menentukan produk dan program-program pemasaran

4. Melakukan penelitian pada konsumen untuk mengukur,

menilai dan menafsirkan keinginan, sikap serta perilaku

mereka

5. Menetukan dan melaksanakan strategi yang paling baik,

apakah menitik beratkan pada mutu yang tinggi, harga yang

murah atau model yang menarik.

Dari pendapat diatas, dapat disimpulakan bahwa produsen

harus mempelajari situasi pasar terlebih dahulu dalam upaya

menempatkan produk yang dihasilkan ditengah konsumen yang

(26)

b. Penyusunan kegiatan pemasaran secara integral

Pengintergrasian kegiatan pemasaran berarti setiap orang

dan setiap bagian dalam perusahaan berusaha untuk memberikan

kepuasan kepada konsumen sehingga tujuan perusahaan dapat

tercapai dengan baik.

c. Kepuasan konsumen

Konsumen yang merasa puas terhadap suatu produk akan

melakukan pembelian ulang terhadap produk tersebut dan ini

merupakan jaminan bagi perusahaan untuk mendapatkan laba yang

lebih besar dikemudian hari.

Jadi, yang terpenting dalam konsep pemasaran adalah

kepuasan dari konsumen itu sendiri, dimana perusahaan harus

dapat membaca dan mengerti keinginan dari konsumennya, dengan

melakukan penawaran barang dan jasa sesuai dengan yang

dibutuhkan oleh para konsumen. dengan kata lain konsumen

adalah segala-galanya bagi perusahaan dalam mencapai laba dan

meningkatkan penjualan.

2.2.2. Promosi

2.2.2.1. Pengertian Promosi

Salah satu kegiatan pemasaran yang dapat menunjang pemasaran

(27)

perusahaan dan konsumen mereka. Berikut ini dikemukakan pengertian

promosi menurut beberapa ahli:

Menurut Swastha dan Irawan ( 1983:349 ) Promosi adalah arus

informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan

seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran

dalam pemasaran atau yang ditujukan untuk mendorong permintaan.

Pengertian promosi menurut Subhash c (1990:550) “ Promotional

strategies are concerned with the planning, implementation and control,

persuasive communication with costumer. These strategies may be

designed around advertising, personal selling, sales promotion or any

combination of these “. Yang artinya bahwa strategi promosi berkaitan

dengan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian atas komunikasi

persuasive dengan pelanggan. Strategi tersebut dapat berupa periklanan,

penjualan perorangan, promosi penjualan dan masih banyak kombinasi

strategi lainnya.

2.2.2.2. Bauran Promosi

Bauran promosi ( promotion mix ) ada 4 yaitu :

1. Advertising ( periklanan )

Merupakan komunikasi non individual, dengan sejumlah biaya,

melalui berbagai media yang dilakukan perusahaan, lembaga

(28)

2. Personal selling ( penjualan perorangan )

Merupakan interaksi antara individu, saling bertemu yang

ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau

mempertahankan hubungan pertukaran yang saling

menguntungkan dengan pihak lain.

3. Publicity ( hubungan masyarakat )

Merupakan sejumlah informasi tentang seseorang, barang atau

organisasi yang disebarluaskan kemasyarakat melalui media

tanpa dipungut biaya atau tanpa pengawasan dari sponsor.

4. Sales promotion ( promosi penjualan )

Merupakan kegiatan-kegiatan pemasaran selain periklanan,

personal selling dan publisitas yang mendorong efektifitas

pembelian konsumen dan pedagang dengan menggunakan

alat-alat seperti peragaan, pameran, demonstrasi dan sebagainya

2.2.3 Periklanan

2.2.3.1. Pengertian Periklanan

Periklanan merupakan salah satu dari empat alat utama yang

digunakan oleh perusahaan untuk mengarahkan komunikasi yang

meyakinkan kepada sasaran pembeli dan publik. Periklanan adalah

komunikasi non-individu dengan sejumlah biaya dengan berbagai media

yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga non-laba, serta

(29)

Kotler (2001:578) “A advertising is any paid from of non

personal presentation and promotion of ideas, goods,or sevices by an

identificd sponsor” periklanan adalah segala bentukpenyajian non

personal dan promosi ide, barang, atau jasa oleh suatu sponsor tertentu

yang memerlukan pembayaran.

Periklanan dapat dipandang sebagai kegiatan penawaran kepada

suatu kelompok masyarakat baik secara lisan ataupun dengan

penglihatan (berupa berita), tentang suatu produk, jasa, atau ide. Berita

yang disampaikan tersebut dinamakan iklan.

2.2.3.2. Tujuan dan Fungsi Perilklanan

Tujuan dilakukannya periklanan :

Menurut Philip Kotler ( 1997:237), tujuan periklanan adalah :

a. Untuk menginformasikan

1. memberitahukan pasar tentang suatu produk baru

2. mengusulkan kegunaan baru suatu produk

3. memberitahukan pasar tentang perubahan harga

4. menjelaskan cara kerja suatu produk

5. mengurangi kecemasan pembeli

6. membangun citra perusahaan

b. Untuk membujuk

1. menganjurkan membeli merek tertentu

2. mengubah persepsi pembeli tentang atribut produk

(30)

4. membujuk pembeli untuk menerima kunjungan penjual

c. Untuk mengingatkan

1. mengingatkan pembeli bahwa produk tersebut mungkin

akan dibututuhkan dalam waktu dekat

2. mengingatkan pembeli dimana dapat membeli produk

tersebut

3. membuat pembeli tetap ingat produk itu walau sedang tidak

musimnya

4. mempertahankan kesadaran puncak

2.2.4 Endorser

2.2.4.1 Pengertian publik figure sebagai endorser produk

Pada dasarnya sebagian pemasar sepakat adanya kecenderungan

bahwa konsumen tertarik terhadap sosok tertentu sebagai publik figure

sehingga dapat ditiru prilaku konsumsinya, publik figure sebagai endorser

adalah publik figure yang digunakan secara luas di dalam iklan-iklan di

majalah, iklan di radio, maupun ditelevisi untuk mendukung produknya.

