• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGUKURAN ANAK USIA DINI MELALUI METODE BERMAIN PERAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGUKURAN ANAK USIA DINI MELALUI METODE BERMAIN PERAN."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGUKURAN ANAK USIA

DINI MELALUI METODE BERMAIN PERAN

(Penelitian tindakan kelas pada kelompok B Raudhathul Athfal Istiqomah, Jln. Istiqomah, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Tahun Pelajaran 2013/

2014).

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru

Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh:

Hima Rahmawati

0902856

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014

(2)

Hima Rahmawati, 2014

Meningkatkan Kemampuan Pengukuran Anak Usia Dini Melalui Metode Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGUKURAN ANAK USIA DINI MELALUI METODE BERMAIN PERAN

(Penelitian tindakan kelas pada kelompok B Raudhathul Athfal Istiqomah, Jln. Istiqomah, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Tahun Pelajaran

2013/ 2014).

Oleh

Hima Rahmawati

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru

Pendidikan Anak Usia Dini

Hima Rahmawati

Univarsita Pendidikan Indonesia

Januari 2004

Hak cipta dilindungi oleh undang- undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian ,

(3)
(4)

Hima Rahmawati, 2014

Meningkatkan Kemampuan Pengukuran Anak Usia Dini Melalui Metode Bermain Peran

(5)

1 Volume 2, Nomor 1, April 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGUKURAN ANAK USIA

DINI MELALUI METODE BERMAIN PERAN

Hima Rahmawati

1

, Ocih Setiasih

2

, Rita Mariyana

3

Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

Email :himarahmawati46@yahoo.com

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan pengukuran setelah diterapkan metode bermain peran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Adapun teknik yang digunakan melalui observasi dan dokumentasi. Subjek dalam penelitian ini adalah anak kelompok B RA istiqomah Lembang yang berjumlah 8 orang Rumusan masalah dalam penelitian ini: (1) bagaimana kondisi objektif kemampuan pengukuran pada anak kelompok B di RA Istiqomah? (2) bagaimana penerapan metode bermain peran dalam meningkatkan kemampuan pengukuran pada anak kelompok B di RA Istiqomah? (3) Bagaimana kemampuan pengukuran setelah diterapkan metode bermain peran pada anak kelompok B di RA Istiqomah. Penelitian ini dilakukan 2 siklus. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan pengukuran melalui metode bermain peran. Pada siklus 1 anak berada pada kategori baik (B) sebanyak 2 anak dan cukup (C) sebanyak 6 anak. Siklus 2 mengalami peningkatan, anak yang berada pada kategori baik (B) sebanyak 7 anak dan cukup (C) sebanyak 1 anak. Peningkatan kemampuan pengukuran menunjukkan perubahan dari setiap siklus. Presentasi kemampuan pengukuran anak pada observasi awal menunjukkan bahwa yang berada pada kategori baik (B) sebesar 12,5%,cukup (C) 25% dan kurang (K) sebesar 62,5%,. Sedangkan setelah diberikan kegiatan metode bermain peran mengalami peningkatan. Pada siklus 1 menunjukkan bahwa kemampuan konsep pengukuran anak yang berada pada kategori baik (B) sebesar 25%, cukup (C) sebesar 75% dan kurang (K)0%. Kemudian pada siklus 2 kemampuan konsep pengukuran anak berada pada kategori baik (B) sebesar 87,5 %, kategori cukup (K) sebesar 12,5% dan kategori kurang (K) sebanyak 0%. Adapun kriterianya adalah: B (Baik)anak dapat melakukan dengan sangat baik, C (cukup) anak dapat melakukan cukup baik dengan sedikit bantuan dan K (kurang) anak dapat melakukan dengan mendapat bantuan penuh dari awal sampai akhir.

Kata Kunci: Kemampuan pengukuran, bermain peran

(6)

Hima rahmawati Meningkatkan Kemampuan pengukuran 2

Hima Rahmawati, 2014

Meningkatkan Kemampuan Pengukuran Anak Usia Dini Melalui Metode Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

