• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN PASAR TRADISIONAL DI KABUPATEN JEMBER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN PASAR TRADISIONAL DI KABUPATEN JEMBER"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

243

IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN PASAR TRADISIONAL DI KABUPATEN JEMBER

Afa Ayun Avinas

Universitas Muhammadiyah Jember [email protected]

ABSTRAK

Pengembangan maupun pembangunan secara umum berarti perbaikan disemua lini sektor, salah satunya yaitu pengembangan dalam bidang ekonomi yaitu pengembangan pasar tradisional. Pentingnya pengembangan suatu pasar yaitu dikarenakan kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat, pasar juga telah menjadi salah satu penopang utama perekonomian di suatu daerah. Pasar tradisional adalah salah satu titik tumpu perekonomian masyarakat.

Dalam mengembangakan pasar tidak mudah, mengembangakan suatu pasar memerlukan biaya yang tidak sedikit. Pasar yang dikembangkan oleh pemerintah yang didanai dari APBD melalui suatu kebijakan tidaklah hanya sekedar menghasilkan kemajuan dari segi fisik saja. Dalam hal ini harus memperhatikan tujuan maupun sasaran yang akan dicapai dengan konsistensinya pada segi respon petugas pasar, monitoring serta evaluasi program. Dengan demikian dapat tercapai tujuannya dengan efektif dan memuaskan. Fokus penelitian ini berada pasar Tegalboto Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember. Pasar tersebut sudah terlalu lama tidak dipakai.

Tidak ada aktivitas jual beli di dalamnya. Padahal, bila dimanfaatkan dengan baik, bisa menyejahterakan warga. Lokasi pasar ini cukup strategis, bersebelahan dengan Perumahan Sumber Alam, juga dikelilingi bangunan kos mahasiswa Jl. Nias. Sayangnya, meskipun sudah dibangun dengan megah, sampai sekarang masih belum ditempati. Dengan adanya permasalahan tersebut menarik untuk diteliti faktor apa yang menyebabkan pasar Tegalboto mati walaupun sudah dikembangkan dari segi fasilitas. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana implementasi program Pengembangan Pasar Tradisional di Kabupaten Jember. Dengan adannya pengembangan fasilitas pasar diharapkan dapat mewujudkan kenyamanan bagi masyarakat dalam berbelanja dan juga meningkatkan kepuasan pedagang pasca program pengembangan Pasar Tradisional di Pasar Tegalboto Kabupaten Jember.

Kata Kunci: Pasar Tradisional, pengembangan pasar

ABSTRACT

Development and development in general means improvement in all sectors, one of which is development in the economic sector, namely the development of traditional markets. The importance of developing a market is that due to the increasing needs of the community, the market has also become one of the main pillars of the economy in a region. Traditional markets are one of the fulcrums of the people's economy. In developing the market is not easy, developing a market requires no small cost. The market developed by the government that is funded by the regional budget through a policy is not just about making physical progress. In this case, attention must be paid to the objectives and targets to be achieved with consistency in terms of market staff response, program monitoring and evaluation. Thus the objectives can be achieved effectively and satisfactorily. The focus of this research is Tegalboto Market, Sumbersari District, Jember Regency. The market has not been used for too long. There is no trading activity in it. In fact, if used properly, it can make citizens prosper. The location of this market is quite strategic, adjacent to Sumber Alam Housing, also surrounded by student boarding buildings Jl.

Nias Unfortunately, even though it was built magnificently, it has not yet been occupied. With the existence of these problems it is interesting to study what factors are causing the Tegalboto market to die even though it has been developed in terms of facilities. This research uses descriptive qualitative research methods. The purpose of this study is to find out how the implementation of the Traditional Market Development program in Jember Regency. With the existence of the development of market facilities, it is expected to create convenience for the public in shopping and also increase merchant satisfaction after the Traditional Market development program at Tegalboto Market, Jember Regency.

(2)

244 Keywords: Traditional Market, market development

PENDAHULUAN

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah suatu negara kesatuan yang terbagi dalam beberapa Provinsi, Kabupaten dan Kota untuk mempermudah pelimpahan tugas dan wewenang. Pada Konsep tersebut sejalan dengan konsep desentralisasi yang mempunyai tujuan utama yaitu mendekatkan pelayanan kepada masyarakat di daerah demi mewujudnya masyarakat yang sejahtera. Demi mewujudkan suatu masyarakat yang sejahtera diperlukan dengan adanya suatu pembangunan di suatu daerah, yang memiliki suatu tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup bangsa, sehingga dapat mewujudkan ketentraman dan kesejahteraan hidup bagi masyarakat Indonesian utamanya masyarakat Kota Jember.

Pengembangan maupun pembangunan secara umum berarti perbaikan disemua lini sektor, salah satunya yaitu pengembangan dalam bidang ekonomi yaitu pengembangan pasar tradisional. Pentingnya pengembangan suatu pasar yaitu dikarenakan kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat, pasar juga telah menjadi salah satu penopang utama perekonomian di suatu daerah khususnya di Daerah Kota Jember.

Melalui pembangunan, pemerintah bermaksud meningkatkan kemakmuran masyarakat secara bertahap dan berkesinambungan, yaitu dengan cara meningkatkan konsumsinya. Karena peningkatan konsumsi sangat tergantung pada peningkatan pendapatan, dan peningkatan pendapatan sangat tergantung pada peningkatan produksi, maka sebagai pelaku ekonomi setiap anggota masyarakat selayaknya turut serta dalam proses pembangunan. Secara teoretis, bila semua ikut menghasilkan, maka semuanya akan ikut menikmati. Dengan demikian akan terwujudlah masyarakat yang adil dan makmur yang kita cita-citakan.

Menurut jenis dan tipenya, pasar dibedakan menjadi dua yaitu pasar tradisional dan pasar modern. Fakta yang terjadi sekarang adalah terjadinya persaingan yang tidak sehat diantara keduanya. Hal tersebut akan berdampak pada eksistensi pasar tradisional jika tidak diperhatikan, karena jumlah pasar modern yang diprediksi akan terus bertambah setiap tahunnya. Salah satu strategi dari adanya fenomena tersebut adalah dilaksanakannya pembangunan maupun

(3)

245 merevitalisasi kembali pasar tradisional. Strategi dalam pengembangan pasar bukan hanya pada perbaikan fisik saja, akantetapi juga lebih memperhatikan masalah manajemen pasar (non fisik).

