• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh gaya hidup dan motivasi terhadap minat berwira usaha pemuda sasaran program yess (Youth Entrepreneur ship and Employment Support Services) di Kab. Pacitan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Pengaruh gaya hidup dan motivasi terhadap minat berwira usaha pemuda sasaran program yess (Youth Entrepreneur ship and Employment Support Services) di Kab. Pacitan"

Copied!
186
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH GAYA HIDUP DAN MOTIVASI TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA PEMUDA SASARAN PROGRAM YESS (Youth Entrepreneurship and Employment Support

Services) DI KABUPATEN PACITAN

Diajukan sebagai syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan (S.Tr.P)

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN MILA VIA ANANTI

04.01.18.101

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN 2022

(2)

i

PENGARUH GAYA HIDUP DAN MOTIVASI TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA PEMUDA SASARAN PROGRAM YESS (Youth Entrepreneurship and Employment Support

Services) DI KABUPATEN PACITAN

Diajukan sebagai syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan (S.Tr.P)

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN MILA VIA ANANTI

04.01.18.101

HALAMAN SAMPUL

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN 2022

(3)

ii

Karya ilmiah ini saya persembahkan khusus kepada kedua orang tua saya, Bapak Suhari dan Ibu Boyatin yang telah memberikan semangat, dukungan, motivasi, do’a yang begitu besar, hingga terselesaikannya karya ilmiah ini.

Serta saya peruntukkan kepada kakak yang telah mensupport dan membantu kelancaran dalam menyusun karya ilmiah ini.

Dan terimakasih saya saimpaikan kepada semua dosen, penyuluh, pihak – pihak program yess, dan rekan – rekan yang telah membantu saya dan mengajarkan banyak ilmu, arti sebuah proses dan perjuangan serta kesabaran yang begitu besar. Semoga semua kebaikan dan usaha kita mendapatkan hasil yang terbaik…

(4)

iii

Saya menyatakan dengan sebenar € benarnya bahwa selama pengerjaan karya saya, di dalam bentuk naskah TA ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain sebagai Tugas Akhir atau untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah tertulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

Apabila ternyata dalam naskah TA ini dapat dibuktikan terdapat unsur € unsur PLAGIASI, saya bersedia TA ini digugurkan dan gelar vokasi yang telah saya peroleh (S.Tr.P) dibatalkan, diproses sesuai dengan peraturan perundang € undangan yang berlaku.

Malang, 2022

Mila Via Ananti NIRM. 04.01.18.101

(5)

iv

PENGARUH GAYA HIDUP DAN MOTIVASI TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA PEMUDA SASARAN PROGRAM YESS (Youth Entrepreneurship and Employment Support Services)

DI KECAMATAN SUDIMORO KABUPATEN PACITAN

MILA VIA ANANTI 04.01.18.101

Malang, Juli 2022 Mengetahui,

Pembimbing I, Pembimbing II,

Hamyana, SST., M.Si Drs. I. G. Nyoman Mudita, M.Sos NIP. 19850329 200604 1 001 NIP. 19570722 1979902 1 001

Mengetahui, Direktur

Politeknik Pembangunan Pertanian Malang

Dr. Setya Budhi Udrayana, S.Pt., M.Si.

NIP. 19690511 199602 1 001

(6)

v

PENGARUH GAYA HIDUP DAN MOTIVASI TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA PEMUDA SASARAN PROGRAM YESS (Youth Entrepreneurship and Employment Support Services)

DI KECAMATAN SUDIMORO KABUPATEN PACITAN

MILA VIA ANANTI 04.01.18.101

Malang, Juli 2022 Mengetahui,

Penguji I, Penguji II,

Hamyana, SST., M.Si Drs. I. G. Nyoman Mudita, M.Sos NIP. 19850329 200604 1 001 NIP. 19570722 1979902 1 001

Penguji III,

Dr. Setya Budhi Udrayana, S.Pt., M.Si.

NIP. 19690511 199602 1 001

(7)

vi

Terhadap Minat Berwirausaha Pemuda Sasaran Program YESS (Youth Entrepreneurship and Employment Support Services) di Kabupaten Pacitan.

Dosen Pembimbing I : Hamyana, S.ST., M.Si dan Dosen Pembimbing II : Drs. I Gede Nyoman Mudita, M. Sos.

Kurangnya minat generasi muda untuk berwirausaha atau terjun di dunia pertanian merupakan salah satu fenomena sosial yang terjadi di lingkup pertanian. Kabupaten Pacitan merupakn salah satu lokasi pelaksanaan program YESS (Youth Entrepreneurship and Empolyment Support Services). Motivasi dan gaya hidup masyarakat di pedesaan kemungkinan berpengaruh terhadap minat berwirausaha pemuda di pedesaan. Tujuan dari penelitian ini yaitu mendeskripsikan pengaruh gaya hidup dan motivasi terhadap minat berwirausaha. Menyusun rancangan penyuluhan tentang minat pemuda dalam berwirausaha.

Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Pacitan pada bulan maret € april 2022. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif. Penentuan sampel responden menggunakan non random sampling dengan teknik purposive sampling dan menggunakan rumus Slovin dengan tingat ketidakakurasian 10%

dengan sampel sebanyak 90 orang, serta analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda. Variabel penelitian yang digunakan yaitu gaya hidup (X1), motivasi (X2) dan minat berwirausaha (Y). Metode perancangan penyuluhan terdiri dari menentukan tujuan, sasaran, materi, media, metode, serta evaluasi penyuluhan.

Berdasarkan hasil analisis diketahui gaya hidup pengaruh signifikan dan positif terhadap minat berwirausaha, motivasi berpengaruh signifikan dan positif terhadap minat berwirausaha, serta gaya hidup dan motivasi secara parsial berpengaruh secara signifikan tergadap minat berwirausaha. Rancangan penyuluhan dilakukan dengan tujuan mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap pemuda desa dalam berwirausaha di bidang pertanian dengan sasaran penyuluhan anggota karang taruna sebanyak 34 orang dengan menggunakan media leaflet dan video. Metode penyuluhan menggunakan ceramah dan diskusi, serta berdasarkan hasil evaluasi penyuluhan didapatkan hasil tingkat pengetahuan sebesar 93,73% dan tingkat sikap sebesar 86,76%.

Kata kunci : Gaya hidup, Motivasi, Minat Berwirausaha

(8)

vii

dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Politeknik Pembangunan Pertanian Malang dengan judul •Pengaruh Gaya Hidup dan Motivasi Terhadap Minat Berwirausaha Pemuda Sasaran Program YESS (Youth Entrepreneurship And Employment Support Services) di Kabupaten Pacitan‚.

Tugas Akhir ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan (S.Tr.P). Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Hamyana, SST., M.Si selaku Dosen Pembimbing I.

2. Drs. I Gede Nyoman Mudita, M.Sos selaku Dosen Pembimbing II.

3. Dr. Eny Wahyuning P, SP, MP selaku Ketua Program Studi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan.

4. Dr. Setya Budhi Udrayana S.Pt., M.Si. selaku Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian Malang.

5. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Pacitan, Balai Penyuluhan Pertanian se-Kabupaten Pacitan, dan para fasilitator serta mobilizer program YESS di Kabupaten Pacitan.

6. Semua pihak yang telah membantu dalam melancarkan penelitian Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari Tugas Akhir ini tidak luput dari berbagai kekurangan.

Penulis mengarapkan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi bidang pendidikan dan penerapan di lapangan serta dapat dikembangkan lebih lanjut.

Malang, Juni 2022

Penulis

(9)

viii

HALAMAN SAMPUL... i

HALAMAN PERUNTUKAN... ii

PERNYATAAN ORISINILITAS TUGAS AKHIR... iii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING...iv

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... v

RINGKASAN...vi

KATA PENGANTAR...vii

DAFTAR ISI...viii

DAFTAR TABEL...xi

DAFTAR GAMBAR...xii

DAFTAR LAMPIRAN...xiii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Rumusan Masalah... 3