INREASING THE ABILITY OF EARLY CHILDHOOD MEASUREMENT CONCEPT THROUGH THE ROLE PLAY METHOD

Hima Rahmawati 1, Ocih Setiasih 2 , Rita Mariyana 3

Teacher Education Early Childhood Education Faculty of Education

Indonesia University of Education Email : himarahmawati46@yahoo.com

Abstract

The purpose of this research is to gain an overview of measurement capabilities as applied methods a role play . The method used in this study is action research ( PTK ) The techniques used through observation and documentation . Subjects in this study were children in group B RA istiqomah Lembang , amounting to 8 person. Formulation of the problem in this study : (1) how to measure the ability of the objective conditions of children in group B in RA Istiqomah ? (2) how the application of the method to play a role in enhancing the ability of the measurement in children in group B RA Istiqomah ? (3) How to apply the method of measurement capabilities after playing the role of the child in the RA group B Istiqomah . This research was done 2 cycles . The results showed an increase in the ability of the measurement method through role play . In cycle 1 children are in either category (B) of 2 kids and enough (C) of 6 children . Cycle 2 has increased , children who are in the good category (B) of 7 children and fairly (C) by 1 child . Improved measurement capability shows the changes of each cycle . Presentation at the child's ability to measure the beginning observations indicate that the well is in category (B) of 12.5 % , sufficient (C) 25 % and less (C) amounted to 62.5 % . Meanwhile, after being given a role play activity the method has increased . In cycle 1 shows that the ability of the concept of measuring children who are in the good category (B) by 25 % , sufficient (C) by 75 % and less (K) 0 % . Then in the second cycle the concept of children 's measuring ability to be in the good category (B) of 87.5 % , the sufficient category (K) of 12.5 % and less category (K) of 0 % . The criteria are : B (Good) child can do very well , C (quite) a child can do quite well with a little help and K (approximately) the child can do to get full support from start to finish .

Keywords : measurement capabilities , role play

1Writers

(7)

DAFTAR ISI

BAB II MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGUKURAN MELALUI BERMAIN PERAN A. Matematika untuk Anak Usia Dini……….. 7

1. Definisi Matematika……….. 7

2. Tujuan Pembelajaran Matematika untuk Anak Usia Dini…… 8

3. Manfaat Pembelajaran Matematika untuk Anak Usia Dini…. 8 4. Tahap- tahap Perkembangan Pemahaman Konsep Matematika Anak Usia Dini………... 9

5. Pengenalan Pengukuran pada Anak Usia Dini……… 10

A.Bermain Peran……… 15

1.Definisi Bermain……… 15

2.Macam- macam Metode Bermain ... 17

3.Definisi Bermain Peran... 24

4.Tujuan dan Manfaat Bermain Peran……….. 27

5.Peranan Bermain Peran dan Implementasinya di Taman Kanak- kanak... 28

6. Keunggulan dan Kelemahan Bermain Peran………... 30

7.Penelitian Terdahulu………... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.Metode Penelitian………... 35

B.Proses Pelaksanaan Tindakan………... 39

C.Lokasi dan Subjek Penelitian……… 41

D.Teknik Pengumpulan Data……….. 41

E. Teknik Pengelolaan dan Analisis Data………... BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian………...... 43

1. Kondisi Objektif Kemampuan Konsep Pengukuran pada Anak Kelompok B di RA………. 43

(8)

Hima Rahmawati, 2014

Meningkatkan Kemampuan Pengukuran Anak Usia Dini Melalui Metode Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Meningkatkan Kemampuan Pengukuran Anak di RA

Istiqomah………... 50

3. Peningkatan Kemampuan Pengukuran Melalui Metode

Bermain Peran pada Anak Kelompok B di RA…………... 72

B. Pembahasan……… 75

1. Kondisi Objektif Kemampuan Konsep Pengukuran pada Anak

Kelompok B di RA………. 75

2. Implementasi Penerapan Metode Bermain Peran dalam Meningkatkan Kemampuan Pengukuran pada Anak Kelompok B di RA………... 76

3. Peningkatan Kemampuan Pengukuran melalui Bermain Peran pada Anak Kelompok B di RA ……... 83 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan………. 86 B. Rekomendasi………... 88

DAFTAR PUSTAKA………... 90 LAMPIRAN

(9)

BAB 1

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, dapat kita saksikan bersama tuntutan berbagai pihak agar anak menguasai konsep dan keterampilan matematika semakin gencar, hal ini mendorong beberapa lembaga pendidikan anak usia dini dalam mengajarkan konsep- konsep matematika lebih menekankan pada penguasaan angka dan operasi melalui metode drill dan praktek- praktek paper pencil test. Kondisi dan tuntutan di lapangan , ada beberapa Sekolah Dasar (SD) mengeluarkan ketentuan agar anak- anak yang mendaftar sudah memiliki kemampuan calistung, bahkan ada pula yang melakukan tes seleksi dengan alasan untuk membatasi jumlah pendaftar yang cukup banyak(Sriningsih, 2009:2- 3).

