iii
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
ABSTRAKSI ... ix
2.2.3.1. Pengertian Publik Figure Sebagai Endorser Produk 13 2.2.4. Minat Beli ... 17
2.2.5. Pengaruh Endorser Terhadap Minat Beli ... 18
2.3 Kerangka Konseptual... 20
2.4. Hipotesis ... 20
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional ... 21
3.1.1 Definisi Operasional Variabel ... 21
iv
3.3.3. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal ... 32
3.3.4. Pengujian Model dengan One Step Approach ... 32
3.3.5. Evaluasi Model ... 33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 38
4.3.4. Uji Construct Reliability dan Variance Extracted ... 50
4.3.5. Uji Normalitas ... 51
4.4. Structural Equation Modelling ... 51
4.4.1. Evaluasi Model One Step approach to SEM ... 51
4.4.2. Uji Hipotesis Kausalitas ... 54
v
5.1. Kesimpulan ... 56 5.2. Saran ... 56
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabe.1. Peringkat Yamaha Berdasarkan Opini ... 6
Tabel 2. Jumlah Penjualan Yamaha Jupiter MX Triwulan Tahun 2009-2010 6 Tabel 3. Goodness Of Fit Indices ... 34
Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 39
Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 40
Tabel 4.3. Hasil Jawaban Responden Pertanyaan Visibility ... 41
Tabel 4.4. Hasil Jawaban Responden Pertanyaan Credibility ... 42
Tabel 4.5. Hasil Jawaban Responden Pertanyaan Attraction... 44
Tabel 4.6 Hasil Jawaban Responden Pertanyaan Minat Beli... 45
Tabel 4.7. Hasil Uji Outlier ... 47
Tabel 4.8. Uji Reliabilitas ... 48
Tabel 4.9. Uji Validitas ... 49
Tabel 4.10 Construct Reliability dan Variance Extracted ... 50
Tabel 4.11. Uji Normalitas ... 51
Tabel 4.12. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices ... 52
Tabel 4.13. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Modification... 53
vii
Gambar 2 Contoh Model Pengukuran Faktor Jaminan ... 28 Gambar 4.1. Model Pengukuran dan endorser dan Minat Beli
One Step Approach-Base Model ... 52 Gambar 4.2. Model Pengukuran d endorser dan Minat Beli
: One Step Approach-Modifikasi ... 53
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kuesioner
Lampiran 2 : Hasil Rekap Jawaban Responden Lampiran 3 : Hasil Uji Outlier
Lampiran 4 : Hasil Uji Validitas, Reliabilitas dan Normalitas Lampiran 5 : Hasil Uji Structural Equation Modelling
ix
Oleh :
Dewa Agung Yulizar Prakosa
ABSTRAKSI
Bintang iklan merupakan salah satu elemen penting dalam sebuah iklan guna meningkatkan minat beli suatu produk oleh sebab itu pemilihan bintang iklan harus sesuai dengan karakteristik produk yang akan di iklankan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bintang iklan terhadap minat beli Yamaha Jupiter MX.
Penelitian ini dilakukan di Dealer Mayjend Sungkono Motor dan pengambilan sample dilakukan secara purposive sampling dengan sampel: 1. Pengunjung yang datang dan menanyakan informasi tentang sepeda motor
merek Jupiter MX di Dealer Mayjend Sungkono Motor
2. Pengunjung yang mempunyai keinginan untuk membeli sepeda motor merek Jupiter MX di Dealer Mayjend Sungkono Motor., data dikumpulkan melalui kuesioner yang disusun dalam bentuk sematic differential scale. Teknik analisis menggunakan Structural Equation Modelling (SEM)
Hasil dari penelitian ini dapat dilihat pada uji kausalitas yang menunjukkan bahwa variabel bintang iklan berpengaruh signifikan positif terhadap minat beli dapat diterima.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Dalam era globalisasi ini perkembangan teknologi semakin canggih sejalan dengan itu perkembangan dunia usaha di indonesia juga semakin meningkat. Dengan demikian perusahaan – perusahaan dimasa sekarang menghadapi persaingan bisnis yang sangat ketat sehingga menghasilkan perusahaan yang lebih cermat dalam menentukan strategi pemasaran agar dapat mencapai keberhasilan perusahaan dituntut menciptakan, mempertahankan, meningkatkan kepuasan konsumen pada suatu produk yang ditawarkan. Hanya perusahaan – perusahaan yang mampu mengimbangi pasarlah yang mampu bertahan dan terus eksis di dunia bisnis kita.
2
cukur yang dihiasi oleh tabung putar warna warni atau hiasan lainnya yang sederhana. (Jefkins,1997:2)
Peranan periklanan dalam masyarakat banyak menimbulkan beberapa kontroversi. Namun uraian ini hanya dapat mengevaluasi beberapa hal kritis dari iklan, antara lain. Iklan membujuk konsumen untuk membeli produk walaupun berlawanan dengan keinginan mereka. Iklan secara kusus dapat membedakan produk yang dihasilkan oleh berbagai perusahaan dan dapat membangun loyalitas konsumen terhadap suatu merek. Iklan bertindak sebagai pencegah bagi perusahaan baru untuk memasuki pasar tertentu. Iklan memungkinkan pihak pengiklan (produsen) untuk menaikkan harga relatif terhadap produk yang tidak diiklankan.
3
Iklan sendiri dibuat seefektif mungkin dan memiliki makna yang dalam diperankan oleh para publik figure sendiri sebagai bintang idola iklan agar iklan itu terlihat menarik pada umumnya atlet olahraga memiliki karakteristik dapat dipercaya, meyakinkan, menarik, menyenangkan. Kesesuaian karakteristik selebriti dengan type produk yang akan diiklankan membuat daya tarik sendiri bagi para pemirsa.
Shimp (2003: 460) berpendapat bahwa para bintang televisi, atlet terkenal dan pribadi yang telah mati digunakan secara luas didalam iklan-iklan majalah, iklan-iklan radio dan iklan-iklan televisi untuk mendukung produk menurut definisi selebriti adalah tokoh yang dikenal masyarakat karena prestasinya dibidang – bidang berbeda dari golongan produk yang didukung.
Shimp (2003: 456) berpendapat bahwa kaum selebriti khususnya dalam kalangan hiburan atau bintang olahraga merupakan hal utama dari periklanan ini dapat dimengerti karena sebanyak mungkin konsumen mudah mengidentifikasikan diri dengan para bintang, sering kali dengan memandang mereka sebagai pahlawan atas prestasi, kepribadian, daya tarik fisik mereka.
4
yang dimiliki oleh selebriti. Lebih umum lagi para konsumen mungkin menyukai merek hanya karena mereka menyukai selebritis yang mendukung produk tersebut.
Bintang televisi, aktor film,dan atlet terkenal banyak yang digunakan dalam iklan majalah,maupun TV komersial untuk mendukung produk. Bintang iklan (endorser) berperan sebagai orang yang berbicara tentang produk, yang akan mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen yang menunjuk pada produk yang didukungnya. Selebriti dipandang sebagai individu yang digemari oleh masyarakat dan memiliki keunggulan atraktif yang membedakannya dari individu lain, kata-kata yang diucapkan dan karisma dari seorang selebriti mampu mempengaruhi sesorang untuk mengarhkan perhatian kepadanya. Diharapkan dengan memakai “mulut” selebriti, maka konsumen semakin percaya bahwa produk yang diiklankan itu benar-benar berkualitas (Kunto,2004)
5
Jadi bila ditemukan informasi yang kurang baik dari selebrity atau perusahaan salah memilih selebrity yang akan dijadikan bintang iklan produknya maka akan sangat berdampak terhadap citra dari produk tersebut, seperti contoh bintang iklan yang digunakan Yamaha Jupiter MX.
Tabel 1. Peringkat Motor Yamaha Berdasarkan Opini (suara konsumen) pada Tahun 2009 sampai pertengahan tahun 2010
Nomor Merek Motor Jumlah Opini Nilai Overal
1 Yamaha Vega Z-R DB 2 5.00
Sumber : Data INDORATING.COM (suara konsumen)
Berdasarkan tabel 1 dapat dapat dilihat bahwa Yamaha Jupiter MX. Belum dapat menjadi preferensi utama. Para konsumen Yamaha lebih menyukai motor Yamaha yang lain Dan berikut ini adalah data penjualan Yamaha Jupiter MX yang mengalami penurunan penjualan pada Yamaha Mayjend Sungkono Motor yang merupakan salah satu dealer resmi Yamaha di Surabaya, berikut prosentase data penjualan Yamaha Jupiter MX tiap triwulan:
Tabel 2. Jumlah penjualan Yamaha Jupiter MX tiap triwulan pada akhir 2009 dan akhir 2010
TRIWULAN
I Juli-September 2009 581
II Oktober-Desember 2009 539
III Januari-Maret 2010 523
IV April-Juni 2010 501
Sumber : Yamaha Mayjend Sungkono Motor
7
sehingga mempengaruhi penjualan Yamaha Jupiter MX di dealar Mayjend Sungkono Motor.