1.3. Tujuan... 3

1.4. Manfaat... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 5

2.1. Penelitian Terdahulu... 5

2.2. Landasan Teori... 10

2.2.1. Kewirausahaan... 10

2.2.2. Minat Berwirausaha... 13

2.2.3. Gaya Hidup... 19

2.2.4. Motivasi... 22

2.3. Program YESS (Youth Entrepreneurship and Employment Support Services)... 26

2.3.1. Pengertian Program YESS (Youth Entrepreneurship and Employment Support Services)... 26

2.3.2. Tujuan Program YESS... 27

2.3.3. Target Group / Sasaran... 28

2.3.4. Output yang Diharapkan... 29

2.3.5. Dampak yang Diharapkan... 30

2.4. Aspek Penyuluhan... 31

2.3.1. Identifikasi Potensi Wilayah... 31

2.3.2. Pengertian Penyuluhan Pertanian... 32

2.3.3. Tujuan Penyuluhan Pertanian... 33

2.3.4. Sasaran Penyuluhan Pertanian... 33

2.3.5. Materi Penyuluhan Pertanian... 34

2.3.6. Metode Penyuluhan Pertanian... 35

2.3.7. Media Penyuluhan Pertanian... 36

2.3.8. Evaluasi Penyuluhan Pertanian... 37

2.5. Kerangka Pikir... 43

BAB III METODE PELAKSANAAN KAJIAN... 44

3.1. Lokasi dan Waktu... 44

(10)

ix

3.2.3. Skala Pengukuran... 44

3.2.4. Populasi dan Sampel... 45

3.2.5. Sumber dan Jenis Data... 47

3.2.6. Teknik Pengumpulan Data... 47

3.2.7. Variabel Penelitian... 48

3.2.8. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 49

3.3. Metode Perancangan Penyuluhan... 56

3.3.1. Tujuan Perancangan... 56

3.3.2. Perancangan Sasaran Penyuluhan... 56

3.3.3. Perancangan Materi Penyuluhan... 56

3.3.4. Perancangan Metode Penyuluhan... 56

3.3.5. Perancangan Media Penyuluhan... 56

3.4. Metode Implementasi... 57

3.4.1. Tujuan dan Sasaran Implementasi... 57

3.4.2. Implementasi Materi Penyuluhan... 57

3.4.3. Implementasi Metode Penyuluhan... 57

3.4.4. Implementasi Media Penyuluhan... 57

3.5. Metode Evaluasi Penyuluhan... 57

3.5.1. Tujuan Evaluasi... 58

3.5.2. Skala Pengukuran Evaluasi... 58

3.5.3. Sasaran Evaluasi... 58

3.5.4. Teknik Pengumpulan Data... 58

3.5.5. Instrumen Evaluasi... 58

3.5.6. Analisis Data Evaluasi... 59

BAB IV HASIL KAJIAN... 60

4.1. Identifikasi Potensi Wilayah... 60

4.1.1. Keadaan Umum Wilayah... 60

4.1.2. Keadaan Demografi... 62

4.2. Hasil Kajian... 64

4.2.1. Gambaran Umum Gaya Hidup, Motivasi dan Minat Berwirausaha... 64

4.2.2. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda... 72

BAB V PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI... 82

5.1. Kontekstualisasi Hasil Kajian dengan Rancangan Penyuluhan... 82

5.1.1. Pengumpulan Data... 82

5.1.2. Pembuatan Matriks IFAS dan EFAS... 83

5.1.3. Analisis SWOT... 86

5.1.4. Pengambilan Keputusan... 88

5.2. Perancangan Penyuluhan... 89

5.2.1. Penetapan Sasaran Penyuluhan... 89

5.2.2. Penetapan Tujuan Penyuluhan... 91

5.2.3. Penetapan Materi Penyuluhan... 91

5.2.4. Penetapan Metode Penyuluhan... 92

5.2.5. Penetapan Media Penyuluhan... 92

5.3. Implementasi... 93

(11)

x

5.4. Evaluasi Rancangan Penyuluhan... 96

5.4.1. Instrumen Evaluasi Penyuluhan... 96

5.4.2. Hasil Evaluasi Penyuluhan... 97

5.4.3. Hasil Evaluasi... 97

BAB VI PEMBAHASAN... 101

6.1. Deskripsi Gaya Hidup, Motivasi dan Minat Berwirausaha... 101

6.2. Deskripsi Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Minat Berwirausaha... 102

6.3. Deskripsi Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Berwirausaha... 103

6.4. Pengaruh Gaya Hidup dan Motivasi Terhadap Minat Berwirausaha. 105 6.5. Implementasi Penyuluhan Pertanian... 105

6.6. Rencana Tindak Lanjut... 107

BAB VII PENUTUP... 108

7.1. Kesimpulan... 108

7.2. Saran... 109

DAFTAR PUSTAKA... 111

LAMPIRAN... 117

(12)

xi

1. Persebaran Sampel Penelitian Tiap Kecamatan... 46

2. Luas Wilayah Kecamatan (km2)... 61

3. Distribusi Frekuensi Gaya Hidup... 64

4. Distribusi Frekuensi Motivasi... 67

5. Distribusi Frekuensi Minat Berwirausaha... 70

6. Hasil Uji Multikolinieritas... 73

7. Hasil Uji Klmogorov-Smirnov... 74

8. Hasil Uji Glejser... 77

9. Hasil Uji Keterandalan Model (Uji F)... 78

10. Hasil Uji T... 79

11. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)... 80

12. Rating Skor Analisis SWOT... 83

13. Hasil Analisis IFAS... 84

14. Hasil Analisis EFAS... 85

15. Matriks Strategi SWOT... 88

16. Identitas Responden... 90

17. Distribusi Data Responden Berdasarkan Umur... 90

(13)

xii

2. 1. Kerangka Pikir...43

3. 1 Model Hubungan Antar Variabel...48

4. 1 Logo Kabupaten Pacitan... 61

4. 2 Persentase Kepadatan Penduduk... 63

4. 3. Normal P-Plot... 75

4. 4 Histogram Uji Normalitas... 76

4. 5 Scatterplot Uji Hereokedastisitas... 77

5. 1 Hasil Matriks Analisis SWOT... 87

(14)

xiii

1. Penelitian Terdahulu... 118

2. Kisi € Kisi Kuesioner Penelitian ... 127

3. Kuesioner Penelitian... 129

4. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Kuesioner Penelitian ... 133

5. Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian... 134

6. Rekapitulasi Hasil Kajian ... 136

7. Matriks Pengambilan Keputusan Materi Penyuluhan ... 140

8. Matriks Pertimbangan Pemilihan Metode Penyuluhan Pertanian... 141

9. Matriks Pertimbangan Pemilihan Media Penyuluhan ... 142

10. Lembar Persiapan Menyuluh ... 143

11. Sinopsis Materi Penyuluhan ... 144

12. Kisi € Kisi Kuesioner Evaluasi Penyuluhan ... 147

13. Kuesioner Evaluasi Penyuluhan ... 149

14. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Kuesioner Penyuluhan ... 154

15. Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penyuluhan... 155

16. Desain Leaflet Penyuluhan ... 156

17. Daftar Hadir Penyuluhan dan Evaluasi ... 157

18. Berita Acara Kegiatan Penyuluhan dan Evaluasi ... 159

19. Rekapitulasi Evaluasi Penyuluhan Aspek Pengetahuan ... 161

20. Rekapitulasi Evaluasi Penyuluhan Aspek Sikap ... 164

21. Dokumentasi... 167

(15)

1 1.1. Latar Belakang

Di era saat ini terdapat fenomena social yang terjadi di lingkup pertanian yaitu kurangnya minat generasi muda untuk terjun berwirausaha atau sekedar untuk berprofesi sebagai petani. Kebanyakan generasi muda lebih memilih pekerjaan di luar bidang pertanian seperti lebih memilih untuk merantau atau pekerjaan buruh harian. Kurangnya minat bekerja di bidang pertanian di kemudian hari dapat mengakibatkan krisis petani serta besarnya kompetisi di bidang pekerjaan yang mereka inginkan, sehingga pada akhirnya mereka menjadikan usaha di bidang pertanian sebagai jalan terakhir pilihan dari pekerjaan mereka. Menurut data BPS Kabupaten Pacitan, terjadi penurunan minat dimana pada tahun 2018 penduduk umur 15 tahun ke atas yang bekerja di bidang pertanian sebanyak 203.986 jiwa sedangkan pada tahun 2021 sebanyak 198.544 jiwa dan meningkatnya tingkat pengangguran terbuka pada tahun 2021 sebesar 2,19%. Menurut data BPS Kabupaten Pacitan tahun 2020, penduduk usia kerja usia 15 tahun ke atas pada Agustus 2020 tercatat sebesar 455.817 orang dimana hal itu merupakan suatu potensi yang dapat dipertimbangkan kedepannya.

Program YESS (Youth Entrepreneurship and Employment Support Services) merupakan suatu program yang memfasilitasi kerativitas generasi muda milenial untuk berkarya dan melakukan kegiatan wirausaha di bidang pertanian dan juga sebagai upaya untuk mendorong terjadinya regenerasi petani di wilayah pedesaan. Salah satu komponen program yang telah dilaksanakan yaitu pengembangan wirausaha muda pedesaan melalui kegiatan peningkatan motivasi usaha bagi pemuda tani dan wirausaha muda.

(16)

Rasa ketertarikan terhadap kegiatan berwirausaha yang menciptakan suatu usaha yang bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungan sekitar disebut dengan minat. Salah satu contoh seseorang yang telah berminat dalam berwirausaha yaitu dengan melakukan, memulai ataupun telah bergelut dibidang usaha tersebut. Realita di lapangan menunjukkan bahwa pemuda masih menganggap bidang pertanian sebagai alternatif pilihan terakhir untuk bekerja karena mereka beranggapan bahwa usaha di bidang pertanian hanya sekedar memproduksi atau budidaya saja dan untuk pemasaran juga masih sulit sehingga mereka beranggapan pertanian memerlukan banyak waktu dan tenaga akan tetepi penghasilan yang didapat tidak seberapa atau tidak sebanding dengan tenaga yang mereka keluarkan. Selain itu, motivasi dirumuskan sebagai dorongan yang diakbibatkan dari dalam maupun luar diri seseorang untuk mencapai tujuan yaitu memenuhi atau memuaskan suatu pemenuhan kebutuhan hidup. Peran motivasi dalam berwirausaha dapat dianalogikan sebagai bahan bakar penggerak mesin dalam hal ini yaitu sebagai pendorong adanya suatu minat dalam berwirausaha.

