SIKAP PEMILIH DALAM PEMILIHAN PILWALI ULANG SURABAYA
( Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Sikap Pemilih dalam pemilihan Pilwali Ulangdi Kelurahan Wiyung Surabaya Pasca Pemberitaan )
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik “Veteran” Jawa Timur
Oleh :
Ferdiansyah Yusuf
NPM. 0643010163
YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL“VETERAN”
JAWA TIMUR FAKULTAS ILMU SOSIAL
DAN ILMU POLITIK PROGRAM
STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
Oleh:
FERDIANSYAH YUSUF
NPM. 0643010163
Telah di pertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” Jawa Timur
Pada Tanggal 02 DESEMBER 2010
Menyetujui,
PEMBIMBING
TIM
PENGUJI
1.
Ketua
Drs. Kusnarto, M.si
Dra. Sumardjijati, MSi
NIP. 195 808 011 984 021 001
NIP. 196 203 231 993 092 001
2.
Sekretaris
Drs. Kusnarto M Si
NIP. 195 808 011 984 021 001
3.
Anggota
Dra. Dyva Claretta, MSi
NPT.
366
019
400
251
Mengetahui
DEKAN
SIKAP PEMILIH DALAM PEMILIHAN PILWALI ULANG SURABAYA
( Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Sikap Pemilih dalam pemilihan Pilwali Ulang
di Kelurahan Wiyung Surabaya Pasca Pemberitaan )
Oleh:
FERDIANSYAH YUSUF
NPM. 0643010163
Telah di pertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” Jawa Timur
Pada Tanggal 02 DESEMBER 2010
Menyetujui,
PEMBIMBING
TIM
PENGUJI
Ketua
1.Drs. Kusnarto, M.si
Dra. Sumardjijati, MSi
NIP. 195 808 011 984 021 001
NIP. 196 203 231 993 092 001
Sekretaris
2.
Dra. Dyva Claretta, MSi
NIP. 366 019 400 251
Anggota
3.
Drs. Kusnarto, M.Si
NIP. 195 808 011 984 021 001
Mengetahui
DEKAN
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
skripsi yang berjudul SIKAP PEMILIH DALAM PEMILIHAN PILWALI ULANG
SURABAYA ( Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Sikap Pemilih dalam pemilihan
Pilwali Ulang di Kelurahan Wiyung Surabaya Pasca Pemberitaan )
Skripsi merupakan syarat utama dalm proses kelulusan khususnya pada jurusan
ilmu komunikasi dan merupakan prasyarat untuk mencapai tingkat kelulusan Sarjana.
Tidak dipungkiri, bahwa penulis banyak mendapatkan bantuan, petunjuk serta
bimbingan yang besar pengaruhnya. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar – besarnya kepada yang terhormat :
1.
Dra Ec. Hj Suparwati, M Si, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas
Pembangunan Nasional “VETERAN” Jawa Timur
2.
Drs Kusnarto, M.Si, sebagai dosen pembimbing utama untuk penyusunan skripsi
ini.
3.
Juwito, S.Sos, MSi, Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial
dan Politik.
4.
Dosen – dosen Ilmu Komunikasi yang telah memberikan ilmunya kepada penulis
untuk dapat menuntaskan tugas terakhir ini.
iv
Penulis sadar bahwa masih terdapat kekurangan dan kelemahan, dalam skripsi ini.
Untuk itu, penulis memohon bantuan serta kerjasamanya apabila menemukan suatu
kesalahan yang terjadi untuk dapat diperbaiki sebagai sarana untuk penunjang pendidikan
di kemudian hari.
Wassalamualaiku Wr.Wb
Surabaya 06 Desember 2010
HALAMAN JUDUL...
i
HALAMAN PERSETUJUAN DAN
PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI...
ii
KATA PENGANTAR...
iii
DAFTAR ISI...
v
DAFTAR TABEL ...
x
DAFTAR GAMBAR ...
xii
DAFTAR LAMPIRAN ...
xiii
ABSTRAKSI ...
xiv
BAB I PENDAHULUAN...
1
1.1.
Latar Belakang Masalah...
1
1.2.
Perumusan Masalah...
13
1.3.
Tujuan Penelitian...
13
1.4.
Kegunaan Penelitian...
13
BAB II KAJIAN PUSTAKA...
16
2.1.
Landasan Teori...
16
2.2.
Definisi Media Massa...
17
2.2.1.
Peran Media Massa... 17
2.2.2.Surat Kabar Sebagai Media Komunikasi Massa ... 19
2.3.3Pembaca Surat Kabar Sebagai Khalayak ...
22
2.2.4
Berita Di Media Cetak ... 23
2.2.5
Televisi sebagai media komunikasi massa... 27
2.2.5.1 Fungsi televisi sebagai media massa... 27
2.5.5.2 Berita televisi ...
29
2.2.6.
Media Online...
31
2.2.6.1. Internet sebagai media massa...
33
2.3.
Konsep Sikap...
34
2.4. Komunikasi Politik ... 38
2.5. Tentang Pilwali... 40
2.6. Teori S-O-R ... 41
2.7. Kerangka Berpikir ... 43
BAB III METODE PENELITIAN ...
48
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 48
3.1.2. Sikap Pemilih Dalam Pemilihan Pilwali Ulang di
Kelurahan Wiyung pasca Pemberitaan... 48
3.1.3. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel...
54
3.1.3.1 Populasi oleh Sampel...
54
3.1.3.2Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ...
55
3.2. Teknik Pengumpulan Data ...
57
3.3. Metode Analisis Data ...
58
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
... 60
4.1.
Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 60
4.1.1 Kecamatan dan Kelurahan Wiyung ... 60
4.3.1.1 Karakteristik Responden ... ... 66
4.3.1.2 Usia Responden ... 67
4.3.1.3
Pendidikan
Responden ... 68
4.3.1.4 Pekerjaan Responden ... ... 70
4.4
Sikap Pemilih dalam pemilihan Pilwali Ulang di Kelurahan
Wiyung Surabaya Pasca Pemberitaan di Media ...
71
4.4.1 Aspek Kognitif ... 71
4.4.1.1
Melalui pemberitaan Pemilihan Pilwali Ulang Surabaya
dapat membuat masyarakat tahu akan
pentingnya Pelaksanaan Pilwali Ulang Surabaya ...72
4.4.1.2
Melalui pemberitaan anda memahami
Tentang adanya Pelaksanaan Pilwali
Ulang Surabaya ...
74
4.4.1.3
Melalui Pemberitaan anda mengetahui
kapan dilaksankannya Pemilihan
Ulang Surabaya ...
75
4.4.1.4
Melalui pemberitaan anda juga
mengetahui dampak yang akan
ditimbulkan oleh pelaksanaan Pilwali
Ulang
Surabaya ... 76
4.4.1.5
Aspek
Kognitif
Pemilih dalam pemilihan Pilwali
Ulang di Kelurahan Wiyung Surabaya Pasca
Pemberitaan...
77
4.4.2 Aspek Afektif ...
78
4.4.2.1
Dengan Adanya pemberitaan Pilwali Ulang
Surabaya Anda merasa tertarik..
80
4.4.2.2
Anda merasa tertarik untuk mengikuti perkembangan
mengenai Pemilihan Pilwali Ulang Surabaya
...
81
4.4.2.3
Setelah melihat pemberitaan Pilwali Ulang Surabaya
anda merasa tertarik untuk mengetahui
lebih jelas bagaimana pelaksanaan Pilwali Ulang
Surabaya ...
82
4.4.2.4
Apakah anda merasa khawatir mengenai dampak
yang akan ditimbulkan dari pemberitaan Pilwali
Ulang
Surabaya... 83
4.4.2.5
Aspek
Afektif
Pemilih dalam pemilihan Pilwali
Ulang di Kelurahan Wiyung Surabaya Pasca
Pemberitaan...
84
4.4.3
Aspek Konatif ...
85
4.4.3.1
Apakah Dengan adanya pemberitaan tentang
pemilihan Pilwali Ulang Surabaya anda bisa
menerimanya...
86
4.4.3.2
Apakah perubahan pilihan anda pada Pemilihan
Pilwali Ulang Surabaya 2010 Pasca
Pemberitaan di Media Cetak ... 87
4.4.3.3
Apakah perubahan pilihan anda pada Pemilihan
Pilwali Ulang Surabaya 2010 Pasca
Pemberitaan
Media
Elektronik ... 89
4.4.3.4
Apakah perubahan pilihan anda pada Pemilihan
Pilwali Ulang Surabaya 2010 Pasca
Pemberitaan
Media
Online ... 90
ix
4.5.
Aspek Komulatif Sikap Pemilih
dalam pemilihan Pilwali Ulang di Kelurahan Wiyung
Surabaya Pasca Pemberitaan...
92
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
95
5.2 Saran ... 96
DAFTAR PUSTAKA... 97
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.3.1 Karakteristik Responden ... 66
Tabel 4.4.1.1 Melalui pemberitaan Pemilihan Pilwali Ulang Surabaya
dapat membuat masyarakat tahu akan pentingnya
Pelaksanaan Pilwali Ulang Surabaya ...
