• Tidak ada hasil yang ditemukan

SINTESIS SENYAWA KONJUGASI KALKON (E)-1-(4-((1-(7- KLOROKUINOLIN-4-IL)-1H-1,2,3-TRIAZOL-4-IL)METOKSI)-2- HIDROKSI)-3-(4-METOKSIFENIL)PROP-2-EN-1-ON

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "SINTESIS SENYAWA KONJUGASI KALKON (E)-1-(4-((1-(7- KLOROKUINOLIN-4-IL)-1H-1,2,3-TRIAZOL-4-IL)METOKSI)-2- HIDROKSI)-3-(4-METOKSIFENIL)PROP-2-EN-1-ON"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

SINTESIS SENYAWA KONJUGASI KALKON (E)-1-(4-((1-(7- KLOROKUINOLIN-4-IL)-1H-1,2,3-TRIAZOL-4-IL)METOKSI)-2-

HIDROKSI)-3-(4-METOKSIFENIL)PROP-2-EN-1-ON

Rahmad Setiawan Rabby1*, Adel Zamri2

1Mahasiswa Program S1 Kimia FMIPA Universitas Riau

2Dosen Jurusan Kimia FMIPA Universitas Riau Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Kampus Bina Widya Pekanbaru, 28293, Indonesia

*rahmad.setiawan5869@student.unri.ac.id ABSTRACT

Organic synthesis has now developed into one of the most important aspects and the main driving force of organic chemistry. With synthesis, natural products can be produced on a large scale in an easy and low-cost way. Through the isolation of natural materials in the modern era and technological advances today, it is possible to synthesize new medicinal compounds based on structural modifications of previously discovered medicinal compounds through the isolation of natural materials. One of them is the synthesis of chalcone compounds (E)-1-(4-((1-(7-chloroquinoline-4-yl)-1H-1,2,3-triazole-4- yl)methoxy)-2-hydroxyphenyl)-3-(4-methoxyphenyl)prop-2-en-1-one via chalcone modification by incorporating a chloroquinoline group with a triazole linker molecule.

Synthesis was carried out convergently through the formation of chloroquinoline azide compounds and the formation of propargyl substituted chalcone compounds. These two compounds are then combined through the formation of a linking compound, namely triazole, which is carried out by "click chemistry". The yield obtained from the chalcone synthesis was 28.90 %. The interpretation results of UV, FTIR, 1H-NMR, 13C-NMR and HRMS data indicated that the synthesized compound was compound (E)-1-(4-((3-(1-(7- chloroquinoline-4-yl) triaz-2-en-1-yl))prop-2-un-1-yl)oxy)-2-hydroxyphenyl)-3-(4- methoxyphenyl) prop-2-en-1-one. This compound is an intermediate compound of the target molecule.

Keywords: Chalcone, click chemistry, quinoline, triazole ABSTRAK

Sintesis organik kini telah berkembang menjadi salah satu aspek penting dan motor penggerak utama kimia organik. Dengan sintesis, produk bahan alam dapat dihasilkan dengan skala besar, cara yang mudah dan berbiaya murah. Di era modern dan kemajuan teknologi dimasa sekarang ini memungkinkan dilakukannya sintesis senyawa obat baru berdasarkan modifikasi struktur senyawa obat yang sebelumnya telah ditemukan melalui isolasi bahan alam. Salah satunya adalah sintesis senyawa kalkon (E)-1-(4-((1-(7- klorokuinolin-4-il)-1H-1,2,3-triazol-4-il)metoksi)-2-hidroksifenil)-3-(4-metoksifenil) prop- 2-en-1-on melalui modifikasi kalkon dengan memasukkan gugus klorokuinolin dengan molekul penghubung triazol. Sintesis dilakukan secara konvergen melalui pembentukan

(2)

2 senyawa klorokuinolin azida dan pembentukan senyawa kalkon tersubstitusi propargil.

Kedua senyawa ini lalu digabungkan melalui pembentukan senyawa penghubung yaitu triazol yang dilakukan secara “click chemistry”. Rendemen yang diperoleh dari hasil sintesis kalkon adalah sebesar 28,90 %. Hasil interpretasi data UV, FTIR, 1H-NMR, 13C- NMR dan HR-MS mengindikasikan bahwa senyawa hasil sintesis adalah senyawa (E)-1-(4- ((3-(1-(7-klorokuinolin-4-il)triaz-2-en-1-il)prop-2-un-1-il)oksi) -2-hidroksifenil)-3-(4- metoksifenil) prop-2-en-1-on. Senyawa ini merupakan senyawa antara dari molekul target.