Salah satu faktor yang dapat mendorong seseorang dalam menentukan pilihan atau membuat suatu keputusan yaitu gaya hidup. Jika dilihat, gaya hidup pemuda saat ini rata € rata mereka hanya mau bekerja jika terdapat tuntutan ataupun dorongan besar seperti tuntutan kebutuhan hidup dan trend. Pemuda tersebut sebenarnya sudah mengerti dan paham akan tuntutan kebutuhan tersebut, akan tetapi sebagian besar mereka masih memilih mengandalkan finansial orang tua. Gaya hidup di pedesaan berbeda dengan gaya hidup di perkotaan, dimana gaya hidup pemuda di pedesaan sebenarnya lebih terkontrol dan tidak terlalu membuntut pada trend yang ada seperti di perkotaan sehingga kebutuhan jangka pendek mereka tidak terlalu besar. Hal tersebut kemungkinan dapat mempengaruhi minat mereka dalam bekerja ataupun berwirausaha.

(17)

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian yaitu berkaitan dengan minat berwirausaha di bidang pertanian dengan mengkaji Pengaruh Gaya Hidup dan Motivasi Pemuda Terhadap Minat Berwirausaha di Bidang Pertanian. Penelitian ini dilakukan sehubungan dengan kondisi yaitu kurangnya minat berwirausaha di bidang pertanian di Kabupaten Pacitan.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran umum minat, gaya hidup dan motivasi pemuda di Kabupaten Pacitan ?

2. Bagaimana pengaruh gaya hidup pemuda terhadap minat berwirausaha ? 3. Bagaimana pengaruh motivasi pemuda terhadap minat berwirusaha ? 4. Bagaimana pengaruh gaya hidup dan motivasi terhadap minat

berwirausaha pemuda?

5. Bagaimana menyusun rancangan penyuluhan tentang minat pemuda dalam berwirausaha ?

1.3. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan gambaran umum minat berwirausaham gaya hidup dan motivasi pemuda di Kabupaten Pacitan.

2. Mendeskripsikan pengaruh gaya hidup pemuda terhadap minat berwirausaha.

3. Mendeskripsikan pengaruh motivasi pemuda terhadap minat berwirusaha.

4. Mendeskripsikan pengaruh gaya hidup dan motivasi terhadap minat berwirausaha.

(18)

5. Menyusun rancangan penyuluhan tentang minat pemuda dalam berwirausaha di bidang pertanian.

1.4. Manfaat

Berdasarkan tujuan pada laporan tugas akhir di atas, maka manfaat dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Manfaat bagi mahasiswa, sebagai berikut:

a. Mendapatkan informasi terkait gambaran umum minat berwirausaha, gaya hidup dan motivasi pemuda di Kabupaten Pacitan.

b. Mendapatkan informasi terkait pengaruh gaya hidup pemuda terhadap minat berwirausaha.

c. Mendapatkan informasi terkait pengaruh motivasi pemuda terhadap minat berwirusaha.

d. Mendapatkan informasi terkait pengaruh gaya hidup dan motivasi pemuda terhadap minat berwirausaha.

e. Mendapatkan informasi terkait rancangan penyuluhan tentang hasil kajian faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha.

2. Manfaat bagi Institusi Politeknik Pembangunan Pertanian Malang yaitu mengenalkan Polbangtan Malang kepada masyarakat sekitar, sebagai bahan pembelajaran dan referensi bagi yang akan melakukan penelitian lebih lanjut dengan topik yang berkaitan dengan judul penelitian di atas.

3. Manfaat bagi Pemerintah Kabupaten Pacitan yaitu penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar dan pedoman penyusunan program di wilayahnya.

4. Bagi pemuda atau petani muda yaitu petani lebih minat dan terdorong untuk berwirausaha di bidang pertanian sedari dini.

(19)

5 2.1. Penelitian Terdahulu

Zuhrina Aidha pada tahun 2016 melakukan penelitian dengan judul

•Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri Sumatera Utara‚. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui bagaimana minat mahasiswa dalam berwirausaha berdasarkan motivasi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan angket kuesioner kepada 64 responden mahasiswa. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis multivariat dengan menggunakan SPSS 20. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi berwirausaha dari indikator ambition for freedom paling berpengaruh terhadap minat berwirausaha.

(Aidha, 2016)

Sari Nalurita melakukan penelitian pada tahun 2017 dengan judul •Analisis Minat dan Motivasi Berwirausaha Mahasiswa di Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma (UNSURYA) (Studi Pada Mahasiswa Mata Kuliah Manajemen Bisnis Ritel, Kelas Reguler Pagi, Program Studi Akuntansi Dan Manajemen Semester 4 Tahun Ajaran 2016/2017)‚. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi berwirausaha mahasiswa Unsurya dan mengetahui minat berwirausaha mahasiswa Unsurya. Sampel yang digunakan sebanyak 14 orang yang diambil secara random. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan meggunakan angket dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi rata-rata mahasiswa Unsurya dalam berwirausaha adalah sebesar 66,51 persen dengan nilai motivasi terbesar adalah pada indikator ambition for freedom yaitu sebesar 75,71 persen, sedangkan nilai self realization 48,81 persen, sedangkan pushing factor dengan nilai sebesar 75 persen. Analisis minat mahasiswa Unsurya dalam berwirausaha adalah sebesar 42,86 persen, sedangkan yang tidak berminat sebanyak 28,57 persen dan yang masih

(20)

mempertimbangkan sebanyak 28,57 persen. Hal ini menunjukkan bahwa minat mahasiswa Unsurya terhadap wirausaha adalah cukup besar.(Nalurita, 2017)

Sri Sungkowati pada tahun 2017 melakukan penelitian dengan judul •Minat dan Motivasi Mahasiswa Untuk Menjadi Wirausahawan Muda Mandiri (Studi Pada Mahasiswa Universitas Borobudur Angkatan 2015)‚. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui minat dan motivasi mahasiswa Universitas Borobudur untuk menjadi wirausaha muda yang mandiri. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif dengan 100 mahasiswa sebagai responden. Analisa data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan telah berminat menjadi Wirausahawan Muda Mandiri, yaitu sebesar 95,4%. Dengan rincian sebagai berikut: mahasiswa yang berminat dan memiliki usaha sendiri sebesar 16,9%, mahasiswa yang sudah berminat dan menjalankan usaha namun gagal 14,6%, dan terdapat 63,9% mahasiswa yang berminat menjadi Wirausaha Muda Mandiri, namun memiliki belum dimulai. Sementara belum berminat masih ada 4,6%. Hasil lain ditemukan bahwa motivasi mahasiswa Universitas Borobudur angkatan 2015 untuk menjadi Wirausaha Muda Mandiri termasuk dalam kategori tinggi, rata-rata total skor mencapai 73,63%. Motivasi mahasiswa Universitas Borobudur untuk menjadi Wirausaha Muda Mandiri rata-rata adalah memiliki usaha sendiri, ingin mengimplementasikan ide dan berinovasi serta ingin mendapatkan penghasilan atau income yang lebih baik.(Sungkowati, 2017)

Anik Ariyanti pada tahun 2018 melakukan penelitian dengan judul

•Pengaruh Motivasi dan Mental Berwirausaha Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa‚. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh motivasi dan mental berwirausaha terhadap minat berwirausaha mahasiswa Prodi S1 Manajemen STIE IPWI Jakarta. Sampel yang digunakan dalam penelitian berjumlah 40 responden dari jumlah 200 responden. Data diolah dengan menggunakan SPSS

(21)

16 dan diuji dengan uji validitas, reliabilitas, uji asumsi klasik, uji regresi berganda, uji hipotesis dan uji koefisien determinasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi berwirausaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha, mental berwirausaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha dan secara simultan motivasi dan mental berwirausaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha para mahasiswa Program Studi S1 Manajemen STIE IPWI Jakarta.(Ariyanti, 2018)

Radivan Aulia pada tahun 2018 melakukan penelitian dengan judul

•Pengaruh Gaya Hidup dan Ekuitas Merek Terhadap Minat Pembelian Ulang Pada Starbucks Coffee Big Mall di Kota Samarinda‚. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh gaya hidup dan ekuitas merek terhadap minat pembelian ulang pada starbucks coffee big mall di kota Samarinda. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, kuesioner dan dokumentasi dengan pengambilan sampel menggunakan metode non probability sampling yaitu purposive sampling dengan responden sebanyak 100 responden. Teknik analisis data yang digunakan yaitu regresi linear berganda menggunakan software SPSS 23. Hasil analisis data menunjukkan bahwa gaya hidup dan ekuitas merek secara simultan berpengaruh signifikan terhadap minat pembelian ulang pada starbucks coffee big mall kota Samarinda.