Bintang iklan (endorser) berperan sebagai orang yang berbicara tentang produk, yang mempengaruhi sikap dan perilaku yang didukungnya, menurut beberapa penelitian menunjukkan bahwa penjualan produk meningkat akibat penggunaan akibat dari penggunaan bintang iklan, sikap dan persepsi konsumen bertambah ketika seorang bintang idola iklan mendukung produk tersebut (Shimp, 2000)
Dari fenomena diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui Pengaruh bintang iklan (endorser) terhadap minat beli
Yamaha Jupiter MX . (studi pada pengunjung Yamaha Jupiter MX
Di deler Mayjend Sungkono Motor Surabaya)
1.2.Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : Apakah bintang iklan (endorser) mempunyai pengaruh terhadap minat beli Yamaha Jupiter MX di Dealer Mayjend Sungkono Motor Surabaya?
1.3.Tujuan Penelitian
1.4.Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang berkepentingan:
1. Bagi perusahaan
Penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai perilaku konsumen dan diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk menentukan kebijakan guna pengambilan keputusan yang harus dilakukan dalam upaya mempertahankan efesiensi dan kemajuan perusahaan
2. Bagi pihak lain
Hasil peneitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai kepustakaan atau refensi yang nantinya dapat digunakan untuk acuan bagi penelitian selanjutnya.
3. Bagi peneliti
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Hasil Penelitian Terdahulu
1. Jurnal penelitian tahun 2005 oleh Sukmawati dan Suyono dengan
judul analisis pengaruh karakteristik bintang idola iklan (celebrity
endorser) terhadap minat beli konsumen sebuah multifitamin.
Faktor penelitian ini adalah faktor faktor apa saja yang harus di
miliki oleh seorang bintang iklan guna menimbulkan
kecenderungan minat beli konsumen sebuah multifitamin. Tujuan
penelitian untuk mengidentifikasi faktor-faktor atau karakteristik
apa saja yang dipertimbangkan oleh konsumen untuk membeli
produk multifitamin. Penelitian ini dilakukan di fakultas ekonomi
UNS Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa S-1 reguler
fakultas ekonomi UNS yang masih aktif dalam perkuliahan.
Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling,
yaitu mahasiswa yang pernah melihat tayangan iklan multivitamin
di televisi, data dikumpulkan melalui kuesioner sebanyak 104.
2. Jurnal penelitian tahun 2008 oleh Sebayang dan Siahaan dengan
judul pengaruh celebrity endorser terhadap keputusan pembelian
sepeda motor merek yamaha mio pada mio automatik club (MAC)
medan . Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh celebrity
endorser yang terdiri dari faktor daya tarik (attractiviness) dan
9
kredibilitas (credibility) yang dimiliki selebriti terhadap keputusan
pembelian sepeda motor merek yamaha mio pada anggota mio
automatic club (MAC) medan . penelitian dalam penelitian ini
dilakukan di Mio Automatic Club (MAC) . Populasi dalam
penelitian ini adalah pembeli sepeda motor merek yamaha mio
pada mio automatic club (MAC) medan . metode pengambilan
sampel menggunakan Non Probability sampling yaitu accidental
sampling adalah teknik penentuan sampling berdasarkan kebetulan.
2.2.Landasan Teori
2.2.1. Pemasaran
Banyak orang yang memiliki pengertian yang berbeda mengenai
pemasaran. Sebagian mengenal pemasaran sebagai kegiatan menjual atau
proses menciptakan penjualan. Sebenarnya pengertian pemasaran
memilki arti yang sangat luas.
Menurut Stanton (1991 : 7) Pemasaran adalah suatu sistem total
dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk menentukan harga,
mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang dapat
memuaskan keinginan baik kepada konsumen saat ini maupun konsumen
potensial.
Kotler (2000:9) dengan bukunya yang berjudul “ Manajemen
Pemasaran” mengemukakan definisi pemasaran bahwa “is a societal
11
through creating,offering and freely exchanging products and service of
value with others” jadi pemasaran adalah proses social dimana individu
dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan
dengan menciptakan dan mempertukarkan produk dan nilai dengan
individu dengan kelompok lainnya.
Menurut Kotler (2000:9) manajemen pemasaran adalah “is the
process of planing and executing the conception, pricing, promotion and
distribution of ideas, goods, services to create exchanges that satisfy
individual and organizational goals” jadi manajemen pemasaran adalah
proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga,
promosi serta menyalurkan gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan
pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi.
2.2.2. Konsep Pemasaran
Para usahawan sudah mengenal bahwa pemasaran merupakan
faktor penting untuk mencapai sukses bagi perusahaannya.dasar
pemikiran yang terkandung didalam konsep pemasaran dapat
digolongkan menjadi 3 unsur pokok yaitu:
a. Orientasi pada konsumen
Dalam upaya memasarkan hasil produksinya, produsen hendaknya
mempehatikan selera konsumen, karena produk yang dihasilkan
lebih banyak berhubungan dengan konsumen sebagai
Bagi peruasahaan yang benar-benar ingin memperhatikan
konsumen, harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan
dilayani
2. Menetukan kelompok pembeli yang akan dijadikan sasaran
penjualan
3. Menentukan produk dan program-program pemasaran
4. Melakukan penelitian pada konsumen untuk mengukur,
menilai dan menafsirkan keinginan, sikap serta perilaku
mereka
5. Menetukan dan melaksanakan strategi yang paling baik,
apakah menitik beratkan pada mutu yang tinggi, harga yang
murah atau model yang menarik.
Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa produsen harus
mempelajari situasi pasar terlebih dahulu dalam upaya
menempatkan produk yang dihasilkan ditengah konsumen yang
membutuhkannya.
b. Penyusunan kegiatan pemasaran secara integral
Pengintergrasian kegiatan pemasaran berarti setiap orang dan
setiap bagian dalam perusahaan berusaha untuk memberikan
kepuasan kepada konsumen sehingga tujuan perusahaan dapat
13
c. Kepuasan konsumen
Konsumen yang merasa puas terhadap suatu produk akan
melakukan pembelian ulang terhadap produk tersebut dan ini
merupakan jaminan bagi perusahaan untuk mendapatkan laba yang
lebih besar dikemudian hari.
Jadi, yang terpenting dalam konsep pemasaran adalah kepuasan
dari konsumen itu sendiri, dimana perusahaan harus dapat
membaca dan mengerti keinginan dari konsumennya, dengan
melakukan penawaran barang dan jasa sesuai dengan yang
dibutuhkan oleh para konsumen. dengan kata lain konsumen
adalah segala-galanya bagi perusahaan dalam mencapai laba dan
meningkatkan penjualan.
2.2.3. Endorser
2.2.3.1.Pengertian publik figure sebagai endorser produk
Pada dasarnya sebagian pemasar sepakat adanya kecenderungan
bahwa konsumen tertarik terhadap sosok tertentu sebagai publik figure
sehingga dapat ditiru perilaku konsumsinya, publik figure sebagai
endorser adalah publik figure yang digunakan secara luas di dalam
iklan-iklan di majalah, iklan-iklan di radio, maupun ditelevisi untuk mendukung
produknya.
Menurut Shimp (2000:406) selebrity atau publik figure adalah
prestasi-prestasinya di dalam bidang yang berbeda dari golongan produk
yang didukung.
Kotler (2001:583) “from time immemorial,marketers have used
celebrity to endorser their products” para pemasar telah menggunakan
tokoh-tokoh terkenal sejak dulu untuk mendukung produk mereka.
Kotler (2001:583) “The choise of the celebrity is critical. The
celebrity should have hight recognition, have positive affect, and hight
appropriateness to the product” memilih tokoh yang tepat sangat penting,
tokoh tersebut harus dikenal luas mempunyai pengaruh yang sangat
positif dan sangat sesuai dengan produk.
