• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan bimbingan guru di kelas, minat belajar dan motivasi belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa : studi kasus siswi kelas XI SMA Stella Duce 2.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan bimbingan guru di kelas, minat belajar dan motivasi belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa : studi kasus siswi kelas XI SMA Stella Duce 2."

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

viii

HUBUNGAN BIMBINGAN GURU DI KELAS, MINAT BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

SISWA

Studi Kasus: Siswi kelas XI SMA STELLA DUCE 2 Program Studi Pendidikan Akuntansi

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Fransiskus Ardhi Eka Siwi 061334001

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan antara bimbingan guru di kelas dengan prestasi belajar akuntansi siswa; (2) hubungan antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi siswa; (3)hubungan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi siswa.

Penelitian dilaksanakan pada bulan April-Juli 2010. Populasi dalam penelitian ini adalah siswi kelas XI SMA STELLA DUCE 2 berjumlah 84 siswa dengan menggunakan teknik random sampling, diambil sampel 54 siswa. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan dokumentasi serta dianalisis dengan korelasiproduct moment pearson.

(2)

ix

THE RELATIONSHIP OF TEACHERS’ GUIDANCE AT CLASSROOM, STUDENTS’ LEARNING INTEREST, AND STUDENTS’ LEARNING

MOTIVATION AND STUDENTS’ ACHIEVEMENT ON LEARNING ACCOUNTING

A Case Study on the Eleventh Grade Students of STELLA DUCE 2 SENIOR HIGH SCHOOL

Accounting Department

Teachers Training and Education Faculty Sanata Dharma University

Fransiskus Ardhi Eka Siwi 061334001

This research aims to know: (1) the relationship between teachers’ guidance at classroom and students’ achievement on learning accounting; (2) the relationship between students’ learning interest and students’ achievement on learning accounting; (3) the relationship between students’ learning motivation and students’ achievement on learning accounting.

The research was carried out from April to July 2010. The population of this research was 84 eleventh grade students of STELLA DUCE 2 Senior High School. Random sampling technique as the samples was applied to take 54 students. Data were collected by applying a questionnaire and documentation and analyzed byproduct moment pearsonanalysis.

(3)

HUBUNGAN BIMBINGAN GURU DI KELAS,

MINAT BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR

DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA

Studi Kasus : Siswi kelas XI SMA STELLA DUCE 2

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

Fransiskus Ardhi Eka Siwi

NIM : 061334001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)
(5)
(6)

iv

KARYAKU INI AKAN

KUPERSEMBAHKAN KEPADA:

TUHAN YESUS KRISTUS dan KELUARGA KUDUS

ATAS BERKAT DAN RAHMATNYA KEPADAKU

AYAH DAN IBU

ATAS PENGORBANAN DAN KASIH SAYANG

TERHADAPKU

ORANG YANG AKU KASIHI

DARI KEBERSAMAAN,DAN DUKUNGAN

YANG DIBERIKAN

ALMAMATERKU

(7)

v

MOTTO

”JANGANLAH MENUNTUT SAJA,

AKAN TETAPI BERSYUKURLAH JUGA

DENGAN SEGALA YANG TELAH DIBERIKAN

BAIK MAUPUN BURUK PEMBERIAN ITU.”

(8)
(9)
(10)

viii

HUBUNGAN BIMBINGAN GURU DI KELAS, MINAT BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

SISWA

Studi Kasus: Siswi kelas XI SMA STELLA DUCE 2 Program Studi Pendidikan Akuntansi

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Fransiskus Ardhi Eka Siwi 061334001

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan antara bimbingan guru di kelas dengan prestasi belajar akuntansi siswa; (2) hubungan antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi siswa; (3)hubungan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi siswa.

Penelitian dilaksanakan pada bulan April-Juli 2010. Populasi dalam penelitian ini adalah siswi kelas XI SMA STELLA DUCE 2 berjumlah 84 siswa dengan menggunakan teknik random sampling, diambil sampel 54 siswa. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan dokumentasi serta dianalisis dengan korelasiproduct moment pearson.

(11)

ix

THE RELATIONSHIP OF TEACHERS’ GUIDANCE AT CLASSROOM, STUDENTS’ LEARNING INTEREST, AND STUDENTS’ LEARNING

MOTIVATION AND STUDENTS’ ACHIEVEMENT ON LEARNING ACCOUNTING

A Case Study on the Eleventh Grade Students of STELLA DUCE 2 SENIOR HIGH SCHOOL

Accounting Department

Teachers Training and Education Faculty Sanata Dharma University

Fransiskus Ardhi Eka Siwi 061334001

This research aims to know: (1) the relationship between teachers’ guidance at classroom and students’ achievement on learning accounting; (2) the relationship between students’ learning interest and students’ achievement on learning accounting; (3) the relationship between students’ learning motivation and students’ achievement on learning accounting.

The research was carried out from April to July 2010. The population of this research was 84 eleventh grade students of STELLA DUCE 2 Senior High School. Random sampling technique as the samples was applied to take 54 students. Data were collected by applying a questionnaire and documentation and analyzed byproduct moment pearsonanalysis.

(12)
(13)
(14)
(15)

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL……… i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN………...….. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN……… iv

HALAMAN MOTTO……… v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……….. vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS……….. vii

ABSTRAK...viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR... x

DAFTAR ISI……… xiii

DAFTAR TABEL……….... xv

DAFTAR LAMPIRAN………... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……… 1

B. Batasan Masalah……… 4

C. Rumusan Masalah ………. 5

D. Tujuan Masalah………. 5

E. Manfaat Penelitian ……… 5

F. Sistematika Penelitian ……….. 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar Akuntansi ……… 8

B. Motivasi Belajar Akuntansi ……….. 14

C. Minat Belajar Akuntansi……… 16

D. Bimbingan Guru……… 20

E. Kerangka Teoritik ……… 22

F. Hipotesis Penelitian ……….. 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ……… 25

B. Jadwal Penelitian ………. 25

C. Subyek dan Obyek Penelitian ……….. 26

D. Populasi dan Sampel ………. 26

E. Metoda Pengumpulan Data ……….. 27

F. Data yang Diperlukan……… 28

G. Variabel Penelitian dan Pengukurannya……….... 28

H. Pengujian Kuesioner ……… 30

(16)

xiv

A. Deskrisi Data….……… 39

B. Teknik Analisis Data………. 42

C. Pembahasan………..………... 46

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN A. Kesimpulan……… 52

B. Keterbatasan Penelitian………. 53

C. Saran……….. 53

DAFTAR PUSTAKA……….. 55

(17)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Kuesioner Bimbingan Guru Di Kelas………. 28

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Minat Belajar………. 29

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner Motivasi Belajar……… 29

Tabel 3.4 Skala Likert……… 29

Tabel 3.5 Output Validitas Variabel Bimbingan Guru Di Kelas………. 32

Tabel 3.6 Output Validitas Variabel Minat Belajar……… 32

Tabel 3.7 Output Validitas Variabel Motivasi Belajar ……….. 33

Tabel 3.8 Reliabilitas……….. 34

Tabel 3.9 Output Reliabilitas Variabel Bimbingan Guru Di Kelas……… 35

Tabel 4.0 Output Reliabilitas Variabel Minat Belajar……… 35

Tabel 4.1 Output Reliabilitas Variabel Motivasi Belajar……… 35

Tabel 4.2 Output Normalitas ………. 36

Tabel 4.3 Pedoman untuk Memberikan Intepretasi r….………. 38

Tabel 4.4 Deskripsi Prestasi Belajar ……… 39

Tabel 4.5 Deskripsi Bimbingan Guru ……… 40

Tabel 4.6 Deskripsi Minat Belajar Siswa ……… 41

Tabel 4.7 Deskripsi Motivasi Belajar………. 42

(18)

xvi

Tabel 4.9 Output Hasil Uji Hipotesis Minat Belajar dengan Prestasi Belajar

Akuntansi Siswa ……… 44 Tabel 5.0 Output Hasil Uji Hipotesis Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar

(19)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner penelitian ..………. 57

Lampiran 2 Data Induk Penelitian ……….. 63

Lampiran 3 Data Distribusi Penelitian……… 76

Lampiran 4 Uji Validitas Dan Reliabilitas ………. 80

Lampiran 5 Uji Normalitas ………..………. 85

Lampiran 6 Uji Product Moment Pearson………..…….…86

Lampiran 7 Tabel ProductMoment……….……….88

(20)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kebutuhan yang mutlak bagi pembangunan

masyarakat suatu Negara. Pendidikan merupakan dasar bagi

perkembangan pembangunan nasional harus didukung oleh manusia

cerdas, terampil, berbudi pekerti dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peranan penting

bagi pembinaan generasi muda untuk berpartisipasi dalam proses

terjadinya perubahan tertentu dengan cara bertindak yang tepat dan selaras

dengan situasi yang dihadapinya. Proses perubahan tersebut mengalami

perbuatan belajar. Proses perbuatan belajar ini banyak sekali

aspek-aspeknya, seperti latar belakang timbulnya belajar, jenis dan

bentuk-bentuk belajar, dan faktor yang mempengaruhi perbuatan belajar yang

efisien. Belajar membawa suatu perubahan terhadap individu yang

melakukannya, perubahan itu tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan

melainkan juga berbentuk percakapan, sikap, pengertian, pengharapan,

minat, penyesuaian diri, pendeknya mengenal aspek-aspek organisasi

pribadi seseorang.

