• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemberdayaan Zakat Profesi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Lumajang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Pemberdayaan Zakat Profesi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Lumajang."

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

Kabupaten Lumajang)

SKRIPSI

Oleh:

AHMAD SYAMSUDIN IRKHAN NIM: 083 111 031

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) JEMBER FAKULTAS SYARI’AH

AGUSTUS 2015

(2)

Kabupaten Lumajang)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh Gelar

Sarjana Syari’ah (S.Sy) Fakultas Syariah Jurusan Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah

Oleh:

AHMAD SYAMSUDIN IRKHAN NIM: 083 111 031

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) JEMBER FAKULTAS SYARI’AH

AGUSTUS 2015

(3)

Kabupaten Lumajang)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh Gelar

Sarjana Syari’ah (S.Sy) Fakultas Syariah Jurusan Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah

Oleh:

AHMAD SYAMSUDIN IRKHAN NIM: 083 111 031

Disetujui Pembimbing

Dr. Muniron, M.Ag NIP: 196611061994 031 001

ii

(4)

































Artinya: Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (Qs.Al-Baqarah.267)

(5)

 Kedua orang tua ,Bapak (Moh.irsadi) dan umi (Siti Hanifa) yang telah memberikan segalanya. Cinta dan kasih sayang yang tak terhingga. Yang selalu mengajarkan kebaikan didalam kehidupan ananda. Dukungan dan motivasi yang selalu engkau berikan kepada ananda baik secara materi maupun secara moril. Semoga ananda bisa mejadi anak yang bermanfaat dan berbakti.

 Istriku Halimahtus Sa’diyah, dan Anakku Raisa Keisa Azkiyah yang telah banyak memberikan penyemangat, inspirasi, dan selalu mendukung dalam proses penyelesaian skripsi ini.

 Kedua adikku Siti Amiatuz Zahro dan Ahmad Miqdad Izzul Ma’ali, semoga mas bisa menjadi mas yang baik dan bisa memberikan contoh yang baik.

 semua keluarga besar baik dari keluarga istri tersayang, yang telah memberikan motivasi dan dukungan untuk menyelesaikan Skripsi ini.

 Dosen pembimbing Dr.Muniron, M.Ag yang telah ikhlas membimbing penulis dari awal penyusunan skripsi ini sampai selesai dan yang selalu memberikan motivasi dan penyemangat kepada penulis.

 Bapak Muhaimin, M.HI. yang sudah membantu Proses yang dihadapai penulis.

 Seluruh dosen Fakultas syari’ah yang telah memberikan motivasi dan pengetahuan kepada saya

 Temen-temen seperjuangan kelas B1 Al-Ahwal Al-Syakhsiyah semoga pertemanan kita tidak putus sampai disini. Salam Sukses selalu...!!!

 Temen-temen UKPK seperjuangan semoga pertemanan kita tetep terjalin, dan ilmu yang kita dapatkan diwaktu berproses bermanfaat “Salam intelektual”, Salam Dialektika”

 Pengurus BAZ Kabupaten Lumajang yang sudah memberikan Izin penelitian.

 Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang selama ini senantiasa memberikan dukungan dan semangat kepada saya.

 Almamaterku IAIN jember, yang selalu saya junjung tinggi dan selalu saya banggakan.

(6)

kepada penulis sampai saat ini.

Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda kita nabi besar Nabi Muhammad SAW yang telah membawa dan mengembangkan islam hingga seperti saat ini.

Dengan selesainya skripsi yang berjudul “Pemberdayaan Zakat Profesi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Lumajang” ini, Kesuksesan ini dapat penulis peroleh karena dukungan banyak pihak. Oleh karena itu, penulis menyadari dan menyampaikan terima kasih sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Prof.Dr.H.Babun Suharto, SE.,MM selaku Rektor IAIN Jember.

2. Bapak Dr.H.Sutrisno RS, M.HI Selaku Dekan Fakultas Syariah.

3. Bapak Muhaimin, M.HI Sebagai Ketua Jurusan Hukum Islam.

4. Ibu inayatul anisa, M.Hum sebagai ketua program studi Al-Ahwal Al-Syakhsiyah.

5. Bapak Dr.Muniron,M.Ag. sebagai dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis tidak dapat memberikan kontribusi kepada kebaika, partisipasi dan segala bantuan mereka semua melainkan do’a, semoga Allah memberikan balasan yang lebih dari apa yang telah diberikan kepada penulis.

Akhirnya tidak ada harapan yang paling utama kecuali ridho’ Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dalam pengembangan keilmuan, baik bagi penulis maupun kepada para pembaca. Amiin Yaa Rabbal Alamiin.

Jember, 26 Agustus 2015

Penulis

(7)

Kabupaten Lumajang.

Kalau kita kembali kepada salah satu rukun islam adalah perintah untuk melaksanakan zakat. karena perintah zakat bukan sekedar praktik ibadah yang memiliki dimensi spiritual, tetapi juga sosial. Zakat merupakan ibadah dan kewajiban sosial bagi kaum muslim yang kaya (aqhniyah) ketika sampai dengan nisabnya (batas minimal) dan hawl(waktu satu tahun). Dengan adanya zakat maka ekonomi dari masyarakat yang kurang beruntung ekonominya bisa diatasi. Oleh karena itu BAZ adalah salah satu lembaga yang berwenang untuk mengumpulkan, mendistribusikan dan pendayagunaan. Maka perlu kiranya kita mengetahui bagaimana pendayagunaan dana zakat yang dilakukan oleh pengurus BAZ Kabuapaten Lumajang.

Sesuai dengan Fokus penelitian yang dibahas dalam skripsi ini adalah Pertama, bagaiman pengumpulan Zakat Profesi PNS di BAZ Lumajang? Kedua, bagaimana pendistribusian Zakat Profesi PNS di BAZ Lumajang? Ketiga, Bagaimana Pendayagunaan Zakat profesi PNS di BAZ Lumajang? Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah Mendiskripsikan Bagaimana Sistem Pengumpulan, Pendistribusian, dan Pendayagunaan Zakat Profesi PNS di BAZ Lumajang.

Jenis Penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Penelitian kualitatif deskriptif. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan menggunakan metode Observasi, Interview, dan Dokumentasi. Setelah data terkumpul peneliti berusaha menganalisa dengan metode deskriptif dari data yang ada.

Temuan dilapangan adalah , sistem pengumpulan yang ada di BAZNAS Lumajang menggunakan beberapa strategi yaitu pembentukan UPZ ditiap-tiap SKPD, melakukan Monitoring ke UPZ, mengadakan Rapat Pleno dengan pengurus UPZ, berkoordinasi dengan Bupati dan Wakil Bupati tentang penghimpunan Zakat profesi, dan Melakukan sosialisai kepada masyarakat umumnya dan kepada pegawai negeri sipil ketika mengadakan rapat ditiap SKPD yang ada. Sistem pendistribusian yaitu membentuk suatu program, dan pendistribusian di BAZNAS ada yang sifatnya langsung atau tidak langsung, dan adakalnya mengikuti program pemerintah. Sistem pendayagunaan yang ada di BAZNAS menggunakan sistem Ekonomi konsumtif dan produktif.

vii

(8)

PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar belakang Masalah ... 1

B. Fokus penelitian ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat penelitian ... 7

E. Definisi istilah ... 8

F. Sistematika pembahasan ... 11

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN ... 13

A. Penelitian terdahulu ... 13

B. Kajian teori ... 16

BAB III METODE PENELITIAN ... 40

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 40

B. Lokasi penelitian ... 40

C. Subyek penelitian ... 41

D. Teknik pengumpulan data ... 41

E. Analisis data ... 43

F. Keabsahan Data... 45

G. Tahap-tahap penelitian ... 46

(9)

B. Penyajian Data dan Analisis Data ... 66

C. Pembahasan Temuan ... 83

BABA V KESIMPULAN DAN SARAN ... 87

A. Kesimpulan ... 87

B. Saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 91

PERYATAAN KEASLIAN TULISAN ... 93 LAMPIRAN-LAMPIRAN

Biodata Penulis.