Hasil Uji T secara parsial menunjukkan bahwa variabel gaya hidup dan ekuitas merek dinyatakan signifikan dan variabel yang paling berpengaruh adalah gaya hidup.(Aulia, 2018)

Sindy C. Singal, Rosalianan A. M. Kolengan dan Jantje L. Sepang pada tahun 2019 melakukan penelitian dengan judul •Pengaruh Gaya Hidup, Harga, dan Lokasi Terhadap Minat Menonton di Bioskop CGV Blitz Cinemas Manado‚.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya hidup, harga dan lokasi terhadap minat menonton di bioskop CGV Blitz Cinemas Manado. Pengumpulan

(22)

data dilakukan dengan menggunakan observasi, wawancara, kuesioner dan dokumentasi serta studi pustaka dengan sampel sebanyak 68 responden.

Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan teknik analisis regresi linier berganda. Hasil dari analisis data menunjukkan gaya hidup, harga dan lokasi berpengaruh secara simultan maupun parsial terhadap minat menonton.(Singal C et al., 2019)

Ni Made Sintya pada tahun 2019 melakukan penelitian dengan judul

•Pengaruh Motivasi, Efikasi Diri, Ekspektasi Pendapatan, Lingkungan Keluarga, dan Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Jurusan Akutansi di Universitas Mahasaraswati Denpasar‚. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh motivasi, efikasi diri, ekspektasi pendapatan, lingkungan keluarga dan pendidikan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha. Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode proportionate stratified random sampling dengan populasi sebanyak 583 mahasiswa dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 237 mahasiswa. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu kuesioner dan studi pustaka. Teknik analisis data yang dilakukan yaitu dengan uji validitas, reliabilitas, analisis statistika deskriptif, uji asumsi klasik, analisis regresi linier berganda, dan uji kelayakan model. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi, efikasi diri, lingkungan keluarga,dan pendidikan kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha, sedangkan ekspektasi pendapatan tidak berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Mahasaraswati Denpasar.(Sintya, 2019)

Yosie Anne Putri pada tahun 2019 melakukan penelitian dengan judul

•Pengaruh bauran Promosi dan Gaya Hidup Terhadap MInat Beli Pada Kedai Kopi Serasi‚. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh bauran promosi dan gaya hidup terhadap minat beli pada kedai kopi serasi.

(23)

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan sampel sebanyak 130 responden yang merupakan konsumen kedai kopi serasi dengan menggunakan kuesioner. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bauran promosi berpengaruh signifikan terhadap minat beli, dan gaya hidup berpengaruh signifikan terhadap minat beli.(Putri, 2019)

Rumbiati dan Heriyana pada tahun 2020 melakukan penelitian dengan judul •Pengaruh Gaya Hidup dan Kemudahan Terhadap Minat Beli Mahasiswa dalam Berbelanja Online‚. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh gaya hidup dan kemudahan terhadap minat beli mahasiswa dalam berbelanja online. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dengan sampel sebanyak 205 responden yang dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling. Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan uji ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya hidup dan kemudahan berpengaruh terhadap minat beli mahasiswa dalam berbelanja online. Dari sisi ekonomi, berbelanja online dapat mengurangi aktivitas/ pengorbanan yang dianggap sebagai pengeluaran.(Rumbiati & Heriyana, 2020)

Raihanah Daulay dan Susi handayani pada tahun 2021 melakukan penelitian dengan judul • Pengaruh Gaya Hidup dan Kepribadian Terhadap Minat Belanja Online Melalui Aplikasi Lazada‚. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh faktor € faktor pribadi terhadap minat belanja online melalui aplikasi lazada. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara dan angket kuesioner dengan sampel sebanyak 100 responden dengan menggunakan google-form. Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan autokorelasi dan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan gaya hidup berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berbelanja pada aplikasi Lazada. Kepribadian secara parsial memiliki pengaruh positif dan

(24)

signifikan terhadap minat berbelanja. Gaya hidup dan kepribadian secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berbelanja dengan menggunakan aplikasi lazada.(Daulay & Handayani, 2021)

Penelitian yang dilakukan peneliti sekarang memiliki beberapa kesamaan dengan penelitian di atas diantaranya pada teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan penyebaran kuesioner. Selanjutnya pada metode analisis data yang digunakan yaitu analisis regresi linier berganda. Variabel yang peneliti gunakan merupakan variabel gabungan yang belum pernah diteliti sebelumnya yaitu variabel gaya hidup dan motivasi terhadap minat berwirausaha. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya juga terdapat pada lokasi, sasaran dan waktu penelitian. Selain itu perbedaan juga terdapat pada topik permasalahan yang diambil peneliti.

2.2. Landasan Teori 2.2.1.Kewirausahaan

A. Pengertian Wirausaha

Wirausaha dari segi etimologi berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha berarti perbuatan amal, berbuat sesuatu (Latief, 2017). Menurut (Lupiyoadi, 2004) yang dimaksud dengan wirausaha adalah orang yang kreatif dan inovatif serta mampu mewujudkan untuk adanya peningkatan kesejahteraan diri masyarakat dan lingkungannya. Kreatif apabila ia memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru atau mengadakan sesuatu yang belum ada. Inovatif apabila ia mampu membuat atau menciptakan sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada. Wirausahawan yaitu seorang inovator yang merupakan individu yang memiliki naluri untuk memandang peluang € peluang, bersemangat, memiliki pikiran jauh ke depan untuk

(25)

menghancurkan orang € orang yang berpandangan lamban dan loyo (Alma, 2010).

Peran dari seorang wirausaha menurut (Suryana, 2003) secara umum memiliki 2 peran yaitu sebagai penemu dan sebagai perencana. Sebagai penemu, wirausaha akan menemukan dan menciptakan produk baru, teknologi, dan cara baru, ide € ide baru dan organisasi usaha baru. Sedangkan sebagai perencana, wirausaha berperan merancang usaha baru, merencanakan strategi perusahaan baru, merencanakan ide € ide baru dan peluang dalam perusahaan.

Carol. N dalam Bygrave & Zacharakis (2000), menyatakan proses wirausaha dimulai dengan adanya inovasi. Inovasi tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari diri pribadi maupun berasal dari luar pribadi seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan.

Faktor € faktor tersebut membentuk kontrol diri, kreativitas, keinovasian, implementasi dan pertumbuhan yang kemudian berkembanh menjadi wirausaha yang besar. Secara internal, keinovasian dipengaruhi oleh faktor dari dalam individu seperti toleransi, pendidikan, pengalaman, dan sopan santun.

Sedangkan faktor yang dari lingkungan mempengaruhi model peran, aktivitas dan peluang. Oleh karena itu, inovasi berkembang menjadi sebuah wirausaha melalui proses yang dipenuhi oleh lingkungan, organisasi dan keluarga (Suryana, 2003).

B. Karakteristik Wirausaha

Bygrave (2000) dalam Alma (2010), mengatakan bahwa wirausahawan adalah orang yang memperoleh peluang dan menciptakan suatu organisasi untuk mengejar peluang itu. Wirausahawan yang unggul mampu menciptakan kreativitas dan inovasi sebagai dasar untuk hidup, tumbuh dan berkembang.

Umumnya memiliki karakteristik atau ciri € ciri yang merupakan proses jangka

(26)

panjang berdasarkan pengalaman dan pendidikan. Adapun karakteristik wirausaha sebagai berikut (Alma, 2010) :

a) Dream (mimpi). Seorang wirausaha hendaknya memiliki keinginan di masa depan, baik untuk diri sendiri maupun bisnisnya. Tidak hanya berkeinginan, seorang wirausaha harus mampu mewujudkan keinginannya tersebut.

b) Decisiveness (ketegasan). Seorang wirausaha harus cepat dalam membuat keputusan, namun tetap memperhitungkan berbagai kemungkinan yang ada. Cepat dan tepat saat mengambil keputusan menjadi kunci kesuksesan seorang wirausaha.

c) Doing (bertindak). Seorang wirausaha harus melaksanakan atau merealisasikan keputusan yang telah dibuat sebelumnya tanpa menunda pekerjaan.

d) Determination (ketetapan hati atau kebulatan tekat). Dimana keteguhan hati dan rasa tanggung jawab harus dimiliki seorang wirausaha. Dengan kedua hal tersebut maka wirausaha akan memiliki sikap tidak pernah menyerah saat mengalami masalah.

e) Dedication (pengabdian). Seorang wirausaha harus memiliki pengabdian atau dedikasi yang tinggi terhadap pekerjaan yang sedang dilakukannya.

f) Devotion (kecintaan atau kesetiaan).seorang wirausaha harus fokus dan tak kenal lelah . bisnis yang dilakukan akan menyita banyak waktu, sehingga harus pandai membagi waktu dan tetap fokus serta bersemangat.

g) Details (terperinci). Seorang wirausaha harus mampu berpikir cermat atau terperinci terutama ketika menyangkut masalah keuangan serta perencanaan strategi.

h) Destiny (nasib). Seorang wirausaha harus bertanggung jawab terhadap nasib serta tujuan yang akan dicapai. Artinya wirausaha merupakan orang yang bebas dan tidak mau selalu bergantung kepada orang lain.