Menurut Shimp (2000:406) selebrity atau publik figure adalah

tokoh (aktor, penghibur, atau atlet) yang dikenal masyarakat karena

prestasi-prestasinya di dalam bidang yang berbeda dari golongan produk

(31)

Kotler (2001:583) “from time immemorial,marketers have used

celebrity to endorse their products” para pemasar telah menggunakan

tokoh tokoh terkenal sejak dulu untuk mendukung produk mereka.

Kotler (2001:583) “The choise of the celebrity is critical. The

celebrity should have hight recognition, have positive affect, and hight

appropriateness to the product” memilih tokoh tang tepat sangat penting,

tokoh tersebut harus dikenal luas mempunyai pengaruh yang sangat positif

dan sangat sesuai dengan produk.

Menurut Engel, blackwell, dan miniard (1994) model iklan adalah

seseorang atau sebuah karakter yang terdapat dalam iklan untuk

menampilkan sebuah merek .model iklan dipilih sebagai pengirim pesan

sebuah merek dalam iklan.orang-orang yang digunakan sebagai model

iklan, orang yang secara khusus diciptakan sesuai karakteristik produk.

Kotler (2001:583) “A well chosen celebrity can draw attention to a

product brand” tokoh yang dipilih dengan cermat setidaknya dapat

menarik perhatian pada merek produk yang di iklankannya. Para

konsumen mungkin menyukai merek hanya karena mereka menyukai

selebrity uang mendukung produk tersebut, tanpa memperhatikan

mekanisme khusus cara kaum selebrity meningkatkan nilai merek.

Menurut Mehta (1990) mengemukakan bahwa selebrity

mempunyai kekuatan yang dijadikan sebagai alat untuk membujuk,

(32)

Bintang iklan (Endorser) dibentuk oleh 3 (tiga) dimensi, antara lain :

• Visibility ( kepopuleran )

• Credibility ( kemampuan )

• Attarction ( ketertarikan )

1. Visibility ( kepopuleran )

Adalah tingkat kepopuleran seseorang yaitu sejauh mana

seorang model iklan dikenal oleh publik dan dapat menimbulkan

ketertarikan publik sebagai calon konsumen untuk memperhatikan

iklan tersebut.tingkat kepopuleran seorang bintang idola akan

sangant mudah diingat dalam benak konsumen untuk

menumbuhkan brand awareness.

2. Credibility ( kemampuan )

Adalah sebuah sifat yang dimiliki seseorang yang dapat

menimbulkan kepercayaan orang lain terhadap dirinya atas

kebenaran yang disampaikan melalui iklan. Dimensi ini di bentuk

oleh dua indikator yaitu :

a. Expertise (keahlian) bintang idola sebagai sumber yang dapat

dipercaya dalam menyampaikan pesan iklan expertise

merujuk poada pengetahuan, pengamalan dan keahlian tertentu

dari sosok bintang iklan yang sesuai dengan tema dalam iklan

(33)

b. Trustwoorthiness (kepercayaan) mengacu pada kejujuran,

integrasi,dan dapat dipercaya,dan merujuk pada reputasi

objektif bintang idola iklan (endorser) sebagai sumber yang

terpercaya dalam penyampaian pesan.

3. Attarction ( ketertarikan )

Adalah sifat yang dimiliki seseorang yang dapat

menimbulkan rasa ketertarikan terhadap dirinya, konsep umum

dari dimensi ini dipengaruhi oleh dua indikator antara lain :

a. Kepesonaan (Likability) Kepesonaan adalah daya tarik

penampilan fisik dan kepribadian. Kesukaan merupakan yang

paling relevan untuk perubahan sikap pada merek. Hal ini

karena kesukaan kepada endorser membantu sebagai pemacu

positif yang menyongkong pada motivasi gambar yang positif.

b. Kesamaan (Similiarity) Komponen lain dari daya tarik adalah

kesamaan. Bagaimana konsumen berpersepsi bahwa bintang

idola mereka juga menggunakan produk yang diiklankan.

Simons menerangkan komunikator yang dipersepsi memiliki

kesamaan dengan komunikan cenderung berkomunikasi lebih

efektif. Hal ini disebabkan (Rakmat, 1991, p.263-264) :

1. Kesamaan mempermudah proses penyandian balik

(decoding) yakni proses menerjemahkan lambang-lambang

yang diterima menjadi gagasan-gagasan.

(34)

3. Kesamaan menyebabkan komunikan tertarik pada

komunikator.

4. Kesamaan menumbuhkan rasa hormat dan percaya pada

komunikator

2.2.5 Minat Beli

Minat beli merupakan keinginan yang direncanakan sepenuhnya

oleh konsumen untuk melakukan pembelian nyata. Secara singkat niat

beli dapat diartikan sebagai rencana pembelian. Menurut Rossiter dan

Percy (1987), minat pembelian konsumen adalah “ Brand Purchase the

Brand (or take other relevant purchase-related action)”. Definisi tersebut

mengandung pengertian bahwa minat pembelian suatu merek adalah

perintah seorang pembeli kepada dirinya sendiri untuk membeli sebuah

merek produk atau untuk mengambil tindakan lain yang berhubungan

dengan pembelian.

Menurut Kotler ( 2000 ) penegrtian minat beli adalah pikiran

seseorang yang mengandung niat untuk membeli produk tertentu. Adapun

pengertian minat beli menurut ( Guilford ; 1999 ) adalah sebagai berikut:

Minat beli adalah kecenderungan tingkah laku seseorang karena rasa

(35)

seseorang menaruh perhatian dan mencari atau berusaha mendapatkan

obyek yang sesuai dengan minatnya.

Selengkapnya bahwa daya tarik sangat berperan dalam usaha

seseorang untuk mencapai suatu tujuan karena didalam minat terkandung

unsur dan perhatian, sehingga kemampuan yang terdapat dalam minat itu

bukan kemauan yang dipaksa, akan tetapi merupakan kemauan yang

disertai perasaan senang. Minat beli menurut ( Hadipranata ; 1999 )

diartikan sebagai suatu dorongan yang berasal dari dalam diri individu

yang mampu membuat individu melakukan tindakan pembelian, minat

beli timbul karena adanya kebutuhan pribadi, keinginan, tuntutan

masyarakat, prngaruh-pengaruh dari iklan serta pikiran dan perasaannya

terhadap produk tersebut.

Dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa minat beli

adalah pikiran seseorang yang merupakan dorongan yang bersifat intrinsik

yang mampu membuat seseorang secara sadar menaruh perhatian

terhadap suatu barang atau jasa karena dia merasa bahwa barang atau jasa

tersebut mempunyai sangkut paut dengan dirinya. Dengan kata lain, minat

beli ini dapat timbul dari kebutuhan-kebutuhan pribadi dan tuntutan

masyarakat serta dari pikiran dan perasaan terhadap barang atau jasa yang

diinginkan (timbul dari dalam diri individu tersebut atau dapat juga

berasal dari luar dirinya).

Indikator dari minat beli menurut Ferdinand ( 2006 : 240 )

(36)

1. Intensitas pencarian informasi

Adalah keinginan untuk selalu mencari informasi mengenai

suatu produk.

2. Keinginan segera membeli

Adalah keinginan segera membeli/memilki suatu produk.

3. Keinginan preferensial

Adalah keinginan terhadap suatu produk dengan bersedia

mengabaikan pilihan lain.

2.2.6 Pengaruh karakteristik endorser terhadap minat beli.

Konsumen cenderung meniru sesuatu hal yang dilakukan oleh

orang yang dikagumi dan dihormatinya, pemakaian celebrity endorser

bertujuan untuk menambah daya tarik sebuah iklan, kepopuleran,

kemampuan, dan daya tarik seorang bintang iklan dapat membuat

konsumen mudah mengingat dan mengidentifikasi sebuah merek.

Menurut Shimp (2003:460) bintang iklan dapat disukai dan

dihormati oleh khalayak, oleh sebab itu mereka diharapkan mampu

mempengaruhi sikap dan prilaku konsumen terhadap produk yang

didukungnya.

Menurut Ohainan (1991) karakteristik selebriti dengan didukung

keahlian dibidangnya akan secara signifikan mempengaruhi minat beli

(37)

Apabila seorang bintang iklan mempunyai citra positif, maka

celebrity endorser akan lebih mudah mempengaruhi sikap, perilaku serta

minat para konsumen untuk membeli produk yang sedang di iklankannya.

2.3. Kerangka konseptual

(38)

2.4. Hipotesis

Diduga karakteristik bintang iklan (celebrity endorser) Honda

(39)

26

3.1 Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel 3.1.1 Definisi Operasional Variabel

Variabel beserta definisi operasional yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

A. Karakteristik Endorser (X)

Karakteristik Endorser merupakan sifat yang dimiliki publik

figur yang digunakan sebagai bintang iklan suatu produk, Menurut

Mehta (1990) ada beberapa dimensi yang mempengaruhi karakteristik

publik figur sebagai endorser

1. Visibility (X1)

Merupakan tingkat kepopuleran seorang publik figur serta

sejauh mana seorang bintang iklan dikenal dan bisa menimbulkan

ketertarikan publik sebagai calon konsumen, meliputi beberapa

indikator yaitu:

X1.1 = Sejauh mana Agnes monica dikenal oleh masyarakat.

X1.2 = Sejauh mana Agnes monica dapat menimbulkan

ketertarikan.

2. Credibility (X2)

Merupakan sifat yang dimiliki seorang publik figur yang

(40)

dirinya atas kebenaran yang disampaikan melalui iklan, meliputi

beberapa indikator yaitu:

X2.1 = Sejauh mana keahlian Agnes monica sebagai endorser.

X2.2 = Sejauh mana Agnes monica dapat dipercaya dalam

menyampaikan pesan iklan.

3. Attraction (X3)

Merupakan sifat seorang bintang iklan yang dapat

menimbulkan rasa ketertarikan terhadap dirinya meliputi beberapa

indikator yaitu:

X3.1 = Sejauh mana kepribadiaan Agnes monica dapat

menimbulkan ketertarikan.

X3.2 = Sejauh mana Agnes monica juga menggunakan produk

yang di iklankannya.

B. Minat Beli (Y)

Minat beli adalah pikiran seseorang yang mengandung niat

untuk membeli produk tertentu . Ferdinand (2006 : 204 ) menyebutkan

bahwa indikator dari minat beli adalah:

 Y1 = Intensitas pencarian informasi

Dimana seseorang selalu mencari informasi mengenai suatu

produk yang diinginkan dan dibutuhkan.

 Y2 = Keinginan segera membeli

Dimana seseorang yang ingin segera membeli/memilki suatu

(41)

 Y3 = Keinginan preferensial

Merupakan dimana seseorang yang berminat membeli suatu

produk dimana seseorang tersebut bersedia mengabaikan

produk merek lain.

3.1.2 Pengukuran Variabel

  Skala yang digunakan adalah skala interval, yaitu skala jenjang

selisih sematik (sematic differential scale) analisis ini dilakukan dengan

meminta responden untuk menyatakan pendapat tentang serangkaian

pertanyaan yang berkaitan dengan obyek yang diteliti dalam bentuk nilai

yang berada dalam rentang dua sisi.

Dalam penelitian setiap pertanyaan masing – masing di ukur dalam

7 skala dan ujung-ujung ditetapkan dengan kata sifat yang tidak secara

kontras berlawanan. Ketujuh skala yang dipakai dalam penelitian ini

mengikuti pola sebagai berikut.

1 7

Sangat tidak setuju Sangat setuju

• Jawaban dengan nilai 1 menunjukkan nilai terendah, berarti sangat

tidak membenarkan pernyataan yang diberikan.

• Jawaban dengan nilai 7 menunjukkan nilai tertinggi, berarti sangat

(42)

3.2 Teknik penentuan sampel

a. Populasi

Populasi adalah sekumpulan orang atau objek dan individu maupun

kelompok yang memiliki ciri / karakteristik yang sama. Yang

menjadi populasi dalam penelitian ini adalah calon konsumen

sepeda motor Honda Vario di PT. Mega Persada Mandiri Sidoarjo.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari keseluruhan populasi yang menjadi

obyek sesungguhnya dari suatu penelitian. Dalam penelitian ini

teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling

yaitu sampel yang dipilih berdasarkan atas ciri-ciri atau

karakteristik yang sudah ditetapkan untuk mencapai tujuan atau

maksud tertentu. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah calon responden yang ingin membeli sepeda motor Honda

Vario di PT. Mega Persada Mandiri Sidoarjo dan pernah

menyaksikan iklan honda Vario yang dibintangi oleh Agnes

monica.

