• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BINTANG IKLAN (ENDORSER) TERHADAP MINAT BELI YAMAHA JUPITER MX (studi pada pengunjung di dealer Mayjend Sungkono Motor Surabaya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH BINTANG IKLAN (ENDORSER) TERHADAP MINAT BELI YAMAHA JUPITER MX (studi pada pengunjung di dealer Mayjend Sungkono Motor Surabaya."

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

iii

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

ABSTRAKSI ... ix

2.2.3.1. Pengertian Publik Figure Sebagai Endorser Produk 13 2.2.4. Minat Beli ... 17

2.2.5. Pengaruh Endorser Terhadap Minat Beli ... 18

2.3 Kerangka Konseptual... 20

2.4. Hipotesis ... 20

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional ... 21

3.1.1 Definisi Operasional Variabel ... 21

(2)

iv

3.3.3. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal ... 32

3.3.4. Pengujian Model dengan One Step Approach ... 32

3.3.5. Evaluasi Model ... 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 38

4.3.4. Uji Construct Reliability dan Variance Extracted ... 50

4.3.5. Uji Normalitas ... 51

4.4. Structural Equation Modelling ... 51

4.4.1. Evaluasi Model One Step approach to SEM ... 51

4.4.2. Uji Hipotesis Kausalitas ... 54

(3)

v

5.1. Kesimpulan ... 56 5.2. Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(4)

vi

DAFTAR TABEL

Tabe.1. Peringkat Yamaha Berdasarkan Opini ... 6

Tabel 2. Jumlah Penjualan Yamaha Jupiter MX Triwulan Tahun 2009-2010 6 Tabel 3. Goodness Of Fit Indices ... 34

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 39

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 40

Tabel 4.3. Hasil Jawaban Responden Pertanyaan Visibility ... 41

Tabel 4.4. Hasil Jawaban Responden Pertanyaan Credibility ... 42

Tabel 4.5. Hasil Jawaban Responden Pertanyaan Attraction... 44

Tabel 4.6 Hasil Jawaban Responden Pertanyaan Minat Beli... 45

Tabel 4.7. Hasil Uji Outlier ... 47

Tabel 4.8. Uji Reliabilitas ... 48

Tabel 4.9. Uji Validitas ... 49

Tabel 4.10 Construct Reliability dan Variance Extracted ... 50

Tabel 4.11. Uji Normalitas ... 51

Tabel 4.12. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices ... 52

Tabel 4.13. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Modification... 53

(5)

vii

Gambar 2 Contoh Model Pengukuran Faktor Jaminan ... 28 Gambar 4.1. Model Pengukuran dan endorser dan Minat Beli

One Step Approach-Base Model ... 52 Gambar 4.2. Model Pengukuran d endorser dan Minat Beli

: One Step Approach-Modifikasi ... 53

(6)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner

Lampiran 2 : Hasil Rekap Jawaban Responden Lampiran 3 : Hasil Uji Outlier

Lampiran 4 : Hasil Uji Validitas, Reliabilitas dan Normalitas Lampiran 5 : Hasil Uji Structural Equation Modelling

(7)

ix

Oleh :

Dewa Agung Yulizar Prakosa

ABSTRAKSI

Bintang iklan merupakan salah satu elemen penting dalam sebuah iklan guna meningkatkan minat beli suatu produk oleh sebab itu pemilihan bintang iklan harus sesuai dengan karakteristik produk yang akan di iklankan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bintang iklan terhadap minat beli Yamaha Jupiter MX.

Penelitian ini dilakukan di Dealer Mayjend Sungkono Motor dan pengambilan sample dilakukan secara purposive sampling dengan sampel: 1. Pengunjung yang datang dan menanyakan informasi tentang sepeda motor

merek Jupiter MX di Dealer Mayjend Sungkono Motor

2. Pengunjung yang mempunyai keinginan untuk membeli sepeda motor merek Jupiter MX di Dealer Mayjend Sungkono Motor., data dikumpulkan melalui kuesioner yang disusun dalam bentuk sematic differential scale. Teknik analisis menggunakan Structural Equation Modelling (SEM)

Hasil dari penelitian ini dapat dilihat pada uji kausalitas yang menunjukkan bahwa variabel bintang iklan berpengaruh signifikan positif terhadap minat beli dapat diterima.

(8)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Dalam era globalisasi ini perkembangan teknologi semakin canggih sejalan dengan itu perkembangan dunia usaha di indonesia juga semakin meningkat. Dengan demikian perusahaan – perusahaan dimasa sekarang menghadapi persaingan bisnis yang sangat ketat sehingga menghasilkan perusahaan yang lebih cermat dalam menentukan strategi pemasaran agar dapat mencapai keberhasilan perusahaan dituntut menciptakan, mempertahankan, meningkatkan kepuasan konsumen pada suatu produk yang ditawarkan. Hanya perusahaan – perusahaan yang mampu mengimbangi pasarlah yang mampu bertahan dan terus eksis di dunia bisnis kita.

(9)

2

cukur yang dihiasi oleh tabung putar warna warni atau hiasan lainnya yang sederhana. (Jefkins,1997:2)

Peranan periklanan dalam masyarakat banyak menimbulkan beberapa kontroversi. Namun uraian ini hanya dapat mengevaluasi beberapa hal kritis dari iklan, antara lain. Iklan membujuk konsumen untuk membeli produk walaupun berlawanan dengan keinginan mereka. Iklan secara kusus dapat membedakan produk yang dihasilkan oleh berbagai perusahaan dan dapat membangun loyalitas konsumen terhadap suatu merek. Iklan bertindak sebagai pencegah bagi perusahaan baru untuk memasuki pasar tertentu. Iklan memungkinkan pihak pengiklan (produsen) untuk menaikkan harga relatif terhadap produk yang tidak diiklankan.

(10)

3

Iklan sendiri dibuat seefektif mungkin dan memiliki makna yang dalam diperankan oleh para publik figure sendiri sebagai bintang idola iklan agar iklan itu terlihat menarik pada umumnya atlet olahraga memiliki karakteristik dapat dipercaya, meyakinkan, menarik, menyenangkan. Kesesuaian karakteristik selebriti dengan type produk yang akan diiklankan membuat daya tarik sendiri bagi para pemirsa.

Shimp (2003: 460) berpendapat bahwa para bintang televisi, atlet terkenal dan pribadi yang telah mati digunakan secara luas didalam iklan-iklan majalah, iklan-iklan radio dan iklan-iklan televisi untuk mendukung produk menurut definisi selebriti adalah tokoh yang dikenal masyarakat karena prestasinya dibidang – bidang berbeda dari golongan produk yang didukung.

Shimp (2003: 456) berpendapat bahwa kaum selebriti khususnya dalam kalangan hiburan atau bintang olahraga merupakan hal utama dari periklanan ini dapat dimengerti karena sebanyak mungkin konsumen mudah mengidentifikasikan diri dengan para bintang, sering kali dengan memandang mereka sebagai pahlawan atas prestasi, kepribadian, daya tarik fisik mereka.

(11)

4

yang dimiliki oleh selebriti. Lebih umum lagi para konsumen mungkin menyukai merek hanya karena mereka menyukai selebritis yang mendukung produk tersebut.

Bintang televisi, aktor film,dan atlet terkenal banyak yang digunakan dalam iklan majalah,maupun TV komersial untuk mendukung produk. Bintang iklan (endorser) berperan sebagai orang yang berbicara tentang produk, yang akan mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen yang menunjuk pada produk yang didukungnya. Selebriti dipandang sebagai individu yang digemari oleh masyarakat dan memiliki keunggulan atraktif yang membedakannya dari individu lain, kata-kata yang diucapkan dan karisma dari seorang selebriti mampu mempengaruhi sesorang untuk mengarhkan perhatian kepadanya. Diharapkan dengan memakai “mulut” selebriti, maka konsumen semakin percaya bahwa produk yang diiklankan itu benar-benar berkualitas (Kunto,2004)

(12)

5

Jadi bila ditemukan informasi yang kurang baik dari selebrity atau perusahaan salah memilih selebrity yang akan dijadikan bintang iklan produknya maka akan sangat berdampak terhadap citra dari produk tersebut, seperti contoh bintang iklan yang digunakan Yamaha Jupiter MX.

