• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIKAP PEMILIH DALAM PEMILIHAN PILWALI ULANG SURABAYA ( Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Sikap Pemilih Dalam Pemilihan Pilwali Ulang di Kelurahan Wiyung Surabaya Pasca Pemberitaan ).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SIKAP PEMILIH DALAM PEMILIHAN PILWALI ULANG SURABAYA ( Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Sikap Pemilih Dalam Pemilihan Pilwali Ulang di Kelurahan Wiyung Surabaya Pasca Pemberitaan )."

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

SIKAP PEMILIH DALAM PEMILIHAN PILWALI ULANG SURABAYA

( Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Sikap Pemilih dalam pemilihan Pilwali Ulang

di Kelurahan Wiyung Surabaya Pasca Pemberitaan )

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik “Veteran” Jawa Timur

Oleh :

Ferdiansyah Yusuf

NPM. 0643010163

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL“VETERAN”

JAWA TIMUR FAKULTAS ILMU SOSIAL

DAN ILMU POLITIK PROGRAM

STUDI ILMU KOMUNIKASI

SURABAYA

(2)

Oleh:

FERDIANSYAH YUSUF

NPM. 0643010163

Telah di pertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi

Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” Jawa Timur

Pada Tanggal 02 DESEMBER 2010

Menyetujui,

PEMBIMBING

TIM

PENGUJI

1.

Ketua

Drs. Kusnarto, M.si

Dra. Sumardjijati, MSi

NIP. 195 808 011 984 021 001

NIP. 196 203 231 993 092 001

2.

Sekretaris

Drs. Kusnarto M Si

NIP. 195 808 011 984 021 001

3.

Anggota

Dra. Dyva Claretta, MSi

NPT.

366

019

400

251

Mengetahui

DEKAN

(3)

SIKAP PEMILIH DALAM PEMILIHAN PILWALI ULANG SURABAYA

( Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Sikap Pemilih dalam pemilihan Pilwali Ulang

di Kelurahan Wiyung Surabaya Pasca Pemberitaan )

Oleh:

FERDIANSYAH YUSUF

NPM. 0643010163

Telah di pertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi

Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” Jawa Timur

Pada Tanggal 02 DESEMBER 2010

Menyetujui,

PEMBIMBING

TIM

PENGUJI

Ketua

1.

Drs. Kusnarto, M.si

Dra. Sumardjijati, MSi

NIP. 195 808 011 984 021 001

NIP. 196 203 231 993 092 001

Sekretaris

2.

Dra. Dyva Claretta, MSi

NIP. 366 019 400 251

Anggota

3.

Drs. Kusnarto, M.Si

NIP. 195 808 011 984 021 001

Mengetahui

DEKAN

(4)

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas

skripsi yang berjudul SIKAP PEMILIH DALAM PEMILIHAN PILWALI ULANG

SURABAYA ( Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Sikap Pemilih dalam pemilihan

Pilwali Ulang di Kelurahan Wiyung Surabaya Pasca Pemberitaan )

Skripsi merupakan syarat utama dalm proses kelulusan khususnya pada jurusan

ilmu komunikasi dan merupakan prasyarat untuk mencapai tingkat kelulusan Sarjana.

Tidak dipungkiri, bahwa penulis banyak mendapatkan bantuan, petunjuk serta

bimbingan yang besar pengaruhnya. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin

menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar – besarnya kepada yang terhormat :

1.

Dra Ec. Hj Suparwati, M Si, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas

Pembangunan Nasional “VETERAN” Jawa Timur

2.

Drs Kusnarto, M.Si, sebagai dosen pembimbing utama untuk penyusunan skripsi

ini.

3.

Juwito, S.Sos, MSi, Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial

dan Politik.

4.

Dosen – dosen Ilmu Komunikasi yang telah memberikan ilmunya kepada penulis

untuk dapat menuntaskan tugas terakhir ini.

(5)

iv

Penulis sadar bahwa masih terdapat kekurangan dan kelemahan, dalam skripsi ini.

Untuk itu, penulis memohon bantuan serta kerjasamanya apabila menemukan suatu

kesalahan yang terjadi untuk dapat diperbaiki sebagai sarana untuk penunjang pendidikan

di kemudian hari.

Wassalamualaiku Wr.Wb

Surabaya 06 Desember 2010

(6)

HALAMAN JUDUL...

i

HALAMAN PERSETUJUAN DAN

PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI...

ii

KATA PENGANTAR...

iii

DAFTAR ISI...

v

DAFTAR TABEL ...

x

DAFTAR GAMBAR ...

xii

DAFTAR LAMPIRAN ...

xiii

ABSTRAKSI ...

xiv

BAB I PENDAHULUAN...

1

1.1.

Latar Belakang Masalah...

1

1.2.

Perumusan Masalah...

13

1.3.

Tujuan Penelitian...

13

1.4.

Kegunaan Penelitian...

13

BAB II KAJIAN PUSTAKA...

16

2.1.

Landasan Teori...

16

2.2.

Definisi Media Massa...

17

2.2.1.

Peran Media Massa... 17

2.2.2.Surat Kabar Sebagai Media Komunikasi Massa ... 19

2.3.3Pembaca Surat Kabar Sebagai Khalayak ...

22

(7)

2.2.4

Berita Di Media Cetak ... 23

2.2.5

Televisi sebagai media komunikasi massa... 27

2.2.5.1 Fungsi televisi sebagai media massa... 27

2.5.5.2 Berita televisi ...

29

2.2.6.

Media Online...

31

2.2.6.1. Internet sebagai media massa...

33

2.3.

Konsep Sikap...

34

2.4. Komunikasi Politik ... 38

2.5. Tentang Pilwali... 40

2.6. Teori S-O-R ... 41

2.7. Kerangka Berpikir ... 43

BAB III METODE PENELITIAN ...

48

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 48

3.1.2. Sikap Pemilih Dalam Pemilihan Pilwali Ulang di

Kelurahan Wiyung pasca Pemberitaan... 48

3.1.3. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel...

54

3.1.3.1 Populasi oleh Sampel...

54

3.1.3.2Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ...

55

3.2. Teknik Pengumpulan Data ...

57

3.3. Metode Analisis Data ...

58

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

... 60

4.1.

Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 60

4.1.1 Kecamatan dan Kelurahan Wiyung ... 60

(8)

4.3.1.1 Karakteristik Responden ... ... 66

4.3.1.2 Usia Responden ... 67

4.3.1.3

Pendidikan

Responden ... 68

4.3.1.4 Pekerjaan Responden ... ... 70

4.4

Sikap Pemilih dalam pemilihan Pilwali Ulang di Kelurahan

Wiyung Surabaya Pasca Pemberitaan di Media ...

71

4.4.1 Aspek Kognitif ... 71

4.4.1.1

Melalui pemberitaan Pemilihan Pilwali Ulang Surabaya

dapat membuat masyarakat tahu akan

pentingnya Pelaksanaan Pilwali Ulang Surabaya ...72

4.4.1.2

Melalui pemberitaan anda memahami

Tentang adanya Pelaksanaan Pilwali

Ulang Surabaya ...

74

4.4.1.3

Melalui Pemberitaan anda mengetahui

kapan dilaksankannya Pemilihan

Ulang Surabaya ...

75

4.4.1.4

Melalui pemberitaan anda juga

mengetahui dampak yang akan

ditimbulkan oleh pelaksanaan Pilwali

Ulang

Surabaya ... 76

4.4.1.5

Aspek

Kognitif

 

Pemilih dalam pemilihan Pilwali

Ulang di Kelurahan Wiyung Surabaya Pasca

Pemberitaan...

77

4.4.2 Aspek Afektif ...

78

(9)

4.4.2.1

Dengan Adanya pemberitaan Pilwali Ulang

Surabaya Anda merasa tertarik..

80

4.4.2.2

Anda merasa tertarik untuk mengikuti perkembangan

mengenai Pemilihan Pilwali Ulang Surabaya

...

81

4.4.2.3

Setelah melihat pemberitaan Pilwali Ulang Surabaya

anda merasa tertarik untuk mengetahui

lebih jelas bagaimana pelaksanaan Pilwali Ulang

Surabaya ...

82

4.4.2.4

Apakah anda merasa khawatir mengenai dampak

yang akan ditimbulkan dari pemberitaan Pilwali

Ulang

Surabaya... 83

4.4.2.5

Aspek

Afektif

 

Pemilih dalam pemilihan Pilwali

Ulang di Kelurahan Wiyung Surabaya Pasca

Pemberitaan...

84

4.4.3

Aspek Konatif ...

85

4.4.3.1

Apakah Dengan adanya pemberitaan tentang

pemilihan Pilwali Ulang Surabaya anda bisa

menerimanya...

86

4.4.3.2

Apakah perubahan pilihan anda pada Pemilihan

Pilwali Ulang Surabaya 2010 Pasca

Pemberitaan di Media Cetak ... 87

4.4.3.3

Apakah perubahan pilihan anda pada Pemilihan

Pilwali Ulang Surabaya 2010 Pasca

Pemberitaan

Media

Elektronik ... 89

4.4.3.4

Apakah perubahan pilihan anda pada Pemilihan

Pilwali Ulang Surabaya 2010 Pasca

Pemberitaan

Media

Online ... 90

(10)

  ix

4.5.

Aspek Komulatif Sikap Pemilih

dalam pemilihan Pilwali Ulang di Kelurahan Wiyung

Surabaya Pasca Pemberitaan...

