• Tidak ada hasil yang ditemukan

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

a.n Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual

u.b.

Direktur Hak Cipta dan Desain Industri

Dr. Syarifuddin, S.T., M.H.

NIP.197112182002121001 REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

SURAT PENCATATAN

CIPTAAN

Dalam rangka pelindungan ciptaan di bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, dengan ini menerangkan:

Nomor dan tanggal permohonan : EC00202213504, 24 Februari 2022 Pencipta

Nama : Dr. Emilda Sulasmi, M.Pd

Alamat : Jl. Timur Indah 4B No. 36, Sidomulyo, Gading Cempaka,

BENGKULU, 38229

Kewarganegaraan : Indonesia

Pemegang Hak Cipta

Nama : Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Alamat : Jl. Kapten Muchtar Basri No. 3 Glugur Darat II, Medan Timur, Medan , SUMATERA UTARA, 20238

Kewarganegaraan : Indonesia

Jenis Ciptaan : Buku

Judul Ciptaan : PENGANGGARAN DAN KEUANGAN PENDIDIKAN

Tanggal dan tempat diumumkan untuk pertama kali di wilayah Indonesia atau di luar wilayah Indonesia

: 10 Januari 2022, di Medan

Jangka waktu pelindungan : Berlaku selama hidup Pencipta dan terus berlangsung selama 70 (tujuh puluh) tahun setelah Pencipta meninggal dunia, terhitung mulai tanggal 1 Januari tahun berikutnya.

Nomor pencatatan : 000328859

adalah benar berdasarkan keterangan yang diberikan oleh Pemohon.

Surat Pencatatan Hak Cipta atau produk Hak terkait ini sesuai dengan Pasal 72 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.

(2)
(3)

PENGANGGARAN DAN KEUANGAN

PENDIDIKAN

(4)
(5)
(6)

Copyright ©Dr. Emilda Sulasmi, M.Pd, Bildung, 2022 All rights reserved

PENGANGGARAN DAN KEUANGAN PENDIDIKAN Dr. Emilda Sulasmi, M.Pd

Editor: Melvin Rizki Alhamed

Desain Sampul: Rasya Amel Ramadhita Lay out/tata letak Isi: Meylinda Frisca

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Penganggaran dan Keuangan Pendidikan/Dr. Emilda Sulasmi, M.Pd/Yogyakarta: CV.

Bildung Nusantara, 2022 viii + 90 halaman; 15,5 x 23 cm ISBN: 978-623-6379-74-5 Cetakan Pertama: Januari 2022 Penerbit:

BILDUNG

Jl. Raya Pleret KM 2

Banguntapan Bantul Yogyakarta 55791 Telpn: +6281227475754 (HP/WA) Email: bildungpustakautama@gmail.com Website: www.penerbitbildung.com Anggota IKAPI

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku tanpa seizin tertulis dari Penerbit dan Penulis

(7)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena buku ini telah selesai disusun. Buku ini disusun agar dapat membantu para mahasiswa dalam mempelajari konsep-konsep Penganggaran dan Keuangan Pendidikan beserta mempermudah mempelajari materi Penganggaran dan Keuangan Pendidikan terutama bagi yang belum mengenal manajemen keuangan itu sendiri.

Penulis pun menyadari jika didalam penyusunan buku ini mempunyai kekurangan, namun penulis meyakini sepenuhnya bahwa sekecil apapun buku ini tetap akan memberikan sebuah manfaat bagi pembaca.

Akhir kata untuk penyempurnaan buku ini, maka kritik dan saran dari pembaca sangatlah berguna untuk penulis kedepannya.

Medan, Januari 2022 Penulis

(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ꙮ v DAFTAR ISI ꙮ vi

BAB 1

KONSEP MANAJEMEN DAN PENGANGGARAN PENDIDIKAN ꙮ 1

A. Tujuan Pembelajaran ꙮ 1

B. Pengertian Manajemen Keuangan dan Pembiayaan Pendidikan ꙮ 1 C. Tujuan dan Fungsi Manajemen Keuangan dan Pembiayaan

Lembaga Pendidikan ꙮ 4

D. Prinsip dan Prosedur Penyusunan Anggaran Pendidikan ꙮ 7 E. Karakteristik Keuangan dan Pembiayaan Pendidikan ꙮ 8 F. Evaluasi/Soal Latihan ꙮ 9

BAB II

KONSEP MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN ꙮ 10 A. Tujuan Pembelajaran ꙮ 10

B. Konsep Manajemen Keuangan Pendidikan ꙮ 10 C. Tujuan Manajemen Keuangan Pendidikan ꙮ 14

D. Ruang Lingkup Manajemen Keuangan Pendidikan ꙮ 18 E. Prinsip Manajemen Keuangan Pendidikan ꙮ 24

F. Evaluasi/Soal Latihan ꙮ 25 BAB III

ANGGARAN PENDIDIKAN ꙮ 26 A. Tujuan Pembelajaran ꙮ 26

B. Konsepsi Anggaran Pendidikan ꙮ 26 C. Bentuk-Bentuk Anggaran Pendidikan ꙮ 30

D. Asas-asas dan Prinsip dalam Penyusunan Anggaran Pendidikan ꙮ 31

(9)

E. Fungsi Anggaran Pendidikan ꙮ 34 F. Karakteristik Anggaran Pendidikan ꙮ 36 G. Evaluasi/Soal Latihan ꙮ 37

BAB IV

KONSEP DASAR MANAJEMEN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN ꙮ 38

A. Tujuan Pembelajaran ꙮ 38

B. Konsep Manajemen Pembiayaan Pendidikan ꙮ 38 C. Prinsip Manajemen Pembiayaan Pendidikan ꙮ 44 D. Asas-asas Penyusunan RKAS ꙮ 46

E. Jenis Pembiayaan Pendidikan ꙮ 47 F. Evaluasi/Soal Latihan ꙮ 52

BAB V

PENDANAAN PENDIDIKAN ꙮ 53 A. Tujuan Pembelajaran ꙮ 53

B. Manajemen (Pengelolaan) Pendanaan Pendidikan ꙮ 53 C. Strategi Pemerolehan Sumber Pendanaan Pendidikan ꙮ 55 D. Kelemahan Struktural Sistem Pendanaan Pendidikan ꙮ 61 E. Evaluasi/Soal Latihan ꙮ 64

BAB VI

SUMBER-SUMBER PEMBIAYAAN PENDIDIKAN ꙮ 65 A. Tujuan Pembelajaran ꙮ 65

B. Model Pembiayaan Pendidikan ꙮ 65 C. Analisa Pembiayaan Pendidikan ꙮ 75

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Biaya Pendidikan ꙮ 77 E. Sumber Pembiayaan Pendidikan Dasar dan Menengah ꙮ 78 F. Pembiayaan Pendidikan Tinggi ꙮ 81

G. Evaluasi/Soal Latihan ꙮ 84 DAFTAR PUSTAKA ꙮ 85 GLOSARIUM ꙮ 88

BIOGRAFI PENULIS ꙮ 91

(10)
(11)

BAB I

KONSEP MANAJEMEN DAN PENGANGGARAN PENDIDIKAN

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini mahasiswa mampu memahamai pengertian manajemen keuangan dan pembiyaan Pendidikan, tujuan dan fungsi manajemen keuangan dan pembiayaan Lembaga Pendidikan, serta prinsip dan prosedur penyusunan anggaran Pendidikan, termasuk juga mengenai karakteristik manajemen keuangan dan pembiayaan Pendidikan.

B. Pengertian Manajemen Keuangan dan Pembiayaan Pendidikan

Lembaga pendidikan dari semua jenjang pendidikan mulai dari prasekolah, sekolah sampai perguruan tinggi merupakan entitas organisasi yang dalam operasionalnya memerlukan dan membutuhkan uang (money) untuk menggerakkan semua sumber daya (resource) yang dimilikinya. Dalam pemahaman Rofiq, A. (2017) menjelaskan bahwa uang ini termasuk sumber daya yang langka dan terbatas. Oleh karena itu perlu dikelola dengan efektif dan efisien agar membantu pencapaian tujuan pendidikan. Untuk itu, kajian tentang pengelolaan keuangan di lingkungan pendidikan dibahas tuntas dalam mata kuliah Manajemen Keuangan dan Pembiayaan Pendidikan. Untuk memahami dan mendalami mata kuliah ini dengan tuntas dan mendalam (Henukh, 2019).

Ada beberapa istilah yang akan sering kita gunakan, antara lain manajemen keuangan pendidikan (financial management education), anggaran pendidikan (education budget), pendanaan pendidikan (education funding), dan pembiayaan pendidikan (financing

(12)

education). Keempat istilah ini menjadi satu kesatuan dalam memaknai konsepsi manajemen keuangan dan pembiayaan pendidikan dan turunannya baik konseptual strategis, taktis, teknis dan operasional (K, 2015). manajemen keuangan dan pembiayaan pendidikan merupakan konsepsi berpikir secara global, umum dan menyeluruh sebagai wujud implementasi dari berbagai regulasi, kebijakan, aturan, dan program berkenaan dengan manajemen keuangan pendidikan, anggaran pendidikan, pendanaan pendidikan, pembiayaan pendidikan dan berbagai sumber daya pendidikan lainnya yang secara langsung menunjang efektivitas dan efisiensi layanan pendidikan (Budaya, 2017).

Sumber daya pendidikan yang dimaksud dan dipandang sebagai instrumen produksi atau proses yang menentukan terselenggaranya atau tidak proses pendidikan adalah faktor uang (money). Konsepsi berpikir manusia dalam berbagai aktivitas dari dulu memandang uang memiliki peran strategis sepertinya peribahasa (wisdom word) yang menyatakan

―uang memang bukan segalanya, tapi jangan lupa, segalanya butuh uang, termasuk dalam mengelola lembaga pendidikan (Nurhadi, 2005).

