Disusun Oleh: Ratih Marthadian Eka S
0613010101/FE/EA telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur pada tanggal 29 Juli 2011
Pembimbing: Tim Penguji:
Pembimbing Utama Ketua
Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi
Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi
Sekretaris
Dr. Indrawati Yuhertiana, MM, Ak
Anggota
Rina Mustika, SE, MM Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Peneliti memanjatkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga tugas penyusunan usulan penelitian yang berjudul : “PERSEPSI MAHASISWA DALAM PENERAPAN E-LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN
PADA MAHASISWA AKUNTANSI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN “VETERAN” JAWA TIMUR”
dapat terselesaikan dengan lancar.
Adapun maksud penyusunan usulan penelitian ini adalah untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Tentunya dalam proses penulisan usulan penelitian ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan, dan dorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam hal ini secara khusus peneliti ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada :
1. Bapak Prof . Dr. H . R. Teguh Soedarto, M.P selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
sabar memberikan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dan mengarahkan penulis demi sempurnanya penyusunan usulan penelitian ini. 5. Ibu DRA. Erry Andhaniwati, Ak, Mak selaku Dosen Wali yang telah
memberi bimbingan selama menuntut ilmu di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
6. Seluruh staf pengajar dan karyawan di lingkungan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, khususnya segenap Dosen Jurusan Akuntansi yang telah membekali peneliti pengetahuan-pengetahuan yang sangat berguna dan berharga.
7. Secara khusus dengan rasa hormat menyampaikan terima kasih sedalam-dalamnya kepada Ayah, Ibu dan Adikku (Rama dan Rangga) beserta seluruh anggota keluarga besarku yang telah memberikan banyak dorongan, semangat serta doa restu, baik secara moril maupun materiil.
8. Teman-teman dan sahabatku (Fenti Yulianti, Khoirul Anam, Donny
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa usulan penelitian ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna kesempurnaan usulan penelitian ini.
Semoga ALLAH SWT selalu melindungi, memberikan balasan dan segala kebaikan atas semua bantuan kepada peneliti.
Akhir kata semoga usulan penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak demi kemajuan ilmu pengetahuan dalam bidang ekonomi khususnya. Amin.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Surabaya, Juni 2011
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR... i
DAFTAR ISI...iii
DAFTAR TABEL...vii
DAFTAR GAMBAR...viii
DAFTAR LAMPIRAN... ix
ABSTRAK... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 6
1.3. Tujuan Penelitian ... 6
1.4. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
2.1. Penelitian Terdahulu ... 7
2.2. Landasan Teori... 12
2.2.1. Pengertian Teknologi Informasi... 11
2.2.2. Manfaat Teknologi ... 13
2.2.3. Pengertian Internet ... 13
2.2.4. Pengertian E-learning... 17
2.2.4.1. Manfaat E-learning…….. ... 19
2.2.4.3. Sasaran Kegiatan E-learning………… ... 22
2.2.5. Pengertian Kualitas Pendidikan ... 23
2.2.6. Dosen ... 25
2.2.6.1 Pengertian Dosen ... 25
2.2.6.1 Pengaruh Pemahaman Dosen Terhadap Penerapan E-learning……... 25
2.2.7. Mahasiswa... 26
2.2.7.1 Pengertian Mahasiswa ……….. 26
2.2.7.2 Pengaruh Pemahamana Mahasiswa Terhadap Penerapan E- learning……….. 27
2.3. Kerangka Pikir ... 28
2.4. Hipotesis... 28
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 29
3.1.1 Definisi Operasional ... 29
3.1.1. Pengukuran Variabel………. 30
3.2. Teknik Penentuan Sampel... 32
3.2.1. Populasi dan Sampel ... 32
3.3. Teknik Pengumpulan Data... 34
3.3.1. Jenis Data ... 34
3.3.2. Metode Pengumpulan Data ... 34
3.4.1. Uji Kualitas Data... 35
3.4.2. Uji Asumsi Klasik ... 37
3.4.3. Analisis Regresi Berganda ... 42
3.4.4. Uji Hipotesis ……… 43
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… . 46
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian………. 46
4.1.1 Sejarah Singkat UPN “Veteran” Jawa Timurl ……….. 46
4.1.2 Gambaran Umum Fakultas Ekonomi ………... 48
4.1.3 Gambaran Umum Program Studi Akuntansi ……….... 48
4.1.4 Visi dan Misi Program Studi Akuntansi……… 49
4.1.4.1 Visi………... 49
4.1.4.2 Misi ……….. 49
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian………... .49
4.2.1 Deskripsi Variabel Dosen ……….. 50
4.2.2 Deskripsi Variabel Mahasiswa ……….. 53
4.2.3 Deskripsi Variabel Kualitas Pendidikan ………58
4.3 Analisis dan Pengujian Hipotesis………..62
4.3.1 Uji Kualitas Data ………62
4.3.1Uji Validitas ………62
4.3.2 Uji Reliabilitas ………...63
4.4. Uji Asumsi Klasik …….………...64
4.4.1 Uji Multikolinearitas ……… 64
4.4.2 Uji Heteroskedastisitas ……….. ...65
4.4.3 Uji Autokorelasi ………65
4.4.4 Uji Normalitas ………...67
4.5 Hasil Pengujian Hipotesis... 68
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN……….78 5.1 Kesimpulan………. 78 5.2 Saran………79
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Daftar Variabel Dosen ... 50
Tabel 4.2 Daftar Variabel Mahasiswa ... 53
Tabel 4.3 Daftar Vraiabel Kualitas Pendidikan ... 58
Tabel 4.4 Uji Validitas ... 62
Tabel 4.5 Uji Reabilitas ... 63
Tabel 4.6 Nilai Variance Inflation Variabel Bebas ... 64
Tabel 4.7 Tes Heterokedastisitas dengan Kolerasi Rank Spearman Korelasi ... 65
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Model ... 67
Tabel 4.9 Analisis Varian (ANOVA) ... 69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Pikir Penelitian... 28 Gambar 16 Kurva Statistik Durbin Watson ... 66 Gambar 4.1 Normal Q-Q Plot Of Y =Kualitas Pendidikan ………...68 Gambar 8 Distribusi Kriteria Penerimaan/Penolakan Hipotesis Secara Simultan
atau Keseluruhan ………..72 Gambar 9 Kurva Distribusi Hasil Analisis secara Dosen (X2) terhadap Kualitas
Pendidikan Mahasiswa Akuntasi UPN ”Veteran” Jatim (Y) ………….. 74 Gambar 10 Kurva Distribusi Hasil Analisis secara Parsial Faktor Mahasiswa (X2)
terhadap Kualitas Pendidikan Mahasiswa Akuntasi UPN ”Veteran”
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Tabulasi Kuesioner ... Lampiran 2 Uji Kualitas Data ... Lampiran 3 Uji Asumsi Klasik ... Lampiran 4 Analisis Regresi Berganda... Lampiran 5 Daftar Dosen Yang Terdaftar Dalam Sistem E-learning ………...
PERSEPSI MAHASISWA DALAM PENERAPAN
E-LEARNING
UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN
MAHASISWA AKUNTANSI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN
NASIONAL “VETERAN “JAWA TIMUR
Oleh :
RATIH MARTHADIAN EKA.S
ABSTRAK
Perkembangan teknologi informasi dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat. E-learning merupakan salah satu strategi perguruan tinggi untuk menghadapi persaingan kualitas pendidikan. dengan adanya sistem program pendidikan e-learning itu dapat memberikan layanan belajar yang tidak hanya terbaik dan tercepat bagi para mahasiswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan e-learning dalam meningkatkan kualitas pendidikan mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa progdi akutansi angkatan 2006-2007 yang berjumlah 699 mahasiswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simple random sampling (secara acak). Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan uji hipotesis kesesuaian model dan uji t.
Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian yang ditarik dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh valid dan faktor- faktor yang digunakan memiliki pengaruh yang sangat simulatan pada kualitas pendidikan.
Keywords : Pemahaman Dosen dan Mahasiswa Terhadap Sistem e-learning, Kualitas Pendidikan Mahasiswa Akuntansi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi informasi dapat meningkatkan kinerja
dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan cepat,
tepat dan akurat. Sehingga akan meningkatkan produktivitas. Selain itu,
perkembangan teknologi informasi juga telah banyak mempengaruhi
berbagai bidang kehidupan, salah satunya adalah bidang pendidikan.
