• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Program Parenting Fun Cooking pada Anak Berkebutuhan Khusus di Ra Al-Ikhlas Minasa Upa Kecamatan Rappocini Kota Makassar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Implementasi Program Parenting Fun Cooking pada Anak Berkebutuhan Khusus di Ra Al-Ikhlas Minasa Upa Kecamatan Rappocini Kota Makassar"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan Di Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar

Oleh:

EKA DIAH SAFITRI NIM: 20900117072

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR 2022

(2)

i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Mahasiswa yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama Nim Jurusan Fakultas

Tempat/Tgl Lahir Alamat

Judul Skripsi

: : : : : : :

Eka Diah Safitri 20900117072

Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) Tarbiyah dan Keguruan

Tangkit Lampung, 08 Juni 1999 Dusun Tangkit, Lampung Utara

Implementasi Program Parenting Fun Cooking pada Anak Berkebutuhan Khusus di RA Al-Ikhlas Minasa Upa Kecamatan Rapocini Kota Makassar

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini benar hasil karya sendiri. Jika kemudian hari terbukti bahwa merupakan duplikat, tiruan atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh batal demi hukum.

Samata-Gowa, 01 November 2022 Penyusun,

Eka Diah Safitri 20900117072

(3)

ii

(4)

iii

PENGESAHAN SKRIPSI

(5)

iv

KATA PENGANTAR Assalamu ’Alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Alhamdulillah puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat karunia dan hidayah-Nya kepada peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ―Implementasi Program Parenting Fun Cooking pada Anak Berkebutuhan Khusus di RA Al-Ikhlas Minasa Upa Kecamatan Rapocini Kota Makassar‖. Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan untuk menempuh ujian akhir (S1) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Sholawat dan salam kita selalu ucapkan kepada baginda Nabi Muhammad saw penuntun jalan kebaikan, yang membawa dari zaman yang gelap gulita ke zaman yang terang menderang beserta keluarga, sahabat serta pengikut hingga akhir zaman. Aamiin yaa Rabbal Alamin.

Peneliti sangat merasa berhutang budi kepada semua pihak atas kesuksesan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh sebab itu, peneliti hanya bisa mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang ikut serta dalam membantu peneliti dalam penyusunan. Skripsi ini terwujud karena adanya banyak pihak yang mengulurkan tangan serta pokok pikiran dalam membantu, membimbing, serta dukungan untuk peneliti. Peneliti mengucapkan terima kasih yang sangat istimewa dalam hidup peneliti dengan rasa hormat dan cinta kepada orang tua, Ayahanda Arifin dan Ibunda Rohana, orang tua kedua peneliti ibu Hj.

Parida, S.Ag., M.Pd.I dan Bapak Mursalim, S.Ag., M.Pd. serta suami tercinta Umar Sayfudin, S. Pd. dan anak peneliti tersayang Abdillah Wijaya yang selalu setia menemani peneliti, tanpa mereka peneliti tidak bisa menyelesaikan skripsi ini. Merekalah yang selalu memberikan doa yang tulus, dukungan serta membiayai peneliti selama kuliah hingga menyelesaikan skripsi ini.

(6)

Selanjutnya ucapan terima kasih dan penghargaan yang sedalam- dalamnya, peneliti menyampaikan kepada :

1. Prof. H. Hamdan Juhannis, MA,.Ph.D selaku Rektor UIN Alauddin Makassar, beserta Wakil Rektor I Prof. Dr. Mardan, M.Ag, Wakil Rektor II Dr.Wahyuddin, M.Hum., Wakil Rektor III Prof.Dr.Darussalam, M.Ag.

dan Wakil Rektor IV Dr.H.Kamaluddin Abunawas, M.Ag. UIN Alauddin Makassar atas segala fasilitas yang diberikan dalam menambah ilmu didalamnya.

2. Dr. H.A. Marjuni, M.Pd.I selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Dr. M. Shabir U, M.Ag., Selaku Wakil dekan I Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Dr. M. Rusdi, M.Ag. Selaku Wakil dekan II Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Dr. H. Ilyas Ismail, M.Pd., M.Si. Selaku Wakil dekan III Fakultas Tarbiyah dan Keguruan atas segala fasilitas yang diberikan dan memberikan selalu bimbingan serta nasihat kepada peneliti.

3. Dr Ulfiani Rahman., M.Si selaku ketua jurusan dan Wahyuni Ismail, S.Ag., M.Si., Ph,D selaku sekretaris jurusan Pendidikan Islam Anak Usia DINI (PIAUD) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar.

4. Ahmad Afiif, S.Ag., M.Si. dan Dr. Muhammad Rusydi Rasyid, M.Ag., M.Ed. selaku pembimbing I dan II yang telah meluangkan banyak waktu untuk memberikan bimbingan, pengarahan, semangat atau dorongan yang sangat berharga bagi peneliti

5. Dr. Besse Marjani Alwi, M.Ag. dan Umi Kusyairy, S.Psi., M.A. selaku penguji 1 dan penguji 2 yang sudah meluangkan waktunya untuk memberikan masukan, arahan serta dukungan dalam menyelesaikan skripsi peneliti.

(7)

6. Seluruh pihak dosen, pegawai, dan staff yang telah memberikan banyak ilmu dan pengalam selama proses perkuliahan serta sudah membantu atas kelancaran penelitian yang telah dilakukan peneliti.

7. Teman kuliah yaitu A. Nur Rahma, S. Pd. Andi Rifda Mutahharah, S.Pd.

dan Marwa Syarif, S.Pd. yang membantu peneliti dalam melakukan bimbingan, yang tidak pernah bosan mendengarkan keluhan peneliti dan selalu memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

8. Kepada seluruh guru di RA Al-Ikhlas Minasa Upa yang telah memberikan izin kepada peneliti dan dengan suka rela membantu peneliti dalam mengumpulkan informasi.

9. Serta semua pihak yang tak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang turut serta membantu peneliti dalam menyusun skripsi ini.

Peneliti hanya bisa mengucapkan banyak terima kasih kepada mereka yang telah ikut serta dalam membantu peneliti menyelesaikan skripsi, serta doa yang diberikan, semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan dengan sebaik-baiknya. Peneliti juga menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna karena keterbatasan ilmu yang dimiliki peneliti. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran serta kritikan membangun dari pembaca. Peneliti juga mengharapkan semoga hasil penelitian skripsi ini memiliki banyak manfaat bagi peneliti dan pembaca. Aaamiin.

Gowa, 01 November 2022 Peneliti

Eka Diah Safitri NIM: 20900117072

(8)

vii DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... i

PENGESAHAN SKRIPSI ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

ABSTRAK ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus ... 7

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

E. Kajian Pustaka ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Program Parenting ... 19

B. Fun Cooking ... 31

C. Anak Berkebutuhan Khusus ... 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi Penelitian ... 44

B. Pendekatan Penelitian ... 44

C. Sumber Data ... 45

D. Teknik Pengumpulan Data ... 46

E. Instrumen Penelitian ... 47

F. Teknik Analisis Data... 48

(9)

G. Pengujian Keabsahan Data ... 50 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 52 B. Pembahasan ... 65 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 78 B. Implikasi Penelitian ... 78 DAFTAR PUSTAKA ... 80 LAMPIRAN

BIOGRAFI

(10)

viii

DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Sumber Data Primer

Tabel 3.2 Sumber Data Sekunder Tabel 4.1 Data Informan

Tabel 4.2 Hasil Temuan Program Parenting Fun Cooking berdasarkan Hasil Wawancara di RA Al-Ikhlas

(11)

ix ABSTRAK Nama : Eka Diah Safitri

Nim : 20900117072

Jurusan/Fakultas : PIAUD/Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Judul :“Implementasi Program Parenting Fun Cooking pada Anak Berkebutuhan Khusus di Ra Al-Ikhlas Minasa Upa Kecamatan Rappocini Kota Makassar”

Skripsi ini membahas mengenai implementasi program parenting fun cooking pada anak berkebutuhan khusus yang bertujuan untuk: (1) untuk mengetahui penerapan program parenting di RA Al-Ikhlas, (2) untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi program parenting di RA Al-Ikhlas, (3) untuk mengetahui manfaat dari pelaksanaan program parenting fun cooking di RA Al-Ikhlas.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan pendekatan pendidikan. Sumber data dalam penelitian ini adalah kepala sekolah 1 orang, guru 2 orang, dan orang tua murid ABK 2 orang. Penelitian ini menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi dalam pengumpulan data.

Instrumen yang digunakan adalah pedoman wawancara dan pedoman observasi.

Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) Penerapan kegiatan fun cooking sebagai salah satu program parenting memiliki potensi dampak yang sangat baik bagi perkembangan anak berkebutuhan khusus dan orang tuanya, (2) Faktor- faktor yang mendukung program ini antara lain, komitmen pihak sekolah untuk memfasilitasi serta komunikasi yang baik antara pihak sekolah dan orang tua siswa. Sedangkan, faktor- faktor yang menjadi penghambat dari program ini adalah tidak adanya guru pendamping khusus bagi anak berkebutuhan khusus, juga kurangnya bekal informasi baik guru maupun orang tua agar program dapat berjalan efektif terutama bagi anak berkebutuhan khusus. (3) Manfaat dari kegiatan fun cooking diantaranya adalah meningkatkan interaksi antara guru, orang tua dan siswa serta memberikan suasana yang berbeda dalam kegiatan pembelajaran.

Implikasi penelitian ini adalah: (1) kepada guru dan orang tua anak agar bisa lebih memperhatikan mengenai pertumbuhan dan perkembangannya terutama pada nutrisi yang diberikan. (2) meningkatkan kesadaran guru dan orang tua siswa atas perlakuan yang lebih ideal kepada anak berkebutuhan khusus utamanya anak ADHD. (3) kepada pihak sekolah lebih baiknya menyediakan guru pendamping khusus untuk anak ABK. (4) kepada peneliti selanjutnya agar memperhatikan media dalam melakukan penelitian agar data yang didapatkan lebih akurat.(5)peneliti selanjutnya ketika akan melakukan penelitian dapat mempertimbangkan keterbatasan peneliti dalam tulisan ini serta menggunakan variable penelitian yang lebih bervariasi. (6)hasil penelitian ini dapat menjadi sumber rujukan bagi penelitian selanjutnya.

(12)
(13)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan suatu negara untuk menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.

Pendidikan merupakan wahana untuk mencetak sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Dengan demikian, dibutuhkan lembaga-lembaga yang mampu mewujudkan tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003.

Tujuan pendidikan nasional yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cukup, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1 Berdasarkan tujuan tersebut maka pendidikan diharapkan dapat menjadi wadah untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki oleh anak sejak dini, baik melalui pendidikan formal maupun pendidikan nonformal.

Pendidikan adalah hak seluruh warga negara tanpa membedakan asal-usul, status sosial ekonomi maupun keadaan fisik seseorang. Termasuk anak-anak yang mempunyai kelainan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 yang menyatakan bahwa tiap warga negara berhak mendapat pengajaran. Selain itu juga dalam Undang-Undang Nomor 4 tahun 1997 tentang Penyandang Cacat Pasal 5 disebutkan setiap penyandang cacat atau berkebutuhan khusus mempunyai hak dalam aspek kehidupan dan penghidupan. Isi yang telah disebutkan dalam undang-undang di atas menunjukan bahwa pendidikan tidak

1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Bandung: Citra Umbara, 2006). h.76.

(14)

hanya dibutuhkan oleh anak-anak yang normal saja tetapi pendidikan juga dibutuhkan oleh anak-anak berkebutuhan khusus.

Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang mempunyai kelainan kesehatan mental maupun fisik yang dimana anak berkebutuhan khusus harus mendapatkan pendampingan dari pihak orang tua, guru, dan orang-orang terdekat anak.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia 2013, menjelaskan bahwa anak berkebutuhan khusus adalah:

Anak yang mengalami keterbatasan atau keluarbiasaan baik fisik, mental- intelektual, sosial, emosional, yang berpengaruh secara signifikan dalam proses pertumbuhan atau perkembang dibandingkan dengan anak-anak lain yang seusia dengannya2.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukkan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa dan anak cacat. Anak dengan kebutuhan khusus dapat diartikan sebagai anak yang lambat atau mangalami gangguan dan berbeda dengan anak pada umumnya. Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang secara pendidikan memerlukan layanan yang spesifik sesuai dengan karakteristik masing-masing.

Persepsi masyarakat yang demikian ini merupakan menyebabkan kendala penyelenggaraan pendidikan inklusif secara sungguh-sungguh. Laksmi Puspito Wardani menjelaskan bahwa tantangan pendidikan ABK secara garis besar berasal dari 3 komponen pendidikan itu sendiri yaitu orang tua, penyelenggara pendidikan (sekolah dan pemerintah) serta masyarakat. Orangtua masih banyak yang menganggap bahwa mempunyai anak berkebutuhan khusus adalah sebuah aib atau hal yang memalukan bagi keluarganya.

2 David H Barlow, Anxiety and Its Disorders: The Nature and Treatment of Anxiety and Panic, 2nd Ed., Anxiety and Its Disorders: The Nature and Treatment of Anxiety and Panic, 2nd Ed. (New York, NY, US: Guilford Press, 2002).

(15)

Hal tersebut memberikan dampak presepsi dari sebuah pendidikan yang lebih cenderung mengintervensi dan membuat anak berkebutuhan khusus hidup mandiri dan bersosialisasi dengan baik di masyarakat, orang tua lebih senang mengucilkan mereka dari dunia luar.3 Permasalahan utama dari orangtua adalah masih banyak dari mereka yang mengalami kendala dalam mengakses informasi yang tepat sehingga tidak tahu pasti apa yang harus dilakukan serta adanya kekhawatiran dan kurangnya pemahaman memiliki anak berkebutuhan khusus.

Pendidikan parenting berperan dalam mendidik orang tua agar anak-anak mereka tidak hanya memperoleh pendidikan di sekolah tetapi juga melalui orang tuanya sendiri. Pendidikan untuk orang tua biasa disebut dengan program parenting. Citra Monikasari menjelaskan bahwa program parenting adalah program pendidikan yang diberikan kepada orang tua agar pengetahuan yang dimiliki orang tua menjadi bertambah tentang tumbuh kembang anak serta agar pendidikan yang diperoleh anak selaras antara di rumah dan di sekolah.4

Pemberian pengetahuan dan informasi mengenai perkembangan anak dari guru kepada orang tua khususnya bagi orang tua yang memiliki ABK dalam lingkup pendidikan inklusif dirasa penting. Salah satu upaya pemberian pengetahuan dan informasi mengenai perkembangan anak dapat dilaksanakan melalui pemberian layanan program parenting. Sekolah mencoba untuk terus mengupayakan layanan program parenting agar orang tua mampu membangun pengetahuan mereka mengenai perkembangan anak khususnya bagi ABK. Namun dalam penerapannya terdapat berbagai hambatan dan faktor yang mempengaruhi.

Tingkat penerimaan orangtua dalam menerima anak berkebutuhan khusus sangat dipengaruhi oleh tingkat kestabilan dan kematangan emosi, pendidikan,

3 Bandi Delphie, Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus: Dalam Setting Pendidikan Inklusi (Bandung: PT Revika Aditama, 2006).

4 Citra Monikasari, ―Pelaksanaan Program Parenting Bagi Orang Tua Peserta Didik Di Paud Permata Hati,‖ Jurnal Pendidikan Luar Sekolah 17, no. 1 (2013): 281–291.

http://journal.uny.ac.id/index.php/ipk/article/view/778 (diakses tanggal 18 Desember 2015)

(16)

status sosial ekonomi, jumlah anggota keluarga, struktur dalam keluarga, dan kultur turut melatar belakanginya. Ketika orangtua menunjukkan kerjasama, saling menghormati, komunikasi yang seimbang, dan penyesuaian terhadap kebutuhan masing-masing akan membantu anak dalam membentuk sikap yang positif. Sebaliknya, bila orangtua menunjukkan koordinasi yang buruk, tidak menghargai kegiatan yang dilakukan oleh anak, kurangnya kerjasama dan kehangatan, dan pemutusan hubungan oleh salah satu orangtua merupakan kondisi yang membuat anak menghadapi risiko terjadinya gangguan perkembangan.5

Orang tua mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses perkembangan anak sehingga sebagai orang tua harus memberikan reaksi positif kepada anak serta menjaga kestabilan dan kematangan emosi dalam memberikan pendidikan kepada anak terutama bagi orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus.

Orang tua dalam pendidikan sebagai pendidik pertama dan utama dalam keluarga yang menjadi model perilaku harus mencerminkan akhlak mulia. Oleh karena itu, Islam mengajarkan kepada orang tua agar selalu mengajarkan yang baik-baik saja kepada anak mereka.