Matrik Penelitian Surat Izin Penelitian Surat Selesai Penelitian SK Pengurus BAZ Lumajang Jurnal Kegiatan

Foto Kegiatan Data Muzakki

Data Mustahik Zakat Data Binaan BAZ

(10)

A. Latar Belakang Masalah

Kalau kita kembali kepada salah satu rukun islam adalah perintah untuk melaksanakan zakat. karena perintah zakat bukan sekedar praktik ibadah yang memiliki dimensi spiritual, tetapi juga sosial. Zakat merupakan ibadah dan kewajiban sosial bagi kaum muslim yang kaya (aqhniyah) ketika sampai dengan nisabnya (batas minimal) dan hawl(waktu satu tahun). Secara sosiologi zakat bertujuan untuk memeratakan kesejahteraan dari orang kaya kepada orang miskin secara adil dan mengubah penerima zakat menjadi pembayar zakat.Oleh karena itu, jika zakat diterapkan dalam format yang benar, selain dapat meningkatkan keimanan, juga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi secara luas baik kepada masyarakat maupun kepada bangsa kita. Dan kalau kita melihat arti zakat secara etimologi, zakat memiliki arti berkembang atau bertambah, banyak dan berkah. Oleh karena itu ketika kita menzakatkan sebagian hasil pendapatan kita pasti harta kita akan bertambah meskipun secara kasat mata harta kita akan berkurang.

Kemudian shadaqah pun dinamakan zakat, karena shadaqah merupakan penyebab berkembang dan diberkahnya harta. Akan tetapi istilah ini kemudian ditegaskan, bila merujuk kepada zakat maka dinamakan shadaqah wajib, sedangkan untuk selain zakat maka dinamakan shadaqah atau sedekah.

Disisi lain zakat terbagi menjadi dua bagian yaitu Zakat fitrah dan Zakat Mal zakat fitrah adalah setiap orang islam, laki-laki dan perempuan besar kecil,

(11)

merdeka atau hamba diwajibkan membayar zakat fitrah sebanyak 3,1 liter dari makanan dari makanan yang mengenyangkan menurut tiap-tiap tempat (Negara). dan pelaksanaan Zakat Fitra yaitu dilaksanakan pada awal bulan bulan ramadhan sampai sebelum dilaksanakannya sholat hari raya idul fitri.1 sedangkan Zakat Mal (harta) adalah zakat kekayaan, artinya zakat yang dikeluarkan dari kekayaan atau sumber kekayaan itu sendiri. Uang adalah kekayaan. Pendapatan dari Profesi, usaha, investasi merupakan sumber dari kekayaan. Oleh karena dengan adanya dua perbedaan antara zakat fitrah dengan zakat mal atau harta maka semua pendapatan dari profesinya dapat dikenakan zakat berupa profesinya.2

Sebagaimana penjelasan dengan Gagasan untuk mengimplementasikan zakat dari semua hasil usaha yang bernilai ekonomis, baik dari sector jasa maupun profesi belum sepenuhnya dapat dijalankan oleh umat islam di indonesia, terutama berkenaan dengan zakat profesi ini. di samping meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan sosial masyaratakat, tidaklah memadai bila yang dikenai zakat hanya terbatas pada ketentuan teks.

Sementara itu, realitasnya sosial ekonomi di masyarakat menunjukkan semakin meluas dan bervariasi jenis lapangan kerja dan sumber penghasilan pokok dibarengi dengan mulai berkurangnya minat sebagian masyaratakat terhadapj jenis pencarian yang potensial terkena kewajiban zakat. Lalu apa jadinya bila suatu saat jenis penghasilan yang terkena kewajiban zakat makin berkurang, sedangkan pencarian terkena zakat semakin bertambah. Fenomena

1 Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam. (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2003), 207.

2 Mursyidi. Akuntansi Zakat Kontemporer. (Bandung: PT REMAJA ROSDAKRYA, 2006),80

(12)

diatas secara esensial bertentangan dengan prinsip keadilan islam, kenapa seperti itu prinsip islam dengan adanya zakat dapat menanamkan keadilan bagi seluruh umat islam, dan rasa kepedulian terhadap orang yang berhak menerima zakat. Sedangkan kalau kita melihat realitas yang ada petani yang penghasilannya kecil justru diwajibkan membayar zakat, sementara seorang eksehak kutif, seniman, atau dokter justru dibiarkan tidak membayar zakat.3 Untuk menunaikan dan menentukan benda yang wajib dizakatkan tidaklah harus berpedoman kepada dalil naqli saja, melaikan dikembangkan lebih banyak lagi sesuai dengan tujuan zakat.4 sebagaimana Firman Allah yang berbunyi :



































Artinya: “ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” 5

Dengan adanya realitas yang sudah dipaparkan diatas perlu kiranya kita bisa mamperhatikan zakat sesuai dengan harta benda yang dizakatkan atau sesuai dengan profesinya, dan kita harus bisa mengembangkan dan memperdayakan zakat agar zakat ini bisa membantu masyarakat yang kurang mampu. bahwasannya zakat mepunyai makna yang mendalam antara lain

3 Muhammad hadi, PROBLEMATIKA ZAKAT PROFESI & SOLUSINY, (yogyakarta: pustaka pelajar, 2010),1.

4 Muslich Shabir, Pemikiran Syekh Muhammad Arsy Al-Banjari Tentang Zakat. (Bandung: Nuansa Aulia, 2005), 115.

5 Al-Qur’an, 9:103.

(13)

yaitu agar terjalin rasa solidaritas dan rasa persaudaraan antar umat manusia, dikarnakan umat manusia adalau makhluk sosial yang membutuhkan satu dengan yang lainnya, dan dapat mengatarkan untuk menyisihkan sebagian harta, khususnya kekayaan yang diberikan kepada mereka yang membutuhkan, baik dalam bentuk kewajiban zakat maupun infak.6

Kemudian Didalam Hukum islam memandang harta mempunyai nilai yang sangat strategis, Karena ia merupakan alat dan sasaran untuk memperoleh berbagai manfaat dan mencapai kesejahteraan hidup manusia sepanjang waktu. zakat penghasilan atau profesi dapat dijadikan sumber pendanaan yang cukup besar, dikarnakan bersifat rutin dan tetap. Dan apabila zakat digali dari sumber penghasilan dan profesi tersebut. Maka dapat dipastikan dapat membantu perekonomian masyarakat yang membutuhkan atau perekonomian bangsa pada khususnya.7

Dan kalau kita bicara Hubungan manusia dengan harta sangatlah erat hubungan antar keduanya. Dikarnakan naluri manusia mempertahankan hidup manusia itu sendiri. Justru itu harta termasuk salah satu hal penting dalam kehidupan manusia, karena ia merupakan unsur dari lima asas (hak) yang wajib dilindungi bagi setiap manusia (al-dharuriyyat al-khamsah) melihat betapa pentingnya esensi dan kedudukan harta bagi kehidupan manusia maka al-qur’an mengangkat terminology harta tersebut sebanyak 86 kali, tersebar dalam 38 surah.8 Dan Abu Bakr r.a “Demi Allah Swt. saya akan membunuh bagi mereka yang memisahkan antara shalat dengan zakat. Zakat adalah

