• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGATURAN SISTEM REFRIGERASI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGATURAN SISTEM REFRIGERASI."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

Wisnu Dwi Yudianto, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGATURAN SISTEM REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

PENGATURAN SISTEM REFRIGERASI

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Teknik Mesin

oleh

WISNU DWI YUDIANTO

NIM 0809176

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Wisnu Dwi Yudianto, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGATURAN SISTEM REFRIGERASI

(3)

Wisnu Dwi Yudianto, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGATURAN SISTEM REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

PENGATURAN SISTEM REFRIGERASI

oleh

WISNU DWI YUDIANTO

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Wisnu Dwi Yudianto 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(4)

Wisnu Dwi Yudianto, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGATURAN SISTEM REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(5)

Wisnu Dwi Yudianto, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGATURAN SISTEM REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu WISNU DWI YUDIANTO

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGATURAN SISTEM REFRIGERASI

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Dr. H. Kamin Sumardi, M. Pd. NIP. 19670926 199702 1 001

Pembimbing II

Ega Taqwali Berman, S. Pd., M. Eng. NIP. 19780701 200501 1 001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK Universitas Pendidikan Indonesia

(6)

Wisnu Dwi Yudianto, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGATURAN SISTEM REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) pada mata pelajaran Pengaturan Sistem Refrigerasi. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari tiga siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan pada setiap siklus. Rata-rata N-Gain pada siklus I sebesar 0,48, pada siklus II sebesar 0,60 dan pada siklus III sebesar 0,65. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ini pun dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Aktivitas belajar siswa diarahkan sesuai dengan model pembelajaran yang digunakan sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. Pada siklus I aktivitas belajar siswa berada pada kriteria tinggi, pada siklus II berada pada kriteria tinggi dan pada siklus III berada pada kriteria sangat tinggi. Hasil belajar siswa dan aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan setiap siklus karena terjadi perbaikan proses belajar pada setiap siklus. Berdasarkan hasil penelitian, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Pengaturan Sistem Refrigerasi.

(7)

Wisnu Dwi Yudianto, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGATURAN SISTEM REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

This research is aimed to seek the improvement of student study result using cooperative learning model Teams Games Tournament (TGT) type on Refrigeration System Setting lesson. It used Class Action Research (CAR) method which consist of three cycles. The result study showed that student study result is improved each cycle. The N-Gain average on cycle I was 0.48, on cycle II was 0.60 and on cycle III was 0.65. The application of cooperative learning model TGT type was able to improve the student study activities. The activities were directed as the learning model used. So, the learning process was done well. At cycle I and II the student study activities were on high criteria. Meanwhile the cycle III on very high criteria. Student study result and student study activities were improved at each cycle because there was learning process improvement at each cycle. According to the result of study, cooperative learning model TGT type was able to improve the student study result and the student study activities on Refrigerationg System Setting lesson.

(8)

Wisnu Dwi Yudianto, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGATURAN SISTEM REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

C. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament ... 10

D. Hasil Belajar ... 17

E. Aktivitas Belajar ... 18

F. Mata pelajaran Pengaturan Sistem Refrigerasi ... 19

(9)

Wisnu Dwi Yudianto, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGATURAN SISTEM REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Hasil Pembelajaran ... 46

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 51

A. Simpulan ... 51

B. Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 53

(10)

Wisnu Dwi Yudianto, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGATURAN SISTEM REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan pada umumnya bertujuan untuk mengembangkan seluruh

potensi yang ada dalam diri siswa, baik potensi pada aspek kognitif, afektif

ataupun psikomotor. Menurut penjelasan pasal 15 pada UU Nomor 20 tahun 2003

“Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan

peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu”. Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) merupakan suatu lembaga pendidikan formal dimana lulusannya

dipersiapkan untuk memasuki dunia kerja dan memiliki kemampuan yang sesuai

dengan kebutuhan dunia kerja. SMK Negeri 1 Cimahi merupakan lembaga

pendidikan yang bertujuan menghasilkan tenaga teknisi yang profesional dan siap

menghadapi tuntutan dunia kerja yang cukup berat. Tuntutan dihadapi SMK Negeri

1 Cimahi merupakan yang dihadapi juga oleh Kompetensi Keahlian Teknik

Pendingin dan Tata Udara SMK Negeri 1 Cimahi.

Salah satu mata pelajaran program produktif Kompetensi Keahlian Teknik

Pendingin dan Tata Udara yang ada di SMK Negeri 1 Cimahi adalah mata pelajaran

Pengaturan Sistem Refrigerasi. Mata pelajaran Pengaturan Sistem Refrigerasi ini

mempelajari tentang alat-alat yang mengatur kerja dari sistem refrigerasi. Berdasarkan

pengamatan penulis pada saat melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di

SMK Negeri 1 Cimahi menunjukkan bahwa perencanaan dan pelaksanaan

pembelajaran yang dilakukan oleh guru mata pelajaran Pengaturan Sistem

Refrigerasi di kelas masih menggunakan pendekatan pembelajaran yang berpusat

kepada guru. Guru menjelaskan materi pembelajaran dengan metode ceramah dan

tanya jawab kelas. Dampak penerapan metode ini tidak selalu baik terhadap siswa.

