HUBUNGAN TINGKAT FLEKSIBILITAS SENDI PANGGUL DAN TINGGI BADAN DENGAN HASIL SEPAK MULA (SERVICE) DALAM
SEPAK TAKRAW PADA UKM UPI BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains
Program Studi Ilmu Keolahragaan
Oleh SUHELI 0907471
PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN JURUSAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAH RAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
HUBUNGAN TINGKAT FLEKSIBILITAS SENDI PANGGUL DAN
TINGGI BADAN DENGAN HASIL SEPAK MULA (SERVICE) DALAM
SEPAK TAKRAW PADA UKM UPI BANDUNG
Oleh Suheli
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sains Program Studi Ilmu Keolahragaan
© Suheli 2014
Universitas Pendidikan Indonesia Januari 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
SUHELI
HUBUNGAN TINGKAT FLEKSIBILITAS SENDI PANGGUL DAN TINGGI BADAN DENGAN HASIL SEPAK MULA (SERVICE) DALAM
SEPAK TAKRAW PADA UKM UPI BANDUNG
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I
Agus Rusdiana, M.Sc., Ph.D. NIP. 197608122001121001
Pembimbing II
Iman Imanudin, S.Pd., M.Pd. NIP. 197508102001121001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan
ABSTRAK
HUBUNGAN TINGKAT FLEKSIBILITAS SENDI PANGGUL DAN TINGGI BADAN DENGAN HASIL SEPAK MULA (SERVICE) DALAM
SEPAK TAKRAW PADA UKM UPI BANDUNG
SUHELI 0907471
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menelaah mengenai hubungan tingkat fleksibilitas sendi panggul dan tinggi badan dengan hasil sepak mula. Sampel diambil sebanyak 5 orang atlit tekong sepak takraw dari UKM UPI Bandung dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengambilan data dilakukan melalui tes hasil sepak mula dengan kecepatan (detik) dan ketepatan. Perhitungan statistik menggunakan SPSS dengan Correlations. Setelah dilakukan analisis, dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa data tinggi badan dengan hasil sepak mula diperoleh nilai r = -0,611 , p = 0,273 > 0,05 maka Ho diterima, atau tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tinggi badan dengan hasil sepak mula sedangkan analisis data pada tingkat fleksibilitas sendi panggul dengan hasil sepak mula diperoleh nilai r = 0,961 , p = 0,009 < 0,05 maka Ho ditolak, atau terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat fleksibilitas sendi panggul dengan hasil sepak mula. Dimana sumbangan fleksibilitas terhadap sepak mula sebesar 92,3% dan sisanya 7,7% dipengaruhi oleh faktor lain.
ABSTRAK
HUBUNGAN TINGKAT FLEKSIBILITAS SENDI PANGGUL DAN TINGGI BADAN DENGAN HASIL SEPAK MULA (SERVICE) DALAM
SEPAK TAKRAW PADA UKM UPI BANDUNG
SUHELI 0907471
The purpose of this study was to examine the relationship of the degree of flexibility of the hip joint and height with football results first. Samples were taken as many as 5 people Tekong sepak takraw athletes of SME UPI Bandung using purposive sampling technique. Data is collected by the test results with the first football speed (seconds) and accuracy. SPSS statistical calculations with Correlations. After the analysis, the study concluded that the data height with football results first obtained value of r = -0.611, p = 0.273> 0.05 then Ho is accepted, or there is no significant relationship between height with football results while the first data analysis the degree of flexibility of the hip joint with football results initially obtained value of r = 0.961, p = 0.009 <0.05 then Ho is rejected, or there is a significant relationship between the level of flexibility of the hip joint with football results first. Where the flexibility of the football first contribution of 92.3% and the remaining 7.7% is influenced by other factors.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1
B.Rumusan Masalah ... 5
C.Tujuan Penelitian ... 5
D.Manfaat Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A.Sepak Takraw ... 6
B.Teknik Sepak Takraw ... 6
1. Teknik Dasar Sepak Takraw ... 6
2. Teknik Khusus Sepak Takraw ... 9
C.Teknik Sepak Mula ... 13
D.Penunjang Sepak Mula ... 14
1. Antropometry Tinggi Badan ... 14
2. Kondisi Fisik ... 16
E. Hubungan Antropometri dengan Sepak Mula ... 23
F. Hubungan Tingkat Fleksibilitas Sendi Panggul dengan Sepak Mula ... 24
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A.Lokasi dan Sampel Penelitian ... 27
B.Desain Penelitian ... 27
