SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Manajemen
Diajukan oleh :
0612010047 / FE / EM Ardhi Liestya Priyatama
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
SKRIPSI
Diajukan oleh :
0612010047 / FE / EM Ardhi Liestya Priyatama
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
i
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Karakteristik Bintang Iklan (Celebrity Endorser) Terhadap Minat Beli Honda Vario pada PT Mega Persada Mandiri Sidoarjo”. Untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Atas bantuan dari berbagai pihak yang telah banyak berperan guna terselesaikannya penelitian ini, penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang tulus kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP Selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Drs. Ec. Gendut Sukarno, Msi, Selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Dr. H Prasetyohadi, SE, MM Selaku Dosen Pembimbing yang dengan segala perhatian, bimbingan dan kesabarannya telah memberikan pengarahan hingga selesainya penulisan skripsi ini dengan baik.
ii
6. Semua pihak yang turut membantu dan menyediakan waktunya demi terselesainya skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih semuanya.
Semoga Allah Yang Maha Agung berkenan memberikan balasan, limpahan, berkah, rahmat, dan karunia-Nya, Amin.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dalam isi maupun penulisannya. Oleh karena itu semua kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk kesempurnaan penulisan selanjutnya. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca baik sebagai bahan kajian maupun sumber informasi, serta bermanfaat bagi semua pihak.
Surabaya, Mei 2010
iii
KATA PENGANTAR………...……….... i
DAFTAR ISI... iii
DAFTAR TABEL... vii
DAFTAR GAMBAR... ix
DAFTAR LAMPIRAN... x
ABTRAKSI... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...1
1.2 Rumusan Masalah...6
1.3 Tujuan Penelitian...6
1.4 Manfaat Penelitian...6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil-hasil Penelitian Terdahulu...8
2.2 Landasan teori...10
2.2.1 Pemasaran...10
2.2.1.1 Konsep Pemasaran...11
2.2.2 Promosi...13
2.2.2.1 Pengertian Promosi...13
iv
2.2.4 Endorser...17
2.2.4.1 Pengertian publik figure sebagai endorser produk...17
2.2.5 Minat Beli...25
2.2.6 Pengaruh karakteristik endorser terhadap minat beli...23
2.3 Kerangka Konseptual………...24
2.4 Hipotesis……….………...25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel...26
3.1.1 Definisi Operasional...26
3.1.2 Pengukuran Variabel...28
3.2 Tehnik Penentuan Sampel...29
3.2.1 Populasi...29
3.2.2 Sampel...30
3.3 Teknik Pengumpulan Data………....……...……...30
3.3.1 Jenis Data...…………..……...…...30
3.3.2 Sumber Data...31
3.3.3 Teknik Pengumpulan Data………...32
3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis………....32
v
3.4.5. Asumsi Model...38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian………….………...43
4.1.1 Gambaran Umum...43
4.1.2 Visi dan Misi... ...45
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian……….……….…...45
4.2.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian…………...45
4.2.2 Keadaan Responden...………...46
4.2.2.1 Usia Responden…………...46
4.2.2.2 Jenis Kelamin………...…... 46
4.2.2.3 Pekerjaan Responden...47
4.2.2.4 Frekuensi Melihat Iklan...48
4.2.3 Deskripsi Variabel Visibility………..…...48
4.2.4 Deskripsi Variabel Credibility……….…...50
4.2.5 Deskripsi Variabel Attraction………….…...52
4.2.6 Deskripsi Variabel Minat Beli...53
4.3 Analisis Data...56
vi
4.3.5 Evaluasi Normalitas….………...……….………61
4.3.6. Analisis Model One – Step Approach to SEM………..…… .62
4.3.7. Uji Kausalitas………...64
4.3.8. Analisi Unidimensi First Order………...65
4.3.9. Analisis Unidimensi Second Order………...66
4.4. Pembahasan……….……...……...67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ……….………...68
5.2 Saran……….………...68 DAFTAR PUSTAKA
vii
1. Realisasi Data Brand Value Sepeda Motor Bebek Automatic...5
2. Jumlah Penjualan Sepeda Motor Honda Vario Tahun 2009... 5
3. Goodness of Fit Indices...39
4. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia...46
5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...47
6. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan...47
7. Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi melihat iklan...48
8. Hasil Jawaban Responden Untuk Variabel Visibility... 49
9. Hasil Jawaban Responden Untuk Variabel Credibility... 50
10. Hasil Jawaban Responden Untuk Variabel Attraction...52
11. Hasil Jawaban Responden Untuk Variabel Minat Beli...54
12. Outlier Data...57
13. Realibilitas Data... 58
14. Validitas Data...59
15. Construct Realibility dan Variance Extracted... 60
16. Normalitas Data... 62
17. Model One-Step Approach-Base Model... 64
18. Hasil Uji Kausalitas... 65
ix
x
LAMPIRAN
Lampiran :
1. Tabulasi Jawaban Responden 2. Hasil Data Uji Outlier
xi Oleh :
Ardhi Liestya Priyatama ABSTRAKSI
Bintang iklan merupakan salah satu elemen penting dalam sebuah iklan guna meningkatkan minat beli konsumen suatu produk oleh sebab itu pemilihan bintang iklan harus sesuai dengan karakteristik produk yang akan di iklankan. Namun pada tahun 2009 brand value Honda Vario berada di urutan ke dua dibawah yamaha Mio sedangkan penjualan honda Vario pada PT Mega Persada Mandiri sidoarjo cenderung menurun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Karakteristik bintang iklan terhadap minat beli Honda Vario.
Penelitian ini dilakukan di wilayah Sidoarjo dan pengambilan sample dilakukan secara purposive sampling dengan sampel calon responden yang ingin membeli HondaVario di PT Mega Persada Mandiri sidoarjo dan pernah menyaksikan iklan Honda Vario yang dibintangi oleh Agnes Monica, data dikumpulkan melalui kuesioner yang disusun dalam bentuk sematic differential scale. Teknik analisis menggunakan Structural Equation Modelling (SEM)
Hasil dari penelitian ini dapat dilihat pada uji kausalitas yang menunjukkan bahwa variabel karakteristik bintang iklan berpengaruh signifikan positif terhadap minat beli dapat diterima.
1
1.1 Latar Belakang
Pemasaran dalam era global telah mengalami banyak perubahan,
saat ini disadari bahwa pemasaran tidak hanya menjual produk yang di
hasilkan oleh perusahaan, tetapi lebih jauh dari itu perusahaan harus
memberikan perhatian lebih agar tercipta kepuasan pelanggan, oleh sebab
itu perusahaan yang sukses adalah perusahaan yang berhasil memuaskan
pelanggannya, sehingga tercipta loyalitas terhadap produk yang
ditawarkan, tentu saja hal ini tidak mudah dilakukan mengingat persaingan
yang begitu ketat antar para produsen untuk merebut dan menguasai pasar.
Dalam hal ini perusahaan harus menciptakan strategi pemasaran yang
efektif dan efisien, mulai dari mencari produk apa yang sesuai dengan
kebutuhan konsumen, hingga menjalin hubungan baik dengan konsumen
setelah produk tersebut terjual.
Menyadari bahwa pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok
yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya, guna dapat bersaing di era global perusahaan
dituntut agar tidak hanya sekedar menciptakan dan mengembangkan suatu
produk yang berkualitas, dengan harga yang menarik kemudian
mampu berkomunikasi dengan para pelanggannya sekarang, maupun
dengan para pelanggan mereka dimasa yang akan datang.
Komunikasi ini juga bertujuan untuk memberikan informasi kepada
para konsumen mengenai produk yang telah dihasilkan oleh perusahaan,
dan memposisikan produk tersebut secara tepat dibenak para konsumen.
Pemberian informasi dapat dilakukan melalui packaging produk, brosur,
peragaan, ataupun kunjungan salesman/salesgirl, namun demikian iklan
masih diaanggap paling efektif. Banyak perusahaan yang memanfaatkan
media iklan sebagai sarana mempengaruhi konsumen untuk melakukan
pembelian terhadap produk yang diiklankan, iklan berperan penting
sebagai sumber informasi yang diperlukan untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan suatu produk.
