• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS POTENSI PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN JALAN DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007-2011.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS POTENSI PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN JALAN DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007-2011."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

Arif Surochman, 2014

ANALISIS POTENSI PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN JALAN DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007-2011 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ANALISIS POTENSI PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN JALAN DI KOTA

BANDUNG TAHUN 2007-2011

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang

Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh

Arif Surochman

0703688

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014

(2)

Arif Surochman, 2014

ANALISIS POTENSI PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN JALAN DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007-2011 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ANALISIS POTENSI PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN JALAN DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007-2011

Oleh :

Arif Surochman

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

Arif Surochman

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian.

(3)

Arif Surochman, 2014

ANALISIS POTENSI PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN JALAN DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007-2011 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ANALISIS POTENSI PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN JALAN DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007-2011

Telah disetujui oleh:

Pembimbing I

Dr. H. Nugraha, M.Si, Ak,

NIP.

Pembimbing II

Aristanti Widyaningsih, S.Pd, M.Si

NIP.

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Akuntani

Dr. Kurjono, M.Pd

(4)

Arif Surochman, 2014

ANALISIS POTENSI PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN JALAN DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007-2011 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ANALYSIS OF STREET LIGHTING TAX REVENUE POTENTIAL IN BANDUNG ON 2007-2011

ArifSurochman

Supervisor I : Dr. H. Nugraha, M.Si, Ak,

Supervisor II :AristantiWidyaningsih, S.Pd, M.Si

Pendidikan Akuntansi, FPEB, Universitas Pendidikan Indonesia

Abstract

The purposes of this research are to analyze the potential and contribution of street lighting tax revenue during the period of 2007-2011.Besidethat, this research used the calculation of contribution. In order to know it, this research need the data using time series. The research using time series will showing how is performance of street lighting tax revenue.

The analysis model used in this research is the potential calculation analysis of revenue based on street lighting tax rate, then the calculation of street lighting tax contribution based on realization of street lighting tax revenue and potential.

The result of street lighting tax revenue potential calculation showed that street lighting tax revenue potential in Bandung has not achieved optimally. industrieshave the greatest street lighting tax revenue potential.

(5)

Arif Surochman, 2014

ANALISIS POTENSI PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN JALAN DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007-2011 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BANDUNG TAHUN 2007 – 2011

Arif Surochman

PembimbingI : Dr. H. Nugraha, M.Si, Ak, PembimbingII :Aristanti Widyaningsih, S.Pd, M.Si

ABSTRAK

Tujuan dalam penelitian ini adalah menganalisis potensi penerimaan Pajak Penerangan Jalan dan

Kontribusi Pajak Penerangan Jalan di Kota Bandung selama periode tahun 2007-2011. Selain itu,

dilakukan pula perhitungan kontribusi. Untuk mengetahui potensi penerimaan dan kontribusi dibutuhkan

suatu data penelitian yang menggunakan runtut waktu (timeseries). Penelitian dengan menggunakan

runtun waktu akan membantu melihat bagaimana kinerja dari penerimaan Pajak Penerangan Jalan.

Model analisis yang digunakan yaitu analisis perhitungan potensi penerimaan yang didasarkan

pada basis pajak dan tariff pajak Pajak Penerangan Jalan kemudian perhitungan Kontribusi Pajak

Penerangan Jalan yang didasarkan pada realisasi penerimaan dan potensi penerimaan Pajak Penerangan

Jalan,

Hasil perhitungan potensi penerimaan Pajak Penerangan Jalan menunjukkan bahwa potensi Pajak

Penerangan jalan di Kota Bandung belum tercapai secara optimal. Golongan industry memiliki potensi

penerimaan Pajak Penerangan Jalan paling besar.

(6)

Arif Surochman, 2014

ANALISIS POTENSI PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN JALAN DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007-2011 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian ... 8

1.3.1 Maksud Penelitian ... 8

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 8

1.4Kegunaan Penelitian ... 9

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

2.1Teori Yang Relevan dan Hasil Penelitian Terdahulu ... 10

2.1.1 Sumber Penerimaan Daerah ... 10

2.1.1.1Pendapatan Asli Daerah ... 10

2.1.1.2Dana Perimbangan ... 12

2.1.1.3Pinjaman Daerah ... 12

2.1.1.4Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah ... 12

2.1.2 Peranan Pendapatan Asli Daerah ... 12

2.1.3 Definisi Pajak dan Ciri-Ciri Pajak ... 12

2.1.3.1Aspek Ekonomi dari Perpajakan ... 15

2.1.3.2Fungsi Pajak ... 15

2.1.3.3Jenis-Jenis Pajak ... 16

2.1.3.4Asas-Asas Pemungutan Pajak ... 17

2.1.3.5Prinsip-Prinsip Perpajakan ... 19

(7)

Arif Surochman, 2014

ANALISIS POTENSI PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN JALAN DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007-2011 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.1.4.1Pengertian Pajak Penerangan Jalan ... 20

2.1.4.2Dasar Hukum Pemungutan Pajak ... 21

2.1.4.3Objek Pajak Penerangan Jalan ... 21

2.1.4.3.1 Objek Pajak Penerangan Jalan ... 21

2.1.4.3.2 Bukan Objek Pajak Penerangan Jalan ... 22

2.1.4.4Subjek Pajak Penerangan Jalan ... 22

2.1.4.5Dasar Pengenaan, Tarif, Tata Cara Perhitungan PPJ .... 23

2.1.4.5.1 Dasar Pengenaan PPJ ... 23

2.1.4.5.2 Tarif PPJ ... 24

2.1.4.5.3 Perhitungan PPJ ... 25

2.1.4.6Masa Pajak, Tahun Pajak, saat Terutang Pajak, Wilayah Pemungutan Pajak Penerangan Jalan ... 26