َّلِّإ ٍدوُلْوَم ْنِم اَم َمَّلَسَو ِوْيَلَع ُوَّللا ىَّلَص ِوَّللا ُلوُسَر َلاَق َلاَق ُوْنَع ُوَّللا َيِضَر َةَرْ يَرُى اَبَأ ىَلَع َُُلوُي

ِةَرْطِفْلا َْج ًةَميَِبَ ُةَميِهَبْلا ُجَتْنُ ت اَمَك ِوِناَسِّجَُيُ ْوَأ ِوِناَرِّصَنُ يَو ِوِناَدِّوَهُ ي ُهاَوَ بَأَف ْنِم اَهيِف َ وونسُِحِ ْ َى َ اَعَا

َ اَعَُْج

Terjemahnya:

Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; Telah bersabda Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam: "Tidak ada seorang anak pun yang terlahir kecuali dia dilahirkan dalam keadaan fitrah. Maka kemudian kedua orang tuanyalah yang akan menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nashrani atau Majusi sebagaimana binatang ternak yang melahirkan binatang ternak dengan sempurna. Apakah kalian melihat ada cacat padanya".6(H.R. Al- Bukhari).

5 John W. Santrock, Perkembangan Anak, 11th ed. (Jakarta: PT Erlangga, 2007).

6 Bukhari, Sahih Bukhari (Beirut: Dar al Fikr, 2000).

(17)

Berdasarkan hadis tersebut tampak bahwa pengajaran kebaikan terhadap anak-anak memiliki dampak yang baik. Hal ini berlaku juga bagi pendidikan parenting yang dimana parenting melibakan keberadaan orang tua terhadap anak yang berkebutuhan khusus. Perlakuan ini mampu menguatkan emosional anak berkebutuhan khusus bahwasanya mereka diajari dengan baik.

Keluarga merupakan lingkungan yang paling bertanggung jawab untuk mendidik anak- anak. Mengasuh dan membesarkan anak secara umum merupakan tanggung jawab kedua orang tua. Sesuai dengan firman Allah dalam Al Qur‘an QS At-Tahrim/66:6 yang berbunyi:

ةَكِئ َلََم اَهْ يَلَع ُةَراَجِْلْاَو ُساَّنلا اَىُدوُقَو اًراَن ْمُكيِلْىَأَو ْمُكَسُفْ نَأ اوُق اوُنَمآ َنيِذَّلا اَهون يَأ اَي َلّ داَُِِ ٌ َلَِِ

َ وُرَمْؤُ ي اَم َ وُلَعَاْفَ يَو ْمُىَرَمَأ اَم َوَّللا َ وُصْعَاَ ي

Artinya:

Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka pada Allah terhadap apa yang dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.7

Sekolah RA Al-Ikhlas adalah salah satu sekolah yang mendidik beberapa anak istimewa atau anak berkebutuhan khusus (ABK) dimana di periode sekarang terdapat dua peserta didik berinisial SM dan I yaitu anak ADHD (Attention deficit hyperactive disorder). Anak ADHD adalah anak yang mengalami gangguan konsentrasi untuk menerima pelajaran dari gurunya terutama ketidakmampuan untuk memfokuskan dan menjaga perhatiannya pada satu hal.

Beberapa perilaku yang nampak dari anak dengan ADHD seperti kesulitan mengerjakan tugas di sekolah maupun di rumah, kesulitan dalam menyimak, kesulitan dalam menjalankan beberapa perintah, tidak memiliki kesabaran yang tinggi, sering membuat gaduh, berbelit-belit dalam berbicara, juga cenderung bergerak terus secara konstan dan tidak bisa tenang. Salah satu upaya untuk memberikan pelayanan kepada anak berkebutuhan khusus tersebut adalah

7 Abdul Aziz, Al-Qur’an Terjemahan Al-Hufaz (Bandung: Cordoba, 2021), h. 561.

(18)

dengan mengadakan program parenting. Sekolah mencoba untuk terus mengupayakan pelayanan program parenting agar orangtua mampu membangun pengetahuan mereka mengenai perkembangan anak khususnya bagi anak berkebutuhan khusus. Pemberian pengetahuan dan informasi mengenai perkembangan anak dari guru kepada orangtua khususnya bagi orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus dalam lingkup pendidikan sangat penting.

Seorang guru harus sabar dan peduli dalam mengatasi setiap permasalahan yang sering dihadapi oleh peserta didik. Seorang guru memiliki tanggung jawab yang besar dalam mendidik termasuk peserta didik berkebutuhan khusus. Selain itu guru juga diharapkan dapat memberikan layanan yang bersifat positif agar peserta didik berkebutuhan khusus dapat menyesuaikan dirinya dengan teman sebaya dalam belajar di kelas agar peserta didik lebih tertarik untuk belajar.

Kegiatan Parenting di RA Al- Ikhlas dapat dikatakan sebagai program yang belum terstruktur karena hanya bersifat teori atau materi yang menjelaskan tentang tujuan dan manfaat pendidikan formal untuk anak secara umum. Kegiatan parenting dilakukan tiap dua kali dalam sebulan dengan materi yang berbeda dan difokuskan pada anak pada umumnya serta mengabaikan anak yang berkebutuhan khusus. Setiap anak mempunyai kebutuhan yang berbeda terutama anak yang berkebutuhan khusus sehingga pelayanan program parenting seharusnya berbeda pula. Penerapann program parenting tentu memiliki berbagai faktor penghambat dan pendukung. Sekolah harus mengetahui faktor-faktor tersebut agar layanan program parenting yang dilaksanakan memperoleh hasil yang maksimal.

(19)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan masalah dari penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana penerapan program parenting fun cooking pada anak berkebutuhan khusus di RA Al-Ikhlas Minasa Upa Kecamatan Rappocini Kota Makassar.

2. Apakah faktor penghambat dan pendukung program parenting fun cooking pada anak berkebutuhan khusus di RA Al-Ikhlas Minasa Upa Kecamatan Rappocini Kota Makassar?

3. Bagaimana manfaat program parenting fun cooking pada anak berkebutuhan khusus di RA Al-Ikhlas Minasa Upa Kecamatan Rappocini Kota Makassar?

C. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus 1. Fokus Penelitian

Fokus penelitian dalam hal ini merupakan batasan atau cakupan ruang lingkup penelitian yang akan diteliti. Oleh karena itu dalan penelitian ini peneliti hanya akan berfokus pada implementasi program parenting fun cooking pada anak berkebutuhan khusus.

2. Deskripsi Fokus

Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka dalam penelitian ini peneliti mendeskripsikan hal- hal tersebut sebagai berikut:

No Fokus Penelitian Deskripsi Fokus

1. Program parenting fun cooking pada anak berkebutuhan khusus di RA Al- Ikhlas Minasa Upa Kecamatan Rappocini Kota Makassar

1.Menyiapkan menu yang akan dibuat

2. Menyiapkan alat dan bahan 3. Menjelasakan langkah-lankah

(20)

dalam membuat makanan

4. Memperagakan cara membuat makanan atau menghias makanan

2. Faktor penghambat dan pendukung program parenting fun cooking pada anak berkebutuhan khusus di RA Al- Ikhlas Minasa Upa Kecamatan Rappocini Kota Makassar

1. ABK itu sendiri

2. orang tua/wali murid/ Tenaga pendidik dan

3. Sarana dan prasarana atau fasilitas sekolah.

3. Manfaat program parenting fun cooking pada anak berkebutuhan khusus di RA Al-Ikhlas Minasa Upa Kecamatan Rappocini Kota Makassar

1. Melatih konsentrasi

2.Melatih perkembangan motorik halus

3. Melatih kreativitasnya dan 4. Menjadi sarana silaturahmi antara guru dan orangtua murid.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dalam rangka untuk mengarahkan pelaksanaan penelitian dan mengungkapkan masalah yang dikemukakan pada latar belakang dan rumusan masalah maka perlu dikemukakan tujuan dan kegunaan penelitian.

(21)

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui program parenting fun cooking pada anak berkebutuhan khusus di RA Al-Ikhlas Minasa Upa Kecamatan Rappocini Kota Makassar.

b. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan program parenting fun cooking pada anak berkebutuhan khusus di RA Al-Ikhlas Minasa Upa Kecamatan Rappocini Kota Makassar.

c. Untuk mengetahui manfaat yang didapatkan oleh orang tua dan guru dalam pelaksanaan program parenting fun cooking pada anak berkebutuhan khusus di RA Al-Ikhlas Minasa Upa Kota Makassar.

2. Manfaat Penelitian a. Secara Teoritis

Pada hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi terhadap ilmu pengetahuan terhadap bidang pendidikan, khususnya pada program parenting anak berkebutuhan khusus.

b. Secara Praktis

1) Bagi sekolah, dengan penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelaksanaan program parenting khususnya pada anak berkebutuhan khusus.

2) Bagi guru, lebih terjalinnya hubungan silaturahim dan kedekatan antara orang tua dengan guru.