Kata kunci: kalkon, click chemistry, kuinolin, triazol PENDAHULUAN

Sintesis organik kini telah berkembang menjadi salah satu aspek penting dan motor penggerak utama kimia organik. Dengan sintesis, produk bahan alam dapat dihasilkan dengan skala besar, cara yang mudah dan berbiaya murah.

Banyak senyawa yang semula diisolasi dari alam, kini telah diproduksi secara massal oleh industri untuk tujuan komersil. Faktor keindahan dari keunikan molekul bahan alam dengan tingkat kerumitan tinggi merupakan inspirasi sekaligus tantangan menarik bagi kimiawan untuk melakukan sintesis.

Disamping itu, sintesis dapat menciptakan molekul baru yang mungkin mempunyai sifat-sifat lebih bermanfaat dibandingkan dengan senyawa bahan alam (Zamri, 2009).

Salah satu cara untuk menggabungkan beberapa molekul farmakopor dalam suatu molekul adalah melalui hibridisasi. Teknik hibridisasi ini merupakan strategi jitu dalam mendesain suatu senyawa baru dimana tujuan utamanya adalah untuk mencapai peningkatan aktivitas, meraih selektivitas yang lebih tinggi serta menurunkan nilai toksisitas obat. Pendekatan seperti ini akan menghasilkan molekul baru yang dapat

berinteraksi dengan banyak situs aktif suatu farmakopor melalui interaksi molekul yang unik (Konidala et al., 2021).

Senyawa kalkon merupakan suatu metabolit sekunder dari golongan flavonoid yang banyak ditemukan di alam terutama pada tumbuh-tumbuhan (Fathullah et al., 2018). Kalkon memiliki nama IUPAC (E)-1,3-difenil-2-propen-1- on dan merupakan sebuah molekul sederhana dengan dua cincin benzena serta memiliki gugus fungsi keton dengan ikatan rangkap di posisi α-β tak jenuh (Thapa et al., 2021). Kalkon memiliki gugus etilen keto (-CO-CH CH-) yang reaktif sehingga memiliki aktivitas biologis. Pada struktur senyawa kalkon, subtituen pada 2 cincin aromatis yang mengapit enon akan memberikan pengaruh terhadap elektrofilisitas struktur enon melalui peningkatan ataupun penurunan kerapatan elektron pada cincin aromatis (Brahmana et al., 2013).

Senyawa kalkon telah diyakini sebagai obat komersial untuk pengobatan beberapa penyakit sistem pencernaan (Alshammari et al., 2021). Senyawa kalkon dianggap sebagai the new era of medicines karena aktivitasnya sebagai high therapeutic index sehingga senyawa kalkon diyakini sebagai senyawa terapeutik, khususnya sebagai obat antitumor (Arianingrum et al., 2016).

(3)

3 Triazol merupakan senyawa

heterosiklik cincin lima dengan rumus C2H3N3 dengan tiga atom nitrogen, tiga atom hidrogen dan dua atom karbon.

Triazol memiliki dua buah isomer yaitu 1,2,3-triazol dan 1,2,4-triazol yang menunjukkan tautomerisme suatu cincin bergantung pada posisi hidrogen (Sumrra et al., 2020). Triazol adalah senyawa heterosiklik nitrogen yang memiliki potensi bioaktivitas yang baik dalam pengobatan (Djemoui et al., 2019).

Kuinolin merupakan suatu senyawa heterosiklik aromatik turunan alkaloid.

Kuinolin memiliki nama IUPAC yaitu 1- aza-naftalen dan memiliki nama trivial yaitu benzo[b]piridin. Kuinolin memiliki rumus molekul C9H7N, berat molekul 129,16 g/mol, nilai LogP 2,04, nilai pKa 4,85 dan nilai pKb 9,5. Kuinolin merupakan suatu senyawa basa tersier yang lemah dengan dibuktikan terjadinya pembentukan garam dengan suatu asam sehingga menampilkan reaksi yang mirip dengan senyawa piridin dan benzena (Marella et al., 2013).