2.1.5 Potensi Pajak Penerangan Jalan ... 27

2.1.6 Kontribusi Pajak Penerangan Jalan ... 27

2.1.7 Realisasi Penerimaan Pajak Penerangan Jalan ... 28

2.1.8 Penelitian Terdahulu ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

3.1Desain Penelitian ... 31

3.2Operasional Variabel ... 31

3.2.1 Variabel Penelitian ... 31

3.3Sumber Data ... 33

3.3.1 Data Primer ... 33

3.3.2 Data Sekunder ... 33

3.4Teknik Pengumpulan Data ... 34

3.4.1 Dokumentasi ... 34

3.5Teknik Pengolahan Data ... 34

3.5.1 Perhitungan Potensi Penerimaan Pajak Penerangan Jalan ... 34

3.5.2 Perhitugan Kontribusi Pajak Penerangan Jalan ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36

4.1Gambaran Objek Penelitian ... 36

4.1.1 Sejarah Kota Bandung ... 36

4.1.2 Visi dan Misi Kota Bandung ... 37

4.1.2.1Visi Kota Bandung ... 37

(8)

Arif Surochman, 2014

ANALISIS POTENSI PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN JALAN DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007-2011 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.1.3 Struktur Organisasi ... 38

4.2Deskripsi Hasil Penelitian ... 43

4.2.1 Pajak Penerangan Jalan ... 43

4.3Analisis Data ... 47

4.3.1 Potensi Pajak Penerangan Jalan ... 47

4.3.2 Kontribusi Penerimaan Pajak Penerangan Jalan ... 51

4.4Pembahasan... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 59

5.1Kesimpulan ... 59

5.2Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA

(9)

Arif Surochman, 2014

ANALISIS POTENSI PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN JALAN DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007-2011 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Penerimaan Pajak Daerah dan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Kota Bandung Tahun 2007– 2011 ... 4

Tabel 1.2 Realisasi Penerimaan Macam-Macam Pajak Asli Daerah Kota Bandung 2007 – 2011 ... 5

Tabel 1.3 Pertumbuhan Jenis Pajak Asli Daerah terhadap Penerimaan Pajak Daerah Kota Bandung Tahun 2007-2011 (Persen ... 6

Tabel 4.1. Realisasi Penerimaan Pajak Penerangan Jalan di Kota Bandung Periode Tahun 2007-2011 ... 45

Tabel 4.2 Tarif Biaya Beban Berdasarkan Golongan Pelanggan PLN Periode Tahun 2007-2011 ... 46

Tabel 4.3 Tabel Biaya Pemakaian Berdasarkan Golongan Pelanggan PLN Periode Tahun 2007-2011 ... 46

Tabel 4.4. Penerimaan Pajak Daerah dan Pajak Asli Daerah di Kota Bandung Periode Tahun 2007-2011... 47

Tabel 4.5 Potensi Penerimaan Pajak Penerangan Jalan Tahun 2007 ... 48

Tabel 4.6 Potensi Penerimaan Pajak Penerangan Jalan Tahun 2008 ... 49

Tabel 4.7 Potensi Penerimaan Pajak Penerangan Jalan Tahun 2009 ... 49

Tabel 4.8 Potensi Penerimaan Pajak Penerangan Jalan Tahun 2010 ... 50

Tabel 4.9 Potensi Penerimaan Pajak Penerangan Jalan Tahun 2011 ... Tabel 4.10 Perhitungan Kontribusi Pajak Penerangan Jalan Kota Bandung terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Pajak Daerah Tahun 2007-2011 ... 51

Tabel 4.11 Potensi Penerimaan Pajak Penerangan Jalan Berdasarkan Tarif Pajak Per Golongan Periode Tahun 2007-2011 ... 55

Tabel 4.12 Perbandingan Target Penerimaan dan Potensi Penerimaan Pajak Penerangan Jalan di Kota Bandung Periode Tahun 2007-2011 ... 56

(10)

Arif Surochman, 2014

ANALISIS POTENSI PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN JALAN DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007-2011 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Perbandingan Potensi Penerimaan dan Realisasi Penerimaan Pajak Penerangan

Jalan di Kota Bandung Periode Tahun 2007-2011 ... 57

Gambar 4.2 Perbandingan Kontribusi Pajak Penerangan Jalan terhadap Pajak Asli Daerah dan

(11)

Arif Surochman, 2014

ANALISIS POTENSI PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN JALAN DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007-2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Pembangunan merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh

pemerintah untuk mensejahterakan masyarakat. Kesejahteraan kehidupan

masyarakat dapat dicapai jika pembangunan yang dilaksanakan merata.

Pembangunan di Indonesia yang selama lebih dari tiga dekade berorientasi kepada

pusat (sentralistik) telah menimbulkan kesenjangan antara Jawa dan luar Jawa

akibat terkonsentrasinya pembangunan di Pulau Jawa (Kuncoro, 2004).