Pendekatan pembelajaran yang berpusat kepada guru mengakibatkan tingkat

keaktifan siswa menjadi kurang. Siswa hanya diam mendengarkan guru berbicara di

depan kelas dan pada akhirnya ada siswa yang bosan berada di dalam kelas. Siswa

(11)

Wisnu Dwi Yudianto, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGATURAN SISTEM REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memperdalam materi pembelajaran. Padahal pembelajaran di kelas perlu

melakukan pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada siswa aktif dan mandiri

atau dengan kata lain menggunakan pendekatan student center. Siswa secara aktif

mencari sendiri materi pembelajaran yang telah ditargetkan oleh guru.

Salah satu dampak dari proses pembelajaran yang berpusat pada guru

adalah hasil belajar siswa kurang maksimal. Hasil belajar siswa pada mata

pelajaran Pengaturan Sistem Refrigerasi di SMK Negeri 1 Cimahi dapat dilihat

pada tabel 1.1.

Tabel 1.1 Nilai Ulangan Harian Siswa Pada Mata Pelajaran Pengaturan Sistem Refrigerasi di SMK Negeri 1 Cimahi

No. Nilai Keterangan Frekuensi Persentase (%)

1 ≥ 75 Lulus 32 47,76

2 < 75 Belum lulus 35 52,24

Jumlah 67 100

(Sumber: Dokumentasi PPL SMKN 1 Cimahi 2012)

Nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) mata pelajaran produktif di

SMK Negeri 1 Cimahi adalah 75. Berdasarkan data tersebut, siswa yang telah

memenuhi KKM adalah sebanyak 32 siswa atau sebesar 47,76 %. Siswa yang

belum memenuhi KKM adalah sebanyak 35 orang atau sebanyak 52,24%. Hal ini

menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang belum menguasai materi mata

pelajaran Pengaturan Sistem Refrigerasi. Hasil belajar siswa tersebut perlu

ditingkatkan agar siswa mendapatkan hasil belajar yang lebih baik. Salah satunya

adalah guru menggunakan strategi pembelajaran yang tepat sehinga siswa dapat

belajar secara efektif untuk mencapai tujuan pembelajarannya. Oleh karena itu,

penulis berusaha memberikan solusi berupa model pembelajaran yang dapat

dijadikan alternatif untuk mengatasi masalah tersebut.

Pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Pengaturan Sistem Refrigerasi

akan lebih menarik apabila di dalam proses pembelajaran diterapkan suatu model

pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran yang akan dipelajari. Lie

(12)

Wisnu Dwi Yudianto, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGATURAN SISTEM REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

learning dengan benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif”. Pembelajaran kooperatif adalah suatu metode belajar yang mengondisikan siswa belajar, bekerjasama dan aktif berinteraksi dalam

kelompok-kelompok kecil yang memenuhi lima unsur pokok pembelajaran kooperatif. Lima

unsur pokok tersebut adalah saling kebergantungan positif, tanggung jawab

individual, interaksi personal, keahlian bekerjasama dan evaluasi proses kelompok.

Kelompok pada pembelajaran kooperatif hanya terdiri dari empat sampai enam

orang siswa.

Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT)

salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan,

melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan

peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan

penguatan. Tarigan (2012: 51) menyatakan “keunggulan pembelajaran tipe TGT

adalah adanya turnamen akademik dalam proses pembelajaran. Dimana setiap

anggota kelompok mewakili kelompoknya untuk melakukan turnamen”. Aktivitas

belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model

TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan

tanggung jawab, percaya diri, menghargai sesama, disiplin, kompetitif, sportif,

kerja sama dan keterlibatan belajar seluruh siswa. Hal tersebut sesuai dengan

nilai-nilai pendidikan karakter yang tertuang dalam Permendiknas Nomor 23

Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan. Berdasarkan uraian tersebut,

maka peneliti akan meneliti tentang: “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pengaturan Sistem Refrigerasi”.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka identifikasi

masalah pada penelitian ini adalah:

1. Pendekatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru masih

(13)

Wisnu Dwi Yudianto, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGATURAN SISTEM REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Model pembelajaran pada mata pelajaran Pengaturan Sistem Refrigerasi

kurang bervariasi sehingga siswa merasa bosan pada saat proses

pembelajaran.

3. Tidak semua siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

4. Hasil belajar siswa yang kurang baik dalam mata pelajaran Pengaturan

Sistem Refrigerasi.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan,

maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

Seberapa besar peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games

Tournament pada mata pelajaran Pengaturan Sistem Refrigerasi?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk:

1. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament pada mata

pelajaran Pengaturan Sistem Refrigerasi.

2. Mengetahui peningkatan tingkat keaktifan siswa di kelas pada mata

pelajaran Pengaturan Sistem Refrigerasi yang menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament.

E. Pembatasan Masalah Penelitian

Agar penelitian tidak terlalu luas, maka peneliti membatasi masalah

penelitian pada aspek-aspek sebagai berikut:

1. Model pembelajaran kooperatif yang digunakan adalah model

pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament pada mata

pelajaran Pengaturan Sistem Refrigerasi, materi pokok alat kontrol sistem

refrigerasi dan tata udara.