Menurut Engel, Blackwell, dan Miniard (1994) model iklan adalah
seseorang atau sebuah karakter yang terdapat dalam iklan untuk
menampilkan sebuah merek . Model iklan dipilih sebagai pengirim pesan
sebuah merek dalam iklan. Orang-orang yang digunakan sebagai model
iklan, orang yang secara khusus diciptakan sesuai karakteristik produk.
Kotler (2001:583) “A well chosen celebrity can draw attention to a
product brand” tokoh yang dipilih dengan cermat setidaknya dapat
menarik perhatian pada merek produk yang di iklankannya. Para
konsumen mungkin menyukai merek hanya karena mereka menyukai
endorser yang mendukung produk tersebut, tanpa memperhatikan
15
Menurut Mehta (1990) mengemukakan bahwa endorser
mempunyai kekuatan yang dijadikan kekuatan sebagai alat untuk
membujuk, merayu dan mempengaruhi konsumen sasaran.
Bintang iklan (Endorser) dibentuk oleh 3 (tiga) dimensi, antara lain :
• Visibility (kepopuleran) • Credibility (kemampuan) • Attarction (ketertarikan)
1. Visibility (kepopuleran)
Adalah tingkat kepopuleran seseorang yaitu sejauh mana seorang
model iklan dikenal oleh publik dan dapat menimbulkan
ketertarikan publik sebagai calon konsumen untuk memperhatikan
iklan tersebut. Tingkat kepopuleran seorang bintang iklan akan
sangat mudah diingat dalam benak calon konsumen untuk
menumbuhkan brand awareness. 2. Credibility (kemampuan)
Adalah sebuah sifat yang dimiliki seseorang yang dapat
menimbulkan kepercayaan orang lain terhadap dirinya atas
kebenaran yang disampaikan melalui iklan. Dimensi ini di bentuk
oleh dua indikator yaitu :
a. Expertise (keahlian) bintang iklan sebagai sumber yang dapat
merujuk pada pengetahuan, pengamalan dan keahlian tertentu
dari sosok bintang iklan yang sesuai dengan tema dalam iklan
tersebut.
b. Trustwoorthiness (kepercayaan) mengacu pada kejujuran,
integrasi,dan dapat dipercaya,dan merujuk pada reputasi
objektif bintang iklan (endorser) sebagai sumber yang
terpercaya dalam penyampaian pesan.
3. Attarction (ketertarikan)
Adalah sifat yang dimiliki seseorang yang dapat menimbulkan rasa
ketertarikan terhadap dirinya, konsep umum dari dimensi ini
dipengaruhi oleh dua indikator antara lain :
a. Kepesonaan (Likability) Kepesonaan adalah daya tarik
penampilan fisik dan kepribadian. Kesukaan merupakan yang
paling relevan untuk perubahan sikap pada merek. Hal ini karena
kesukaan kepada endorser membantu sebagai pemacu positif yang
menyongkong pada motivasi gambar yang positif.
b. Kesamaan (Similiarity) Komponen lain dari daya tarik adalah
kesamaan. Target penonton haruslah menyamakan dengan
gambaran emosional dalam iklan dan hal ini ditambah dengan
memperlihatkan seseorang di iklan yang memiliki gaya serupa
dengan anggota target penonton. Simons menerangkan
komunikator yang dipersepsi memiliki kesamaan dengan
17
2.2.4. Minat Beli
Minat beli merupakan keinginan yang direncanakan sepenuhnya
oleh calon konsumen untuk melakukan pembelian nyata. Secara singkat
niat beli dapat diartikan sebagai rencana pembelian. Menurut Rossiter
dan Percy (1998), minat pembelian adalah “ Brand Purchase the Brand
(or take other relevant purchase-related action)”. Definisi tersebut
mengandung pengertian bahwa minat pembelian suatu merek adalah
perintah seorang pembeli kepada dirinya sendiri untuk membeli sebuah
merek produk atau untuk mengambil tindakan lain yang berhubungan
dengan pembelian.
Menurut Kotler (2000) pengertian minat beli adalah pikiran seseorang yang mengandung niat untuk membeli produk tertentu.
Adapun pengertian minat beli menurut Mehta (1994) mendifinisikan
minat beli sebagai kecenderungan seseorang untuk membeli suatu merek
atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang
diukur dengan tingkat kemungkinan orang melakukan pembelian.
Minat beli menurut Howard dalam Durianto & Liana, 2004 adalah
sesuatu yang berhubungan dengan rencana seseorang untuk membeli
produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada
periode tertentu. Dapat dikatakan bahwa minat beli merupakan
pernyataan mental dari calon konsumen yang merefleksikan rencana
diperlukan oleh para pemasar untuk mengetahui minat beli terhadap
suatu produk, baik para pemasar maupun ahli ekonomi menggunakan
variabel minat untuk memprediksikan perilaku konsumen di masa yang
akan datang. Minat beli menurut Kinnear dan Taylor dalam
Thamrin,2003 adalah merupakan bagian dari komponen perilaku calon
konsumen dalam sikap mengkonsumsi, kecenderungan untuk bertindak
sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan.
Indikator dari minat beli menurut Ferdinand (2006 : 240) adalah : 1. Intensitas pencarian informasi
Adalah keinginan untuk selalu mencari informasi mengenai suatu
produk.
2. Keinginan segera membeli
Adalah keinginan segera membeli/memilki suatu produk.
3. Keinginan preferensial
Adalah keinginan terhadap suatu produk dengan bersedia
mengabaikan pilihan lain.
2.2.5. Pengaruh endorser terhadap minat beli.
Konsumen cenderung meniru sesuatu hal yang dilakukan oleh
orang yang dikagumi dan dihormatinya, pemakaian endorser bertujuan
19
daya tarik seorang bintang iklan dapat membuat calon konsumen mudah
mengingat dan mengidentifikasi sebuah merek.
Rossiter & Percy (1998), menghasilkan fakta bahwa the presenter
(sumber pesan) berperan aktif dalam mempengaruhi audiens sebagai
calon konsumen. Demikian juga Daneshvary & Schwer (2000) dalam
penelitiannya menghasilkan fakta bahwa endorser berpengaruh positif
terhadap minat beli.
Menurut Shimp (2003:460) bintang iklan dapat disukai dan
dihormati oleh khalayak, oleh sebab itu mereka diharapkan mampu
mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen terhadap produk yang
didukungnya.
Apabila seorang bintang iklan mempunyai citra positif, maka
celebrity endorser akan lebih mudah mempengaruhi sikap, perilaku serta
2.3.Kerangka Konseptual
2.4.Hipotesis
Diduga bahwa bintang iklan (Endorser) Yamaha Jupiter MX berpengaruh positif terhadap minat beli Yamaha Jupiter MX
Endorser
X
Minat Beli
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
3.1.1 Definisi Operasional Variabel
Variabel beserta definisi operasional yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
A. Endorser (X)
Endorser merupakan publik figur yang digunakan sebagai
bintang iklan suatu produk, Menurut Mehta (1990) ada beberapa
dimensi yang mempengaruhi karakteristik publik figur sebagai
endorser
1. Visibility (X1)
Merupakan tingkat kepopuleran seorang publik figur serta
sejauh mana seorang bintang iklan dikenal dan bisa menimbulkan
ketertarikan publik sebagai calon konsumen. Indikator Visibility
menurut (Rossiter and Percy, 1998) adalah:
X1.1 = Sejauh mana Valentino Rossi dikenal oleh masyarakat.
X1.2 = Sejauh mana Valentino Rossi dapat menimbulkan
2. Credibility (X2)
Merupakan sifat yang dimiliki seorang publik figur yang
dapat menimbulkan kepercayaan orang lain terhadap terhadap
dirinya atas kebenaran yang disampaikan melalui iklan. Indikator
Credibility menurut (Rossiter and Percy, 1998) adalah:
X2.1 = Sejauh mana keahlian Valentino Rossi sebagai endorser.
X2.2 = Sejauh mana Valentino Rossi dapat dipercaya dalam
menyampaikan pesan iklan.
3. Attraction (X3)
Merupakan sifat seorang bintang iklan yang dapat
menimbulkan rasa ketertarikan terhadap dirinya. Indikator
Atrraction menurut (Rossiter and Percy, 1998) adalah:
X3.1 = Sejauh mana kepribadiaan Valentino Rossi dapat
menimbulkan Ketertarikan.
X3.2 = Sejauh mana Valentino Rossi juga menggunakan produk
yang di Iklankannya.