92

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

95

5.2 Saran ... 96

DAFTAR PUSTAKA... 97

(11)

x   

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.3.1 Karakteristik Responden ... 66

Tabel 4.4.1.1 Melalui pemberitaan Pemilihan Pilwali Ulang Surabaya

dapat membuat masyarakat tahu akan pentingnya

Pelaksanaan Pilwali Ulang Surabaya ...

72

Tabel 4.4.1.2 Melalui pemberitaan anda memahami tentang

adanya Pelaksanaan Pilwali Ulang Surabaya ...

74

Tabel 4.4.1.3 Melalui Pemberitaan anda mengetahui

kapan dilaksankannya Pemilihan Ulang Surabaya ...

75

Tabel 4.4.1.4 Melalui pemberitaan anda juga

mengetahui

dampak

yang

akan ditimbulkan oleh

pelaksanaan

Pilwali

Ulang

Surabaya ... 76

Tabel 4.4.2.1 Dengan Adanya pemberitaan Pilwali Ulang

(12)

xi   

Tabel 4.4.2.3 Setelah melihat pemberitaan Pilwali Ulang Surabaya

anda

merasa

tertarik

untuk mengetahui lebih jelas

bagaimana pelaksanaan Pilwali Ulang Surabaya ... 82

Tabel 4.4.2.4 Apakah anda merasa khawatir mengenai dampak yang

akan ditimbulkan dari pemberitaan Pilwali Ulang

Surabaya

Pasca

Pemberitaan...

83

Tabel 4.4.3.1 Dengan adanya pemberitaan tentang pemilihan Pilwali Ulang

Surabaya anda bisa menerimanya...

86

Tabel 4.4.3.2 Apakah perubahan pilihan anda pada Pemilihan Pilwali

Ulang Surabaya 2010 Pasca Pemberitaan di Media Cetak ... 87

Tabel 4.4.3.3 Apakah perubahan pilihan anda pada Pemilihan Pilwali

Ulang Surabaya 2010 Pasca Pemberitaan di  Media Elektronik ... 89

Tabel 4.4.3.4 Apakah Apakah perubahan pilihan anda pada Pemilihan

Pilwali Ulang Surabaya 2010 Pasca Pemberitaan di Media Online... 90

Tabel 4.5

Aspek Komulatif Sikap Pemilih

dalam pemilihan Pilwali Ulang di Kelurahan Wiyung

Surabaya

Pasca

Pemberitaan...

92

(13)

xii   

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(14)

xiii   

(15)

 

ABSTRAKSI

FERDIANSYAH YUSUF. 0643010163, SIKAP PEMILIH DALAM

PEMILIHAN PILWALI ULANG SURABAYA ( Studi Deskriptif Kuantitatif

Tentang Sikap Pemilih Dalam Pemilihan Pilwali Ulang di Kelurahan Wiyung

Surabaya Pasca Pemberitaan )

Tujuan dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui Sikap pemilih

Dalam Pilwali Ulang di Kelurahan Wiyung Surabaya Pasca Pemberitaan.

Landasan teori yang digunakan di penelitian ini adalah Teori media Cetak,

Teori media Elektronik, Teori media Online, Teori Komunikasi politik dan

stimulus-Organism-Respons , stimulus nya adalah Pemberitaan Pilwali Ulang

Surabaya, organism nya adalah masyarakat Masyarakat Kelurahan Wiyung

Surabaya yang mempunyai hak pilih, kemudian membentuk response berupa

Sikap Pemilih Dalam Pemilihan Pilwali Ulang Surabaya.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

diskriptif kuantitatif, populasi penelitian ini adalah masyarakat Kelurahan Wiyung

Surabaya yang berumur 17 tahun yang keatas yang mempunyai hak pilih untuk

memilih pada pemilihan Pilwali Ulang Surabaya, teknik sampling yang di

gunakan di penelitian ini adalah Incidental sampling

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara keseluruhan (masyarakat

Kelurahan Wiyung yang menjadi responden memberikan respon Sikap Yang

Positif terhadap Pelaksanaan Pemilihan Pilwali Ulang di Surabaya Pasca

Pemberitaan. Dan sesuai dengan hasil pengolahan data kuesioner menunjukan

bahwa sebagian besar masyarakat Kelurahan Wiyung Merubah Pilihannya pada

Pilwali Ulang Surabaya dikarenakan pengaruh Pemberitaan dari media Cetak

yaitu yang memberitakan tentang Berita Pilwali Ulang Surabaya secara kontinue

atau terus menerus dan mendetail baik itu pelaksanaan, dan hasil dari pelaksanaa

Pilwali Ulang Surabaya Tersebut.

Kata Kunci : Pilwali Ulang Surabaya di KelurahanWiyung, Media Cetak,

Penelitian, Sikap

(16)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Dewasa ini dalam perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa dampak yang sangat besar sekali bagi kehidupan masyarakat dunia. Penggunaan media massa untuk penyampaian pesan dipengaruhi oleh perkembangan teknologi komunikasi yang ada, sehingga timbul komunikasi melalui media massa.

Komunikasi massa adalah komunikasi yang sangat mengandalkan pada ketepatan jumlah pesan yang disampaikan dalam waktu yang singkat. Pada masa sekarang ini, komunikasi memberikan informasi, gagasan dan sikap pada khalayak yang beragam dan besar jumlahnya dengan menggunakan media. Hal ini yang mempengaruhi perkembangan media massa yang menguntungkan.

(17)

  2

berbagai pertimbangan. Dalam konteks komunikasi informasi adalah proses kesinambungan hidup. Secara ekstrim para ahli komunikasi bahkan menyamakan informasi dengan udara yang sangat dibutuhkan manusia untuk hidup. (Effendi, 2002: 54-56)

Dalam perkembangannya Media massa mempunyai dua pengertian, yakni dalam pengertian luas dan dalam pengertian sempit. Media massa dalam pengertian luas meliputi segala penerbitan, bahkan termasuk media massa elektronik, siaran radio dan televisi. Sedangkan pengertian sempit hanya terbatas pada media cetak, yakni surat kabar, majalah dan buletin. Masing-masing bentuk media tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan dalam menjalankan fungsinya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi. Media massa cetak termasuk didalamnya surat kabar,majalah dan tabloid sekarang banyak diterbitkan dengan berbagai macam tema untuk berbagai segmen khalayak ( Effendy,1989 :145 ).

Salah satu bentuk media massa cetak yang saat ini juga mengalami perkembangan yang sangat cepat adalah surat kabar. Djafar Assegaff dalam bukunya “Jurnalistik Masa Kini” menyatakan surat kabar adalah :

Surat kabar adalah penerbitan berupa lembaran-lembaran yang berisi berita - berita karangan-karangan dan iklan yang dicetak dan terbit secara tetap dan periodic dan dijual untuk umum (Assegaff,1991:140)

(18)

kabar sekitar 60-70 persen (Koesworo, Margontoro, Viko, 1994:72). Surat kabar cukup mudah didapatkan dan didokumentasikan sebagai referensi pencarian informasi, sehingga berita menjadi muatan yang sangat penting bagi media cetak. Berita-berita yang disajikan media cetak pada umumnya seputar peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam masyarakat atau bahkan didalam pemerintahan, sehingga masyarakat mengetahui informasi-informasi yang terjadi disekitarnya dan didalam pemerintahan. Dalam hal ini dibutuhkan kejujuran dari pihak pers dalam menyampaikan berita-berita yang akan disampaikan kepada khalayak agar masyarakat mengetahui kejadian yang sebenarnya (Nurudin, 2003:67)

Surat kabar dalam memuat dan menampilkan berita-berita selain berasal dari wilayah Nasional juga berasal dari wilayah lokal, hal ini disebabkan perkembangan media cetak dalam arus informasi kini telah mengalami kemajuan pesat, karena surat kabar sendiri berkeinginan mengangkat taraf kehidupan masyarakat dalam menambah wawasan informasi dalam penyajian bentuk berita yang aktual.    

(19)

  4

Kondisi pada kehidupan sosial, politik, budaya di indonesia mengalami perubahan yang dinamis dari massa ke massa. Hal itu merupakan imbas dari demokrasi yang diterapkan. Perubahan tersebut diantaranya tidak terlepas dari keterkaitan erat antara peran yang dimainkan oleh pemerintah yang berkuasa, pers dan masyarakat. Sebagai institusi, pers dalam perkembangannya secara dominan tidak lepas dari pengaruh kekuasaan di luar institusinya, seperti kekuasaan ekonomi, politik dimana pers tersebut berada. Sistem pers indonesia di masa lampau adalah sistem otoritarian, melalui sejarah dapat diketahui bahwa pers disalahgunakan dalam pemerintahan orde lama dan orde baru sebagai aktor dan sarana untuk melegitimasikan kekuasaannya atas masyarakat.

Seiring dengan runtuhnya orde baru dan bergulirnya era reformasi, pers mendapat kebebasan dalam pemberitaannya serta bebas menjalankan fungsi dan perannya tanpa khawatir dengan segala bentuk tindakan represif dari pemerintah. Upaya untuk mewujudkan kebebasan pers ini sangat penting, karena pers merupakan alat yang digunakan oleh masyarakat untuk menyatakan berbagai pikirannya. Dengan demikian diharapkan pers dapat mengabdi pada masyarakat dan membantu terciptanya kebebasan yang lain.