Menurut Solehuddin (2000: 85) bahwa:

“ Pembelajaran yang hanya menitikberatkan kepada penguasaan baca, tulis dan berhitung merupakan sesuatu yang tidak lengkap dan berdampak negatif terhadap perkembangan anak karena hanya mengembangkan sebagian aspek dari kecakapan individu sembari” mematikan” pengembangan kecakapan lainnya. Dengan demikian, yang lebih dikehendaki adalah suatu pendekatan dan strategi pendidikan bagi anak yang lebih integratif dan komperehensif serta sesuai dengan dunia dan kebutuhannya”.

(10)

Hima Rahmawati, 2014

Meningkatkan Kemampuan Pengukuran Anak Usia Dini Melalui Metode Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bentuk geometri, memecahkan masalah sederhana, mengenal pengukuran, mengenal konsep waktu, dan lain- lain.

Marrison (2012:305) mengemukakan:

“Ada Sepuluh standar Nasional Council of Teachers of Mathematics (NCTM) adalah bilangan dan operasinya (number and operasional), aljabar(algabre), geometri(geomertry), pengukuran(measurement), analisis data dan probabilitas(data analysis and probability), penyelesaian masalah(problemsolving), penalaran dan pembuktian(reasoning and proof), komunikasi(comunication), koneksi(connections), dan representasi(reprentasion)”.

Pada kurikulum Taman Kanak- kanak, pengembangan kognitif dibagi menjadi tiga., yaitu (1) pengetahuan umum dan sains,(2) konsep bentuk, ukuran dan pola ,(3) konsep bilangan, lambang bilangan dan huruf. Pengukuran terdapat pada konsep bentuk, warna, ukuran dan pola. Adapun indikatornya adalah: (1) mengenal perbedaan berat- ringan, panjang- pendek, (2) mengukur panjang dengan langkah, jengkal, lidi, ranting, penggaris, meteran, dll, (3) membedakan berat benda dengan timbangan (buatan atau sebenarnya), (4) mengisi dan menyebutkan isi wadah(satu gelas, satu botol, dll, dengan air, pasir, biji- bijian, beras,dll).

Kegiatan pembelajaran matematika di Taman Kanak- kanak biasanya menggunakan lembar kerja anak (LKA). Hal ini dikarena tuntutan dari orang tua yang memasukan anaknya ke taman kanak- kanak mengharapkan setelah tamat akan menguasai keterampilan tersebut. Begitu pula yang terjadi di RA Istiqomah Lembang untuk pembelajaran matematika khususnya konsep pengukuran, anak- anak hanya mengerjakan lembar kerja (LKA). Misalnya anak disuruh mewarnai gambar alat untuk mengukur atau anak disuruh mengelompokan gambar alat untuk mengukur. Anak tidak diberi kesempatan melakukan pengukuran dengan menggunakan alat ukur yang sebenarnya dan mengeksplor benda yang ada di sekitarnya.

(11)

belum paham kalau mengukur itu dimulai dari angka nol, angka tersebut harus tepat diujung meja yang akan anak ukur. Mereka mengukur secara sembarangan saja. Begitu pula untuk mengukur lebar buku dengan menggunakan penggaris, untuk mengukur jarak dengan langkah kaki anak- anak belum dapat menyesuaikan hitungan dengan langkahnya. Kemudian untuk mengukur jarak dengan menggunakan jengkal, anak- anak belum dapat menjengkal dengan benar. Pada pengukuran berat menggunakan timbangan, .ada sebagian anak yang belum tahu timbangan yang berat dan yang ringan. Kemudian anak juga belum dapat menunjukkan benda yang paling pendek dan paling panjang dan menunjukkan isi yang penuh dan setengah.

Sesuai dengan uraian di atas Sriningsih(2009:4), mengemukakan:

“Sebenarnya dalam menyampaikan kegiatan matematika khususnya dalam konsep pengukuran, metode yang tepat antara lain dengan menggunakan pendekatan terpadu (integrated). Pendekatan terpadu untuk anak usia dini memiliki ciri- ciri tersendiri, karena pembelajaran disajikan berdasarkan tema- tema belajar”.

Pembelajaran matematika melalui pendekatan terpadu merupakan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik berpikir anak yang bersifat holistik (menyeluruh).Anak dapat belajar berbagai konsep dan pengetahuan matematika secara mudah karena dikaitkan dengan pengalaman terdekat yang pernah dialaminya .Dalam menyampaikan pembelajaran matematika harus menggunakan tema- tema yang memudahkan anak membangun konsep tentang benda atau peristiwa yang ada dilingkungannya. Tema yang disampaikan harus yang berkaitan dengan pengalaman terdekat dan pernah dialami dalam kehidupan sehari- hari anak.

