UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI METODE DRILL PADA MATERI TRIGONOMETRI DI SMA KATOLIK
SANG TIMUR YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Disusun Oleh :
CLAUDIUS HENDRA AGATAMA
NIM : 091414016
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI METODE DRILL PADA MATERI TRIGONOMETRI DI SMA KATOLIK
SANG TIMUR YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Disusun Oleh :
CLAUDIUS HENDRA AGATAMA
NIM : 091414016
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iii
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur, Skripsi ini kupersembahkan untuk,
Tuhan Yesus.
Bapak, Ibu, Adik, Simbah, Pacar, Sodara-Sodari, dan Teman-Teman.
vi
ABSTRAK
Claudius Hendra Agatama, 2013. Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Metode Drill Pada Materi Trigonometri Di SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X3 SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta tahun ajaran 2012/ 2013 pada materi trigonometri. Penelitian ini diawali dengan observasi. Tujuannya untuk mengumpulkan data sebelum pelaksanaan penelitian. Penelitian ini dianalisis secara deskripsi kualitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X3 SMA Katolik Sang Timur tahun ajaran 2012/ 2013 yang terdiri dari 18 siswa dengan materi trigonometri.
Penelitian dimulai sejak bulan Februari dan pengambilan data dilaksanakan selama 2 minggu yang terdiri dari 4 kali kegiatan pembelajaran. Sebelum penelitian dilaksanakan tes kemampuan awal untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Sesudah penelitian dilaksanakan tes hasil belajar. Dalam proses pembelajaran siswa berlatih secara terus-menerus. Data pretasi belajar siswa diperoleh melalui hasil-hasil tes prestasi belajar siswa. Pengamatan selama proses pembelajaran dilakukan oleh peneliti dan guru kelas yang membantu penelitian.
Hasil penelitian terdiri dari (1) deskripsi kegiatan belajar mengajar di kelas dengan menggunakan metode drill. (2) Melihat sejauh mana metode drill dapat meningkatkan prestasi belajar siswa SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta dalam materi trigonometri menggunakan metode drill. Penelitian ini menunjukkan bahwa siswa kelas X3 SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta mengalami peningkatan prestasi belajar materi trigonometri dengan menggunakan metode drill. Peningkatan prestasi siswa kelas X3 SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta tinggi dilihat dari rata-rata kelas dan ketercapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
vii ABSTRACT
Claudius Hendra Agatama, 2013. Improving Student Achievement Through Drill Method On Trigonometric Materials In Sang Timur Catholic High School Yogyakarta. Undergraduate Thesis. Mathematics Education Program, Department of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.
This study aims to improve student achievement X3 Sang Timur Catholic High School Yogyakarta the academic year 2012/2013 in the matter of trigonometry. This study begins with the observation. The goal is to collect data before the implementation of the study. This study analyzed qualitative description. The research subjects were students X3 Sang Timur Catholic High School academic year 2012/2013 which consisted of 18 students with the material trigonometry.
This study began in February and retrieval of data held for 2 weeks consisting of 4 times the learning activities. Prior research conducted initial tests to determine the ability of students' initial ability. After studying the results of research conducted test. In the learning process of students practicing continuously. Students' interpretation of the data obtained through the results of student achievement tests. Observations during the learning process conducted by researchers and classroom teachers who helped research. The results consist of (1) a description of classroom teaching and learning activities using the drill. (2) Looking at the extent of drill method can improve student achievement Sang Timur Catholic high school in Yogyakarta trigonometry material using drill. The results showed that students in class X3 Sang Timur Catholic high school has increased student achievement trigonometry material using drill. Increased student achievement X3 class Sang Timur Catholic High School Yogyakarta seen from the relatively high average grade and minimum achievement of mastery criteria (KKM).
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Selama penyusunan skripsi ini, banyak pihak yang telah membantu dan
membimbing penulis. Oleh sebab itu melalui kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Drs. A. Atmadi, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Dr. M. Andy Rudhito, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
4. Bapak Dominikus Arif Budi P. S.Si.,M.Si., selaku dosen pembimbing skripsi,
pembimbing akademik, pembimbing PPL yang telah bersedia memberi saran,
kritik serta meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dan
x
5. Sr.Helaria.PIJ, selaku Kepala SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta dan Ibu
Lia, selaku guru yang telah memberikan ijin dan membantu penulis dalam
melaksanakan penelitian.
6. Siswa kelas X3 SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta tahun pelajaran
2012/2013 yang sudah memberikan waktunya sebagai subjek dalam penelitian
ini.
7. Segenap Dosen dan Karyawan Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma.
8. Bp. Fl.Haryadi K dan Ibu Budi Murni. Terima kasih atas doa, bimbingan dan
semangatnya selama ini.
9. Orang terkasih Maria Daniar R atas pengorbanannya selama ini.
10.Teman-teman seperjuangan P.Mat 2009 terima kasih atas semangatnya.
11.Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat berguna bagi perkembangan pendidikan dan para
pembaca.
Yogyakarta, 19 Juli 2013
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Belajar ... 9
2.2 Pengertian Prestasi Belajar... 13
2.3 Pengertian Metode Belajar ... 15
xii
3.7 Instrumen Penelitian dan Pembelajaran ... 36
3.8 Validasi Instrumen ... 39
3.9 Metode Analisis Data ... 40
3.10 Perencanaan Penelitian ... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Persiapan Penelitian ... 46
4.2Pelaksanaan Penelitian di Sekolah ... 47
4.3Hasil Penelitian ... 57
4.4Analisis Data dan Pembahasan ... 58
4.5Rangkuman Hasil Analisis dan Pembahasan ... 63
4.6Keterbatasan Penelitian ... 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan ... 65
5.2Saran ... 66
DAFTAR PUSTAKA ... 68
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Rumus Trigonometri ... 27
Tabel 2.2 Rumus Identitas Trigonometri ... 28
Tabel 3.1 Populasi Siswa Kelas X ... 33
Tabel 3.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 37
Tabel 3.3 Kisi-Kisi LKS ... 37
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Soal ... 38
Tabel 3.5 Kriteria Penilaian Kecakapan Akademik ... 41
Tabel 3.6 Hasil Belajar Siswa ... 42
Tabel 4.1 Tahap-Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 47
Tabel 4.2 Hasil Tes Kemampuan Awal Siswa ... 48
Tabel 4.3 Hasil Kuis I ... 52
Tabel 4.4 Nilai Tes Hasil Belajar ... 56
Tabel 4.5 Hasil Tes Prestasi Belajar Siswa ... 57
Tabel 4.6 Ketuntasan Tes Hasil Belajar ... 59
Tabel 4.7 Rangkuman Hasil Tes ... 60
Tabel 4.8 Analisis Kesesuaian Pelaksanaan Pembelajaran Dengan RPP ... 60
Tabel 4.9 Analisis Kesesuaian Pelaksanaan Pembelajaran Dengan RPP ... 61
Tabel 4.10 Analisis Kesesuaian Pelaksanaan Pembelajaran Dengan RPP ... 62
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran1 Surat Ijin Penelitian ... 70
Lampiran2 Tes Awal Trigonometri ... 71
Lampiran3 Latihan Soal Siswa ... 75
Lampiran4 Kuis I ... 77
Lampiran5 Latihan Identitas ... 79
Lampiran6 Tes Akhir Trigonometri ... 81
Lampiran7 Foto Penelitian ... 83
Lampiran8 RPP I ... 86
Lampiran9 RPP II ... 89
Lampiran10 Hasil Pekerjaan Siswa ... 92
Lampiran11 Format Observasi Kelas ... 108
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Diagram tanda trigonometri ... 25
Gambar 2.2 Segitiga siki-siku ABC ... 27
Gambar 4.1 Pekerjaan Siswa ... 50
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Meskipun orang yang memandang matematika sebagai bidang studi yang
sulit, namun semua orang harus mempelajarinya karena merupakan sarana untuk
memecahkan masalah kehidupan sehari-hari. Kesulitan matematika harus diatasi
sedini mungkin, karena hampir semua bidang studi memerlukan ilmu matematika.
