• Tidak ada hasil yang ditemukan

THE RELATIONSHIP BETWEEN DYSMENORRHEA AND LEARNING ACTIVITIES AMONG FEMALE STUDENT AT SMAN 22 MAKASSAR HUBUNGAN DISMINOREA TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR PADA SISWI SMAN 22 MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "THE RELATIONSHIP BETWEEN DYSMENORRHEA AND LEARNING ACTIVITIES AMONG FEMALE STUDENT AT SMAN 22 MAKASSAR HUBUNGAN DISMINOREA TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR PADA SISWI SMAN 22 MAKASSAR"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

THE RELATIONSHIP BETWEEN DYSMENORRHEA AND LEARNING ACTIVITIES AMONG FEMALE STUDENT

AT SMAN 22 MAKASSAR

HUBUNGAN DISMINOREA TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR PADA SISWI SMAN 22 MAKASSAR

Skripsi ini diajukan Sebagai Pemenuhan Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Fakultas Kedokteran

FADHLIANI KARTONO 105420 376 12

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2016

(2)

THE RELATIONSHIP BETWEEN DYSMENORRHEA AND LEARNING ACTIVITIES AMONG FEMALE STUDENT

AT SMAN 22 MAKASSAR

HUBUNGAN DISMINOREA TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR PADA SISWI SMAN 22 MAKASSAR

FADHLIANI KARTONO 10542 0376 12

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2016

(3)

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:

Nama Lengkap : Fadhliani Kartono

Tanggal Lahir : 01 November 1993

Tahun Masuk : 2012

Peminatan : Kedokteran Biomedik

Nama PembimbingAkademik : dr. Ummu Kalzum, M.Med.Ed Nama Pembimbing Skripsi : dr. Ummu Kalzum, M.Med.Ed

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan skripsi saya yang berjudul :

HUBUNGAN DISMINOREA TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR PADA SISWI SMAN 22 MAKASSAR

Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat maka saya akan menerima sanksi yang telah ditetapkan.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Makassar, Maret 2016

Fadhliani Kartono 10542 0376 12

(4)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

TELAH DISETUJUI UNTUK DICETAK DAN DIPERBANYAK

“HUBUNGAN DISMIN

PADA SISWI SMAN 22 MAKASSAR

dr. Ummu Kalzum Malik,

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

DISETUJUI UNTUK DICETAK DAN DIPERBANYAK

Judul Skripsi

HUBUNGAN DISMINOREA TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR PADA SISWI SMAN 22 MAKASSAR”

MAKASSAR, MARET 2016

Pembimbing,

dr. Ummu Kalzum Malik, M.Med.Ed

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

DISETUJUI UNTUK DICETAK DAN DIPERBANYAK

OREA TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR

(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)

i KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulisan Tugas Akhir Skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Baginda Besar Nabi Muhammad SAW.

Skripsi berjudul “Hubungan Disminorea Terhadap Aktivitas Belajar pada Siswi SMAN 22 Makassar” ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya, sebagai salah satu syarat untuk menyeesaikan studi menempuh jenjang S1 pada Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini belum sempurna adanya dan memiliki keterbatasan tetapi berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak sehingga dapat berjalan dengan baik. Oleh karena dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada kedua orang tua penulis yang dicintai Bapak Kartono dan Ibu Malka, beserta saudara-saudaraku Ahmad Fadhilah, Faradhillah, dan Arsy Fathir; yang telah memberikan semangat dan doa sejak penyusunan proposal hingga penulisan skripsi selesai. Selanjutnya dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. dr. Mahmud Ghaznawie, Ph.D, Sp.PA(K) selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. dr. Ummu Kalzum Malik, M.Med.Ed selaku Penasehat Akademik sekaligus pembimbing yang telah memberikan bantuan dan ilmu yang tiada henti kepada penulis

(11)

ii 3. Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah

memberikan bantuan dan ilmu yang tiada henti kepada penulis.

4. Kepala Sekolah SMAN 22 Makassar yang telah membantu penulis dalam pembuatan skripsi dan kepada siswi SMAN 22 Makassar selaku responden dalam penelitian ini.

5. Keluarga besar Trigeminus dan Teman-teman kelompok bimbingan skripsi yang selalu kompak.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih semoga segala bantuan yang telah diberikan sebagai amal sholeh senantiasa mendapat Ridho Allah SWT. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi penelitian ini belum sempurna adanya, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran membangun dari para pembaca demi tercapainya kesempurnaan. Sehingga proposal penelitian ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi kita semua.

Makassar, Maret 2016 Penulis

Fadhliani Kartono

(12)

iii FACULTY OF MEDICINE MUHAMMADIYAH MAKASSAR UNIVERSITY Undergraduate Thesis, March 2016 FADHLIANI KARTONO (10542 0376 12)

UMMU KALZUM MALIK

“THE RELATIONSHIP BETWEEN DYSMENORRHEA AND LEARNING ACTIVITIES AMONG FEMALE STUDENT AT SMAN 22 MAKASSAR”

(x + 51 pages + 29 attachments)

ABSTRACT

BACKGROUND: One of the problems in women during menstruation is menstrual pain or dysmenorrhea. It usually occurs in women aged 16-20 years which most of them complaint about disruption activities due to discomfort feeling in the abdomen about 1-2 days on menstrual period. One of the internal factors that affect learning activity is weak physical condition during dysmenorrhea that can cause a disruption of learning activities.

OBJECTIVE: To know the relation between dysmenorrhea and learning activities among female student at SMAN 22 Makassar

METHODE: The methode of the research was observasional analytic with the cross sectional study approach. The sample of this research was female students in SMAN 22 Makassar

RESULT: The result of this research with the Chi-Square test is p = 0,009 > α = 0,05, which means H0 rejected and Ha accepted.

CONCLUSION: There is a relation between dysmenorrhea and learning activities among female student at SMAN 22 Makassar

Keywords: Dysmenorrhea, learning activities.

References: 40 (2000-2016)

(13)

iv FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR Skripsi, Maret 2016 FADHLIANI KARTONO (10542 0376 12)

UMMU KALZUM MALIK

“HUBUNGAN DISMINOREA TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWI SMAN 22 MAKASSAR”

(x + 51 halaman + 29 lampiran)

ABSTRAK

LATAR BELAKANG: Salah satu masalah bagi perempuan yang mengalami menstruasi adalah disminore atau nyeri haid. Disminore biasanya terjadi pada perempuan usia antara 16-20 tahun dimana yang dikeluhkan adalah aktivitas mereka cenderung terganggu akibat rasa tidak nyaman di perut dan hal ini berlangsung sekitar 1-2 hari selama masa menstruasi. Salah satu faktor internal yang mempengaruhi aktivitas belajar adalah kondisi fisik yang lemah atau sakit yang dialami oleh siswi ketika disminore dapat mengganggu dan menghambat terjadinya aktivitas belajar secara maksimal

TUJUAN: Untuk mengetahui hubungan disminorea terhadap aktivitas belajar siswi SMAN 22 Makassar.

METODE: Metode penelitian yang digunakan adalah survey observasional analitik dengan desain penelitian cross sectional. Populasi yang di ambil adalah siswi SMAN 22 Makassar. Teknik pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling dengan jumlah subjek penelitian sebanyak 110 orang.

HASIL: Dalam penelitian ini menggunakan analisis uji statistic chi-square dan didapatkan nilai p = 0,009 > α = 0,05 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima.

KESIMPULAN: Kesimpulan penelitian ini yaitu terdapat hubungan antara disminorea dan aktivitas belajar pada siswi SMAN 22 Makassar.

Kata kunci : Disminorea, aktivitas belajar.