Teknologi informasi telah berfungsi sebagai pemasok ilmu pengetahuan.
Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi sangat pesat dan
telah merambah banyak aspek kehidupan manusia. Keadaan ini membuat
persaingan pendidikan kedalam bentuk persaingan yang berdasarkan
informasi dan teknologi. Pertumbuhan teknologi internet memberikan
kesempatan untuk di aplikasikan dalam berbagai bidang termasuk
pendidikan tinggi , dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan.
Dimasa datang penerapan teknologi internet dibidang pendidikan
dan latihan akan sangat dibutuhkan dala rangka meningkatkan dan
memeratakan mutu pendidikan. Terutama di Indonesia yang wilayahnya
tersebar diberbagai daerah yang sangat berjauhan. Sehingga diperlukan
solusi yang tepat dan cepat dalam mengatasi berbagai masalah yang
pendidikan jarak jauh yang berbasis internet , maka ketergantungan akan
jarak dan waktu dapat diatasi.
Pesatnya kemajuan teknologi harus diimbangi dengan upaya
peningkatan kualitas pendidikan dan pengetahuan. Karena itu, dengan
teknologi informasi dapat digunakan untuk menciptakan SDM yang
terampil dan andal. Dalam informasi sangat ditentukan oleh
ketepatanpenggunaan strateginya. Informasi untuk pendidikan dan
pengetahuan bisa didapatkan melalui internet yang sudah cukup lama
dikenal dan juga telah banyak dimanfaatkan untuk peningkatan kualitas
pendidikan dan pengetahuan di berbagai Negara termasuk di Indonesia.
dewasa ini semakin bertambah banyak jumlah perguruan tinggi
diberbagai Negara yang menyajikan materi perkuliahan secara elektonik,
baik sebagai pelengkap atau suplemen (tambahan) terhadap materi
perkuliahan yang disajikan secara regular dikelas namun beberapa
perguruan tinggi lainnya menyelenggerakan e-learning sebagai alternatif
bagi mahasiswa yang karena satu dan lain hal berhalangan mengikuti
perkulihan secara tatap muka. Dalam hal ini e-learning berfungsi sebagai pilihan bagi mahasiswa. (Fachri, 2006).
Beberapa perguruan diluar negeri maupun di Indonesia sendiri
telah menjadikan e-learning sebagai salah satu alternatif pembelajaran
yang dapat dipilih oleh mahasiswa. Untuk menunjang e-learning ini, maka
dibutuhkan pembangunan infrastruktur dibidang telekomunikasi yang
infrastruktur dibidang telekomunikasi baik pendidikan maupun pelatihan,
terutama lembaga pendidikan, tampak terus melengakapi dirinya dengan
berbagai fasilitas yang memungkinkan “civitas akademi”nya
memanfaatkan infrastruktur telekomunikasi yang tersedia untuk
menunjang peningkatan kualitas pembelajaran dan pemberian layanan
kepada mahasiswa. Berbagai fasilitas yang dimaksud adalah berupa
pengadaan perangkat computer (lab computer), koneksi ke internet
(Internet Conectivity), pengembangan web- site, pengembangan Lokal
Area Network( LAN), dan pengembangan internet.
Pemanfaatan teknologi komunikasi untuk kegiatan pembelajaran di
perguruan tinggi di Indonesia perguruan tinggi di Indonesia semakin
kondusif.mendorong perguruan tinggi konvesional untuk
menyelenggarakan pendidikan jarak jauh (dual mode). Dengan iklim yang
kondusif ini, beberapa perguruan tinggi telah melakukan berbagai
persiapan, seperti penugasan dosen untuk (a) mengikuti pelatihan tentang
pengembangan bahan belajar elektronik, (b) mengidentifikasi berbagai
platform pembelajaran elektronik yang tersedia, dan (c) melakukan
eksperimen tentang penggunaan platform pembelajaran elektronik tertentu
untuk menyajikan perkuliahan. (Fachri, 2006).
E-learning merupakan salah satu strategi perguruan tinggi untuk menghadapi persaingan kualitas pendidikan. Pola, manfaat dan kendala
kelulusan mahasiswa di perguruan tinggi dalam hal ini menjadi sudut
pandang penulis yang dijadikan objek dalam penelitian ini.
Selama ini, sistem pendidikan di perguruan tinggi yang digunakan
hanya bersifat tertulis, didalam ruangan, yang tidak jarang cenderung
membosankan. Dengan adanya sistem pendidikan e-learning yang dapat
secara tepat di perguruan tinggi dan dinikmati oleh para mahasiswa
maupun dosen itu sendiri yang dapat membantu mahasiswa dalam
menyelesaikan masalah-masalah perkuliahan yang tidak dapat dikelas dan
kurang di mengerti oleh para mahasiswa sehingga dengan adanya sistem
program pendidikan e-learning itu dapat memberikan layanan belajar yang
tidak hanya terbaik dan tercepat bagi para mahasiswa. Dalam sistem ini
para mahasiswa bisa mengambil bahan mata kuliah yang akan dijelaskan
dan diterangkan oleh dosen. Hal ini bertujuan agar mahasiswa bisa
memahami dan mempelajari terlebih dahulu materi yang akan diajarkan.
Sehingga mahasiswa bisa langsung menerima materi itu dengan mudah
dan dosen juga akan lebih mudah menerangkan materi yang akan
diberikan kepada para mahasiswanya.
Penerapan ini merupakan sebuah wujud pembangunan
berkelanjutan dalam bidang pendidikan tetapi juga dikembangkan untuk
seterusnya karena ilmu pengetahuan dan informasi yang diterima
mahasiswa harus selalu up to date. Dengan penerapan ini, diharapkan
setiap individu yang ada di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
berkompetisi dalam persaingan pendidikan di Indonesia yang semakin
ketat atau bahkan dalam skala internasional.
Akan tetapi pada Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa timur ini pada kenyataannya belum sepenuhnya mahasiswa dan
dosen khususnya pada jurusan akuntansi belum menggunakan sistem
e-learning ini.
Berdasarkan data dan yang telah terdaftar dari jumlah dosen
pengajar yang ada di jurusan akuntansi berjumlah 27 orang dan yang
terdaftar pada sitem e-learning hanya 12 dosen saja yang sudah
menggunakan sistem e-learning yang telah di sediakan oleh Universitas
Pembangunan Nasional “veteran” Jawa timur. sehingga pada mahasiswa
kita dapat melihat keuntungan mahasiswa menggunakan sistem
pembelajaran e-learning ini adalah dengan melihat nilai hasil belajar
mahasiswa guna meningkatkan kualitas pendidikannya adalah dengan
indeks prestasi kumulatif (IPK) mahasiswa 3,00 bahkan bisa mencapai
4,00.
Berdasarkan uraian diatas penulis merasa tertarik untuk melakukan
penelitian yang diharapkan mampu memberikan umpan balik bagi
perguruan tinggi untuk dapat meningkatkan kualitas pendidikan
mahasiswa akuntansi dengan judul Persepsi Mahasiswa Dalam
Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
1.2. Perumusan Masalah.
Berdasarkan uraian diatas maka perumusan masalah dalam
penelitian ini “Apakah dosen dan mahasiswa mempunyai pengaruh
terhadap penerapan e-learning dalam meningkatkan kualitas pendidikan
mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur”.
1.3. Tujuan Penelitian.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
penerapan e-learning dalam meningkatkan kualitas pendidikan mahasiswa
akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
1.4Manfaat Penelitian.
Manfaat penelitian ini antara lain:
1. Bagi Penulis.
Dalam penelitian ini dapat mengetahui tentang pengaruh penerapan
e-learning dalam meningkatkan kualitas pendidikan mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
2. Bagi Universitas.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk
perbaikan sitem pembelajaran secara umum di Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dan khususnya
program studi Akuntansi dan sebagai dasar pertimbangan untuk
perbaikan kualitas mahasiswa progdi Akuntansi di Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bagi Pembaca.