(27)

i) Dollars (uang atau materi). Kekayaan bukanlah target utama yang harus dicapai seorang wirausaha, karena saat bisnis berjalan ada banyak hal yang harus diperhitungkan seperti waktu, tenaga, pikiran, strategi serta usaha.

j) Distribute (menyalurkan atau mendistribusikan). Kesediaan untuk mendistribusikan kepemilikan bisnisnya kepada orang yang dipercaya merupakan karakteristik wirausaha distribute. Tentunya kepemilikan bisnis harus diserahkan kepada orang yang dapat dipercaya, kritis, dan mau diajak meraih kesuksesan bersama.

2.2.2.Minat Berwirausaha

A. Pengertian Minat Berwirausaha

Minat menurut Slameto (1991) dalam Djamarah (2011) adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah suatu penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut maka semakin besar minat. Menurut Santoso (1993) dalam Wulandari (2013), mendefinisikan minat wirausaha adalah gejala psikis untuk memusatkan perhatian dan berbuat sesuatu terhadap wirausaha itu dengan perasaan senang karena membawa manfaat bagi dirinya. Menurut Mustofa (2014), minat berwirausaha merupakan pemusatan perhatian pada wirausaha karena adanya rasa suka dan disertai keinginan mempelajari, mengetahui dan membuktikan lebih lanjut terhadap wirausaha. Minat berwirausaha muncul karena adanya pengetahuan dan informasi mengenai kewirausahaan yang kemudian dilanjutkan untuk berpartisipasi secara langsung dalam rangka mencari pengalaman dan akhirnya timbul keinginan untuk memperhatikan pengalaman yang telah didapatkan tersebut. Serta mempunyai perasaan senang dan mempunyai keinginan untuk terlibat dalam pengambilan resiko, menjalankan bisnis atau

(28)

usaha dengan memanfaatkan peluang bisnis yang ada, dan menciptakan usaha baru dengan pendekatan inovatif. Minat berwirausaha tidak dimiliki dengan begitu saja melainkan harus dipupuk dan juga dikembangkan.

B. Komponen Minat Berwirausaha

Menurut Sumarwan (2003) dalam Wulandari (2013), pengukuran minat terhadap pekerjaan dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan struktur pembentukan minat berperilaku yaitu :

a. Komponen Kognitif

Komponen kognitif adalah pengetahuan dan persepsi yang diperoleh melalui pengalaman dengan suatu objek, sikap dan informasi dari berbagai sumber

b. Komponen Afektif

Komponen afektif menggambarkan perasaan dan emosi seseorang terhadap objek. Perasaan dan sikap seseorang merupakan evaluasi menyeluruh terhadap objek sikap. Komponen afektif disini menunjukkan penilaian langsung dan umum terhadap suatu objek.

c. Komponen Konatif

Komponen konatif menunjukkan tindakan seseorang atau kecenderungan perilaku terhadap suatu objek.

C. Faktor € Faktor Yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha

Minat berkaitan erat dengan perhatian, oleh karena itu minat merupakan suatu hal yang sangat menentukan dalam setiap usaha. Minat tidak dibawa sejak lahir namun minat dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan faktor yang mempengaruhinya (R. P. Wulandari, 2013). Secara garis besar adapun faktor yang mempengaruhi minat yaitu faktor internal dan faktor eksternal menurut Basrowi (2014), yaitu sebagai berikut :

(29)

a. Faktor Internal yaitu segenap pikiran emosi dan persoalan dari dalam diri seseorang yang mempengaruhi minat sehingga tidak dapat dipusatkan atau faktor yang berasal dari dalam diri individu tersebut.

a) Motivasi. Motivasi merupakan salah satu proses biologis yang mendasar dan merupakan salah satu unsur yang dapat menjelaskan perilaku seseorang. Motivasi merupakan salah satu faktor penentu dalam pencapaian suatu tujuan. Motivasi berhubungan dengan dorongan atau kekuatan yang berada dalam diri manusia. Motivasi berada di dalam diri manusia yang menggerakan manusia untuk melakukan sesuatu atau tingkah laku kearah untuk pencapaian suatu tujuan tertentu.

b) Kemampuan. Kemampuan adalah suatu kecakapan seseorang dalam bidang tertentu yang diperoleh dari hasil belajar, pendidikan formal atau non formal, dan adanya kemampuan dalam berwirausaha sehingga akan menimbulkan minat dalam berwirausaha kedepannya.

c) Perasaan Senang. Perasaan erat hubungannya dengan pribadi seseorang terhadap suatu hal, maka dalam menanggapinya setiap pribadi atau individu tidaklah sama. Perasaan senang terhadap bidang wirausaha akan menimbulkan minat berwirausaha.

b. Faktor Fisik

Kondisi fisik individu sangat berperan dalam menentukan minat, misalnya yaitu dalam memilih berwirausaha, maka kondisi fisik harus benar € benar kuat karena berwirausaha adalah pekerjaan yang penuh dengan tantangan. Faktor fisik merupakan pendukung utama setiap aktivitas yang dilakukan

c. Faktor Psikis

Faktor psikis yang mempengaruhi minat diantaranya yaitu (Walgito, 2003):

(30)

a) Motif yaitu sebagai suatu kekuatan yang terdapat dalam diri organism yang menyebabkan organism ini bertindak atau berbuat.

b) Perhatian merupakan pemusatan atau suatu konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada suatu kelompok objek.

c) Perasaan adalah suatu aktivitas psikis yang didalamnya terdapat subjek yang menghayati nilai € nilai objek tersebut.

d. Faktor Lingkungan

Menurut Bygrave yang dikutip Alma (2010), lingkungan (environmental) adalah yang menyangkut hubungan dengan lingkungan. Dapat disimpulkan lingkungan adalah kondisi atau keadaan lingkungan tempat tinggal yang mempengaruhi seseorang. Faktor lingkungan yang mempengaruhi inovasi adalah model peranan, aktivitas dan peluang. Sedangkan faktor yang memicu timbulnya wirausaha adalah peluang, model peran, aktivitas, kompetisi (pesaing), incubator, sumber daya, dan kebijakan pemerintah.

Alma (2007), berpendapat bahwa yang memicu adalah adanya persaingan dalam dunia kehidupan, adanya sumber € sumber yang bisa dimanfaatkan (tabungan modal, warisan, memiliki tempat strategis), mengikuti latihan € latihan atau inkubator bisnis, kebijakan pemerintah misalnya adanya kemudahan dalam lokasi berusaha, fasilitas kredit, dan bimbingan usaha.

.Faktor lingkungan minat meliputi : a) Lingkungan Keluarga.

Lingkungan keluarga merupakan peletak dasar pola tingkah laku, intelegensi, karakter, minat, bakat dan potensi yang dimiliki anak untuk dikembangkan secara optimal. Dengan demikian keluarga merupakan faktor paling penting dan utama bagi tumbuh kembang anak dalam mencapai masa depan bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat.

b) Lingkungan Sekolah.

(31)

Sekolah merupakan lingkungan yang sangat berpengaruh dan potensial untuk mendorong seseorang dalam mengembangkan minat yang dimiliki (Wulandari, 2013).

c) Lingkungan Sosial / Masyarakat

Lingkungan yang mayoritas berwirausaha, kemungkinan besar individu tersebut juga akan memiliki minat yang besar untuk melakukan wirausaha (Wulandari, 2013). Menurut Dalyono (2007) lingkungan sosial adalah semua orang atau manusia lain yang mempengaruhi individu. Secara sosio-kultural lingkungan mencakup segala stimulasi, interaksi, dan kondisi dalam hubunganya dengan perlakuan ataupun karya orang lain. Faktor lingkungan sosial yang memicu kewirausahaan dipengaruhi oleh perlakuan diantaranya bantuan keluarga dalam berbagai kemudahan, adanya dorongan dari orang tua untuk membuka usaha,adanya tim yang dapat diajak kerja sama dalam berusaha / jaringan kelompok, model peranan atau hubungan relasi dengan orang lain/tokoh masyarakat serta adanya pengalaman dalam dunia usaha sebelumnya.