Dalam pendidikan, seseorang belajar dengan berusaha

mengembangkan dirinya agar dapat berdiri sendiri dan mandiri dalam

berbagai pengalaman tersebut. Sebagai contoh masalah yang dihadapi

(21)

pencapaian prestasi belajar ada dua faktor yaitu faktor dari luar dan faktor

dari dalam diri siswa itu sendiri. Faktor dari dalam adalah segala sesuatu

yang mempengaruhi individu dalam mencapai prestasi belajar, sebagai

contoh adalah kondisi fisik, minat dan motivasi. Maksud dari kondisi fisik

di sini adalah jika seseorang mengalami cepat lelah ataupun sedang sakit

maka dia tidak dapat berkonsentrasi dalam mengikuti proses pembelajaran

dan mengakibatkan prestasi belajarnya menjadi kurang baik. Selain itu

minat dan motivasi pun juga berpengaruh karena tanpa minat seseorang

tidak akan menikmati proses pembelajaran dengan nyaman sehingga

prestasinya pun menjadi kurang baik atau maksimal. Sedangkan faktor

yang berasal dari luar adalah segala sesuatu yang berasal dari luar individu

siswa, sebagai contoh adalah lingkungan yang bersifat sosial. Oleh karena

kita hidup dalam suatu komunitas dan lingkungan baik di lingkungan

keluarga, sekolah, maupun masyarakat maka pengaruh positif maupun

negatif dari lingkungan di sekitar kita, dapat berpengaruh terhadap

pencapaian prestasi belajar.

Prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan belajar,

karena suatu prestasi yang meningkatkan itu merupakan bukti keberhasilan

proses belajar para siswa. Semakin optimal para siswa dalam belajar maka

akan meningkat prestasi belajarnya. Usaha belajar dapat berhasil dan

mencapai tujuannya apabila peserta didik mendapat dukungan dengan

(22)

Agar prestasi siswa meningkat, maka siswa harus belajar dengan giat

serta mendapat bimbingan dari guru untuk mengembangkan minat yang

ada pada dirinya, dengan minat tersebut maka siswa akan termotivasi

untuk belajar. Dengan bimbingan guru, minat belajar dan motivasi belajar,

siswa dapat mengikuti pelajaran dengan baik dalam kelas, ikut aktif dalam

kegiatan belajar mengajar. Semakin banyak siswa yang aktif dalam kelas,

semakin tinggi kemungkinan prestasi belajar yang dicapainya.

Akan tetapi bimbingan dari guru belum tentu dapat mengembangkan

minat belajar dan motivasi belajar. Hal ini bisa terjadi jika guru dalam

pemberian bimbingan hanya menggunakan metode ceramah dan kurang

memperhatikan perkembangan siswa dalam mengikuti pelajaran. Siswa

yang mulanya berminat mengikuti pelajaran menjadi kurang antusias

dalam pembelajaran sehingga hal ini bisa mempengaruhi prestasi belajar

siswa. Maka dari itu pengaruh bimbingan guru di kelas, minat belajar dan

motivasi dipilih untuk diteliti pengaruhnya terhadap prestasi belajar. Oleh

karena merupakan bagian dari faktor-faktor yang menentukan keberhasilan

siswa dalam belajar. Keberhasilan belajar akan nampak dalam prestasi

belajar yang diraih. Sebagai alat untuk melihat prestasi belajar siswa,

biasanya digunakan evaluasi atau tes belajar. Dengan evaluasi atau tes

dapat mengukur kemampuan siswa sampai dimana siswa itu telah

menguasai suatu pelajaran.

Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa

(23)

seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya

untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar

mengajar berlangsung. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang

tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.

Prestasi belajar akuntansi kurang baik karena kurangnya bimbingan

guru di kelas, minat belajar dan motivasi belajar siswa dalam mempelajari

akuntansi. Berdasarkan pada uraian latar belakang tersebut maka penulis

mengambil judul “HUBUNGAN BIMBINGAN GURU DI KELAS,

MINAT BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI

BELAJAR AKUNTANSI SISWA”

B. Batasan Masalah

Dalam skripsi ini penulis mengambil studi kasus di SMA STELLA

DUCE 2 karena SMA STELLA DUCE 2 telah mendapatkan gelar juara

dalam berbagai lomba yang berhubungan dengan mata pelajaran

akuntansi. Nilai ujian nasional SMA STELLA DUCE 2 pun tidak pernah

kurang dari nilai B.

Melihat prestasi tersebut, penulis ingin menggali faktor-faktor apa

saja yang berpengaruh terhadap prestasi belajar akuntansi siswa. Penulis

membatasi masalah pada hubungan bimbingan guru di kelas, minat belajar

dan motivasi belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI

(24)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi permasalahan pada latar belakang di atas maka

dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut.

1. Apakah ada hubungan antara bimbingan guru di kelas dengan

prestasi belajar akuntansi siswa?

2. Apakah ada hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar

akuntansi siswa?

3. Apakah ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi

belajar akuntansi siswa?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Mendapatkan informasi tentang ada tidaknya hubungan bimbingan

guru di kelas dengan prestasi belajar akuntansi siswa.

2. Mendapatkan informasi tentang ada tidaknya hubungan minat

belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa.

3. Mendapatkan informasi tentang ada tidaknya hubungan motivasi

belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

(25)

Untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh bimbingan

guru di kelas, minat belajar dan motivasi belajar terhadap prestasi

belajar akuntansi siswa sehingga hasil penelitian ini dapat

digunakan sebagai masukkan.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini dapat menambah perbendaharaan bacaan

khusus mengenai pendidikan.

3. Bagi Penulis

Untuk menambah pengalaman dan pengetahuan dan dapat

menerapkan teori yang diperoleh di bangku kuliah.

F. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan ini, sistematika yang digunakan sebagai berikut .

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, batasan

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan sitematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini diuraikan tentang hal-hal yang berhubungan dengan

permasalahan yang diangkat oleh peneliti, serta kerangka teoritik dan

hipotesis penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan tentang jenis penelitian, jadwal penelitian,

(26)

pengukuran variabel penelitian, pengujian kuesioner, teknik analisis data

dan sumbangan variabel bebas terhadap variabel terikat.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini diuraikan tentang deskripsi data, teknik analisis data, dan

pembahasan.

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN

SARAN

Dalam bab ini diuraikan tentang kesimpulan, keterbatasan penelitian,

(27)

8

KAJIAN PUSTAKA

A. Prestasi Belajar Akuntansi 1. Prestasi

Menurut Dewa Ketut (1988:51) bahwa “prestasi merupakan suatu

bukti keberhasilan usaha yang dicapai. Sedangkan tes prestasi adalah

tes yang mengukur prestasi yang dimaksudkan adalah sebagai alat

untuk mengungkapkan kemampuan aktual sebagai hasil belajar.” Jadi

dalam usaha mengetahui suatu hasil belajar sangat ditentukan oleh

adanya evaluasi suatu hasil belajar yang dicapai oleh siswa, evaluasi

ini yang dimaksudkan untuk melihat sejauh mana proses belajar

tercapai.

2. Belajar

Winkel (1983:150) menyebutkan belajar adalah suatu proses

mental yang mengarah kepada penguasaan pengetahuan,

kecakapan/skill, kebiasaan atau sikap yang semuanya diperoleh, disimpan dan dilaksanakan sehingga menimbulkan tingkah laku yang

merupakan hasil dari belajar.