C.Metode dan Prosedur Penelitian ... 28
D.Instrument Penelitian ... 29
E. Teknik Pengolahan Data ... 34
BAB IV HASIL PENGOLAHAN DATA A.Deskripsi Hasil Penelitian ... 35
B.Pengolahan dan Analisis Data ... 38
C.Diskusi Temuan ... 42
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 45
B.Saran ... 45
DAFTAR PUSTAKA ... 46
LAMPIRAN ... 48
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Dewasa ini sudah lama digemari oleh masyarakat baik wanita maupun pria dari anak-anak sampai orang tua, kecenderungan dalam melakukan aktivitas olahraga oleh sebagian masyarakat diarahkan untuk meningkatkan kesegaran jasmani sedangkan yang lainnya bertujuan untuk peningkatan prestasi. Salah satu cabang olahraga yang dapat dimanfaatkan sebagai wahana untuk peningkatan kesegaran jasmani sekaligus untuk prestasi adalah olahraga sepak takraw. Sepak takraw berasal dari dua kata yaitu sepak dan takraw. “Sepak” berarti gerakan menyepak sesuatu dengan kaki, dengan cara mengayunkan kaki ke depan atau ke sisi (Depdikbud, 1995). Sedangkan “Takraw” berarti bola atau barang bulat yang terbuat dari anyaman rotan (Depdikbud, 1992). Jadi sepak takraw adalah sepak raga yang telah dimodifikasikan untuk menjadikannya sebagai suatu permainan yang kompetitif. Sedangkan menurut ahli lain mengatakan sepak takraw adalah menyepak bola dengan samping kaki, sisi kaki bagian dalam atau bagian luar kaki yang terdiri dari tiga orang pemain (Sanafiah, 1992).
memakai kepala bisa berfungsi untuk menahan serangan bola dari lawan dengan menggunakan kepala, selain itu heading juga bisa di pakai untuk teknik meyerang pada lawan perkenaannya meliputi dahi/kening, samping kanan kepala, samping kiri kepala dan bagian belakang kepala.
Setelah mampu menguasai teknik dasar permainan sepak takraw, tahap selanjutnya seseorang harus menguasai teknik khusus permainan sepak takraw agar dapat bermain dengan sesungguhnya dilapang. Teknik dasar dan teknik khusus permainan sepak takraw tidak dapat dipisahkan dengan kata lain sangat erat hubunganya karena kedua teknik tersebut saling menunjang. Beberapa teknik khusus dalam permainan sepak takraw diantaranya adalah sebagai berikut : teknik sepak mula, teknik menerima bola, teknik mengumpan, teknik smash dan teknik memblok atau menahan. Salah satu dari teknik khusus ini adalah teknik sebagai permulaan permainan yaitu sepak mula (service). Mengutip pendapat Didik dari buku yang ditulis Ratinus : Didik (Ratinus 1992:61) mengatakan bahwa:
”Service merupakan cara kerja yang paling penting dalam permainan sepak takraw karena poin atau angka dapat diperoleh regu yang melakukan sepak mula”. Kegagalan atau kesalahan dalam melakukan servis bukan berarti hilangnya kesempatan regu tersebut untuk mendapatkan angka tetapi juga menambah angka bagi pihak lawan.
program latihan, karena dalam pertandingan membutuhkan kondisi fisik yang betul-betul prima agar mencapai prestasi yang maksimal.
Selain mempunyai kondisi fisik yang prima untuk bermain sepak takraw seseorang juga harus dilihat dari ukuran tubuhnya (antropometri), antropometri berasal dari “anthro” yang berarti manusia dan “metri” yang berarti ukuran. Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Kenyataan menunjukan bahwa terdapat perbedaan atribut/ukuran fisik antara satu manusia dengan manusia yang lain. Perbedaan antara satu populasi dengan populasi yang lain dikarenakan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi data antropometri, yaitu umur, jenis kelamin, ras dan suku bangsa serta jenis pekerjaan. Antropometri dapat dibagi menjadi antropometri statis dan antropometri dinamis. Antropometri statis merupakan ukuran tubuh dan karakteristik tubuh dalam keadaan diam (statis) untuk posisi yang telah ditentukan atau standar seperti tinggi badan dan lebar bahu. Sedangkan antropometri dinamis adalah ukuran tubuh atau karakteristik tubuh dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja tersebut melaksanakan kegiatan seperti putaran sudut tangan dan sudut putaran pergelangan kaki.
sebelumnya penelitian ini menggunakan instrumen berupa slide splite namun hasilnya tidak signifikansi atau tidak terdapat hubungan, dengan hasil yang telah diketahui maka peneliti ingin mengembangkan penelitian sebelumnya dengan menggunakan instrumen berupa full splite.