Dalam kegiatan belajar mengajar sehari-hari, banyak siswa yang malas dalam
mengerjakan latihan soal matematika dan lebih menunggu jawaban teman di papan
tulis. Belajar matematika haruslah dilakukan sendiri oleh siswa. Belajar
matematika itu sama halnya dengan belajar berenang, yakni tidak ada kemajuan
penguasaan jika tidak melakukan kegiatan secara langsung.
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungannya
(Slameto,2010;2). Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak
sekedar mengamati, tetapi juga harus menghayati, terlibat langsung dalam
perbuatan dan bertanggung jawab terhadap hasilnya. Maksudnya adalah siswa
harus memiliki rasa tanggung jawab atas proses,akibat dan hasil pekerjaan yang
kehidupan sehari-hari siswa. Pembelajaran cenderung abstrak dan terlalu banyak
ceramah, sehingga konsep-konsep pembelajaran kurang bisa atau sulit dipahami.
Dalam kegiatan pembelajaran terdapat dua kegiatan yang sinergik, yakni guru
mengajar dan siswa belajar. Siswa belajar bagaimana seharusnya belajar melalui
berbagai pengalaman belajar sehingga terjadi perubahan dalam dirinya dari aspek
kognitif, psikomotorik, dan afektif. Guru yang kompeten akan lebih mampu
menciptakan lingkungan yang efektif dan mampu mengelola proses belajar
mengajar, sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal.
Mengembangkan metode pengajaran merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan kualitas belajar siswa. Metode dalam proses belajar mengajar
merupakan sebagai alat untuk mencapai tujuan, perumusan tujuan dengan
sejelas-jelasnya merupakan syarat terpenting sebelum seorang guru menentukan dan
memilih metode mengajar yang tepat. Selain itu pendidik juga dituntut untuk
mengetahui serta menguasai beberapa metode dengan harapan tidak hanya
menguasai metode secara teoritis tetapi pendidik dituntut juga mampu memilih
metode yang tepat untuk bisa mengoperasionalkan secara baik. ( Zuhairini Abdul
Ghofir,1983;79 ).
Pandangan para ahli menunjukkan bahwa keterlibatan siswa secara langsung
dalam proses pembelajaran berdampak positif terhadap prestasi siswa tersebut.
Pentingnya keterlibatan langsung dalam belajar dikemukakan oleh John Dewey
dengan "learning by doing"-nya. Belajar sebaiknya dialami melalui perbuatan
menerus) adalah suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-
kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau ketrampilan yang lebih
tinggi dari apa yang dipelajari.( Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan
Zain,2010;95). Peneliti merasa metode drill merupakan metode yang cocok untuk
melatih siswa mengerjakan latihan soal secara mandiri dan siswa terjun langsung
di dalam pergulatan pemikiran.
Dalam proses belajar mengajar sering kita jumpai bebagai permasalahan
yang salah satunya adalah masalah alokasi waktu yang tidak mencukupi, sehingga
menyebabkan interaksi belajar mengajar menjadi tidak efektif dan efesien serta
tidak sesuai dengan tuntutan yang diharapkan oleh kurikulum. Di dalam kelas
seringkali siswa tidak tahu materi apa yang dibahas, apalagi mengenai isinya dan
sering mereka itu melupakannya. Apalagi ketika ada ujian semester dari dinas,
nilai matematika siswa banyak yang di bawah standart.
Permasalahan tersebut juga terjadi di SMA Katolik Sang Timur
Yogyakarta. Saat ini SMA Katolik Sang Timur memiliki seorang guru lulusan
pendidikan Matematika. Hal ini membuat guru matematika tersebut harus bekerja
keras dalam mengajar (hampir) semua kelas yang ada. Berdasarkan hasil observasi
di SMA Katolik Sang Timur yang memiliki kelas cukup kecil serta siswa kurang
lebih 18-20 orang, guru mencoba menerapkan cara belajar mandiri dalam
pembelajaran matematika. Berdasarkan pengamatan pembelajaran matematika di
kelas X, guru berusaha untuk menciptakan suasana belajar yang interaktif. Setiap
membantu siswa tersebut secara langsung atau diajukan ke kelas sebagai persoalan
kelas dan atau diterangkan kembali di depan kelas. Ketika siswa diberi kesempatan
untuk bertanya hanya sedikit siswa yang bertanya. Hal ini terjadi karena siswa
bingung mengenai apa yang akan ditanyakan. Kondisi ini tentu sangat
berpengaruh pada hasil belajar siswa. Pemahaman dan kemajuan pengetahuan
siswa merupakan tanggung jawab guru, oleh karena itu pemilihan metode yang
tepat akan menentukan keberhasilan guru dalam mengajar. Meskipun di bawah
yayasan katolik, namun SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta tetap menerima
siswa non katolik, hal ini menambah keberagaman agama dalam bersosial sesama
siswa serta mencerminkan kerukunan antar umat beragama. Namun kebanyakan
masalah yang timbul dalam diri siswa adalah dari rumah, hal ini berdampak pola
belajar di rumah yang tidak terkontrol bahkan mungkin tidak belajar sama sekali di
rumah. Melihat fenomena semacam ini, peneliti berupaya menggugah siswa untuk
belajar secara mandiri di sekolah dengan metode drill. Mengapa peneliti memilih
metode drill? Karena metode drill dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam
mengerjakan matematika. Ada pepatah mengatakan bahwa pengalaman adalah
guru yang paling berharga, oleh karena itu metode drill sama dengan memberi
pengalaman belajar secara langsung dan berkelanjutan.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk menulis skripsi yang
berjudul “Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Metode Drill Pada Materi Trigonometri di SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta.’’
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas penulis mengemukakan identifikasi
masalah sebagai berikut:
1. Nilai matematika kelas X SMA Katolik Sang Timur kurang memuaskan, hal
ini akan berdampak buruk pada kelanjutan pembelajaran dan juga nama baik
sekolah.
2. Kurangnya kemampuan siswa kelas X SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta
dalam memahami konsep-konsep matematika terutama materi trigonometri
yang mengakibatkan rendahnya prestasi belajar siswa dalam pembelajaran
trigonometri.
3. Siswa kurang aktif berlatih mengerjakan soal dan cenderung mencatat apa
yang ditulis guru di papan tulis, sehingga siswa kurang kreatif dalam
menyelesaikan soal.
4. Suasana belajar di kelas kurang kondusif karena banyak siswa yang tidak
memperhatikan penjelasan guru.
5. Metode yang digunakan kurang bervariasi sehingga menyebabkan siswa
merasa jenuh dalam kegiatan belajar mengajar.
6. Guru merasa kewalahan menghadapi keramaian siswa yang tidak terkait
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penelitian ini dibatasi pada
permasalahan penerapan metode drill pada pembelajaran matematika untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X3 SMA Katolik Sang Timur
Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 pada materi trigonometri.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas maka penulis dapat mengemukakan beberapa
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah proses pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode
drill dalam upaya meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran
Matematika kelas X SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta?
2. Sejauh mana metode drill dapat meningkatkan prestasi belajar matematika
siswa kelas X SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta?
1.5 Tujuan Penelitian
Beranjak dari Rumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mendeskripsikan proses pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan
metode drill dalam meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran
matematika siswa kelas X SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta.