Dalam metode belajar dan kesulitan-kesulitan belajar Oemar

Hamalik (1983:21) menyebutkan bahwa belajar adalah merupakan

integrasi dari pada berbagai pandangan tentang belajar, yaitu ilmu jiwa

daya, ilmu jiwa social dan ilmu jiwa gestalt atau organisme.

(28)

a. Ilmu jiwa daya

Manusia terdiri dari berbagai daya upaya seperti daya pikir,

mengingat, dan mengenal. Belajar disini dapat diartikan usaha

melatih daya-daya itu agar berkembang.

b. Ilmu jiwa asosiasi

Manusia terdiri dari asosiasi dari berbagai tanggapan yang masuk

ke dalam jiwa kita. Jadi belajar di sini artinya membentuk

hubungan stimulus respon dan melatih

hubungan-hubungan itu agar bertalian erat.

c. Ilmu jiwa gestalt atau organisme

Jiwa manusia terdiri dari satu keseluruhan yang bulat dan

berstruktur sehingga manusia beraktivitas, berinteraksi dengan

lingkungan. Jadi belajar di sini artinya mengalami, berbuat,

bereaksi, berpikir secara kritis.

Winkel (1996:162) mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah

suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa

dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang

dicapainya.” Sedangkan menurut S. Nasution (1996:17) prestasi

belajar adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir,

merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila

memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotor,

sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum

(29)

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa

prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa

dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang

diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang

sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi

pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau rapor setiap bidang

studi setelah mengalami proses belajar mengajar.

Menurut Roestiyah (1982:159), terdapat faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar yaitu :

a. Faktor Internal

Fakor internal adalah faktor yang timbul dari dalam anak itu

sendiri. Diantaranya sebagai berikut.

1. Tujuan belajar siswa.

Tujuan yang samar-samar tidak realistis akan menjadi

penghalang atas kemajuan belajarnya. Bukan kemajuan yang

akan diperolehnya melainkan kegagalan atau kekecewaan yang

akan didapat.

2. Minat terhadap bahan pelajaran.

Dalam mengikuti pelajaran di sekolah lanjutan setiap siswa

hendaknya mempunyai minat terhadap pelajaran yang sedang

diikutinya. Kurangnya minat belajar berpengaruh terhadap

(30)

3. Kesehatan

Badan yang sehat akan lebih menguntungkan bagi setiap orang

dan merupakan faktor pendukung belajar.

4. Kecakapan mengikuti pelajaran

Cakap mengikuti pelajaran apabila siswa mengerti hal yang

diajarkan oleh guru.

b. Faktor Eksternal

Kemajuan belajar siswa juga dipengaruhi lingkungan yang ada

disekitarnya. Faktor eksternal dapat dikelompokan menjadi

beberapa hal sebagai berikut.

1. Yang datang dari sekolah

Faktor yang mempengaruhi kemajuan belajar tidak saja

bersumber dari diri sendiri dan dari keluarga akan tetapi dapat

juga bersumber dari sekolah antara lain; menciptakan kondisi

belajar, cara memberi pelajaran dan perpustakaan sekolah.

2. Yang datang dari lingkungan keluarga

Kita mengetahui sebagian besar waktu belajar dilaksanakan di

rumah, karena itu aspek-aspek kehidupan keluarga turut

mempengaruhi belajar siswa antara lain; suasana keluarga,

pengertian orang tua, dan keadaan sosial ekonomi orang tua.

(31)

Beberapa aspek dalam kehidupan masyarakat yang dapat

mengganggu kelancaran belajar antara lain; cara hidup

lingkungan, teman bergaul dan media massa.

3. Akuntansi

Kata “Accounting” berasal dari kata kerjato accountyang artinya “memperhitungkan” atau “mempertanggungjawabkan”. Ada beberapa

definisi akuntansi yang diberikan secara sederhana, secara sedang, dan

ada pula yang secara luas. Menurut Moechtar (1989:2) definisi yang

telah luas pemakaiannya adalah yang diberikan oleh The American Accounting Association (AAA) adalah “Accounting is the process of identifying, measuring, and communicating information.” Yang artinya akuntansi adalah proses pengidentifikasi, pengukuran,

pengkomunikasian informasi ekonomi untuk memungkinkan

memperoleh pertimbangan-pertimbangan dan keputusan-keputusan

yang tepat bagi para pemakai informasi itu.

Menurut Hadibroto (1978:2) definisi akuntansi yang diberikan

(32)

submitted, there on to meet fudiciary and other responsibilities.” Yang artinya akuntansi adalah akuntansi keseluruhan pengetahuan dan

fungsi yang berhubungan dengan penciptaan, pengesahan, pencatatan,

pengelompokan, pengolahan, penyimpulan, penganalisisan, penafsiran,

dan penyajian informasi yang dapat dipercaya dan penting artinya,

secara sistematik mengenai transaksi-transaksi yang sedikit-dikitnya

bersifat finansiil dan yang diperlukan oleh pimpinan operasi suatu

badan untuk laporan-laporan yang harus diajukan mengenai hal tadi

guna memenuhi pertanggungjawaban yang bersifat keuangan atau

lainnya.

Dilihat dari ketiga definisi tersebut maka prestasi belajar akuntansi

adalah suatu hasil yang diperoleh siswa sebagai akibat belajar

akuntansi. Dalam usaha untuk memperoleh suatu hasil belajar sangat

ditentukan oleh adanya evaluasi terhadap pelajaran akuntansi. Agar

prestasi belajar akuntansi mengalami kenaikan dapat didukung oleh

situasi proses pembelajaran yang baik, dalam hal ini kemampuan

seorang guru dalam menciptakan suasana belajar yang baik sangat

diperlukan.

Pemilihan teknik pengajaran yang bervariasi tentu saja menuntut

kesiapan seorang guru yang lebih banyak dan tersedianya

fasilitas-fasilitas penunjang yang memadai, dengan demikian siswa merasa

betah dan bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran dalam

(33)

meningkat. Namun bukan hanya hal itu saja, mata pelajaran akuntansi

merupakan mata pelajaran yang menuntut seorang siswa untuk lebih

berpartisipatif aktif dalam proses pendidikan, karena dalam

pembelajaran tidak hanya guru saja yang harus aktif.

B. Motivasi Belajar Akuntansi

Dalam kegiatan belajar mengajar, dikenal adanya motivasi

belajar yaitu keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa

yang menimbulkan kegiatan belajar-mengajar, menjamin

kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan

belajar itu demi tercapainya suatu tujuan. (Winkel, 1989:92)

Motivasi belajar memegang peranan penting dalam memberi

gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar sehingga yang

mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi yang banyak untuk

melaksanakan kegiatan belajar. Maka dari itu motivasi belajar penting

bagi guru dan siswa. (Dimyati, 1994: 85). Bila motivasi disadari oleh

siswa, maka sesuatu pekerjaan, dalam hal ini tugas belajar akan

terselesaikan dengan baik. Guru juga mempunyai tugas untuk

mengubah siswa tak berminat menjadi bersemangat belajar. Mengubah

siswa cerdas yang acuh menjadi bersemangat.

Motivasi belajar terbagi atas dua bentuk (Winkel, 1983:27) yaitu:

1. Motivasi ekstrinsik : bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas

belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu program yang

(34)

2. Motivasi intrinsik : bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas

belajarnya di mulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan

secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Siswa yang

memiliki motivasi ini akan memiliki tujuan menjadi orang yang

terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi

tertentu. Jadi motivasi itu muncul dari kesadaran diri sendiri

dengan tujuan secara esensial bukan sekedar symbol atau

seremonial.

Selain itu ada beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi

belajar. Menurut Dimyati (1994:97) unsur-unsur motivasi belajar

tersebut adalah :

1. cita-cita/aspirasi siswa;

2. kemampuan siswa;

3. kondisi siswa;

4. kondisi lingkungan siswa;

5. unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran;

6. upaya guru dalam membelajarkan siswa.