(13)

Tabel 1. Peringkat Motor Yamaha Berdasarkan Opini (suara konsumen) pada Tahun 2009 sampai pertengahan tahun 2010

Nomor Merek Motor Jumlah Opini Nilai Overal

1 Yamaha Vega Z-R DB 2 5.00

Sumber : Data INDORATING.COM (suara konsumen)

Berdasarkan tabel 1 dapat dapat dilihat bahwa Yamaha Jupiter MX. Belum dapat menjadi preferensi utama. Para konsumen Yamaha lebih menyukai motor Yamaha yang lain Dan berikut ini adalah data penjualan Yamaha Jupiter MX yang mengalami penurunan penjualan pada Yamaha Mayjend Sungkono Motor yang merupakan salah satu dealer resmi Yamaha di Surabaya, berikut prosentase data penjualan Yamaha Jupiter MX tiap triwulan:

Tabel 2. Jumlah penjualan Yamaha Jupiter MX tiap triwulan pada akhir 2009 dan akhir 2010

TRIWULAN

I Juli-September 2009 581

II Oktober-Desember 2009 539

III Januari-Maret 2010 523

IV April-Juni 2010 501

Sumber : Yamaha Mayjend Sungkono Motor

(14)

7

sehingga mempengaruhi penjualan Yamaha Jupiter MX di dealar Mayjend Sungkono Motor.

Bintang iklan (endorser) berperan sebagai orang yang berbicara tentang produk, yang mempengaruhi sikap dan perilaku yang didukungnya, menurut beberapa penelitian menunjukkan bahwa penjualan produk meningkat akibat penggunaan akibat dari penggunaan bintang iklan, sikap dan persepsi konsumen bertambah ketika seorang bintang idola iklan mendukung produk tersebut (Shimp, 2000)

Dari fenomena diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui Pengaruh bintang iklan (endorser) terhadap minat beli

Yamaha Jupiter MX . (studi pada pengunjung Yamaha Jupiter MX

Di deler Mayjend Sungkono Motor Surabaya)

1.2.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : Apakah bintang iklan (endorser) mempunyai pengaruh terhadap minat beli Yamaha Jupiter MX di Dealer Mayjend Sungkono Motor Surabaya?

1.3.Tujuan Penelitian

(15)

1.4.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang berkepentingan:

1. Bagi perusahaan

Penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai perilaku konsumen dan diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk menentukan kebijakan guna pengambilan keputusan yang harus dilakukan dalam upaya mempertahankan efesiensi dan kemajuan perusahaan

2. Bagi pihak lain

Hasil peneitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai kepustakaan atau refensi yang nantinya dapat digunakan untuk acuan bagi penelitian selanjutnya.

3. Bagi peneliti

(16)

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Hasil Penelitian Terdahulu

1. Jurnal penelitian tahun 2005 oleh Sukmawati dan Suyono dengan

judul analisis pengaruh karakteristik bintang idola iklan (celebrity

endorser) terhadap minat beli konsumen sebuah multifitamin.

Faktor penelitian ini adalah faktor faktor apa saja yang harus di

miliki oleh seorang bintang iklan guna menimbulkan

kecenderungan minat beli konsumen sebuah multifitamin. Tujuan

penelitian untuk mengidentifikasi faktor-faktor atau karakteristik

apa saja yang dipertimbangkan oleh konsumen untuk membeli

produk multifitamin. Penelitian ini dilakukan di fakultas ekonomi

UNS Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa S-1 reguler

fakultas ekonomi UNS yang masih aktif dalam perkuliahan.

Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling,

yaitu mahasiswa yang pernah melihat tayangan iklan multivitamin

di televisi, data dikumpulkan melalui kuesioner sebanyak 104.

2. Jurnal penelitian tahun 2008 oleh Sebayang dan Siahaan dengan

judul pengaruh celebrity endorser terhadap keputusan pembelian

sepeda motor merek yamaha mio pada mio automatik club (MAC)

medan . Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh celebrity

endorser yang terdiri dari faktor daya tarik (attractiviness) dan

9

(17)

kredibilitas (credibility) yang dimiliki selebriti terhadap keputusan

pembelian sepeda motor merek yamaha mio pada anggota mio

automatic club (MAC) medan . penelitian dalam penelitian ini

dilakukan di Mio Automatic Club (MAC) . Populasi dalam

penelitian ini adalah pembeli sepeda motor merek yamaha mio

pada mio automatic club (MAC) medan . metode pengambilan

sampel menggunakan Non Probability sampling yaitu accidental

sampling adalah teknik penentuan sampling berdasarkan kebetulan.

2.2.Landasan Teori

2.2.1. Pemasaran

Banyak orang yang memiliki pengertian yang berbeda mengenai

pemasaran. Sebagian mengenal pemasaran sebagai kegiatan menjual atau

proses menciptakan penjualan. Sebenarnya pengertian pemasaran

memilki arti yang sangat luas.

Menurut Stanton (1991 : 7) Pemasaran adalah suatu sistem total

dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk menentukan harga,

mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang dapat

memuaskan keinginan baik kepada konsumen saat ini maupun konsumen

potensial.

Kotler (2000:9) dengan bukunya yang berjudul “ Manajemen

Pemasaran” mengemukakan definisi pemasaran bahwa “is a societal

(18)

11

through creating,offering and freely exchanging products and service of

value with others” jadi pemasaran adalah proses social dimana individu

dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan

dengan menciptakan dan mempertukarkan produk dan nilai dengan

individu dengan kelompok lainnya.

Menurut Kotler (2000:9) manajemen pemasaran adalah “is the

process of planing and executing the conception, pricing, promotion and

distribution of ideas, goods, services to create exchanges that satisfy

individual and organizational goals” jadi manajemen pemasaran adalah

proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga,

promosi serta menyalurkan gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan

pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi.

2.2.2. Konsep Pemasaran

Para usahawan sudah mengenal bahwa pemasaran merupakan

faktor penting untuk mencapai sukses bagi perusahaannya.dasar

pemikiran yang terkandung didalam konsep pemasaran dapat

digolongkan menjadi 3 unsur pokok yaitu:

a. Orientasi pada konsumen

Dalam upaya memasarkan hasil produksinya, produsen hendaknya

mempehatikan selera konsumen, karena produk yang dihasilkan

lebih banyak berhubungan dengan konsumen sebagai

(19)

Bagi peruasahaan yang benar-benar ingin memperhatikan

konsumen, harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan

dilayani

2. Menetukan kelompok pembeli yang akan dijadikan sasaran

penjualan

3. Menentukan produk dan program-program pemasaran

4. Melakukan penelitian pada konsumen untuk mengukur,

menilai dan menafsirkan keinginan, sikap serta perilaku

mereka

5. Menetukan dan melaksanakan strategi yang paling baik,

apakah menitik beratkan pada mutu yang tinggi, harga yang

murah atau model yang menarik.

Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa produsen harus

mempelajari situasi pasar terlebih dahulu dalam upaya

menempatkan produk yang dihasilkan ditengah konsumen yang

membutuhkannya.

b. Penyusunan kegiatan pemasaran secara integral

Pengintergrasian kegiatan pemasaran berarti setiap orang dan

setiap bagian dalam perusahaan berusaha untuk memberikan

kepuasan kepada konsumen sehingga tujuan perusahaan dapat

(20)

13

c. Kepuasan konsumen

Konsumen yang merasa puas terhadap suatu produk akan

melakukan pembelian ulang terhadap produk tersebut dan ini

merupakan jaminan bagi perusahaan untuk mendapatkan laba yang

lebih besar dikemudian hari.

Jadi, yang terpenting dalam konsep pemasaran adalah kepuasan

dari konsumen itu sendiri, dimana perusahaan harus dapat

membaca dan mengerti keinginan dari konsumennya, dengan

melakukan penawaran barang dan jasa sesuai dengan yang

dibutuhkan oleh para konsumen. dengan kata lain konsumen

adalah segala-galanya bagi perusahaan dalam mencapai laba dan

meningkatkan penjualan.

2.2.3. Endorser

2.2.3.1.Pengertian publik figure sebagai endorser produk

Pada dasarnya sebagian pemasar sepakat adanya kecenderungan

bahwa konsumen tertarik terhadap sosok tertentu sebagai publik figure

sehingga dapat ditiru perilaku konsumsinya, publik figure sebagai

endorser adalah publik figure yang digunakan secara luas di dalam

iklan-iklan di majalah, iklan-iklan di radio, maupun ditelevisi untuk mendukung

produknya.

Menurut Shimp (2000:406) selebrity atau publik figure adalah

(21)

prestasi-prestasinya di dalam bidang yang berbeda dari golongan produk

yang didukung.

Kotler (2001:583) “from time immemorial,marketers have used

celebrity to endorser their products” para pemasar telah menggunakan

tokoh-tokoh terkenal sejak dulu untuk mendukung produk mereka.

Kotler (2001:583) “The choise of the celebrity is critical. The

celebrity should have hight recognition, have positive affect, and hight

appropriateness to the product” memilih tokoh yang tepat sangat penting,

tokoh tersebut harus dikenal luas mempunyai pengaruh yang sangat

positif dan sangat sesuai dengan produk.

Menurut Engel, Blackwell, dan Miniard (1994) model iklan adalah

seseorang atau sebuah karakter yang terdapat dalam iklan untuk

menampilkan sebuah merek . Model iklan dipilih sebagai pengirim pesan

sebuah merek dalam iklan. Orang-orang yang digunakan sebagai model

iklan, orang yang secara khusus diciptakan sesuai karakteristik produk.