Angin segar reformasi pada pertengahan 1998 membawa perubahan dalam

tata kelola pemerintahan. Melalui UU No.22/1999 tentang pemerintahan daerah

yang kemudian digantikan dengan UU No.32/2004 diatur mengenai pembagian

kewenangan dan kewajiban antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Dengan dikeluarkannya UU No.32/2004, pemerintah daerah diharapkan dapat

lebih mandiri untuk mengurus rumah tangga daerahnya sendiri. Pelimpahan

wewenang dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah menimbulkan tanggung

jawab yang lebih besar pada pemerintah daerah dibandingkan pada era

sentralistik.

Guna melaksanakan fungsi-fungsi tersebut pemerintah daerah perlu

didukung dengan kemampuan keuangan daerah yang baik. Keuangan daerah

merupakan salah satu elemen dasar yang penting dalam pemerintahan daerah.

Otonomi daerah selain memberikan kewenangan kepada daerah untuk mengatur

dan mengurus sendiri urusan pemerintahan juga memberikan kewenangan kepada

daerah untuk mengatur keuangan daerahnya melalui desentralisasi fiskal.

Desentralisasi fiskal di Indonesia secara khusus diatur dalam UU No.33/2004

tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Sejalan

dengan hal tersebut, kebijakan desentralisasi fiskal di Indonesia diwujudkan

dalam bentuk pemberian transfer kepada daerah berupa dana perimbangan, dana

(12)

2

Arif Surochman, 2014

ANALISIS POTENSI PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN JALAN DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007-2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu potensi pendapatan asli daerah (PAD). (Mardiasmo, 2009).

Salah satu instrumen yang dapat diupayakan untuk meningkatkan PAD

yaitu melalui penguatan kemampuan pemungutan pajak daerah. Menurut Lutfi

(2004) pajak daerah merupakan komponen yang sangat menjanjikan dan selama

ini pendapatan yang berasal dari perolehan hasil pajak daerah merupakan

komponen yang memberikan sumbangan besar dalam struktur pendapatan yang

berasal dari pendapatan asli daerah. Hal ini senada dengan hasil penelitian

Wibowo (2004) yang mengemukakan bahwa setelah era desentralisasi pajak

daerah untuk Kabupaten/Kota di Jawa merupakan pemberi kontribusi utama

terhadap PAD dengan rata-rata sebesar 45,6 persen.

Pemungutan pajak daerah di Indonesia diatur dalam Undang-Undang

No.34/2000 yang diperbaharui melalui Undang-Undang No.28/2009. Pajak daerah

yang termasuk ke dalam pajak propinsi antara lain pajak Kendaraan Bermotor dan

Kendaraan di Atas Air; Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di

Atas Air; Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor; Pajak Pengambilan dan

Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan; Pajak Rokok.

Pajak daerah yang digolongkan sebagai pajak kabupaten/kota yaitu Pajak

Hotel; Pajak Restoran; Pajak Hiburan; Pajak Reklame; Pajak Parkir; Pajak

Pengambilan Bahan Galian Golongan C; Pajak Sarang Burung Walet; Pajak Bumi

dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; Bea Perolehan Hak atas Tanah dan

Bangunan dan Pajak Penerangan Jalan.

Berdasarkan Undang-Undang No.28/2009 pemerintah daerah

diperkenankan untuk melakukan pemungutan pajak daerah. Pemungutan pajak

daerah di suatu daerah disesuaikan dengan potensi dan kebijakan daerah yang

ditetapkan dengan Peraturan Daerah (Perda). Salah satu jenis pajak daerah yang

diperkenankan untuk dilakukan pemungutannya oleh pemerintah kabupaten/kota

adalah pajak penerangan jalan. Penerangan jalan merupakan salah satu kewajiban

pemerintah daerah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan penerangan jalan

umum terlebih di malam hari. Saat ini kebutuhan masyarakat terhadap penerangan

jalan makin besar yang artinya diperlukan biaya yang besar pula oleh pemerintah

(13)

3

Arif Surochman, 2014

ANALISIS POTENSI PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN JALAN DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007-2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kota Bandung merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Barat

bagian selatan. Kota Bandung meiliki lokasi yang strategis karena terletak di

Ibukota Provinsi Jawa Barat sebagai pusat perekonomian. Kota Bandung

memiliki kontribusi perekonomian cukup baik sebesar 45 persen terhadap

perekonomian Provinsi Jawa Barat. Salah satu penerimaan yang cukup menonjol

di Kota Bandung yaitu dari sektor pajak daerah. Pajak daerah adalah pajak yang

ditetapkan oleh daerah untuk kepentingan pembiayaan daerah tersebut. Menurut

Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah) Pajak daerah dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis pajak,

antara lain :

1. Bea Perolehan Atas Tanah dan Bangunan

2. Pajak Hotel

3. Pajak Restoran

4. Pajak Hiburan

5. Pajak Reklame

6. Pajak Penerangan Jalan

7. Pajak Air Bawah Tanah

8. Pajak Parkir

9. Pajak Rumah Sewa/Kost

10.Denda

Dalam pos Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung, Pajak Daerah Kota

Bandung memiliki kontribusi terbesar. Dalam kurun waktu tahun 2007 – 2011,

pendapatan pajak daerah di Kota Bandung mengalami peningkatan setiap

(14)

4

Arif Surochman, 2014

ANALISIS POTENSI PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN JALAN DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007-2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 1.1

Penerimaan Pajak Daerah dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung Tahun 2007– 2011