2. Mengetahui peningkatan prestasi belajar Matematika siswa kelas X SMA
1.6 Batasan Istilah
Istilah-istilah dalam pertanyaan di definisikan sebagai berikut :
1. Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam kapasitas pribadi
seseorang sebagai akibat pengolahan atas pengalaman yang diperolehnya dan
praktik yang dilakukannya (Sri & Ratna,2009). Seseorang dikatakan belajar,
bila dapat diasumsikan dalam diri orang itu terjadi suatu proses kegiatan yang
mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku.
2. Metode yang dapat dipakai pada penyampaian pembelajaran matematika
sangat bermacam-macam. Tetapi yang dipakai oleh penulis di sini hanya
metode drill.
3. Metode drill adalah cara mengajar seorang guru dengan memberikan
latihan-latihan berupa soal essay kepada siswa agar pengetahuan dan pemahaman
siswa tentang materi ruang dimensi 3 yang telah dipelajari semakin jelas.
4. Prestasi belajar dalam penelitian ini adalah hasil yang dicapai siswa dalam
bidang studi Matematika pokok bahasan Trigonometri semester II (Dua)
setelah penerapan metode drill.
5. Trigonometri merupakan nilai perbandingan sisi-sisi pada sebuah segitiga
sembarang maupun segitiga siku-siku yang dikaitkan dengan suatu sudut.
Trigonometri bersandarkan pada enam perbandingan, misalkan suatu sudut β,
maka perbandingan dapat ditulis sin β,cos β, tan β, cot β, sec β, cosec β serta
1.7 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu :
1. Bagi Calon Guru
Dengan metode drill diharapkan menambah wawasan pengetahuan dan
sebagai bahan untuk mempersiapkan diri sebagai calon tenaga pendidik.
2. Bagi Guru
Penggunaan metode drill ini akan mempermudah para guru dalam
mengaktifkan pembelajaran di kelas.
3. Bagi Siswa
Dengan metode drill diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1Pengertian Belajar
Belajar merupakan kegiatan berproses dan unsur yang sangat
mendasar dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini
berarti bahwa pencapaian tujuan pendidikan tergantung pada proses belajar
yang di alami oleh siswa, baik di sekolah maupun di rumah. Belajar adalah
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungannya
(Slameto,2010;2). Dalam belajar melalui pengalaman (praktek) langsung
siswa tidak sekedar mengamati, tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung
dalam perbuatan dan bertanggung jawab terhadap hasilnya. Dari uraian di atas
peneliti menyimpulkan bahwa prestasi belajar adalah ukuran kemampuan
siswa yang dilihat dari sejauh mana siswa itu menguasai materi yang
diberikan. Dalam hal ini skor tes dijadikan tolok ukur sejauh mana
penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan oleh guru.
Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam kapasitas
pribadi seseorang sebagai akibat pengolahan atas pengalaman yang
diperolehnya dan praktik yang dilakukannya (Sri & Ratna,2009). Seseorang
proses kegiatan yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku
(Herman,1988:1). Sehingga dalam makna belajar, tidak benar-benar berangkat
dari pengetahuan yang belum diketahui, tetapi merupakan keterkaitan antara
pengetahuan yang sudah ada dengan pengetahuan baru. Menurut Skinner
(Dimyati, 1999; 9) belajar adalah suatu perilaku pada saat orang belajar maka
menjadi lebih baik, sebaliknya bila ia tidak belajar maka responnya menurun.
Belajar dimaknai sebagai proses perubahan perilaku berupa
pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan kebiasaan yang terjadi pada
setiap individu melalui pengalaman. Proses perubahan itu tetap, dari belum
tahu menjadi tahu, dari tidak paham menjadi paham, dari tidak terampil
menjadi terampil dan dari kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru, yang
keseluruhannya bermanfaat bagi lingkungan dan individu itu sendiri.
Teori belajar menurut J. Bruner (Slameto, 2010;12) bahwa belajar
tidak untuk mengubah tingkah laku seseorang tetapi untuk mengubah
kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar
lebih banyak dan mudah. Sebab itu Bruner mempunyai pendapat, alangkah
baiknya bila sekolah dapat menyediakan kesempatan bagi siswa untuk maju
dengan cepat sesuai dengan kemampuan siswa dalam mata pelajaran
tertentu. Di dalam proses belajar Bruner mementingkan partisipasi aktif dari
tiap siswa, dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan. Untuk
meningkatkan proses belajar perlu lingkungan yang dinamakan “discovery
eksplorasi, penemuan-penemuan baru yang belum dikenal atau pengertian
yang mirip dengan yang sudah diketahui. Dalam tiap lingkungan selalu ada
bermacam-macam masalah, hubungan-hubungan, dan hambatan yang
dihayati oleh siswa secara berbeda-beda pada usia yang berbeda pula. Dalam
lingkungan banyak hal yang dapat dipelajari siswa yang digolongkan
menjadi beberapa tahapan:
1. Tahap enactive: contohnya belajar naik sepeda, yang harus didahului
dengan bermacam-macam keterampilan motorik
2. Tahap iconic: contohnya mengenal jalan yang menuju ke pasar,
mengingat di mana bukunya yang penting diletakkan.
3. Tahap symbolic: contohnya menggunakan kata-kata, menggunakan
formula.
Teori belajar dari Piaget mengenai perkembangan proses belajar
pada anak-anak (Slameto , 2010;14) adalah sebagai berikut :
1. Anak mempunyai struktur mental yang berbeda dengan orang dewasa.
Mereka bukan merupakan orang dewasa dalam bentuk kecil, mereka
mempunyai cara yang khas untuk menyatakan kenyataan dan untuk
menghayati dunia sekitarnya. Maka memerlukan pelayanan tersendiri
dalam belajar.
2. Perkembangan mental pada anak melalui tahap-tahap tertentu, menurut
3. Walaupun berlangsungnya tahap-tahap perkembangan itu melalui
suatu urutan tertentu, tetapi jangka waktu untuk berlatih dari suatu
tahap ke tahap yang lain tidaklah selalu sama pada setiap anak.
Perlu diketahui pula bahwa dalam perkembangan intelektual terjadi
proses yang sederhana seperti melihat, menyentuh, menyebut nama benda dan
sebagainya, dan adaptasi yaitu suatu rangkaian perubahan yang terjadi pada
tiap individu sebagai hasil interaksi dengan dunia sekitarnya.
Teori belajar dari R. Gagne bahwa terhadap masalah belajar, Gagne
memberikan dua definisi, yaitu:
1. Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam
pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku.
2. Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
diperoleh dari instruksi. (Slameto, 2010;8)
Trianto (2011:17) mengemukakan bahwa hakikat pembelajaran adalah
usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan
interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai
tujuan yang diharapkan. Dari makna tersebut terlihat bahwa pembelajaran
adalah interaksi dua arah dari guru ke siswa dan dari siswa ke guru, yang
intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah disepakati
sebelumnya.
Berdasarkan paparan dari beberapa ahli tentang belajar, dapat diambil
tingkah laku setelah mendapatkan pengalaman baik secara kognitif, afektif,
dan psikomotor.
2.2Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar berkaitan erat dengan kegiatan-kegiatan yang
dilakukan hingga seberapa jauh kemampuan yang dimiliki dalam menghadapi
ujian untuk menyelesaikan soal-soal dengan baik. Sejauh apa anak
memperoleh hasil dari suatu pekerjaan yang dilakukan itu yang disebut
dengan prestasi. Ada yang berpandangan bahwa prestasi belajar adalah sebuah
kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni ”prestasi” dan ”belajar”. Antara kata
”prestasi” dan ”belajar” mempunyai arti yang berbeda. ”prestasi” adalah hasil
dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual
maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang
tidak melakukan suatu kegiatan. Dalam kenyataan, untuk mendapatkan
prestasi tidak semudah yang dibayangkan, tetapi penuh perjuangan dengan
berbagai tantangan yang harus dihadapi untuk mencapainya. Hanya dengan
keuletan dan optimisme dirilah yang dapat membantu untuk mencapainya.