(20)

dan secara representatif dapat mewakili kondisi sosial, politik, dan budaya dewasa ini.

Pilwali Ulang Surabaya adalah potret demokrasi saat ini. Kota Surabaya merupakan kota terpadat di seluruh Jawa Timur, dengan luas wilayah 374,36 km persegi yang dihuni penduduk kurang lebih 3.282.156 jiwa dengan jumlah pemilih tetap sebanyak 2.460.320 jiwa. Jadilah kota Surabaya sebagai wilayah terpadat kedua di Indonesia setelah Jakarta.

Data terakhir yang dipegang KPU (Komisi pemilihan Umum), ada 448.217 orang dalam DPT (Daftar Pemilih Tetap). Terdiri atas Kecamatan Rungkut 70.525 orang,Kecamatan Sukolilo 76.564 orang, Kecamatan Bulak 25.414 orang, Kecamatan Semampir 140.344 orang, Kecamatan Krembangan 88.723 orang, Kelurahan Putat Jaya 34.723 orang, Kelurahan Wiyung 12.094 orang. (www.KPUSurabaya.com)

(21)

  6

surat suara coblos tembus simetris (Coblosan lebih dari satu tapi tidak mengenai gambar pasangan calon lainnya) dinyatakan sah. Mahkamah Konstitusi juga memerintahkan KPU (Komisi Pemilihan Umum) agar melaporkan hasil pencoblosan ulang dan penghitungan ulang surat suara selambat-lambatnya 60 hari setelah putusan dibacakan.

Dalam putusannya, MK memang menilai terjadi pelanggaran-pelanggaran yang bersifat sistematis, terstruktur dan masif, terutama berdasarkan pertemuan di Rumah Makan Mutiara yang dihadiri 5 camat dan sekitar 40 lurah. Dari sanalah MK berkeyakinan telah terjadi mobilisasi PNS, khususnya camat dan lurah untuk memenangkan pasangan Risma-Bambang.

   Komisi Pemilihan Umum (KPU) Surabaya akhirnya mengumumkan jadwal coblos dan hitung ulang secara resmi. Yakni, Minggu, 1 Agustus 2010. Ketua KPU Surabaya Eko Sasmito mengatakan, penetapan jadwal itu berdasar surat dari Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 31/PHPU.D-VIII/2010 yang menginstruksikan KPU untuk segera melaksanakan pencoblosan dan penghitungan ulang.

(22)

Sebagaimana diberitakan, MK menginstruksikan KPU untuk mengadakan coblos ulang di lima kecamatan dan dua kelurahan. Yaitu, Kecamatan Rungkut, Sukolilo, Semampir, Krembangan, dan Bulak serta Kelurahan Putat Jaya dan Wiyung. Selain itu, KPU diminta menghitung ulang surat suara di 26 kecamatan lain. Lebih lanjut Eko menjelaskan, 1 Agustus dipilih karena KPU berharap pergantian kepemimpinan di Surabaya tidak mengalami penundaan yang berakibat pada kekosongan kekuasaan. Selain itu, banyak pihak yang mendesak KPU segera menetapkan jadwal pencoblosan ulang. ''Kalau bisa cepat, kenapa tidak?" katanya.Lantas, bagaimana penghitungan ulang di 26 kecamatan? Menurut Eko, proses tersebut akan dilaksanakan di masing-masing kecamatan pada 1 Agustus. Eksekutornya adalah kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS), panitia pemungutan suara (PPS), dan panitia pemilihan kecamatan (PPK). Untuk penunjukan petugas KPPS, KPU akan menggunakan KPPS lama. Yaitu, sebanyak tiga orang dengan memprioritaskan petugas KPPS nomor 1, 2, dan 3. Sebelumnya, anggota KPPS berjumlah enam orang. Namun, KPU berpendapat bahwa tiga anggota saja cukup untuk mengurusi penghitungan ulang. Dia menjelaskan, alasan dilaksanakannya penghitungan ulang di tingkat kecamatan adalah kotak suara saat ini berada di kecamatan. ''Perintah dari KPU pusat menyatakan, jika kotak suara masih di kecamatan, penghitungan ulang dilaksanakan di lokasi itu saja," jelasnya.

Tahapan Coblos dan Hitung Ulang

(23)

  8

b. 1 Agustus 2010 : Pemungutan suara ulang di lima kecamatan dan dua kelurahan serta penghitungan suara di KPPS

c. 1-2 Agustus 2010 : Penghitungan suara ulang di 26 kecamatan oleh KPPS, PPS, dan PPK di PPK

d. 2-4 Agustus 2010 : Rekapitulasi hasil pemungutan dan penghitungan ulang oleh KPPS, PPS, dan PPK di PPK

e. 5-7 Agustus 2010 : Rekapitulasi penghitungan suara hasil coblos dan hitung ulang di KPU

f. 7-10 Agustus : Penyampaian hasil rekapitulasi pemungutan dan penghitungan suara ulang

Sumber: KPU Surabaya

Berdasarkan konteks di atas, peneliti menempatkan media massa khususnya media cetak sebagai saluran informasi berita mempunyai peranan penting. Surat kabar sabagai bagian dari media massa dapat menjadi instrumen untuk mempengaruhi kesadaran masyarakat. Sesuatu yang sebenarnya tidak berarti dapat menjadi berarti melalui penciptaan data-data yang disajikan media cetak, sekalipun data tersebut hanya merupakan rekaan imajiner dari sang penulis berita atau sumber berita. Hal seperti ini sering terjadi di tengah-tengah masyarakat yang masih kuat dihadapi budaya isu dan intrik, dimana berita dianggap sebagai kenyataan dan kebenaran. Pada intinya berita yang ada dalam sebuah surat kabar bisa mengarahkan kesadaran masyarakat. ( Winarko, 2001:1 )

(24)

dari pemberitaan di Jawa Pos mengenai pelaksanaan Pilwali Ulang Surabaya 2010. Maka masyarakat akan menganggap bahwa permasalahan yang berkaitan dengan Pilwali Ulang Surabaya 2010 merupakan permasalahan yang patut mendapat perhatian dari seluruh lapisan masyrakat.

(25)

  10

sampai ketempat TPS yang berada di kantor Kecamatan Wiyung dan mencoblos dalam pilwali 2 Juni.

(26)

berada di atas perkampungan Warga Wiyung yang lahannya dulu merupakan tanah milik warga Kelurahan Wiyung namun sudah dibeli oleh pihak Graha famili pada saat itu.

Dilain itu juga terjadi kecurangan yang dilakukan salah satu pasangan, yaitu pasangan No 4 Risma-Bambang dengan memberikan makanan ringan berupa roti bagi warga wiyung yang mau mencoblos pasangan No urut 4 yaitu pasangan Risma-bambang. Dan adanya pengkondisian yang dilakukan oleh salah satu kandidat pasangan No urut 4 pasangan Risma-Bambang dengan memberikan kemudahan pada warga Wiyung yang mau memberikan Hak pilihnya kepada pasangan No urut 4 pasangan Risma-Bambang dengan sistem antar-jemput menggunakan kendaraan mengingat lokasi pencoblosan yang jauh dari permukiman warga. Dan berusaha mempengaruhi warga yang ingin mencoblos ke TPS untuk memilih pasangan No.Urut 4 dengan cara menempatkan salah satu anggota tim pemenangan yang menggunakan atribut partai dimana pada hari pencoblosan dilarang memakai segala macam atribut partai yang fungsinya untuk mempengaruhi pemilih untuk memilih salah satu pasangan calon terpilih di pintu masuk TPS.

(27)

  12

2.258 suara pada Pilwali Ulang 1 Agustus 2010. Mengingat pada Pilwali 1 pada 2 Juni 2010 yang lalu pasangan No.Urut 4 Risma-Bambang unggul jauh di Kelurahan Wiyung dengan mendapatkan 1.840 suara diikuti pasangan No.Urut 3 Arif-Adies sebesar 1.189 atau selisih 651 suara. Dikarenakan kelurahan Wiyung merupakan tempat kandidat Cawali pasangan No.Urut 4 Tri Risma Harini tinggal, yang semula dimenangkanya, kini harus rela kalah tipis dari pesaing beratnya pasangan Arief-Adies. ( Sumber Jawa Pos 3 Agustus 2010 ).

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Kelurahan Wiyung Surabaya yang berusia 17 tahun keatas karena mempunyai hak pilih untuk memilih pada pemilihan Pilwali Ulang Surabaya. Teknik penarikan sampel dengan cara (Incidental Sampling) mengambil sampel di area penelitian pada subjek penelitian yang dapat dijumpai sewaktu-waktu. Menurut teori ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Penelitian ini menggunakan Teori S – O – R. Dimana teori ini menjelaskan tentang pengaruh yang terjadi pada pihak penerima sebagai akibat dari ilmu komunikasi ( McQuail, 1994:234 ). Akibat atau pengaruh yang terjadi merupakan suatu reaksi tertentu dari rangsangan tertentu. Artinya stimulus dan dalam bentuk apa pengaruh atau stimulus tersebut tergantung dari isi pesan yang ditampilkan.

(28)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuaraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

Bagaimana Sikap pemilih Dalam pemilihan Pilwali Ulang di Kelurahan Wiyung Surabaya Pasca Pemberitaan.