Media iklan menjadi salah satu bentuk pilihan alternative
pemasaran yang menarik, selain itu adanya unsur hiburan yang mendukung
pembentukan persepsi konsumen tehadap suatu produk, Pemilihan media
yang tepat juga menjadi salah satu cara agar pesan yang disampaikan
kepada konsumen mendapat tanggapan yang positif. Televisi dianggap
sebagai salah satu media yang mempunyai pemirsa paling banyak dan
jangkauan yang sangat luas, serta mampu menampilkan gambar dan suara
secara bersamaan, sehingga mampu memberikan kesan yang baik pada
produk yang diiklankan.
Bintang televisi, aktor film,dan atlet terkenal banyak yang
produk. Bintang iklan (celebrity endorser) berperan sebagai orang yang
berbicara tentang produk, yang akan mempengaruhi sikap dan perilaku
konsumen yang menunjuk pada produk yang didukungnya. Selebriti
dipandang sebagai individu yang digemari oleh masyarakat dan memiliki
keunggulan atraktif yang membedakannya dari individu lain, kata-kata
yang diucapkan dan karisma dari seorang selebriti mampu mempengaruhi
sesorang untuk mengarhkan perhatian kepadanya. Diharapkan dengan
memakai “mulut” selebriti, maka konsumen semakin percaya bahwa
produk yang diiklankan itu benar-benar berkualitas (Kunto,2004)
konsumen akan lebih tertarik untuk melakukan pembelian terhadap suatu
barang atau jasa yang telah didukung oleh selebriti dibandingkan dengan
barang atau jasa yang tidak didukung oleh selebriti (Dyson&turco,1998)
Pada umumnya masyarakat sering menghubungkan sesuatu merek
dengan selebriti pendukungnya sehingga sangat penting bagi pemasar
untuk dapat memilih selebrity yang tepat untuk iklannya, agar tidak
berdampak buruk terhadap produk atau merek yang bersangkutan
dikemudian hari. (Baker 2001:40) “In fact, it has been found that negative
information about Celebrity endorser not only influence consumer’s
perception of the celebrity but also the endorser product”. Jadi bila
ditemukan informasi yang kurang baik dari selebrity atau perusahaan salah
memilih selebrity yang akan dijadikan bintang iklan produknya maka akan
Astra honda motor adalah perusahaan yang dikenal agresif dalam
memasarkan produknya baik melalui iklan maupun dengan cara promosi
lainnya tak terkecuali dengan Honda Vario, disetiap iklannya Honda vario
selalu memakai bintang-bintang papan atas. Contohnya saja Agnes monica
dan VJ daniel, mereka ditunjuk sebagai bintang iklan honda Vario, seperti
yang kita ketahui kedua bintang tersebut merupakan bintang terkenal yang
mempunyai kemampuan dan prestasi yang tidak diragukan lagi di
bidangnya, sehingga diharapkan mampu meningkatkan evektifitas iklan
serta dapat mempengaruhi para konsumen untuk membeli Honda Vario.
Walaupun Honda Vario adalah produk yang relatif baru, mereka berusaha
untuk menunjukkan eksistensinya sebagai salah satu produsen sepeda
motor yang berkualitas. Dengan selogannya “I am Vario what about you”
Honda Vario berusaha menunjukkan bahwa produknya menawarkan fitur
dengan teknologi yang canggih, serta dapat dinikmati disegala kondisi.
Dengan konsep tersebut diharapkan dapat memberikan citra positif di
benak para konsumen. Menurut data yang dilansir oleh majalah SWA
no.16 / XXV terbitan Agustus 2009 mengenai brand value sepeda motor
Tabel 1. Realisasi Data Brand Value sepeda motor bebek automatic pada Tahun 2006, 2008 dan 2009
Merek TOM Ad Brand TOM Brand Share Brand Value 2009 2008 2006
Berdasarkan tabel 1 dapat diuraikan bahwa pada tahun 2009 Brand
value Honda Vario tidak dapat menandingi Yamaha Mio. Pada tahun 2009
brand value Yamaha Mio sebesar 69,8 sedangkan Honda Vario sebesar
48,6. Dan berikut adalah data penjualan Honda Mio yang mengalami
penurunan penjualan pada PT. Mega Persada Mandiri yang merupakan
salah satu dealer resmi Honda di Sidoarjo, berikut prosentase data
penjualan Honda Vario dalam tri wulan:
Tabel 2. Jumlah penjualan Honda Vario pada tahun 2009
Tahun 2009 Jumlah Penjualan Prosentase (%)
Triwulan 1 34 16,19%
Dari data penjualan diatas selama tahun 2009 hanya dapat
menjual 210 unit dan tidak dapat memenuhi target penjualan yang
Bintang iklan (Celebrity endorser) berperan sebagai orang yang
berbicara tentang produk, yang mempengaruhi sikap dan prilaku yang
didukungnya, menurut beberapa penelitian menunjukkan bahwa penjualan
produk meningkat akibat penggunaan akibat dari penggunaan bintang
iklan, sikap dan persepsi konsumen bertambah ketika seorang bintang idola
iklan mendukung produk tersebut (Shimp, 2001)
Dari fenomena diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian untuk
mengetahui pengaruh karakteristik bintang iklan (selebrity endorser) terhadap minat beli konsumen Honda Vario.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut : Apakah karakteristik bintang iklan mempunyai pengaruh
terhadap minat beli konsumen ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :Untuk mengetahui pengaruh karakteristik
bintang iklan (celebrity endorser) terhadap minat beli konsumen Honda Vario.
1.4 Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
pihak-pihak yang berkepentingan:
Penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai prilaku konsumen
dan diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk
menentukan kebijakan guna pengambilan keputusan yang harus dilakukan
dalam upaya mempertahankan efesiensi dan kemajuan perusahaan
2 Sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya
berhubungan dengan endorser dan minat beli.
3. Sebagai bahan informasi bagi pihak lain yang berkepentingan serta
menambah literature perpustakaan sehingga memberikan manfaat bagi
8
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
1 Jurnal penelitian tahun 2005 oleh Sukmawati dan Suyono dengan judul
analisis pengaruh karakteristik bintang idola iklan ( celebrity endorser)
terhadap minat beli konsumen sebuah multifitamin. Faktor penelitian ini
adalah faktor faktor apa saja yang harus di miliki oleh seorang bintang
iklan guna menimbulkan kecenderungan minat beli konsumen sebuah
multifitamin. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi faktor-faktor atau
karakteristik apa saja yang dipertimbangkan oleh konsumen untuk
membeli produk multifitamin. Peneltian ini dilakukan di fakultas ekonomi
UNS Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa S-1 reguler fakultas
ekonomi UNS yang masih aktif dalam perkuliahan. Metode pengambilan
sampel menggunakan purposive sampling, yaitu mahasiswa yang pernah
melihat tayangan iklan multivitamin di televisi, data dikumpulkan melalui
kuesioner sebanyak 104.
2 Penelitian yang juga dilakukan oleh Apri Susianto , 2007 skripsi FE/EM
UPN “Veteran” Jawa Timur dengan judul “Pengaruh Public Figure
Sebagai Product Endorser Terhadap Minat Beli Konsumen Obat Flu
Mixagrip di Rungkut Tengah Surabaya”. Penelitian ini meneliti untuk
mengetahui pengaruh public figure sebagai product endorser terhadap
digunakan adalah SEM (Structural Equation Modeling). Populasi dalam
penelitian ini adalah penduduk Rungkut Tengah Surabaya sebanyak 350
orang dengan tehnik pengambilan sampel non probability sampling. Hasil
penelitian ini adalah adanya pengaruh public figure sebagai product
terhadap minat beli yang signifikan.
3 Penelitian yang juga dilakukan oleh Haryo Dwi Jayanto , 2009 skripsi
FE/EM UPN “Veteran” Jawa Timur dengan judul “Pengaruh Citra Merek
dan Endorser Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Sepeda Motor Honda
di Wilayah Surabaya”. Penelitian ini meneliti untuk mengetahui
pengaruh citra merek dan endorser terhadap minat beli. Teknik analisis
yang digunakan adalah SEM (Structural Equation Modeling). Populasi
dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berkunjung di dealer sepeda
motor Honda di Surabaya dengan tehnik pengambilan sampel accidental
sampling. Hasil penelitian ini adalah adanya pengaruh citra merek
terhadap minat beli yang signifikan, sedangkan endorser tidak
berpengaruh terhadap minat beli.