Hasil penelitian ini juga dapat menambah pengetahuan sertya
menambah wawasan bagi pembaca. Selain itu dapat menjadi sumber
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat digunakan sebagai bahan masukkan dan bahan pengakajian yang berkaitan dengan penelitian ini, telah dilakukan oleh:
1. Syaiful Muzid Dan Mishbahul Munir (2005) a. Judul :
“ Persepsi Mahasiswa Dalam Penerapkan E-learning Sebagai Aplikasi Peningkatan Kualitas Pendidikan (Studi Kasus Pada Universitas Islam Indonesia)”
b. Perumusan Masalah
a) Bagaimana pemahaman mahasiswa UII tentang e-learning. b) Hal – hal apa saja yang dibutuhan dalam penerapan
e-learning.
c) Bagaiman persepsi mahasiswa terhadap penerapan e-learning di UII.
c.Kesimpulan
dan siap dimanfaatkan oleh mahasiswa seoptimal mungkin. hal- hal yang perlu dipersiapkan secra matang oleh UII dalam penerapan e-learning antara lain; kesadaran semua pihak, kemauan dan kemampuan sumber daya manusia, sarana prasarana dan sosialiasasi menyeluruh kepada user.
Penerapan e-learning sebagai alat dukung sistem pembelajaran konvensional bukan hanya sekedar proses dalam instalasi computer, jaringan , tetapi juga membutuhkan kesiapan seluruh pihak yang terkait meliputi pembuat kebijakan, dosen dan mahasiswa. Dalam pengembangannya harus diperhatikan secara seimbang dan simultan, sehingga pemanfaatan e-learning dapat dipergunakan seoptimal mungkin.
2. Tafiardi (2005) a.Judul :
“ Meningkatkan Mutu Pendidikan Melalui E-learning” b. Perumusan Masalah
c.Kesimpulan
Kebijakan institusi pendidikan dalam memanfaatkan teknologi internet menuju e-learning perlu kajian dan rancangan mendalam. E-learning bukan semata-mata hanya memindahkan semua pembelajaran pada internet. Hakikat E-learning adalah proses pembelajaran yang dituangkan melalui teknologi internet. Di samping itu prinsip sederhana , personal , dan cepat perlu dipertimbangankan. Untuk menambah daya tarik dapat pula menggunakan teori games oleh karena itu prinsip dan komunikasi permbelajaran perlu didesain sepert layaknya pembelajaran konvensional. Disisni perlunya pengembangan model E-learning yang tepat sesuai dengan kebutuhan.
3. Vivin Alfiyatun (2005) a.Judul :
“Faktor – faktor yang berpengaruh terhadap prestasi mahasiswa dengan penerapan sistem e-learning”
b. Perumusan Masalah
Apakah Email / web experience, computer experience, computer anxiety, oral communication apprehension-dyads dan written communication apprehension mempunyai pengaruh terhadap prestasi mahasiswa program studi Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran “ Jawa Timur.
c.Kesimpulan
Ternyata penerapan e-learning ini memperngaruhi peningkatan kualitas mahasiswa akuntansi secara positif, sehingga e-learning ini perlu diterapkan dalam proses pembelajaran di perguruan tinggi karena dengan adanya e-learning ternyata dapat memperbaiki English ability mahasiswa dan memperbaiki computer skill mahasiswa yang selama ini merupakan salah satu soft skill yang harus dimiliki mahasiswa untu menghadapi persaingan kerja.
melalui pemanfaatan teknologi computer dan internet (Collier,2002 dalam Sudirma Siahaan 2003).
2.2. Landasan Teori
2.2.1 Pengertian teknologi informasi
Istilah informasi sering dijumpai baik dalam media grafis, seperti surat kabar, majalah dan media elektronik lainnya. Istilah teknologi informasi merupakan gabungan dari dua istilah dasar yaitu teknologi dan informasi. Teknologi menurut abdul mu’in (2003) dapat diartikan sebagia pelaksana ilmu, sinonim dengan arti sebagai pelaksana ilmu terapan. Teknologi juga didefinisikan sebagi penerapan ilmu- ilmu perilaku dan alam serta pengetahuan lain secar bersistem dan mensistem untuk memecahkan masalah (Sutjipto, 2003). Sedangkan menurut kamus definisi informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui.
2.2.2 Manfaat Teknologi
Teknologi informasi dalam era ini banyak dimanfaatkan dalm dunia pendidikan apalagi di perguruan tinggi.
Bagi perguruan tinggi khususnya mahasiswa, teknologi informasi memberikan manfaat dalam banyak hal mahasiswa dapat mengakses banyak informs penelitian tugas akhir atau skripsi berupa jurnal – jurnal atau artikel. Teknologi informasi dapat membantu menyelesaikan tugas – tugas regular yang diberikan dosen (Sudirman Siahaan, 2003).
2.2.3 Internet
Sejarah internet dimulai pada tahun 1969, DARPA (Defense of Advanced Research Projects Agency) pentagon Amerika SErikat mempromosikan suatu proyek yang diberi nama ARPANET, suatu proyek pengembangan sitem computer yang di bangun untuk mengatasi serangan nuklir musuh.
memiliki berbagai konfigurasi yang berbeda yang tergabung di dalamnya.
Pada tahun 1983, ARPANET pecah menjadi dua yaitu ARPANET dan Milnet. Milnet atau Military Network lebih banyak digunakan untuk keperluan riset. Golongan Kedua Jaringan dikenal dengan nama DARPA Internet yang lalu disederhanakan menjadi Internet.Inilah awal terbentuknya jaringan internet yang terus berkembang dan semakin banyak host komputer yang dihubungkan dan masuk kedalam network sistem Internet.
Pengertian internet dapat dirumuskan sebagai “a large collection of computer in network that are tied together so that many users can share their vast resources” (Williams , 1999). Tampaklah bahwa pengertian internet tidak hanya terbatas pada aspek perangkat keras(infrastruktur) berupa seperangkat komputer yang saling berhubungan satu sama lain dan mewakili kemampuan untuk mengirimkan data, baik berupa teks, pesan, grafis, maupun suara. Dengan kemampuan yang demikian ini, maka dapat dikatakan bahwa internet merupakan suatu jaringan komputer yang saling terkoneksi dengan jaringan komputer lainnya keseluruh penjuru dunia (Kitao, 1998).
waktu dapat di akses. Beberapa komputer yang saling berhubungan satu sama lain dapat menciptakan fungsi sharing yang secara sederhana hal ini dapat disebut sebagai jaringan (networking). Fungsi sharing yang tercipta melalui jaringan (networking) tidak hanya mencakup fasilitas yang sangat dan sering dibutuhkan, seperti printer atau modem, maupun yang berkaitan dengan data atau program aplikasi tertentu ( Sudirman Siahaan, 2003).
Kemajuan lain yang berkaitan dengan internet sebagaimana yang dikemukakan oleh Kenji Kitao adalah bahwa lebih dari 15 juta terminal komputer diseluruh dunia terkoneksi ke internet. Disamping itu, terdapat sekitar 100 juta orang yang menggunakan internet setiap harinya. Bahkan lebih jauh diperkirakan bahwa akan terjadi peningkatan sekitar 20% jumlah komputer yang terkoneksi ke internet setiap tahunnya (Kitao, 1998). Mengingat imternet sebagai metode / sarana komunikasi yang sangat handal dan mampu memberikan manfaat besar bagi karakteristik ataupun potensi internet agar dapat memanfaatkannya secara optimal untuk kepentingan pembelajaran para peserta didiknya.
1. Sebagai alat komunikasi yang bekerja sangat cepat.
Kita dapat berkomunikasi menggunaka e-mail, atau berdikusi melalui chatting maupun mailing list, Berkomunikasi melalui internet, pulsa telepon yang dibayar hanyalah pulsa local.tidak ada pengaruh jarak jauh – dekat orang yang dihubungi (komunikan). Manakalah dokumen yanf akan dikirimkan cukup banyak, maka dokumen tersebut.
2. Sebagai alat mengakses informasi.
Seorang dapat mengakses berbagai referensi, baik yang berupa hasil penelitian, maupun artikel kajian dalam berbagai bidang. Tidak lagi harus secara fisik pergi ke perpustakaan untuk mencari berbagai referensi sebab internet merupakn perpustakaan yang terbesar dari perpustakaan yang ada dimanapun (Kitao, 2002). Seseorang tidak harus berarada diruang kelas / kuliah untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
3. Sebagai alat pendidikan atau pembelajaran.
diantaranya adalah: (a) Electronic mail (delivery of course materials, sending in assignment, getting and giving feedback, using a course listserv.i.e. , electronic discussion group), (b) Bulletin boards / newsgroups for discussion of special group, (c) Downloading of course material or tutorials, (d) Interactive tutorial on the web, dan (e) Real time, interactive conferencing using MOO (Multi Users Object Oriented) systems or Internet Relay Chat.