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui Sikap pemilih Dalam Pilwali Ulang di Kelurahan Wiyung Surabaya Pasca Pemberitaan.

1.4 KegunaanPenelitian 1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wacana dan memberikan informasi serta sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu komunikasi kedepannya dan dapat dimanfaatkan sebagai masukan atau tambahan bahan refrensi penelitian komunikasi selanjutnya.

2. Secara praktis

(29)

16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori 2.2. Definisi Media Massa

Komunikasi massa merupakan proses komunikasi melalui media

massa modern, dengan kata lain komunikasi dapat diartikan sebagai suatu

proses dimana komunikator secara professional menggunakan media

massa dalam menyebarkan pesannya untuk mempengaruhi khalayak

banyak. Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan, dan sikap

kepada komunikan yang beragam pada jumlah banyak dengan

menggunakan media. (Effendi, 2003:79-80)

Media massa merupakan sumber kekuatan sebagai alat

kontrolmanajemen dan inovasi dalam masyarakat yang dapat

didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya yang lain.

Media merupakan lokasi (forum) yang semakin berperan untuk

menampilkan peristiwa – peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang

bertaraf nasional maupun internasional. Media seringkali berperan sebagai

wahana pengembangan kebudayaan bukan saja dalam pengertian

pengembangan bentuk seni dan simbol, tetapi juga dalam pengertian

pengembangan tata cara, mode, gaya hidup dan norma – norma. Media

telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk

(30)

dan kelompok secara kolektif. Media menyuguhkan nilai – nilai dan

penilaian normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan. (Mc. Quail,

2005:3)

Secara garis besar media massa dapat dibedakan menjadi dua,

yakni media massa cetak dan media massa elektronik. Media massa cetak

maupun elektronik merupakan media massa yang banyak digunakan oleh

masyarakat di berbagai lapisan sosial, terutama di masyarakat kota.

Keberadaan media massa seperti halnya pers, radio, televisi, film, dan lain

– lain, tidak terlepas kaitannya dengan perubahan – perubahan yang terjadi

dalam masyarakat. Media massa dapat menjadi jembatan yang

menghubungkan komunikator dengan komunikan yang melintasi jarak,

waktu, bahkan lapisan sosial dalam masyarakat. (Sugiharti, 200:3)

Media komunikasi massa bersifat tidak langsung dan oleh

karenanya perencanaan, pengolahan, dan penyampaian pesan baik itu

bersifat informasi, edukasi, persuasi, dan hiburan kepada khalayak dibuat

sedemikian rupa sehingga mencapai sasaran yang dikehendaki.

Komunikasi massa bersifat satu arah (one way Traffic). Begitu pesan

disebarkan komunikator, tidak diketahuinya apakah pesan itu diterima,

dimengerti, atau dilakukan oleh komunikan. (Effendi, 2003:314)

2.2.1. Peran Media Massa

Media massa adalah institusi yang berperan sebagai agent of

(31)

  18

utama media massa. Dalam menjalankan paradigmanya, peran media

massa adalah (Bungin, 2006:85)

1. Sebagai institusi pencerahan, yaitu perannya sebagai media edukasi.

Media massa menjadi media yang setiap saat mendidik masyarakat

supaya cerdas, terbuka pikirannya dan menjadi masyarakat yang maju.

2. Selain itu media massa juga menjadi media informasi, yaitu media

yang setiap saat menyampaikan informasi kepada masyarakat. Dengan

informasi yang terbuka, jujur, dan benar disampaikan media massa

kepada masyarakat, maka masyarakat akan menjadi masyarakat yang

kaya dengan informasi, masyrakat yang terbuka dengan informasi,

sebaliknya pula masyarakat akan menjadi masyarakat informatif,

masyarakat yang dapat menyampaikan informasi dengan jujur kepada

media massa. Selain itu, informasi yang banyak dimiliki oleh

masyarakat, menjadikan masyarakat sebagai masyarakat dunia yang

dapat berpartisipasi dengan berbagai kemampuannya.

3. Terakhir, media massa sebagai media hiburan. Sebagai agent of

change, media massa juga menjadi institusi budaya, yaitu institusi yang setiap saat menjadi corong kebudayaan, katalisator

perkembangan kebudayaan. Sebagai agent of change yang dimaksud

adalah juga mendorong agar perkembangan budaya itu bermanfaat

bagi manusia bermoral dan masyarakat sakinah. Dengan demikian

media massa juga berperan untuk mencegah berkembangnya budaya –

(32)

2.2.2. Surat Kabar Sebagai Media Komunikasi massa

Komunikasi massa merupakan proses komunikasi melalui media

massa modern, dengan kata lain komunikasi dapat diartikan sebagai sutau

proses dimanakomunikator secara potensial menggunakan media massa dalam

menyebarkan pesannya untuk mempengaruhi khalayak banyak.

Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan, dan sikap kepada

komunikan yang beragam pada jumlah banyak dengan menggunakan

media.(Effendi, 2000:79-80)

Berbagai media yang baik media elektronik ataupun media massa

juga memiliki peranan dalam kehidupan manusia diantaranya adalah sebagai

berikut :

1. Media massa memberikan dan membantu kita mengetahui secara jelas

ikhwal tentang dunia dan sekelilingnya kemudian menyimpannya dalam

ingatan kita.

2. Media massa membantu menyusun agenda (jadwal) kehidupan setiap

hari.

3. Media massa berfungsi membantu untuk berhubungan dengan berbagai

kelompok masyarakat lain diluar masyarakat kita.

4. Media massa membantu mensosialisasikan pribadi manusia.

5. Media massa digunakan untuk membujuk khalayak yang mencari

(33)

  20

6. Media massa sebagai media hiburan, sebangian besar melakukan fungsi

sebagai media yang memberikan hiburan bagi khalayak.

Media komuniksai massa bersifat tidak langsung dan oleh

karenanya perencanaan, pengolahan, dan penyampaian pesan baik itu

bersifat informasi, edukasi, persuasi, dan hiburan kepada khalayak

dibuat semakin rupa hingga mencapai sasaran yang dikehendaki.

Komuniksai massa bersifat satu arah (one way traffic). Begitu pesan

disebarkan komunikator, tidak hanya diketahui apakah pesan diterima,

dimengerti, atau dilakukan oleh komunikan.

Bila dikaitkan dengan fungsi komuniksai massa maka surat

kabar merupakan salah satu media massa yang juga turut andil sebagai

penyampai informasi yang akurat kepada khalayak pembacanya. Swat kabar

berfungsi untuk menyiarkan infonnasi, medidik, menghibur, dan

mempemgaruhi pembaca. Adapun salah satu hal yang dipertimbangkan

masyarakat dalam memilih surat kabar adalah dari bobot pemberitan,

selian menyajikan berita surat kabar juga menyajikan dalam bentuk artike

iklan dan sebagainya apabila dilihat secara umum semua bentuk informasi

tersebut dapat dilihat berdasarkan scal cakupan (politik, ekonomi, budaya,

dan lain-lain), berdasarkan jarak (intemasional, nasional, regional), dan

berdasarkan isi kedalaman analisis.

Menurut Agee (et. Al), secara kontemporer surat kabar

memiliki tiga fungsi utama yaitu, to inform (menginformasikan kepada

(34)

negara an dunia), to comment (mengomentari berita yang disampaikan dan

mengembangkannya ke dalam focus berita), dan to provide (menyediakan

keperluan informasi bagi pembaca yang membutuhkan barang dan jasa

melalui pemasangan iklan media). (Ardianto dan Lukiati, 2004 : 98)

Salah satu media komunikasi massa dalam bentuk media cetak

adalah surat kabar. Dengan sendirinya didalam surat kabar

terkandung sifat-sifat komuniksi massa. Hal ini dapat diketahui dari

batasan atau kriteria standar surat kabar. Berikut ini batasan surat kabar dari

Dja'far H. Assegaf, 1991 : 140

"Surat kabar adalah penerbitan yang berupa lembaran yang berisi berita-berita, karangan-karangan, iklan yang dicetak dan diterbitkan secara tetap, periodic dan dijual untuk umum".

Surat kabar yang dimaksudkan dalam penelitan ini adalah surat kabar

yang terbit setiap hari atau sering disebut dengan surat kabar harian.

Menurut Denis McQuail (1991: 9-10) Surat kabar merupakan media

cetak yang bersifat individualisme, orientasi pada kenyataan kegunaan,

sekuritas dan kecocokan dengan tuntutan kebutuhan kelas sosial baru yaitu

kebutuhan usahawan kota dan professional. Sedangkan menurut Majadikara

(2004 : 11) pengertian surat kabar adalah suatu kumpulan media informasi yang

dibuat (diproduksi) dan disampaikan pada khalayak sasaran (pembaca) melalui

tulisan (cetakan) dan seringkali disertai gambar sehingga dapat dilihat

(35)

  22

2.2.3 Pembaca Surat Kabar Sebagai Khalayak

Pembaca merupakan sasaran komunikasi massa mealui media cetak koran.

Komunikasi dapat efektif, apabila pembaca terpikat perhatiannya, tertarik

minatnya, dan mengerti apa yang ingin disampaikan oleh komunikator.

Pembaca menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai

orang yang membaca. Pembaca koran berarti orang yang membaca koran.