Faktor € faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha menurut Bygrave dalam (Alma, 2013) :

a. Faktor personal menyangkut aspek kepribadian diantaranya : a) Adanya ketidakpuasan terhadap pekerjaan seseorang

b) Adanya pemutusan hubungan kerja dan tidak ada pekerjaan lain c) Dorongan karena faktor usia

d) Komitmen atau adanya minat yang tinggi terhadap bisnis

b. Faktor Environment menyangkut hubungan dengan lingkungan fisik meliputi :

a) Adanya persaingan dalam dunia kehidupan

(32)

b) Adanya sumber € sumber yang bisa dimanfaatkan seperti modal, tabungan, warisan, bangunan, dan lokasi strategis

c) Mengikuti pelatihan atau kursus bisnis atau inkubator bisnis

d) Kebijakan pemerintah, adanya kemudahan akses lokasi usaha, fasilitas kredit dan bimbingan usaha

c. Faktor sociological menyangkut hubungan dengan keluarga dan sebagainya meliputi :

a) Adanya hubungan atau relasi dengan orang lain

b) Adanya tim yang dapat diajak bekerjasama dalam suatu usaha c) Adanya dorongan dari orang tua untuk memulai usaha

d) Adanya bantuan keluarga dalam mempermudah usaha e) Adanya pengalaman bisnis sebelumnya

D. Indikator Minat Berwirausaha

Menurut Safari (2003) yang dikutip dalam Wasti (2013), indikator minat berwirausaha ada empat yaitu sebagai berikut :

a. Perasaan senang

Seseorang yang memiliki rasa senang atau suka terhadap suatu kegiatan usaha, maka seseorang tersebut akan mempelajari usaha, tidak ada keterpaksaan dalam melakukan suatu usaha. Oleh karena itu, perasaan senang akan memotivasi seseorang untuk terus berwirausaha.

b. Ketertarikan

Berhubungan dengan daya gerak yang mendorong untuk cenderung merasa tertarik untuk berwirausaha atau bias berupa pengalaman afektif yang dirangsang oleh kegiatan berwirausaha itu sendiri. Biasanya mahasiswa tertarik untuk melakukan kegiatan usaha dikarenakan beberapa faktor diantaranya yaitu pengalaman dan hobi.

c. Perhatian

(33)

Perhatian merupakan konsentrasi atau aktifitas jiwa terhadap pengamatan dan pengertian. Seseorang yang memiliki minat pada kegiatan usaha tertentu dengan perhatian akan menumbuhkan rasa ingin berwirausaha.

d. Keterlibatan

Keterlibatan merupakan suatu usaha untuk mengerjakan kegiatan usaha dan mampu memahami hal € hal yang berkaitan dengan kegiatan kewirausahaan dan selalu afektif dan berkeinginan untuk berwirausaha dan selalu mengikuti perkembangan dalam bidang kewirausahaan.

2.2.3.Gaya Hidup

A. Pengertian Gaya Hidup

Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang tercermin dalam kegiatan, minat dan pendapat. Gaya hidup memotret interaksi seseorang secara utuh dengan lingkungannya (Kotler & Keller, 2009). Menurut Mowen dan Minor dalam (Sangadji et al., 2013) gaya hidup menunjukkan bagaimana seseorang menjalankan hidup, membelanjakan uang, dan memanfaatkan waktunya.

Menurut Kotler dan Keller (2009) gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang diekspresikan dalam keadaan psikografisnya. Gaya hidup melibatkan pengukuran dimensi AIO yaitu activities (kegiatan), interest (minat), dan opinions (pendapat). Gaya hidup memenangkan suatu yang lebih dari sekedar kelas sosial atau kepribadian seseorang. Gaya hidup menampilkan profil seluruh pola tindakan dan interaksi seseorang di dunia.(Kotler et al., 2008)

Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang dinyatakan dalam suatu kegiatan, minat dan pendapatnya dalam membelanjakan uang dan bagaimana mengalokasikan waktunya dalam kegiatan sehari € hari.

(34)

B. Jenis € Jenis Gaya Hidup

Menurut Mowen dan Minor terdapat Sembilan jenis gaya hidup sebagai berikut (Sumarwan, 2011):

a) Functionalists. Menghabiskan uang untuk hal € hal yang penting.

Pendidikan rata € rata, pendapatan rata € rata, kebanyakan pekerja kasar (buruh). Berusia kurang dari 55 tahun dan telah menikah dan memiliki anak.

b) Naturers. Muda dan berpendapatan rendah. Mereka berfokus pada membesarkan anak, baru membangun rumah tangga dan nilai € nilai keluarga, pendidikan diatas rata € rata.

c) Aspires. Berfokus pada menikmati gaya hidup tinggi dengan membelanjakan sejumlah uang di atas rata- rata untuk barang € barang yang berstatus, khususnya tempat tinggal. Memiliki karakteristik Yuppie klasik. Pendidikan tinggi, pekerja kantor, menikah tanpa anak.

d) Experientials. Membelanjakan jumlah diatas rata € rata terhadap barang € barang hiburan, hobi dan kesenangan (convenience). Pendidikan rata € rata, tetapi pendapatannya diatas rata € rata karena mereka pekerja kantor.

e) Succeeders. Rumah tangga yang mapan. Berusia setengah baya dan berpendidikan tinggi. Pendapatan tertinggi dari Sembilan kelompok.

Menghabiskan uang diatas rata € rata untuk hal yang berhubungan dengan pekerjaan.

f) Moral majority. Pengeluaran yang besar untuk organisasi pendidikan, masalah politik dan gereja. Berada pada tahap empty-nest. Pendapatan tertinggi kedua dan pencari nafkah tunggal.

g) The golden years. Kebanyakan adalah para pensiunan, tetapi pendapatannya tertinggi ketiga. Melakukan pembelian tempat tinggal

(35)

kedua. Melakukan pengeluaran besar pada prodiuk € produk padat modal dan hiburan.

h) Sustrainers. Kelompok orang dewasa dan tertua. Sudah pension. Tingkat pendapatan terbesar dibelanjakan untuk kebutuhan sehari hari dan alkohol.

Pendidikan rendah dan pendapatan terendah kedua.

i) Subsisters. Tingkat sosial ekonomi rendah. Persentase kehidupan pada kesejahteraan di atas rata € rata. Kebanyakan merupakan keluarga € keluarga dengan pencari nafkah dan orang tua tungg jumlahnya di atas rata € rata kelompok minoritas.

C. Indikator Gaya Hidup

Menurut Sunarto, terdapat tiga indikator gaya hidup seseorang sebagai berikut (Mandey, 2009) :

a) Kegiatan (Activity). Adalah apa yang dikerjakan, dan kegiatan apa yang dilakukan untuk mengisi waktu luang. Walaupun kegiatan ini dapat diamati, tetapi alas an untuk tindakan tersebut jarang dapat diukur secara langsung.

b) Minat (Interest). Adalah objek peristiwa atau topic dalam tingkat kegairahan yang menyertai perhatian khusus maupun terus menerus kedepannya.

Interest dapat berupa kesukaan, kegemaran dan prioritas dalam hidup.

Minat merupakan apa yang dianggap menarik untuk menghabiskan waktu dan mengeluarkan uang. Minat merupakan faktor pribadi dalam proses pengambilan keputusan.

c) Opini (Opinion). Adalah pandangan dan perasaan dalam menanggapi suatu isu global, local oral ekonomi dan sosial. Opini digunakan untuk mendeskripsikan atau menafsirkan harapan dan evaluasi, seperti kepercayaan mengenai maksud orang lain, antisipasi sehubungan dengan

(36)

peristiwa masa datang dan penimbangan konsekuensi yang member ganjaran atau menghukum dari jalannya tindakan alternative.

2.2.4. Motivasi

A. Pengertian Motivasi

Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan € kegiatan tertentu guna mencapai tujuan (Handoko & Hani, 2008). Selain itu menurut Sastrohadiwiryo (2003) mengartikan motivasi sebagai keadaan kejiwaan atau menggerakkan dan mengarah atau menyalurkan perilaku kearah pencapaian kebutuhan yang member kepuasan atau mengurangi ketidakseimbanan. Motivasi merupakan suatu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan atau keinginan tertentu, sehingga motivasi dapat diartikan sebagai pendorong perilaku seseorang (Latief, 2017).

Teori motivasi yang dikembangkan oleh (Maslow, 2004) pada intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu :

a) Kebutuhan Fisiologikal (physiological needs) seperti : rasa lapar, haus, istirahat dan sex.

b) Kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam artian fisik semata namun juga mental, psikologikal dan intelektual.

c) Kebutuhan kasih sayang (love needs).

d) Kebutuhan akan harga diri (esteem needs) yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol simbol status.

e) Aktualisasi diri (self actualization) dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.

(37)

Kebutuhan kebutuhan yang disebut pertama (fisiologis) dan kedua (keamanan) kadang € kadang diklasifikasikan dengan cara lain, misalnya dengan menggolongkannya sebagai kebutuhan primer, sedangkan yang lainnya dikenal dengan klasifikasi kebutuhan sekunder. Terlepas dari cara membuat klasifikasi kebutuhan manusia tersebut, yang jelas adalah bahwa sifat, jenis dan intensitas kebutuhan manusia berbeda satu dengan yang lainnya karena manusia merupakan individu yang unik. Juga jelas bahwa kebutuhan manusia tidak hanya bersifat materi, tetapi juga bersifat psikologikal, mental, intelektual dan bahkan spiritual. Motivasi seorang individu sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang bersifat internal maupun eksternal. Berikut ini yang termasuk pada faktor internal meliputi :

a) Persepsi seseorang mengenai diri sendiri b) Harga diri

c) Harapan pribadi d) Kebutuhan e) Keinginan f) Kepuasan kerja

g) Prestasi kerja yang dihasilkan

Teori motivasi juga dilembangkan oleh (Mc Clelland, 1988). Dalam teori ini banyak penelitian yang dilakukan untuk mengetahui motivasi dalam memenuhi kebutuhan manusia dalam berprestasi. Kebutuhan untuk berprestasi ini ada karena orang € orang memiliki dorongan kuat untuk berhasil. Mereka lebih mengejar prestasi pribadi dari pada imbalan terhadap keberhasilannya. Mereka bergairah untuk melakukan sesuatu secara lebih baik dan lebih efisien dibandingkan dengan sebelumnya.