Stelah bahan pembelajaran elektronik dikemas dan dimasukkan kedalam jaringan sehingga dapat di akses melalui internet, maka selanjutnya adalah mensosialisasikan ketersediaan program pembelajaran tersebut agar dapat diketahui oleh masyarakat luas khususnya para calon peserta didik. Para guru juga perlu diberikan pelatihan agar mampu mengelola dengan baik penyenggaraan pendidikan melalui internet (Sudirman Siahaan , 2003).
2.2.4 Defisini electronic learning.
Electronic learning (e-learning) dalam bentuk yang umu yang didefinisikan oleh Eduardo Figueira (2005) adalah sebagai kesempatan belajr yang dilakukan dan di fasilitasi oleh alat- alat elektronik.
2001 E-learning merupakan kegiatan pembelajaran yang memanfaatnkan jaringan kegiatan (internet, LAN, WAN) sebagai metode penyampaian, interaksi, dan fasilitas serta dukungan oleh berbgai bentuk layanan belajar lainnya.
Fungsi Pembelajaran e-learning dibagi atas 3 (tiga) fungsi menurut Sudirman Sihaan, yakni :
1. Sebagai Suplemen (Tambahan) : apabila peserta pendidik mempunyai kebebasan memilih, apakah aklan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak.
2. Sebagi komplomen (Pelengkap) : apabila materi pembelajaran elektronik untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima siswa didalam kelas (Lewis,2002)
3. Subtitusi ( Pengganti) : beberapa pengganti negra maju alternative model kegiatan pembelajaran kepada mahasiswanya dengan tujuan agar para mahasiswa dapat secra fleksibel mengelola kegiatan perkuliahan dengan waktu dan aktivitas lain- lain mahasiswa. Ada 3 alternatif model kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih peserta didik, yaitu :
a. Sepenuhnya tatap muka (konvensional).
2.2.4.1 Manfaat E-learning
Manfaat E-learning dilihat dari 2 sudut, yaitu :
1. Dari sudut Peserta Didik
a. Fleksibilitas belajar lebih tinggi. Artinya, peserta didik dapat mengakses bahan- bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang.Peserta Didik juga dapat berkomunikasi dengan guru / dosen setiap saat. Dengan kondisi ini, peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi.
b. Manakalah fasilitas infrastruktur tersedia di kecamatan dan pedesaan, maka akan memberikan manfaat (Brown, 2000) kepada peserta pendidik yang :
1. Belajar disekolah –sekolah di daerah – daerah miskin untuk mengikuti mata pelajaran tertentu yang tidak dapat diberikan oleh sekolahnya.
2. Mengikuti program pendidikan keluarga di rumah (home schoolers) untuk mempelajari materi pembelajaran yang tidak dapat diajarkan oleh para orangtuanya, seperti bahasa asing dan ketrampilan computer.
4. Tidak tertampung di sekolah konvesional untuk mendapatkan pendidikan.
2. Dari Sudut Guru / Dosen (Soekartawi, 2002a,b)
a. Lebih mudah melakukan pemuktahiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang terjadi.
b. Mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna meningkatkan wawasan karena waktu luang realatif lebih banyak. c. Mengkontrol kegiatan belajar peserta didik. Bahkan dapat
mengetahui kapan pserta didiknya belajar, topik apa yang dipelajari, berapa lama suatu topic dipelajari, serta berapa kali topic tertentu di pelajari ulang.
d. Mengecek apakah peserta didik mengerjakn soal- soal latihan setelah mempelajri toipik – toipik tertentu, dan
e. Memeriksa jawaban peserta didik dan memberitahukan hasilnya kepada peserta didik.
Sedangkan manfaat e-learing menurut A.W Btes (Bates,1995) dan K.Wulf (Wulf,1996) terdiri atas 4 hal, yaitu :
1. Memanfaatkan kadar interaktif pembelajaran anatra pendidik dengan guru atau instruktur (enhance interaktif)
3. Menjangkau peserta pendidik dalam cakupan yang luas (potential to reach a global audience).
4. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating as well as archivable capabilities).
2.2.4.2Penggunaan dan efeksitas E-learning dalam proses pendidikan di perguruan tinggi.
Menurut penelitian yang dialakukan oleh Dianne E. Lewis pada tahun 2001 diketahui ada sekitar 42% dari 671 perusahaan yang menerapkan program e-learning dan 12% lainnya berada pada tahap perencanaan. Ada sekitar 90% kampus perguruan tinggi nasional mengandalkan berbagai bentuk e-learning , baik untuk membelajarkan mahasiswa maupun untuk sarana komunikasi antar sesame dosen (Sudirman Siahaan, 2003). Kemajuan ini ditunjang dari sikap positif masyarakat pada umumnya, pimpinan perusahaan, peserta didik, dan tenaga kependidikan pada khususnya terhadap teknologi komputer dan internet.
Alasan lain yang menjadi pertimbangan dalam menggunakan e-learning (Sudirman Siahaan, 2003), diantaranya adalah karena:
2. Peningkatan kemampuan perangkat komputer yang mampu mengelola data lebih cepat dan kapasitas penyimpanan data yang semakin besar.
3. Memperluas akses atau jaringan komunikasi.
4. Memperpendek jarak dan mempermudah komunikasi,
5. Mempermudah pencarian atau penelusuran informasi melalui internet.
2.2.4.3 Sasaran kegiatan e-learning
Kegiatan e-learning lebih bersifat demokratis dibandingkan dengan kegiatan belajar pada pendidikan konvensional, karena peserta didik memiliki kebebasan dan tidak merasa khawatir atau ragu-ragu, maupun takut, baik untuk mengajukan pertanyaan maupun menyampaikan pendapat/tanggapan karena tidak ada peserta belajar lainnya yang secara fisik langsung mengamati dan kemungkinan akan memberikan komentar, meremehkan atau mencemooh pertanyaan maupun pertanyaannya (Loftus, 2001).
disekolah konvensional dan membutuhkan penggatinya, atau membutuhkan materi pelajaran tertentu yang disajikan oleh sekolah konvensional setempat maupun yang ingin mempercepat kelulusannya sehingga mengambil beberapa mata kuliah lainnya melalui e-learning, serta terpaksa tidak dapat meninggalkan rumah karena berbagai pertimbangan (Tucker, 2000 ).
2.2.5 Pengertian kualitas pendidikan
Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses baik secara external maupun internal didefinisikan sebagai berikut. Faktor external, yaitu guru, materi, pola interaksi, media dan teknologi, situasi belajar dan sistem.
Menurut Umaedi (2004), mutu mengandung derajat (tingkat) keunggulan suatu produk (hasil karya/upaya) baik berupa barang maupun jasa : baik yang tangible maupun yang intangible. Dalam hal konteks pengertian mutu, dalam hal ini mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikan. Dalam proses pendidikan yang bermutu terlibat berbagai input, seperti ; bahan ajar (kognitif, afektif, atau psikomotorik), metodologi (bervariasi sesuai kemampuan guru), sarana, dukungan administrasi dan sarana prasarana dan sumber daya lainnya serta penciptaan sumber daya kondusif.
Menurut Fitri Rahmawati (2006), dari berbagai pengertian yang ada, pengertian kualitas pendidikan sebagai kemampuan lembaga pendidikan untuk menghasilkan “. . . better students’ learning capacity.” Yang tergolong masukan instrumental yang berkaitan langsung dengan dengan pengertian tersebut adalah :.
menyediakan aneka stimuli dan fasilitas secara berdiverifikasi (Fitri Rahmawati, 2006).
2. Iklim pembelajaran. Kualitas dilihat dari seberapa besar suasana belajar mendukung terciptanya kegiatan pembelajaran yang menarik, menantang menyenangkan dan bermakna bagi pembentukan profesionalitas pendidikan (Fitri Rahmawati, 2006). 3. Media belajar. Kualitas dapat dilihat dari seberapa efektif media
belajar digunakan oleh guru untuk meningkatkan intensitas belajar siswa (Fitri Rahmawati, 2006).
4. Fasilitas belajar. Kualitas dapat dilihat dari seberapa kontributif fasilitas fisik terhadap terciptanya situasi belajar yang aman dan nyaman (Fitri Rahmawati, 2006).