Pembaca koran dapat di segmen-segmen demografis ataupun secara geografis,

psikografis dan dari segi kebijakan editorial. Pembaca disini diartikan akan

menjadi pembaca dari media massa cetak (surat kabar) yang bersangkutan

dimana pmbaca tersebut heterogen, anonim, dan banyak sekali jumlahnya,

serta berasal dari semua lapisan sosial dan sosiologi komunikasi

massa.(Sutaryo, 2005: 114 )

Koran tidak hanya ,di Indonesia, di Negara luar umumnya dibaca

oleh masyarakat kalangan menengah keatas. Ini berarti pembaca koran

rata-rata cukup berpendidikan dengan tingkat pendidikan menengah keatas.(

Kasali, 1992: 112)

Dengan demikian untuk memenuhi sebangian kebutuhannya,

khalayak bebas memilih dan menggunakan sejumlah media besar isinya

atau sumber-sumber rujukan lainnya (reinformance) nilai, sikap, dan

pengalamnya terhadap suatu objek tertentu. Berkaitan dengan jenis medium

dan isi yang dipilih, konsep khalayak sebagai pembaca koran memiliki

(36)

Memperhatikan hal diatas, maka dalam penelitian ini difokuskan

pada khlayak pembaca koran yang juga merupakan khalayak yang

memilih pada pemilihan Pilwali Ulang Surabaya. Diharapkan dengan

adanya pemberitaan Pilwali Ulang Surabaya di media massa Jawa Pos, para

pemilih dapat memberikan respon terhadap pemberitaan tersebut.

2.2.4 Berita Di Media Cetak

Berita berasal dari bahasa sansekerta, yakni Vrit yang dalam

bahasa inggris disebut Write, arti sebenarnya ialah ada atau terjadi.

Sebagian ada yang menyebut dengan Vritta dalam bahasa Indonesia

keinudian menjadi berita atau warta. Menurut kamus besar Bahasa

Indonesia kemudian menjadi berita atau warta. Menurut kamus bahasa

Indonesia karangan W.J.S Poerwodarminto, "Berita" berarti kabar atau

warta. Sedangkan pada kamus terbitan Balai Pustaka, arti berita diperjelas

menjadi laporan " laporan mengenai kejadian atau peristiwa yang terjadi.

(Djuroto, 2003: 1)

Menurut Dean M. Lyle Spenser dalam Iskandar muda (2005 :

21) menyatakan bahwa berita dapat didefinisikan sebagai setiap fakta yang

akurat atau suatu ide yang dapat menarik perhatian bagi sejumlah besar

pembaca.

Berita adalah laporan yang tepat waktu mengenai fakta atau opini

(37)

  24

masyarakat 'luas. (Iskandar muds, 2005 : 22)

Masih banyak para ahli di bidang jurnalistik lain yang

memberikan pengertian tentng berita, namun hampir semuanya sependapat

bahwa unsur-unsur yang dikandung dalam suatu berita meliputi cakupan dai

kedua pendapat diatas. Cakupan tersebut dapat dicatat bahwa kata —kata

seperti fakta, akurat, ide, tepat waktu, menarik, penting, opini dan

jumlah pembaca/pendengar/penonton merupakan hal-hal yang pen

didapat perhatian. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa "Berita

adalah suatu fakta atau ide atau opini aktual menarik dan akurat serta

dianggap penting bagi sejumlah pembaca, pendengar maupun penonton".

Jadi walaupun ada fakta tetapi jika tidak dinilai penting, aktual

dan menarik oleh sejumlah besar orang, maka hal tesebut masih belum bisa

diangkat menjadi sebuah bangian bahan berita. Atau sebaliknya, apabila

unsur-unsur diatas tidak dapat pada data yang akan dikemas dalam penulisan

berita, tetapi seorang redaktur tetap menyajikannya, maka konsekuensinya

yang akan diterima nantinya tidak adanya ketertarikan

pembaca/pendengar/penonton terhadap berita tersebut.

Sedangkan menurut Sumadiria (2005: 1-2) berita adalah tuisan

yang berisi opini seseorang yang mengupas tuntas sesuatu masalah tertentu

ang bersi fat aktual atau kontrovesial dengan tujuan untuk

(38)

Sebuah berita menjadi menarikuntuk dibaca, didengar dan ditonton,

jika berita tersebut memiliki nilai atau bobot yang berbeda antara satu

dan yang lainnya. Nilai berita tersebut sangat tergantung pada pertimbangan

seperti berikut :

a. Timeliness

Time liness berarti waktu yang tepat, artinya memiliki berita yang

akan disajikan hams sesuai dengan waktu yang dibutuhkan oleh

masyarakat pemirsa dan pembaca.

b. Promiximity

Promiximity artinya kedekatan. Kedekatan disini rnaknanya

sangat bervariasi yakni dapat berarti dekat dilihat dari segi lokasi,

pertali an, ras, profesi, kepercayaan, kebudayaan, maupun

kepentingan yang terkait lainnya.

c. Prominance

Prominence artinya adalah orang yang terkemuka. Semakin

seseorang itu terkenal maka akan semakin menjadi bahan yang

menarik pula.

d. Conseqence

Consequence atinya konsekuensi atau akibat. Pengertian yaitu,

(39)

-  26

lainnya yang dapat berakibat merugikan atau menyenangkan orang

banyak merupakan bahan berita yang menarik.

e. C o n f l i c t

Conflict ( konflik ) memiliki nilai berita yang sangat tinggi karena

konflik adalah bangian dan kehidupan. Disisi lain berita adalah

sangat berhubungan dengan peristiwa kehidupan.

f. Development

Development (Pernerintah) merupakan materi berita yang cukup

menarik apabila reporter yang bersangkutan mampu mengulasnya

dengan baik.

g. Disaster and crime

Disaster ( bencana) dan Crime ( kejahatan ) adalah dua peristiwa

berita yang pasti akan memdapatkan tempat bagi para pemirsa

Dalam penelitian ini, peneliti ingin mencari tahu apakah media

dapat mempengaruhi sikap pemilih pada Pilwali Ulang di Kelurahan

Wiyung Surabaya Pasca Pemberitaan Pemilihan Pilwali Ulang di Media.

Karena dalam hal ini baik media cetak maupun elektronik berperan sebagi

media edukasi dan media informasi bagi masyarakat sebagai khalayak,

yang artinya bahwa media massa berperan sebagai media yang setiap saat

mendidik masyarakat supaya lebih cerdas dan terbuka pikirannya akan

(40)

Surabaya. Diharapkan media massa dapat menjadi media yang dapat

menyalurkan berbagai informasi penting dan jujur kepada masyarakat

tentang Pilwali Ulang Surabaya sehingga pada akhirnya masyarakat

Surabaya dapat menentukan mana calon pasangan pada Pilwali Ulang

Surabaya yang memang dirasa cocok dan mampu yang sesuai dengan

pilihan dan kehendak rakyat Surabaya.

2.2.5 Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa

Televisi disini merupakan media dari jaringan komunikasi yang

dimiliki komunikasi massa, yakni berlangsung satu arah, komunikatornya

melembaga, pesannya bersifat umum dan sasarannya menimbulkan

keserempakan serta sifat komunikasinya heterogen. (Elvinaro,2004 ; 7).

2.2.5.1 Fungsi Televisi Sebagai Media Massa

Seperti halnya media massa yang lainnya televisi mempunyai

beberapa fungsi pokok, yakni fungsi penerangan, pendidikan dan hiburan.

(Elvinaro, 2004 ; 18)

1. Fungsi Penerangan

Pada fungsi ini media televisi dianggap sebagai media yang

mampu menyiarkan informasi yang sangat memuaskan. Hal ini

disebabkan dua faktor yang terdapat pada media massa audio visual yaitu :

(41)

  28

merasa hadir di tempat kejadian. Seolah-olah penonton menyaksikan dari

jarak yang amat dekat.

Realism mengandung makna kenyataan. Dalam menyajikan informasi televisi menampilkannya sesuai dengan kenyataan yang ada.

Pemirsa dapat melihat sendiri dan mendengar kejadian yang ditampilkan

melalui gambar-gambar faktual dan komentar yang kesemuanya realistis.

2. Fungsi Pendidikan

Sesuai dengan makna pendidikan, yakni meningkatkan

pengetahuan dan penalaran masyarakat, televisi dapat meningkatkan

pengetahuan masyarakat melalui acara yang disiarkan yang mengandung

muatan pendidikan. Televisi juga dapat menyiarkan acara yang secara

implisit mengandung pendidikan, seperti acara kuis, dialog khusus dan

lain sebagainya.

3. Fungsi Hiburan

Acara-acara hiburan hampir menjadi acara yang mendominasi

televisi siaran. Hal ini sewajarnya karena tampilan gambar yang hidup dan

suara yang bagaikan kenyataan. Kebanyakan pemirsa lebih memilih

menonton televisi karena tawaran hiburan yang disajikan dan kenyataan

hiburan televisi lebih murah dan bervariasi dibandingkan harus

mengeluarkan biaya banyak untuk hiburan diluar.

Khusus media televisi, terdapat karakter yang sangat spesifik dan

(42)

a. Pesan hadir secara “utuh” (original, credible)

b. Citra bergerak (colour and motion picture)

c. Bahasa gambar (universal)

Pesan hadir secara “utuh”, artinya sumber-sumber informasi baik

berupa manusia, alam, benda, dan lain sebagainya. Serta isi pesan hadir

secara cepat dan begitu dekat (immediacy) ke khalayak penonton dalam

wujud aslinya (realism). Penonton dapat melihat sendiri wujud sumber

informasi serta mendengar sendiri isi pesannya, sehingga dapat

menumbuhkan tingkat kepercayaan yang tinggi. Disinilah keunggulan

medium televisi.