(14)

Wisnu Dwi Yudianto, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGATURAN SISTEM REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Hasil belajar yang dievaluasi dalam penelitian ini adalah aspek kognitif

pada mata pelajaran Pengaturan Sistem Refrigerasi.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu:

1. Bagi siswa, model pembelajaran Teams Games Tournament dapat

memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa.

2. Bagi guru, penelitian ini diharapkan memberikan gambaran peningkatan

hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe Teams Games Tournament.

3. Bagi sekolah, model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games

Tournament dapat dijadikan alternatif dalam meningkatkan hasil belajar

siswa.

G. Struktur Organisasi Skripsi

Skripsi ini menggunakan urutan penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian,

perumusan masalah penelitian, pembatasan masalah penelitian, tujuan penelitian,

manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bagian-bagian yang dijelaskan pada bab ini yaitu teori-teori penunjang yang

digunakan dalam penelitian, kerangka pemikiran dan penelitian lain yang relevan

dengan penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini, penulis menjelaskan metode penelitian yang digunakan, lokasi dan

subjek penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian dan teknik analisis

data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini terdiri dari analisis data dan analisis hasil penelitian.

(15)

Wisnu Dwi Yudianto, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGATURAN SISTEM REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada bab ini, penulis memberikan kesimpulan dari penelitian yang dilakukan dan

saran sebagai tindak lanjut dari kesimpulan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

(16)

Wisnu Dwi Yudianto, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGATURAN SISTEM REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk memecahkan masalah yang terjadi pada

proses pembelajaran di kelas dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif. Sugiono (2008: 3) menyatakan bahwa “metode penelitian diartikan sebagai cara

ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Metode

penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau

Classroom Action Research (CAR). PTK merupakan bagian dari penelitian

tindakan sedangkan penelitian tindakan merupakan bagian dari penelitian pada

umumnya.

PTK dapat dilaksanakan apabila adanya ketidakpuasan terhadap hasil dari

proses pembelajaran di kelas. Arikunto (2006: 91) menyatakan bahwa “…

penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang

sengaja dimunculkan dan terjadi dalam suatu kelas”. Kemudian pendapat lain

disampaikan oleh Kunandar (2012: 44) bahwa

Penelitian Tidakan Kelas dapat didefinisikan sebagai suatu penelitian tindakan (action research) yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti di kelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang,melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran di kelasnya melalui suatu tindakan (treatment) tertentu dalam suatu siklus.

Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa PTK adalah suatu

penelitian tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas proses

pembelajaran dengan cara memberikan tindakan tertentu dalam suatu siklus. Pada

penelitian ini PTK dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses

pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran koopertif tipe TGT.

Terdapat beberapa model PTK yang dikembangkan oleh para ahli,

diantaranya model Kurt Lewin, model Kemmis dan Mc. Taggart serta model

(17)

Wisnu Dwi Yudianto, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGATURAN SISTEM REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kemmis dan Mc. Taggart. Model PTK yang digunakan terdiri dari empat tahapan,

yaitu:

1. Perencanaan (Plan)

Pada tahap ini peneliti menyusun perencanaan tindakan kelas.

Perencanaan adalah pengembangan rencana tidakan yang dilakukan untuk

meningkatkan apa yang telah terjadi. Perencanaan ini disusun berdasarkan

hasil pengamatan awal di kelas. Hasil dari pengamatan ini adalah catatan

lapangan yang menggambarkan proses pembelajaran di kelas. Berdasarkan

catatan lapangan tersebut peneliti mencermati masalah yang ada dan aspek

apa saja yang perlu ditingkatkan untuk memecahkan masalah yang terjadi

pada proses pembelajaran.

Setelah itu peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti

Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP), lembar observasi aktivitas siswa dan

guru, lembar observasi catatan lapangan dan soal evaluasi siswa. Perencanaan

yang matang akan menentukan keberhasilan keterlaksanaan kegiatan.

Sehingga peneliti harus merencanakan PTK dengan sebaik mungkin.

2. Tindakan (Action)

Tahapan ini merupakan implementasi dari apa yang telah

direncanakan sebelumnya atau dengan kata lain penerapan isi rancangan

PTK. Tindakan ini akan memberikan gambaran tentang ketercapaian dari

rencana yang telah disusun. Peneliti harus ingat dan berusaha melakukan apa

yang telah direncanakan, namun peneliti harus berlaku wajar dan tidak

dibuat-buat. Tentunya membuat modifikasi masih diperbolehkan selama tidak

mengubah prinsip dari rencana yang telah disusun. Pada tahap ini peneliti

akan terjun langsung ke kelas untuk melaksanakan PTK.

3. Pengamatan (Observation)

Pengamatan pada PTK dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan

tindakan. Pada tahap ini, peneliti tidak dapat melakukan pengamatan sendiri

(18)

Wisnu Dwi Yudianto, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGATURAN SISTEM REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melakukan pengamatan terhadap gejala yang muncul selama berlangsungnya

tindakan yang dilakukan oleh peneliti. Kegiatan ini dilakukan untuk

mendapatkan data yang diperlukan untuk peneliti.