2.2. Landasan Teori 2.2.1. Pemasaran
Banyak orang yang memiliki pengertian yang berbeda mengenai
pemasaran. Sebagian mengenal pemasaran sebagai kegiatan menjual atau
proses menciptakan penjualan. Sebenarnya pengertian pemasaran memilki
arti yang sangat luas
Menurut Stanton (1991:7) Pemasaran adalah suatu sistem total dari
kegiatan bisnis yang dirancang untuk menentukan harga, mempromosikan
dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan
baik kepada konsumen saat ini maupun konsumen potensial.
Dari definisi diatas, kita dapat mengetahui bahwa arti pemasaran
adalah jauh lebih uas dari arti penjualan. Pemasaran mencakup usaha
perusahaan yang dimulai dengan mengidentifikasikan kebutuhan
konsumen yang perlu dipuaskan, produk yang sesuai, menentukan
cara-cara promosi dan penyaluran atau penjualan produk tersebut. Jadi,
kegiatan pemasaran merupakan kegiatan-kegiatan yang saling
berhubungan sebagai suatu sistem. Hal ini terlihat dari tujuan dari konep
pemasaran adalah melakukan kegiatan serta keinginan konsumen dengan
mendapatkan sejumlah laba. Sedangkan konsep penjualan dilakukan,
jumlah dan jenis personal yang terlibat dalam pemasaran hanya sebagian
dan tenaga promosional ( termasuk salesman), lain halnya dengan konsep
pemasaran yang dimana seluruh personalia dalam perusahaan ikut
Kotler (2000:9) dengan bukunya yang berjudul “ Manajemen
Pemasaran” mengemukakan definisi pemasaran bahwa “is a societal
proces by which individuals and groups obtain what they need and want
through creating,offering and freely exchanging products and service of
value with others” jadi pemasaran adalah proses social dimana individu
dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan
dengan menciptakan dan mempertukarkan produk dan nilai dengan
individu dengan kelompok lainnya.
Menurut kotler (2000:9) manajemen pemasaran adalah “is the
process of planing and executing the conception, pricing, promotion and
distribution of ideas, goods, services to create exchanges that satisfy
individual and organizational goals” jadi manajemen pemasaran adalah
proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi
serta menyalurkan gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran
yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi.
2.2.1.1. Konsep Pemasaran
Para usahawan sudah mengenal bahwa pemasran merupakan faktor
penting untuk mencapai sukses bagi perusahaannya.dasar pemikiran yang
terkandung didalam konsep pemasaran dapat digolongkan menjadi 3 unsur
a. Orientasi pada konsumen
Dalam upaya memasarkan hasil produksinya, produsen
hendaknya mempehatikan selera konsumen, karena produk yang
dihasilkan lebih banyak berhubungan dengan konsumen sebagai
penggunanya.
Bagi peruasahaan yang benar-benar ingin memperhatikan
konsumen, harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan
dilayani
2. Menetukan kelompok pembeli yang akan dijadikan sasaran
penjualan
3. Menentukan produk dan program-program pemasaran
4. Melakukan penelitian pada konsumen untuk mengukur,
menilai dan menafsirkan keinginan, sikap serta perilaku
mereka
5. Menetukan dan melaksanakan strategi yang paling baik,
apakah menitik beratkan pada mutu yang tinggi, harga yang
murah atau model yang menarik.
Dari pendapat diatas, dapat disimpulakan bahwa produsen
harus mempelajari situasi pasar terlebih dahulu dalam upaya
menempatkan produk yang dihasilkan ditengah konsumen yang
b. Penyusunan kegiatan pemasaran secara integral
Pengintergrasian kegiatan pemasaran berarti setiap orang
dan setiap bagian dalam perusahaan berusaha untuk memberikan
kepuasan kepada konsumen sehingga tujuan perusahaan dapat
tercapai dengan baik.
c. Kepuasan konsumen
Konsumen yang merasa puas terhadap suatu produk akan
melakukan pembelian ulang terhadap produk tersebut dan ini
merupakan jaminan bagi perusahaan untuk mendapatkan laba yang
lebih besar dikemudian hari.
Jadi, yang terpenting dalam konsep pemasaran adalah
kepuasan dari konsumen itu sendiri, dimana perusahaan harus
dapat membaca dan mengerti keinginan dari konsumennya, dengan
melakukan penawaran barang dan jasa sesuai dengan yang
dibutuhkan oleh para konsumen. dengan kata lain konsumen
adalah segala-galanya bagi perusahaan dalam mencapai laba dan
meningkatkan penjualan.
2.2.2. Promosi
2.2.2.1. Pengertian Promosi
Salah satu kegiatan pemasaran yang dapat menunjang pemasaran
perusahaan dan konsumen mereka. Berikut ini dikemukakan pengertian
promosi menurut beberapa ahli:
Menurut Swastha dan Irawan ( 1983:349 ) Promosi adalah arus
informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan
seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran
dalam pemasaran atau yang ditujukan untuk mendorong permintaan.
Pengertian promosi menurut Subhash c (1990:550) “ Promotional
strategies are concerned with the planning, implementation and control,
persuasive communication with costumer. These strategies may be
designed around advertising, personal selling, sales promotion or any
combination of these “. Yang artinya bahwa strategi promosi berkaitan
dengan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian atas komunikasi
persuasive dengan pelanggan. Strategi tersebut dapat berupa periklanan,
penjualan perorangan, promosi penjualan dan masih banyak kombinasi
strategi lainnya.
2.2.2.2. Bauran Promosi
Bauran promosi ( promotion mix ) ada 4 yaitu :
1. Advertising ( periklanan )
Merupakan komunikasi non individual, dengan sejumlah biaya,
melalui berbagai media yang dilakukan perusahaan, lembaga
2. Personal selling ( penjualan perorangan )
Merupakan interaksi antara individu, saling bertemu yang
ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau
mempertahankan hubungan pertukaran yang saling
menguntungkan dengan pihak lain.
3. Publicity ( hubungan masyarakat )
Merupakan sejumlah informasi tentang seseorang, barang atau
organisasi yang disebarluaskan kemasyarakat melalui media
tanpa dipungut biaya atau tanpa pengawasan dari sponsor.
4. Sales promotion ( promosi penjualan )
Merupakan kegiatan-kegiatan pemasaran selain periklanan,
personal selling dan publisitas yang mendorong efektifitas
pembelian konsumen dan pedagang dengan menggunakan
alat-alat seperti peragaan, pameran, demonstrasi dan sebagainya
2.2.3 Periklanan
2.2.3.1. Pengertian Periklanan
Periklanan merupakan salah satu dari empat alat utama yang
digunakan oleh perusahaan untuk mengarahkan komunikasi yang
meyakinkan kepada sasaran pembeli dan publik. Periklanan adalah
komunikasi non-individu dengan sejumlah biaya dengan berbagai media
yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga non-laba, serta
Kotler (2001:578) “A advertising is any paid from of non
personal presentation and promotion of ideas, goods,or sevices by an
identificd sponsor” periklanan adalah segala bentukpenyajian non
personal dan promosi ide, barang, atau jasa oleh suatu sponsor tertentu
yang memerlukan pembayaran.
Periklanan dapat dipandang sebagai kegiatan penawaran kepada
suatu kelompok masyarakat baik secara lisan ataupun dengan
penglihatan (berupa berita), tentang suatu produk, jasa, atau ide. Berita
yang disampaikan tersebut dinamakan iklan.
2.2.3.2. Tujuan dan Fungsi Perilklanan
Tujuan dilakukannya periklanan :
Menurut Philip Kotler ( 1997:237), tujuan periklanan adalah :
a. Untuk menginformasikan
1. memberitahukan pasar tentang suatu produk baru
2. mengusulkan kegunaan baru suatu produk
3. memberitahukan pasar tentang perubahan harga
4. menjelaskan cara kerja suatu produk
5. mengurangi kecemasan pembeli
6. membangun citra perusahaan
b. Untuk membujuk
1. menganjurkan membeli merek tertentu
2. mengubah persepsi pembeli tentang atribut produk
4. membujuk pembeli untuk menerima kunjungan penjual
c. Untuk mengingatkan
1. mengingatkan pembeli bahwa produk tersebut mungkin
akan dibututuhkan dalam waktu dekat
2. mengingatkan pembeli dimana dapat membeli produk
tersebut
3. membuat pembeli tetap ingat produk itu walau sedang tidak
musimnya
4. mempertahankan kesadaran puncak
2.2.4 Endorser
2.2.4.1 Pengertian publik figure sebagai endorser produk
Pada dasarnya sebagian pemasar sepakat adanya kecenderungan
bahwa konsumen tertarik terhadap sosok tertentu sebagai publik figure
sehingga dapat ditiru prilaku konsumsinya, publik figure sebagai endorser
adalah publik figure yang digunakan secara luas di dalam iklan-iklan di
majalah, iklan di radio, maupun ditelevisi untuk mendukung produknya.