(12)

Hima Rahmawati, 2014

Meningkatkan Kemampuan Pengukuran Anak Usia Dini Melalui Metode Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(2008) bermain juga dapat menjadi ajang belajar bagi anak, baik belajar membaca, berhitung.pendapat tersebut hampir sama dengan yang dikemukakan oleh Rosalina (Magfiroh, 2012) permainan ini sangat bagus untuk anak karena kemampuan fantasi, kognitif, emosi dan sosial anak tengah berkembang.

Disimpulkan bahwa bermain peran tidak saja mengembangkan bahasa dan sosial anak, tetapi dapat mengembangkan kognitif (daya pikir) serta kreatifitas anak. Pembelajaran matematika dengan menggunakan metode bermain peran akan memudahkan anak, misalnya anak dapat menghitung, mengelompokan warna, mengenal konsep bilangan, mengelompokan bentuk geometri,memecahkan masalah sederhana, mengenal konsep ukuran,dll.Semua itu terdapat dalam pembelajaran matematika, dengan demikian anak tidak menyadari mereka sedang belajar matematika.

Salah satu kegiatan bermain peran yang bisa disampaikan kepada anak contohnya, situasi di pasar dengan cara memerankan seseorang yang pernah ia lihat sebelumnya, karena pada tahap ini anak berada pada tahap meniru (imitasi). Misalnya anak berperan sebagai tukang dagang mereka dapat menimbang benda dengan menggunakan timbangan yang diminta oleh pembeli atau anak dapat menggunakan literan untuk menjual berasnya, dapat mengukur dengan menggunakan meteran,Secara tidak langsung anak dapat mempelajari konsep pengukuran secara alami melalui berbagai aktivitas belajar yang menarik dan menyenangkan. Dengan begitu anak dapat memahami konsep pengukuran.

Berdasarkan permasalahan yang diuraikan di atas, maka penelitian ini memfokuskan kajian pada:

“Meningkatkan Kemampuan Pengukuran Anak Usia Dini Melalui Metode Bermain Peran”.

B.Rumusan Masalah

(13)

2. Bagaimana penerapan metode bermain peran dalam meningkatkan kemampuan pengukuran pada anak kelompok B di Raudhatul Athfal Istiqomah?

3. Bagaimana kemampuan pengukuran setelah diterapkan metode bermain peran pada anak kelompok B di Raudhatul Athfal Istiqomah?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kondisi objektif kemampuan dalam mengenal pengukuran pada anak kelompok B di Raudhatul Athfal

2. Untuk mengetahui penerapan metode bermain peran dalam meningkatkan kemampuan mengenal pengukuran pada anak kelompok B di Raudhatul Athfal

3. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan anak dalam mengenal pengukuran setelah diterapkan metode bermain peran.

D.Manfaat Hasil Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, akan diperoleh manfaat/ pentingnya penelitian. Manfaatnya sebagai berikut:

1. Bagi anak

Memberikan pengalaman dan wawasan baru pada anak dalam meningkatkan pengetahuan tentang pengukuran.

2. Bagi guru

Menambah pengetahuan dan berbagai sarana dalam menerapkan pembelajaran matematika khususnya mengenal konsep pengukuran di Raudhatul athfal.

3. Bagi sekolah

(14)

Hima Rahmawati, 2014

Meningkatkan Kemampuan Pengukuran Anak Usia Dini Melalui Metode Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E.Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan pada bab ini adalah sebagai berikut:

BAB 1 mengemukakan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II mengemukakan tentang matematika untuk anak usia dini yang terdiri dari definisi matematika, tujuan pembelajaran matematika untuk anak usia dini, manfaat pembelajaran matematika untuk anak usia dini, tahap- tahap perkembangan pemahaman konsep matematika anak usia dini, pengenalan pengukuran pada usia dini. Kemudian bermain peran yang terdiri dari: definisi bermain, , macam- macam metode bermain, definisi bermain peran, tujuan dan manfaat bermain peran, , peranan bermain peran dan implementasinya di taman kanak- kanak, keunggulan dan kelemahan bermain peran serta penelitian terdahulu.

BAB III mengemukakan tentang metode penelitian, proses pelaksanaan tindakan yang terdiri dari: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan, dan refleksi. lokasi dan subjek penelitian. Teknik pengumpulan data dan teknik pengelolaan dan analisis data.

BAB IV mengemukakan tentanghasil penelitian dan pembahasan yang terdiri dari: hasil penelitian, Kondisi Objektif Kemampuan Pengukuran Pada Anak Kelompok B di RA, Implementasi Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Meningkatkan Kemampuan Pengukuran Anak Kelompok B di RA, Peningkatan Kemampuan Pengukuran Melalui Metode Bermain PeranPada Anak Kelompok B di RA. Pembahasan yang terdiri dari: Kondisi Objektif Kemampuan Pengukuran Pada Anak Kelompok B di RA, Implementasi Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Meningkatkan Kemanmpuan Pengukuran Pada Anak Kelompok B di RA,Peningkatan Kemampuan Pengukuran Melalui Metode Bermain Peran Pada Anak Kelompok B di RA.