72
Tabel 4.4.1.2 Melalui pemberitaan anda memahami tentang
adanya Pelaksanaan Pilwali Ulang Surabaya ...
74
Tabel 4.4.1.3 Melalui Pemberitaan anda mengetahui
kapan dilaksankannya Pemilihan Ulang Surabaya ...
75
Tabel 4.4.1.4 Melalui pemberitaan anda juga
mengetahui
dampak
yang
akan ditimbulkan oleh
pelaksanaan
Pilwali
Ulang
Surabaya ... 76
Tabel 4.4.2.1 Dengan Adanya pemberitaan Pilwali Ulang
xi
Tabel 4.4.2.3 Setelah melihat pemberitaan Pilwali Ulang Surabaya
anda
merasa
tertarik
untuk mengetahui lebih jelas
bagaimana pelaksanaan Pilwali Ulang Surabaya ... 82
Tabel 4.4.2.4 Apakah anda merasa khawatir mengenai dampak yang
akan ditimbulkan dari pemberitaan Pilwali Ulang
Surabaya
Pasca
Pemberitaan...
83
Tabel 4.4.3.1 Dengan adanya pemberitaan tentang pemilihan Pilwali Ulang
Surabaya anda bisa menerimanya...
86
Tabel 4.4.3.2 Apakah perubahan pilihan anda pada Pemilihan Pilwali
Ulang Surabaya 2010 Pasca Pemberitaan di Media Cetak ... 87
Tabel 4.4.3.3 Apakah perubahan pilihan anda pada Pemilihan Pilwali
Ulang Surabaya 2010 Pasca Pemberitaan di Media Elektronik ... 89
Tabel 4.4.3.4 Apakah Apakah perubahan pilihan anda pada Pemilihan
Pilwali Ulang Surabaya 2010 Pasca Pemberitaan di Media Online... 90
Tabel 4.5
Aspek Komulatif Sikap Pemilih
dalam pemilihan Pilwali Ulang di Kelurahan Wiyung
Surabaya
Pasca
Pemberitaan...
92
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xiii
ABSTRAKSI
FERDIANSYAH YUSUF. 0643010163, SIKAP PEMILIH DALAM
PEMILIHAN PILWALI ULANG SURABAYA ( Studi Deskriptif Kuantitatif
Tentang Sikap Pemilih Dalam Pemilihan Pilwali Ulang di Kelurahan Wiyung
Surabaya Pasca Pemberitaan )
Tujuan dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui Sikap pemilih
Dalam Pilwali Ulang di Kelurahan Wiyung Surabaya Pasca Pemberitaan.
Landasan teori yang digunakan di penelitian ini adalah Teori media Cetak,
Teori media Elektronik, Teori media Online, Teori Komunikasi politik dan
stimulus-Organism-Respons , stimulus nya adalah Pemberitaan Pilwali Ulang
Surabaya, organism nya adalah masyarakat Masyarakat Kelurahan Wiyung
Surabaya yang mempunyai hak pilih, kemudian membentuk response berupa
Sikap Pemilih Dalam Pemilihan Pilwali Ulang Surabaya.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
diskriptif kuantitatif, populasi penelitian ini adalah masyarakat Kelurahan Wiyung
Surabaya yang berumur 17 tahun yang keatas yang mempunyai hak pilih untuk
memilih pada pemilihan Pilwali Ulang Surabaya, teknik sampling yang di
gunakan di penelitian ini adalah Incidental sampling
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara keseluruhan (masyarakat
Kelurahan Wiyung yang menjadi responden memberikan respon Sikap Yang
Positif terhadap Pelaksanaan Pemilihan Pilwali Ulang di Surabaya Pasca
Pemberitaan. Dan sesuai dengan hasil pengolahan data kuesioner menunjukan
bahwa sebagian besar masyarakat Kelurahan Wiyung Merubah Pilihannya pada
Pilwali Ulang Surabaya dikarenakan pengaruh Pemberitaan dari media Cetak
yaitu yang memberitakan tentang Berita Pilwali Ulang Surabaya secara kontinue
atau terus menerus dan mendetail baik itu pelaksanaan, dan hasil dari pelaksanaa
Pilwali Ulang Surabaya Tersebut.
Kata Kunci : Pilwali Ulang Surabaya di KelurahanWiyung, Media Cetak,
Penelitian, Sikap
1 1.1 Latar Belakang Masalah
Dewasa ini dalam perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa dampak yang sangat besar sekali bagi kehidupan masyarakat dunia. Penggunaan media massa untuk penyampaian pesan dipengaruhi oleh perkembangan teknologi komunikasi yang ada, sehingga timbul komunikasi melalui media massa.
Komunikasi massa adalah komunikasi yang sangat mengandalkan pada ketepatan jumlah pesan yang disampaikan dalam waktu yang singkat. Pada masa sekarang ini, komunikasi memberikan informasi, gagasan dan sikap pada khalayak yang beragam dan besar jumlahnya dengan menggunakan media. Hal ini yang mempengaruhi perkembangan media massa yang menguntungkan.
2
berbagai pertimbangan. Dalam konteks komunikasi informasi adalah proses kesinambungan hidup. Secara ekstrim para ahli komunikasi bahkan menyamakan informasi dengan udara yang sangat dibutuhkan manusia untuk hidup. (Effendi, 2002: 54-56)
Dalam perkembangannya Media massa mempunyai dua pengertian, yakni dalam pengertian luas dan dalam pengertian sempit. Media massa dalam pengertian luas meliputi segala penerbitan, bahkan termasuk media massa elektronik, siaran radio dan televisi. Sedangkan pengertian sempit hanya terbatas pada media cetak, yakni surat kabar, majalah dan buletin. Masing-masing bentuk media tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan dalam menjalankan fungsinya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi. Media massa cetak termasuk didalamnya surat kabar,majalah dan tabloid sekarang banyak diterbitkan dengan berbagai macam tema untuk berbagai segmen khalayak ( Effendy,1989 :145 ).
Salah satu bentuk media massa cetak yang saat ini juga mengalami perkembangan yang sangat cepat adalah surat kabar. Djafar Assegaff dalam bukunya “Jurnalistik Masa Kini” menyatakan surat kabar adalah :
Surat kabar adalah penerbitan berupa lembaran-lembaran yang berisi berita - berita karangan-karangan dan iklan yang dicetak dan terbit secara tetap dan periodic dan dijual untuk umum (Assegaff,1991:140)
kabar sekitar 60-70 persen (Koesworo, Margontoro, Viko, 1994:72). Surat kabar cukup mudah didapatkan dan didokumentasikan sebagai referensi pencarian informasi, sehingga berita menjadi muatan yang sangat penting bagi media cetak. Berita-berita yang disajikan media cetak pada umumnya seputar peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam masyarakat atau bahkan didalam pemerintahan, sehingga masyarakat mengetahui informasi-informasi yang terjadi disekitarnya dan didalam pemerintahan. Dalam hal ini dibutuhkan kejujuran dari pihak pers dalam menyampaikan berita-berita yang akan disampaikan kepada khalayak agar masyarakat mengetahui kejadian yang sebenarnya (Nurudin, 2003:67)
Surat kabar dalam memuat dan menampilkan berita-berita selain berasal dari wilayah Nasional juga berasal dari wilayah lokal, hal ini disebabkan perkembangan media cetak dalam arus informasi kini telah mengalami kemajuan pesat, karena surat kabar sendiri berkeinginan mengangkat taraf kehidupan masyarakat dalam menambah wawasan informasi dalam penyajian bentuk berita yang aktual.
4
Kondisi pada kehidupan sosial, politik, budaya di indonesia mengalami perubahan yang dinamis dari massa ke massa. Hal itu merupakan imbas dari demokrasi yang diterapkan. Perubahan tersebut diantaranya tidak terlepas dari keterkaitan erat antara peran yang dimainkan oleh pemerintah yang berkuasa, pers dan masyarakat. Sebagai institusi, pers dalam perkembangannya secara dominan tidak lepas dari pengaruh kekuasaan di luar institusinya, seperti kekuasaan ekonomi, politik dimana pers tersebut berada. Sistem pers indonesia di masa lampau adalah sistem otoritarian, melalui sejarah dapat diketahui bahwa pers disalahgunakan dalam pemerintahan orde lama dan orde baru sebagai aktor dan sarana untuk melegitimasikan kekuasaannya atas masyarakat.
Seiring dengan runtuhnya orde baru dan bergulirnya era reformasi, pers mendapat kebebasan dalam pemberitaannya serta bebas menjalankan fungsi dan perannya tanpa khawatir dengan segala bentuk tindakan represif dari pemerintah. Upaya untuk mewujudkan kebebasan pers ini sangat penting, karena pers merupakan alat yang digunakan oleh masyarakat untuk menyatakan berbagai pikirannya. Dengan demikian diharapkan pers dapat mengabdi pada masyarakat dan membantu terciptanya kebebasan yang lain.
dan secara representatif dapat mewakili kondisi sosial, politik, dan budaya dewasa ini.