Daftar Bacaan : 40 (2000-2016)

(14)

v DAFTAR ISI

JUDUL

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING LEMBAR PERNYATAAN PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT RIWAYAT HIDUP PENULIS

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRACT ... iii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

Tujuan Penelitian ... 3

1. Tujuan Umum ... 3

2. Tujuan Khusus ... 3

C. Manfaat Penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4

A. Disminorea ... 4

(15)

vi

1. Definisi ... 4

2. Epidemiologi ... 4

3. Etiologi ... 5

4. Klasifikasi dan Gejala Klinis ... 6

5. Faktor predisposisi disminore primer... 6

6. Patofisiologi ... 8

7. Penatalaksanaan ... 9

B. Aktivitas Belajar... 11

1. Hakikat belajar ... 11

2. Faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 11

C. Kerangka Teori... 18

BAB III KERANGKA KONSEP ... 19

A. Kerangka Konsep ... 19

B. Variabel penelitian ... 20

C. Hipotesis ... 20

BAB IV METODE PENELITIAN ... 21

A. Objek Penelitian ... 21

B. Metode Penelitian... 21

C. Teknik Pengambilan Sampel... 21

D. Teknik Pengumpulan Data ... 24

E. Analisa Data ... 25

F. Etika Penelitian ... 26

(16)

vii

BAB V HASIL PENELITIAN ... 27

A. Gambaran Umum Populasi/sampel ... 27

B. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 27

C. Analisis Univariat... 28

1. Umur ... 28

2. Suku ... 29

3. Usia Menarche ... 29

4. Lama Haid ... 30

5. Sifat Nyeri... 31

6. Disminorea... 31

7. Aktivitas Belajar ... 32

D. Analisis Bivariat ... 32

BAB VI PEMBAHASAN ... 34

A. Pembahasan Hasil Analisis Bivariat ... 34

B. Keterbatasan Penelitian ... 36

BAB VII TINJAUAN KEISLAMAN ... 37

A. Haid Menurut Pandangan Islam ... 37

1. Asbabun Nuzul ... 38

2. Pandangan Mufassir ... 41

3. Pandangan Ilmuan Kontemporer... 41

4. Analisis Pengembangan Penulis ... 42

(17)

viii

B. Konsep Belajar Menurut Islam ... 43

1. Perspektif Belajar Menurut Islam ... 43

2. Pandangan Mufassir ... 45

3. Pandangan Ilmuan Kontemporer... 47

4. Analisis Pengembangan Penulis ... 49

BAB VIII PENUTUP ... 50

A. Kesimpulan ... 50

B. Saran ... 50 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(18)

ix DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi umur responden ... 28

Tabel 5.2 Distribusi suku responden ... 29

Tabel 5.3 Distribusi usia menarche responden ... 29

Tabel 5.4 Distribusi lama haid responden ... 30

Tabel 5.5 Distribusi sifat nyeri responden ... 31

Tabel 5.6 Distribusi jawaban responden tentang derajat disminorea ... 31

Tabel 5.7 Distribusi jawaban responden tentang aktivitas belajar ... 32

Tabel 5.8 Distribusi hubungan disminorea terhadap aktivitas belajar ... 32

(19)

x RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Fadhliani Kartono

Tempat/Tanggal Lahir : Makassar, 01 November 1993

Alamat : BTN. Dewi Kumala Sari AC 17/11

Ayah : H. Kartono Saenong, SE, MM

Ibu : Dra. Hj. Malka, MM

Telp/Hp : 085242255325

E-mail : liakartono31@gmail.com

Riwayat Pendidikan :

1998 – 1999 : TK Islam Arafah Manado 1999 - 2001 : SD Inp 6/75 Manado 2001 – 2003 : SD Inp Sudiang

2003 – 2005 : SDN Sudirman 1 Makassar 2005 – 2008 : SMPN 12 Makassar

2008 – 2012 : Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 2012 - Sekarang : Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Makassar

(20)

xi RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Fadhliani Kartono

Tempat/Tanggal Lahir : Makassar, 01 November 1993

Alamat : BTN. Dewi Kumala Sari AC 17/11

Ayah : H. Kartono Saenong, SE, MM

Ibu : Dra. Hj. Malka, MM

Telp/Hp : 085242255325

E-mail : liakartono31@gmail.com

Riwayat Pendidikan :

1998 – 1999 : TK Islam Arafah Manado 1999 - 2001 : SD Inp 6/75 Manado 2001 – 2003 : SD Inp Sudiang

2003 – 2005 : SDN Sudirman 1 Makassar 2005 – 2008 : SMPN 12 Makassar

2008 – 2012 : Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 2012 - Sekarang : Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Makassar

(21)

1

HUBUNGAN DISMINOREA TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR PADA SISWI SMAN 22 MAKASSAR

Fadhliani Kartono

Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Makassar Jl. Sultan Alauddin No.259 Makassar 90221 Telepon : (0411) 866 972

Fax : (0411) 865 588 Email : info@unismuh.ac.id Email : liakartono31@gmail.com

Abstract: One of the problems in women during menstruation is menstrual pain or dysmenorrhea. It usually occurs in women aged 16-20 years which most of them complaint about disruption activities due to discomfort feeling in the abdomen about 1-2 days on menstrual period. One of the internal factors that affect learning activity is weak physical condition during dysmenorrhea that can cause a disruption of learning activities. The objective of this research is to know the relation between dysmenorrhea and learning activities among female student at SMAN 22 Makassar.

The methode of the research was observasional analytic with the cross sectional study approach. The sample of this research was female students in SMAN 22 Makassar.

The result of this research with the Chi-Square test is p = 0,009 > α = 0,05, which means H0 rejected and Ha accepted. The conclusion of this research is there is a relation between dysmenorrhea and learning activities among female student at SMAN 22 Makassar

Key words: Dysmenorrhea, Learning Activities.

PENDAHULUAN

Secara fisiologis menstruasi terjadi pada perempuan dimana hal ini terjadi secara periodik setiap bulannya dalam rangka mempersiapkan kehamilan sebelum mencapai masa akhir menstruasi (menopause). Salah satu masalah bagi perempuan yang mengalami menstruasi adalah disminorea atau nyeri haid. Nyeri haid yang dimaksud adalah akibat peningkatan prostaglandin yang

memicu kontraksi miometrium sehingga dinding endometrium meluruh.1 Disminorea primer biasanya terjadi pada perempuan usia antara16- 20 tahun dimana yang dikeluhkan adalah aktivitas mereka cenderung terganggu akibat rasa tidak nyaman di perut dan hal ini berlangsung sekitar 1-2 hari selama masa menstruasi.2

Disminorea merupakan keluhan yang paling umum terjadi saat menstruasi, sekitar 75% dari seluruh

(22)

2

wanita menyatakan jika disminorea terjadi selama fase haid. Dari semua wanita yang terkena, 50% menyatakan terkena disminorea ringan dimana mereka masih bisa beraktivitas seperti biasa, 30% mengalami disminorea sedang dan yang dikeluhkan aktivitas cukup terganggu, dan 20% mengalami disminorea berat dimana mereka tidak bisa beraktivitas sama sekali.1

Salah satu faktor internal yang mempengaruhi aktivitas belajar adalah kondisi fisik yang lemah atau sakit yang dialami oleh siswi ketika disminorea dapat mengganggu dan menghambat terjadinya aktivitas belajar secara maksimal.3 Mereka akan sangat terbatas dan kesulitan dalam menyerap pelajaran dengan maksimal, menurunkan konsenstrasi belajar, menurunkan produktivitas kerja dalam kelompok belajar, terganggunya interaksi sosial, bahkan absen saat jam pelajaran berlangsung apabila sampai mengalami disminorea berat.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk meneliti terkait hubungan disminorea terhadap

aktivitas belajar pada siswi SMAN 22 Makassar dimana disminorea primer umumnya terjadi pada umur 16-20 tahun dan terjadi 1-3 tahun setelah menarke (haid pertama) sehingga siswi SMA sangat tepat dijadikan objek penelitian dan belum pernah dilakukan penelitian mengenai hal tersebut di SMAN 22 Makassar.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan rancangan potong silang (cross sectional).4 Penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 Desember 2015 sampai 15 Januari 2016. Responden yang dipilih menjadi sampel adalah siswi SMAN 22 Makassar yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Adapun jumlah sampel yang didapatkan adalah 110 orang. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan teknik non random (non probability sampling yaitu purposive sampling.