(Mc Clelland, 1988) menemukan bahwa mereka dengan dorongan prestasi yang tinggi berbeda dari orang lain dalam keinginan yang kuat untuk melakukan

(38)

hal € hal yang lebih baik. Mereka mencapai kesempatan € kesempatan dimana mereka memiliki tanggung jawab pribadi dalam menemukan jawaban € jawaban terhadap masalah. Mereka yang memiliki kebutuhan berprestasi lebih suka pekerjaan € pekerjaan yang dimana mereka memiliki tanggung jawab pribadi, akan memperoleh balikan dan tugas pekerjaannya memiliki resiko yang sedang.

Dalam penelitiannya (Mc Clelland, 1988) menemukan bahwa mereka yang memiliki kebutuhan untuk berprestasi paling tinggi adalah para wirausahawan yang berhasil. Sebaliknya ia tidak menemukan adanya manajer dengan kebutuhan prestasi yang tinggi. Kebutuhan untuk berkuasa juga merupakan kebutuhan dari teori Mc Clelland, kebutuhan berkuasa adalah adanya keinginan yang kuat untuk mengendalikan orang lain, untuk mempengaruhi orang lain, dan untuk memiliki dampak terhadap orang lain. Orang yang ingin kekuasaanya besar adalah orang yang suka untuk menjadi pemimpin. Kebutuhan untuk berafiliasi adalah teori ketiga dari Mc Clelland, kebutuhan ini yang paling sedikit mendapat perhatian untuk diteliti. Orang dengan kebutuhan berafiliasi yang tinggi adalah orang yang berusaha mendapat persahabatan. Mereka ingin disukai orang lain dan menghindari konflik.

Berdasarkan semua teori di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah semua kekuatan yang memberi energi, daya, arah dan dorongan untuk melakukan atau tidak melakukan kegiatan € kegiatan tertentu guna mencapai tujuan, baik pemenuhan kebutuhan atau pencapaian kepuasan.

B. Jenis € Jenis Motivasi

Adapun jenis motivasi menurut (Davis et al., 2002) adalah prestasi, afiliasi, kompetensi dan kekuasaan

a) Motivasi prestasi (achievement motivation) adalah dorongan dalam diri seseorang untuk mengatasi segala tantangan dan hambatan dalam mencapai tujuan. Entrepreneur yang berorientasi dan bekerja keras apabila

(39)

mereka memandang bahwa mereka akan memperoleh kebanggan pribadi atas upaya mereka, apabila hanya terdapat sedikit resiko kegagalan, dan apabila mereka mendapat balikan spesifik tentang prestasi di waktu lalu.

b) Motivasi afiliasi (affiliation motivation) adalah dorongan untuk berhubungan dengan orang € orang atas dasar sosial. Orang € orang yang bermotivasi afiliasi bekerja lebih baik apabila mereka dipuji karena sikap dan kerja sama mereka yang menyenangkan.

c) Motivasi kompetensi (competence motivation) adalah dorongan untuk mencapai keunggulan kerja, meningkatkan keterampilan dalam memecahkan masalah dan berusaha keras untuk inovatif. Umumnya mereka cenderung melakukan pekerjaan dengan baik karena kepuasan batin yang mereka rasakan dari melakukan pekerjaan itu dan penghargaan yang diperoleh dari orang lain.

d) Motivasi kekuasaan (power motivation) adalah dorongan untuk mempengaruhi orang € orang dan mengubah situasi. Orang € orang yang bermotivasi kekuasaan ingin menimbulkan dampak dan mau memikul resiko untuk melakukan hal itu.

Dari penjelasan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi adalah suatu dorongan dari dalam diri maupun dorongan dari pihak luar untuk mencapai suatu tujuan yang mereka inginkan.

C. Indikator Motivasi Berwirausaha

Venesaar et al., (2006) menjelaskan bahwa seseorang menjadi wirausaha dibagi menjadi tiga dimensi, yaitu ambition for freedom (ambisi kemandirian), self-realisation (realisasi diri), pushing factors (faktor pendorong). Berikut dimensi motivasi beserta indikatornya :

a) Ambition for freedom (ambisi kemandirian)

(40)

Yaitu aktivitas lebih bebas, memiliki usaha sendiri, menjadi lebih dihormati, terdepan dalam menerapkan ide baru, serta mengembangkan hobi dalam bisnis.

b) Self-realisation

Yaitu memperoleh posisi yang lebih baik dalam masyarakat, merasakan tantangan, memotivasi dan memimpin orang lain, melanjutkan tradisi keluarga, mengimplementasikan ide maupun berinovasi, serta mengikuti orang lain.

c) Pushing factors

Yaitu kehilangan pekerjaan, memperoleh pendapatan yang lebih baik, serta tidak puas dengan pekerjaan.

2.3. Program YESS (Youth Entrepreneurship and Employment Support Services)

2.3.1.Pengertian Program YESS (Youth Entrepreneurship and Employment Support Services)

Menurut (Kementerian Pertanian, 2018) teori perubahan Program YESS meliputi penciptaan kesempatan bagi kaum muda pedesaan untuk membangun mata pencaharian ekonomi mereka melalui kewiraswastaan atau mata pencaharian yang akan meningkatkan keterlibatan mereka di sektor pedesaan serta berkontribusi pada transformasi pedesaan yang berkelanjutan dan mengembangkan generasi baru petani, pengusaha pertanian dan rantai pasokan pedesaan sebagai motor teori perubahan.

Program ini diharapkan menarik kaum muda berpartisipasi secara efektif dalam setiap kegiatan, memenuhi kebutuhan untuk berinovasi, memanfaatkan teknologi, memodernisasi praktik pertanian dan menciptakan insentif bagi kaum muda yang terlibat dan berpartisipasi. Desain ini juga menyadari bahwa tidak semua pemuda dapat menjadi wirausaha dan bahwa sektor pertanian tidak

(41)

memiliki kapasitas penyerapan untuk memberi kesempatan secara optimal bagi semua anak muda, terutama saat melakukan modernisasi. Program ini merupakan pilot project di wilayah geografis yang terbatas dengan maksud untuk mengembangkan skala model.

Program YESS akan bekerja menuju tujuan kebijakan nasional utama dan juga mengintegrasikan ke dalam kerangka kerja pembangunan global, termasuk:

a) Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019, yang mengakui peran kaum muda dalam pembangunan dan pengentasan kemiskinan di Indonesia;

b) Rencana Aksi Pemuda Nasional, yang memprioritaskan pemberdayaan pemuda, ketenagakerjaan dan kewirausahaan;

c) Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG);

d) Kerangka Kerja Kemitraan untuk Pembangunan PBB di Indonesia dan Jaringan Inter-Agency yang baru dibentuk untuk Pengembangan Kaum Muda;

e) Deklarasi Pemimpin Inisiatif G20 untuk Ketenagakerjaan Pedesaan Pedesaan.

2.3.2.Tujuan Program YESS

Tujuan pengembangan program YESS meliputi pemuda pedesaan mendapatkan mata pencaharian yang stabil dan cukup melalui pekerjaan dan kewirausahaan di sektor berbasis pertanian. Indikator utamanya adalah:

a) 32.500 pemuda mendapatkan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan sektor berbasis pertanian;

b) 6.500 pemuda mengakses magang;

c) 33.800 petani/pengusaha muda pedesaan yang didukung YESS pendapatannya meningkat

(42)

d) tambahan 37.500 petani muda tradisional turut serta dalamkontrak pertanian yang adil dan menguntungkan;

e) 50.600 pemuda mendapatkan pekerjaan di perusahaan baru;

f) 60.250 pemuda pedesaan menggunakan jasa keuangan, di mana 4.300 pesertanya adalah rumah tangga migran muda.