Pengembangan maupun pembangunan yang dilakukan disetiap daerah juga diharpkan mampu meningkatkan kesejahteraan bagi Masyarakat khususnya didaerah Kota Jember. Jember bukan hanya kota tanpa penghasilan bumi, jermber selain dikenal akan wisatanya juga dikenal sebagai kota penghasil tembakau yang terbaik didunia dan di ekspor ke mancanegara. Karena itu dapat kita lihat dari logo Kabupaten Jember yang terlihat daun tembakau. Dalam rangka pengembangan dan penerapan sistem pertanggung jawaban penyelenggaraan pemerintah dan pelaksanaan pengembangan yang tepat, jelas terukur dan akuntabel, dan terselenggaranya pemerintah yang good governance diperlukan pengembangan dan penerapan sistem. Salah satunya yaitu program pengembangan pasar tradisional di Kabupaten Jember yang merupakan rencana kerja pemerintah daerah Kabupaten Jember.

Peraturan Presiden No 112 tahun 2017 Pasar Tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil dan dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar menawar. Peraturan daerah Kabupaten Jember Nomor 13 tahun 2006 Pasar adalah suatu tempat yang dipergunakan untuk melakukan kegiatan perdagangan diwaktu siang maupun malam yang terdiri dari bangunan pasar, halaman dan fasilitas lain seperti toko/kios bedak, halaman terbuka, rumah toko dan bangunan lainnya yang dimiliki dan atau dikuasai oleh Pemerintah Kabupaten Jember

Menurut Gallion 1986 pasar tradisional adalah bentuk paling awal dari pasar yang terdiri dari deretan stan atau kios yang berada diruang terbuka dan pada umumya terletak disepanjang utama dekat pemukiman penduduk. Sejak dahulu para pedagan dan petani sudah banyak melakukan pertukan hasil pertanian mereka ditempat seperti ini. Sedangkan pasar modern menurut Hutabarat 2009 suatu pasar dimana pembeli dan penjual tidak melakukan transaksi secara langsung. Pembeli

(4)

246 hanya melihat label harga pada suatu kemasan produk dan pembelinya dilayani secara mandiri oleh pramuniaga, contohnya seperti Supermarket, Minimarker, Departemen Store, Hipermarket dsb. Tertuang dalam Peraturan Menteri No 70 tahun 2013 Pasar Modern adalah toko dengan pelayanan mandiri, menjual berbagai barang secara eceran yang berbentuk Minimarket, Supermarket, Departemen Store, Hipermarket ataupun grosir berbentuk perkulaan.

Pasar tradisional tradisional merupakan suatu tempat lalu lang orang mencari kebutuhan pokok antara penjual dan pembeli secara langsung dan juga terjadinya proses tawar menawar antara penjual dan pembeli. Bangunan pasar tradisional terdiri dari kios-kios maupun lapak dasaran terbuka yang dikelola oleh pedagang maupun pengelola pasar tradisional itu sendiri. Pada umumnya menjual kebutuhan sehari-hari, seperti bahan makanan berupa ikan, daging, buah, sayur- sayuran, telur, kain, pakaian, barang elektronik, dan lain sebaginya.

Pasar modern itu sendiri adalah penjual dan pembeli tidak bertransaksi secara langsung serta tidak adanya tawar menawar, melainkan pembeli melihat label harga yg tercantum dalam barang, berada dalam bangunan yang sangat terstruktur dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) ataupun dilayani oleh pramuniaga. Barang-barang yg dijual, selain bahan makanan-makanan seperti:

daging, buah, sayuran, sebagian besar barang lainnya yg dijual adalah barang yg dapat bertahan lama. Pasar Modern ataupun Pasar Tradisional wajib berpedoman pada Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi/Kabupaten/kota termasuk peraturan zonasi. Peraturan zonasi yang dimaksud yang tertuang dalam Bab II Pasal 2 Peraturan Menteri No 70 tahun 2013 yaitu ditetapkan oleh Gubernur, Bupati/Wali Kota setempat dengan pemanfaatan tata ruang dalam rangka menjaga keseimbangan anatara Pasar Tradisional dengan Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern.

Pasar tradisional saat ini paling banyak diakses oleh kebanyakan masyarakat Indonesia utamanya masyarakat Kota Jember. Dengan keadaan seperti ini semakin tinggi kebutuhan pokok masyarakat jember sudah selayaknya pemerintah Kabupaten Jember juga harus melestarikan pasar tradisional yang sudah sejak zaman dahulu sudah ada. Pembangunan dan pasar tradisional diperlukan untuk mendukung kenyamanan kegiatan belanja masyarakat.

(5)

247 Dengan begitu, aktivitas perdagangan domestik di pasar tradisional di Kabupaten Jember kian nyaman dan kondusif. Dipasar tradisional memiliki keunggulan yaitu masih adanya kontak sosial saat tawar menawar antara pedagang dan pembeli, keinginan masyarakat untuk memperoleh suatu produk dengan harga murah disaat krisis membuat pasar tradisional terselamatkan dari pasar modern.

Masih banyak masyarakat yang menggantungkan hidupnya di pasar tradisional mulai dari pedagang kecil, kuli panggul, tukang becak, dan masih banyak lagi masyarakat berekonomi rendah.

Namun saat ini pasar modern seolah menjadi tuntutan dan konsekuensi dari gaya hidup modern saat ini yang berkembang di masyarakat kita. Tidak hanya di kota-kota besar akantetapi sudah merambah sampai ke kota-kota kecil di Indonesia utamnya di Kota Jember. Untuk menjumpai minimarket atau supermarket sudah sangat mudah di sekitar tempat tinggal kita. Tempat tempat tersebut menyediakan fasilitas yang nyaman dibandingkan dengan pasar tradisional.

Untuk mengantisipasi kemungkinan yang terjadinya dampak negatif bagi pelaku usaha kecil menengah, pemerintah sendiri telah mengatur beroperasinya pelaku-pelaku perdagangan melalui Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modern, yang kemudian ditindak lanjuti dengan pedoman pelaksanaan dengan Peraturan Menteri Perdagangan nomor 53/MDag/ Per/12/2008 tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modern.

Kurang lebih ada sebanyak 30 pasar tradisional yang tersebar di setiap kecamatan dengan 1 pasar induk yang terletak di pusat kota Jember, menurut Bupati Jember, dr. Hj. Faida MMR., akan direvitalisasi. Pembangunan dan penataan kembali pasar tradisional ini sesuai dengan 22 Janji Kerja yang dicanangkan Bupati Jember, dr. Hj. Faida MMR., dan Wakil Bupati Jember, Drs. KH. Muqit Arief.