Instrument dalam penelitian ini menggunakan kuisioner. Terdiri dari 3

(23)

3

bagian, Bagian A karakteristik responden, bagian B karakteristik dismenorea yang dan bagian C aktivitas belajar siswa. Dengan menggunakan skala Likert peneliti mengukur bila responden mengalami dismenorea ringan diberi skor 1-4, sedang diberi skor 5-8, dan berat diberi skor 9-12. Untuk aktivitas belajar terdiri dari 32 item pertanyaan.

Kuisioner ini juga menggunakan skala Likert. Untuk aktivitas belajar dinyatakan dalam tingkatan : Tidak terganggu (<50), Terganggu (51-75), Sangat terganggu (76-100).

Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan tahap Editing, Coding, Tabulating, Processing.

Analisa data dalam penelitian ini yaitu analisis univariat dan analisis bivariat.

Setiap penelitian yang menggunakan subjek manusia harus mengikuti aturan etik. Masalah etika ini terutama ditekankan pada : Informed concent (lembar persetujuan), anonimity (tanpa nama), Confidentiality (kerahasiaan).

HASIL PENELITIAN A. Analisis Univariat

1. Umur

Diagram 1. Distribusi Umur Responden

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45

Jumlah Presentase

14 Tahun 15 Tahun 16 Tahun 17 Tahun 18 tahun 19 Tahun

(24)

2. Suku

Diagram 2. Distribusi Suku

3. Usia Menarche

Diagram 3. Distribusi Usia

0 10 20 30 40 50

60 51

0 5 10 15 20 25 30 35 40

Jumlah

Distribusi Suku Responden

Distribusi Usia Menarche Responden

Jumlah Presentase

46.4

41 37.3

12 10.9

6 5.5

Bugis Makassar Toraja Jawa

Jumlah Presentase

4

10 Tahun 11 Tahun 12 Tahun 13 Tahun 14 Tahun 15 Tahun 16 Tahun

(25)

4. Lama Haid

Diagram 4. Distribusi Lama Haid

5. Sifat Nyeri

Diagram 5. Distribusi Sifat Nyeri

0 10 20 30 40 50 60 70 80

Jumlah

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Jumlah

Distribusi Lama Haid

Distribusi Sifat Nyeri

Jumlah Presentase

Presentase

Nyeri Hilang Nyeri Menetap

5

3-5 Hari 6-8 Hari

Nyeri Hilang-Timbul Nyeri Menetap

(26)

6. Disminorea

Diagram 6. Distribusi

7. Aktivitas Belajar Diagram 7. Distribusi

0 10 20 30 40 50 60

Jumlah

0 10 20 30 40 50

Jumlah

Distribusi Menurut Derajat Disminorea

r

Distribusi Menurut Tingkat Aktivitas Belajar

Jumlah Presentase

Disminorea Ringan Disminorea Sedang Disminorea Berat

Jumlah Presentase

Aktivitas Tidak Terganggu Aktivitas Terganggu Aktivitas Sangat Terganggu

6

Disminorea Ringan Disminorea Sedang Disminorea Berat

Aktivitas Tidak Terganggu Aktivitas Terganggu Aktivitas Sangat Terganggu

(27)

B. Analisis Bivariat

Diagram 8. Distribusi Hubungan Disminorea

PEMBAHASAN

Usia adalah masa hidup seseorang yang dinyatakan dalam satuan tahun dan sesuai dengan pernyataan responden. Hasil penelitian yang dilakukan di SMAN 22 Makassar menunjukan data yang paling besar adalah responden yang berusia tahun (35,5%).

Dari hasil penelitian untuk distribusi responden terbanyak berasal dari suku Bugis

responden (46,4%). Hal ini sesuai dengan data demografi penduduk Sulawesi Selatan dimana penduduk

0 10 20 30 40

Tidak Terganggu

Jumlah

Distribusi Hubungan Disminorea terhadap Aktivitas Belajar . Distribusi Hubungan Disminorea Terhadap Aktivitas Belajar

Usia adalah masa hidup seseorang yang dinyatakan dalam satuan tahun dan sesuai dengan pernyataan responden. Hasil penelitian yang N 22 Makassar menunjukan data yang paling besar

responden yang berusia 17

Dari hasil penelitian untuk distribusi responden terbanyak berasal sebanyak 51 responden (46,4%). Hal ini sesuai data demografi penduduk tan dimana penduduk

dengan suku terbanyak adalah Bugis sebanyak 41,9%.5

Dari hasil penelitian usia haid pertama (menarche) di dapatkan bahwa responden yang paling banyak mengalami menarche

pada usia 14 tahun (32,

berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ginarhayu bahwa rata

menarche di Indonesia yaitu usia 11,2 13,4 tahun dengan umur terendah 9 tahun dan tertinggi 15 tahun. Beberapa faktor yang memiliki hubungan yang bermakna dengan usia

adalah status gizi, konsumsi energi,

Tidak

Terganggu Terganggu

Sangat Terganggu Aktivitas Belajar

Distribusi Hubungan Disminorea terhadap Aktivitas Belajar

Disminorea Ringan Disminorea Sedang Disminorea Berat

7

Terhadap Aktivitas Belajar

banyak adalah Bugis

Dari hasil penelitian usia haid ) di dapatkan bahwa responden yang paling banyak menarche yaitu berada tahun (32,7%). Hal ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ginarhayu bahwa rata-rata usia donesia yaitu usia 11,2–

13,4 tahun dengan umur terendah 9 tahun dan tertinggi 15 tahun. Beberapa faktor yang memiliki hubungan yang bermakna dengan usia menarche adalah status gizi, konsumsi energi, Distribusi Hubungan Disminorea terhadap Aktivitas Belajar

Disminorea Ringan Disminorea Sedang Disminorea Berat

(28)

8

usia menarche ibu, aktifitas olahraga, keterpaparan dengan media informasi, dan status sosial ekonomi.5

Hasil penelitian tentang distribusi responden menurut lamanya perdarahan menstruasi menunjukan bahwa sebagian besar responden mengalami menstruasi selama 3-5 hari yaitu sebanyak 68 responden. dengan presentase 61,8%. Hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa lama perdarahan menstruasi sekitar 3-5 hari, ada yang 1-2 hari berikutnya diikuti darah sedikit-sedikit dan tidak nyeri, dan ada yang sampai 7-8 hari.6

Berdasarkan hasil penelitian untuk dilihat bahwa mayoritas responden mengalami sifat nyeri haid yang hilang-timbul sebanyak 88 responden (80,0%). Hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa disminorea primer terjadi akibat kontraksi uterus secara berlebihan yang mulai dirasakan 24 jam saat menstruasi dan bisa bertahan selama 48-72 jam.6

Data hasil penelitian tentang distribusi disminorea bahwa sebagian besar responden mengalami disminore

sedang sebanyak 56 responden (50,9%), sedangkan untuk aktivitas belajar responden didapatkan bahwa sebagian besar responden memiliki aktivitas belajar terganggu sebanyak 50 orang (45,5%). Hal ini berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar, salah satunya adalah kondisi tonus jasmani seseorang dimana kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal.3

Hasil analisa peneliti menunjukkan banyaknya responden yang mengalami gangguan dalam aktivitas belajar diakibatkan karena nyeri haid yang dirasakan dalam proses belajar mengajar. Hal ini menyebabkan remaja putri sulit berkonsentrasi karena rasa tidak nyaman diperut.