(15)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah PTK (Penelitian Tindakan Kelas).Wardani (Nurlela, 2009: 46) menyatakan bahwa “ Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.

Dalam bahasa Inggris Penelitian Tindakan Kelas ini diartikan dengan Classroom Action Research (CAR) yaitu sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri (dilakukan dalam pembelajaran biasa bukan kelas khusus).Penelitian tindakan kelas dilakukan dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif. Tujuannya adalah untuk memperbaikikinerja guru yang bersangkutan supaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa sebagaimana Carl dan Kemmis yang dikutip oleh Siswojo Harjodipuro (Muslihuddin, 2009: 6) mengemukakan bahwa: Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu bentuk refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan (guru, siswa, atau kepala sekolah) dalam situasi- situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran (a) praktik- paraktik sosial atau pendidikan yang dilakukan sendiri, (b) pengertian mengenai praktik- praktik ini dan (c) situasi- situasi (dan lembaga- lembaga) tempat praktik- praktik tersebut dilaksanakan.

Pendapat di atas hampir sama dengan yang dikemukakan oleh Natalia dan Dewi (2008: 6-7) bahwa:

(16)

Hima Rahmawati, 2014

Meningkatkan Kemampuan Pengukuran Anak Usia Dini Melalui Metode Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hal serupa juga dikemukakan oleh Suhardjono (2007) Penelitian Tindakan Kelas ini adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan meningkatkan mutu praktik pembelajaran di kelasnya. Kusnandar (2008) mengungkapkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah:

“ Penelitian Tindakan (action research) yang dilakukan guru yang sekaligus sebagai peneliti di kelasnya bersama- sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan cara meancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki/ meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran dikelasnya melalui suatu tindakan (treatment) tertentu dalam suatu

siklus.”

Penelitian Tindakan kelas berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar yang terjadi di kelas.Menurut Arikunto dalam Suyadi (2012:3), Penelitian Tindakan Kelas melalui paparan gabungan definisi dari tiga kata. Penelitian, Tindakan, dan Kelas sebagai berikut:

1. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian terbentuk rangkaian siklus kegiatan.

3. Kelas adalah sekelompok siswa dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.

Menurut Suyadi (2012:3), penelitian tindakan kelas adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan.

(17)

memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan sistem, metode kerja, proses, isi, kompetensi, dan situasi.

Menurut John Elliot (Muslihudin, 2009:6) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah suatu kegiatan tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan penelitian didalamnya yaitu: (1) Perencanaan tindakan, (2) Pelaksanaan tindakan, (3) Pengamatan, (4) Refleksi. Berkaitan dengan hal tersebut, Suyatna (Muslihudin, 2009: 28- 29) mengemukakan bahwa: “Manfaat itu antara lain dapat dilihat dan dikaji dalam beberapa komponen pendidikan atau pembelajaran di kelas dan kemanfaatan yang terkait dengan komponen pembelajaran antara lain mencakup: (1) Inovasi pembelajaran; (2) pengembangan kurikulum di tingkat regional/ nasional; dan (3) peningkatan profesionalisme pendidikan.

Dengan memahami dan kemudian mencoba melaksanakan penelitian tindakan diharapkan kemampuan pendidikan dalam pembelajaran makin meningkat kualitasnya dan sekaligus meningkatkan kualitas pendidik / tenaga

kependidikan yang sekarang menjadi hambatan utama.”

Lebih lanjut Sanjaya W (2010: 27) mengungkapkan bahwa ada beberapa hal yang harus digaris bawahi mengenai penelitian tindakan kelas, yaitu:

1. Penelitian Tindakan Kelas adalah proses, artinya PTK adalah rangkaian dari mulai menyadari adanya masalah, kemudian tindakan untuk memecahkan masalah dan refleksi terhadap tindakan yang telah dilakukannya.

2. Masalah yang dikaji adalah masalah pembelajaran yang terjadi di dalam kelas, artinya PTK memfokuskan pada masalah yang berkaitan dengan proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dan guru di dalam kelas. 3. PTK dimulai dan diakhiri dengan kegiatan refleksi diri artinya yang

melaksanakan PTK itu sendiri adalah guru. Guru merupakan pemeran utama dalam PTK.

