• Tidak ada hasil yang ditemukan

( R P I J M ) PROVINSI JAMBI BIDANG PU/CIPTA KARYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "( R P I J M ) PROVINSI JAMBI BIDANG PU/CIPTA KARYA"

Copied!
320
0
0

Teks penuh

(1)

2013 - 2017

K

K

K

O

O

O

T

T

T

A

A

A

S

S

S

U

U

U

N

N

N

G

G

G

A

A

A

I

I

I

P

P

P

E

E

E

N

N

N

U

U

U

H

H

H

(2)

SURAT DUKUNGAN MENYEDIAKAN DANA PENDAMPING KATA PENGANTAR KETUA BAPPEDA KOTA SUNGAI PENUH

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xvi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ... 1 - 1 1.2. Tujuan dan Pentingnya RPIJM ... 1 - 3 1.3. Dasar Acuan ... 1 - 5 1.4. Mekanisme dan Framework Penyusunan RPIJM ... 1 - 10 1.4.1. Ruang Lingkup Pekerjaan ... 1 - 10 1.4.2. Keluaran ... 1 - 12 1.4.3. Kerangka Dasar RPIJM Kota Sungai Penuh ... 1 - 12

BAB II GAMBARAN UMUM KOTA SUNGAI PENUH

2.1 Kondisi Umum ... 2 - 1 2.1.1 Profil Geografis ... 2 - 1

2.1.1.1. Kondisi Geografis ... 2 - 1 2.1.1.2. Kondisi Topografi ... 2 - 6

(3)

2.1.1.3. Iklim ... 2 - 12 2.1.1.4. Geologi ... 2 - 12 2.1.1.5. Perkembangan Kawasan Terbangun ... 2 - 12 2.1.1.6. Rawan Bencana ... 2 - 15 2.1.2. Profil Demografi ... 2 - 15

2.1.2.1. Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamain

dan struktur Umur ... 2 - 20 2.1.2.2. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk ... 2 - 20 2.1.2.3. Struktur Penduduk Berdasarkan Tingkat

Pendidikan ... 2 - 22 2.1.2.4. Struktur Penduduk Berdasarkan Mata

Pencaharian/Tingkat Kesejahteraan ... 2 - 25 2.1.3. Profil Ekonomi ... 2 - 27

2.1.3.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ... 2 - 27 2.1.3.2. Struktur Perekonomian Daerah ... 2 - 28 2.1.3.3. Laju Pertumbuhan Ekonomi ... 2 - 29 2.1.3.4. PDRB Perkapita dan Pendapatan Regional

Perkapita... 2 - 31 2.1.4. Profil Sosial dan Budaya ... 2 - 31

2.1.4.1. Sosial ... 2 - 31 2.1.4.2. Seni Budaya dan Olahraga ... 2 - 33 2.2 Kondisi Prasarana Bidang PU/Cipta Karya ... 2 - 35

2.2.1 Sub Bidang Air Minum ... 2 - 35 2.2.2 Sub Bidang Persampahan ... 2 - 35 2.2.3 Sub Bidang Air Limbah ... 2 - 36 2.2.4 Sub Bidang Drainase ... 2 - 37 2.2.5 Sub Bidang Tata Bangunan dan Lingkungan ... 2 - 38 2.2.6 Sub Bidang Pengembangan Permukiman ... 2 - 38

(4)

BAB III RENCANA PEMBANGUNAN WILAYAH KOTA SUNGAI PENUH

3.1 Strategi/Skenario Pengembangan Wilayah Kota Sungai Penuh

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah ... 3 - 1 3.1.1 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kota Sungai Penuh .... 3 - 1 3.1.2 Kebijakan Penataan Ruang ... 3 - 1 3.1.3 Strategi Penataan Ruang ... 3 - 2 3.1.4 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kota Sungai Penuh .... 3 - 5

3.1.4.1 Rencana Pusat-Pusat Pelayanan Kota Sungai Penuh ... 3 - 5 3.1.4.2 Rencana Sistim Jaringan Prasarana ... 3 - 10 3.1.5 Rencana Pola Ruang Kota Sungai Penuh ... 3 - 17

3.1.5.1 Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung ... 3 - 17 3.1.5.2 Ruang Terbuka Hijau ... 3 - 18 3.1.5.3 Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya ... 3 - 20 3.1.5.4 Kawasan Peruntukan Pariwisata ... 3 - 21 3.1.6 Penetapan Kawasan Strategis Kota Sungai Penuh ... 3 - 24

3.1.6.1 Kawasan Strategis Nasional, Kawasan Strategis

Sumatra dan Kawasan Strategis Provinsi ... 3 - 24 3.1.6.2 Kawasan Strategis Kota Sungai Penuh ... 3 - 25 3.2 Strategi/Skenario Pengembangan Wilayah Kota Sungai Penuh

Berdasarkan RPJMD Kota Sungai Penuh ... 3 - 29 3.2.1 Strategi ... 3 - 29 3.2.2 Arah Kebijakan ... 3 - 29 3.3 Skenario Pengembangan Sektor/ Bidang PU/ Cipta Karya ... 3 - 35

BAB IV PELAKSANAAN PEKERJAAN DAN SISTEM PELAPORAN

4.1 Rencana Investasi Pengembangan Permukiman ... 4 - 1 4.1.1 Petunjuk Umum ... 4 - 1 4.1.1.1 Program Pengembangan Perumahan ... 4 - 1 4.1.1.2 Program Pengendalian Kota-kota Besar dan

(5)

4.1.1.3 Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan 4 - 3 4.1.2 Profil Pembangunan Permukiman ... 4 - 4 4.1.2.1 Kondisi Umum ... 4 - 4 4.1.2.2 Sasaran ... 4 - 12 4.1.3 Permasalahan Pembangunan Permukiman ... 4 - 13

4.1.3.1 Analisis Permasalahan dalam Permukiman dan

Rekomendasi ... 4 - 13 4.1.4 Usulan Pembangunan Permukiman ... 4 - 14 4.1.4.1 Usulan Pembangunan Permukiman ... 4 - 14 4.1.4.2 Sistem PSD Permukiman Yang Diusulkan Kegiatan

Rehabilitasi Kawasan Kumuh ... 4 - 15 4.1.4.3 Kegiatan Peningkatan Kualitas Lingkungan

Perumahan Perkotaan ... 4 - 15 4.1.4.4 Kegiatan Penyediaan PS AM Bagi Kawasan

Kumuh/Nelayan ... 4 - 17 4.1.4.5 Kegiatan Pembangunan Air Limbah

Percontohan Skala Komunitas ( SANIMAS)... 4 - 17 4.1.4.6 Kegiatan Penanggulan Kemiskinan di Perkotaan

(P2KP - PNPM) ... 4 - 18 4.1.4.7 Usulan dan Prioritas Program Pembangunan

PSD Permukiman ... 4 - 21 4.2 Rencana Investasi Penataan Bangunan dan Lingkungan ... 4 - 23 4.2.1 Petunjuk Umum ... 4 - 23 4.2.1.1 Penataan Bangunan ... 4 - 25 4.2.1.2 Penataan Lingkungan ... 4 - 26 4.2.1.3 Pencapaian Penataan Bangunan Gedung dan

Lingkungan ... 4 - 27 4.2.1.4 Kebijakan Penataan Bangunan Gedung dan

Lingkungan di Kota Sungai Penuh ... 4 - 27 4.2.2 Profil Rinci Penataan Gedung dan Lingkungan ... 4 - 28

(6)

4.2.2.1 Gambaran Umum Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan ... 4 - 28 4.2.2.2 Kondisi Penataan Bangunan Gedung dan

Lingkungan ... 4 - 28 4.2.3 Permasalahan Yang Dihadapi ... 4 - 29

4.2.3.1 Sasaran Penataan Bangunan Gedung dan

Lingkungan ... 4 - 29 4.2.3.2 Rumusan Masalah ... 4 - 30 4.2.4 Analisis Permasalahan dan Rekomendasi ... 4 - 31

4.2.4.1 Analisis Kebutuhan Penataan Bangunan dan

Lingkungan ... 4 - 31 4.2.4.2 Rekomendasi ... 4 - 32 4.2.5 Program yang Diusulkan ... 4 - 32 4.2.5.1 Usulan dan Prioritas Program ... 4 - 32 4.2.5.2 Usulan dan Prioritas Proyek Penataan

Bangunan Gedung dan Lingkungan ... 4 - 33 4.2.5.3 Pembiayaan Proyek Penyedia Pengelolaan ... 4 - 35 4.3 Rencana Investasi Sub – Bidang Air Limbah ... 4 - 39 4.3.1 Petunjuk Umum Pengelolaan Air Limbah ... 4 - 39 4.3.1.1 Umum ... 4 - 39 4.3.1.2 Kebijakan, Program dan Kegiatan Pengelolaan

Air Limbah dalam Rencana Kota Sungai Penuh . 4 - 39 4.3.2 Profil Pengelolaan Air Limbah ... 4 - 40

4.3.2.1 Gambaran Umum Pengelolaan Air Limbah Saat Ini ... 4 - 40 4.3.2.2 Kondisi Sistem Sarana dan Prasarana

Air Limbah... 4 - 44 4.3.3 Permasalahan Yang Dihadapi ... 4 - 54

4.3.3.1 Sarana Pengelolaan Prasarana dan Sarana (PS) Air Limbah... 4 - 54 4.3.3.2 Rumusan Masalah ... 4 - 54

(7)