Kotler (2001:583) “A well chosen celebrity can draw attention to a

product brand” tokoh yang dipilih dengan cermat setidaknya dapat

menarik perhatian pada merek produk yang di iklankannya. Para

konsumen mungkin menyukai merek hanya karena mereka menyukai

endorser yang mendukung produk tersebut, tanpa memperhatikan

(22)

15

Menurut Mehta (1990) mengemukakan bahwa endorser

mempunyai kekuatan yang dijadikan kekuatan sebagai alat untuk

membujuk, merayu dan mempengaruhi konsumen sasaran.

Bintang iklan (Endorser) dibentuk oleh 3 (tiga) dimensi, antara lain :

Visibility (kepopuleran) • Credibility (kemampuan) • Attarction (ketertarikan)

1. Visibility (kepopuleran)

Adalah tingkat kepopuleran seseorang yaitu sejauh mana seorang

model iklan dikenal oleh publik dan dapat menimbulkan

ketertarikan publik sebagai calon konsumen untuk memperhatikan

iklan tersebut. Tingkat kepopuleran seorang bintang iklan akan

sangat mudah diingat dalam benak calon konsumen untuk

menumbuhkan brand awareness. 2. Credibility (kemampuan)

Adalah sebuah sifat yang dimiliki seseorang yang dapat

menimbulkan kepercayaan orang lain terhadap dirinya atas

kebenaran yang disampaikan melalui iklan. Dimensi ini di bentuk

oleh dua indikator yaitu :

a. Expertise (keahlian) bintang iklan sebagai sumber yang dapat

(23)

merujuk pada pengetahuan, pengamalan dan keahlian tertentu

dari sosok bintang iklan yang sesuai dengan tema dalam iklan

tersebut.

b. Trustwoorthiness (kepercayaan) mengacu pada kejujuran,

integrasi,dan dapat dipercaya,dan merujuk pada reputasi

objektif bintang iklan (endorser) sebagai sumber yang

terpercaya dalam penyampaian pesan.

3. Attarction (ketertarikan)

Adalah sifat yang dimiliki seseorang yang dapat menimbulkan rasa

ketertarikan terhadap dirinya, konsep umum dari dimensi ini

dipengaruhi oleh dua indikator antara lain :

a. Kepesonaan (Likability) Kepesonaan adalah daya tarik

penampilan fisik dan kepribadian. Kesukaan merupakan yang

paling relevan untuk perubahan sikap pada merek. Hal ini karena

kesukaan kepada endorser membantu sebagai pemacu positif yang

menyongkong pada motivasi gambar yang positif.

b. Kesamaan (Similiarity) Komponen lain dari daya tarik adalah

kesamaan. Target penonton haruslah menyamakan dengan

gambaran emosional dalam iklan dan hal ini ditambah dengan

memperlihatkan seseorang di iklan yang memiliki gaya serupa

dengan anggota target penonton. Simons menerangkan

komunikator yang dipersepsi memiliki kesamaan dengan

(24)

17

2.2.4. Minat Beli

Minat beli merupakan keinginan yang direncanakan sepenuhnya

oleh calon konsumen untuk melakukan pembelian nyata. Secara singkat

niat beli dapat diartikan sebagai rencana pembelian. Menurut Rossiter

dan Percy (1998), minat pembelian adalah “ Brand Purchase the Brand

(or take other relevant purchase-related action)”. Definisi tersebut

mengandung pengertian bahwa minat pembelian suatu merek adalah

perintah seorang pembeli kepada dirinya sendiri untuk membeli sebuah

merek produk atau untuk mengambil tindakan lain yang berhubungan

dengan pembelian.

Menurut Kotler (2000) pengertian minat beli adalah pikiran seseorang yang mengandung niat untuk membeli produk tertentu.

Adapun pengertian minat beli menurut Mehta (1994) mendifinisikan

minat beli sebagai kecenderungan seseorang untuk membeli suatu merek

atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang

diukur dengan tingkat kemungkinan orang melakukan pembelian.

Minat beli menurut Howard dalam Durianto & Liana, 2004 adalah

sesuatu yang berhubungan dengan rencana seseorang untuk membeli

produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada

periode tertentu. Dapat dikatakan bahwa minat beli merupakan

pernyataan mental dari calon konsumen yang merefleksikan rencana

(25)

diperlukan oleh para pemasar untuk mengetahui minat beli terhadap

suatu produk, baik para pemasar maupun ahli ekonomi menggunakan

variabel minat untuk memprediksikan perilaku konsumen di masa yang

akan datang. Minat beli menurut Kinnear dan Taylor dalam

Thamrin,2003 adalah merupakan bagian dari komponen perilaku calon

konsumen dalam sikap mengkonsumsi, kecenderungan untuk bertindak

sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan.

Indikator dari minat beli menurut Ferdinand (2006 : 240) adalah : 1. Intensitas pencarian informasi

Adalah keinginan untuk selalu mencari informasi mengenai suatu

produk.

2. Keinginan segera membeli

Adalah keinginan segera membeli/memilki suatu produk.

3. Keinginan preferensial

Adalah keinginan terhadap suatu produk dengan bersedia

mengabaikan pilihan lain.

2.2.5. Pengaruh endorser terhadap minat beli.

Konsumen cenderung meniru sesuatu hal yang dilakukan oleh

orang yang dikagumi dan dihormatinya, pemakaian endorser bertujuan

(26)

19

daya tarik seorang bintang iklan dapat membuat calon konsumen mudah

mengingat dan mengidentifikasi sebuah merek.

Rossiter & Percy (1998), menghasilkan fakta bahwa the presenter

(sumber pesan) berperan aktif dalam mempengaruhi audiens sebagai

calon konsumen. Demikian juga Daneshvary & Schwer (2000) dalam

penelitiannya menghasilkan fakta bahwa endorser berpengaruh positif

terhadap minat beli.

Menurut Shimp (2003:460) bintang iklan dapat disukai dan

dihormati oleh khalayak, oleh sebab itu mereka diharapkan mampu

mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen terhadap produk yang

didukungnya.

Apabila seorang bintang iklan mempunyai citra positif, maka

celebrity endorser akan lebih mudah mempengaruhi sikap, perilaku serta

(27)

2.3.Kerangka Konseptual

2.4.Hipotesis

Diduga bahwa bintang iklan (Endorser) Yamaha Jupiter MX berpengaruh positif terhadap minat beli Yamaha Jupiter MX

Endorser

X

Minat Beli

(28)

21

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

3.1.1 Definisi Operasional Variabel

Variabel beserta definisi operasional yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

A. Endorser (X)

Endorser merupakan publik figur yang digunakan sebagai

bintang iklan suatu produk, Menurut Mehta (1990) ada beberapa

dimensi yang mempengaruhi karakteristik publik figur sebagai

endorser

1. Visibility (X1)

Merupakan tingkat kepopuleran seorang publik figur serta

sejauh mana seorang bintang iklan dikenal dan bisa menimbulkan

ketertarikan publik sebagai calon konsumen. Indikator Visibility

menurut (Rossiter and Percy, 1998) adalah:

X1.1 = Sejauh mana Valentino Rossi dikenal oleh masyarakat.

X1.2 = Sejauh mana Valentino Rossi dapat menimbulkan

(29)

2. Credibility (X2)

Merupakan sifat yang dimiliki seorang publik figur yang

dapat menimbulkan kepercayaan orang lain terhadap terhadap

dirinya atas kebenaran yang disampaikan melalui iklan. Indikator

Credibility menurut (Rossiter and Percy, 1998) adalah:

X2.1 = Sejauh mana keahlian Valentino Rossi sebagai endorser.

X2.2 = Sejauh mana Valentino Rossi dapat dipercaya dalam

menyampaikan pesan iklan.

3. Attraction (X3)

Merupakan sifat seorang bintang iklan yang dapat

menimbulkan rasa ketertarikan terhadap dirinya. Indikator

Atrraction menurut (Rossiter and Percy, 1998) adalah:

X3.1 = Sejauh mana kepribadiaan Valentino Rossi dapat

menimbulkan Ketertarikan.

X3.2 = Sejauh mana Valentino Rossi juga menggunakan produk

yang di Iklankannya.

B. Minat Beli (Y)

Minat beli adalah pikiran seseorang yang mengandung niat

untuk membeli produk tertentu . Indikator Minat Beli menurut

Ferdinand (2006 : 204 ) adalah:

Y1 = Intensitas pencarian informasi

Dimana seseorang selalu mencari informasi mengenai suatu

(30)

23

Y2 = Keinginan segera membeli

Dimana seseorang yang ingin segera membeli/memilki

suatu produk.