3) Bagi orang tua, penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi betapa pentingnya peran orang tua dalam pelaksaan program parenting.

4) Bagi penelitian selanjutnya, untuk memperluas pengetahuan dan wawasan serta sebagai pijakan pada penelitian-penelitian

(22)

selanjutnya yang berhubungan dengan program parenting fun cooking anak berkebutuhan khusus sehingga dapat menjadi bahan kajian yang lebih lanjut.

E. Kajian Pustaka

Penelitian dalam skripsi ini merupakan penelitian lapangan, mengenai masalah pokok yang dibahas dalam skripsi ini mempunyai relevansi dengan jumlah pembahasan yang ada dalam buku-buku, jurnal dan hasil-hasil yang telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya. Berikut ini adalah peneliti terdahulu diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Endang Sari, dkk tentang Kendala guru dalam proses pembelajaran pada anak berkebutuhan khusus di SMP Negeri 23 Padang. Penelitian ini dilandasi oleh kendala yang dialami oleh guru di Proses pembelajaran pada anak berkebutuhan khusus seperti guru belum mampu proaktif dan ramah dalam proses pembelajaran, kurangnya kerjasama dengan guru lain dalam proses pembelajaran pada siswa berkebutuhan khusus, support sistem yang belum memadai untuk mendukung proses pembelajaran pada anak memiliki kebutuhan khusus.

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Populasinya adalah guru SMP Negeri 23 Padang yang berjumlah 30 guru, teknik yang digunakan total sampling. Instrumen yang digunakan Dalam penelitian ini menggunakan kuisioner, sedangkan untuk analisis datanya menggunakan teknik persentase. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan diketahui bahwa: (1) Hambatan guru dalam proses pembelajaran pada peserta didik berkebutuhan khusus terlihat Dari faktor internal tergolong

(23)

banyak (2) Hambatan guru dalam proses pembelajaran pada peserta didik berkebutuhan khusus dilihat dari faktor eksternal cukup.8

Hasil penelitian ini disarankan kepada guru agar lebih diperhatikan sekali lagi peserta didik berkebutuhan khusus lambat dalam memahami materi pelajaran. Persamaan penelitian ini dengan peneliti ini sama-sama membahas mengenai anak berkebutuhan khusus. Sedangkan perbedaan penelitiannya adalah dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif sementara metode yang digunakan oleh peneliti adalah metode kualitatif deskriptif. Selain itu dalam penelitian ini membahas tentang kendala guru dalam proses pembelajaran pada anak berkebutuhan khusus sedangkan yang akan dikaji dalam penelitian ini yaitu mengenai program parenting pada anak berkebutuhan khusus.

2. Shela Nur Rahmatika dan Nurliana Cipta Apsari tentang Positive Parenting: Peran Orang Tua dalam Membangun Kemandirian Anak Tunagrahita. Metode yang digunakan dalam penelitian jurnal ini adalah studi kepustakaan dengan memanfaatkan data sekunder. Adapun hasil yang diperoleh dari kajian ini bahwa peran orang tua dalam membangun kemandirian anak tunagrahita antara lain memberi cinta dan kasih sayang, merawat, melindungi dan menjaga, serta mendidik dan melatih.

Orang tua perlu belajar menerapkan pola pengasuhan yang positif pada anak tunagrahita agar dapat membentuk karakter positif di masa depan. Memberikan contoh yang baik pada anak serta kerja sama antara ayah dan ibu merupakan bagian yang penting, terutama dalam

8 Endang Sari, Ahmad Zaini Zaini, and Septya Suarja Suarja, ―Kendala Guru Dalam Proses Pembelajaran Pada Anak Berkebutuhan Khusus Di Smp Negeri 23 Padang,‖ Sktip Pgri Sumbar (2017): 2.

(24)

mengajarkan kedisiplinan dan norma-norma kehidupan. Kata kunci: orang tua, pengasuhan positif, anak tunagrahita, pekerja sosial.9

Persamaan penelitian ini dengan peneliti ini yaitu sama-sama mebahas mengenai parenting pada anak berkebutuhan khusus. Sedangkan perbedaannya adalah penelitian ini menggunakan metode penelitian pustaka sementara metode yang digunakan peneliti adalah metode kualitatif deskriptif. Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengamatan langsung dilapangan.

3. Putri Afra Husnun Mufidah tentang Pola Asuh Orang Tua Terhadap Anak Berkebutuhan Khusus di SD SLB Negeri Kroya Kabupaten Cilacap.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara terstrukur, serta dokumentasi berupa foto yang diambil ketika penelitian.

Peneliti menggunakan delapan informan utama yaitu orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus di SD SLB Negeri Kroya.

Peneliti menggunakan dua informan pendukung yaitu wakil kepala SD SLB Negeri Kroya dan satu peserta didik. Hasil penelitian yang didapatkan mengenai pola asuh orang tua terhadap anak berkebutuhan khusus adalah 1) orang tua yang mengetahui anaknya berkebutuhan khusus awalnya mengalami penolakan sampai pada akhirnya orang tua dapat menerima kehadiran anak berkat dukungan sekitar. 2) pola asuh yang digunakan oleh orang tua yaitu demokratis di mana orang tua selalu memberikan arahan dan bimbingan pada anak mengenai pengembangan diri di rumah, namun orang tua masih memanjakan anak ketika berada di sekolah. 3) faktor penghambat yang dialami oleh orang tua dalam

9 Shela Nur Rahmatika and Nurliana Cipta Apsari, ―Positive Parenting: Peran Orang Tua Dalam Membangun Kemandirian Anak Tunagrahita,‖ Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat 7, no. 2 (2020): 329.

(25)

mengasuh anak yaitu kestabilan emosi dan keterbatasan yang dimiliki anak.10

Persamaan penelitian ini dengan peneliti ini adalah sama-sama membahas mengenai pola asuh terhadap anak berkebutuhan khusus dan sama menggunakan penelitian kualitatif deskriptif. Sedangkan perbedaannya adalah dalam penelitian ini meneliti secara khusus tentang pola asuh orang tua, sedangkan dalam penelitian yang akan dikaji membahas secara umum mengenai pola asuh baik orang tua maupun guru.

Selain itu penelitian oleh Putri Afrah dilakukan di sekolah SLB, sementara penelitian yang akan dilakukan peneliti di sekolah umum.

4. Farida Kurniawati tentang Perspektif Orang Tua Terhadap Anak Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Inklusif. Metode penelitian yang digunakan adalah melalui tinjauan literatur sistematis dengan menggunakan artikel yang diperoleh secara online dari 2 database, yaitu Scopus, dan Taylor & Francis Online. Terdapat 9 artikel yang memenuhi kriteria dan hasil studi literatur sistematis ini menunjukkan bahwa secara umum orang tua memiliki perspektif positif dan mendukung keberadaan sekolah inklusif. Tema-tema ini mewakili keprihatinan, keprihatinan, pengalaman, dan saran orang tua selama berselisih dengan anak berkebutuhan khusus di sekolah inklusif.11

Persamaan penelitian ini dengan peneliti ini yaitu sama-sama mebahas mengenai anak berkebutuhan khusus namun dalam penelitian ini fokus kepada perspektif orang tua terhadap ABK di sekolah inklusif Sedangkan penelitian yang akan dikaji fokus pada program pengasuhan

10 Putri Afra Husnun Mufidah, ―Pola Asuh Orang Tua Terhadap Anak Berkebutuhan Khusus Di SD SLB Negeri Kroya Kabupaten Cilacap‖ 3 (2019): 1–9.

11 Jesslin Jesslin and Farida Kurniawati, ―Perspektif Orangtua Terhadap Anak Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Inklusif,‖ JPI (Jurnal Pendidikan Inklusi) 3, no. 2 (2020): 72.

(26)

orang tua dan guru terhadap ABK disekolah umum. Penelitian yang dilakukan Farida Kurniawati menggunakan metode penelitian pustaka sementara metode penelitian yang digunakan peneliti adalah metode kualitatif deskriptif.

5. Nidaul Hasanah tentang Hubungan Parenting self-Efficacy dengan Subjective Well Being pada Ibu Yang Memiliki Anak Berkebutuhan Khusus‖ Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai hubungan parenting self-efficacy dengan subjective well-being pada ibu yang memiliki anak berkebutuhan khusus.