Tahun Penerimaan Pajak Daerah (Rp) Penerimaan Pajak Asli Daerah (Rp) Kontribusi

2007 194.128.259.768 544.883.298.247 36%

2008 207.222.679.343 468.309.866.938 44%

2009 270.947.601.409 487.780.564.786 56%

2010 302.378.839.983 440.331.559.083 69%

2011 665.854.660.360 803.663.585.485 83%

Total 1.446.403.781.095 2.200.085.576.292 69%

Sumber : Laporan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung 2014

Berdasarkan data pada Tabel 1.1 di atas, terlihat bahwa jumlah penerimaan

Pajak Daerah dan Pendapatan Asli Daerah di Kota Bandung setiap tahun tidak

selalu mengalami peningkatan. Akan tetapi, penerimaan pajak daerah memiliki

kontribusi yang cukup besar terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Kota Bandung. Rata-rata kontribusi Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli

Daerah selama kurun waktu lima tahun terahir sebesar 69 persen, angka tersebut

masih bisa lebih ditingkatkan dengan melakukan beberapa upaya seperti

(15)

5

Arif Surochman, 2014

ANALISIS POTENSI PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN JALAN DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007-2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 1.2

Realisasi Penerimaan Macam-Macam Pajak Asli Daerah Kota Bandung 2007 – 2011

Pajak Daerah

2007 2008 2009 2010 2011

Total

Pajak Hotel 58.706.270.014 64.320.218.863 72.439.550.886 87.611.335.427 110.865.807.790

393.943.182.980 Pajak Restoran 48.481.745.327 55.622.688.965 66.130.364.050 73.573.789.261 85.192.607.158

329.001.194.761 Pajak Rumah Kos/Sewa

Kontrak -

Pajak Hiburan 15.791.180.072 20.181.783.556 45.216.872.298 26.747.603.927 31.019.515.619

138.956.955.472 Pajak Reklame 23.444.954.435 16.799.009.478 32.445.842.669 11.616.090.321 15.315.316.254

99.621.213.157 Pajak Penerangan Jalan 43.349.978.810 50.263.640.386 49.743.835.678 96.946.622.459 108.779.806.117

349.083.883.450 Pajak Parkir 4.267.541.604 35.338.095 4.961.668.627 5.883.398.588 5.897.885.990

21.045.832.904

Denda 86.589.506 9.467.201

96.056.707 Bea Perolehan hak atas

tanah dan bangunan 306.250.907.376 306.250.907.376

pajak Air Bawah Tanah 2.532.813.956

2.532.813.956 Jumlah Pajak Daerah 194.128.259.768 207.222.679.343 270.947.601.409 302.378.839.983 665.854.660.260

1.640.532.040.763 Pendapatan Asli Daerah 544.883.298.247 1.054.846.741.043 929.198.223.670 440.331.559.083 803.663.585.485

3.772.923.407.528 Sumber : Laporan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung (Data diolah)

Berdasarkan Tabel 1.2 terlihat bahwa ada tiga macam pajak daerah yang

memiliki penerimaan yang besar yaitu: Pajak Hotel dengan total penerimaan

sebesar Rp. 393.943.182.980 kemudian disusul oleh Pajak Penerangan Jalan

sebesar Rp. 349.083.883.450 dan pajak daerah yang menempati posisi ketiga

terbesar penerimaannya adalah pajak restoran sebesar Rp. 329.001.194. Jenis

pajak daerah yang penerimaannya paling kecil adalah Pajak Rumah / sewa kost,

total penerimaanya selama empat tahun hanya sekitar Rp. 0.

Berdasarkan Tabel 1.2 terlihat jelas bahwa Pajak Penerangan Jalan

merupakan pajak daerah dengan penerimaan tertinggi kedua setelah Pajak Hotel.

Rata-rata penerimaan Pajak Penerangan Jalan selama lima tahun sebesar Rp.

69.816.776.690. Besarnya penerimaan dari Pajak Penerangan Jalan, maka pajak

ini dapat dikategorikan sebagai pajak daerah memiliki penerimaan yang potensial

(16)

6

Arif Surochman, 2014

ANALISIS POTENSI PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN JALAN DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007-2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 1.3

Pertumbuhan Jenis Pajak Daerah terhadap Penerimaan Pajak Asli Daerah Kota Bandung Tahun 2007-2011 (Persen)

Pajak Daerah

Sumber : Laporan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung (Data diolah)

Berdasarkan Tabel 1.3, terlihat bahwa total pertumbuhan penerimaan

selama periode tahun 2007-2011 dari Pajak Penerangan Jalan di Kota Bandung

sudah cukup besar dan juga menjadi Pajak yang memiliki total pertumbuhan

terbesar kedua setelah Pajak Hotel. Total pertumbuhannya selama periode tahun

2007 hingga tahun 2011 sebesar 66 persen. Pajak yang memiliki total

pertumbuhan penerimaan tertinggi adalah Pajak Hotel dengan total pertumbuhan

penerimaan selama periode tahun 2007-2011 sebesar 76 persen.

Masih sangat rendahnya pertumbuhan penerimaan Pajak Penerangan Jalan

diduga karena penerimaan dari pajak tersebut belum sesuai dengan potensi yang

riil yang dimiliki sehingga pertumbuhannya cenderung sangat rendah.

Pengembangan sarana dan prasarana penerangan jalan memiliki peran penting,

tidak hanya untuk dapat meningkatkan penerimaan akan tetapi berguna untuk

keamanan, keindahan dan meningkatkan produktivitas di suatu daerah.