Berdasarkan uji Chi-Square diperoleh nilai p value = 0,009 (p<0,05) sehingga H0 ditolak dan Ha diterima artinya adanya hubungan yang signifikan antara disminorea dengan aktivitas belajar pada siswi SMAN 22 Makassar. Hal ini didukung

(29)

9

oleh hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Fresta di SMA Kristen Tomohon tahun 2013 didapatkan bahwa dengan banyaknya responden yang mengalami disminorea maka aktivitas belajar remaja putri di sekolah tersebut terganggu dikarenakan masalah konsentrasi selama proses pembelajaran di kelas akibat ketidaknyamanan yang dirasakan ketika mengalami nyeri haid.7

Sesuai dengan teori dan hasil penelitian sebelumnya maka disminorea berpengaruh langsung pada proses belajar siswi. Peningkatan prostaglandin yang menyebabkan kontraksi uterus dapat memicu keluhan nyeri haid dan keluhan lainnya seperti mual, muntah, diare, dan nyeri kepala.

Hal ini akan berdampak langsung terhadap kondisi fisik yang menjadi lemah sehingga dapat menimbulkan terjadinya gangguan aktivitas belajar siswi tersebut.

KAJIAN ISLAM

Kata haid secara bahasa adalah bentuk mashdar dari kata haadha yang

berarti as-sailaan (mengalir) dan bersifat ‘urf (kebiasaan, waktu terjadinya dapat diketahui dan diperkirakan sehingga secara keseluruhan haid diartikan mengalirnya darah pada perempuan dari tempat khusus (pada tubuhnya) dalam waktu-waktu yang diketahui.8

Dalam QS Al-Baqarah ayat 222 Allah memberikan petunjuk tentang batasan-batasan wanita yang mengalami haid. Adapun batasan- batasan yang tidak boleh dilakukan adalah thawaf, shalat, berpuasa, bersenggama, berdiam diri di masjid, memegang Al-Qur’an secara langsung (kecuali menggunakan pembatas atau menggunakan media elektronik seperti komputer, handphone,dll).

Aktivitas belajar sangat terkait dengan proses pencarian ilmu.

Kegiatan belajar dapat berupa menyampaikan, menelaah, mencari, mengkaji serta meneliti. Namun, Inti dari kegiatan aktivitas belajar adalah perubahan. Manusia hidup harus selalu melakukan perubahan dalam hidupnya, tentunya perubahan ke arah positif dan perubahan yang bermanfaat.

(30)

10

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

1. Siswi SMAN 22 Makassar sebagian besar mengalami disminorea sedang sebanyak 56 siswi (50,9%);

2. Siswi SMAN 22 Makassar sebagian besar mengalami gangguan aktivitas belajar sebanyak 50 siswi (45,5%);

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara disminorea dan aktivitas belajar pada siswi SMAN 22 Makassar.

4. Haid merupakan kodrat wanita yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Sebagian besar wanita mengalami nyeri haid namun hal itu tidak boleh menjadi penghalang untuk menuntut ilmu.

REFERENSI

1. Benson RC, Martin LP. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Ed. 9.

Jakarta: EGC, 2008.

2. Hart DM, Norman J. Gynaecology Illustrated. 5th ed. London:

Harcourt Publisher Limited, 2000.

p 131

3. Wahab, Rohmalina. Psikologi Belajar. Jakarta : Rajagrafindo Persada. 2015

4. Notoatmodjo, soekidjo. Buku Metodologi Penelitian Kesehatan.

Jakarta: Rineka Cipta. 2010 5. http://sulsel.bps.go.id/linkTabelSta

tis/view/id/31. Diakses tanggal 8 Maret 2016

6. Kholifah, Ai. Gambaran Tingkat Stres pada Anak Usia Sekolah Menghadapi Menstruasi Pertama (Menarche) di Sekolah Dasar Negeri Gegerkalong Girang 2.

Universitas Pendidikan Indonesia.

Bandung. 2013

7. Cicilia, Fresta. Hubungan Disminorea dengan Aktivitas Belajar Remaja Putri di SMA Kristen I Tomohon. Fakultas Kedokteran. Universitas Sam Ratulangi. 2013

8. Hendrik. Problema Haid: Tinjauan Syariat Islam dan Medis. Solo:

Penerbit Tiga Serangkai. 2006

(31)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara fisiologis menstruasi terjadi pada perempuan dimana hal ini terjadi secara periodik setiap bulannya dalam rangka mempersiapkan kehamilan sebelum mencapai masa akhir menstruasi (menopause). Menstruasi pertama yang dialami seorang perempuan disebut menarke, yang umumnya terjadi pada usia sekitar 14 tahun. Salah satu masalah bagi perempuan yang mengalami menstruasi adalah disminore atau nyeri haid. Nyeri haid yang dimaksud adalah akibat peningkatan prostaglandin yang memicu kontraksi miometrium sehingga dinding endometrium meluruh.1 Disminore terbagi menjadi dua. Disminore primer terjadi murni akibat perubahan fisiologis hormonal organ reproduksi wanita. Berbeda dengan disminore sekunder dimana terjadi gangguan organik atau akibat trauma psikososial.2

Disminore primer biasanya terjadi pada perempuan usia antara16-20 tahun dimana yang dikeluhkan adalah aktivitas mereka cenderung terganggu akibat rasa tidak nyaman di perut dan hal ini berlangsung sekitar 1-2 hari selama masa menstruasi.3 Disminore merupakan keluhan yang paling umum terjadi saat menstruasi, sekitar 75% dari seluruh wanita menyatakan jika disminore terjadi selama fase haid. Dari semua wanita yang terkena, 50% menyatakan terkena

(32)

2 disminore ringan dimana mereka masih bisa beraktivitas seperti biasa, 30%

mengalami disminore sedang dan yang dikeluhkan aktivitas cukup terganggu, dan 20% mengalami disminore berat dimana mereka tidak bisa beraktivitas sama sekali.1

Salah satu faktor internal yang mempengaruhi aktivitas belajar adalah kondisi fisik yang lemah atau sakit yang dialami oleh siswi ketika disminore dapat mengganggu dan menghambat terjadinya aktivitas belajar secara maksimal.4 Mereka akan sangat terbatas dan kesulitan dalam menyerap pelajaran dengan maksimal, menurunkan konsenstrasi belajar, menurunkan produktivitas kerja dalam kelompok belajar, terganggunya interaksi sosial, bahkan absen saat jam pelajaran berlangsung apabila sampai mengalami disminore berat.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk meneliti terkait hubungan disminore terhadap aktivitas belajar pada siswi SMAN 22 Makassar dimana disminore primer umumnya terjadi pada umur 16-20 tahun dan terjadi 1-3 tahun setelah menarke (haid pertama) sehingga siswi SMA sangat tepat dijadikan objek penelitian dan belum pernah dilakukan penelitian mengenai hal tersebut di SMAN 22 Makassar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

“Apakah ada hubungan antara disminore terhadap aktivitas belajar pada siswi SMAN 22 Makassar”

(33)

3 C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara disminore terhadap aktivitas belajar pada siswi SMAN 22 Makassar.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi angka kejadian disminore pada siswi SMAN 22 Makassar

b. Mengidentifikasi aktivitas belajar pada siswi SMAN 22 Makassar

c. Menganalisis hubungan disminore terhadap aktivitas belajar siswi SMAN 22 Makassar

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yakni : 1. Bagi Peneliti

Mendapat pengetahuan dan wawasan tentang hubungan hubungan antara disminore terhadap aktivitas belajar pada siswi SMAN 22 Makassar

2. Bagi Institusi

Dapat dijadikan sebagai referensi atau masukan pada penelitian selanjutnya untuk pengembangan pengetahuan di bidang pendidikan kedokteran