Teknik pengambilan data menggunakan probability sampling yaitu disproportionate random sampling. Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji-t dengan taraf signifikansi (p𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yaitu sebesar 3,69

>1,67. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara parenting self-efficacy dengan subjective well-being. Parenting self-efficacy memberikan sumbangan efektif terhadap subjective well- being pada ibu yang memiliki anak berkebutuhan khusus sebesar 18,22%, sedangkan sisanya 81,78% ditentukan oleh faktor lain.12

Persamaan penelitian ini dengan peneliti ini sama-sama membahas mengenai parenting untuk anak berkebutuhan khusus namun yang menjadi perbedaannya adalah penelitian Nidaul Hasanah menggunakan metode kuantitatif deskriptif sementra metode penelitian yang akan dikaji menggunakan metode kualitatif deskriptif. Penelitian ini mengkaji mengenai hubungan parenting self-Efficacy dengan Subjective Well Being pada Ibu sedangkan peneliti akan mengkaji mengenai peran program parenting terhadap anak berkebutuhan khusus.

12 Nidaul Hasanah, Mulyati, and Tarma, ―Hubungan Parenting Self-Efficacy Dengan Subjective Well-Being Pada Ibu Yang Memiliki Anak Berkebutuhan Khusus,‖ JKKP (Jurnal Kesejahteraan Keluarga dan Pendidikan) 6, no. 02 (2019): 103–108.

(27)

6. Penelitian yang dilakukan oleh Dwi puji lestari (2019), dengan judul meningkatkan kerativitas melalui fun cooking pada kelompok A RA Az Zahra kebayoran baru Jakarta selatan. Tujuan dari penelitian Ini adalah bagaimana meningkatkan kreatifitas melalui fun cooking pada kelompok A RA Az Zahra kebayoran baru Jakarta selatan. Penelitian ini dilakukan pada anak kelompok A usia 4-5 tahun yang berjumlah 16 anak. Penelitian ini adalah penelitian tindakan dengan model kemmis dan tanggart yang terdiri dari 4 tahap yaitu (rencana, tindakan, observasi, dan revleksi).

Penelitian ini terdiri dari 2 siklus, dengan masing-masing siklus sebanyak 8 kali pertemuan.

Teknik pengumpulan data dalam penelitiannya yaitu menggunakan observasi, catatan lapangan, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan kuantitatif dan kaulitatif. Analisis data kauntitatif dilakukan dengan deskripsi statistik untuk membandingkan pra siklus sampai pada siklus II.

Tahap-tahap analisis kualitiatif adalah reduksi data, display data dan verivikasi data. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat peningkatan kreatifitas melalui metode fun cooking. Hasil penelitian secara siklus I, dan siklus IIyang hasilnya mengalami peningkatan yang berarti dari sebelum tindakan hanya 37,5 % dari jumlah anak di kelas meningkat menjadi 81% di siklus II. Nilai rata-rata persentase pada pra tingkatan yaitu 33,20% ; siklus I yaitu 59,76% dan siklus II yaitu 84,375%.

Peninglatan dari siklus I ke siklus II mencapai 24,615%.13

7. Penelitian ini dilakukan oleh M.A. Muazar habibi dkk (2021), dengan judul Mengembangkan fun cooking dalam meningkatkan kreatifitas anak usia dini kabupaten Lombok tengah: studi kasus. Fokus penelitian ini

13 Dwi Puji Lestari, ―Peningkatan Kreatifitas Melalui Funcooking Pada Kelompok A RA Az Zahra Kebayoran Baru Jakarta Selatan‖ (2019).

(28)

adalah bagaimana fun cooking dalam meningkatkan kreativitas anak usia 5-6 tahun di Desa Jana Priya. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kreativitas anak usia 5-6 tahun melalui kegiatan fun cooking di Desa Jana Priya. Metode penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif dengan jenis penelitian studi kasus. Penelitian ini dilakukan di Desa Jana Priya Kecamatan Jana Priya Kabupaten Lombok Tengah dengan subjek penelitian berjumlah 5 orang anak yang berusia 5-6 tahun.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setiap anak mempunyai perkembangan kreativitas dengan berbagai kategori penilaian. Kategori penilaian kreativitas anak pada penelitian ini ada tiga yakni:

perkembangan kreativitas kurang baik (KB), perkembangan kreativitas cukup baik (CB), dan perkembangan kreativitas baik (B). dari hasil penelitian yang didapatkan, maka fun cooking dapat meningkatkan kreativitas anak dengan langkah-langkah yang terdiri atas tahap persiapan, tahap pelaksaan, dan tahap penyelesaian.14

8. Penelitian ini dilakukan oleh Atin Fatimah dengan judul Meningkatkan Kreativitas anak usia 5-6 tahun melalui kegiatan fun cooking (2019).

Tujuan penelitian ini (1) untuk mengetahui proses penerapan fun cooking dalam meningkatkan kreativitas anak usia 5-6 tahun (2) untuk mengetahui peningkatan kreativitas anak usia 5-6 tahun setelah diberi tindakan kegiatan fun cooking. Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) melalui kegiatan fun cooking dapat meningkatkan kreativitas anak usia5-6 tahun di TK Riyadul Muslimin Lebak-Banteng. (2) Kreativitas anak usia 5-6 tahun di TK

14 M A Muazar Habibi et al., ― Mengembangkan fun cooking dalam meningkatkan kreatifitas anak usia dini kabupaten Lombok tengah: studi kasus‖ 1, no. 2 (2021), h.74–83.

(29)

Riyadul Muslimin Lebak-Banteng, sudah dapat menunjukkan peningkatan dengan baik. Hasil analisis data yang diperoleh mengalami peningkatan, yang didasarkan pada data kondisi awal dalam pratindakan sebelum diberikan tindakan diperoleh presesntase rata-rata kelas pada kondisi awal 29%. Kemudian pada siklus 1 meningkat menjadi 52%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan yang cukup baikpada siklus 1, pada siklus 2 mengalami peningkatan yang signifikan mencapai 76%, ini melebihi batas minimum yang telah ditentukan sebesar 60%.15

9. Penelitian ini dilakukan oleh Bhineka Hiya Dkk dengan judul Membangun Nilai Positif pada Anak Usia Dini Melalui Fun Cooking di TK Dharma Kartini 2 Cimahi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan melakukan observasi objek penelitian yang berupa peserta didik PAUD pada saat pembelajaran dilakukan melalui kegiatan fun cooking dan wawancara terhadap kepala sekolah dan guru TK Dharma Kartini 2 Cimahi.

Penelitian diawali dengan melakukan observasi pada saat melakukan kegiatan fun cooking dilaksanakan. Dari hasil pengamatan, dapat teramati bahwa anak-anak merasa antusias dan gembira selama kegiatan memasak. penanaman nilai positif untuk membangun karakter anak, sudah mulai diterapkan diawal kegiatan. Menyiapkan peralatan dan perlengkapan kegiatan memasak melibatkan anak. Karakter tolong menolong, saling membantu, disiplin, bertanggungjawab, dan waspada tampak muncul pada anak saat kegiatan fun cooking.16

15 Atin Fatimah et al., ― Meningkatkan Kreativitas anak usia 5-6 tahun melalui kegiatan fun cooking‖, Seminar Digital (2019).

16 Bhineka Hiya, "Membangun Nilai Positif pada Anak Usia Dini Melalui Fun Cooking di TK Dharma Kartini 2 Cimahi", Jurnal Ceria 2, no. 1 (2019).

(30)

10. Penelitian ini dilakukan oleh Rini Herminastiti dengan judul Peran Kegiatan Fun Cooking dan Contry Project Dalam Kemampuan Matematika Awal dan Berpikir Kritis Anak Usia Dini (2019). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran fun cooking dan contry project dalam mengembangan kemampuan matematika awal dan berpikir kritis anak usia dini di PAUD Al FItri Jakarta. Subjek penelitian ini adalah anak usia 5-6 tahun, kelompok B berjumlah 10 orang. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Kemudian diperoleh melalui triangulasi teknik.

Berdasarkan hasil penelitian anak, diperoleh informasi bahwa kegiatan fun cooking dan cotry project yang terintegrasi sesuai tema memiliki peran dalam kemampuan matematika awal dan berfikir kritis anak. Kegiatan fun cooking dan contry projrct memiliki peran dalam kemampuan matematika awal anak terutama dalam mengelompokkan, membilang, menghitung dan menimbang jumlah bahan makanan yang akan diolah ataupun kegiatan pendukung. Selain itu, ketika membuat makanan tersebut anak menggunakan kemampuan berpikir kritisnya ketika melakukan langkah-langkah memasak secara berurutan, mengaitkan jumlah bahan makanan dengan symbol-simbol angka maupun kekhasan rasa, aroma dari makanan yang dibuat.17

Secara umum, penelitian yang telah ada sebelumnya membahas tentang pola asuh pada anak secara khusus. Penelitian sebelumnya dilakukan pada anak berkebutuhan khusus secara mandiri maupun pendidikan formal yang mengkhususkan pada anak berkebutuhan khusus seperti SLB. Penelitian

17 Rini Herminastiti, ―Peran Kegiatan Fun Cooking Dan Country Project dalam Kemampuan Matematika Awal Dan Berpikir Kritis Anak Usia Dini‖ 2, no. 1 (2019), h. 6–14.