Oleh karena itu wajarlah pencapaian prestasi itu harus dengan jalan keuletan
kerja ( Syaiful Bahri Djamarah,1994;20).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2011:1101), prestasi belajar
diartikan sebagai penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
atau nilai yang diberikan oleh guru. Prestasi belajar merupakan hasil yang
dicapai siswa dalam menuntut suatu pelajaran yang menunjukkan taraf
kemampuan siswa dalam mengikuti program belajar dalam waktu tertentu,
sesuai kurikulum yang telah ditentukan . Siman (1988) mengemukakan bahwa
prestasi belajar adalah suatu ukuran dari kemampuan atau kecakapan siswa
yang berupa penguasaan pengetahuan sikap dan keterampilan yang dicapai
dalam belajar (Eka, 1999:24). Kemampuan belajar siswa memegang peranan
besar terhadap tinggi rendahnya prestasi belajar siswa, semakin tinggi
kemampuan belajar maka semakin besar kemungkinan untuk berhasil di
jenjang itu dengan taraf keberhasilan/ prestasi yang semakin tinggi pula
(Winkel,2007:162).
Zaenal Arifin (1990) mengungkapkan tentang fungsi prestasi belajar
sebagai berikut:
1. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang
telah dikuasai anak didik
2. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu
3. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.
Asumsinya bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi peserta
didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta berperan
sebagai umpan balik (feed back) dalam meningkatkan mutu pendidikan.
4. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari institusi
indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan. Asumsinya
adalah bahwa kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan
masyarakat dan anak didik. Indikator ekstern dalam arti tinggi rendahnya
prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan anak didik di
masyarakat. Asumsinya bahwa kurikulum yang dipergunakan relevan
dengan kebutuhan pembangunan masyarakat.
5. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan)
anak didik.
2.3Pengertian Metode Belajar
Dalam proses belajar mengajar guru sebagai fasilitator siswa belajar
harus memiliki strategi yang efektif dan efisien, agar dapat mengoptimalkan
kualitas pembelajaran. Salah satu cara untuk satu cara untuk memiliki strategi
itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau biasanya disebut
metode mengajar. Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui
di dalam mengajar. Mengajar itu sendiri menurut Ign.S.Ulih Bukit Karo Karo
(Slameto,2010;65) adalah menyajikan bahan pelajaran oleh orang kepada
orang lain agar orang lain itu menerima, menguasai, dan mengembangkannya.
Menurut peneliti ada kaitan antara belajar, metode, dan pengajaran dalam
rangka meningkatkan prestasi belajar siswa.
Metode menempati peranan yang tidak kalah pentingnya dari komponen
mencapai tujuan dalam pengajaran. Djamarah (2010) dalam bukunya
mengatakan bahwa metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pada hakekatnya penggunaan metode
dalam proses belajar mengajar adalah pelaksanaan sikap hati-hati dalam
pekerjaan mendidik dan mengajar. Metode berarti cara yang paling tepat dan
cepat, maka urutan kerja dalam suatu metode harus diperhitungkan
benar-benar secara ilmiah. metode juga bisa diartikan sebagai cara mengerjakan
sesuatu. Dan cara itu mungkin baik, tapi mungkin tidak baik. Baik dan tidak
baiknya sesuatu metode banyak tergantung kepada beberapa faktor. Dan
faktor-faktor tersebut, mungkin berupa situasi dan kondisi serta pemakaian
dari suatu metode tersebut.
Metode Belajar adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk
mencapai suatu tujuan tertentu (Slameto,2010;82). Belajar bertujuan untuk
mendapatkan pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan. Banyak siswa
melaksanakan cara belajar yang salah. Dalam hal ini perlu pembinaan dari
guru. Dengan cara belajar yang tepat akan efektif pula hasil belajar siswa.
2.4Metode Drill
Peranan metode pengajaran ialah sebagai alat untuk menciptakan
proses belajar mengajar yang kondusif. Dengan metode ini diharapkan
tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan mengajar guru,
Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing,
sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses
interaksi ini akan berjalan dengan baik jika siswa lebih aktif dibandingkan
dengan gurunya. Oleh karenanya metode mengajar yang baik adalah metode
yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa dan sesuai dengan kondisi
pembelajaran.
Salah satu usaha yang tidak boleh ditinggalkan oleh guru adalah
bagaimana guru memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen
yang mempengaruhi dalam proses belajar mengajar. Kerangka berpikir yang
demikian bukanlah suatu hal yang aneh tetapi nyata dan memang betul-betul
dipikirkan oleh guru. Latihan dan praktek dimaksudkan untuk membantu
siswa supaya menguasai keterampilan secara tepat dan perilaku yang cepat
serta otomatik. Banyak sekolah yang menggunakan cara latihan dan praktek
ini dalam kegiatan belajar mengajar, akan tetapi sering latihan itu
dilaksanakan secara tidak kreatif. Pelaksanaan latihan dan praktek secara
kreatif maksudnya latihan tersebut ditujukan untuk memperbaiki keterampilan
afektif, kognitif dan motorik yang mendasar agar lebih bermakna dan
berguna.
Metode drill adalah satu kegiatan melakukan hal yang sama,
berulang-ulang secara sungguh-sungguh dengan tujuan untuk memperkuat suatu
asosiasi atau menyempurnakan suatu keterampilan agar menjadi bersifat
yang berkali-kali dari suatu hal yang sama.( Nana Sudjana,1989;86) Metode
drill cocok dipadukan dengan metode resitasi (penugasan) hal ini dikarenakan
kedua metode tersebut sama-sama melatih emandirian siswa dalam berlatih
soal.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa drill adalah latihan dengan praktek
yang dilakukan berulang kali atau kontinyu/untuk mendapatkan keterampilan
dan ketangkasan praktis tentang pengetahuan yang dipelajari. Lebih dari itu
diharapkan agar pengetahuan atau keterampilan yang telah dipelajari itu
menjadi permanen, mantap dan dapat dipergunakan setiap saat oleh yang
bersangkutan. Harus disadari sepenuhnya bahwa apabila penggunaan metode
tersebut tidak/kurang tepat akan menimbulkan hal-hal yang negatife,anak
kurang kreatif dan kurang dinamis.
Kelebihan metode drill :
1. Untuk memperoleh kecakapan kognitif,afektif dan motorik.
2. Untuk memperoleh kecakapan mental.
3. Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat seperti
penggunaan symbol dalam matematika.
4. Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dan menambah ketepatan serta
kecepatan pelaksanaan.
5. Pemanfaatan kebiasaan yang tidak memerlukan konsentrasi dalam
6. Pembentukan kebiasaan membuat gerakan yang kompleks, rumit , menjadi
lebih otomatis.
7. Membantu pengembangan respon yang siap dan tepat.
8. Dapat menimbulkan rasa keberhasilan pada diri siswa yang mencapai
penguasaan mengenai keterampilan-keterampilan khusus.