Y3 = Keinginan preferensial

Merupakan dimana seseorang yang berminat membeli suatu

produk dimana seseorang tersebut bersedia mengabaikan

produk merek lain.

3.1.2 Pengukuran Variabel

Skala yang digunakan adalah skala interval, yaitu skala jenjang

selisih sematik (sematic differential scale) analisis ini dilakukan dengan meminta responden untuk menyatakan pendapat tentang serangkaian

pertanyaan yang berkaitan dengan obyek yang diteliti dalam bentuk nilai

yang berada dalam rentang dua sisi.

Dalam penelitian setiap pertanyaan masing – masing di ukur dalam

7 skala dan ujung-ujung ditetapkan dengan kata sifat yang tidak secara

kontras berlawanan. Ketujuh skala yang dipakai dalam penelitian ini

mengikuti pola sebagai berikut.

1 7

(31)

• Jawaban dengan nilai 1 menunjukkan nilai terendah, berarti sangat

tidak membenarkan pernyataan yang diberikan.

• Jawaban dengan nilai 7 menunjukkan nilai tertinggi, berarti sangat membenarkan

pernyataan yang diberikan.

3.2 Teknik penentuan sampel

a. Populasi

Populasi adalah sekumpulan orang atau objek dan individu maupun

kelompok yang memiliki ciri / karakteristik yang sama. Yang

menjadi populasi dalam penelitian ini adalah pengunjung yang

datang di Yamaha Mayjend Sungkono motor.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari keseluruhan populasi yang menjadi

obyek sesungguhnya dari suatu penelitian. Dalam penelitian ini

teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling

yaitu sampel yang dipilih berdasarkan atas ciri-ciri atau

karakteristik yang sudah ditetapkan untuk mencapai tujuan atau

maksud tertentu. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu:

1. Pengunjung yang datang dan menanyakan informasi

tentang sepeda motor merek Jupiter MX di Dealer Mayjend

Sungkono Motor serta pernah menyaksikan iklan Jupiter MX yang

(32)

25

2. Pengunjung yang mempunyai keinginan untuk membeli

sepeda motor merek Jupiter MX di Dealer Mayjend Sungkono

Motor.

Pedoman pengukuran sampel menurut Ferdinand (2002:48):

a. 100-200 sampel untuk teknik maximum Likelihood

Estimation.

b. Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi.

Pedomannya adalah 5- 10 kali jumlah parameter yang

diestimasi.

c. Tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam

seluruh variabel laten.

Jumlah sampel adalah jumlah indikator dikali 5-10. Bila

terdapat 20 indikator, besarnya sampel adalah 100-200. Sedangkan

jenis pengambilan sampel didasari oleh analisis SEM bahwa

besarnya sampel yaitu 5-10 kali parameter yang diestimasi. Pada

penelitian ini sebanyak 9 parameter yang diperoleh dari

indicator-indikator penelitian yang diestimasi, sehingga besarnya sampel

yang harus diperoleh adalah 90 responden yang didapati dari 9

indikator x 10 parameter = 90 responden dibulatkan menjadi 100

(33)

3.2.1 Jenis data

Untuk menganalisa data yang baik, maka diperlukan data yang

valid agar dapat mendukung tingkat kebenarannya. Dalam penelitian ini

digunakan dua jenis data, yaitu:

a. Data Primer

Data yang diperoleh secara langsung dengan cara menyebarkan

kuesioner kepada pengunjung di Mayjend Sungkono Motor.

b. Data Sekunder.

Data yang diperoleh dari catatan-catatan, dokumen, atau arsip pada

bagian pemasaran atau umum. Data sekunder bersumber dari

pustaka, buku-buku dan literatur, internet serta dokumentasi data

perusahaan yang berkaitan dengan permasalahan yaitu perusahaan

Yamaha motor.

3.2.2 Sumber data

Beberapa sumber data yang dimanfaatkan oleh peneliti antara lain:

a. Deler sepeda motor Yamaha Mayjend Sungkono Motor, untuk

mengetahui data penjualan sepeda motor Jupiter MX.

b. Beberapa pengunjung di dealer Mayjend Sungkono Motor,sebagai

responden

c. Buku-buku, literatur-literatur dan data dari internet yang mendukung

(34)

27

3.2.3 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan beberapa cara berikut:

a. Wawancara

Yaitu pengumpulan data bahan-bahan keterangan dilakukan dengan

melakukan tanya jawab secara langsung dengan para pengunjung di

dealer Mayjend Sungkono Motor.

b. Kuesioner

Yaitu pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan

kuesioner kepada pengunjung di Mayjend Sungkono Motor.

3.3 Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis

3.3.1 Teknik Analisis

Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian

ini adalah Structural Equation Model (SEM). SEM adalah sekumpulan teknik-teknik statistikal yang memungkinkan pengujian sebuah rangkaian

hubungan yang relatif “rumit” secara simultan. Hubungan yang rumit itu

dapat dibangun antara satu atau beberapa variabel dependen dengan satu

atau beberapa variabel independen. Masing-masing variabel dependen dan

independen dapat berbentuk factor (konstruk) yang dibangun dari

beberapa variabel indikator. Metode ini bukan ditujukan untuk

menghasilkan teori melainkan “menginformasikan” teori. Analisis SEM

(35)

bintang iklan (endorser) terhadap minat beli yamaha Jupiter MX. Model

pengukuran factor perluasan merek, rekomendasi, dan harga premium

menggunakan Confirmatory Factor Analysis. Penaksiran pengaruh

masing-masing variabel bebas bintang iklan (endorser) terhadap variabel

terikatnya minat beli menggunakan koefisien jalur. Langkah-langkah

dalam analisis SEM model pengukuran dengan contoh factor kepercayaan

dilakukan sebagai berikut :

X.1.1= X1 Visibility = er_1 X1.2= X2 Visibility = er_2

Bila persamaan diatas dinyatakan dengan sebuah pengukuran

model diuji undimensionanyal melalui Confirmatory Fatctor Analysis,

maka model pengukuran dengan contoh factor jaminan akan

nampak sebagai berikut:

 

Gambar 2 : Contoh model pengukuran faktor

Keterangan :

X1.1 = Pertanyaan tentang sejauh mana bintang iklan dikenal

X1.2 = Pertanyaan tentang sejauh mana bintang iklan mampu menarik perhatian

er_j = error term X1j Visibility

X1

X1.1

X1.2

er 1

(36)

29

Demikian juga faktor lain seperti Credibility, Attraction, dan minat beli.

3.3.2 Asumsi Model (Structural Equation Modelling)

a. Uji Normalitas Sebaran dan Linieritas

1. Normalitas dapat diuji dengan melihat gambar histogram data

atau dapat diuji dengan metode-metode statistic.

2. Menggunakan Critical Ratio yang diperoleh dengan membagi

koefisien samprl dengan standard errornya dan Skweness

value yang biasanya disajikan dalam statistic deskriptif

dimana nilai statistic untuk menguji normalitas itu disebut

sebagai Z-value. Pada tingkat signifikan 1% jika nilai Z lebih

besar dari nilai kritis, maka dapat diduga bahwa distribusi data

adalah tidak normal.

3. Normal Probability Plot (SPSS 10.1).

4. Linieritas dengan mengamati scatterplots dari data yaitu

dengan memilih pasangan data dan dilihat pola penyebarannya

untuk menduga ada tidaknya linieritas.

b. Evaluasi atas Outlier

1. Mengamati nilai Z-score : ketentuannya diantara ± 3.0 non

outlier.

2. Multivariate Outlier diuij dengan criteria jarak Mahalonobis

pada tingkat ρ < 0.001. Jarak diuji dengan Chi-Square (X²)

(37)

Mahalonobis > dari nilai X² adalah multivariate outlier.Outlier

adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik

yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi

lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim untuk sebuah

variabel tunggal atau variabel kombinasi (Hair,J.F.et.al. 1998).

c. Deteksi Multicollinierity dan Singularity

Deteksi dengan mengamati determinant matriks covarians. Dengan

ketentuan apabila determinant sample matrix mendekati angka 0

(kecil), maka terjadi multikolinieriti dari singularitas (Tabachnick

dan Fidell, 1996).

d. Uji Validitas dan Reliabilitas

Dimensi yang diukur melalui indicator-indikator dalam daftar

pertanyaan perlu dilihat reliabilitasnya dan validitas, dalam hal ini

dijelaskan sebagai berikut:

1) Uji Validitas

Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh

sebuah indicator dalam menilai sesuatu atau akuratnya pengukuran

atas apa yang seharusnya diukur. Karena indicator multidimensi,

maka uji validitas dari setiap latent variable/ construct akan diuji

dengan melihat loading factor dari hubungan antara setiap

observed variable dan latent variabel.