Pedoman pengukuran sampel menurut Ferdinand (2002:48):

a. 100-200 sampel untuk teknik maximum Likelihood

(43)

b. Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi.

Pedomannya adalah 5- 10 kali jumlah parameter yang

diestimasi.

c. Tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam

seluruh variabel laten.

Jumlah sampel adalah jumlah indikator dikali 5-10. Bila

terdapat 20 indikator, besarnya sampel adalah 100-200. Sedangkan

jenis pengambilan sampel didasari oleh analisis SEM bahwa

besarnya sampel yaitu 5-10 kali parameter yang diestimasi. Pada

penelitian ini sebanyak 10 parameter yang diperoleh dari

indicator-indikator penelitian yang diestimasi, sehingga besarnya

sampel yang harus diperoleh adalah 100 responden yang didapati

dari 9 indikator x 10 parameter = 90 responden dibulatkan menjadi

109 responden.

3.3 Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 Jenis data

Untuk menganalisa data yang baik, maka diperlukan data yang

valid agar dapat mendukung tingkat kebenarannya. Dalam penelitian ini

digunakan dua jenis data, yaitu:

a. Data Primer

(44)

kuesioner kepada pelanggan PT. Mega Persada Mandiri Sidoarjo

b. Data Sekunder.

Data yang diperoleh dari catatan-catatan, dokumen, atau arsip

pada bagian pemasaran atau umum. Data sekunder bersumber dari

pustaka, buku-buku dan literatur, internet serta dokumentasi data

perusahaan yang berkaitan dengan permasalahan yaitu perusahaan

Astra honda motor.

3.3.2 Sumber data

Beberapa sumber data yang dimanfaatkan oleh peneliti antara lain:

a. Deler sepeda motor PT. Mega Persada Mandiri Sidoarjo, untuk

mengetahui data penjualan sepeda motor Honda Vario.

b. Beberapa pelanggan sepeda motor PT. Mega Persada Mandiri

Sidoarjo, sebagai responden.

c. Buku-buku, literatur-literatur dan data dari internet yang mendukung

penelitian.

3.3.3 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan beberapa cara berikut:

(45)

Yaitu pengumpulan data bahan-bahan keterangan dilakukan dengan

melakukan tanya jawab secara langsung dengan para pelanggan

Honda Vario di PT. Mega Persada Mandiri Sidoarjo.

b. Kuesioner

Yaitu pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan

kuesioner kepada calon responden yang ingin membeli sepeda motor

Honda Vario di PT. Mega Persada Mandiri Sidoarjo

3.4 Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis 3.4.1 Teknik Analisis

Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian

ini adalah Structural Equation Model (SEM). SEM adalah sekumpulan

teknik-teknik statistikal yang memungkinkan pengujian sebuah rangkaian

hubungan yang relatif “rumit” secara simultan. Hubungan yang rumit itu

dapat dibangun antara satu atau beberapa variabel dependen dengan satu

atau beberapa variabel independen. Masing-masing variabel dependen dan

independen dapat berbentuk factor (konstruk) yang dibangun dari

beberapa variabel indikator. Metode ini bukan ditujukan untuk

menghasilkan teori melainkan “menginformasikan” teori. Analisis SEM

pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

karakteristik bintang iklan terhadap minat beli Honda Vario. Model

pengukuran factor perluasan merek, rekomendasi, dan harga premium

(46)

masing-masing variabel bebas karakteristik bintang iklan terhadap variabel

terikatnya minat beli menggunakan koefisien jalur. Langkah-langkah

dalam analisis SEM model pengukuran dengan contoh factor kepercayaan

dilakukan sebagai berikut :

X.1.1= X1 Visibility = er_1 X1.2= X2 Visibility = er_2

Bila persamaan diatas dinyatakan dengan sebuah pengukuran

model diuji undimensionanyal melalui Confirmatory Fatctor Analysis,

maka model pengukuran dengan contoh factor jaminan akan nampak

sebagai berikut:

Gambar 2 : Contoh model pengukuran faktor

Keterangan :

X1.1 = Pertanyaan tentang sejauh mana bintang iklan dikenal

X1.2 = Pertanyaan tentang sejauh mana bintang iklan mampu menarik perhatian

er_j = error term X1j

Demikian juga faktor lain seperti Credibility, Attraction, dan minat beli.

3.4.2 Asumsi Model (Structural Equation Modelling)

a. Uji Normalitas Sebaran dan Linieritas

1. Normalitas dapat diuji dengan melihat gambar histogram data

(47)

2. Menggunakan Critical Ratio yang diperoleh dengan membagi

koefisien samprl dengan standard errornya dan Skweness

value yang biasanya disajikan dalam statistic deskriptif

dimana nilai statistic untuk menguji normalitas itu disebut

sebagai Z-value. Pada tingkat signifikan 1% jika nilai Z lebih

besar dari nilai kritis, maka dapat diduga bahwa distribusi data

adalah tidak normal.

3. Normal Probability Plot (SPSS 10.1).

4. Linieritas dengan mengamati scatterplots dari data yaitu

dengan memilih pasangan data dan dilihat pola penyebarannya

untuk menduga ada tidaknya linieritas.

b. Evaluasi atas Outlier

1. Mengamati nilai Z-score : ketentuannya diantara ± 3.0 non

outlier.

2. Multivariate Outlier diuij dengan criteria jarak Mahalonobis

pada tingkat ρ < 0.001. Jarak diuji dengan Chi-Square (X²) pada df sebesar jumlah variabel bebasnya. Ketentuan : bila

Mahalonobis > dari nilai X² adalah multivariate outlier.Outlier

adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik

yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi

lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim untuk sebuah

variabel tunggal atau variabel kombinasi (Hair, 1998).

(48)

Deteksi dengan mengamati determinant matriks covarians. Dengan

ketentuan apabila determinant sample matrix mendekati angka 0

(kecil), maka terjadi multikolinieriti dari singularitas (Tabachnick dan

Fidell, 1998).

a. Uji Validitas dan Reliabilitas

Dimensi yang diukur melalui indicator-indikator dalam daftar

pertanyaan perlu dilihat reliabilitasnya dan validitas, dalam hal ini

dijelaskan sebagai berikut:

1) Uji Validitas

Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh

sebuah indicator dalam menilai sesuatu atau akuratnya

pengukuran atas apa yang seharusnya diukur. Karena indicator

multidimensi, maka uji validitas dari setiap latent variable/

construct akan diuji dengan melihat loading factor dari

hubungan antara setiap observed variable dan latent variabel.