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan desain dan sintesis senyawa kalkon terhibridisasi kuinolin melalui senyawa penghubung triazol dengan pendekatan reaksi click chemistry. Kalkon hibrida ini diuji kemurniannya melalui Kromatografi Lapis Tipis (KLT), uji titik leleh, dan analisis

High Performance Liquid

Chromatography (HPLC). Struktur kalkon dikonfirmasi melalui analisis spektroskopi Ultraviolet (UV), Fourier Transform Infrared (FTIR), Nuclear Magnetic Resonance (NMR) dan High Resolution Mass Spectroscopy (HRMS).

METODE PENELITIAN a. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah monowave 50 (Anton Paar), tabung reaksi bertutup, satu set alat destilasi, satu set alat refluks, neraca analitik, pompa vakum, corong buchner, bejana KLT, hotplate (BOECO Germany), satu set alat rotary evaporator (Heidolph), alat penentu titik leleh Fisher John (SMP 11-Stuart®), lampu UV (Camag® 254 dan 366 nm), spektrofotometer UV-Visible

(Genesys 10S UV-VIS

v4.0022L9N175013), HPLC (UFLC Prominance-Shimadzu LC Solution,

Detektor UV SPD 20AD),

spektrofotometer FTIR (FTIR Shimadzu, IR Prestige-21), spektrometer NMR (Agilent 500 MHz dan 125 MHz dengan sistem konsol DD2), spektrometer massa (Water LCT premier XE mode positif), serta alat gelas yang umum digunakan di Laboratorium Kimia FMIPA-UR.

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2,4- dihidroksiasetofenon (Sigma Aldrich), Propargil Bromida (Sigma Aldrich), 4- metoksibenzaldehid (Sigma Aldrich), 4,7- diklorokuinolin (Sigma Aldrich), natrium azida (Merck), Poli Etilen Glikol-400 (PEG-400) (Merck), asetonitril (Merck), kalium karbonat (Merck), kalium hidroksida (Merck), dimetil formamida (Merck), natrium sulfat anhidrat (Merck), natrium klorida (Merck), natrium askorbat (Merck), tembaga sulfat pentahidrat (Merck), etanol absolut (Merck), silika gel (Merck), pelat Kromatografi Lapis Tipis (KLT) GF254 (Merck), diklorometan, n- heksan, metanol, etilasetat, kloroform dan akua DM.

(4)

4 b. Sintesis senyawa 1-(2-hidroksi-4-

(prop-2-un-1-iloksi)fenil)etanon Campuran senyawa 2,4-dihidroksi asetofenon 10 mmol (1,5215 g), propargil bromida 10 mmol (1,1896 g), kalium karbonat 10 mmol (1,382 g) dan asetonitril (20 mL) dimasukkan ke dalam labu refluks dan direaksikan dengan metode pemanasan menggunakan seperangkat alat refluks selama 4 jam pada suhu 70 °C.

Reaksi dikontrol setiap satu jam menggunakan pelat Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Setelah reaksi selesai, pelarut asetonitril diuapkan dengan menggunakan rotary evaporator. Senyawa diencerkan dengan akua DM (20 mL) dan diekstrak dengan etil asetat (3×30 mL). Lapisan organik kemudian diekstrak kembali dengan larutan NaCl jenuh (2×15 mL), dikeringkan dengan Na2SO4 anhidrat, disaring dan diuapkan kembali hingga membentuk crude product. Selanjutnya crude product dimurnikan dengan kromatografi kolom dengan sistem gradien elusi n-heksana-etil asetat (9:1) dan didapatkan senyawa murni.

c. Sintesis senyawa kalkon (E)-1-(2- hidroksi-4-(prop-2-un-1-iloksi)fenil)- 3-(4-metoksifenil)prop-2-en-1-on

Campuran senyawa O-alkilasi asetofenon 2 mmol (0,3804 g), 4-metoksi benzaldehid 2 mmol (0,2723 g), kalium hidroksida 3 N (2 mL) dan PEG-400 (2 mL) dimasukkan ke dalam tabung tertutup dan direaksikan dengan metode pemanasan dengan alat monowave pada suhu 70 °C selama 3 jam. Reaksi dikontrol setiap 1 jam sekali menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Setelah reaksi selesai selanjutnya tabung didiamkan didalam penangas es selama 15

menit. Campuran kemudian dipindahkan kedalam erlenmeyer dan ditambahkan akua DM dingin sebanyak 20 mL dan HCl 3N hingga pH 6. Campuran kemudian didiamkan dalam lemari es selama 24 jam.