(38)

31

Adalah ukuran mengenai konsistensi internal dari

indikator-indikator sebuah konstruk yang menunjukkan derajat sampai

dimana masing-masing indikator itu mengindikasikan sebuah

konstruk yang umum. Sedangkan reliabilitas diuji dengan construct

reliability dan variance extracted. Construct reliability dan

Variance extracted dihitung dengan menggunakan rumus sebagai

berikut :

Construct reliability = [ ∑ Standardize Loading]²

[ ∑ Standardize Loading]² + ∑εj ]

Variance Extracted = ∑ Standardize Loading²

∑ Standardize Loading² + εj

Sementara εj dapat dihitung dengan formula εj = 1 – [Stabdardize

Loading]. Secara umum, nilai construct reliability yang dapat

diterima adalah ≥ 0,7 dan variance extracted ≥ 0,5 (Hair et

al,1998). Standardize Loading dapat diperoleh dari output AMOS

4,01, dengan melihat nilai estimasi setiap construct standardize

(39)

3.3.3 Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal

Pengaruh langsung (koefisien jalur) diamati dari bobot regresi

terstandar, dengan pengujian signifikan pembanding nilai CR (Critical

Ratio) atau ρ (probability) yang sama dengan nilai t hitung. Apabila t

hitung lebih besar dari pada t tabel berarti signifikan.

3.3.4 Pengujian model dengan One-Step Approach

One-Step Approach to Structural Equation Modeling (SEM)

digunakan untuk menguji model yang diajukan pada gambar 3.2. One-Step

Approach digunakan untuk mengatasi masalah sampel data yang kecil jika

dibandingkan dengan jumlah butir instrumentasi yang digunakan

(Hartline, Michael, Ferrell, 1996) dan keakuratan realibilitas

indicator-indikator terbaik dapat dicapai dalam One-Step Approach ini. One-Step

Approach bertujuan untuk menghindari interaksi antara model pengukuran

dan model structural pada Two-Step Approach (Hair J.F.et al, 1998).

Sampel data dalam penelitian ini berjumlah 120, dan jumlah butir

instrumentasi penelitian berjumlah 12 butir pertanyaan.

Yang dilakukan dalam One-Step Approach to SEM adalah estimasi

terhadap measurement model dan estimasi terhadap structural model

(Anderson dan Gerbing, 1998). Cara yang dilakukan dalam menganalisis

SEM dengan One-Step Approach adalah sebagai berikut:

Menjumlahkan skala butir-butir setiap konstruk menjadi indikator

(40)

33

indikator tersebut distandardisasi [Z-scores] dengan mean = 0, deviasi

standar = 1, yang bertujuan adalah untuk mengeliminasi

pengaruh-pengaruh skala yang berbeda-beda tersebut (Hair J.F.et al, 1998).

Menetapkan error [ε] dan lamda [λ] terms, error terms dapat

dihitung dengan rumus 0,1 kali σ² dan lamda terms dengan rumus 0,95

kali σ (Anderson dan Gerbing, 1998). Perhitungan construct reliability

[α] telah dijelaskan pada bagian sebelumnya dan dviasi standar [σ]

dapat dihitung dengan bantuan program aplikasi statistik SPSS.

Setelah error [ε] dan lamda [λ] terms diketahui skor-skor tersebut

dimasukkan sebagai parameter fix pada analisis model pengukuran

SEM.

3.3.5 Evaluasi Model

Hair J.F. et al, 1998 menjelaskan bahwa pola “confirmatiry”

menunjukan prosedur yang dirancang untuk mengevaluasi utilitas

hipotesis-hipotesis dengan pengujian fit antara model teoritis

menggambarkan “good fit” dengan kata, maka model dianggap sebagai

yang diperkuat. Sebaliknya suatu model toeritis tidak diperkuat jika teori

tersebut mempunyai suatu “poor fit” dengan data. Amos dapat menguji

apakah model “good fit” atau “poor fit”. Jadi “good fit” model yang diuji

sangat penting dalam penggunaan structural equation modeling.

Pengujian terhadap model yang dikembangkan dengan berbagai

(41)

TLI, AGFI, CMIN/DF. Apabila model awal tidak good fit dengan data

maka model dikembangkan dengan pendekatan Two-Step Approach to

SEM.

Tabel 3. Goodness of Fit Indices

Godness of Fit Index Keterangan Cut-Off Value

X²- Chi-square Menguji apakah covariance

populasi yang di estimas sama dengan covariance sample (apakah model sesuai dengan data)

Diharapkan kecil 1 s.d 5 atau paling baik diantara 1dan 2

Probality Uji signifikan terhadap perbedaan matriks covariance dta dan matriks covariance yang diestimasi

Minimum 0,1 atau 0,2 atau ≥ 0,05

RMSEA Mengkompensasi kelemahan

Chi-Square pada sampel besar

≤ 0,08

GFI Menghitung proporsi tertimbang

varians dalam matriks sampel yang dijelaskan oleh matriks covarians populasi yang diestimasi (analog) dengan R² dalam regresi berganda

≥ 0,90

AGFI GFI yang disesuaikan terhadap

DF

≥ 0.90

CMIN / DF Kesesuaian antara data dan model ≤ 2,00

TLI Pembandingan antara model yang

diuji terhadap baseline model

≥ 0,95

CFI Uji kelayakan model yang tidak

ensitive terhadap besarnya sampel dan kerumitan model

≥ 0,94

Sumber: Hair et al (1998)

Keterangan:

1. X² CHI SQUARE STATISTIK

Alat uji paling fundamental untuk mengukur overall fit adalah likehood

ratio chi-square ini bersifat sangat sensitive terhadap besarnya sampel

yang digunakan. Karenanya bila jumlah sampel cukup besar (lebih dari

200). Statistik chi-square ini harus didampingi oleh alat uji lain. Model

(42)

35

rendah. Semakin kecil X² semakin baik model itu. Karena tujuan analisis

adalah mengembangkan dan menguji sebuah model yang sesuai dengan

data atau yang fit terhadap data, maka yang dibutuhkan justru sebuah nilai

X² yang kecil dan signifikan.

X² bersifat sangat sensitive terhadap besarnya sampel yaitu terhadap

sampel yang teralalu kecil maupun yang terlalu besar. Penggunaan

chi-square hanya sesuai bila ukuran sampel antara 100-200, bila ukuran luar

tentang itu, uji signifikan akan menjadi kurang reliable oleh karena itu

pengujian ini perlu dilengkapi dengan uji yang lain.

2. RMSEA-THE ROOT MEAN SQUARE ERROR OF APPROXIMATION

RMSEA adalah sebuah indeks yang dapat digunakan mengkompensasi

chi-square statistik dalam sampel yang besar. Nilai RMSEA menunjukkan

goodness-of-fit yang dapat diharapkan bila mode diestimasi alam populasi.

Nilai RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0,08 merupakan indeks

untuk dapat diterimanya degress of freedom.

3. GFI = GOODNESS of FIT INDEKS

GFI adalah analog dari R dalam regresi berganda. Indeks kesesuaian ini

akan menghitung proporsi terimbang dari varians dalam matriks

covariance sampel yang dijelaskan oleh covariance matriks populasi yang

terestimasi. GFI adalah sebuah ukuran non-statistika yang mempunyai

rentang nilai antara 0 (poor fit) sampai dengan 1,0 (perfect fit). Nilai yang

(43)

4. AGFI = ADJUST GOODNESS of FIT INDEX

AGFI = GFI/df tingkat penerimaan yang direkomendasikan adalah bila

AGFI mempunyai nilai yang sama dengan atau lebih besar dari 0,09. GFI

maupun AGFI adalah kriteria yang memperhitungkan proporsi tertimbang

dari varians dalam sebuah matriks covariance sampel. Nilai sebesar 0,95

dapat diinterpretasikan sebagai tingkatan yang baik (good overall model

fit) sedangkan besarnya nilai antara 0,09-0,95 menunjukkan tingkatan

cukup (adequate fit).

5. CMIN / DF

Sebagai salah satu indikator untuk mengukur tingkat fitnya sebuah model.

Dalam hal ini CMIN/DF tidak lain adalah statistik chi-square, X² dibagi

Df-nya sehingga disebut X² relative. Nilai X² relative ≤ 2,0 atau bahkan ≤

3,0 adalah indikasi dari acceptable fit antara model dan data. Nilai X²

relative yang tinggi menandakan adanya perbedaan yang signifikan antara

matriks covariance yang diobservasikan dan diestimasi.