Jadi motivasi bagi pelajar dapat mengembangkan aktivitas dan

inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam

melakukan kegiatan belajar. Maka dari itu dengan motivasi belajar

akuntansi yang tinggi, siswa akan merasa senang belajar akuntansi dan

terdorong untuk belajar giat serta mendapatkan suatu prestasi yang

(35)

C. Minat Belajar Akuntansi

Minat secara sederhana berarti kecenderungan dan kegairahan

yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu hal. Minat

dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar siswa dalam

bidang-bidang studi tertentu. Menurut Hornby (1974:45), Wayan (1981:124),

Kartini Kartono(1980:109) minat pada hakekatnya merupakan

perhatian, keinginan, rasa suka dan rasa terikat dengan sesuatu obyek

walaupun tidak ada yang menyuruh. Minat mengandung unsur

keinginan, baik keinginan untuk memiliki maupun keinginan untuk

mengetahui obyek yang diingini (Walgito, 1982:133). Keinginan

merupakan usaha aktif menuju pelaksanaan suatu tujuan. Minat juga

mengandung unsur rasa suka atau rasa senang terhadap suatu obyek.

Sebagai contoh seseorang yang suka akan pelajaran akuntansi maka

orang itu akan merasa senang membaca dan mengerjakan sesuatu yang

berhubungan dengan akuntansi. Menurut Winkel (1989:105) diartikan

sebagai kecenderungan subyek yang menetap, untuk merasa tertarik

pada bidang studi/pokok bahasan tertentu dan senang mempelajari

materi tersebut.

Oleh karena minat adalah merupakan suatu perasaan atau sikap

(36)

Sukardi (1988:63) ada tiga cara yang digunakan untuk menentukan

minat.

1. Minat yang diekspresikan/ekspressed interest yaitu seseorang dapat mengungkapkan minat atau pilihannya dengan kata tertentu.

Contoh : Seseorang mengatakan bahwa dirinya suka belajar

akuntansi.

2. Minat yang diwujudkan/manifest interest yaitu seseorang dapat mengekspresikan minat bukan melalui kata-kata tetapi melalui

tindakan atau perbuatan, ikut serta berperan aktif dalam suatu

aktivitas tertentu. Contoh : Siswa yang aktif dalam kegiatan drama.

3. Minat yang diinvestariskan/inventoried interest yaitu seseorang dapat diukur minatnya dengan menjawab terhadap sejumlah

pertanyaan tertentu atau urutan pilihannya untuk kelompok

aktivitas tertentu.

Menurut Winkel (1989:105) faktor-faktor pendorong minat sebagai

berikut:

1. drive determinant, dorongan untuk mempertahankan hidup;

2. dorongan keadaan, yang mana keadaan itu ditimbulkan oleh

dorongan determinant di atas;

3. kegiatan mencapai tujuan, komponen ini dilandasi oleh komponen

dorongan determinant dan dorongan keadaan. Tercapainya tujuan

(37)

4. mengendurnya dorongan karena tujuan telah tercapai, serta

keinginan dan kebutuhan telah tercapai;

5. efek mengendurnya dorongan semula karena munculnya dorongan

lain yang baru, menghendaki pemuasnya.

Kemampuan komponen itu bekerja berhubungan atau

berkelanjutan dari yang pertama hingga yang terakhir, sebagai

landasan tumbuhnya minat seseorang untuk bertindak atau

memusatkan perhatiannya kedalam suatu hal. (Sukardi, 1988:183)

Minat berhubungan dengan kecenderungan individu untuk

memusatkan perhatian dan meningkatkan aktivitas mental dan kegiatan

kepada suatu obyek. Minat selalu berhubungan dengan kemampuan,

kebutuhan, pengalaman pada diri individu. Jadi minat bertujuan

kepada suatu obyek yang banyak sangkut pautnya dengan individu.

Minat seseorang dapat diukur melalui kegiatan-kegiatan yang

sering dilakukan dan melalui pernyataan senang atau tidak senang

terhadap suatu obyek. Super dan Crites yang dikutip Wilis (1989:33)

mengemukakan bahwa ada 4 cara untuk mengetahui minat seseorang,

yaitu :

1. melalui pertanyaan-pertanyaan mengenai hal-hal yang disenangi

dan yang tidak disenangi;

2. melalui pengamatan mengenai hal-hal yang sering dilakukan.

3. melalui test obyektif;

(38)

Menurut Nurkancana (1983:225) ada pun keberhasilan atau

kegagalan dalam belajar sangat dipengaruhi oleh faktor minat.

Faktor-faktor minat itu meliputi :

1. Perkembangan fisik dan mental, minat tumbuh bersamaan dengan

perkembangan fisik dan mental pada waktu mencapai kematangan

minat stabil.

2. Kesempatan belajar, minat tumbuh dari rumah namun karena

luasnya lingkup sosial, anak menjadi tertarik pada minat orang di

luar rumah.

3. Pengaruh orang tua, orang tua mempengaruhi sikap anak.

4. Hubungan guru dengan murid.

5. Penerimaan kelompok oleh teman sebaya.

6. Keberhasilan akademis.

7. Lingkungan sosial.

Oleh sebab itu pengajaran akuntansi mulai diajarkan di sekolah

SMU maupun SMK. Seorang siswa yang ingin benar-benar bisa dan

memahami benar pelajaran akuntansi harus mempunyai minat karena

dengan mempunyai minat belajar akuntansi yang tinggi, kemungkinan

siswa itu akan berhasil. Tanpa adanya minat dan keinginan untuk

belajar, maka siswa tidak akan bisa menguasai akuntansi. Untuk itu

perlu adanya cara untuk membangkitkan minat siswa dalam belajar

(39)

1. membangkitkan adanya suatu kebutuhan tentang mata pelajaran

akuntansi;

2. menghubungkan dengan persoalan yang ada;

3. memberikan kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik;

4. menggunakan berbagai macam bentuk mengajar yang membuat

siswa tetap semangat.

Dengan minat belajar akuntansi yang tinggi akan didapatkan

prestasi belajar yang baik dan memuaskan. Dengan demikian yang

dimaksud minat dalam penelitian ini adalah perhatian, keinginan, rasa

suka dan rasa tertarik siswa terhadap mata pelajaran akuntansi.

D. Bimbingan Guru

Menurut Dewa Ketut (1988:8) bimbingan adalah bantuan yang

diberikan oleh seseorang kepada orang lain dalam menetapkan pilihan

dan penyesuian diri, serta di dalam memecahkan masalah-masalah.

Bimbingan berarti pemberian bantuan kepada seseorang atau kepada

sekelompok orang dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana

dalam mengadakan penyesuaian diri terhadap tuntutan-tuntutan hidup.

Bantuan itu bersifat psikologis yang artinya dengan bantuan itu

seseorang akhirnya dapat mengatasi sendiri masalah yang dihadapinya

(Winkel, 1991:17). Bimbingan ditinjau dari arti-arti seperti di atas,

menunjukan dua hal (Dewa, 1983:63) yaitu memberikan informasi dan

(40)

Dengan bimbingan di kelas diartikan suatu proses bantuan kepada

anak didik yang dilaksanakan secara terus-menerus supaya anak didik

dapat menemukan cara belajar yang efisien dan efektif.

Selain itu belajar merupakan suatu kegiatan pengajaran di sekolah,

maka wajiblah para siswa dibimbing agar mencapai tujuan belajar.

Tujuan bimbingan belajar secara umum adalah membantu siswa agar

mendapat penyesuaian yang baik di dalam situasi belajar, sehingga

setiap siswa dapat belajar dengan efisien sesuai dengan kemampuan

yang dimilikinya, dan mencapai perkembangan yang optimal.

Tujuan bimbingan belajar secara terperinci menurut Dewa Ketut

(1983:79) adalah sebagai berikut:

1. mencarikan cara-cara yang efisisen dan afektif bagi anak didik;

2. menunjukan cara-cara mempelajari sesuatu dan menggunakan

buku pelajaran;

3. menunjukkan cara-cara menghadapi kesulitan dalam bidang studi.

Dengan bimbingan belajar diharapkan para siswa dapat

melakukan penyesuaian yang baik dalam situasi belajar yang optimal

sesuai potensi, bakat, minat, motivasi serta kemampuan yang ada.

Dalam hal itu, guru sebagai pengelola pembelajaran dituntut

untuk memiliki kemampuan mengelola seluruh proses kegiatan

pembelajaran dengan menciptakan kondisi belajar sedemikian rupa

sehingga setiap murid dapat belajar dengan baik. Sedangkan dengan

(41)

mengikuti prestasi belajar yang telah dicapai siswa. Guru sebagai

pembimbing dituntut untuk memberikan pendekatan kepada siswa

yang mengalami kesulitan dalam setiap proses pembelajaran

berlangsung.