B. Minat Beli (Y)
Minat beli adalah pikiran seseorang yang mengandung niat
untuk membeli produk tertentu . Indikator Minat Beli menurut
Ferdinand (2006 : 204 ) adalah:
Y1 = Intensitas pencarian informasi
Dimana seseorang selalu mencari informasi mengenai suatu
23
Y2 = Keinginan segera membeli
Dimana seseorang yang ingin segera membeli/memilki
suatu produk.
Y3 = Keinginan preferensial
Merupakan dimana seseorang yang berminat membeli suatu
produk dimana seseorang tersebut bersedia mengabaikan
produk merek lain.
3.1.2 Pengukuran Variabel
Skala yang digunakan adalah skala interval, yaitu skala jenjang
selisih sematik (sematic differential scale) analisis ini dilakukan dengan meminta responden untuk menyatakan pendapat tentang serangkaian
pertanyaan yang berkaitan dengan obyek yang diteliti dalam bentuk nilai
yang berada dalam rentang dua sisi.
Dalam penelitian setiap pertanyaan masing – masing di ukur dalam
7 skala dan ujung-ujung ditetapkan dengan kata sifat yang tidak secara
kontras berlawanan. Ketujuh skala yang dipakai dalam penelitian ini
mengikuti pola sebagai berikut.
1 7
• Jawaban dengan nilai 1 menunjukkan nilai terendah, berarti sangat
tidak membenarkan pernyataan yang diberikan.
• Jawaban dengan nilai 7 menunjukkan nilai tertinggi, berarti sangat membenarkan
pernyataan yang diberikan.
3.2 Teknik penentuan sampel
a. Populasi
Populasi adalah sekumpulan orang atau objek dan individu maupun
kelompok yang memiliki ciri / karakteristik yang sama. Yang
menjadi populasi dalam penelitian ini adalah pengunjung yang
datang di Yamaha Mayjend Sungkono motor.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari keseluruhan populasi yang menjadi
obyek sesungguhnya dari suatu penelitian. Dalam penelitian ini
teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling
yaitu sampel yang dipilih berdasarkan atas ciri-ciri atau
karakteristik yang sudah ditetapkan untuk mencapai tujuan atau
maksud tertentu. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu:
1. Pengunjung yang datang dan menanyakan informasi
tentang sepeda motor merek Jupiter MX di Dealer Mayjend
Sungkono Motor serta pernah menyaksikan iklan Jupiter MX yang
25
2. Pengunjung yang mempunyai keinginan untuk membeli
sepeda motor merek Jupiter MX di Dealer Mayjend Sungkono
Motor.
Pedoman pengukuran sampel menurut Ferdinand (2002:48):
a. 100-200 sampel untuk teknik maximum Likelihood
Estimation.
b. Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi.
Pedomannya adalah 5- 10 kali jumlah parameter yang
diestimasi.
c. Tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam
seluruh variabel laten.
Jumlah sampel adalah jumlah indikator dikali 5-10. Bila
terdapat 20 indikator, besarnya sampel adalah 100-200. Sedangkan
jenis pengambilan sampel didasari oleh analisis SEM bahwa
besarnya sampel yaitu 5-10 kali parameter yang diestimasi. Pada
penelitian ini sebanyak 9 parameter yang diperoleh dari
indicator-indikator penelitian yang diestimasi, sehingga besarnya sampel
yang harus diperoleh adalah 90 responden yang didapati dari 9
indikator x 10 parameter = 90 responden dibulatkan menjadi 100
3.2.1 Jenis data
Untuk menganalisa data yang baik, maka diperlukan data yang
valid agar dapat mendukung tingkat kebenarannya. Dalam penelitian ini
digunakan dua jenis data, yaitu:
a. Data Primer
Data yang diperoleh secara langsung dengan cara menyebarkan
kuesioner kepada pengunjung di Mayjend Sungkono Motor.
b. Data Sekunder.
Data yang diperoleh dari catatan-catatan, dokumen, atau arsip pada
bagian pemasaran atau umum. Data sekunder bersumber dari
pustaka, buku-buku dan literatur, internet serta dokumentasi data
perusahaan yang berkaitan dengan permasalahan yaitu perusahaan
Yamaha motor.
3.2.2 Sumber data
Beberapa sumber data yang dimanfaatkan oleh peneliti antara lain:
a. Deler sepeda motor Yamaha Mayjend Sungkono Motor, untuk
mengetahui data penjualan sepeda motor Jupiter MX.
b. Beberapa pengunjung di dealer Mayjend Sungkono Motor,sebagai
responden
c. Buku-buku, literatur-literatur dan data dari internet yang mendukung
27
3.2.3 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan beberapa cara berikut:
a. Wawancara
Yaitu pengumpulan data bahan-bahan keterangan dilakukan dengan
melakukan tanya jawab secara langsung dengan para pengunjung di
dealer Mayjend Sungkono Motor.
b. Kuesioner
Yaitu pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan
kuesioner kepada pengunjung di Mayjend Sungkono Motor.
3.3 Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis
3.3.1 Teknik Analisis
Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian
ini adalah Structural Equation Model (SEM). SEM adalah sekumpulan teknik-teknik statistikal yang memungkinkan pengujian sebuah rangkaian
hubungan yang relatif “rumit” secara simultan. Hubungan yang rumit itu
dapat dibangun antara satu atau beberapa variabel dependen dengan satu
atau beberapa variabel independen. Masing-masing variabel dependen dan
independen dapat berbentuk factor (konstruk) yang dibangun dari
beberapa variabel indikator. Metode ini bukan ditujukan untuk
menghasilkan teori melainkan “menginformasikan” teori. Analisis SEM
bintang iklan (endorser) terhadap minat beli yamaha Jupiter MX. Model
pengukuran factor perluasan merek, rekomendasi, dan harga premium
menggunakan Confirmatory Factor Analysis. Penaksiran pengaruh
masing-masing variabel bebas bintang iklan (endorser) terhadap variabel
terikatnya minat beli menggunakan koefisien jalur. Langkah-langkah
dalam analisis SEM model pengukuran dengan contoh factor kepercayaan
dilakukan sebagai berikut :
X.1.1= X1 Visibility = er_1 X1.2= X2 Visibility = er_2
Bila persamaan diatas dinyatakan dengan sebuah pengukuran
model diuji undimensionanyal melalui Confirmatory Fatctor Analysis,
maka model pengukuran dengan contoh factor jaminan akan
nampak sebagai berikut:
Gambar 2 : Contoh model pengukuran faktor
Keterangan :
X1.1 = Pertanyaan tentang sejauh mana bintang iklan dikenal
X1.2 = Pertanyaan tentang sejauh mana bintang iklan mampu menarik perhatian
er_j = error term X1j Visibility
X1
X1.1
X1.2
er 1
29
Demikian juga faktor lain seperti Credibility, Attraction, dan minat beli.
3.3.2 Asumsi Model (Structural Equation Modelling)
a. Uji Normalitas Sebaran dan Linieritas
1. Normalitas dapat diuji dengan melihat gambar histogram data
atau dapat diuji dengan metode-metode statistic.
2. Menggunakan Critical Ratio yang diperoleh dengan membagi
koefisien samprl dengan standard errornya dan Skweness
value yang biasanya disajikan dalam statistic deskriptif
dimana nilai statistic untuk menguji normalitas itu disebut
sebagai Z-value. Pada tingkat signifikan 1% jika nilai Z lebih
besar dari nilai kritis, maka dapat diduga bahwa distribusi data
adalah tidak normal.
3. Normal Probability Plot (SPSS 10.1).
4. Linieritas dengan mengamati scatterplots dari data yaitu
dengan memilih pasangan data dan dilihat pola penyebarannya
untuk menduga ada tidaknya linieritas.
b. Evaluasi atas Outlier
1. Mengamati nilai Z-score : ketentuannya diantara ± 3.0 non
outlier.
2. Multivariate Outlier diuij dengan criteria jarak Mahalonobis
pada tingkat ρ < 0.001. Jarak diuji dengan Chi-Square (X²)
Mahalonobis > dari nilai X² adalah multivariate outlier.Outlier
adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik
yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi
lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim untuk sebuah
variabel tunggal atau variabel kombinasi (Hair,J.F.et.al. 1998).
c. Deteksi Multicollinierity dan Singularity
Deteksi dengan mengamati determinant matriks covarians. Dengan
ketentuan apabila determinant sample matrix mendekati angka 0
(kecil), maka terjadi multikolinieriti dari singularitas (Tabachnick
dan Fidell, 1996).
d. Uji Validitas dan Reliabilitas
Dimensi yang diukur melalui indicator-indikator dalam daftar
pertanyaan perlu dilihat reliabilitasnya dan validitas, dalam hal ini
dijelaskan sebagai berikut:
1) Uji Validitas
Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh
sebuah indicator dalam menilai sesuatu atau akuratnya pengukuran
atas apa yang seharusnya diukur. Karena indicator multidimensi,
maka uji validitas dari setiap latent variable/ construct akan diuji
dengan melihat loading factor dari hubungan antara setiap
observed variable dan latent variabel.