Langkah-langkah penerapan metode drill
Untuk kesuksesan pelaksanaan teknik latihan itu perlu instruktur/guru
memperhatikan langkah - langkah prosedur yang disusun demikian:
1. Guru harus memilih latihan yang mempunyai arti luas ialah yang dapat
menanamkan pengertian pemahaman akan makna dan tujuan latihan
sebelum mereka melakukan. Latihan itu juga mampu menyadarkan siswa
akan kegunaan bagi kehidupannya saat sekarang ataupun di masa yang
akan datang. Juga dengan latihan itu siswa merasa perlunya untuk
melengkapi pelajaran yang diterimanya.
2. Di dalam latihan pendahuluan guru harus lebih menekankan pada
diagnosis, karena latihan permulaan itu kita belum bisa mengharapkan
siswa dapat menghasilkan keterampilan yang sempurna. Pada latihan
berikutnya guru perlu meneliti kesukaran atau hambatan yang timbul dan
dialami siswa, sehingga dapat mernilih/menentukan latihan mana yang
perlu diperbaiki. Kemudian guru menunjukkan kepada siswa
respons/tanggapan yang telah benar dan memperbaiki respon-respon yang
situasi dan kondisi latihan, sehingga timbul respon yang berbeda untuk
peningkatan dan penyempurnaan kecakapan atau keterampilannya.
3. Perlu mengutamakan ketepatan, agar siswa melakukan latihan secara tepat,
kemudian diperhatikan kecepatan; agar siswa dapat melakukan kecepatan
atau keterampilan menurut waktu yang telah ditentukan; juga perlu
diperhatikan pula apakah response siswa telah dilakukan dengan tepat dan
cepat.
4. Guru memperhitungkan waktu/masa latihan yang singkat saja agar tidak
meletihkan dan membosankan, tetapi sering dilakukan puda kesempatan
yang lain. Masa latihan itu harus menyenangkan dan menarik, bila perlu
dengan mengubah situasi dan kondisi sehingga menimbulkan optimisme
pada siswa dan kemungkinan rasa gembira itu bisa menghasilkan
keterampilan yang baik.
5. Guru dan siswa perlu memikirkan dan mengutamakan proses yang
esensial/yang pokok atau inti; sehingga tidak tenggelam pada hal-hal yang
rendah/tidak perlu kurang diperlukan.
6. Guru perlu memperhatikan perbedaan individual siswa. Sehingga
kemampuan siswa dan kebutuhan masing-masing
tersalurkan/dikembangkan. Maka dalam pelaksanaan latihan guru perlu
mengawasi dan memperhatikan latihan perseorangan. Dengan
langkah-langkah itu diharapkan bahwa latihan akan betul-betul bermanfaat bagi
pemahaman untuk melengkapi penguasaan pelajaran yang diterima secara
teori dan praktek di sekolah.
Metode latihan (Drill) cocok digunakan bilamana untuk memperoleh:
1. Kecakapan motorik, seperti mengulas, menulis, menghafal, membuat
alat-alat, menggunakan alat/ mesin, permainan dan atletik.
2. Kecakapan mental, seperti melakukan perkalian, menjumlah,
mengenal tanda-tanda simbol dan sebaginya.
3. Kecakapan sebagai penyempurnaan dari pada suatu arti dan bukan
sebagai hasil proses mekanis semata-mata.
4. Kecakapan tersebut dikatakan tidak benar, bila hanya menentukan
suatu hal yang rutin yang dapat dicapai dengan pergaulan yang tidak
menggunakan pikiran, sebab kenyataan bertindak atau berbuat harus
sesuai dengan situasi dan kondisi.
5. Membantu pengembangan respon yang siap dan tepat dalam
pengerjaan soal-soal dalam bidang matematika.
6. Dapat menimbulkan rasa keberhasilan atas tercapainya penguasaan
materi yang dilalui dengan latihan-latihan soal.
Untuk mendapatkan kecakapan dengan metode drill ini, ada dua fase
yaitu:
1. Fase integratif, dimana persepsi dari arti dan proses dikembangkan.
Pada fase ini belajar kecakapan dikembangkan menurut praktek yang
penyelidikan. Dalam bidang matematika misalnya dengan melakukan
banyak latihan soal berarti melatih siswa semakin terampil jika
semakin sering melakukan latihan soal matematika.
2. Fase penyempurnaan atau fase menyelesaikan di mana ketelitian
dikembangkan. Dalam fase ini diperlukan ketelitian dapat
dikembangkan menurut praktek yang berulang kali. Jadi variasi
praktek di sini ditujukkan untuk mendalami arti bukan ketangkasan.
Semakin rajin siswa melakukan praktek dengan mengerjakan soal
matematika maka tingkat ketelitiannya pun akan terasah. Tapi bukan
berarti karena hafal akan soal, namun lebih kepada paham betul soal
tersebut.
Kelemahan Metode Drill dan Upaya Untuk Mengurangi Kelemahan Tersebut
a. Kelemahan Metode Drill
1. Latihan Yang dilakukan di bawah pengawasan yang ketat dan suasana
serius mudah sekali menimbulkan kebosanan.
2. Tekanan yang lebih berat, yang diberikan setelah murid merasa bosan
atau jengkel tidak akan menambah gairah belajar dan menimbulkan
keadaan psikis berupa mogok belajar/latihan.
3. Latihan yang terlampau berat dapat menimbulkan perasaan benci
dalam diri murid, baik terhadap pelajaran maupun terhadap guru.
4. Latihan yangs selalu diberikan di bawah bimbingan guru, perintah guru
5. Karena tujuan latihan adalah untuk mengkokohkan asosiasi tertentu,
maka murid akan merasa asing terhadap semua struktur-struktur baru
dan menimbulkan perasan tidak berdaya.
6. Menghambat bakat dan inisiatif siswa, karena siswa lebih banyak
dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan jauh dari pengertian.
7. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan. Dan
kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang
merupakan hal yang monoton, mudah membosankan.
8. Membentuk kebiasaan yang kaku, artinya seolah- olah siswa
melakukan sesuatu secara mekanis dan dalam memberikan stimulus
siswa dibiasakan bertindak secara otomatis.
9. Dapat menimbulkan Verbalisme, terutama pengajaran yang bersifat
menghafal dimana siswa dilatih untuk dapat menguasai bahan
pelajaran secara hafalan dan secara otomatis mengingatkannyabila ada
pertanyaan- pertanyaan yang berkenaan dengan hafalan tersebut tanpa
suatu proses berfikir secara logis.
Sebagai suatu metode yang diakui banyak mempunyai kelebihan, juga
tidak dapat disangkal bahwa metode drill ini juga mempunyai beberapa
kelemahan. Maka dari itu, guru yang ingin mempergunakan metode drill ini
b. Upaya Untuk Mengurangi Kelemahan Di Atas
1. Janganlah seorang guru menuntut dari murid suatu respons yang
sempurna, reaksi yang tepat.
2. Jika terdapat kesulitan pada murid pada saat merespon, mereaksi,
hendaknya guru segera meneliti sebab-sebab yang menimbulkan
kesulitan tersebut.
3. Berikanlah segera penjelasan-penjelasan, baik bagi reaksi atau respon
yang betul maupun yang salah. Hal ini perlu dilakukan agar murid
dapat mengevaluasi kemajuan dari latihannya.
4. Usahakan murid memiliki ketepatan merespon kemudian kecepatan
merespon.
5. Istilah-istilah baik berupa kata-kata maupun kalimat-kalimat yang
digunakan dalam latihan hendaknya dimengerti oleh murid.
Sebelum kita memulai metode tersebut hendaknya kita mengetahui
tentang kelemahan-kelemahan yang akan kita hadapi nantinya. Sehingga guru
bisa memprediksi apa-apa yang akan terjadi ketika metode ini tidak berhasil.