Selanjutnya disaring pada corong buchner lalu didapatkan endapan dan filtrat. Filtrat ditampung dan endapan kemudian didiamkan selama 24 jam atau hingga kering. Padatan yang telah kering kemudian direkristalisasi dengan pelarut metanol dan didapatkan senyawa murni.

d. Sintesis senyawa 4-azido-7- klorokuinolin

Campuran senyawa 4,7- diklorokuinolin 5 mmol (0,9903 g), natrium azida 10 mmol (0,6501 g) dan dimetil formamida (5 mL) dimasukkan ke dalam tabung tertutup dan direaksikan dengan metode pemanasan dengan alat monowave pada suhu 85 °C selama 3 jam.

Reaksi dikontrol setiap 1 jam sekali menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Setelah reaksi selesai, senyawa dicampurkan diklorometan sebanyak 50 mL, lalu diekstraksi dengan aqua DM (3×15 mL). Lapisan organik selanjutnya dikeringkan dengan Na2SO4 anhidrat dan diuapkan dengan rotary evaporator hingga didapatkan crude product. Crude product yang didapat selanjutnya direkristalisasi dengan diklorometan dan n-heksan (1:1) dan didapatkan senyawa murni.

e. Sintesis senyawa KK-4TZL-4OMe Campuran senyawa kalkon terpropargilasi 0,5 mmol (0,154 g), azido kuinolin 1 mmol (0,2046 g), tembaga sulfat pentahidrat 1 mmol (0,2496 g), natrium askorbat 2 mmol (0,3962 g) dan etanol:akua DM 10:1 (5 mL) dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan direaksikan

(5)

5 dengan metode pemanasan dengan alat

hotplate dan media penangas minyak pada suhu 50 °C selama 5 jam. Reaksi dikontrol setiap 1 jam sekali menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Setelah reaksi selesai, senyawa dicampurkan akua DM 7,5 mL, lalu diekstraksi dengan kloroform (2×15 mL). Lapisan organik selanjutnya dikeringkan dengan Na2SO4

anhidrat dan diuapkan dengan rotary evaporator hingga didapatkan crude product. Crude product yang didapat selanjutnya dimurnikan dengan kromatografi kolom sistem gradien elusi n-heksana:etil asetat (7:3) dan didapatkan senyawa murni.

f. Identifikasi struktur senyawa

Senyawa murni yang diperoleh kemudian diidentifikasi melalui analisis spektroskopi UV, FTIR, 1H-NMR, 13C- NMR dan HRMS. Pengukuran spektrum UV dan FTIR dilakukan di Jurusan Kimia FMIPA Universitas Riau, sedangkan pengukuran spektrum 1H-NMR dan 13C- NMR di Institut Teknologi Bandung dan HRMS di Universitas Padjajaran.

HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Sintesis senyawa asetofenon 1-(2- hidroksi -4-(prop-2-un-1-iloksi)fenil) etanon

Senyawa asetofenon 1-(2-hidroksi- 4-(prop-2-un-1-iloksi) fenil)etanon disintesis dengan mereaksikan 2,4- dihidroksiasetofenon dan propargil bromida menggunakan katalis K2CO3 dan pelarut asetonitril dengan bantuan pemanasan seperangkat alat refluks pada suhu 70 °C selama 4 jam melalui reaksi O- Alkilasi.

Reaksi diawali dengan aktivasi gugus hidroksi (-OH) oleh katalis sebelum menyerang atom atom karbon yang mengikat halogen sehingga terjadi pelepasan halogen dan membentuk produk disertai dengan pelepasan garam halida sebagai produk samping.

Produk yang diperoleh berupa padatan berwarna putih dengan berat 1,756 gram sehingga diperoleh rendemen sebesar 92,32 %. Hasil pengukuran titik leleh senyawa asetofenon adalah 196-198

oC.

Hasil karakterisasi menggunakan IR menunjukkan adanya Serapan pada bilangan gelombang 3411 cm-1 menunjukkan adanya vibrasi ikatan O-H.