Pilwali Ulang Surabaya adalah potret demokrasi saat ini. Kota Surabaya merupakan kota terpadat di seluruh Jawa Timur, dengan luas wilayah 374,36 km persegi yang dihuni penduduk kurang lebih 3.282.156 jiwa dengan jumlah pemilih tetap sebanyak 2.460.320 jiwa. Jadilah kota Surabaya sebagai wilayah terpadat kedua di Indonesia setelah Jakarta.
Data terakhir yang dipegang KPU (Komisi pemilihan Umum), ada 448.217 orang dalam DPT (Daftar Pemilih Tetap). Terdiri atas Kecamatan Rungkut 70.525 orang,Kecamatan Sukolilo 76.564 orang, Kecamatan Bulak 25.414 orang, Kecamatan Semampir 140.344 orang, Kecamatan Krembangan 88.723 orang, Kelurahan Putat Jaya 34.723 orang, Kelurahan Wiyung 12.094 orang. (www.KPUSurabaya.com)
6
surat suara coblos tembus simetris (Coblosan lebih dari satu tapi tidak mengenai gambar pasangan calon lainnya) dinyatakan sah. Mahkamah Konstitusi juga memerintahkan KPU (Komisi Pemilihan Umum) agar melaporkan hasil pencoblosan ulang dan penghitungan ulang surat suara selambat-lambatnya 60 hari setelah putusan dibacakan.
Dalam putusannya, MK memang menilai terjadi pelanggaran-pelanggaran yang bersifat sistematis, terstruktur dan masif, terutama berdasarkan pertemuan di Rumah Makan Mutiara yang dihadiri 5 camat dan sekitar 40 lurah. Dari sanalah MK berkeyakinan telah terjadi mobilisasi PNS, khususnya camat dan lurah untuk memenangkan pasangan Risma-Bambang.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Surabaya akhirnya mengumumkan jadwal coblos dan hitung ulang secara resmi. Yakni, Minggu, 1 Agustus 2010. Ketua KPU Surabaya Eko Sasmito mengatakan, penetapan jadwal itu berdasar surat dari Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 31/PHPU.D-VIII/2010 yang menginstruksikan KPU untuk segera melaksanakan pencoblosan dan penghitungan ulang.
Sebagaimana diberitakan, MK menginstruksikan KPU untuk mengadakan coblos ulang di lima kecamatan dan dua kelurahan. Yaitu, Kecamatan Rungkut, Sukolilo, Semampir, Krembangan, dan Bulak serta Kelurahan Putat Jaya dan Wiyung. Selain itu, KPU diminta menghitung ulang surat suara di 26 kecamatan lain. Lebih lanjut Eko menjelaskan, 1 Agustus dipilih karena KPU berharap pergantian kepemimpinan di Surabaya tidak mengalami penundaan yang berakibat pada kekosongan kekuasaan. Selain itu, banyak pihak yang mendesak KPU segera menetapkan jadwal pencoblosan ulang. ''Kalau bisa cepat, kenapa tidak?" katanya.Lantas, bagaimana penghitungan ulang di 26 kecamatan? Menurut Eko, proses tersebut akan dilaksanakan di masing-masing kecamatan pada 1 Agustus. Eksekutornya adalah kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS), panitia pemungutan suara (PPS), dan panitia pemilihan kecamatan (PPK). Untuk penunjukan petugas KPPS, KPU akan menggunakan KPPS lama. Yaitu, sebanyak tiga orang dengan memprioritaskan petugas KPPS nomor 1, 2, dan 3. Sebelumnya, anggota KPPS berjumlah enam orang. Namun, KPU berpendapat bahwa tiga anggota saja cukup untuk mengurusi penghitungan ulang. Dia menjelaskan, alasan dilaksanakannya penghitungan ulang di tingkat kecamatan adalah kotak suara saat ini berada di kecamatan. ''Perintah dari KPU pusat menyatakan, jika kotak suara masih di kecamatan, penghitungan ulang dilaksanakan di lokasi itu saja," jelasnya.
Tahapan Coblos dan Hitung Ulang
8
b. 1 Agustus 2010 : Pemungutan suara ulang di lima kecamatan dan dua kelurahan serta penghitungan suara di KPPS
c. 1-2 Agustus 2010 : Penghitungan suara ulang di 26 kecamatan oleh KPPS, PPS, dan PPK di PPK
d. 2-4 Agustus 2010 : Rekapitulasi hasil pemungutan dan penghitungan ulang oleh KPPS, PPS, dan PPK di PPK
e. 5-7 Agustus 2010 : Rekapitulasi penghitungan suara hasil coblos dan hitung ulang di KPU
f. 7-10 Agustus : Penyampaian hasil rekapitulasi pemungutan dan penghitungan suara ulang
Sumber: KPU Surabaya
Berdasarkan konteks di atas, peneliti menempatkan media massa khususnya media cetak sebagai saluran informasi berita mempunyai peranan penting. Surat kabar sabagai bagian dari media massa dapat menjadi instrumen untuk mempengaruhi kesadaran masyarakat. Sesuatu yang sebenarnya tidak berarti dapat menjadi berarti melalui penciptaan data-data yang disajikan media cetak, sekalipun data tersebut hanya merupakan rekaan imajiner dari sang penulis berita atau sumber berita. Hal seperti ini sering terjadi di tengah-tengah masyarakat yang masih kuat dihadapi budaya isu dan intrik, dimana berita dianggap sebagai kenyataan dan kebenaran. Pada intinya berita yang ada dalam sebuah surat kabar bisa mengarahkan kesadaran masyarakat. ( Winarko, 2001:1 )
dari pemberitaan di Jawa Pos mengenai pelaksanaan Pilwali Ulang Surabaya 2010. Maka masyarakat akan menganggap bahwa permasalahan yang berkaitan dengan Pilwali Ulang Surabaya 2010 merupakan permasalahan yang patut mendapat perhatian dari seluruh lapisan masyrakat.
10
sampai ketempat TPS yang berada di kantor Kecamatan Wiyung dan mencoblos dalam pilwali 2 Juni.
berada di atas perkampungan Warga Wiyung yang lahannya dulu merupakan tanah milik warga Kelurahan Wiyung namun sudah dibeli oleh pihak Graha famili pada saat itu.
Dilain itu juga terjadi kecurangan yang dilakukan salah satu pasangan, yaitu pasangan No 4 Risma-Bambang dengan memberikan makanan ringan berupa roti bagi warga wiyung yang mau mencoblos pasangan No urut 4 yaitu pasangan Risma-bambang. Dan adanya pengkondisian yang dilakukan oleh salah satu kandidat pasangan No urut 4 pasangan Risma-Bambang dengan memberikan kemudahan pada warga Wiyung yang mau memberikan Hak pilihnya kepada pasangan No urut 4 pasangan Risma-Bambang dengan sistem antar-jemput menggunakan kendaraan mengingat lokasi pencoblosan yang jauh dari permukiman warga. Dan berusaha mempengaruhi warga yang ingin mencoblos ke TPS untuk memilih pasangan No.Urut 4 dengan cara menempatkan salah satu anggota tim pemenangan yang menggunakan atribut partai dimana pada hari pencoblosan dilarang memakai segala macam atribut partai yang fungsinya untuk mempengaruhi pemilih untuk memilih salah satu pasangan calon terpilih di pintu masuk TPS.
12
2.258 suara pada Pilwali Ulang 1 Agustus 2010. Mengingat pada Pilwali 1 pada 2 Juni 2010 yang lalu pasangan No.Urut 4 Risma-Bambang unggul jauh di Kelurahan Wiyung dengan mendapatkan 1.840 suara diikuti pasangan No.Urut 3 Arif-Adies sebesar 1.189 atau selisih 651 suara. Dikarenakan kelurahan Wiyung merupakan tempat kandidat Cawali pasangan No.Urut 4 Tri Risma Harini tinggal, yang semula dimenangkanya, kini harus rela kalah tipis dari pesaing beratnya pasangan Arief-Adies. ( Sumber Jawa Pos 3 Agustus 2010 ).
Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Kelurahan Wiyung Surabaya yang berusia 17 tahun keatas karena mempunyai hak pilih untuk memilih pada pemilihan Pilwali Ulang Surabaya. Teknik penarikan sampel dengan cara (Incidental Sampling) mengambil sampel di area penelitian pada subjek penelitian yang dapat dijumpai sewaktu-waktu. Menurut teori ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Penelitian ini menggunakan Teori S – O – R. Dimana teori ini menjelaskan tentang pengaruh yang terjadi pada pihak penerima sebagai akibat dari ilmu komunikasi ( McQuail, 1994:234 ). Akibat atau pengaruh yang terjadi merupakan suatu reaksi tertentu dari rangsangan tertentu. Artinya stimulus dan dalam bentuk apa pengaruh atau stimulus tersebut tergantung dari isi pesan yang ditampilkan.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuaraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
Bagaimana Sikap pemilih Dalam pemilihan Pilwali Ulang di Kelurahan Wiyung Surabaya Pasca Pemberitaan.