2.2.6 Dosen
2.2.6.1 Pengertian Dosen
Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
2.2.6.2 Pengaruh Pemahaman Dosen Terhadap Penerapan E-learning
Mardapi (1996) dan Fitri Rahmawati (2006) bahwa setiap tenaga pengajar memiliki tanggung jawab terhadap tingkat keberhasilan siswa belajar dan keberhasilan guru mengajar.
2.2.7 Mahasiswa
2.2.7.1 Pengertian Mahasiswa
Susantoro (2003) mengatakan bahwa mahasiswa adalah kalangan muda yang berumur anatara 19- 28 tahun yang memanag dalam usia tersebut mengalami suatu peralihan dari tahap remaja ke tahap dewasa. Susantoro menyatakan bahwa sosok mahasiswa juga kental dengan nuansa kedinamisan dan sikap keilmuannya yang dalam melihat sesuatu berdasarkan kenyataan objektif, sistematis dan rasional.
Kenniston (dalam Morgan dkk, 1986) mengatakan bahwa mahasiswa (youth) adalah suatau perode yang disebutnya dengan “ studenthood” (masa belajar) yang terjadi hanya pada individu yang memasuki post secondary education dan sebelum kedalam dunia kerja yang menetap.
Ciri- cirri mahasiswa sebagai berikut :
1. Mempunyai kemampuan dan kesepakatan untuk belajar di perguruan tinggi, sehingga dapat digolongkan sebagai kaum intelegensia.
2. Yang karena kesempatan diatas diharapkan nantinya dapat bertindak sebagai pemimpin yang mampu ddan terampil, baik sebagai masyarakat ataupun dalam dunia kerja.
3. Diharapkan dapat menjadi “daya penggerak yang dinamis bagi proses modernisasi.”
4. Diharapkan dapat memasuki dunia kerja sebagai tenaga yang berkualitas dan professional.
2.2.7.2 Pengaruh Pemahaman Mahasiswa Terhadap Penerapan E-learning
Dengan adanya penerapan sistem e-learning mahasiswa dapat mengulang kembali pelajaran yang diberikan oleh dosen apabila mahasiswa pada saat mengikuti mata kuliah yang telah diberikan oleh pengajar, mahasiswa tidak paham dengan penjelasan yang telah diberikan maka dapat mempelajari ulang dirumah dengan mendownload mata kualiah yang diajarkan melalui E-learning.
akan di berikan oleh dosen nantinya sehingga mahasiswa lebih mudah menangkap materi yang diberikan nantinya.
2.3. Kerangka Pikir
Berdasarkan uraian pendahuluan dan landasan teori diatas maka dapat di bentuk kerangka pikir sebagai berikut :
Analisis Uji Regresi Berganda.
2.4 Hipotesis.
Diduga bahwa Pemahaman Dosen dan Pemahaman Mahasiswa Terhadap Sistem E-learning Berpengaruh Terhadap Kualitas Pendidikan
Kualitas Pendidikan (Y)
Pemahaman Dosen terhadap sistem e-learning(X1)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Devinisi Operasional dan Penyusunan Variabel 3.1.1Definisi Operasional
Operasional mendefinisikan suatu konsep sebuah konsep untuk membuatnya bisa diukur, dilakukan dengan melihat dimensi perilaku, aspek, atau sifat yang ditujukan oleh konsep (Sekaran, 2006 : 4). Definisi operasional adalah perlu untuk mengukur konsep abstrak seperti hal-hal yang biasanya jauh kedalam wilayah subjektif perasaan dan sikap (Sekaran, 2006 : 14).
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Variabel Dependen : Kualitas Pendidikan (Y)
Kualitas Pendidikan adalah mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikan. Dalam proses pendidikan yang berkualitas terlibat berbagai input, seperti: bahan ajar (kognitif, afektif, dan psikomotor), metodologi (bervariasi sesuai kemampuan guru), sarana sekolah, dukungan administrasi, sarana prasana, sumber daya lainnya, dan penciptaan suasana yang kondusif.
b. Variabel Independen yang terdiri dari :
memiliki pemahaman tentang e-learning adalah orang yang pandai dan mengerti benar tentang sistem penggunaan e-learning. pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Pemahaman Mahasiswa Terhadap Sitem E-learning (X2) Pemahaman MahasiswaTerhadap Sistem E-learning adalah proses, cara perbuatan memahami atau memahamkan isi. Ini berarti bahwa orang yang memiliki pemahaman tentang e-learning adalah orang yang pandai dan mengerti benar tentang sistem penggunaan e-learning. Mahasiswa membuat perancangan dan mencari bahan atau informasi materi dengan sendiri bila mahasiswa belum paham atau mengerti tentang mata kuliah yang diajarkan pendidik.pembelajaran yang telah disediakan melalui usaha dan inisiatif mahasiswa sendiri.
3.1.2 Pengukuran Variabel
Pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian menggunakan kuesioner yang diambil dari mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Angkatan 2007 dan dosen yang mengajar di Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi.
Skala pengukuran yang digunakan dalam pengukuran variable tersebut, baik itu variable bebas maupun variable terikat adalah menggunakan skala interval dengan skala likert. Yang dimana dimulai dari angka 1 yang mempunyai arti Sangat tidak baik , angka 2 Tidak baik ,angka 3 Biasa saja,angka 4 Baik dan angka 5 Sangat baik.
Skala Likert ini pada umumnya digunakan untuk mengukur sikap persepsi dan pendapat seseorang / sekelompok orang tentang fenomena sosial. (Sumarsono , 2005).
1. Kualitas Pendidikan
Instrument yang digunakan untuk mengukur variabel kualitas pendidikan dalam penelitian ini terdiri dari 7 pertanyaan yang mengukur kualitas pendidikan. Variabel ini menunjukkan kualitas pendidikan mulai dari sangat tidak baik sampai dengan sangat baik. Teknik pengukurannya menggunakan skala Likert 5 poin dengan data ordinal.
2. Mahasiswa
sampai dengan sangat setuju. Teknik pengukurannya menggunakan skala Likert 5 poin dengan data ordinal.
3. Dosen
Instrument yang digunakan untuk mengukur variabel dosen yang terdiri dari 5 pertanyaan Variabel ini menunjukkan kemapuan dosen dalam penerapan e-learning. Teknik pengukurannya menggunakan skala Likert 5 poin dengan data ordinal.
3.2 Tehnik Penentuan Sampel 3.2.1Populasi
Sampel
Sampel adalah suatu bagian dari populasi tertentu, yang menjadi perhatian (Suharjadi, 2004 : 323). Sampel adalah sub kelompok atau sebagian dari populasi (Sekaran, 2006 : 123).
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan desain pengambil probilitas dengan kategori pengambilan sampel acak sederhana (simple random sampling). Pengambilan sampel dari populasi secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi dan setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel (Suharyadi, 2006 : 326).
Untuk menentukan ukuran besarnya sampel yang akan diambil digunakan persamaan rumus SLOVIN (1960) yang dikutip Sevilla (1994) dalam Umar (1997) yaitu :
n =
2 e N 1N
dimana, n = ukuran sampel
N = ukuran populasi yang diambil (163 mahasiswa)
E = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditelorir (10%) Mahasiswa:
n = 89 mahasiswa
Berdasarkan perhitungan diatas telah menunjukan bahwa ukuran sampel untuk penelitian ini adalah 89 mahasiswa yang dapat mewakili populasi yang ada.
peneliti menggunakan cara Random Sampling dengan memberi nomor pada seluruh anggota populasi lalu secara acak dipilih nomor-nomor sesuai dengan banyaknya jumlah sampel yang dibutuhkan. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara pengambilan sampel tanpa pengembalian (Umar, 2009).
3.3 Teknik Pengumpulan Data 3.3.1Jenis Data
Dalam penelitian obyek penelitian, penulis menggunakan data primer sebagai sumber data. Data primer mengacu pada informasi yang diperoleh dari tangan pertama oleh peneliti yang berkaitan dengan variabel minat untuk tujuan spesifik studi (Sekaran, 2006 : 60). Pada penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dari responden melalui kuisioner yang dibagikan kepada sampel.
3.3.2Metode Pengumpulan Sampel
lain adalah wawancara, memberikan kuisioner dan mngobservasikan orang dan fenomena (Sekaran, 2006 : 66). Sedangkan dalam peneitian ini metode pengumpulan yang digunakan adalah dengan menggunakan kuisioner.
Metode pengumpulan data dilakukan adalah dengan metode kuisioner. Kuisioner yang digunakan adalah kuisioner yang berstruktur, dimana jawaban pertanyaan yang diajukan kepada responden sudah disediakan.