4.3.4 Analisa Permasalahan dan Rekomendasi ... 4 - 54 4.3.4.1 Analisa Permasalahan ... 4 - 54 4.3.4.2 Alternatif Pemecahan Persoalan ... 4 - 56 4.3.4.3 Rekomendasi ... 4 - 56 4.3.5 Sistem Prasarana Yang Diusulkan ... 4 - 57 4.3.5.1 Kebutuhan Pengembangan Pengelolaan ... 4 - 57 4.3.5.2 Usulan dan Prioritas Program ... 4 - 60 4.3.5.3 Pembiayaan Pengelolaan ... 4 - 60 4.4 Rencana Investasi Sub – Bidang Persampahan ... 4 - 61 4.4.1 Petunjuk Umum Pengelolaan Persampahan ... 4 - 61 4.4.1.1 Umum ... 4 - 61 4.4.1.2 Kebijakan, Program dan Kegiatan Pengelolaan

Persampahan dalam Rencana Kota Sungai Penuh ... 4 - 62 4.4.2 Profil Persampahan ... 4 - 63

4.4.2.1 Gambaran Umum Sistem Pengelolaan

Persampahan Saat Ini ... 4 - 63 4.4.2.2 Kondisi Sistem Sarana dan Prasarana Pengelolaan

Persampahan Yang Ada ( Aspek Teknis) ... 4 - 64 4.4.2.3 Aspek Pendanaan ... 4 - 66 4.4.2.4 Aspek Kelembagaan Pelayanan Persampahan .. 4 - 66 4.4.2.5 Aspek Peraturan Perundangan... 4 - 70 4.4.2.6 Aspek Peran Serta Masyarakat ... 4 - 72 4.4.3 Permasalahan Yang Dihadapi ... 4 - 73

4.4.3.1 Sasaran Penyediaan Prasarana dan Sarana

Pengelolaan Sampah ... 4 - 73 4.4.3.2 Rumusan Masalah ... 4 - 73 4.4.4 Analisa Permasalahan dan Rekomendasi ... 4 - 74 4.4.4.1 Analisa Permasalahan ... 4 - 74 4.4.4.2 Alternatif Pemecahan Masalah ... 4 - 77 4.4.5 Sistem Pengelolaan Persampahan Yang Diusulkan ... 4 - 77

(8)

4.4.5.1 Kebutuhan Pengembangan ... 4 - 77 4.4.5.2 Usulan dan Prioritas Program Pengelolaan

Persampahan ... 4 - 80 4.4.5.3 Pembiayaan Pengelolaan ... 4 - 81 4.5 Rencana Investasi Sub – Bidang Drainase ... 4 - 82 4.5.1 Petunjuk Umum Sistem Drainase Perkotaan ... 4 - 82 4.5.1.1 Umum ... 4 - 82 4.5.1.2 Maksud dan Tujuan Drainase ... 4 - 88 4.5.1.3 Arah Kebijakan Penanganan Drainase ... 4 - 88 4.5.1.4 Kebijakan, Program dan Kegiatan Drainase

Dalam Rencana Kota Sungai Penuh ... 4 - 88 4.5.2 Profil Rinci Penyediaan Drainase ... 4 - 90 4.5.2.1 Gamabaran Umum Kondisi Drainase Saat Ini ... 4 - 90 4.5.2.2 Aspek Kelembagaan ... 4 - 90 4.5.2.3 Aspek Pendanaan ... 4 - 93 4.5.2.4 Aspek Peran Serta Masyarakat ... 4 - 93 4.5.3 Permasalahan yang dihadapi ... 4 - 93 4.5.3.1 Permasalahan Sistem Drainase Yang Ada ... 4 - 93 4.5.3.2 Sasaran Drainase ... 4 - 93 4.5.3.3 Rumusan Masalah ... 4 - 93 4.5.4 Analisis Permasalahan dan Rekomendasi ... 4 - 95 4.5.4.1 Analisis Masalah ... 4 - 95 4.5.4.2 Pemecahan Masalah ... 4 - 95 4.5.5 Sistem Drainase Yang Diusulkan ... 4 - 95 4.5.5.1 Usulan dan Prioritas Program ... 4 - 95 4.6 Rencana Investasi Pengembangan Air Minum ... 4 - 97 4.6.1 Petunjuk Umum ... 4 - 97 4.6.2 Gambaran Kondisi Pelayanan Air Minum ... 4 - 97

4.6.2.1 Gambaran Umum Sistem Penyediaan dan

(9)

4.6.2.2 Kondisi Sistem Sarana dan Prasarana

Penyediaan dan Pengelolaan Air Minum ... 4 - 99 4.6.3 Permasalahan Yang Dihadapi ... 4 - 101

4.6.3.1 Sarana Penyediaan dan Pengelolaan Prasarana dan Sarana ( PS ) Air Minum ... 4 - 101 4.6.3.2 Rumusan Masalah ... 4 - 102 4.6.4 Analisis Permasalahan dan Rekomendasi ... 4 - 103 4.6.4.1 Analisis Kebutuhan Prsarana Air Minum ... 4 - 103 4.6.4.2 Analisis Prasarana dan Sarana Air Minum ... 4 - 108 4.6.4.3 Analisis Kebutuhan program ... 4 - 112 4.6.4.4 Rekomendasi ... 4 - 114 4.6.5 Sistem Prasarana Yang Diusulkan ... 4 - 114

BAB V SAFEGUARD SOSIAL DAN LINGKUNGAN

5.1 Petunjuk Umum ... 5 - 1 5.1.1 Prinsip Dasar Safeguard ... 5 - 1 5.1.2 Kerangka Safeguard ... 5 - 2 5.2 Metoda Pendugaan Dampak ... 5 - 3 5.2.1 Metode Formal ... 5 - 3 5.2.2 Metode Non Formal ... 5 - 5 5.2.3 Metode Prakiraan Dampak Penting ... 5 - 6 5.2.4 Metode Evaluasi Dampak Besar dan Penting ... 5 - 9 5.3 Identifikasi Implikasi Dampak Strategi... 5 - 9 5.4 Pemilihan Alternatif ... 5 - 17

5.4.1 Proses Pemilihan Alternatif ... 5 - 17 5.4.2 Penyajian Pemilihan Alternatif ... 5 - 18 5.5 Rencana Pengelolaan Safeguard Sosial dan Lingkungan ... 5 - 20 5.5.1 Sistem Pengelolaan... 5 - 20 5.5.2 Pelaksanaan Pengelolaan ... 5 - 20 5.5.3 Pembiayaan Pengelolaan ... 5 - 20 5.6 Rencana Pemantauan Safeguard Sosial dan Lingkungan ... 5 - 20

(10)

5.6.1 Tipe Pemantauan ... 5 - 20 5.6.2 Prosedur Pemantauan ... 5 - 21 5.6.3 Pelaksanaan Pemantauan ... 5 - 21 5.7 Safeguard Pengadaan Tanah dan Permukiman Kembali ... 5 - 29

BAB VI KEUANGAN DAN RENCANA PENINGKATAN PENDAPATAN

6.1 Petunjuk Umum ... 6 - 1 6.1.1. Komponen Keuangan ... 6 - 2 6.1.1.1 Komponen Penerimaan Pendapatan ... 6 - 2 6.1.1.2 Komponen Pengeluaran Belanja ... 6 - 3 6.1.1.3 Komponen Pembiayaan ... 6 - 4 6.2 Profil Keuangan Kota Sungai Penuh ... 6 - 4 6.2.1 Keuangan Daerah ... 6 - 5

6.2.1.1 Struktur Pendapatan Daerah Kota Sungai

Penuh ... 6 - 6 6.2.1.2 Struktur Belanja Daerah Kota Sungai Penuh... 6 - 9 6.3 Permasalahan dan Analisis Keuangan Kota Sungai Penuh ... 6 - 11

6.3.1 Kondisi Keuangan Kota Sungai Penuh ... 6 - 11 6.3.2 Neraca Keuangan ... 6 - 13 6.3.3 Proyeksi Kemampuan Keuangan Kota Sungai Penuh ... 6 - 22 6.4 Analisis Tingkat Ketersediaan Dana ... 6 - 23 6.4.1 Kemampuan Keuangan Kota Sungai Penuh ... 6 - 23 6.5 Rencana Pembiayaan Program ... 6 - 25

BAB VII KELEMBAGAAN DAERAH DAN RENCANA PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN

7.1 Kelayakan Kelembagaan Untuk Investasi Pembangunan

Daerah ... 7 - 1 7.1.1 Batasan ... 7 - 1 7.1.2 Perlunya Kelayakan ... 7 - 2 7.1.3 Kendala Pelaksanaan Otonomi ... 7 - 3 7.1.4 Peningkatan Kapasitas ( Capacity Building ) ... 7 - 4

(11)

7.1.4.1 Pengertian dan Tujuan ... 7 - 4 7.1.4.2 Prinsip Peningkatan Kapasitas ... 7 - 4 7.1.4.3 Ruang Lingkup Peningkatan Kapasitas ... 7 - 5 7.1.4.4 Tahapan ... 7 - 6 7.1.4.5 Koordinasi Pelaksanaan ... 7 - 6 7.2 Kondisi Kelembagaan ... 7 - 7 7.2.1 Kondisi Kelembagaan Pemerintah ... 7 - 7 7.2.2 Kondisi Kelembagaan Non Pemerintah ... 7 - 14 7.3 Masalah, Analisis, dan Usulan Program ... 7 - 15 7.3.1 Masalah Yang Dihadapi ... 7 - 15 7.3.2 Analisis Masalah ... 7 - 16 7.3.3 Usulan Program... 7 - 17 7.4 Usulan Sistim Prosedur Antar Instansi ... 7 - 19 7.4.1 Kedudukan, Fungsi, Tugas dan Pelaksanaan RPIJM ... 7 - 19 7.4.2 Hubungan Antar Instansi ... 7 - 19 7.4.3 Format Umum Rencana Tindakan Peningkatan

Kelembagaan ... 7 - 20

BAB VIII RENCANA KESEPAKATAN (MEMORANDUM) RPIJM BIDANG PU-CIPTA KARYA KOTA SUNGAI PENUH

(12)