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui Sikap pemilih Dalam Pilwali Ulang di Kelurahan Wiyung Surabaya Pasca Pemberitaan.
1.4 KegunaanPenelitian 1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wacana dan memberikan informasi serta sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu komunikasi kedepannya dan dapat dimanfaatkan sebagai masukan atau tambahan bahan refrensi penelitian komunikasi selanjutnya.
2. Secara praktis
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori 2.2. Definisi Media Massa
Komunikasi massa merupakan proses komunikasi melalui media
massa modern, dengan kata lain komunikasi dapat diartikan sebagai suatu
proses dimana komunikator secara professional menggunakan media
massa dalam menyebarkan pesannya untuk mempengaruhi khalayak
banyak. Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan, dan sikap
kepada komunikan yang beragam pada jumlah banyak dengan
menggunakan media. (Effendi, 2003:79-80)
Media massa merupakan sumber kekuatan sebagai alat
kontrolmanajemen dan inovasi dalam masyarakat yang dapat
didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya yang lain.
Media merupakan lokasi (forum) yang semakin berperan untuk
menampilkan peristiwa – peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang
bertaraf nasional maupun internasional. Media seringkali berperan sebagai
wahana pengembangan kebudayaan bukan saja dalam pengertian
pengembangan bentuk seni dan simbol, tetapi juga dalam pengertian
pengembangan tata cara, mode, gaya hidup dan norma – norma. Media
telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk
dan kelompok secara kolektif. Media menyuguhkan nilai – nilai dan
penilaian normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan. (Mc. Quail,
2005:3)
Secara garis besar media massa dapat dibedakan menjadi dua,
yakni media massa cetak dan media massa elektronik. Media massa cetak
maupun elektronik merupakan media massa yang banyak digunakan oleh
masyarakat di berbagai lapisan sosial, terutama di masyarakat kota.
Keberadaan media massa seperti halnya pers, radio, televisi, film, dan lain
– lain, tidak terlepas kaitannya dengan perubahan – perubahan yang terjadi
dalam masyarakat. Media massa dapat menjadi jembatan yang
menghubungkan komunikator dengan komunikan yang melintasi jarak,
waktu, bahkan lapisan sosial dalam masyarakat. (Sugiharti, 200:3)
Media komunikasi massa bersifat tidak langsung dan oleh
karenanya perencanaan, pengolahan, dan penyampaian pesan baik itu
bersifat informasi, edukasi, persuasi, dan hiburan kepada khalayak dibuat
sedemikian rupa sehingga mencapai sasaran yang dikehendaki.
Komunikasi massa bersifat satu arah (one way Traffic). Begitu pesan
disebarkan komunikator, tidak diketahuinya apakah pesan itu diterima,
dimengerti, atau dilakukan oleh komunikan. (Effendi, 2003:314)
2.2.1. Peran Media Massa
Media massa adalah institusi yang berperan sebagai agent of
18
utama media massa. Dalam menjalankan paradigmanya, peran media
massa adalah (Bungin, 2006:85)
1. Sebagai institusi pencerahan, yaitu perannya sebagai media edukasi.
Media massa menjadi media yang setiap saat mendidik masyarakat
supaya cerdas, terbuka pikirannya dan menjadi masyarakat yang maju.
2. Selain itu media massa juga menjadi media informasi, yaitu media
yang setiap saat menyampaikan informasi kepada masyarakat. Dengan
informasi yang terbuka, jujur, dan benar disampaikan media massa
kepada masyarakat, maka masyarakat akan menjadi masyarakat yang
kaya dengan informasi, masyrakat yang terbuka dengan informasi,
sebaliknya pula masyarakat akan menjadi masyarakat informatif,
masyarakat yang dapat menyampaikan informasi dengan jujur kepada
media massa. Selain itu, informasi yang banyak dimiliki oleh
masyarakat, menjadikan masyarakat sebagai masyarakat dunia yang
dapat berpartisipasi dengan berbagai kemampuannya.
3. Terakhir, media massa sebagai media hiburan. Sebagai agent of
change, media massa juga menjadi institusi budaya, yaitu institusi yang setiap saat menjadi corong kebudayaan, katalisator
perkembangan kebudayaan. Sebagai agent of change yang dimaksud
adalah juga mendorong agar perkembangan budaya itu bermanfaat
bagi manusia bermoral dan masyarakat sakinah. Dengan demikian
media massa juga berperan untuk mencegah berkembangnya budaya –
2.2.2. Surat Kabar Sebagai Media Komunikasi massa
Komunikasi massa merupakan proses komunikasi melalui media
massa modern, dengan kata lain komunikasi dapat diartikan sebagai sutau
proses dimanakomunikator secara potensial menggunakan media massa dalam
menyebarkan pesannya untuk mempengaruhi khalayak banyak.
Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan, dan sikap kepada
komunikan yang beragam pada jumlah banyak dengan menggunakan
media.(Effendi, 2000:79-80)
Berbagai media yang baik media elektronik ataupun media massa
juga memiliki peranan dalam kehidupan manusia diantaranya adalah sebagai
berikut :
1. Media massa memberikan dan membantu kita mengetahui secara jelas
ikhwal tentang dunia dan sekelilingnya kemudian menyimpannya dalam
ingatan kita.
2. Media massa membantu menyusun agenda (jadwal) kehidupan setiap
hari.
3. Media massa berfungsi membantu untuk berhubungan dengan berbagai
kelompok masyarakat lain diluar masyarakat kita.
4. Media massa membantu mensosialisasikan pribadi manusia.
5. Media massa digunakan untuk membujuk khalayak yang mencari
20
6. Media massa sebagai media hiburan, sebangian besar melakukan fungsi
sebagai media yang memberikan hiburan bagi khalayak.
Media komuniksai massa bersifat tidak langsung dan oleh
karenanya perencanaan, pengolahan, dan penyampaian pesan baik itu
bersifat informasi, edukasi, persuasi, dan hiburan kepada khalayak
dibuat semakin rupa hingga mencapai sasaran yang dikehendaki.
Komuniksai massa bersifat satu arah (one way traffic). Begitu pesan
disebarkan komunikator, tidak hanya diketahui apakah pesan diterima,
dimengerti, atau dilakukan oleh komunikan.
Bila dikaitkan dengan fungsi komuniksai massa maka surat
kabar merupakan salah satu media massa yang juga turut andil sebagai
penyampai informasi yang akurat kepada khalayak pembacanya. Swat kabar
berfungsi untuk menyiarkan infonnasi, medidik, menghibur, dan
mempemgaruhi pembaca. Adapun salah satu hal yang dipertimbangkan
masyarakat dalam memilih surat kabar adalah dari bobot pemberitan,
selian menyajikan berita surat kabar juga menyajikan dalam bentuk artike
iklan dan sebagainya apabila dilihat secara umum semua bentuk informasi
tersebut dapat dilihat berdasarkan scal cakupan (politik, ekonomi, budaya,
dan lain-lain), berdasarkan jarak (intemasional, nasional, regional), dan
berdasarkan isi kedalaman analisis.
Menurut Agee (et. Al), secara kontemporer surat kabar
memiliki tiga fungsi utama yaitu, to inform (menginformasikan kepada
negara an dunia), to comment (mengomentari berita yang disampaikan dan
mengembangkannya ke dalam focus berita), dan to provide (menyediakan
keperluan informasi bagi pembaca yang membutuhkan barang dan jasa
melalui pemasangan iklan media). (Ardianto dan Lukiati, 2004 : 98)
Salah satu media komunikasi massa dalam bentuk media cetak
adalah surat kabar. Dengan sendirinya didalam surat kabar
terkandung sifat-sifat komuniksi massa. Hal ini dapat diketahui dari
batasan atau kriteria standar surat kabar. Berikut ini batasan surat kabar dari
Dja'far H. Assegaf, 1991 : 140
"Surat kabar adalah penerbitan yang berupa lembaran yang berisi berita-berita, karangan-karangan, iklan yang dicetak dan diterbitkan secara tetap, periodic dan dijual untuk umum".
Surat kabar yang dimaksudkan dalam penelitan ini adalah surat kabar
yang terbit setiap hari atau sering disebut dengan surat kabar harian.
Menurut Denis McQuail (1991: 9-10) Surat kabar merupakan media
cetak yang bersifat individualisme, orientasi pada kenyataan kegunaan,
sekuritas dan kecocokan dengan tuntutan kebutuhan kelas sosial baru yaitu
kebutuhan usahawan kota dan professional. Sedangkan menurut Majadikara
(2004 : 11) pengertian surat kabar adalah suatu kumpulan media informasi yang
dibuat (diproduksi) dan disampaikan pada khalayak sasaran (pembaca) melalui
tulisan (cetakan) dan seringkali disertai gambar sehingga dapat dilihat
22
2.2.3 Pembaca Surat Kabar Sebagai Khalayak
Pembaca merupakan sasaran komunikasi massa mealui media cetak koran.