2.2.5.2

Berita

 

Televisi

 

Untuk memenuhi kebutuhan khalayak pemirsa, televisi menyajikan

berbagai bentuk informasi, khususnya dalam bentuk berita. Yang

penyajiannya diusahakan mampu menarik minat pemirsa yang menjadi

sasaran utamanya.

Menurut Mitchel V. Charnley definisi berita adalah laporan yang

tepat waktu mengenai fakta atau opini yang memiliki daya tarik atau hal

penting atau kedua-duanya bagi masyarakat luas. (Iskandar Muda, 2005 ;

22)

Berita meliputi peristiwa apa yang nyata terjadi, hal yang akan

(43)

  30

Berita dalam bahasa inggris disebut News yang berasal dari New

atau baru dan dijamakan menjadi suatu yang baru dalam arti bahwa

peristiwa itu belum pernah terjadi sebelumnya setidaknya jarang terjadi

atau mengandung informasi yang baru tentang suatu hal.peristiwa yang

jarang terjadi tidak saja mengandung sifat baru tetapi juga unik.

Pada berita elektonik, dengan kemampuan teknologinya fenomena

berita kini diubah dari laporan peristiwa yang telah terjadi atau baru terjadi

ditentukan oleh sejauh mana ia dibutuhkan dan dicari khalayak. Untuk itu

berita haruslah memiliki nilai atau bobot yang berbeda antara satu dengan

lainnya. Adapun hal-hal yang dapat menentukan nilai sebuah berita (News

Value) antara lain meliputi :

1. Significance (penting)

Bersifat dapat mempengaruhi dan menyangkut hajat masyarakat

luas.

2. Magnitude (besaran)

Jumlah atau angka yang besar mempunyai daya tarik dan

menimbulkan dampak tertentu.

3. Time concern (tepat waktu, baru, actual)

Sesuatu yang masih hangat karena baru saja terjadi, atau sedang

(44)

4. Proximity (kedekatan)

Unsur-unsur yang menimbulkan daya tarik karena “dekat” dengan

khalayak, antara lain tempat kejadian, wawasan local dan

hubungan emosional.

5. Prominence (kemasyuran)

Nama-nama besar yang sudah dikenal masyarakat memberi bobot

lebih dan menjadi daya tarik.

6. Human Interest (sentuhan manusiawi)

Hal-hal yang menggugah rasa kemanusiaan, tidak hanya tentang

manusia tetapi juga tentang alam.

2.2.6 Media Online

Media Online adalah media massa yang dapat ditemukan di

internet. Sebagai media massa, media Online juga mengaidahkan kaidah –

kaidah dalam jurnalistik dalam sistem kerjanya. Sebetulnya tidak ada

perbedaan yang terlalu signifikan. Perbedaan yang paling mencolok adalah

mediumnya. Berikut ini adalah cirri – ciri yang membedakan media online

dengan media cetak yaitu :

1. Tidak ada pembatasan panjang naskah, karena halaman web bisa

(45)

  32

2. Prosedur naskah sama saja pada media cetak yaitu harus diedit dahulu

oleh reaksi namun beberapa sejumlah media memperbolehkan

wartawan meng-upload sendiri tulisan mereka.

3. Walaupun sudah naik cetak namun masih bisa diedit dengan leluasa,

tetapi biasanya hanya mengedit masalah teknis saja, seperti salah ketik.

4. Layouter hanya bekerja sekali saja pada awal pembuatan situs, berbeda

dengan media cetak yang mengharuskan layouter bekerja untuk setiap

edisinya.

5. Bisa terbit kapan saja, tidak ada batasan waktu

6. Setelah di-upload sudah bisa dibaca oleh semua orang diseluruh dunia

yang memiliki akses internet

(http://jonru.multiply.com/journal/item/128) diakses pada 18-02-2010

pukul 01.20 WIB

Selain perbedaan media online dengan media cetak diatas, terdapat

juga karakteristik – karakteristik media online yaitu :

1. Real Time

Berita dan peristiwa langsung dipublikasikan pada saat kejadian

berlangsug. Mekanismenya lebih leluasa, tanpa dikekakng oleh

periodisasi maupn jadwal penerbitan.

2. Multimedia

Jurnalistik online mampu menyajikan bentuk dan isi publikasi yang

(46)

dapat memasukkan halaman multimedia seperti teks, graphic, suara,

music, motion video, animasi atau tiga dimensi.

3. Interaktif

Dengan memanfaatkan hyperlink yang terdapat pada web, karya

jurnalisme online dapat meyajikan informasi yang terhubung dengan

sumber – sumber lainnya. Sehingga pembaca dapat menikmati

infomasi secara efisien dan efektif dan dapat mendapatkan pendalaman

atau penjelasan yang lebi luas. Interaktif juga bisa memiliki

kemampuan untuk membuat atau memilih pesan kita sendiri,

menyediakan ruang dimana public dapat merespon, berinteraksi atau

mengeditsuatu pesan. (

www.yayan.com/artikel/cyber-culture/karakteristik-journalisme-online-sebuah-pengenalan,html)

diakses pada tanggal 18-02-2010 pukul 01.45 WIB.

2.2.6.1 Internet sebagai media msssa

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak

dari kata medium yang secara harfiah berarti peralatan atau pengantar.

Media merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya

ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut.

Dengan berkembangnya teknologi komunikasi yang kian pesat dan

semakin beragan sajiannya. Orang tak hanya mendapatkan informasi

melalui surat kabar , radio, televisi. Sejak tahun 1989 masyarakat dapat

(47)

  34

Internet dua computer atau lebih yang saling berhubungan yang

membentuk jaringan computer hingga melputi jutaan computer di dunia

atau internsional, yang saling berinteraksi dan bertukar informasi,

sedangkan dari segi ilmu pengetahuan internet merupakan sebuah

perpustakaan besar yang didalamnya terdapat jutaan bahkan milyaran

informasi atau data yang dapt berupa teks, grafik, audio, maupun animasi

dalam bentuk media elektronik. Orang bisa berkunjung ke perpustakaan

tersebut kapanpun dan dimanapun. Ari segi Komunikasi, internet adalah

sarana yang efisien dan efektif untuk melakukan pertukaran informasi

jarak jauh maupun dalam lingkungan perkantoran.

Awalnya Internet dikenal sebagai wadah bagi para peneliti untuk

saling bertukar informasi yang kemudian dimanfaatkan oleh perusahaan

komersil sebagai sarana bisnis. Saat ini penguna internet tersebar di

seluruh dunia dengan jumlah mencapai lebih dari 250 juta orang.

(Daryanto, 2004:22)

2.3. Konsep Sikap

Secara histories istilah “sikap” (attitude) digunakan oleh Herbert

Spencer pada tahun 1986 yang sering dipakai dalam menilai status mental

seseorang dan juga pada saat itu istilah tersebut lebih ditunjukkan pada

postur fisik atau posisi tubuh manusia, sedangkan pada tahun 1888 Lange

menggunakan istilah sikap dalam bidang eksperimen mengenai respon

untuk menggambarkan kesiapan subjek dalam menghadapi stimulus yang

(48)

definisi yang berbeda-beda dari beberapa pengamat. Ada 3 kerangka

pemikiran dari beberapa ahli mengenai definisi dari sikap yang dapat

disimpulkan sebagai berikut yaitu :

1. Keranga pemikiran menurut para ahli psikolog yaitu adalah suatu

bentuk evaluasi atau reaksi perasaan.

2. Kerangka pemikiran menurut para ahli psikologi sosial dan psikologi

kepribadian yang dimana konsep sikap lebih kompleks. Menurut

kelompok ini sikap mempunyai makna kesiapan untuk bereaksi

terhadap suatu obyek dengan cara-cara tertentu. Kesiapan disini terkait

dengan kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu

apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki

adanya respon.

3. Kerangka pemikiran yang ketiga berfikir bahwa sikap merupakan

konstelasi komponen-komponen kognitif, afektif dan konatif yang

saling berinteraksi dalam memahami, merasakan dan berperilaku

terhadap suatu objek (Azwar, 2002 : 4)

Definisi sikap yang lainya adalah kecenderungan untuk bertindak,

berpersepsi, berfikir dan merasa dalam menghadapi objek, situasi dan nilai

(Rakhmat, 2005 : 39-40). Sikap manusia dapat berbentuk karena ada

beberapa faktor yang mempengaruhinya. Menurut Azwar (2002 : 30-37)

ada 6 faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap yaitu :

1. Pengalaman pribadi : apa yang telah kita alami akan ikut membentuk

(49)

  36

Tanggapan dapat menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap. Untuk

menjadi dasar pembentukan sikap pengalaman pribadi harus

meninggalkan kesan yang kuat.

2. Orang lain yang dianggap penting : orang lain disekitar kita merupakan

adalah satu diantara komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap

kita. Seseorang yang kita anggap penting, seseorang yang kita

harapkan persetujuannya bagi setiap gerak tingkah laku dan pendapat

kita, seseorang yang tidak ingin kita kecewakan atau seseorang yang

berarti khusus bagi kita akan banyak mempengaruhi pembentukan

sikap kita.