Bimbingan yang dimaksud disini adalah bimbingan yang

diberikan oleh seorang guru yang menjadi seorang pendidik sekaligus

menjadi pembimbing. Bimbingan dalam hal ini dapat dikatakan

sebagai kegiatan menuntun anak didik belajar, serta membantu anak

didik dalam mengatasi masalah, sebagai contoh bimbingan dalam

menemukan cara belajar yang tepat. Bimbingan dalam penelitian ini

adalah bimbingan yang dilakukan guru dalam membantu siswa untuk

lebih mendalami suatu materi khususnya akuntansi. Bimbingan itu

sendiri bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa bagi yang

kurang mampu dalam menguasai bidang studi akuntansi.

E. Kerangka Teoritik

1. Hubungan bimbingan guru di kelas dengan prestasi belajar akuntansi siswa.

Bimbingan adalah bantuan yang diberikan guru kepada siswa dalam

hal pelajaran. Bimbingan yang diberikan guru kepada murid tentu

mempunyai maksud yang baik. Sedangkan prestasi belajar merupakan

tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak

(42)

mengajar. Dengan bimbingan dari guru siswa menjadi berminat dalam

belajar, sehingga prestasi siswa dapat baik. Hal ini dapat membuktikan

adanya pengaruh bimbingan guru di kelas terhadap prestasi belajar

akuntansi.

2. Hubungan minat belajar dengan prestasi belajar akuntansi.

Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau

keinginan yang besar terhadap suatu hal. Dalam hal ini keinginan

untuk belajar akuntansi. Teori tersebut menunjukkan adanya minat

belajar pada diri siswa, maka siswa dapat berprestasi. Sedangkan

prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa

dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang

diperoleh dalam proses belajar mengajar. Hal ini membuktikan ada

pengaruh minat belajar terhadap prestasi belajar akuntansi siswa.

3. Hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa.

Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam

diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin

kelangsungan kegiatan belajar dan menimbulkan arah pada kegiatan

belajar demi tercapainya suatu tujuan. Dalam hal ini menimbulkan

semangat siswa untuk belajar akuntansi. Dengan teori tersebut jika

siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi maka prestasi siswa akan

meningkat. Sedangkan prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan

(43)

informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Hal ini

membuktikan adanya pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi

belajar akuntansi siswa.

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara atau dugaan terhadap pertanyaan

penelitian, hipotesis dinyatakan dalam bentuk pernyataan yang

mengandung dua variabel. Berdasarkan kajian teori di atas maka

dikemukakan hipotesis sebagai berikut.

1. Ada hubungan antara bimbingan guru di kelas dengan prestasi belajar

akuntansi siswa.

2. Ada hubungan antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar

akuntansi siswa.

3. Ada hubungan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar

(44)

25

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini ditinjau dari segi tujuan termasuk penelitian terapan

karena dilakukan dengan tujuan menerapkan, menguji dan mengevaluasi

kemampuan suatu teori yang diterapkan dalam memecahkan

masalah-masalah praktis. (Sugiyono, 1999:5)

Ditinjau menurut metodenya,penelitian ini termasuk penelitian survey

karena penelitian ini dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi

data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil populasi

tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan

hubungan-hubungan antar variabel. (Sugiyono, 1997:7)

Ditinjau dari tingkat penjelasannya, penelitian ini termasuk penelitian

asosiatif karena bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

atau lebih. (Sugiyono, 1999:11) Sedangkan dilihat dari jenis data,

penelitian ini termasuk data kuantitatif karena data berupa angka atau data

kualitatif yang diangkakan. (Sugiyono, 1999:14)

B. Jadwal Penelitian

Waktu : Bulan April 2010 – Juli 2010

(45)

C. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek Penelitian adalah orang yang akan diteliti atau orang yang

akan menjadi subyek informasi. Disini yang akan menjadi subyek dari

penelitian ini adalah siswi kelas XI SMA STELLA DUCE 2.

2. Obyek Penelitian adalah sasaran yang ingin diteliti yang berkaitan

dengan subyek penelitian.

Obyek penelitian yang diperlukan adalah bimbingan guru di kelas,

minat belajar dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar akuntansi

siswa.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas XI SMA

STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA tahun ajaran 2009/2010.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.(Arikunto,

2006:131). Dalam penelitian ini digunakan sampel karena akan lebih

efisien (dalam arti uang, waktu dan tenaga). Dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan sampel sebanyak 54 siswa. Jumlah sampel ini

sudah memenuhi syarat yaitu seluruh jumlah populasi.

3. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah random sampling atau pengambilan sampel secara acak.

(46)

“mencampur” subyek-subyek di dalam populasi sehingga semua

subyek dianggap sama. Dengan demikian maka peneliti memberi hak

yang sama kepada setiap untuk memperoleh kesempatan menjadi

sampel. Apabila subyeknya kurang dari 100 maka diambil semua

sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, sedangkan bila

subyeknya lebih dari 100 maka diambil 10-15% atau 20-25%.

E. Metoda Pengumpulan Data

Dalam suatu penelitian digunakan alat pengumpul data. Alat

pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Kuesioner

Kuesioner menurut Suharsimi (2006:151) adalah “sejumlah

pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia

ketahui.” Kuesioner dalam penelitian ini untuk mengungkapkan data

tentang bimbingan guru di kelas, minat belajar, dan motivasi belajar

akuntansi siswa.

2. Dokumentasi

Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti mengumpulkan

data berdasarkan data yang sudah ada di SMA STELLA DUCE 2. Data

(47)

jumlah siswa, jumlah guru, fasilitas siswa, dan prestasi belajar akuntansi

siswa.

F. Data Yang Diperlukan

Data Primer adalah yang diperoleh dari responden melalui daftar

pertanyaan yang meliputi data tentang:

1. data pribadi siswa;

2. bimbingan guru di kelas;

3. minat belajar siswa;

4. motivasi belajar siswa;

5. prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI semester II.

G. Variabel Penelitian dan Pengukurannya

“Variabel adalah obyek peneliti atau apa yang menjadi titik perhatian

suatu penelitian”(Arikunto,1993:91). Variabel dalam penelitian ini adalah:

[image:47.595.63.533.200.678.2]

1. Bimbingan guru di kelas

Tabel 3.1 Kisi-kisi kuesioner

Variabel Indikator No. Pertanyaan

+

- Bimbing-an Guru

a. Pemberian bimbingan oleh guru 1,2,5,8,9 3 b. Perilaku guru pada saat memberikan

bimbingan

6,14 4,7,12,15

c. Perilaku siswa terhadap bimbingan guru

(48)
[image:48.595.62.545.119.761.2]

2. Minat belajar siswa

Tabel 3.2

Kisi-kisi kuesioner

Variabel Indikator No. Pertanyaan

+

-Minat Belajar

a. Keinginan siswa dalam belajar 22,24,27 29 b. Sikap siswa dalam mengikuti

pelajaran

16,18,20 17,19,21

c. Suasana pelajaran 23 25,26,28

3. Motivasi belajar siswa

Tabel 3.3 Kisi-kisi kuesioner

Variabel Indikator No. Pertanyaan

+

-Motivasi Belajar

a. Ketekunan 31,33,40,43

b. Dorongan untuk lebih baik 32,34,36,37,42,44

c. Memenuhi kewajiban 38,45 39,41

d. Hukuman 35

Untuk mengukur bimbingan guru di kelas, minat belajar dan

motivasi belajar akuntansi siswa digunakan skala Likert. Skala Likert

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang.

Skala pengukuran yang digunakan berkisar pada pilihan jawaban

sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju.

Pemberian skor dalam skala likert ini digunakan pengukuran sebagai

berikut.

Tabel 3.4 Skala Likert

Jawaban Pertanyaan Positif Pertanyaan Negatif Sangat Setuju (SS)

(49)

Tidak Setuju (TS)

SangatTidak Setuju(STS)

2 1

4 5

4. Prestasi belajar akuntansi siswa dapat diperoleh dari dokumentasi

yang ada di sekolah siswa kelas XI semester II.

H. Pengujian Kuesioner

Untuk mengetahui apakah kuesioner ini valid dan reliabel atau tidak,

maka perlu diadakan pengujian validitas dan reliabilitas.