Pembangunan dan perbaikan kembali pasar tradisional khususnya Pasar Tegalboto, ini dilakukan secara bertahap. Ini merupakan pembangunan penting di Kabupaten Jember. Tidak bisa kita mengimbangi perubahan jaman jika yang dibangun hanya fisiknya. Telah diberitahukan kepada para pedagang standarnya seperti apa (standar nasional Indonesia), pasar rakyat itu seperti apa. Pembangunan dan penataan kembali pasar, sesuai tipe pasar tradisional, mengacu pada peraturan

(6)

248 Menteri Perdagangan nomor 37 tahun 2017. Sehingga terwujudnya pasar Tegalboto yang lebih bersih, lebih tertata dan juga terstruktur.

Pasar Tegal boto memiliki potensi dikarenakan lokasinya yang berada didaerah perumahan, namun dirasa kurang berkembang karena jumlah pedagang yang sedikit. Dan juga jarak tempun dari pasar ke Kota Kecamatan terdekat ± 500 m Jarak tempuh dari pasar ke ibukota Kabupaten terdekat ± 7 Km. Barang yang tersedia di Pasar Tegalboto yaitu Pracangan / Sembako, konveksi, pecah belah, makanan/ minuman, sayur – sayuran, buah - buahan. Kondisi bangunan Pasar Tegal Boto sangat memperhatinkan karena sejak dulu tidak pernah tersentuh renovasi baik dri Pemerintah maupun investor.

Menurut Bupati Jember, dr. Hj. Faida MMR., untuk merevitalisasi pasar tidak cukup hanya fisiknya, akantetapi juga manajemennya harus diperbaiki.

Seperti contoh, tatakelola keuangan pasar, setelah dilaunching untuk 3 pasar yang dibangun, selanjutnya dibagi buku tabungan dengan cashback Rp. 50 ribu. Ini untuk mengawali e- retribusi, sehingga tidak lagi manual dan menjamin retribusinya tepat waktu dan transparan. Pemerintah Kabupaten Jember pada program yang telah direncanakan salah satunya yaitu membangun dan merevitalisasi pasar yang ada di Kabupaten Jember. Dengan berkembangnya pasar tradisional maka pasar tradisional perlu diberdayakan agar supaya dapat tumbuh dan berkembang serasi dengan pasar modern yang saling memerlukan, saling memperkuat serta saling menguntungkan bagi semua pihak. Pemerintah pusatpun menyiapkan Anggaran Pendapatan Belanja Negara dengan menggencarkan Pembangunan dan merevatalisasi pasar tradisional.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat ditarik suatu judul:

“IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN PASAR

TRADISIONAL DI KABUPATEN JEMBER” (Studi di Pasar Tegalboto Kabupaten Jember). Hal ini dilakukan agar dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi dalam rangka implementasi pengembangan yang tepat sehingga dapat menciptakan Pasar Tradisonal yang mampu bersaing dengan pasar dan dapat menarik minat masyarakat Jember khususya Daerah Pasar Tegalboto.

RUMUSAN MASALAH

(7)

249 Berdasarkan latar belakang sebagaimana diuraikan di atas, berikut ini merupakan rumusan masalah mengenai bagaimanakah implementasi program pengembangan Pasar radisional Tegalboto di kabupaten jember.

TUJUAN

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui Implementasi program pengembangan pasar tradisional di pasar Tegalboto Kabupaten Jember.

2. Untuk mengetahui faktor pendukung apa saja dan faktor penghambat apa saja dalam pengembangan pasar tradisional di Kota Jember

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian analisa deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang bertujuan ingin menggambarkan fenomena sosial tertentu (Kahar Haerah, 2016.) Sedangkan menurut Moleong (2007:8) penelitian kualitatif bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang di alami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain. Secara holistik mendeskripsikan dengan bahasa dan kata-kata konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Penelitian kualitatif juga merupakan penelitian riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif subjek ) lebih di tonjolkan dalam penelitian kualitatif. Dalam masalah tersebut terdapat fenomena yang akan digambarkan yaitu hal yang terkait mengenai implementasi program pengembangan Pasar Tradisional di Pasar Tegalboto Kabupaten Jember.

Pendekatan yang digunakan dalam menggambarkan fenomena tersebut adalah studi kasus yang mana hanya berlaku untuk kasus tersebut, tidak berlaku untuk kasus lainnya.

Metode pelaksanaan dalam penelitian ini menggunakan penelitian deksriptif kualitatif dengan jenis data utama adalah kata-kata dan tindakan. Sumber data yang didapatkan berasal dari data primer dan sekunder. Untuk mencari informan dalam penelitian ini dilakukan dengan sistem purposive sample (pengambilan dengan sengaja) dan accidental sampling (pengambilan dengan

(8)

250 ketidaksengajaan saat bertemu di lokasi penelitian). Teknik untuk mengumpulkan data nanti dengan menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumen.

METODE PENGUMPULAN DATA

Tehnik dalam penelitian ini menggunakan : 1. Wawancara

Dalam penelitian kali ini metode yang digunakan dalam pengumpulan data, salah satunya menggunakan data wawancara. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi dengan bertanya langsung kepada informan terhadap permasalahan yang ingin diteliti. Didalam wawancara terdapat suatu proses interaksi dan komunikasi.

Teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara terbuka (tidak terstruktur).

Dalam wawancara terbuka informan bisa secara bebas menyampaikan pendapatnya tentang suatu gejala sosial tertentu. Teknik ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang mendalam mengenai persepsi, pendapat, kepercayaan, dan sikap dari para informan.Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini merupakan aparat dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan, para pedagang dan juga masyarakat sekitar Daerah Sumbersari di Kabupaten Jember.

2. Observasi

Menurut Hanna Djumhhana Observasi merupakan suatu metode ilmiah yang masih menjadi acuan dalam ilmu pengetahuan empiris sebagai cara yang sering digunakan untuk mengumpulkan data. Menurut Martini dan Nawawi (1992:74), “Observsi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala pada obyek penelitian”. Dengan kata lain merupakan kegiatan pengamatan dan pencatatan yang dilakukan oleh peneliti guna menyempurnakan penelitian agar mencapai hasil yang maksimal. Jenis observasi yang digunakan adalah observasi partisipan, yaitu pengamatan yang dilakukan dengan melibatkan diri secara langsung dalam proses kegiatan yang dilakukan oleh informan. Dalam hal ini pengamatan terhadap perilaku penerbitan perijinan serta perilaku masyarakat yang sedang mengurusi izin lokasi.