31
Adalah ukuran mengenai konsistensi internal dari
indikator-indikator sebuah konstruk yang menunjukkan derajat sampai
dimana masing-masing indikator itu mengindikasikan sebuah
konstruk yang umum. Sedangkan reliabilitas diuji dengan construct
reliability dan variance extracted. Construct reliability dan
Variance extracted dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
Construct reliability = [ ∑ Standardize Loading]²
[ ∑ Standardize Loading]² + ∑εj ]
Variance Extracted = ∑ Standardize Loading²
∑ Standardize Loading² + εj
Sementara εj dapat dihitung dengan formula εj = 1 – [Stabdardize
Loading]. Secara umum, nilai construct reliability yang dapat
diterima adalah ≥ 0,7 dan variance extracted ≥ 0,5 (Hair et
al,1998). Standardize Loading dapat diperoleh dari output AMOS
4,01, dengan melihat nilai estimasi setiap construct standardize
3.3.3 Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal
Pengaruh langsung (koefisien jalur) diamati dari bobot regresi
terstandar, dengan pengujian signifikan pembanding nilai CR (Critical
Ratio) atau ρ (probability) yang sama dengan nilai t hitung. Apabila t
hitung lebih besar dari pada t tabel berarti signifikan.
3.3.4 Pengujian model dengan One-Step Approach
One-Step Approach to Structural Equation Modeling (SEM)
digunakan untuk menguji model yang diajukan pada gambar 3.2. One-Step
Approach digunakan untuk mengatasi masalah sampel data yang kecil jika
dibandingkan dengan jumlah butir instrumentasi yang digunakan
(Hartline, Michael, Ferrell, 1996) dan keakuratan realibilitas
indicator-indikator terbaik dapat dicapai dalam One-Step Approach ini. One-Step
Approach bertujuan untuk menghindari interaksi antara model pengukuran
dan model structural pada Two-Step Approach (Hair J.F.et al, 1998).
Sampel data dalam penelitian ini berjumlah 120, dan jumlah butir
instrumentasi penelitian berjumlah 12 butir pertanyaan.
Yang dilakukan dalam One-Step Approach to SEM adalah estimasi
terhadap measurement model dan estimasi terhadap structural model
(Anderson dan Gerbing, 1998). Cara yang dilakukan dalam menganalisis
SEM dengan One-Step Approach adalah sebagai berikut:
Menjumlahkan skala butir-butir setiap konstruk menjadi indikator
33
indikator tersebut distandardisasi [Z-scores] dengan mean = 0, deviasi
standar = 1, yang bertujuan adalah untuk mengeliminasi
pengaruh-pengaruh skala yang berbeda-beda tersebut (Hair J.F.et al, 1998).
Menetapkan error [ε] dan lamda [λ] terms, error terms dapat
dihitung dengan rumus 0,1 kali σ² dan lamda terms dengan rumus 0,95
kali σ (Anderson dan Gerbing, 1998). Perhitungan construct reliability
[α] telah dijelaskan pada bagian sebelumnya dan dviasi standar [σ]
dapat dihitung dengan bantuan program aplikasi statistik SPSS.
Setelah error [ε] dan lamda [λ] terms diketahui skor-skor tersebut
dimasukkan sebagai parameter fix pada analisis model pengukuran
SEM.
3.3.5 Evaluasi Model
Hair J.F. et al, 1998 menjelaskan bahwa pola “confirmatiry”
menunjukan prosedur yang dirancang untuk mengevaluasi utilitas
hipotesis-hipotesis dengan pengujian fit antara model teoritis
menggambarkan “good fit” dengan kata, maka model dianggap sebagai
yang diperkuat. Sebaliknya suatu model toeritis tidak diperkuat jika teori
tersebut mempunyai suatu “poor fit” dengan data. Amos dapat menguji
apakah model “good fit” atau “poor fit”. Jadi “good fit” model yang diuji
sangat penting dalam penggunaan structural equation modeling.
Pengujian terhadap model yang dikembangkan dengan berbagai
TLI, AGFI, CMIN/DF. Apabila model awal tidak good fit dengan data
maka model dikembangkan dengan pendekatan Two-Step Approach to
SEM.
Tabel 3. Goodness of Fit Indices
Godness of Fit Index Keterangan Cut-Off Value
X²- Chi-square Menguji apakah covariance
populasi yang di estimas sama dengan covariance sample (apakah model sesuai dengan data)
Diharapkan kecil 1 s.d 5 atau paling baik diantara 1dan 2
Probality Uji signifikan terhadap perbedaan matriks covariance dta dan matriks covariance yang diestimasi
Minimum 0,1 atau 0,2 atau ≥ 0,05
RMSEA Mengkompensasi kelemahan
Chi-Square pada sampel besar
≤ 0,08
GFI Menghitung proporsi tertimbang
varians dalam matriks sampel yang dijelaskan oleh matriks covarians populasi yang diestimasi (analog) dengan R² dalam regresi berganda
≥ 0,90
AGFI GFI yang disesuaikan terhadap
DF
≥ 0.90
CMIN / DF Kesesuaian antara data dan model ≤ 2,00
TLI Pembandingan antara model yang
diuji terhadap baseline model
≥ 0,95
CFI Uji kelayakan model yang tidak
ensitive terhadap besarnya sampel dan kerumitan model
≥ 0,94
Sumber: Hair et al (1998)
Keterangan:
1. X² CHI SQUARE STATISTIK
Alat uji paling fundamental untuk mengukur overall fit adalah likehood
ratio chi-square ini bersifat sangat sensitive terhadap besarnya sampel
yang digunakan. Karenanya bila jumlah sampel cukup besar (lebih dari
200). Statistik chi-square ini harus didampingi oleh alat uji lain. Model
35
rendah. Semakin kecil X² semakin baik model itu. Karena tujuan analisis
adalah mengembangkan dan menguji sebuah model yang sesuai dengan
data atau yang fit terhadap data, maka yang dibutuhkan justru sebuah nilai
X² yang kecil dan signifikan.
X² bersifat sangat sensitive terhadap besarnya sampel yaitu terhadap
sampel yang teralalu kecil maupun yang terlalu besar. Penggunaan
chi-square hanya sesuai bila ukuran sampel antara 100-200, bila ukuran luar
tentang itu, uji signifikan akan menjadi kurang reliable oleh karena itu
pengujian ini perlu dilengkapi dengan uji yang lain.
2. RMSEA-THE ROOT MEAN SQUARE ERROR OF APPROXIMATION
RMSEA adalah sebuah indeks yang dapat digunakan mengkompensasi
chi-square statistik dalam sampel yang besar. Nilai RMSEA menunjukkan
goodness-of-fit yang dapat diharapkan bila mode diestimasi alam populasi.
Nilai RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0,08 merupakan indeks
untuk dapat diterimanya degress of freedom.
3. GFI = GOODNESS of FIT INDEKS
GFI adalah analog dari R dalam regresi berganda. Indeks kesesuaian ini
akan menghitung proporsi terimbang dari varians dalam matriks
covariance sampel yang dijelaskan oleh covariance matriks populasi yang
terestimasi. GFI adalah sebuah ukuran non-statistika yang mempunyai
rentang nilai antara 0 (poor fit) sampai dengan 1,0 (perfect fit). Nilai yang
4. AGFI = ADJUST GOODNESS of FIT INDEX
AGFI = GFI/df tingkat penerimaan yang direkomendasikan adalah bila
AGFI mempunyai nilai yang sama dengan atau lebih besar dari 0,09. GFI
maupun AGFI adalah kriteria yang memperhitungkan proporsi tertimbang
dari varians dalam sebuah matriks covariance sampel. Nilai sebesar 0,95
dapat diinterpretasikan sebagai tingkatan yang baik (good overall model
fit) sedangkan besarnya nilai antara 0,09-0,95 menunjukkan tingkatan
cukup (adequate fit).
5. CMIN / DF
Sebagai salah satu indikator untuk mengukur tingkat fitnya sebuah model.