(18)

Hima Rahmawati, 2014

Meningkatkan Kemampuan Pengukuran Anak Usia Dini Melalui Metode Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. PTK dilakukan dalam situasi nyata, artinya aksi yang dilakukan oleh guru dilaksanakan dalam setting pembelajaran yang sebenarnya tidak mengganggu program pembelajaran yang sudah direncanakan.

Menurut Harjodipuro ( Muslihuddin,2009:7), Penelitian tindakan kelas adalah suatu pendekatan untuk memperbaiki pendidikan melalui perubahan dengan dorongan para guru untuk memikirkan praktek mengajarnya sendiri agar kritis terhadap praktek tersebut dan agar mau mengubahnya. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas yaitu bahwa problem yang diangkat sehari- hari yang dihadapi oleh guru di kelas.

Muslihuddin (2009:5), mengemukakan hakekat Penelitian Tindakan Kelas

merupakan rangkaian “ riset- tindakan- riset- tindakan…….” Yang dilakukan secara siklus, dalam rangka memecahkan masalah, sampai masalah itu terpecahkan.

(19)

Dibawah ini model Penelitian Tindakan Kelas

Gambar 3.1 Riset Aksi Model Jhon Elliot

Sumber: Kiat Sukses Melakukan PTK dan Sekolah, Panduan Praktis Untuk Guru dan Tenaga Kependidikan. (Muslihuddin, 2011).

B.Proses Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan mengenal pengukuran melalui kegiatan bermain peran. Adapun secara rinci, rencana pelaksanaan tindakan padasetiap siklus adalah sebagai berikut:

a. Tahap perencanaan

Pada kegiatan awal yaitu pendahuluan dimaksudkan untuk mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan konsep pengukuran anak RA dengan penerapan metode bermain peran. Pada tahap perencanaan ada beberapa hal yang dilakukan

PELAKSANAAN

PERENCANAAN

PELAKSANAAN

PENGAMATAN

REFLEKSI

PENGAMATAN PERENCANAAN

REFLEKSI SIKLUS

I

SIKLUS II

ii

(20)

Hima Rahmawati, 2014

Meningkatkan Kemampuan Pengukuran Anak Usia Dini Melalui Metode Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

oleh peneliti, antara lain: menyusun scenario penerapan metode bermain peran, membuat rencana kegiatan harian (RKH), menyiapkan media/ sumber pembelajaran yang akan digunakan, dan mempersiapkan lembar observasi serta evaluasi untuk akhir siklus.

b. Pelaksanaan Tindakan

Merupakan implementasi yang dirancang dalampembelajaran yang sudah dibuat peneliti dan anak melakukan kegiatan pembelajaran melalui kegiatan bermain peran. Pada tahap ini peneliti berperan sebagai observer dan harus mengacu pada perencanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

c.Tahap Pengamatan

Selama kegiatan berlangsung peneliti melakukan pengamatan, memantau secara menyeluruh terhadap pelaksanaan ini menggunakan instrument pengumpulan data yang telah ditetapkan sehingga diperoleh seperangkat tentang data pelaksanaan tindakan, kendala- kendala yang dihadapi, kesempatan dan peluang yang ada berkaitan dengan kemampuan meningkatkan konsep pengukuran melalui metode bermain peran yang telah direncanakan dan diaplikasikan di dalam kelas. Pada tahap ini peneliti menyiapkan instrument penelitian untuk guru dan anak. Peneliti mengamati segala proses aktivitas pembelajaran mengenai konsep pengukuran melalui bermain peran. Pengamatan dilakukan secara kontinyu dari siklus 1 sampai siklus 2. Adapun yang diamati adalah: ketertarikan dan keseriusan dalam mengukur, kelancaran dan keseriusan dalam mempelajari konsep pengukuran, dan kekurangan terjadi dalam pembelajaran.

(21)

d.Refleksi

Refleksi adalah aktivitas melihat berbagai kekurangan yang dilaksanakan guru selama tindakan, hal ini sama yang diungkapkan oleh Muslihuddin

(2009:64) “ Reflection adalah kegiatan mengulas secara kritis (reflektif) tentang perubahan yang terjadi (1) pada siswa (2) suasana kelas (3) guru. Peneliti melakukan refleksi dari siklus ke I dan II.

Menurut Suyadi (2012:24-25), refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan.jika penelitian dilakukan oleh diri sendiri lebih tepat disebut evaluasi diri. Evaluasi diri adalah interospeksi terhadap diri sendiri, harus jujur pada diri sendiri untuk mengakui kelemahan dan kelebihannya. Tahapan yang ini merupakan bagian yang sangat penting untuk dilaksanakan karena hasil analisis dta di lapangan pada hari ini dapat memberikan arahan untuk perbaikan pada siklus selanjutnya, apabila belum berhasil.Kegiatan penelitian dilaksanakan sampai pembelajaran berhasil secara meksimal/ terjadi perubahan dalam kemampuan meningkatkan konsep pengukuran.