1. Pengujian Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat

kevalidan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai

validitas yang tinggi atau instrument dikatakan valid apabila

instrument itu mengukur apa yang diinginkan dan dapat

mengungkapkan data variabel yang diteliti secara tepat. Dalam

penelitian ini, besar koefisien validitas yang digunakan dalam

menganalisis soal menggunakan rumus product – moment pearson (Arikunto, 1996:254)

rxy =

Keterangan :

N = jumlah responden

(50)

∑Y = jumlah skor dalam sebaran y

∑X2 = jumlah skor yang dikuadratkan dalam x

∑Y2 = jumlah skor yang dikuadratkan dalam y

∑XY = jumlah dari koefisien x dan y

r

xy = jumlah perkalian x dan y

Setelah koefisien korelasi (rxy) ditemukan, perlu diuji dengan rtb

pada taraf signifikan 5%. Jika rxy> rtbberarti alat ukur tersebut valid.

Pelaksanaan analisis uji coba validitas penelitian ini diberikan

kepada siswa kelas XI SMA STELLA DUCE 2, dengan jumlah

responden 30 siswa. Dari hasil uji coba diketahui harga kriteria

product moment tabel (rtb) sebesar 0,361 yang berasal dari n = 30 pada taraf signifikan 5%. Berdasarkan bantuan program SPSS

diperoleh nilai r hitung seperti yang terdapat pada output validitas

pada kolomCorrected item-Total Correlation.

[image:50.595.59.524.97.654.2]

Hasil pengujian variabel ini memperlihatkan bahwa r hitung > r

tabel sehingga seluruh kuesioner dinyatakan valid. Berikut output

(51)

Tabel 3.5

Output Vailiditas Variabel Bimbingan Guru Di Kelas

Item-Total Statistics

53.33 35.402 .642 .826 .800

53.43 33.771 .644 .862 .793

53.30 35.734 .461 .689 .805

53.43 33.495 .466 .687 .802

53.60 33.903 .492 .532 .800

54.83 32.420 .381 .749 .814

53.83 33.385 .400 .642 .808

53.50 35.362 .523 .640 .802

53.63 34.654 .390 .715 .807

54.13 30.878 .495 .863 .803

54.03 34.516 .383 .463 .808

53.83 34.626 .393 .489 .807

53.90 34.093 .442 .635 .804

53.47 36.120 .373 .746 .809

53.67 36.299 .405 .753 .808

item1 item2 item3 item4 item5 item6 item7 item8 item9 item10 item11 item12 item13 item14 item15

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item

[image:51.595.63.526.139.723.2]

Deleted

Tabel 3.6

Output Validitas Variabel Minat Belajar

Item-Total Statistics

48.23 53.151 .517 .609 .860

48.73 53.720 .567 .606 .859

48.43 53.771 .555 .516 .859

49.10 52.576 .498 .540 .861

48.13 54.878 .373 .430 .867

48.50 52.466 .419 .419 .867

48.80 56.028 .431 .675 .865

48.20 55.131 .493 .494 .862

48.27 51.926 .651 .753 .854

48.43 49.082 .749 .818 .847

48.90 52.714 .555 .594 .858

48.50 55.224 .405 .630 .865

49.03 45.482 .759 .798 .846

48.47 53.775 .364 .645 .869

49.20 53.200 .467 .537 .863

item16 item17 item18 item19 item20 item21 item22 item23 item24 item25 item26 item27 item28 item29 item30

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item

(52)
[image:52.595.60.524.124.665.2]

Tabel 3.7

Output Validitas Variabel Motivasi Belajar

Item-Total Statistics

49.00 43.862 .538 .770 .830 49.00 43.655 .419 .494 .838 49.20 44.372 .579 .675 .830 49.70 44.079 .452 .723 .835 48.40 45.076 .376 .678 .839 48.80 44.303 .634 .873 .828 48.90 45.197 .541 .631 .832 48.37 38.585 .525 .649 .837 48.13 45.016 .564 .599 .831 48.37 44.171 .590 .712 .829 48.57 41.840 .374 .481 .848 48.70 44.079 .601 .745 .828 48.87 44.878 .519 .738 .832 48.60 45.283 .432 .768 .836 48.67 45.954 .428 .595 .837 item31 item32 item33 item34 item35 item36 item37 item38 item39 item40 item41 item42 item43 item44 item45

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

2. Pengujian Reliabilitas Kuesioner

Suatu tes dipandang reliabilitas kalau tes tersebut mengukur

secara akurat dan konsisten dari waktu ke waktu. Reliabilitas juga

menunjukkan tingkat kepercayaan yang tinggi. Pengujian reliabilitas

skor-skor dikelompokkan menjadi dua berdasarkan bagian belahan

soal. Hasil dari dua belahan tersebut yakni skor-skor yang berasal dari

item-item yang bernomor ganjil dan genap diperbandingkan dengan

(53)

2 x rgg

rtt = 

1 + rgg

Keterangan : rtt= koefisien reliabilitas

rgg= koefisien ganjil

Koefisien reliabilitas dinyatakan dalam suatu bilangan koefisien

antara 1 sampai dengan -1. Untuk memberi arti terhadap koefisien

reliabilitas yang diperoleh digunakan koefisien korelasi dalam taraf

signifikan 5%.

Berdasarkan bantuan program SPSS, pengujian reliabilitas

cukup dilihat dari alpha cronbach pada laporan output validitas dan realibilitas. Menurut Natalina (2008:24), jika alpha cronbach > dari 0.6 maka dikatakan kuesioner tersebut reliabel. Dari output setiap

[image:53.595.63.526.110.674.2]

variabel diketahui nilainya sebagai berikut.

Tabel 3.8 Reliabilitas

Variabel Bebas Nilai Alpha Cronbach

Kesimpulan

Bimbingan Guru di kelas

0.815 Reliabel

Minat belajar siswa 0.869 Reliabel

Motivasi belajar siswa

(54)
[image:54.595.60.529.106.620.2]

Tabel 3.9

Output Reliabilitas Variabel Bimbingan Guru Di Kelas

Reliability Statistics

.815 .841 15 Cronbach's

Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of Items

Tabel 4.0

Output Reliabilitas Variabel Minat Belajar

Reliability Statistics

.869 .871 15 Cronbach's

Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of Items

Tabel 4.1

Output Reliabilitas Variabel Motivasi Belajar

Reliability Statistics

.843 .867 15 Cronbach's

Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of Items

I. Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan persamaan korelasi

(55)

1. Pengujian Normalitas

“Pengujian normalitas data yang digunakan untuk mengetahui

apakah skor-skor dalam sampel dapat masuk akal dianggap berasal

dari suatu populasi dengan distribusi teoritis” (Siegel, 1997:59). Dalam

pengujian normalitas, peneliti menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov karena uji ini dapat digunakan pada sampel besar atau kecil. Untuk

sebaran data normal jika Probabilitas Asimptot > 0.05 berarti sebaran

data normal.

Hasil pengujian normalitas residual variabel bebas bimbingan

guru di kelas, minat belajar, dan motivasi belajar dengan variabel

terikat prestasi belajar akuntansi siswa menunjukkan bahwa nilai

probabilitas (ρ) 0.119. Oleh karena nilai probabilitas tersebut lebih dari

0.05 berarti distribusi ketiga variabel bebas masuk terhadap variabel

terikat. Hasil pengujian dengan menggunakan program SPSS versi 12

[image:55.595.61.536.222.706.2]

diperoleh output sebagai berikut.

Tabel 4.2 Output Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

54 54 54 54

57.06 52.67 53.43 .0000000 5.210 5.660 5.225 4.01915209 .089 .073 .126 .162 .079 .073 .126 .162 -.089 -.056 -.089 -.119 .651 .536 .926 1.188 .791 .936 .358 .119 N

Mean Std. Deviation Normal Parameters a,b

Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

X1_

BIMBINGAN X2_MINAT X3_MOTIVASI

Unstandardiz ed Residual

Test distribution is Normal. a.

(56)

2. Pengujian Hipotesis Penelitian

a. Pengujian Hipotesis I

Ho1: Tidak ada hubungan bimbingan guru di kelas dengan prestasi

belajar pada mata pelajaran akuntansi.

Ha1: Ada hubungan bimbingan guru di kelas dengan prestasi

belajar pada mata pelajaran akuntansi.

b. Pengujian Hipotesis II

Ho2: Tidak ada hubungan minat belajar dengan prestasi belajar

pada mata pelajaran akuntansi.