3. Dokumentasi

(9)

251 Menurut Sugiyono (2013:240) dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan.

Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain- lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.

METODE PENENTUAN INFORMAN

Menurut Sugiyono (2012:208) dalam penelitian kualitatif teknik sampling yang sering digunakan adalah purposive sampling dan snowball sampling.

Purposive sampling : Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik purposive sampling yang dilakukan dengan pertimbangan tertentu, misalnya dengan pertimbanganmemilih orang yang dianggap paling tahu (representatif) tentang apa yang kita harapkan atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti dalam menjelajahi obyek sosial yang diteliti.

Snowball sampling : Teknik ini dilakukan dengan cara tanpa menentukan berapa jumlah sumber data yang akan diambil. Disini peneliti akan berhenti mencari data atau informasi dari subyek yang akan diteliti jika data tersebut dianggap cukup. Dalam penelitian ini menggunakan teknik snowball sampling.

Penentuan sampel snow ball (Kuncoro, 2003: 120) teknik pengambilan sampel ini pada mulanya berjumlah kecil makin lama semakin banyak serta berhenti mencari informasi jika dinilai telah cukup.

METODE ANALISIS DATA

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis interaktif. Model ini ada 4 komponen analisis yaitu: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Menurut Moleong (2004:280-281),

“Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan tempat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data”. Langkah-langkah

(10)

252 analisis data menurut Miles dan Huberman (1992:15-19), adalah sebagai berikut:

Siklus analisis interaktif ditunjukkan dalam bentuk skema berikut ini.

Gambar 1.3 Komponen-komponen Analisis Data Model Interaktif

(Miles dan Huberman 1992)

1. Pengumpulan data, yaitu mengumpulkan data di lokasi penelitian dengan melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan menentukan strategi pengumpulan data yang dipandang tepat dan untuk menentukan fokus serta pendalaman data pada proses pengumpulan data berikutnya.

2. Reduksi data, yaitu sebagai proses seleksi, pemfokusan, pengabstrakan, transformasi data kasar yang ada di lapangan langsung, dan diteruskan pada waktu pengumpulan data, dengan demikian reduksi data dimulai sejak peneliti memfokuskan wilayah penelitian.

3. Penyajian data, yaitu rangkaian organisasi informasi yang memungkinkan penelitian dilakukan. Penyajian data diperoleh berbagai jenis, jaringan kerja, keterkaitan kegiatan atau tabel.

4. Penarikan kesimpulan, yaitu dalam pengumpulan data, peneliti harus mengerti dan tanggap terhadap sesuatu yang diteliti langsung di lapangan dengan menyusun pola-pola pengarahan dan sebab akibat.

KEABSAHAN DATA

Uji keabsahan data dalam penelitian sering hanya ditekankan pada uji validitas dan reliabilitas. Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat

Data Collection Data Display

Data Reduction

Conclusion : Draawing/Verifying

(11)

253 dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Trianggulasi yaitu suatu cara yang digunakan paling umum dalam menjamin validitas data didalam metode penelitian kualitatif. Triagulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan data atau sebagai pembanding terhadap data itu.

Menurut Sugiyono (2006:267), Validitas merupakan “derajat ketetapan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti”. Menurut Hamidi (2004:82-83), Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk mengetahui validitas data, yaitu:

a. Teknik trianggulasi antar sumber data, teknik pengumpulan data, dan pengumpulan data yang dalam hal terakhir ini peneliti akan berupaya mendapatkan rekan atau pembantu dalam penggalian data dari warga di lokasi- lokasi yang mampu membantu setelah diberi penjelasan.

b. Pengecekan kebenaran informasi kepada para informan yang telah ditulis oleh peneliti dalam laporan penelitian (member check).

c. Akan mendiskusikan dan menyeminarkan dengan tema sejawat di jurusan tempat penelitian belajar (peer debricfing), termasuk koreksi di bawah para pembimbing.

d. Perpanjangan waktu penelitian. Cara ini akan ditempuh selain untuk memperoleh bukti yang lebih lengkap juga untuk memeriksa konsistensi tindakan para informan.

Adapun macam dari trianggulasi memiliki tiga macam yang pertama, trianggulasi sumber data yang berupa informasi dari tempat, peristiwa dan dokumen serta arsip yang memuat catatan berkaitan dengan data yang dimaksud. Kedua, trianggulasi teknik atau metode pengumpulan data yang berasal dari wawancara, observasi, dan dokumen. Ketiga, trianggulasi waktu pengumpulan data merupakan kapan dilaksanakannya trianggulasi atau metode pengumpulan data.

Berdasarkan pemaparan di atas penelitian ini menggunakan dua macam trianggulasi, pertama trianggulasi sumber data yang berupa observasi serta

(12)

254 wawancara dengan narasumber secara langsung dan dokumen yang berisi catatan terkait dengan data yang ingin diperoleh peneliti.

KERANGKA TEORI

MARIA PUTRI ARISANTY TOKAN, TITIK POERWATI, MOHAMMAD REZA

Maria Putri Arisanty Tokan, Titik Poerwati, Mohammad Reza melakukan penelitian strategi pengembangan pasar tradisional Blimbing di Kota Malang.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Metode Analisa Deskriptif kualitatif, dan Analisis SWOT sehingga mendapatkan strategi revitalisasi Pasar Blimbing. Strategis tersebut dikelompokkan dalam faktor strategis internal (IFAS) dan factor strategis eksternal (EFAS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 6 strategi pengembangan Pasar Blimbing yaitu aksesibilitas, bangunan pasar, kenyaman, keamanan, estetika dan aspek institusional. Strategi pengembangan Pasar Blimbing yang paling dibutuhkan menurut pedagang adalah penyediaan lahan parkir dan tempat bongkar muat barang.