2) Uji Realibilitas

Adalah ukuran mengenai konsistensi internal dari

indikator-indikator sebuah konstruk yang menunjukkan derajat

sampai dimana masing-masing indikator itu mengindikasikan

sebuah konstruk yang umum. Sedangkan reliabilitas diuji

dengan construct reliability dan variance extracted. Construct

reliability dan Variance extracted dihitung dengan

(49)

Construct reliability = [ ∑ Standardize Loading]²

[ ∑ Standardize Loading]² + ∑εj ]

Variance Extracted = ∑ Standardize Loading²

∑ Standardize Loading² + εj

Sementara εj dapat dihitung dengan formula εj = 1 – [Stabdardize Loading]. Secara umum, nilai construct reliability yang dapat

diterima adalah ≥ 0,7 dan variance extracted ≥ 0,5 (Hair et al,1998). Standardize Loading dapat diperoleh dari output AMOS

4,01, dengan melihat nilai estimasi setiap construct standardize

regression weights terhadap setiap butir sebagai indikatornya.

3.4.3 Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal

Pengaruh langsung (koefisien jalur) diamati dari bobot regresi

terstandar, dengan pengujian signifikan pembanding nilai CR (Critical

Ratio) atau ρ (probability) yang sama dengan nilai t hitung. Apabila t hitung lebih besar dari pada t tabel berarti signifikan.

3.4.4 Pengujian model dengan One-Step Approach

One-Step Approach to Structural Equation Modeling (SEM)

digunakan untuk menguji model yang diajukan pada gambar 3.2. One-Step

(50)

dibandingkan dengan jumlah butir instrumentasi yang digunakan (Hartline

& Ferrell, 1996) dan keakuratan realibilitas indicator-indikator terbaik

dapat dicapai dalam One-Step Approach ini. One-Step Approach bertujuan

untuk menghindari interaksi antara model pengukuran dan model

structural pada Two-Step Approach (Hair et al, 1998). Sampel data dalam

penelitian ini berjumlah 120, dan jumlah butir instrumentasi penelitian

berjumlah 12 butir pertanyaan.

Yang dilakukan dalam One-Step Approach to SEM adalah estimasi

terhadap measurement model dan estimasi terhadap structural model

(Anderson dan Gerbing, 1998). Cara yang dilakukan dalam menganalisis

SEM dengan One-Step Approach adalah sebagai berikut:

1. Menjumlahkan skala butir-butir setiap konstruk menjadi indikator

summed-scale bagi setiap kontrak. Jika terdapat skala berbeda setiap

indikator tersebut distandardisasi [Z-scores] dengan mean = 0, deviasi

standar = 1, yang bertujuan adalah untuk mengeliminasi

pengaruh-pengaruh skala yang berbeda-beda tersebut (Hair et at, 1998).

2. Menetapkan error [ε] dan lamda [λ] terms, error terms dapat dihitung dengan rumus 0,1 kali σ² dan lamda terms dengan rumus 0,95 kali σ (Anderson dan Gerbing, 1998). Perhitungan construct reliability [α] telah dijelaskan pada bagian sebelumnya dan dviasi standar [σ] dapat dihitung dengan bantuan program aplikasi statistik SPSS. Setelah error

(51)

3.4.5 Evaluasi Model

Hair et al, 1998 menjelaskan bahwa pola “confirmatiry”

menunjukan prosedur yang dirancang untuk mengevaluasi utilitas

hipotesis-hipotesis dengan pengujian fit antara model teoritis

menggambarkan “good fit” dengan kata, maka model dianggap sebagai

yang diperkuat. Sebaliknya suatu model toeritis tidak diperkuat jika teori

tersebut mempunyai suatu “poor fit” dengan data. Amos dapat menguji

apakah model “good fit” atau “poor fit”. Jadi “good fit” model yang diuji

sangat penting dalam penggunaan structural equation modeling.

Pengujian terhadap model yang dikembangkan dengan berbagai

criteria Goodness of Fit, yakni Chi-square, probability, RMSEA, GFI,

TLI, AGFI, CMIN/DF. Apabila model awal tidak good fit dengan data

maka model dikembangkan dengan pendekatan Two-Step Approach to

SEM.

Tabel 3. Goodness of Fit Indices

Godness of Fit Index Keterangan Cut-Off Value

X²- Chi-square Menguji apakah covariance populasi yang di estimas sama dengan covariance sample (apakah model sesuai dengan

(52)

data)

Probality Uji signifikan terhadap perbedaan matriks covariance dta dan matriks covariance yang diestimasi

Minimum 0,1 atau 0,2 atau ≥ 0,05

RMSEA Mengkompensasi kelemahan Chi-Square pada sampel besar

≤ 0,08

GFI Menghitung proporsi tertimbang varians dalam matriks sampel yang dijelaskan oleh matriks covarians populasi yang diestimasi (analog) dengan R² dalam regresi berganda

≥ 0,90

AGFI GFI yang disesuaikan terhadap DF

≥ 0.90

CMIN / DF Kesesuaian antara data dan model ≤ 2,00 TLI Pembandingan antara model yang

diuji terhadap baseline model

≥ 0,95

CFI Uji kelayakan model yang tidak ensitive terhadap besarnya sampel dan kerumitan model

≥ 0,94

Sumber: Hair et al (1998)

Keterangan:

1. X² CHI SQUARE STATISTIK

Alat uji paling fundamental untuk mengukur overall fit adalah likehood

ratio chi-square ini bersifat sangat sensitive terhadap besarnya sampel

yang digunakan. Karenanya bila jumlah sampel cukup besar (lebih dari

200). Statistik chi-square ini harus didampingi oleh alat uji lain. Model

yang diuji akan dipandang baik atau memuaskan bila nilai chi-squarenya

rendah. Semakin kecil X² semakin baik model itu. Karena tujuan analisis

adalah mengembangkan dan menguji sebuah model yang sesuai dengan

data atau yang fit terhadap data, maka yang dibutuhkan justru sebuah nilai

X² yang kecil dan signifikan.