6 Ibid.,61.

7 Ibid.,53.

8 Abdurrachman, zakat dalam dimensi mahdah dan sosial, (jakarta: PT.RajaGrafindo, 1998), 1.

(14)

kewajiban pada harta. Jadi intisari dari semua itu bahwa hukum menunaikan zakat hukumnya wajib bagi hartanya sudah mencapai satu nishab atau Haul.9

Kalau ditinjau dalam segi keadilan yang terdapat didalam konsep islam yaitu terdapat didalam zakat, islam adalah agama kesatuan penyelarasan antara Aqidah, syari’at, akhlak, mu’amalah material dan spiritual, nilai-nilai ekonomi dan moral, dunawi dan ukhrawi. Oleh karena itu islam sangat menjunjung rasa keadilan terhadap sesama makhluk tinggal kita bagaimana cara menerapkan rasa keadilan tersebut.10

Sementara itu fatwa ulama yang dihasilkan pada waktu muktamar internasional pertama tentang zakat dikuwait pada tanggal 29 rajab 1404 H yang bertepatan pada tanggal 30 April 1984 M,11. bahwa salah satu kegiatan yang menghasilkan kekuatan bagi manusia sekarang adalah kegiatan profesi yang menghasilkan amal yang bermanfaat, baik yang dilakukan sendiri , sperti kegiatan dokter, arsitek dan lain sebagainya, bahkan yang dilakukan secara bersama-sama, seperti karyawan atau para pengwai. Semuanya itu menghasilkan pendapatan atau gaji. Sedangkan lembaga yang mengelola zakat profesi ini dikhususkan kepada badan amil zakat nasional yang ada ditiap-tiap daerah, dan zakat profesi ini sangat penting untuk dilaksanakan karna salah satu potensi zakat di Indonesia adalah zakat penghasilan atau profesi. pertimbangannya. Karna zakat penghasilan atau profesi dapat

9 Abdul Al-Hamid Mahmud Al-Ba’ly, EKONOMI ZAKAT,(Jakarta: PT RajaGrafindo, 2006),28.

10 Abdurrachman, zakat dalam dimensi mahdah dan sosial, (jakarta: PT.RajaGrafindo, 1998),99.

11 Didin Hafidhuddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern. (Jakarta: GEMA INSANI, 2006), 94.

(15)

menjadi sumber pendanaan yang cukup besar, bersifat tetap dan rutin 12. Oleh karena itu apabila zakat profesi ini dapat digali dengan semaksimal munkin maka dapat dipastikan bisa membantu perekonomian bangsa pada saat ini.

Badan Amil Zakat (BAZ) adalah salah satu lembaga yang berwenang untuk mengelolah zakat secara nasional dan BAZNAS ini mempunyai fungsi untuk perencanaan fungsi, pengumpulan dan penditribusin zakat.

Sebagaimana terdapat didalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2014 Tentang Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat.disana dijelaskan bahwasannya BAZNAS adalah lembaga yang melakukan pengelolaan secara nasional. Dan BAZNAZ ini bertempatan di ibu kota Negara, dengan adanya peraturan pemerintah ini, peneliti sangat tertarik untuk meneliti bagaimana cara Pendayagunaan/

Pemberdayaan Zakat Profesi dari Pegawai Negeri Sipil, dengan judul PEMBERDAYAAN ZAKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS), di BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) KABUPATEN LUMAJANG.

B. Fokus Penelitian

Untuk menghindari pembahasan yang tidak ada kaitannya dengan pokok masalah, maka diperlukan penulisan rumusan masalah yang sistematis, karena rumusan masalah adalah langkah awal untuk menentukan sesuatu hal yang diteliti, maka peneliti merumuskannya yaitu:

12 Muhammad hadi, PROBLEMATIKA ZAKAT PROFESI & SOLUSINYA (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010),54.

(16)

a. Bagaimana Pengumpulan Zakat PNS di BAZNAS Kabupaten Lumajang?

b. Bagaimana Pendistribusian zakat PNS, di BAZNAS kabupaten Lumajang?

c. Bagaimana Pendayagunaan/Pemberdayaan zakat PNS, di BAZNAS Lumajang?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah:

1. Mendiskripsikan Pengumpulan Zakat Profesi PNS, di Badan Amil Zakat Nasioanl (BAZNAS) kabupaten Lumajang?

2. Mendiskripsikan Pendistribusian Zakat Profesi PNS, di Badan Amil Zakat Nasioanl (BAZNAS) kabupaten Lumajang ?

3. Mendiskripsikan sistem Pendayagunaa Zakat Profesi PNS, di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Lumajang ?

D. Manfaat penelitian

Memahami pemberdayaan zakat yang sesungguhnya terhadap upaya penyempurna sitem pengelolaan zakat perlu ditingkatkan agar pelaksanaan zakat lebih berhasil guna serta dapat dipertanggung jawabkan, sebagaimana yang disebutkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat, sehingga penelitian ini diharapkan bermanfat baik secara Teoritis Maupun secara Praktis sebagai bentuk aplikasi dari hasil penelitian yang akan dilakukan yaitu:

(17)

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan menambah perkembangan ilmu pengetahuan yang lebih luas dan signifikan. dan menambah khasanah keilmuan, wawasan pengetahuan berkaitan tentang Pemberdayaan Zakat Profesi.

2. Manfaat Praktis

1) Bagi peneliti sendiri bisa Menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman baik tentang ilmu pengetahuan tentang zakat profesi maupun tentang penulisan karya ilmiah sebagai bekal awal untuk mengadakan penelitian lain di masa mendatang.

2) Bagi BASNAS Hasil penelitian ini dijadikan sebagai bahan informasih atau sebagai bahan masukan untuk menjalankan roda organisasi yang ada di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Lumajang. Dan semoga dapat memberikan kontribusi positif untuk Badan Amil Zakat (BAZ) didalam mengembangkan dan memperdayakan zakat profesi, pada khusunya,biar bisa dikontribusikan kepada masyarakat yang membutuhkannya.

3) Hasil penelitian ini bisa di jadikan khasanah bacaan dalam ilmu zakat Profesi, dan bisa menambah kepustakaan STAIN Jember khususnya untuk jurusan syari’ah Al-Ahwal Al-syaksiyah (AS).

Dan diharapkan bisa menjadi refrensi bagi pembelajaran baik tentang Fiqih ibadah/muamalah, atau dijadikan sebagai bahan refrensi penelitian yang akan datang.

(18)

E. Definisi Istilah

Definisi istilah dalam suatu penelitian adalah bermanfaat untuk menghindari adanya salah pengertian dalam memahami masalah, juga berguna untuk memahamkan maksud dari judul penelitian tersebut.

1. Pembedayaan

Sebagaimana yang tercantum didalam undang-undang Nomor 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat BAB 1 pasal 1, ayat 1 yaitu:

pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan pengoordinasian dalam pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat.

pemberdayaan adalah suatu program, dimana pemberdayaan dapat dilihat dari tahapan-tahapan kegiatan guna mencapai suatu tujuan, yang biasanya sudah ditentukan jangka waktunya.

Adapun pengertian Pemberdayaan atau Pendayagunaan:13 a) Pengusaha agar mampu mendatangkan hasil dan manfaat.

b) Pengusaha (tenaga dam sebagainya)

Dengan adanya dua pengertian diatas, maka peneliti mengambil kesimpulan pemberdayaan atau pendayagunaan adalah suatu usaha untuk mendatangkan hasil dan manfaat yang lebih besar dan lebih baik, dari pengumpulan, pendayagunaan, dan sampai dengan Pendistribusian zakat yang dilakukan oleh Petugas atau Lembaga Pengelola Zakat. Dan hasil

13 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa.. Kamus Besar Bahasa Indonesia, ed. 3. cet. 4,( Jakarta:

Balai Pustaka, 2000),101.

(19)

pengumpulan zakat didayagunakan atau dipemberdayakan untuk usaha yang produktif.