ANDI KUSUMA WARDANA, TOTOK SUDARYANTO, ROSITA INDRAYANA

Andi Kusuma Wardana, Totok Sudaryanto, Rosita Indrayana melakukan sebuah penelitian tentang Implementasi penataan toko modern di Kabupaten Jember di tinjau dari Perpres no. 112 tahun 2007 JO. Peraturan Menteri Perdagangan no. 53/m-Dag/per/12/2008 tentang penataan dan pembinaan pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern. Metode penelitian dalam skripsi ini meliputi empat aspek yaitu Tipe penelitian, Pendekatan masalah, Sumber bahan hukum, dan Analisis bahan hukum. Tipe penelitian yang dipakai penulis adalah yuridis normatif, yaitu penelitian mengenai penerapan norma-norma hukum positif.

HASIL PENELITIAN TERDAHULU

Gambar tabel 1 No. Uraian Maria Putri Arisanty

Tokan, Titik Poerwati, Mohammad Reza

Andi Kusuma Wardana, Totok Sudaryanto, Rosita

Indrayana

(13)

255 1. Judul Strategi pengembangan

pasar tradisional

Implementasi penataan toko modern di Kabupaten Jember

2. Tujuan Untuk mengetahui bagaimana strategi pengembangan pasar tradisional Blimbing di Kota Malang

Menganalisis implementasi kebijakan pemerintah dalam penataan toko modern

3. Teori Analisa Deskriptif kualitatif

4. Metode Deskriptif kualitatif Yuridis Normatif

5. Hasil Dari hasil penelitian tersebut bahwa harus ada Identifikasi Sarana Prasarana Pasar Blimbing meliputi beberapa hal, yakni jenis dagangan, sarana usaha dagang, sarana dan prasarana pendukung, kenyaman dan keamanan.

terkait lokasi pendirian pasar tradisional, pusat perbelanjaan, dan toko

modern, termasuk

minimarket, wajib mengacu pada Rencana Tata Ruang

Wilayah (RTRW)

kabupaten/kota, beserta peraturan zonasinya.

LANDASAN TEORI

IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN

Adapun makna implementasi menurut Daniel A. Mazmanian dan Paul Sabatier (1979) sebagaimana dikutip dalam buku Solihin Abdul Wahab (2008:

65), mengatakan bahwa: Implementasi adalah memahami apa yang sesungguhnya terjadi sesuada suatu program dinyatakan berlaku ataupun dirumuskan merupakan fokus perhatian implementasi kebijaksanaan yakni kejadian-kejadian dan kegiatan-kegiatan yang timbul sesudah disahkannya pedoman - pedoman kebijaksanaan Negara yang mencakup baik usaha - usaha

(14)

256 untuk mengadministrasikannya maupun untuk menimbulkan akibat atau dampak nyata pada masyarakat atau kejadian-kejadian.

Syukur dalam Surmayadi (2005 : 79) mengemukakan ada tiga unsur penting dalam proses implementasi yaitu:

1) Adanya program atau kebijakan yang dilaksanakan.

2) Target group yaitu kelompok masyarakat yang menjadi sasaran dan ditetapkan akan menerima manfaat dari program, perubahan atau peningkatan.

3) Unsur pelaksana (Implementor) baik organisasi atau perorangan untuk bertanggung jawab dalam memperoleh pelaksanaan dan pengawasan dari proses implementasi tersebut.

Implementasi melibatkan usaha dari policy makers untuk memengaruhi apa yang oleh Lipsky disebut “street level bureaucrats” untuk memberikan pelayanan atau mengatur prilaku kelompok sasaran (target group). Untuk kebijakan yang sederhana, implementasi hanya melibatkan satu badan yang berfungsi sebagai implementor, misalnya, kebijakan pembangunan infrastruktur publik untuk membantu masyarakat agar memiliki kehidupan yang lebih baik, Sebaliknya untuk kebijakan makro, misalnya, kebijakan penguranga kemiskinan di pedesaan, maka usaha-usaha implementasi akan melibatkan berbagai institusi, seperti birokrasi kabupaten, kecamatan, pemerintah desa.

Secara etimologis pengertian implementasi menurut Kamus Webster yang dikutip oleh Solichin Abdul Wahab (2004:64) adalah “to provide the means for carrying out (menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu); dan to give practical effect to (untuk menimbulkan dampak/akibat terhadap sesuatu)”. Sementara Donald S. Van Metter dan Carl E. Va dalam Widodo (2010:86) memberikan pengertian implementasi dengan mengatakan: “Policy implementation encompasesses those action by public and private individual (or group) that are directed at the achievement of objectives set forth in prior policy decision. This include both one time efforts to transfrom decisions into operational terms, as well as continuing efforts to achieve the large and small changes mandated by policyyy decision”.

(15)

257 Sehingga Joko Widodo (2010:88) memberikan kesimpulan pengertian bahwa, Implementasi merupakan suatu proses yang melibatkan sejumlah sumber yang termasuk manusia, dana, dan kemampuan organisasional yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta (individu atau kelompok). Proses tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh pembuat kebijakan

Implementasi kebijakan pada prinsipnya merupakan cara agar suatu kebijakan dapat mencapai tujuannya. Lester dan Stewart yang dikutip oleh Winarno, menjelaskan bahwa implementasi kebijakan merupakan

“Implementasi kebijakan dipandang dalam pengertian luas merupakan alat administrasi hukum dimana berbagai aktor, organisasi, prosedur dan teknik yang bekerja bersama-sama untuk menjalankan kebijakan guna meraih dampak atau tujuan yang diinginkan” (Lester dan Stewart dalam Winarno, 2002:101-102).

Jadi implementasi merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan dalam suatu keputusan kebijakan.

Akan tetapi pemerintah dalam membuat kebijakan juga harus mengkaji terlebih dahulu apakah kebijakan tersebut dapat memberikan dampak yang buruk atau tidak bagi masyarakat. Hal tersebut bertujuan agar suatu kebijakan tidak bertentangan dengan masyarakat apalagi sampai merugikan masyarakat.

Implementasi kebijakan menurut Nugroho terdapat dua pilihan untuk mengimplementasikannya, yaitu langsung mengimplementasikannya dalam bentuk program-program dan melalui formulasi kebijakan derivat atau turunan dari kebijakan tersebut (Nugroho, 2003:158). Oleh karena itu, implementasi kebijakan yang telah dijelaskan oleh Nugroho merupakan dua pilihan, dimana yang pertama langsung mengimplementasi dalam bentuk program dan pilihan kedua melalui formulasi kebijakan. Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa implementasi kebijakan merupakan suatu tindakan atau pelaksanaan dari suatu keputusan yang ditetapkan oleh pemerintah dalam rangka mencapai suatu tujuan.