X² bersifat sangat sensitive terhadap besarnya sampel yaitu terhadap

(53)

chi-square hanya sesuai bila ukuran sampel antara 100-200, bila ukuran luar

tentang itu, uji signifikan akan menjadi kurang reliable oleh karena itu

pengujian ini perlu dilengkapi dengan uji yang lain.

2. RMSEA-THE ROOT MEAN SQUARE ERROR OF APPROXIMATION

RMSEA adalah sebuah indeks yang dapat digunakan mengkompensasi

chi-square statistik dalam sampel yang besar. Nilai RMSEA menunjukkan

goodness-of-fit yang dapat diharapkan bila mode diestimasi alam populasi.

Nilai RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0,08 merupakan indeks

untuk dapat diterimanya degress of freedom.

3. GFI = GOODNESS of FIT INDEKS

GFI adalah analog dari R dalam regresi berganda. Indeks kesesuaian ini

akan menghitung proporsi terimbang dari varians dalam matriks

covariance sampel yang dijelaskan oleh covariance matriks populasi yang

terestimasi. GFI adalah sebuah ukuran non-statistika yang mempunyai

rentang nilai antara 0 (poor fit) sampai dengan 1,0 (perfect fit). Nilai yang

tinggi dalam indeks ini menunjukkan sebuah “better fit”.

4. AGFI = ADJUST GOODNESS of FIT INDEX

AGFI = GFI/df tingkat penerimaan yang direkomendasikan adalah bila

AGFI mempunyai nilai yang sama dengan atau lebih besar dari 0,09. GFI

(54)

dari varians dalam sebuah matriks covariance sampel. Nilai sebesar 0,95

dapat diinterpretasikan sebagai tingkatan yang baik (good overall model

fit) sedangkan besarnya nilai antara 0,09-0,95 menunjukkan tingkatan

cukup (adequate fit).

5. CMIN / DF

Sebagai salah satu indikator untuk mengukur tingkat fitnya sebuah model.

Dalam hal ini CMIN/DF tidak lain adalah statistik chi-square, X² dibagi

Df-nya sehingga disebut X² relative. Nilai X² relative ≤ 2,0 atau bahkan ≤ 3,0 adalah indikasi dari acceptable fit antara model dan data. Nilai X²

relative yang tinggi menandakan adanya perbedaan yang signifikan antara

matriks covariance yang diobservasikan dan diestimasi.

6. TLI = TUCKER LEWIS INDEX

TLI adalah sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model. Nilai

yang direkomendasikan sebagai acuan untuk diterimanya sebuah model

adalah penerimaan ≥ 0,95 dan nilai yang sangat mendekati 1 menunjukkan A Very Good Fit.

7. CFI = COMPERATIF FIT INDEX

Besaran indeks ini adalah pada rentang nilai sebesar 0-1, dimana semakin

mendekati 1, mengidentifikasikan tingkat fit yang paling tinggi (A Very

Good Fit). Nilai yang direkomendasikan adalah CFI > 0,95. Keunggulan

dari indeks ini besarnya tidak dipengaruhi oleh ukuran sampel karena itu

sangat baik untuk mengukur tingkat penerimaan sebuah model. Indeks CFI

(55)

3.1 Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel 3.1.1 Definisi Operasional Variabel

Variabel beserta definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

A. Endorser (X)

Endorser merupakan publik figur yang digunakan sebagai bintang iklan suatu produk, Menurut Mehta (1990) ada beberapa dimensi yang mempengaruhi karakteristik publik figur sebagai endorser

1. Visibility (X1)

Merupakan tingkat kepopuleran seorang publik figur serta sejauh mana seorang bintang iklan dikenal dan bisa menimbulkan ketertarikan publik sebagai calon konsumen, meliputi beberapa indikator yaitu:

X1.1 = Sejauh mana Agnes monica dikenal oleh masyarakat.

X1.2 = Sejauh mana Agnes monica dapat menimbulkan ketertarikan.

2. Credibility (X2)

(56)

X2.2 = Sejauh mana Agnes monica dapat dipercaya dalam menyampaikan

pesan iklan. 3. Attraction (X3)

Merupakan sifat seorang bintang iklan yang dapat menimbulkan rasa ketertarikan terhadap dirinya meliputi beberapa indikator yaitu:

X3.1 = Sejauh mana kepribadiaan Agnes monica dapat menimbulkan

Ketertarikan.

X3.2 = Sejauh mana Agnes monica juga menggunakan produk yang di

Iklankannya. B. Minat Beli (Y)

Minat beli adalah pikiran seseorang yang mengandung niat untuk membeli produk tertentu . Ferdinand (2006 : 204 ) menyebutkan bahwa indikator dari minat beli adalah:

 Y1 = Intensitas pencarian informasi

(57)

 Y3 = Keinginan preferensial

Merupakan dimana seseorang yang berminat membeli suatu produk dimana seseorang tersebut bersedia mengabaikan produk merek lain.

3.1.2 Pengukuran Variabel

Skala yang digunakan adalah skala interval, yaitu skala jenjang selisih sematik (sematic differential scale) analisis ini dilakukan dengan meminta responden untuk menyatakan pendapat tentang serangkaian pertanyaan yang berkaitan dengan obyek yang diteliti dalam bentuk nilai yang berada dalam rentang dua sisi.

Dalam penelitian setiap pertanyaan masing – masing di ukur dalam 7 skala dan ujung-ujung ditetapkan dengan kata sifat yang tidak secara kontras berlawanan. Ketujuh skala yang dipakai dalam penelitian ini mengikuti pola sebagai berikut.

1 7

(58)

membenarkan pernyataan yang diberikan.

3.2 Teknik penentuan sampel a. Populasi

Populasi adalah sekumpulan orang atau objek dan individu maupun kelompok yang memiliki ciri / karakteristik yang sama. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan PT. Mega Persada Mandiri Sidoarjo yang menggunakan sepeda motor Honda Vario.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari keseluruhan populasi yang menjadi obyek sesungguhnya dari suatu penelitian. Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yaitu sampel yang dipilih berdasarkan atas ciri-ciri atau karakteristik yang sudah ditetapkan untuk mencapai tujuan atau maksud tertentu. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pelanggan PT. Mega Persada Mandiri Sidoarjo dimana pelanggan tersebut adalah orang yang membeli sepeda motor Honda Vario.