Tabel. II.1.1 Luas Wilayah Kota Sungai Penuh ... 2 - 2 Tabel. II.1.2 Pembagian Wilayah Administrasi Kota Sungai Penuh ... 2 - 2 Tabel. II.1.3 Ketinggian Kota Sungai Penuh ... 2 - 6 Tabel. II.1.4 Klasifikasi Lereng di Kota Sungai Penuh ... 2 - 2 Tabel. II.1.5 Penggunaan Lahan Kota Sungai Penuh Tahun 2010 ... 2 - 15 Tabel. II.1.6 Jumlah Penduduk dan Rasio Ketergantungan di Kota Sungai

Penuh ... 2 - 20 Tabel. II.1.7 Penduduk menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio Kota

Sungai Penuh, 2010 ... 2 - 21 Tabel. II.1.8 Jumlah dan Tingkat Pertumbuhan PendudukKota Sungai

Penuh Tahun 2009 - 2010 ... 2 - 21 Tabel. II.1.9 Persentase Angka Melek Huruf Kota Sungai Penuh dan

Provinsi Jambi menurut Jenis Kelamin, 2009... 2 - 22 Tabel. II.1.10 Persentase Penduduk 10 Tahun ke Atas menurut Tingkat

Pendidikan Tertinggi yang ditamatkan di Kota Sungai

Penuh, 2010 ... 2 - 23 Tabel. II.1.11 Angka Partisipasi Sekolah menurut Kelompok Umur 7 - 24

tahun di Kota Sungai Penuh Tahun 2010 ... 2 - 23 Tabel. II.1.12 Fasilitas Pendidikan yang tersedia di Kota Sungai Penuh .... 2 - 24 Tabel. II.1.13 Komposisi Penduduk yang bekerja menurut Sektor

Perekonomian di Kota Sungai Penuh Tahun 2010 ... 2 - 25 Tabel. II.1.14 Komposisi Penduduk menurut Status Pekerjaan di Kota

(13)

Tabel. II.1.15 Ringkasan Realisasi APBD 5 Tahun Terakhir (Rp) ... 2 - 27 Tabel. II.1.16 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Sungai Penuh

dan Perkembangannya ... 2 - 28 Tabel. II.1.17 Kontribusi dan Laju Pertumbuhan masing-masing Sektor

Ekonomi Kota Sungai Penuh Tahun 2010 ... 2 - 29 Tabel. II.1.18 Jumlah Penduduk dan Keluarga Miskin di Kota Sungai

Penuh Keadaan Akhir Tahun 2009 ... 2 - 32 Tabel. II.1.19 Jumlah Keluarga Pra Sejahtera, Keluarga Sejahtera I,

Keluarga Sejahtera III dan Keluarga Sejahtera III Plus

di Kota Sungai Penuh Desember 2009 ... 2 - 32 Tabel. II.1.20 Jumlah penduduk miskin per kecamatan di Kota Sungai

Penuh ... 2 - 33 Tabel. II.1.21 Jumlah rumah per kecamatan di Kota Sungai Penuh ... 2 - 33 Tabel. III.1.1 Rencana Sistem Pusat Pelayanan Kota Sungai Penuh ... 2 - 6 Tabel. III.1.2 Rencana Sistem Jaringan Jalan Kota Sungai Penuh ... 3 - 11 Tabel. III.1.3 Rencana Ruang Terbuka Hijau Kota Sungai Penuh ... 3 - 19 Tabel. III.1.4 Rencana Sebaran Perumahan Kepadatan Tinggi Kota

Sungai Penuh 2011 – 2031 ... 3 - 20 Tabel. III.1.5 Rencana Sebaran Perumahan Kepadatan Sedang Kota

Sungai Penuh 2011 – 2031 ... 3 - 20 Tabel. III.1.6 Rencana Sebaran Perumahan Kepadatan Rendah Kota

SungaiPenuh 2011 – 2031 ... 3 - 21 Tabel. III.1.7 Rencana Pola Ruang Kota Sungai penuh 2011 – 2031 ... 3 - 22 Tabel. III.1.8 Kawasan Strategis Kota Sungai Penuh ... 3 - 27 Tabel. III.2.1 Matrik Sasaran, Strategi dan Arahan Kebijakan

Pembangunan Kota Sungai Penuh 2011 – 2016 ... 3 - 31 Tabel. IV.1.1 Luas Area Budidaya di Kota Sungai Penuh ... 4 - 4 Tabel. IV.1.2 Rata – Rata Luas Rumah dan Pekarangan Untuk Setiap

Kepala Keluarga di Kota Sungai Penuh ... 4 - 5 Tabel. IV.1.3 Proyeksi Kebutuhan Lahan Perumahan Kepadatan Rendah

(14)

Tabel. IV.1.4 Proyeksi Kebutuhan Lahan Perumahan Kepadatan Rendah

Tahun 2017 ... 4 - 9 Tabel. IV.1.5 Proyeksi Kebutuhan Lahan Perumahan Kepadatan Sedang

Tahun 2013 ... 4 - 9 Tabel. IV.1.6 Proyeksi Kebutuhan Lahan Perumahan Kepadatan Sedang

Tahun 2017 ... 4 - 10 Tabel. IV.1.7 Proyeksi Kebutuhan Lahan Perumahan Kepadatan Tinggi

Tahun 2013 ... 4 - 10 Tabel. IV.1.8 Proyeksi Kebutuhan Lahan Perumahan Kepadatan Tinggi

Tahun 2017 ... 4 - 11 Tabel. IV.1.9 Daftar Desa Tertinggal Kota Sungai Penuh ... 4 - 12 Tabel. IV.3.1 Angka Harapan Hidup di Kota Sungai Penuh, 2008 – 2009 ... 4 - 41 Tabel. IV.3.2 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik .. 4 - 49 Tabel. IV.3.3 Sistem Pengelolaan Air Limbah yang ada di Kota

Sungai Penuh ... 4 - 51 Tabel. IV.3.4 Prediksi Produksi Air Limbah Kota Sungai Tahun 2013-2017 . 4 - 55 Tabel. IV.3.5 Rekomendasi Pemecahan Masalah ... 4 - 56 Tabel. IV.4.1 Pelayanan Pengangkutan Sampah Kota Sungai Penuh ... 4 - 64 Tabel. IV.4.2 Jumlah Sarana dan Prasarana Yang Dimiliki ... 4 - 65 Tabel. IV.4.3 Ringkasan Pendapatan dan Belanja dari subsektor

Pengelolaan Persampahan ... 4 - 66 Tabel. IV.4.4 Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan

Pengelolaan Persampahan ... 4 - 68 Tabel. IV.4.5 Peta Peraturan Persampahan di Kota Sungai Penuh ... 4 - 71 Tabel. IV.4.6 Rumusan Masalah Pengelolaan Persampahan di Kota Sungai

Penuh ... 4 - 74 Tabel. IV.4.7 Proyeksi Penduduk dan Timbulan Sampah Selama 5 Tahun . 4 - 75 Tabel. IV.4.8 Perkiraan Kebutuhan Prasarana dan Sarana Pengelolaan

Persampahan Selama 5 ( Lima ) Tahun ... 4 - 76 Tabel. IV.4.9 Alternatif Pemecahan Masalah Pengelolaan Persampahan

(15)

Tabel. IV.5.1 Pembagian Saluran Drainase ... 4 - 86 Tabel. IV.5.2 Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan

Pengelolaan Drainase Lingkungan ... 4 - 91 Tabel. IV.5.3 Peta Peraturan Drainase Lingkungan Kota Sungai Penuh ... 4 - 92 Tabel. IV.6.1 Kondisi Umum Pelayanan Air Minum di Kota Sungai Penuh .. 4 - 100

Tabel. V.3.1 Identifikasi Implikasi Dampak Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Bidang

Permukiman ... 5 - 10 Tabel. V.3.2 Identifikasi Implikasi Dampak Strategi Pembangunan

Bidang Jalan Lingkungan ... 5 - 11 Tabel. V.3.3 Identifikasi Implikasi Dampak Strategi Pembangunan

Bidang Drainase ... 5 - 12 Tabel. V.3.4 Identifikasi Implikasi Dampak Strategi Pembangunan

Bidang Air Minum ... 5 - 13 Tabel. V.3.5 Identifikasi Implikasi Dampak Strategi Pembangunan

Bidang Air Limbah ... 5 - 14 Tabel. V.3.6 Identifikasi Implikasi Dampak Strategi Pembangunan

Bidang Persampahan ... 5 - 15 Tabel. V.3.7 Identifikasi Implikasi Dampak Strategi Pembangunan

Bidang Sosial/Pemberdayaan Masyarakat ... 5 - 16 Tabel. V.6.1 Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan ( RKL ) ... 5 - 23 Tabel. VI.2.1 Pendapatan Kota Sungai Penuh Tahun 2009 – 2010... 6 - 6 Tabel. VI.2.2 Kontribusi Pajak Daerah Terhadap PAD Kota Sungai Penuh

Tahun 2009 – 2010 ... 6 - 6 Tabel. VI.2.3 Kontribusi Retribusi Daerah Terhadap PAD Kota Sungai

Penuh Tahun 2000 – 2010... 6 - 6 Tabel. VI.2.4 Jumlah Dana Perimbangan dan Proporsinya Terhadap

Realisasi Penerimaan APBD Kota Sungai Penuh Tahun 2009 – 2010 ... 6 - 7 Tabel. VI.2.5 Struktur Pendapatan Pemerintah Kota Sungai Penuh

(16)

Tabel. VI.2.6 Struktur Belanja Pemerintah Kota Sungai Penuh

Tahun 2009 – 2010 ... 6 - 26 Tabel. VI.3.1 Neraca Aset Lancar, Aset Tetap dan Aset Daerah

Pemerintah Kota Sungai Penuh Per 1 Januari 2009 – 31

Desember 2010 ... 6 - 14 Tabel. VI.3.2 Neraca Keuangan Kewajiban Pemerintah Kota Sungai Penuh