Ha2: Ada hubungan minat belajar dengan prestasi belajar pada

mata pelajaran akuntansi.

c. Pengujian Hipotesis III

Ho3: Tidak ada hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar

pada mata pelajaran akuntansi.

Ha3: Ada hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar pada

mata pelajaran akuntansi.

Untuk menguji hipotesis pertama, kedua dan ketiga tentang hubungan

bimbingan guru di kelas, minat belajar, dan motivasi belajar terhadap

prestasi belajar pada mata pelajaran akuntansi menggunakan statistik

non parametrik korelasi product moment pearson. Koefisien korelasi berkisar dari -1 sampai dengan 1. Apabila koefisien korelasi mendekati

1 dan -1 menunjukkan hubungan yang semakin kuat. Sebaliknya

(57)

positif dan negatif menunjukkan arah hubungan dua variabel apakah

positif atau negatif.

Untuk dapat memberikan penafsiran hubungan antara variabel maka

dapat berpedoman pada kriteria r yang tertera pada tabel dibawah ini

[image:57.595.62.528.204.662.2]

(Syafaruddin, 2004:187):

Tabel 4.3

Pedoman untuk Memberikan Interpretasi r

Interval Koefisien Interpretasi

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Tinggi

(58)

39

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Pada sub pokok bahasan ini akan diuraikan tentang masukkan data dari

masing-masing variabel. Data dikumpulkan dengan cara membagikan

instrument penelitian pada 54 responden sebaran, nilai keempat variabel

selengkapnya sebagai berikut.

1. Variabel prestasi belajar akuntansi

Berdasarkan data hasil penelitian, nilai tertinggi dari variabel

prestasi belajar adalah 81 dan nilai terendah adalah 63. Berikut ini

disajikan tabel distribusi frekuensi berdasarkan Penilaian Acuan

[image:58.595.61.527.246.662.2]

Patokan II sebagai berikut:

Tabel 4.4

Deskripsi Prestasi Belajar

Nilai Prestasi Belajar Jumlah Kategori

Frek %

78 - 100 2 3.7% Sangat Tinggi

75 - 77 3 5.6% Tinggi

73 - 74 1 1.8% Cukup

71 - 72 7 13% Rendah

< 70.99 41 75.9% Sangat rendah

Jumlah 54 100%

Dari tabel dapat diketahui bahwa sebagian besar jumlah siswa

yang memiliki nilai kategori sangat rendah yaitu 41 siswa (75.9%);

(59)

sangat tinggi 2 siswa (3.7%); dan kategori cukup 1 siswa (1.8%). Dari

hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa

dikategorikan sangat rendah.

2. Variabel bimbingan guru di kelas

Berdasarkan data hasil penelitian, nilai tertinggi dari variabel

prestasi belajar adalah 67 dan nilai terendah adalah 45. Berikut ini

disajikan tabel distribusi frekuensi berdasarkan Penilaian Acuan

[image:59.595.60.526.127.684.2]

Patokan II sebagai berikut:

Tabel 4.5

Deskripsi Bimbingan Guru

Nilai Prestasi Belajar Jumlah Kategori

Frek %

63 - 100 8 14.8% Sangat Tinggi

60 - 62 9 16.7% Tinggi

58 - 59 10 18.5% Cukup

55 - 57 13 24% Rendah

< 54.99 14 26% Sangat rendah

Jumlah 54 100%

Dari tabel dapat diketahui bahwa sebagian besar jumlah siswa

yang memiliki nilai kategori sangat rendah yaitu 14 siswa (26%);

kategori rendah 13 siswa (24%); kategori cukup 10 siswa (18.5%);

kategori tinggi 9 siswa (16.7%); dan kategori sangat tinggi 8 siswa

(14.8%). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa bimbingan guru

(60)

3. Variabel minat belajar siswa

Berdasarkan data hasil penelitian, nilai tertinggi dari variabel

prestasi belajar adalah 65 dan nilai terendah adalah 40. Berikut ini

disajikan tabel distribusi frekuensi berdasarkan Penilaian Acuan

[image:60.595.61.527.223.679.2]

Patokan II sebagai berikut:

Tabel 4.6

Deskripsi Minat Belajar Siswa

Nilai Prestasi Belajar Jumlah Kategori

Frek %

61 - 100 5 9,3% Sangat Tinggi

57 - 60 8 14.8% Tinggi

55 - 56 7 13% Cukup

52 - 54 11 20.3% Rendah

< 51.99 23 42.6% Sangat rendah

Jumlah 54 100%

Dari tabel dapat diketahui bahwa sebagian beasr jumlah siswa

yang memiliki nilai kategori sangat rendah yaitu 23 siswa (42.6%);

kategori rendah 11 siswa (20.3%); kategori tinggi 8 siswa (14.8%);

kategori cukup 7 siswa (13%); dan kategori sangat tinggi 5 siswa

(9.3%). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa minat belajar

siswa dikategorikan sangat rendah.

4. Variabel motivasi belajar siswa

Berdasarkan data hasil penelitian, nilai tertinggi dari variabel

(61)

disajikan tabel distribusi frekuensi berdasarkan Penilaian Acuan

[image:61.595.61.530.164.696.2]

Patokan II sebagai berikut:

Tabel 4.7

Deskripsi Motivasi Belajar Siswa

Nilai Prestasi Belajar Jumlah Kategori

Frek %

64 - 100 3 5.5% Sangat Tinggi

60 - 63 4 7.4% Tinggi

57 - 59 3 5.5% Cukup

54 - 56 14 26% Rendah

< 53.99 30 55.6% Sangat rendah

Jumlah 54 100%

Dari tabel dapat diketahui bahwa sebagian besar jumlah siswa

yang memiliki nilai kategori sangat rendah yaitu 30 siswa (55.6%);

kategori rendah 14 siswa (26%); kategori tinggi 4 siswa (7.4%); dan

kategori sangat tinggi berimbang dengan kategori cukup sebesar 3

siswa (5.5%). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi

belajar siswa dikategorikan sangat rendah.

B. Teknik Analisis Data

Pengujian Hipotesis

1.Hubungan Bimbingan Guru Di Kelas dengan Prestasi Belajar

Akuntansi Siswa.

a. Rumusan Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian:

Ho = Tidak ada hubungan bimbingan guru di kelas dengan prestasi

(62)

Ha = Ada hubungan bimbingan guru di kelas dengan prestasi belajar

akuntansi siswa.

[image:62.595.64.530.170.649.2]

b. Pengujian Hipotesis

Tabel 4.8

Output Hasil Uji Hipotesis Bimbingan Guru Di Kelas dengan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa

Correlations

1.000 -.019 -.019 1.000

. .446

.446 .

54 54

54 54

Y_PRESTASI X1_BIMBINGAN Y_PRESTASI X1_BIMBINGAN Y_PRESTASI X1_BIMBINGAN Pearson Correlation

Sig. (1-tailed)

N

Y_PRESTASI

X1_ BIMBINGAN

Berdasarkan hasil pengujian statistik tabel 4.8 tampak bahwa nilai

coefficient correlation Pearson = 0.019. Koefisien korelasi tersebut

menunjukkan bahwa derajat hubungan bimbingan guru di kelas

dengan prestasi belajar akuntansi siswa adalah sangat rendah, sedang

tanda negatif (-) menunjukkan bahwa semakin tinggi bimbingan guru

di kelas semakin rendah prestasi belajar akuntansi siswa. Nilai

probabilitas (ρ) hasil pengujian menunjukkan Sig.(1-tailed)= 0.446 >

α = 0,05. Dengan demikian disimpulkan bahwa tidak ada hubungan

(63)

2.Hubungan Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa.

a. Rumusan Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian:

Ho = Tidak ada hubungan minat belajar dengan prestasi belajar

akuntansi siswa.

Ha = Ada hubungan minat belajar dengan prestasi belajar akuntansi

siswa.

[image:63.595.59.526.171.700.2]

b. Pengujian Hipotesis

Tabel 4.9

Output Hasil Uji Hipotesis Minat Belajar dengan Prestasi Belajar

Akuntansi Siswa

Correlations

1.000 .086 .086 1.000 . .269

.269 .