2.3.3.Target Group / Sasaran

YESS akan menargetkan pemuda pedesaan yang berusia 16-30 tahun, sejalan dengan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 40 tahun 2009 tentang Pemuda. Namun, beberapa fleksibilitas akan dianggap sejalan dengan definisi Kementan tentang pemuda yang mencakup petani muda hingga usia 40 tahun.Kelompok sasaran utama akan meliputi para pemuda miskin dan rentan:

kaum pemuda yang berada di bawah Garis Kemiskinan Nasional (NPL) serta pemuda yang rentan terhadap kemiskinan dan hidup dengan kurang dari USD 3,1 per hari. Kelompok sasaran lebih lanjut akan mencakup pemuda yang baru muncul, yaitu pemuda di atas garis kemiskinan yang mampu bertindak sebagai petani unggul dan tokoh panutan, yang aman dari kemiskinan tetapi tidak kerentanan. Kelompok sasaran akan mencakup representasi perempuan yang secara luas setara dan akan mencakup pemuda yang berasal dari suku asli, penyandang cacat, dan berada di daerah terpencil. Dalam kelompok sasaran kemiskinan utama ini, pemuda yang didukung oleh YESS secara luas akan masuk ke dalam dua kategori utama:(Kementerian Pertanian, 2009b)

a) Pemuda yang mencari peluang untuk mata pencaharian yang menguntungkan di daerah pedesaan mereka, baik melalui kewirausahaan atau pekerjaan, yang dapat menawarkan alternatif untuk migrasi atau pertanian subsisten; ƒ Pemuda yang membutuhkan pengembangan kapasitas lebih lanjut, termasuk siswa sekolah menengah kejuruan pertanian dan universitas pertanian yang bersedia membangun pendidikan

(43)

mereka untuk mencari nafkah di bidang pertanian dan sektor terkait; siswa dari sekolah menengah pertama yang mencari orientasi karir, mungkin di sektor pertanian dan pangan; dan para pemuda yang telah meninggalkan pendidikan formal tetapi ingin mendapatkan peningkatan keterampilan lebih lanjut melalui magang untuk mendukung pemberdayaan ekonomi.Sementara tingkat kemiskinan menentukan tipologi kelompok sasaran utama, dan dukungan untuk membangun kapasitas dan menghasilkan mata pencaharian ekonomi tanggapan utama yang terjalin, kelompok sasaran menjadi beragam dan kelompok usia yang berbeda, faktor sosial serta mata pencaharian pekerjaan saat ini akan memiliki pengaruh yang penting pada bagaimana sub-grup sasaran paling baik didukung.

b) Kelompok sasaran sekunder YESS akan mencakup UKM berbasis agribisnis dan perusahaan besar yang berkontribusi untuk memperluas jangkauan opsi yang tersedia bagi kaum pemuda untuk mencari nafkah di daerah pedesaan dengan: (i) menawarkan gerai pasar petani muda yang menguntungkan; (ii) menyediakan lapangan kerja di daerah pedesaan; (iii) menawarkan peluang untuk magang; dan (iv) memperluas layanan dukungan kepada para petani/pengusaha muda. Ini juga akan mencakup lembaga TEVT dan penyedia jasa keuangan, yang akan memperluas paket pelatihan kejuruan dan layanan keuangan kepada kelompok sasaran.

2.3.4.Output yang Diharapkan

Output yang diharapkan dari Program YESS ini tergambar melalui komponen kegiatan. Kegiatan YESS dikelompokkan ke dalam empat komponen:

a) Komponen 1 € Transisi Pemuda Pedesaan pada Pekerjaan Komponen 1 terdiri dari dua sub-komponen: 1.1 Menghubungkan Pendidikan dan Pelatihan dengan Pekerjaan; 1.2 Magang.

(44)

b) Komponen 2 € Kewirausahaan Pemuda Pedesaan: Komponen 2 terdiri dari dua sub-komponen: 2.1 Lembaga dan pengembangan kapasitas; dan 2.2 Layanan untuk petani dan pengusaha muda.

c) Komponen 3 € Berinvestasi untuk Pemuda Pedesaan melengkapi intervensi Komponen 2 Komponen 3 mencakup dua sub-komponen: 3.1 Pengembangan Kapasitas untuk Inklusif Keuangan; dan 3.2 Akses pada Pembiayaan. ƒ Komponen 4 € Lingkungan yang Mendukung bagi Pemuda Pedesaan meliputi kegiatan-kegiatan yang bertujuan menciptakan lingkungan yang mendukung dan lembaga yang mendukung untuk pemuda pedesaan.

d) Komponen 4 mencakup tiga sub-komponen: (i) Pembangunan Kemitraan;

(ii) Mobilisasi Pemuda Pedesaan; dan (iii) Kebijakan untuk Pemuda dalam bidang Pertanian.

2.3.5.Dampak yang Diharapkan

Tujuan: Transformasi pedesaan yang berkelanjutan dan peningkatan keterlibatan pemuda pedesaan

Dampak : Jumlah penerima manfaat (jumlah anggota rumah tangga/rumah tangga yang sesuai) penerima layanan yang dipromosikan oleh Program YESS yang melaporkan peningkatan indeks kepemilikan aset rumah tangga setidaknya sebanyak lebih dari 60.800.

Tujuan Pengbangunan: Pria dan wanita muda pedesaan mendapatkan penghasilan yang stabil dan cukup melalui pekerjaan dan kewirausahaan dalam sektor berbasis pertanian.

Dampak :

a) Kaum pemuda memperoleh keterampilan kesiapan kerja yang memungkinkan mereka untuk memanfaatkan kesempatan kerja dan bisnis.

(45)

b) Petani kecil muda, pengusaha pedesaan dan UKM mengakses pasar dan layanan di dalam rantai nilai sasaran dan sub-sektor

c) Petani kecil muda, pengusaha pedesaan dan migran memiliki akses terhadap pembiayaan Jumlah pemuda pedesaan yang menggunakan jasa keuangan (60.250

d) Kebijakan yang mendukung, kelembagaan dan lingkungan media memfasilitasi keterlibatan pemuda dalam sektor pedesaan

2.4. Aspek Penyuluhan

2.3.1.Identifikasi Potensi Wilayah

Identifikasi merupakan kegiatan pengumpulan data atau informasi dan suatu penggambaran berdasarkan fakta atau potensi yang ada sehingga dapat diolah dan memiliki makna. Potensi yang dimaksud yaitu berupa keadaan atau peluang yang dapat dikembangkan (Rahmi et al., 2017). Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa identifikasi potensi wilayah merupakan proses penggambaran, penggalian data dan analisa data berupa masalah dan potensi keadaan wilayah pertanian.

Data dan informasi yang dikumpulkan dan dianalisis berupa :

a) Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung (tangan pertama) yaitu petani atau masyarakat yang terkait melalui wawancara, observasi, dan kuesioner (Sugiyono, 2010).

b) Data sekunder adalah data yang diperoleh dari studi literatur atau dokumen dan sumber yang ada atau yang diperoleh dari instansi € instansi terkait (Sugiyono, 2010).

Menurut (Rahmi et al., 2017) manfaat identifikasi potensi wilayah sebagai berikut :

(46)

a) Tersedianya data dan informasi yang memberikan gambaran akurat mengenai permasalahan dan potensi wilayah sesuai bidang yang dibutuhkan.

b) Tersedianya data dan informasi yang diperlukan dalam proses pengambilan keputusan baik bagi pembangunan usaha maupun perancangan kegiatan penyuluhan.

c) Memberikan rekomendasi pengembangan usaha sesuai dengan karakteristik lokasi.

2.3.2.Pengertian Penyuluhan Pertanian

Menurut (Kementerian Pertanian, 2006) yaitu Undang € Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan mengartikan penyuluhan yaitu proses pembelajaran bagi pelaku utama dan pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Dalam penyuluhan menyangkut unsur yaitu proses pembelajaran, subjek yang belajar, pengembangan kesadaran dan kemampuan diri dalam kelompok, mengelola sumber daya untuk perbaikan kehidupan, dan menerapkan prinsip berkelanjutan dari segi sosial, ekonomi, dan mewujudkan fungsi kelestarian lingkungan. (Kementerian Pertanian, 2006)

Penyuluhan pertanian yaitu suatu proses perubahan sosial, ekonomi, politik yang bertujuan untuk memberdayakan dan meningkatkan kemampuan masyarakat melalui proses pembelajaran bersama secara partisipatif sehingga terjadi perubahan dan perkembangan perilaku di antara stakeholders (individu, kelompok, lembaga) yang berpartisipasi dalam proses pembangunan, untuk mencapai kemandirian dan sifat partisipatif yang semakin sejahtera dan

Referensi

Dokumen terkait

Proses implementasi pelatihan tari daerah di Sanggar Raksa Budaya dapat dilihat dari perencanaan yang dilakukan yaitu dengan menentukan tarian yang akan diajarkan

Anak usia 6-11 tahun, bereaksi dengan cara: mengisolasi diri, mengalami gangguan tidur, mimpi buruk, tingkah laku yang agresif seperti mudah marah dan emosi yang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) LKPD yang dikembangkan berkategori sangat baik jika ditinjau dari kualitas materi, kualitas penyajian, kualitas kebahasaan dan kualitas

Konkretnije, istražili smo postoji li veza između poznavanja značenja pojmova elektronegativnost, kemijska veza, kovalentna veza, afinitet za elektrone, ionski karakter veze te

Dalam kasus ini PT. Lion Air selaku pelaku usaha penerbangan telah melanggar hak-hak Hari Sunaryadi yang seharusnya didapat sebagai pihak konsumen karena PT. Lion Air

Tabel 4.10 Kemasan yang Dibuat Menarik Sesuai Harga 48 Tabel 4.11 Harga yang Diberikan Efektif terhadap Konsumen 48 Tabel 4.12 Fungsi yang Diberikan Cocok dengan Harga 49

Dari koefisien determinasi diketahui bahwa 55.2% varibel motivasi nasabah berinvestasi di bank syari.ah melalui produk Shar-E Bank Muamalat Cabang Semarang dapat

Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara berturut-turut oleh tahun, judul artikel, nama jurnal (dicetak miring) dengan diberi keterangan dalam