2. Zakat profesi

Pendapatan profesi adalah buah hasil kerja mengurus otak dan keringatyang dilakukan oleh setiap orang. dan ruang lingkup zakat profesi ini adalah seluruh pendapatan yang dihasilkan oleh seseorang dalam bentuk pendapatan baik gaji maupun upah, honorarium dan nama yang lainnya.14

Semua penghasilan melalui kegiatan profesional tersebut, dan apabila sudah mencapai nishab, maka wajib dikeluarkan zakatnya15 Alasan atau dasar hukum yang mewajibkan uang gaji, upah atau uang komisi bagi para pegawai negeri maupun swasta, baik dokter, pengacara dan lain sebaginya berdasarkan firman Allah:











 

Artinya: “ dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian.”

(Adz-Dzariyat: 19) 3. Pegawai Negeri Sipil (PNS)

Pegawai negeri sipil adalah Dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, disebutkan bahwa Pegawai Negeri adalah setiap warga Negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi

14 Areif Mufraini, Akuntansi dan Manajemnen Zakat. (Jakarta: Kencana, 2008),79.

15 Didin Hafidhuddin,Zakat Dalam Perekonomian Modern. (Jakarta: GEMA INSANI, 2002), 94.

(20)

tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Berdasarkan keterangan diatas, maka perlu kiranya kita bisa mengambi kesimpulan bahwa seseorang agar bisa disebut sebagai negeri sipil maka harus memenuhi unsure-unsur sebagai berikut:

 Memenuhi syarat yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku;

 Diangkat oleh pejabat yang berwenang;

 Diserahi tugas dalam jabatan negeri atau jabatan negara lainnya;

 Digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)

Badan Amil Zakat Nasional adalah lembaga yang berwenang melakukan tugas pengelolaan zakat secara nasional baik Pemungutan, Pendayagunaan sampai dengan Pendistribusian zakat. sebagaimana yang dijelaskan didalam Undang-Undang Pengelolaan Zakat No 23 Tahun 2011 Bab II Pasal 6

BAZ adalah organisasi pengelola zakat yang dibentuk oleh pemerintah yang pembentukannya harus sesuai dengan mekanisme sebagaimana telah diatur dalam keputusan dirjen bimas islam & urusan haji No. D/291 Tahun 2001.16

Dengan adanya definisi istilah diatas, yang dimaksud Pemberayaan Zakat Profesi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Lumajang. adalah suatu usaha untuk mendatangkan

16 Umrotul khasanah, Manajemen Zakat Modern, (Malang: UIN-MALIKI PRESS, 2010), 69.

(21)

hasil dan manfaat yang lebih besar dan lebih baik dari pengumpulan, pendayagunaan, dan sampai dengan Pendistribusian dari Pendapatan profesi yang dikelolah oleh lembaga yang berwenang melakukan tugas pengelolaan zakat secara nasional baik Pemungutan, Pendayagunaan sampai dengan Pendistribusian zakat yaitu (BAZNAS).

F. Sitematika Pembahasan

Untuk mempermudah pemahaman yang lebih sempurna, maka perlu gambaran singkat tentang sistematika pembahasan. Dalam skripsi ini dibagai menjadi lima bagian yaitu:

BAB 1 : pendahuluan, memuat latar belakang masalah yang didalamnya berisi uraian secara singkat latar belakang melakukan penelitian, selanjutnya focus penelitian, yang akhirnnya memunculkan beberapa tujuan penelitian, manfaat penelitian baik manfaat bagi peneliti, lembaga,atau manfaat kepada masyarakat umumnya, Definisi istilah berisi tentang pengertian istlah-istilah penting yang menjadi titik perhatian peneliti dalam judul penelitian dan terakhir sistematika pembahasan yang berisi tentang deskripsi alur pembahasan skripsi yang dimulai dari Bab pendahuluan sampai dengan Bab Penutup.

BAB II : kajian kepustakaan, memuat penelitian terdahulu yang terkai dengan penelitian yang hendak dilakukan. Dan memuat kajian teori yang meliputi kerangka teoritik tentang pemberdayaan zakat Pengawai Negeri Sipil (PNS) di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Lumajang.

(22)

BAB III : metode penelitian yang didalamnya menguraikan secara garis besar metode dan prsedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB IV : Penyajian Data dan Analisis, dalam bab ini mengemukakan secara rinci bukti-bukti yang diperoleh dan merupakan hasil penemuan penelitian, Sehingga yang penting dikemukakan adalah gambaran obyek penelitian, penyajian dan analisis, dan pembahasan temuan.

BAB V : Penutup yang berisi, kesimpulan, saran serta diakhiri dengan daftar pustaka, pernyataan keaslian tulisan, lampiran-lampiran, dan biodata penulis yang merupakan akhir dari skripsi.

(23)
(24)

A. Penelitian Terdahulu

a. Nikmatul masruroh, M.E.I, pada tahun 2012. Dan beliau termasuk salah satu dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Jember, judul penelitiannya beliau tentang “Studi Manajemen Di BAZ Kabupaten Lumajang” dalam penelitian ini membahas masalah manajemen kebijakan BAZ lumajang. kemudian dari hasil penelitian yang sudah dilakukan.

Maka peneliti penyimpulkan bahwa pelaksanaan pengeloaan zakat, BAZ kabupaten Lumajang menggunakan pola manajemen kebijakan yang melibatkan eksekutif, dalam hal ini Bupati, wakil Bupati dan perangkat- perangkatnya. Sehingga, pihak pemerintah daerah ikut serta dalam memberikan instruksi kepada para muzakki dalam hal ini PNS untuk menyalurkan dana zakatnya melalui BAZ Kabupaten Lumajang. Sehingga, setiap tahun donasi dana BAZ Kabupaten Lumajang selalu meningkat.

Dalam pelaksanaan manajemen ini, BAZ kabupaten lumajang memegang prinsip syar’I, prinsip sinergitas, prinsip professional, prinsip transparansi dan prinsip procedural. Oleh karena itu, BAZ Kabupaten Lumajang bisa dijadikan benchmarking bagi BAZ-BAZ lain di jawa timur.

Jadi kesimpulannya yaitu penelitian yang penulis lakukan adalah lanjutan dari apa yang sudah beliau teliti. Perbedaannya yaitu jika penelitian terdahulu membahas masalah manajemnya, sedangkan penelitian sekarang

(25)

membahas masalah Pemberdayaan Zakat Pengawai Negeri Sipil (PNS), di Badan Amil Zakat (BAZ) Kabupaten Lumajang

b. INSANI MAHARANI RINJANI adalah Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjani Cirebon Fakultas Syari’ah Muamalah ekonomi perbankan Islam Tahun 2012. Peneliti meneliti tentang Zakat Profesi presepektif Yusuf Al-Qordawi, dan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pendapat Yususf Al-Qordawi terhadap Zakat Profesi dan Akualisasi Zakat Profesi pada pengembangan ekonomi Zakat.

Oleh karena itu perbedaan dalam penelitian yang akan dibahan ini yaitu tentang Pemberdayaan Zakat Profesi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Lumajang. Dan penlelitian ini difokuskan kepada Bagaimana pengumpulan, Pendistribusian dan pendayagunaan Zakat yang ada di BAZ Kabupaten Lumajang.

c. SYAEFUL MUNIR adalah Mahasiswa Universitas islam negeri sunan kalijaga yogyakarta NIM: 08350049 Fakultas syari’ah dan Hukum jurusan Al-Ahwal Al-Syakhsiyah tahun 2012. Peneliti meneliti tentang ”Tinjauan Hukum Islah Terhadap Pelaksanaan Zakat Profesi Pada Badan Amil Zakat (BAZ) Kabupaten Kebumen”. Didalam penelitian ini, peneliti menfokuskan kepelitiaannya kepada pelaksanaan zakat profesi pada Badan Amil Zakat (BAZ) Kabupaten Kebumen, Kemudian dilihat dalam persepektif hukum islam.