6. TLI = TUCKER LEWIS INDEX

TLI adalah sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model. Nilai

yang direkomendasikan sebagai acuan untuk diterimanya sebuah model

adalah penerimaan ≥ 0,95 dan nilai yang sangat mendekati 1 menunjukkan

(44)

37

7. CFI = COMPERATIF FIT INDEX

Besaran indeks ini adalah pada rentang nilai sebesar 0-1, dimana semakin

mendekati 1, mengidentifikasikan tingkat fit yang paling tinggi (A Very

Good Fit). Nilai yang direkomendasikan adalah CFI > 0,95. Keunggulan

dari indeks ini besarnya tidak dipengaruhi oleh ukuran sampel karena itu

sangat baik untuk mengukur tingkat penerimaan sebuah model. Indeks CFI

(45)

38 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan

Lokasi perusahaan ini berada di Surabaya tepatnya di jalan Mayjend

Sungkono No. 121-125 Surabaya.

a. Sejarah Yamaha Mayjend Sungkono Motor

Mayjend Sungkono Motor berdiri pada Tahun 2007 berlokasi di jalan

Mayjend Sungkono No. 121-125 didepan TVRI Surabaya

b. Visi & Misi Perusahaan

Visi perusahaan :

Menjadi perusahaan penyalur sepeda motor Yamaha terbaik di Indonesia.

Misi perusahaan:

Mengembangkan bisnis melalui produk-produk Yamaha yang berkualitas

asli Jepang, terdistribusi secara regional Indonesia Timur dengan dasar

customer satisfaction dan information technology.

c. Prestasi Perusahaan

Mendapatkan penghargaan Best Dealer 2008

(46)

39

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian

4.2.1. Penyebaran Kuisioner

Kuisioner disebarkan untuk mendapatkan sampel dengan menggunakan

teknik Purposive Sampling, yaitu teknik penarikan sampel non probabilitas terhadap pengunjung yang sedang menanyakan informasi dan mempunyai

keinginan untuk membeli sepeda motor Jupiter MX di dealer Yamaha Mayjend

Sungkono Surabaya, diolah dengan menggunakan structural equation modelling. Kuesioner ini di sebarkan sekitar 100 kuesioner .

4.2.2. Keadaan Responden

Data mengenai keadaan responden dapat diketahui melalui jawaban

responden dari pertanyaan–pertanyaan yang diajukan didalam pertanyaan umum

kuisener yang telah diberikan. Dari jawaban–jawaban tersebut diketahui hal–hal

seperti dibawah ini.

a. Jenis Kelamin

Dari 100 responden yang menjawab kuisioner yang telah diberikan dapat

diketahui jenis kelamin dari responden yakni pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.1 : Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Prosentase (%)

Laki-Laki 70 70%

Wanita 30 30%

Sumber: Data Diolah

b. Usia

Dari 100 responden yang menjawab kuisioner yang telah diberikan dapat

(47)

Tabel 4.2: Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Prosentase (%)

21-30 tahun 17 17%

31-40 tahun 40 40%

41-50 tahun 27 27%

51 tahun keatas 16 16%

Total 100 100%

Sumber: Data Diolah

Berdasarkan data di atas bahwa mayoritas responden yang melakukan

transaksi adalah kebanyakan responden yang berusia 31-40 tahun.

4.2.3 Deskripsi Dimensi Visibility

Visibility didefenisikan sebagai tingkat kepopuleran seseorang yaitu sejauh

mana seorang model iklan dikenal oleh publik dan dapat menimbulkan

ketertarikan publik sebagai calon konsumen untuk memperhatikan iklan tersebut.

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada para

responden yang berjumlah 100 orang, diperoleh jawaban dari kuesioner yang

(48)

41

Tabel 4.3 : Hasil Jawaban Responden Pertanyaan Visibility

No Pertanyaan Skor Jawaban Total

1 2 3 4 5 6 7

2 Iklan Yamaha Jupiter MX yang dibintangi

Sumber : Hasil Penyebaran Kuesioner

Berdasarkan tabel di atas diketahui sebagai berikut:

1. Indikator pertama dari visibility, yaitu Valentino Rossi yang membintangi

iklan Yamaha Jupiter MX dikenal dengan baik, mendapatkan respon

terbanyak pada skor 5 dengan jumlah responden 45 atau 45%, kemudian

terbanyak kedua terdapat pada skor 6 dengan jumlah responden 31 atau

31%. Artinya, sebagian besar responden yang menjawab mendekati setuju

sebanyak 45 responden atau 45%, kemudian yang menjawab setuju

sebanyak 31 atau sebanyak 31%.

2. Indikator kedua dari visibility, yaitu Iklan Yamaha Jupiter MX yang

dibintangi Valentino Rossi mampu manarik perhatian, mendapatkan

respon terbanyak pada skor 6 dengan jumlah responden 41 atau 41%,

kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 5 dengan jumlah responden

(49)

sebanyak 41 responden atau 41%, kemudian yang menjawab mendekati

setuju sebanyak 39 responden atau sebanyak 39%.

4.2.4 Deskripsi Dimensi Credibility

Credibility didefenisikan sebagai sifat yang dimiliki seseorang yang dapat

menimbulkan kepercayaan orang lain terhadap dirinya atas kebenaran yang

disampaikan melalui iklan.

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada para

responden yang berjumlah 100 orang, diperoleh jawaban dari kuesioner yang

memenuhi persyaratan sebagai berikut :

Tabel 4.4 : Hasil Jawaban Responden Pertanyaan Credibility

No Pertanyaan Skor Jawaban Total

1 2 3 4 5 6 7

1 Keahlian Valentino Rossi dalam

Sumber : Hasil Penyebaran Kuesioner

Berdasarkan tabel di atas diketahui sebagai berikut:

1. Indikator pertama dari credibility, yaitu Keahlian Valentino Rossi dalam

(50)

43

respon terbanyak pada skor 5 dengan jumlah responden 38 atau 38%,

kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 6 dengan jumlah responden

28 atau 28%. Artinya, sebagian besar responden yang menjawab

mendekati setuju sebanyak 38 responden atau 38%, kemudian yang

menjawab setuju sebanyak 28 atau sebanyak 28%.

2. Indikator kedua dari credibilty, yaitu Pesan iklan yang disampaikan oleh

Valentino Rossi dalam iklan Yamaha jupiter MX dapat menimbulkan

kepercayaan., mendapatkan respon terbanyak pada skor 6 dengan jumlah

responden 34 atau 34%, kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 5

dengan jumlah responden 32 atau 32%. Artinya, sebagian besar responden

yang menjawab setuju sebanyak 34 responden atau 34%, kemudian yang

menjawab mendekati setuju sebanyak 32 responden atau sebanyak 32%.

4.2.3 Deskripsi Dimensi Attraction

Attraction didefenisikan sebagai sifat yang dimiliki seseorang yang

dapat menimbulkan rasa ketertarikan terhadap dirinya.

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada para

responden yang berjumlah 100 orang, diperoleh jawaban dari kuesioner

(51)

Tabel 4.5 : Hasil Jawaban Responden Pertanyaan Attraction

No Pertanyaan Skor Jawaban Total

1 2 3 4 5 6 7

2 Valentino Rossi juga menggunakan Yamaha Jupiter MX yang diiklankannya

0 0 0 13 42 30 15 100

Persentase % 0 0 0 13 42 30 15 100%

Sumber : Hasil Penyebaran Kuesioner

Berdasarkan tabel di atas diketahui sebagai berikut:

1. .Indikator pertama dari Attraction, yaitu Daya tarik fisik Valentino

Rossi dalam iklan Yamaha Jupiter MX sangat menarik., mendapatkan

respon terbanyak pada skor 5 dengan jumlah responden 38 atau 38%,

kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 6 dengan jumlah

responden 32 atau 32%. Artinya, sebagian besar responden yang

menjawab mendekati setuju sebanyak 38 responden atau 38%, kemudian

yang menjawab setuju sebanyak 32 atau sebanyak 32%.

2. Indikator kedua dari Attraction, yaitu Valentino Rossi juga

menggunakan Yamaha Jupiter MX yang diiklankannya, mendapatkan

respon terbanyak pada skor 5 dengan jumlah responden 42 atau 42%,

kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 6 dengan jumlah

(52)

45

menjawab mendekati setuju sebanyak 42 responden atau 42%, kemudian

yang menjawab setuju sebanyak 30 responden atau sebanyak 30%.

4.2.3 Deskripsi Variabel Minat Beli.

Minat beli didefenisikan sebagai sesuatu yang berhubungan dengan

rencana seseorang untuk melakukan pembelian nyata.

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada para

responden yang berjumlah 100 orang, diperoleh jawaban dari kuesioner

yang memenuhi persyaratan sebagai berikut :

Tabel 4.6 : Hasil Jawaban Responden Pertanyaan Minat Beli

No Pertanyaan Skor Jawaban

Total

(53)

Berdasarkan tabel di atas diketahui sebagai berikut:

1. Indikator pertama dari Minat Beli, yaitu Anda termasuk seseorang yang aktif

dalam mencari informasi lebih jauh mengenai produk yang telah diiklankan,

mendapatkan respon terbanyak pada skor 5 dengan jumlah responden 42

atau 42%, kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 6 dengan jumlah

responden 33 atau 33%. Artinya, sebagian besar responden yang menjawab

mendekati setuju sebanyak 42 responden atau 42%.