Dalam hal ini CMIN/DF tidak lain adalah statistik chi-square, X² dibagi
Df-nya sehingga disebut X² relative. Nilai X² relative ≤ 2,0 atau bahkan ≤
3,0 adalah indikasi dari acceptable fit antara model dan data. Nilai X²
relative yang tinggi menandakan adanya perbedaan yang signifikan antara
matriks covariance yang diobservasikan dan diestimasi.
6. TLI = TUCKER LEWIS INDEX
TLI adalah sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model. Nilai
yang direkomendasikan sebagai acuan untuk diterimanya sebuah model
adalah penerimaan ≥ 0,95 dan nilai yang sangat mendekati 1 menunjukkan
37
7. CFI = COMPERATIF FIT INDEX
Besaran indeks ini adalah pada rentang nilai sebesar 0-1, dimana semakin
mendekati 1, mengidentifikasikan tingkat fit yang paling tinggi (A Very
Good Fit). Nilai yang direkomendasikan adalah CFI > 0,95. Keunggulan
dari indeks ini besarnya tidak dipengaruhi oleh ukuran sampel karena itu
sangat baik untuk mengukur tingkat penerimaan sebuah model. Indeks CFI
38 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian
4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan
Lokasi perusahaan ini berada di Surabaya tepatnya di jalan Mayjend
Sungkono No. 121-125 Surabaya.
a. Sejarah Yamaha Mayjend Sungkono Motor
Mayjend Sungkono Motor berdiri pada Tahun 2007 berlokasi di jalan
Mayjend Sungkono No. 121-125 didepan TVRI Surabaya
b. Visi & Misi Perusahaan
Visi perusahaan :
Menjadi perusahaan penyalur sepeda motor Yamaha terbaik di Indonesia.
Misi perusahaan:
Mengembangkan bisnis melalui produk-produk Yamaha yang berkualitas
asli Jepang, terdistribusi secara regional Indonesia Timur dengan dasar
customer satisfaction dan information technology.
c. Prestasi Perusahaan
Mendapatkan penghargaan Best Dealer 2008
39
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian
4.2.1. Penyebaran Kuisioner
Kuisioner disebarkan untuk mendapatkan sampel dengan menggunakan
teknik Purposive Sampling, yaitu teknik penarikan sampel non probabilitas terhadap pengunjung yang sedang menanyakan informasi dan mempunyai
keinginan untuk membeli sepeda motor Jupiter MX di dealer Yamaha Mayjend
Sungkono Surabaya, diolah dengan menggunakan structural equation modelling. Kuesioner ini di sebarkan sekitar 100 kuesioner .
4.2.2. Keadaan Responden
Data mengenai keadaan responden dapat diketahui melalui jawaban
responden dari pertanyaan–pertanyaan yang diajukan didalam pertanyaan umum
kuisener yang telah diberikan. Dari jawaban–jawaban tersebut diketahui hal–hal
seperti dibawah ini.
a. Jenis Kelamin
Dari 100 responden yang menjawab kuisioner yang telah diberikan dapat
diketahui jenis kelamin dari responden yakni pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.1 : Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Prosentase (%)
Laki-Laki 70 70%
Wanita 30 30%
Sumber: Data Diolah
b. Usia
Dari 100 responden yang menjawab kuisioner yang telah diberikan dapat
Tabel 4.2: Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah Prosentase (%)
21-30 tahun 17 17%
31-40 tahun 40 40%
41-50 tahun 27 27%
51 tahun keatas 16 16%
Total 100 100%
Sumber: Data Diolah
Berdasarkan data di atas bahwa mayoritas responden yang melakukan
transaksi adalah kebanyakan responden yang berusia 31-40 tahun.
4.2.3 Deskripsi Dimensi Visibility
Visibility didefenisikan sebagai tingkat kepopuleran seseorang yaitu sejauh
mana seorang model iklan dikenal oleh publik dan dapat menimbulkan
ketertarikan publik sebagai calon konsumen untuk memperhatikan iklan tersebut.
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada para
responden yang berjumlah 100 orang, diperoleh jawaban dari kuesioner yang
41
Tabel 4.3 : Hasil Jawaban Responden Pertanyaan Visibility
No Pertanyaan Skor Jawaban Total
1 2 3 4 5 6 7
2 Iklan Yamaha Jupiter MX yang dibintangi
Sumber : Hasil Penyebaran Kuesioner
Berdasarkan tabel di atas diketahui sebagai berikut:
1. Indikator pertama dari visibility, yaitu Valentino Rossi yang membintangi
iklan Yamaha Jupiter MX dikenal dengan baik, mendapatkan respon
terbanyak pada skor 5 dengan jumlah responden 45 atau 45%, kemudian
terbanyak kedua terdapat pada skor 6 dengan jumlah responden 31 atau
31%. Artinya, sebagian besar responden yang menjawab mendekati setuju
sebanyak 45 responden atau 45%, kemudian yang menjawab setuju
sebanyak 31 atau sebanyak 31%.
2. Indikator kedua dari visibility, yaitu Iklan Yamaha Jupiter MX yang
dibintangi Valentino Rossi mampu manarik perhatian, mendapatkan
respon terbanyak pada skor 6 dengan jumlah responden 41 atau 41%,
kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 5 dengan jumlah responden
sebanyak 41 responden atau 41%, kemudian yang menjawab mendekati
setuju sebanyak 39 responden atau sebanyak 39%.
4.2.4 Deskripsi Dimensi Credibility
Credibility didefenisikan sebagai sifat yang dimiliki seseorang yang dapat
menimbulkan kepercayaan orang lain terhadap dirinya atas kebenaran yang
disampaikan melalui iklan.
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada para
responden yang berjumlah 100 orang, diperoleh jawaban dari kuesioner yang
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
Tabel 4.4 : Hasil Jawaban Responden Pertanyaan Credibility
No Pertanyaan Skor Jawaban Total
1 2 3 4 5 6 7
1 Keahlian Valentino Rossi dalam
Sumber : Hasil Penyebaran Kuesioner
Berdasarkan tabel di atas diketahui sebagai berikut:
1. Indikator pertama dari credibility, yaitu Keahlian Valentino Rossi dalam
43
respon terbanyak pada skor 5 dengan jumlah responden 38 atau 38%,
kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 6 dengan jumlah responden
28 atau 28%. Artinya, sebagian besar responden yang menjawab
mendekati setuju sebanyak 38 responden atau 38%, kemudian yang
menjawab setuju sebanyak 28 atau sebanyak 28%.
2. Indikator kedua dari credibilty, yaitu Pesan iklan yang disampaikan oleh
Valentino Rossi dalam iklan Yamaha jupiter MX dapat menimbulkan
kepercayaan., mendapatkan respon terbanyak pada skor 6 dengan jumlah
responden 34 atau 34%, kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 5
dengan jumlah responden 32 atau 32%. Artinya, sebagian besar responden
yang menjawab setuju sebanyak 34 responden atau 34%, kemudian yang
menjawab mendekati setuju sebanyak 32 responden atau sebanyak 32%.
4.2.3 Deskripsi Dimensi Attraction
Attraction didefenisikan sebagai sifat yang dimiliki seseorang yang
dapat menimbulkan rasa ketertarikan terhadap dirinya.
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada para
responden yang berjumlah 100 orang, diperoleh jawaban dari kuesioner
Tabel 4.5 : Hasil Jawaban Responden Pertanyaan Attraction
No Pertanyaan Skor Jawaban Total
1 2 3 4 5 6 7
2 Valentino Rossi juga menggunakan Yamaha Jupiter MX yang diiklankannya
0 0 0 13 42 30 15 100
Persentase % 0 0 0 13 42 30 15 100%
Sumber : Hasil Penyebaran Kuesioner
Berdasarkan tabel di atas diketahui sebagai berikut:
1. .Indikator pertama dari Attraction, yaitu Daya tarik fisik Valentino
Rossi dalam iklan Yamaha Jupiter MX sangat menarik., mendapatkan
respon terbanyak pada skor 5 dengan jumlah responden 38 atau 38%,
kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 6 dengan jumlah
responden 32 atau 32%. Artinya, sebagian besar responden yang
menjawab mendekati setuju sebanyak 38 responden atau 38%, kemudian
yang menjawab setuju sebanyak 32 atau sebanyak 32%.
2. Indikator kedua dari Attraction, yaitu Valentino Rossi juga
menggunakan Yamaha Jupiter MX yang diiklankannya, mendapatkan
respon terbanyak pada skor 5 dengan jumlah responden 42 atau 42%,
kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 6 dengan jumlah
45
menjawab mendekati setuju sebanyak 42 responden atau 42%, kemudian
yang menjawab setuju sebanyak 30 responden atau sebanyak 30%.