Menurut Shimp (2000:406) selebrity atau publik figure adalah
tokoh (aktor, penghibur, atau atlet) yang dikenal masyarakat karena
prestasi-prestasinya di dalam bidang yang berbeda dari golongan produk
Kotler (2001:583) “from time immemorial,marketers have used
celebrity to endorse their products” para pemasar telah menggunakan
tokoh tokoh terkenal sejak dulu untuk mendukung produk mereka.
Kotler (2001:583) “The choise of the celebrity is critical. The
celebrity should have hight recognition, have positive affect, and hight
appropriateness to the product” memilih tokoh tang tepat sangat penting,
tokoh tersebut harus dikenal luas mempunyai pengaruh yang sangat positif
dan sangat sesuai dengan produk.
Menurut Engel, blackwell, dan miniard (1994) model iklan adalah
seseorang atau sebuah karakter yang terdapat dalam iklan untuk
menampilkan sebuah merek .model iklan dipilih sebagai pengirim pesan
sebuah merek dalam iklan.orang-orang yang digunakan sebagai model
iklan, orang yang secara khusus diciptakan sesuai karakteristik produk.
Kotler (2001:583) “A well chosen celebrity can draw attention to a
product brand” tokoh yang dipilih dengan cermat setidaknya dapat
menarik perhatian pada merek produk yang di iklankannya. Para
konsumen mungkin menyukai merek hanya karena mereka menyukai
selebrity uang mendukung produk tersebut, tanpa memperhatikan
mekanisme khusus cara kaum selebrity meningkatkan nilai merek.
Menurut Mehta (1990) mengemukakan bahwa selebrity
mempunyai kekuatan yang dijadikan sebagai alat untuk membujuk,
Bintang iklan (Endorser) dibentuk oleh 3 (tiga) dimensi, antara lain :
• Visibility ( kepopuleran )
• Credibility ( kemampuan )
• Attarction ( ketertarikan )
1. Visibility ( kepopuleran )
Adalah tingkat kepopuleran seseorang yaitu sejauh mana
seorang model iklan dikenal oleh publik dan dapat menimbulkan
ketertarikan publik sebagai calon konsumen untuk memperhatikan
iklan tersebut.tingkat kepopuleran seorang bintang idola akan
sangant mudah diingat dalam benak konsumen untuk
menumbuhkan brand awareness.
2. Credibility ( kemampuan )
Adalah sebuah sifat yang dimiliki seseorang yang dapat
menimbulkan kepercayaan orang lain terhadap dirinya atas
kebenaran yang disampaikan melalui iklan. Dimensi ini di bentuk
oleh dua indikator yaitu :
a. Expertise (keahlian) bintang idola sebagai sumber yang dapat
dipercaya dalam menyampaikan pesan iklan expertise
merujuk poada pengetahuan, pengamalan dan keahlian tertentu
dari sosok bintang iklan yang sesuai dengan tema dalam iklan
b. Trustwoorthiness (kepercayaan) mengacu pada kejujuran,
integrasi,dan dapat dipercaya,dan merujuk pada reputasi
objektif bintang idola iklan (endorser) sebagai sumber yang
terpercaya dalam penyampaian pesan.
3. Attarction ( ketertarikan )
Adalah sifat yang dimiliki seseorang yang dapat
menimbulkan rasa ketertarikan terhadap dirinya, konsep umum
dari dimensi ini dipengaruhi oleh dua indikator antara lain :
a. Kepesonaan (Likability) Kepesonaan adalah daya tarik
penampilan fisik dan kepribadian. Kesukaan merupakan yang
paling relevan untuk perubahan sikap pada merek. Hal ini
karena kesukaan kepada endorser membantu sebagai pemacu
positif yang menyongkong pada motivasi gambar yang positif.
b. Kesamaan (Similiarity) Komponen lain dari daya tarik adalah
kesamaan. Bagaimana konsumen berpersepsi bahwa bintang
idola mereka juga menggunakan produk yang diiklankan.
Simons menerangkan komunikator yang dipersepsi memiliki
kesamaan dengan komunikan cenderung berkomunikasi lebih
efektif. Hal ini disebabkan (Rakmat, 1991, p.263-264) :
1. Kesamaan mempermudah proses penyandian balik
(decoding) yakni proses menerjemahkan lambang-lambang
yang diterima menjadi gagasan-gagasan.
3. Kesamaan menyebabkan komunikan tertarik pada
komunikator.
4. Kesamaan menumbuhkan rasa hormat dan percaya pada
komunikator
2.2.5 Minat Beli
Minat beli merupakan keinginan yang direncanakan sepenuhnya
oleh konsumen untuk melakukan pembelian nyata. Secara singkat niat
beli dapat diartikan sebagai rencana pembelian. Menurut Rossiter dan
Percy (1987), minat pembelian konsumen adalah “ Brand Purchase the
Brand (or take other relevant purchase-related action)”. Definisi tersebut
mengandung pengertian bahwa minat pembelian suatu merek adalah
perintah seorang pembeli kepada dirinya sendiri untuk membeli sebuah
merek produk atau untuk mengambil tindakan lain yang berhubungan
dengan pembelian.
Menurut Kotler ( 2000 ) penegrtian minat beli adalah pikiran
seseorang yang mengandung niat untuk membeli produk tertentu. Adapun
pengertian minat beli menurut ( Guilford ; 1999 ) adalah sebagai berikut:
Minat beli adalah kecenderungan tingkah laku seseorang karena rasa
seseorang menaruh perhatian dan mencari atau berusaha mendapatkan
obyek yang sesuai dengan minatnya.
Selengkapnya bahwa daya tarik sangat berperan dalam usaha
seseorang untuk mencapai suatu tujuan karena didalam minat terkandung
unsur dan perhatian, sehingga kemampuan yang terdapat dalam minat itu
bukan kemauan yang dipaksa, akan tetapi merupakan kemauan yang
disertai perasaan senang. Minat beli menurut ( Hadipranata ; 1999 )
diartikan sebagai suatu dorongan yang berasal dari dalam diri individu
yang mampu membuat individu melakukan tindakan pembelian, minat
beli timbul karena adanya kebutuhan pribadi, keinginan, tuntutan
masyarakat, prngaruh-pengaruh dari iklan serta pikiran dan perasaannya
terhadap produk tersebut.
Dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa minat beli
adalah pikiran seseorang yang merupakan dorongan yang bersifat intrinsik
yang mampu membuat seseorang secara sadar menaruh perhatian
terhadap suatu barang atau jasa karena dia merasa bahwa barang atau jasa
tersebut mempunyai sangkut paut dengan dirinya. Dengan kata lain, minat
beli ini dapat timbul dari kebutuhan-kebutuhan pribadi dan tuntutan
masyarakat serta dari pikiran dan perasaan terhadap barang atau jasa yang
diinginkan (timbul dari dalam diri individu tersebut atau dapat juga
berasal dari luar dirinya).
Indikator dari minat beli menurut Ferdinand ( 2006 : 240 )
1. Intensitas pencarian informasi
Adalah keinginan untuk selalu mencari informasi mengenai
suatu produk.
2. Keinginan segera membeli
Adalah keinginan segera membeli/memilki suatu produk.
3. Keinginan preferensial
Adalah keinginan terhadap suatu produk dengan bersedia
mengabaikan pilihan lain.
2.2.6 Pengaruh karakteristik endorser terhadap minat beli.
Konsumen cenderung meniru sesuatu hal yang dilakukan oleh
orang yang dikagumi dan dihormatinya, pemakaian celebrity endorser
bertujuan untuk menambah daya tarik sebuah iklan, kepopuleran,
kemampuan, dan daya tarik seorang bintang iklan dapat membuat
konsumen mudah mengingat dan mengidentifikasi sebuah merek.
Menurut Shimp (2003:460) bintang iklan dapat disukai dan
dihormati oleh khalayak, oleh sebab itu mereka diharapkan mampu
mempengaruhi sikap dan prilaku konsumen terhadap produk yang
didukungnya.