(26)

Sedangkan penelitian yang akan dibahas yaitu tentang Pemberdayaan Zakat Profesi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Lumajang. Perbedaan yang terletak dari kedua penelitian ini yaitu penelitian lebih difokuskan kepada Bagaimana pengumpulan, Pendistribusia, dan pendayagunaan Zakat yang ada di BAZNAS Kabupaten Lumajang.

B. Kajian Teori

A. Zakat Profesi

a) Pengertian zakat profesi

Zakat adalah suatu kewajiban bagi umat islam yang telah ditetapkan dalam Al-qur’an, sunnah nabi, dan ijma’para ulama.

Zakat merupakan salah satu rukun islam yang selalu disebutkan sejajar dengan shalat bagaimana firmna Allah Tentang ancaman bagi yang menentang adanya zakat:17































 



























Artinya: ”hai orang-orang yang beriman. Sesungguhnya sebagian besar dari orang-ornag alim yahudi dan rahib-rahib nasrani benar- benar memakan harta orang dengan jalan yang batil dan mereka menghalang-halangi (manusia)dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada

17 Abdul Al-hamid Mahmud, EKONOMI ZAKAT (Jakarta: PT RajaGrafindo, 2006),1.

(27)

jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat)siksa yang pedih.18

zakat secara etimologi adalah memiliki arti berkembang, bertambah banyak dan berkah. Sedangkan menurut syariat, zakat adalah pengambilan harta tertentu berdasarkan cara tertentu dan diberikan kepada orang yang tertentu pula.19

diantara hal yang sangat penting untuk mendapatkan perhatian kaum muslimin saat ini adalah penghasilan atau pendapatan yang diusahakan sesuai dengan keahliannya, baik keahlian yang dilakukan sendiri maupun secara bersama-sama. Missal profesi dokter, arsitek, ahli hukum, penjahit, pelukis, da’I atau muballigh, dan lain sebagainya.20 Dan yusuf al-qardawi berpendapat berkenaan dengan zakat profesi harus memenuhi syarat hawl(harta cukup satu tahun) dan di qiyaskan dengan emas atau zakat perdagangan 2.5% senilai 85 gram emas murni.21

Sedangkan menurut Al-jaziri menerangkan, harta yang wajib dikenai zakat ada empat macam, ternak, emas-perak, perdagangan, barang tambang-rikas dan pertanian tidak ada zakat diluar yang lima.

Meskipun demikian para ulama tidak berani mewajibkan zakat atas

18 Al-Qur’an, 9:34

19 El-Madani. Zakat Fiqih Lengkap. (Jogjakarta:DIVA Press, 2013),13.

20 Didin hafidhuddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern ( Jakarta: Gema insani Press, 2002),93.

21 Muhammad hadi, problematika zakat profesi & Solusinya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), 58.

(28)

penghasilan dokter, padahal penghasilan dokter lebih besar dari pada para petani.22

Pendapatan profesi adalah buah hasil kerja mengurus otak dan keringatyang dilakukan oleh setiap orang. dan ruang lingkup zakat profesi ini adalah seluruh pendapatan yang dihasilkan oleh seseorang dalam bentuk pendapatan baik gaji maupun upah, honorarium dan nama yang lainnya.23

Semua penghasilan melalui kegiatan profesional tersebut, dan apabila sudah mencapai nishab, maka wajib dikeluarkan zakatnya24 Alasan atau dasar hukum yang mewajibkan uang gaji, upah atau uang komisi bagi para pegawai negeri maupun swasta, baik dokter, pengacara dan lain sebaginya berdasarkan firman Allah:













Artinya: “ dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian.25





























































Artinya: Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan

22 Ibid.,53.

23 M. Arief Mufraini, Akuntansi dan manajemen Zakat (Jakarta: Kencana, 2006),78-79.

24 Didin Hafidhuddin, ZAKAT Dalam Perekonomian Modern (jakarta: Gema insani, 2002), 94.

25 Al-Qur’an.,51:19

(29)

daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.”26

Sayyid Qutub (wafat 1965) tafsirannya fi zhilalil Qur’an menjelaskan, dalam menafsirkan firman Allah SWTdalam surat al- Baqarah ayat 267 menyatakan, bahwa nash ini mencakup pula seluruh hasil usaha manusia yang baik dan halal dan mencakup pula seluruh yang dikeluarkan Allah SWTdari dalam dan atas bumi, seperti hasil-hasil pertanian, maupun hasil pertambangan seperti minyak.karena nash ini mencakup semua harta, baik yang terdapat di zaman Rasulullah saw, maupun dizakam sesudahnya. Semuanya wajib dikeluarkan zakatnya dengan ketentuan dan kadar sebagaimana diterangkan dalam sunnah Rasulullah saw, baik yang sudah diketahui secara langsung, maupun yang di qiyas-kan kepadanya.27

b) Sejarah Terlaksananya Zakat Profesi

Kalau kita kembali pada masa sahabat zakat profesi sudah dilaksanakan sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Malik bin Anas menyatakan bahwa mu’awiyah bin Abu sufyan adalah kholifah dilam yang pertama yang memberlakukan pemungutan zakat dari gaji, upah dan bonus insentif tetap terhadapa para prajurit islam.

Namun sebelumnya praktik zakat serupa juga dilakukan dikalangan

26 Ibid.,2:267

27 Didin Hafidhuddin, Zakat DALAM PEREKONOMIAN MODERN ( Jakarta: Gema Insani, 2002),94.

(30)

para sahabat, seperti umar bin khattab memungut kharaj (sewa tanah) dan zakat kuda, padahal keduanya tidak dilakukan oleh rasulullah saw.28

c) Dalil zakat dan Hukum Zakat Profesi

Didalam Al-Qur’an dan hadits, banyak ditemukan dalil-dalil yang berbicara tentang zakat profesi , diantaranya adalah ayat berikut:





























































Artinya:Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji29.

Kata متبسك diatas, mencakup pengertian umum apa saja usahamu, seperti jasa dan profesi30 Dengan adanya bukti baik melalui firman Allah yang sudah dipaparkan diatas, Hukum zakat profesi adalah sama dengan dengan hukum zakat pada umumnya,

28 Muhammad hadi, problematika zakat profesi & Solusinya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), 51.

29 Al-Qur’an., 2:267

30 Muhammad hadi, problematika zakat profesi & Solusinya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), 59

(31)

orang yng menunaikannya akan mendapatkan pahala, sedangkan yang tidak menunaikannya akan mendapat siksa31

Sebagaimana pendapat Al-Nawawi dalam kitab al-majmu’

Sharh al-Muhadhab berpendapat bahwa hasil usaha wajib dikenakan zakat:

راص ةراجتلا دصفب ضورعلا نم ضرعب رخا اصخش وا هسفن رجا نمو )بذهلما حرش عولمجا( ةاكزلا بجثف ةراجث لام ضورعلا كلذ

“barang siapa yang menjual jasa ataupun mempekerjakan orang lain dikeluarkan zakatnya dengan ketentuan zakat perdagangan apabila telah mencapai nisah dan hawl”32

Meskipun tidak ada ayat/hadist yang menjelaskan secara terperinci tentang zakat profesi dikarnakan zakat profesi ini muncul dewasa ini.