Lembaga pendidikan juga tidak mungkin mencapai target tinggi, menjadi yang terbaik, menjadi yang bermutu, memiliki reputasi bagus dan banyak lagi label prestasi yang ingin dicapai. Tentunya keyakinan saya dan banyak pihak lainnya berpikir tidak mungkin bisa diwujudkan tanpa dukungan uang (money) yang memadai, apalagi tidak didukung dengan pengelolaan yang baik. Oleh sebab itu sumber daya uang sangat menentukan capaian dan targetnya bisa terwujud jika dikelola dengan professional, berkeadilan, berkecukupan, dan berkelanjutan.

Biaya pendidikan merupakan salah satu komponen instrumental (instrumental input) yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan disekolah. (Supriyadi, 2006: 3). Menurut Mulyasa (2005:47)

“keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang efektifitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan”. Menurut Harsono (2007: 9), “Biaya pendidikan adalah semua pengeluaran yang memiliki kaitan langsung dengan penyelenggaraan pendidikan”. Menurut sumbernya biaya pendidikan dapat digolongkan menjadi 4 jenis yaitu: a) biaya pendidikan dari pemerintah, b) biaya pendidikan dari masyarakat orang tua/wali kelas,

(13)

c) biaya pendidikan dari masyarakat bukan orang tua/wali siswa missal sponsor dari lembaga keuangan dan perusahaan, 4) lembaga pendidikan itu sendiri (Monita, 2019).

Anggaran pendidikan pada dasarnya adalah pernyataan system yang berkaitan dengan program pendidikan, yaitu penerimaan dan pengeluaran yang direncanakan dalam suatu periode kebijakan keuangan (fiscal), serta didukung dengan data yang mencerminkan kebutuhan, tujuan proses pendidikan dan hasil sekolah yang direncanakan.

Defenisi anggaran atau budget menurut Munandar (2001:3) adalah

“suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku dalam jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.”

Anggaran merupakan alat untuk merencanakan dan mengendalikan keuangan perusahaan dalam penyusunannya dilakukan secara periodik.

Pengertian lain dari anggaran menurut Nafarin (2007:11) menyatakan bahwa “Anggaran adalah suatu rencana kuantitatif (satuan jumlah) periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan.” Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang, tetapi dapat juga dinyatakan dalam satuan barang/jasa. Sedangkan menurut Garrison dan Noreen (2007:402) mendefenisikan anggaran sebagai berikut: “Anggaran adalah rencana rinci tentang perolehan dan penggunaan sumber daya keuangan dan sumber daya lainnya untuk suatu periode tertentu”.

Dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa suatu anggaran memiliki empat unsur (Armida, 2012), yaitu:

1. Rencana yaitu suatu penentuan terlebih dahulu tentang aktivitas yang akan dilakukan di waktu yang akan dating. Dengan adanya rencana berarti ada suatu pedoman mengenai apa yang akan dilakukan sehingga perusahaan akan lebih terarah menuju tujuan yang ditetapkan.

2. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan yaitu mencakup kegiatan yang akan dilakukan oleh semua bagian-bagian yang ada dalam

(14)

perusahaan. Secara umum perusahaan meliputi lima kelompok yaitu pemasaran, keuangan, produksi, administrasi, dan personalia.

3. Dinyatakan dalam satuan moneter yaitu satuan yang berlaku di Indonesia adalah Rupiah. Hal ini mengingat masing-masing perusahaan menggunakan unit moneter yang berbeda-beda, seperti material menggunakan kesatuan berat (kilogram) dan kesatuan panjang (meter). Dengan unit moneter dapatlah diseragamkan semua satuan unit tersebut, memungkinkan untuk dijumlahkan, diperbandingkan serta dianalisis lebih lanjut.

4. Jangka waktu tertentu yang akan datang yaitu menunjukkan bahwa anggaran berlaku untuk masa yang akan dating. Oleh karena itu, apa yang dimuat dalam anggaran adalah taksiran-taksiran tentang apa yang akan terjadi dan apa yang akan dilakukan diwaktu yang akan datang.

C. Tujuan dan Fungsi Manajemen Keuangan dan Pembiayaan Lembaga Pendidikan

Pelaksanaan suatu manajemen tentunya harus memiliki tujuan yang jelas. Dalam hal ini, tujuan penerapan manajemen keuangan sekolah adalah memenuhi kebutuhan pendanaan yang berhubungan dengan kegiatan sekolah yang bisa dilakukan dengan cara direncanakan lebih dulu, diupayakan pengadaannya, dibukukan dengan transparan dan juga digunakan untuk pembiayaan program sekolah dengan efektif dan efisien (Sulasmi, 2020).

Sementara itu, secara umum tujuan manajemen keuangan sekolah adalah untuk: Agar bisa meningkatkan efektivitas dan efisiensi pemakaian dana sekolah Meningkatkan akuntanbilitas dan juga tranparansi yang berhubungan dengan keuangan sekolah Meminimalisir penyalahgunaan anggaran untuk hal yang tidak diperlukan Lantas, dari mana sebenarnya sumber keuangan sekolah didapatkan? Sumber keuangan sekolah tidak hanya didapatkan dari iuran wajib siswa saja, ada beberapa pemasukan lain yang masuk ke dalam keuangan kas sekolah seperti dari bantuan orang tua, dana BOS, sumbangan hingga unit bisnis. Sumber keuangan tersebut harus di manage dengan baik untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan (Nursanti, 2007).

(15)

Melalui kegiatan manajemen keuangan dan pembiayaan, kebutuhan pendanaan, pembiayaan kegiatan dan anggaran lembaga pendidikan dapat direncanakan, diupayakan pengadaannya, dibukukan secara transparan, digunakan untuk membiayai pelaksanaan program lembaga pendidikan secara efektif dan efisien, sekaligus dipertanggungjawabkan untuk memberikan rasa puas pada pihak-pihak yang mendonasikan uang untuk kegiatan lembaga pendidikan. Uraian ini sekaligus memperkuat Untuk itu tujuan manajemen keuangan dan pembiayaan lembaga pendidikan adalah:

1. Meningkatkan penggalian sumber biaya lembaga pendidikan

2. Menciptakan pengendalian yang tepat sumber keuangan organisasi Pendidikan Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan lembaga pendidikan

3. Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan Lembaga pendidikan

4. Meminimalkan penyalahgunaan anggaran lembaga pendidikan 5. Mengatur dana-dana yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal

untuk menunjang tercapainya tujuan lembaga pendidikan dan tujuan pembelajaran.

6. Membangun sistem pengelolaan keuangan yang sehat, mudah diakses dan memiliki sistem pengamanan yang terjamin dari tindakan- tindakan yang tidak terpuji.

7. Meningkatkan partisipasi stakeholders pendidikan dalam pembiayaan pendidikan (Tjandra, W.R., 2006).

Lebih lanjut, Suad Husnan (1992;4) menjelaskan tujuan manajemen keuangan dan pembiayaan lembaga pendidikan agar para manajer pendidikan dapat menggunakan dan menggali sumber-sumber pendanaan secara memadai dari berbagai pihak untuk dipergunakan dan dipertanggungjawabkan. Dalam pelaksanaan manajemen keuangan dan pembiayaan pendidikan itu, juga ada beberapa tahapan penting yang perlu dilaksanakan, di antaranya tahap perencanaan keuangan (financial plan), penganggaran (budgeting), pelaksanaan pembukuan (accounting) dan tahap penilaian atau auditing, (Thomas.

H. Jones,1985;22).

(16)

Fokus manajemen keuangan dan pembiayaan pendidikan bersifat publik, menurut Abdullah (2011;12) merupakan upaya pengelolaan sumber dana yang tersedia di lembaga pendidikan untuk dapat dipergunakan seefektif mungkin, dalam pengertian bahwa dana (uang) yang tersedia itu bisa dipergunakan untuk memberikan layanan pendidikan sesuai dengan perencanaan (budgeting) yang sudah ditetapkan. Di samping itu, Nawawi (1989,68) menjelaskan manajemen keuangan dan pembiayaan pendidikan bertujuan untuk mengelola keuangan lembaga pendidikan dengan membuat berbagai kebijaksanaan dalam pengadaan, penggunaan keuangan guna mewujudkan kegiatan organisasi lembaga pendidikan berupa kegiatan perencanaan, pengaturan, pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan lembaga pendidikan itu sendiri.

Turunan tujuan manajemen keuangan dan pembiayaan pendidikan ini menegaskan fungsi manajemen keuangan dan pembiayaan pendidikan menjadi acuan dalam dokumen (Atmaja et al., 2016):

1. Perencanaan Keuangan dengan membuat rencana pemasukan dan pengeluaran serta kegiatan-kegiatan lainnya untuk periode tertentu;

2. Penganggaran Keuangan berupa tindak lanjut dari perencanaan keuangan dengan membuat detail pengeluaran dan pemasukan;

3. Pengelolaan Keuangan dengan menggunakan dana lembaga pendidikan untuk memaksimalkan dana yang ada dengan berbagai cara;

4. Pencarian Keuangan, mencari dan mengeksploitasi sumber dana yang ada untuk operasional kegiatan perusahaan;

5. Penyimpanan Keuanganberupa mengumpulkan dana Lembaga pendidikan serta menyimpan dan mengamankan dana tersebut.

6. Pengendalian Keuangan berupa evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan sistem keuangan pada perusahaan;

7. Pemeriksaan Keuangan, melakukan audit internal atas keuangan lembaga pendidikan yang ada agar tidak terjadi penyimpangan.