Pengembangan potensi pajak penerangan jalan di Kota Bandung masih terbuka

lebar terlihat dari penerimaan pajaknya selama lima tahun yaitu tahun 2007 –

(17)

7

Arif Surochman, 2014

ANALISIS POTENSI PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN JALAN DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007-2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melampaui target yang ditetapkan pemerintah. Akan tetapi terjadi penurunan

pertumbuhan penerimaan Pajak Penerangan Jalan di tahun 2009 dan tahun 2011

yang diikuti pula dengan penurunan kontribusi terhadap pajak daerah dan

Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Kontradiksi antara peningkatan penerimaan Pajak Penerangan Jalan

dengan pertumbuhan penerimaan dan kontribusinya menandakan bahwa realisasi

penerimaan pajaknya belum optimal. Sedang kanapa bila kita melihat target dan

realisasinya, penerimaan Pajak Penerangan selalu melampaui target yang

ditetapkan pemerintah. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum realisasi

penerimaan pajaknya belum sesuai dengan potensi riil yang ada (Pradita,2009).

1.2. Rumusan Masalah Penelitian

Menurut Miyasto (1997), Pajak sebagai penerimaan pemerintah

merupakan salah satu alat yang cukup penting bagi pemerintah untuk menjalankan

fungsinya, terutama sebagai stabilisator perekonomian melalui kebijakan

anggaran guna menjamin tingkat kesempatan kerja yang tinggi serta pertumbuhan

ekonomi yang cukup.

Akibat dari pelaksanaan otonomi daerah, setiap daerah memacu untuk

meningkatkan penerimaan daerahnya. Potensi penerimaan daerah ini dapat

bersumber dari pajak daerah dan retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan

daerah yang dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah.

Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No. 65 Tahun 2001, pajak daerah

adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada

kepaladaerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dilaksanakan

berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu dibalik peningkatan yang

terjadi dalam penerimaan Pajak Penerangan Jalan, pertumbuhan penerimaan dan

kontribusi Pajak Penerangan Jalan terhadap pajak daerah dan Pendapatan Asli

Daerah (PAD) mengalami penurunan. Hal ini mengindikasikan kemungkinan

(18)

8

Arif Surochman, 2014

ANALISIS POTENSI PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN JALAN DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007-2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

realisasi Pajak Penerangan Jalan yang hanya berdasarkan realisasi tahun-tahun

sebelumnya membuat realisasinya selalu lebih besar dari targetnya, walaupun itu

belum menggambarkan potensi yang sebenarnya. Permasalahan-permasalahan

tersebut memunculkan beberapa pertanyaan sebagai perumusan masalah antara

lain sebagai berikut :

1. Berapa besar potensi Penerimaan Pajak Penerangan Jalan Di Kota Bandung

tahun 2007 - 2011?

2. Bagaimanakah rata-rata kontribusi Pajak Penerangan Jalan terhadap PD dan

PAD ditinjau dari segi Potensi dan Realisasi Penerimaan Pajak Penerangan

Jalan Di Kota Bandung tahun 2007 – 2011?

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis dan menjelaskan secara

mendalam mengenai potensi dan kontribusi pajak penerangan jalan Di Kota

Bandung. Sedangkan tujuan secara khusus adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui berapa besar potensi atau target penerimaan pajak

penerangan jalan di Kota Bandung dari tahun 2007 sampai dengan 2011.

2. Untuk mengetahui berapa besar kontribusi Pajak penerangan jalan

terhadap PD dan PAD ditinjau dari segi potensi dan realisasi

Penerimaan Pajak Penerangan Jalan Di Kota Bandung tahun 2007

sampai dengan 2011.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan

yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui :

a. Untuk menganalisis berapa potensi riil Pajak Penerangan Jalan di Kota

(19)

9

Arif Surochman, 2014

ANALISIS POTENSI PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN JALAN DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007-2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Untuk menganalisis berapa besar rata-rata kontribusi Pajak Penerangan

Jalan terhadap PD dan PAD ditinjau dari segi potensi dan segi realisasi di

Kota Bandung.

1.4. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Peneliti, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memperluas

pengetahuan dan wawasan peneliti tentang Pajak Penerangan Jalan, dalam

hal ini mengetahui seberapa besar pengaruh Potensi, kontribusi Pajak

Penerangan Jalan terhadap Penerimaan Pajak Penerangan Jalan di Kota

Bandung. Penelitian ini juga merupakan salah satu syarat untuk

menempuh ujian sarjana pendidikan akuntansi program studi Pendidikan

Akuntansi pada Fakultas Peendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas

Pendidikan Indonesia.

2. Bagi Masyarakat, diharapkan dapat memberi informasi tentang Potensi

Pajak Penerangan Jalan yang ada di Kota Bandung.

3. Bagi Pembuat Kebijakan, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan

dalam membuat kebijakan terutama untuk meningkatkan penerimaan

daerah terutama melalui pengembangan potensi Pajak Penerangan Jalan.

4. Bagi Ilmu Pengetahuan, diharapkan dapat dijadikan sebagai dasar acuan

bagi pengembangan ilmu pengetahuan di waktu yang akan datang.

5. Sebagai bahan perbandingan dari penelitian yang telah ada, serta bahan

masukan dan rujukan bagi peneliti yang akan melakukan penelitian yang

(20)

Arif Surochman, 2014

ANALISIS POTENSI PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN JALAN DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007-2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif, yaitu penelitian terhadap masalah-masalah berupa fakta-fakta saat ini

dari suatu populasi menurut Nazir (2006), bahwa :

“Penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti kelompok manusia,suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun kilasan peristiwa pada masa sekarang dengan faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, surat-surat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki”.