Menurut Ohainan (1991) karakteristik selebriti dengan didukung
keahlian dibidangnya akan secara signifikan mempengaruhi minat beli
Apabila seorang bintang iklan mempunyai citra positif, maka
celebrity endorser akan lebih mudah mempengaruhi sikap, perilaku serta
minat para konsumen untuk membeli produk yang sedang di iklankannya.
2.3. Kerangka konseptual
2.4. Hipotesis
Diduga karakteristik bintang iklan (celebrity endorser) Honda
26
3.1 Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel 3.1.1 Definisi Operasional Variabel
Variabel beserta definisi operasional yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
A. Karakteristik Endorser (X)
Karakteristik Endorser merupakan sifat yang dimiliki publik
figur yang digunakan sebagai bintang iklan suatu produk, Menurut
Mehta (1990) ada beberapa dimensi yang mempengaruhi karakteristik
publik figur sebagai endorser
1. Visibility (X1)
Merupakan tingkat kepopuleran seorang publik figur serta
sejauh mana seorang bintang iklan dikenal dan bisa menimbulkan
ketertarikan publik sebagai calon konsumen, meliputi beberapa
indikator yaitu:
X1.1 = Sejauh mana Agnes monica dikenal oleh masyarakat.
X1.2 = Sejauh mana Agnes monica dapat menimbulkan
ketertarikan.
2. Credibility (X2)
Merupakan sifat yang dimiliki seorang publik figur yang
dirinya atas kebenaran yang disampaikan melalui iklan, meliputi
beberapa indikator yaitu:
X2.1 = Sejauh mana keahlian Agnes monica sebagai endorser.
X2.2 = Sejauh mana Agnes monica dapat dipercaya dalam
menyampaikan pesan iklan.
3. Attraction (X3)
Merupakan sifat seorang bintang iklan yang dapat
menimbulkan rasa ketertarikan terhadap dirinya meliputi beberapa
indikator yaitu:
X3.1 = Sejauh mana kepribadiaan Agnes monica dapat
menimbulkan ketertarikan.
X3.2 = Sejauh mana Agnes monica juga menggunakan produk
yang di iklankannya.
B. Minat Beli (Y)
Minat beli adalah pikiran seseorang yang mengandung niat
untuk membeli produk tertentu . Ferdinand (2006 : 204 ) menyebutkan
bahwa indikator dari minat beli adalah:
Y1 = Intensitas pencarian informasi
Dimana seseorang selalu mencari informasi mengenai suatu
produk yang diinginkan dan dibutuhkan.
Y2 = Keinginan segera membeli
Dimana seseorang yang ingin segera membeli/memilki suatu
Y3 = Keinginan preferensial
Merupakan dimana seseorang yang berminat membeli suatu
produk dimana seseorang tersebut bersedia mengabaikan
produk merek lain.
3.1.2 Pengukuran Variabel
Skala yang digunakan adalah skala interval, yaitu skala jenjang
selisih sematik (sematic differential scale) analisis ini dilakukan dengan
meminta responden untuk menyatakan pendapat tentang serangkaian
pertanyaan yang berkaitan dengan obyek yang diteliti dalam bentuk nilai
yang berada dalam rentang dua sisi.
Dalam penelitian setiap pertanyaan masing – masing di ukur dalam
7 skala dan ujung-ujung ditetapkan dengan kata sifat yang tidak secara
kontras berlawanan. Ketujuh skala yang dipakai dalam penelitian ini
mengikuti pola sebagai berikut.
1 7
Sangat tidak setuju Sangat setuju
• Jawaban dengan nilai 1 menunjukkan nilai terendah, berarti sangat
tidak membenarkan pernyataan yang diberikan.
• Jawaban dengan nilai 7 menunjukkan nilai tertinggi, berarti sangat
3.2 Teknik penentuan sampel
a. Populasi
Populasi adalah sekumpulan orang atau objek dan individu maupun
kelompok yang memiliki ciri / karakteristik yang sama. Yang
menjadi populasi dalam penelitian ini adalah calon konsumen
sepeda motor Honda Vario di PT. Mega Persada Mandiri Sidoarjo.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari keseluruhan populasi yang menjadi
obyek sesungguhnya dari suatu penelitian. Dalam penelitian ini
teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling
yaitu sampel yang dipilih berdasarkan atas ciri-ciri atau
karakteristik yang sudah ditetapkan untuk mencapai tujuan atau
maksud tertentu. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah calon responden yang ingin membeli sepeda motor Honda
Vario di PT. Mega Persada Mandiri Sidoarjo dan pernah
menyaksikan iklan honda Vario yang dibintangi oleh Agnes
monica.
Pedoman pengukuran sampel menurut Ferdinand (2002:48):
a. 100-200 sampel untuk teknik maximum Likelihood
b. Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi.
Pedomannya adalah 5- 10 kali jumlah parameter yang
diestimasi.
c. Tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam
seluruh variabel laten.
Jumlah sampel adalah jumlah indikator dikali 5-10. Bila
terdapat 20 indikator, besarnya sampel adalah 100-200. Sedangkan
jenis pengambilan sampel didasari oleh analisis SEM bahwa
besarnya sampel yaitu 5-10 kali parameter yang diestimasi. Pada
penelitian ini sebanyak 10 parameter yang diperoleh dari
indicator-indikator penelitian yang diestimasi, sehingga besarnya
sampel yang harus diperoleh adalah 100 responden yang didapati
dari 9 indikator x 10 parameter = 90 responden dibulatkan menjadi
109 responden.
3.3 Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 Jenis data
Untuk menganalisa data yang baik, maka diperlukan data yang
valid agar dapat mendukung tingkat kebenarannya. Dalam penelitian ini
digunakan dua jenis data, yaitu:
a. Data Primer
kuesioner kepada pelanggan PT. Mega Persada Mandiri Sidoarjo
b. Data Sekunder.
Data yang diperoleh dari catatan-catatan, dokumen, atau arsip
pada bagian pemasaran atau umum. Data sekunder bersumber dari
pustaka, buku-buku dan literatur, internet serta dokumentasi data
perusahaan yang berkaitan dengan permasalahan yaitu perusahaan
Astra honda motor.
3.3.2 Sumber data
Beberapa sumber data yang dimanfaatkan oleh peneliti antara lain:
a. Deler sepeda motor PT. Mega Persada Mandiri Sidoarjo, untuk
mengetahui data penjualan sepeda motor Honda Vario.
b. Beberapa pelanggan sepeda motor PT. Mega Persada Mandiri
Sidoarjo, sebagai responden.
c. Buku-buku, literatur-literatur dan data dari internet yang mendukung
penelitian.
3.3.3 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan beberapa cara berikut:
Yaitu pengumpulan data bahan-bahan keterangan dilakukan dengan
melakukan tanya jawab secara langsung dengan para pelanggan
Honda Vario di PT. Mega Persada Mandiri Sidoarjo.
b. Kuesioner
Yaitu pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan
kuesioner kepada calon responden yang ingin membeli sepeda motor
Honda Vario di PT. Mega Persada Mandiri Sidoarjo
3.4 Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis 3.4.1 Teknik Analisis
Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian
ini adalah Structural Equation Model (SEM). SEM adalah sekumpulan
teknik-teknik statistikal yang memungkinkan pengujian sebuah rangkaian
hubungan yang relatif “rumit” secara simultan. Hubungan yang rumit itu
dapat dibangun antara satu atau beberapa variabel dependen dengan satu
atau beberapa variabel independen. Masing-masing variabel dependen dan
independen dapat berbentuk factor (konstruk) yang dibangun dari
beberapa variabel indikator. Metode ini bukan ditujukan untuk
menghasilkan teori melainkan “menginformasikan” teori. Analisis SEM
pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
karakteristik bintang iklan terhadap minat beli Honda Vario. Model
pengukuran factor perluasan merek, rekomendasi, dan harga premium
masing-masing variabel bebas karakteristik bintang iklan terhadap variabel
terikatnya minat beli menggunakan koefisien jalur. Langkah-langkah
dalam analisis SEM model pengukuran dengan contoh factor kepercayaan
dilakukan sebagai berikut :
X.1.1= X1 Visibility = er_1 X1.2= X2 Visibility = er_2
Bila persamaan diatas dinyatakan dengan sebuah pengukuran
model diuji undimensionanyal melalui Confirmatory Fatctor Analysis,
maka model pengukuran dengan contoh factor jaminan akan nampak
sebagai berikut:
Gambar 2 : Contoh model pengukuran faktor
Keterangan :
X1.1 = Pertanyaan tentang sejauh mana bintang iklan dikenal
X1.2 = Pertanyaan tentang sejauh mana bintang iklan mampu menarik perhatian
er_j = error term X1j
Demikian juga faktor lain seperti Credibility, Attraction, dan minat beli.