Hasil pengamatan ini berdasarkan data yang terekam di kelas selama

tindakan dilaksanakan. Peneliti dengan mitra peneliti melakukan interpretasi

terhadap data yang diperoleh. Setiap akhir tindakan, peneliti dengan mitra

peneliti melakukan diskusi balikan mengenai hal-hal yang harus diperbaiki,

ditingkatkan, ditambah, dikurangi, atau dihilangkan dalam tindakan

berikutnya untuk memperoleh data yang diinginkan. Hasil diskusi balikan

tersebut kemudian oleh peneliti dijadikan acuan untuk tindakan berikutnya

yang akan dilakukan.

4. Refleksi

Refleksi dilaksanakan setelah tindakan selesai dilakukan oleh peneliti.

Pada tahap ini peneliti dan mitra peneliti mengingat kembali apa yang telah

dilakukan pada saat tahap tindakan. Peneliti bersama dengan mitra peneliti

merenugkan kembali kelebihan dan kekurangan dari tindakan yang telah

dilakukan. Situasi dan kondisi pada saat pelaksanaan tindakan akan terjawab

penyebabnya yang kemudian harus peneliti bersama dengan mitra cari solusi

untuk memperbaikinya. Selain mencari solusi, mengidentifikasi kendala atau

ancaman yang mungkin terjadi akibat tindakan yang direncanakan pada

tahap selanjutnya perlu dilakukan oleh peneliti bersama dengan mitra peneliti.

Setelah tahapan refleksi dilakukan, peneliti bersama dengan mitra

peneliti merencanakan kembali untuk tindakan selanjutnya. Keempat tahapan

yang dilakukan tersebut merupakan satu kesatuan dan membentuk satu siklus.

Jadi satu siklus PTK terdiri dari tahap perencanan, tindakan, observasi dan

refleksi. Pada penelitian kali ini jumlah siklus yang akan dilakukan peneliti

dibatasi sebanyak tiga siklus. Gambar 3.1 menunjukkan bahwa setiap siklus

dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai sampai pada akhirnya

(19)

Wisnu Dwi Yudianto, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGATURAN SISTEM REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas

B. Prosedur Penelitian

Penelitian ini berfokus pada peningkatan hasil belajar siswa dan aktivitas

belajar siswa di kelas. Penelitian ini terdiri dari empat tahap dan keempat tahap

tersebut merupakan satu siklus PTK. Pada setiap siklus akan dilakukan evaluasi

untuk mencari kekurangan yang terjadi. Kemudian kekurangan yang terjadi pada

siklus tersebut akan diperbaiki pada siklus selanjutnya. Penelitian ini dibatasi

(20)

Wisnu Dwi Yudianto, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGATURAN SISTEM REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Siklus I

a. Perencanaan (Planing)

Tahap pertama yang dilakukan oleh peneliti untuk melakukan

PTK adalah mengidentifikasi masalah yang terjadi dan akan diteliti.

Peneliti melakukan pengamatan langsung pada saat kegiatan belajar

mengajar berlangsung. Berdasarkan pengamatan tersebut, maka peneliti

dapat mengidentifikasikan permasalahan sebagai berikut :

1) Tingkat aktivitas siswa di kelas masih rendah sehingga siswa jarang

bertanya mengenai materi pelajaran yang kurang dimengerti,

akibatnya hasil belajar siswa masih rendah.

2) Model pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang bervariasi

sehingga siswa bosan untuk belajar.

Setelah pengamatan dilaksanakan dan indentifikasi dilakukan,

maka tahap perencanaan terperinci dalam penelitian ini, yaitu :

1) Identifikasi masalah di kelas dan penentuan alternatif pemecahan

masalah.

2) Menentukan materi pelajaran pada mata pelajaran Pengaturan Sistem

Refrigerasi yang akan disampaikan kepada siswa.

3) Menentukan model pembelajaran yang akan digunakan pada

penelitian. Pada penelitian ini peneliti akan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT.

4) Menyusun RPP dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe TGT yang akan digunakan pada proses belajar

mengajar di kelas.

5) Mempersiapkan alat bantu untuk mendukung proses belajar

mengajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

TGT.

6) Menyusun kelompok belajar dan kelompok turnamen.

(21)

Wisnu Dwi Yudianto, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGATURAN SISTEM REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(22)

Wisnu Dwi Yudianto, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGATURAN SISTEM REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Tindakan (Action)

Setelah perencanaan untuk melaksanakan PTK menggunakan

model pemebelajaran kooperatif tipe TGT disusun, penulis sudah siap

untuk memberikan tindakan di kelas. Peneliti harus ingat bahwa tujuan

penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan

aktivitas belajar sisiwa di kelas. Peneliti akan melaksanakan proses

belajar mengajar di kelas sesuai dengan perencanaan yang tertuang dalam

RPP. Pelaksanaan proses belajar mengajar terdiri dari beberapa kegiatan,

diantaranya:

dilaksanakan yaitu pengamatan. Pengamatan ini tidak dapat dilakukan

oleh peneliti sendiri tetapi oleh mitra peneliti yaitu guru atau teman

sejawat. Mitra peneliti mengamati proses pembelajaran di kelas untuk

mendapatkan data penelitian yang dibutuhkan. Data yang dibutuhkan

adalah jalannya proses pembelajaran di kelas, aktivitas siswa di kelas dan

aktivitas guru di kelas.

d. Refleksi

Setelah tindakan dan pengamatan di kelas selesai, kegiatan yang

dilakukan peneliti adalah refleksi. Peneliti mendiskusikan bersama mitra

(23)

Wisnu Dwi Yudianto, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGATURAN SISTEM REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kekurangan yang terjadi pada tindakan yang telah dilaksanakan

merupakan hal yang perlu diatasi peneliti pada tindakan selanjutnya.