4.2.3 Deskripsi Variabel Minat Beli.
Minat beli didefenisikan sebagai sesuatu yang berhubungan dengan
rencana seseorang untuk melakukan pembelian nyata.
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada para
responden yang berjumlah 100 orang, diperoleh jawaban dari kuesioner
yang memenuhi persyaratan sebagai berikut :
Tabel 4.6 : Hasil Jawaban Responden Pertanyaan Minat Beli
No Pertanyaan Skor Jawaban
Total
Berdasarkan tabel di atas diketahui sebagai berikut:
1. Indikator pertama dari Minat Beli, yaitu Anda termasuk seseorang yang aktif
dalam mencari informasi lebih jauh mengenai produk yang telah diiklankan,
mendapatkan respon terbanyak pada skor 5 dengan jumlah responden 42
atau 42%, kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 6 dengan jumlah
responden 33 atau 33%. Artinya, sebagian besar responden yang menjawab
mendekati setuju sebanyak 42 responden atau 42%.
2. Indikator kedua dari Minat Beli, yaitu Anda merupakan seseorang yang
mempunyai keinginan segera membeli setelah anda mendapatkan banyak
informasi mengenai Yamaha Jupiter MX, mendapatkan respon terbanyak
pada skor 5 dengan jumlah responden 43 atau 43%, kemudian terbanyak
kedua terdapat pada skor 6 dengan jumlah responden 33 atau 33%. Artinya,
sebagian besar responden yang menjawab menekati setuju sebanyak 43
responden atau 43%. Kemudian yang menjawab setuju dengan skor 6
sebanyak 33 responden atau 33%.
3. Indikator ketiga dari Minat Beli, yaitu Anda merupakan seseorang yang
selalu menganjurkan produk Yamaha Jupiter MX kepada orang lain.,
mendapatkan respon terbanyak pada skor 5 dengan jumlah responden 41
atau 41%, kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 6 dengan jumlah
responden 35 atau 35%. Artinya, sebagian besar responden yang menjawab
mendekati setuju sebanyak 41 responden atau 41%. Kemudian yang
47
4.3. Analisis Dan Pengujian Hipotesis
4.3.1. Uji Outlier
Outlier adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam
bentuk nilai ekstrim untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi atau
mutivariat (Hair, 1998). Evaluasi terhadap outlier multivariate (antar variabel) perlu dilakukan sebab walaupun data yang dianalisis menunjukkan tidak ada
outliers pada tingkat univariate, tetapi observasi itu dapat menjadi outliers bila
sudah saling dikombinasikan. Jarak antara Mahalanobis untuk tiap-tiap observasi
dapat dihitung dan akan menunjukkan sebuah observasi dari rata-rata semua
variabel dalam sebuah ruang multidimensional (Hair.dkk, 1998; Tabachnick &
Fidel, 1996). Uji terhadap outliers multivariate dilakukan dengan menggunakan jarak Mahalanobis pada tingkat p < 1%. Jarak Mahalanobis itu dievaluasi dengan
menggunakan χ² (chi kuadrat) pada derajat bebas sebesar jumlah variabel yang
digunakan dalam penelitian ini. Hasil uji outlier tampak pada tabel berikut:
Tabel 4.7. Hasil Uji Outlier
Standard Error of Predicted Value 4.154 10.862 7.557 1.236 100
Adjusted Predicted Value 5.442 83.393 50.752 17.780 100
Residual -65.057 50.186 0.000 23.085 100
Std. Residual -2.687 2.073 0.000 0.953 100
Stud. Residual -2.796 2.118 -0.005 1.005 100
Deleted Residual -73.145 55.098 -0.252 25.684 100
Stud. Deleted Residual -2.910 2.161 -0.007 1.019 100
Mahalanobis Distance [MD] 1.924 18.935 8.910 3.136 100
Cook's Distance 0.000 0.131 0.011 0.021 100
Centered Leverage Value 0.019 0.191 0.090 0.032 100
(a) Dependent Variable : NO. RESP
Deteksi terhadap multivariat outliers dilakukan dengan menggunakan kriteria Jarak Mahalanobis pada tingkat p < 0,001. Jarak Mahalanobis itu
dievaluasi dengan menggunakan χ2 pada derajat bebas sebesar jumlah variabel
yang digunakan dalam penelitian. Bila kasus yang mempunyai Jarak Mahalanobis
lebih besar dari nilai chi-square pada tingkat signifikansi 0,001 maka terjadi
multivariate outliers. Nilai χ20.001 dengan jumlah variabel 9 adalah sebesar
27,877. Hasil analisis Mahalanobis diperoleh nilai 18,935 yang kurang dari χ2
tabel 27,877 tersebut. Dengan demikian, tidak terjadi multivariate outliers.
4.3.2. Uji Reliabilitas
Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa Cronbach’s Alpha ini digunakan untuk mengestimasi reliabiltas setiap skala (variabel atau observasi
indikator). Sementara itu item to total correlation digunakan untuk memperbaiki ukuran-ukuran dan mengeliminasi butir-butir yang kehadirannya akan
memperkecil koefisien Cronbach’s Alpha yang dihasilkan (Purwanto, 2002). Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.8. Uji Reliabilitas
Pengujian Reliability Consistency Internal
Konstrak Indikator Item to Total
49
Proses eleminasi diperlakukan pada item to total correlation pada indikator yang nilainya < 0,5 [Purwanto,2003]. Terjadi eliminasi karena nilai item to total correlation indikator seluruhnya ada yang tidak ≥ 0,5. Indikator yang tereliminasi tidak disertakan dalam perhitungan cronbach's alpha. Perhitungan
cronbach's dilakukan setelah proses eliminasi. Hasil pengujian reliabilitas
konsistensi internal untuk setiap construct di atas menunjukkan hasil cukup baik
dimana koefisien Cronbach’s Alpha yang diperoleh seluruhnya memenuhi rules of thumb yang disyaratkan yaitu ≥ 0,7 (Hair et.al.,1998; Sekaran,2003).
4.3.3. Uji Validitas
Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah indikator
dalam menilai sesuatu atau akuratnya pengukuran atas apa yang seharusnya
diukur, karena indikator multidimensi, maka uji validitas dari setiap latent variable atau construct akan diuji dengan melihat loading factor dari hubungan antara setiap observed variable dan latent variable. Hasil analisis tampak pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.9. Uji Validitas
Standardize Faktor Loading dan Construct dengan Confirmatory Factor Analysis
Konstrak Indikator Faktor Loading
Berdasarkan hasil confirmatory factor analysis terlihat bahwa factor loadings masing masing butir pertanyaan yang membentuk setiap construct
sebagian besar ≥ 0,5, sehingga butir-butir instrumentasi setiap konstruk tersebut
dapat dikatakan validitasnya cukup baik.
4.3.4. Uji Construct Reliability dan Variance Extracted
Selain melakukan pengujian konsistensi internal Cronbach’s Alpha, perlu juga dilakukan pengujian construct reliability dan variance extracted. Kedua pengujian tersebut masih dalam koridor uji konsistensi internal yang akan
memberikan peneliti kepercayaan diri yang lebih besar bahwa indikator-indikator
individual mengukur suatu pengukuran yang sama (Purwanto, 2002). Dan
variance extracted direkomendasikan pada tingkat 0,50. Hasil perhitungan
construct reliability dan variance extracted dapat dilihat dalam tabel 4.6 Tabel 4.10. Construct Reliability dan Variance Extracted
Construct Reliability & Variance Extrated
Konstrak Indikator
Hasil pengujian reliabilitas instrumen dengan construct reliability dan
51
dilakukan bersifat exploratory, maka nilai di bawah 0,70 pun masih dapat diterima
sepanjang disertai alasan–alasan empirik yang terlihat dalam proses eksplorasi.
Dan variance extracted direkomendasikan pada tingkat 0,50. 4.3.5. Uji Normalitas
Uji normalitas sebaran dilakukan dengan Skewness Value dari data yang digunakan yang biasanya disajikan dalam statistik deskriptif. Nilai statistik untuk
menguji normalitas itu disebut z-value. Bila nilai-z lebih besar dari nilai kritis maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal. Nilai kritis dapat
ditentukan berdasarkan tingkat signifikansi 0,01 (1%) yaitu sebesar ± 2,58.
Hasilnya diperoleh nilai c.r. multivariat diantara ± 2,58 dan itu berarti asumsi
normalitas terpenuhi dan data layak untuk digunakan dalam estimasi selanjutnya.