Per 1 Januari 2009 – 31 Desember 2010 ... 6 - 15 Tabel. VI.3.3 Neraca Keuangan Ekuitas Dana Daerah Kota Sungai Penuh

Per 1 Januari 2009 – 31 Desember 2010 ... 6 - 16 Tabel. VI.3.4 Rasio Likuiditas Neraca Keuangan Pemerintah Kota Sungai

Penuh Tahun 2009 – 2010... 6 - 17 Tabel. VI.3.5 Rasio Solvablitas Neraca Keuangan Pemerintah Kota Sungai

Penuh Tahun2009 – 2010... 6 - 18 Tabel. VI.3.6 Neraca Keuangan Kota Sungai Penuh Tahun 2009 – 2010 ... 6 - 20 Tabel. VI.3.7 Pendapatan Daerah Kota Sungai Penuh 2012 – 2016 ... 6 - 23 Tabel. VI.4.1 Belanja Pegawai Kota Sungai Penuh 2008 – 2010 ... 6 - 24 Tabel. VI.4.2 Perkiraan Kapasitas Riil Kota Sungai Penuh 2012 – 2016 ... 6 - 24 Tabel. VI.4.3 Pendanaan Prioritas Kota Sungai Penuh Tahun 2012 – 2016 6 - 25 Tabel. VI.5.1 Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai

Kebutuhan Pendanaan Terkait Bidang Cipta Karya Kota

Sungai Penuh Tahun 2011 – 2016 ... 6 - 27 Tabel. VII.2.1 Jumlah Dinas, Badan, Kantor, Bagian dan UPTD di

Lingkungan Organisasi di Kota Sungai Penuh... 7 - 11 Tabel. VII.2.2 Jumlah PNS Otonom Pemda Kota Sungai Penuh Menurut

Dinas/Instansi Tahun 2011 ... 7 - 12 Tabel. VII.2.3 Fokus Perhatian LSM di Kota Sungai Penuh ... 7 - 14

(17)

Gambar. 2.1.1 Peta Orientasi Kota Sungai Penuh ... 2 - 3 Gambar. 2.1.2 Peta Wilayah Administrasi Kota Sungai Penuh ... 2 - 4 Gambar. 2.1.3 Peta Topografi Kota Sungai Penuh ... 2 - 7 Gambar. 2.1.4 Peta Kelerengan Kota Sungai Penuh ... 2 - 8 Gambar. 2.1.5 Peta Geologi Kota Sungai Penuh ... 2 - 13 Gambar. 2.1.6 Peta Bahaya Bencana Kota Sungai Penuh ... 2 - 17 Gambar. 2.1.7 Peta Rawan Gempa Bumi Kota Sungai Penuh ... 2 - 19 Gambar. 3.1.1 Rencana Sistem Pusat Pelayanan Kota Sungai Penuh ... 3 - 8 Gambar. 3.1.2 Peta Rencana Struktur Ruang Kota Sungai Penuh ... 3 - 9 Gambar. 3.1.3 Peta Rencana Jaringan Jalan Kota Sungai Penuh ... 3 - 12 Gambar. 3.1.4 Peta Rencana Jalur dan Daerah Evakuasi Bencana Kota

Sungai Penuh ... 3 - 16 Gambar. 3.1.5 Peta Rencana Pola Ruang Kota Sungai Penuh ... 3 - 23 Gambar. 3.1.6 Peta Rencana Kawasan Strategis Kota Sungai Penuh ... 3 - 28 Gambar. 4.3.1 Peta Cakupan Layanan Pengelolaan Air Limbah Domestik ... 4 - 45 Gambar. 4.3.2 Peta Lokasi Infrastruktur Utama Air Limbah Domestik ... 4 - 47 Gambar. 4.3.3 Peta Rencana Pengelolaan Air Limbah Kota Sungai Penuh ... 4 - 59 Gambar. 4.4.1 Peta Rencana Sistem Pembuangan Sampah Kota Sungai

(18)

Gambar. 4.5.1 Peta yang memperlihatkan jaringan jalan kota, dimana sistem

drainase dipersiapkan mengikuti pola ini ... 4 - 85 Gambar. 4.6.1 Peta Rencana Sistem Jaringan Air Bersih Kota Sungai Penuh ... 4 - 107 Gambar. 5.4.1 Bagan Alir Proses Penyajian Dampak Kegiatan ... 5 - 19 Gambar. 7.2.1 Struktur Organisasi Pemerintah Kota Sungai Penuh ... 7 - 10

(19)

WALIKOTA SUNGAI PENUH

SURAT DUKUNGAN MENYEDIAKAN DANA PENDAMPING Nomor: ……….

Berdasarkan Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah ditetapkan pembagian kewenangan antara Pemerintah pusat/propinsi dan pemerintah kabupaten/kota. Penyedian infrastruktur permukiman menjadi kewenangan wajib bagi pemerintah kabupate/kota, sehingga lebih mendekatkan antara pengambil kebijakan dangan masyarakat pengguna infrastruktur permukiman.

Berkenaan hal tersebut diatas, kami sepakat untuk saling mendukung dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya pada tahun 2013-2014, yang tertuang secara rinci dalam lampiran memorandum ini yang akan dilaksanakan dengan rincian pendanaan untuk Instansi Dinas Pekerjaan Umum Bidang Ciptakarya Kota Sungai Penuh, dimana sumber dana berasal dari Provinsi Jambi, maupun Pusat (APBN/ LOAN) dan Pemerintah Kota siap menyediakan dana pendamping melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Sungai Penuh.

Demikian Program kerja ini dibuat berdasarkan kepedulian kami dalam upaya-upaya percepatan pelaksanaan pembangunan bidang Kecipta-karyaan yang berkelanjutan.

(20)

KATA PENGANTAR

KETUA BAPPEDA

KOTA SUNGAI PENUH

Pembangunan Nasional harus dilaksanakan secara merata dan berkesinambungan di seluruh wilayah Indonesia dan umumnya ditujukan untuk mensejahterakan rakyat. Pembangunan daerah di Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi merupakan upaya untuk mengimplementasikan program pemerintah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pendayagunaan sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan sebagai pokok-pokok kemakmuran rakyat perlu dilakukan secara terencana, terpadu dan optimal sesuai dengan pengelolaan lingkungan bagi pembangunan yang berkelanjutan.

Seiring dengan kebutuhan pembangunan perkotaan yang dikeluarkan daerah Kota Sungai Penuh, maka salah satu upaya penting yang dilakukan adalah dengan pemahaman persepsi dan peningkatan kemampuan operasionalisasi, oleh karena itu pada setiap bidang Cipta Karya di Kota Sungai Penuh memerlukan suatu rincian program dan kegiatan yang telah dilaksanakan ataupun yang akan dilaksanakan sehingga rencana pembangunan nasional dan rencana pembangunan daerah pun dapat sejalan dan mempunyai sinkronisasi yang jelas.

Laporan ini diharapkan memenuhi kebutuhan informasi program dan kegiatan yang dimaksud dengan menyajikan gambaran umum kondisi daerah Kota Sungai Penuh dan juga ditampilkan hasil tinjauan perencanaan yang ada di Kota Sungai Penuh. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat merinci rencana program kegiatan yang akan datang secara matang, jelas, dan terarah sesuai tujuan pembangunan yang ingin dicapai.

Sungai Penuh, Januari 2013 KETUA BAPPEDA

(21)

1.1. LATAR BELAKANG

Permukiman perkotaan dan perdesaan merupakan suatu kawasan hunian. Permasalahan yang banyak muncul selama ini berkisar pada permukiman yang tidak sehat, dimana ditentukan berbagai indikasi yang mengisyaratkan ketidakmampuan daya dukung kawasan dan perlu segera ada upaya-upaya baik represif maupun preventif. Penanganan yang tidak tepat terhadap masalah infrastruktur sehingga akan membawa dampak negatif pada perkembangan kawasan di perdesaan secara keseluruhan.

Permasalahan permukiman harus dilakukan secara menyeluruh, oleh sebab itu diperlukan perencanaan yang matang dan komprehensif sehingga program-program pengembangan kawasan permukiman perkotaan dan perdesaan dapat berjalan dengan optimal dan tepat sasaran sehingga kesejahteraan masyarakat dapat meningkat.

Menanggapi hal tersebut maka pemerintah dalam mengantisipasi permasalahan tersebut mengimplementasikan melalui program diantaranya yang mengarah pada upaya pengembangan kawasan yang merupakan wujud keberpihakan kepada masyarakat berpenghasilan rendah terutama pada kawasan yang lingkungannya tertinggal dalam bidang pembangunan infrastruktur pada daerah perkotaan ataupun perdesaan. Maka perencanaan matang harus diambil untuk menyiapkan kawasan-kawasan permukiman yang layak huni di pedesaan, pengembangan yang sudah disiapkan segala infrastruktur untuk memudahkan dan memurahkan akses masyarakat penghuni tersebut ke lokasi tempat berinteraksi sosial yang merupakan kawasan hunian di perkotaan dan di perdesaan.

Pembangunan nasional harus dilaksanakan secara merata di seluruh wilayah Indonesia dan dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh tingkat pemerintahan dari pusat sampai dengan pemerintah daerah dengan cara yang lebih terpadu, efisien, efektif, serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi seluruh masyarakat,

(22)

kesenjangan. Salah satu perwujudan pembangunan nasional tersebut adalah pelaksanaan pembangunan infrastruktur permukiman yang disiapkan secara lebih terencana dan terpadu sesuai dengan kaidah pembangunan berkelanjutan.

Pendayagunaan sumber daya yang sinergis diharapkan mampu mengoptimalkan pelaksanaan dan hasil pembangunan untuk mendukung laju pertumbuhan ekonomi nasional, penciptaan lapangan kerja, dan penanggulangan kemiskinan dengan tetap menjaga daya dukung lingkungan serta pengernbangan wilayah baik di perkotaan maupun di perdesaan.