Peneliti bersama mitra peneliti merencanakan tindakan apa yang akan

dilakukan pada tindakan selanjutnya untuk mengatasi kekurangan yang

telah terjadi. Setelah perencanaan untuk tindakan selanjutnya selesai,

peneliti mempersiapkan diri untuk melaksanakan tindakan selanjutnya.

2. Siklus II

a. Perencanaan (Planing)

Perencanaan pada siklus kedua merupakan lanjutan dari apa yang

terjadi di siklus pertama. Perencanaan ini disusun untuk mengatasi

kekurangan pada tindakan di siklus pertama. Peneliti merencanakan

alternatif tindakan untuk mengatasi kekurangan pada siklus pertama.

Siklus kedua merupakan refleksi dari apa yang terjadi pada siklus

pertama. Tahapan proses pembelajaran pada siklus ini masih sama seperti

pada siklus pertama.

b. Tindakan (Action)

Tindakan pada tahap ini merupakan refleksi dari siklus pertama.

Peneliti menjalankan rencana yang telah disusun untuk mengatasi

kekurangan pada tindakan di siklus pertama. Kekurangan ini berbentuk

perbaikan dari yang terjadi pada tindakan pertama. Tahapan pelaksanaan

proses pembelajaran di kelas sama seperti pada siklus sebelumnya.

c. Pengamatan (Observation)

Pengamatan pelaksanaan PTK oleh peneliti tetap dilakukan oleh

mitra peneliti. Mitra peneliti melakukan pengamatan untuk mendapatkan

data yang diperlukan penelitian pada siklus kedua. Selain itu pengamatan

ini dilakukan juga untuk keperluan peneliti pada siklus ketiga.

d. Refleksi

Refleksi kembali dilakukan untuk menganalisis kegiatan pada

(24)

Wisnu Dwi Yudianto, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGATURAN SISTEM REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

proses pembelajaran pada tindakan siklus kedua dan mengidentifikasi

masalah yang terjadi. Setelah masalah teridentifikasi maka peneliti dan

menyusun alternatif pemecahan dari masalah tersebut. Perbaikan untuk

(25)

Wisnu Dwi Yudianto, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGATURAN SISTEM REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Siklus III

a. Perencanaan (Planing)

Perencanaan pada siklus ketiga merupakan lanjutan dari apa yang

terjadi di siklus pertama dan kedua. Perencanaan ini disusun untuk

mengatasi kekurangan pada tindakan di siklus pertama dan kedua.

Peneliti merencanakan alternatif tindakan untuk mengatasi kekurangan

pada siklus pertama dan kedua. Siklus ketiga merupakan refleksi dari

apa yang terjadi pada siklus pertama dan kedua. Tahapan proses

pembelajaran pada siklus ini masih sama seperti pada siklus pertama dan

kedua.

b. Tindakan (Action)

Tindakan pada tahap ini merupakan refleksi dari siklus pertama

dan kedua. Peneliti menjalankan rencana yang telah disusun untuk

mengatasi kekurangan pada tindakan di siklus pertama dan kedua.

Kekurangan ini berbentuk perbaikan dari yang terjadi pada tindakan

pertama dan kedua. Tahapan pelaksanaan proses pembelajaran di kelas

sama seperti pada siklus sebelumnya.

c. Pengamatan (Observation)

Pengamatan pelaksanaan PTK oleh peneliti tetap dilakukan oleh

mitra peneliti. Mitra peneliti melakukan pengamatan untuk mendapatkan

data yang diperlukan penelitian pada siklus ketiga.

d. Refleksi

Refleksi kembali dilakukan untuk menganalisis kegiatan pada

siklus ketiga. Peneliti bersama mitra peneliti melakukan diskusi tentang

proses pembelajaran pada tindakan siklus ketiga dan mengidentifikasi

masalah yang terjadi. Setelah terlaksana siklus ketiga ini, peneliti

melakukan analisis data yang telah didapat dari penelitian.

(26)

Wisnu Dwi Yudianto, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGATURAN SISTEM REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Cimahi, Jalan Mahar

Martanegara No. 48 Kota Cimahi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI B

Kompetensi Keahlian Teknik Pendingin dan Tata Udara atau disebut kelas Teknik

Pendingin B (TPB) SMK Negeri 1 Cimahi. Subjek terdiri atas satu kelas yang

berjumlah 35 siswa.

D. Definisi Operasional

Pada penelitian ini terdapat istilah yang perlu didefinisikan, sehingga tidak

terjadi kesalahpahaman mengenai pokok masalah dan arah penelitian, adalah

sebagai berikut:

1. Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa

akan ditempatkan dalam kelompok kecil yang beranggotakan empat

sampai enam orang siswa yang heterogen..

2. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah salah satu model

pelajaran kooperatif yang melibatkan aktivitas seluruh siswa, melibatkan

siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung usur permainan serta

penghargaan.