Komunikasi dapat efektif, apabila pembaca terpikat perhatiannya, tertarik
minatnya, dan mengerti apa yang ingin disampaikan oleh komunikator.
Pembaca menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai
orang yang membaca. Pembaca koran berarti orang yang membaca koran.
Pembaca koran dapat di segmen-segmen demografis ataupun secara geografis,
psikografis dan dari segi kebijakan editorial. Pembaca disini diartikan akan
menjadi pembaca dari media massa cetak (surat kabar) yang bersangkutan
dimana pmbaca tersebut heterogen, anonim, dan banyak sekali jumlahnya,
serta berasal dari semua lapisan sosial dan sosiologi komunikasi
massa.(Sutaryo, 2005: 114 )
Koran tidak hanya ,di Indonesia, di Negara luar umumnya dibaca
oleh masyarakat kalangan menengah keatas. Ini berarti pembaca koran
rata-rata cukup berpendidikan dengan tingkat pendidikan menengah keatas.(
Kasali, 1992: 112)
Dengan demikian untuk memenuhi sebangian kebutuhannya,
khalayak bebas memilih dan menggunakan sejumlah media besar isinya
atau sumber-sumber rujukan lainnya (reinformance) nilai, sikap, dan
pengalamnya terhadap suatu objek tertentu. Berkaitan dengan jenis medium
dan isi yang dipilih, konsep khalayak sebagai pembaca koran memiliki
Memperhatikan hal diatas, maka dalam penelitian ini difokuskan
pada khlayak pembaca koran yang juga merupakan khalayak yang
memilih pada pemilihan Pilwali Ulang Surabaya. Diharapkan dengan
adanya pemberitaan Pilwali Ulang Surabaya di media massa Jawa Pos, para
pemilih dapat memberikan respon terhadap pemberitaan tersebut.
2.2.4 Berita Di Media Cetak
Berita berasal dari bahasa sansekerta, yakni Vrit yang dalam
bahasa inggris disebut Write, arti sebenarnya ialah ada atau terjadi.
Sebagian ada yang menyebut dengan Vritta dalam bahasa Indonesia
keinudian menjadi berita atau warta. Menurut kamus besar Bahasa
Indonesia kemudian menjadi berita atau warta. Menurut kamus bahasa
Indonesia karangan W.J.S Poerwodarminto, "Berita" berarti kabar atau
warta. Sedangkan pada kamus terbitan Balai Pustaka, arti berita diperjelas
menjadi laporan " laporan mengenai kejadian atau peristiwa yang terjadi.
(Djuroto, 2003: 1)
Menurut Dean M. Lyle Spenser dalam Iskandar muda (2005 :
21) menyatakan bahwa berita dapat didefinisikan sebagai setiap fakta yang
akurat atau suatu ide yang dapat menarik perhatian bagi sejumlah besar
pembaca.
Berita adalah laporan yang tepat waktu mengenai fakta atau opini
24
masyarakat 'luas. (Iskandar muds, 2005 : 22)
Masih banyak para ahli di bidang jurnalistik lain yang
memberikan pengertian tentng berita, namun hampir semuanya sependapat
bahwa unsur-unsur yang dikandung dalam suatu berita meliputi cakupan dai
kedua pendapat diatas. Cakupan tersebut dapat dicatat bahwa kata —kata
seperti fakta, akurat, ide, tepat waktu, menarik, penting, opini dan
jumlah pembaca/pendengar/penonton merupakan hal-hal yang pen
didapat perhatian. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa "Berita
adalah suatu fakta atau ide atau opini aktual menarik dan akurat serta
dianggap penting bagi sejumlah pembaca, pendengar maupun penonton".
Jadi walaupun ada fakta tetapi jika tidak dinilai penting, aktual
dan menarik oleh sejumlah besar orang, maka hal tesebut masih belum bisa
diangkat menjadi sebuah bangian bahan berita. Atau sebaliknya, apabila
unsur-unsur diatas tidak dapat pada data yang akan dikemas dalam penulisan
berita, tetapi seorang redaktur tetap menyajikannya, maka konsekuensinya
yang akan diterima nantinya tidak adanya ketertarikan
pembaca/pendengar/penonton terhadap berita tersebut.
Sedangkan menurut Sumadiria (2005: 1-2) berita adalah tuisan
yang berisi opini seseorang yang mengupas tuntas sesuatu masalah tertentu
ang bersi fat aktual atau kontrovesial dengan tujuan untuk
Sebuah berita menjadi menarikuntuk dibaca, didengar dan ditonton,
jika berita tersebut memiliki nilai atau bobot yang berbeda antara satu
dan yang lainnya. Nilai berita tersebut sangat tergantung pada pertimbangan
seperti berikut :
a. Timeliness
Time liness berarti waktu yang tepat, artinya memiliki berita yang
akan disajikan hams sesuai dengan waktu yang dibutuhkan oleh
masyarakat pemirsa dan pembaca.
b. Promiximity
Promiximity artinya kedekatan. Kedekatan disini rnaknanya
sangat bervariasi yakni dapat berarti dekat dilihat dari segi lokasi,
pertali an, ras, profesi, kepercayaan, kebudayaan, maupun
kepentingan yang terkait lainnya.
c. Prominance
Prominence artinya adalah orang yang terkemuka. Semakin
seseorang itu terkenal maka akan semakin menjadi bahan yang
menarik pula.
d. Conseqence
Consequence atinya konsekuensi atau akibat. Pengertian yaitu,
- 26
lainnya yang dapat berakibat merugikan atau menyenangkan orang
banyak merupakan bahan berita yang menarik.
e. C o n f l i c t
Conflict ( konflik ) memiliki nilai berita yang sangat tinggi karena
konflik adalah bangian dan kehidupan. Disisi lain berita adalah
sangat berhubungan dengan peristiwa kehidupan.
f. Development
Development (Pernerintah) merupakan materi berita yang cukup
menarik apabila reporter yang bersangkutan mampu mengulasnya
dengan baik.
g. Disaster and crime
Disaster ( bencana) dan Crime ( kejahatan ) adalah dua peristiwa
berita yang pasti akan memdapatkan tempat bagi para pemirsa
Dalam penelitian ini, peneliti ingin mencari tahu apakah media
dapat mempengaruhi sikap pemilih pada Pilwali Ulang di Kelurahan
Wiyung Surabaya Pasca Pemberitaan Pemilihan Pilwali Ulang di Media.
Karena dalam hal ini baik media cetak maupun elektronik berperan sebagi
media edukasi dan media informasi bagi masyarakat sebagai khalayak,
yang artinya bahwa media massa berperan sebagai media yang setiap saat
mendidik masyarakat supaya lebih cerdas dan terbuka pikirannya akan
Surabaya. Diharapkan media massa dapat menjadi media yang dapat
menyalurkan berbagai informasi penting dan jujur kepada masyarakat
tentang Pilwali Ulang Surabaya sehingga pada akhirnya masyarakat
Surabaya dapat menentukan mana calon pasangan pada Pilwali Ulang
Surabaya yang memang dirasa cocok dan mampu yang sesuai dengan
pilihan dan kehendak rakyat Surabaya.
2.2.5 Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa
Televisi disini merupakan media dari jaringan komunikasi yang
dimiliki komunikasi massa, yakni berlangsung satu arah, komunikatornya
melembaga, pesannya bersifat umum dan sasarannya menimbulkan
keserempakan serta sifat komunikasinya heterogen. (Elvinaro,2004 ; 7).
2.2.5.1 Fungsi Televisi Sebagai Media Massa
Seperti halnya media massa yang lainnya televisi mempunyai
beberapa fungsi pokok, yakni fungsi penerangan, pendidikan dan hiburan.
(Elvinaro, 2004 ; 18)
1. Fungsi Penerangan
Pada fungsi ini media televisi dianggap sebagai media yang
mampu menyiarkan informasi yang sangat memuaskan. Hal ini
disebabkan dua faktor yang terdapat pada media massa audio visual yaitu :
28
merasa hadir di tempat kejadian. Seolah-olah penonton menyaksikan dari
jarak yang amat dekat.
Realism mengandung makna kenyataan. Dalam menyajikan informasi televisi menampilkannya sesuai dengan kenyataan yang ada.
Pemirsa dapat melihat sendiri dan mendengar kejadian yang ditampilkan
melalui gambar-gambar faktual dan komentar yang kesemuanya realistis.
2. Fungsi Pendidikan
Sesuai dengan makna pendidikan, yakni meningkatkan
pengetahuan dan penalaran masyarakat, televisi dapat meningkatkan
pengetahuan masyarakat melalui acara yang disiarkan yang mengandung
muatan pendidikan. Televisi juga dapat menyiarkan acara yang secara
implisit mengandung pendidikan, seperti acara kuis, dialog khusus dan
lain sebagainya.