Selain fleksibilitas, ada juga yang menunjang untuk ketepatan melakukan sepak mula (servis) yaitu tinggi badan. Mengutip pendapat Sigit yang dikemukakan oleh Abidin (1999:75) bahwa: ”Semakin tinggi seseorang maka akan semakin tinggi pula titik lepas saat melepaskan bola sehingga akan mempermudah pemain dalam menghasilkan dan mencetak angka”. Dari penjelasan tersebut bahwa tinggi badan seseorang menentukan hasil servis dalam sepak takraw, karena ada perbedaan dari segi panjang tungkai, akurasi (kecepatan dan ketepatan) serta pergerakan bola saat servis berlangsung. Untuk badan yang tinggi, servis yang dilakukan mempunyai akurasi yang lebih baik, cepat dan kuat dengan gerak bola yang datar. Sedangkan untuk badan yang pendek servis yang dilakukan kurang baik, cepat dan lepas dengan gerak bola melambung seperti parabola. Maka tinggi badan sangat diperlukan dalam melakukan sepak mula (service) agar bola masuk ke daerah pertahanan lawan dengan cepat dan tepat.
B.Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah ini adalah :
1. Apakah terdapat hubungan antara tingkat fleksibilitas sendi panggul dengan hasil sepak mula pada sepak takraw?
2. Apakah terdapat hubungan antara tinggi badan dengan hasil sepak mula pada sepak takraw?
C.Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara tingkat fleksibilitas sendi panggul dengan hasil sepak mula pada sepak takraw
2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara tinggi badan dengan hasil sepak mula pada sepak takraw
D.Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Dapat dijadikan sebagai masukan bagi semua orang teruatama bagi para Pelatih maupun Pembina dalam pembinaan para atlet khususnya.
2. Dapat dijadikan sebagai ilmu pengetahuan bagi peneliti melalui penelitian yang dibuatnya.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A.Lokasi dan Sampel Penelitian
Penelitian mengenai tingkat fleksibilitas sendi panggul dan tinggi badan dengan hasil sepak mula (service) dalam sepak takraw ini dilaksanakan :
Tempat : GEDUNG SPORT HALL, UPI BANDUNG Waktu : 16 September 2013 – 16 Januari 2014
Sampel : 5 Orang Tekong Laki-laki UKM Sepak Takraw (purposive sampling) B.Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, seperti gambar 3.1 berikut ini :
Gambar 3.1 Desain penelitian (Sumber : Peneliti) Keterangan :
X1 : Fleksibilitas Sendi Panggul X2 : Tinggi Badan
Y : Hasil sepak mula (penjumlahan kecepatan dan ketepatan bola)
1. Variabel Bebas / Independen ( X )
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variable dependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat fleksibilitas sendi panggul dan tinggi badan.
2. Variabel Terikat / Dependen ( Y )
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah hasil sepak mula (service) dalam sepak takraw.
C.Metode dan Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif yaitu memendang suatu objek penelitian sebagai sesuatu yang konkrit, dapat diamati oleh panca indera, dapat dikategorikan menurut jenis, bentuk, warna, tidak berubah, dapat diukur dan diverifikasi. Setelah menjelaskan tentang metode penelitian, akan dijelaskan langkah-langkah atau prosedur penelitian. Adapun mengenai prosedur penelitian, peneliti jelaskan sebagai berikut:
1. Langkah pertama menentukan populasi yaitu Seluruh atlet di UKM Sepak takraw 2. Kemudian menentukan sampel sejumlah 5 orang atlet yang berposisi sebagai
tekong menggunakan teknik purposive sampling
3. Setelah itu mengukur fleksibilitas sendi panggul dan mengukur tinggi badan, yang dilakukan terhadap 5 sampel atlet yang berposisi sebagai tekong
4. Selanjutnya adalah melakukan penelitian dengan cara melakukan tes sepak mula (service) 10 kali kesempatan dilapangan yang telah disediakan
5. Setelah melakukan 10 kali tes sepak mula kemudian diambil 3 terbaik dari semua kesempatan yang berlangsung, dan
Untuk lebih jelasnya maka peneliti menuangkan dalam bentuk gambar 3.2 dibawah ini,
Populasi
Sampel
Pengukuran Fleksibilitas
Tes Hasil Sepak Mula
Pengolahan Data Pengukuran Tinggi Badan
Kesimpulan
Gambar 3.2 Prosedur penelitian (Sumber : Peneliti) D.Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan sebagai berikut : 1. Untuk mengukur fleksibilitas sendi panggul menggunakan full splite test a. Validitas : Face validity
b. Realibilitas : 0,65
c. Tujuan : Untuk ekstensi tungkai bagian bawah d. Alat : Meteran dan matras
e. Pelaksanaan :
1) Subjek berada diatas matras
3) Skor dihitung dengan jarak dari lantai ke pergelangan sendi panggul menggunakan meteran (cm).