8. Pelaporan keuangan, penyediaan informasi tentang kondisi keuangan lembaga pendidikan sekaligus sebagai bahanevaluasi;

Aktivitas manajemen keuangan dan pembiayaan pendidikan di atas menjadi indikator bagi keberhasilan satuan pendidikan dalam mengelola keuangan dan pembiayaan pendidikan.

(17)

D. Prinsip dan Prosedur Penyusunan Anggaran Pendidikan Kegiatan manajemen keuangan dan pembiayaan lembaga pendidikan perlu memerhatikan sejumlah prinsip, antara lain, 1) hemat, tidak mewah, efisien dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang diisyaratkan dalam regulasi dan kebijakan yang berlaku, 2) terarah dan terkendali sesuai dengan rencana, program atau kegiatan lembaga pendidikan, 3) keharusan penggunaan kemampuan atau hasil produksi dalam negeri sejauh hal ini memungkinkan, 4) transparansi sebagai implikasi dari keterbukaan informasi publik, 5) penguatan partisipasi publik atau masyarakat.

Di samping itu prinsip-prinsip dalam manajemen keuangan dan pembiayaan lembaga pendidikan di Indonesia di atur dalam Undang- undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 48 menyatakan bahwa pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik.

Hubungan di antara prinsip- prinsip manajemen keuangan lembaga pendidikan, bisa dijelaskan melalui gambar 1.3 sebagai berikut:

(18)

Untuk memahami berbagai prinsip manajemen keuangan dan pembiayaan pendidikan di atas, dijelaskan pada bab berikutnya mengenai beberapa prinsip penting saja, diantaranya

1. Transparansi, 2. Akuntabilitas, 3. Efektivitas,

4. Efisiensi sesuai dengan kebutuhan yang diisyaratkan, 5. Peningkatan partisipasi stakeholder pendidikan, 6. Hemat, tidak mewah,

7. Terarah dan terkendali sesuai dengan rencana, program/kegiatan, 8. Keharusan penggunaan produksi dalam negeri (tangkudung, a. R.

T. 2014).

E. Karakteristik Keuangan dan Pembiayaan Pendidikan Ada beberapa karakteristik penting yang perlu diperhatikan dalam manajemen keuangan dan pembiayaan pendidikan, di antaranya:

1. Trend pembiayaan pendidikan selalu menunjukkan kenaikan, dimana perhitungan pembiayaan pendidikan dinyatakan dalam satuan unit cost yang terdiri dari:

a. Unit cost lengkap, yaitu perhitungan unit cost berdasarkan semua fasilitas yang dikeluarkan untuk penyelenggaraan pendidikan;

b. Unit cost setengah lengkap, hanya memperhitungkan biaya kebutuhan yang berkenaan dengan bahan dan alat yang berangsur habis walaupun jangka waktunya berbeda;

c. Unit cost sempit, yaitu unit cost yang diperoleh hanya dengan memperhitungkan biaya yang langsung berhubungan dengan memperhitungkan biaya yang lain yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar.

2. Pembiayaan terbesar dalam pelaksanaan pendidikan adalah biaya pada faktor sumber daya manusia. Dimana pendidikan dapat dikatakan sebagai -human investment, yang artinya biaya terbesar diserap oleh tenaga manusia, yakni pendidik dan tenaga kependidikan;

3. Unit cost pendidikan akan naik sepadan dengan tingkat sekolah, semakin bermutu sekolah tersebut, kecenderungan penggunaan biaya yang besar semakin menjadi kebutuhan yang realistis dan sebaliknya

(19)

semakin kecil biaya yang disediakan kecenderungan untuk tidak bermutu semakin menjadi realistis;

4. Unit cost pendidikan dipengaruhi oleh jenis lembaga pendidikan.

Biaya untuk sekolah kejuruan lebih besar daripada biaya untuk sekolah umum;

5. Unit cost rutin komponen yang dibiayai dalam sistem pendidikan hampir sama dari tahun ke tahun sehingga bisa diprediksi dan diestimasi. (Suharti, T., & Nurhayati, I.;2015).

Dengan memahami karakteristik manajemen keuangan dan pembiayaan pendidikan, di atas, tentu para manajer keuangan, bendahara, perencana keuangan bisa memproyeksi kebutuhan dan sumber keuangan, pendanaan, dan pembiayaan yang bisa dicarikan dari berbagai pihak yang terkait dengan proses layanan pendidikan yang diselenggarakan dapat dipenuhi kebutuhannya. Sehingga siap memberikan layanan terbaik dan mutu pendidikan yang sesuai dengan harapan segenap stakeholder pendidikan.

F. Evaluasi/Soal Latihan SOAL

1. Jelaskan pengertain manajemen keuangan dan pembiyaan Pendidikan?

2. Apa tujuan dan fungsi manajemen keuangan dan pembiayaan Lembaga Pendidikan?

3. Jelaskan prinsip dan prosedur penyusunan anggaran Pendidikan?

4. Apa saja karakteristik keuangan dan pembiayaan Pendidikan?

(20)

BAB II

KONSEP MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari topik pembahasan ini, mahasiswa dapat memahamai Konsep Manajemen Keuangan Pendidikan, Tujuan Manajemen Keuangan Pendidikan, Ruang Lingkup Manajemen keuangan Pendidikan, dan Prinsip Manajemen Keuangan pendidikan B. Konsep Manajemen Keuangan Pendidikan

Manajemen adalah suatu proses dengan mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi oleh pihak perusahaan.

Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha induvidu untuk mencapai tujuan bersama. Manajemen adalah pencapaian tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu dengan mempergunakan kegiatan orang lain (Choiriyah, 2014). Keuangan merupakan jumlah uang yang dihasilkan dan dibelanjakan untuk berbagai keperluan penyelenggaraan yang mencakup gaji, peningkatan profesional, pengadaan sarana, perbaikan ruang, pengadaan peralatan kantor, pengadaan alat-alat, alat tulis kantor (ATK), kegiatan. Penjelasan di atas menggambarkan bahwa keuangan adalah jumlah uang yang dihasilkan dan dibelanjakan untuk pengelolaan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Manajemen keuangan merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang perencanaan, pemeriksaan, penganggaran, pengelolaan, pencarian, pengendalian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh suatu perusahaan dengan tujuan menyeluruh. Beberapa definisi manajemen keuangan menurut para ahli adalah sebagai berikut (Nurhadi, 2005):

(1) Liefman mengatakan, manajemen keuangan adalah usaha untuk menyediakan uang dan menggunakan uang untuk mendapat atau

(21)

memperoleh aktiva. Suad Husnan mengatakan manajemen keuangan adalah manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan. (2) Gresten berg mengatakan, manajemen keuangan adalah “how business are organized to acquire funds, how they acquire funds, how the use them and how the prof ts business are distributed. (bagaimana bisnis diatur untuk memperoleh dana, bagaimana mereka memperoleh dana, bagaimana penggunaan mereka dan bagaimana bisnis prof ts didistribusikan). (3) James Van Horne mengatakan bahwa manajemen keuangan adalah segala aktivitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan dan pengelolaan aktiva dengan tujuan menyeluruh. (4) Bambang Riyanto mengatakan bahwa manajemen keuangan adalah keseluruhan aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha mendapatkan dana yang diperlukan dengan biaya yang minimal dan syarat-syarat yang paling menguntungkan beserta usaha untuk menggunakan dana tersebut seefisien mungkin. Jadi dapat di simpulkan, bahwa manajemen keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan.

Berbicara mengenai keuangan dalam kehidupan manusia khususnya keluarga bukan hanya sekedar jumlah uang yang dimiliki, tetapi juga bagaimana cara memanfaatkan dan pengalokasian uang yang diperoleh untuk mencapai kesejahteraan keuangan keluarga. Untuk mencapai kesejahteraan keuangan diperlukan pengetahuan dan implementasi atas praktik keuangan yang sehat, idealnya perlu dimiliki dan di terapkan dalam kehidupan oleh setiap orang. Hal ini dapat dilihat dari sejauh mana individu atau keluarga dalam perencanaan keuangannya untuk masa yang akan datang. Perencanaan keuangan dapat mengantisipasi segala hal-hal buruk yang akan mungkin terjadi dimasa yang akan datang, maka di perlukan perencanaan keuangan sejak dini.

Perencanaan keuangan diperlukan agar dapat mencapai tujuan keuangan secara menyeluruh dan mencakup seluruh siklus kehidupan, dari sekarang hingga nanti, tanpa adanya perencanaan yang benar dan matang, bisa terjadi kekacauan dalam keuangan. Pengertian Manajemen Keuangan mengalami perkembangan mulai dari pengertian manajemen yang hanya mengutamakan aktivitas memperoleh dana saja sampai yang

(22)

mengutamakan aktivitas memperoleh dan menggunakan dana serta pengelolaan terhadap aktiva. Khususnya penganalisisan sumber dana dan penggunaan-nya untuk merealisasikan keuntungan maksimum bagi perusahaan tersebut.

Seorang manajemen keuangan harus memahami arus peredaran uang baik eksternal maupun internal. Namun, Manajemen keuangan juga berkepentingan dengan penentuan jumlah aktiva yang layak dari investasi pada berbagai aktiva dan pemilihan sumber-sumber dana untuk membelanjai aktiva tersebut. Untuk memperoleh dana, manajer keuangan bisa memperolehnya dari dalam maupun luar perusahaan.

Sumber dari luar perusahaan berasal dari pasar modal, bisa berbentuk hutang atau modal sendiri.

Keuangan adalah istilah untuk hal-hal yang berkaitan dengan manajemen, penciptaan, dan studi tentang uang dan investasi.