Serapan pada bilangan gelombang 3074 cm-1 menunjukkan vibrasi ikatan dari C-H aromatik. Serapan pada bilangan gelombang 2357 cm-1 menunjukkan vibrasi ikatan C≡C. Serapan pada bilangan gelombang 1640 cm-1 menunjukkan vibrasi ikatan dari C=O karbonil.

b. Sintesis senyawa kalkon (E)-1-(2- hidroksi-4-(prop-2-un-1-iloksi) fenil)- 3-(4-metoksifenil)prop-2-en-1-on

Senyawa kalkon (E)-1-(2-hidroksi- 4-(prop-2-un-1-iloksi)fenil) -3-(4- metoksifenil)prop-2-en-1-on disintesis dengan mereaksikan asetofenon 1-(2- hidroksi-4-(prop-2-un -1-iloksi)fenil) etanon dengan 4-metoksibenzaldehid menggunakan pelarut polietilenglikol-400 (PEG-400) dan katalis KOH 3N. Sintesis senyawa ini diiradiasi menggunakan gelombang mono pada suhu 70 °C selama 3 jam.

Reaksi diawali dengan ion OH dari KOH akan mengikat Hα dari senyawa asetofenon membentuk ion enolat yang

(6)

6 kemudia akan menyerang gugus karbonil

pada senyawa benzaldehid membentuk intermediet β-alkoksida karbonil dan selanjutnya akan menyerang atom H pada molekul air membentuk intermediet β- hidroksi karbonil dan akan mengalami proses dehidrasi membentuk senyawa kalkon .

Produk yang diperoleh berupa padatan berwarna kuning dengan berat 0,236 gram sehingga diperoleh rendemen sebesar 38,27 %. Rendemen yang rendah disebabkan karena terjadi siklisasi intramolekul pembentukan senyawa flavanon karena terdapat gugus hidroksi (- OH) pada posisi ortho sehingga mengakibatkan pembentukan senyawa kalkon menjadi kurang maksimal (Zamri et al., 2016). Hasil pengukuran titik leleh senyawa kalkon adalah 130-132 oC.

Hasil karakterisasi menggunakan spektroskopi UV menunjukkan adanya serapan pada panjang gelombang 343 nm.

Pada panjang gelombang 343 nm terjadi transisi elektronik π→π* pada sistem terkonjugasi cincin fenil yang tersubtitusi p-propargil dan o-hidroksi.

Hasil karakterisasi menggunakan FTIR menunjukkan adanya serapan pada bilangan gelombang 3255 cm-1 mengindikasikan adanya vibrasi ikatan C≡C-H. Serapan pada bilangan gelombang 3045 cm-1 menunjukkan vibrasi ikatan dari C-H aromatik. Serapan pada bilangan gelombang 2124 cm-1 menunjukkan vibrasi ikatan dari C≡C. Serapan pada bilangan gelombang 1629 cm-1 menunjukkan vibrasi ikatan dari C=O karbonil. Vibrasi ikatan C=C aromatik muncul pada bilangan gelombang 1572 cm-1. Serapan pada bilangan gelombang

1160 cm-1 menunjukkan vibrasi ikatan dari C-O.

Hasil karakterisasi menggunakan spektroskopi 1H-NMR menunjukkan puncak khas Hα dan Hβ berturut-turut muncul pada pergeseran kimia δ 7,797- 7,827 ppm (d, 1H, 15 Hz) dan δ 7,875- 7,904 ppm (d, 1H, 14,5 Hz). Berdasarkan harga tetapan kopling (J) senyawa kalkon memiliki konfigurasi trans (E). Adanya proton pada δ 13,551 ppm menunjukkan terdapat proton dari substituen hidroksi (- OH) yang terikat pada cincin aromatik.

Serta terdapat puncak dari proton kedua cincin benzena pada daerah pergeseran kimia δ 6,5-8,5 ppm.

Hasil karakterisasi menggunakan spektroskopi HRMS menunjukkan puncak [M+H]+ (m/z) dengan massa terhitung dari senyawa C19H17O4 adalah 309,1127.

Massa molekul yang ditemukan pada m/z adalah 309,1130 dengan kelimpahan 100%. Selisih diantaranya yaitu 0,0003 menunjukkan puncak ion molekul yang teramati sesuai dengan massa terhitung.

c. Sintesis senyawa kuinolin 4-azido-7- klorokuinolin

Senyawa kuinolin 4-azido-7- klorokuinolin disintesis dengan mereaksikan senyawa 4,7-diklorokuinolin dengan natrium azida melalui reaksi substitusi dengan menggunakan pelarut dimetilformamida (DMF) dengan bantuan iradiasi gelombang mono menggunakan reaktor monowave 50.