Untuk lebih jelas gerakan full split bisa dilihat pada gambar 3.3 dibawah ini,
Gambar 3.3 Gerakan full splite (Sumber : Peneliti)
Untuk menentukan skor tingkat fleksibilitas sendi panggul menggunakan skala pada tabel didasarkan pada sejumlah 100 orang laki-laki dan 100 wanita-wanita pada perguruan tinggi Corpus Christi State University, Corpus Christi, Tx., 1977.
Tabel 3.1 Tingkat fleksibilitas sendi panggul laki-laki dan perempuan Hasil (Cm) Tingkatan Norma
Perlakuan
Hasil (Cm)
3 – 0 Sangat Baik 2,75 – 0
8 – 3,25 Baik 7,50 – 3
17,50 – 8,25 Cukup 16,75 – 7,75
22,50 -17,75 Kurang 21,50 – 17
2. Untuk mengukur tinggi badan menggunakan Meteran a. Tujuan : Untuk melihat tinggi badan
b. Alat : Meteran, kertas blangko, pensil dan penghapus c. Pelaksanaan :
1) Subjek berdiri tegak lurus memandang kedepan
2) Kepala diatur dalam posisi kaki rapat berdiri dalam posisi lurus 3) Salah seorang membantu untuk mengukur tinggi badan
4) Tinggi badan dicatat dalam satuan centimeter (cm)
Sesuai yang dikatakan oleh ketua natera, (1991:15) mengatakan bahwa “posisi frankrut ialah berdiri dengan panggul rata sejajar dengan garis lurus pandangan mata kearah depan, garis antara tinggi lubang telinga dengan sudut mata sejajar”. Untuk lebih jelas pengukuran tinggi badan bisa dilihat pada gambar 3.4 dibawah ini,
Menurut Glinka Josef SVD (Egih, 2012:69) beberapa ukuran tinggi badan dapat diklasifikasikan pada tabel 3.2 sebagai berikut:
Tabel 3.2 Klasifikasi tinggi badan laki-laki dan perempuan
Klasifikasi
Gender
Laki-laki Perempuan
Kerdil
Sangat pendek 130,0 cm – 149,9 cm 121,0 cm – 139, 9 cm Pendek 150,0 cm – 159,9 cm 140,0 cm – 148, 9 cm Dibawah sedang 160,0 cm – 163 cm 149,0 cm – 152,9 cm Sedang 164,0 cm – 166,9 cm 153,0 cm – 155,9 cm Diatas sedang 167,0 cm – 169,9 cm 156,0 cm – 158,9 cm Tinggi 170,0 cm – 179,9 cm 159,0 cm – 167,9 cm Sangat tinggi 180,0 cm – 199,9 cm 168,0 cm – 186, 9 cm
Raksasa ≥ 200, 0 cm ≥ 187,0 cm
3. Untuk tes hasil servis sepak mula diukur dengan tes servis sepak takraw. a. Validitas : 0,99
b. Realibilitas : 0,78
c. Tujuan : Untuk mengukur keterampilan sepak mula (service)
d. Alat : Lapangan sepak takraw, bola takraw, net, tali rafia, meteran, stopwatch, formulir pencatat skor, pelambung bola (apit)
e. Pelaksanaan :
2) Apabila bola tepat di petak sasaran atau mengenai garis dua petak maka poin yang diambil adalah poin yang paling tinggi
3) Apabila bola keluar atau terkena net maka tidak dinilai 4) Kesempatan untuk melakukan sepak mula (service) 10 kali 5) Skor keseluruhan diperoleh dengan cara menjumlah skor
Untuk lebih jelas lapang tes sepak mula bisa dilihat pada gambar 3.5 dibawah ini,
Gambar 3.5 Lapang tes sepak takraw (Sumber : Peneliti)
Untuk menentukan skor tes hasil sepak mula (service) pada permainan sepak takraw bisa dilihat pada tabel 3.3 dibawah ini,
Tabel 3.3 Klasifikasi tes sepak mula (service) laki-laki dan perempuan
No Klasifikasi Gender
Laki-laki Perempuan
1 Sangat baik 5 5
2 Baik 4 4
3 Cukup 3 3
4 Kurang 2 2
E.Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan penghitungan komputasi program SPSS (Statistikal Product and Service Solution) versi 16.0 for window karena program ini memiliki kemampuan analisis statistik cukup tinggi serta
sistem manajemen data pada lingkungan grafis menggunakan menu-menu dekriptif dan kotak-kotak dialog sederhana, sehingga mudah dipahami cara pengoperasiannya. Adapun langkah pengolahan tersebut yaitu :