Hasil analisis tampak pada tabel berikut:
Tabel 4.11. Uji Normalitas
4.4. Structural Equation Modelling
4.4.1. Evaluasi Model One – Step Approach to SEM
Dalam model SEM, model pengukuran dan model struktural
1 Celebrity Endorse & Minat Beli
Model Specification : One Step Aproach - Base Model
d_pc1
dalam memenuhi tuntutan fit model. Kemungkinan terbesar disebabkan oleh
terjadinya interaksi antara measurement model dan structural model yang diestimasi secara bersama-sama (one-step approach to SEM). One-stepapproach to SEM digunakan apabila model diyakini bahwa dilandasi teori yang kuat serta validitas dan reliabilitas data sangat baik. (Hair.et.al, 1998). Hasil estimasi dan fit
model one-step approach to SEM dengan menggunakan program aplikasi AMOS 4.01 terlihat pada gambar dan tabel Goodness of Fit dibawah ini.
Gambar 4.1
Sumber: data diolah
Tabel 4.12.
Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Model One- Step Approach – Base Model
Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices
Kriteria Hasil Nilai Kritis Evaluasi Model
53 Celebrity Endorser & Minat Beli
Model Specification : One Step Aproach - Modification Model
d_pc
Dari hasil evaluasi terhadap model one step approach base model ternyata dari semua kriteria goodness of fit yang digunakan, seluruhnya belum menunjukkan hasil evaluasi model yang baik, berarti model belum sesuai dengan
data. Artinya, model konseptual yang dikembangkan dan dilandasi oleh teori
belum sepenuhnya didukung oleh fakta.
Gambar 4.2
Sumber: data diolah
Tabel 4.13.
Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Model One- Step Approach – Modifikasi
Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices
Kriteria Hasil Nilai Kritis Evaluasi
Model
Berdsarkan hasil evaluasi terhadap model one step approach modifikasi
menunjukkan hasil evaluasi model yang baik, berarti model telah sesuai dengan
data. Artinya, model konseptual yang dikembangkan dan dilandasi oleh teori telah
sepenuhnya didukung oleh fakta. Dengan demikian model ini adalah model yang
terbaik untuk menjelaskan keterkaitan antar variabel dalam model.
4.4.2. Uji Hipotesis Kausalitas
Dilihat dari angka determinant of sample covariance matrix: 3,27 > 0
mengindikasikan tidak terjadi multicolinierity atau singularity dalam data ini sehingga asumsi terpenuhi. Dengan demikian besaran koefisien regresi
masing-masing faktor dapat dipercaya sebagaimana terlihat pada uji kausalitas di bawah
ini.
Tabel 4.14. Pengujian Hipotesis Uji Hipotesis Kausalitas
Regression Weights
Ustd Std
Prob.
Faktor Faktor Estimate Estimate
Minat Beli <-- Endorser 0.308 0.124 0.013
Batas Signifikansi ≤ 0,10
Sumber : Lampiran Di olah
Dilihat dari tingkat Prob. arah hubungan kausal, maka hipotesis yang
menyatakan bahwa :
• Faktor endorser berpengaruh positif terhadap Faktor minat beli, dapat diterima
[Prob. kausalnya 0,0013 ≤ 0,10 [signifikan [positif].
4.5. Pembahasan Hasil Penelitian
4.5.1. Pengaruh endorser Terhadap Minat Beli
55
mampu mendorong calon konsumen dalam melakukan transaksi pembelian
terhadap sepeda motor Yamaha Jupiter MX .
Dengan adanya penggunaan endorser Valentino Rosi diharapkan dapat
meningkatkan minat beli Yamaha Jupiter MX. Yamaha sendiri berharap mampu
memenuhi keinginan dan kebutuhan pasar saat ini. Sosok Valentino Rossi
dipersepsikan sebagai seorang publik figur yang terkenal, menarik, fashionable
(selalu mengikuti perkembangan trend), berkelas, energik, serba bisa dan
dijadikan trendsetter bagi remaja atau pemuda pengemar sepeda motor saat ini., Bintang iklan dapat disukai dan dihormati oleh khalayak, oleh sebab itu mereka
diharapkan mampu mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen terhadap produk
yang didukungnya Shimp (2003:460).
Apabila seorang bintang iklan mempunyai citra positif, maka endorser
akan lebih mudah mempengaruhi sikap, perilaku serta minat seseorang untuk
membeli produk yang sedang di iklankannya.
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dengan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian, pengumpulan dan menganalisis terhadap
data–data yang telah diperoleh dari responden, maka kesimpulan dan saran dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah didapatkan bahwa :
• Faktor endorser berpengaruh positif terhadap Faktor minat beli, dapat
diterima.
5.2. Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan oleh peneliti adalah :
1. Pihak manajemen tetap menjaga segala kekauatan dan tetap meningkatkan
kualitas produknya melalui komunikasi iklan yang menarik dan inovatif.
2. Memberikan informasi produk khususnya Yamaha Jupiter MX dengan
sedetail-detailnya, sehingga calon konsumen berkeinginan membeli produk
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, J.C.and D.W.Gerbing, 1998.Structural Equation Modeling in Practice : A Review and Recommended Two-Step Approach, Psycological Buletin. 103 (3) : 411-23
Baker, Wiliam, E., 2001, “Do Not Wait to Reveal The Brand Name;The Effect of Brand Name Placement on Television Advertising Effectiveness,” Journal of Marketing,33,3,77-83
Durianto, D.dan C. Liana. 2004. Analisis Efektivitas Iklan Televisi Softener Soft dan Fresh di Jakarta dan Sekitarnya dengan Menggunakan Consumer Decision Model. Jurnal Penelitian Ekonomi, Bisnis, dan Pembangunan, Maret, Volume II.
F. Engel, James, R.D.Blackwel & P.W. Miniard, 1994, Perilaku konsumen, Jilid 1. Edisi Keenam. Jakarta : Binarupa Aksara.
Ferdinand, Augusty, 2002, Structural Equation Modeling Dalam Penelitian Manajemen, Penerbit BP Undip, Semarang.
--- , 2006, Metode Penelitian Manajemen, Edisi Kedua, Penerbit BP Undip, Semarang.
Hair, J.F. et. al. [1998], Multivariate Data Analysis, Fifth Edition, Prentice-Hall International, Inc., New Jersey.
Hartline, Michael D. and O.C. Ferrell [1996], “The Management of Customer-Contact Service Employees : An Empirical Investigation”, Journal of Marketing. 60 (4) : 52-70.
Jefkins, Frank, 1997, Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan dan Implementasi, Prehallindo, Jakarta
Kotler, Philip, 2000, Manajemen Pemasaran Edisi milenium, PT. Indeks, Jakarta.
---, 2001, Manajemen Pemasaran Jilid 1, PT. Indeks, Jakarta. Kunto, A.A., 2004. Endorser yang Dipercaya. Marketing, No. 03/IV/Maret. Mehta, A.,1990. Celebrity Advertising : A Cognitive Response Approach (Ann
Arber : University of Michigan Dissertation Service).
Redenbach, A.,2002. A Multiple Product Endorser can be a Credible Source. (On-line) Availeble http://www.yahoo.com
Rosister, J, & L Percy,1998. Advertising and Promotion Management. Mc. Graw-Hill Inc.
Sebayang, M.K. dan S.D.O.Siahaan., 2008, Pengaruh Celebrity Endorser Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merek Yamaha Mio pada Mio Automatic Club (MAC) Medan, Jurnal Manajemen Bisnis, Vol 1,No3 Shimp, Terence, A, 2000, Periklanan Dan Promosi, Edisi Kelima, Jilid 1,
Erlangga, Jakarta.
---, 2003, Periklanan Promosi dan Aspek Ketahanan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Edisi 5, Jilid 1, Erlangga, Jakarta.
Stanton, Wiliam, J.,1991, Fundamental of Marketing, Mc Graw Hill
Sukmawati, Andriastika dan Suyono, Joko 2005, Analisis Pengaruh Karakteristik Bintang Idola Iklan (Endorser) Terhadap Minat Beli Konsumen sebuah Multivitamin, Jurnal Manajerial Vol.3,No.1
Tabachnick B.G. and Fidel, L.S., 1996, Using Multivariate Statistics, Third Edition, Harper Collins College Publisher, New York.
Thamrin, S.D., 2003. Studi Mengenai Proses Adopsi Konsumen Pasca Tayang Iklan Produk “Xonce” di Surabaya. Jurnal Sains Pemasaran Indonesia, II(2)