Reaksi diawali dengan senyawa natrium azida mengalami pemutusan heterolitik membentuk senyawa ionik, lalu ion azida (N3-) yang bertindak sebagai nukleofil menyerang karbon yang mengikat atom kloro pada posisi 4 melalui

(7)

7 kaidah reaksi SN2. Efek mesomeri negatif

dari kuinolin akan membuat atom Cl posisi 4 akan terdorong sehingga membuat ion azida akan melakukan substitusi dengan atom C yang mengikat substituen kloro secara cepat.

Produk yang diperoleh berupa padatan yang berwarna putih gading dengan berat 0,887 gram sehingga memiliki rendemen sebesar 86,71 %. Hasil pengukuran titik leleh senyawa 4-azido-7- klorokuinolin adalah 115-116 oC.

Hasil karakterisasi menggunakan IR menunjukkan serapan bilangan gelombang 2099 cm-1 yang menunjukkan adanya vibrasi ikatan azida (-N3).

d. Sintesis senyawa KK-4TZL-4OMe Senyawa KK-4TZL-4OMe disintesis dengan mereaksikan senyawa kalkon (E)- 1-(2-hidroksi-4-(prop-2-un-1-iloksi) fenil) -3-(4-metoksifenil)prop-2-en-1-on dengan senyawa kuinolin 4-azido-7-klorokuinolin menggunakan pelarut etanol:akua DM 10:1 (5 mL) dengan katalis tembaga sulfat pentahidrat (CuSO4.5H2O) dan oksidator natrium askorbat (C6H7O6Na) dimasukkan kedalam wadah erlenmeyer dengan metode pemanasan menggunakan alat hotplate dengan media penangas minyak melaui reaksi CuAAC atau click chemistry.

Reaksi diawali dengan interaksi atom Cu pada gugus alkuna tanpa terjadinya proses adisi pada gugus alkuna dengan 2 tahap interaksi sehingga peristiwa ini dikenal dengan dinuklirisasi atom Cu dalam proses reaksi click chemistry CuAAC (Hein & Fokin, 2010).

Lalu azido akan bergerak untuk kemudian terjadinya reaksi penataan ulang terhadap

gugus alkuna dengan 2 tahapan reaksi hingga membentuk cincin triazol.

Produk yang diperoleh berupa padatan yang berwarna hijau dengan berat 0,074 gram sehingga memiliki rendemen sebesar 28,90 %. Hasil pengukuran titik leleh senyawa KK-4TZL-4OMe adalah 75-76 oC.

Hasil karakterisasi menggunakan spektroskopi UV menunjukkan adanya serapan pada panjang gelombang 269 dan 362 nm. Pada panjang gelombang 269 nm terjadi transisi elektronik π→π* pada sistem terkonjugasi farmakopor kuinolin dan serapan pada panjang gelombang 362 nm menunjukkan terjadi transisi elektronik π→π* pada sistem terkonjugasi farmakopor kalkon. Berdasarkan hasil analisis spektroskopi UV menunjukkan indikasi tidak terjadinya reaksi click chemistry pembentukan cincin triazol.

Hasil karakterisasi menggunakan FTIR menunjukkan indikasi tidak terjadinya reaksi click chemistry pembentukan cincin triazol. Hal itu disebabkan masih ditemukannya serapan pada bilangan gelombang 2124 cm-1 menunjukkan vibrasi ikatan dari C≡C dan justru muncul serapan pada bilangan gelombang 3306 cm-1 yang merupakan vibrasi ikatan dari N-H.

Hasil karakterisasi menggunakan spektroskopi 1H-NMR menunjukkan indikasi tidak terjadinya reaksi click chemistry pembentukan cincin triazol karena ditemukan pergeseran kimia δ 7,656-7,660 ppm (dd, 1H, J = 2 Hz) yang diduga merupakan kepemilikan dari gugus NH.