istilah ulama’ salaf tentan zakat Profesi dikenal dengan al-mal al-mustafad.yang termasuk dalam katagori zakat al-mal al- mustafad. adalah pendapatn yang dihasilkan dari profesi yang dijalani, seperi gaji Pegawai Negeri Sipil/ Swasta, konsultan, dokter, dan lain sebaginya. Dan ulama’ yang menentukan adanya zakat profesi antara lain, syaikh Abdurrahman Hasan, Syaikh muhammad Abu Zahrah, Syaikh Abdul wahab Khallaf, Syaikh yusuf qardawi, syaikh wahbah az-zuhayli. dan didukung oleh hasil kajian mujma’ fiqih dan fatwa MUI nomor 3 tahun 2003 yang menegaskan bahwa zakat penghasilan itu hukumnya wajib.33

d) Rukun dan Syarat wajib zakat

Rukun zakat ialah mengeluarkan sebagian dari nishab (harta), dengan melepaskan kepemilikan terhadapnya, menjadikan sebagai

31 El-Madani, Zakat Fiqih Lengkap. (Jogjakarta:DIVA Press, 2013),16

32 Muhammad hadi, problematika zakat profesi & Solusinya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010),60

33 Yusuf wibisono darda’. Berbagi zakat dengan sentuhan cinta.(lumajang: BAZ kabupaten lumajang,2010), 49-50

(32)

milik orang fakir, dan menyerahkan kepadanya atau harta tersebut diserahkan kepada wakilnya, yakni imam atau orang yang bertugas untuk memungut zakat34

Sedang adapun syarat wajib zakat Bagi mereka yang tidak memenuhi sayarat-syarat di tentukan oleh islam, mereka tidak mempunyai kewajiban mengeluarkan zakat. Syarat-syarat wajib manunaikan zakat itu diantaranya sebagai berikut:35

a. Islam.

b. Merdeka.

c. Harta yang telah mencapai nisab. dan mempunyai nilai lebih dari nisab tersebut jika dihitung, kecuali pada zakat binatang ternak.

d. Harta dari Pendapatan yang Baik dan Halal36

e. Kepemilikan penuh. Tidak termasuk harta piutang, jika harta yang diutangkan digabung dengan harta dirumah mencapai nisab. Begitu juga binatang ternak yang diwakafkan dan harta dari pembagian untung pada mudharabah. Jika belum dibagikan.

f. Telah mencapai haul (satu tahun).

34 Wahbah Al-Juhayli, Zakat Kajian berbagai Mazhab (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), 97-98

35 Abdul Al-Hamid Mahmud Al-Ba’ly, ekonomi zakat (Jakarta: PR RajaGrafindo Persada, 2006),8-9

36 Didin Hafidhuddin, Zakat DALAM PEREKONOMIAN MODERN ( Jakarta: Gema Insani, 2002),94

(33)

Meskipun dengan adanya beberapas syarat diatas, ada beberapa syarat wajib zakay yang tidak sama dengan syarat wajib zakat Profesi seperti telah mencapai Haul (Satu Tahun). Sedangkan didalam zakat Profesi ketika sudah mencapai nisab, kadar dan waktu mengeluarkam zakat profesi bukan dikeuluarkan didalam satu tahun melainkan dikeluarkan setelah mendapatkan Gaji atau Upah dari profesi Zakat profesi dianalogikan kepada Dua Hal zakat pedagangan dan zakat pertanian karna zakat pertanian dikeluarkan pada saat menerimanya.bgitu juga dengan Zakat Profesi dikeluarkan setelah menerima Gaji atau Upah sebesar37

Sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah swt :





















































Artinya: {6}“Katakanlah: "Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasanya Tuhan kamu adalah Tuhan yang Maha Esa, Maka tetaplah pada jalan yang Lurus menuju kepadanya dan mohonlah ampun kepadanya. dan kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukan-Nya, {7}. (yaitu) orang- orang yang tidak menunaikan zakat dan mereka kafir akan adanya (kehidupan) akhirat.” 38

Dengan adanya firman Allah diatas Allah sangat menegaskan dan mewajibkan bagi umat islam yang sudah memenuhi ketentuan

37 Didin Hafidhuddin, Zakat DALAM PEREKONOMIAN MODERN ( Jakarta: Gema Insani, 2002),97

38 Al-Qur’an.,41:6-7

(34)

baik rukun dan syarat wajib untuk menunaikan zakat. maka ketika umat islam engan untuk menunaikan zakat dan dinyatakan kefir akan adanya, dan zakat tersebut ketika umat islam membayar zakat maka zakat tersebut untuk diberikan kepada saudara-saudaranya yang membutuhkan yaitu saudara yang tertera kepada 8 (delapan) golongan yang sudah disebutkan diatas.

e) Ruang Lingkup Wajib Zakat dan Nishab Zakat Profesi Ruang lingkup zakat profesi adalah seluruh pendapat yang dihasilkan seseorang yang biasanya dalam bentuk gaji, upah dan yang lainnya sepanjang pendapatan tersebut tidak merupakan suatu pengembalian dari harta, investasi, atau modal. Beserta Pendapan yang dihasilkan dari kerja profesi tertentu masuk dalam ruang lingkup zakat ini sepanjang unsur kerja mempunyai peran yang paling dasar untuk menghasilkan pendapatan.39

Sedangkan terdapat beberapa kemungkinan kesimpulan dalam menentukan nishab, kadar dan waktu mengeluarkan zakat profesi.

hal ini sangat tergantung pada qiyas (analogi) yang dilakukan.40 zakat gaji, upah, honorarium, dan lain serta pendapatan kerja profesi tidak wajib dikeluarkan zakatnya kecuali telah melampaui batas ketentuan nisab. Meskipun demikian para ahli fiqih berpendapat bahwa nisab zakat profesi di-qiyas-kan atau di analogikan dengan nisab kategori asset wajib zakat keuangan sebesar

39 M. Arief Mufraini, Akuntansi dan manajemen Zakat (Jakarta: Kencana, 2006),79

40 Didin Hafidhuddin, Zakat DALAM PEREKONOMIAN MODERN ( Jakarta: Gema Insani, 2002),96

(35)

85 gram emas atau 200 dirham perak dengan ketentuan kepemilikannya telah melampaui kesempurnaan masa haul.41

zakat profesi menganalogikan bukan hanya kepada satu analogikan akan tetapi terdapat 3 (tiga) analogikan yang pertama yaitu jika dianalogikan pada zakat perdagangan, maka nisab, kadar, dan waktu mengeluarkannya sama dengannya dan sama pula dengan zakat emas dan perak.dan nisabnya senilai dengan 85 gram emas, dan kadar zakatnya 2,5% dan waktu mengeluarkannya setahun sekali. Kedua yaitu jika dianalogikan dengan zakat pertanian, maka nisabnya senilai 653 kg padi atau gandum, dan kadar zakatnya sebesar 5% dan dikeluarkan pda setiap mendapatkan gaji atau penghasilan. Yang ketiga yaitu jika dianalogikan pada zakat rikas, maka zakatnya sebesar 20% tanpa ada nishab, dan dikeluarkan pada saat merimanya.42

presentase yang dikeluarkan dari pendapatan hasil kerja profesi relative, dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Untuk zakat pendapatan aktif volume presentase zakat yang dikeluarkan adalah 2,5% dari sisa aset simpanan dan telah mencapai nisab pada akhir masa haul.