3. Kebudayaan : kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan

mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita.

4. Media massa : adanya informasi baru dari media massa mengenai

sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya

sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugesif yang dibawa oleh

informasi tersebut apabila cukup kuat memberikan dasar afektif dalam

menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap.

5. Lembaga pendidikan dan lembaga agama : lembaga pendidikan dan

lembaga agama sebagai suatu system yang mempunyai pengaruh

dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar

pengertian dan konsep moral dalam diri individu.

6. Faktor emosional dalam diri individu : sikap kadang-kadang terbentuk

(50)

Struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang

yaitu komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen konatif.

Dibawah ini akan diuraikan lebih lanjut ketiga komponen sikap tersebut.

1. Komponen kognitif

Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang

berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap. Kepercayaan terbentuk

oleh apa yang telah kita lihat atau apa yang telah kita ketahui,

kemudian terbentuk suatu ide atau gagasan mengenai sifat atau

karakteristik umum suatu objek. Bila kepercayaan sudah terbentuk,

maka akan menjadi dasar pengetahuan seseorang mengenai apa yang

diharapkan dari objek tersebut.

2. Komponen afektif

Komponen afektif menyangkut masalah emosional subjektif seseorang

terhadap suatu objek sikap. Komponen ini terbentuk oleh aspek

perasaan terhadap objek. Komponen ini berkaitan dengan aspek

emosional terhadap objek tersebut. Beban emosional inilah yang

memberikan watak tertentu terhadap sikap yaitu watak mantap,

tergerak dan termotivasi.

3. Komponen konatif

Komponen perilaku atau komponen konatif dalam struktur sikap

menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku

(51)

  38

dihadapinya. Kaitan ini didasari oleh asumsi bahwa kepercayaan dan

perasaan banyak mempengaruhi perilaku.

Fungsi sikap menurut Severi dan Tankard (2005 : 197) adalah :

1. Fungsi Instrumental, penyelarasan atau kebermanfaatan sejumlah sikap

dipegang kuat karena manusia berjuang keras untuk memaksimalkan

penghargaan dalam lingkungan eksternal dan meminimalkan sanksi.

2. Fungsi Pertahanan Diri

Sejumlah sikap sipegang kuat karena manusia melindungi ego mereka

dari hasrat mereka sendiri yang tidak dapat diterima atau dari

pengetahuan tentang kekuatan-kekuatan yang mengancam dari luar.

3. Fungsi Ekspresi Diri

Sejumlah sikap dipegang kuat karena memungkinkan seseorang

memberikan ekspresi positif pada nilai-nilai sentral dan pada jati diri.

4. Fungsi pengetahuan sejumlah sikap dipegang kuat karena memuaskan

kebutuhan akan pengetahuan atau member struktur dan makna pada

sesuatu yang jika tanpanya dunia akan kacau.

2.4. Komunikasi Politik

Komunikasi adalah proses interaksi sosial yang digunakan orang

untuk menyusun makna yang merupakan repreentasi mengenai mereka

mengenai dunia (yang berdasarkan itu mereka bertindak) dan untuk

(52)

Politik menurut Harold Laswell adalah siapa memperoleh apa,

kapan dan bagaimana. Pembagian nilai-nilai oleh yang berwenang,

kekuasaan dan pemenang kekuasaan, berpengaruh, tindakan yang

diarahkan untuk mempertahankan dan atau memperluas tindakan lainnya.

Seperti juga komunikasi, politik adalah suatu proses yang

melibatkan pembicaraan. Ini bukan pembicaraan dalam arti sempit seperti

kata yang diucapkan, melainkan pembicaraan dalam arti yang lebih

inklusif. Yang berarti segala cara orang bertukar simbol, kata-kata yang dituliskan dan diucapkan, gambar, gerakan, sikap tubuh, perangai dan

pakaian.

Unsur penyampaian barangkali merupakan unsur komunikasi yang

paling sering dijumpai dalam definisi komunikas. Seperti halnya definisi

yang dikemukakan oleh Ithiel de Sola Pool, bahwa komunikasi adalah

pengalihan informasi untuk memperoleh tanggapan. Sedangkan Shacter

(1961) menulis bahwa komunikasi merupakan mekanisme untuk

melaksanakan kekuasaan. Shacter menempatkan komunikasi sebagai

unsur kontrol sosial atau untuk memepengaruhi perilaku, keyakinan, sikap

terhadap orang lain.

Komunikasi politik merupakan jalan mengalirnya informasi

melalui masyarakat dan melalui berbagai struktur yang ada dalam sistem

politik. Dengan kata lain, fungsi komunikasi politik adalah fungsi struktur

(53)

gagasan-  40

gagasan yang berkembang dalam masyarakat dan menyalurkan sebagai

bahan dalam penentuan kebijaksanaan.

Fungsi komunikasi politik ini terutama dijalankan oleh media

massa, baik cetak maupun elektronik. Dengan demikian media massa

memiliki peranan yang sangat strategis dalam suatu sistem politik. Peranan

media massa hanya sebatas penyaluran informasi timbal balik, akan tetapi

juga berperan dalam membentuk opini publik,perilaku, sikap dan

partisipasi politik di masyarakat.

2.5. Tentang Pilwali

Pilkada atau Pilwali merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan

rakyat di wilayah provinsi dan kabupaten atau kota besar berdasarkan

pancasila dan udang – undang dasar Negara Republik Indonesia tahun

1945 untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah. (pasal 1 ayat

(1) PP No. 6/2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan, dan

pemberhentian kepala daerah dan wakil kepala daerah).

Kepala daerah dan wakil kepala daerah adalah gubernur dan wakil

gubernur untuk provinsi, bupati dan wakil bupati untuk kabupaten, dan

walikota dan wakil walikota untuk kota. (pasal 1 ayat (2) PP No. 6/2005

tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan, dan pemberhentian kepala

daerah dan wakil kepala daerah).

Penetapan kepala daerah, pertama wakil kepala daerah yang

(54)

sebagai pasangan calon terpilih. Kedua, pasangan calon yang memperoleh

lebih dari 25% dari jumlah suara yang sah, pasangan calon dengan

perolehan suara terbesar ditetapkan sebagai calon terpilih.

2.6. Teori S-O-R

Pada awalnya teori ini berasal dari psikologi kemudian menjadi

teori komunikasi. Karena obyek material dari psikologi dan ilmu

komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen

sikap, opini, kognitif, afektif, dan konatif.

Teori S-O-R sebagai singkatan dari

Stimulus-Organisme-Response. Stimulus sendiri berarti pesan di antara dua unsur komunikasi

yaitu komunikator dan komunikan. Komunikator memberikan pesan

berupa tanda, lambang dan gambar kepada komunikan. Organisme berarti

diri komunikan sebagai penerima pesan atau informasi dari komunikator.

Setelah komunikan memberikan tanda, lambang maupun gambar,

kemudian komunikan merespon dengan cara memperhatikan dan

memahami pesan yang disampaikan. Selanjutnya response diartikan efek

sebagai akhir dalam proses komunikasi yang menimbulkan perubahan

kognitif, afektif dan konatif pada diri komunikan.

Menurut teori ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus

terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan

memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Selain itu

(55)

  42

sebagai akibat dari ilmu komunikasi ( McQuail, 1994:234 ). Akibat atau

pengaruh yang terjadi merupakan suatu reaksi tertentu dari rangsangan

tertentu. Artinya stimulus dan dalam bentuk apa pengaruh atau stimulus

tersebut tergantung dari isi pesan yang ditampilkan.

Unsur-unsur dalam model ini adalah :

1. Pesan ( stimulus ) merupakan pesan yang disampaikan tersebut dapat

berupa tanda dan lambang.

2. Komunikan ( Organisme ) merupakan keadaan komunikan di saat

menerima pesan. Pesan yang disampaikan kepada komunikan oleh

komunikator diterima sebagai informasi dan komunikan akan

memperhatikan informasi yang disampaikan oleh komunikator.

Perhatian di sini diartikan bahwa komunikan akan memperhatikan

setiap pesan yang disampaikan melalui tanda dan lambang.

Selanjutnya, komunikan mencoba untuk mengartikan dan memahami

setiap pesan yang disampaikan oleh komunikator.