Untuk mewujudkan ha! tersebut perlu disiapkan perencanaan program infrastruktur yang dapat mendukung kebutuhan ekonomi, sosial dan lingkungan secara terpadu. Departemen Pekerjaan Umum khususnya Direktorat Jenderal Cipta Karya mengambil inisiatif untuk mendukung Provinsi, serta Kabupaten/Kota untuk dapat mulai menyiapkan perencanaan program yang dimaksud khususnya Bidang PU/Cipta Karya melalui penyiapan Rencana Program Investasi (RPIJM) sebagai embrio terwujudnya perencanaan program infrastruktur yang lebih luas. Dengan adanya RPIJM tersebut, Kabupaten/Kota dapat menggerakan semua sumberdaya yang ada untuk memenuhi kebutuhan daerah, mendorong dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan penanggulangan kemiskinan serta mewujudkan lingkungan yang layak huni (livable).

RPIJM yang disusun perlu memperhatikan aspek kelayakan program dari masing-masing kegiatan dan kelayakan spasialnya sesuai skenario pembangunan daerah yang tertuang dalam Rencana Tata Ruang yang ada, serta kelayakan sosial dan lingkungannya. Disamping itu RPIJM yang akan disusun daerah harus mempertimbangkan kemampuan pendanaan dan kapasitas kelembagaan dalam mendukung pelaksanaan program investasi yang telah disusun.

Dengan Demikian Rencana Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Sungai Penuh diharapkan dapat mengakomodasikan dan merumuskan kebutuhan pembangunan kabupaten/kota, secara spesifik sesuai dengan karakteristik dan potensi masing-masing agar dapat mendorong pembangunan ekonomi lokal, pengentasan kemiskinan, dan peningkatan kualitas pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan nyata dapat dicapai.

Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Daerah Bidang PU/ Cipta Karya diperlukan sebagai satu acuan dalam penyusunan perencanaan program dan anggaran serta pembangunan infrastruktur bidang PU/ Cipta Karya yang berasal dari berbagai sumber baik APBN, APBD Provinsi maupun APBD Kabupaten/ Kota. Dalam hal ini dana APBN lebih bersifat stimulan dan Pemerintah Daerah diharapkan dapat berkontribusi dalam bentuk cost sharing/ joint program terhadap program – program kegiatan yang diusulkan untuk mendapatkan dana dari APBN.

(23)

pendanaan dan kelembagaan dalam memenuhi kebutuhan pembangunan, mempertimbangkan aspek kelayakan program masing – masing sektor dan kelayakan spasialnya sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) serta kelayakan sosial dan lingkungan.

Secara ringkas, latar belakang perlunya penyusunan dokumen ini adalah : 1) Perlunya efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pembangunan di Daerah;

2) Perlunya pelaksanaan pembangunan infrastruktur yang disiapkan secara lebih cerdas, terencana, dan terpadu sesuai dengan kaidah pembangunan berkelanjutan. 3) Sebagai dokumen kelayakan dan kerjasama program dan anggaran pembangunan

Bidang Cipta Karya di daerah antara Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Kota Sungai Penuh

4) Mendorong pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya di daerah dalam rangka memacu pertumbuhan Kota Sungai Penuh dan pemerataan pembangunan

5) Mendukung pencapaian sasaran pembangunan lima tahun Bidang Cipta Karya sebagaimana dimaksud dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 dan seterusnya maupun Millennium Development Goals (MDG’s) tahun 2015 yang akan datang.

1.2. TUJUAN DAN PENTINGNYA RPIJM

Pelaksanaan kegiatan ini dimaksudkan untuk mencapai target pemerintah dalam memberikan dukungan bagi pengembangan prasarana kawasan perkotaan dan di perdesaan yang bertujuan untuk menciptakan kemudahan dalam pemrograman dan tersedianya input yang komprehensif untuk mendukung pengembangan sarana dan prasarana kawasan permukiman di perdesaan sehingga akan mendukung peningkatan perekonomian masyarakat.

Penyusunan RIPJM bertujuan antara lain untuk :

 mendukung koordinasi pelaku pembangunan.

 mendukung integrasi, sinkronisasi, sinergi antara daerah, antar ruang, dan antar waktu, serta antar fungsi pemerintah.

 bisa menjamin keterkaitan dan konsistensi, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan.

 mengoptimalkan partisipasi masyarakat.

(24)

Sasaran pelaksanaan kegiatan ini dimaksudkan untuk :

1) Tersusunnya RPIJM Kota Sungai Penuh yang sesuai dengan kebutuhan prioritas daerah dan rencana, pengembangan wilayah yang mengacu pada RTRW Kota Sungai Penuh.

2) Tersusunnya RPIJM Kota Sungai Penuh yang memenuhi kelayakan teknik, ekonomi, keuangan, social dan lingkungan yang didukung dengan kelembagaan daerah yang memadai.

3) Tersusunnya rencana investasi daerah yang dapat didanai dengan berbagai skema pendanaan baik melalui dana sendiri (APBD Kota), dana-dana hibah (APBN, APBD Provinsi) dan dana hibah/pinjaman luar negeri maupun dana swasta.

Urgensi Keberadaan RPIJM

a) RPIJM diperlukan oleh masing-masing daerah untuk menjaga keberlanjutan dan keberlangsungan pembangunan prasarana dan sarana bidang pekerjaan umum/cipta karya, dengan mobilisasi dari segala kemungkinan sumber pendanaan sebagai bentuk kerjasama program dan anggaran pembangunan Bid PU/CK di Daerah antara Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Kab/kota

b) Alokasi anggaran APBN sektor pekerjaan umum/cipta karya hanya akan diberikan kepada daerah yang usulan kegiatannya sudah tercantum dalam RPIJM dan Memorandum Program, sesuai dengan ketentuan yang sudah diberikan

c) Penyiapan RPIJM Kota/Kabupaten tidak mulai dari nol, tetapi dapat dimulai dengan menghimpun semua data dan informasi tentang ‘rencana induk’, ‘studi kelayakan’, ‘usulan program yang ada’ dari kegiatan rutin pemrograman dan penganggaran di tiap sektor, RPJMD, atau dari penyiapan proyek UDP (Urban Development Projects) di masa lalu

d) RPIJM Kota/Kabupaten harus mendapatkan persetujuan & tanda tangan Walikota/Bupati dan Ketua DPRD masing-masing.

e) RPIJM tidak perlu lengkap semua sektor, tetapi diprioritaskan pada sektor yang strategis dan sudah dikaji kelayakannya dan siap untuk dilaksanakan (pendekatan kawasan prioritas)

f) RPIJM dapat digunakan sebagai alat untuk peningkatan Efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pembangunan di Daerah

g) RPIJM dapat digunakan sebagai pedoman perencanaan pembangunan infrastruktur yang lebih terpadu

h) RPIJM dapat digunakan sebagai pedoman Pembangunan INFRASTRUKTUR BID PU/CK di daerah dalam rangka memacu pertumbuhan kota/kab dan pemerataan pembangunan

(25)

1.3. DASAR ACUAN

Penyusunan RPIJM pada dasarnya harus bertitik tolak (mengacu) kepada peraturan perundangan maupun kebijakan yang berlaku pada saat RPIJM disusun. Peraturan dan perundangan maupun kebijakan yang perlu diacu tersebut diantaranya adalah sebagaimana berikut:

1. Acuan Kepada Peraturan Perundangan

1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok- Pokok Agraria (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2043);

2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419);

3) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3469);

4) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 27 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3470); 5) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

(Lembaran Negara tahun 1992 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3406);

6) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3888) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4310);

7) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara No. 134 Tahun 2002, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4247) ;

8) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3477)

9) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389);

10) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

11) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

(26)

dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

12) Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara No. 132 Tahun 2004, Tambahan Lembaran Negara Nomor 444.)

13) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 - 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4739); 14) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

15) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4851);

16) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Sungai Penuh di Provinsi Jambi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 9898, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4871);

17) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4966);

18) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4956);

19) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4966);

20) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5059;

21) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 149, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5068);

22) Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman 23) Undang-Undang No 20 tahun 2011 tentang Rumah Susun

24) Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 1996 tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 101, Tambahan Lembaran

(27)

25) Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban, Serta Bentuk Tata Cara Peran Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 104, Tambahan Lembaran negara Nomor 3660);

26) Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 Tentang Tata Guna Tanah (Lembaran Negara tahun 2004 Nomor 45 Tambahan lembaran Negara Nomor 4385);

27) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006 Tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 86);

28) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663);

29) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664);

30) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

31) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2007 Tentang Konservasi Sumber Daya Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 134. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4779); 32) Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Nasional (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4833);

33) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2008 Tentang Dekonsentrasi Dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);

34) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 82);

35) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2008 Tentang Air Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4859);

(28)

36) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 Tentang Kawasan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4987);

37) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan Perkotaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5004);

38) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103); 39) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang

Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan;

40) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Pedoman Perencanaan Kawasan Perkotaan;

41) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 06/PRT/M/2007 Tanggal 16 Maret 2007 Tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan;

42) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Pedoman Perencanaan Kawasan Perkotaan;

43) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008 Tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan;

44) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2009 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten;

45) Peraturan Daerah Kota Sungai Penuh Nomor 21 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah (Lembaran Daerah Kota Sungai Penuh Tahun 2010 Nomor 21);

46) Peraturan Daerah Kota Sungai Penuh Nomor 22 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Bappeda dan Lembaga Teknis Daerah (Lembaran Daerah Kota Sungai Penuh Tahun 2010 Nomor 22);

47) Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2012 tentang Penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Sungai Penuh Tahun Anggaran 2012 (Lembaran Daerah Kota Sungai Penuh Tahun 2012 Nomor 4);

48) Peraturan Walikota Sungai Penuh Nomor 4 Tahun 2012 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Sungai Penuh Tahun 2012 (Berita Daerah Kota Sungai Penuh Tahun 2012 Nomor 4);

49) Keputusan Walikota Sungai Penuh Nomor 051/Kep.418/2011 tentang Pembentukan Tim Satuan Tugas Pendampingan Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Sungai Penuh;

(29)

2. Acuan Kepada Kebijakan dan Strategi

a) Permen PU 494/PRT/M/2005 tentang Kebijakan Nasional Strategi Pengembangan (KNSP) Perumahan dan Permukiman, bahwa pembangunan perkotaan perlu ditingkatkan dan diselenggarakan secara berencana dan terpadu;

b) Permen PU 20/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan (KSNP) Sistem Penyediaan Air Minum;

c) Permen PU 21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan (KSNP-SPP) Sistem Pengelolaan Persampahan;

d) Keputusan Presiden No. 7/2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014.