2. Untuk zakat pendapatan pasif dari hasil kerja profesi presentase zakat yang dikeluarkan adalah 10% dari hasil total pendapatan kotor atau 5% dari pendapatan bersih setelah dipotong pengeluaran untuk kebutuhan primer dan operasional43

41 M. Arief Mufraini, Akuntansi dan manajemen Zakat (Jakarta: Kencana, 2006),80

42 Didin Hafidhuddin, Zakat DALAM PEREKONOMIAN MODERN ( Jakarta: Gema Insani, 2002),96

43 M. Arief Mufraini, Akuntansi dan manajemen Zakat (Jakarta: Kencana, 2006),81

(36)

Dengan adanya beberapa pendapat diatas maka peneliti berpendapat bahwa zakat profesi dapat dianalogikan terhadap dua hal segaligus, yaitu kepada zakat pertanian dan pada zakat emas dan perak. Dikarnakan kita bisa memilih membayar zakat profesi kita, sesuai dengan kemampuan kita dan pendapatan kita, apakah kita mau membayar zakat profesi dengan mengikuti kadar dari zakat pertanian yaitu dikeluarkan saat keti menerima gaji atau upah, begitu juga dengan mengikuti kadar zakat emas dan perak apabila kita ingin mengeluarkan zakat profesi selama satu tahun satu kali maka mengikuti kadar zakat emas dan perak.

f) Penghitungan zakat profesi

Ada sedikit perbedaan cara perhitungan zakat profesi:

Pertama: Menghitung pendapatan Aktif tetap tetap (Gaji)

Seorang pekerja atau pegawai pada akhir masa haul menghasilkan sisa dari seluruh penghasilannya, dan apabila jumlahnya telah melampaui nisab, maka ia wajib menunaikan zakat sebanyak 2.5%, dan apabila pengawai sudah menunaikan zakatnya setelah mendapatkan penghasilan dengan kata lain pengawai mencicil pembayaran atau mempercepat pembayaran wajib zakat dengan alasan tertentu, maka pengawai tersebut tidak perlu membayar zakatnya setelah pada akhir haul. Dan pengawai bisa membayar zakatnya setelah akhir masa haul dengan cara lain pengawai

(37)

menggabungkan terlabih dahulu sisa gaji yang diterima dengan seluruh aktivitas keuangan yang dimilikinya

Kedua: Menghitung Pendapatan pasif tidak tetap. Perhitungan zakat diambil dari kerja profesi. dan langka yang diambil dalam penghitungan adalah sebagi berikut:

1. Tentukanlah pendapatan total dalam kurun waktu tertentu (Masa kerja, musim, masa haul).

2. Potonglah pendapatan tersebut dengan biaya operasional yang diperlukan untuk usaha profesi.

3. Potonglah pendapatan tersebut dengan utang.

4. Potonglah pendapatan tersebut dengan keperluan primer disesuaikan dengan besar kecilnya anggota keluarga.

5. Apabila sisa pendapatan tersebut sudah dipotong dengan keperluan pada poin sebelumnya, dan masih melampaui nisab, maka wajib dikeluarkan zakatnya.44

B. Pengupulan Zakat

Dalam pengumpulan zakat setidaknya harus ada strategi yang bisa mempermudah terkumpulnya zakat dari para muzakki terhadap pengelola zakat yaitu lembaga atau amail zakat, dan strategi pengumpulan zakat antara lain: Melalui Sosialisasi, Menurut Robert Le Vine berpendapat bahwa konsep relasi yang harus dibangun oleh pemerintah melalui system local, kesukuan dari pada mengunakan system politik pemerintah. Kenapa

44Ibid.,82-83

(38)

seperti itu dikarnakan ketika kita ingin mensosialisakan menggunakan system suku atau adat pastinya akan mudah dapat diterima dikalangan masyarakat. Kemudian konsep sosialisasi ini merupakan proses untuk memperkenalkan system sosial maupun hukum kepada masyarakat, dan sosialisasi hukum ini sangat ditentukan terhadap lingkungan sosial, maupun ekonomi dan kebudayaan tiap-tiap individu.45 Sedangkan Buechler dikutip ishomuddin menyatakan bahwa sosialisasi adalah proses belajar bagaimana cara hidup, berpikir, berperan dan berfungsi dalam masyarakat.46

Meskipun Robert Le Vine berpendapat pemerintah tidak harus menggunakan system pengumpulan zakat melalui system pemerintah.47 pemerintah mempunyai hubungan dengan zakat. dikarnakan pelaksanaan zakat setidaknya harus diawasi oleh penguasa, dilakukan oleh petugas yang rapi baik secara administrasi maupun tentang pengumpulan, pengelolaan, dan pendistribusian. dan zakat dipungut dari orang yang wajib mengeluarkan zakat untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya. Meskipun demikian para penguasa atau pemerintah disini mempunyai peran yang sangat penting didalam pengumpulan zakat.48

strategi pengumpulan zakat oleh lembaga pengelola zakat dapat dilakukan beberapa strategi antara lain:

1. Pembentukan Unit Pengumpul Zakat (UPZ)

45 Muhammad hadi, problematika zakat profesi & Solusinya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010),81

46 Ibid., 82

47 Ibid.,81

48 Yusuf Qardawi, Hukum Zakat (Jakarta: PT Pustaka litera, 1998), 746

(39)

Untuk memudahkan pengumpulan zakat, baik kemudahan bagi lembaga pengelola zakat dalam menjangkau para muzakki atau memudahkan muzakki untuk membayar zakat, maka badan amil zakat (BAZ) dapat membuka Unit Pengumpul Zakat ditiap daerah sesaui dengan tingkatannya.

2. Pembukaan Konter Penerima Zakat.

Selain membuka Unit Pengumpulan Zakat (UPZ) diberbagai tempat, lembaga pengelola zakat dapat membuka konter atau loket pembayaran zakat dikantor atau secretariat.

3. Pembukaan Rekening Bank

Pembukaan rekening bank ini bertujuan untuk memudahkan para muzakki untuk membayar zakat dan juga memudahkan lembaga- lembaga pengelola zakat dalam menghimpun dana zakat, dan dipublikasikan secara luas kepada masyarakat.

4. Penjemputan Dana Langsung

Sesuai Zakat itu harus diambil dari orang yang telah mempunyai wajib zakat, pengurus lembaga pengelola zakat dapat menjemput dana secara langsung kepada para muzakki baik permintaan muzakki mauoun inisiatif sendiri.

C. Pendistribusian Zakat

Didalam undang-undang republik indonesia yang terdapat didalam pasal 25 menyebutkan bahwa zakat wajib didistribusikan kepada mustahik sesuai dengan syariat islam pasal 26 pendistribusian zakat, sebagaimana

(40)

dimaksud dalam pasal 25, dilakukan berdasarkan skala prioritas dengan memperhatikan prinsip pemerataan, keadilan, dan kewilayahan.49 biro pusat statistic (BPS) mengukur kemiskinan dari tingkat ketidak mampuan orang/keluarga dalam mengosumsi kebutuhan dasar seperti beras sebagai indicator utama. Sedangkan badan koordinasi keluarga berencana nasional (BKKBN) melihatnya dari ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar dan kebutuhan sosial psikologis (tingkat kesejahteraan). 50

Kesemua model pengukuran diatas, jika dikaitkan pada pemberdayaan pola distribusi dana zakat secara konsumtif, berarti diarahkan kepada Upaya Pemenuhan Kebutuhan Konsumsi Dasar dari Para Mustahik, Upaya Pemenuhan yang Berkaitan dengan Tingkat Kesejahteraan Sosial dan Psikologis, dan upaya pemenuhan kebutuhan yang berkaitan dengan peningkatan sumber daya manusia agar dapat bersaing hidup Dalam transisi ekonomi dan demoksari Indonesia.