2. Indikator kedua dari Minat Beli, yaitu Anda merupakan seseorang yang

mempunyai keinginan segera membeli setelah anda mendapatkan banyak

informasi mengenai Yamaha Jupiter MX, mendapatkan respon terbanyak

pada skor 5 dengan jumlah responden 43 atau 43%, kemudian terbanyak

kedua terdapat pada skor 6 dengan jumlah responden 33 atau 33%. Artinya,

sebagian besar responden yang menjawab menekati setuju sebanyak 43

responden atau 43%. Kemudian yang menjawab setuju dengan skor 6

sebanyak 33 responden atau 33%.

3. Indikator ketiga dari Minat Beli, yaitu Anda merupakan seseorang yang

selalu menganjurkan produk Yamaha Jupiter MX kepada orang lain.,

mendapatkan respon terbanyak pada skor 5 dengan jumlah responden 41

atau 41%, kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 6 dengan jumlah

responden 35 atau 35%. Artinya, sebagian besar responden yang menjawab

mendekati setuju sebanyak 41 responden atau 41%. Kemudian yang

(54)

47

4.3. Analisis Dan Pengujian Hipotesis

4.3.1. Uji Outlier

Outlier adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam

bentuk nilai ekstrim untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi atau

mutivariat (Hair, 1998). Evaluasi terhadap outlier multivariate (antar variabel) perlu dilakukan sebab walaupun data yang dianalisis menunjukkan tidak ada

outliers pada tingkat univariate, tetapi observasi itu dapat menjadi outliers bila

sudah saling dikombinasikan. Jarak antara Mahalanobis untuk tiap-tiap observasi

dapat dihitung dan akan menunjukkan sebuah observasi dari rata-rata semua

variabel dalam sebuah ruang multidimensional (Hair.dkk, 1998; Tabachnick &

Fidel, 1996). Uji terhadap outliers multivariate dilakukan dengan menggunakan jarak Mahalanobis pada tingkat p < 1%. Jarak Mahalanobis itu dievaluasi dengan

menggunakan χ² (chi kuadrat) pada derajat bebas sebesar jumlah variabel yang

digunakan dalam penelitian ini. Hasil uji outlier tampak pada tabel berikut:

Tabel 4.7. Hasil Uji Outlier

Standard Error of Predicted Value 4.154 10.862 7.557 1.236 100

Adjusted Predicted Value 5.442 83.393 50.752 17.780 100

Residual -65.057 50.186 0.000 23.085 100

Std. Residual -2.687 2.073 0.000 0.953 100

Stud. Residual -2.796 2.118 -0.005 1.005 100

Deleted Residual -73.145 55.098 -0.252 25.684 100

Stud. Deleted Residual -2.910 2.161 -0.007 1.019 100

Mahalanobis Distance [MD] 1.924 18.935 8.910 3.136 100

Cook's Distance 0.000 0.131 0.011 0.021 100

Centered Leverage Value 0.019 0.191 0.090 0.032 100

(a) Dependent Variable : NO. RESP

(55)

Deteksi terhadap multivariat outliers dilakukan dengan menggunakan kriteria Jarak Mahalanobis pada tingkat p < 0,001. Jarak Mahalanobis itu

dievaluasi dengan menggunakan χ2 pada derajat bebas sebesar jumlah variabel

yang digunakan dalam penelitian. Bila kasus yang mempunyai Jarak Mahalanobis

lebih besar dari nilai chi-square pada tingkat signifikansi 0,001 maka terjadi

multivariate outliers. Nilai χ20.001 dengan jumlah variabel 9 adalah sebesar

27,877. Hasil analisis Mahalanobis diperoleh nilai 18,935 yang kurang dari χ2

tabel 27,877 tersebut. Dengan demikian, tidak terjadi multivariate outliers.

4.3.2. Uji Reliabilitas

Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa Cronbach’s Alpha ini digunakan untuk mengestimasi reliabiltas setiap skala (variabel atau observasi

indikator). Sementara itu item to total correlation digunakan untuk memperbaiki ukuran-ukuran dan mengeliminasi butir-butir yang kehadirannya akan

memperkecil koefisien Cronbach’s Alpha yang dihasilkan (Purwanto, 2002). Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.8. Uji Reliabilitas

Pengujian Reliability Consistency Internal

Konstrak Indikator Item to Total

(56)

49

Proses eleminasi diperlakukan pada item to total correlation pada indikator yang nilainya < 0,5 [Purwanto,2003]. Terjadi eliminasi karena nilai item to total correlation indikator seluruhnya ada yang tidak ≥ 0,5. Indikator yang tereliminasi tidak disertakan dalam perhitungan cronbach's alpha. Perhitungan

cronbach's dilakukan setelah proses eliminasi. Hasil pengujian reliabilitas

konsistensi internal untuk setiap construct di atas menunjukkan hasil cukup baik

dimana koefisien Cronbach’s Alpha yang diperoleh seluruhnya memenuhi rules of thumb yang disyaratkan yaitu ≥ 0,7 (Hair et.al.,1998; Sekaran,2003).

4.3.3. Uji Validitas

Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah indikator

dalam menilai sesuatu atau akuratnya pengukuran atas apa yang seharusnya

diukur, karena indikator multidimensi, maka uji validitas dari setiap latent variable atau construct akan diuji dengan melihat loading factor dari hubungan antara setiap observed variable dan latent variable. Hasil analisis tampak pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.9. Uji Validitas

Standardize Faktor Loading dan Construct dengan Confirmatory Factor Analysis

Konstrak Indikator Faktor Loading

(57)

Berdasarkan hasil confirmatory factor analysis terlihat bahwa factor loadings masing masing butir pertanyaan yang membentuk setiap construct

sebagian besar ≥ 0,5, sehingga butir-butir instrumentasi setiap konstruk tersebut

dapat dikatakan validitasnya cukup baik.

4.3.4. Uji Construct Reliability dan Variance Extracted

Selain melakukan pengujian konsistensi internal Cronbach’s Alpha, perlu juga dilakukan pengujian construct reliability dan variance extracted. Kedua pengujian tersebut masih dalam koridor uji konsistensi internal yang akan

memberikan peneliti kepercayaan diri yang lebih besar bahwa indikator-indikator

individual mengukur suatu pengukuran yang sama (Purwanto, 2002). Dan

variance extracted direkomendasikan pada tingkat 0,50. Hasil perhitungan

construct reliability dan variance extracted dapat dilihat dalam tabel 4.6 Tabel 4.10. Construct Reliability dan Variance Extracted

Construct Reliability & Variance Extrated

Konstrak Indikator

Hasil pengujian reliabilitas instrumen dengan construct reliability dan

(58)

51

dilakukan bersifat exploratory, maka nilai di bawah 0,70 pun masih dapat diterima

sepanjang disertai alasan–alasan empirik yang terlihat dalam proses eksplorasi.

Dan variance extracted direkomendasikan pada tingkat 0,50. 4.3.5. Uji Normalitas

Uji normalitas sebaran dilakukan dengan Skewness Value dari data yang digunakan yang biasanya disajikan dalam statistik deskriptif. Nilai statistik untuk

menguji normalitas itu disebut z-value. Bila nilai-z lebih besar dari nilai kritis maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal. Nilai kritis dapat

ditentukan berdasarkan tingkat signifikansi 0,01 (1%) yaitu sebesar ± 2,58.

Hasilnya diperoleh nilai c.r. multivariat diantara ± 2,58 dan itu berarti asumsi

normalitas terpenuhi dan data layak untuk digunakan dalam estimasi selanjutnya.

Hasil analisis tampak pada tabel berikut:

Tabel 4.11. Uji Normalitas

4.4. Structural Equation Modelling

4.4.1. Evaluasi Model One – Step Approach to SEM

Dalam model SEM, model pengukuran dan model struktural

(59)

1 Celebrity Endorse & Minat Beli

Model Specification : One Step Aproach - Base Model

d_pc1

dalam memenuhi tuntutan fit model. Kemungkinan terbesar disebabkan oleh

terjadinya interaksi antara measurement model dan structural model yang diestimasi secara bersama-sama (one-step approach to SEM). One-stepapproach to SEM digunakan apabila model diyakini bahwa dilandasi teori yang kuat serta validitas dan reliabilitas data sangat baik. (Hair.et.al, 1998). Hasil estimasi dan fit

model one-step approach to SEM dengan menggunakan program aplikasi AMOS 4.01 terlihat pada gambar dan tabel Goodness of Fit dibawah ini.

Gambar 4.1

Sumber: data diolah

Tabel 4.12.

Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Model One- Step Approach – Base Model

Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices

Kriteria Hasil Nilai Kritis Evaluasi Model

(60)

53 Celebrity Endorser & Minat Beli

Model Specification : One Step Aproach - Modification Model

d_pc

Dari hasil evaluasi terhadap model one step approach base model ternyata dari semua kriteria goodness of fit yang digunakan, seluruhnya belum menunjukkan hasil evaluasi model yang baik, berarti model belum sesuai dengan

data. Artinya, model konseptual yang dikembangkan dan dilandasi oleh teori

belum sepenuhnya didukung oleh fakta.

Gambar 4.2

Sumber: data diolah

Tabel 4.13.

Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Model One- Step Approach – Modifikasi

Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices

Kriteria Hasil Nilai Kritis Evaluasi

Model

Berdsarkan hasil evaluasi terhadap model one step approach modifikasi

(61)

menunjukkan hasil evaluasi model yang baik, berarti model telah sesuai dengan

data. Artinya, model konseptual yang dikembangkan dan dilandasi oleh teori telah

sepenuhnya didukung oleh fakta. Dengan demikian model ini adalah model yang

terbaik untuk menjelaskan keterkaitan antar variabel dalam model.

4.4.2. Uji Hipotesis Kausalitas

Dilihat dari angka determinant of sample covariance matrix: 3,27 > 0

mengindikasikan tidak terjadi multicolinierity atau singularity dalam data ini sehingga asumsi terpenuhi. Dengan demikian besaran koefisien regresi

masing-masing faktor dapat dipercaya sebagaimana terlihat pada uji kausalitas di bawah

ini.

Tabel 4.14. Pengujian Hipotesis Uji Hipotesis Kausalitas

Regression Weights

Ustd Std

Prob.

Faktor Faktor Estimate Estimate

Minat Beli <-- Endorser 0.308 0.124 0.013

Batas Signifikansi ≤ 0,10

Sumber : Lampiran Di olah

Dilihat dari tingkat Prob. arah hubungan kausal, maka hipotesis yang

menyatakan bahwa :

• Faktor endorser berpengaruh positif terhadap Faktor minat beli, dapat diterima

[Prob. kausalnya 0,0013 ≤ 0,10 [signifikan [positif].

4.5. Pembahasan Hasil Penelitian

4.5.1. Pengaruh endorser Terhadap Minat Beli

(62)

55

mampu mendorong calon konsumen dalam melakukan transaksi pembelian

terhadap sepeda motor Yamaha Jupiter MX .

  Dengan adanya penggunaan endorser Valentino Rosi diharapkan dapat

meningkatkan minat beli Yamaha Jupiter MX. Yamaha sendiri berharap mampu

memenuhi keinginan dan kebutuhan pasar saat ini. Sosok Valentino Rossi

dipersepsikan sebagai seorang publik figur yang terkenal, menarik, fashionable

(selalu mengikuti perkembangan trend), berkelas, energik, serba bisa dan

dijadikan trendsetter bagi remaja atau pemuda pengemar sepeda motor saat ini.,  Bintang iklan dapat disukai dan dihormati oleh khalayak, oleh sebab itu mereka

diharapkan mampu mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen terhadap produk

yang didukungnya Shimp (2003:460).

Apabila seorang bintang iklan mempunyai citra positif, maka endorser

akan lebih mudah mempengaruhi sikap, perilaku serta minat seseorang untuk

membeli produk yang sedang di iklankannya.

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dengan

(63)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian, pengumpulan dan menganalisis terhadap

data–data yang telah diperoleh dari responden, maka kesimpulan dan saran dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah didapatkan bahwa :

• Faktor endorser berpengaruh positif terhadap Faktor minat beli, dapat

diterima.

5.2. Saran

Adapun saran yang dapat disampaikan oleh peneliti adalah :

1. Pihak manajemen tetap menjaga segala kekauatan dan tetap meningkatkan

kualitas produknya melalui komunikasi iklan yang menarik dan inovatif.

2. Memberikan informasi produk khususnya Yamaha Jupiter MX dengan

sedetail-detailnya, sehingga calon konsumen berkeinginan membeli produk

(64)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, J.C.and D.W.Gerbing, 1998.Structural Equation Modeling in Practice : A Review and Recommended Two-Step Approach, Psycological Buletin. 103 (3) : 411-23

Baker, Wiliam, E., 2001, “Do Not Wait to Reveal The Brand Name;The Effect of Brand Name Placement on Television Advertising Effectiveness,” Journal of Marketing,33,3,77-83

Durianto, D.dan C. Liana. 2004. Analisis Efektivitas Iklan Televisi Softener Soft dan Fresh di Jakarta dan Sekitarnya dengan Menggunakan Consumer Decision Model. Jurnal Penelitian Ekonomi, Bisnis, dan Pembangunan, Maret, Volume II.

F. Engel, James, R.D.Blackwel & P.W. Miniard, 1994, Perilaku konsumen, Jilid 1. Edisi Keenam. Jakarta : Binarupa Aksara.

Ferdinand, Augusty, 2002, Structural Equation Modeling Dalam Penelitian Manajemen, Penerbit BP Undip, Semarang.

--- , 2006, Metode Penelitian Manajemen, Edisi Kedua, Penerbit BP Undip, Semarang.

Hair, J.F. et. al. [1998], Multivariate Data Analysis, Fifth Edition, Prentice-Hall International, Inc., New Jersey.

Hartline, Michael D. and O.C. Ferrell [1996], “The Management of Customer-Contact Service Employees : An Empirical Investigation”, Journal of Marketing. 60 (4) : 52-70.

Jefkins, Frank, 1997, Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan dan Implementasi, Prehallindo, Jakarta

Kotler, Philip, 2000, Manajemen Pemasaran Edisi milenium, PT. Indeks, Jakarta.

---, 2001, Manajemen Pemasaran Jilid 1, PT. Indeks, Jakarta. Kunto, A.A., 2004. Endorser yang Dipercaya. Marketing, No. 03/IV/Maret. Mehta, A.,1990. Celebrity Advertising : A Cognitive Response Approach (Ann

Arber : University of Michigan Dissertation Service).

(65)

Redenbach, A.,2002. A Multiple Product Endorser can be a Credible Source. (On-line) Availeble http://www.yahoo.com

Rosister, J, & L Percy,1998. Advertising and Promotion Management. Mc. Graw-Hill Inc.

Sebayang, M.K. dan S.D.O.Siahaan., 2008, Pengaruh Celebrity Endorser Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merek Yamaha Mio pada Mio Automatic Club (MAC) Medan, Jurnal Manajemen Bisnis, Vol 1,No3 Shimp, Terence, A, 2000, Periklanan Dan Promosi, Edisi Kelima, Jilid 1,

Erlangga, Jakarta.

---, 2003, Periklanan Promosi dan Aspek Ketahanan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Edisi 5, Jilid 1, Erlangga, Jakarta.

Stanton, Wiliam, J.,1991, Fundamental of Marketing, Mc Graw Hill

Sukmawati, Andriastika dan Suyono, Joko 2005, Analisis Pengaruh Karakteristik Bintang Idola Iklan (Endorser) Terhadap Minat Beli Konsumen sebuah Multivitamin, Jurnal Manajerial Vol.3,No.1

Tabachnick B.G. and Fidel, L.S., 1996, Using Multivariate Statistics, Third Edition, Harper Collins College Publisher, New York.

Thamrin, S.D., 2003. Studi Mengenai Proses Adopsi Konsumen Pasca Tayang Iklan Produk “Xonce” di Surabaya. Jurnal Sains Pemasaran Indonesia, II(2)

 

Gambar

Tabel 2. Jumlah penjualan Yamaha Jupiter MX tiap triwulan pada akhir 2009 dan akhir 2010
Gambar 2 : Contoh model pengukuran faktor
Tabel 3. Goodness of Fit Indices
Tabel 4.1 : Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil observasi peneliti mencari data awal terkait fenomena social munculnya gelandangan dan pengemis di kawasan wisata religi sunan ampel, selain itu

Menurut Mahanani dan Titisari (2016) pertumbuhan penjualan (sales growth) juga dapat mempengaruhi aktivitas penghindaran pajak (tax avoidance) karena semakin

Pembuatan pulp dengan menggunakan batang pelepah pisang yang telah dilakukan menggunakan proses organosolv dengan larutan pemasak campuran antara NaOH dan

[r]

Sebaiknya perusahaan tidak mengabaikan pengaruh perubahan harga secara umum terutama dalam perioda inflasi dengan menyesuaikan laporan keuangan historisnya dengan

Skor rata-rata siklus I sebesar 71 dalam kategori baik, pada siklus 1 ini masih terdapat beberapa siswa yang masih bingung pada saat menghubungkan data hasil

Koordinasi Perencanaan Pembangunan Bidang Sosial dan Budaya Pesisir Selatan Terlaksananya koordinasi dan monitoring lingkup bidang sosial budaya 100% 12.000

Pengukuran capaian kinerja yang mencakup penetapan indikator dan capaian kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan dan program yang