Sedangkan kebijakan tentang Ruang Terbuka Hijau adalah suatu kebijakan yang dibuat oleh pemerintah dalam rangka memenuhi ketersediaan akan Ruang Terbuka Hijau bagi wilayah perkotaan.

(16)

258 Berdasarkan pengertian implementasi kebijakan di atas, salah satu model implementasi kebijakan dikemukakan oleh Edward III mengemukakan beberapa hal yang dapat mempengaruhi keberhasilan dari suatu implementasi, yaitu:

1) Comunication (Komunikasi) 2) Resources (Sumber Daya) 3) Disposition (Disposisi)

4) Bureaucratic Structur (Struktur Birokrasi) (Edward 1980:147)

Pertama, Komunikasi implementasi mensyaratkan agar implementor mengetahui apa yang harus dilakukan, komunikasi diartikan sebagai proses penyampaian informasi komunikator kepada komunikan. Selain itu juga dalam berkomunikasi implementasi kebijakan terdapat tujuan dan sasaran kebijakan yang harus disampaikan kepada kelompok sasaran, hal tersebut dilakukan agar mengurangi kesalahan dalam pelaksanaan kebijakan. Komunikasi kebijakan memiliki beberapa macam dimensi, antara lain dimensi transformasi (transmission), kejelasan (clarity) dan konsistensi (consistency).

Dimensi transformasi menghendaki agar kebijakan publik dapat ditransformasikan kepada para pelaksana, kelompok sasaran dan pihak lain yang terkait dengan kebijakan. Dimensi kejelasan menghendaki agar kebijakan yang ditransmisikan kepada para pelaksana, target group dan pihak lain yang berkepentingan langsung maupun tidak langsung terhadap kebijakan dapat diterima dengan jelas sehingga dapat diketahui yang menjadi maksud, tujuan dan sasaran.

Dalam hal ini proses komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat yang mengurus izin lokasi agar melaksanakan sesuai dengan anjuran umtuk menyediakan RTH Privat.

Kedua, sumber daya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap terlaksanakanya keberhasilan terhadap suatu implementasi, walaupun isi kebijakan sudah dikomunikasikan secara jelas dan konsisten, akan tetapi apabila implementor kekurangan sumber daya untuk melaksanakan kebijakan maka tidak akan berjalan dengan efektif. Sumber daya yang dapat mendukung pelaksanaan kebijakan dapat berwujud, seperti sumber daya manusia, dan sumber daya anggaran, sumber daya peralatan, sumber daya informasi dan kewenangan. Dengan

(17)

259 demikian bisa dilihat dari ada tidaknya sumber daya manusia dan sumber daya anggaran dalam rangka memenuhi ketersediaan Ruang Terbuka Hijau Privat.

Terbatasnya anggaran menyebabkan disposisi para pelaku rendah bahkan akan terjadi goal displacement yang dilakukan oleh pelaku terhadap pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Sumber daya peralatan juga merupakan sumber daya yang mempengaruhi terhadap keberhasilan dan kegagalan suatu implementasi, menurut Edward III yaitu : “Sumber daya peralatan merupakan sarana yang digunakan untuk operasionalisasi implementasi suatu kebijakan yang meliputi gedung, tanah dan sarana yang semuanya akan memudahkan dalam memberikan pelayanan dalam implementasi kebijakan”. (Edward III, 1980:102) Terbatasnya fasilitas peralatan yang diperlukan dalam pelaksanaan kebijakan menyebabkan gagalnya pelaksanaan kebijakan, karena dengan terbatasnya fasilitas sulit untuk mendapatkan informasi yang akurat, tepat, andal, dan dapat dipercaya akan sangat merugikan pelaksanaan akuntabilitas. Sumber daya informasi dan kewenangan juga menjadi faktor penting dalam implementasi, informasi yang relevan dan cukup tentang berkaitan dengan bagaimana cara mengimplementasikan suatu kebijakan.

Informasi tentang kerelaan atau kesanggupan dari berbagai pihak yang terlibat dalam implementasi kebijakan, dimaksudkan agar para pelaksana tidak akan melakukan suatu kesalahan dalam menginterpretasikan tentang bagaimana cara mengimplementasikan. Kewenangan juga merupakan sumber daya lain yang mempengaruhi efektifitas pelaksanaan kebijakan. Menurut Edward III menegaskan bahwa kewenangan (authority) yang cukup untuk membuat keputusan sendiri yang dimiliki oleh suatu lembaga akan mempengaruhi lembaga itu dalam melaksanakan suatu kebijakan. (Edward III, 1980:103)

Ketiga, disposisi adalah watak atau karakteristik yang dimiliki oleh pelaksana kebijakan, disposisi itu seperti komitmen, kejujuran, dan sifat demokratik. Apabila pelaksana kebijakan mempunyai karakteristik atau watak yang baik, maka dia akan melaksanakan kebijakan dengan baik sesuai dengan sasaran tujuan dan keinginan pembuat kebijakan. Menurut Van Meter dan Van Horn terdapat tiga macam elemen yang dapat mempengaruhi disposisi, antara lain: “Tiga

(18)

260 elemen yang dapat mempengaruhi disposisi, yaitu: pengetahuan (cognition), pemahaman dan pendalaman (comprehension and understanding) terhadap kebijakan, arah respon mereka apakah menerima, netral atau menolak (acceptance, neutrality, and rejection), intensitas terhadap kebijakan”.(Van Meter dan Van Horn dalam Widodo,2007: 105) Elemen yang dapat mempengaruhi disposisi adalah pengetahuan, dimana pengetahuan merupakan elemen yang cukup penting karena dengan pengetahuan tinggi yang dimiliki oleh aparatur dapat membantu pelaksanaan implementasi tersebut. Pemahaman dan pendalaman juga dapat membantu terciptanya dan terlaksananya implementasi sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Respon masyarakat juga dapat menentukan keberhasilan suatu implementasi, karena dapat menentukan sikap apakah masyarakat menerima, netral atau menolak.