Disisi lain Zakat yang dapat dikumpulkan dari Muzakki terhadap pengelola zakat, harus segera disalurkan kepada mustahik yang sesuai dengan ketentuan yang ada. Dan apabila pengelola zakat mempunyai cara pandang untuk menentukan yang berhak menerima dana baik kebutuhan dasar atau kebutuhan yang berkaitan dengan tingkat kesejahteraan sosial atau psikologis bahkan peningkatan pendidikan mustahik zakat atau delapan asnaf, maka pengelola setidaknya harus bisa memilah mana yang

49 UU Republik indonesia Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat

50 M. Arief Mufraini, Akuntansi dan manajemen Zakat (Jakarta: Kencana, 2006),155

(41)

berhak menerima konsumsi dasar dan mana yang berhak menerima kebuthan tingkat kesejahteraan

Oleh karena itu dengan adanya perbedaan distribusi dana zakat, maka mustahik zakat dibagi 8 Golongan yaitu:

1. yaitu Fakir dan Miskin, meskipun kedua kelompok tersebut mempuyai perbedaan yang signifikan, akan tetapi dalam teknis operasional sering dipersamakan, yaitu mereka yang tidak mempunyai penghasilan sama sekali, atau memiliki pekerjaan akan tetapi sangat tidak mencukupi kebutuhan pokok dirinya dan keluarga yang menjadi tanggunganya51.

orang fakir adalah orang yang tidak memiliki harta dan pekerjaan, atau ia memiliki harta dan pekerjaan, namun tidak dapat mencukupi kebutuhannya pokok dirinya maupun kepada keluarga yang yang menjadi tanggungannya. Sedangkan orang miskin adalah orang yang mampu bekerja dengan suatu pekerjaan yang layak, tetapi tidak dapat mencukupi kebutuhan pokoknya, dan kebutuhan nafkah keluarganya yang menjadi tanggung jawabnya.52 2. Amil Zakat adalah para pekerja, petugas, pengumpul, penjaga

dan pencatat zakat yang telah ditunjuk oleh pemerintah untuk menghimpun harta zakat, mencatat, mengumpulkan, menjagam hingga mendistribusikan kepada para mustahik zakat53 kelompok

51 Didin Hafidhuddin, Zakat DALAM PEREKONOMIAN MODERN ( Jakarta: Gema Insani, 2002),132-133

52 El-Madani, Zakat Fiqih Lengkap. (Jogjakarta:DIVA Press, 2013),157

53 Ibid., 160-161

(42)

ini berhak mendapatkan bagian dari zakat, maksimal satu perdelapan atau 12.5 %.54 Dengan catatan bahwa petugas zakat melaksanakan tugas keamilannya dengan sebaik-baiknya dan waktunya sebagian besar untk tugas tersbeut. Sedangkan kalau hanya pada waktu bulan ramadhan saja, maka amil zakat tidak berhak menerima satu perdelan, melainkannya hanya mendapatkan untuk keperluan administrasi atau untuk dikonsumsi sendiri.

3. Para Mu’allaf bahwa golongan ini dinamakan mu’allaf dengan harapan kecenderungan hati merekan bertambah kuat terhadap islam, dikarnakan mendapat sokongan berupa materi. Dan El- Madani juga menerangkan mua’allaf dibagi menjadi dua golongan, golongan yang pertama yaitu golongan yang diharapkan kebaikannya dan mau masuk islam, dan golongan yang kedua yaitu golongan yang dikhawatirkan akan kejahatannya, adapun mu’allaf yang masih kafir, tentu saja tidak boleh diberikan zakat.55

4. Para Budak, bahwa para budak yang dimaksud jumhur ulama adalah para budak muslim yang telah membuat perjanjian dengan tuannya untuk dimemerdekakan dan tidak memiliki uang untuk membayar tebusan atas diri mereka, meskipun mereka sudah bekerja keras dan membanting tulang mati-matian.56

54 Didin Hafidhuddin, Zakat DALAM PEREKONOMIAN MODERN ( Jakarta: Gema Insani, 2002),134

55 El-Madani, Zakat Fiqih Lengkap. (Jogjakarta:DIVA Press, 2013),165

56 Wahbah Al-Juhayli, Zakat Kajian berbagai Mazhab (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008),280

(43)

5. orang yang memiliki hutang mereka adalah orang-orang yang memiliki utang, baik utang itu untuk dirinya sendiri maupun bukan, baik utang itu dipergunakan untuk hal-hal yang baik maupun untuk melakukan kemaksiatan. Dengan catatan apabila utang itu dipergunakan untuk kepentingan dirinya sendiri, dia tidak berhak untuk mendapatkannya, kecuali dia adalah orang yang fakir. Tetapi jika utang itu untuk kepentingan orang banyak yang menjadi tanggung jawabnya maka dia berhak mendapatkan bagian dari zakat, meskipun dia orang yang kaya. Sebaigaman mana sabda nabi yang artinya: “zakat tidak boleh diberikan kepada orang yang kaya kecuali bila ada salah satu dari lima sebab dibawah ini.

Orang yang berjuang dijalan Allah swt, panitia zakat, berutang, orang yang menebus dirinya, orang yang mempunyai tetangga miskin lalu diberikan kepadanya, tetapi orang miskin itu menghadiahkannyakembali kepadanya. HR.Abu Dawud, Ibn Majah,dari abu sa’id al-khudri r.a.57

6. Orang yang Berhutang dijalan Allah adalah para pejuang yang berperang di jalan Allah yang tidak digaji oleh markas komando.

Karena mereka lakukan adalah berperang58 Sebagimana firman Allah swt. yang Artinya: ”sesungguhnya Allah menyukai orang- orang yang berperang dijalannya dalam barisan ynag teratur”59

57 Ibid.,286-287

58 Ibid.,288

59 Al-Qur’an., 61:4

(44)

7. Orang yang Sedang dalam Perjalanan adalah orang yang bepergian (musafir) untuk melaksanakan suatu hal yang baik dan tidak termasuk maksiat. Dan sesuatu termasuk perbuatan yang baik seperti, ibadah haji, berperang dijalan Allah, dan ziarah yang dianjurkan60

Sebagaimana telah sebutkan diatas berkenaan dengan 8 (Delapan) golongan Mustahik Zakat adalah terbatas pada delapan golongan tersebut, dan tidak diperbolehkan memberikan zakat kepada selain mereka.

Sebagaimana Firman Allah swt:





































 









Artinya: “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang- orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang- orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.”

Dan dipertegas oleh Firman Allah yang menerangkan tentang Ibnu sabil yaitu:







































 











6060 Wahbah Al-Juhayli, Zakat Kajian berbagai Mazhab (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008),288

Referensi

Dokumen terkait

Humaniora menjadikan manusia (humanus) lebih manusia (humanior) terdiri dari 3 bidang (trivium) : gramatika, logika, & retorika. Dari trivium berkembang menjadi

Saat anak mulai merangkak dan berjalan lesi timbul pada daerah bokong, lutut pergelangan kaki, kaki, siku dan tangan serta daerah yang sering terkena gesekan karena pakaian,

c. Strategi yang mendukung pengembangan kawasan peternakan kerbau rawa di Kabupaten Hulu Sungai Selatan adalah: a) percepatan pendampingan adopsi teknologi untuk peningkatan

Goldenberg dalam Olson dan Defrain, 2006). Hal ini dikarenakan semua anngota keluarga terjalin hubungan yang saling memengaruhi satu sama lain.. menggambarkan keluarga

Bersama sama dengan fully connected layers , peta fitur merupakan main neural layers dalam arsitektur umum dari CNN [15], seperti diperlihatkan pada Gambar 1, untuk

Dengan berbagai banyak keuntungan atau kelebihan dari pengaplikasian pupuk berbahan dasar Azolla sebagai bahan organik tanah , maka pupuk tersebut dapat menjadi

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tali tambang jenis polyethilen (PE) ±10 m sebagai tali ris, perbedaan perlakuan ditandai dengan sterofoam yang diikat

Nilai seluruh peubah kualitas spermatozoa yang diamati meliputi persentase motilitas, spermatozoa hidup, abnormalitas, butiran sitoplasma, TAU, dan MPU pada spermatozoa cauda