Hasil karakterisasi menggunakan spektroskopi 13C-NMR menunjukkan

(8)

8 indikasi tidak terjadinya reaksi click

chemistry pembentukan cincin triazol karena ditemukan pergeseran kimia δ 78,97 ppm dan δ 79,39 ppm yang menunjukkan adanya fragmen C≡C alkuna.

Hasil karakterisasi menggunakan spektroskopi HRMS justru menunjukkan kesesuaian dengan senyawa target.

Spektrum HRMS menunjukkan puncak [M+H]+ (m/z) dengan massa terhitung dari senyawa C28H22N4O4Cl adalah 513,1130.

Massa molekul yang ditemukan pada m/z adalah 513,1129 dengan kelimpahan 100%. Selisih diantaranya yaitu -0,0001 menunjukkan puncak ion molekul yang teramati sesuai dengan massa terhitung.

Dari hasil analisis HRMS, dapat disimpulkan bahwa terdapat 2 tipe senyawa yang diketahui, dapat dilihat pada Gambar 1. Karakterisasi senyawa click chemistry kalkon KK-4TZL-4OMe

menunjukkan hasil yang tidak sesuai dengan struktur senyawa target dan dengan hasil ini, maka senyawa target yang didapat memiliki nama IUPAC (E)- 1-(4-((3-(1-(7-klorokuinolin-4-il) triaz-2- en -1-il)prop-2-un-1-il)oksi)-2-hidroksi fenil) -3-(4-metoksifenil) prop-2-en-1-on, seperti pada Gambar 1 (b).

Hipotesis hasil ini dapat dipahami mengingat pada hasil KLT crude product senyawa ditemukan ada 2 noda dengan perbedaan fraksi kepolaran, dapat dilihat pada Gambar 2. Sehingga senyawa yang dianalisis ini merupakan contoh dari peristiwa Unrespectively product.

Senyawa target sebenarnya diduga berada pada fraksi bawah sehingga diperlukan analisis lebih lanjut untuk membuktikan hipotesis ini.

Gambar 1. Estimasi senyawa target yang diharapkan (a); Dugaan prediksi senyawa yang didapat (b)

(9)

9 Gambar 2. Kromatogram KLT crude product sintesis senyawa KK-4-TZL-4OMe H = n-

heksana ; E = etil asetat

KESIMPULAN

Senyawa KK-4TZL-4OMe

disintesis secara konvergen melalui pembentukan senyawa klorokuinolin azida dan pembentukan senyawa kalkon tersubstitusi propargil. Kedua senyawa ini lalu digabungkan melalui pembentukan senyawa penghubung yaitu triazol yang dilakukan secara “click chemistry”.

Rendemen yang diperoleh dari hasil sintesis kalkon adalah sebesar 28,90 %.

Hasil interpretasi data UV, FTIR, 1H-

NMR, 13C-NMR dan HR-MS

mengindikasikan bahwa senyawa hasil sintesis adalah senyawa (E)-1-(4-((3-(1-(7- klorokuinolin-4-il)triaz-2-en-1-il) prop-2- un-1-il)oksi) -2-hidroksifenil)-3-(4- metoksifenil)prop-2-en-1-on. Senyawa ini merupakan senyawa antara dari molekul target.

DAFTAR PUSTAKA

Alshammari, M. B., Aly, A. A., Brown, A.

B., Bakht, M. A., Shawky, A. M., Abdelhakem, A. M., & El-Sheref, E.

M. (2021). An efficient click synthesis of chalcones derivatized with two 1-(2-quinolon-4-yl)-1,2,3- triazoles. Zeitschrift Fur Naturforschung - Section B Journal of Chemical Sciences, 76(6–7), 395–403.

Arianingrum, R., Sunarminingsih, R., Meiyanto, E., & Mubarika, S. (2016).

Pengaruh p-Hidroksi m-Metoksi Kalkon (pHmMK) Terhadap Ekspresi Protein Bcl-2 dan Bax Pada Sel Kanker Payudara MCF-7. Jurnal Penelitian Saintek, 21(1), 10–20.

Brahmana, E. M., Teruna, H. Y., & Zamri, A. (2013). Sintesis dan Uji Toksisitas Senyawa (E)-1-(3-bromofenil)-3-(4- klorofenil)prop-2-en-1-on. Jurnal Indonesian Chemia Acta, 4(1), 21–25.