Keuangan dapat secara luas dibagi menjadi tiga kategori, keuangan publik, keuangan perusahaan, dan keuangan pribadi. Keuangan, sebagai cabang teori dan praktik yang berbeda dari ekonomi, muncul pada tahun 1940-an dan 1950-an dengan karya-karya Markowitz, Tobin, Sharpe, Treynor, Black, dan Scholes, untuk menyebutkan beberapa saja. Tentu saja, topik keuangan- seperti uang, perbankan, pinjaman, dan investasi- sudah ada sejak awal sejarah manusia dalam beberapa bentuk atau lainnya.

Saat ini, "keuangan" biasanya dipecah menjadi tiga kategori besar:

Keuangan publik meliputi sistem pajak, pengeluaran pemerintah, prosedur anggaran, kebijakan dan instrumen stabilisasi, masalah utang, dan masalah pemerintah lainnya. Keuangan perusahaan melibatkan pengelolaan aset, kewajiban, pendapatan, dan utang untuk bisnis.

Keuangan pribadi mendefinisikan semua keputusan keuangan dan kegiatan individu atau rumah tangga, termasuk penganggaran, asuransi, perencanaan hipotek, tabungan, dan perencanaan pensiun.

Keuangan Publik, Pemerintah membantu mencegah kegagalan pasar dengan mengawasi alokasi sumber daya, distribusi pendapatan, dan stabilisasi ekonomi. Pendanaan rutin untuk program-program ini sebagian besar dijamin melalui perpajakan. Meminjam dari bank, dan

(23)

perusahaan asuransi serta mendapatkan dividen dari perusahaannya juga membantu membiayai pemerintahan. Keuangan Perusahaan, Bisnis memperoleh pembiayaan melalui berbagai cara, mulai dari investasi ekuitas hingga pengaturan kredit. Suatu perusahaan dapat mengambil pinjaman dari bank atau mengatur jalur kredit. Memperoleh dan mengelola utang dengan tepat dapat membantu perusahaan berkembang dan menjadi lebih menguntungkan.

Keuangan Pribadi, Perencanaan keuangan pribadi umumnya melibatkan analisis posisi keuangan individu atau keluarga saat ini, memprediksi kebutuhan jangka pendek, dan jangka panjang, dan melaksanakan rencana untuk memenuhi kebutuhan tersebut dalam batasan keuangan individu. Keuangan pribadi sangat tergantung pada pendapatan seseorang, kebutuhan hidup, dan tujuan serta keinginan individu.

Aspek terpenting dari keuangan pribadi meliputi: Menilai status keuangan saat ini: arus kas yang diharapkan, tabungan saat ini, dll, Membeli asuransi untuk melindungi dari risiko dan memastikan kedudukan materi seseorang aman. Menghitung dan mengajukan pajak, tabungan dan investasi,dan Perencanaan pensiun. Pengelolaan manajemen keuangan pada setiap instansi atau lembaga baik pendidikan maupun non-pendidikan sangat perlu dilakukan untuk mengatur aktivitas kinerja. Pengelolaan dalam lembaga pendidikan meliputi banyak aspek, salah satunya yaitu pengelolaan keuangan.

Pengelolaan keuangan adalah perencanaan, pengarahan, pemantauan, pengorganisasian, dan pengendalian sumber daya moneter dari sebuah organisasi yang efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi. Keuangan sekolah perlu dikelola dengan baik. Pengelolaan keuangan sekolah penting untuk dilakukan agar dana yang diperoleh dapat digunakan secara efektif dan efisien. Pengelolaan atau manajemen adalah ilmu seni dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Pengelolaan keuangan sekolah yang baik dapat dilakukan dengan menggunakan: asas pemisahan tugas, perencanaan, pembukuan setiap

(24)

transaksi, pelaporan dan pengawasan. Manajemen keuangan sekolah sangat penting hubungannya dalam pelaksanaan kegiatan sekolah.

Ada beragam sumber dana yang dimiliki oleh suatu sekolah, baik dari pemerintah maupun pihak lain. Ketika dana masyarakat atau dana pihak ketiga lainnya mengalir masuk, harus dipersiapkan sistem pengelolaan keuangan yang professional dan jujur.

Pengelolaan keuangan secara umum sebenarnya telah dilakukan dengan baik oleh semua sekolah. Hanya kadar substansi pelaksanaanya yang beragam antara sekolah yang satu dengan yang lainnya. Adanya keragaman ini bergantung pada besar kecilnya tiap sekolah, letak sekolah dan julukan sekolah. Pada sekolah-sekolah biasa yang daya dukung masyarakatnya masih tergolong rendah, pengelolaan keuangannya pun masih sederhana.

Sedangkan, pada sekolah-sekolah biasa yang daya dukung masyarakatnya besar, bahkan mungkin sangat besar, tentu saja pengelolaan keuangannya cenderung menjadi lebih rumit. Kecenderungan ini dilakukan karena sekolah harus mampu menampung berbagai kegiatan yang semakin banyak dituntut oleh masyarakat.

C. Tujuan Manajemen Keuangan Pendidikan

Manajemen keuangan adalah kegiatan perencanaan, pengelolaan, penyimpanan, serta pengendalian dana dan aset yang dimiliki suatu perusahaan. Pengelolaan keuangan harus direncanakan dengan matang agar tidak timbul masalah di kemudian hari. Keuangan mengacu pada perencanaan strategis, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian usaha keuangan dalam suatu organisasi atau lembaga.

Ini juga mencakup penerapan prinsip-prinsip manajemen pada aset keuangan suatu organisasi, sementara juga memainkan peran penting dalam manajemen fiskal. Manajemen yang tepat dari keuangan organisasi menyediakan bahan bakar berkualitas dan layanan rutin untuk memastikan fungsi yang efisien.

Jika keuangan tidak ditangani dengan baik, organisasi akan menghadapi hambatan yang mungkin berdampak parah pada pertumbuhan dan perkembangannya. Seringkali organisasi memiliki departemen khusus yang menangani masalah keuangan perusahaan.

(25)

Seorang manajer keuangan ditunjuk untuk menangani keuangan dan mengelola sumber dayanya dalam suatu perusahaan. Semua keputusan terkait keuangan diambil pada posisi ini. Tergantung pada profil perusahaan, departemen keuangan dapat memiliki beberapa sebutan untuk memenuhi berbagai kebutuhan perusahaan.

Pengelolaan manajemen keuangan pada setiap instansi atau lembaga baik pendidikan maupun non-pendidikan sangat perlu dilakukan untuk mengatur aktivitas kinerja. Pengelolaan dalam lembaga pendidikan meliputi banyak aspek, salah satunya yaitu pengelolaan keuangan.

Pengelolaan keuangan adalah perencanaan, pengarahan, pemantauan, pengorganisasian, dan pengendalian sumber daya moneter dari sebuah organisasi yang efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.

Keuangan sekolah perlu dikelola dengan baik. Pengelolaan keuangan sekolah penting untuk dilakukan agar dana yang diperoleh dapat digunakan secara efektif dan efisien (Harahap et al., 2017).

Menurut Hasibuan (2011: 2) menjelaskan bahwa pengelolaan atau manajemen adalah ilmu seni dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Pengelolaan keuangan sekolah yang baik dapat dilakukan dengan menggunakan: asas pemisahan tugas, perencanaan, pembukuan setiap transaksi, pelaporan dan pengawasan.

Manajemen keuangan sekolah sangat penting hubungannya dalam pelaksanaan kegiatan sekolah. Ada beragam sumber dana yang dimiliki oleh suatu sekolah, baik dari pemerintah maupun pihak lain. Ketika dana masyarakat atau dana pihak ketiga lainnya mengalir masuk, harus dipersiapkan sistem pengelolaan keuangan yang professional dan jujur. Pengelolaan keuangan secara umum sebenarnya telah dilakukan dengan baik oleh semua sekolah. Hanya kadar substansi pelaksanaanya yang beragam antara sekolah yang satu dengan yang lainnya.

Adanya keragaman ini bergantung pada besar kecilnya tiap sekolah, letak sekolah dan julukan sekolah. Pada sekolah-sekolah biasa yang daya dukung masyarakatnya masih tergolong rendah, pengelolaan keuangannya pun masih sederhana. Sedangkan, pada sekolah-sekolah

(26)

biasa yang daya dukung masyarakatnya besar, bahkan mungkin sangat besar, tentu saja pengelolaan keuangannya cenderung menjadi lebih rumit. Kecenderungan ini dilakukan karena sekolah harus mampu menampung berbagai kegiatan yang semakin banyak dituntut oleh masyarakat.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia manajemen artinya penggunaan sumber daya secara efektif dan efisien. Manajemen keuangan dimaksudkan sebagai suatu manajemen terhadap fungsi- fungsi keuangan. Manajemen pembiayaan pendidikan adalah manajemen terhadap fungsi- fungsi keuangan, yang meliputi sumber pendapatan dana dan pengunaan dana Pendidikan. Dengan demikian, dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen keuangan pendidikan adalah segenap kegiatan yang berkenaan dengan perencanaan, penataan sumber, penggunaan dan pertanggungjawaban dana pendidikan.

Secara umum kegiatan yang ada dalam manajemen keuangan dan dana pendidikan meliputi; penyusunan anggaran, pembiayaan, pemeriksaan (pertanggungjawaban). Secara khusus bisa ditegaskan bahwa manajemen keuangan sekolah (lembaga pendidikan) dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas mengatur keuangan sekolah mulai dari perencanaan, pembukuan, pembelanjaan, pengawasan dan pertanggungjawaban keuangan sekolah, sehingga dalam prosesnya dapat berjalan secara efektif dan terhindar dari berbagai penyalahgunaan yang berdampak pada terhambatnya proses pendidikan sehingga tujuan pendidikan tidak dapat diwujudkan secara maksimal. Tanpa perencanaan yang matang, serta pelaksanaan yang sesuai dengan perencanaan disertai dengan pertanggungjawaban dengan baik, maka sulit diharapkan pendanaan pendidikan yang sumbernya terbatas akan mampu mendukung berjalannya proses pendidikan secara efektif.