Disamping itu, yang perlu juga dijadikan sebagai acuan atas dasar pendekatan dalam penyusunan RPIJM adalah kebijakan ataupun arahan dari pimpinan Departemen PU/Cipta Karya, kebijakan pimpinan instansi terkait serta peraturan perundangan dan kebijakan pembangunan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kota Sungai Penuh lainnya. 3. Acuan Kepada Tujuan Pembangunan Kabupaten/Kota

Mengacu kepada RPJMD pembangunan daerah, pada hakekatnya pembangunan adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap tempat berusaha dan tempat tinggal baik dalam segi kualitas maupun kuantitas dalam lingkungan yang sehat dengan menciptakan lingkungan perkotaan yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi perkotaan yang mendukung perkembangan wilayah secara efektif dan efisien serta memperhatikan keseimbangan-keterpaduan hubungan antara perkotaan dan perdesaan.

Hal ini berarti bahwa, segala usaha pembangunan tersebut haruslah dapat menjamin terciptanya:

• Peningkatan produktifitas Kabupaten/Kota (productivity); • Peningkatan efisiensi pelayanan dan kegiatan kota (efficiency),

• Pembangunan perkotaan yang berkelanjutan melalui pendekatan yang berwawasan lingkungan (sustainable environment);

• Pembangunan perkotaan yang berkeadilan sosial (socially just);

• Pembangunan perkotaan yang mendukung kelestarian budaya kota (culturally vibrant);

• Pembangunan perkotaan yang mendukung terciptanya jati diri kota (city sense or image);

• Pembangunan perkotaan yang didukung oleh partisipasi politik masyarakat kota (politically participatory).

(30)

4. Acuan Kepada Sasaran Pembangunan Daerah Kabupaten/Kota

Adapun sasaran pembangunan daerah (perkotaan dan perdesaan) adalah sebagai berikut:

 Terselenggaranya pengelolaan pembangunan perkotaan yang lebih efektif dan efisien dalam pemanfaatan sumber daya alamnya yang mengacu kepada rencana tata ruang kota yang berkualitas termasuk pengelolaan administrasi pertanahan yang lebih tertib dan adil serta ditunjang oleh kelembagaan pemerintah yang makin siap melaksanakan otonomi daerah;

 Makin mantapnya kemitraan pemerintah daerah dengan masyarakat dan dunia usaha dalam pelaksanaan pembangunan perkotaan, baik melalui organisasi kemasyarakatan, lembaga swadaya maupun pengusaha perorangan;  Meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang ditujukan oleh meningkatnya

pendapatan per kapita dan kualitas hidup penduduk yang semakin merata;  Berkurangnya jumlah penduduk miskin;

 Meningkatnya kualitas fisik lingkungan sesuai dengan baku mutu lingkungan.

1.4. MEKANISME DAN FRAMEWORK PENYUSUNAN RPIJM

1.4.1. Ruang Lingkup Pekerjaan

Ruang lingkup penyusunan RPIJM Kota Sungai Penuh, pada hakekatnya mencakup proses, kerangka pembahasan, analisis kelayakan program serta sintesis program dan anggaran dalam rangka mewujudkan perencanaan program infrastruktur yang berkualitas (RPIJM yang berkualitas), sehingga mampu meningkatkan kemampuan manajemen pembangunan daerah dalam Bidang PU/Cipta Karya. Secara khusus, lingkup kegiatan penyusunan RPIJM Kota Sungai Penuh adalah sebagai berikut.

Lingkup Wilayah

Lingkup wilayah yang menjadi dasar penyusunan RPIJM Kota Sungai Penuh adalah mencakup seluruh wilayah administrasi Kota Sungai Penuh

Lingkup Penugasan

Dalam pelaksanaan kegiatan ini, konsultan menyusun RPIJM Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Bungo. Lingkup penugasan konsultan terutama difokuskan pada pendampingan penyusunan RPIJM bidang Cipta Karya daerah yang disesuaikan dengan arahan dan petunjuk yang telah disampaikan, termasuk yang tercantum dalam buku pedoman penyusunan RPIJM.

(31)

Lingkup Kegiatan

Ruang lingkup kegiatan Fasilitasi Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang PU/Cipta Karya Kota Sungai Penuh adalah:

1) Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang PU/Cipta Karya terutama yang dibiayai dari APBN maupun APBD (Cost Sharing maupun Joint Program) Provinsi maupun Kota Sungai Penuh dalam rangka mendukung pencapaian sasaran pembangunan lima tahun Bidang PU/Cipta Karya sebagaimana dimaksud dalam RPJMN 2010-2014 dan seterusnya maupun pencapaian target MDG’s 2015 yang akan datang.

2) Pembangunan daerah Bidang PU/Cipta Karya terutama di Kawasan Permukiman yang menjadi prioritas dalam rangka pemerataan pembangunan dan peningkatan pertumbuhan daerah.

3) Sistematika RPIJM mencakup:

a) Isu dan kecenderungan situasi dan kondisi yang perlu diperhatikan;

b) Kerangka Logis (Logical Framework) penyusunan RPIJM bidang PU/Cipta Karya dan sasaran/keluaran yang perlu dicapai;

c) Rencana pembangunan perkotaan;

d) Sinkronisasi dan prioritas program (kesepakatan program/ anggaran sebagai ringkasan memorandum program);

e) Program investasi infrastruktur Bidang PU/Cipta Karya dalam penyediaan perumahan dan permukiman; perbaikan perumahan dan permukiman; penyehatan lingkungan permukiman (pengelolaan air limbah, pengelolaan persampahan, penanganan drainase), penyediaan dan pengelolaan air minum; penataan bangunan; dan pembangunan jalan dan jembatan serta pengendalian banjir;

f) Social Safeguard (Land Acquisition and Resettlement Plan);

g) Analisis Keuangan Daerah dan Pembiayaan Program Pembangunan;

4) Kegiatan Bidang PU/Cipta Karya yang dapat dimasukkan dalam RPIJM tersebut meliputi, antara lain:

a) Pembangunan Infrastruktur Permukiman Perdesaan untuk mendukung: i) pengembangan kawasan agropolitan, ii) pengembangan kawasan terpilih pusat pengembangan desa (KTP2DJ dan Desa Pusat Pertumbuhan (DPP), dan iii) penyediaan infrastruktur bagi desa tertinggal (PPIP)

b) Peningkatan Kualitas Permukiman Kawasan Kumuh dan Nelayan, melalui: i) penanggulangan kemiskinan perkotaan (P2KP), ii) penataan dan perbaikan lingkungan permukiman (NUSSP), dan iii) peremajaan kawasan kumuh/nelayan; c) Pengembangan Kawasan Perumahan dan Permukiman bagi Masyarakat

(32)

perumahan RSH bagi PNS/TNI-POLRI/Pekerja, ii) pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA), dan iii) penyediaan infrastruktur di daerah terpencil/pulau kecil/kawasan perbatasan;

d) Pengembangan Infrastruktur Permukiman Perkotaan, meliputi: i) Sistem Penyediaan (prasarana dan sarana) air minum, ii) Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat, iii) Pengelolaan Persampahan iv) Drainase Penataan Revitalisasi kawasan/lingkungan/bersejarah;

e) Pengembangan Kawasan Permukiman, meliputi penyediaan infrastruktur untuk pengembangan/perluasan permukiman kota dan pengembangan kawasan ekonomi terpadu;

f) Pembinaan teknis penataan bangunan dan lingkungan untuk memenuhi standar keselamatan dan keamanan bangunan gedung serta lingkungan yang layak huni. Kegiatan penyusunan RPIJM Bidang PU/Cipta Karya Kota Sungai Penuh perlu disusun oleh Satgas RPIJM Kota Sungai Penuh dengan mendasarkan pada manajemen strategis pembangunan daerah yang mendasarkan pada pemenuhan kebutuhan dasar dan demand of development serta melalui pendekatan partisipatif, yang sedapat mungkin melibatkan berbagai stakeholder pembangunan.