3. Bagi Tempat Penelitian

Dapat memberi wawasan dan masukan dalam penanganan terhadap siswi SMAN 22 Makassar yang mengalami disminore sehingga aktitivitas belajar dapat berjalan dengan lancar untuk kemajuan dunia pendidikan Indonesia

(34)

4 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Disminorea 1. Definisi

Disminorea adalah nyeri saat haid, biasanya dengan rasa kram dan terpusat di abdomen bawah. Keluhan nyeri haid dapat terjadi bervariasi mulai dari yang ringan sampai berat. Keparahan disminore berhubungan langsung dengan lama dan jumlah darah haid.5 Disminore adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi selama menstruasi.6

Disminorea adalah nyeri haid dengan tingkat keparahan yang dapat mengganggu kapasitas fungsional seorang perempuan, dan merupakan masalah yang umum terjadi pada masa remaja. Nyeri biasanya dimulai bersama dengan perdarahan awal dan berlangsung 48-72 jam.7

2. Epidemiologi

Disminore primer sering terjadi, kemungkinan lebih dari 50% wanita mengalaminya dan 15% diantaranya mengalami nyeri yang hebat. Biasanya disminore primer timbul pada masa remaja, yaitu sekitar 2-3 tahun setelah menstruasi pertama.6

Studi epidemiologi pada populasi remaja (berusia 12-17 tahun) di Amerika Serikat, Klein dan Litt melaporkan prevalensi disminore sebesar

(35)

5 59,7%. Mereka yang mengeluh nyeri berat 12%, nyeri sedang 37%, dan nyeri ringan 49%. Studi ini juga melaporkan bahwa disminore menyebabkan 14%

remaja putri sering tidak masuk sekolah.8

Angka kejadian disminore primer di Indonesia adalah sekitar 54,89%, sedangkan sisanya adalah penderita dengan tipe sekunder .9

3. Etiologi

a. Disminore primer terjadi akibat endometrium mengandung prostaglandin dalam jumlah tinggi.

1) Di bawah pengaruh progesteron selama fase luteal siklus menstruasi, endometrium yang mengandung prostaglandin meningkat, mencapai tingkat maksimum pada awitan menstruasi.

2) Prostaglandin menyebabkan kontraksi miometrium yang kuat dan mampu menyempitkan pembuluh darah, mengakibatkan iskemia, disintegrasi endometrium, perdarahan, dan nyeri.

b. Disminore sekunder mungkin disebabkan kondisi berikut : 1) Endometriosis

2) Polip atau fibroid uterus

3) Penyakit radang panggul (PRP) 4) Perdarahan uterus fungsional 5) Prolaps uterus

6) Maladaptasi pemakaian AKDR

(36)

6 7) Produk kontrasepsi yang tertinggal setelah abortus spontan, abortus

terapeutik, atau melahirkan 8) Kanker ovarium atau uterus. 10 4. Klasifikasi dan Gejala Klinis

Disminorea dapat diklasifikasikan menjadi dua tipe, yaitu :11 a. Disminore primer

Disminore primer didefinisikan sebagai nyeri menstruasi yang terjadi pada perempuan tanpa adanya kelainan pada organ reproduksi, biasanya dimulai pada saat masa remaja.

b. Disminore sekunder

Disminore sekunder merupakan nyeri menstruasi yang disebabkan oleh kelainan patologis, biasanya terjadi bertahun-tahun setelah menarke.

Disminore sekunder dapat disebabkan oleh beberapa penyakit seperti endometriosis, penyakit radang pelvis (PID), kelainan intra uterus, infertilitas, kista ovarium, adenomiosis, dan lain sebagainya.

5. Faktor predisposisi disminore primer a. Status gizi

Kelebihan berat badan dapat mengakibatkan disminore primer, karena didalam tubuh orang yang mempunyai kelebihan berat badan terdapat jaringan lemak yang berlebihan yang dapat mengakibatkan hiperplasia pembuluh darah pada orgn reproduksi wanita sehingga darah yang seharusnya mengalir pada proses menstruasi terganggu dan menimbulkan

(37)

7 nyeri.12 Status gizi kurang dapat diakibatkan karena asupan makanan yang kurang, menderita suatu penyakit, adanya perilaku yang salah, ataupun karena ketergantungan obat dan alkohol.

Karena asupan makanan yang kurang, dikhawatirkan asupan dari zat besi juga akan kurang, maka dapat terjadi anemia. Jika mengalami anemia maka daya tahan tubuh akan berkurang sehingga akan meningkatkan rasa nyeri disaat haid. Anemia juga merupakan salah satu faktor konstitusi yang dapat menyebabkan disminore. Selain itu, didukung dengan kebiasaan mengkonsumsi makanan yang tidak sesuai seperti kudapan baik sebagai cemilan atau makanan besar, yang sangat sedikit bahkan sama sekali tidak mengandung kalsium, besi, asam folat, vitamin A dan C, sementara lemak jenuh dan kolesterolnya sangat tinggi. Mengkonsumsi yang berlemak akan meningkatkan prostaglandin yang dapat menyebabkan nyeri di bagian perut bawah atau disminore.13

b. Olahraga

Membiasakan olahraga ringan dan aktivitas fisik secara teratur seperti jalan sehat, berlari, bersepeda, ataupun berenang pada saat sebelum dan selama haid, dapat membuat aliran darah pada otot sekitar rahim menjadi lancar, sehingga rasa nyeri dapat teratasi atau berkurang. Latihan ini sedikitnya 30- 60 menit dengan frekuensi 3-5 kali seminggu.9

(38)

8 c. Menarke dini

Terdapat hubungan antara usia menarke terhadap kejadian disminore dikarenakan saat menarke terjadi lebih awal dari normal maka alat reproduksi belum siap untuk mengalami perubahan dan masih terjadi penyempitan pada leher rahim, maka akan timbul rasa sakit saat menstruasi.14

d. Faktor konstitusi

Faktor ini erat hubungannya dengan faktor kejiwaan yang dapat juga menurunkan ketahanan terhadap nyeri. Faktor-faktor ini adalah anemia, penyakit menahun, dan sebagainya.15

6. Patofisiologi

Disminorea primer berhubungan dengan siklus ovulasi dan disebabkan oleh kontraksi miometrium sehingga terjadi iskemia akibat adanya prostaglandin yang diproduksi oleh endomtrium fase sekresi. Molekul yang berperan pada disminorea adalah prostaglandin F yang selalu menstimulasikontraksi uterus, sedangkan prostaglandin E menghambat kontraksi uterus. Terdapat peningkatan kadar prostaglandin di endometrium saat perubahan dari fase proliferasi ke fase sekresi. Perempuan dengan disminorea primer didapatkan kadar prostaglandin lebih tinggi dibandingkan perempuan tanpa disminorea. Peningkatan kadar prostaglandin tertinggi saat haid terjadi pada 48 jam pertama. Hal ini sejalan dengan awal muncul dan besarnya intensitas keluhan nyeri haid. Keluhan mual, muntah, nyeri kepala,

(39)

9 atau diare sering menyertai disminorea yang diduga karena masuknya prostaglandin ke sirkulasi sistemik.

Disminorea sekunder adalah nyeri haid yang berhubungan dengan berbagai keadaan patologis di organ genitalia, misalnya endometriosis, adenomiosis, mioma uteri, stenosis serviks, penyakit radang panggul, perlengkatan panggul, atau irritable bowel syndrom.5

7. Penatalaksanaan a. Disminorea primer

1) Latihan

a) Latihan moderat, seperti berjalan atau berenang.

b) Latihan menggoyangkan panggul.

c) Latihan dengan posisi lutut ditekukkan ke dada, berbaring telentang atau miring.