Salah satu tugas manajer adalah menganggarkan biaya pendidikan yang tepat, efektif, dan efesien. Salah satu fungsi manajemen adalah menyusun anggaran biaya (budgeting). Oleh karena itu, salah satu tugas manajer adalah membuat anggaran biaya. Setiap lembaga membutuhkan pembiayaan yang terencana dengan matang, oleh karena itu manajer harus memperhatikan income yang di peroleh

(27)

sebelum mengeluarkan dana untuk kegiatan tertentu. Suatu anggaran merupakam rencana penggunaan sumber- sumber keuangan yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan terpadu.

Kemudian, dalam rangka mewujudkan pembiayaan pendidikan yang bisa menunjang tercapainya tujuan pendidikan yaitu meningkatkan mutu SDM maka pembiayaan pendidikan itu harus dimenej sebaik mungkin. Dengan kata lain bisa ditegaskan bahwa, supaya berhasil manajemen pembiayaan pendidikan itu harus dijalankan secara efektif yaitu dengan menjalankan fungsi-fungsi perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan (pertanggungjawaban) (Choiriyah, 2014).

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam fungsi pembiayaan adalah: a) perencanaan tentang jumlah biaya yang diperlukan; b) Sumber biaya yang diperoleh atau diusahakan; c) mekanisme penggunaannya;

d) pelaksanaan pembiayaan kegiatan; e) pola pembukuan dan pertangungjawabannya; serta f) pengawasan. Jadi secara konseptual, dalam manajemen pendanaan pendidikan langkah yang harus ditempuh adalah sama dengan manajemen secara umum yaitu membuat perencanaan penganggaran dana pendidikan, menjalankan setiap program yang telah direncanakan, serta mengawasi pelaksanaan setiap program penganggaran yang telah direncanakan, sehingga bisa dipertanggung jawabkan dengan baik sehingga penggunaan anggaran pendidikan terhindar dari penyelewengan-penyelewengan yang menghambat tercapainya tujuan pendidikan itu sendiri yaitu meningkatkan SDM.

Pembiayaan pendidikan tidak pernah tetap akan tetapi selalu berkembang dari tahun ke tahun. Secara garis besar perubahan pembiayaan ini dipengaruhi oleh dua hal yaitu faktor eksternal dan internal.

1. Faktor eksternal, yaitu faktor yang ada diluar sistem pendidikan yang meliputi; Berkembangnya demokrasi pendidikan, kebijakan pemerintah, tuntutan akan pendidikan, adanya inflasi.

2. Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam sistem pendidikan itu sendiri yang sepenuhnya mempengaruhi besarnya biaya pendidikan, antara lain sebagai berikut; Tujuan pendidikan,

(28)

pendekatan yang digunakan, materi yang disajikan, tingkat dan jenis pendidikan

D. Ruang Lingkup Manajemen Keuangan Pendidikan

Sebelumnya telah dijelaskan ada 3 kelompok utama kajian manajemen keuangan pendidikan, yaitu penyusunan perencanaan anggaran (budgeting), pembukuan (accounting) dan pemeriksaan (auditing) akan dijelaskan sebagai berikut.

1. Penyusunan/perencanaan anggaran (budgeting)

Penyusunan/perencanaan anggaran (budgeting) merupakan kegiatan mengidentifikasitujuan,menentukan prioritas, menjabarkan tujuan ke dalam penampilan operasional yang dapat diukur, menganalisis alternatif pencapaian tujuan dengan analisis cost eff ectiveness, membuat rekomendasi alternatif pendekatan untuk mencapai sasaran. Kegiatan penyusunan anggaran (budget) pendidikan merupakan rencana operasional yang dinyatakan secara kuantitatif dalam bentuk satuan uang yang digunakan sebagai pedoman dalam lembaga kurun waktu tertentu (Nanang Fattah, 2002). Di samping itu Budget may be defined as the financial plan for the future,usually for one year but possibly a longer od shorter period of time (Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan, 2010: 250).

Adapun dalam penyusunan anggaran pendidikan tentu memerhatikan sumber keuangan pendidikan pada lembaga pendidikan itu sendiri, misalnya di sekolah, perguruan tinggi, pondok pesantren dan lainnya, yang secara garis besar dapat dikelompokkan atas tiga sumber, yaitu a) pemerintah (pemerintah pusat dan pemerintah daerah) yang bersifat umum atau khusus dan diperuntukkan bagi kepentingan pendidikan; b) orang tua atau peserta didik; c) masyarakat, baik mengikat maupun tidak mengikat (Depdiknas, 2000).

Penyusunan rencana anggaran lembaga pendidikan merupakan kegiatan merencanakan sumber dana untuk menunjukan kegiatan pendidikan dan tercapainya tujuan pendidikan di lembaga pendidikan. Lipham (1985) menjelaskan bahwa perencanaan anggaran untuk mencapai suatu tujuan yang berhubungan dengan anggaran atau budget, sebagai penjabaran suatu rencana ke dalam

(29)

bentuk dana untuk setiap komponen kegiatan, antara lain penyusun anggaran lembaga pendidikan, terdiri dari;

a. Perencanaan anggaran, b. Mempersiapkan anggaran,

c. Mengelola pelaksanaan anggaran, d. Menilai pelaksanaan anggaran.

Dalam penyusunan perencanaan keuangan pendidikan harus diperhatikan menurut Morphet (1983), antara lain:

a. Anggaran belanja pendidikan harus dapat mengganti beberapa peraturan dan prosedur yang tidak efektif sesuai dengan peraturan dan prosedur yang tidak efektif sesuai dengan kebutuhan pendidikan saat ini.

b. merevisi peraturan dan input lainnya yang relevan, dengan merancang pengembangan sistem secara efektif,

c. memonitor rencana dan menilai keluaran pendidikan secara terus meneruskan dan berkesinambungan sebagai bahan perencanaan tahap berikutnya. (Mulyasa, 2007;200). Contoh penyusunan rencana anggaran adalah sekolah menyiapkan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah(RAPBS).

2. Pembukuan (accounting) (pembukuan)

Pembukuan (accounting) dalam kegiatan pengurusan keuangan pendidikan meliputi dua hal, yaitu pertama pengurusan yang menyangkut kewenangan menentukan kebijakan menerima atau mengeluarkan uang. Pengurusan ini dikenal dengan istilah pengurusan ketatausahaan. Pengurusan kedua menyangkut tindak lanjut dari urusan pertama yakni, menerima, menyimpan dan mengeluarkan uang. Pengurusan ini tidak menyangkut kewenangan menentukan, tetapi hanya melaksanakan, dan dikenal dengan istilah pengurusan bendaharawan.

Sebagai manajer pendidikan hendaknya benar-benar memahami dan dapat menjelaskan fungsi, tujuan, dan manfaat pembukuan (accounting) kepada staf yang menangani masalah keuangan, antara lain:

a. Buku pos (vate book) Buku pos pada prinsipnya memuat informasi beberapa dana yang masih tersisa untuk tiap pos

(30)

anggaran kegiatan pendidikan. Buku pos ini juga mencatat berbagai peristiwa pembelanjaan uang harian. Dari buku pos para manajer pendidikan dengan mudah dapat melihat apakah lembaga pendidikan yang dipimpinnya telah membelanjakan uang secara berlebihan atau sudah sesuai dengan rencana anggaran. Oleh karena itu, dianjurkan agar para manajer pendidikan menyelenggarakan buku pos tersebut guna memudahkan mengetahui tingkat realisasi anggaran Pendidikan.

b. Faktur di sini dapat berupa buku atau lembaran lepas yang dapat diarsipkan. Faktur berisi rincian tentang: 1) maksud pembelian;

2) tanggal pembelian; 3) jenis pembelian; 4) rincian barang yang dibeli, 5) jumlah pembayaran, dan 6) tanda tangan pemberi kuasa anggaran (PKA) Ada pun dalam pembukuan keuangan pendidikan , hal-hal penting yang perlu diperhatikan antara lain:

1) harus ada nomor untuk diagendakan, 2) kwitansi pembelian harus dilampirkan, 3) faktur untuk mempertanggungjawabkan penggunaan uang umum.

c. Buku kas mencatat rincian tentang penerimaan dan pengeluaran uang di lembaga pendidikan serta sisa saldo secara harian dan pada hari yang sama, misalnya pembelian spidol, LCD dan kebutuhan lainnya. Dengan demikian para manajer pendidikan akan segera tahu tentang keluar masuknya uang pada hari yang sama. Termasuk yang arus dicatat pada buku kas adalah Cheque yang diterima dan dikeluarkan padahari itu.

d. Lembar chek, merupakan alat bukti bahwa pembayaran yang dikeluarkan adalah sah. Lembar cek dikeluarkan bila menyangkut tagihan atas pelaksanaan suatu transaksi, misalnya barang yang dipesan sudah dikirimkan dan catatan transaksinya benar. Orang berhak menandatangani lembar cek adalah kepala sekolah atau petugas keuangan

e. Jurnal Manajer pendidikan bisa mengetahui secara detail arus kas (cashflow) karena seluruh transaksi dan akuntansi keuangan semuanya dicatat di jurnal sebelum diklasifikasikan ke buku besar.

Jurnal mengatur informasi secara kronologis dan sesuai dengan jenis transaksi.