(59)

Pedomannya adalah 5- 10 kali jumlah parameter yang diestimasi.

c. Tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam seluruh variabel laten.

Jumlah sampel adalah jumlah indikator dikali 5-10. Bila terdapat 20 indikator, besarnya sampel adalah 100-200. Sedangkan jenis pengambilan sampel didasari oleh analisis SEM bahwa besarnya sampel yaitu 5-10 kali parameter yang diestimasi. Pada penelitian ini sebanyak 10 parameter yang diperoleh dari indicator-indikator penelitian yang diestimasi, sehingga besarnya sampel yang harus diperoleh adalah 100 responden yang didapati dari 9 indikator x 10 parameter = 90 responden dibulatkan menjadi 110 responden.

3.2.1 Jenis data

Untuk menganalisa data yang baik, maka diperlukan data yang valid agar dapat mendukung tingkat kebenarannya. Dalam penelitian ini digunakan dua jenis data, yaitu:

a. Data Primer

(60)

arsip pada bagian pemasaran atau umum. Data sekunder bersumber dari pustaka, buku-buku dan literatur, internet serta dokumentasi data perusahaan yang berkaitan dengan permasalahan yaitu perusahaan Astra honda motor.

3.2.2 Sumber data

Beberapa sumber data yang dimanfaatkan oleh peneliti antara lain: a. Deler sepeda motor PT. Mega Persada Mandiri Sidoarjo, untuk

mengetahui data

penjualan sepeda motor Honda Vario.

b. Beberapa pelanggan sepeda motor PT. Mega Persada Mandiri Sidoarjo, sebagai

responden

c. Buku-buku, literatur-literatur dan data dari internet yang mendukung penelitian.

3.2.3 Teknik Pengumpulan Data

(61)

Honda Vario di PT. Mega Persada Mandiri Sidoarjo. b. Kuesioner

Yaitu pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada pelanggan Honda Vario di PT. Mega Persada Mandiri Sidoarjo.

3.3 Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis 3.3.1 Teknik Analisis

(62)

dalam analisis SEM model pengukuran dengan contoh factor kepercayaan dilakukan sebagai berikut :

X.1.1= X1 Visibility = er_1 X1.2= X2 Visibility = er_2

Bila persamaan diatas dinyatakan dengan sebuah pengukuran model diuji undimensionanyal melalui Confirmatory Fatctor Analysis, maka model pengukuran dengan contoh factor jaminan akan nampak sebagai berikut:

Gambar 2 : Contoh model pengukuran faktor Keterangan :

X1.1 = Pertanyaan tentang sejauh mana bintang iklan dikenal

X1.2 = Pertanyaan tentang sejauh mana bintang iklan mampu menarik perhatian er_j = error term X1j

Demikian juga faktor lain seperti Credibility, Attraction, dan minat beli. Visibility

X1

X1.1

X1.2

er 1

(63)

atau dapat diuji dengan metode-metode statistic.

2. Menggunakan Critical Ratio yang diperoleh dengan membagi koefisien samprl dengan standard errornya dan Skweness value yang biasanya disajikan dalam statistic deskriptif dimana nilai statistic untuk menguji normalitas itu disebut sebagai Z-value. Pada tingkat signifikan 1% jika nilai Z lebih besar dari nilai kritis, maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal.

3. Normal Probability Plot (SPSS 10.1).

4. Linieritas dengan mengamati scatterplots dari data yaitu dengan memilih pasangan data dan dilihat pola penyebarannya untuk menduga ada tidaknya linieritas.

b. Evaluasi atas Outlier

1. Mengamati nilai Z-score : ketentuannya diantara ± 3.0 non outlier.

(64)

c. Deteksi Multicollinierity dan Singularity

Deteksi dengan mengamati determinant matriks covarians. Dengan ketentuan apabila determinant sample matrix mendekati angka 0 (kecil), maka terjadi multikolinieriti dari singularitas (Tabachnick dan Fidell, 1998).

d. Uji Validitas dan Reliabilitas

Dimensi yang diukur melalui indicator-indikator dalam daftar pertanyaan perlu dilihat reliabilitasnya dan validitas, dalam hal ini dijelaskan sebagai berikut:

1) Uji Validitas

Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah indicator dalam menilai sesuatu atau akuratnya pengukuran atas apa yang seharusnya diukur. Karena indicator multidimensi, maka uji validitas dari setiap latent variable/ construct akan diuji dengan melihat loading factor dari hubungan antara setiap observed variable dan latent variabel. 2) Uji Realibilitas

(65)

menggunakan rumus sebagai berikut :

Construct reliability = [ ∑ Standardize Loading]²

[ ∑ Standardize Loading]² + ∑ εj ]

Variance Extracted = ∑ Standardize Loading² ∑ Standardize Loading² + εj

Sementara εj dapat dihitung dengan formula εj = 1 – [Stabdardize Loading]. Secara umum, nilai construct reliability yang dapat diterima adalah ≥ 0,7 dan variance extracted ≥ 0,5 (Hair et al,1998). Standardize Loading dapat diperoleh dari output AMOS 4,01, dengan melihat nilai estimasi setiap construct standardize regression weights terhadap setiap butir sebagai indikatornya.

3.3.3 Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal

(66)

Approach digunakan untuk mengatasi masalah sampel data yang kecil jika dibandingkan dengan jumlah butir instrumentasi yang digunakan (Hartline & Ferrell, 1996) dan keakuratan realibilitas indicator-indikator terbaik dapat dicapai dalam One-Step Approach ini. One-Step Approach bertujuan untuk menghindari interaksi antara model pengukuran dan model structural pada Two-Step Approach (Hair et al, 1998). Sampel data dalam penelitian ini berjumlah 120, dan jumlah butir instrumentasi penelitian berjumlah 12 butir pertanyaan.

Yang dilakukan dalam One-Step Approach to SEM adalah estimasi terhadap measurement model dan estimasi terhadap structural model (Anderson dan Gerbing, 1998). Cara yang dilakukan dalam menganalisis SEM dengan One-Step Approach adalah sebagai berikut:

1. Menjumlahkan skala butir-butir setiap konstruk menjadi indikator summed-scale bagi setiap kontrak. Jika terdapat skala berbeda setiap indikator tersebut distandardisasi [Z-scores] dengan mean = 0, deviasi standar = 1, yang bertujuan adalah untuk mengeliminasi pengaruh-pengaruh skala yang berbeda-beda tersebut (Hair et at, 1998).