Tetapi kelemahan tersebut bisa diatasi apabila guru mengetahui petunjuk
2.5Trigonometri
Menurut Sukino (2006) pada saat membahas trigonometri, maka
berhubungan dengan sudut dan segitiga. Sudut didefinisikan sebagai
perputaran suatu titik tertentu ke titik tertentu lainnya terhadap pusat putaran.
Jika garis diputar berlawan jarum jam, maka akan terbentuk sudut positif,
sedangkan jika di putar searah jarum jam akan terbentuk sudut negatif. Sudut
dalam trigonometri secara garis besar dibagi menjadi 3 bagian, yaitu sudut
lancip, sudut tumpul, dan sudut refleks.
Trigonometri merupakan nilai perbandingan sisi-sisi pada sebuah
segitiga sembarang maupun segitiga siku-siku yang dikaitkan dengan suatu
sudut. Trigonometri bersandarkan pada enam perbandingan, misalkan suatu
sudut β, maka perbandingan dapat ditulis sin β,cos β, tan β, cot β, sec β,
cosecβ. Tanda perbandingan trigonometri pada kuadran I,II,III, dan IV.
Menurut Wikipedia bahasa Indonesia, (ensiklopedia bebas)
Trigonometri (dari bahasa Yunani trigonon = tiga sudut dan metro =
mengukur) adalah sebuah cabang matematika yang berhadapan dengan sudut
segitiga dan fungsi trigonometrik seperti sinus, cosinus, dan tangen.
Trigonometri memiliki hubungan dengan geometri, meskipun ada
ketidaksetujuan tentang apa hubungannya; bagi beberapa orang, trigonometri
adalah bagian dari geometri. Awal trigonometri dapat dilacak hingga zaman
Mesir Kuno dan Babilonia dan peradaban Lembah Indus, lebih dari 3000
tahun yang lalu. Matematikawan India adalah perintis penghitungan variabel
aljabar yang digunakan untuk menghitung astronomi dan juga trigonometri.
Lagadha adalah matematikawan yang dikenal sampai sekarang yang
menggunakan geometri dan trigonometri untuk penghitungan astronomi dalam
bukunya Vedanga, Jyotisha, yang sebagian besar hasil kerjanya hancur oleh
penjajah India. Matematikawan Yunani Hipparchus sekitar 150 SM menyusun
tabel trigonometri untuk menyelesaikan segitiga. Matematikawan Yunani
lainnya, Ptolemy sekitar tahun 100 mengembangkan penghitungan
trigonometri lebih lanjut. Matematikawan Silesia Bartholemaeus Pitiskus
menerbitkan sebuah karya yang berpengaruh tentang trigonometri pada 1595
dan memperkenalkan kata ini ke dalam bahasa Inggris dan Perancis.
Dasar dari Trigonometri adalah konsep kesebangunan segitiga
siku-siku. Sisi-sisi yang bersesuaian pada dua bangun datar yang sebangun
Nilai perbandingan trigonometri suatu sudut dalam segitiga :
Keenam perbandingan trigonometri apabila dikaitkan dengan sudut sembarang
dalam suatu sudut segitiga, dapat digunakan untuk menghitung sisi-sisi pada
segitiga atau jarak pada penerapan persoalan sehari-hari.
Adapun rumus-rumus yang harus diterapkan dalam trigonometri sebagai
berikut :
Tabel 2.1: Tabel Rumus Trigonometri
Cos (90º- α)= sin α Sin (-α) = - sin α
sin²α + cos²α = 1 Cos (-α) = cos α
Sin (α + 180º) = - sin α Tan (-α) = - tan α
Tan (α + 180º) = tan α Cos (180º- α) = - cos α
Sin (α + 90º) = cos α Tan (180º- α) = - tan α
Cos (α + 90º) = - sin α Sin (90º- α) = cos α
Suatu identitas adalah suatu keterhubungan yang benar untuk semua nilai
pengganti variabelnya. Adapun rumus yang dipakai dalam identitas
trigonometri terdapat dalam table berikut ini:
Tabel 2.2: Identitas Trigonometri
Hubungan Kebalikan
a. Sinα =
atau cosecα =
b. Cosα =
atau secα =
c. Tanα =
atau cotanα =
Hubungan Perbandingan
a. Tanα =
b. Cotanα =
Hubungan Teorema Phytagoras
2.6Kerangka Berpikir
Indikator berhasilnya suatu kegiatan dapat dilihat pada pencapaian
tujuan yang direncanakan, sama halnya dengan keberhasilan pembelajaran
yang dilihat dari pencapaian tujuan pembelajaran. Pemahaman konsep
matematika menjadi salah satu tujuan pelajaran matematika yang harus
dicapai siswa khususnya siswa SMA seperti yang termuat dalam KTSP
Matematika SMA. Salah satu materi yang membutuhkan pemahaman konsep
dan keterampilan adalah trigonometri yang diajarkan di kelas X semester 2,
salah satu sub pokok bahasannya adalah perbandingan trigonometri dan
identitas trigonometri.
Kesulitan siswa secara individual dalam memahami suatu konsep
dapat diatasi dengan penerapan metode drill yang mengharuskan siswa
berlatih secara terus menerus terhadap suatu permasalahan trigonometri..
Siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan dapat bertanya kepada
guru untuk menemukan cara pemecahan masalah.
Dengan mengkonstruksi sendiri pengetahuan melalui pengalaman
belajar secara mandiri, siswa dapat membangun pengetahuan baru dan dapat
menggunakan pengetahuan tersebut dalam pemecahan masalah sehari-hari.
Untuk dapat memecahkan masalah yang berkaitan dengan matematika, siswa
perlu memahami konsepnya terlebih dahulu. Metode drill dianggap tepat
trigonometri yang menjadi salah satu materi yang dianggap sulit oleh siswa
kelas X3 SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta.
Melalui penerapan metode drill dalam pembelajaran ini, diharapkan
siswa belajar mengatasi kesulitan individu serta menumbuhkan kemandirian
sebagai salah satu kegiatan proses belajar. Sehingga dapat meningkatkan
31
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah PTK, yaitu penelitian yang
bertujuan untuk memberikan sumbangan nyata bagi peningkatan
profesionalisme guru, menyiapkan pengetahuan, pemahaman, dan wawasan
tentang perilaku guru mengajar dan murid belajar. Jadi PTK merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam
sebuah kelas (Suharsimi Arikunto,2010;130). Sedangkan sifat penelitian ini
dilakukan secara mandiri oleh peneliti. Penelitian akan berakhir maksimal pada
2 siklus atau setelah terjadi peningkatan minimal 50% dari jumlah siswa.
Alur yang akan penulis pakai dalam PTK ini terdapat 2 siklus yaitu :
Siklus pertama
1. Observasi,
2. Menganilisis dan merumuskan masalah,
3. Merencanakan Tindakan
4. Melaksanakan Tindakan
5. Refleksi dan evaluasi
Siklus kedua
1. Perencanaan tindakan
2. Pelaksanaan tindakan
3. Pengamatan tindakan
Langkah-langkah tersebut merupakan langkah berurutan, artinya langkah
pertama harus dikerjakan lebih dahulu. sebelum langkah kedua dilaksanakan,
demikian seterusnya. Siklus kedua akan dipakai jika peningkatan belum
mencapai minimal 50%. Analisis dan penilaian terhadap hasil pengamatan dari
proses serta hasil tindakan biasanya ada beberapa permasalahan atau pemikiran
baru yang perlu mendapat perhatian sehingga pada gilirannya perlu dilakukan
perencanaan ulang, tindakan ulang, serta diikuti refleksi ulang. Tahap-tahap
kegiatan ini berulang, sampai satu permasalahan dianggap teratasi.