3. Mata pelajaran yang digunakan adalah Pengaturan Sistem Refrigerasi

dengan standar kompetensi yang digunakan adalah Memelihara Alat

Penukar Kalor Pada Peralatan Refrigerasi Komersial dan kompetensi

dasar yang digunakan adalah Memahami Prinsip Pemeliharaan Alat

Penukar Kalor Pada Peralatan Refrigerasi Komersial.

4. Hasil belajar siswa dalam penelitian ini diartikan sebagai perubahan

kemampuan pada aspek kognitif siswa yang diukur menggunakan tes.

E. Instrumen Penelitian

Meneliti pada prinsipnya adalah melakukan pengukuran. Pengukuran yang

dilakukan oleh peneliti harus memiliki alat ukur yang baik agar penelitian berjalan

sesuai dengan keinginan peneliti. Alat ukur pada penelitian dinamakan instrumen

(27)

Wisnu Dwi Yudianto, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGATURAN SISTEM REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.

Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian”. Pada penelitian

(28)

Wisnu Dwi Yudianto, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGATURAN SISTEM REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Observasi

Pada penelitian ini observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas

belajar siswa dan aktivitas guru. Aktivitas belajar siswa dan aktivitas guru

diamati dan dinilai pada lembar observasi aktivitas belajar siswa dan aktivitas

guru. Sugiyono (2008: 203) berpendapat bahwa “Teknik pengumpulan data

dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku

manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati

tidak terlalu besar”. Lembar observasi ini memuat indikator aktivitas belajar

siswa dan aktivitas guru.

2. Tes

Tes yang digunakan pada penelitian berupa butir soal yang nantinya

akan dijawab oleh siswa. Arikunto (2006: 150) menyatakan bahwa “Tes

adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk

mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat

yang dimiliki individu atau kelompok”. Tes yang digunakan terdiri dari dua

jenis yaitu pre test dan post test. Pre test digunakan untuk mengukur

kemampuan awal siswa sebelum proses pembelajaran menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT. Kemudian setelah proses pembelajaran

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT selesai, maka siswa

akan diberikan post test. Post test ini dilakukan untuk mengetahui seberapa

jauh indikator yang disampaikan dalam proses pembelajaran telah dikuasai

oleh siswa.

3. Dokumentasi

Pada penelitian dokumentasi digunakan untuk mengetahui kegiatan

yang pembelajaran di kelas pada saat peneliti melakukan penelitian tindakan

kelas. Pada penelitian ini jenis dokumentasi yang digunakan peneliti adalah

foto. Foto ini digunakan untuk menggambarkan tahapan penelitian tindakan

kelas menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.

(29)

Wisnu Dwi Yudianto, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGATURAN SISTEM REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sebelum soal digunakan pada pre test dan post test, soal tersebut harus

terlebih dahulu melalui uji instrumen penelitian. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui kelayakan soal yang akan digunakan pada penelitian ini. Instrumen

penelitian ini terdiri dari dua macam, yaitu instrumen penelitian berupa soal dan

instrumen penelitian berupa lembar observasi aktivitas siswa dan aktivitas guru.

Pada penelitian ini, analisis instrumen lembar observasi dilakukan oleh orang

yang ahli dalam menilai aktivitas siswa dan guru. Sedangkan analisis instrumen

soal akan dilakukan uji statistika. Instrumen soal yang akan digunakan harus

melalui beberapa analisis terlebih dahulu. Analisis instumen soal yang digunakan

diantaranya:

1. Validitas

Pengujian instrumen yang pertama peneliti lakukan adalah validitas

instrumen. Menurut Arikunto (2006: 168) “Validitas adalah suatu ukuran

yang menunjukkan tingkat-tingkat kesahihan atau keabsahan suatu instrumen”. Sebuah instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan atau dengan kata lain instrumen tersebut dapat mengungkap

data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas

instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang

dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Pada penelitian ini validitas

item soal dapat diketahui menggunakan korelasi product moment yang

dikemukakan oleh Pearson (Arikunto, 2006: 170) dengan persamaan sebagai

berikut:

Keterangan :

rxy : Koefesien korelasi antara varibel x dan y

x : Skor tiap butir soal

y : Skor total yang diperoleh oleh siswa

(30)

Wisnu Dwi Yudianto, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGATURAN SISTEM REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ukuran kevaliditasan suatu butir soal dapat dilihat dari interpretasi besarnya

(31)

Wisnu Dwi Yudianto, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGATURAN SISTEM REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1 Tingkat Validitas

Besarnya Nilai r Interpretasi

0,80 ≤ r < 1,00 Tinggi Setelah harga koefisien korelasi ( rxy) diperoleh, disubstitusikan ke

rumus uji „t‟ (Sugiyono, 2008: 257) yaitu :

Keterangan :

t : Nilai t hitung

n : Jumlah responden

r : Koefisiensi korelasi

Instrumen dinyatakan valid apabila thitung > ttabel dengan taraf kesalahan 0,05.

2. Reliabilitas

Pengujian yang selanjutnya dilakukan adalah reliabilitas instrumen.

Menurut Arikunto (2006: 178) “Reliabilitas menunjukkan pada satu

pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan

sebagai alat pengumpul data karena istrumen tersebut sudah baik”.