1.4.2. KELUARAN

Keluaran dari kegiatan ini antara lain adalah sebagai berikut

a. Dokumen RPIJM Kota Sungai Penuh yang disusun sesuai dengan ruang lingkup tersebut diatas yang didukung oleh hasil kajian kelayakan program/proyek serta memorandum program bidang PU/Cipta Karya;

b. Kesepakatan rencana dan program antara pemerintah pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota, serta stakeholder lainnya (investor/masyarakat);

c. Konsolidasi data dan informasi mengenai pembangunan bidang cipta karya dan rencana pembangunan bidang cipta karya di daerah;

d. Konsolidasi peta pengembangan dan prasarana bidang cipta karya;

e. Data dan informasi yang terstruktur, relevan, mutakhir (up-to-date) dan lengkap terkait dengan penyelenggaraan RPIJM bidang Cipta Karya;

f. Hasil Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Program Bidang PU/Cipta Karya

1.4.3. Kerangka Dasar (Framework) RPIJM Kota Sungai Penuh

Mengacu pada buku Panduan Penyusunan RPIJM Bidang PU/Cipta Karya yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya tahun 2007, maka kerangka dasar (framework) Dokumen RPIJM Kota Sungai Penuh akan terdiri dari :

(33)

A. BAB 1: PENDAHULUAN 1) Latar Belakang 2) Landasan Hukum

3) Tujuan dan Pentingnya RPIJM

4) Mekanisme dan Framework Penyusunan RPIJM

B. BAB 2 : GAMBARAN UMUM DAN KONDISI WILAYAH KOTA SUNGAI PENUH 1) Kondisi Umum

 Profil geografi

 Profil demografi

 Profil Ekonomi

 Profil Sosial dan Budaya

2) Kondisi Prasarana Bidang PU/Cipta Karya

 Sub Bidang Air Minum

 Sub Bidang Sampah

 Sub Bidang Air Limbah

 Sub Bidang Drainase

 Sub Bidang Tata Bangunan Lingkungan

 Sub Pengembangan Permukiman

C. BAB 3 : RENCANA PEMBANGUNAN WILAYAH KOTA SUNGAI PENUH

1) Strategi/Skenario Pengembangan Wilayah Kota Sungai Penuh Berdasarkan RPJMD dan Rencana Penataan Tata Ruang (RTRW)

2) Skenario Pengembangan Sektor/Bidang PU/Cipta Karya D. BAB 4 : RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR

1) Rencana Pengembangan Permukiman

 Petunjuk Umum

o Profil Pembangunan Permukiman

o Permasalahan Pembangunan Permukiman o Usulan Pembangunan Permukiman

2) Rencana Investasi Penataan Bangunan Lingkungan

 Petunjuk Umum

 Profil Rinci Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan

 Permasalahan yang Dihadapi

 Analisis Permasalahan dan Rekomendasi

(34)

3) Rencana Investasi Sub-Bidang Air Limbah

 Petunjuk Umum Pengelolaan Air Limbah

 Profil Pengelolaan Air Limbah

 Permasalahan Yang Dihadapi

 Analisa Permasalahan dan Rekomendasi

 Sistem Prasarana Yang Diusulkan 4) Rencana Investasi Sub-Bidang Persampahan

 Petunjuk Umum Pengelolaan Persampahan

 Profil Persampahan

 Analisa Permasalahan dan Rekomendasi

 Sistem Pengelolaan Persampahan Yang Diusulkan 5) Rencana Investasi Sub-Bidang Drainase

 Petunjuk Umum Sistem Drainase Perkotaan

 Profil Drainase

 Permasalahan Yang Dihadapi

 Analisa Permasalahan dan Rekomendasi

 Sistem Drainase Yang Diusulkan

6) Rencana Investasi Pengembangan Air Minum

 Petunjuk Umum

 Gambaran Kondisi Pelayanan Air Minum

 Permasalahan yang Dihadapi

 Analisis Permasalahan dan Rekomendasi

 Sistem Prasarana yang Diusulkan

E. BAB 5 : SAFEGUARD SOSIAL DAN LINGKUNGAN 1) Petunjuk Umum

2) Komponen Safeguard

 Komponen Sosial Ekonomi

 Komponen Sosial Budaya

 Komponen Lingkungan 3) Metoda Pendugaan Dampak 4) Pemilihan Alternatif

 Proses Pemilihan Alternatif

 Penyajian Pemilihan Alternatif

5) Rencana Pengelolaan Safeguard Sosial dan Lingkungan

 Sistem Pengelolaan

(35)

6) Rencana Pemantauan Safeguard Sosial dan Lingkungan

 Tipe Pemantauan

 Prosedur Pemantauan

 Pelaksanaan Pemantauan

F. BAB 6 : KEUANGAN DAN RENCANA PENINGKATAN PENDAPATAN 1) Petunjuk Umum

 Komponen Keuangan

 Komponen Pengeluaran Belanja

 Komponen Pembiayaan 2) Profil Keuangan Kabupaten/Kota

 Keuangan Daerah

 Keuangan Perusahaan Daerah 3) Permasalahan dan Analisa Keuangan

 Kondisi Keuangan Pemerintahan Kabupaten/Kota

 Proyeksi Kemampuan Keuangan Kabupaten/Kota 4) Analisa Tingkat Ketersediaan Dana

 Analisis Kemampuan Keuangan Daerah

 Aspek Keuangan Perusahaan 5) Rencana Pembiayaan Program

 Rencana Pembiayaan

 Pelaksanaan Pembiayaan RPIJM

6) Petunjuk Umum Rencana Peningkatan Pendapatan 7) Peningkatan Kemampuan Pendanaan

8) Peningkatan Kapasitas Pembiayaan

G. BAB 7 : KELEMBAGAAN DAERAH DAN RENCANA PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN

1) Petunjuk Umum 2) Kondisi Kelembagaan

 Kondisi Kelembagaan Pemerintah Kabupaten/Kota

 Kondisi Kelembagaan Non Pemerintah 3) Masalah, Analisis dan Usulan Program

 Masalah yang Dihadapi

 Analisis Permasalahan

 Usulan Program

(36)

 Diagram Hubungan Antar Instansi

 Format Umum Rencana Tindakan Peningkatan Kelembagaan

H. BAB 8 : RENCANA KESEPAKATAN RENCANA INVESTASI DAN KAIDAH PELAKSANAAN 1) Ringkasan Rencana Pembangunan Kabupaten/Kota

2) Ringkasan Program Prioritas Infrastruktur 3) Pengaturan dan Mekanisme Pelaksanaan

(37)

2.1. Kondisi Umum

2.1.1. Profil Geografi 2.1.1.1. Kondisi Geografis

Secara astronomis, Kota Sungai Penuh terletak antara 1010 14' 32'' BT sampai dengan 1010 27' 31'' BT dan 020 01' 40'' LS sampai dengan 020 14' 54'' LS. Sedangkan secara geografis Kota Sungai Penuh berada dalam lingkup Kabupaten Kerinci di bagian Barat Provinsi Jambi yang berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Bengkulu.

Kota Sungai Penuh merupakan wilayah hasil pemekaran Kabupaten Kerinci yang merupakan kabupaten pemekaran berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008. Secara administratif, batas wilayah kabupaten ditetapkan sebagai berikut:

 Sebelah utara berbatasan dengan : Kec. Siulak, Kec. Depati Tujuh dan Kec. Air Hangat Timur Kab. Kerinci

 Sebelah Selatan berbatasan dengan : Kec. Keliling Danau Kab. Kerinci

 Sebelah Barat berbatasan dengan : Kab. Pesisir Selatan Prov. Sumbar

 Sebelah Timur berbatasan dengan : Kec. Air Hangat Timur dan

Kota Sungai Penuh, sebagai Ibukota Kota Sungai Penuh, merupakan pusat pengumpul distribusi hasil-hasil pertanian sekaligus sebagai pusat pemerintahan, perdagangan, sosial ekonomi masyarakat.

Kota Sungai Penuh dengan luas wilayah 39.150 Ha atau 391,50 Km2, secara administrasi terdiri 5 Kecamatan, jumlah penduduk 79.992 Jiwa, kepadatan penduduk 204 jiwa/ Km2.

(38)

Tabel. II.1.1

Luas Wilayah Kota Sungai Penuh

Sumber: Sungai Penuh Dalam Angka (BAPPEDA), 2011

Kota Sungai Penuh terdiri dari 5 Kecamatan dengan 4 kelurahan dan 65 desa. Kecamatan yang wilayahnya paling besar adalah Kecamatan Sungai penuh dengan luas 20.525 ha atau 52,43% dari total luas Kota Sungai Penuh. Sementara kecamatan yang mempunyai wilayah paling kecil adalah Kecamatan Tanah Kampung dengan luas 1.100 ha atau mencapai 2,81% dari luas wilyah keseluruhan.

Tabel. II.1.2

Pembagian Wilayah Administrasi Kota Sungai Penuh

Sumber: Sungai Penuh Dalam Angka (BAPPEDA), 2011

No. Kecamatan Luas (Ha) %

1. Tanah Kampung 1.100 2,81 2. Sungai Penuh 20.525 52,43 3. Hamparan Rawang 1.215 3,10 4. Pesisir Bukit 2.110 5,39 5. Kumun Debai 14.200 36,27 Jumlah 39.150 100,00

No. KECAMATAN Jumlah Penggunaan Lahan (Ha)

Desa Kel. Wilayah TNKS Hunian/ Budidaya % 1. 2. 3. 4. 5. Sungai Penuh HamparanRawang Pesisir Bukit Kumun Debai Tanah Kampung 15 13 15 9 13 4 - - - - 20.525 1.215 2.110 14.200 1.100 12.260,6 - 83,2 10.833,8 - 8.264,4 1.215 2.026,8 3.366,2 1.100 52,43 3,10 5,39 36,27 2,81 Jumlah Total 65 4 39.150 23.177,6 15.972,4 100

(39)
(40)
(41)
(42)

2.1.1.2. Kondisi Topografi

Dalam sistem fisiografis, Kota Sungai Penuh secara umum berada pada ketinggian antara 500 - 1000 mdpl yakni mencapai 52, 59% dari luas wilayah, ketinggian lebih dari 1000 mdpl 46,90 %, sedangkan sisanya berada pada ketinggian kurang dari 500 mdpl.