(31)

mendapatkan hasil yang berbeda karena karakteristik setiap anak memang tidak sama meskipun tujuan penelitiannya sama.

Penelitian yang akan dikaji adalah kondisi anak berkebutuhan khusus yang berada dilingkungan umum yaitu sekolah formal namun sebenarnya membutuhkan perhatian khusus. Hasil dari penelitian ini diharapkan nantinya akan memberikan informasi tentang efektivitasproses pembelajaran anak berkebutuhan khusus yang berada disekolah umum.

(32)

20 BAB II

TINJAUAN TEORETIS A. Program Parenting

Program merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh perorangan, kelompok atau organisasi (lembaga) dengan komponen, tujuan, sasaran, isi, jenis kegiatan, proses kegiatan, waktu, fasilitas, alat, biaya, dan organisasi penyelenggara. Program merupakan suatu kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya dengan perhitungan, perencanaan, serta prediksi yang telah dilakukan suatu studi kelayakan atau perhituungan yang matang. Program biasanya dibuat untuk mencapai tujuan tertentu.1

Secara terminologi, parenting dapat didefenisikan sebagai proses mengasuh anak-anak. Didalam bahasa Indonesia kata mengasuh mengandung makna sebagai metode atau cara orang tua mencukupi kebutuhan fisiologis dan psikis, mendidik dan mengajar anak agar memiliki pengetahuan dan keterampilan serta menanamkan norma, nilai rohani dan bagaimana berinteraksi atau bersosialisasi dengan lingkungan.2

Program parenting anak-anak dapat digambarkan sebagai rangkaian tindakan, perbuatan dan interaksi dari orang tua untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan anak-anak agar mereka tumbuh dan berkembang sesuai dengan pola asuh yang baik dan benar.

Masud Honghughi direktur dari Aycliffe Center for Children sebagai Profesor fakultas Psikologi University of Hull menyampaikan bahwa pengasuhan merupakan hubungan antara orang tua dan anak yang multidimensi dapat terus berkembang. Mencakup beragam aktifitas dengan tujuan anak mampu berkembang secara optimal dan dapat bertahan hidup dengan baik. Pengasuhan

1 Ahmad Susanto, Pendidikan Anak Usia Dini (Jakarta: Bumi Aksara, 2017). h.32

2 Surbakti, Parenting Anak-Anak (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2012). h.3

(33)

meliputi pengasuhan fisik, pengasuhan emosi dan pengasuhan emosional.3 Orangtua harus betul-betul mengerti dan memahami tentang pola pengasuhan yang baik dan tepat untuk anak-anaknya agar terwujudnya insan yang diharapkan.

Garbarino menyatakan bahwa program parenting atau pengasuhan merupakan suatu prilaku yang pada dasarnya mempunyai kata-kata kunci yaitu hangat, sensitif, penuh penerimaan, ada pengertian, dan respon yang tepat pada kebutuhan anak.4 Pengasuhan harus melibatkan kemampuan untuk memahami kondisi kebutuhan anak, kemampuan untuk memilih respon yang paling tepat baik secara emosional efektif, maupun instrumental.

Parenting bukanlah kegiatan satu pihak atau satu arah dari orang tua untuk mengayomi, mengasuh, mendidik, melindungi atau membesarkan mereka melainkan proses interaksi dua belah pihak yakni anatara sekolah dan rumah atau antara guru dan orang tua.5 Program parenting adalah salah satu jenis pendidikan yang dirancang untuk memberikan pengetahuan untuk orangtua dan guru tentang pentingnya stimulasi dan penanganan yang tepat untuk anak, baik anak normal maupun anak berekbutuhan khusus.

Pendapat tersebut kemudian dijelaskan lebih lanjut oleh Mukhtar Ali, bahwa program parenting adalah program pendidikan yang diberikan kepada orang tua agar pengetahuan yang dimiliki orang tua menjadi bertambah tentang tumbuh kembang anak serta agar pendidikan yang diperoleh anak selaras antara di rumah dan di sekolah.6 Orangtua tidak boleh hanya mengharapkan pendidikan

3 Nefrijanti, Membangun Kemandirian Anak ABK (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010). h.19

4 Garbarino, Children and Families in The Social Evironment (New York: Aldine de Gruyter, 2000). h.67

5 Surbakti, Parenting Anak-Anak (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2012). h.6

6M Monikasari, Citra. 'Pelaksanaan Program Parenting Bagi Orang Tua Peserta Didik Di Paud Permata Hati.' Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 17.1 (2013), 282.

(34)

formal untuk anaknya tetapi perlu keseimbangan antara pendidikan di sekolah maupun di rumah agar tumbuh kembang anak bisa lebih optimal.

1. Teknik Program Parenting

Teknik dapat digunakan dalam menciptakan hubungan yang harmonis antara sekolah dan keluarga yang dapat diterapkan sekolah, terbagi menjadi tiga teknik yaitu:

a. Teknik tertulis

1) Buku kecil pada permulaan tahun ajaran

Merupakan sebuah buku kecil yang didalamnya di jelaskan tentang tertip sekolah, syarat-syarat masuk sekolah, hari-hari libur dan hari-hari efektif belajar.

Tujuannya agar orang tua mampu membantu merealisasikannya.

2) Pamflet kecil

Pamflet kecil merupakan sesuatu selebaran yang diberikan kepada orang tua biasanya berisi tentang sejarah sekolah, staf pengajar, fasilitas yang tersedia dan kegiatan belajar yang di kembangakan. Kegunaan pamfhlet ini selain menumbuhkan pengertian tentang sekolah juga sebagai sarana promosi lembaga.

3) Berita kegiatan murid

Berisi informasi singkat tentang kegiatan yang dilakukan murid di kelas maupun diluar kelas. Tujuannya agar orang tua mengetahui apa yang tyerjadi disekolah khususnya kegiatan yang dilakukan anaknya.

4) Buku kecil pembimbing anak

Dalam rangka menciptakan hubungan yang harmonis dengan orang tua kepada sekloah atau guru dapat membuat sebuah buku kecil dan sederhana yang berisi tentang cara membimbing anak yang efektif.7

b. Teknik lisan

1) Kunjungan rumah

7 Ibrahim Bafadal, Dasar-Dasar Manajemen Dan Supervise Taman Kanak-Kanak (Jakarta:

PT Bumi Aksara, 2004). h.64

(35)

Guru mengadakan kunjungan ke rumah murid biasanya untuk membicarakan hal yang berkaitan tentang murid dan program pendidikan disekolah.

2) Panggilan orang tua

Dilakukan dengan cara memanggil orang tua ke sekolah. Orang tua diberikan penjelasan tentang pengembangan pendidikan di sekolah serta perkembangan khusus mengenai perkembangan pendidikan anaknya.

3) Pertemuan

Sekolah mengundang orang tua dan masyarakat untuk datang kesekolah membicarakan masalah atau hambatan yang dihadapi sekolah. Pertemuan ini sebaiknya dilakukan pada waktu tertentu agar dapat dihadiri semua pihak dan direncanakan terlebih dahulu.

c. Teknik peragaan

Teknik peragaan yang diselenggarakan oleh sekolah dapat berupa pameran keberhasilan anak. Baik itu dalam kegiatan belajar atau kegiatan lainnya. Selain itu dapat juga mengadakan pentas senih sederhana. Harapan dari pameran tersebut agar orang tua merasa bangga akan keberhasilan putra/putrinya disekolah dan mengakui keberhasilan sekolah. Melalui kegiatan pameran ini juga sekolah dapat menyampaikan program-program peningkatan mutu pendidikan sekolah dan masalah atau hambatan yang dihadapi dalam merealisasikan program-program sekolah.8

Teknik peragaan menjadi salah satu perantara guru untuk memberikan iinformasi mengenai program-program yang ada di sekolah, dan sebagai perantara untuk menyampaikan tingkat tumbuh kembang serta kreativitas anak.

8 Ibrahim Bafadal, Dasar-Dasar Manajemen Dan Supervise Taman Kanak-Kanak (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004). h.64-66

(36)

Program Parenting merupakan kegiatan edukasi yang diselenggarakan oleh lembaga PAUD untuk para orang tua anak usia dini. Kegiatan ini ditujukkan untuk memberi pengetahuan dan berbagai keterampilan yang dibutuhkan oleh orang tua dalam mengasuh dan mendidik anak di lingkungan keluarga.