3.4 Teknik Analisa Data dan Uji Hipotesis 3.4.1 Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
taraf signifikan < 0,05),maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur tersebut mempunyai validitas (Sumarsono, 2004 : 31).
b. Uji Reabilitas
Reabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuisioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu kewaktu (Ghozali, 2006 : 41). Pengukuran reabilitas peneliti ini dilakukan dengan cara One Shot atau pengukuran sekali. Uji reabilitasnya dilakukan melalui pendekatan uji statistik Cronbach Alpha dengan kriteria penguji sebagai berikut :
a. Jika nilai alpha > 0,60 berarti pertanyaan reliabel b. Jika nilai alpha < 0,60 berarti pertanyaan tidak reliabel c. Uji Normalitas
Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data distribusi normal (Sumarsono, 2004: 43) adalah
1. Jika signifikan atau nilai probabilitasnnya lebih kecil dari 5 % maka distribusi tidak normal.
2. Jika signifikan atau nilai probabilitasnya lebih besar dari 5 % maka distribusi normal.
Langkah – langkah uji normalitas (Suharyadi, 2004 : 582) :
1. Membuat distribusi frekuensi
2. Menentukan nilai rata-rata hitung dan standar deviasi dengan menggunakan data berkelompok.
3. Menentukan nilai Z dari setiap kelas, dimana Z = ( X - ) / 4. Menentukan probabilitas setiap kelas dengan menggunakan
nilai Z.
5. Menentukan nilai harapan dengan mengalihkan nilai probabilitas dengan jumlah data.
6. Melakukan pengujian untuk menentukan apakah suatu distribusi bersifat normal atau tidak.
3.4.2Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinieritas
independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen saling korelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel-variabel independen yang nilai korelasi antara sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas didalam model regresi dapat dilihat dari
1. Nilai tolerance dan lawannya 2. Variance inflation faktor
Tolerance mengukur variabilitas bebas yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Nilai tolerance yang umum dipakai dengan nilai VIF dibawah 10, maka tidak terjadi multikolinieritas (Ghozali, 2006:91 ).
Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya multikoliliertas yaitu dengan melihat besarnya nilai variance inflation (VIF) . VIF inid apat dihitung dengan rumus :
VIF = 1 Toleransi
b. Uji Heterokedatisitas
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas (Ghozali, 2006: 105).
Pendeteksian heteroskedastisitas menurut Gujarati (1995 : 184) yaitu :
a. Sifat Dasar Masalah
Seringkali sifat dasar masalah yang sedang dipelajari menyarankan apakah heteroskedastisitas nampaknya sering dijumpai. Dalam analisis cross sectional yang melibatkan pengeluaran investasi dalam hubungannya dengan penjualan dan tingkat bunga, heteroskedastisitas biasanya bisa diperkirakan akan ada jika perusahaan kecil, menegah dan besar disampel secara bersama-sama.
b. Metode Grafik
c. Pengujian Park.
Pack menformalkan metode grafik dengan menyarankan bahwa
2 i
adalah suatu fungsi yang menjelaskan Xi. Bentuk fungsi yang disarankan adalah :
2 i
= 2 Xievi
In 2 i
= In2 + In Xi +Vi
Dimana Vi adalah unsure ganguan (disturbance) yang stokhastik, jika β signifikan secara statistik, ini menandakan dalam data terdapat heteroskedastisitas.
d. Pengujian Gleiser (Gleiser test)
Setelah mendapatkan residual ei dari regresi OLS, Glesiser
menyarankan untuk meregresi nilai absolute dari ei, terdapat
variable X yang diperkirakan mempunyai hubungan yang erat dengan 2
i
.
e. Pengujian Rank Korelasi dari Spearman.
Pendefinisian koefesien Rank Korelasi dari Spearman sebagai berikut :
rs = 1 – 6
Tindakan perbaikan untuk heteroskedastisitas menurut Gujarati (1995 :189 ) ada 2 pendekatan yaitu:
a. Jika diketahui 2 i
: metode Kuadrat Terkecil Terimbang : Jika 2
i
diketahui, metode yang paling jelas adalah kuadrat terkecil terimbang. Metode kuadrat terkecil biasa atau tidak
terimbang diperoleh dengan meminimumkan RSS :
2i
= Σ (Yi - βo - β1 X1)2 terhadap yang tidak diketahui
(unknown), dalam meminimumkan RSS ini, metode kuadrat terkecil tidak terimbang secara implisit memberikan bobot yang sama untuk tiap 2
i
b. Jika 2 i
tidak diketahui
Tindakan perbaikan yang dilakukan melalui transformasi yang bersifat ad hoc, yang pada dasarnya berspekulasi mengenai 2
i
Dimana transformasi akan bekerja tergantung sifat dari masalah dan keparahan dari heteroskedastisitas.
c. Uji Autokorelasi
Jika nilai D – W adalah 0 < d < dl, berarti ada autokorelasi positif.
Jika nilai D – W adalah 4 – dl < d < 4, berarti ada autokorelasi negatif.
Jika nilai D – W adalah du < d < 4 – du, berarti tidak ada autokorelasi.
3.4.3Analisis Regresi Berganda
Analisis ini dilakukan untuk menguji paruh variable independen terdapat variable dependen. Analasis regresi berganda dapat dirumuskan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
Y = a + b1 X1 + b2X2 + e
Keterangan :
Y : Kualitas Pendidikan a : Konstanta b1 – b2 : Koefisien regresi
X1 : Mahasiswa
X2 :Dosen
3.4.4 Uji Hipotesis
a. Uji Kecocokan Model
Pengujian hipotesis dilakukan untuk menganalisis kecocokan model yang digunakan dengan variabel motivasi (X1), keterampilan sosial
(X2) dan minat belajar (X3) terhadap tingkat pemahaman akuntansi (Y)
digunakan uji F dengan prosedur sebagai berikut :
1. H0 : bj = 0 (tidak terdapat pengaruh X1,X2,X3 terhadap Y)
H1 :bj≠ 0 (terdapat pengaruh X1,X2,X3 terhadap Y)
Dimana j = 1, 2, 3,…,k : variabel ke J sampai ke k.
2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 dengan derajat bebas [n-k], dimana n : jumlah pengamatan dan k : jumlah variabel.
3. Dengan F hitung sebesar Fhit = R2 / (k – 1)
(1 – R2)/(n – k)
(penelitian UPN “Veteran” Jawa Timur, 2009)
Keterangan :
4. Kriteria pengujian sebagai berikut :
a. Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak dan Hi diterima (berarti secara
simultan variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat)
b. Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima dan Hi ditolak (berarti secara
simultan variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat)
b. Uji t
1. H0 : bj = 0 (tidak terdapat pengaruh X1,X2,X3 terhadap Y)
H1 :bj≠ 0 (terdapat pengaruh X1,X2,X3 terhadap Y)
Dimana j = 1, 2, 3,…,k : variabel ke J sampai ke k.
2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 dengan derajat bebas [n-k], dimana n : jumlah pengamatan dan k : jumlah variabel.
3. Dengan nilai t hitung : thit = bj
se (bj)
(penelitian UPN “Veteran” Jawa Timur, 2009)
Dimana :
thit = t hasil hitungan
4. kriteria pengujian sebagai berikut :
a. Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan Hi diterima (berarti secara
simultan variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat)
b. Jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan Hi ditolak (berarti secara
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian
4.1.1. Sejarah Berdirinya UPN Veteran” Jatim
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur merupakan salah satu lembaga pendidikan swasta di Indonesia yang didirikan oleh pejuang kemerdekaan RI pada tanggal 5 Juli 1959, dengan nama Akademi Administrasi Perusahaan “Veteran” (AAPV) Surabaya.
menjadi mandiri dan dipimpin oleh seorang Rektor sehingga namanya berubah menjadi UPN “Veteran” Jawa Timur.
Berdasarkan Keputusan Bersama Mendikbud dan Menhankam Nomor : Kep/0307/U/1994-10/XI/1994 tanggal 29 November 1994 tentang Peningkatan Pengabdian Universitas Pembangunan Nasional melalui Pelaksanaan Keterkaitan dan Kesepadanan telah dialihkan statusnya dari Perguruan Tinggi Kedinasan menjadi Perguruan Tinggi Swasta. UPN “Veteran” Jawa Timur sejak tahun 1993 memiliki 5 Fakultas dengan 16 Program Studi (Progdi), yang telah terakreditasi BAN-PT.