2) Panas

a) Buli-buli panas atau botol air panas yang diletakkan pada punggung atau abdomen bagian bawah

b) Mandi air hangat atau sauna

c) Orgasme yang mampu meredakan kongesti panggul. Peringatan:

Hubungan seksual tanpa orgasme, dapat meningkatkan kongesti panggul.

d) Hindari kafein yang dapat meningkatkan pelepasan prostaglandin e) Pijat daerah punggung, kaki, atau betis.

(40)

10 f) Istirahat

g) Obat-obatan

i. Kontrasepsi oral menghambat ovulasi sehingga meredakan gejala

ii. Mirena atau progestasert AKDR dapat mencegah krm.

iii. Obat pilihan adalah ibuprofen, 200-500 mg, diminum per oral setiap 4-12 jam, tergantung dosis, namun tidak melebihi 600 mg dalam 24 jam.

iv. Aleve (natrium naproksen) 200 mg juga bisa diminum per oral setiap 6 jam.

h) Terapi komplementer i. Biofeedback ii. Akupuntur iii. Meditasi iv. Black cohosh b. Disminorea sekunder

1) PRP

a) PRP termasuk endometriosis, salpingitis, abses tuba ovarium, atau peritonitis panggul.

b) Organisme yang kerap menjadi penyebab meliputi Neisseria gonorrhoeae dan C. trachomatis, seperti bakteri Gram-negatif,

(41)

11 anaerob, kelompok B streptokokus, dan mikoplasmata genital.

Lakukan kultur dengan benar.

c) Terapi antibiotik spektrum-luas harus diberikan segera saat diagnosis ditegakkan untuk mencegah kerusakan permanen (mis., adhesi, sterilitas. Rekomendasi dari Center For Disease Control and Prevention (CDC) adalah sebagai berikut.2

B. Aktivitas Belajar 1. Hakikat Belajar

Belajar pada hakikatnya adalah kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh seseorang yang menghasilkan perubahan tingkah laku pada dirinya sendiri, baik dalam bentuk pengetahuan dan keterampilan baru maupun dalam bentuk sikap dan nilai yang positif. Selama berlangsungnya kegiatan belajar, terjadi proses interaksi antara orang yang melakukan kegiatan belajar yaitu siswa/mahasiswa dengan sumber belajar, baik berupa manusia yang berfungsi sebagai fasilitator yaitu guru/dosen maupun yang berupa non manusia.

2. Faktor yang mempengaruhi belajar a. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat memengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal meliputi:

(42)

12 1) Faktor fisiologis

a) Keadaan tonus jasmani

Keadaan tonus jasmani pada umumnya sangat memengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu.

Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal. Oleh karena keadaan tonus jasmani sangat memengaruhi proses belajar, maka perlu ada usaha untuk menjaga kesehatan jasmani.

b) Keadaan fungsi jasmani/fisiologis

Selama proses belajar berlangsung peran fungsi fisiologi pada tubuh manusia sangat memengaruhi hasil belajar, terutama pancaindra.

Pancaindra yang berfungsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula. Dalam proses belajar, pancaindra merupakan pintu masuk bagi segala informasi yang diterima dan ditangkap oleh manusia, sehingga manusia dapat mengenal dunia luar. Pancaindra yang memiliki peran besar dalam aktivitas belajar adalah mata dan telinga. Oleh karena itu, baik guru maupun siswa perlu menjaga pancaindra yang baik, baik secara preventif maupun yang bersifat kuratif, dengan menyediakan sarana belajar yang memenuhi persyaratan, memeriksakan kesehatan fungsi mata dan

(43)

13 telinga secara periodik, mengonsumsi makanan yang bergizi, dan lain sebagainya.

2) Faktor psikologis

a) Kecerdasan/inteligensi siswa

Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan psikofisik dalam mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara yang tepat. Dengan demikian, kecerdasan bukan hanya berkaitan dengan kualitas otak saja, tetapi juga organ- organ tubuh yang lain. Namun, bila dikaitkan dengan kecerdasan, tentunya otak merupakan organ yang penting dibandingkan organ yang lain, karena fungsi otk itu sendiri sebagai pengendali tertinggi (executive control) dari hamper seluruh aktivitas manusia.

Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling penting dalam proses belajar siswa, karena itu menentukan kualitas belajar siswa.

Semakin tinggi tingkat inteligensi seorang individu, semakin besar peluang individu tersebut meraih sukses dalam belajar. Sebaliknya, semakin rendah tingkat inteligensi individu, semakin sulit individu itu mencapai kesuksesan belajar. Oleh karena itu, perlu bimbingan belajar dari orang lain, seperti guru, orang tua, dan lain sebagainya.

Sebagai faktor psikologis yang penting dalam mencapai kesuksesan belajar, maka pengetahuan dan pemahaman tentang kecerdasan

(44)

14 perlu dimiliki oleh setiap calon guru atau guru profesional, sehingga mereka dapat memhami tingkat kecerdasan siswanya.

b) Motivasi

Motivasi adalah salah satu faktor yang memengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar. Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang aktif, mendorong, memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap saat.

Motivasi juga diartikan sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan keinginan terhadap intensitas dan arah perilaku seseorang.

c) Minat

Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.

d) Sikap

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhaadap objek, orang, peristiwa dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Sikap siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak senang pada performan guru, pelajaran, atau lingkungan sekitarnya. Dan untuk mengantisipasi munculnya sikap yang negatif dalam belajar, guru sebaiknya berusaha untuk menjadi guru yang profesional dan

(45)

15 bertanggung jawab terhadap profesi yang dipilihnya. Dengan profesionalitas, seorang guru akan berusaha mengembangkan kepribadian sebagai seorang guru yang empatik, sabar, dan tulus kepada muridnya; berusaha untuk menyajikan pelajaran yang diampunya dengan baik dan menarik sehingga membuat siswa dapat mengikuti pelajaran dengan senang dan tidak menjemukan;

meyakinkan siswa bahwa bidang studi yang dipelajari bermnfaat bagi diri siswa.

e) Bakat

Secara umum, bakat (aptitude) didefinisikan sebagai kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhailan pada masa akan datang.

b. Faktor Eksternal 1) Lingkungan sosial

a) Lingkungan sosial masyarakat

Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan memengaruhi belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan anak terlantar juga dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa, paling tidak siswa kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum dimilikinya.

(46)

16 b) Lingkungan sosial keluarga

Lingkungan ini sangat memengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orang tua, demografi keluarga (letak rumah), pengelolaan keluarga, semuanya dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan antara anggota keluarga, anak, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik.

c) Lingkungan sosial sekolah

Seperti guru, administrasi, dan teman-teman sekelas dapat memengaruhi proses belajar seorang siswa. Hubungan yang harmonis antara ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik di sekolah. Maka para pendidik, orang tua, dan guru perlu memerhatikan dan memahami bakat yang dimiliki oleh anaknya atau peserta didiknya, antara lain dengan mendukung, ikut mengembangkan, dan tidak memaksa anak untuk memilih jurusan yang tidak sesuai dengan bakatnya.

2) Lingkungan nonsosial a) Lingkungan alamiah

Seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dan tenang. Lingkungan alamiah tersebut merupakan faktor-faktor yang dapat memengaruhi aktivitas belajar

(47)

17 siswa. Sebaliknya, bila kondisi lingkungan alam tidak mendukung, proses belajar siswa akan terhambat.

b) Faktor instrumental

Yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua macam.