(31)

Jurnal itu bisa dikelompokkan dalam 4 jenis, antara lain:

1) Jurnal untuk mencatat transaksi pengeluaran kas adalah suatu pencatatan secara kronologis atas cek yang ditulis, yang dikategorikan menurut bagan perkiraan/akun,

2) Jurnal untuk mencatat transaksi penerimaan kas adalah pencatatan secara kronologis atas seluruh setoran yang dibuat, yang dikategorikan menurut bagan perkiraan/akun,

3) jurnal untuk mencatat transaksi gaji, yaitu jurnal yang mencatat seluruh transaksi yang terkait dengan penggajian,

4) jurnal untuk mencatat transaksi pengeluaran kas dan piutang merupakan bagian akun pertambahan biaya dan pendapatan.

Jurnal ini bermanfaat untuk mengelompokkan transaksi pertambahan biaya dan atau pendapatan yang terlalu besar melalui jurnal (Zamzami, N., 2015).

f. Buku besar Dalam buku besar dimuat data keuangan yang berisi informasi dan jurnal hendaknya dipindahkan ke buku besar atau buku kas induk pada setiap akhir bulan. Buku besar mencatat kapan terjadinya transaksi keuangan, keluar masuknya uang pada saat itu dan neraca saldonya.

g. Buku kas pembayaran uang sekolah Berisi catatan tentang pembayaran uang sekolah siswa menurut tanggal pembayaran, jumlah dan sisa tunggakan atau kelebihan pembayaran sebelumnya.

Pencatatan untuk tiap pembayaran harus segera dilakukan untuk menghindari timbulnya masalah karena kwitansi hilang, lupa menyimpan atau karena pekerjaan yang menjadi bertumpuk.

h. Buku kas piutang Berisi daftar/catatan orang yang berutang kepada sekolah menurut jumlah uang yang berutang, tanggal pelunasan, dan sisa utang yang belum dilunasi. Informasi dalam buku ini harus selalu dalam keadaan mutakhir untuk melihat jumlah uang milik sekolah yang belum kembali.

i. Neraca percobaan Dalam kegiatan manajemen keuangan pendidikan dokumen neraca percobaan bertujuan untuk mengetahui secara tepat keadaan neraca pertanggungjawaban keuangan lembaga pendidikan secara cepat, misalnya periodisasi mingguan atau dua mingguan. Hal ini memungkinkan para

(32)

manajer pendidikan sewaktu-waktu (selama tahun anggaran) menentukan hal yang harus didahulukan dan menangguhkan pengeluaran yang terlalu cepat dari pos tertentu. Sehingga ritme pengeluaran dan skala prioritas kegiatan yang dibiayai bisa dilaksanakan dengan baik (Shafratunnisa, F.,2016).

3. Pemeriksaan (auditing)

Pemeriksaan (auditing) adalah kegiatan yang menyangkut pertanggungjawaban penerimaan, penyimpanan dan pembayaran atau penyerahan uang yang dilakukan bendahara kepada pihak-pihak yang berwenang. Untuk melaksanakan audit, diperlukan informasi yang dapat diverifikasi dan sejumlah standar (kriteria) yang dapat digunakan sebagai pegangan pengevaluasian informasi tersebut. Agar dapat diverifikasi, informasi harus dapat diukur (Henukh, 2019).

Ada beberapa jenis pemeriksaan (audit) keuangan, pertama, pemeriksaan (audit) laporan keuangan, bertujuan menentukan apakah laporan keuangan secara keseluruhan merupakan informasi yang terukur dan sudah diverifikasi, disajikan sesuai dengan kriteria- kriteria tertentu. Umumnya adalah prinsip akuntansi yang berlaku umum. Seringkali juga dilakukan audit keuangan yang disusun berdasarkan pada basis kas akuntansi lainnya yang sesuai dengan kebutuhan organisasi yang bersangkutan.

Asumsi dasar dari suatu audit laporan keuangan adalah bahwa laporan tersebut akan lebih efisien memperkerjakan satu auditor untuk melaksanakan audit dan membuat kesimpulan yang dapat diandalkan oleh semua pihak daripada membiarkan masing-masing pihak melakukan audit sendiri-sendiri (Sofyan et al., 2021). kedua pemeriksaan (audit) operasional, merupakan penelaahan atas bagian manapun dari prosedur dan metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan efektivitasnya.

Umumnya, pada saat selesainya audit operasional, auditor akan memberikan sejumlah saran kepada manajemen untuk memperbaiki jalannya operasi lembaga. Dalam audit operasional, tinjauan yang dilakukan tidak terbatas pada masalah-masalah akuntansi, tetapi juga meliputi evaluasi terhadap struktur organisasi, pemanfaatan komputer, metode produksi, pemasaran dan bidang-bidang lain

(33)

sesuai keahlian auditor.

Pelaksanaan audit operasional dan hasil yang dilaporkan lebih sulit untuk didefinisikan daripada jenis audit lainnya. Efisiensi dan efektivitas operasi suatu organisasi jauh lebih sulit pengevaluasiannya secara objektif dibandingkan penerapan dan penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Kriteria yang digunakan untuk evaluasi informasi terukur dalam audit operasional cenderung subjektif.

Pada praktiknya, auditor operasional cenderung memberikan saran perbaikan prestasi kerja dibandingkan melaporkan keberhasilan prestasi kerja yang sekarang. Dalam hal ini audit operasional lebih merupakan konsultasi manajemen daripada audit, ketiga pemeriksaan (audit) ketaatan, bertujuan mempertimbangkan apakah auditi (klien) telah mengikuti prosedur atau aturan tertentu yang telah ditetapkan pihak yang memiliki otoritas yang lebih tinggi. Suatu audit ketaatan pada lembaga pendidikan, dapat termasuk penentuan apakah para pelaksana akuntansi pendidikan telah mengikuti prosedur yang telah ditetapkan oleh lembaga (Rosalina, A. D. 2007). Contohnya peninjauan standar biaya umum (SBU), pemeriksaan perjanjian dengan pihak lain (mitra kerja, pihak perbankanataupara kreditor).

4. Pertanggungjawaban

Kegiatan lain yang terkait dengan manajemen keuangan adalah memuat laporan pertanggungjawaban keuangan kepada kalangan internal lembaga atau eksternal yang menjadi stakeholder lembaga pendidikan. Pelaporan dapat dilakukan secara periodik seperti laporan tahunan dan laporan pada masa akhir jabatan pimpinan.

Pelaksanaan pertanggungjawaban ini juga bagian dari pengawasan yang dapat dilakukan berdasarkan kebutuhan dan kewenangan Hal ini dilakukan mulai dari proses pengeluaran, pos anggaran pembelanjaan, perhitungan dan perhitungan dan penyimpangan barang oleh petugasyangditunjuk. Pertanggungjawaban penerimaan dan penggunaan keuangan lembaga pendidikan dilaksanakan dalam bentuk laporan bulanan dan triwulan, ditujukan kepada antara lain:

a) kepala dinas pendidikan, b) kepala Badan Administrasi Keuangan Daerah (BAKD), c) dinas pendidikan di Kecamatan dan lainnya.

(34)

E. Prinsip Manajemen Keuangan Pendidikan

Manajemen keuangan sekolah perlu memerhatikan sejumlah prinsip. Undang- undang Nomor 20 tahun 2003 pasal 48 menyatakan bahwa pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi dan akuntabilitas publik. Di samping itu prinsip efektivitas juga perlu mendapat penekanan.

Berikut ini dibahas masing-masing prinsip tersebut, yaitu transparansi, akuntabilitas, efektivitas, dan efisiensi.

1. Transparansi Transparansi berarti keterbukaan. Transparansi di bidang manajemen berarti adanya keterbukaan dalam mengelola suatu kegiatan. Di lembaga pendidikan, bidang manajemen keuangan yang transparan berarti adanya keterbukaan dalam manajemen keuangan lembaga pendidikan, yang keterbukaan sumber keuangan dan jumlahnya, rincian penggunaan dan pertanggungjawaban harus jelas sehingga bias memudahkan pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahuinya. Transparansi keuangan sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan dukungan orang tua.

2. Akuntabilitas Akuntabilitas adalah kondisi seseorang yang dinilai oleh orang lain karena kualitas performasinya dalam menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan yang menjadi tanggung jawabnya.

Akuntabilitas di dalam manajemen keuangan berarti penggunaan uang sekolah dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. (Nur Hamiyah, 2015)

3. Efektivitas Efektif sering kali diartikan sebagai pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. (Garnear: 2004) mendefinisikan efektivitas lebih dalam lagi, karena sebenarnya efektivitas tidak berhenti sampai tujuan tercapai tetapi sampai pada kualitas hasil yang dikaitkan dengan pencapaian visi lembaga yang dicirikan oleh outcome kualitatif.

4. Efisiensi berkaitan dengan kuantitas hasil suatu kegiatan. Menurut Garner (2004), efisiensi dicirikan oleh outcome kuantitatif. Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara masukan (input) dan keluaran (output) atau antara daya dan hasil.

Prinsip pengelolaan keuangan di sekolah Penggunaan keuangan didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:

(35)

a) Hemat tidak mewah, efisien dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang telah disyaratkan

b) Terarah dan terkendali sesuai dengan rencana, program atau kegiatan.

c) Keharusan penggunaan kemampuan

Dalam mengelola keuangan ini, kepala sekolah berfungsi sebagai

“otorisator” dan “ordonateur”. Sebagai otorisator, kepala sekolah diberi wewenang untuk mengambil tindakan yang berkaitan dengan penerimaan atau pengeluaran anggaran. Sedangkan fungsi sebagai ordonateur, kepala sekolah sebagai pejabat yang berwenang melakukan pengujian dan memerintahkan pembayaran atas segala tindakan berdasarkan otorisasi yang telah ditetapkan (Arwildayanto et al., 2017).