2. Bentuk Kegiatan Program Parenting

Sesuai dengan pedoman penyelenggaraan pendidikan anak usia dini berbasis keluarga, pendidikan anak usia dini nonformal dan informal kementerian pendidikan nasional 2012 program PAUD berbasis keluarga ini dapat dilakukan dalam bentuk:9

a. Kegiatan Pertemuan Orang Tua (Kelas Orang Tua).

Kelas orang tua diharapkan meningkatkan kesadaran, pengetahuan sikap dan keterampilan orang tua dalam melaksanakan pendidikan anak usia dini di lingkup keluarganya sendiri dan untuk saling berbagi informasi dan strategi dalam pengasuhan anak. Jenis kegiatan tersebut dapat berbentuk:

1) Curhat pendapat berupa saling mengemukakan pendapat antar orangtua tentang pengalaman mereka dalam pengasuhan anak.

2) Sarasehan berupa prtemuan yang diselenggarakan untuk mendengarkan pendapat atau saran para ahli mengenai masalah anak.

3) Simulasi merupakan kegiatan praktek yang dilakukan oleh kelompok.

4) Belajar keterampilan tertentu merupakan kegiatan yang tebih diarahkan pada pemberian pelatihan secara individu atau kelompok dengan tujuan peningkatan atau penguasaan keterampilan tertentu.

9 Anik Lestariningrum and Hanggara Budi Utomo, ―Program Parenting Untuk Membangun Generasi Berkarakter Pada Anak Usia Dini,‖ no. 978-979–17880 (2015): 560,

<https://www.academia.edu/27441553/Program_Parenting_Untuk_Membangun_Generasi_Berkar akter_Pada_Anak_Usia_Dini_docx>.

(37)

Contoh: mengelolah makanan yang bergizi dan sehat, serta bervariasi dan cara-cara membuat permainan edukatif yang menarik.

Waktu pelaksanaan kelas orang tua disesuaikan dengan kesepakatan bersama. Penetapan materi disesuaikan dengan kebutuhan peserta dan topik dapat mengacu pada Pertumbuhan dan Perkembangan anak. Narasumber dapat berasal dari unsure tenaga pendidik/guru/pengelola/pemilik/orang tua, namun dapat juga mendatangkan narasumber ahli dari luar. Kegiatan dibedakan menjadi tiga tahap, yaitu: persiapan, pelaksananan, dan evaluasi akhir kegiatan.

b. Keterlibatan orang tua di kelompok/kelas anak

Kegiatan yang melibatkan orang tua atau keluarga dalam bentuk: bermain bersama anak, membantu pendidik dalam proses pembelajaran dikelas, dan sebagai bentuk pembelajaran bagi orang tua tentang proses belajar anak.

Tujuannya agar selaras antara pembelajaran di sekolah dan di rumah.

c. Keterlibatan orang tua dalam acara bersama

Keterlibatan orang tua dalam acara bersama adalah kegiatan yang melibatkan orang tua dalam pelaksanaan kegiatan penunjang pembelajaran yang dilakukan diluar kelas. Jenis kegiatannya misalnya seperti rekreasi, bermain di alam, kunjungan edukasi, memasak bersama, bazzar dan kegiatan lainnya.

Tujuannya untuk mendekatkan hubungan orang tua, anak dan guru/lembaga sekolah dan untuk meningkatkan peran orang tua dalam proses pembelajaran.10

d. Hari konsultasi orang tua

Hari konsultasi orang tua adalah hari-hari tertentu yang dijadwalkan oleh pihak sekolah sebagai hari bertemunya antara orang tua dengan pengelola atau ahli untuk membahas tentang pertumbuhan dan perkembangan anak serta

10 Anik Lestariningrum, and Hanggara Budi Utomo. 'Program Parenting Untuk Membangun Generasi Berkarakter Pada Anak Usia Dini,' ISBN 978-979–17880, (2015), 560

(38)

masalah-masalah lain yang dihadapi anak. Konsultasi dapat dilakukan secara individual ataupun secara bersama.

e. Kunjungan rumah

Kunjungan rumah adalah kegiatan yang dilakukan oleh pihak sekolah atau pengelola program yang dapat melibatkan pendamping atau narasumber, dalam rangka mempererat hubungan ataupun membantu menyelesaikan permasalahan tertentu yang dilakukan secara kekeluargaan.

Ada berbagai kegiatan parenting yang bisa dilaksanakan oleh lembaga pendidikan diantaranya11:

a. Parent Gathering, adalah pertemuan orang tua dengan pihak lembaga sekolah yang difasilitasi oleh panitia program parenting guna membicarakan tentang program sekolah yang ada hubungan nya dengan bimbingan dan pengasuhan anak dikeluarga dalam rangka menumbuh kembangkan anak secara optimal

b. Foundation Class, adalah pembelajaran bersama anak dengan orang tua di awal masuk sekolah dalam rangka orientasi dan pengenalan kegiatan di sekolah. Dilaksanakan pada minggu-minggu pertama anak masuk sekolah di tahun ajaran baru.

c. Hari konsultasi, adalah hari diamana pihak sekolah menyediakan atau membuka waktu khusus untuk orang tua berkonsultasi tentang perkembangan atau masalah-masalah yang dihadapi anak.

d. Field Trip, adalah kunjungan wisata atau kunjungan ketempat-tempat yang menunjang kegiatan pembelajaran anak bersama orang tua.

11 Anik Lestariningrum, and Hanggara Budi Utomo. 'Program Parenting Untuk Membangun Generasi Berkarakter Pada Anak Usia Dini,' ISBN 978-979–

17880, (2015), 560

(39)

e. Home Activities, adalah kegiatan atau aktivitas di rumah yang dibawa ke sekolah, yaitu membawa orang tua untuk menginap di sekolah bisa dilakukan dengan kegiatan perkemahan ataupun jika sekolah mampu menyediakan tempat menginap bisa diruangan.

f. Cooking on the Spot, adalah anak-anak belajar memasak, menyajikan makanan dengan bimbingan guru atau orang tua.

g. Bazzar Day, adalah menyelenggarakan bazaar di lingkungan sekolah, anak-anak menampilkan karyanya yang dijual pada orang tua dan umum.

h. Mini Zoo, adalah menyelenggarakan kebun binatang mini di sekolah yaitu anak-anak membawa binatang kesayangan atau binatang peliharaan dari rumah ke sekolah.

i. Home Education Video, adalah mengirimkan kegiatan pembelajaran anak-anak disekolah pada orang tua dalam bentuk video agar dapat disaksikan dan dipelajari oleh orang tua di rumah.

j. Keterlibatan orang tua di kelas anak, adalah kegiatannya bisa dengan bermain bersama anak di kelas, menjadi sumber belajar di kelas biasanya tentang profesinya dan orang tua mengetahui cara belajar anak jika berada di kelas.

k. Home Visit, kegiatan berkunjung ke rumah anak dalam rangka mempeerat hubungan antara pihak sekolah, orang tuua dan anak.12 Dengan adanya kegiatan parenting yang dilaksanakan oleh lembaga pendidikan dapat menumbuhkan kedekatan emosional antara orang tua dengan anak, guru dengan orang tua dan guru dengan anak yang dapat menunjang proses tumbuh kembang anak.

12 Anik Lestariningrum, and Hanggara Budi Utomo. 'Program Parenting Untuk Membangun Generasi Berkarakter Pada Anak Usia Dini,' ISBN 978-979–17880, (2015), 560

(40)

3. Peran Guru dan Orang Tua dalam Layanan Program Parenting

Orang tua maupun guru sangat mempunyai peranan yang sama pentingnya dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak akan mendapatkan pendidikan formal dari guru serta pendidikan tambahan atau nonformal dari orangtuanya di rumah. Berikut dijelaskan peran guru dan orang tua:

a. Peran Guru

Guru menjadi salah satu kunci utama dalam kesuksesan sebuah layanan program yang diberikan. Beberapa peran guru dalam suatu layanan program parenting yang diberikan, antara lain:13

1) Melibatkan orang tua dalam proses perencanaan.

2) Membuat jadwal layanan program sesuai dengan kesibukan orang tua.

3) Melakukan pengamatan terhadap anak terlebih dahulu mengenai permasalahan yang sedang dialami.

4) Menciptakan lingkungan senyaman mungkin.

5) Mendatangkan tenaga ahli dari luar sekolah untuk memecahkan permasalahan atau memberikan inormasi mengenai perkembangan anak.

6) Memberikan hasil belajar anak yang dilihat dari banyak aspek.

7) Memberikan kesempatan dan kebebasan pada orang tua untuk bertanya dan mendiskusikan permasalahan dengan guru.