H:E = 7:3

Unrespectively product yang dianalisis

Dugaan

senyawa target

(10)

10 Djemoui, A., Naouri, A., Ouahrani, M. R.,

Djemoui, D., Lahecen, S., Lahrech, M. B., Boukenna, L., Albuquerque, H.

M. T., Saher, L., Rocha, D. H. A., Monteiro, F. L., Helguero, L. A., Bachari, K., Talhi, O., Silva, A. M. S., Djemoui, A., Naouri, A., Ouahrani, R., & Djemoui, D. (2019). A step-by- step synthesis of Triazole- Benzimidazole-Chalcone hybrids : Anticancer activity in human cells +.

Journal of Molecular Structure, 127487.

Fathullah, A. A., Prabowo, W. C., &

Rusli, R. (2018). Interaksi Beberapa Senyawa Kalkon Berbasis Parasetamol terhadap Protein Enzim yang Berperan dalam Mekanisme Antibakteri. Jurnal Kartika Kimia, 1, 17–20.

Hein, J. E., & Fokin, V. V. (2010).

Copper-catalyzed azide–alkyne cycloaddition (CuAAC) and beyond:

new reactivity of copper (I) acetylides. Chem Soc Rev, 39(4), 1302–1315.

Konidala, S. K., Kotra, V., Danduga, R. C.

S. R., Kola, P. K., Bhandare, R. R., &

Shaik, A. B. (2021). Design, multistep synthesis and in-vitro antimicrobial and antioxidant screening of coumarin clubbed chalcone hybrids through molecular hybridization approach.

Arabian Journal of Chemistry, 14(6), 1–16.

Marella, A., Tanwar, O. P., Saha, R., Ali, M. R., Srivastava, S., Akhter, M., Shaquiquzzaman, M., & Alam, M. M.

(2013). Quinoline: A versatile heterocyclic. Saudi Pharmaceutical Journal, 21(1), 1–12.

Sumrra, S. H., Habiba, U., Zafar, W., Imran, M., & Chohan, Z. H. (2020). A review on the efficacy and medicinal applications of metal-based triazole derivatives. Journal of Coordination Chemistry, 73(20–22), 2838–2877.

Thapa, P., Upadhyay, S. P., Suo, W. Z., Singh, V., Gurung, P., Lee, E. S., Sharma, R., & Sharma, M. (2021).

Chalcone and its analogs: Therapeutic and diagnostic applications in Alzheimer’s disease. Bioorganic Chemistry, 108(104681), 1–24.

Zamri, A. (2009). Memenuhi Kebutuhan Umat Manusia : Tantangan Dan Prospek Ke Depan.

Zamri, A., Teruna, H. Y., & Ikhtiarudin, I.

(2016). the Influences of Power Variations on Selectivity of Synthesis Reaction of 2’-Hydroxychalcone Analogue Under Microwave Irradiation. Molekul, 11(2), 299–307.

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan pelatihan manajemen pakan, pembuatan UMB dan pemberian UMB secara umum mampu dimengerti dan dilakukan dengan baik oleh peternak sapi di Desa

Para PNS lingkungan Kecamatan dan Kelurahan wajib apel pagi setiap hari senin di Halaman Kantor Kecamatan Kebayoran Baru, dan akan diberikan teguran kepada yang tidak ikut apel

penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga dan tindakan kriminal. d) Apakah anggota keluarga ada yang mengalami gangguan jiwa. e)

kategori anak yang menjadi kurir, ini merupakan satu hal yang begitu memprihatinkan di mana anak tersebut telah berhadapan dengan hukum dan tergolong telah

Tujuan dan manfaat desain adalah melestarikan nilai-nilai budaya yang terkandung dalam cerita nusantara serta menyajikan cerita rakyat Jaka Tarub dan 7 Bidadari

2 Wakil Dekan Bidang I SALINAN TERKENDALI 02 3 Wakil Dekan Bidang II SALINAN TERKENDALI 03 4 Manajer Pendidikan SALINAN TERKENDALI 04 5 Manajer Riset dan Pengabdian

Data sekunder yang didapatkan dari PT Bank SUMUT KCP Menteng yaitu data jumlah kredit yang disalurkan selama 3 tahun terakhir dan buku-buku teks yang berkaitan

Pengawasan kualitas merupakan alat bagi manajemen untuk memperbaiki kualitas produk bila dipergunakan, mempertahankan kualitas produk yang sudah tinggi dan