Langkah-langkah menentukan reliabilitas instrumen pada penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Peneliti membuat tabel analisis butir soal. Kemudian peneliti

mengelompokkan skor butir soal bernomor ganjil sebagai belahan

pertama dan skor butir soal bernomor genap sebagai belahan kedua.

b. Peneliti mengorelasikan skor belahan pertama dengan skor belahan

kedua agar diperoleh harga rxy. Harga rxy dapat diketahui dengan

menggunakan korelasi product moment yang dikemukakan oleh

(32)

Wisnu Dwi Yudianto, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGATURAN SISTEM REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Menghitung indeks reliabilitas dengan menggunakan rumus

Spearman-Brown (Arikunto, 2006: 180), yaitu :

Keterangan :

r11 : Reliabilitas instrumen

r1/2 1/2 : rxy yang disebut sebagai indeks korelasi antara dua belahan

instrumen

Besar koefisien reliabilitas diinterpretasikan untuk menyatakan kriteria

reliabilitas. Berikut ini adalah interpretasi koefisien reabilitas penelitian.

Tabel 3.2 Interpretasi Koefisien Reliabilitas

Besarnya Nilai r11 Interpretasi

0,80 ≤ r11 < 1,00 Tinggi

Daya pembeda tes adalah kemampuan soal untuk membedakan antara

siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.

Kelompok peserta tes dibagi dua sama besar yaitu 50% kelompok atas dan

50% kelompok bawah. Arikunto (2003:211) menyatakan bahwa “Daya

pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan siswa

yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh

(berkemampuan rendah)”. Untuk menghitung daya pembeda setiap item ini

dapat menggunakan rumus berikut:

(Arikunto, 2003: 213)

(33)

Wisnu Dwi Yudianto, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGATURAN SISTEM REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D : Daya pembeda

JA : Banyaknya peserta kelompok atas

JB : Banyaknya peserta kelompok bawah

BA : Jumlah jawaban benar pada kelompok atas

BB : Jumlah jawaban benar pada kelompok bawah

Tabel 3.3 Klasifikasi Daya Pembeda

Rentang Daya Pembeda Kategori

D < 0 Sangat Jelek

Tingkat kesukaran butir soal pada dasarnya adalah peluang responden

untuk menjawab benar pada suatu butir soal. Soal yang baik adalah soal yang

tidak terlalu mudah dan juga tidak terlalu sulit untuk dijawab oleh siswa.

Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya

suatu soal. Persamaan yang digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaran

soal adalah:

(Arikunto, 2003: 208)

Keterangan :

P : tingkat kesukaran

B : banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar

JS : jumlah seluruh siswa peserta tes

Berikut ini adalah tabel klasifikasi tingkat kesukaran:

Tabel 3.4 Kategori Tingkat Kesukaran

Rentang Nilai Kategori

0 ≤ p ≤ 0,30 Sukar

0,3 < P ≤ 0,7 Sedang

(34)

Wisnu Dwi Yudianto, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGATURAN SISTEM REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber: Arikunto, 2003: 210

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dilakukan pada penelitian ini adalah menilai

aktivitas belajar siswa, menilai aktivitas guru dan kriteria hasil belajar siswa.

Berikut ini adalah teknis analisis yang digunakan:

1. Hasil Belajar Siswa Pada Aspek Kognitif

Hasil belajar siswa pada aspek kognitif didapatkan dari hasil pre test

dan post test yang dilakukan. Berdasarkan kurikulum yang ditetapkan SMK

Negeri 1 Cimahi, siswa dinyatakan lulus pada mata pelajaran produktif

apabila Kriteria Ketuntasan Minimum ≥ 75.

Tabel 3.5 Kriteria Nilai

Sumber: Dokumen SMK Negeri 1 Cimahi

2. N-Gain

Uji N-Gain dipergunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar

(35)

Wisnu Dwi Yudianto, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGATURAN SISTEM REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengolahan data hasil observasi aktivitas siswa dilakukan untuk

mengetahui persentase aktivitas siswa pada saat menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT. Persentase aktivitas siswa dapat dihitung

dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Hasil perhitungan persentase siswa tersebut kemudian dimasukkan ke dalam

kriteria tertentu. Kriteria keaktifan siswa menurut Yonny dkk (2010: 175),

dapat dilihat pada tabel 3.7.

Tabel 3.7 Kriteria Aktivitas Belajar Siswa

Persentase Kriteria

Pengolahan data hasil observasi aktivitas guru dilakukan untuk

mengetahui sejauh mana guru melaksanakan model pembelajaran yang

digunakan pada penelitian ini. Keterlaksanaan model pembelajaran dapat

dilakukan dengan cara:

Hasil perhitungan persentase kemudian dimasukkan ke dalam kriteria

tertentu. Kriteria keterlakasanaan model pembelajaran menurut Usman (1993:

82) dapat dilihat pada tabel 3.8.