3. Efek (Response) merupakan dampak dari komunikasi. Efek dari

komunikasi adalah perubahan sikap yaitu sikap kognitif, afektif dan

konatif. Efek kognitif merupakan efek yang ditimbulkan setelah

adanya komunikasi. Efek kognitif berarti bahwa setiap informasi

menjadi bahan pengetahuan bagi komunikan. ( Effendi, 2003:255 )

Jika unsur stimulus berupa pesan, unsur organisme berupa

perhatian, pengertian dan penerimaan komunikan dan unsur respon berupa

(56)

dipakai sebagai pijakan teori dalam penelitian. Teori S-O-R dapat

digambarkan sebagai berikut :

[image:56.612.107.564.156.283.2]

   

Gambar 1 : Model Teori S-O-R ( Effendy, 2003 : 255 )

Menurut gambar ini model di atas menunjukan bahwa stimulus

atau pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan berupa

” Pemberitaan Pilwali Ulang Surabaya. Mungkin diterima atau mungkin

saja terjadi penolakan. Dalam tahapan berikutnya bila komunikan

menerima stimulus atau pesan yang disampaikan, maka akan

memperhatikan. Proses selanjutnya komunikan tersebut mengerti dari

pesan yang yang telah disampaikan. Dan proses terakhir adalah kesediaan

diri komunikan untuk mengubah sikap yang menandakan keberhasilan

dalam proses komunikasi. ( Effendy, 2003:256 )

2.7. Kerangka Berpikir

Surabaya merupakan kota Metropolitan, sehingga sudah dapat

dipastikan berbagai permasalahan terjadi atau timbul di kota ini. Sebagai

Kota terbesar ke 2 setelah Ibu Kota Jakarta, Surabaya akan segera

melaksanakan Pilwali Ulang yang akan diselenggarakan pada 1 Agustus Stimulus

Organisme

a. Perhatian

b. Pengertian

c. Penerimaan

Response

( Perubahan Sikap )

a. Kognitif

b. Afektif

(57)

  44

2010, Hal ini dilakukan karena pada Pilwali Surabaya 2 Juni 2010 banyak

terdapat kecurangan dan pelanggaran yang terjadi selama proses

pemilihan walikota Surabaya tersebut. Sesuai dengan keputusan

Mahkamah Kontitusi Tanggal 25 Mei 2010, Nomor : 31/PHPU.

D-VIII/2010 Yang memerintahkan Komisi Pemilihan Umum (KPU)

Surabaya untuk mengadakan pencoblosan ulang di lima kecamatan dan

dua kelurahan, lima kecamatan itu adalah Kecamatan Bulak, Kecamatan

Semampir, Kecamatan Krembangan, Kecamatan Rungkut, Kecamatan

Sukolilo. Dua Kelurahan yang harus melakukan pencoblosan ulang adalah

Kelurahan Putat Jaya dan Kelurahan Wiyung. Mahkamah Konstitusi juga

meminta dilakukan penghitungan ulang surat suara di seluruh kotak suara,

kecuali di wilayah tempat dilangsungkannya pencoblosan ulang. Dalam

surat itu, surat suara coblos tembus simetris (Coblosan lebih dari satu tapi

tidak mengenai gambar pasangan calon lainnya) dinyatakan sah.

Mahkamah Konstitusi juga memerintahkan KPU (Komisi Pemilihan

Umum) agar melaporkan hasil pencoblosan ulang dan penghitungan ulang

surat suara selambat-lambatnya 60 hari setelah putusan dibacakan.

Dalam putusannya, MK memang menilai terjadi

pelanggaran-pelanggaran yang bersifat sistematis, terstruktur dan masif, terutama

berdasarkan pertemuan di Rumah Makan Mutiara yang dihadiri 5 camat

dan sekitar 40 lurah. Dari sanalah MK berkeyakinan telah terjadi

mobilisasi PNS, khususnya camat dan lurah untuk memenangkan

(58)

Dan di dalam penelitian ini, peneliti ingin meneliti bagaimana

Sikap pemilih dalam pemilihan Pilwali Ulang Kota Surabaya khususnya

Di Kelurahan Wiyung Pasca pemberitaan, kenapa peneliti memilih

Kelurahan Wiyung sebagai subjek penelitian dikarenakan pada Kelurahan

Wiyung pada Pilwali Surabaya 2 Juni 2010 terjadi aksi pemboikotan yang

dilakukan oleh seluruh RT & RW yang tidak bersedia menjadi panitia

KPPS sebagaimana yang biasa mereka lakukan pada Pemilu Presiden

Kemarin, Hal ini dikarenkan ada perselisihan antara Warga Kelurahan

Wiyung dengan pihak Pemerintah Kota Surabaya yang belum

terselesaikan yang pada saat itu masih dijabat oleh Bambang DH selaku

Walikota Surabaya yang pada Pilwali Surabaya 2010 merupakan salah

satu kandidat pasangan calon yang maju menjadi kandidat namun sebagai

Wakil dari Tri Risma Harini. Dan Peneliti juga ingin mengetahui apa yang

menyebabkan terjadinya perubahan perolehan surat suara yang sangat

signifikan di Kelurahan Wiyung Pada Pemilihan Pilwali Ulang Surabaya,

mengigat pada pemilihan Pilwali Ulang Surabaya di Kelurahan Wiyung

terjadi perubahan perolehan suara yang sangat signifikan.

 Teori S-O-R singkatan dari Stimulus-Organisme-Response.

Stimulus sendiri berarti pesan diantara dua unsur komunikasi yaitu

komunikator dan komunikan. Komunikator memberikan pasan berupa

tanda, lambang, dan gambar kepada komunikan. Organisme berarti diri

komunikan sebagai penerima pesan atau informasi dari komunikator.

(59)

  46

kemudian komunikan merespon dengan cara memperhatikan dan

memahami pesan yang disampaikan. Selanjutnya response diartikan efek

sebagai akhir dalam proses komunikasi yang menimbulkan perubahan

kognitif, afektif dan konatif pada diri komunikan. Dampak atau pengaruh

yang terjadi merupakan suatu reaksi tertentu dari rangsangan tertentu (

Rahmat, 2005:35 ). Dan definisi dari efek kognisi tersebut adalah

perubahan pengetahuan.

Menurut teori ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus

terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan

memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Selain itu

teori menjelaskan tentang pengaruh yang terjadi pada pihak penerima

sebagai akibat dari ilmu komunikasi ( McQuail, 1994:234 ). Akibat atau

pengaruh yang terjadi merupakan suatu reaksi tertentu dari rangsangan

tertentu. Artinya stimulus dan dalam bentuk apa pengaruh atau stimulus

tersebut tergantung dari isi pesan yang ditampilkan.

Dalam penelitian ini, peneliti ingin meneliti sikap pemilih dalam

pemilihan Pilwali ulang di Kelurahan Wiyung Surabaya, karena stimuli

dalam hal ini pesan akan diterima bila ada perhatian, pengertian, dan

penerimaan dari khalayak yang menjadi obyek dalam penelitian ini.

Selanjutnya setelah menerima pesan atau stimulus berikutnya akan terjadi

(60)

Berdasarkan teori – teori yang telah dikemukakan di atas, maka

kerangka berpikir yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian adalah

sebagai berikut :

[image:60.612.93.553.220.399.2]

Gambar 2 : Bagan kerangka berpikir Sikap Pemilih dalam pemilihan

Pilwali Ulang di Kelurahan Wiyung Surabaya. Stimulus:

Pemberitaan Pilwali

Ulang Surabaya

Pesan

Organisme

Masyarakat Kelurahan

Wiyung Surabaya yang

mempunyai hak pilih

a. Perhatian

b. Pengertian

c. Penerimaan 

Response

a. Efek Kognitif

b. Efek Afektif

(61)

48 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional di sini dimaksudkan untuk menjelaskan

indikator dari variabel penelitian. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu menggunakan metode deskriptif yang bertujuan untuk

menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi atau

berbagai variabel yang terjadi pada masyarakat Surabaya yang mempunyai

hak pilih yang menjadi obyek penelitian itu kemudian menarik ke

permukaan sebagai suatu ciri atau gambaran tentang kondisi , situasi

ataupun variabel tertentu (Bungin, 2001 : 48). Penelitian ini dipusatkan

untuk mengetahui sikap pemilih pada pemilihan pilwali ulang di kelurahan

wiyung surabaya. Untuk lebih mudah pengukurannya, maka dapat

dioperasionalkan sebagai berikut :

3.1.2 Sikap Pemilih Dalam Pemilihan Pilwali Ulang di Kelurahan Wiyung Sura

Gambar

Gambar 1 : Model Teori S-O-R ( Effendy, 2003 : 255 )
Gambar 2 : Bagan kerangka berpikir Sikap Pemilih dalam pemilihan
Tabel 1
Tabel 2
+7

Referensi

Dokumen terkait

1. Banyaknya proyek yang diperoleh dan ditangani oleh PT IdeA dengan penunjukkan langsung dari klien, melalui proses lelang dan kerja sama dengan lembaga membuktikan bahwa

ini dikarenakan 4 kandungan yaitu Flavanoid, alkaloid, tannin dan saponin jauh lebih banyak ditemukan pada Ekstrak Kulit Polong Petai, terbukti dengan baunya yang

The opened gate of newly independent energy-rich Eurasian states, Europe’s increasing dependence on Russia in terms of energy, natural gas cut-offs in Ukraine and Belarus, the

Dari deklarasi tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengestimasi apakah terjadi perubahan yang signifikan pada impor Indonesia dari China baik sebelum

Jika Penawar yang Berjaya ingkar dalam mematuhi mana-mana syarat di atas atau membayar apa-apa wang yang harus dibayar, maka Pihak Pemegang Serahhak/Pemberi Pinjaman boleh (tanpa

penyebab dan cari solusinya hal itu tidak terlepas dari pihak-pihak yang lain bisa itu dari teman dekat, atau guru pembimbing BK dan tidak kalah penting keterlibatan

“Dalam hal Tenaga Kesehatan diduga melakukan k elalaian dalam menjalankan profesinya yang menyebabkan kerugian kepada penerima pelayanan kesehatan, perselisihan yang

Pengalaman usaha dan omzet usaha berpengaruh terhadap kemampuan debitur dalam membayar kredit sedangkan, -Variabel jumlah tanggungan keluarga, tingkat pendidikan, jangka