3. Fungsi Hiburan
Acara-acara hiburan hampir menjadi acara yang mendominasi
televisi siaran. Hal ini sewajarnya karena tampilan gambar yang hidup dan
suara yang bagaikan kenyataan. Kebanyakan pemirsa lebih memilih
menonton televisi karena tawaran hiburan yang disajikan dan kenyataan
hiburan televisi lebih murah dan bervariasi dibandingkan harus
mengeluarkan biaya banyak untuk hiburan diluar.
Khusus media televisi, terdapat karakter yang sangat spesifik dan
a. Pesan hadir secara “utuh” (original, credible)
b. Citra bergerak (colour and motion picture)
c. Bahasa gambar (universal)
Pesan hadir secara “utuh”, artinya sumber-sumber informasi baik
berupa manusia, alam, benda, dan lain sebagainya. Serta isi pesan hadir
secara cepat dan begitu dekat (immediacy) ke khalayak penonton dalam
wujud aslinya (realism). Penonton dapat melihat sendiri wujud sumber
informasi serta mendengar sendiri isi pesannya, sehingga dapat
menumbuhkan tingkat kepercayaan yang tinggi. Disinilah keunggulan
medium televisi.
2.2.5.2
Berita
Televisi
Untuk memenuhi kebutuhan khalayak pemirsa, televisi menyajikan
berbagai bentuk informasi, khususnya dalam bentuk berita. Yang
penyajiannya diusahakan mampu menarik minat pemirsa yang menjadi
sasaran utamanya.
Menurut Mitchel V. Charnley definisi berita adalah laporan yang
tepat waktu mengenai fakta atau opini yang memiliki daya tarik atau hal
penting atau kedua-duanya bagi masyarakat luas. (Iskandar Muda, 2005 ;
22)
Berita meliputi peristiwa apa yang nyata terjadi, hal yang akan
30
Berita dalam bahasa inggris disebut News yang berasal dari New
atau baru dan dijamakan menjadi suatu yang baru dalam arti bahwa
peristiwa itu belum pernah terjadi sebelumnya setidaknya jarang terjadi
atau mengandung informasi yang baru tentang suatu hal.peristiwa yang
jarang terjadi tidak saja mengandung sifat baru tetapi juga unik.
Pada berita elektonik, dengan kemampuan teknologinya fenomena
berita kini diubah dari laporan peristiwa yang telah terjadi atau baru terjadi
ditentukan oleh sejauh mana ia dibutuhkan dan dicari khalayak. Untuk itu
berita haruslah memiliki nilai atau bobot yang berbeda antara satu dengan
lainnya. Adapun hal-hal yang dapat menentukan nilai sebuah berita (News
Value) antara lain meliputi :
1. Significance (penting)
Bersifat dapat mempengaruhi dan menyangkut hajat masyarakat
luas.
2. Magnitude (besaran)
Jumlah atau angka yang besar mempunyai daya tarik dan
menimbulkan dampak tertentu.
3. Time concern (tepat waktu, baru, actual)
Sesuatu yang masih hangat karena baru saja terjadi, atau sedang
4. Proximity (kedekatan)
Unsur-unsur yang menimbulkan daya tarik karena “dekat” dengan
khalayak, antara lain tempat kejadian, wawasan local dan
hubungan emosional.
5. Prominence (kemasyuran)
Nama-nama besar yang sudah dikenal masyarakat memberi bobot
lebih dan menjadi daya tarik.
6. Human Interest (sentuhan manusiawi)
Hal-hal yang menggugah rasa kemanusiaan, tidak hanya tentang
manusia tetapi juga tentang alam.
2.2.6 Media Online
Media Online adalah media massa yang dapat ditemukan di
internet. Sebagai media massa, media Online juga mengaidahkan kaidah –
kaidah dalam jurnalistik dalam sistem kerjanya. Sebetulnya tidak ada
perbedaan yang terlalu signifikan. Perbedaan yang paling mencolok adalah
mediumnya. Berikut ini adalah cirri – ciri yang membedakan media online
dengan media cetak yaitu :
1. Tidak ada pembatasan panjang naskah, karena halaman web bisa
32
2. Prosedur naskah sama saja pada media cetak yaitu harus diedit dahulu
oleh reaksi namun beberapa sejumlah media memperbolehkan
wartawan meng-upload sendiri tulisan mereka.
3. Walaupun sudah naik cetak namun masih bisa diedit dengan leluasa,
tetapi biasanya hanya mengedit masalah teknis saja, seperti salah ketik.
4. Layouter hanya bekerja sekali saja pada awal pembuatan situs, berbeda
dengan media cetak yang mengharuskan layouter bekerja untuk setiap
edisinya.
5. Bisa terbit kapan saja, tidak ada batasan waktu
6. Setelah di-upload sudah bisa dibaca oleh semua orang diseluruh dunia
yang memiliki akses internet
(http://jonru.multiply.com/journal/item/128) diakses pada 18-02-2010
pukul 01.20 WIB
Selain perbedaan media online dengan media cetak diatas, terdapat
juga karakteristik – karakteristik media online yaitu :
1. Real Time
Berita dan peristiwa langsung dipublikasikan pada saat kejadian
berlangsug. Mekanismenya lebih leluasa, tanpa dikekakng oleh
periodisasi maupn jadwal penerbitan.
2. Multimedia
Jurnalistik online mampu menyajikan bentuk dan isi publikasi yang
dapat memasukkan halaman multimedia seperti teks, graphic, suara,
music, motion video, animasi atau tiga dimensi.
3. Interaktif
Dengan memanfaatkan hyperlink yang terdapat pada web, karya
jurnalisme online dapat meyajikan informasi yang terhubung dengan
sumber – sumber lainnya. Sehingga pembaca dapat menikmati
infomasi secara efisien dan efektif dan dapat mendapatkan pendalaman
atau penjelasan yang lebi luas. Interaktif juga bisa memiliki
kemampuan untuk membuat atau memilih pesan kita sendiri,
menyediakan ruang dimana public dapat merespon, berinteraksi atau
mengeditsuatu pesan. (
www.yayan.com/artikel/cyber-culture/karakteristik-journalisme-online-sebuah-pengenalan,html)
diakses pada tanggal 18-02-2010 pukul 01.45 WIB.
2.2.6.1 Internet sebagai media msssa
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak
dari kata medium yang secara harfiah berarti peralatan atau pengantar.
Media merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya
ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut.
Dengan berkembangnya teknologi komunikasi yang kian pesat dan
semakin beragan sajiannya. Orang tak hanya mendapatkan informasi
melalui surat kabar , radio, televisi. Sejak tahun 1989 masyarakat dapat
34
Internet dua computer atau lebih yang saling berhubungan yang
membentuk jaringan computer hingga melputi jutaan computer di dunia
atau internsional, yang saling berinteraksi dan bertukar informasi,
sedangkan dari segi ilmu pengetahuan internet merupakan sebuah
perpustakaan besar yang didalamnya terdapat jutaan bahkan milyaran
informasi atau data yang dapt berupa teks, grafik, audio, maupun animasi
dalam bentuk media elektronik. Orang bisa berkunjung ke perpustakaan
tersebut kapanpun dan dimanapun. Ari segi Komunikasi, internet adalah
sarana yang efisien dan efektif untuk melakukan pertukaran informasi
jarak jauh maupun dalam lingkungan perkantoran.
Awalnya Internet dikenal sebagai wadah bagi para peneliti untuk
saling bertukar informasi yang kemudian dimanfaatkan oleh perusahaan
komersil sebagai sarana bisnis. Saat ini penguna internet tersebar di
seluruh dunia dengan jumlah mencapai lebih dari 250 juta orang.
(Daryanto, 2004:22)
2.3. Konsep Sikap
Secara histories istilah “sikap” (attitude) digunakan oleh Herbert
Spencer pada tahun 1986 yang sering dipakai dalam menilai status mental
seseorang dan juga pada saat itu istilah tersebut lebih ditunjukkan pada
postur fisik atau posisi tubuh manusia, sedangkan pada tahun 1888 Lange
menggunakan istilah sikap dalam bidang eksperimen mengenai respon
untuk menggambarkan kesiapan subjek dalam menghadapi stimulus yang
definisi yang berbeda-beda dari beberapa pengamat. Ada 3 kerangka
pemikiran dari beberapa ahli mengenai definisi dari sikap yang dapat
disimpulkan sebagai berikut yaitu :
1. Keranga pemikiran menurut para ahli psikolog yaitu adalah suatu
bentuk evaluasi atau reaksi perasaan.
2. Kerangka pemikiran menurut para ahli psikologi sosial dan psikologi
kepribadian yang dimana konsep sikap lebih kompleks. Menurut
kelompok ini sikap mempunyai makna kesiapan untuk bereaksi
terhadap suatu obyek dengan cara-cara tertentu. Kesiapan disini terkait
dengan kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu
apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki
adanya respon.