54 54

54 54

Y_PRESTASI X2_MINAT Y_PRESTASI X2_MINAT Y_PRESTASI X2_MINAT Pearson Correlation

Sig. (1-tailed)

N

Y_PRESTASI X2_MINAT

Berdasarkan hasil pengujian statistik tabel 4.9 tampak bahwa nilai

coefficient correlation Pearson = 0.086. Koefisien korelasi tersebut

menunjukkan bahwa derajat hubungan minat belajar dengan prestasi

belajar akuntansi siswa adalah sangat rendah. Nilai probabilitas (ρ)

hasil pengujian menunjukkan Sig.(1-tailed) = 0.269 > α = 0,05.

Dengan demikian disimpulkan bahwa tidak ada hubungan minat

(64)

3. Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa.

a. Rumusan Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian:

Ho = Tidak ada hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar

akuntansi siswa.

Ha = Ada hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar

akuntansi siswa.

[image:64.595.59.525.182.701.2]

b. Pengujian Hipotesis

Tabel 5.0

Output Hasil Uji Hipotesis Motivasi Belajar dengan Prestasi

Belajar Akuntansi Siswa

Correlations

1.000 -.177 -.177 1.000

. .100

.100 .

54 54

54 54

Y_PRESTASI X3_MOTIVASI Y_PRESTASI X3_MOTIVASI Y_PRESTASI X3_MOTIVASI Pearson Correlation

Sig. (1-tailed)

N

Y_PRESTASI X3_MOTIVASI

Berdasarkan hasil pengujian statistik tabel 5.0 tampak bahwa nilai

coefficient correlation Pearson = 0.177. Koefisien korelasi tersebut

menunjukkan bahwa derajat hubungan motivasi belajar dengan

prestasi belajar akuntansi siswa adalah sangat rendah, sedang tanda

negatif (-) menunjukkan bahwa semakin tinggi motivasi belajar

semakin rendah prestasi belajar akuntansi siswa. Nilai probabilitas (ρ)

(65)

Dengan demikian disimpulkan bahwa tidak ada hubungan motivasi

belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa.

C. Pembahasan

1. Hubungan Bimbingan Guru Di Kelas Dengan Prestasi Belajar

Akuntansi Siswa

Hasil penelitian menyatakan bahwa tidak ada hubungan

bimbingan guru di kelas dengan prestasi belajar akuntansi siswa. Hal ini

didukung oleh perhitungan statistik yang menunjukkan bahwa nilai

probabilitas (ρ) sebesar 0.446 lebih besar dari taraf signifikan sebesar

0.05. Dan juga dapat dilihat pada deskripsi bimbingan guru di kelas

yang dikategorikan cukup rendah (14 responden atau 26%).

Deskripsi prestasi belajar akuntansi siswa menunjukkan bahwa

sebagian besar siswa dikategorikan memiliki nilai prestasi yang sangat

rendah (41 responden atau 75.9%). Prestasi belajar adalah penguasaan

pengetahuan yang dikembangkan oleh mata pelajaran dan lazimnya

ditunjukkan oleh nilai test atau berupa angka yang diberikan oleh guru.

Prestasi belajar selalu dikaitkan dengan test hasil belajar atau test

prestasi (Masidjo, 1995:102-103). Keberhasilan dalam kegiatan yang

disebut belajar akan tampak dalam prestasi belajar yang diraihnya.

Penilaian prestasi belajar akademik di sekolah dinyatakan dalam nilai

rapor.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bimbingan guru di kelas

(66)

Menurut dugaan peneliti hasil penelitian ini disebabkan karena adanya

faktor-faktor lain yang lebih dominan dalam mempengaruhi prestasi

belajar akuntansi siswa. Faktor-faktor tersebut antara lain faktor internal

dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari

dalam diri siswa itu sendiri diantaranya tujuan belajar siswa, minat

terhadap bahan pelajaran, kesehatan dan kecakapan mengikuti

pelajaran. Faktor eksternal yaitu faktor eksternal seorang individu yang

dikelompokan menjadi tiga hal, yakni yang datang dari sekolah, dari

lingkungan keluarga dan dari masyarakat.

Dengan ditemukan bukti bahwa bimbingan guru di kelas tidak

mempunyai hubungan dengan prestasi belajar akuntansi siswa, maka

hal ini memberikan masukan bagi para guru SMA STELLA DUCE 2

untuk senantiasa lebih membimbing siswi dalam belajar tanpa

mengenal lelah demi meningkatkan prestasi belajar tanpa mengenal

lelah demi meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa. Pihak

sekolah juga hendaknya memberi kesempatan kepada para guru untuk

meningkatkan kualitasnya sebagai pendidik yang melakukan rekayasa

pembelajaran. Rekayasa pembelajaran tersebut dilakukan berdasarkan

kurikulum yang berlaku yaitu dengan membuat desain instruksional,

menyelenggarakan kegiatan pembelajaran, dan mengevaluasi hasil

pembelajaran yang berupa dampak pembelajaran sehingga para guru

(67)

berguna dalam membimbing siswa dan akhirnya siswa menjadi utuh

dan mandiri.

2. Hubungan Minat Belajar Dengan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa

Hasil penelitian menyatakan bahwa tidak ada hubungan minat

belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa. Hal ini didukung oleh

perhitungan statistik yang menunjukkan bahwa nilai probabilitas (ρ)

sebesar 0.269 lebih besar dari taraf signifikan sebesar 0.05. Dan juga

dapat dilihat pada deskripsi minat belajar yang dikategorikan rendah

(23 responden atau 42.6%).

Deskripsi prestasi belajar akuntansi siswa menunjukkan bahwa

sebagian besar siswa dikategorikan memiliki nilai prestasi yang sangat

rendah (41 responden atau 75.9%). Prestasi belajar adalah penguasaan

pengetahuan yang dikembangkan oleh mata pelajaran dan lazimnya

ditunjukkan oleh nilai test atau berupa angka yang diberikan oleh guru.

Prestasi belajar selalu dikaitkan dengan test hasil belajar atau test

prestasi (Masidjo, 1995:102-103). Keberhasilan dalam kegiatan yang

disebut belajar akan tampak dalam prestasi belajar yang diraihnya.

Penilaian prestasi belajar akademik di sekolah dinyatakan dalam nilai

rapor.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat belajar ternyata

tidak berhubungan dengan prestasi belajar akuntansi siswa. Menurut

(68)

faktor-faktor lain yang lebih dominan dalam mempengaruhi prestasi belajar

akuntansi siswa. Faktor-faktor tersebut antara lain faktor internal dan

faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam

diri siswa itu sendiri diantaranya tujuan belajar siswa, minat terhadap

bahan pelajaran, kesehatan dan kecakapan mengikuti pelajaran. Faktor

eksternal yaitu faktor eksternal seorang individu yang dikelompokan

menjadi tiga hal, yakni yang datang dari sekolah, dari lingkungan

keluarga dan dari masyarakat.

Dengan ditemukan bukti bahwa minat belajar tidak mempunyai

hubungan terhadap prestasi belajar akuntansi siswa, maka hal ini

memberikan masukan bagi para

Gambar

Tabel 5.0 Output Hasil Uji Hipotesis Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar
Tabel 3.1Kisi-kisi kuesioner
Tabel 3.2Kisi-kisi kuesioner
tabel sehingga seluruh kuesioner dinyatakan valid. Berikut output
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kepuasan kerja terkait imbalan jasa berpengaruh siknifikan terhadap kinerja perawat, terdapat pengaruh yang signifikan antara kepuasan

- Teknologi nano pada industri penyamakan dapat diterapkan pada proses tanning dengan menggantikan bahan penyamak krom dengan bahan penyamak non krom. dengan ukuran nano

[r]

n,arrjtmcn aba bsrpcnearuh posi(il tDrhadop hiara modtl ckuilas sedan-lk.n h@k b n.rk.t klh 6ePenEa \h signifikan icgariJ terhadaP biava nod.lekuiks Kedua

Jenis penelitian ini adalah deskriptif yang bersifat studi kasus karena dalam hal ini hanya menggambarkan tentang perkembangan yang berlaku di perusahaan yang

[r]

Acara ini dihadiri oleh Pimpinan Perusahaan atau yang dikuasakan, bagi yang dikuasakan diwajibkan membawa surat kuasa. Demikian undangan ini kami sampaikan atas perhatiannya

Seperti halnya pencatatan yang dilakukan oleh pengamanat, pada buku komisioner bila penjualan barang komisi tidak dipisahkan dengan penjualan biasa dan penjualan lainnya, jurnal