3.4.2 Asumsi Model (Structural Equation Modelling)
a. Uji Normalitas Sebaran dan Linieritas
1. Normalitas dapat diuji dengan melihat gambar histogram data
2. Menggunakan Critical Ratio yang diperoleh dengan membagi
koefisien samprl dengan standard errornya dan Skweness
value yang biasanya disajikan dalam statistic deskriptif
dimana nilai statistic untuk menguji normalitas itu disebut
sebagai Z-value. Pada tingkat signifikan 1% jika nilai Z lebih
besar dari nilai kritis, maka dapat diduga bahwa distribusi data
adalah tidak normal.
3. Normal Probability Plot (SPSS 10.1).
4. Linieritas dengan mengamati scatterplots dari data yaitu
dengan memilih pasangan data dan dilihat pola penyebarannya
untuk menduga ada tidaknya linieritas.
b. Evaluasi atas Outlier
1. Mengamati nilai Z-score : ketentuannya diantara ± 3.0 non
outlier.
2. Multivariate Outlier diuij dengan criteria jarak Mahalonobis
pada tingkat ρ < 0.001. Jarak diuji dengan Chi-Square (X²) pada df sebesar jumlah variabel bebasnya. Ketentuan : bila
Mahalonobis > dari nilai X² adalah multivariate outlier.Outlier
adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik
yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi
lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim untuk sebuah
variabel tunggal atau variabel kombinasi (Hair, 1998).
Deteksi dengan mengamati determinant matriks covarians. Dengan
ketentuan apabila determinant sample matrix mendekati angka 0
(kecil), maka terjadi multikolinieriti dari singularitas (Tabachnick dan
Fidell, 1998).
a. Uji Validitas dan Reliabilitas
Dimensi yang diukur melalui indicator-indikator dalam daftar
pertanyaan perlu dilihat reliabilitasnya dan validitas, dalam hal ini
dijelaskan sebagai berikut:
1) Uji Validitas
Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh
sebuah indicator dalam menilai sesuatu atau akuratnya
pengukuran atas apa yang seharusnya diukur. Karena indicator
multidimensi, maka uji validitas dari setiap latent variable/
construct akan diuji dengan melihat loading factor dari
hubungan antara setiap observed variable dan latent variabel.
2) Uji Realibilitas
Adalah ukuran mengenai konsistensi internal dari
indikator-indikator sebuah konstruk yang menunjukkan derajat
sampai dimana masing-masing indikator itu mengindikasikan
sebuah konstruk yang umum. Sedangkan reliabilitas diuji
dengan construct reliability dan variance extracted. Construct
reliability dan Variance extracted dihitung dengan
Construct reliability = [ ∑ Standardize Loading]²
[ ∑ Standardize Loading]² + ∑εj ]
Variance Extracted = ∑ Standardize Loading²
∑ Standardize Loading² + εj
Sementara εj dapat dihitung dengan formula εj = 1 – [Stabdardize Loading]. Secara umum, nilai construct reliability yang dapat
diterima adalah ≥ 0,7 dan variance extracted ≥ 0,5 (Hair et al,1998). Standardize Loading dapat diperoleh dari output AMOS
4,01, dengan melihat nilai estimasi setiap construct standardize
regression weights terhadap setiap butir sebagai indikatornya.
3.4.3 Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal
Pengaruh langsung (koefisien jalur) diamati dari bobot regresi
terstandar, dengan pengujian signifikan pembanding nilai CR (Critical
Ratio) atau ρ (probability) yang sama dengan nilai t hitung. Apabila t hitung lebih besar dari pada t tabel berarti signifikan.
3.4.4 Pengujian model dengan One-Step Approach
One-Step Approach to Structural Equation Modeling (SEM)
digunakan untuk menguji model yang diajukan pada gambar 3.2. One-Step
dibandingkan dengan jumlah butir instrumentasi yang digunakan (Hartline
& Ferrell, 1996) dan keakuratan realibilitas indicator-indikator terbaik
dapat dicapai dalam One-Step Approach ini. One-Step Approach bertujuan
untuk menghindari interaksi antara model pengukuran dan model
structural pada Two-Step Approach (Hair et al, 1998). Sampel data dalam
penelitian ini berjumlah 120, dan jumlah butir instrumentasi penelitian
berjumlah 12 butir pertanyaan.
Yang dilakukan dalam One-Step Approach to SEM adalah estimasi
terhadap measurement model dan estimasi terhadap structural model
(Anderson dan Gerbing, 1998). Cara yang dilakukan dalam menganalisis
SEM dengan One-Step Approach adalah sebagai berikut:
1. Menjumlahkan skala butir-butir setiap konstruk menjadi indikator
summed-scale bagi setiap kontrak. Jika terdapat skala berbeda setiap
indikator tersebut distandardisasi [Z-scores] dengan mean = 0, deviasi
standar = 1, yang bertujuan adalah untuk mengeliminasi
pengaruh-pengaruh skala yang berbeda-beda tersebut (Hair et at, 1998).
2. Menetapkan error [ε] dan lamda [λ] terms, error terms dapat dihitung dengan rumus 0,1 kali σ² dan lamda terms dengan rumus 0,95 kali σ (Anderson dan Gerbing, 1998). Perhitungan construct reliability [α] telah dijelaskan pada bagian sebelumnya dan dviasi standar [σ] dapat dihitung dengan bantuan program aplikasi statistik SPSS. Setelah error
3.4.5 Evaluasi Model
Hair et al, 1998 menjelaskan bahwa pola “confirmatiry”
menunjukan prosedur yang dirancang untuk mengevaluasi utilitas
hipotesis-hipotesis dengan pengujian fit antara model teoritis
menggambarkan “good fit” dengan kata, maka model dianggap sebagai
yang diperkuat. Sebaliknya suatu model toeritis tidak diperkuat jika teori
tersebut mempunyai suatu “poor fit” dengan data. Amos dapat menguji
apakah model “good fit” atau “poor fit”. Jadi “good fit” model yang diuji
sangat penting dalam penggunaan structural equation modeling.
Pengujian terhadap model yang dikembangkan dengan berbagai
criteria Goodness of Fit, yakni Chi-square, probability, RMSEA, GFI,
TLI, AGFI, CMIN/DF. Apabila model awal tidak good fit dengan data
maka model dikembangkan dengan pendekatan Two-Step Approach to
SEM.
Tabel 3. Goodness of Fit Indices
Godness of Fit Index Keterangan Cut-Off Value
X²- Chi-square Menguji apakah covariance populasi yang di estimas sama dengan covariance sample (apakah model sesuai dengan
data)
Probality Uji signifikan terhadap perbedaan matriks covariance dta dan matriks covariance yang diestimasi
Minimum 0,1 atau 0,2 atau ≥ 0,05
RMSEA Mengkompensasi kelemahan Chi-Square pada sampel besar
≤ 0,08
GFI Menghitung proporsi tertimbang varians dalam matriks sampel yang dijelaskan oleh matriks covarians populasi yang diestimasi (analog) dengan R² dalam regresi berganda
≥ 0,90
AGFI GFI yang disesuaikan terhadap DF
≥ 0.90
CMIN / DF Kesesuaian antara data dan model ≤ 2,00 TLI Pembandingan antara model yang
diuji terhadap baseline model
≥ 0,95
CFI Uji kelayakan model yang tidak ensitive terhadap besarnya sampel dan kerumitan model
≥ 0,94
Sumber: Hair et al (1998)
Keterangan:
1. X² CHI SQUARE STATISTIK
Alat uji paling fundamental untuk mengukur overall fit adalah likehood
ratio chi-square ini bersifat sangat sensitive terhadap besarnya sampel
yang digunakan. Karenanya bila jumlah sampel cukup besar (lebih dari
200). Statistik chi-square ini harus didampingi oleh alat uji lain. Model
yang diuji akan dipandang baik atau memuaskan bila nilai chi-squarenya
rendah. Semakin kecil X² semakin baik model itu. Karena tujuan analisis
adalah mengembangkan dan menguji sebuah model yang sesuai dengan
data atau yang fit terhadap data, maka yang dibutuhkan justru sebuah nilai
X² yang kecil dan signifikan.