Dari penelitian ini akan diperoleh data yang diinginkan, semua data yang
diperoleh yang berupa hasil belajar siswa akan diolah secara kuantitatif serta
wawancara yang dilakukan akan diolah atau dianalisis secara deskriptif
kemudian akan ditarik kesimpulan sesuai dengan rumusan masalah yang ada.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta.JL.
Batikan no 7, Kecamatan Umbulharjo, Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Pengambilan data penelitian dilaksanakan pada awal bulan April 2013
sampai dengan Mei 2013. Penelitian dilaksanakan pada jam pelajaran
3.3 Obyek Penelitian
Pada pelaksanaan penelitian ini yang di amati adalah prestasi belajar
siswa setelah guru memberikan metode drill pada saat proses pembelajaran
matematika, dengan harapan siswa mampu bertindak aktif dalam pembelajaran,
sehingga akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian
Subyek pada penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Populasi
Populasi adalah himpunan semua obyek yang diteliti pada suatu penelitian.
Populasi dari penelitian ini yang digunakan adalah kelas X SMA Katolik
Sang Timur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013. Adapun sebaran populasi
yang dimaksud sebagaimana tercantum dalam tabel berikut:
Tabel 3.1. Populasi Siswa Kelas X SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta tahun
ajaran 2012/2013
Sampel merupakan himpunan bagian dari populasi atau sebagian dari
populasi. Sampel yang dipilih adalah kelas X3 SMA Katolik Sang Timur
Kelas X3 merupakan kelas dengan jumlah siswa 18 yang terdiri dari 8 siswa
perempuan dan 10 siswa laki-laki. Di kelas X3 prestasi belajar siswa
bervariasi, ada siswa yang memiliki prestasi tinggi namun ada pula siswa
yang memiliki prestasi rendah. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa
cenderung ramai dan kurang memperhatikan guru. Guru selalu aktif
mengingatkan siswa untuk focus pada pembelajaran. Kebanyakan siswa
yang kurang memperhatikan adalah siswa yang duduk di belakang.
3.5 Bentuk Data
Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Karena bentuk
penelitian dilaksanakan di dalam lingkungan kelas, maka sumber data yang
akurat berada dalam lingkungan kelas itu sendiri. Bentuk data yang didapat
berupa data hasil belajar siswa dengan cara memberi test kemampuan awal dan
test hasil belajar ini digunakan oleh peneliti untuk melihat peningkatan hasil
belajar siswa setelah guru menggunakan metode drill. Jadi bentuk data pada
bagian ini berupa skor yang telah diperoleh. Selain itu ada rekaman video serta
foto pembelajaran yang sedang berlangsung.
3.6 Metode Pengumpulan Data
1. Observasi
Metode observasi dilakukan untuk mengetahui secara langsung situasi
lingkungan dan tempat penelitian. Walaupun peneliti adalah alumni dari
memperkaya informasi tentang sekolah yang di teliti. Dalam observasi ini
metode wawancara digunakan untuk memperoleh data tentang
perkembangan hasil penelitian yang dilakukan. Seperti pencapaian atau
kemajuan serta kendala dari penelitian yang dilakukan. Orang yang
diwawancarai adalah Guru Mata pelajaran Matematika, Kepala Sekolah,
Siswa, dan Narasumber yang berkompeten
2. Rekaman dan Foto
Rekaman dan foto digunakan sebagai bukti pelaksanaan penelitian yang
telah dilakukan di SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta di kelas X3. Dalam
penelitian ini, dokumentasi yang diperoleh berupa foto dan rekaman video.
Metode dokumentasi yaitu metode pengumpulan data dengan mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat
kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, agenda, dan sebagainya. Metode ini
lebih mudah dibanding dengan metode lain karena apabila ada kekeliruan
dalam penelitian sumber datanya tidak berubah. Keutamaan dari metode
dokumentasi adalah: sebagai “bukti” untuk suatu pengkajian, metode ini
sesuai dengan penelitian kualitatif karena sifatnya yang alamiah sesuai
dengan konteks, metode ini mudah ditemukan dengan kajian isi.
3. Tes Kemampuan Awal dan Tes Hasil Belajar
Pengukuran test hasil belajar ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar siswa dengan melihat nilai yang diperoleh oleh
siswa. Test tersebut juga sebagai salah satu rangkaian kegiatan dalam
siswa. Test yang dimaksud meliputi test kemampuan awal / test
pengetahuan pra syarat, test pengetahuan prasyarat tersebut akan dijadikan
sebagai acuan tambahan untuk dijadikan penentuan awal poin
perkembangan individu siswa. Selain tes awal juga dilakukan tes pada setiap
akhir tindakan, hasil tes ini akan digunakan untuk mengetahui tingkat
prestasi dan hasil belajar siswa terhadap materi pelajaran Matematika
melalui metode drill.
3.7 Instrumen Penelitian Dan Pembelajaran
Penelitian ini menggunakan instrumen yang mendukung
keterlaksanakaan pembelajaran dengan metode drill agar pembelajaran
dapat berjalan sesuai dengan harapan. Instrumen pembelajaran yang
digunakan adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar
Kerja Siswa (LKS) beupa soal-soal yang berkaitan dengan materi
Trigonometri.
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan suatu rancangan
proses pembelajaran yang disusun agar pembelajaran dapat terlaksana
dengan baik dan lancar. Penyampaian materi trogonometri dilaksanakan
dalam dua tahap pembelajaran, sehingga RPP disusun dalam dua tahap.
Dalam RPP ini, peneliti merencanakan pembelajaran berlangsung selama 4
Tabel 3.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RPP Materi Alokasi Waktu
Tahap I
Memperkenalkan trigonometri
Menentukan sin, cos,tan ,sec, cot, cosec dari suatu sudut
mempelajarai materi secara individual. Dalam LKS terdapat ringkasan
materi disertai soal-soal latihan. LKS dibuat dengan kisi-kisi yang sama,
sebagai berikut:
Tabel 3.3 Kisi-kisi LKS
LKS Tujuan Penyusunan Kisi-kisi
Tahap I
Siswa dapat menentukan nilai perbandingan trigonometri (sinus, kosinus, tangen, kotangen, sekan, dan kosekan suatu sudut) pada segitiga siku-siku.
Siswa dapat menentukan nilai perbandingan trigonometri (sinus, kosinus, dan tangen) dari sudut khusus.
Siswa dapat menentukan nilai perbandingan trigonometri (sinus, kosinus, dan tangen) dari sudut di
Menentukan nilai perbandingan trigonometri (sinus, kosinus, dan tangen) dari sudut khusus.
Menentukan nilai perbandingan trigonometri (sinus, kosinus, dan menggunakan identitas trigonometri sederhana dalam penyelesaian soal.
Menyelesaikan persamaan trigonometri sederhana.
Tabel 3.4 Kisi-kisi soal
1.Diketahui segitiga ABC dengan AB=25cm,AC = 24cm, BC = 7cm.siku-siku di C!
Tentukan sinA, cosA, dan tanA!
2. Menentukan nilai
2. Diketahui segitiga ABC dengan AC =12cm, BC = 5 cm , nilai tanA =
Lembar observasi digunakan sebagai panduan bagi guru dan peneliti untuk
menentukan tindakan yang tepat bagi siswanya. Dalam lembar observasi
mendapatkan langkah yang tepat untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa terutama dalan trigonometri.
3.8 Validasi Instrumen
Validitas suatu tes adalah ukuran sampai di mana suatu tes mampu
mengukur apa yang seharusnya diukur (Masidjo,1995:242). Untuk
mendapatkan instrumen yang valid dan reliabel dilakukan proses sebagai
berikut: instrumen disusun berdasarkan kajian teori, kemudian instrumen
dikonsultasikan kepada para ahli (expert jugment) untuk diperiksa dan
dievaluasi secara sistematis apakah butir-butir instrumen tersebut telah
mewakili apa yang diukur, ahli yang dimaksud adalah dosen pembimbing dan
guru pengampu mata pelajaran matematika kelas X (Anggraeni,2010:38).
