1 A. Latar Belakang Masalah
Persalinan adalah proses alamiah yang sudah digariskan Tuhan untuk
kaum ibu dan tentunya tiap ibu ingin dapat melahirkan secara normal. Saat
menanti detik-detik kelahiran ada begitu banyak perasaan menegangkan, tetapi
perasaan itu seketika hilang setelah melihat si jabang bayi keluar dari rahim
ibunya , menangis keras dengan fisik yang sempurna (Baety, 2011).
Sectio Ceasare (SC) adalah suatu pembedahan guna melahirkan anak
lewat insisi pada dinding abdomen dan uterus. Pembedahan ceasarea professional
yang pertama di lakukan di Amerika Serikat pada tahun 1827. Sebelum tahun
1800 sestio ceacarea jarang dikerjakan dan biasanya fatal. Angka mortilitasnya 52
persen yang terutama di sebabkan oleh infeksi dan perdarahan (Oxorn&Forte,
2010).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), standar rata-rata operasi caesar
disebuah negara adalah sekitar 5–15% dindonesia, persentase operasi
caesar sekitar 5%. Di rumah sakit pemerintah rata-rata 11%, sementara di rumah
sakit swasta bisa lebih dari 30%. Kecenderungan peningkatan jumlah pasien yang
menjalani operasi caesar di rumah sakit swasta ini sempat mengkhawatirkan para
dokter yang patuh pada kode etik kedokteran. Bukan saja di Indonesia, tapi juga
(ICAN–JaringanMasyarakat Internasional Peduli Caesar). American College
of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), Perkumpulan Ahli Obstetrik dan
Ginekologi di Amerika) telah memberikan peraturan untuk para anggotanya,
yakni untuk sebuah operasi Caesar, mereka harus menunjukkan pada pasien
bukan saja prosedur operasi, tapi juga harus menjelaskan bahwa operasi caesar
lebih berisiko untuk ibu dan bayinya dibandingkan dengan persalinan normal.
Harus diakui banyak wanita yang merasa khawatir harus menjalani persalinan
normalnya karena sering mendengar cerita orang lain mengenai rasa sakit yang
akan dialaminya pada proses persalinan normal. Padahal di ujung cerita biasanya
orang tersebut mengatakan merasa lega dan bahagia begitu buah hatinya lahir.
Rasa sakit yang mendera sebelumnya hampir-hampir tidak terasa lagi.
Berdasarkan data dari catatan rekam medik RSUD Sukoharjo pada tahun
2010 jumlah pasien dengan indikasi ketuban pecah dini sebanyak 179 pasien.
Angka tersebut membuktikan bahwa KPD merupakan masalah kesehatan dimana
besarnya masalah KPD dapat dilihat dari tingginya presentase Angka Kemantian
Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
AKI dan AKB di Indonesia merupakan angka tertinggi di bandingkan
dengan Negara-negara ASEAN lain. Berbagai factor yang terkait dengan resiko
terjadinya komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan dan cara
pencegahannya telah diketahui, namun demikian jumlah kematian ibu dan bayi
Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2006, AKI indonesia adalah
307 per 100000 kelahiran hidup pada 2002, sedangkan AKB di Indonesia sebesar
35 per 1000 kelahiran hidup. Penyebab langsung maternal yang paling umum di
Indonesia adalah pendarahan 28%, KPD 24%, infeksi 11%. Penyebab kematian
bayi yaitu 38,94%, afiksia 27,97%. Hal ini menunjukka bahwa 66,91% kematian
parinatal dipengaruhi oleh kondisi ibu saat melahirkan.
Ketuban Pecah Dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum
persalinan . Bola ketuban Pecah Dini terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu
disebut Ketuban Pecah Dini pada kehamilan premature . Dalam keadaan normal
8-10 % perempuan hamil aterm akan mengalami ketuban pecah dini, ketuban
pecah dini premature terjadi pada 1 % kehamilan (Prawirihardjo, 2008).
Dengan alasan tersebut, penulis tertarik untuk membuat karya tulis ilmiah
(KTI) dengan judul “ Asuhan Keperawatan pada Ny . S dengan section ceasarea
indikasi Ketuban pecah Dini Di ruang bougenvile RSUD Sukoharjo“.
B. Identifikasi Masalah
Bagaimana penatalaksanaan asuhan keperawatan pada Ny. S dengan post
operasi sectio caesaria atas indikasi ketuban pecah dini ( KPD ) di ruang
Bougenvile RSUD Sukoharjo.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan ini adalah mahasiswa sebagai calon perawat
post operasi sectio caesaria atas indikasi ketuban pecah dini ( KPD ) dengan
menggunakan manajemen keperawatan sesuai dengan diagnosa yang muncul.
2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien sectio caesaria
atas indikasi KPD yang meliputi:
a. Pengkajian pada pasien post sectio caesarea atas indikasi KPD
b. Membuat analisa data pada pasien post sectio caesarea atas indikasi KPD
c. Menegakkan diagnosa keperawatan pada post sectio caesarea atas
indikasi KPD
d. Membuat rencana tindakan pada post sectio caesarea atas indikasi KPD
e. Melaksanakan tindakan pada post sectio caesarea atas indikasi KPD
f. Membuat evaluasi post sectio caesarea atas indikasi KPD
D. Manfaat
1. Manfaat bagi penulis
Untuk menambah pemahaman peneliti dan memberikan pengalaman
yang nyata tentang pengkajian asuhan keperawatan pada pasien post operasi
sectio caesaria indikasi KPD.
2. Manfaat bagi pasien dan keluarga pasien.
Pasien dan keluarga pasien dapat mengetahui tentang cara perawatan
pada pasien post operasi sectio caesaria indikasi KPD.
Dapat di gunakan sebagai informasi bagi institusi pendidikan dalam
pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan dimasa yang akan datang.
4. Manfaat bagi pembaca
Dapat di manfaatkan sebagai informasi dan sebagai penambah