X² bersifat sangat sensitive terhadap besarnya sampel yaitu terhadap
chi-square hanya sesuai bila ukuran sampel antara 100-200, bila ukuran luar
tentang itu, uji signifikan akan menjadi kurang reliable oleh karena itu
pengujian ini perlu dilengkapi dengan uji yang lain.
2. RMSEA-THE ROOT MEAN SQUARE ERROR OF APPROXIMATION
RMSEA adalah sebuah indeks yang dapat digunakan mengkompensasi
chi-square statistik dalam sampel yang besar. Nilai RMSEA menunjukkan
goodness-of-fit yang dapat diharapkan bila mode diestimasi alam populasi.
Nilai RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0,08 merupakan indeks
untuk dapat diterimanya degress of freedom.
3. GFI = GOODNESS of FIT INDEKS
GFI adalah analog dari R dalam regresi berganda. Indeks kesesuaian ini
akan menghitung proporsi terimbang dari varians dalam matriks
covariance sampel yang dijelaskan oleh covariance matriks populasi yang
terestimasi. GFI adalah sebuah ukuran non-statistika yang mempunyai
rentang nilai antara 0 (poor fit) sampai dengan 1,0 (perfect fit). Nilai yang
tinggi dalam indeks ini menunjukkan sebuah “better fit”.
4. AGFI = ADJUST GOODNESS of FIT INDEX
AGFI = GFI/df tingkat penerimaan yang direkomendasikan adalah bila
AGFI mempunyai nilai yang sama dengan atau lebih besar dari 0,09. GFI
dari varians dalam sebuah matriks covariance sampel. Nilai sebesar 0,95
dapat diinterpretasikan sebagai tingkatan yang baik (good overall model
fit) sedangkan besarnya nilai antara 0,09-0,95 menunjukkan tingkatan
cukup (adequate fit).
5. CMIN / DF
Sebagai salah satu indikator untuk mengukur tingkat fitnya sebuah model.
Dalam hal ini CMIN/DF tidak lain adalah statistik chi-square, X² dibagi
Df-nya sehingga disebut X² relative. Nilai X² relative ≤ 2,0 atau bahkan ≤ 3,0 adalah indikasi dari acceptable fit antara model dan data. Nilai X²
relative yang tinggi menandakan adanya perbedaan yang signifikan antara
matriks covariance yang diobservasikan dan diestimasi.
6. TLI = TUCKER LEWIS INDEX
TLI adalah sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model. Nilai
yang direkomendasikan sebagai acuan untuk diterimanya sebuah model
adalah penerimaan ≥ 0,95 dan nilai yang sangat mendekati 1 menunjukkan A Very Good Fit.
7. CFI = COMPERATIF FIT INDEX
Besaran indeks ini adalah pada rentang nilai sebesar 0-1, dimana semakin
mendekati 1, mengidentifikasikan tingkat fit yang paling tinggi (A Very
Good Fit). Nilai yang direkomendasikan adalah CFI > 0,95. Keunggulan
dari indeks ini besarnya tidak dipengaruhi oleh ukuran sampel karena itu
sangat baik untuk mengukur tingkat penerimaan sebuah model. Indeks CFI
3.1 Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel 3.1.1 Definisi Operasional Variabel
Variabel beserta definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
A. Endorser (X)
Endorser merupakan publik figur yang digunakan sebagai bintang iklan suatu produk, Menurut Mehta (1990) ada beberapa dimensi yang mempengaruhi karakteristik publik figur sebagai endorser
1. Visibility (X1)
Merupakan tingkat kepopuleran seorang publik figur serta sejauh mana seorang bintang iklan dikenal dan bisa menimbulkan ketertarikan publik sebagai calon konsumen, meliputi beberapa indikator yaitu:
X1.1 = Sejauh mana Agnes monica dikenal oleh masyarakat.
X1.2 = Sejauh mana Agnes monica dapat menimbulkan ketertarikan.
2. Credibility (X2)
X2.2 = Sejauh mana Agnes monica dapat dipercaya dalam menyampaikan
pesan iklan. 3. Attraction (X3)
Merupakan sifat seorang bintang iklan yang dapat menimbulkan rasa ketertarikan terhadap dirinya meliputi beberapa indikator yaitu:
X3.1 = Sejauh mana kepribadiaan Agnes monica dapat menimbulkan
Ketertarikan.
X3.2 = Sejauh mana Agnes monica juga menggunakan produk yang di
Iklankannya. B. Minat Beli (Y)
Minat beli adalah pikiran seseorang yang mengandung niat untuk membeli produk tertentu . Ferdinand (2006 : 204 ) menyebutkan bahwa indikator dari minat beli adalah:
Y1 = Intensitas pencarian informasi
Y3 = Keinginan preferensial
Merupakan dimana seseorang yang berminat membeli suatu produk dimana seseorang tersebut bersedia mengabaikan produk merek lain.
3.1.2 Pengukuran Variabel
Skala yang digunakan adalah skala interval, yaitu skala jenjang selisih sematik (sematic differential scale) analisis ini dilakukan dengan meminta responden untuk menyatakan pendapat tentang serangkaian pertanyaan yang berkaitan dengan obyek yang diteliti dalam bentuk nilai yang berada dalam rentang dua sisi.
Dalam penelitian setiap pertanyaan masing – masing di ukur dalam 7 skala dan ujung-ujung ditetapkan dengan kata sifat yang tidak secara kontras berlawanan. Ketujuh skala yang dipakai dalam penelitian ini mengikuti pola sebagai berikut.
1 7
membenarkan pernyataan yang diberikan.
3.2 Teknik penentuan sampel a. Populasi
Populasi adalah sekumpulan orang atau objek dan individu maupun kelompok yang memiliki ciri / karakteristik yang sama. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan PT. Mega Persada Mandiri Sidoarjo yang menggunakan sepeda motor Honda Vario.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari keseluruhan populasi yang menjadi obyek sesungguhnya dari suatu penelitian. Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yaitu sampel yang dipilih berdasarkan atas ciri-ciri atau karakteristik yang sudah ditetapkan untuk mencapai tujuan atau maksud tertentu. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pelanggan PT. Mega Persada Mandiri Sidoarjo dimana pelanggan tersebut adalah orang yang membeli sepeda motor Honda Vario.
Pedomannya adalah 5- 10 kali jumlah parameter yang diestimasi.
c. Tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam seluruh variabel laten.
Jumlah sampel adalah jumlah indikator dikali 5-10. Bila terdapat 20 indikator, besarnya sampel adalah 100-200. Sedangkan jenis pengambilan sampel didasari oleh analisis SEM bahwa besarnya sampel yaitu 5-10 kali parameter yang diestimasi. Pada penelitian ini sebanyak 10 parameter yang diperoleh dari indicator-indikator penelitian yang diestimasi, sehingga besarnya sampel yang harus diperoleh adalah 100 responden yang didapati dari 9 indikator x 10 parameter = 90 responden dibulatkan menjadi 110 responden.
3.2.1 Jenis data
Untuk menganalisa data yang baik, maka diperlukan data yang valid agar dapat mendukung tingkat kebenarannya. Dalam penelitian ini digunakan dua jenis data, yaitu:
a. Data Primer
arsip pada bagian pemasaran atau umum. Data sekunder bersumber dari pustaka, buku-buku dan literatur, internet serta dokumentasi data perusahaan yang berkaitan dengan permasalahan yaitu perusahaan Astra honda motor.
3.2.2 Sumber data
Beberapa sumber data yang dimanfaatkan oleh peneliti antara lain: a. Deler sepeda motor PT. Mega Persada Mandiri Sidoarjo, untuk
mengetahui data
penjualan sepeda motor Honda Vario.
b. Beberapa pelanggan sepeda motor PT. Mega Persada Mandiri Sidoarjo, sebagai
responden
c. Buku-buku, literatur-literatur dan data dari internet yang mendukung penelitian.
3.2.3 Teknik Pengumpulan Data
Honda Vario di PT. Mega Persada Mandiri Sidoarjo. b. Kuesioner
Yaitu pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada pelanggan Honda Vario di PT. Mega Persada Mandiri Sidoarjo.