Hadari Nawawi (1989; 68) menyatakan bahwa dalam pengelolaan keuangan lembaga pendidikan sangat ditekan beberapa prinsip yang harus diperhatikan dan dihayati dalam bentuk sikap dan perilaku nyata dalam melaksanakan tugas, antara lain;

1. Hemat, tidak mewah, efisien sesuai dengan kebutuhan yang disyaratkan, 2. Terarah dan terkendali sesuai dengan rencana, program/kegiatan., 3. Keharusan penggunaan produksi dalam negeri.

Selanjutnya Nanang Fattah (2002; 49) menjelaskan beberapa prinsip manajemen keuangan pendidikan, antara lain:

1. Adanya pembagian wewenang dan tanggung jawab yang jelas dalam sistem manajemen organisasi pendidikan,

2. Adanya akuntansi yang memadai dalam melaksanakan anggaran pendidikan,

3. Adanya penelitian dan analisis untuk menilai kinerja organisasi pendidikan,

4. Adanya dukungan dari pelaksana dari tingkat atas hingga yang paling bawah.

F. Evaluasi/Soal Latihan SOAL

1. Jelaskan konsep dasar Manajemen Keuangan Pendidikan 2. Apa saja Tujuan Manajemen Keuangan Pendidikan

3. Jelaskan Ruang Lingkup Manajemen keuangan Pendidikan 4. Apa saja Prinsip Manajemen Keuangan pendidikan

(36)

BAB III

ANGGARAN PENDIDIKAN

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari BAB III ini, mahasiswa dapat memahami konsepsi Anggaran Pendidikan, Bentuk-bentuk Anggaran Pendidikan, Asas-asas dan Prinsip dalam Penyusunan Anggaran Pendidikan, Fungsi Anggaran Pendidikan, dan Karakteristik Anggaran Pendidikan.

B. Konsepsi Anggaran Pendidikan

Guna mencapai sasaran berbagai kegiatan dibidang pendidikan baik yang diselenggaran di sekolah maupun luar sekolah sangat tergantung kepada pembiayaan guna membiayai berbagai kegiatan tersebut.

Menurut Nanang Fattah (2000:47) penganggaran merupakan kegiatan atau proses penyusunan anggaran. Sedangkan anggaran merupakan rencana operasional yang dinyatakan secara kuantitatif dengan bentuk satuan uang yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan disuatu lembaga pendidikan dalam kurun waktu tertentu.

Sedangkan menurut Djamaluddin (1977:11) anggaran adalah sejenis rencana yang menggambarkan rangkaian tindakan atau kegiatan dalam bentuk angka-angka dari segi uang untuk jangka waktu tertentu.

Dari pengertian diatas, tampak bahwa penganggaran dan anggaran tidak semata-mata berkaitan dengan uang, namun juga memberi gambaran tentang program kegiatan yang akan dilaksanakan. Dalam anggaran kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan disertai dengan besarnya biaya atau dana yang akan digunakan, sehingga terdapat dua hal yang perlu mendapatkan perhatian besar yaitu besarnya dana untuk membiayai kegiatan yang akan dilaksanakan serta kegiatan yang akan dilaksanakan. Dapat disimpulkan bahwa anggaran pendidikan adalah

(37)

rencana keuangan yang akan digunakan untuk suatu kegiatan yang telah disusun untuk jangka waktu tertentu.

Anggaran pada dasarnya terdiri dari dua sisi yaitu sisi penerimaan dan sisi pengeluaran. Sisi penerimaan biaya ditentukan oleh besarnya dana yang diterima oleh lembaga dari setiap sumber dana. Dalam dunia pendidikan pembahasaan pembiayaan pendidikan sumber dana dibedakan menjadi 3 golongan yaitu dari pemerintah, orang tua dan masyarakat. Besarnya biaya pendidikan dari pemerintah ditentukan berdasarkan kebijakan keuangan pemerintah ditingkat pusat dan daerah setelah mempertimbangkan skala prioritas. Besarnya penerimaan dari masyarakat baik perorangan, maupun lembaga, yayasan yang berupa uang tunai, barang, hadiah atau pinjaman bergantung pada kemampuan lembaga dan masyarakat setempat dalam memajukan pendidikan. Besarnya dana yang diterima dari orang tua berupa iuran Komite yang langsung diterima sekolah didasarkan atas kemampuan orang tua murid dan ditentukan oleh lembaga itu sendiri.

Sedangkan penerimaan dari sumber-sumber lain termasuk dalam golongan ke tiga yaitu adanya bantuan atau pinjaman dari luar negeri yang diperuntukkan bagi pendidikan. Sisi pengeluaran terdiri dari alokasi besarnya biaya pendidikan untuk setiap komponen yang harus dibiayai. Dari seluruh penerimaan, sebagian dipergunakan untuk membiayai kegiatan administrasi, ketatausahaan, sarana prasarana pendidikan, dan sebagian diberikan kepada kepala sekolah melalui beberapa saluran. Selain anggaran rutin terdapat anggaran proyek yang setiap tahun disalurkan oleh Kementerian Pendidikan dengan kebutuhan sekolah-sekolah.

Anggaran rutin pemerintah pusat dibiayai seluruhnya dari penerimaan pajak, sedangkan anggaran proyek dibiayai dari surplus anggaran rutin. Dalam pembahasan pengeluaran, istilah-istilah yang digunakan adalah:

1. Recurrent Expenditure Yaitu pengeluaran rutin atau yang bersifat berulang tiap-tiap tahun, seperti gaji, barang yang harus sering diganti.

2. Capital Expenditure Yaitu pengeluaran untuk barang-barang yang

(38)

tahan lama, seperti gedung sekolah, laboratorium, sarana olahraga, dan lain sebagainya.

Fungsi anggaran disamping sebagai alat untuk perencanaan dan pengendalian, juga merupakan alat bantu bagi manajemen dalam mengarahkan suatu lembaga menempatkan organisasi dalam posisi yang kuat atau lemah. Anggaran dapat dipergunakan untuk melihat apakah program kegiatan terlaksana dengan baik serta apakah penggunaan dana untuk membiayai program tersebut sesuai, efekti, dan efisien. Oleh karena itu, anggaran juga dapat berfungsi sebagai tolak ukur keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Apabila melihat perkembangannya, anggaran mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Sebagai alat penaksir

2. Sebagai alat otoritas pengeluaran dana 3. Sebagai alat efisiensi

Anggaran sebagai alat efisiensi merupakan fungsi yang paling esensial dalam pengendalian. Dari segi pengendalian jumlah anggaran yang didasarkan atas angka-angka standart dibandingkan dengan realisasi biaya yang melebihi atau kurang, dapat dianalisis ada tidaknya pemborosan.

Di antara prinsip-prinsip tersebut adalah

a. Adanya pembagian wewenang dan tanggung jawab yang jelas dalam sistem manajemen dan organisasi

b. Adanya sistem akutansi yang memadai dalam melaksanakan anggaran.

c. Adanya penelitian dan analisis untuk menilai kinerja organisasi d. Adanya dukungan dan pelaksana mulai dari tingkat atas sampai yang

paling bawah.

Ketentuan pembiayaan pendidikan perlu didasarkan atas

1. Kebutuhan biaya penyelenggaran pendidikan di setiap daerah yang didasarkan atas satuan biaya yang sama

2. Alokasi setiap daerah ditetapkan berdasarkan jumlah sekolah, kelas, murid dan pegawai sekolah.

(39)

Jika skala prioritas dari kegiatan-kegiatan yang diusulkan sudah diketahui, langkah berikutnya adalah menentukan standarisasi yang berkaitan dengan besar kecilnya biaya yang akan dikeluarkan.

Standarisasi dimaksudkan sebagai suatu batasan yang objektif tentang jenis, jumlah, dan mutu sumber daya yang dibutuhkan unit kerja pada tingkatan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Misalnya,suatu wilayah membutuhkan jumlah dan mutu sarana pendidikan untuk melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik. Untuk memenuhi kebutuhan ini, harus diperhitungkan bahwa pembangunan suatu ruang kelas dengan standar sekian meter persegi dan kualitas tinggi akan membutuhkan biaya yang sangat besar dibanding dengan pembangunan ruang kelas yang sama dengan standar kualitas sedang rendah.

Kuantitas dan kualitas ruang belajar, ruang-ruang adminstrasi, dan ruang penunjang yang dibutuhkan sekolah ditentukan oleh tipe sekolah. Semakin besar tipe sekolah semakin banyak dan semakin luas bangunan yang diperlukan. Begitu pula biaya yang dibutuhkan semakin besar. Luas bangunan SMP dan SMA menurut standart yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Harga satuan bangunan sekolah yang merupakan tanggung jawab pemerintah (bagi gedung sekolah negeri) secara nasional ditetapkan oleh Kementrian Pekerjaan Umum. Kualifikasinya dilakukan berdasarkan kualitas bahan dan pekerjaannya yaitu kualitas A, B, atau C. Harga bangunan per m2 berbeda-beda baik disetiap provinsi maupun antar kabupaten atau kota madya. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan biaya transportasi dan harga bahan bangunan, termasuk juga upah buruh. Harga bahan bangunan sagat dipengaruhi oleh kemudahan sarana pengangkutan dan jarak tempuh. Standarisasi pada umumnya dihubungkan dengan prosedur penganggaran yang harus diikuti yang dilandasi oleh hukum dan tata cara kerja yang beraturan. Standarisasi sangat membantu dalam penentuan harga.

Ada beberapa keutungan dari adanya standarisasi yaitu:

a. Proses penganggaran menjadi lebih mudah, karena beban kerja dan perhitungan yangrumit akan lebih mudah dikerjakan.