3. Kerangka pemikiran yang ketiga berfikir bahwa sikap merupakan
konstelasi komponen-komponen kognitif, afektif dan konatif yang
saling berinteraksi dalam memahami, merasakan dan berperilaku
terhadap suatu objek (Azwar, 2002 : 4)
Definisi sikap yang lainya adalah kecenderungan untuk bertindak,
berpersepsi, berfikir dan merasa dalam menghadapi objek, situasi dan nilai
(Rakhmat, 2005 : 39-40). Sikap manusia dapat berbentuk karena ada
beberapa faktor yang mempengaruhinya. Menurut Azwar (2002 : 30-37)
ada 6 faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap yaitu :
1. Pengalaman pribadi : apa yang telah kita alami akan ikut membentuk
36
Tanggapan dapat menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap. Untuk
menjadi dasar pembentukan sikap pengalaman pribadi harus
meninggalkan kesan yang kuat.
2. Orang lain yang dianggap penting : orang lain disekitar kita merupakan
adalah satu diantara komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap
kita. Seseorang yang kita anggap penting, seseorang yang kita
harapkan persetujuannya bagi setiap gerak tingkah laku dan pendapat
kita, seseorang yang tidak ingin kita kecewakan atau seseorang yang
berarti khusus bagi kita akan banyak mempengaruhi pembentukan
sikap kita.
3. Kebudayaan : kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan
mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita.
4. Media massa : adanya informasi baru dari media massa mengenai
sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya
sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugesif yang dibawa oleh
informasi tersebut apabila cukup kuat memberikan dasar afektif dalam
menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap.
5. Lembaga pendidikan dan lembaga agama : lembaga pendidikan dan
lembaga agama sebagai suatu system yang mempunyai pengaruh
dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar
pengertian dan konsep moral dalam diri individu.
6. Faktor emosional dalam diri individu : sikap kadang-kadang terbentuk
Struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang
yaitu komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen konatif.
Dibawah ini akan diuraikan lebih lanjut ketiga komponen sikap tersebut.
1. Komponen kognitif
Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang
berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap. Kepercayaan terbentuk
oleh apa yang telah kita lihat atau apa yang telah kita ketahui,
kemudian terbentuk suatu ide atau gagasan mengenai sifat atau
karakteristik umum suatu objek. Bila kepercayaan sudah terbentuk,
maka akan menjadi dasar pengetahuan seseorang mengenai apa yang
diharapkan dari objek tersebut.
2. Komponen afektif
Komponen afektif menyangkut masalah emosional subjektif seseorang
terhadap suatu objek sikap. Komponen ini terbentuk oleh aspek
perasaan terhadap objek. Komponen ini berkaitan dengan aspek
emosional terhadap objek tersebut. Beban emosional inilah yang
memberikan watak tertentu terhadap sikap yaitu watak mantap,
tergerak dan termotivasi.
3. Komponen konatif
Komponen perilaku atau komponen konatif dalam struktur sikap
menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku
38
dihadapinya. Kaitan ini didasari oleh asumsi bahwa kepercayaan dan
perasaan banyak mempengaruhi perilaku.
Fungsi sikap menurut Severi dan Tankard (2005 : 197) adalah :
1. Fungsi Instrumental, penyelarasan atau kebermanfaatan sejumlah sikap
dipegang kuat karena manusia berjuang keras untuk memaksimalkan
penghargaan dalam lingkungan eksternal dan meminimalkan sanksi.
2. Fungsi Pertahanan Diri
Sejumlah sikap sipegang kuat karena manusia melindungi ego mereka
dari hasrat mereka sendiri yang tidak dapat diterima atau dari
pengetahuan tentang kekuatan-kekuatan yang mengancam dari luar.
3. Fungsi Ekspresi Diri
Sejumlah sikap dipegang kuat karena memungkinkan seseorang
memberikan ekspresi positif pada nilai-nilai sentral dan pada jati diri.
4. Fungsi pengetahuan sejumlah sikap dipegang kuat karena memuaskan
kebutuhan akan pengetahuan atau member struktur dan makna pada
sesuatu yang jika tanpanya dunia akan kacau.
2.4. Komunikasi Politik
Komunikasi adalah proses interaksi sosial yang digunakan orang
untuk menyusun makna yang merupakan repreentasi mengenai mereka
mengenai dunia (yang berdasarkan itu mereka bertindak) dan untuk
Politik menurut Harold Laswell adalah siapa memperoleh apa,
kapan dan bagaimana. Pembagian nilai-nilai oleh yang berwenang,
kekuasaan dan pemenang kekuasaan, berpengaruh, tindakan yang
diarahkan untuk mempertahankan dan atau memperluas tindakan lainnya.
Seperti juga komunikasi, politik adalah suatu proses yang
melibatkan pembicaraan. Ini bukan pembicaraan dalam arti sempit seperti
kata yang diucapkan, melainkan pembicaraan dalam arti yang lebih
inklusif. Yang berarti segala cara orang bertukar simbol, kata-kata yang dituliskan dan diucapkan, gambar, gerakan, sikap tubuh, perangai dan
pakaian.
Unsur penyampaian barangkali merupakan unsur komunikasi yang
paling sering dijumpai dalam definisi komunikas. Seperti halnya definisi
yang dikemukakan oleh Ithiel de Sola Pool, bahwa komunikasi adalah
pengalihan informasi untuk memperoleh tanggapan. Sedangkan Shacter
(1961) menulis bahwa komunikasi merupakan mekanisme untuk
melaksanakan kekuasaan. Shacter menempatkan komunikasi sebagai
unsur kontrol sosial atau untuk memepengaruhi perilaku, keyakinan, sikap
terhadap orang lain.
Komunikasi politik merupakan jalan mengalirnya informasi
melalui masyarakat dan melalui berbagai struktur yang ada dalam sistem
politik. Dengan kata lain, fungsi komunikasi politik adalah fungsi struktur
gagasan- 40
gagasan yang berkembang dalam masyarakat dan menyalurkan sebagai
bahan dalam penentuan kebijaksanaan.
Fungsi komunikasi politik ini terutama dijalankan oleh media
massa, baik cetak maupun elektronik. Dengan demikian media massa
memiliki peranan yang sangat strategis dalam suatu sistem politik. Peranan
media massa hanya sebatas penyaluran informasi timbal balik, akan tetapi
juga berperan dalam membentuk opini publik,perilaku, sikap dan
partisipasi politik di masyarakat.
2.5. Tentang Pilwali
Pilkada atau Pilwali merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan
rakyat di wilayah provinsi dan kabupaten atau kota besar berdasarkan
pancasila dan udang – undang dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945 untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah. (pasal 1 ayat
(1) PP No. 6/2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan, dan
pemberhentian kepala daerah dan wakil kepala daerah).
Kepala daerah dan wakil kepala daerah adalah gubernur dan wakil
gubernur untuk provinsi, bupati dan wakil bupati untuk kabupaten, dan
walikota dan wakil walikota untuk kota. (pasal 1 ayat (2) PP No. 6/2005
tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan, dan pemberhentian kepala
daerah dan wakil kepala daerah).
Penetapan kepala daerah, pertama wakil kepala daerah yang
sebagai pasangan calon terpilih. Kedua, pasangan calon yang memperoleh
lebih dari 25% dari jumlah suara yang sah, pasangan calon dengan
perolehan suara terbesar ditetapkan sebagai calon terpilih.
2.6. Teori S-O-R
Pada awalnya teori ini berasal dari psikologi kemudian menjadi
teori komunikasi. Karena obyek material dari psikologi dan ilmu
komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen
sikap, opini, kognitif, afektif, dan konatif.
Teori S-O-R sebagai singkatan dari
Stimulus-Organisme-Response. Stimulus sendiri berarti pesan di antara dua unsur komunikasi
yaitu komunikator dan komunikan. Komunikator memberikan pesan
berupa tanda, lambang dan gambar kepada komunikan. Organisme berarti
diri komunikan sebagai penerima pesan atau informasi dari komunikator.
Setelah komunikan memberikan tanda, lambang maupun gambar,
kemudian komunikan merespon dengan cara memperhatikan dan
memahami pesan yang disampaikan. Selanjutnya response diartikan efek
sebagai akhir dalam proses komunikasi yang menimbulkan perubahan
kognitif, afektif dan konatif pada diri komunikan.
Menurut teori ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus
terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan
memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Selain itu
42
sebagai akibat dari ilmu komunikasi ( McQuail, 1994:234 ). Akibat atau
pengaruh yang terjadi merupakan suatu reaksi tertentu dari rangsangan
tertentu. Artinya stimulus dan dalam bentuk apa pengaruh atau stimulus
tersebut tergantung dari isi pesan yang ditampilkan.
Unsur-unsur dalam model ini adalah :
1. Pesan ( stimulus ) merupakan pesan yang disampaikan tersebut dapat
berupa tanda dan lambang.