Pertama, hardware (perangkat keras), seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, lapangan olahraga, dan lan sebagainya. Kedua, software (perangat lunak), seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku panduan, silabi, dan lain sebagainya.4

(48)

18 C. Kerangka Teori

Disminorea

Derajat disminorea :

 ringan

 sedang

 berat

Aktivitas Belajar Faktor internal :

 fisiologis

 psikologis

Faktor eksternal :

 sosial

 nonsosial Aktivitas Belajar :

 Tidak terganggu

 Terganggu

 Sangat terganggu

(49)

19 BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka konsep

Yang dimaksud kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel yang satu dengan variable yang lain dari masalah yang ingin diteliti.16

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah disebutkan sebelumnya, maka kerangka konsep pada penelitian ini adalah:

Keterangan :

= Variabel yang diteliti = Hubungan antar variabel

Aktivitas belajar

 Tidak terganggu

 Terganggu

 Sangat terganggu Disminorea

 Ringan

 Sedang

 Berat

(50)

20 B. Variabel Penelitian

Variabel Definisi Operasional

Cara ukur

Hasil ukur Alat ukur Skala ukur Disminorea Nyeri yang

dialami ketika menstruasi yang dinilai berdasarkan tingkat/derajat nyeri

Angket Dinyatakan dalam tingkatan:

1. Ringan (1-4) 2. Sedang (5-8) 3. Berat (9-12)

kuisioner kategorik

Aktivitas Belajar

Proses mendapatkan pengetahuan dan

keterampilan yang baru

Angket Dinyatakan dalam tingkatan :

1. Tidak terganggu (<50)

2. Terganggu (51-75) 3. Sangat

terganggu (76-100)

kuisioner kategorik

C. Hipotesis

1. Hipotesis nol (H0) menyatakan tidak ada hubungan antara disminorea terhadap aktivitas belajar siswi SMAN 22 Makassar

2. Hipotesis alternatif (Ha) menyatakan ada hubungan antara disminorea terhadap aktivitas belajar siswi SMAN 22 Makassar

(51)

21 BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Objek Penelitian

Penelitian ini direncanakan dilakukan di SMAN 22 Makassar, Jalan Pajjaiang Komp. GOR Sudiang Kelurahan Sudiang Raya, Makassar. Waktu penelitian direncanakan dilakukan pada bulan Desember 2015

B. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan rancangan potong silang (cross sectional). Dalam penelitian seksional silang atau potong silang, variabel sebab atau risiko dan akibat atau kasus yang terjadi pada objek penelitian diukur atau dikumpulkan secara simultan (dalam waktu yang bersamaan). 16

C. Teknik Pengambilan Sampel 1. Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan teknik non random (non probabillity) sampling yaitu purposive sampling. Pengambilan sampel secara purposive didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.16

2. Populasi

Populasi pada penelitian ini mencakup populasi target dan populasi terjangkau. Populasi target yaitu siswi yang mengalami disminorea primer di

(52)

22 SMAN 22 Makassar. Populasi terjangkau yaitu siswi di SMAN 22 Makassar yang bersedia menjadi responden sesuai dengan jumlah sampel yang didapatkan.

3. Sampel

a. Kriteria Inklusi

1) Siswi yang bersedia menjadi responden 2) Siswi yang telah menstruasi

b. Kriteria Eksklusi

1) Siswi yang tidak hadir saat dilakukan penelitian

2) Siswi yang tidak melengkapi pengisian kuesioner dalam penelitian ini 4. Besar Sampel dan Rumus Besar Sampel

Rumus mencari besar sampel dalam penelitian ini adalah17

= 2 + +

− Diketahui:

n = Jumlah sampel yang dibutuhkan.

Ζ 2 = Kesalahan tipe I ditetapkan sebesar 5% jadi deviat baku alfa 1,96.

Ζ = Kesalahan tipe II ditetapkan sebesar 20% jadi deviat baku beta 0,84.

P = Proporsi rata-rata ((P1+P2)/2).

P1 = Proporsi pada kelompok yang merupakan judgemen peneliti.

P2 = Proporsi efek pada kelompok tanpa faktor resiko (dari pustaka)

(53)

23 P1 – P2 =Selisih proporsi minimal yang dianggap bermakna yaitu 0,20

Jadi,

= 1,96 2 0,65 0,35 + 0,84 0,75 0,25 + 0,55 0,45 0,20

= 1,96 0,45 + 0,84√0,44 0,20

= (1,96 0,670 + 0,84 0,663) 0,20

= (1,313 + 0,558) 0,20

= 1,871 0,20

= |9,355|

= 87,51 Keterangan :

n = Jumlah sampel yang dibutuhkan.

Ζ 2 = Kesalahan tipe I ditetapkan sebesar 5% jadi deviat baku alfa 1,96 Ζ = Kesalahan tipe II ditetapkan sebesar 20% jadi deviat baku beta 0,84.

P = Proporsi rata-rata ((P1+P2)/2); 0,75 + 0,55 / 2 = 0,65 P1 = P2 + 0,2 = 0.55 + 0,2 = 0,75

(54)

24 P2 = 0,55 (penelitian sebelumnya)

P1 – P2 =Selisih proporsi minimal yang dianggap bermakna yaitu sebesar 0,2 Q = 1 – P = 1 – 0,65 = 0,35

Q1 =1 – P1 = 1 – 0,75 = 0,25 Q2 = 1 – P2= 1 – 0,55 = 0,45

Jadi, jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebanyak 88 orang

D. Teknik Pengumpulan Data 1. Pengumpulan Data

Data primer diperoleh dengan cara responden mengisi angket yang telah disediakan oleh peneliti.

2. Pengolahan Data

Data primer yang dikumpulkan dalam penelitian ini akan diolah dengan menggunakan aplikasi computer SPSS (Statistical Product and Service Solutions) for windows versi 21 melalui prosedur seperti berikut;

a. Editing

Untuk memeriksa apakah ada kesalahan atau kekurangan kelengkapan data

b. Coding

Coding adalah pemberian kode-kode pada tiap-tiap data yang termasuk dalam katagori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat dalam bentuk

(55)

25 angka atau huruf yang memberikan petunjuk atau identitas pada suatu informasi atau data yang akan dianalisis.

c. Entry (Penginputan Data)

Pada tahap ini dilakukan pemasukan data-data yang sudah dikumpulkan kedalam program komput er untuk proses analisis

d. Cleaning (Pembersihan Data)

Pada tahap ini dilakukan proses pembersihan data untuk mengidentifikasi dan menghindari kesalahan sebelum data di analisa. Proses cleaning diawali dengan menghilangkan data yang tidak lengkap.

3. Penyajian Data

Hasil pengolahan data tersebut disajikan dalam bentuk narasi, tabel, distribusi frekuensi disertai interpretasi.

E. Analisis Data

1. Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan terhadap setiap variabel dari hasil penelitian. Analisis univariat berfungsi untuk mengetahui gambaran data yang dikumpulkan misalnya dalam bentuk distribusi frekuensi.

2. Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan terhadap hubungan antara dua variabel yaitu variabel dependen dan independen dalam bentuk tabulasi silang dengan menggunakan komputerisasi program SPSS. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Pearson Chi Square yaitu dengan tingkat kepercayaan 95% dengan melihat besarnya p-value. Apabila p-value kurang dari 0,05 berarti hubungan tersebut bermakna secara statistik serta

(56)

26 menggunakan uji alternatif lain yaitu Fisher’s Exact Test dan Kolmogorov- Smirnov Test.18

F. Etika Penelitian

Hal-hal yang terkait dengan etika penelitian adalah:

1. Menyertakan surat pengantar yang ditujukan kepada pihak Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar sebagai permohonan izin untuk melakukan penelitian.

2. Menjaga kerahasiaan subjek penelitian dengan cara tidak menuliskan nama responden atau tidak mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang disajikan sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan dalam hal penelitian yang dilakukan.

3. Memberikan lembar persetujuan (informed consent) dengan tujuan agar responden mengerti maksud dan tujuan penelitian. Jika responden bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormatinya.