Sesuai dengan Intruksi Menteri Pertahanan dan Keamanan Nomor : Inst/01/II/1996 tanggal 6 Februari 1996 tentang pelaksanaan Pelimpahan Wewenang dan Tanggung Jawab pembinaan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” telah diserahkan pembinaannya kepada Yayasan Kejuangan Panglima Besar Sudirman (YKPBS) yang berkedudukan di bawah Departemen Pertahanan Jl. Wachid Hasyim No. 7 Jakarta, yang juga membina SMU Unggulan Taruna Nusantara di Magelang.
program studi Ilmu Hukum dengan ijin operasinal Nomor : 183/D/T/2007 tanggal 30 Januari 2007.
4.1.2. Gambaran Umum Fakultas Ekonomi
Hingga saat ini Fakultas Ekonomi terdiri dari 3 program studi yaitu Manajemen, Akuntansi, dan Ilmu Studi Pembangunan. Manajemen dan Ilmu Studi Pembangunan memiliki status akreditasi B, sedangkan Akuntansi memiliki status akreditasi A.
4.1.3. Gambaran Umum Program Studi Akuntansi
Program Studi Akuntansi dibagi menjadi tiga konsentrasi yaitu :
1. Akuntansi Keuangan bertujuan untuk mencetak mahasiswa lulusan akuntansi dengan konsentrasi keuangan (akuntan publik) yang handal dan kompeten yang mampu bersaing untuk menjadi pemeriksa laporan keuangan, penilaian kinerja perusahaan maupun sebagai pembuat laporan keuangan perusahaan.
2. Akuntansi Manajemen bertujuan mencetak mahasiswa lulusan akuntansi dengan konsentrasi manajemen (akuntan internal) yang handal dan kompeten yang mampu bersaing untuk menjadi pembuat laporan keuangan, penilaian kinerja perusahaan untuk pengambilan keputusan pihak manajemen.
laporan keuangan pemerintah daerah dan pusat di sektor pemerintahan dan penanggung jawab pemerintah daerah ke pusat.
4.1.1 Visi dan Misi Program Studi Akuntansi
4.1.1.1Visi
Sebagai pusat keunggulan dalam proses belajar mengajar dalam bidang ilmu akuntansi dengan reputasi terpuji bagi dunia akademik dan praktis dalam menghadapi dinamika.
4.1.1.2Misi
1. Menyiapkan dan mencetak tenaga profesional di bidang akuntansi yang memiliki jiwa kepemimpinan dengan kemampuan intelektual yang tinggi dan mampu berkarya pada jenjang profesional.
2. Menyiapkan dan mencetak tenaga profesional di bidang akuntansi yang siap menjadi tulang punggung dalam pengelolaan perusahaan yang memerlukan penataan diri secara terus menerus guna meningkatkan kinerjanya.
3. Menyiapkan dan mencetak tenaga profesional yang mempunyai komitmen terhadap nilai etika, budaya, kewirausahaan dan orientasi global
4.2. Diskripsi Hasil Penelitian
variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu meningkatkan kualitas Pendidikan.
4.2.1. Deskripsi Variabel Dosen (X1)
Variabel Dosen terdiri dari 5 indikator, seperti yang ditunjukan hasil deskriptif sebagai berikut :
Tabel 4.1.
Variabel Dosen (X1)
No Indikator STB TB BS B SB Total Tingginya gelar dosen lebih
baik dalam penerapan e-learning
9 13 27 25 18 89 1
Prosentase (%) 17% 28% 30% 15% 10% 100% Usia dosen 40 tahun keatas
lebih baik dalam penerapan e-learning
5 20 33 21 10 89 2
Prosentase (%) 6% 22% 37% 24% 11% 100% Usia dosen 40 tahun
kebawah lebih baik dalam penerapan e-learning
6 7 42 18 16 89 3
Prosentase (%) 7% 8% 47% 20% 18% 100% Perbandingan dosen dengan
mahasiswa 1:50 keatas lebih baik dalam penerapan e-laerning
6 10 12 38 23 89 4
Prosentase (%) 7% 11% 13% 43% 26% 100% Perbandingan dosen dengan
mahasiswa 1:50 kebawah lebih baik dalam penerapan e-laerning
0 6 32 37 14 89 5
Prosentase (%) 0% 7% 56% 48% 16% 100%
Sumber : Lampiran 2
menyatakan baik dengan jumlah responden sebanyak 23 orang (28%), untuk responden yang menyatakan sangat baik dengan jumlah responden sebanyak 15 orang (17%), untuk responden yang menyatakan tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 13 orang (15%) dan untuk responden yang menyatakan sangat tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 9 orang (10 %).
2. Untuk indikator ” Usia dosen 40 tahun keatas lebih baik dalam penerapan e-learning” sebagian besar responden menyatakan sangat baik dengan jumlah responden sebanyak 24 orang (27%), untuk responden yang menyatakan baik dengan jumlah responden sebanyak 19 orang (19%), untuk responden yang menyatakan biasa saja dengan jumlah responden sebanyak 19 orang (21%), untuk responden yang menyatakan tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 24 orang (27%) dan untuk responden yang menyatakan sangat tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 5 orang (6 %).
untuk responden yang menyatakan sangat tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 5 orang (6 %).
4. Untuk indikator ”Sikap dan pengalaman dapat mempengaruhi kedisiplinan” sebagian besar responden menyatakan sangat baik dengan jumlah responden sebanyak 24 orang (27%), untuk responden yang menyatakan baik dengan jumlah responden sebanyak 19 orang (19%), untuk responden yang menyatakan biasa saja dengan jumlah responden sebanyak 19 orang (21%), untuk responden yang menyatakan tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 24 orang (27%) dan untuk responden yang menyatakan sangat tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 5 orang (6 %).
4.2.2. Deskripsi Variabel Mahasiswa (X2)
Variabel Mahasiswa terdiri dari 11 indikator, seperti yang ditunjukan hasil deskriptif sebagai berikut :
Tabel 4.1.
Variabel Mahasiswa (X2)
No Indikator STB TB BS B SB Total Komputer mempunyai
manfaat besar dan positif terhadap efektivitas dan produktivitas e-learning
2 0 28 41 18 89 1
Prosentase (%) 2% 0% 31% 46% 18% 100% E-learning mampu
meningkatkan IPK saja
1 20 22 28 18 89 2
Prosentase (%) 1% 22% 25% 31% 20% 100% Komputer dapat membantu
dalam menyelesaikan tugas tepat waktu
0 2 53 30 4 89 3
Prosentase (%) 0% 2% 60% 34% 4% 100% Menggunakan komputer
dalam tugas membuat lebih produktif dan kreatif
0 2 53 25 9 89 4
Prosentase (%) 0% 2% 60% 28% 10% 100% Pemahaman dalam
penggunaan komputer masih cukup baik
0 3 21 37 28 89 5
Prosentase (%) 0% 3% 24% 42% 31% 100% Merasa nyaman dalam
menggunakan komputer pada saat presentasi tugas
0 0 23 23 43 89 6
Prosentase (%) 0% 0% 26% 26% 48% 100% Merasa senang saat berfikir
akan menngunakan komputer
2 4 24 41 18 89 7
Prosentase (%) 2% 4% 27% 46% 20% 100% Merasa senang ketika
berpartisipasi dalam diskusi kelompok
0 5 34 27 13 89 8
Prosentase (%) 0% 6% 38% 30% 28% 100% Merasa senang saat
mempresentasikan suatu
Sumber : Lampiran 2
1. Untuk indikator ” Komputer mempunyai manfaat besar dan positif terhadap efektivitas dan produktivitas e-learning” sebagian besar responden menyatakan baik dengan jumlah responden sebanyak 41 orang (46%), untuk responden yang menyatakan sangat baik dengan jumlah responden sebanyak 18 orang (20%), untuk responden yang menyatakan biasa saja dengan jumlah responden sebanyak 28 orang (31%),untuk responden yang menyatakan tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 0 orang (0%) dan untuk responden yang menyatakan sangat tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 2 orang (2 %).