(40)

b. Tidak banyak waktu yang terbuang untuk menghitung dan memriksa biaya yang diperlukan

c. Perkiraan kebutuhan dan untuk setiap kegiatan yang sama akan seragam d. Pengalokasian dan realokasai dana menjadi lebih mudah

e. Menghindari terjadinya manipulasi harga yang berdampak negatif C. Bentuk-Bentuk Anggaran Pendidikan

Anggaran mempunyai fungsi manajemen, baik dalam perencanaan maupun pengawasan. Bentuk-bentuk anggaran sangat menentukan karena tidak semua anggaran dirancang untuk melakukan fungsi manajemen (Girsang, 2020).

Di bawah ini disajikan bentuk-bentuk desain anggaran pendidikan.

1. Anggaran Butir Per Butir

Anggran butir per butir merupakan bentuk anggaran yang paling simpel dan banyak digunakan. Dalam bentuk ini, setiap pengeluaran dikelompokkan berdasarkan katagori-katagori. Misalnya, gaji, upah, honor menjadi satu kategori atau satu nomor dan pelengkapan, sarana, material dengan nomor yang selanjutnya.

2. Anggaran Program

Bentuk ini dirancang untuk mengidentifikasi biaya setiap program.

Pada anggaran biaya per butir di hitung berdasarkan jenis nomor yang akan dibeli, sedangkan pada anggaran program biaya dihitung berdasarkan jenis programnya. Misalnya, jika dalam anggaran butir per butir disebut gaji guru (nomor 1), sedangkan dalam anggaran laporan disebut gaji untuk perencanaan pengajaran IPA hanyalah salah satu komponen, dan komponen lain yang termasuk program percobaan termasuk alat-alat IPA, bahan-bahan percobaan kimia dan sebagainya menjadi satu paket.

3. Anggaran Berdasarkan Hasil

Sesuai dengan namanya bentuk anggaran ini menekankan pada hasil bukan pada keterperincian dari suatu alokasi anggaran. Pekerjaan akhir dalam suatu program terpecah dalam bentuk beban kerja dan unit hasil yang dapat diukur. Hasil pengukurannya digunakan dipergunakan untuk menghitung masukan dana dan tenaga yang dipergunakan untuk mencapai suatu program.

(41)

4. Sistem Perencanaan Penyusunan Program Dan Penganggaran

Sistem ini merupakan kerangka kerja dalam perencanaan dengan mengorganisasikan informasi dan menganalisisnya secara sistematis.

Dalam sistem ini, tiap-tiap tujuan suatu program dinyatakan dengan jelas, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam proses ini data tentang biaya, keuntungan, kelayakan suatu program disajikan secara lengkap sehngga pengambilan keputusan dapat menentukan pilihan program yang dianggap paling menguntungkan.

Dalam buku lain disebutkan bahwa bentuk-bentuk disain anggaran adalah sebagai berikut:

a. Anggaran Berbasis Item Anggaran berbasis item merupakan yang disusun berdasarkan garis item-item. Dalam model ini setiap pengeluaran dikatagorikan berdasarkan kelompok-kelompok.

b. Sistem Anggaran Program Sistem anggaran program merupakan anggaran yang disusun per program dengan subset program yang terkait dengan program tersebut seperti anggaran untuk penataran guru yang didalamnya mencakup gaji atau upah panitia, gaji atau upah penatar, konsumsi selama penataran dan lain sebagainya.

c. Anggaran Berbasis Nol Anggaran berbasis nol merupakan sistem anggaran yang besarnya dimulai dari nol dan dinilai dengan prosentasi yang ditentukan dari besarnya anggaran.

d. Anggaran Inkremental Anggaran inkremental adalah anggaran yang menjadikan anggaran sebelumnya sebagai dasar untuk menentukan anggaran tahun yang akan berjalan, dengan penyesuaian sesuai dengan perubahan yang terjadi, baik dalam program maupun dalam biaya satuan. e. Sistem Anggaran Kombinasi Sistem ini merupakan anggaran yang disusun dengan mengkombinasikan berbagai sistem yang ada diatas sesuai dengan kepentingan kegiatan organisasi.

D. Asas-asas dan Prinsip dalam Penyusunan Anggaran Pendidikan

Asas-asas penyusunan aggaran terdiri dari:

1. Azas plafond Bahwa anggaran belanja yang diminta tidak melebihi jumlah tertinggi yang telah ditentukan.

(42)

2. Azas pengeluaran berdasarkan mata anggaran Artinya bahwa anggaran pembelanjaan harus didasarkan atas mata anggaran yang telah ditetapkan.

3. Azas tidak langsung Yaitu suatu ketentuan bahwa setiap penerima uang tidak boleh digunakan secara langsung untuk sesuatu keperluan pengeluaran.

Apabila anggaran menghendaki fungsi sebagai alat dalam perencanaan maupun pengendalian, maka anggaran harus disusun berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Adanya pembagian wewenang dan tanggung jawab yang jelas dalam sistem manajemen dan organisasi.

2. Adanya sistem akuntansi yang memadai dalam melaksanakan anggaran.

3. Adanya penelitian dan analisis untuk menilai kinerja organisasi.

4. Adanya dukungan dari pelaksana mulai dari tingkat atas sampai yang paling bawah. (Nanang Fattah 2006:50)

Beberapa ketentuan umum yang harus berpedoman dalam penyusunan budget kas antara lain budget kas harus realistis, luwes dan kontinyu sebagaimana yang dikemukakan oleh Gunawan A dan Marwan Asri (1990:7) yaitu: Di dalam penyusunan suatu anggaran perusahaan maka perlu diperhatikan beberapa syarat yakni anggaran tersebut harus realistis artinya tidak terlalu optimis dan tidak pula berlaku pesimis, luwes artinya tidak terlalu kaku, mempunyai peluang untuk disesuaikan dengan keadaan yang mungkin berubah.

Sedangkan kontinyu artinya membutuhkan perhatian secara terus menerus, dan tidak merupakan usaha yang insidentil. Menurut Bambang Riyanto (1990:7), budget kas disusun melalui beberapa tahap berikut ini:

1. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran menurut rencana operasi perusahaan. Transaksi-ransaksi di sini merupakan transaksi operasi pada tahap ini dapat diketahui adanya defisit atau surplus karena rencana operasinya perusahaan.

2. Menyusun perkiraan atau estimasi kebutuhan dana atau kredit dari bank atau sumber-sumber dana lainnya yang diperlukan untuk menutup kredit kas karena rencana oeprasinya perusahaan, juga

(43)

disusun estimasi pembayaran bunga kredit tersebut beserta waktu pembayaran kembali, transaksi-transaksi di sini merupakan transaksi finansial.

3. Menyusun kembali estimasi keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi, finansial, dan budget kas yang final ini merupakan gabungan dari transaksi operasional dan transaks finansial yang menggambarkan estimasi penerimaan dan pengeluaran kas keseluruhan.

Persoalan penting dalam penyusunan anggaran adalah bagaimana memanfaatkan dana secara efektif dan efisien, mengalokasikan dana secara tepat sesuai dengan skala prioritas. Itu sebabnya dalam prosedur peyusunan anggaran memerlukan tahapan-tahapan yang sistematik.

Tahapan penyusunan anggaran adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selama periode anggaran

2. Mengidentifikasi sumber-sumber yang dinyatakan dalam uang, jasa dan barang

3. Semua sumber dinyatakan dalam bentuk uang sebab anggaran pada dasarnya merupakan pernyataan finansial

4. Memformulasikan anggaran dalam bentuk format yang telah disetujui dan dipergunakan oleh instansi tertentu

5. Menyusun usulan anggaran untuk memperoleh persetujuan dari pihak yang berwenang

6. Melakukan revisi usulan anggaran 7. Persetujuan revisi usulan anggaran 8. Pengesahan anggaran

Secara khusus, anggaran rutin pendidikan untuk penyelenggaraan sekolah dasar didasarkan atas pendataan SD yang dikumpulkan, diolah, dan dianalisis yang selanjutnya disajikan sebagai bahan pertimbangan untuk pemberian dana bantuan dari pemerintah pusat. Langkah pendataan dilakukan dengan menggunakan format pendataan yang diisi langsung oleh kepala sekolah, selanjutnya dikumpulkan oleh tim Subsidi Bantuan Penyelenggaraan Pendidikan (SBPP) tingkat kecamatan, selanjutnya dikumpulkan di kabupaten/ kota dan provinsi.

Referensi

Dokumen terkait

Agar sistem yang dikembangkan diadopsi, maka sistem disusun berdasarkan model penerimaan ( acceptance model ), model kontrol perilaku ( behavioral control ), dan berbasis free

Sehubungan telah berakhirnya masa sanggah, berdasarkan Pengumuman Hasil Prakualifikasi Kelompok Kerja Pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sintang Tahun Anggaran 2013 Nomor

2.4 Jenis-jenis Anggaran. Berdasarkan dasar penyusunannya terdiri dari a) Anggaran Variabel (variabel budget) yakni anggaran yang disusun berdasarkan interval kapasitas

PAL Indonesia merupakan pengembangan model remunerasi yang disusun berdasarkan perpaduan model remunerasi berbasis kompetensi yang dikeluarkan IASPD dengan kompetensi

Tabel 4.14 menunjukkan distribusi item berdasarkan kecocokannya dengan model. Penelitian ini menggunakan parameter INFIT MNSQ. Garis putus-putus vertikal pada tabel 2

Kegiatan ini merupakan langkah penyusunan panduan dan model kurikulum pemberdayaan masyarakat pesisir berbasis ekonomi produktif, yang disusun berdasarkan hasil needs

Model Penumbuhan Wirausaha Baru Berbasis Technoprenership disusun berdasarkan kegiatan IbPTK Penumbuhan Wirausaha Baru Berbasis Technoprenership di PSP-KUMKM LPPM

Berdasarkan akuntansi berbasis akrual (Lampiran I PP 71 tahun 2010), pengeluaran hibah selain disajikan di Laporan Realisasi Anggaran sebagai belanja hibah, juga