1. Deskriptif untuk mengetahui apakah terdapat hubungan tingkat fleksibilitas sendi panggul dan tinggi badan dengan hasil sepak mula dalam sepak takraw pada UKM UPI Bandung. Analisis menggunakan deskriptif statistik dengan sub menu explore. 2. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui setiap variabel yang akan dianalisis atau data yang diperoleh berdistribusi normal. Peneliti menggunakan teknik analisis dengan menggunakan Kolomogrov Smirnov Z untuk mengetahui normalitas data. Kondisi data berdistribusi normal menjadi syarat untuk menguji hipotesis menggunakan statistik parametrik. Apabila data tidak berdistribusi normal maka disarankan pengolahan data menggunakan statistik non parametrik. 3. Dalam uji normalitas data berdistribusi normal, sehingga statistik korelasi
menggunakan uji pearson Correlation.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data yang telah peneliti lakukan, maka dalam penelitian ini peneliti dapat menyimpulkan bahwa:
1. Tidak terdapat hubungan antara tinggi badan dengan hasil sepak mula (service) dalam sepak takraw pada UKM UPI Bandung
2. Terdapat hubungan antara tingkat fleksibilitas sendi panggul dengan hasil sepak mula (service) dalam sepak takraw pada UKM UPI Bandung
B.Saran
Setelah diperoleh hasil penelitian, selanjutnya peneliti mengajukan saran yang dapat digunakan sebagai pemahaman dan literatur tambahan:
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, S. (2013). Skripsi Hubungan antara Antropometri Tubuh dengan Kelincahan (Agility) dan Daya Tahan Kardiovaskular (V02Max) pada Olahraga Basket, Bandung: FPOK UPI
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Susatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta
Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologi dalam Coaching. Jakarta: CV Tambak Kusuma
Nurhasan & Cholil, H. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: FPOK-UPI
Rizeki, P.E. (2012). Skripsi Korelasi antara Power Otot Tungkai dan Tinggi Badan dengan Hasil Start Gaya Grab, Bandung: FPOK UPI
Sidik, D. J. Dkk (2007). Modul Metodologi Kepelatihan Olahraga. Bandung: FPOK UPI
Sidik, Z. (2010/2011). Pembinaan Kondisi Fisik (Dasar dan Lanjutan). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
Subhakti, P.R.D. (2012). Skripsi Hubungan Kecepatan Reaksi, Fleksibilitas Sendi Panggul dan Keseimbangan dengan Hasil Sepak Mula, Bandung: FPOK UPI
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.
Wafi, M. A. (1994). Sepak Takraw. Kuala Lumpur: Fajar Bakti SDN.BHD. Yusuf, U., dkk. (2008). Modul Anatomi Manusia. Bandung: FPOK Universitas
SUMBER INTERNET
Backrojez (2009). Tes dan pengukuran kelentukan [Online]. Tersedia: http://backrojez.blogspot.com/2009/05/tes-dan-pengukuran-kelentukan.html [03 Oktober 2013]
Ilmu Olahraga (2010). Teknik dasar permainan sepak takraw [Online]. Tersedia: http://densusnadi.wordpress.com/2010/08/27/teknik-dasar-permainan-sepak-takraw/ [03 September 2013]
Sanjaya Yasin (2012). Makalah Sepak Takraw Teknik Peraturan Sejarah Permainan Pengertian [Online]. Tersedia: http://www.sarjanaku.com/2012/02/sepak-takraw-teknik-peraturan-sejarah.html [23 Januari 2013]
Xploremybrain (2012). Pengertian tes dan pengukuran evaluasi dan assessment [Online]. Tersedia: http://rohadicgbs.wordpress.com/2012/01/08/pengertian-tes-pengukuran-evaluasi-dan-assessment/ [20 Maret 2013]
_________ (2012). Metode Latihan Meningkatkan Fleksibilitas [Online]. Tersedia: http://www.google.co.id/url?q=http://bynugraha.files.wordpress.com/2012/10/
metode-latihan-meningkatkan-fleksibilitas-11.doc&sa=U&ei=LY5jUcvKG4iSrgfS9oHYDA&ved=0CB4QFjAB&usg=A FQjCNGSRpC-Kjhv0P9Yixb4XOuBzmcojw [09 April 2013]