Keempat, struktur birokrasi merupakan suatu badan yang paling sering terlibat dalam implementasi kebijakan secara keseluruhan. Struktur Organisasi merupakan yang bertugas melaksanakan kebijakan memiliki pengaruh besar terhadap pelaksanaan kebijakan. Didalam struktur birokrasi terdapat dua hal penting yang mempengaruhinya salah satunya yaitu aspek struktur birokrasi yang penting dari setiap organisasi adalah adanya prosedur operasi yang standar (standard operating procedures atau SOP). SOP ini merupakan pedoman bagi pelaksana kebijakan dalam bertindak atau menjalankan tugasnya. Selain SOP yang mempengaruhi struktur birokrasi adalah fragmentasi yang berasal dari luar organisasi.

Rangkaian implementasi kebijakan Gambar 1.1

Kebijakan Publik

Kebijakan Publik

penjelas Program Intervensi

Proyek Intervensi

kegiatan Intervensi

Publik/Masyarakat

(19)

261 Sumber : Riant Nugroho (2004:159)

PENGEMBANGAN

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengembangan adalah proses, cara, perbuatan mengembangkan.Dan lebih dijelaskan lagi dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia karya WJS Poerwadarminta, bahwa pengembangan adalah perbuatan menjadikan bertambah, berubah sempurna (pikiran, pengetahuan dan sebagainya). Dari uraian diatas pengembangan adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi suatu produk.

Pengembangan dapat berupa proses, produk dan rancangan.

Pengembangan atau Development adalah suatu proses atau langkah- langkah untuk mengembangan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan (Sukmadinata, 2005:164).

Secara sederhana Development dapat didefinisikan sebagai metode penelitian yang secara sengaja, sistematis, bertujuan atau diarahkan untuk mencaritemukan, merumuskan, memperbaiki, mengembangkan, menghasilkan, menguji keefektifan produk, model, metode/strategi/cara, jasa, prosedur tertentu yang lebih unggul, baru, efektif, produktif, dan bermakna (Putra, 2011:67). Sehingga pengembangan itu sendiri adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan suatu produk baru berupa bahan ajar dan dapat dipertanggungjawabkan.

PASAR TRADISIONAL

Pasar Tradisional menurut Perpres Nomor 112 tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, BUMN dan BUMD termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil dan dengan proses jual beli dagangan melalui tawar menawar.

(20)

262 Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli yang ditandai dengan transaksi secara langsung, bangunannya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dataran terbuka yang dibuka penjual maupun pengelola pasar. Pasar tradisional sebagian besar menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, barang elektronik dan jasa. Keberadaan pasar tradisional merupakan salah satu indikator paling nyata kegiatan ekonomi masyarakat di suatu wilayah (Utami, 2012).

1) Konsep Pasar

Menurut Peraturan Kementerian Perdagangan (2008), dalam pengembangan pasar ada beberapa konsep yang harus diperhatikan, yaitu sebagai berikut:

a. Konsep bangunan yaitu bangunan yang ramah lingkungan dan nyaman b. Konsep akses mudah dicapai oleh semua pengunjung atau aksesibilitas c. Konsep lansekap tersedia akses angkutan umum dan pejalan kaki d. Konsep parkir

e. Konsep tata hijau f. Konsep perkerasan

g. Konsep utilitas berupa air bersih, air buangan dan elektrikal h. Konsep drainase dan

i. Konsep zoning.

2) Sarana dan Prasarana Pasar

Menurut Peraturan Kementerian Perdagangan (2008), sarana dan prasarana pasar yang disediakan untuk kepentingan pelayanana umum di lingkungan pasar berupa sabagai berikut:

a. Bangunan kios, dibuat dengan ukuran standar ruang tertentu b. Los

c. Tempat jualan adalah penggunaannya terbagi dalam petak-petak d. Area penghijauan

e. Tempat ibadah f. Pelataran parkir g. Toilet/WC

(21)

263 h. Tempat sampah

i. Penyediaan jaringan air bersih j. Jaringan listrik

k. Radio komunitas pasar l. Fasilitas keamanan m. Layanan kesehatan dan

n. Tempat promosi maupun bangunan penunjang lainnya.

PEMBAHASAN

Pengembangan maupun pembangunan secara umum berarti perbaikan disemua lini sektor, salah satunya yaitu pengembangan dalam bidang ekonomi yaitu pengembangan pasar tradisional. Pentingnya pengembangan suatu pasar yaitu dikarenakan kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat, pasar juga telah menjadi salah satu penopang utama perekonomian di suatu daerah khususnya di Daerah Kota Jember.

Melalui pembangunan, pemerintah bermaksud meningkatkan kemakmuran masyarakat secara bertahap dan berkesinambungan, yaitu dengan cara meningkatkan konsumsinya. Karena peningkatan konsumsi sangat tergantung pada peningkatan pendapatan, dan peningkatan pendapatan sangat tergantung pada peningkatan produksi, maka sebagai pelaku ekonomi setiap anggota masyarakat selayaknya turut serta dalam proses pembangunan. Secara teoretis, bila semua ikut menghasilkan, maka semuanya akan ikut menikmati. Dengan demikian akan terwujudlah masyarakat yang adil dan makmur yang kita cita-citakan.

(22)

264 Pasar Tegalboto merupakan pasar tradisional yang berpotensi melayani keperluan masyarakat Daerah Perumahan Sumber Alam khususnya dan pada umumnya masyarakat lain. Untuk menarik daya beli masyarakat karena adanya persaingan dan kenyamanan pembeli dalam berbelanja di pasa Tegalboto maka perlu adanya upaya untuk meningkatkan potensi pasar. Pasar Tegalboto Cukup memiliki potensi karena terletak di daerah perumahan, akan tetapi kurang berkembang karena jumlah pedagang sedikit. Jarak tempuh dari pasar ke ibu kota Kecamatan terdekat ± 500 m Jarak tempuh dari pasar ke ibukota Kabupaten terdekat

± 7 Km. Barang yang tersedia di Pasar Tegalboto yaitu Pracangan / Sembako, konveksi, pecah belah, makanan/ minuman, sayur – sayuran, buah - buahan.

Kondisi bangunan Pasar Tegal Boto sangat memperhatinkan karena sejak dulu tidak pernah tersentuh renovasi baik dri Pemerintah maupun investor. Namun saat ini dengan adanya program dari pemerintah pembangunan maupun revatilasisai pasar tradisional di Kabupaten Jember , maka diharapkan dengan adanya program tersebut akan meningkatkan taraf kelayakan dan semakin bagus bagi pasar tersebut dari segi fisik dan fasilitas pasar.