Tabel 3.8 Kriteria Keterlaksanaan Model Pembelajaran

(36)

Wisnu Dwi Yudianto, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGATURAN SISTEM REFRIGERASI

(37)

Wisnu Dwi Yudianto, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGATURAN SISTEM REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Secara umum penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada

mata pelajaran pengaturan sistem refrigerasi dapat meningkatkan hasil belajar

siswa. Peningkatan hasil belajar ini ditunjukkan dengan peningkatan nilai rata-rata

N-Gain siswa pada setiap siklusnya. Rata-rata nilai N-gain siswa mengalami

peningkatan dari siklus I hingga siklus III dan berada pada kriteria sedang.

Peningkatan hasil belajar siswa ini diiringi oleh peningkatan aktivitas belajar

siswa di kelas. Peningkatan aktivitas belajar ini ditunjukkan dengan peningkatan

aktivitas siswa pada setiap siklusnya. Aktivitas belajar siswa pada siklus I berada

pada kriteria tinggi, pada siklus II berada pada kriteria tinggi dan pada siklus III

berada pada kriteria sangat tinggi. Hasil belajar dan aktivitas belajar setiap siklus

penelitian tindakan kelas ini dapat meningkat karena terjadi perbaikan proses

pembelajaran yang dilakukan pada setiap siklus.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah disusun, penulis memiliki beberapa

saran diantaranya:

1. Bagi guru, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat

dijadikan altenatif dalam proses pembelajaran di kelas agar dapat

menciptakan suasana belajar yang lebih baik.

2. Bagi siswa, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT

memberikan kesempatan siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Namun untuk dapat memaksimalkan kesempatan ini sebaiknya sumber

belajar lebih dilengkapi lagi.

3. Bagi peneliti lain, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT

guru harus dapat mengatur durasi kegiatan pembelajaran. Pelaksanaan

diskusi kelompok dan turnamen akademik perlu diperhatikan dengan

(38)

Wisnu Dwi Yudianto, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGATURAN SISTEM REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Bagi sekolah, sebaiknya pihak sekolah mengontrol guru mata pelajaran

agar melakukan variasi model pembelajaran di kelas yang disesuaikan

(39)

Wisnu Dwi Yudianto, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGATURAN SISTEM REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2003) Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2006) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Rahayu, F. (2009) Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Team Games Tournament (TGT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Siklus Akuntansi. Skripsi, Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pendidikan Indonesia.

Hake, R. R. (1999) Analyzing Change/ Gain Scores. [Online]. Tersedia di:

http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf [Diakses 16

Desember 2013].

Hamalik, O. (2003) Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Kunandar. (2012) Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rajawali Pers.

Lie, A. (2002) Cooperative Learning: Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.

Respati, A. D. (2013) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk meningkatkan prestasi belajar akuntansi. Jurnal Penelitian UNS, 1 (2), hlm. 1-10.

Rosmaniar, W. (2012) Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Untuk Meningkatkan Hasil belajar Siswa. Skripsi, Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pendidikan Indonesia.

Rusman. (2011) Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sanjaya, W. (2006) Strategi Pembelajaran Berbasis Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sanjaya, W. (2010) Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sadirman, A. M. (2011) Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sari, N. (2012) Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa dengan Model Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT). Skripsi, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Universitas Tanjungpura.

Slameto. (2003) Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

(40)

Wisnu Dwi Yudianto, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGATURAN SISTEM REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sugiyono. (2008) Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suryaman, N. N. (2013) Penerapan Video Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Peralatan Bahan Refrigerasi. Skripsi, Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Indonesia.

Tarigan, R. (2012) Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament terhadap hasil belajar IPA Fisika di SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan. Jurnal Penelitian Inovasi Pembelajaran Fisika. 4 (2), hlm. 50-55.

Usman, U. (1993) Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Warsita, B. (2008) Teknologi Pombelaiaran Landasan & Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Yonny, A. dkk. (2010) Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Familia.

Gambar

Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Tabel 3.1 Tingkat Validitas
Tabel 3.2  Interpretasi Koefisien Reliabilitas
Tabel 3.3 Klasifikasi Daya Pembeda
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pemerintah dalam hal ini adalah pihak yang menjadi penengah atau mediator dalam wacana rekonsiliasi antara etnis Minangkabau dan Batak terkait sejarah masa lalu, dan

Dengan ini diberitahukan bahwa setelah dilakukan Evaluasi Penawaran yang dituangkan dalam Berita Acara Evaluasi Penawaran Harga Pengadaan Alat Kesehatan, Kedokteran dan

tanpa ijin tertulis dari Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.. Diperiksa oleh :

Pada hari ini Senin tanggal Dua Bulan Oktober Tahun Dua Ribu Tujuh Belas , kami yang bertanda tangan dibawah ini Kelompok Kerja 8 Bagian Layanan Pengadaan (BLP) Kabupaten

Diameter luar batang katup spdm Diameter luar kepala katup spdm Diameter luar piston sepedamotor Diameter luar pena piston spdm Tinggi nok sepedamotor:.

2017 memutuskan bahwa Pelelangan Pekerjaan Jembatan Gantung Dusun Lipat Gunting dinyatakan GAGAL dan tindak lanjut Pelelangan Gagal ini akan dilakukan LELANG

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang berjudul “Analisis Tipologi dan Perkembangan Wilayah di Kabupaten Jember” adalah benar- benar hasil karya

Human error atau kesalahan manusia kerap sering terjadi pada penyusunan data-data, pencatatan transaksi, pembuatan laporan dan pekerjaan yang masih mengandalkan teknologi manual.