Pernyataaan diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian metode deskriptif

adalah suatu metode yang bertujuan menggambarkan suatu keadaan secara

sistematis, aktual dan akurat dengan mengumpulkan data berdasarkan penelitian

yang dilakukan

Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi,

gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta,

surat-surat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.

3.2Operasional Variabel Penelitian

3.2.1 Variabel Penelitian

Sekaran (2003) dan Cooper dan Schindler (2003) mengungkapkan

pengertian variabel sebagai segala sesuatu yang dapat dibedakan atau mempunyai

variasi nilai (dalam Zulganef, 2008:63).

Variebel dalam penelitian kali ini adalah Pajak Penerangan Jalan, Menurut

Undang-undang No.28 tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah,

(21)

32

Arif Surochman, 2014

ANALISIS POTENSI PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN JALAN DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007-2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 10 tahun 2002 pajak

penerangan jalan adalah pajak atas penggunaan tenaga listrik dengan ketentuan

bahwa di wilayah Daerah tersebut tersedia penerangan jalan, yang rekeningnya

dibayar oleh Pemerintah Daerah. Indikator Pajak Penerangan Jalan adalah sebagai

berikut:

1. Potensi (Pajak Penerangan Jalan) Potensi menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (1995) adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk

dikembangkan, kekuatan, kesanggupan; daya. Potensi Pajak Penerangan Jalan

ini diperoleh dengan cara mengalikan basis pajak (Tax Base) Pajak

Penerangan Jalan dengan tarif pajak yang berlaku. Basis pajak (Tax Base)

merupakan hasil perhitungan biaya tarif beban dengan biaya pemakaian listrik

(KWH). Untuk mendapatkan hasil biaya tarif beban menurut Harun Hamroeli

(2003) dengan cara mengalikan persentase Pajak Penerangan Jalan

berdasarkan golongan pelanggan PLN (Golongan Rumah Tangga, Bisnis dan

Industri),Jumlah pelanggan PLN dan rata-rata tarif dasar listrik dari

masing-masing golongan pelanggan PLN. Sedangkan untuk mendapatkan hasil biaya

pemakaian listrik (KWH) dengan cara mengalikan persentase pajak

penerangan jalan berdasarkan golongan pelanggan PLN (Golongan Rumah

Tangga, Bisnis dan Industri), Jumlah pemakaian listrik (KWH) dan rata-rata

tarif dasar listrik dari masing-masing golongan pelanggan PLN. Dengan

indikatornya : (Biaya Beban + Biaya Pemakaian Listrik) x Tarif Pajak

.(Rasio)

2. Kontribusi (Pajak Penerangan Jalan) Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (1995) pengertian kontribusi adalah sumbangan. Kontribusi

adalahsesuatu yang diberikan bersama-sama dengan pihak lain untuk tujuan

biaya, atau kerugian tertentu atau bersama. Sehingga kontribusi disini dapat

diartikan sebagai sumbangan yang diberikan oleh Pendapatan Asli Daerah

terhadap besarnya Belanja Pemerintah Daerah. Dengan indikator : Pn =

(22)

33

Arif Surochman, 2014

ANALISIS POTENSI PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN JALAN DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007-2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Realisasi(Pajak Penerangan Jalan) Realisasi menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (1995) adalah proses menjadikannyata atau perwujudan. Realisasi

Penerimaan Pajak Penerangan Jalan adalah Jumlah nominal hasil pemasukan

pajak pendapatan daerah yangberhasil diperoleh oleh Kota Bandung pada

Pada Periode 2007-2011. Dengan indikator : Jumlah Realisasi PPJ Kota

Bandung. (rasio)

3.3Sumber Data

3.3.1 Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya; Diamati

dan dicatat untuk pertama kalinya (Marzuki,2002:55).Data primer digunakan

untuk mengetahui profil penerangan jalan di Kota Bandung. Data ini menjelaskan

bagaimana kondisi riil tentang penerangan jalan, pelaksanaan di lapangan dan

rencana-rencana yang akan dilakukan berkaitan tentang penerangan jalan di Kota

Bandung.

3.2.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri

pengumpulannya oleh peneliti (Marzuki, 2002:56).

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,

menggunakan data deret berkala (time series), atau runtut waktu selama lima

tahun yaitu dari tahun 2007 - 2011. Data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data sekunder yaitu data diperoleh secara tidak langsung melalui media

perantara, dalam hal ini dari dinas-dinas atau instansi pemerintah, diantaranya

(23)

34

Arif Surochman, 2014

ANALISIS POTENSI PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN JALAN DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007-2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Realisasi penerimaan Pajak Penerangan Jalan Umum Kota Bandung tahun

2007 – 2011 , bersumber dari Dinas Pendapatan Pengelolaan Kekayaan dan

Aset (DPPKA) Kota Bandung.

b. Data Biaya Beban Listrik dan Biaya Pemakaian setiap bulan selama tahun

2007-2011, bersumber dari PT. PLN Persero APJ Kota Bandung.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

3.4.1 Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang berupa

sumber tertulis buku, direktori, dan data-data lain yang berkaitan dengan

penelitian. Dokumen yang dimaksud adalah meliputi data target dan realisasi

Pajak Daerah dan Pajak Penerangan Jalan di Kota Bandung, adapun data tersebut

diperoleh dari Dinas Pendapatan Pengelolaan Kekayaan dan Aset (DPPKA) Kota

Bandung, data biaya tarif beban listrik dan biaya pemakaian listrik per golongan

tarif bersumber dari PT. PLN Persero APJ Kota Bandung.