Program pembangunan ini menjadi harapan pemerintah Kabupaten Jember yang bermaksud meningkatkan kemakmuran masyarakat secara bertahap dan berkesinambungan, yaitu dengan cara meningkatkan fasilitas dan juga konsumsinya. Karena dengan peningkatan fasilitas bukan tidak mungkin mampun menjadikan pasar tersebut memiliki produksi yang baik. Peningkatan pendapatan sangat tergantung pada peningkatan produksi, maka sebagai pelaku ekonomi setiap anggota masyarakat selayaknya turut serta dalam proses pembangunan. Secara teoretis, bila semua ikut menghasilkan, maka semuanya akan ikut menikmati.

Dengan demikian akan terwujudlah masyarakat yang adil dan makmur yang kita cita-citakan bagi Kabupaten Jember.

Pasar rakyat merupakan pusat perputaran ekonomi rakyat. “Dulu yang pasar tradisional identik dengan bau dan kumuh, sekarang harus berubah. Sudah jaman now. Pasar boleh namanya pasar tradisional, tetapi bangunan pasarnya modern, manajemennya modern, yang jual tetep rakyat, yang dibeli tetap kebutuhan rakyat. Oleh karena itu Pemerintah sendiri melakukan pembenahan dan juga

(23)

265 melakukan pengembangan pasar tradisional diseluruh Kecamatan di Kabupaten Jember, salah stunya yaitu pasar Mangli yang merupakan pasar rakyat untuk kebutuhan pangan.

KESIMPULAN

Pengembangan maupun pembangunan yang dilakukan disetiap daerah juga diharpkan mampu meningkatkan kesejahteraan bagi Masyarakat khususnya didaerah Kota Jember. Jember bukan hanya kota tanpa penghasilan bumi, jermber selain dikenal akan wisatanya juga dikenal sebagai kota penghasil tembakau yang terbaik didunia dan diexport ke mancanegara. Karena itu dapat kita lihat dari logo Kabupaten Jember yang terlihat daun tembakau.

Peraturan Presiden No 112 tahun 2017 Pasar Tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil dan dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar menawar.

Kurang lebih ada sebanyak 30 pasar tradisional yang tersebar di setiap kecamatan dengan 1 pasar induk yang terletak di pusat kota Jember, menurut Bupati Jember, dr. Hj. Faida MMR., akan direvitalisasi. Pembangunan dan penataan kembali pasar tradisional ini sesuai dengan 22 Janji Kerja yang dicanangkan Bupati Jember, dr. Hj. Faida MMR., dan Wakil Bupati Jember, Drs. KH. Muqit Arief.

Pembangunan dan perbaikan kembali pasar tradisional khususnya Pasar Mangli, ini dilakukan secara bertahap. Ini merupakan pembangunan penting di Kabupaten Jember. Tidak bisa kita mengimbangi perubahan jaman jika yang dibangun hanya fisiknya. Telah diberitahukan kepada para pedagang standarnya seperti apa (standar nasional Indonesia), pasar rakyat itu seperti apa. Pembangunan dan penataan kembali pasar, sesuai tipe pasar tradisional, mengacu pada peraturan Menteri Perdagangan nomor 37 tahun 2017. Sehingga terwujudnya pasar Mangli yang lebih bersih, lebih tertata dan juga terstruktur.

(24)

266 Menurut Bupati Jember, dr. Hj. Faida MMR., untuk merevitalisasi pasar tidak cukup hanya fisiknya, akantetapi juga manajemennya harus diperbaiki.

Seperti contoh, tatakelola keuangan pasar, setelah dilaunching untuk 3 pasar yang dibangun, selanjutnya dibagi buku tabungan dengan cashback Rp. 50 ribu. Ini untuk mengawali e- retribusi, sehingga tidak lagi manual dan menjamin retribusinya tepat waktu dan transparan.

Pemerintah Kabupaten Jember pada program yang telah direncanakan salah satunya yaitu membangun dan merevitalisasi pasar yang ada di Kabupaten Jember.

Dengan berkembangnya pasar tradisional maka pasar tradisional perlu diberdayakan agar supaya dapat tumbuh dan berkembang serasi dengan pasar modern yang saling memerlukan, saling memperkuat serta saling menguntungkan bagi semua pihak. Pemerintah pusatpun menyiapkan Anggaran Pendapatan Belanja Negara dengan menggencarkan Pembangunan dan merevatalisasi pasar tradisional.

DAFTAR PUSTAKA

Caroline, Studi Kelayakan Pasar Ngalihan Kota Semarang, Jurnal Dinamika Manajemen, Volume 2, Nomor 2, 2011.

Kahar Haerah, (2016). Metodologi Penelitian Sosial. Fisipol Universitas Muhammadiyah Jember.

Perda Kab.Jember no 13 tahun 2006 tentang Pengelolaan Pasar yang dikuasai oleh Pemerintah Kabupaten Jember.

Perda Kab.Jember no 9 tahun 2016 tentang Perlindungan Pasar Rakyat dan Penataan Pusat Perbelanjaan Serta Toko Swalayan

Siswanto A Victorianus. (2012). Strategi dan Langkah-Langkah Penelitian.

Cetakan Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

RPJMD Kabupaten Jember Tahun 2016-2021

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang dilakukan oleh Meylinda Fitria Chairani mahasiswi Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia

Tujuan penulisan ilmiah ini adalah untuk mengetahui apakah pelanggan merasa puas atau tidak terhadap pelayanan yang diberikan Burger & Grill, dengan menggunakan metode skala

penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dalam perspektif gender pencapaian Program TB DOTS mulai dari penemuan pasien TB, Diagnosis pasien TB dan Hasil Pengobatan

Sebagai tindak lanjut dari Berita Acara Pelelangan Gagal ini, maka POKJA ULP akan mengumumkan kembali Proses Pelelangan untuk paket pekerjaan sebagaimana

Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama dalam bidang teknologi kendali sangat pesat sekali dan telah membawa perubahan di segala bidang terutama

dengan pengambil keputusan internal dan eksternal untuk tindak lanjut dari hasil manajemen risiko yang dilakukan.  Peningkatan kesadaran >>Strategi

Untuk menganalisis hubungan faktor sosial ekonomi yang meliputi umur petani, tingkat pendidikan, lama berusahatani, luas lahan, dan jumlah tanggungan keluarga terhadap

adalah utusan Allah.” Syahadat kedua ini juga mengandung prinsip dasar ajaran bahwa Muhammad SAW adalah ikutan dan rujukan dalam praktik ibadah kepada Allah