• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSENTRASI NAA DAN AIR KELAPA TERHADAP MULTIPLIKASI TEMULAWAK (CURCUMA XANTHORRHIZA ROXB.) IN VITRO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONSENTRASI NAA DAN AIR KELAPA TERHADAP MULTIPLIKASI TEMULAWAK (CURCUMA XANTHORRHIZA ROXB.) IN VITRO."

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Temulawak merupakan komoditi tanaman obat yang menempati urutan atas dalam penggunaan, sehingga masih memiliki peluang besar untuk dikembangkan melalui pengembangan sumber-sumber pertumbuhan seperti optimalisasi produktivitas. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) mempunyai banyak sekali manfaat. Menurut Choi et al. (2005) rimpang tersebut berkhasiat umtuk mengobati berbagai penyakit kelainan pada hati (lever), kantong empedu, pancreas dan juga anti mikroba, anti hiperlipidemia dan pencegah kolera. Kandungan gizi yang dimiliki temulawak cukup tinggi, rimpangnya mengandung protein, pati, zat warna kuning kurkuminoid, dan minyak atsiri (Musfiroh et al. 2013).

Masyarakat pada dewasa ini cenderung menginginkan pengobatan dengan bahan alami, menjadikan permintaan benih temulawak sebagai bahan baku obat maupun industri jamu di Indonesia meningkat dengan pesat. Permintaan terhadap temulawak pada tahun 2010 untuk keperluan industri obat tradisional di Pulau Jawa saja mencapai 9,37 ton rimpang segar dan meningkat tiap tahunnya (BPS 2011).Kondisi ini memberi peluang kepada petani sebagai penyedia bahan tanaman. Upaya penyediaan bahan tanaman secara massal dalam waktu singkat serta bebas hama dan penyakit dapat dilakukan melalui teknik kultur jaringan, namun teknik ini dibatasi dengan tingginya biaya perbanyakan, salah satunya penggunaan bahan kimia yaitu zat pengatur tumbuh sintetik.

(2)

2

senyawa didalamnya (Kristina dan Syahid 2012). Menurut Bey et al. (2006) dan Nasib et al. (2008) perlakuan air kelapa secara tunggal pada konsentrasi 25% mampu menghasilkan pembentukan akar dan daun lebih cepat pada kultur in vitro anggrek, dan akan terlihat lebih nyata apabila dikombinasikan dengan zat pengatur tumbuh sintetis (salah satunya NAA) seperti pada tanaman kiwi, namun belum pernah dilakukan pada temulawak sehingga perlu dilakukan penelitian tentang pemberian gabungan antara ZPT alami dan sintetik pada temulawak in vitro.

B. Perumusan Masalah

Permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh pemberian kombinasi ZPT sintetik Naphtalene Acetic Acid (NAA) dan ZPT alami (air kelapa muda) pada multiplikasi temulawak in

vitro?

2. Berapa konsentrasi NAA dan air kelapa muda yang tepat untuk multiplikasi temulawak in vitro?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

a. Mengetahui respon multiplikasi temulawak pada pemberian NAA dan air kelapa muda.

b. Mendapatkan kombinasi konsentrasi NAA dan air kelapa muda yang tepat untuk meningkatkan multiplikasi temulawak in vitro.

2. Manfaat Penelitian

(3)

3

D. Hipotesis

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini saya Nama: Ayudya Kartika Sari NIM: H0712037 Program Studi: Agroteknologi menyatakan bahwa dalam skripsi saya yang berjudul “KAJIAN KONSENTRASI BAP DAN NAA

Selain itu, bibit yang dihasilkan dari kultur in vitro memiliki jumlah banyak, seragam dalam waktu singkat, sifat tanaman sama dengan induknya, bebas penyakit,

mengetahui konsentrasi air kelapa yang paling efektif dalam multiplikasi krisan secara in vitro, sehingga dapat digunakan untuk mensubtitusi peran sitokinin dalam media...

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi kemampuan proliferasi secara in vitro sel otak besar anak tikus dalam medium dengan dan tanpa

terkandung dalam temulawak yang bersifat sebagai antibakteri sehingga dapat.. mengatasi penyakit infeksi secara

Berdasarkan data pada Tabel 2, 3 dan 4 dapat dikatakan bahwa air kelapa tampaknya hanya mampu memacu pertambahan jumlah tunas dan jumlah daun, tetapi tidak dapat memacu

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan konsentrasi fosfor pada medium kultur in vitro terhadap pertumbuhan pseudobulb pada

Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Christmas (2000) yang melaporkan bahwa pemberian air kelapa pada konsentrasi 30% mampu menghasilkan jumlah daun lebih banyak pada