2. Untuk indikator ” E-learning mampu meningkatkan IPK saja” sebagian besar responden menyatakan baik dengan jumlah responden sebanyak 41 orang (46%), untuk responden yang menyatakan sangat baik dengan jumlah responden sebanyak 18 orang (20%), untuk responden yang menyatakan biasa saja dengan jumlah responden sebanyak 28 orang (31%),untuk responden yang menyatakan tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 0 orang (0%) dan untuk responden yang menyatakan sangat tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 2 orang (2 %).
yang menyatakan sangat baik dengan jumlah responden sebanyak 4 orang (4%), untuk responden yang menyatakan baik dengan jumlah responden sebanyak 30 orang (34%),untuk responden yang menyatakan tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 2 orang (2%) dan untuk responden yang menyatakan sangat tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 0 orang (0 %).
4. Untuk indikator ” Menggunakan komputer dalam tugas membuat lebih produktif dan kreatif ” sebagian besar responden menyatakan biasa saja dengan jumlah responden sebanyak 53 orang (60%), untuk responden yang menyatakan sangat baik dengan jumlah responden sebanyak 9 orang (10%), untuk responden yang menyatakan baik dengan jumlah responden sebanyak 25 orang (28%),untuk responden yang menyatakan tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 2 orang (2%) dan untuk responden yang menyatakan sangat tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 0 orang (0 %).
yang menyatakan sangat tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 0 orang (0 %).
6. Untuk indikator ” Merasa nyaman dalam menggunakan komputer pada saat presentasi tugas” sebagian besar responden menyatakan sangat baik dengan jumlah responden sebanyak 43 orang (48%), untuk responden yang menyatakan baik dengan jumlah responden sebanyak 23 orang (26%), untuk responden yang menyatakan biasa saja dengan jumlah responden sebanyak 3 orang (26%),untuk responden yang menyatakan tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 0 orang (0%) dan untuk responden yang menyatakan sangat tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 0 orang (0%).
7. Untuk indikator ” Merasa senang saat berfikir akan menngunakan komputer ” sebagian besar responden menyatakan baik dengan jumlah responden sebanyak 41 orang (46%), untuk responden yang menyatakan sangat baik dengan jumlah responden sebanyak 18 orang (26%), untuk responden yang menyatakan biasa saja dengan jumlah responden sebanyak 24 orang (27%),untuk responden yang menyatakan tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 4 orang (4%) dan untuk responden yang menyatakan sangat tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 2 orang (2%).
menyatakan sangat baik dengan jumlah responden sebanyak 23 orang (26%), untuk responden yang menyatakan baik dengan jumlah responden sebanyak 27 orang (30%),untuk responden yang menyatakan tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 5 orang (6%) dan untuk responden yang menyatakan sangat tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 0 orang (0 %).
9. Untuk indikator ” Merasa senang saat mempresentasikan suatu hal ” sebagian besar responden menyatakan baik dengan jumlah responden sebanyak 33 orang (37%), untuk responden yang menyatakan sangat baik dengan jumlah responden sebanyak 6 orang (7%), untuk responden yang menyatakan biasa saja dengan jumlah responden sebanyak 32 orang (36%),untuk responden yang menyatakan tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 13 orang (6%) dan untuk responden yang menyatakan sangat tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 5 orang (6 %).
menyatakan sangat tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 0 orang (0 %).
4.2.3. Deskripsi Variabel Kualitas Pendidikan (Y)
Variabel Kualitas Pendidikan terdiri dari 7 indikator, seperti yang ditunjukan hasil deskriptif sebagai berikut:
Tabel 4.3.
Variabel Kualitas Pendidikan (Y)
No Indikator STB TB BS B SB Total Jaringan internet di
kampus
5 24 19 17 24 89 3
Prosentase (%) 6% 27% 21% 19% 27% 100% Metode ceramah yang di
pakai oleh dosen
8 3 25 32 21 89 4
Prosentase (%) 9% 3% 28% 36% 24% 100% Metode diskusi yang
dipakai dosen
1 10 29 32 17 89 5
Prosentase (%) 1% 11% 37% 36% 19% 100% Metode studi kasus yang
dipakai dosen
0 3 24 40 22 89 6
Prosentase (%) 0% 3% 27% 43% 25% 100% Metode praktikum yang
dipakai dosen
4 5 23 36 21 89 7
Sumber : Lampiran 2
1. Untuk indikator ” Ketersediaan fasilitas untuk dosen” sebagian besar responden menyatakan baik dengan jumlah responden sebanyak 34 orang (38%), untuk responden yang menyatakan sangat baik dengan jumlah responden sebanyak 10 orang (11%), untuk responden yang menyatakan biasa saja dengan jumlah responden sebanyak 32 orang (36%),untuk responden yang menyatakan tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 10 orang (11%) dan untuk responden yang menyatakan sangat tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 3 orang (3 %).
2. Untuk indikator ” Ketersediaan fasilitas untuk mahasiswa” sebagian besar responden menyatakan biasa saja dengan jumlah responden sebanyak 42 orang (47%), untuk responden yang menyatakan sangat baik dengan jumlah responden sebanyak 17 orang (19%), untuk responden yang menyatakan baik dengan jumlah responden sebanyak 19 orang (21%),untuk responden yang menyatakan tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 5 orang (6%) dan untuk responden yang menyatakan sangat tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 6 orang (7 %).
biasa saja dengan jumlah responden sebanyak 19 orang (21%),untuk responden yang menyatakan tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 24 orang (27%) dan untuk responden yang menyatakan sangat tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 5 orang (6 %).
4. Untuk indikator ” Metode ceramah yang di pakai oleh dosen” sebagian besar responden menyatakan baik dengan jumlah responden sebanyak 32 orang (30%), untuk responden yang menyatakan sangat baik dengan jumlah responden sebanyak 21 orang (24%), untuk responden yang menyatakan biasa saja dengan jumlah responden sebanyak 25 orang (28%),untuk responden yang menyatakan tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 3 orang (3%) dan untuk responden yang menyatakan sangat tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 8 orang (9 %).
6. Untuk indikator ” Metode studi kasus yang dipakai dosen” sebagian besar responden menyatakan baik dengan jumlah responden sebanyak 40 orang (43%), untuk responden yang menyatakan sangat baik dengan jumlah responden sebanyak 22 orang (25%), untuk responden yang menyatakan biasa saja dengan jumlah responden sebanyak 24 orang (27%),untuk responden yang menyatakan tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 3 orang (3%) dan untuk responden yang menyatakan sangat tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 2 orang (2 %).
4.3. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas
4.3.1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuisioner. Angka korelasi yang diperoleh (rhitung) harus dibandingkan
dengan angka krisis tabel korelasi product moment (rtabel) pada taraf 5 %
pada derajat bebas n – 2, satu atribut dikatakan valid jika nilai rhitung > rtabel
dan nilai positif. Untuk menentukan nilai rtabel dilihat dari nilai signifikansi
sebesar 0,05 (α = 0,05 ) dengan derajat bebas (df) = n – 2 = 89 – 2 = 87, sehingga nilai rtabel sebesar 0,174
Berikut hasil pengujian validitas dengan perhitungan koefisien korelasi Pearson Product Moment :
Tabel 4.4
Uji Validitas
Variabel Pernyataan Koefisen Korealasi
>|< rtabel Kesimpulan
4.3.2. Uji Reabilitas
Pengujian reabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrument penelitian yang digunakan dapat diterapkan berulangkali pada obyek yang sama. Pengukuran reabilitas instrument dapat dilakukan dengan metode cronbach alpha. Instrumen dikatakan reliabel apabila nilai koefisien alpha > rtabel. Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui
keandalan atau konsistensi instrumen (kuisioner) yang digunakan. Berikut pengujian Reliabilitas :
Tabel 4.5
Uji Reliabilitas
Variabel Alpha Alpha Kesimpulan
Dosen (X1) 0,615 0,6000 Reliabel
Mahasiswa (X2) 0,750 0,6000 Reliabel
4.4. Uji Asumsi Klasik
4.4.1. Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antara variabel bebas (independent). Menguji adanya multikolinieritas dapat dilihat dari nilai VIF (Variance Inflation Factor). Jika nilai VIF lebih kecil dari 10, maka variabel tersebut tidak memiliki persoalan dengan multikolinieritas. Hasil perhitungan nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan matrik korelasi dari variabel independen dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.6
Nilai Variance Inflation Variabel Bebas
Variabel VIF >|< Ketentuan Kesimpulan Dosen (X1) 1,025 < 10 Non Multikolinear
Mahasiswa(X2) 1,025 < 10 Non Multikolinear
Sumber : Lampiran 6 diolah