8) Mengkonsultasikan permasalahan dengan guru lain.

9) Menjadi pendengar yang baik dan mampu menemukan solusi yang tepay bagi orang tua.

13 N. Falen and M Umansky, Young Children with Special Needs (Sydney: Charles E.

Merrill Publishing Company, 1985). h.115

(41)

b. Peran Orang Tua

Woelfel mengatakan ―bahwa pada dasarnya semua anak-anak membutuhkan orang tua yang peduli kepada anak dalam memberikan pengasuhan dan hubungan yang baik untuk mencapai kesuksesan di sekolah maupun dunia kehidupan‖.14 Orang tua yang berpendidikan tinggi kadang masih belum mampu menyediakan semua kebutuhan anak dan belum siap dengan pemahaman tentang bagaimana anak-anak belajar dan berkembang.

Melalui program parenting, orang tua akan mendapatkan bekal pendidikan dalam mendidik anak. Berikut adalah peran orang tua dalam layanan program parenting:

1) Bersikap jujur dalam member informasi mengenai sejauh mana perkembangan anak ketika berada di lingkungan rumah.

2) Terlibat dalam perencanaan layanan program parenting dengan guru.

3) Terlibat dalam penerapan layanan program parenting yang diberikan sekolah.

4) Memberikan intervensi terhadap anak di rumah berupa keterampilan dalam melatih dan mendidik anak mereka melaui saran yang telah diberikan guru.

5) Melakukan komunikasi dengan guru baik secara formal maupun informal untuk terus memantau perkembangan anak-anak.

Peran orang tua tersebut merupakan salah satu hal yang terpenting agar layanan program parenting yang diberikan oleh guru kepada orang tua dapat berhasil dan mendapat hasil yang maksimal.

14 David Smith et al., Inklusi Sekolah Ramah Untuk Semua (Bandung: Nuansa, 2006).

h.85

(42)

Morison juga mengemukan bahwa keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak sangat dibutuhkan. Ada tiga kemungkinan keterlibatan orang tua menurut Morison yaitu:

1) Orientasi pada tugas

Orientasi ini paling sering dilakukan oleh pihak sekolah, yaitu harapan keterlibatan orang tua dalam membantu program sekolah, yang berkaitan sebagai staf administrasi, melakukan monitoring, membantu mengumpulkan dana, membantu mengawasi anak apabila anak-anak melakukan kunjuangan luar.

Bentuk partisipasi orang tua yang tersebut adalah yang biasanya diharapkan para guru. Bentuk partisi lain yang masih termasuk orientasi pada tugas adalah, orang tua membantu anak-anak dalam tugas-tugas sekolah.

2) Orientasi pada proses

Orang tua didorong untuk mau berpartisipasi dalam kegiatan berhubungan dengan proses pendidikan antara lain, perencanaan kurikulum, memilih buku yang diperlukan sekolah, seleksi guru dan membantu menentukan standar tingkah laku yang diharapkan. namun, terkadang orientasi ini jarang dilaksanakan, karena sering kali sekolah menganggap bahwa umumnya orang tua tidak memiliki keterampilan untuk melaksanakannya.

3) Orientasi pada perkembangan

Orientasi ini membantu orang tua untuk mengembangkan keterampilan yang berguna bagi mereka sendiri, anak-anaknya, sekolah, guru, keluarga dan pada waktu yang bersamaan meningkatkan keterlibatan orang tua.15

Orang tua tidak hanya harus terlibat dengan pendidikan disekolah saja, tetapi diharapkan sepenuhnya terlibat aktif didalam keluarga. Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama bagi anak, karena uuntuk pertama

15 Soemiarti Ptmonodewo, Pendidikan Anak Prasekolah (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003). h.125

(43)

kalinya didalam keluarga inilah anak mendapatkan bimbingan dan didikan. Selain itu pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah keluarga.

4. Faktor yang Mempengaruhi Layanan Program Parenting

Layanan program patenting nyatanya tidak selalu berjalan dengan baik.

Berbagai kendala dalam penerapan layanan program parenting terjadi karena adanya hambatan yang mempengaruhinya, seperti:16

a. Kendala transportasi bagi orang tua.

b. Kesehatan orang tua baik fisik maupun mental.

c. Jadwal kerja dan kendala pekerjaan orang tua.

d. Adanya kesibukan orang tua yang lain.

e. Kedewasaan orang tua dan kemampuan memahami kebutuhan anak- anak mereka.

f. Sikap terhadap kebijakan sekolah dan guru.

g. Latar belakang budaya dan bahasa dengan program yang diberikan.

Pendapat yang sama dikemukakan oleh Edwards bahwa faktor yang mempengaruhi program parenting adalah:17

a. Pendidikan orang tua

Perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan pengalaman orang tua. Orang tua dapat melakukan hal-hal yang dapat membantu anak agar siap menjalankan proses pengasuhan yang baik seperti ikut serta dalam setiap pendidikan anak, melihat segala sesuatu yang bermasalah pada anak, mengupayakan untuk meluangkan waktu kepada anak dan memberi penilaian perkembangan fungsi keluarga dan kepercayaan anak. Pengalaman yang dimiliki

16 Smith et al., Inklusi Sekolah Ramah Untuk Semua. h.98

17 Drew Edward, C, Ketika Anak Sulit Diatur: Panduan Orang Tua Untuk Mengubah Masalah Perilaku Anak (Bandung: PT Mizan Utama, 2006). h.56

(44)

orang tua dalam proses pengasuhan akan lebih siap melakukan perannya sebagai pengasuh dan juga bisa melihat tanda-tanda tumbuh kembang yang sesuai.18

b. Lingkungan

Perkembangan anak juga dipengaruhi oleh lingkungan sehingga lingkungan juga berperan dalam memberi pola-pola pengasuhan yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya. Lingkungan yang baik akan memberikan pengaruh positif kepada anak sedangkan lingkungan buruk juga akan memberi pengaruh negatif kepada anak.

c. Budaya

Orang tua kadang memberikan pengasuhan kepada anaknya menggunakan cara atau kebiasaan-kebiasaan yang lazim digunakan oleh masyarakat disekitarnya. Pola pengasuhan yang dilakukan kadang dianggap berhasil memberikan pendidikan kepada anak menuju proses kematangan. Anak diharapkan dapat diterima oleh masyarakat dengan baik. Kebudayaan dan kebiasaan masyarakat dalam melaksanakan pengasuhan memberikan pengaruh pada setiap setiap orang tua sehingga kadang melakukan pola pengasuhan yang tidak sesuai.19

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa ada banyak faktor yang dapat menghambat dan mempengaruhi pola pengasuhan atau pelaksanaan program parenting. Orang tua perlu mengambil kebijakan yang tepat dalam memberikan pelayanan kepada anaknya terutama yang berkebutuhan khusus. Faktor-faktor tersebut dapat diatasi jika orang tua memiliki kesadaran dan menerima keadaan anak yang mempunyai kelainan sehingga dapat mengupayakan berbagai hal agar pertumbuhan dan perkembangan anaknya berjalan secara optimal.

18 Supartini, Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak (Jakarta: EGC, 2004).h.102

19 Anwar, Sikap Manusia, Teori Dan Pengukuran (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2000).

h.98

Referensi

Dokumen terkait

Pemberlakuan tarif pelayanan pemeriksaan radiodiagnostik di instalasi radiologi RSUD Linggajati Kuningan berdasarkan PERDA Kabupaten Kuningan nomor 9 tahun 2012 tentang

: LAIIIUTA'{ PEIIBAI{GUIIAI{ PAGAR Tru DAN JAYA XECAI,IATAII UIBAT TO]IIAN. : IGGAMATAII

Adapun kompetensi yang diajarkan pada mata kuliah manajemen pelaksanaan kegiatan (EO) meliputi : (1) show management dan pengertian (EO) pada pertemuan ini

Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode Student Centered Learning (SCL) dengan pendekatan Problem Based Learning (PBL). Metode PBL dilakukan dengan

Nilai n adalah jumlah ligan yang terikat pada Y(III). Ion H + yang dilepaskan ligan dalam proses ekstraksi dapat ditentukan dengan melakukan ekstraksi pada konsentrasi

Asli Surat Pernyataan yang dibuat sendiri oleh yang bersangkutan di atas kerlas bermaterai cukup (Rp. 6.000), bahwa bersedia untuk tidak merangkap sebagai Pejabat

(QS.. Kabupaten pati memiliki sumber daya alam yang sangat melimpah dari sektor pertanian perkebunan dan juga dari hasil lautnya. Setiap daerah di Kabupaten Pati memiliki