3.3 Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis 3.3.1 Teknik Analisis
dalam analisis SEM model pengukuran dengan contoh factor kepercayaan dilakukan sebagai berikut :
X.1.1= X1 Visibility = er_1 X1.2= X2 Visibility = er_2
Bila persamaan diatas dinyatakan dengan sebuah pengukuran model diuji undimensionanyal melalui Confirmatory Fatctor Analysis, maka model pengukuran dengan contoh factor jaminan akan nampak sebagai berikut:
Gambar 2 : Contoh model pengukuran faktor Keterangan :
X1.1 = Pertanyaan tentang sejauh mana bintang iklan dikenal
X1.2 = Pertanyaan tentang sejauh mana bintang iklan mampu menarik perhatian er_j = error term X1j
Demikian juga faktor lain seperti Credibility, Attraction, dan minat beli. Visibility
X1
X1.1
X1.2
er 1
atau dapat diuji dengan metode-metode statistic.
2. Menggunakan Critical Ratio yang diperoleh dengan membagi koefisien samprl dengan standard errornya dan Skweness value yang biasanya disajikan dalam statistic deskriptif dimana nilai statistic untuk menguji normalitas itu disebut sebagai Z-value. Pada tingkat signifikan 1% jika nilai Z lebih besar dari nilai kritis, maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal.
3. Normal Probability Plot (SPSS 10.1).
4. Linieritas dengan mengamati scatterplots dari data yaitu dengan memilih pasangan data dan dilihat pola penyebarannya untuk menduga ada tidaknya linieritas.
b. Evaluasi atas Outlier
1. Mengamati nilai Z-score : ketentuannya diantara ± 3.0 non outlier.
c. Deteksi Multicollinierity dan Singularity
Deteksi dengan mengamati determinant matriks covarians. Dengan ketentuan apabila determinant sample matrix mendekati angka 0 (kecil), maka terjadi multikolinieriti dari singularitas (Tabachnick dan Fidell, 1998).
d. Uji Validitas dan Reliabilitas
Dimensi yang diukur melalui indicator-indikator dalam daftar pertanyaan perlu dilihat reliabilitasnya dan validitas, dalam hal ini dijelaskan sebagai berikut:
1) Uji Validitas
Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah indicator dalam menilai sesuatu atau akuratnya pengukuran atas apa yang seharusnya diukur. Karena indicator multidimensi, maka uji validitas dari setiap latent variable/ construct akan diuji dengan melihat loading factor dari hubungan antara setiap observed variable dan latent variabel. 2) Uji Realibilitas
menggunakan rumus sebagai berikut :
Construct reliability = [ ∑ Standardize Loading]²
[ ∑ Standardize Loading]² + ∑ εj ]
Variance Extracted = ∑ Standardize Loading² ∑ Standardize Loading² + εj
Sementara εj dapat dihitung dengan formula εj = 1 – [Stabdardize Loading]. Secara umum, nilai construct reliability yang dapat diterima adalah ≥ 0,7 dan variance extracted ≥ 0,5 (Hair et al,1998). Standardize Loading dapat diperoleh dari output AMOS 4,01, dengan melihat nilai estimasi setiap construct standardize regression weights terhadap setiap butir sebagai indikatornya.
3.3.3 Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal
Approach digunakan untuk mengatasi masalah sampel data yang kecil jika dibandingkan dengan jumlah butir instrumentasi yang digunakan (Hartline & Ferrell, 1996) dan keakuratan realibilitas indicator-indikator terbaik dapat dicapai dalam One-Step Approach ini. One-Step Approach bertujuan untuk menghindari interaksi antara model pengukuran dan model structural pada Two-Step Approach (Hair et al, 1998). Sampel data dalam penelitian ini berjumlah 120, dan jumlah butir instrumentasi penelitian berjumlah 12 butir pertanyaan.
Yang dilakukan dalam One-Step Approach to SEM adalah estimasi terhadap measurement model dan estimasi terhadap structural model (Anderson dan Gerbing, 1998). Cara yang dilakukan dalam menganalisis SEM dengan One-Step Approach adalah sebagai berikut:
1. Menjumlahkan skala butir-butir setiap konstruk menjadi indikator summed-scale bagi setiap kontrak. Jika terdapat skala berbeda setiap indikator tersebut distandardisasi [Z-scores] dengan mean = 0, deviasi standar = 1, yang bertujuan adalah untuk mengeliminasi pengaruh-pengaruh skala yang berbeda-beda tersebut (Hair et at, 1998).
2. Menetapkan error [ε] dan lamda [λ] terms, error terms dapat dihitung dengan rumus 0,1 kali σ² dan lamda terms dengan rumus 0,95 kali σ
sebagai parameter fix pada analisis model pengukuran SEM.
3.3.5 Evaluasi Model
Hair et al, 1998 menjelaskan bahwa pola “confirmatiry” menunjukan prosedur yang dirancang untuk mengevaluasi utilitas hipotesis-hipotesis dengan pengujian fit antara model teoritis menggambarkan “good fit” dengan kata, maka model dianggap sebagai yang diperkuat. Sebaliknya suatu model toeritis tidak diperkuat jika teori tersebut mempunyai suatu “poor fit” dengan data. Amos dapat menguji apakah model “good fit” atau “poor fit”. Jadi “good fit” model yang diuji sangat penting dalam penggunaan structural equation modeling.
(apakah model sesuai dengan data)
Probality Uji signifikan terhadap perbedaan matriks covariance dta dan matriks covariance yang diestimasi
Minimum 0,1 atau 0,2 atau
≥ 0,05
RMSEA Mengkompensasi kelemahan Chi-Square pada sampel besar
≤ 0,08
GFI Menghitung proporsi tertimbang varians dalam matriks sampel yang dijelaskan oleh matriks covarians populasi yang diestimasi (analog) dengan R² dalam regresi berganda
≥ 0,90
AGFI GFI yang disesuaikan terhadap DF
≥ 0.90
CMIN / DF Kesesuaian antara data dan model ≤ 2,00 TLI Pembandingan antara model yang
diuji terhadap baseline model
≥ 0,95
CFI Uji kelayakan model yang tidak ensitive terhadap besarnya sampel dan kerumitan model
≥ 0,94
Sumber: Hair et al (1998) Keterangan:
1. X² CHI SQUARE STATISTIK
sampel yang teralalu kecil maupun yang terlalu besar. Penggunaan chi-square hanya sesuai bila ukuran sampel antara 100-200, bila ukuran luar tentang itu, uji signifikan akan menjadi kurang reliable oleh karena itu pengujian ini perlu dilengkapi dengan uji yang lain.
2. RMSEA-THE ROOT MEAN SQUARE ERROR OF APPROXIMATION RMSEA adalah sebuah indeks yang dapat digunakan mengkompensasi chi-square statistik dalam sampel yang besar. Nilai RMSEA menunjukkan goodness-of-fit yang dapat diharapkan bila mode diestimasi alam populasi. Nilai RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0,08 merupakan indeks untuk dapat diterimanya degress of freedom.
3. GFI = GOODNESS of FIT INDEKS
maupun AGFI adalah kriteria yang memperhitungkan proporsi tertimbang dari varians dalam sebuah matriks covariance sampel. Nilai sebesar 0,95 dapat diinterpretasikan sebagai tingkatan yang baik (good overall model fit) sedangkan besarnya nilai antara 0,09-0,95 menunjukkan tingkatan cukup (adequate fit).
5. CMIN / DF
Sebagai salah satu indikator untuk mengukur tingkat fitnya sebuah model. Dalam hal ini CMIN/DF tidak lain adalah statistik chi-square, X² dibagi Df-nya sehingga disebut X² relative. Nilai X² relative ≤ 2,0 atau bahkan ≤ 3,0 adalah indikasi dari acceptable fit antara model dan data. Nilai X² relative yang tinggi menandakan adanya perbedaan yang signifikan antara matriks covariance yang diobservasikan dan diestimasi.
6. TLI = TUCKER LEWIS INDEX
TLI adalah sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model. Nilai yang direkomendasikan sebagai acuan untuk diterimanya sebuah model adalah penerimaan ≥ 0,95 dan nilai yang sangat mendekati 1 menunjukkan A Very Good Fit.
7. CFI = COMPERATIF FIT INDEX
43 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian
4.1.1. Gambaran Umum Sepeda Motor Honda
Sepeda motor Honda merupakan salah satu merek sepeda motor yang paling diminati di Indonesia. Selain irit bahan bakar, ternyata sangat terbukti keawetan dan kehandalan produk sepeda motor asal Jepang ini. Dan yang lebih menguntungkan lagi, harga jual kembali sepeda motor honda sangat tinggi. Maka tidak heran apabila penjualan sepeda motor Honda selalu menduduki peringkat atas dan selalu mengungguli merek-merek pesaing lainnya.