3.5 Teknik Pengolahan Data

3.5.1 Perhitungan Potensi Penerimaan Pajak Penerangan Jalan

Potensi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kemampuan yang

mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan; kekuatan; kesanggupan; daya.

Analisis perhitungan potensi mutlak diperlukan dalam analisis menetapkan target

rasional. Dengan potensi yang ada, setelah dibandingkan penerimaan untuk masa

yang akan datang, maka akan didapatkan besarnya potensi yang terpendam,

sehingga akan dapat diperkirakan rencana tindakan apa yang akan dilakukan

(24)

35

Arif Surochman, 2014

ANALISIS POTENSI PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN JALAN DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007-2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

rencana penerimaan yang akan datang. Untuk menghitung potensi penerimaan

Pajak Penerangan Jalan menurut Harun Hamroeli (2003) dengan rumus sebagai

berikut:

Taxe Base PPJ = Biaya Beban + Biaya Pemakaian

Setelah diperoleh basis pajaknya, kemudian potensi penerimaan Pajak

Penerangan Jalan dapat digunakan rumus sebagai berikut:

Basis Pajak Penerangan Jalan x Tarif Pajak (sesuai dengan golongan

pelanggan pln)

Semakin besar hasilnya, maka semakin besar potensi penerimaan

yang bakal diterima sebagai penerimaan Pajak Penerangan Jalan.

3.5.2 Perhitungan Kontribusi Pajak Penerangan Jalan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995) pengertian kontribusi

adalah sumbangan. Kontribusi adalahsesuatu yang diberikan bersama-sama

dengan pihak lain untuk tujuan biaya, atau kerugian tertentu atau bersama.

Sehingga kontribusi disini dapat diartikan sebagai sumbangan yang diberikan oleh

Pendapatan Asli Daerah terhadap besarnya Belanja Pemerintah Daerah.

Menurut Whidi Indra (2005) Rumus yang digunakan untuk menghitung

kontribusi sebagai berikut:

Pn = .

Keterangan :

Pn : kontribusi penerimaan pajak penerangan jalan terhadap

pendapatan asli daerah

QY: jumlah penerimaan pendapatan asli daerah

QX: jumlah penerimaan pajak penerangan jalan

(25)

Arif Surochman, 2014

ANALISIS POTENSI PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN JALAN DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007-2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya tentang

potensi penerimaan pajak penerangan jalan di Kota Bandung selama tahun

2007-2011, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Potensi penerimaan pajak penerangan jalan di Kota Bandung selama kurun

waktu lima tahun periode 2007-2011 selalu mengalami peningkatan, akan

tetapi, jika dibandingkan dengan realisasinya menunjukan adanya perbedaan

angka yang sangat besar, yakni sebesar Rp.415.330.428.375. Ini dikarenakan

DPPKAD Kota Bandung belum mampu menggali potensi riil Pajak

Penerangan Jalan. Sehingga mengakibatkan adanya kerugian yang cukup

besar yang ditandai dengan penentuan target yang sangat rendah untuk

penerimaan pajak penerangan jalan, walaupun dalam penentuan target dan

realisasi selalu mengalami peningkatan.

2. Kontribusi penerimaan Pajak Penerangan Jalan di Kota Bandung selama

periode tahun 2007-2011 jika ditinjau dari segi potensi ril dan realisasinya

terdapat perbedaan yang sangat signifikan. Dimana rata-rata Kontribusi

penerimaan Pajak Penerangan Jalan jika dilihat dari realisasinya hanya

mencapai angka 24% terhadap Pajak Daerah dan 14% terhadap Pajak Asli

Daerah yaitu sebesar Rp.72.776.537.587, dilain pihak jika rata-rata

Kontribusi dilihat dari segi Potensi Ril yang ada mencapai angka 56%

tehadap Pajak Daerah dan 31% terhadap Pajak Asli Daerah yaitu sebesar

Rp.155.842.623.262. Mengindikasikan bahwa Dinas Pendapatan Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah Kota Bandung belum bisa sepenuhnya

(26)

60

Arif Surochman, 2014

ANALISIS POTENSI PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN JALAN DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007-2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5.2Saran

1. Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan

dan Aset (DPKAD) Kota Bandung diharapkan bisa berkoordinasi dengan PT

PLN APJ Kota Bandung, melengkapi dan melakukan validasi data-data yang

dimiliki daerah, khususnya data-data tentang potensi Pajak Penerangan Jalan.

Dan melakukan perhitungan ulang terhadap penetapan target penerimaan

pajak penerangan jalan agar agar sesuai dengan potensi ril yang ada.

2. PT PLN APJ Kota Bandung agar bisa lebih terbuka lagi mengenai data-data

potensi Pajak Penerangan Jalan dan bisa berkoordinasi dengan DPPKAD

Kota Bandung, guna tercapainya penerimaan pajak penerangan jalan di Kota

Bandung yang sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh daerah Kota

Bandung.

3. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar penelitian selanjutnya, namun ada

baiknya menambahkan beberapa variabel, sehingga lebih mampu

menjelaskan variabel yang mempengaruhi penerimaan pajak penerangan

(27)

Arif Surochman, 2014

ANALISIS POTENSI PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN JALAN DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007-2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Alam Pradita. 2009. Analisis Potensi Pengembangan Pajak Hotel di

Kabupaten Semarang. Skripsi S1 (Tidak di publikasikasikan) Fakultas

Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang.