(57)

27 BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Populasi/Sample

Telah dilakukan penelitian tentang Hubungan Disminorea terhadap Aktivitas Belajar pada Siswi SMAN 22 Makassar dari tanggal 20 Desember 2015 sampai 15 Januari 2016. Responden yang dipilih menjadi sampel adalah siswi SMAN 22 Makassar yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Adapun jumlah sampel yang didapatkan adalah 110 orang.

B. Gambaran Umum Lokasi

Tempat dilakukan penelitian ini adalah SMA Negeri 22 Makassar yang berada di Jalan Pajjaiyang Kompleks GOR Sudiang Kelurahan Sudiang Raya Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan, Telepon 0411-556339.

Visi SMAN 22 Makassar adalah menjadi SMA yang berkualitas berlandaskan imtaq, iptek dan unggul dalam olahraga serta menghasilkan tamatan yang mampu bersaing ditingkat nasional dan global.

Misi SMAN 22 Makassar, adalah:

1. Meningkatkan kualitas SDM dan kualitas pembinaan kesiswaan dalam mewujudkan IMTAQ dan sikap kemandirian;

(58)

28 2. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana pendidikan

dalam mendukung penguasaan IPTEK;

3. meningkatkan kualitas kompetensi guru dan pegawai dalam mewujudkan standar pelayanan minimal (SPM)

4. memberdayakan lingkungan sekolah dalam mewujudkan lingkungan hidup yang bersih dan sehat.19

C. Analisis Univariat

Adapun hasil penelitian disajikan dalam tabel yang disertai penjelasan tabel sebagai berikut.

1. Umur

Tabel 5.1

Distribusi Umur Responden di SMAN 22 Makassar

Umur Jumlah (n) Persentase (%)

14 Tahun 15 Tahun 16 Tahun 17 Tahun 18 Tahun 19 Tahun

1 34 29 39 6 1

0,9 30,9 26,4 35,5 5,5 0,9

Total 110 100,0

Sumber : Data Primer 2016

Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa siswi rata-rata berumur 15, 16, dan 17 tahun. Namun ada siswi yang berusia 14 tahun sebanyak 1 orang karena tidak melewati jenjang pendidikan Taman Kanak-kanak sehingga lebih cepat menempuh pendidikan Sekolah Dasar; dan ada siswi yang berusia 18 tahun sebanyak 6 orang dan 19 tahun sebanyak 1 orang. Hal ini disebabkan karena

(59)

29 selama pendidikan pernah mengulang masa studi selama 1 tahun (tinggal kelas) baik itu di waktu SD, SMP, maupun SMA.

2. Suku

Tabel 5.2

Distribusi Suku Responden di SMAN 22 Makassar

Suku Jumlah (n) Persentase (%)

Bugis Jawa Makassar

Toraja

51 6 41 12

46,4 5,5 37,3 10,9

Total 110 100,0

Sumber : Data Primer 2016

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa distribusi responden terbanyak berasal dari suku Bugis, disusul kemudian suku Makassar, Toraja dan Jawa.

Hal ini sesuai dengan data demografi penduduk Sulawesi Selatan dimana penduduk dengan suku terbanyak adalah Bugis sebanyak 41,9%, suku Makassar 25,43%, dan Toraja 9,02%.20

3. Usia Menarche

Tabel 5.3

Distribusi Usia Menarche Responden di SMAN 22 Makassar

Umur Jumlah (n) Persentase (%)

10 Tahun 11 Tahun 12 Tahun 13 Tahun 14 Tahun 15 Tahun 16 Tahun

1 3 27 32 36 10 1

0,9 2,7 24,5 29,1 32,7 9,1 0,9

Total 110 100.0

Sumber : Data Primer 2016

(60)

30 Usia menarche pada siswi SMAN 22 Makassar yaitu rata-rata berumur 13,2 tahun. Hal ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ginarhayu bahwa rata-rata usia menarche di Indonesia yaitu usia 11,2 – 13,4 tahun dengan umur terendah 9 tahun dan tertinggi 15 tahun. Beberapa faktor yang memiliki hubungan yang bermakna dengan usia menarche adalah status gizi, konsumsi energi, usia menarche ibu, aktifitas olahraga, keterpaparan dengan media informasi, dan status sosial ekonomi.21 Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, responden dengan usia menarche 10 tahun memiliki gaya hidup yang tidak sehat dan memiliki status gizi lebih. Sedangkan untuk responden dengan usia menarche 16 tahun memiliki status sosial ekonomi yang rendah dan status gizi yang kurang.

4. Lama Haid

Tabel 5.4

Distribusi Lama Haid Responden di SMAN 22 Makassar

Hari Jumlah (n) Persentase (%)

3 – 5 hari 6 – 8 hari

68 42

61,8%

38,2%

Total 110 100,0

Sumber : Data Primer 2016

Dari tabel dapat dilihat bahwa rata-rata responden mengalami menstruasi selama 3-5 hari yaitu sebanyak 68 responden. Hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa lama perdarahan menstruasi sekitar 3-5 hari, ada yang 1-2 hari berikutnya diikuti darah sedikit-sedikit dan tidak nyeri, dan ada yang sampai 7-8 hari.21

(61)

31 5. Sifat Nyeri

Tabel 5.5

Distribusi Sifat Nyeri Responden di SMAN 22 Makassar Sifat Nyeri Jumlah (n) Persentase (%) Hilang Timbul

Menetap

88 22

80,0%

20,0 %

Total 110 100,0

Sumber : Data Primer 2016

Dari tabel dapat dilihat bahwa mayoritas responden mengalami sifat nyeri haid yang hilang-timbul sebanyak 88 responden, dan diikuti dengan sifat nyeri yang menetap sebanyak 22 orang. Hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa disminorea primer terjadi akibat kontraksi uterus secara berlebihan yang mulai dirasakan 24 jam saat menstruasi dan bisa bertahan selama 48-72 jam.21

6. Disminorea

Tabel 5.6

Distribusi Jawaban Responden Menurut Derajat Disminorea yang dirasakan di SMAN 22 Makassar

Disminorea Jumlah (n) Persentase (%) Ringan

Sedang Berat

32 56 22

29,1%

50,9 % 20,0%

Total 110 100,0

Sumber : Data Primer 2016

Dari tabel diatas didapatkan bahwa sebagian besar responden mengalami disminore sedang sebanyak 56 responden (50,9%), disusul dengan disminorea ringan sebanyak 32 responden dan disminorea berat 22 responden. Data yang diperoleh bervariasi karena intensitas nyeri setiap individu berbeda-beda yang

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi berjudul “Studi Kepustakaan Penerapan Kegiatan Meronce Dalam Mengembangkan Motorik Halus Anak Usia 4-5 Tahun” yang ditulis oleh “Maria Rufina Febriany

Dari hasil penelitian ini dijelaskan bahwa sanya kinerja perbankan umum syariah dengan menggunakan metode maqashid syariah lebih unggul di Singapura dibandingkan dengan di

PINTU BENDUNGAN AIR ” yang merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan Pendidikan Diploma III pada Jurusan Teknik Elektro Program Studi

dengan permohonan eksekusi hak tanggungan ataupun Jaminan Fidusia menerapkan aturan perundangan seperti yang telah disebutkan diatas maka usaha perdamaian (sulh) maupun

fisikokimia, dan komponen fungsional sorgum setiap varietas merupakan langkah awal dalam pemanfaatannya Tabel 5.. sebagai bahan diversifikasi pangan maupun industri. Rasio

Di hampir semua kota menunjukkan bahwa persepsi siswa yang baik terhadap metode mengajar yang di terapkan gurunya, dan guru yang seri ng memberikan latihan soal (PR)

Berdasarkan hasil analisa dan estimasi, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan volume ekspor produk rotan Indonesia ke 5 (lima) negara

Berikut perbedaan kapasitas trafik untuk area kecamatan Asemrowo. • Tahun 2014, perbedaan trafik bernilai positif yang artinya kebutuhan trafik pelanggan terpenuhi,