Validasi instrument pembelajaran dan instrumen observasi dilakukan dengan
konsultasi dosen pembimbing dan guru pengampu mata pelajaran matematika
kelas X.
Aspek-aspek yang dinilai dalam instrument penelitian meliputi:
a. Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam penelitian khususnya pada
soal-soal yang diberikan sudah menggunakan bahasa yang baku
dan mudah dipahami oleh siswa. Perintah pada soal tidak
membuat siswa bingung dalam mengerjakan, dilihat dari hasil
pekerjaan siswa.
Dalam waktu 60 menit, peneliti memberikan soal sejumlah
5 butir soal uraian. Dalam waktu tersebut semua soal dapat
diselesaikan sesuai waktu yang diberikan. Berdasarkan
konsultasi dengan guru dan dosen pembimbing, soal yang
digunakan telah dianggap sesuai dengan tingkat kemampuan
siswa dan waktu pengerjaan soal.
c. Soal
Soal yang diberikan telah sesuai dengan SK/KD dan
indikator dalam RPP yang disesuaikan dengan tingkat
kemampuan dan karakteristik siswa. Soal-soal yang dipakai
berdasarkan rekomendasi guru.
3.9 Metode Analisis Data
Tahapan selanjutnya setelah pengumpulan data adalah analisis terhadap
data tersebut. Dari hasil penelitian data yang harus dianilisis setelah melakukan
penelitian dengan melihat pengaruh metode drill terhadap hasil belajar siswa
sebagai berikut :
1. Analisis Tes Akhir atau Tes Hasil Belajar.
Suatu hasil belajar yang diperoleh siswa selama proses pembelajaran
matematika dalam pokok bahasan pecahan dengan menerapkan suatu model
pembelajaran, yaitu pembelajaran mandiri metode drill akan dilihat dari
hasil tes akhir yang akan dianalisis secara kualitatif. Kriteria Ketuntasan
dicapai oleh siswa per mata pelajaran (Sri,2009:56). Untuk selanjutnya,
peneliti akan menggunakan istilah Kriteria Ketuntasan Minimal. KKM
setiap mata pelajaran ditetapkan oleh masing-masing sekolah dengan
memperhatikan karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan
kondisi satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik (Sri,2009:84).
KKM ditetapkan berdasarkan kriteria-kriteria (Sri,2009:58) berikut:
(1) tingkat esensial (kepentingan) dari setiap Indikator Pencapaian (IP),
(2) tingkat kompleksitas (kesulitan dan kerumitan),
(3) kemampuan sumber daya pendukung, dan
(4) tingkat kemampuan rata-rata siswa.
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh SMA Katolik
Sang Timur Yogyakarta adalah sebagai berikut:
• Standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran
matematika adalah 75.
Untuk mengetahui kriteria penilaian tes prestasi belajar siswa kelas X3 SMA
Katolik Sang Timur Yogyakarta pada materi Trigonometri digunakan kriteria
penilaian kecakapan akademik berikut ini:
Tabel 3.5 Kriteria Penilaian Kecakapan Akademik
Presentase Ketuntasan Kriteria
Nilai terkini > 80 Sangat tinggi
60< Nilai terkini ≤ 80 Tinggi
20< Nilai terkini ≤ 40 Rendah
Nilai terkini ≤ 20 Sangat Rendah
Hasil tes dilihat dari tabel di bawah ini :
Tabel 3.6 Tabel Hasil Belajar Siswa
No Nama Siswa Skor tes
akhir
Tuntas Belajar Skor tes
awal Tuntas
Tidak Tuntas 1.
2.
Dari tabel hasil analisis Hasil Belajar di atas, dapat dilihat hasil belajar siswa
yang dicapai dimana siswa yang hasil belajarnya tuntas dan tidak tuntas.
Kemudian dari data tersebut akan ditarik suatu kesimpulan mengenai seberapa
tinggi ketuntasan siswa. Ketuntasan siswa ini dilihat dari Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yang telah ditetapkan. Dari KKM itu maka akan diperoleh
hasil presentase ketuntasan hasil belajar siswa kelas X3 SMA Katolik Sang
Timur Yogyakarta.
2. Analisis video rekaman penelitian
Video rekaman adalah bukti nyata terjadinya penelitian. Dari rekaman
video ini peneliti dapat melihat dan mendeskripsikan bagaimana situasi kelas
saat pembelajaran berlangsung. Sehingga kekurangan saat pertemuan ini dapat
3.10 Perencanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan melibatkan siswa kelas X3 SMA
Katolik Sang Timur Yogyakarta pada pembelajaran matematika dengan
metode drill untuk mengetahui sejauh mana peningkatan prestasi belajar siswa
pada materi trigonometri. Urutan langkah-langkah pembelajaran adalah sebagai
berikut:
Hari I
1. Siswa diberi test kemampuan awal untuk mengetahui kemampuan awal
masing-masing siswa.
2. Siswa diberi penjelasan mengenai metode drill.
3. Siswa diberi sedikit penjelasan tentang materi trigonometri oleh guru
4. a) Siswa diberi waktu untuk mempelajari materi serta contoh-
contoh soal dalam buku dan menyelesaikan soal-soal latihan secara
individu.
b) Siswa diberi waktu untuk memeriksakan hasil jawaban masing-masing
kepada guru. Hanya diambil 10 orang pertama. Guru dan siswa berdiskusi
untuk menemukan cara penyelesaian yang paling tepat.
5. Guru mengarahkan semua siswa untuk merangkum hasil pembelajaran yang
telah diperoleh dengan metode pemecahan masalah.
Hari II
2. a) Siswa diberi waktu untuk mempelajari materi serta contoh-
contoh soal dalam buku dan menyelesaikan soal-soal latihan secara
individu.
b) Siswa diberi waktu untuk memeriksakan hasil jawaban masing-masing
soal kepada guru. Hanya diambil 10 orang pertama agar pembelajaran terasa
kompetitif. Guru dan siswa berdiskusi untuk menemukan cara penyelesaian
yang paling tepat.
3. Guru mengarahkan semua siswa untuk merangkum hasil pembelajaran yang
telah diperoleh dengan metode pemecahan masalah.
4. Pada 20 menit terakhir siswa diminta untuk mengerjakan kuis tahap I
Hari III
1. Siswa diberi sedikit penjelasan tentang materi trigonometri oleh guru.
2. a) Siswa diberi waktu untuk mempelajari materi serta contoh-
contoh soal dalam buku dan menyelesaikan soal-soal latihan secara
individu.
b) Siswa diberi waktu untuk memeriksakan hasil jawaban masing-masing
soal kepada guru. Hanya diambil 10 orang pertama agar pembelajaran terasa
kompetitif. Guru dan siswa berdiskusi untuk menemukan cara penyelesaian
yang paling tepat.
3. Guru mengarahkan semua siswa untuk merangkum hasil pembelajaran yang
Hari IV
1. Guru mereview pembelajaran selama 3 pertemuan terakhir
2. Siswa diberi kesempatan bertanya tentang materi yang kurang dipahami
demi kelancaran tes.
3. Guru dan siswa melakukan Tanya jawab secara intensif
4. Setelah semua siswa selesai mempelajari keseluruhan materi, diadakan tes
hasil belajar. Semua siswa mengerjakan soal mengenai keseluruhan materi
trigonometri, untuk mengetahui sejauh mana peningkatan prestasi belajar