Tabel. II.1.3

Ketinggian Kota Sungai Penuh

Kecamatan Ketinggian Total

100 -500 mdpl % > 500 -1000 mdpl % > 1000 mdpl % Luas

(ha) (ha) (ha)

1 Sungai Penuh 0 0 16.025 78,08 4.500 21,92 20.525 2 Hamparan Rawang 0 0 1.215 100 0 0 1.215 3 Kumun Debai 200 1,4 1.050 7,394 12.950 91,2 14.200 4 Tanah Kampung 0 0 1.100 100 0 0 1.100 5 Pesisir Bukit 0 0 1.200 56,87 910 43,13 2.110 Total 200 0,5 20.590 52,59 18.360 46,9 39.150 Sumber : RTRW Kota Sungai Penuh 2011-2031, 2011

Dengan lokasi yang berada pada dataran tinggi, kemiringan lereng wilayah Kota Sungai Penuh sangat bervariasi, dapat dibagi menjadi topografi yang relatif datar, berbukit-bukit, dan terjal.

Wilayah yang terjal berada di bagian tengah Kecamatan Sungai Penuh dan Kumun Debai (24,3 %), sementara daerah perbukitan (28,2 %) berada di bagian barat Kecamatan Sungai Penuh dan Kumun Debai dan dikasawan perbatasan Kota Sungai Penuh dengan Kabupaten Pesisir Selatan. Lahan yang memiliki kemiringan relatif datar (12,3 %) terdapat sebagian besar di Kecamatan Hamparan Rawang dan Tanah Kampung, serta di Kecamatan Pesisir Bukit, Sungai Penuh dan Kumun bagian timur.

Tabel. II.1.4

Klasifikasi Lereng di Kota Sungai Penuh.

No. Klasifikasi Lereng Lereng Luas (Ha) Persentase Luas (%)

1. Datar 0 - 2 % 4.812 12,29

2. Bergelombang > 2 – 15 % 4.618 11,80

3. Berbukit >15 - 25% 11.051 28,23

4. Curam >25 - 40% 9.171 23,42

5. Sangat Curam, Terjal > 40% 9.498 24,23

(43)
(44)
(45)

U

Foto Citra Satelit Sebagian Dari Wilayah Kota Sungai Penuh : Gambaran kondisi kelerengan sekitar Kws Pusat Kota

(46)

Foto Citra Satelit Sebagian Dari Wilayah Kota Sungai Penuh : Gambaran kondisi kelerengan sekitar Kws Pusat Kota

(47)

Gunung Kerinci (+3.805 dpl)

Kws Pusat Kota (+ 820 dpl)

Foto Citra Satelit Sebagian Dari Wilayah Kota Sungai Penuh :

(48)

Bab 2 : Gambaran Umum Kondisi Wilayah Kota Sungai Penuh

2.1.1.3. Iklim

Kota Sungai Penuh memiliki iklim yang sejuk dan nyaman, dengan curah hujan rata - rata 86 mm3 dan kelembaban rata – rata 80 %. Rata – rata kecepatan angin Kota Sungai Penuh sebesar 7 knot, sedangkan penyinaran matahari mencapai 42 %. Suhu udara maksimum rata – rata mencapai 28,8 oC sedangkan suhu udara minimum rata – rata mencapai 16,9 oC dengan rata –rata suhu udara mencapai 22 oC.

2.1.1.4. Geologi

Bentang alam Kota Sungai Penuh sangat dipengaruhi oleh susunan batuan (litologi), perkembangan struktur geologi, serta proses-proses geologi yang sedang berlangsung. Berdasarkan hasil penyelidikan geologi lingkungan Kota Sungai Penuh oleh pusat lingkungan geologi Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral tahun 2010, Kota Sungai Penuh dibagi menjadi 5 (lima) satuan bentang alam (landscape) sebagai berikut : 1. Dataran aluvium sungai dan rawa ;

2. Kaki lereng pegunungan dan Perbukitan ;

3. Perbukitan dan pegunungan batuan gunung api ; 4. Perbukitan dan pegunungan batuan terobosan ; dan 5. Perbukitan batuan sedimen.

Secara umum keadaan geologi wilayah Kota Sungai Penuh terletak pada penyebaran beberapa formasi batuan geologi, yaitu : Formasi Asai, Formasi Peneta, Formasi Bandan, Formasi Kumun, Formasi Pengasih, Granit Sungai Penuh, Ganodiorit langkup, batuan Gunung api Rio-Andesitan, Batuan gunung kuarter, Batuan Gunungapi Andesit-Basal, Batuan gunungapi Berksi, Batuan guning api Tuf, dan Endapan aluvium.

Sesuai dengan struktur geologi di Kota Sungai Penuh terdapat sesar berarah ke barat laut – tenggara, yaitu sesar Siulak (hasil studi Pusat Geologi yang bekerjasama dengan Bappeda Kabupaten Kerinci Tahun 2003). Sesar ini terdiri atas dua sesar yang sejajar melintasi Kota Sungai Penuh. Panjang sesar kurang lebih 37 km dan lebarnya 17 km. Sesar ini mulai aktif sejak Miosen Tengah, yang berhubungan dengan pembentukan Formasi Kumun dan diaktifkan lagi pada Pilio-Plitosen. Sesar ini merupakan sesar geser menganan dengan kemiringan hampir tegak.

(49)
(50)

2.1.1.5. Perkembangan Kawasan Terbangun

Berdasarkan daerah terbangunnya, bentuk Kota Sungai Penuh mencerminkan pola konsentrik, hal tersebut dipengaruhi oleh letak geografis kota yang berada di tepi Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Keberadaan TNKS membatasi perkembangan kota ke arah Barat.

Berbatasannya Kota Sungai Penuh dengan wilayah Kabupaten Kerinci, Kabupaten Pesisir Selatan dan Kabupaten Muko - Muko memberikan kecenderungan bahwa Kota Sungai Penuh merupakan pusat pelayanan yang melayani wilayah sekitarnya, terutama wilayah perbatasan Kabupaten Kerinci sebagai pusat kegiatan perumahan. Semakin berkembangnya kawasan terbangun perkotaan ke arah timur wilayah kota semakin membentuk citra Kota Sungai Penuh sebagai kota tujuan perjalanan (destinasi) sementara pada wilayah sekitarnya (wilayah Kabupaten Kerinci) merupakan pusat domisili penduduk yang sehari-hari memiliki destinasi perjalanan ke Kota Sungai Penuh.

Penggunaan lahan di wiliyah Kota Sungai Penuh saat ini pada dasarnya terbentuk dari percampuran kegiatan-kegiatan yang bersifat perkotaan dan sebagian kecil bersifat perdesaan berupa lahan-lahan pertanian, serta kegiatan kepariwisataan. Kegiatan perkotaan yang mempunyai jangkauan pelayanan wilayah (regional) berupa fasilitas perdagangan, fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, fasilitas transportasi regional dan fasilitas perkantoran dan/atau pemerintahan.

Komponen ruang kota yang bersifat pedesaan berupa lahan-lahan pertanian tanaman pangan sawah dan kebun lahan kering terdapat lebih banyak di wilayah hinterland kota dengan hasil produksi yang dipasarkan ke Propinsi Jambi, dan wilayah Sumatera Barat, Secara umum gambaran penggunaan lahan di Kota Sungai Penuh dapat dijelaskan sebagai berikut:

Kawasan Pusat kota yang merupakan konsentrasi kegiatan perdagangan, pemerintahan dan perkantoran, pelayanan kegiatan sosial dan pariwisata dengan lingkup pelayanan regional wilayah kota dan daerah pinggiran.

a) Kegiatan ini berada di Kelurahan Pasar Sungai Penuh, Pondok Tinggi, Sungai Penuh, Desa Gedang, Permanti, Koto Tinggi, serta Aur Duri.

b) Kawasan pariwisata dan kegiatan pendukungnya yaitu sepanjang Bukit Sentiong, Bukit Kayangan dan kawasan Taman Bunga di Talang Lindung serta kawasan Bukit Tapan.

c) Kawasan perumahan yang menyebar dengan intensitas yang semakin tinggi ke arah pusat kota. Bagian barat dan tenggara serta utara kota merupakan daerah perkembangan perumahan yang antara lain di Kecamatan Sungai Penuh bagian barat, dan Pesisir Bukit.

d) Kawasan Pertanian pada kawasan utara dan tenggara kota yang besaran lahannya semakin menyusut karena beralih fungsi menjadi lahan perumahan.

Gambar

Foto Citra Satelit Sebagian Dari Wilayah Kota Sungai Penuh :  Gambaran  kondisi kelerengan sekitar Kws Pusat Kota
Foto Citra Satelit Sebagian Dari Wilayah Kota Sungai Penuh :  Gambaran  kondisi kelerengan sekitar Kws Pusat Kota
Foto Citra Satelit Sebagian Dari Wilayah Kota Sungai Penuh :

Referensi

Dokumen terkait

tanya jawab akan materi yang diberikan 3. Mencatat materi yang diberikan 1. Memberi komentar atau menyimpulkan dari materi yang diajarkan 2. Prosedur Penilaian : Tehnik

Hasil dari penelitian ini adalah implementasi Birrul Walidain melalui Komunikasi Verbal dan Non Verbal dalam film “Ada Surga Di Rumahmu” dapat dilihat dari implementasi

Untuk rumah tinggal disarankan jarak kolom utama adalah 3.5 m, agar dimensi balok untuk menompang lantai tidak tidak begitu besar, dan apabila jarak antara kolom dibuat lebih dari

Model pembelajaran kooperatif sangat berbeda dengan pembelajaran langsung. Di samping model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar akademik,

Sementara dari pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa variabel partisipasi komite memberikan kontribusi yang signi fi kan terhadap variabel mutu layanan pendidikan pada

Dari hasil pengujian dengan penambahan serat jerami padi diperoleh kuat tekan beton dengan variasi 5% serat pendek memiliki harga kekuatan tekan yang lebih tinggi

Kecepatan rencana (VR), pada suatu ruas jalan adalah kecepatan yang dipilih sebagai dasar perencanaan geometrik jalan yang memungkinkan kendaraan-kendaraan

Pada era pandemi covid-19 sekarang, proses pembelajaran tidak lagi dilakukan di dalam ruang kelas seperti saat era normal, di era sekarang proses pembelajaran