C.Lokasi dan Subyek Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan di RA (Raudhatul Athfal) Istiqomah yang beralamat di Jalan Istiqomah no. 3 Desa Lembang Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung barat.Adapun pelaku tindakan adalah peneliti sendiri, karena peneliti adalah salah satu tenaga pendidik di RA Istiqomah.Subjek penelitiannya adalah anak- anak kelompok B tahun pelajaran 2013/ 2014 yang berjumlah 8 orang yang terdiri dari 4 orang laki- laki dan 4 orang perempuan.

D.Teknik Pengumpulan Data

(22)

Hima Rahmawati, 2014

Meningkatkan Kemampuan Pengukuran Anak Usia Dini Melalui Metode Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Muslihuddin (2009: 60) menyatakan bahwa pengertian observasi adalah kegiatan pengamatan ( pengambilan data) Untuk memotret sejauh mana efek tindakan telah mencapai sasaran. Catatan observasi ini dipergunakan Untuk mengetahui sejauh mana peningkatan yang terjadi pada kemampuan pengukuran anak, respon anak terhadap apa yang dilakukan oleh guru pada saat kegiatan bermain peran dipergunakan pada saat proses bermain peran, sikap anak yang terlihat pada proses pembelajaran, cara guru melaksanakan kegiatan bermain peran dalam meningkatkan kemampuan mengenal pengukuran dengan menggunakan satuan standard baku dan tidak baku serta sikap guru terhadap anak.

E.Teknik pengelolaan dan Analisis Data

(23)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang “ Meningkatkan Kemampuan Pengukuran Anak Usia Dini Melalui Metode Bermain Peran” yang dilaksanakan di RA Istiqomah pada kelompok B Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kondisi objektif kemampuan dalam meningkatkan konsep pengukuran anak usia dini melalui metode bermain peran di RA Istiqomah kelompok B masih rendah, hal tersebut ternilai masih sedikit anak yang dapat melakukan pengukuran dengan menggunakan alat ukur.

2. Pelaksanaan pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan pengukuran anak usia dini melalui metode bermain peran dilakukan dengan dua siklus, setiap siklus terdiri dari 2 tindakan. Setiap tindakan meliputi: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/ observasi dan refleksi. pada pelaksanaan kegiatan bermain peran, anak- anak dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok ke satu menjadi pedagang dan kelompok ke dua menjadi pembeli. Kegiatan bermain peran dilakukan dengan cara bergiliran

(24)

87

Hima Rahmawati, 2014

Meningkatkan Kemampuan Pengukuran Anak Usia Dini Melalui Metode Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menunjukkan benda yang timbangannya paling berat, dan menunjukkan benda yang timbangannya paling ringan.Hasil nilai yang diperoleh anak pada siklus 2, yang mendapat nilai baik (B) sebanyak 87,5%, nilai cukup(C) 0% dan nilai kurang (K) 0%.

B.Rekomendasi

Berdasarkan kajian teoritis serta hasil dari penelitian ini, peneliti berusaha memberikan rekomendasi bagi peningkatan kognitif khususnya yang berkaitan dengan konsep pengukuran anak RA

1. Bagi guru

Sebagai bahan pertimbangan bagi guru dalam merencanakan kegiatan pembelajaran yang bervariasi Menurut hasil penelitian, metode bermain peran dapat meningkatkan kemampuan konsep pengukuran anak. Guru juga dapat menggunakan metode yang lain sesuai dengan tema.

2. Bagi kepala RA

Menyediakan fasilitas seperti: timbangan, neraca, meteran, penggaris, untuk mendukung proses pembelajaran dalam menstimulasi perkembangan khususnya perkembangan kognitif anak.

3. Bagi anak

(25)

DAFTAR PUSTAKA

Delphie (2009) Matematika Untuk Anak Berkebutukan khusus. Klaten.:PT Intan Sejati.

Dhieni, Nurbiana dkk (2008). Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta:Universitas Terbuka.

DIKNAS, (2009).Himpunan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia. Jawa Barat:Tidak diterbitkan

Farhiyah, Siti Ayu(2012). Meningkatkan Kemampuan Membaca Dini Anak Taman Kanak- kanak Melalui Metode Bermain Peran (Role Play). Bandung: UPI. Tidak diterbitkan

Fitriani Amilah(2007)Pengaruh bermain Peran (Role Playing) makro terhadap Peningkatan Kosa Kata Bahasa Indonesia Anak Taman Kanak- kanak. Bandung: UPI. Tidak diterbitkan.