2. Komunikan ( Organisme ) merupakan keadaan komunikan di saat
menerima pesan. Pesan yang disampaikan kepada komunikan oleh
komunikator diterima sebagai informasi dan komunikan akan
memperhatikan informasi yang disampaikan oleh komunikator.
Perhatian di sini diartikan bahwa komunikan akan memperhatikan
setiap pesan yang disampaikan melalui tanda dan lambang.
Selanjutnya, komunikan mencoba untuk mengartikan dan memahami
setiap pesan yang disampaikan oleh komunikator.
3. Efek (Response) merupakan dampak dari komunikasi. Efek dari
komunikasi adalah perubahan sikap yaitu sikap kognitif, afektif dan
konatif. Efek kognitif merupakan efek yang ditimbulkan setelah
adanya komunikasi. Efek kognitif berarti bahwa setiap informasi
menjadi bahan pengetahuan bagi komunikan. ( Effendi, 2003:255 )
Jika unsur stimulus berupa pesan, unsur organisme berupa
perhatian, pengertian dan penerimaan komunikan dan unsur respon berupa
dipakai sebagai pijakan teori dalam penelitian. Teori S-O-R dapat
digambarkan sebagai berikut :
[image:56.612.107.564.156.283.2]
Gambar 1 : Model Teori S-O-R ( Effendy, 2003 : 255 )
Menurut gambar ini model di atas menunjukan bahwa stimulus
atau pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan berupa
” Pemberitaan Pilwali Ulang Surabaya. Mungkin diterima atau mungkin
saja terjadi penolakan. Dalam tahapan berikutnya bila komunikan
menerima stimulus atau pesan yang disampaikan, maka akan
memperhatikan. Proses selanjutnya komunikan tersebut mengerti dari
pesan yang yang telah disampaikan. Dan proses terakhir adalah kesediaan
diri komunikan untuk mengubah sikap yang menandakan keberhasilan
dalam proses komunikasi. ( Effendy, 2003:256 )
2.7. Kerangka Berpikir
Surabaya merupakan kota Metropolitan, sehingga sudah dapat
dipastikan berbagai permasalahan terjadi atau timbul di kota ini. Sebagai
Kota terbesar ke 2 setelah Ibu Kota Jakarta, Surabaya akan segera
melaksanakan Pilwali Ulang yang akan diselenggarakan pada 1 Agustus Stimulus
Organisme
a. Perhatian
b. Pengertian
c. Penerimaan
Response
( Perubahan Sikap )
a. Kognitif
b. Afektif
44
2010, Hal ini dilakukan karena pada Pilwali Surabaya 2 Juni 2010 banyak
terdapat kecurangan dan pelanggaran yang terjadi selama proses
pemilihan walikota Surabaya tersebut. Sesuai dengan keputusan
Mahkamah Kontitusi Tanggal 25 Mei 2010, Nomor : 31/PHPU.
D-VIII/2010 Yang memerintahkan Komisi Pemilihan Umum (KPU)
Surabaya untuk mengadakan pencoblosan ulang di lima kecamatan dan
dua kelurahan, lima kecamatan itu adalah Kecamatan Bulak, Kecamatan
Semampir, Kecamatan Krembangan, Kecamatan Rungkut, Kecamatan
Sukolilo. Dua Kelurahan yang harus melakukan pencoblosan ulang adalah
Kelurahan Putat Jaya dan Kelurahan Wiyung. Mahkamah Konstitusi juga
meminta dilakukan penghitungan ulang surat suara di seluruh kotak suara,
kecuali di wilayah tempat dilangsungkannya pencoblosan ulang. Dalam
surat itu, surat suara coblos tembus simetris (Coblosan lebih dari satu tapi
tidak mengenai gambar pasangan calon lainnya) dinyatakan sah.
Mahkamah Konstitusi juga memerintahkan KPU (Komisi Pemilihan
Umum) agar melaporkan hasil pencoblosan ulang dan penghitungan ulang
surat suara selambat-lambatnya 60 hari setelah putusan dibacakan.
Dalam putusannya, MK memang menilai terjadi
pelanggaran-pelanggaran yang bersifat sistematis, terstruktur dan masif, terutama
berdasarkan pertemuan di Rumah Makan Mutiara yang dihadiri 5 camat
dan sekitar 40 lurah. Dari sanalah MK berkeyakinan telah terjadi
mobilisasi PNS, khususnya camat dan lurah untuk memenangkan
Dan di dalam penelitian ini, peneliti ingin meneliti bagaimana
Sikap pemilih dalam pemilihan Pilwali Ulang Kota Surabaya khususnya
Di Kelurahan Wiyung Pasca pemberitaan, kenapa peneliti memilih
Kelurahan Wiyung sebagai subjek penelitian dikarenakan pada Kelurahan
Wiyung pada Pilwali Surabaya 2 Juni 2010 terjadi aksi pemboikotan yang
dilakukan oleh seluruh RT & RW yang tidak bersedia menjadi panitia
KPPS sebagaimana yang biasa mereka lakukan pada Pemilu Presiden
Kemarin, Hal ini dikarenkan ada perselisihan antara Warga Kelurahan
Wiyung dengan pihak Pemerintah Kota Surabaya yang belum
terselesaikan yang pada saat itu masih dijabat oleh Bambang DH selaku
Walikota Surabaya yang pada Pilwali Surabaya 2010 merupakan salah
satu kandidat pasangan calon yang maju menjadi kandidat namun sebagai
Wakil dari Tri Risma Harini. Dan Peneliti juga ingin mengetahui apa yang
menyebabkan terjadinya perubahan perolehan surat suara yang sangat
signifikan di Kelurahan Wiyung Pada Pemilihan Pilwali Ulang Surabaya,
mengigat pada pemilihan Pilwali Ulang Surabaya di Kelurahan Wiyung
terjadi perubahan perolehan suara yang sangat signifikan.
Teori S-O-R singkatan dari Stimulus-Organisme-Response.
Stimulus sendiri berarti pesan diantara dua unsur komunikasi yaitu
komunikator dan komunikan. Komunikator memberikan pasan berupa
tanda, lambang, dan gambar kepada komunikan. Organisme berarti diri
komunikan sebagai penerima pesan atau informasi dari komunikator.
46
kemudian komunikan merespon dengan cara memperhatikan dan
memahami pesan yang disampaikan. Selanjutnya response diartikan efek
sebagai akhir dalam proses komunikasi yang menimbulkan perubahan
kognitif, afektif dan konatif pada diri komunikan. Dampak atau pengaruh
yang terjadi merupakan suatu reaksi tertentu dari rangsangan tertentu (
Rahmat, 2005:35 ). Dan definisi dari efek kognisi tersebut adalah
perubahan pengetahuan.
Menurut teori ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus
terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan
memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Selain itu
teori menjelaskan tentang pengaruh yang terjadi pada pihak penerima
sebagai akibat dari ilmu komunikasi ( McQuail, 1994:234 ). Akibat atau
pengaruh yang terjadi merupakan suatu reaksi tertentu dari rangsangan
tertentu. Artinya stimulus dan dalam bentuk apa pengaruh atau stimulus
tersebut tergantung dari isi pesan yang ditampilkan.
Dalam penelitian ini, peneliti ingin meneliti sikap pemilih dalam
pemilihan Pilwali ulang di Kelurahan Wiyung Surabaya, karena stimuli
dalam hal ini pesan akan diterima bila ada perhatian, pengertian, dan
penerimaan dari khalayak yang menjadi obyek dalam penelitian ini.
Selanjutnya setelah menerima pesan atau stimulus berikutnya akan terjadi
Berdasarkan teori – teori yang telah dikemukakan di atas, maka
kerangka berpikir yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian adalah
sebagai berikut :
[image:60.612.93.553.220.399.2]
Gambar 2 : Bagan kerangka berpikir Sikap Pemilih dalam pemilihan
Pilwali Ulang di Kelurahan Wiyung Surabaya. Stimulus:
Pemberitaan Pilwali
Ulang Surabaya
Pesan
Organisme
Masyarakat Kelurahan
Wiyung Surabaya yang
mempunyai hak pilih
a. Perhatian
b. Pengertian
c. Penerimaan
Response
a. Efek Kognitif
b. Efek Afektif
48 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional di sini dimaksudkan untuk menjelaskan
indikator dari variabel penelitian. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu menggunakan metode deskriptif yang bertujuan untuk
menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi atau
berbagai variabel yang terjadi pada masyarakat Surabaya yang mempunyai
hak pilih yang menjadi obyek penelitian itu kemudian menarik ke
permukaan sebagai suatu ciri atau gambaran tentang kondisi , situasi
ataupun variabel tertentu (Bungin, 2001 : 48). Penelitian ini dipusatkan
untuk mengetahui sikap pemilih pada pemilihan pilwali ulang di kelurahan
wiyung surabaya. Untuk lebih mudah pengukurannya, maka dapat
dioperasionalkan sebagai berikut :