2. Menetapkan error [ε] dan lamda [λ] terms, error terms dapat dihitung dengan rumus 0,1 kali σ² dan lamda terms dengan rumus 0,95 kali σ

(67)

sebagai parameter fix pada analisis model pengukuran SEM.

3.3.5 Evaluasi Model

Hair et al, 1998 menjelaskan bahwa pola “confirmatiry” menunjukan prosedur yang dirancang untuk mengevaluasi utilitas hipotesis-hipotesis dengan pengujian fit antara model teoritis menggambarkan “good fit” dengan kata, maka model dianggap sebagai yang diperkuat. Sebaliknya suatu model toeritis tidak diperkuat jika teori tersebut mempunyai suatu “poor fit” dengan data. Amos dapat menguji apakah model “good fit” atau “poor fit”. Jadi “good fit” model yang diuji sangat penting dalam penggunaan structural equation modeling.

(68)

(apakah model sesuai dengan data)

Probality Uji signifikan terhadap perbedaan matriks covariance dta dan matriks covariance yang diestimasi

Minimum 0,1 atau 0,2 atau

≥ 0,05

RMSEA Mengkompensasi kelemahan Chi-Square pada sampel besar

≤ 0,08

GFI Menghitung proporsi tertimbang varians dalam matriks sampel yang dijelaskan oleh matriks covarians populasi yang diestimasi (analog) dengan R² dalam regresi berganda

≥ 0,90

AGFI GFI yang disesuaikan terhadap DF

≥ 0.90

CMIN / DF Kesesuaian antara data dan model ≤ 2,00 TLI Pembandingan antara model yang

diuji terhadap baseline model

≥ 0,95

CFI Uji kelayakan model yang tidak ensitive terhadap besarnya sampel dan kerumitan model

≥ 0,94

Sumber: Hair et al (1998) Keterangan:

1. X² CHI SQUARE STATISTIK

(69)

sampel yang teralalu kecil maupun yang terlalu besar. Penggunaan chi-square hanya sesuai bila ukuran sampel antara 100-200, bila ukuran luar tentang itu, uji signifikan akan menjadi kurang reliable oleh karena itu pengujian ini perlu dilengkapi dengan uji yang lain.

2. RMSEA-THE ROOT MEAN SQUARE ERROR OF APPROXIMATION RMSEA adalah sebuah indeks yang dapat digunakan mengkompensasi chi-square statistik dalam sampel yang besar. Nilai RMSEA menunjukkan goodness-of-fit yang dapat diharapkan bila mode diestimasi alam populasi. Nilai RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0,08 merupakan indeks untuk dapat diterimanya degress of freedom.

3. GFI = GOODNESS of FIT INDEKS

(70)

maupun AGFI adalah kriteria yang memperhitungkan proporsi tertimbang dari varians dalam sebuah matriks covariance sampel. Nilai sebesar 0,95 dapat diinterpretasikan sebagai tingkatan yang baik (good overall model fit) sedangkan besarnya nilai antara 0,09-0,95 menunjukkan tingkatan cukup (adequate fit).

5. CMIN / DF

Sebagai salah satu indikator untuk mengukur tingkat fitnya sebuah model. Dalam hal ini CMIN/DF tidak lain adalah statistik chi-square, X² dibagi Df-nya sehingga disebut X² relative. Nilai X² relative ≤ 2,0 atau bahkan ≤ 3,0 adalah indikasi dari acceptable fit antara model dan data. Nilai X² relative yang tinggi menandakan adanya perbedaan yang signifikan antara matriks covariance yang diobservasikan dan diestimasi.

6. TLI = TUCKER LEWIS INDEX

TLI adalah sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model. Nilai yang direkomendasikan sebagai acuan untuk diterimanya sebuah model adalah penerimaan ≥ 0,95 dan nilai yang sangat mendekati 1 menunjukkan A Very Good Fit.

7. CFI = COMPERATIF FIT INDEX

(71)
(72)

43 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Sepeda Motor Honda

Sepeda motor Honda merupakan salah satu merek sepeda motor yang paling diminati di Indonesia. Selain irit bahan bakar, ternyata sangat terbukti keawetan dan kehandalan produk sepeda motor asal Jepang ini. Dan yang lebih menguntungkan lagi, harga jual kembali sepeda motor honda sangat tinggi. Maka tidak heran apabila penjualan sepeda motor Honda selalu menduduki peringkat atas dan selalu mengungguli merek-merek pesaing lainnya.

Gambar

Tabel 1. Realisasi Data Brand Value sepeda motor bebek automatic      pada Tahun 2006, 2008 dan 2009
Gambar 1
Gambar 2 : Contoh model pengukuran faktor
Tabel 3. Goodness of Fit Indices
+7

Referensi

Dokumen terkait

PERTUNJUKAN SENI GENGGONG SUMEDANG PADA ACARA FESTIVAL CUT NYAK DHIEN DI KABUPATEN SUMEDANG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

program yang diinisiasi pemerintah Cina, yaitu China’s Belt Road Initiative (BRI). Program tersebut berkenaan dengan kepentingan Cina dalam pembangunan dua

antara entrepreneurship dengan pemenuhan kebutuhan rasa aman karyawan yang..

Dalam Pasal 21 Undang-undang Nomor 20 Tahun 1982 ditetapkan bahwa anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia diperoleh, baik secara sukarela maupun secara wajib dari

Sehubungan dengan Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Kampar Tahun Anggaran 2013 bersama ini kami mengundang saudara/i

Dalam hal ini penangguhan penahanan dengan jaminan orang, maka menjadi penjamin dalam ini sebaiknya adalah keluarga dekat dari tersangka/terdakwa sendiri, seperti

Bank Islam atau selanjutnya disebut dengan bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga atau bank yang dalam aktivitasnya, baik penghimpunan

Pembuatan WebSite Sanggar Tari Sangrina Bunda menggunakan Macromedia Dreamweaver MX yang bertujuan agar masyarakat dapat mengetahui informasi Sanggar Tari