Handayani, Sri.(2012) Meningkatkan Keterampilan Sosial Anak Usia Dini Melalui Metode Bermain Peran. Bandung: UPI. Tidak diterbitkan.

Karuniawati, Arliani(2011) Perbedaan Pengaruh Metode Bermain Peran Dengan Metode Bercerita Terhadap Pemahaman Nilai Prososial Anak. Bandung: Skripsi. Tidak diterbitkan.

Kurnia, Ely (2011). Efektifitas Penggunaan Metode Bermain Peran Makro Terhadap Peningkatan Penguasaan Kosa Kata Bahasa Sunda Anak Usia TK. Bandung Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan

Kurikulum Taman Kanak- kanak (2010) Pedoman Pengembangan Program Pembelajaran di Taman Kanak- kanak.Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Taman Kanak- kanak dan Sekolah Dasar.

Moeslichatoen (2004), Metode Pengajaran Di Taman Kanak- kanak.Jakarta: PT Rineka Cipta.

Morrison George .S ( 2012). Dasar- dasar Pendidikan Anak Usia Dini.Jakarta: PT Indeks

(26)

89

Hima Rahmawati, 2014

Meningkatkan Kemampuan Pengukuran Anak Usia Dini Melalui Metode Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nurwindia Agnesa (2011) Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak Taman Kanak- kanak Melalui Pemanfaatan Media Balok Cuisenaire. Bandung UPI.Tidak dietrbitkan.

Priyanti Linda Dewi (2008) Meningkatkan Kemampuan Mengenal Konsep Pengukuran Melalui kegiatan Masak di Raudhatul Athfal. Bandung UPI.Tidak diterbitkan.

Rachman Annisa Nurmala Eka (2007) Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Kontektual Terhadap Kemampuan Memahami Konsep Pengukuran Pada Taman Kanak- kanak. Bandung UPI. Tidak diterbitkan.

Santrock, (2005), Perkembangan Masa Hidup jilid1 edisi 5.Jakarta:Erlangga.

Solehuddin , (2000) Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. Bandung. Fip UPI.

Sriningsih, Nining (2009) Pembelajaran Matematika Terpadu Untuk Anak Usia Dini. Bandung: Pustaka sebelas

Sutawidjaja, Akbar dkk. (2012/2013). Pendidikan Matematika 3. Jakarta.: Departeman Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependididkan.

Suyadi (2012) Buku Panduan Guru Profesional Penelitian Tindakan Kelas (PTK ) dan Penelitian Tindakan Sekolah(PTS). Yogyakarta : ANDI.

Van de Walle, Jonh A.(2008). Matematika Sekolah Dasar Dan Menengah Jilid 2. Jakart: Penerbit Erlangga

Vera Siti Magfiroh(2012). Pengaruh Metode Bermain Peran Terhadap Kemampuan Matematika Awal Anak Taman Kanak- kanak. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia.Tidak diterbitkan.

Gambar

Gambar 3.1 Riset Aksi Model Jhon Elliot

Referensi

Dokumen terkait

Tidak ada pelamar dari Formasi Cumlaude/Lulusan Terbaik, akan diisi dari pelamar lain yang mendaftar pada jabatan ini dan memenuhi nilai ambang batas (Passing Grade)

IV-VII Menjelaskan apa itu azas dan azas-azas lingkungan Menjelaskan arti penting azaz- azas lingkungan Menyebutkan contoh yang termasuk dalam azas sumber daya alam Menyebutkan

dimasukkan dalam komputer adalah data yang tidak mempunyai kualitas informasi, keluaran. komputer juga merupakan data yang tidak bermanfaat betapapun rapi dan indah

Peserta lelang sudah melakukan registrasi dan telah terdaftar pada Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kabupaten Muara Enim di situs internet

Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengemba- ngan Berwawasan Lingkungan Hidup Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup Daya Dukung Lingkungan Daya

1 Buah CD yang berisi Salinan (soft copy/ hasil scan) Dokumen Penawaran Administrasi, Teknis dan Biaya serta Dokumen Kualifikasi Perusahaan yang berisi

Selanjutnya, titik tertentu tersebut dinamakan titik fokus yang dinyatakan dengan F, garis tertentu tersebut dinamakan garis arah yang dinyatakan dengan d, dan perbandingan yang

Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, mahasiswa mempelajari berbagai teori baik yang berkaitan dengan ilmu sosial kemasyarakatan, maupun keilmuan yang sesuai