Arikunto. Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rhineka Cipta.

Erly Suandy. 2008. Hukum Pajak. Jakarta: Salemba Empat

Guritno Mangkoesoebroto. 1997. Ekonomi Publik. Yogyakarta : BPFE

Hamrolie, Harun. 2003. Menghitung Potensi Pajak dan Retribusi Daerah,

Yogyakarta: BPFE

Imam Bactiar. 2003. Optimalisasi Pajak Daerah Dalam Rangka Mendukung

Penerimaan Daerah (Kasus Pajak PJU di Kabupaten Bekasi). Tesis S2

(Tidak di publikasikasikan) Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Jakarta.

Insukindro.1992. “Pembentukan Model Dalam Penelitian Ekonomi”. Jurnal

ekonomi dan Bisnis Indonesia. No.1, tahun VII.BPFE-UGM

Kuncoro, Mudrajad. 1997. Ekonomi Pembangunan, Teori dan Aplikasi untuk

Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta :UPP AMP YKPN

Mudrajad, Kuncoro, 2004, Otonomi dan Pembangunan Daerah: Reformasi,

Perencanaan, Strategi dan Peluang, Jakarta: Erlangga

PT. PLN APJ Kota Bandung. 2007. Laporan TUL Tahun 2007. Bandung: PT.

PLN Persero APJ Kota Bandung

PT. PLN APJ Kota Bandung. 2008. Laporan TUL Tahun 2008. Bandung: PT.

PLN Persero APJ Kota Bandung

PT. PLN APJ Kota Bandung. 2009. Laporan TUL Tahun 2009. Bandung: PT.

PLN Persero APJ Kota Bandung

PT. PLN APJ Kota Bandung. 2010. Laporan TUL Tahun 2010. Bandung: PT.

PLN

Persero APJ Kota Bandung

(28)

Arif Surochman, 2014

ANALISIS POTENSI PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN JALAN DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007-2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PLN Persero APJ Kota Bandung

Mardiasmo. 2003. Perpajakan. Yogyakarta: Andi Yogyakarta

Siahaan P, Marihot. 2005. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta: Grafindo

Miyasto. 1997. Sistem Perpajakan Nasional dalam Era Ekonomi Global.

Semarang: Diponegoro University Press

Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 18 Tahun 2008. 2008. Tentang Pajak

Penerangan Jalan. Bagian Hukum SETDA Kota Bandung.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2001. 2001.

Tentang Pajak Daerah. Departemen Dalam Negeri

Sardono Sukirno. 1996. Pengantar Teori Makroekonomi. Jakarta: Rajawali

Pres.

Simanjuntak. 2001. Analisis Potensi Pendapatan Asli Daerah. Bunga Rampai

Keuangan Daerah. Yogyakarta : AMP YKPN

Sutrisno. 2002. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan

Daerah (Studi Kasus: Kabupaten Semarang). Tesis S2 (Tidak di

publikasikasikan) Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Semarang

Sekaran, Uma. 2006. Metode Penelitian Bisnis 2 Edisi 4. Jakarta:

Salemba Empat

Undang – Undang Nomor 22 Tahun 1999. 1999. Tentang Pemerintah Daerah.

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1999. 1999. Tentang

Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah. Dewan Perwakilan

Rakyat Republik Indonesia.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2000. 2000. Tentang

Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah. Dewan Perwakilan

Rakyat Republik Indonesia

Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2004. 2004. Tentang Perimbangan

Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.

(29)

Arif Surochman, 2014

ANALISIS POTENSI PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN JALAN DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007-2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Perundang-undangan, Perpajakan dan Aturan Pelaksanaan Perpajakan

Gambar

Tabel 1.1 Penerimaan Pajak Daerah dan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Tabel 1.2  Realisasi Penerimaan Macam-Macam Pajak Asli Daerah
Tabel 1.3 Pertumbuhan Jenis Pajak Daerah terhadap Penerimaan Pajak Asli Daerah

Referensi

Dokumen terkait

Pembuatan daftar Komposisi da n Indikasi Obat dengan Visual Basic 6.0, sesuai dengan judulnya disusun dengan menggunakan Aplikasi Pemrograman Visual Basic, Visual Basic adalah

Angka yang ditulis adalah dalam angka penuh, yaitu tidak disingkat dalam ribuan atau jutaan..

Dengan demikian IAIN Purwokerto perlu menyusun Standar Mutu Non Akademik yang mencakup standar minimal tentang Standar Sarana Prasarana, Sistem Informasi dan

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penyusunan Laporan Tugas Akhir dengan judul “PERENCANAAN RETARDING POND

Yaitu, teknik pengumpulan data yang dilaksanakan dengan cara menyebarkan.. daftar pertanyaan yang dilengkapi dengan beberapa alternatif

Misalnya Daerah Karanganyar sampai Wilalung (Sungai Serang) sebesar 40 mm/th, Daerah antara Wilalung Sampai Godong (Sungai Serang) sebesar 36 mm/th (kajian SMEC). Kondisi fisik

Winardi, Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001. Universitas

Kapasitas Beban Lateral pada Tanah Kohesif; (a) untuk Pondasi Tiang Pendek, (b) untuk Pondasi Tiang Panjang. (Sumber :